Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan jujur. Kuesioner penelitian ini tidak akan mempengaruhi nilai anda di sekolah. Semua data yang terdapat pada kuesioner dirahasiakan, hanya peneliti yang mengetahuinya.
Petunjuk:
1. Pengetahuan HIV/AIDS dan bahaya narkoba : Pilih salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (x) pada jawaban yang menurut anda benar.
2. Sikap HIV/AIDS dan bahaya narkoba : Berikan tanda ceklis (√) pada kolom yang tersedia sesuai kategori yang anda pilih. Kategori jawaban (SS = Sangat Setuju, S = Setuju, TS = Tidak Setuju, STS = Sangat Tidak Setuju)
Identitas Siswa
Nomor Siswa :
Umur :
Jurusan :
Ekstrakurikuler :
Sumber informasi tentang HIV/AIDS dan bahaya narkoba : a. Radio/TV/Internet
b. Teman c. Keluarga d. Sekolah
Pengetahuan HIV/AIDS
1. Apakah pengertian dari HIV?
a. Suatu virus yang menyerang sistem kekebalan manusia b. Suatu virus yang menyerang organ manusia
c. Suatu racun yang menyebabkan rusaknya sistem kekebalan manusia d. Suatu bakteri yang menyerang organ manusia
2. Apakah yang dimaksud dengan AIDS? a. Virus yang menyebabkan terjadinya HIV
b. Kumpulan gejala-gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh
c. Kumpulan penyakit alat kelamin
d. Suatu virus yang menyerang sistem kekebalan manusia 3. Menurut anda penyebab AIDS adalah?
a. Bakteri c. Jamur b. Virus d. Mikroba 4. Virus HIV terdapat dalam :
6. Apakah gejala dari AIDS? a. Demam
b. Penurunan berat badan <10% dalam satu bulan c. Sakit kepala, muntah darah
d. Tidak ada gejala
7. Berapa lama waktu yang dibutuhkan Virus HIV untuk berkembang menjadi AIDS?
a. 1 minggu c. 1 tahun
b. 1 bulan d. 5-10 tahun
8. Bagaimana cara penularan HIV/AIDS?
a. Menggunakan peralatan makan yang telah dipakai penderita b. Gigitan nyamuk
c. Berpelukan dengan penderita HIV/AIDS d. Kontak seksual dengan pederita HIV/AIDS 9. HIV/AIDS tidak bisa ditularkan melalui ?
a. Bergaul sehari-hari dengan penderita HIV/AIDS b. Anak yang lahir dari ibu yang menderita AIDS c. Apabila digigit oleh orang yang terinfeksi HIV d. Menggunakan jarum suntik secara bergantian
10. Jika seseorang ingin melakukan pemeriksaan HIV maka dia dapat memeriksanya di?
a. Praktek dokter c. Puskesmas dengan layanan VCT
b. Posyandu d. Apotik
11.Dibawah ini yang termasuk pencegahan HIV/AIDS adalah a. Promosi kesehatan tentang HIV/AIDS
b. Tidak menggunakan jarum suntik berulang
c. Tidak melakukan hubungan seksual diluar pernikahan d. Semua benar
12.Apakah penyakit HIV dapat disembuhkan? a. Ya, dengan pengobatan ARV
b. Tidak
c. Ya, sembuh dengan sendiri d. Tidak tahu
Pengetahuan Bahaya Narkoba
1. Apakah yang dimaksud dengan narkoba?
a. Singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya b. Zat-zat alami yang menyebabkan ketergantungan
