SKRIPSI
PENGARUH RISIKO USAHA BANK TERHADAP RETURN ON ASSETS PADA BANK UMUM NASIONAL YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK JAKARTA
Oleh :
NAMA : MINARTI IRMA JURAIDA
NIM : 040503115
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Pengaruh Risiko Usaha Bank Terhadap Return On Assets pada Bank Umum Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta
adalah benar hasil karya saya sendiridan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level program S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar, apa adanya. Dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas.
Medan, 19 Juni 2008
Yang membuat pernyataan
Minarti Irma Juraida
tuntunan yang senantiasa Bapa berikan kepadaku dalam menyelesaikan skripsi ini. Penyertaan Bapa sungguh sempurna dan kekal dalam setiap gerak langkah dalam hidupku. Banyak airmata dan sukacita yang telah kulalui dan aku percaya di atas semua itu rancangan dan waktu Bapa yang paling tepat bagi hidupku. Terima kasih ya Allahku untuk setiap kasihMu.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh Risiko Usaha Bank Terhadap Return On Assets pada Bank Umum Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.”
Untuk menyelesaikan skripsi ini, penulis telah berusaha sebaik mungkin dengan segenap kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Walaupun demikian, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.
dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku dosen pembimbing yang
telah banyak membantu dan memberikan bimbingan kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Firman Syarif SE, M.Si, Ak dan Bapak Syahrurrahman SE selaku penguji I dan penguji II yang telah membantu penulis melalui saran dan kritik yang diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis.
6. Para pegawai Departemen Akuntansi, Bank Hairil, Kak Dame dan Bang Oyong yang telah membantu penulis dalam administrasi di Departemen Akuntansi, serta para pegawai PPAK Bang Kartun dan Kak Vida.
menjemput kakak.
9. Kamu yang setia mendengar keluh kesah dan yang setia menyemangatiku serta memotivasi dan mendoakanku dalam segala kondisi yang kuhadapi. Aku juga yakin, semua akan terjawab dengan indah.
10. Kelompok Kecilku Kak Desmi, Kak Tenno, Kak Tina, dan Adik-adikku Astri, Evi dan Restu, yang bisa selalu jadi tempat untuk berbagi topik doa dan senantiasa memberikan semangat dan doa.
11. Sahabat-sahabatku yang aku kasihi, Fatma, Monika Siagian SE, Rani, Melda, Juven, dan Lele yang selalu ada sejak aku menginjakkan kaki di Akuntansi, yang juga selalu memberikan motivasi dan informasi yang aku butuhkan baik dalam belajar maupun dalam penyelesaian skripsi ini. Sahabat-sahabatku yang telah bersama denganku sejak SLTP, Irene dan Elvira, yang juga selalu membantu dan meneleponku saat aku butuhkan. 13. Teman-temanku di Akuntansi yang setia menjadi tempatku bertanya dan
berbagi keluh kesah, Septin, Delfi, Ageth, Herlina, Elyn, Marce, Vina, Tiur, Endry, Tinus, Opie, Della, Mouna SE, Narwin SE, Marsel, Marsha SE, Dewi, Kamalia dan semua angkatan 04 yang penulis tidak bisa tuliskan satu per satu.
15. Tim doa mamaku yang juga selalu mendukung dan mendoakan di sermon majelis.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak . Semoga Tuhan yang senantiasa melimpahkan berkat dan karuniaNya. Amin
Medan, 19 Juni 2008
Penulis,
Minarti Irma Juraida
Bank Umum Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi.
Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan desain kausal dengan jumlah sampel adalah sebanyak 22 Bank Umum Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini dilakukan untuk periode 2004 sampai dengan 2006. Data yang digunakan adalah data eksternal, yang diperoleh dari situs www.bei.go.id. Adapun yang menjadi variabel terikat adalah Return On
Assets dan variabel bebas adalah risiko usaha bank (risiko kredit, risiko likuiditas,
risiko modal dan risiko tingkat bunga). Data yang dianalisis dalam penelitian ini diolah dari laporan keuangan tahunan Bank Umum Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah pengujian asumsi klasik, lalu kemudian dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier sederhana dengan uji t dan menggunakan regresi linier berganda dengan uji F.
Hasil analisis menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun simultan, risiko usaha bank berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Assets pada Bank Umum Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Koefisien determinasi menunjukkan angka sebesar 0,471 mengindikasikan bahwa 47,1 % perubahan dalam ROA dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas dalam penelitian ini. Kata Kunci : Risiko Usaha Bank, Risiko Kredit, Risiko Likuiditas, Risiko
This is a replica research.
The method of this minithesis is a causal research design with 22 general national banks in Jakarta stock exchange. This research is done for 2004-2006 period. This research utilizes external data, those are taken from the website www.bei.go.id. Dependent variable in this research is Return On Assets and independent variables is Bank Business Risk ( Credit Risk, Liquidity Risk, Capital Risk, Interest Rate Risk). The data that is analyzed in this research are processed from annual financial reports general national banks on Jakarta stocks exchange. The data which have already collected are processed with classic asumption test before hypothesis test. Hypothesis test in this research use simple linier regression with t test and use multiple linier regression with F test.
The result of this research shows that bank business risk (Credit Risk, Liquidity Risk, Capital Risk, Interest Rate Risk), as partial or simultan have a significant impact toward Return On Assets in general national banks on Jakarta stocks exchange. Adjusted R square that shows value 0,471 indicates that 47.1 % turning in ROA can be determined by the independent variables in this research. Key words : Bank Business Risk, Credit Risk, Liquidity Risk, Capital Risk,
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I . PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II . TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 10
1.Bank ... 10
a. Definisi Bank ... 10
b. Pengelompokan Bank ... 10
c. Kegiatan Bank Umum ... 11
Bank Umum ... 15
c. Rasio Keuangan untuk Mengukur Risiko Bank Umum ... 18
3.Return On Assets ... 22
a. Rasio Rentabilitas ... 22
b. Return On Assets (ROA) ... 23
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24
C. Kerangka Konseptual ... 26
D. Hipotesis Penelitian ... 28
BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 29
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 29
C. Jenis Data ... 31
D. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33
E. Prosedur Pengambilan Data ... 34
F. Metode dan Teknik Analisis Data ... 34
1. Pengujian Asumsi Klasik ... 35
a. Uji Normalitas ... 35
b. Uji Multikolinearitas ... 35
A. Hasil Penelitian ... 39
1.Data Penelitian ... 39
2.Statistik Deskriptif ... 45
3.Pengujian Asumsi Klasik ... 47
a. Uji Normalitas... . ... 47
b. Uji Multikolinieritas ... 53
c. Autokorelasi…. .. ... 54
d. Heteroskedastisitas ... 55
4. Analisis Regresi ... 56
5. Pengujian Hipotesis ... 60
a. Uji –t………... ... 60
b. Uji – F... ... 62
B. Pembahasan Hasil Penelitian.. ... .63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 68
B. Keterbatasan ... 70
C. Saran... ... 70
Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan ... 30
Tabel 3.2 Waktu Penelitiaan ... 34
Tabel 4.1 Daftar Sampel Penelitian ... 39
Tabel 4.2 Data Penelitian masing-masing Variabel tahun 2004-2006 ... 42
Tabel 4.3 Descriptive Statistics ... 45
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas (1) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 48
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas (2)One-Sample Kolmogorov Smirnov Test setelah Transformasi Logaritma Natural ... 50
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinieritas ... 57
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi ... 58
Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi ... 60
Tabel 4.9 Hasil Uji t (1) ... 65
Tabel 4.10 Hasil Uji F ... 67
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 28
Gambar 4.1 Histogram ... 51
Gambar 4.2 Grafik Normal Plot ... 52
EfekJakarta2004-2006
Lampiran 2 Tabulasi Hasil Return On Assets Sampel
Lampiran 3 Tabulasi Hasil Non Performing Loans Sampel
Lampiran 4 Tabulasi Hasil Loans To Deposits Ratio Sampel
Lampiran 5 Tabulasi Hasil Capital Adequacy Ratio Sampel
Lampiran 6 Tabulasi Hasil Net Interest Margin Sampel
Lampiran 7 Descriptive Statistic sebelum Transformasi
Lampiran 8 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test sebelum Transformasi dan seletah Transformasi
Lampiran 9 Histogram sebelum Trasnformasi dan Setelah Transformasi
Lampiran 10 Grafik Normal Plot sebelum Transformasi dan Setelah Transformasi
Lampiran 11 Hasil Uji Multikolenieritas, Hasil Uji Autokorelasi dan Hasil Uji Heteroskedastisitas
Bank Umum Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi.
Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan desain kausal dengan jumlah sampel adalah sebanyak 22 Bank Umum Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini dilakukan untuk periode 2004 sampai dengan 2006. Data yang digunakan adalah data eksternal, yang diperoleh dari situs www.bei.go.id. Adapun yang menjadi variabel terikat adalah Return On
Assets dan variabel bebas adalah risiko usaha bank (risiko kredit, risiko likuiditas,
risiko modal dan risiko tingkat bunga). Data yang dianalisis dalam penelitian ini diolah dari laporan keuangan tahunan Bank Umum Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah pengujian asumsi klasik, lalu kemudian dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier sederhana dengan uji t dan menggunakan regresi linier berganda dengan uji F.
Hasil analisis menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun simultan, risiko usaha bank berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Assets pada Bank Umum Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Koefisien determinasi menunjukkan angka sebesar 0,471 mengindikasikan bahwa 47,1 % perubahan dalam ROA dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas dalam penelitian ini. Kata Kunci : Risiko Usaha Bank, Risiko Kredit, Risiko Likuiditas, Risiko
This is a replica research.
The method of this minithesis is a causal research design with 22 general national banks in Jakarta stock exchange. This research is done for 2004-2006 period. This research utilizes external data, those are taken from the website www.bei.go.id. Dependent variable in this research is Return On Assets and independent variables is Bank Business Risk ( Credit Risk, Liquidity Risk, Capital Risk, Interest Rate Risk). The data that is analyzed in this research are processed from annual financial reports general national banks on Jakarta stocks exchange. The data which have already collected are processed with classic asumption test before hypothesis test. Hypothesis test in this research use simple linier regression with t test and use multiple linier regression with F test.
The result of this research shows that bank business risk (Credit Risk, Liquidity Risk, Capital Risk, Interest Rate Risk), as partial or simultan have a significant impact toward Return On Assets in general national banks on Jakarta stocks exchange. Adjusted R square that shows value 0,471 indicates that 47.1 % turning in ROA can be determined by the independent variables in this research. Key words : Bank Business Risk, Credit Risk, Liquidity Risk, Capital Risk,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank dalam Undang- undang No. 7/1992 sebagaimana diubah dengan
Undang-undang No. 10/1998 dinyatakan sebagai “badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf
hidup orang banyak”. Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam
perkembangan perekonomian Indonesia pada masa sekarang ini karena
setiap aspek kegiatan operasionalnya memiliki kaitan yang erat dengan
perekonomian nasional. Hal ini sejalan dengan tujuan bank sebagai
lembaga keuangan yang berperan mendukung pembangunan perekonomian
nasional dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak,
pertumbuhan ekonomi dan peningkatan stabilitas nasional.
Bank dalam kegiatan operasionalnya melakukan peranannya dalam
proses intermediasi. Peran ini merupakan yang paling penting diantara
peran lainnya karena berhubungan langsung dengan kegiatan utama bank
yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (idle fund
surplus unit) dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang
membutuhkan dana (deficit unit). Peranan inilah yang dilaksanakan oleh
bank dalam rangka memperlancar lalu lintas pembayaran dan pelayanan
Bank selain berperan dalam memperlancar lalu lintas pembayaran dan
pelayanan jasa kepada masyarakat, juga mengharapkan laba dari kegiatan
operasionalnya. Kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan sering
disebut sebagai kemampulabaan atau rentabilitas. Tingkat rentabilitas bank
dapat memperlihatkan kinerja bank yang bersangkutan, karena tingkat
rentabilitasnya merupakan salah satu alat ukur dalam menilai kesehatan dan
kinerja bank. Semakin tinggi tingkat rentabilitasnya, maka akan semakin
baik kinerja bank tersebut. Salah satu rasio yang umum digunakan dalam
perbankan untuk menilai rentabilitasnya adalah tingkat pengembalian atas
perputaran aktiva totalnya atau Return On Assets (ROA).
Sawir (2005:32) menyatakan bahwa ROA merupakan “rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola
aktiva yang dikuasainya untuk menghasilkan berbagai income”. Sementara
menurut Manurung (2004:155), “sekalipun formula perhitungan ROA
sangat sederhana, namun angka yang dihasilkannya memberikan gambaran
awal tentang kondisi bank umum yang memberikan gambaran
pengelolaan”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ROA cukup baik
digunakan dalam menilai kinerja suatu bank umum. Semakin tinggi nilai
ROA yang dihasilkan, maka akan semakin baik bank tersebut dalam
mengelola aktivanya untuk menghasilkan laba.
Tingkat ROA standar yang ditentukan oleh Bank Indonesia untuk
perbankan adalah ≥ 2 persen ( Manurung, 2004:161). Hal ini berarti bahwa
yang dikatakan sehat harus mencapai nilai minimum sebesar 2%. Namun
fenomena yang terjadi pada bank-bank umum nasional yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta (Bursa Efek Indonesia) , belum semua memiliki nilai
ROA yang sesuai dengan standar minimum yang ditentukan oleh Bank
Indonesia.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi perbedaan nilai ROA tersebut,
semuanya berhubungan dengan bagaimana pihak manajemen bank mampu
mengelola aktiva yang mereka miliki untuk menghasilkan laba yang
diharapkan. Aktiva bank menurut sifatnya dapat dibedakan atas aktiva
produktif (antara lain terdiri dari kredit, penempatan dana di bank lain,
surat-surat berharga dan serta penyertaan modal) dan aktiva non produktif
(antara lain terdiri dari alat-alat likuid bank, aktiva tetap bank dan
inventaris kantor) Ali (2004:273). Pengelolaan aktiva bank untuk
menghasilkan laba memperhadapkan bank pada berbagai risiko usaha
bank, antara lain risiko kredit, risiko likuiditas, risiko modal dan risiko
tingkat suku bunga. Risiko merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi ROA bank.
Menurut Ali (2004:41) “risiko berupa potensi terjadinya suatu
peristiwa yang mampu memberikan pengaruh negatif, dapat menimpa siapa
saja, apa saja, kapan saja dan dimana saja, tak terkecuali terhadap
perbankan”. Sementara Santoso dalam tulisannya yang berjudul Market
dihadapi semakin besar juga. Kedua pernyataan ini memberikan
kesimpulan bahwa pada kenyataannya risiko dan laba merupakan dua hal
yang erat kaitannya.
Satu diantara aktiva bank yang sarat akan risiko adalah kredit. Semakin
besar keuntungan yang diharapkan bank dalam penyaluran kredit, maka
semakin tinggi pula risiko kredit yang akan muncul. Menurut Ali
(2004:70), “risiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat gagalnya
penerima kredit (debitur) dalam memenuhi perjanjian kredit untuk
melunasi pembayaran angsuran pokok dan pembayaran bunga kredit pada
bank”. Risiko kredit timbul karena adanya kredit bermasalah di bank yang
bersangkutan. Semakin besar risiko kredit yang dimiliki bank berarti
semakin besar kemungkinan bahwa aktiva bank tersebut tidak memberikan
laba seperti yang diharapkan oleh bank, dan hal ini akan mempengaruhi
nilai ROA bank tersebut.
Alat-alat likuid bank yang terdiri dari kas maupun giro pada Bank
Indonesia merupakan aktiva non produktif bagi bank, namun peranannya
tidak kalah penting dalam mendukung kegiatan operasional bank. Menurut
Siamat (2005:283) “ pengelompokan dana dalam pos ini semata-mata untuk
memenuhi semua penarikan dana yang dilakukan oleh nasabah disamping
untuk memenuhi ketentuan likuiditas wajib minimum yang ditetapkan oleh
bank sentral”. Bank dalam hal ini menghadapi risiko likuiditas.
