• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Radiografi Gardner Sindrom Pada Rongga Mulut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Radiografi Gardner Sindrom Pada Rongga Mulut"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN RADIOGRAFIS GARDNER’S

SYNDROME DI RONGGA MULUT

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

WILVERA WINDAYANA 05060079

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan

di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 21 Januari 2010

Pembimbing : Tanda tangan

(3)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan tim penguji

pada tanggal 21 Januari 2010

TIM PENGUJI

KETUA : Hj. Trelia Boel, drg., M.Kes, Sp RKG

ANGGOTA : 1. H. Asfan Bahri, drg., Sp.RKG,

2. H. Amrin Thahir, drg

(4)

Wilvera Windayana

Gambaran Radiografi Gardner Sindrom Pada Rongga Mulut

Vi + 22 halaman

Gardner sindrom adalah suatu kelainan genetik yang jarang terjadi, yang

ditandai dengan adanya poliposis yang berada di kolon, multiple osteoma, tumor di

jaringan lunak. Insiden terjadinya Gardner sindrom di negara Turki antara 1: 8.000

dan 1: 14.000 kelahiran yang hidup

Secara klinis dijumpai adanya kista epidermoid, baik yang kutaneus maupun

yang nonkutaneus. Secara radiografi (panoramik) dapat terlihat adanya gigi impaksi,

gigi berlebih, osteoma, ataupun odontoma. Selain foto panoramik alat bantu diagnosa

yang dapat digunakan adalah Computed Tomography (CT) dan CT scan.

Gambaran radiografi memperlihatkan lokasi lesi radiopaq. Lesi lain

digambarkan dengan terlihatnya daerah luas yang difuse, gambaran radiopaq

menyebar seperti kapas (cotton wool-like) pada rahang, dan dikenal sebagai suatu

lesi radiopaque yang tersebar luas.

Pada penyakit sindrom Gardner tidak ada perawatan yang spesifik, tetapi jika

menggangu dapat dilakukan perawatan yang sesuai dengan penyakitnya. Prognosa

Gardner sindrom tergantung pada tingkat keparahan dan stadiumnya.

Daftar Rujukan : 18 (1999 - 2009)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Radiologi Dental

(5)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada ALLAH SWT yang senantiasa

telah melimpahkan rahmatnya, kesehatan, serta ilmu pengetahuan yang berguna. Sehingga

skripsi ini telah selesai disusun yang merupakan salah satu syarat untuk mendapaikan

Sarjana Kedokteran Gigi di Universitas Sumatera Utara

Dalam penulisan skripsi ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga kepada kedua orang tua saya Zulfan (Bapak), Hj Nining (Ibu) yang telah

memberikan dukungan, kasih sayang, serta doa yang tiada henti – hentinya. Serta ucapan

terima kasih kepada orang tua angkat saya Drg, Drs, H. Edi S Timan dan Ir Hj Nursiah

Abe yang telah memberikan dukungan serta doa yang tiada hentinya,Tak lupa pula

penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu-Ibu dan Om-om saya yang telah memberi

semangat, adik – adik sepupu ( Fadli, Fahri, Edwin, Dika, Taufiq, Fandi, Dita,Triska &

Tiara ) yang telah bayak membantu penulis dalam mengerjakan skripsi ini

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini , penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Prof. Ismet Daniel Nasution, drg., Sp.Prost.,Ph.D selaku dekan di Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Drg. Trelia Boel, M.Kes,Sp RKG selaku pembimbing skripsi yang telah

(6)

3. Drg..Aini Hariyani selaku pembimbing akademik yang telah memberikan

pengarahan dan bimbingan selama menuntut ilmu.

4. Drg. H. Asfan Bahri ,Sp.RKG, Drg, H. Amrin Thahir,Drg. Lidya Irani

selaku staf pengajar yang telah memberikan masukan atas penyelesaian

skripsi ini, beserta staf pengajar lainnya di Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Sumatera Utara, yang telah mendidik dan membimbing penulis

selama menuntut ilmu di masa pendidikan.

5. Handoko, SKG tersayang yang telah banyak membantu penulisan skripsi

ini serta memberikan kasih sayang, semangat, masukan serta doa yang

tulus

6. Sahabat-sahabat winda yang baik ( Citra, Ridha, Dian, Rini, Dira, vina dan

yulia) yang telah memberikan dukungan, masukan, serta tetap menjalin

persahabatan kita untuk selamanya

7. Seluruh anak stambuk 2005 atas bantuan, dukungan dan semua hal yang

diberikan kepada penulis selama menjalani perkuliahan, serta teman-teman

yang skripsi di bagian radiologi dental.

