UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA TERHADAP PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh :
RIDHA AZZAHRA 112101034
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR NAMA : RIDHA AZZAHRA
NIM : 112101034
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
JUDUL : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA TERHADAP PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN
Tanggal : ... 2014 DOSEN PEMBIMBING
Dra. Lisa Marlina, M.Si NIP: 19570314 198503 2 001
Tanggal : ... 2014 KETUA PROGRAM STUDI
DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
Dr. Yeni Absah, SE, M.Si NIP: 19741123 200012 2 001
Tanggal : ... 2014 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan segala berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan perkuliahan dan penulisan Tugas Akhir dengan judul “ANALISIS
LAPORAN KEUANGAN PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA
TERHADAP PENILAIAN KINERJA PERUSAAAN”, sebagai syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menyadari banyak bantuan dan
dorongan dari pihak lain. Dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati,
penulis ucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac,Ak,CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi DIII Manajemen
Keuangan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Syafrizal H. Situmorang, SE, Msi selaku Sekretaris Program Studi DIII
Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara
4. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah
banyak memberikan arahan dan masukan.
5. Bapak / Ibu staf pengajar dan seluruh pegawai Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberi ilmu pengetahuan
6. Bapak Supriyanto selaku Manajer PT. Industri Karet Nusantara Medan.
7. Teristimewa kepada Ayahanda H. Chairuddin Matondang, BE dan Ibunda Hj.
Darlini Chairani Rangkuti yang dengan kesabaran dan segala cinta kasih yang
tulus mendidik dan mendoakan penulis.
8. Teristimewa kepada keluarga besar penulis yang telah banyak membantu baik
moril maupun materil selama penulis menempuh pendidikan di perguruan
tinggi.
9. Teristimewa kepada kakak terbaik dan tersayang Vinka Elroza, SE, Desi
Chairunnisa, SE yang telah banyak memberikan perhatian, nasehat, semangat,
dan senantiasa memotivasi penulis untuk berbuat yang terbaik.
10.Sahabat – sahabat yang selalu mendukung penulis Lala, Dani, Ainun, Trisna,
Ria, Lina, Aini, Prety dan semuanya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
11.Abangda Mizwandi Zuandi, ST yang telah memberikan masukan, semangat
dan motivasi kepada penulis.
12.Seluruh teman-teman di grup A Keuangan stambuk 2011, terima kasih untuk
kebersamaannya selama ini dalam perjuangan kita menggapai impian. Apa
yang terjadi selama 3 tahun perkuliahan akan selalu menjadi pengalaman yang
dikenang.
Akhir kata penulis menyampaikan bahwa penulisan Tugas akhir ini
bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang memerlukannya.
Terima Kasih.
Medan, 19 September 2014 Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT. Industri Karet Nusantara ... 5
B. Visi dan Misi Perusahaan ... 6
C. Struktur Organisasi ... 7
D. Uraian Tugas ... 8
E. Rencana Kinerja Terkini ... 10
BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Rasio Keuangan ... 11
a. Rasio Likuiditas ... 11
b. Rasio Leverage ... 12
c. Rasio Aktivitas ... 13
d. Rasio Profitabilitas ... 15
B. Perhitungan Rasio Keuangan ... 19
a. Rasio Likuiditas ... 19
b. Rasio Leverage ... 20
c. Rasio Aktivitas ... 21
d. Rasio Profitabilitas ... 22
C. Analisis Rasio Keuangan ... 24
a. Analisis Rasio Likuiditas ... 24
b. Analisis Rasio Leverage ... 27
c. Analisis Rasio Aktivitas ... 28
d. Analisis Rasio Profitabilitas ... 31
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 33
B. Saran ... 35
DAFTAR TABEL
Halaman
1.1 Tabel Laporan Laba dan Ekuitas PT. Industri Karet Nusantara ... 3
1.2 Tabel Neraca PT. Industri Karet Nusantara ... 17
1.3 Laporan Laba Rugi PT. Industri Karet Nusantara ... 18
1.4 Tabel Perubahan Rasio Likuiditas ... 25
1.5 Tabel Perubahan Rasio Leverage ... 28
1.6 Tabel Perubahan Rasio Aktivitas ... 29
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1Struktur Organisasi PT. Industri Karet Nusantara ... 7
2.2Daftar Gambar Likuiditas ... 26
2.3Daftar Gambar Leverage ... 28
2.4Daftar Gambar Aktivitas ... 30
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Untuk mengetahui bagaimana kondisi dan kinerja suatu perusahaan maka
diperlukan suatu analisis yang tepat. Salah satunya adalah dengan menganalisis
laporan keuangan. Menganalisis laporan keuangan berarti menggali lebih banyak
informasi yang dikandung di dalam suatu laporan keuangan. Sebagaimana
diketahui laporan keuangan adalah media informasi yang merangkum semua
aktivitas perusahaan. Suatu laporan keuangan (financial statement) akan menjadi
lebih bermanfaat untuk pengambilan keputusan, apabila diolah lebih lanjut
melalui proses perbandingan, evaluasi, dan analisis tren. Semakin baik kualitas
laporan keuangan yang disajikan maka akan semakin meyakinkan pihak eksternal
dalam melihat kinerja keuangan suatu perusahaan.