3. Dibawah ini, manakah yang termasuk psikotropika? a. Ekstasi, shabu
b. Ganja, heroin,kokain
c. Alkohol, pelumas bensin, rokok d. Alkohol dan pil koplo
4. Dibawah ini, manakah yang termasuk bahan adiktif? a. Ekstasi, shabu
b. Ganja, heroin,kokain c. Alkohol, lem, rokok d. Putaw, ekstasi
5. Berdasarkan efek terhadap sistem syaraf pusat narkoba dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Depresan,
b. Depresan, Stimulan
c. Depresan, Stimulan, dan Halusinogen d. Ganja, heroin, dan shabu
6. Narkoba yang mengandung zat stimulan memberikan dampak… a. Menimbulkan halusinasi
b. Meningkatkan kegairahan c. Memberikan rasa tenang d. Menimbulkan rasa ngantuk
7. Pernyataan, di bawah ini yang merupakan pengaruh penyalahgunaan narkoba terhadap sistem tubuh manusia?
a. Sistem syaraf pusat b. Gemetar
c. Menggigil
d. Sistem pencernaan
8. Pernyataan, di bawah ini yang merupakan pengaruh penyalahgunaan narkoba jenis sabu- sabu setelah pemakaian?
a. Bicara Lambat
b. Selera Makan Bertambah
c. Meningkatkan kegairahan untuk melakukan seks bebas d. Menjadi lebih penakut
9. Dampak bagi tubuh akibat mengkonsumsi alkohol dalam jangka waktu yang lama?
a. Gangguan radang usus, hati dan kerusakan otak b. Gangguan paru-paru
11.Aktivitas dibawah ini yang menyebabkan mabuk adalah a. Konsumsi minuman beralkohol
b. Konsumsi ganja,shabu, dan heroin c. Menghirup bau lem (Ngelem) d. Semuabenar
12.Dibawah ini yang termasuk pencegahan terhadap narkoba adalah a. Mengisi waktu kosong dengan kegiatan positif
b. Tidak mengkonsumsi rokok dan menghidari pergaulan bebas c. Rehabilitasi pengguna narkoba
d. Semua benar
Sikap terhadap HIV/AIDS
No. Pernyataan Sikap SS S TS STS
1. Bersedia hidup dengan penderita HIV/AIDS di komunitas yang sama 2 Penderita HIV/AIDS mengikuti
kegiatan sosial dilingkungan sekitarnya
3. Penderita HIV/AIDS bekerja di tempat umum
4. Berteman dengan penderita HIV/AIDS
5. Penderita HIV/AIDS boleh menggunakan toilet umum
6. Larangan seks bebas
memabukkan merupakan lanjutan setelah kebiasaan merokok
3. Penting dilakukannya penyuluhan kesehatan tentang penyalahgunaan narkoba di sekolah.
4. Pemakai narkoba sering mengakibatkan perilaku atau tindakan kekerasan.
5. Penting ada relawan anti narkoba di sekolah.
6. Keluarga berperan penting bagi anak agar tidak terjerumus pada penyalahgunaan narkoba.
7. Berkumpul bersama penyalahguna narkoba ber esiko mencoba-coba narkoba
8. Penyalahgunaaan narkoba dapat membuat seseorang menjadi ketergantungan.
9. Penyalahgunaan narkoba merupakan salah satu penyebab generasi muda hancur.
1 114 86.4 86.4 100.0
Total 132 100.0 100.0
A2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 76 57.6 57.6 57.6
1 56 42.4 42.4 100.0
Total 132 100.0 100.0
A3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 10 7.6 7.6 7.6
1 122 92.4 92.4 100.0
Total 132 100.0 100.0
A4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 37 28.0 28.0 28.0
1 95 72.0 72.0 100.0
Total 132 100.0 100.0
A5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 112 84.8 84.8 84.8
1 20 15.2 15.2 100.0
Total 132 100.0 100.0
A6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 72 54.5 54.5 54.5
1 60 45.5 45.5 100.0
Total 132 100.0 100.0
A7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 84 63.6 63.6 63.6
1 48 36.4 36.4 100.0
Total 132 100.0 100.0
A8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 21 15.9 15.9 15.9
1 111 84.1 84.1 100.0
A10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 48 36.4 36.4 36.4
1 84 63.6 63.6 100.0
Total 132 100.0 100.0
A11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 27 20.5 20.5 20.5
1 105 79.5 79.5 100.0
Total 132 100.0 100.0
A12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 77 58.3 58.3 58.3
1 55 41.7 41.7 100.0
Total 132 100.0 100.0
B1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 25 18.9 18.9 18.9
1 107 81.1 81.1 100.0
