• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEJARAH PERKEMBANGAN PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA SEJAK TAHUN 1965-1998.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SEJARAH PERKEMBANGAN PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA SEJAK TAHUN 1965-1998."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

“Sejarah Perkembangan PT. Industri Karet Nusantara

Sejak Tahun 1965 - 1998”.

Oleh:

Eka Purnama Sari

NIM 308321016

Program Studi Pendidikan Sejarah

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

ABSTRAK

EKA PURNAMA SARI, NIM : 308321016, “Sejarah Perkembangan PT. Industri Karet Nusantara Sejak Tahun 1965 - 1998”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1)sejarah berdirinya PT. Industri Karet Nusantara (2) perkembangan PT. Industri Karet Nusantara (3) produksi PT. Industri Karet Nusantara di Kecamatan Medan Amplas Kotamadya Medan.

Penelitian ini menggunakan metode Field Reseach dan studi dokumen, dimana peneliti langsung turun kelapangan dan mencari sumber dokumentasi unuk pengumpulan data. Sumber data diperoleh dari karyawan yang bertugas diperusahaan terkait.

Adapun hasil dari penelitian ini PT. Industri Kaeret Nusantara Merupakan Pabrik Karet yang memproduksi karet gelang, bahan – bahan yang terbuat dari karet, ban sepeda luar dan dalam, compound, sarung tangan, dock fender, conveyer belt, dan benang karet.

(3)
(4)
(5)
(6)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perindustrian di Indonesia merupakan salah satu komponen perekonomian

yang penting. Perindustrian memungkinkan perekonomian kita berkembang pesat

dan semakin baik, sehingga membawa perubahan dalam struktur perekonomian

nasional. pembangunan industri dapat berlangsung dengan baik bila didukung

oleh berbagai faktor. Faktor – faktor tersebut selain faktor yang menyangkut

teknologi industri dan juga tidak kurang pentingnya adalah faktor masyarakat

dimana industri tersebut dibangun.

Keadaan alam Indonesia dengan pertumbuhan alam yang subur sangat

memudahkan berbagai tamanaman tumbuh subur di Indonesia, salah satunya

adalah tanaman karet yang dapat sangat mudah dijumpai di Indonesia. Karet alam

banyak digunakan dalam industri-industri barang. Umumnya alat-alat yang dibuat

dari karet alam sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari maupun dalam usaha

industri seperti mesin-mesin penggerak. Barang yang dapat dibuat dari karet alam

antara lain aneka ban kendaraan (dari ban sepeda, motor, mobil, traktor hingga

pesawat terbang), sepatu karet, sabuk penggerak mesin besar dan mesin kecil,

pipa karet, kabel, isolator dan bahan-bahan pembungkus logam.

Bahan baku karet banyak digunakan untuk membuat perlengkapan seperti

(7)

2

karet pada pintu, kaca pintu, kaca mobil, dan pada alat-alat lain membuat pintu

terpasang kuat dan tahan getaran serta tidak tembus air.

Pabrik Industri Karet Nusantara merupakan salah satu perusahaan Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengolah karet mentah menjadi barang jadi

yaitu benang karet yang diproduksi sesuai dengan permintaan konsumen. PT.

Industri Karet Nusantara – Pabrik Resiprena adalah anak perusahaan dari PT.

Perkebunan Nusantara III (PTPN III) yang bergerak di bidang industri hilir yang

merupakan industri lanjutan dari bahan baku karet alam sehingga menghasilkan

produk resin siklo atau lebih dikenal dengan nama resiprena–35 (merek dagang

resin yang diproduksi).

Benang karet merupakan salah satu komoditi ekspor non migas yang

memiliki propek yang cerah dalam bidang perdagangan dan berguna bagi

kemajuan Negara. Benang karet terbentuk seperti pita yang sifatnya lentur dan

elastis. Benang karet ini juga dapat diolah kembali menjadi barang lain sesuai

dengan kebutuhan masyarakat. Lateks pekat dari kebun karet diolah menjadi

benang karet melalui proses pengolahan karet fase cair. Dikatakan fase cair karena

lateks pekat dan bahan-bahankimia dicampur dalam fase cair, dengan adanya air

mineral ( Demin Water).

Produksi benang karet ( Rubber Thread ) dari lateks berlangsung dalam

beberapa unit yaitu : Chemical Laboratory, Compounding, proses Extrtion dan

Physical Laboratory. Setiap unit memegang peranannya masing-masing dan

saling berkaitan satu sama lain agar dihasilkan produk benang karet yang

(8)

3

Lateks merupakan bahan baku utama yang digunakan dalam proses

produksi benang karet. Lateks yang akan digunakan dalam pembuatan benang

karet harus dipekatkan terlebih dahulu yang disebut dengan lateks pekat. Benang

karet sering digunakan sebagai gelang karet atau kendaraan, kebanyakan

konsumen benang karet merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil

seperti penghasil pakaian olahraga, pakaian dalam, dan pakaian lainnya yang

mengandung bahan benang karet.