Laporan keuangan yang dipublikasikan dianggap memiliki arti penting dalam
menilai suatu perusahaan. Pada setiap perusahaan bagian keuangan memegang
peranan penting dalam menentukan arah perencanaan perusahaan. Berfungsinya
bagian keuangan secara baik dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan yang
tersaji dengan baik. Berdasarkan konsep keuangan maka laporan keuangan sangat
diperlukan untuk mengetahui sudah sejauh mana perusahaan mencapai tujuannya.
(Fahmi 2012:23)
Laporan keuangan dilihat dari sudut pandang manajemen merupakan media
bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja
Menurut Munawir (2004:65) Analisis rasio keuangan adalah suatu metode
analisis untuk mengetahui hubungan dari pos – pos tertentu dalam neraca atau
laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
Analisis rasio keuangan sendiri dimulai dengan laporan keuangan dasar yaitu
neraca, perhitungan laba-rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas.
Analisis rasio keuangan sangat penting gunanya untuk melakukan evaluasi
terhadap kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis rasio keuangan dapat
diketahui tingkat likuiditas, tingkat leverage, tingkat aktivitas dan tingkat
profitabilitas perusahaan. Dengan mengetahui tingkat likuiditas perusahan, maka
dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Sedangkan dengan mengetahui tingkat leveragenya, dapat diketahui
sejauh mana kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh utang – utangnya.
Dan dengan mengetahui tingkat aktivitas perusahaan, maka dapat diketahui
seberapa efektif manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimilikinya
dalam melaksanakan kegiatan perusahaan, serta dengan mengetahui tingkat
profitabilitas perusahaan, maka dapat diketahui sejauh mana kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan
perusahaan oleh manajemen.
PT. Industri Karet Nusantara adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam
bidang industri karet, yang mana dibagian operasional para karyawan harus terjun
langsung ke lapangan untuk memproduksi produk yang akan dihasilkan dengan
menggunakan mesin. Sama halnya dengan BUMN lainnya, PT. Industri Karet
Nusantara dalam kegiatan operasionalnya juga masih mengandalkan modal dari
Berdasarkan pra survey yang dilakukan pada PT. Industri Karet Nusantara
Medan selama tiga tahun yaitu dari tahun 2009 sampai dengan 2011 perusahaan
mengalami peningkatan laba, namun pada tahun 2011 perusahaan mengalami
penurunan laba sebesar Rp.18.890.370.647,45. Hal ini dapat dilihat pada Tabel
1.1.
Tabel 1.1 Laporan Laba dan Ekuitas PT. Industri Karet Nusantara
Keterangan Laba/Rugi Ekuitas
2009 1.824.189.962,99 94.252.639.422,39
2010 2.221.744.024,75 96.474.383.447,15
2011 (18.890.370.647,45) 77.584.012.799,70
Sumber :Laporan Keuangan PT. Industri Karet Nusantara
Ekuitas perusahaan dari data laporan keuangan selama tiga tahun yaitu dari
tahun 2009 sampai dengan 2011 mengalami peningkatan, namun pada tahun 2011
ekuitas mengalami penurunan sebesar Rp.77.584.012.799,70. Hal ini
menunjukkan adanya indikasi bahwa peningkatan laba disertai dengan
peningkatan ekuitas dan penurunan laba juga disertai dengan penurunan ekuitas.
Berdasarkan data diatas, penulis tertarik untuk meneliti kondisi keuangan
perusahaan berdasarkan analisis rasio keuangan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka perumusan masalah yang dapat
diambil sebagai dasar kajian dalam penelitian yang dilakukan adalah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi keuangan PT. Industri Karet
Nusantara dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 berdasarkan rasio
keuangan.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan, diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi pihak
manajemen untuk lebih meningkatkan lagi kinerja perusahaan.
2. Bagi penulis, diharapkan dapat digunakan sebagai pengembangan wawasan
serta pemahaman mengenai penilaian kinerja dilihat dari rasio keuangan.
3. Bagi pihak lain yang berkepentingan dapat digunakan sebagai bahan referensi
serta dapat digunakan untuk menambah pengetahuan, wawasan serta
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Industri Karet Nusantara merupakan salah satu perusahaan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengolah karet mentah menjadi barang jadi
yaitu benang karet yang diproduksi sesuai dengan permintaan konsumen. PT.
Industri Karet Nusantara adalah anak perusahaan dari PT. Perkebunan Nusantara
III (PTPN III) yang bergerak di bidang industri hilir yang merupakan industri
lanjutan dari bahan baku karet alam sehingga menghasilkan produk resin siklo
atau lebih dikenal dengan nama resperina-35 (merek dagang resin yang
diproduksi) .
Benang karet merupakan salah satu komoditi ekspor non migas yang
memiliki prospek yang cerah dalam bidang perdagangan. Benang karet berbentuk
seperti pita yang sifatnya lentur dan elastis. Benang karet juga dapat diolah
kembali menjadi barang lain sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Lateks pekat
dari kebun karet diolah menjadi benang karet melalui proses pengolahan karet
fase cair.
Lateks merupakan bahan baku utama yang digunakan dalam proses
produksi benang karet. Pada umumnya konsumen benang karet berasal dari
perusahaan yang bergerak dibidang tekstil seperti penghasil pakaian olahraga, dan
pakaian lainnya yang mengandung bahan benang karet. Produksi benang karet
(Rubber Thread) dari lateks berlangsung dalam beberapa unit, yaitu chemical
peranannya masing-masing dan saling berkaitan satu sama lain agar dapat
menghasilkan produk benang karet yang bermutu.