Total 132 100.0 100.0
B2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 45 34.1 34.1 34.1
1 87 65.9 65.9 100.0
Total 132 100.0 100.0
B3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 62 47.0 47.0 47.0
1 70 53.0 53.0 100.0
Total 132 100.0 100.0
B4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 48 36.4 36.4 36.4
1 84 63.6 63.6 100.0
B6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 88 66.7 66.7 66.7
1 44 33.3 33.3 100.0
Total 132 100.0 100.0
B7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 23 17.4 17.4 17.4
1 109 82.6 82.6 100.0
Total 132 100.0 100.0
B8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 63 47.7 47.7 47.7
1 69 52.3 52.3 100.0
Total 132 100.0 100.0
B9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 28 21.2 21.2 21.2
1 104 78.8 78.8 100.0
Total 132 100.0 100.0
B10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 53 40.2 40.2 40.2
1 79 59.8 59.8 100.0
Total 132 100.0 100.0
B11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 46 34.8 34.8 34.8
1 86 65.2 65.2 100.0
Total 132 100.0 100.0
B12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 40 30.3 30.3 30.3
1 92 69.7 69.7 100.0
4 8 6.1 6.1 100.0
Total 132 100.0 100.0
C2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 17 12.9 12.9 12.9
2 49 37.1 37.1 50.0
3 40 30.3 30.3 80.3
4 26 19.7 19.7 100.0
Total 132 100.0 100.0
C3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 30 22.7 22.7 22.7
2 58 43.9 43.9 66.7
3 38 28.8 28.8 95.5
4 6 4.5 4.5 100.0
Total 132 100.0 100.0
C4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 20 15.2 15.2 15.2
2 57 43.2 43.2 58.3
3 45 34.1 34.1 92.4
4 10 7.6 7.6 100.0
Total 132 100.0 100.0
C5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 29 22.0 22.0 22.0
2 60 45.5 45.5 67.4
3 28 21.2 21.2 88.6
4 15 11.4 11.4 100.0
Total 132 100.0 100.0
C6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 9 6.8 6.8 6.8
2 7 5.3 5.3 12.1
3 18 13.6 13.6 25.8
4 98 74.2 74.2 100.0
4 90 68.2 68.2 100.0
Total 132 100.0 100.0
D1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 1 .8 .8 .8
2 13 9.8 9.8 10.6
3 46 34.8 34.8 45.5
4 72 54.5 54.5 100.0
Total 132 100.0 100.0
D2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 4 3.0 3.0 3.0
2 8 6.1 6.1 9.1
3 63 47.7 47.7 56.8
4 57 43.2 43.2 100.0
Total 132 100.0 100.0
D3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 1 .8 .8 .8
2 3 2.3 2.3 3.0
3 31 23.5 23.5 26.5
4 97 73.5 73.5 100.0
Total 132 100.0 100.0
D4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 2 1.5 1.5 1.5
2 7 5.3 5.3 6.8
3 39 29.5 29.5 36.4
4 84 63.6 63.6 100.0
Total 132 100.0 100.0
D5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 3 2.3 2.3 2.3
3 30 22.7 22.7 25.0
4 99 75.0 75.0 100.0
4 106 80.3 80.3 100.0
Total 132 100.0 100.0
D7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 8 6.1 6.1 6.1
2 12 9.1 9.1 15.2
3 45 34.1 34.1 49.2
4 67 50.8 50.8 100.0
Total 132 100.0 100.0
D8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 3 2.3 2.3 2.3
2 4 3.0 3.0 5.3
3 44 33.3 33.3 38.6
4 81 61.4 61.4 100.0
Total 132 100.0 100.0
D9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 1 .8 .8 .8
2 3 2.3 2.3 3.0
3 24 18.2 18.2 21.2
4 104 78.8 78.8 100.0
Total 132 100.0 100.0
D10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 1 .8 .8 .8
2 1 .8 .8 1.5
3 27 20.5 20.5 22.0
4 103 78.0 78.0 100.0
Total 132 100.0 100.0
Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 16 80 60.6 60.6 60.6
17 49 37.1 37.1 97.7
18 3 2.3 2.3 100.0
Jurusan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid AGAMA 17 12.9 12.9 12.9
BAHASA 1 .8 .8 13.6
IPA 92 69.7 69.7 83.3
IPS 22 16.7 16.7 100.0
Total 132 100.0 100.0
Sumber Informasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Radio/TV/Internet 21 15.9 15.9 15.9
ABCD 9 6.8 6.8 22.7
ACD 1 .8 .8 23.5
AD 7 5.3 5.3 28.8
Teman 3 2.3 2.3 31.1
Keluarga 2 1.5 1.5 32.6