8. Ucapan terima kasih kepada seluuh anggota dan pengurus HMI

Akhirnya penulis mengharapkan semoga hasil karya atau skripsi ini dapat

Memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, ilmu pengetahuan dan

masyarakat. Semoga Allah selalu meridhoi kita semua.Amin

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN GAMBARAN KLINIS GARDNER’S SYNDROME 3.1 Gambaran umum gardner’s sindrome ... 7

3.2 Gambaran klinis gardner’s sindrome ... 8

BAB 4 GAMBARAN RADIOGRAFI ORAL & MAXILOFASIAL GARDNER’S SYNDROME 4.1 Gambaran radiografi ... 10

4.2 Laporan kasus. ... 15

4.3 Perawatan dan Prognosa ... 18

(8)

DAFTAR RUJUKAN ... 21

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Multipel poliposis intestinal yang luas pada pasien penderita

gardner syndrome ... 7

2. .. Kista epidermal di kepala pada penderita Gardner sindrom ... 8

3. Presentasi awal yang penting untuk ekstraoral osteoma dan kista

Sebaseous ganda dan osteoma dari tengkorak ... 8

4. Osteoma di rahang atas ... 9

5. Gambaran coronal CT dari maksila yang menunjukkan osteoma pada sinus makstla sebelah kiri dan pada tulang zigomatik

sebelah kanan (arrow) ... 10

6. Foto panoramik menunjukkan adanya gigi yang tidak erupsi, impacted, dan osteoma pada mandibula kanan dan di berbagai

daerah lainnya pada maksika dan mandibuka ... 11

7. Impaksi gigi kaninus oleh odontoma (arrow) ... 11

8. Foto periapikal menunjukan adanya Penumpukkan odontoma di

premolar rahang bawah. (arrow)... 11

9. Foto panoramik menunjukkan adanya multiple osteomas dan mandibula kanan dan pada kedua sudut mandibula,dan juga pada sinus maksila sebelah kiri dan di prosesus zigomatikum

maksilaris kanan, serta sklerosis yang difus di mandibula ... 12

10.Foto panoramik menunjukkan adanya multiple osteomas dan

gigi kaninus yang impacted pada mandibula ... 13

11.Lateral 3 D CT dari sebelah kanan menunjukkan keberadaan

osteoma seperti formasi exostotik ... 13

12.Gambar axial CT menunjukkan beberapa daerah kelebihan gigi

(10)

13.Adanya osteoma pada lingual kortek pada foramen Mandibula

dan kanal mandibula sebelah kanan(arrow) ... 14

14.Foto ekstraoral menunjukkan keadaan asimetris mandibula ... 15

15.Foto intraoral menunjukkan hubungan Molar klas 1 dan adanya pertumbuhan yang tidak sempurna pada regio anterior dan

posterior... 16

16.Foto panoramik menunjukkan adanya erupsi yang tertunda serta

peningkatan kepadatan tulang trabekular ... 16

17.Foto antero posterior menunjukkan adanya gambaran simetris

mandibula ... 17

18.Gambar menunjukkan adanya multiple osteoma (arrow) disepanjang mandibula, sedangkan pada maksila hanya sedikit

(11)

Wilvera Windayana

Gambaran Radiografi Gardner Sindrom Pada Rongga Mulut

Vi + 22 halaman

Gardner sindrom adalah suatu kelainan genetik yang jarang terjadi, yang

ditandai dengan adanya poliposis yang berada di kolon, multiple osteoma, tumor di

jaringan lunak. Insiden terjadinya Gardner sindrom di negara Turki antara 1: 8.000

dan 1: 14.000 kelahiran yang hidup

Secara klinis dijumpai adanya kista epidermoid, baik yang kutaneus maupun

yang nonkutaneus. Secara radiografi (panoramik) dapat terlihat adanya gigi impaksi,

gigi berlebih, osteoma, ataupun odontoma. Selain foto panoramik alat bantu diagnosa

yang dapat digunakan adalah Computed Tomography (CT) dan CT scan.

Gambaran radiografi memperlihatkan lokasi lesi radiopaq. Lesi lain

digambarkan dengan terlihatnya daerah luas yang difuse, gambaran radiopaq

menyebar seperti kapas (cotton wool-like) pada rahang, dan dikenal sebagai suatu

lesi radiopaque yang tersebar luas.