B. Visi dan Misi Perusahaan
1. Menjadi Perusahaan Agribisnis kelas dunia dengan kinerja yang sangat
baik dan menerapkan praktik bisnis terbaik tahun 2008.
2. Mengembangkan industri hilir berbasis agro lestari.
3. Menghasilkan produk berkualitas bagi pelanggan.
4. Memperlakukan karyawan sebagai aset strategis.
5. Menjadi perusahaan yang memberikan keuntungan terbaik bagi investor.
6. Menjadi mitra yang paling disukai untuk melakukan bisnis.
7. Memotivasi karyawan untuk secara aktif mengambil bagian dalam
pembangunan masyarakat.
C. Struktur Organisasi
D. Uraian Tugas 1. RUPS
a) Mengangkat dewan komisaris.
b) Menyetujui/mengesahkan rancangan anggaran pendapatan belanja
dan laporan tahunan yang dibuat oleh dewan direksi.
c) Memutuskan besarnyan dividen yang akan dibayarkan kepada para
pemegang saham.
d) Mengangkat dewan direksi.
2. Dewan Komisaris
a) Melakukan pengawasan serta memberi nasehat kepada direksi atas
kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik
mengenai perseroan maupun usaha perseroan sesuai dengan
ketentuan anggaran dasar.
3. Direksi
a) Bertanggungjawab penuh atas pengurusan perseroan untuk
kepentingan perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan
serta mewakili perseroan baik didalam maupun diluar pengadilan
tentang segala hal dan segala kejadian dengan
pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan,anggaran dasar atau keputusan rapat umum pemegang
saham.
4. Kabag Pembiayaan Umum/Pemasaran/Pengadaan
a) Bertanggungjawab tentang kesejahteraan karyawan, pendidikan,
5. Manager PRPNE dan Manager PRTRA
a) Mengevaluasi rencana pemakaian tenaga kerja, peralatan dan
bahan-bahan baku serta bahan pendukung yang digunakan dipabrik
dengan RKAP dan penjabarnya ke RKO.
6. SPI
a) Membantu direktur utama untuk melakukan pengawasan intern
dengan menjabarkan secara operasional baik perencanaan,
pelaksanaan maupun pemantauan tindak lanjut hasil audit.
b) Memberikan masukan untuk penyusunan, penyempurnaan,
ketentuan, sistem, prosedur, administarsi yang pada umumnya
berlaku pada perusahaan.
7. Staf Keuangan Akuntansi
a) Melaksanakan pemeriksaan, pengawasan transaksi dan administrasi
yang menyangkut penjualan, persediaan, bahan baku dan
pelengkap.
8. Staf Pemasaran
a) Melaksanakan cek harga pasar dan mencari informasi dari pihak ke
tiga sebagai acuan untuk perkiraan harga pengadaan barang, bahan,
penjualan dan harga komoditi atau produk.
9. Staf Teknik
a) Menjamin terlaksananya rencana pemeliharaan peralatan, mesin dan
10.Staf Laboraturium/Pengolahan
a) Menjamin kualitas dan kuantitas bahan baku pada saat penerimaan
dan hasil pengolahan agar sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
E. Rencana Kinerja Terkini
Perwujudan visi misi PT.Industri Karet Nusantara menghasilkan kinerja
yang dinilai dari pencapaian apa saja yang telah dihasilkan.
Pencapaian-pencapaian dari visi misi tersebut ialah meningkatkan produk berkualitas dan
menjadi perusahaan yang dapat memberikan keuntungan terbaik bagi pihak
investor, serta menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja yang
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian Rasio Keuangan
Menurut Harahap (2013 : 297) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan
pos – pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan
(berarti). Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang
menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Rasio -
rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kondisi keuangan
perusahaan adalah : Sawir (2005 : 8)
a. Rasio Likuiditas
Menurut Harahap (2013 : 301), rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Untuk dapat memenuhi kewajibannya yang sewaktu – waktu,
maka perusahaan harus mempunyai alat – alat untuk membayar yang
berupa aset – aset lancar yang jumlahnya harus lebih besar dari pada
kewajiban – kewajiban yang harus segera dibayar berupa kewajiban –
kewajiban lancar. Rasio likuiditas yang dipakai dalam penelitian ini
adalah:
1. Current Ratio
Current ratio, menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi
kewajiban – kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva
menutupi kewajiban jangka pendeknya. Current ratio yang rendah
biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi,
sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena
menunjukkan banyaknya dana yang menganggur yang pada akhirnya
dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan. (Sawir, 2009:10)
������������ = �������������
������������������ � 100%
2. Cash Ratio
Rasio ini menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan surat berharga
(efek) yang segera dapat diuangkan. (Sawir, 2009:10)
���ℎ�����= ���ℎ+����
������������������ � 100%
b. Rasio Leverage
Menurut Harahap (2013 : 306) rasio ini menggambarkan hubungan antara
utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat
seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan
kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity).
Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi modal yang lebih
besar dari utang. Rasio – rasio solvabilitas yang digunakan dalam
1. Debt Ratio
Debt Ratio, merupakan perbandingan antara total hutang dengan total
aktiva. Sehingga rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat
ditutupi oleh aktiva. Menurut Sawir (2009:13) debt ratio merupakan
rasio yang memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki
dan seluruh kekayaan yang dimiliki.