Sekolah 89 67.4 67.4 100.0
Total 132 100.0 100.0
Jumlah Sumber
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Satu Sumber 115 87.1 87.1 87.1
Lebih dari satu sumber 17 12.9 12.9 100.0
Total 132 100.0 100.0
Kategori Pengetahuan HIV/AIDS
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 17 12.9 12.9 12.9
Cukup 71 53.8 53.8 66.7
Kurang 44 33.3 33.3 100.0
Total 132 100.0 100.0
Kategori Pengetahuan Bahaya Narkoba
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 33 25.0 25.0 25.0
Cukup 66 50.0 50.0 75.0
Kurang 33 25.0 25.0 100.0
Total 132 100.0 100.0
Kategori Sikap Bahaya Narkoba
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 117 88.6 88.6 88.6
Cukup 13 9.8 9.8 98.5
Kurang 2 1.5 1.5 100.0
Total 132 100.0 100.0
katA * katC Crosstabulation
katC
Total
Tidak Baik Baik
Kata Tidak Baik Count 97 18 115
% within katA 84.3% 15.7% 100.0%
Baik Count 10 7 17
% within katA 58.8% 41.2% 100.0%
Total Count 107 25 132
% within katA 81.1% 18.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 6.285(b) 1 .012
Continuity
Correction(a) 4.732 1 .030
Likelihood Ratio 5.309 1 .021
Fisher's Exact Test .020 .020
Linear-by-Linear
Association 6.237 1 .013
N of Valid Cases 132
a Computed only for a 2x2 table
b 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.22.
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper Lower
Odds Ratio for katA (Tidak Baik / Baik) 3.772 1.270 11.209
For cohort katC = Tidak Baik 1.434 .956 2.151
For cohort katC = Baik .380 .187 .772
KatB Tidak Baik Count 11 88 99
% within katB 11.1% 88.9% 100.0%
Baik Count 4 29 33
% within katB 12.1% 87.9% 100.0%
Total Count 15 117 132
% within katB 11.4% 88.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square .025(b) 1 .874
Continuity
Correction(a) .000 1 1.000
Likelihood Ratio .025 1 .875
Fisher's Exact Test 1.000 .546
Linear-by-Linear
Association .025 1 .875
N of Valid Cases 132
a Computed only for a 2x2 table
b 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.75. Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper Lower
Odds Ratio for katB (Tidak Baik / Baik) .906 .268 3.066
For cohort katD = Tidak Baik .917 .313 2.684
For cohort katD = Baik 1.011 .875 1.169
N of Valid Cases 132
katA * katB Crosstabulation
katB
Total
Tidak Baik Baik
katA Tidak Baik Count 87 28 115
% within kata 75.7% 24.3% 100.0%
Baik Count 12 5 17
% within kata 70.6% 29.4% 100.0%
Total Count 99 33 132
Correction(a)
Likelihood Ratio .196 1 .658
Fisher's Exact Test .764 .426
Linear-by-Linear
Association .201 1 .654
N of Valid Cases 132
a Computed only for a 2x2 table
b 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.25. Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper Lower
Odds Ratio for katA (Tidak Baik / Baik) 1.295 .420 3.995
For cohort katB = Tidak Baik 1.072 .775 1.482
For cohort katB = Baik .828 .371 1.849
N of Valid Cases 132
katC * katD Crosstabulation
katD
Total
Tidak Baik Baik
katC Tidak Baik Count 13 94 107
% within katC 12.1% 87.9% 100.0%
Baik Count 2 23 25
% within katC 8.0% 92.0% 100.0%
Total Count 15 117 132
% within katC 11.4% 88.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square .346(b) 1 .556
Continuity
Correction(a) .057 1 .811
Likelihood Ratio .374 1 .541
Fisher's Exact Test .735 .428
Linear-by-Linear
Association .344 1 .558
N of Valid Cases 132
a Computed only for a 2x2 table
b 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.84 Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper Lower
Odds Ratio for katC (Tidak Baik / Baik) 1.590 .335 7.546
74
Afianty, R.D.; Martioso, P.S.; Hadi, H.T. 2014. Gambara Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan “X” mengenai Napza di Kota Bandung. http://repository.maranatha.edu/12681/9/ 1110119_Journal.pdf. 14/5/2016
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta:Rineka Cipta
BKKBN. 2012. NAPZA dan HIV/AIDS di Kalangan Remaja.