Pada penyakit sindrom Gardner tidak ada perawatan yang spesifik, tetapi jika

menggangu dapat dilakukan perawatan yang sesuai dengan penyakitnya. Prognosa

Gardner sindrom tergantung pada tingkat keparahan dan stadiumnya.

Daftar Rujukan : 18 (1999 - 2009)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Radiologi Dental

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

Gardner sindrom adalah suatu kelainan genetik yang jarang terjadi, yang

ditandai dengan adanya poliposis yang berada di kolon, multiple osteoma, tumor di

jaringan lunak. Secara klinis Gardner sindrom dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu,

kutaneous dan nonkutaneous.1,3,4,8

Gardner sindrom memiliki suatu penetrasi dominan yang tinggi dan variabel

ekspresi, dengan insiden antara 1:8.000 dan 1:14.000 kelahiran yang hidup. Tidak ada

data yang tepat di negara Turki. Mayoritas individu memiliki riwayat keluarga dari

penyakit ini, tetapi 25% pasien dapat terjadi dengan suatu mutasi dominan yang baru

dan menjadi anggota pertama dari keluarga mereka.1,13

Gambaran radiografi Gardner sindrom di rongga mulut antara lain adalah

adanya osteoma, odontoma, impaksi gigi dan gigi berlebih. Foto panoramik memliki

nilai batas evaluasi, lokalisasi dan perluasan massa tumor, mempertimbangkan adanya

tumpang tindih struktur tulang dan daya gambar bidimensional.6

Pada penyakit Gardner sindrom ini tidak ada perawatan yang spesifik, tetapi

jika menggangu dapat dilakukan perawatan yang sesuai dengan indikasi perawatan di

rongga mulut.. Prognosa Gardner sindrom tergantung pada tingkat keparahan dan

(13)

Pada skripsi ini akan dibahas mengenai etiologi, patofisiologi, gambaran umum,

gambaran radiografi, prognosa serta perawatannya.Dengan adanya gambaran

panoramik, maka dapat membantu dokter gigi untuk mendeteksi lebih awal

(14)

BAB 2

GARDNER’S SYNDROME

2.1 Defenisi

Gardner sindrom adalah suatu kelainan genetik yang jarang terjadi, yang

ditandai dengan adanya poliposis yang berada di kolon, multiple osteoma, tumor di

jaringan lunak. Sindrom ini diberi nama oleh Eldon J. Gardner yang menemukan

gambaran karakteristik dari sindrom tersebut pada tahun 1951. Perubahan keganasan

dari polip kolon menjadi kanker kolon yang terjadi pada semua kasus, penyakit ini

biasanya terjadi pada orang dengan kualitas hidup yang rendah.1,3,4

Insiden Gardner sindrom di negara Turki antara 1: 8.000 dan 1: 14.000

kelahiran ysng hidup. Mayoritas individu memiliki riwayat keluarga dari penyakit ini,

tetapi 25% pasien dapat terjadi dengan suatu mutasi dominan yang baru dan menjadi

anggota pertama dari keluarga mereka.1,13

2.2 Etiologi

Etiologi Gardner Sindrom kini telah diketahui, yaitu adanya mutasi di dalam

gen APC (Associated Polyposis Conditions) yang berada di dalam kromosom 5q21

(pita q21 di kromosom 5). Gen ini sama seperti pada mutasi di dalam penyakit familial

adenomatous polyposis (FAP), suatu penyakit umum yang juga dapat menyebabkan

(15)

Informasi genetik baru dan pembentukan molekular yang baru telah

menyebabkan beberapa gangguan genetik yang dipecah menjadi kesatuan ganda

sementara kelainan genetik lainnya bergabung menjadi satu keadaan. Sehingga pada

abad 20 Gardner Sindrom tidak lagi sebagai suatu penyakit genetik tersendiri tetapi

Gardner sindrom merupakan suatu penyakit yang berhubungan dengan familial

adenomatous polyposis (FAP) dan lebih mudah dikenal dengan suatu variasi

phenotypic FAP.3

Penyebab familial adenomatous polyposis yaitu:2

1. Suatu mutasi gen APC, yang berada di kromosom 5

2. Hilangnya metilasi DNA

3. Suatu mutasi gen RAS, yang berada di kromosom 12

4. penghapusan gen kanker kolon yang dihapus (DCC), yang berada di

kromosom 18

5 suatu mutasi gen TP53, yang berada di kromosom 17.