Risiko likuiditas didefinisikan Manurung (2004:149) sebagai risiko
memenuhi kebutuhan transaksi para nasabah dan memenuhi
kewajiban-kewajiban yang harus dilunasi dalam tempo lebih kecil dari satu tahun”.
Semakin tingginya jumlah alat likuiditas bank memang mampu
menghindarkan bank dari risiko likuiditas, namun hal ini justru membawa
dampak negatif terhadap rentabilitas bank, karena bank semakin likuid
semakin tidak profitable ( Muljono, 2002:139). Berarti risiko likuiditas
memiliki pengaruh positif terhadap income bank karena semakin mampu
bank tersebut dalam mengelola dana yang dimiliki sehingga tidak terdapat
idle fund yang tinggi.
Manurung (2004:150) menyatakan risiko modal sebagai risiko “yang
berkaitan dengan ketidakmampuan bank untuk memenuhi
komitmen-komitmen usaha, karena ketidakmampuan dalam menyediakan modal yang
mencukupi”. Risiko modal pada umumnya dihadapi oleh bank-bank umum
yang terlalu mangandalkan dana pihak ketiga untuk membiayai aktiva yang
dimilikinya. Sehingga semakin tinggi risiko yang dihadapi bank tersebut
akan menyebabkan semakin tingginya kemungkinan bahwa bank yang
bersangkutan tidak mampu mengelola aktivanya dengan modal sendiri.
Semakin banyak dana pihak ketiga yang digunakan dalam mengelola aktiva
yang dimilikinya maka akan semakin tinggi biaya beban bunga atas dana
pihak ketiga tersebut. Hal ini akan mempengaruhi laba dari bank tersebut
sehingga akan mempengaruhi ROAnya juga.
dengan penghasilan bank dari non-interest income dan expense. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat bunga bank memiliki kaitan yang erat dengan
laba yang diharapkan oleh bank. Peranan tingkat bunga ini juga ternyata
memperhadapkan bank kepada risiko usaha yaitu risiko tingkat bunga.
Risiko tingkat bunga (Interest Rate Risk) adalah risiko yang dihadapi bank
umum karena perubahan tingkat bunga (Manurung, 2004 :149) . Sementara
risiko tingat bunga menurut Muljono (2002:133) adalah “kemungkinan
interest yang diterima oleh bank lebih kecil dari interest yang
dibayarkannya”. Kondisi ini akan memberi pengaruh terhadap laba bank
yang bersangkutan yang berarti juga berpengaruh terhadap ROA bank
tersebut.
Menurut Manurung (2004:151) rasio finansial yang umum digunakan
oleh bank umum sebagai indikator atau alat pengawasan dalam menghadapi
risiko-risiko usaha bank adalah Rasio Kredit Bermasalah atau Non
Performing Loan (NPL) untuk risiko kredit,Rasio Total Kredit terhadap
Dana Pihak Ketiga atau Loan To Deposit Ratio (LDR) untuk risiko
likuiditas,Rasio Kecukupan Modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR)
untuk risiko modal, dan Rasio Marjin Bunga Neto utau Net Interest
Margin (NIM) untuk risiko tingkat bunga.
Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dan lanjutan dari
peneliti-peneliti sebelumnya. Supriyatin (2003) melakukan penelitian Pengaruh
Risiko Kredit Mudharabah Terhadap Tingkat Profibilitas Bank Syariah.
keeratan hubungan yang berlawanan arah dengan profitabilitas pada Bank
Syariah. Penelitian Kotimah (2005) menunjukkan bahwa risiko kredit yang
dinilai dari tingkat kredit bermasalah yang dimiliki bank menyatakan
bahwa risiko kredit dan profitabilitas (ROA) bank cenderung berubah
positif. Sukowati (2006) meneliti pengaruh Analisis Pengaruh CAR, NPL,
NIM, BOPO dan LDR terhadap Profitabilitas (ROA & ROE) Bank Umum
(studi kasus terhadap 40 Bank Umum), hasil penelitian menunjukkan
bahwa profitabilitas bank dipengaruhi oleh biaya operasional, sedangkan
ROE selain dipengaruhi oleh biaya operasional juga dipengaruhi cadangan
kecukupan modal (CAR) dan laba bersih (NIM ). Dari penelitian ini juga
memperlihatkan bahwa indikator yang digunakan tidak semuanya
merupakan indikator yang baik dalam arti tidak mempengaruhi
profitabilitas secara signifikan. Sementara Nofianti (2007) yang melakukan
penelitian pengaruh risiko kredit terhadap renbatabilitas pada bank BNI 46
memperoleh hasil penelitian bahwa risiko kredit memiliki pengaruh yang
berlawanan arah dengan rentabilitas bank secara signifikan.
Keterbatasan sampel yang digunakan penelitian sebelumnya
mendorong penulis untuk kembali melakukan penelitian dengan
menambahkan jumlah sampel yaitu seluruh bank umum nasional yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta, untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat,
menambahkan variabel bebas yang akan diteliti yaitu risiko likuiditas,
2004-uraian sebelumnya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan
menuangkannya dalam sebuah karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi yang
berjudul Pengaruh Risiko Usaha Bank terhadap Return On Assets pada
Bank Umum Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas pada bagian
sebelumnya, maka permasalahan yang dibahas penulis adalah : apakah
Risiko Usaha Bank (risiko kredit, risiko likuiditas, risiko modal, dan risiko
tingkat bunga) baik parsial maupun simultan berpengaruh secara signifikan
terhadap Return On Assets pada Bank Umum Nasional yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : untuk mengetahui
apakah Risiko Usaha Bank (risiko kredit, risiko likuiditas, risiko modal,
dan risiko tingkat bunga) baik parsial maupun simultan berpengaruh secara
signifikan terhadap Return On Assets pada Bank Umum Nasional yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan adalah :
1. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan apabila suatu saat diminta
pendapat atau diminta untuk meneliti faktor-faktor yang
2. Bagi manajemen perbankan, sebagai bahan masukan untuk dapat
meningkatkan Return On Assets bank bersangkutan sehubungan
dengan risiko yang dihadapinya.
3. Bagi peneliti lainnya sebagai bahan masukan dan sumber
informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya sehingga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Bank
a. Definisi Bank
Berdasarkan Undang- undang No. 7/1992 sebagaimana diubah
dengan Undang-undang No. 10/1998 bahwa “Bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf
hidup orang banyak”.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004: 31,21) tentang Akuntansi
Perbankan, Bank adalah :
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.
Irmayanto (2004:53) mengatakan bahwa ”bank merupakan lembaga
keuangan yang menawarkan jasa keuangan seperti kredit, tabungan,
pembayaran jasa dan melakukan fungsi-fungsi keuangan lainnya secara
professional”.
b. Pengelompokan Bank
Berdasarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 dan ditegaskan
lagi dalam Undang-undang RI No. 10 tahun 1998, bank dikelompokkan
1) Bank Umum yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran,
2) Bank Perkreditan Rakyat yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensionaldan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Berdasarkan kepemilikannya bank dapat dikelompokkan atas :
1) Bank Pemerintah Pusat yang merupakan bank yang keseluruhan
sahamnya dimiliki oleh pemerintah pusat,
2) Bank Pemerintah Daerah yang merupakan bank yang keseluruhan
sahamnya dimiliki oleh pemerintah daerah,
3) Bank Swasta Nasional yang merupakan bank yang keseluruhan
sahamnya dimiliki oleh pihak swasta nasional
4) Bank Asing yang merupakan bank yang keseluruhan sahamnya
dimiliki oleh pihak asing, yang mengembangkan usahanya dengan
membuka cabangnya di Indonesia,
5) Bank Campuran yang merupakan bank yang sahamnya sebagian
dimiliki oleh pihak asing dan sebagian lagi oleh pihak swasta
nasional.
c. Kegiatan Bank Umum
Ada tiga kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh bank umum
(Irmayanto,2002:65), yaitu :
1) Penghimpunan dana (Giro, Deposito, Tabungan) dengan sasaran
2) Alokasi dana (Kredit dan Investasi) dengan sasaran
memaksimumkan pendapatan bank.