��������� = ��������� �����������
2. Debt to Equity Ratio
Rasio ini menggambarkan perbandingan hutang dan ekuitas dalam
pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri
perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya.
(Sawir, 2009:13)
�����������������= ��������� �����������
c. Rasio Aktivitas
Menurut Fahmi (2012:77) rasio aktivitas adalah rasio yang
menggambarkan sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber
daya yang dimilikinya guna menunjang aktivitas perusahaan, di mana
penggunaan aktivitas ini dilakukan secara sangat maksimal dengan
maksud memperoleh hasil yang maksimal. Rasio – rasio aktivitas yang
1. Total Assets Turn Over
Rasio ini mengukur berapa kali total aktiva perusahaan menghasilkan
volume penjualan. Total Asset Turn Over (TATO) juga dapat
didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menggunakan
aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan.
(Syamsuddin, 2007:73)
�������������������= ����� �����������
2. Average Collection Period
Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan piutang perusahaan, rata –
rata jangka waktu penagihan adalah rata – rata jangka waktu lamanya
perusahaan harus menunggu pembayaran setelah melakukan
penjualan. Satu tahun dapat diasumsikan 360 hari atau 365, kedua
angka ini digunakan dalam lingkup keuangan dan perbedaannya tidak
akan mempengaruhi keputusan yang dihasilkan. Semakin kecil harinya
akan semakin baik. (Fahmi, 2012:78)
����������������������� = ���������� �����������/360
3. Inventory Turn Over
Inventory turn over melihat sejauh mana tingkat perputaran persediaan
yang dimiliki oleh suatu perusahaan. (Fahmi, 2012:77)
D. Rasio Profitabilitas
Menurut Harahap (2013:304) rasio profitabilitas menggambarkan
kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan,
dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah
karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio – rasio profitabilitas
yang dipakai dalam penelitian ini adalah :
1. Net Profit Margin
Laba bersih dibagi penjualan bersih. Rasio ini menggambarkan
besarmya laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada setiap
penjualan yang dilakukan. Rasio ini tidak menggambarkan besarnya
persentase keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan untuk setiap
penjualan karena adanya unsur pendapatan dan biaya non operasional.
Kelemahan dari rasio ini adalah memasukkan pos atau item yang tidak
berhubungan langsung dengan aktivitas penjualan seperti biaya bunga
untuk pendanaan dan biaya pajak penghasilan.
(Darsono dan Ashari, 2005:56)
���������������= ��������� �����
2. Return On Investment (ROI)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba
dari aktiva yang dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini, akan
dapat diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan
aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga
karena menunjukkan efektifitas manajemen dalam menggunakan
aktiva untuk memperoleh pendapatan. (Munawir, 2004:89)
������������������= ��������������� (���) �����������
3. Return On Equity (ROE)
Rasio ini disebut juga dengan laba atas equity. Rasio ini mengkaji
sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang
dimiliki untuk mampu memberikan laba atau ekuitas.
(Fahmi, 2012:82)
��������������= ��������������� (���) �ℎ����������������
Tabel 1.2. PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA NERACA
PER 31 DESEMBER 2009 – 2011
AKTIVA 2009 2010 2011 Kewajiban Dan Ekuitas 2009 2010 2011
AKTIVA LANCAR KEWAJIBAN LANCAR
Kas 105.773.100.00 183.812.400.00 82.617.700.00 Hutang
Bank 7.921.928.357.10 6.771.641.241.00 9.069.019.888.61 Usaha 88.142.688.460.00 73.252.181.748.00 97.746.673.410.00
Deposito Berjangka Lain-lain 1.842.605.00 13.452.286.00 553.742.146.00
8.027.661.457.10 6.955.453.641.00 9.171.637.588.61 Uang muka Penjualan - - -
Piutang Kredit Modal Kerja - - -
Niaga netto 20.677.053.235.00 36.066.343.748.00 54.069.550.717.00 Jangka Panjang Jatuh Tempo - 7.200.000.000.00 15.666.377.532.00
Lain-lain - - - Biaya Masih Harus Dibayar 1.937.588.466.00 287.410.224.00 220.513.088.00-
Pegawai 200.000.00 - 14.000.000.00 Jasa Produksi - - -
Uang Muka leveransir / Kontraktor - - Pajak PPh (Badan / PPN) 1.125.379.459.00 1.321.852.313.50 822.216.581.00
Pajak Dibayar Dimuka 3.063.212.069.50 - Bunga - - -
-
Jumlah 23.740.465.304.50 36.068.343.748.00 54.083.550.717.00 Jumlah Kewajiban Lancar 91.207.498.990.00 82.074.896.571.150 114.809.522.757.00
Persediaan KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Persediaan Akhir 17.665.555.604.00 28.783.461.666.00 3.888.940.019.88 Utang Lain” Pihak Mempunyai - - -
Bahan Baku dan Pelengkap 17.330.406.234.00 14.979.591.978.00 36.285.572.289.40 Hubg Istimewa - - -
34.995.961.838.00 43.763.053.644.00 39.174.612.309.28 Kewajiban Pajak Ditangguhkan - 469.215.326.00 469.215.326.00
Biaya Dibayar Dimuka 330.203.004.90 1.432.589.179.90 Utang Bank - 28.970.067.500.00 21.770.067.500.00
