• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbaikan Kualitas Produk Packing Sterilizer dengan Metode Taguchi dan Fault Tree Analysis di PT. Industri Karet Nusantara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbaikan Kualitas Produk Packing Sterilizer dengan Metode Taguchi dan Fault Tree Analysis di PT. Industri Karet Nusantara"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Industri Karet Nusantara merupakan anak perusahaan dari PT. Perkebunan Nusantara III yang berlokasi di jalan Medan Tanjung Morawa Km 9,5 Medan. Perusahaan ini didirikan oleh Yayasan Dana Tanaman Kertas (DATAK) Departemen Pertanian RI pada tahun 1965. Pada masa perkembangannya perusahaan ini telah beberapa kali berganti nama dan pengelolaannya, yaitu : 1. Periode Tahun 1965-1968, perusahaan ini bernama Pabrik Ban Sepeda

TAVIP yang memproduksi ban dalam dan ban luar sepeda.

2. Periode Tahun 1968-1971, pengelolaan pabrik ini dialihkan ke PT. Perkebunan II dengan nama Industri Karet TAPIKA dengan tambahan produk yaitu benang karet (rubber ban).

3. Periode Tahun 1971-1972, seluruh pengelolaan perusahaan dialihkan ke PT. Perkebunan II. PT. Perkebunan II menambah jenis produksinya dengan membuat rubber article.

4. Periode Tahun 1972-1978, pengelolaannya dialihkan dari PT. Perkebunan II ke Kantor Pemasaran Bersama (KPB) PNP/PTP I-IX di Sumatera-Aceh. 5. Periode Tahun 1978-1982 , pengelolaan perusahaan dikembalikan kepada PT.

(3)

6. Periode Tahun 1982-1989, terjadi peralihan nama indutri yang menjadi proyek industri karet PT. Perkebunan III, dimana jabatan pimpinannya dirangkap oleh kepala bagian pengolahan PT. Perkebunan III.

7. Periode Tahun 1989-1991, proyek mulai menjajaki pasar luar negeri dengan mengekspor rubber glove ke Jerman. Pembangunan pabrik rubber thread mulai dilaksanakan karena prospek pasar untuk ekspor benang karet terbuka luas mengingat kompetitor didalam negeri masih sangat kecil.

8. Periode Tahun 1991-1996, status proyek industri karet dirubah menjadi status unit Pabrik Industri Karet (PIK) dimana pada periode ini pabrik rubber thread telah selesai dibangun sebanyak 4 line dan telah melakukan ekspor ke berbagai negara.

9. Periode Tahun 1996 sampai sekarang , manajemen PTP III, PTP IV dan PTP V digabung menjadi PT. Perlebunan Nusantara III, dimana PT. Industri Karet Nusantara merupakan salah satu unit yang bernaung didalamnya dan menghasilkan produk berupa rubber article, conveyor belt, dock fender, packing sterilizer, sarung tangan dan benang karet dengan dua unit pabrik yaitu rubber article factory dan rubber thread factory.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

(4)

1. Rubber Article Factory (RAF) Produk yang dihasilkan adalah : a. Rubber impeller

b. Dock fender c. Packing sterilizer

2. Rubber Thread Factory (RTF)

Produk yang dihasilkan berupa produk setengah jadi yaitu benang karet. Benang karet yang dihasilkan adalah jenis talcum round section dengan berbagai count (jenis ukuran) dan warna.

2.3. Lokasi Perusahaan

PT. Industri Karet Nusantara terletak di jalan Medan-Tanjung Morawa Km 9,5 Medan, dengan luas sekitar 77.500.000 m2. Lahan tersebut digunakan untuk bangunan kantor dan pabrik.

2.4. Daerah Pemasaran

Hasil produksi PT. Industri Karet Nusantara diedarkan ke beberapa pabrik dan perusahaan garmen/manufaktur lokal dan juga ke beberapa negara seperti Malaysia, Thailand, Cina dan Jepang.