3) Pelayanan jasa keuangan (transfer, Letter of Credit, cek perjalanan,
money changer, bank garansi dan lain-lain) dan jasa non keuangan
(pelatihan pegawai, pergudangan, kotak pengamanan, jasa-jasa
komputer) dengan sasaran memaksimumkan kepuasan nasabah.
d. Laporan Keuangan Bank
Bank umum dalam rangka peningkatan transparansi keuangan,
berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor:3/22/PBI/2001 tanggal 13
Desember 2001, wajib menyusun dan menyajikan laporan kuangan
dengan bentuk dan cakupan yang terdiri dari (Siamat, 2005:368) :
1) Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan
Laporan ini merupakan laporan lengkap mengenai kinerja suatu bank
dalam kurun waktu satu tahun. Laporan Tahunan sekurang-kurangnya
mencakup :
a) informasi Umum yang meliputi kepengurusan, kepemilikan,
perkembangan usaha dan kelompok usaha bank, strategi dan
kebijakan manajemen, laporan manajemen,
b) laporan keuangan tahunan bank yaitu laporan keuangan akhir
tahun bank yang disusun berdasarkan standar keuangan akuntansi
yang berlaku dan wajib diaudit oleh Akuntan Publik, yang
Laporan Arus Kas, Catatan Atas Laporan Keuangan yang berisi
Komitmen dan Kontijensi,
c) laporan keuangan perusahaan induk di bidang keuangan
d) opini dari Akuntan Publik,
e) seluruh aspek transparansi dan informasi yang diwajibkan,
f) seluruh aspek pengungkapan (disclosure) sebagaimana yang
diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan
Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia yang berlaku,
g) jenis risiko dan petensi kerugian (risk exposure) yang dihadapi
bank serta praktek manajemen risiko yang diterapkan bank,
h) informasi lain.
2) Laporan Kuangan Publikasi Triwulanan
Laporan ini merupakan laporan yang disusun berdasarkan standar
akuntansi keuangan yang berlaku dan dipublikasikan setiap triwulan.
3) Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
Laporan ini merupakan laporan keuangan yang disusun berdasarkan
Laporan Bulanan Bank Umum yang disampaikan bank kepada Bank
Indonesia dan dipublikasikan setiap bulan.
4) Laporan Keuangan Konsolidasi
Bank yang merupakan bagian dari suatu kelompok usaha dan atau
memiliki Anak Perusahaan, wajib menyusun laporan keuangan
yang berlaku serta menyampaikan laporan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Bank Indonesia.
e. Analisis Laporan Keuangan Bank
Menurut Bastian dan Suhardjono (2006:284), analisis laporan
kuangan perbankan bertujuan antara lain :
untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja perusahaan bank, untuk mengetahui perkembangan perbankan dari suatu periode ke periode berikutnya, sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasional dan penyusunan rencana kerja anggaran bank, untuk memonitor pelaksanaan dari suatu kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan, sehingga dapat diadakan perbaikan penyempurnaan di masa yang akan datang, dan sebagainya. Metode analisis laporan keuangan yang lazim dipergunakan dalam praktik perbankan, diantaranya adalah analisi rasio (ratio analysis). Analisis rasio adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan pos-pos tertentu dalam neraca maupun laba rugi.
2. Risiko Usaha Bank
a. Definisi Risiko
Menurut Ali (2004:41) “risiko berupa potensi terjadinya suatu
peristiwa yang mampu memberikan pengaruh negative, dapat menimpa
siapa saja, apa saja, kapan saja dan dimana saja, tak terkecuali terhadap
perbankan”.
b. Jenis-Jenis Risiko yang Dihadapi Bank Umum
Menurut Manurung (2004:149), bank setidak-tidaknya
menghadapi lima macam risiko yang harus dikelola dengan benar agar
tidak menimbulkan dampak negatif. Risiko tersebut adalah :
1) Risiko Kredit (Credit Risk)
Risiko kredit (Credit Risk) sering disebut juga risiko gagal tagih
(default risk) yaitu risiko yang dihadapi karena ketidakmampuan
nasabah membayar bunga kredit dan mencicil pokok pinjaman.
Risiko ini semakin besar bila bank umum tidak mampu meningkatkan
atau memperbaiki kualitas kredit yang disalurkan
2) Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)
Risiko likuiditas terjadi bila bank tidak mampu menyediakan dana
tunai untuk memenuhi kebutuhan transaksi para nasabah dan
memenuhi kewajiban-kewajiban yang harus dilunasi dalam tempo
lebih kecil dari satu tahun.
3) Risiko Tingkat Bunga (Interest Rate Risk)
Risiko tingkat bunga (Interest Rate Risk) adalah risiko yang dihadapi
bank umum karena perubahan tingkat bunga. Perubahan tingkat
bunga akan mempengaruhi biaya dana dan pendapatan bunga.
4) Risiko Operasional (Operational Risk)
Risiko operasional (Operational Risk) adalah risiko yang berkaitan
pengelolaan semakin rendah, maka semakin besar risiko operasional
yang dihadapi.
5) Risiko Modal (Capital Risk)
Risiko modal (Capital Risk) berkaitan dengan ketidakmampuan untuk
memenuhi komitmen-komitmen usaha, karena ketidakmampuan
modal yang mencukupi.
Bank Indonesia sebagai Bank Sentral menetapkan ada delapan
jenis risiko yang harus mampu dikelola oleh bank untuk memberikan
dampak yang positif terhadap laba usahanya. Delapan risiko tersebut
adalah :
1) Risiko Kredit
Risiko kredit merupakan kemungkinan kerugian yang timbul akibat
gagalnya pihak debitur untuk mengembalikan pinjaman kredit beserta
bunganya kepada pihak bank.
2) Risiko Pasar
Risiko pasar adalah risiko akibat terjadinya perubahan tingkat bunga
pasar, tingkat kurs valuta asing maupun akibat pengaruh tingkat
inflasi yang melanda suatu Negara.
3) Risiko Operasional
Risiko operasional merupakan risiko yang mungkin muncul akibat
kesalahan atau ketidak-cakapan pihak internal maupun pihak
eksternal bank, seperti kesalahan manusia dan kesalahan sistem, yang
4) Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas merupakan risiko yang mungkin muncul akibat
ketidakmampuan bank dalam memenuhi pembayaran jangka pendek
ataupun pembayaran tak terduga kepada nasabahnya.
5) Risiko Hukum
Risiko hukum merupakan risiko yang muncul akibat bank tidak
mematuhi norma dan aturan hukum yang berlaku.
6) Risiko Reputasi
Risiko reputasi merupakan risiko yang berpotensi pada kehancuran
nama baik perusahaan yang dapat terjadi karena kurangnya
pengelolaan yang benar dalam komunikasi dan kinerja dengan pihak
eksternal.
7) Risiko Strategik
Risiko strategik merupakan risiko yang mungkin muncul akibat
ketidak mampuan bank dalam melaksanakan rencana strategiknya
dalam melaksanakan usahanya, baik dari sisi internal maupun
eksternalnya.
8) Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan merupakan risiko yang mungkin muncul akibat
ketidak-patuhan pihak bank terhadap peraturan yang telah ditetapkan
c. Rasio Keuangan untuk Mengukur Risiko Usaha Bank
Menurut Manurung (2004:150) ada beberapa rasio keuangan atau
finansial yang dapat dijadikan sebagai indikator sehubungan dengan
risiko yang dihadapi bank. Rasio finansial tersebut adalah :
1) Risiko Kredit
Formula yang digunakan sebagai indikator risiko kredit adalah
perbandingan jumlah kredit bermasalah atau Non Performing Loann
(NPL) terhadap total kredit yang diberikan oleh bank. Risiko kredit
diproksikan dengan formula :
NPL = Kredit Bermasalah Total Kredit
Menurut Bastian dan Suhardjono (2006:247) yang termasuk
dalam katergori kredit bermasalah adalah kredit yang
kolektibilitasnya ada dalam kategori kurang lancar, diragukan dan
macet. Klasifikasi kredit bermasalah tersebut adalah sebagai berikut
(Manurung, 2004:196) :
a) Kredit Kurang Lancar
(1) Kredit non KPR ada tunggakan angsuran pokok yang lebih
lama dari yang seharusnya. Misalnya masa angsuran bulanan,
sudah terdapat tunggakan 1 bulan namun belum sampai 2
bulan.