Pemerintah TTOP - - -
Jumlah Aktiva Lancar 66.764.088.599.60 87.115.054.037.90 103.853.389.794.79 Obligasi - - -
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 29.439.282.826.00 22.239.282.826.00
Utang Lain” Pihak Yg Mempunyai - - - Jumlah Kewajiban 91.207.498.990.00 111.514.179.397.50 137.048.805.583.00
Hubg Istimewa - - -
Penyertaan - - - EKUITAS
Modal Dasar 114.775.000.000.00 114.775.000.000.00 114.775.000.000.00
Modal Belum Disempatkan - -
Modal Yg ditempatkan dan Disetor 114.775.000.000.00 114.775.000.000.00 114.775.000.000.00 AKTIVA TETAP
Nilai Perolehan 132.671.680.870.00 136.301.412.605.00 136.757.887.605.00 Cadangan Umum - - -
Akumulasi Penyusutan (21.231.577.631.00) 124.643.703.064.02 (32.743.735.017.46) Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas - - -
Nilai Buku 111.440.103.239.00 111.667.709.546.96 104.014.152.587.54 Anak Perusahaan - - -
Selisih Nilai Transaksi Antara Ekuitas - - -
Sepengendali - - -
Laba Setelah Pajak (Tahun Lalu) (22.346.550.540.60) (20.522.360.577.61) (18.300.616.552.65)
Aktiva Dalam Penyelesaian Laba Tahun Berjalan 1.824.189.962.99 2.221.744.024.76 (18.890.370.647.45)
- Aktiva Pajak Tangguhan 5.373.797.887.79 7.313.650.579.77 4.613.127.314.37 Jumlah Ekuitas 94.252.639.422.39 96.474.383.447.15 77.584.012.799.70
- Bangunan Dalam Penyelesaian 20.000.000.00 20.000.000.00
Rekening Koran 0.00
Jumlah Aktiva Dalam Penyelesaian 5.373.797.887.79 7.333.650.579.77 4.633.127.314.37 AKTIVA LAIN-LAIN
Bank Garansi / Biaya Ditangguhkan 315.018.686.00 250.000.000.00
Aktiva Non Produktif 1.567.130.000.00 315.018.686.00 315.018.686.00
BPHTB - 1.567.130.000.00 1.567.130.000.00
Pembibitan - - -
Uang Muka Jaminan - - -
Surat Berharga Lainnya - - -
Jumlah Aktiva Lain-lain 1.882.148.686.00 1.882.148.686.00 2.132.148.686.00 Jumlah Aktiva Tidak Lancar 118.696.049.612.79 120.873.508.806.75 110.779.428.587.91
JUMLAH AKTIVA 185.460.138.412.39 207.988.562.644.65 214.632.818.383.70 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 185.460.138.412.39 207.988.562.844.65 214.632.818.383.70
Tabel 1.3 PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA LAPORAN LABA RUGI
PER 31 DESEMBER 2009 - 2011
URAIAN DESEMBER 2009 DESEMBER 2010 DESEMBER 2011
PENDAPATAN
Penjualan Ekspor 17.479.883.287.50 15.893.895.780.00 21.564.248.760.00
Freight
17.479.883.287.50 15.893.895.780.00 21.564.248.760.00
Pajak Ekspor -
Jumlah Penjualan Ekspor Netto 17.479.883.287.50 15.893.895.780.00 21.564.248.760.00
Penjualan Lokal 89.353.992.918.00 90.277.482.108.00 47.808.909.642.00
Jumlah Pendapatan 106.833.876.205.50 106.171.77.888.00 69.373.158.402.00
BEBAN POKOK PENJUALAN
Persediaan Awal 25.016.481.820.00 17.655.555.604.00 28.783.461.666.00
Beban Produksi 91.045.619.283.00 111.349.198.288.02 44.108.604.833.00
116.062.101.103.00 129.014.753.892.02 72.892.066.499.00
Persediaan Akhir 17.665.666.604.00 28.783.461.666.00 3.888.940.019.88
Beban Pokok Penjualan 98.396.545.499.00 100.231.292.226.02 69.003.126.479.12
LABA KOTOR 8.437.330.706.50 5.940.085.661.98 370.031.922.88
BEBAN USAHA
Penjualan 596.963.716.86 745.319.122.40 646.956.843.35
Administrasi 6.072.595.326.69 4.894.684.882.22 8.031.447.908.41
Penyusulan Umum 9.969.077.00 223.180.062.00
Bunga -
Jumlah Beban Usaha 6.679.528.120.55 5.640.004.004.62 8.901.584.813.76
LABA USAHA 1.757.802.585.95 300.081.657.36 (8.531.552.890.88)
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Pendapatan Lain-lain 609.810.675.89 2.222.019.458.70 8.661.008.156.73
Beban Lain-lain 543.423.298.85 300.357.091.30 19.019.852.913.30
Jumlah 66.387.377.04 (1.921.862.367.40) 10.358.817.756.57
LABA SEBELUM PPh 1.824.189.962.99 2.221.744.024.76 (18.890.370.647.45)
Pajak -
B. Perhitungan Rasio Keuangan
Berikut ini adalah perhitungan rasio – rasio keuangan yang akan
dianalisis:
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar kembali seluruh kewajiban-kewajiban jangka
pendeknya apabila telah jatuh tempo. Rasio likuiditas yang dipakai dalam
penelitian ini adalah :
Tahun 2010
���ℎ�����= 183.812.40,00 + 6.771.641.241,00
82.074.896.571,50 �100% = 8 %
Tahun 2011
���ℎ�����= 82.517.700,00 + 9.089.019.888,61
114.809.522.757,00 �100% = 7 %
2. Rasio Leverage
Rasio leverage adalah rasio yang menggambarkan hubungan antara utang
perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa
jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan
perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity). Rasio yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
a. Debt Ratio
��������� = ��������� �����������
Tahun 2009
��������� = 91.207.498.990,00
185.460.138.412,39= 49 %
Tahun 2010
��������� = 111.514.179.397,50
207.988.562.844,65= 53 %
Tahun 2011
��������� = 137.049.805.583,00
b. Debt to Equity Ratio
Rasio aktivitas bermanfaat untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
mendayagunakan sumber - sumber yang dimiliki oleh perusahaan.