2.5. Proses Produksi

(5)

menggunakan sumber-sumber yang ada. PT. Industri Karet Nusantara bergerak dalam pengolahan lateks menjadi Rubber Article (packing sterilizer). Proses pembuatan packing sterilizer sebagai suatu produk jadi dari pabrik karet dapat diuraikan dalam subbab berikut ini.

2.5.1. Standar Mutu Produk

Produk yang dihasilkan dari pengolahan karet alam yang dilakukan memiliki standar mutu produk berdasarkan ISO 9002 untuk kegiatan manufaktur dan ISO 14000 untuk kebijakan pemakaian sumber daya alam dan penanganan terhadap lingkungan. Sasaran mutu produksinya adalah sebagai berikut :

1. A-grade, yaitu mutu produksi yang bernilai tinggi. Spesifikasi mutu produksi ini adalah 92,50% - 100% produk dalam keadaan baik, yaitu masuk dalam kelayakan sifat fisika.

2. B-grade, yaitu mutu produksi yang tidak baik, namun pelanggan tetap menerima produk tersebut. Produk tersebut memiliki nilai spesifikasi mutu minimal 3,10% dalam keadaan baik, yaitu tidak memenuhi semua sifat fisika. 3. Wastage, yaitu mutu produksi yang tidak baik dan tidak diterima oleh

(6)

2.5.2. Bahan yang Digunakan

Adapun bahan yang digunakan dalam proses pengolahan packing sterilizer ini dibagi dalam tiga jenis yaitu bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan. 1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang ikut dalam proses produksi hingga menjadi produk akhir. Bahan baku yang digunakan adalah karet alam, yaitu centrifuged lateks, dengan kadar DRC (Dry Rubber Content) 60%. Bahan baku lateks yang diperoleh berasal dari kebun PTPN III Rambutan, Tebing Tinggi.

2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan berfungsi meningkatkan mutu produk serta merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan adalah:

a. Plastik, kemasan yang digunakan plastik transparan tebal yang berukuran besar.

b. Seal tape, merupakan bahan yang berfungsi sebagai perekat pada plastik. c. Pewarna, yaitu mikrossol blak 2B.

d. Elastomer, merupakan karet sintetis yang digunakan untuk menambah sifat elastis produk.

(7)

f. Vulkanisir, berfungsi untuk mengikat ion-ion packing sterilizer sehingga zat-zat yang ada menyatu. Sulfur 60% berfungsi mengikat ion-ion pada packing sterilizer (mengeraskan packing sterilizer).

g. Activator, berfungsi untuk mengaktifkan lateks. Zat activator yang digunakan adalah ZnO 60%.

h. Anti Oksidan, berfungsi untuk membunuh kuman-kuman agar lateks tidak cepat mengalami pembusukan atau cepat rusak. Zat kimia yang digunakan adalah wingstay-1 dan Sunproof 50%.

3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperlancar proses produksi, tetapi tidak tampak di bagian akhir produk. Bahan penolong yang digunakan adalah :

a. Demin water, merupakan bahan penolong paling utama dalam pembuatan compound packing sterilizer. Misalnya untuk membersihkan former sebagai pendingin dan juga campuran bahan kimia.

2.5.3. Uraian Proses Produksi

2.5.3.1. Chemical Laboratory Section

(8)

2.5.3.2. Penimbangan Lateks

Bahan baku lateks yang telah diperiksa pada chemical laboratory section dan telah memenuhi standar mutu yang baik akan di-transfer ke tangki induk (6 buah) dengan kapasitas tangki 55 ton/tangki. Lateks yang hendak diolah menjadi packing sterilizer terlebih dahulu ditimbang melalui weighting tank dan disesuaikan dengan jumlah produksi.