(2) Kredit BPR ada tunggakan angsuran pokok yang telah
b) Kredit yang Diragukan
Kredit yang diragukan adalah kredit yang tidak memenuhi
kriteria lancar dan kurang lancar, namun berdasarkan penilaiannya
diperoleh kesimpulan sebagai berikut (Tangkilisan, 2003 : 55)
(1) Kredit masih dapat diselamatkan dan agunannya bernilai
sekurang-kurangnya 75% utang debitur, termasuk bunganya,
atau
(2) Kredit yang tidak dapat diselamatkan tetapi agunannya masih
bernilai 100% utang peminjam.
c) Kredit macet
Kredit yang termasuk golongan kredit macet adalah kredit
yang dalam waktu 21 bulan sejak digolongkan sebagai kredit yang
diragukan belum ada pelunasan atau upaya penyelamatan kredit.
Penyelesaian kredit ini diserahkan kepada Pengadilan Negeri atau
Badan Urusan Piutang Negara (BUPN)
Kredit bermasalah yang dihitung dalam penelitian ini merupakan
kredit bermasalah bersih atau kredit bermasalah setelah dikurangi
dengan nilai penyisihan kerugian. Sementara total kredit (Sawir,
2005:31) merupakan total kredit yang diberikan bersih kepada pihak
ketiga (tidak termasuk kredit pada bank lain). Menurut Peraturan
Bank Indonesia No.6/9/PBI/2004, jumlah NPL tidak boleh melebihi
NPL yang dimiliki oleh bank tersebut mengindikasikan bahwa risiko
kredit yang dimilikinya semakin besar.
2) Risiko Likuiditas
Formula yang digunakan bank sebagai indikator risiko likuiditas
adalah perbandingan total kredit yang diberikan terhadap Dana Pihak
Ketiga yang dimiliki bank atau Loans To Deposit Ratio (LDR).
Risiko likuiditas diproksikan dengan formula:
LDR = Total Kredit
Dana Pihak Ketiga
Menurut Sawir (2005:30) yang termasuk dalam total kredit
merupakan total kredit yang diberikan bersih. Sementara yang
termasuk dalam kategori dana pihak ketiga adalah seluruh dana yang
bersumber dari Giro, Tabungan dan Deposito Berjangka (Sawir,
2005:29).
a) Giro
Giro merupakan simpanan masyarakat yang penarikannya
dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan menggunakan cek, bilyet
giro maupun surat-surat pembayaran lainnya (Irmayanto,
2004:68).
b) Tabungan
Tabungan merupakan simpanan masyarakat pada bank yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat
c) Deposito Berjangka
Deposito merupakan simpanan berjangka dari masyarakat
yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu
tertentu sesuai dengan perjanjian (Irmayanto, 2004:69). Angka
standar yang disepakati untuk LDR adalah 85%-110% (Manurung,
2004:151). Jika nilai LDR melebihi 110%, berarti risiko likuiditas
yang dihadapi semakin besar.
3) Risiko Modal
Formula yang digunakan bank sebagai indikator risiko modal
adalah perbandingan antara jumlah modal dengan total aktiva
tertimbang menurut risiko (ATMR). Risiko modal doproksikan
dengan formula :
CAR = Modal Bank Total ATMR
Menurut Dendawijaya (2005:41), modal bank terdiri dari modal
inti dan modal pelengkap. Sementara total ATMR diperoleh dengan
menambahkan ATMR aktiva neraca dengan ATMR aktiva
administrasi yang kemudian dikalikan dengna bobot risikonya
masing-masing.
Menurut peraturan Bank Indonesia No.5/12/PBI/2003, angka
standar yang disepakati untuk CAR adalah sebesar 8 %. Jika nilai
CAR berada dibawah 8% berarti risiko modal yang dihadapi akan
4) Risiko Tingkat Bunga
Formula yang digunakan bank sebagai indikator risiko tingkat
bunga adalah perbandingan antara selisih pendapatan bunga yang
diterima bank dan beban bunga yang dibayarkan bank dengan total
aktiva yang dimilikinya. Risiko tingkat bunga diproksikan dengan
formula :
NIM = pendapatan bunga-beban bunga Total Aktiva
Semakin besar angka NIM yang dihasilkan menunjukkan bahwa
risiko tingkat bunga semakin kecil.
3. Return On Assets
a. Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas merupakan perbandingan yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba atau
keuntungan selama periode tertentu juga memiliki tujuan untuk
mengetahui tingkat efektivitas manajemen dalam menjalankan
operasional perusahaannya (Sawir, 2005:31). Ada beberapa macam rasio
rentabilitas yang umum digunakan bank antara lain :
1) Gross Profit Margin = (Pendapatan- beban)opersional Beban Opresasional
Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan
bank dalam menghasilkan laba dari kegiatan operasinya yang murni.
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
menghasilkan laba bersih sebelum pajak detinjau dari sudut laba
operasionalnya.
3) Return On Equity = Laba Bersih Modal Ekuitas
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampulabaan bank ditinjau
dari sudut modal ekuitas yang dimilikinya.
4) Return On Assets = Laba Bersih Setelah Pajak Total Aktiva
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan bank dalam
mengelola aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan laba.
b. Return On Assets (ROA)
Seperti yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, Return
On Assets merupakan salah satu rasio rentabilitas bank yang umum
digunakan dalam mengukur kemampuan manajemen perbankan dalam
menghasilkan laba melalui pengelolaan aktiva yang dimilikinya. Nilai
minimum ROA yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah minimal 2
% (Manurung, 2004:161). Menurut Dendawijaya (2005:118) “semakin
besar nilai ROA suatu bank, semakin besar pula posisi bank tersebut dari
segi penggunaan asset”. Return On Assets diformulasikan sebagai
berikut :
ROA = Laba Bersih Total Aktiva
yang diperhitungkan adalah laba setelah pajak, namun dalam sistem
CAMEL yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, laba yang digunakan
adalah laba sebelum pajak (Dendawijaya, 2005:118).
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
1. Penelitian Supriyatin (2003)
Judul penelitian adalah Pengaruh Risiko Kredit Mudharabah
Terhadap Tingkat Profibilitas Bank Syariah. Dua varibel yang digunakan
adalah Risiko Kredit Mudharabah sebagai variabel bebas dan Profotabilitas
dengan indikator ROA sebagai variabel terikat. Pengolahan data dilakukan
dengan analisis inferensial melalui uji statistik korelasi Pearson. Hasil yang
diperoleh adalah r=-0,459 yang berarti bahwa risiko kredit Mudharabah
memiliki keeratan hubungan yang berlawanan arah dengan tingkat
profitabilitas bank syariah. Pengujian signifikansi dengan uji t
menunjukkan nilai t hitung sebesar -1,1552237849, yang berada pada
daerah penerimaan Ho. Hal ini berarti Hipotesis yang diajukan peneliti
ditolak dan Ho diterima.
2. Penelitian Husnul Khotimah (2005)
Judul penelitian adalah Pengaruh Risiko Kredit Terhadap Profibilitas
pada Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang ITB. Metode penelitian yang
digunakan adalah motode deskriptif dengan pendekatan kasus. Ada dua
variabel yang digunakan yaitu risiko kredit sebagai variabel bebas dan
profitabilitas dengan indikator ROA sebagai variabel terikatnya. Hasil
menghasilkan kesimpulan bahwa risiko kredit dan profitabilitas cenderung
berubah positif.
3. Penelitian Enny Sukowati (2006)
Judul Penelitian adalah Analisis Pengaruh CAR, NPL, NIM, BOPO
dan LDR terhadap Profitabilitas (ROA & ROE) Bank Umum (studi kasus
terhadap 40 Bank Umum). Variabel yang digunakan adalah CAR, NPL,
NIM, BOPO dan LDR sebagai variabel bebas dan Profitabilitas yang diukur
dengan ROA dan ROE sebagai variabel terikat. Penulis menggunakan
metode korelasi regresi linear berganda yang diolah memakai SPSS. Hasil
penelitian menunjukan bahwa profitabilitas bank dipengaruhi oleh biaya
operasional, sedangkan ROE selain dipengaruhi oleh biaya operasional juga
dipengaruhi cadangan kecukupan modal (CAR) dan laba bersih (NIM ). Dari
penelitian ini juga memperlihatkan bahwa indikator yang digunakan tidak
semuanya merupakan indikator yang baik dalam arti tidak mempengaruhi
profitabilitas secara signifikan.