Dengan mengambil latar belakang masalah tersebut maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian ilmiah dengan menetapkan judul “Sejarah

Perkembangan PT. Industri Karet Nusantara Sejak Tahun 1965 - 1998”.

A. Identifikasi Masalah

Agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian masalah yang diteliti, maka

perlu diidentifikasi masalah terkait dengan judul, yakni:

1. Sejarah berdirinya PT. Industri Karet Nusantara.

2. Latar belakang berdirinya PT. Indutri Karet Nusantara.

3. Perkembangan PT. Indutri Karet Nusantara sejak tahun 1965 – 1998.

4. Jumlah karyawan PT. Industri Karet Nusantara sejak tahun 1965 – 1998.

5. Proses Produksi PT. Industri Karet Nusantara sejak tahun 1965 – 1998.

6. Pengaruh berdirinya PT. Industri Karet Nusantara terhadap masyarakat

(9)

4

A. Pembatasan Masalah

Karena luasnya masalah yang harus dibahas dalam hal ini penulis

membatasi masalah yaitu : “Sejarah Perkembangan PT. Industri Karet Nusantara

Sejak Tahun 1965 - 1998”.

B. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Sejarah berdirinya PT. Industri Karet Nusantara?

2. Bagaimana Perkembangan PT. Indutri Karet Nusantara sejak tahun 1965 –

1998?

3. Bagaimana proses produksi PT. Industri Karet Nusantara?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang penulis kemukakan, maka tujuan penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Sejarah berdirinya PT. Industri Karet Nusantara.

2. Untuk mengetahui Perkembangan PT. Indutri Karet Nusantara sejak tahun

1965 – 1998.

3. Untuk mengetahui proses produksi PT. Industri Karet Nusantara sejak

(10)

5 D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan pada dasarnya merupakan pemecahan

masalah sesuai dengan ruang lingkup yang diteliti, untuk itu diharapkan nantinya

penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Memberikan tambahan wawasan bagi peneliti dan pembaca tentang

sejarah berdirinya PT. Industri Karet Nusantara.

2. Memberikan pengetahuan bagi peneliti dan pembaca tentang

perkembangan PT. Industri Karet Nusantara.

3. Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa UNIMED terutama Fakultas Ilmu

(11)

62 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. PT. Industri Karet Nusantara ini berada di jl. Medan Tanjung Morawa Km

9,5 Kelurahan Timbang Deli, Kecamatan Medan Amplas Kotamadya

Medan. PT. Industri Karet Nusantara merupakan perusahaan ini bergerak

dibidang industri karet hilir, perusahaan ini mengelolah barang mentah

menjadi barang jadi berupa ban sepeda, sarung tangan, benang karet,

rubber article, karet gelang, compound, dock fender. Kegiatan produksi

pabrik ini dilakukan berdasarkan pesanan konsumen.

2. PT. Induastri Karet Nusantara didirikan oleh Yayasan DATAK (Dana

Tanaman Keras) pada tahun 1965. Pada awal tahun 1978 pengolahannya

dialihkan kepada PTPN III.

3. Dalam sejarahnya PT. Industri Karet Nusantara beberapa kali mengalami

perubahan nama perusahaan dan pengalihan pengolahan perusahaan.

Pemegang perusahaan yang memiliki jabatan tertinggi adalah Direktur.

Pekerja yang digunakan diperusahaan ini menggunakan sistem kontrak

untuk pekerja lapangan.

4. Pada saat longsornya orde baru pada tahun 1998 secara garis besar hanya

sedikit pengaruh yang berdampak pada perusahaan ini, tidah ada dampak

yang luar biasa, hanya sebatas pengurangan jumlah karyawan dan jumlah

(12)

63

5. Dalam proses produksi PT. Industri Karet Nusantara memiliki 2 tahapan,

yaitu compound dan extrusion. Bagian compound memproduksi bahan

setengah jadi yakni berupa campuran bahan baku yakni lateks, bahan

tambahan dan bahan penolong lainnya, sedangkan bagian ekstrusi

berfungsi untuk menghasilkan benang karet.

B. SARAN

1. Bahan baku karet alam sangat diperlukan untuk proses pembuatan

produk-produk industri hilir tersebut, karena tidak dapat tergantikan 100% oleh

karet sintetis yang karakteristiknya banyak kelemahannya dibandingkan

dengan karakteristik karet alam.