2.3 Patofisiologi

Gen APC pada kromosom 5 merupakan mutasi yang pertama dalam urutan

adenoma ke karsinoma dan diyakini sebagai awal terjadinya. Gen APC terdiri atas

2844 kodon dan 8532 nukleotida yang mengatur 15 akson. Gen tersebut diubah

(16)

Hal yang utama adalah mutasi yang pada gen APC menjadi penentu

manifestasi dan keganasan dari Gardner Sindrom. Mutasi kodon spesifik berhubungan

dengan manifestasi extrakolonik spesifik dan nomor, batasan waktu, dan degenerasi

keganasan adenoma. Gambaran yang paling konsisten pada suatu mutasi di kodon

1309 (akson 15) berhubungan dengan peningkatan manifestasi extrakolonik, suatu

peningkatan jumlah polip, suatu usia yang lebih muda pada serangan kanker, dan

resiko dari kanker pada spesimen-spesimen prophylactically resected.2

Familial adenomatous polyposis (FAP) secara umum ditandai dengan lebih

dari 100 polip di dalam kolon, yang mendominasi pada sisi kiri. Pendeteksian polip

dengan colonoscopy lebih dari 7000 pengamatan pada spesimen menyatakan bahwa

pasien dengan lebih dari 1000 polip telah terbukti memiliki 2-3 kali terkena resiko

kanker dibandingkan pasien dengan polip dibawah 1000, tidak tergantung usia. Resiko

kanker meningkat 2-4 kali untuk setiap jarak 10 tahun. Mutasi dalam kodon 233, 835,

1179, 1323, dan 1407 juga berhubungan dengan suatu peningkatan jumlah polip dan

menyebabkan peningkatan resiko kanker.3

Laporan dokumen 4 individu dengan suatu mutasi pada kodon 1962 yang

mempunyai kanker kolorektal tanpa disertai adanya polip tidak menunjukkan adanya

suatu keadaan yang dapat menimbulkan suatu resiko kanker. Dengan kata lain bahwa

ada atau tidak adanya polip tidak berhubungan dengan ada resiko kanker, Sehingga

keadaan tersebut tidak selalu benar. Sementara keluarga-keluarga yang menunjukkan

suatu mutasi pada kodon 1982 atau 1983 menunjukkan suatu pengurangan

(17)

menghasilkan lebih sedikit polip dalam kehidupan dan mempunyai suatu kemajuan

yang mengarah ke kanker.2

Urutan penyebab mula terjadinya adenoma ke karsinoma merupakan mutasi

dalam gen APC yang membiarkan epitelium kolon normal untuk berkembang biak.

Sel epitelium bertambah banyak, dan mukosa menjadi tebal. Suatu gen APC yang

normal menggunakan efek intraselnya dengan berikatan ke beta-catenin. Tindakan

beta-catenins merupakan 2 ikatan. Pertama, mereka berikatan dengan cadherins, hal

tersebut mempromosikan ikatan adesi sel dan interaksi sel dengan sel. Yang kedua,

mereka mengirimkan sinyal intrasel ke inti sel, mempromosikan proliferasi.2

Urutan kedua terjadinya adenoma ke karsinoma yaitu hilangnya metilasi DNA

atau hypomethylation. Hal ini mengakibatkan konversi dari berkembangnya epitelium

ke suatu adenoma. Adenoma lalu mengalami perubahan bentuk lebih lanjut ke suatu

adenoma intermediate oleh suatu mutasi RAS dan kemajuan kesuatu adenoma yang

baru karena penghapusan DCC.2

RAS berada di kromosom 12 dan bertanggung jawab atas pengkodean protein

glutamyl transpeptidase (GTPASE), yang sangat penting di dalam pemberian sinyal

intrasel. GTPASE bertanggung jawab mengubah p21 aktif menjadi p21 yang non-aktif

oleh protein dephosphorylating p21. P21 dirubah menjadi bentuk aktifnya oleh tirosina

kinase via fosforilase, dalam bentuk GTPase. Kemudian P21 aktif merangsang nukleus

(18)