2.5.3.3.Compounding Section

1. Pembuatan Dispersi, Solusi dan Emulsi

Compound adalah lateks yang dicampurkan dengan bahan kimia dimana bahan-bahan kimia tersebut diformulasikan dalam tiga bentuk, yaitu :

a. Dispersi

Dispersi adalah campuran bahan kimia yang sukar larut dalam air (berbentuk tepung). Bahan kimia powder yang digunakan dihaluskan dengan menggunakan grinding molteni (alat penggiling). Dispersi ini terdiri dari wingstay 55 %, microsol black 2B, Zink Oxide 60%, dan sulfur 60%. Proses dispersi dilakukan di dalam wetting tank dengan cara mencampurkan bahan dengan air, kemudian disimpan dalam dispertion storage tank

b. Solusi

(9)

air berdasarkan perbandingan antara pelarut (air) dengan zat terlarut yang kemudian disimpan dalam solution storage tank

c. Emulsi adalah campuran bahan kimia yang tidak larut dalam air, untuk mempermudah proses pencampuran digunakan bahan tertentu yang disebut emulgator. Emulsi terdiri dari sunproof 50% dan pottasium oleat 20%, kemudian disimpan didalam emultion storage tank.

2. Pembentukan Compound (In Active Compound)

Pada proses pembentukan compound dilakukan pencampuran bahan baku yaitu lateks dengan bahan kimia (dispersi, solusi dan emulsi). Lateks yang telah ditimbang dipompakanke in active tank dengan vacuum pressure pump. Pada saat yang bersamaan dilakukan penimbangan ketiga bahan kimia yakni dispersi, solusi, serta emulsi sesuai dengan jumlah yang diperlukan. Penimbangan dilakukan di weighting tank. Setelah ditimbang, bahan kimia diteruskan ke tangki manual/tangki sorong (trolly) melalui pipa. Bahan-bahan kimia tersebut diaduk dengan menggunakan stirrer portable dalam trolly, selanjutnya dipompakanke in active tank dengan vacuum pressure pump. 3. Aktivasi Compound

(10)

4. Homogenisasi

Homogenasi yaitu proses untuk menyatukan compound agar tercampur dengan baik dan homogen. Apabila tidak tercampur dengan baik, maka dapat mempengaruhi proses dan produk akhir, artinya mutu dari packing sterilizer yang dihasilkan tidak memenuhi standar. Proses ini dilakukan dengan menggunakan homogenizer machine. Melalui sebuah monopump, compound dipindahkan ke homogenizer machine. Proses homogenasi ini berlangsung selama 1 jam dengan suhu yang masih sama pada proses active compound.

2.5.3.4. Vulkanisasi Section

(11)

2.5.3.5. Molding Section

Lembaran karet yang telah didinginkan selanjutnya dibawa ke bagian molding. Pada tahap ini, lembaran karet tersebut dipotong sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan secara manual. Hasil potongan tersebut dimasukkan kedalam cetakan packing sterilizer yang telah dipersiapkan sebelumnya. Selanjutnya dilakukan proses pemanasan yang bertujuan untuk membentuk packing sterilizer sesuai dengan cetakan yang telah ditetapkan. Proses ini dilakukan selama ±1 jam pada suhu antara 120-140 ºC.

2.5.3.6. Finishing

Setelah proses pemanasan, produk tersebut didinginkan kembali. Proses

pendinginan berlangsung dengan suhu ruangan. Maksud pendinginan ini adalah untuk menormalkan panas pada packing sterilizer setelah terjadi pemasakan. Jika produk masuk ke dalam kemasan dalam keadaan panas akan terjadi proses oksidasi pada produk yang akan merusak mutu produk.

(12)

2.6. Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan

2.6.1. Struktur Organisasi Perusahaan

Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sedangkan stuktur organisasi adalah kerangka antar hubungan dari orang-orang atau unit-unit organisasi yang masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab serta wewenang tertentu.

Pengorganisasian dan bagian yang berbeda-beda diperlukan struktur organisasi yang akan memberikan pengertian yang mudah mengenai organisasi yang bersangkutan. Dengan adanya struktur organisasi, maka setiap karyawan dan pimpinan akan mengetahui batas kewajibannya, wewenangnya serta tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya.