4. Penelitian Ira Nofianti (2007)
Judul Penelitian adalah Pengaruh Risiko Kredit Terhadap Rentabilitas
(ROA) pada PT. Bank Negara Indonesia 46 (Persero) Tbk. Metode yang
digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan alat uji
statistik regresi linear sederhana dan analisis hubungan dengan uji t. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa risiko kredit sebagai variabel bebas dapat
5,925) > t table = -2,4469. Hal ini berarti bahwa risiko kredit secara
signifikan berpengaruh negatif terhadap ROA.
C. Kerangka Konseptual
Bank selain berperan dalam memperlancar lalu lintas pembayaran dan
pelayanan jasa kepada masyarakat, sebagai lembaga bisnis keuangan juga
mengharapkan laba dari kegiatan operasionalnya. Kemampuan bank dalam
menghasilkan laba sering disebut sebagai kemampulabaan atau rentabilitas.
Tingkat rentabilitas bank dapat memperlihatkan kinerja bank yang
bersangkutan, karena tingkat rentabilitasnya merupakan satu diantara
indikator yang dapat digunakan dalam menilai kesehatan dan kinerja bank.
Semakin tinggi tingkat rentabilitasnya, maka akan semakin baik kinerja
bank tersebut.
Satu diantara rasio rentabilitas yang dapat digunakan untuk mengukur
tingkat kemampulabaan bank adalah nilai Return On Assets (ROA). ROA
(Return On Assets) merupakan tingkat perhitungan keuntungan atas total
aset yang dimiliki bank. Semakin tinggi nilai ROA nya maka semakin baik
bank tersebut dalam mengelola aset untuk menghasilkan keuntungan.
Aktiva bank menurut sifatnya dapat dibedakan atas aktiva produktif
dan aktiva non produktif. Pengelolaan aktiva bank untuk menghasilkan
keuntungan (income), memperhadapkan bank pada berbagai risiko usaha
bank, antara lain risiko kredit, risiko likuiditas risiko modal dan risiko
Semakin tinggi risiko kredit yang dimiliki bank berarti semakin besar
kemungkinan bahwa aktiva bank tersebut tidak memberikan laba seperti
yang diharapkan oleh bank, dan hal ini akan mempengaruhi pengembalian
terhadap total aktiva yang dimiliki bank sehingga akan mempengaruhi nilai
ROA bank tersebut.
Semakin tinggi jumlah alat likuiditas yang dimiliki bank memang
mampu menghindarkan bank dari risiko likuiditas, namun hal ini justru
membawa dampak negatif terhadap rentabilitas bank, karena semakin
besarnya jumlah dana yang tidak dikelola untuk menghasilkan laba dari
kegiatan operasionalnya. Jadi dengan demikian risiko likuiditas memiliki
pengaruh terhadap ROA bank.
Semakin tinggi risiko modal yang dihadapi bank akan menyebabkan
semakin tingginya kemungkinan bahwa bank yang bersangkutan tidak
mampu mengelola aktivanya dengan modal sendiri. Semnetara semakin
banyak dana pihak ketiga yang digunakan dalam mengelola aktiva yang
dimiliki bank maka bank akan mengeluarkan biaya beban bunga atas dana
pihak ketiga yang lebih besar lagi. Hal ini tentu akan mempengaruhi laba
dari bank tersebut sehingga akan berpengaruh terhadap ROA.
Semakin tinggi risiko tingkat bunga yang dihadapi bank, berarti bahwa
semakin besar kemungkinan bahwa bunga yang diterima bank akan lebih
kecil dibandingkan dengan bunga yang dibayarkannya, hal ini akan
yang paling diharapakan oleh manajemen perbankan. Jadi dapat dikatakan
bahwa risiko tingkat bunga yang dihadapi bank akan mempengaruhi tingkat
pengembaliannya yang berarti berpengaruh terhadap ROA.
Berdasarkan uraian diatas, penulis menentukan suatu kerangka
konseptual sebagai berikut :
Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)
Risiko Usaha Bank
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber : Disusun Penulis, 2008
D. Hipotesis Penelitian
Bergerak dari uraian teori, penjelasan yang mendukungnya dan
hasil-hasil penelitian sebelumnya (Jogianto, 2004:40), maka yang menjadi
hipotesis pada penelitian ini adalah Risiko Usaha Bank (risiko kredit,
risiko likuiditas, risiko modal, dan risiko tingkat bunga) baik parsial
maupun simultan berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Assets
pada Bank Umum Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Risiko Likuiditas (X2)
Risiko Modal (X3)
Risiko Tingkat Bunga (X4)
Return On
Assets
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian menggunakan desain kausal untuk menganalisis
hubungan-hubungan antara satu varibel dengan variabel lainnya dan bagaimana suatu
veriabel mempengaruhi variabel lainnya Umar (2001:63). Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah risiko kredit, risiko likuiditas, risiko
modal dan risiko tingkat bunga sebagai variabel bebas dan Return On
Assets sebagai variabel terikat.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
penulis untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono
2004:72). Populasi pada objek penelitian ini adalah bank umum nasional
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2004-2006. Jumlah populasi
yang ada adalah 25 bank pada tahun 2004, 23 bank pada tahun 2005 dan 26
bank pada tahun 2006.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karekteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiono, 2007 : 73). Metode pengambilan sampel
dilakukan dengan Purposive Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel
berdasarkan suatu kriteria tertentu dengan pertimbangan atau Judgment
1. Bank-bank umum Nasional yang terdaftar di BEJ pada tahun 2004,
2005 dan 2006,
2. Bank-bank tersebut tidak didelisting pada tahun 2004, 2005 dan 2006,
3. Bank-bank tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan
audited selama tahun 2004, 2005, dan 2006.
Berdasarkan kriteria yang dikemukakan diatas, diperoleh 22 bank
umum nasional memenuhi kreiteria. Bank-bank umum tersebut adalah
27 Bank Rakyat Indonesia Sampel 20 28 Bank Swadesi Sampel 21 29 Bank Victoria Sampel 22 Sumber : www.bej.go.id, ditabulasi Penulis, 2008
C. Variabel Penelitian
1. Klasifikasi Variabel
a. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas (Independent Variable) adalah variabel yang
mempengaruhi variabel lainnya, yang dalam penelitian ini adalah
Risiko Usaha bank yang terdiri dari risiko kredit, risiko likuiditas, risiko
modal dan risiko tingkat bunga.
b. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat (Dependent Variable) adalah varibel yang
dipengaruhi oleh variabel lainnya, dalam penelitian ini, yang dalam
penelitian ini adalah Return On Assets (ROA) adalah Return On Assets
(ROA) adalah angka yang menunjukkan berapa besar relatif laba bersih
terhadap total aktiva yang dihasilkan bank dalam kegiatan
operasionalnya (Manurung, 2004:152).
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi Operasional merupakan penjelasan-penjelasan variabel yang
telah dipililih. Definisi operasional pada penelitian ini adalah :
a. Risiko Usaha Bank
Risiko usaha bank yang menjadi variabel bebas pada penelitian ini
1) Risiko Kredit
Risiko kredit merupakan risiko yang dihadapi karena
ketidakmampuan nasabah membayar bunga kredit dan mencicil
pokok pinjaman (Manurung, 2004:149). Pengukuran risiko kredit
diproksikan dengan rasio kredit bermasalah atau Non Performing
Loan (NPL) dengan formula sebagai berikut :
NPL = Kredit Bermasalah Total Kredit
2) Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas merupakan risiko yang terjadi bila bank tidak
mampu menyediakan dana tunai untuk memenuhi kebutuhan
transaksi para nasabah dan memenuhi kewajiban-kewajiban yang
harus dilunasi dalam tempo lebih kecil dari satu tahun (Manurung,
2004:149). Pengukuran risiko likuiditas diproksikan dengan rasio
kredit terhadap dana pihak ketiga dengan formula sebagai berikut :
LDR = Total Kredit
Dana Pihak Ketiga
3) Risiko Modal
Risiko modal merupakan risiko yang berkaitan dengan
ketidakmampuan untuk memenuhi komitmen-komitmen usaha,
karena ketidakmampuan modal yang mencukupi (Manurung,
2004:149). Pengukuran risiko modal diproksikan dengan rasio
kecukupan modal dengan formula sebagai berikut :
4) Risiko Tingka Bunga
Risiko tingkat bunga merupakan risiko yang dihadapi bank
umum karena perubahan tingkat bunga (Manurung, 2004:149).