BAB 3

GAMBARAN UMUM DAN GAMBARAN KLINIS GARDNER’S SYNDROME

3.1 Gambaran Umum

Gardner Sindrom dapat diidentifikasi didalam rongga mulut, dengan gambaran

umum seperti gigi-geligi yang impacted, jumlah gigi yang berlebih, multiple osteoma

pada rahang yang memberikan gambaran seperti "benang wool" dan multiple

odontoma, congenital hypertrophy of the retinal pigment epithelium (CHRPE) dan

juga adanya multiple polip adenomatous di kolon. Sindrom ini berhubungan juga

dengan familial adenomatous polyposis (FAP) dan dapat bermanifestasi sebagai

fibromatosis yang agresif (tumor desmoid) dari retroperitoneum.6,7,8

Gambar 1. Multipel poliposis intestinal yang luas pada pasien penderita Gardner sindrom 11

(19)

3.2 Gambaran Klinis

Kelainan kulit yang paling banyak dijumpai pada pasien penderita Gardner

sindrom adalah adanya kista epidermoid, yang cenderung menjadi lebih banyak dan

berbentuk multiple dengan persentase 50% –65% pada penderita. Keadaan ini terjadi

pada daerah ekstrimitas, wajah, dan kulit kepala yang dapat terjadi sebelum atau

setelah hasil diagnosa sindrom Gardner.4,8

Gambar 3. Presentasi awal penting untuk ekstraoral osteoma dan kista sebaseous ganda dan osteoma dari tengkorak4

(20)

Gambaran klinis Gardner sindrom dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu,

kutaneous dan nonkutaneous. Gambaran paling nyata pada kulit penderita Gardner

sindrom adalah adanya kista epidermoid. Kista ini dapat dibedakan dengan kista

epidermoid yang biasa dengan melihat faktor-faktor berikut: 5

1. Kista Epidermoid Gardner sindrom biasanya terjadi pada usia muda

(sewaktu pubertas) dibandingkan dengan kista biasa.

2. Kista epidermoid terjadi di daerah umum seperti muka, kulit kepala dan

ekstrimitas- ekstrimitas dengan jumlah yang lebih sedikit dibandingkan

dengan kista biasa.

3. Sama halnya dengan kista Gardner sindrom, kista epidermoid biasa

bersifat Asimptomatik, namun dalam beberapa hal dapat menimbulkan

gatal, inflamasi, sampai ruptur.

(21)

BAB 4

GAMBARAN RADIOGRAFI ORAL & MAXILOFASIAL GARDNER’S SYNDROME

4.1 Gambaran Radiografi

Panoramik radiografi dapat digunakan untuk mendeteksi awal dari Gardner

sindrom oleh dokter gigi, seperti osteoma, odontoma, gigi impaksi dan gigi berlebih,

dapat terlihat di dalam pemeriksaan radiologi yang biasa dilakukan. Foto panoramik

memiliki nilai batas evaluasi, lokalisasi dan perluasan massa tumor,

mempertimbangkan adanya tumpang tindih dari struktur tulang dan daya gambaran

bidimensional. DelBalso dan Werning berpendapat bahwa Computed Tomography

(CT) adalah model jenis foto rontgen paling baik untuk mendiagnosa osteoma.6

Gambar 5. Gambaran coronal CT dari maksila yang menunjukkan osteoma pada sinus maksila sebelah kiri dan pada tulang zigomatik sebelah kanan (arrow)6

(22)

Halling dkk, melaporkan suatu kasus Gardner sindrom secara radiografi

melalui foto panoramik menunjukkan adanya multiple osteoma yang tersebar luas di

mandibula yang berhubungan dengan odontoma. Yuasa dkk, berpendapat bahwa

CT-scan dapat memberikan hasil gambaran osteoma yang lebih jelas dan tepat pada

maksila.6

Gambar 6. Foto panoramik menunjukkan adanya gigi yang tidak erupsi, impacted, dan osteoma pada mandibula kanan dan di berbagai daerah lainnya pada maksila dan mandibula4

Gambar 8. foto periapikal menunjukan adanya Penumpukkan odontoma di premolar rahang bawah. (arrow)6

Gambar 7. Impaksi gigi kaninus oleh odontoma (arrow)6

(23)

Pada kasus Gardner sindrom kelainan skeletal, yang paling umum dijumpai

adalah osteoma. Osteoma tersebut merupakan suatu komponen yang penting pada

Gardner sindrom. Tumor jinak yang ditandai dengan pertumbuhan lambat,

berkelanjutan dan paling sering terjadi pada mandibula, kortek tengkorak dan

sinus-sinus paranasal. Sudut mandibula merupakan suatu diagnostik yang utama. Osteoma

ataupun exostoses, sering kali dikenal sebagai, osteoma perifer atau endostoses, yang

dapat dideteksi melelui radiografi. Gambaran radiografi memperlihatkan lokasi lesi

radiopaq dengan batasan yang tajam. Lesi lain digambarkan dengan terlihatnya daerah

yang luas dan difuse,gambaran radiopaq yang menyebar seperti kapas (cotton

wool-like) pada rahang, dan dikenal sebagai suatu lesi radiopaque yang tersebar luas.8

(24)

.