a. Total Assets Turn Over
b. Average Collection Period
����������������������� = ���������� �����������
Tahun 2009
����������������������� = 23.740.465.304,50
106.833.876.205,50/360= 62 ℎ���
Tahun 2010
����������������������� = 36.066.343.748,00
106.171.377.888,00/360= 92 ℎ���
Tahun 2011
����������������������� = 54.083.550.717,00
69.373.158.402,00/360= 217 ℎ���
c. Inventory Turn Over
����������������� = ���������������
Rasio profitabilitas adalah yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari dana yag diinvestasikan
2009 sampai dengan tahun 2011, diketahui bahwa perusahaan memperoleh
laba sebesar Rp. 1.824.189.962 pada tahun 2009, dan Rp.
2.221.744.024,76 pada tahun 2011, sedangkan pada tahun 2011
perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp. (18.890.370.647,45)
a. Net Profit Margin
���������������= ���������
b. Return on Investment (ROI)
c. Return on Equity (ROE)
C. Analisis Rasio Keuangan
1. Analisis Rasio Likuiditas
a. Current Ratio
Menurut prinsip pembelanjaan secara umum, current ratio
perusahaan yang baik adalah 200 %. Akan tetapi, pedoman current
ratio 2 : 1 sebenarnya hanya didasarkan pada prinsip “hati-hati”.
Dengan demikian pedoman current ratio 200 % bukanlah pedoman
yang mutlak. (Bambang Riyanto, 2004:25)
Current ratio perusahaan dapat dikategorikan sangat baik. Akan
tetapi pada tahun 2011 current ratio perusahaan mengalami penurunan.
Setiap utang lancar Rp. 1,00 dijamin oleh aktiva lancar Rp. 0,73 pada
tahun 2009, Rp. 1,06 pada tahun 2010, dan Rp. 0,90 pada tahun 2011.
Current ratio yang terlalu tinggi juga tidak baik karena dapat
relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan sehingga tingkat
perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya over
investment dalam persediaan tersebut atau adanya saldo piutang besar
yang tidak tertagih, atau dengan kata lain para manajer perusahaan
tidak mendayagunakan current assets secara baik dan efektif.
(Fahmi 2011:61)
b. Cash Ratio
Ukuran yang pasti dari cash ratio yang baik menurut prinsip
pembelanjaan tidak ada kriterianya, tetapi semua tergantung kepada
keinginan kreditur. Cash ratio merupakan kemampuan untuk
membayar hutang lancar yang segera harus dipenuhi dengan kas yang
tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan.
Setiap utang lancar Rp. 1,00 dijamin oleh kas dan efek Rp. 0,08 pada
tahun 2009, Rp. 0,08 pada tahun 2010, dan Rp. 0, 07 pada tahun 2011.
Cash ratio perusahaan dikategorikan baik karena kemampuan
perusahaan di dalam membayar kewajiban – kewajiban yang harus
dibayar dengan uang tunai, sehingga pelunasan hutang terjamin.
Tabel 1. 4 Perubahan Rasio Likuiditas
Tahun Current Ratio Cash Ratio
2009 73 % 8 %
2010 106 % 8 %
2011 90 % 7 %
Sumber : Hasil Penelitian PT. Industri Karet Nusantara
Sumber : Hasil Penelitian PT. Industri Karet Nusantara
Gambar 2.2 : Perkembangan Rasio Likuiditas PT. Industri Karet Nusantara Tahun 2009 - 2011
Analisis rasio likuiditas perusahaan menunjukkan bahwa kemampuan
perusahaan untuk melunasi kewajiban – kewajiban jangka pendeknya
dapat dikatakan baik apabila dibandingkan dengan prinsip umum
pembelanjaan. Akan tetapi, secara kuantitatif rasio likuiditas perusahaan
mengalami penurunan pada tahun 2011.
2. Analisis Rasio Leverage
a. Debt Ratio
Pada tahun 2009, debt ratio perusahaan sebesar 49 %, sedangkan
pada tahun 2010 dan tahun 2011 debt ratio perusahaan mengalami
sedikit peningkatan sebesar 53 % dan 63 %. Perbandingan antara
jumlah hutang dengan total aktiva pada tahun 2009 menunjukkan
bahwa setiap Rp.1,00 total aktiva menjamin Rp. 0,49 hutang. Pada
tahun 2010 menunjukkan bahwa setiap Rp.1,00 total aktiva menjamin
Rp. 0,53 hutang dan pada tahun 2011 menunjukkan bahwa setiap Rp.