2. Produk berbahan baku karet alam bersifat terbarukan (sustainable) dan

ramah lingkungan, berbeda dengan karet sintetis yang bersifat sebaliknya.

Apalagi pohon karet dari daun hingga batangnya semuanya dapat

dimanfaatkan untuk keperluan umat manusia.

3. Sangatlah bijaksana apabila pemerintah lebih serius menangani industri

hilir karet ini dengan memberikan stimulus yang diperlukan oleh

produsen-produsen industri hilir khususnya Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) yang bergerak di bidang usaha tersebut, sehingga industri

tersebut bisa tetap eksis sekaligus bisa membuka lapangan kerja yang lebih

luas lagi.

4. Stimulus yang diperlukan antara lain tidak memberi kemudahan impor

barang-barang sejenis, memberi keringanan/membebaskan pajak

(13)

64

secara besar-besaran dengan mengikuti event-event pameran berskala

internasional, tentu saja dengan didukung oleh fasilitas sumber daya

manusia (SDM) yang kompeten dan dukungan dana yang memadai,

memperluas jaringan pemasaran di mancanegara dan diversifikasi produk

jadi.

5. Produsen utama produk jadi industri hilir karet khususnya untuk jenis

rubber threads adalah dari negara Thailand dimana jaringan pemasarannya

sudah mendunia, berbeda dengan rubber threads produk PT. IKN

sebagian besar masih didominasi oleh pembeli lokal (domestik) yang skala

usahanya relatif kecil, meskipun pembeli dari luar negeri ada juga seperti

China, India, Pakistan dan Korea, namun hanya sesekali saja jika ada

kecocokan harga (disepakati bersama), baru diterbitkan kontraknya,

(14)

65

DAFTAR PUSTAKA

Arsip Milik PT. Industri Karet Nusantara.

Arsip Milik Kelurahan Timbang Deli.

Balai Penelitian Perkebunan Sembawa. 1981. Penyadapan Tanaman Karet. Seri Pedoman No.1. Badan Peneliti dan Pengembangan Pertanian, Palembang.

Gottschalk, Louis. 2006. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press.

Heru, Didit dan Agus Andoko. 2010. Petunjuk Lengkap Budidaya Karet. Jakarta:

PT. AgroMedia Pustaka.

Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Kuntowijoyo. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka.

Parker.S.R. 1993. Sosiologi Industri. Jakarta. Penerbit Rineka Cipta.

Persada.Ekawarna dan Fachruddiansyah.2010. Pengantar Teori Ekonomi Makro. Jakarta:

Gaung Persada.

Shadily, Hassan. 1993. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Tim Dosen. 2008. Dasar – Dasar Ilmu Sejarah. Medan: FIS UNIMED.

Tim Penulis PS. 2005. Karet ; Strategi Pemasaran Budidaya dan Pengolahannya, Jakarta:

Penebar Swadaya.

Tim Penulis PS. 2009. Panduan Lengkap Karet, Jakarta: Penebar Swadaya.

Internet :

(15)

66 www.ptpn3.co.id/

http://www.mediaperkebunan.net/index.php?option=com_content&view=article&id=94:industri-hilir-karet-harus-ditangani-serius&catid=9:publikasi&Itemid=5

Referensi

Dokumen terkait

Kalsium karbonat digunakan pada industri karet untuk kekerasan yang lebih rendah, seperti pada pembuatan flexible joint pada PT.Industri Karet Nusantara.. Berdasarkan analisa

Lateks pekat (Concetrated latex) merupakan bahan baku industri karet yang paling fleksibel dibanding dengan sit, atau karet remah namun lateks ini harus dipekatkan terlebih dahulu

Industri Karet Nusantara yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi (benang karet) mengalami permasalahan dalam hal produktivitas, yakni tingginya

Salah satu proses yang terpenting dalam pembuatan benang karet adalah pada saat awal pembentukan benang karet di unit extrusi dengan menggunakan asam asetat (CH 3 COOH) sebagai

Akhmad Sulaiman, pada tahun-tahun sebelumnya bahan baku yang akan dijadikan bahan batik sangat mudah diperoleh dan harganya pun sangat murah, karena pada waktu itu peran

Hal ini diputuskan agar terciptanya sinergi antara PTP dan PNP I-IX dalam hal pemanfaatan produksi pabrik industri karet TAPIKA, khususnya produksi rubber article yang

Industri Karet Nusantara yang telah banyak memberikan informasi kepada penulis dalam membantu penelitian Tugas Akhir Sarjana ini.. Staf pegawai Teknik Industri, Bang

Penanganan Bahan Baku Lateks dan Pengolahan SIR-3 CV dan SIR-3L , Pusat Penelitian Karet Sungai Putih, Medan.. PT.Perkebunan