Gambar 10. Foto panoramik menunjukkan adanya multiple osteoma dan gigi kaninus

yang impacted pada mandibula1

Gambar 11. Lateral 3 D CT dari sebelah kanan menunjukkan keberadaan

(25)

Gambar 12. Gambar axial CT menunjukkan beberapa daerah kelebihan gigi pada mandibula serta adanya osteoma (arrow)6

(26)

4.2 Laporan Kasus

Seorang pasien pria berumur 21 tahun datang ke departemen kedokteran gigi

dengan keluhan adanya gigi yang tidak erupsi, adanya gangguan pengunyahan,

keadaan tidak estetik dan asimetri. Anamnese yang diperoleh dari pasien adalah ibu

dan saudaranya didiagnosa menderita Gardner sindrom. Pada pemeriksaan ekstra oral

terlihat adanya asimetri mandibula. Pada pemeriksaan klinis, ditemukannya hubungan

molar klas 1 angle dan adanya pertumbuhan yang tidak sempurna pada gigi permanen

regio anterior dan regio posterior, sedangkan pada jaringan lunak tidak ditemukan

keganjilan apapun. 8

(27)

Gambar 16. Foto panoramik menunjukkan adanya erupsi yang tertunda serta peningkatan kepadatan tulang trabekular 8

(28)

Pemeriksaan radiografi menunjukkan adanya kekurangan gigi pada gigi tengah

atas kanan dan kiri sejak lahir, tertundanya erupsi gigi kaninus, premolar 1 dan

premolar 2 pada maksila dan mandibula serta gigi berlebih. Adanya peningkatan

kepadatan di dalam struktur tulang trabekular dan terlihat gambaran seperti serabut

syaraf yang halus.8

Gambar 18. Gambar menunjukkan adanya multiple osteoma (arrow) disepanjang mandibula, sedangkan pada maksila hanya sedikit (arrowhead) 15

(29)

4.3 Perawatan dan Prognosa

Pada penyakit Gardner sindrom tidak ada perawatan yang spesifik, tetapi jika

diperlukan dapat menggunakan sigmoidoscopies untuk memastikan ada tidaknya

kanker yang berkembang dan menetap di bagian usus. Hal ini ditentukan oleh dokter

dan ahli bedah yang melaksanakan perawatan tersebut. Terapi ini merupakan

pencegahan yang dilaksanakan untuk mencegah kanker.10

Perawatan kista epidermoid Gardner sindrom sama seperti pada perawatan

kista biasa yaitu dilakukannya pemberian injeksi steroid secara intralesional. Pada

kista yang menyebabkan inflamasi, dilakukan eksisi ataupun menggunakan regular

colonoscopies jika diperlukan.10

Colectomy13 direkomendasikan pada pasien sindrom Gardner dengan polip

yang terdeteksi melalui colonoscopy atau jika biopsi yang dilakukan mengungkapkan

adanya displasia. 10

Pada osteoma,perawatan yang dilakukan adalah dengan mengeksisi jaringan

tulang yang terlibat. Hal ini hanya dilakukan bila bentuk tulang berubah ataupun

osteoma menghalangi fungsi tulang.10

Pasien-pasien dengan adanya osteoma pada tengkorak, rahang (bawah), sinus,

tulang rusuk atau tulang-tulang panjang direkomendasikan untuk mengikuti prosedur

pemeriksaan dengan menggunakan sigmoidoscopy. Pasien-pasien dengan gigi yang

banyak tidak erupsi, odontoma, atau kista dentigerous harus melelui pemeriksaan

kolon. Kondisi-kondisi yang berhubungan dengan kelainan yang ada di rongga mulut

(30)