1,00 total aktiva menjamin Rp. 0,63 hutang.
Dari hasil analisis diketahui bahwa kemampuan perusahaan
menjamin total hutang dengan jumlah aktiva dapat dikatakan baik.
Akan tetapi secara kuantitatif rasio hutang terhadap aktiva perusahaan
semakin meningkat. Semakin meningkat angka rasio ini maka
semakin kecil aktiva yang dijadikan jaminan hutang.
b. Debt Equity Ratio
Rasio ini menunjukkan pada tahun 2009, setiap Rp.1,00 ekuitas
menjamin total hutang sebesar Rp. 0,96. Pada tahun 2010, setiap Rp.
1,00 ekuitas menjamin total hutang sebesar Rp. 1,15 dan pada tahun
2011, setiap Rp. 1,00 ekuitas menjamin total hutang sebesar Rp. 1,76.
Semakin kecil angka rasio ini maka semakin baik ekuitas yang
Tabel 1. 5
Peubahan Ratio Leverage
Tahun Debt Ratio Debt Equity Ratio
2009 49 % 96 %
2010 53 % 115 %
2011 63 % 176 %
Sumber : Laporan Keuangan PT. Industri Karet Nusantara Leverage
Sumber : Hasil Penelitian PT. Industri Karet Nusantara
Gambar : 2.3 Perkembangan Rasio Leverage PT. Industri Karet Nusantara Tahun 2009 – 2011
Secara kuantitatif rasio hutang terhadap aktiva perusahaan relatif stabil
dan cenderung sedikit meningkat. Akan tetapi, analisis rasio leverage
perusahaan sudah dapat dikatakan baik karena perusahaan mampu
membayar kewajiban – kewajiban jangka panjangnya. 3. Analisis Ratio Aktivitas
a. Total Assets Turn Over
Berdasarkan total assets turn over, maka dana yang berputar dalam
aktiva tahun 2009 adalah 0,57 kali, tahun 2010 menurun sebanyak 0,51
kali dan tahun 2011 juga mengalami penurunan sebanyak 0,32 kali. Rasio
ini menunjukkan penurunan efektivitas perusahaan dalam memperbesar
kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba.
b. Average Collection Period
Berdasarkan average collection period, maka periode yang
diperlukan untuk mengumpulkan piutang pada tahun 2009 adalah setiap
62 hari sekali, pada tahun 2010 adalah setiap 92 hari sekali, dan pada
tahun 2011 adalah 217 hari sekali.
Rasio ini menunjukkan bahwa periode penagihan piutang perusahaan
kurang efektif karena dari tahun ke tahun rata – rata periode penagihan
piutang semakin meningkat.
c. Inventory Turn Over
Berdasarkan inventory turn over, maka dana yang tertanam dalam
persediaan berputar sebanyak 2,81 kali pada tahun 2009, 2,29 pada tahun
2010, dan 1,76 pada tahun 2011. Rasio ini menunjukkan penurunan
efektivitas manajemen perusahaan dalam mengelola persediaan.
Aktivitas
Sumber : Hasil Penelitian PT. Industri Karet Nusantara
Gambar : 2.4 Perkembangan Rasio Aktivitas PT. Industri Karet Nusantara Tahun 2009 - 2010
Aktivitas
Analisis rasio aktivitas perusahaan kurang baik karena mengalami
trend rasio yang menurun sehingga kinerja perusahaan semakin menurun
di dalam memperbesar kemampuan untuk memperoleh laba.
4. Analisis Rasio Profitabilitas a. Net Profit Margin
Pada tahun 2009, rasio sebesar 1,7% berarti bahwa laba bersih
sesudah pajak yang dicapai adalah sebesar 1,7% dari volume
penjualan. Pada tahun 2010, rasio mengalami peningkatan sebesar 2%
dari volume penjualan dan pada tahun 2011 mengalami penurunan
sebesar (27,2%) dari volume penjualan. Hal ini menunjukkan bahwa
operasi perusahaan tidak efektif, karena semakin tinggi net profit
margin semakin baik operasi perusahaan.
b. Return On Investment
Pada tahun 2009, rasio sebesar 0,9% menunjukkan bahwa
penghasilan bersih yang diperoleh adalah sebesar 0,9% dari total
aktiva. Pada tahun 2010, rasio mengalami peningkatan sebesar 1% dari
total aktiva, dan pada tahun 2011 rasio mengalami penurunan sebesar
(8,8%) dari total aktiva. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan
perusahaan tidak efektif, karena semakin tinggi rasio yang di dapat
maka semakin baik keadaan perusahaan.
c. Return On Equity
Pada tahun 2009, rasio sebesar 1,9% menunjukkan bahwa
tingkat return (penghasilan) yang diperoleh pemilik perusahaan atas
modal yang di investasikan adalah sebesar 1,9%. Pada tahun 2010
menunjukkan bahwa tingkat return (penghasilan) yang diperoleh
pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan meningkat yaitu
(penghasilan) yang diperoleh pemilik perusahaan atas modal yang
diinvestasikan mengalami penurunan sebesar (24,3%). Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan tidak efektif dalam
menggunakan ekuitasnya untuk menghasilkan laba, karena semakin
besar rasio yang didapat maka semakin efektif kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba.