Risiko ini memungkinkan terjadinya kondisi bahwa bunga yang
diterima bank lebih kecil daripada bunga yang dibayarkannya
(Muljono, 2002:133). Risiko ini diprosksikan dengan rasio margin
bunga netto sebagai berikut :
NIM = pendapatan bunga-beban bunga Total Aktiva
b. Return On Assets
Return On Assets (ROA) merupakan rasio rentabilitas yang umum
digunakan oleh bank. Return On Assets (ROA) adalah angka yang
menunjukkan berapa besar relatif laba bersih terhadap total aktiva yang
dihasilkan bank dalam kegiatan operasionalnya (Manurung, 2004:152).
ROA diukur dengan menggunakan formula sebagai berikut :
ROA = Laba Bersih Total Aktiva
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada seluruh bank umum nasional yang terdaftar
di Bursa Efek Jakarta ( Bursa Efek Indonesia) yamg diakses melalui situs
www.bei.go.id.
Tabel 3.2 Waktu Penelitian
Sumber : Disusun Penulis, 2008
E. Prosedur Pengambilan Data
Data yang digunakan adalah data eksternal yaitu data yang
dikumpulkan dari luar perusahaan (Umar, 2001:70). Prosedur pengambilan
data dilakukan dengan dua tahap yaitu : tahap pertama melalui studi
pustaka yang dilakukan dengan mempelajari jurnal akuntansi, literatur
maupun buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Tahap
kedua adalah dengan mengumpulkan data sekunder yang berupa laporan
keuangan bank umum nasinal yang telah dipublikasikan pada yang terdaftar
di Bursa Efek Jakarta dengan cara mendownload dari situs www.bei.go.id
sesuai dengan periode pengamatan.
F. Metode dan Teknik Analisis Data
Metode dan teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah dengan analisis statistik yang menggunakan software statistik.
Metode dan teknik analisis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : Tahapan Penelitian Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
Penyelesaian Proposal Pencarian Data awal Pengajuan Proposal
1. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik yang dilakukan meliputi uji sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
(Ghozali, 2005 : 110). Melalui uji ini diharapkan didapatnya kepastian
dipenuhinya syarat normalitas yang akan menjamin dapat
dipertanggungjawabkannya langkah-langkah analisis statistik sehingga
kesimpulan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan. Untuk
melakukan uji ini, didasarkan pada Kolmogorov_Smirnov Goodness of
Fit Test terhadap model yang diuji (Ghozali, 2005:114). Pedoman untuk
pengambilan keputusannya didasarkan pada:
1)Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka
distribusi data normal.
2)Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka
distribusi data tidak normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolonieritas betujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan korelasi antara variabel bebas. Jika terjadi relasi,
berarti terjadi masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebasnya. Untuk
1) nilai tolerence dan lawannya. 2) Variance Inflation Factor (VIF)
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Tolerence mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai Tolerence yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/ tolerence). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerence < 0,10 atau sama dengan VIF > 10 (Ghozali,2005:91).
Cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi jika terjadi
multikolinearitas adalah dengan mengeluarkan salah satu variabel bebas
yang memiliki korelasi yang tinggi dari model regresi dan identifikasi
variabel lainnya untuk membantu prediksi.
c. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi
linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1(sebelumnya). Model regresi yang baik
adalah yang bebas dari autokorelasi. Masalah autokorelasi umumnya
terjadi pada regresi yang datanya time series. Ada beberapa cara yang
dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi
diantaranya adalah dengan Uji Durbin Watson pada buku statistik
relevan. Namun secara umum dapat diambil patokan sebagai berikut:
1) Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
2) Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Ghozali (2005:105) menyatakan bahwa ”Uji Heteroskedastisitas
memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain”. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pangamatan
lainnya tetap, maka disebut homokedastisitas, jika berbeda disebut
dengan heteroskedastisitas.
Cara yang dilakukan untuk melihat ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot
antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya. Jika ada pola
seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur maka terjadi
heteroskedastisitas, namun jika tidak ada pola yang jelas serta titik
menyebar ke atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y berarti tidak
terjadi heteroskedastisitas.
2. Pengujian Hipotesis
a. Uji t (t-test)
Uji ini dilakukan untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak
berhubungan memiliki nilai rata-rata yang sama atau tidak sama secara
signifikan. Uji ini dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttable
ketentuan sebagai berikut :
Jika t hitung > t tabel, maka HA diterima
b. Uji F (F-test)
Uji ini dilakukan untuk menilai pengeruh veariabel bebas secara
bersama-sama terhadap varibel terikat.Hipotesis yang akan diuji adalah
Risiko Usaha Bank (risiko kredit, risiko likuiditas, risiko modal, dan
risiko tingkat bunga) baik parsial maupun simultan berpengaruh secara
signifikan terhadap Return On Assets pada Bank Umum Nasional yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan dengan
F tabel dengan ketentuan :
Jika F hitung > F tabel, maka HA diterima
Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima
Data dianalisis dengan model persamaan analisis regresi linear
berganda sebagai berikut :
Y =
α
+ β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 +ε
Dimana :
Y = Return On Assets
α
= Konstantaβ1,β2, β3, β4 = Koefisien Regresi
X1 = NPL mewakiliRisiko Kredit
X2 = LDR mewakiliRisiko Likuiditas
X3 = CAR mewakiliRisiko Modal
X4 = NIM mewakiliRisiko Tingkat Bunga
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Data Penelitian
Adapun yang menjadi objek pada penelitian ini adalah bank umum
nasional yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ), yang sejak tanggal 30
November 2007 telah berubah namanya menjadi Bursa Efek Indonesia
(BEI) setelah bergabung dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Daftar nama
bank umum nasional, tanggal berdiri dan tanggal listing yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Daftar Sampel Penelitian