Prognosa

• Tahap 1: Stadium A berarti kanker kolon hanya mampu menembus

lapisan-lapisan superfisial dari mukosa atau dinding usus. Tingkat harapan hidup lebih

dari 90 % penderita. Dalam hal ini pognosa A adalah yang terbaik.16

• Tahap II: Stadium B menunjukkan bahwa kanker kolon telah menyebar dan

menembus ke dalam lapisan muscular dinding usus sehingga memperburuk

prognosanya dan tingkat harapan hidup hanya 75 % - 80 %.16

• Tahap III: Stadium C menunjukkan bahwa kanker kolon menyusun

penyebarannya ke dalam atau mendekati daerah limfenode. Hal ini semakin

memperburuk prognosa sehingga harapan hidup semakin berkurang.16

• Tahap III dimana pada stadium ini kanker kolon menunjukkan adanya

keterlibatan dari limfe node yang telibat. Pasien-pasien yang 1-3 node yang

terlibat mempunyai tingkat harapan hidup 5 tahun lagi tapi dengan persentase

antara 45 % - 55 %, berarti penurunan persentase tersebut 20 % - 30 %.16

• Tahap IV: Stadium D menunjukkan bahwa kanker kolon sudah menyebar atau

bermetastase ke daerah yang lain, biasanya melibatkan paru-paru dan liver.

Pada stadium ini menyebabkan prognosa kanker kolon menjadi yang terburuk

(31)

BAB 5

KESIMPULAN

Gardner syndrom adalah suatu kelainan genetik yang jarang terjadi, dengan

karakteristik berupa tiga tanda, yaitu: poliposis, multiple osteoma, tumor di jaringan

lunak. Sindrom ini diberi nama oleh Eldon J. Gardner yang menemukan gambaran

karakteristik dari sindrom tersebut pada tahun 1951. Perubahan keganasan dari polip

kolon menjadi kanker kolon yang terjadi pada semua kasus, penyakit ini biasanya

terjadi pada orang dengan kualitas hidup yang rendah.1

Sindrom Gardner dapat diidentifikasi didalam rongga mulut, dengan gambaran

umum seperti gigi-geligi yang impacted, jumlah gigi yang berlebih, multiple osteomas

pada rahang yang memberikan gambaran seperti "benang wool" dan multiple

odontomas, congenital hypertrophy of the retinal pigment epithelium (CHRPE) dan

juga adanya multiple polip adenomatous di kolon

kista epidermoid biasa bersifat asimptomatik, namun dalam beberapa hal dapat

menimbulkan gatal, inflamasi, sampai ruptur.. Kista epidermoid terjadi di daerah

umum seperti muka, kulit kepala dan ekstrimitas-ekstrimitas dengan jumlah yang lebih

sedikit dibandingkan dengan kista biasa.

Dengan adanya gambaran foto panoramik sebagai alat bantu diagnosa. Maka

dokter gigi dapat mendeteksi lebih awal penyakit sindrom Gardner yang dapat

menyebabkan terjadinya osteoma, odontoma, gigi impaksi, dan gigi berlebih pada

(32)

DAFTAR PUSTAKA

1. Brkic Amila, Ozcamur cigdem. Orsl snd maxillofacial manifestations of

Gardner Syndrome: case report. 2009;43(1): 60-65.

2. MD Scott M Hovis, Gardner syndrome

( 12 Agt 2009)

3. Anonymous. Gardners_syndrome.

Gardners_syndrome WIKIPEDIA.htm > (29 Sept 2009)

4. Mansoor Madani DMD MD, Farideh Madani DMD. Case report Gardner

Syndrome Presenting With Dental Complaints. Archives of Iranian Medicine.

Vol 10, Number 4, 2007:535-539.

5. Ngan Vanessa, writer staff. Gardners_syndrome. 15 Jun 2009. www.Derm NetNZCOM

6. Fonseca LC, Kodama NK , Nunes2 FCF et al. CASE REPORT Radiographic

assessment of Gardner’s syndrome. Dentomaxillofacial Radiology (2007) 36,

121–124 2007 The British Institute of Radiology.http://dmfr.birjournals.org > (11 Sept 2009)

7. Butle Jonathan, HealyClaire , et al. Gardner syndrome—review and report of a

case. Oral Oncologt Extra

8. Basarana Guvenc, Erkanb Mustafa. One of the Rarest Syndromes in Dentistry

G ardner Syndrome. European Journal of Dentistry July 2008 - Vol.2

9. Anonymous. Gardner’s syndrome.29 Nov 2009.

Nov 2009)

10.Ko Christine J, MD. Dermatologic Manifestations of Gastrointestinal

Disease.Hal 1,12,15. 23 januari 2009. www.emedicine Dermatology.com

11.Anonymous. Familial Polyposis of the Colon (Gardner's Syndrome). 12 April 2007.