Tabel 1. 7
Sumber : Laporan Keuangan PT. Industri Karet Nusantara
Sumber : Hasil Penelitian PT. Industri Karet Nusantara
Gambar : 2.5 Perkembangan Rasio Aktivitas PT. Industri Karet Nusantara Tahun 2009 – 2011
Dari rasio – rasio profitabilitas perusahaan dapat dikatakan bahwa perusahaan
belum mencapai tingkat profitabilitas yang memadai karena perusahaan masih
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.KESIMPULAN
1. Analisis Rasio Likuiditas
a. Dengan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang lancar dengan aktiva
lancarnya, perusahaan dapat dikatakan likuid dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. Akan tetapi, suatu perusahaan yang current ratio nya
terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana yang
menganggur (iddle money) yang pada akhirnya dapat mengurangi
kemampulabaan perusahaan.
b. Cash ratio perusahaan dikategorikan baik karena kemampuan perusahaan di
dalam membayar kewajiban – kewajiban yang harus dibayar dengan uang
tunai sehingga pelunasan hutang terjamin.
2. Analisis Leverage
a. Debt Ratio perusahaan menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun proporsi total
hutang perusahaan dengan total aktiva perusahaan relatif stabil walaupun ada
sedikit peningkatan pada tahun 2010 dan tahun 2011. Semakin meningkat
angka rasio ini maka semakin kecil aktiva yang dijadikan jaminan hutang.
Akan tetapi, aktiva perusahaan masih cukup tinggi untuk mendanai hutang
perusahaan.
b. Debt to equity ratio menggambarkan bahwa dari tahun ke tahun perbandingan
total hutang perusahaan dengan total ekuitas perusahaan relatif stabil
meningkat angka rasio ini maka semakin kecil ekuitas
yang dijadikan jaminan hutang. Akan tetapi, ekuitas perusahaan masih cukup
tinggi untuk mendanai hutang perusahaan.
3. Analisis Aktivitas
a. Rasio total assets turn over menunjukkan penurunan efektivitas perusahaan
dalam memperbesar kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba.
b. Rasio average collection period ini menunjukkan bahwa periode penagihan
piutang perusahaan kurang efektif karena dari tahun ke tahun rata – rata
periode penagihan piutang semakin meningkat.
c. Rasio inventory turn over menunjukkan penurunan efektivitas manajemen
perusahaan dalam mengelola persediaan.
4. Analisis Profitabilitas
a. Net Profit Margin pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2010, perusahaan
mampu menghasilkan laba operasi yang dihasilkan oleh setiap rupiah
penjualan, akan tetapi pada tahun 2011 setiap rupiah penjualan tidak mampu
menghasilkan laba operasi karena menunjukkan angka rasio yang negatif.
b. Return On Investment pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2010,
perusahaan mampu menghasilkan laba bersih dari keseluruhan dana yang
ditanamkan dalam aktiva, akan tetapi pada tahun 2011 perusahaan tidak
mampu menghasilkan laba bersih dari keseluruhan dana yang ditanamkan
dalam aktiva karena menunjukkan angka rasio yang negatif.
c. Return On Equity pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2010, perusahaan
mampu memperoleh tingkat return (penghasilan) yang diperoleh pemilik
perusahaan tidak mampu untuk memperoleh tingkat return (penghasilan) atas
modal yang diinvestasikan karena menunjukkan angka rasio yang negatif.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat tersebut, diberikan beberapa
saran yang dapat berguna bagi PT. Industri Karet Nusatara Medan yaitu :
1. Perusahaan sudah dapat dikatakan likuid akan tetapi current ratio yang
terlalu tinggi juga kurang baik bagi perusahaan karena itu manajemen
perusahaan harus membuat suatu kebijaksanaan dalam sistem manajemen
modal kerja yang efektif , sehingga modal kerja yang tertanam tidak
terlalu besar dan tidak terlalu kecil namun dapat memenuhi kewajiban
perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjangnya. Hal ini juga
dapat diatasi dengan cara mengurangi aktiva lancar sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Aktiva lancar tersebut dapat dialokasikan dengan
menambah persediaan uang tunai dalam perusahaan.
2. Perusahaan harus dapat memberdayakan modal kerja secara efektif dan
efisien untuk dapat meningkatkan penjualan sehingga perusahaan dapat
mencapai laba yang optimal.
3. Meningkatkan kegiatan penagihan piutang yang terdapat di dalam
perusahaan, sehingga dapat mempercepat hari penagihan piutang dan
dapat mengurangi jumlah aktiva lancar perusahaan.
4. Untuk meningkatkan profitabilitas, perusahaan harus meningkatkan
pendapatan yang diikuti dengan menekan biaya – biaya seperti biaya
DAFTAR PUSTAKA
Munawir S, 2004. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Ketiga, Liberty, Yogyakarta.
Fahmi Irham, 2012. Pengantar Manajemen Keuangan, Alfabeta, Bandung. Darsono, Ashari, 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan,
Andi, Jakarta.
Syamsuddin, 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan, Rajawali Pers, Jakarta. Sawir, 2009. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Harahap, Sofyan Syafri, 2011. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, PT.