No Nama Bank Umum Nasional Tanggal Berdiri Tanggal Listing
1 Bank Arta Niaga Kencana Tbk. 18 September 1969 28 September 2000
2 Bank Bumiputera Tbk. 31 Juli 1989 27 Juni 2002
3 Bank Central Asia Tbk. 10 Agustus 1955 31 Mei 2000
4 Bank Century Tbk. 30 Mei 1989 25 Juni 1997
5 Bank Danamon Tbk. 16 Juli 1956 8 Desember 1989
6 Bank Eksekutif Internasional Tbk. 11 September 1992 22 Juni 2001
7 Bank Internasional Indonesia Tbk. 15 Mei 1959 21 November 1989
8 Bank Kesawan Tbk. 1 April 1913 31 Oktober 2002
9 Bank Lippo Tbk. 11 Maret 1948 10 November 1989
10 Bank Mandiri Tbk. 2 Oktober 1998 2 Juni 2003
11 Bank Mayapada Internasional Tbk. 7 September 1989 7 Agustus 1997
12 Bank Mega Tbk. 15 April 1969 17 Januari 2000
13 Bank Negara Indonesia Tbk. 5 Juli 1946 28 Oktober 1996
14 Bank Niaga Tbk. 26 September 1955 21 Mei 2004
15 Bank NISP Tbk. 4 April 1941 16 September 1994
16 Bank Nusantara Parahyangan Tbk. 18 Januari 1972 14 Desember 2000
17 Bank Panin Tbk. 17 Agustus 1971 28 Oktober 1982
18 Bank Permata Tbk. Tbk. 17 Desember 1954 15 Januari 1990
22 Bank Victoria Internasional Tbk. 28 Oktober 1992 31 Desember 2006
Sumber : Bursa Efek Jakarta, 2008
Periode penelitian ini adalah tahun 2004 sampai dengan tahun 2006
dengan sampel penelitian yaitu bank umum nasional yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta seperti terdaftar di tabel 4.1 sehingga jumlah sampel
keseluruhan selama tiga tahun adalah 66 sampel. Berikut ini merupakan
data variabel penelitian yang diteliti pada penelitian ini :
Tabel 4.2
2 Bank Bumiputera Indonesia Tbk. 0.0118 0.0282 0.8213 0.0998 0.0579
3 Bank Central Asia Tbk. 0.0304 0.0128 0.2984 0.2395 0.0441
4 Bank Century Tbk. -0.0815 0.1337 0.3090 0.0944 -0.0073
5 Bank Danamon Tbk. 0.0574 0.0125 0.6884 0.2564 0.0779
6 Bank Eksekutif Internasional Tbk. 0.0119 0.0641 0.8560 0.1469 0.1183
7 Bank Internasional Indonesia Tbk. 0.0226 0.0277 0.4312 0.2024 0.0455
8 Bank Kesawan Tbk. 0.0034 0.0347 0.4970 0.1267 0.0385
9 Bank Lippo Tbk. 0.0325 0.0223 0.2017 0.1989 0.0336
10 Bank Mandiri Tbk. 0.0303 0.0163 0.4889 0.2428 0.0384
11 Bank Mayadapa Internasional Tbk. 0.0196 0.0190 0.7159 0.1443 0.0486
12 Bank Mega Tbk. 0.0241 0.0149 0.4807 0.1350 0.0471
13 Bank Negara Indonesia Tbk. 0.0225 0.0147 0.5212 0.1709 0.0504
14 Bank Niaga Tbk. 0.0245 0.0189 0.8243 0.1029 0.0446
15 Bank NISP Tbk. 0.0221 0.0067 0.7623 0.1511 0.0359
16 Bank Nusantara Parahiyangan Tbk. 0.1730 0.0017 0.5047 0.1289 0.0357
17 Bank Pan Indonesia Tbk. 0.0524 0.0843 0.6686 0.3743 0.0508
18 Bank Permata Tbk. 0.0221 0.0162 0.5328 0.1139 0.0478
19 Bank Rakyat Indonesia Tbk. 0.0535 0.0420 0.6908 0.1619 0.1052
20 Bank Swadesi Tbk. 0.0195 0.0208 0.5129 0.2470 0.0420
21 Bank UOB Buana Tbk. 0.0252 0.0150 0.5781 0.2212 0.0535
22 Bank Victoria Internasional Tbk. 0.0144 0.0020 0.5139 0.1255 0.0441
24 Bank Bumiputera Indonesia Tbk. -0.0151 0.0489 0.7740 0.1037 0.0392
25 Bank Central Asia Tbk. 0.0341 0.0171 0.4074 0.2153 0.0510
26 Bank Century Tbk. 0.0018 0.0499 0.2570 0.0807 -0.0057
27 Bank Danamon Tbk. 0.0442 0.0135 0.7886 0.2268 0.0758
28 Bank Eksekutif Internasional Tbk. -0.0440 0.1100 0.8011 0.1130 0.0547
29 Bank Internasional Indonesia Tbk. 0.0187 0.0209 0.5499 0.2174 0.0478
30 Bank Kesawan Tbk. 0.0031 0.1107 0.5806 0.1407 0.0304
31 Bank Lippo Tbk. 0.0179 0.0048 0.3046 0.2079 0.0420
32 Bank Mandiri Tbk. 0.0047 0.1534 0.4607 0.2321 0.0332
33 Bank Mayadapa Internasional Tbk. 0.0076 0.0132 0.8052 0.1424 0.0376
34 Bank Mega Tbk. 0.0105 0.0109 0.5057 0.1112 0.0294
35 Bank Negara Indonesia Tbk. 0.0153 0.0835 0.5056 0.1599 0.0467
36 Bank Niaga Tbk. 0.0179 0.0429 0.8340 0.1724 0.0415
37 Bank NISP Tbk. 0.0145 0.0187 0.7883 0.1971 0.0360
38 Bank Nusantara Parahiyangan Tbk. 0.0143 0.0080 0.5594 0.1078 0.0330
39 Bank Pan Indonesia Tbk. 0.0203 0.0853 0.5103 0.2872 0.0308
40 Bank Permata Tbk. 0.0117 0.0260 0.7530 0.0980 0.0475
41 Bank Rakyat Indonesia Tbk. 0.0457 0.0469 0.7162 0.1529 0.1013
42 Bank Swadesi Tbk. 0.0186 0.0114 0.5342 0.2406 0.0380
43 Bank UOB Buana Tbk. 0.0308 0.0166 0.7855 0.1986 0.0580
44 Bank Victoria Internasional Tbk. 0.0131 0.0035 0.3811 0.2028 0.0316
45 Bank Arta Niaga Kencana Tbk. (2006) 0.0131 0.0132 0.6415 0.2103 0.0366
46 Bank Bumiputera Indonesia Tbk. 0.0023 0.0474 0.8576 0.1291 0.0445
47 Bank Central Asia Tbk. 0.0343 0.0130 11.318 0.2209 0.0536
48 Bank Century Tbk. 0.0035 0.0540 0.2100 0.1166 0.0204
49 Bank Danamon Tbk. 0.0256 0.0116 0.7334 0.2039 0.0730
50 Bank Eksekutif Internasional Tbk. -0.0142 0.0789 0.7245 0.0937 0.0295
51 Bank Internasional Indonesia Tbk. 0.0140 0.0385 0.5666 0.2330 0.0495
52 Bank Kesawan Tbk. 0.0030 0.0589 0.6872 0.0937 0.0262
53 Bank Lippo Tbk. 0.0174 0.0041 0.4332 0.2351 0.0494
54 Bank Mandiri Tbk. 0.0106 0.0592 0.5021 0.2462 0.0387
55 Bank Mayadapa Internasional Tbk. 0.0143 0.0021 0.8247 0.1382 0.0422
56 Bank Mega Tbk. 0.0072 0.0107 0.4208 0.1573 0.0241
57 Bank Negara Indonesia Tbk. 0.0156 0.0665 0.4604 0.1530 0.0435
58 Bank Niaga Tbk. 0.0200 0.0251 0.8292 0.1665 0.0475
62 Bank Permata Tbk. 0.0120 0.0333 0.7965 0.1347 0.0525
63 Bank Rakyat Indonesia Tbk. 0.0382 0.0483 0.6632 0.1882 0.0891
64 Bank Swadesi Tbk. 0.0121 0.0118 0.5285 0.2655 0.0365
65 Bank UOB Buana Tbk. 0.0348 0.0325 0.8109 0.3036 0.0696
66 Bank Victoria Internasional Tbk. 0.0133 0.0001 0.4940 0.2027 0.0177 Sumber : ICMD dan www.bei.go.id, diolah Penulis, 2008
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada tahun 2004, bank yang memiliki
nilai ROA yang tertinggi adalah Bank Danamon. Sementara bank yang
memiliki ROA terendah adalah yang memiliki nilai ROA negatif, yaitu
Bank Century. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2004, Bank Century
mengalami kerugian dari kegiatan usahanya. Sementara secara
keseluruhan, ada 9 bank yang masih memiliki ROA dibawah yang
ditetapakan oleh Bank Indonesia ( < 2%).
Dilihat dari sisi risiko yang dihadapi oleh bank-bank umum nasional
tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Risiko kredit tertinggi ditunjukkan dengan NPL yang tertinggi dimiliki
oleh Bank Century sementara yang terendah, yang ditunjukkan dengan
NPL terendah dimiliki oleh Bank Nusantara Parahiyangan.
b. Risiko likuiditas tertinggi dilihat dari LDR yang terendah, dimiliki oleh
Bank Lippo sementara yang terendah, ditunjukkan dengan LDR yang
tertinggi dimiliki oleh Bank Eksekutif Indonesia.
c. Risiko modal tertinggi dilihat dari CAR yang terendah dimiliki oleh
Bank Century sementara yang terendah ditunjukkan dengan CAR yang