. ( 25 Okt 2009)

12.Handlers Janice P. Oral Manifestations of Gastrointestinal Disease. 1999

(33)

13.Khan Azeem Alam. Gardner's Syndrome. 13 Mei 2009.

14.Anonymous. 2008. Gardner syndrome

15.Dolan KD, Seibert J, Seibert RW. 1973. Gardner syndrome. Departements of radiology and otolaryngology: Jowa city.

16.Goldner S.2009. Colon cancer resource.

(34)

LAMPIRAN

Gen APC (Associated Polyposis Conditions) Adalah Gen yang memberikan instruksi untuk membuat APC protein, yang memainkan peran penting dalam beberapa proses seluler yang menentukan apakah suatu sel akan berkembang menjadi tumor.

Kodon adalah Sebuah rangkaian tiga nukleotida yang berdekatan yang merupakan kode genetik yang menentukan masuknya asam amino tertentu dalam rantai polipeptida selama sintesis protein atau sinyal untuk

menghentikan sintesis protein.

Prophylactically resected Adalah suatu tindakan untuk mencegah atau melawan terhadap penyakit dengan cara direseksi

Colonoscopy adala

melewati

Beta-catenin (atau β-catenin) adalah

dikodekan oleh gen

Cadherins adalah kelas utama dari protein membran dengan peran menonjol dalam sel adhesi, dan pengaturan jaringan organisasi dan morfogenesis.

Metilasi DNA adalah jenis modifikasi kimiawi DNA yang stabil selama putaran pembelahan sel tetapi tidak melibatkan perubahan mendasar dalam sekuens DNA dari organisme.

Glutamyl transpeptidase (GTPASE) adalah keluarga besar enzim yang dapat

mengikat dan menghidrolisa guanosin trifosfat (GTP).

Dephosphorylation adalah proses mengeluarkan

tirosin kinase adalah

(35)

CHRPE adalah lesi berpigmen oval dikelilingi oleh depigmented halo.

Retroperitoneum (atau extraperitoneum) adalah ruang anatomi dalam belakang (retro) d

Computed tomography (CT) adalah

CT scan adalah teknik sinar-X yang menghasilkan gambar tubuh yang

memvisualisasikan struktur internal dalam penampang daripada gambar yang tumpang tindih biasanya dihasilkan oleh sinar-X konvensional ujian.

Sigmoidoskopis adalah alat pemeriksaan medis yang kecil untuk pemeriksaan

Gambar

GAMBARAN UMUM DAN GAMBARAN KLINIS GARDNER’S SYNDROME
Gambar  3.  Presentasi awal penting untuk ekstraoral                      osteoma dan kista sebaseous ganda dan
Gambar 4.  Osteoma di rahang atas15
Gambar 5.  Gambaran coronal CT dari maksila  yang menunjukkan                      zigomatik sebelah kanan (arrow)                     osteoma pada sinus maksila sebelah kiri dan  pada tulang 6
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pasien dengan penyakit Pycnodysostosis harus mendapatkan perawatan gigi yang tepat, karena mudahnya terjagi fraktur pada tulang rahang dan adanya crowded yang

Gambaran klinis Dentinogenesis imperfecta tipe III pada umur 6 tahun menunjukkan atrisi gigi sulung dan permanen pada mandibula .... Gambaran radiografi panoramik

Adapun gambaran klinis pada rongga mulut berupa oligodonsia, transposisi gigi, diastema, gigi page shap, hypoplasia email dan hipodontia (biasanya melibatkan gigi insisivus

Pada gambar 6 berikut ini adalah gambaran radiografi panoramik dari seorang anak wanita penderita EEC Syndrome yang berusia 13 tahun, dari gambar terlihat tidak tumbuhnya

Ukuran mandibula yang lebih kecil dari ukuran normal, posisi lidah yang jatuh kebelakang, dan celah langit-langit menyebabkan terjadinya obstruksi saluran pernafasan atas

Radiografi panoramik menunjukkan gambaran ground glass dengan batas yang tidak jelas pada

Pada tumbuh kembang yang normal, gigi pada maksila dan mandibula erupsi. untuk mempertahankan kontak oklusi selama pertumbuhan wajah dan

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Anatomi Normal Rongga Mulut Ditinjau dari Radiografi Panoramik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Jawa Barat..