(13)

Pemengang Saham

Sumber : PT Industri Karet Nusantara

(14)

2.6.2. Tugas dan Tanggung Jawab

Setiap jabatan mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing. Pembagian tugas diberikan berdasarkan keahlian maupun spesialisasi yang dimiliki sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar. Uraian tugas dan tanggung jawab pada PT. Industri Karet Nusantara dapat dilihat pada Lampiran I.

2.6.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja

Jumlah tenaga kerja pada PT. Industri Karet Nusantara adalah 231 orang. Rincian jumlah tenaga kerja tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1. Pengaturan jam kerja disesuaikan dengan peraturan Depnaker dan Perjanjian Serikat Pekerja (PSP) antara perusahaan dan wakil karyawan, dimana nominal jam kerja karyawan adalah 40 jam perminggu dan selebihnya diperkirakan sebagai jam kerja lembur.

Tabel 2.1. Rekapitulasi Jumlah Tenaga Kerja PT Industri Karet Nusantara

No Bagian Jumlah (Orang)

1 Pembiayaan dan Pemasaran 9

2 Manager Pabrik Resiprene 1

3 Asisten Teknik Pabrik Resiprene 2

4 Asisten Pengolahan Pabrik Resiprene 60

5 Asisten Lab/QC Pabrik Resiprene 5

6 Asisten TU/PU Pabrik Resiprene 13

7 Manager Pabrik Rubber Thread dan Rubber Article 1 8 Asisten Teknik Pabrik Rubber Thread dan Rubber Article 3

9 Asisten Pengolahan Pabrik Rubber Thread 40

10 Asisten Pengolahan Pabrik Rubber Article 50

11 Asisten Lab/QC Pabrik Rubber Thread dan Rubber Article 12

12 Asisten TU/PU 15

13 PAPAM 20

(15)

2.6.4. Sistem Pengupahan

Kesejahteraan merupakan faktor yang ikut menunjang produktivitas pekerja. Pemberian gaji atau upah yang memadai merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja. Sistem pengupahan yang ditetapkan oleh PT. Industri Karet Nusantara berpedoman pada ketentuan Upah Minimum Sektoral Regional (UMSR) yang ditetapkan pemerintah.

Selain gaji pokok tersebut, perusahaan juga memberikan tunjangan lain, yaitu berupa :

1. Upah lembur

2. Tunjangan hari besar keagamaan 3. Tunjangan santunan sosial 4. Tunjangan makan

5. Tunjangan dinas

6. Tunjangan anak sekolah 7. Tunjangan pindah rumah 8. Bonus

Disamping pemberian gaji pokok dan tunjangan-tunjangan tersebut, usaha-usaha lain yang dilakukan perusaha-usahaan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja adalah :

1. Jaminan sosial tenaga kerja 2. Cuti

(16)

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Industri Karet Nusantara
Tabel 2.1. Rekapitulasi Jumlah Tenaga Kerja          PT Industri Karet Nusantara

Referensi

Dokumen terkait

bahwa Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan hidup yang menjadi kewenangannya berdasarkan ketentuan Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia- Institut Pertanian Bogor 51 Jurnal Psikologi

Keindahan, keasrian taman kampus juga menjadi salah satu indikator program HIJAU, BERSIH dan SEHAT (H-BAT) yang dicanangkan sejak tahun 2016. Kompetisi Kreasi Taman Kampus

Sebagai tindak lanjut hasil Desk Evaluasi Proposal Baru Penelitian Kompetitif Nasional Tahun 2015, Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal

[r]

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidourip Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang, adapun yang menjadi populasi sekaligus sampel dalam penelitian ini adalah

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan pelanggan terhadap kinerja karyawan yang telah diberikan oleh PDAM Tirta Lawu Karanganyar

Berdasarkan permasalahan yang terjadi di atas, penulis menggunakan metode Line Balancing untuk menentukan pembagian stasiun kerja yang menghasilkan kapasitas