http://dkijakarta.bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispForm.aspx?ID=18&Conten tTypeId=0x01003DCABABC04B7084595DA364423DE7897. 11/3/2016 BNN. 2010. Pemahaman Tentang Bahaya Penyalahgunaan Narkoba.
http://www.bnn.go.id/portal/_uploads/post/2010/11/23/2010-11-23__19-44-55.pdf. 14/2/2016
. 2014. Laporan Akhir Survei Nasional Perkembangan Penyalahguna Narkoba Tahun Anggaran 2014. http://103.3.70.3/portal/_uploads /post/2015/03/11/Laporan_BNN_2014_Upload_Humas_FIX.pdf.
14/2/2016.
Daili. S.F. 2009. Infeksi Menular Seksual Edisi IV. Jakarta : Balai penerbit FKUI
Dinkes Provsu. 2016. Laporan Program HIV/AIDS dan IMS Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015. http://diskes.sumutprov.go.id 14/2/2016 Dinkes Provsu. 2013. Profil Kesehatan Sumatera Utara 2013.
http://diskes.sumutprov.go.id/editor/gambar/file/Profil%20%20Kesehata% 202013.pdf. 14/2/2016
Emailijati, Kartika. 2013. Pengaruh Faktor Personal dan Lingkungan Sosial terhadap Risiko Penyalahgunaan Narkoba pada Anak Remaja di Desa Mabar Kecamatan Medan Deli. http://repository.usu.ac.id/. 14/2/2016.
Irianto, Koes. 2013. Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis. Cetakan Pertama. Bandung : Alfabeta.
Jaid, 2014. Jadikan Dirimu Sebagai Pahlawan Yang Menyelamatkan Dirimu Dari Penjahat Bernama Seks Bebas Dan Narkoba. http://dedihumas.bnn.go.id/read/section/artikel /2014/04/10/972/ jadikan- dirimu-sebagai-pahlawan-yang-menyelamatkan-dirimu-dari-penjahat-bernama-seks-bebas-dan-narkoba. 11/3/2016
Kemenkes RI. 2015. INFODATN Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja. http://www.kemkes.go.id/ development/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin%20reprodu ksi%20remaja-ed.pdf. 10/5/2016
. 2014. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan.
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/bu letin-ptm.pdf. 14/2/2016.
. 2014. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI Situasi dan Analisis HIVAIDS. http://www.depkes.go.id/resources/ download/pusdatin/infodatin/ Infodatin %20AIDS.pdf. 14/2/2016
. 2014. Statistik Kasus HIVAIDS di Indonesia.
http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.php?lang=id&gg=1. 14/2/2016
. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.
http://labmandat.litbang.depkes.go.id/images/download/laporan/RKD/201 3/RKD_dalam_angka_final.pdf.14/2/2016
Lisa F.R. Julianan; Sutrisna W, Nengah. 2013.Narkoba, Psikotropika, dan Gangguan jiwa Tinjauan Kesehatan dan Hukum. Yogyakarta: Nuha Medika
Malik, Mukhlis. 2011. Perilaku Menyimpang dan Pengendalian Sosial. http://e-learningman1mdn.blogspot.co.id/2011/11/perilaku-menyimpang-dan pengendalian.html. 10/6/2016
. 2011. E Learning MAN 1 Medan. http://e-learningman1mdn. blogspot. co.id.10/6/2016
Mardhatillah. 2015 Hubungan Pengetahuan dan Sikap Siswa Tentang HIV dan AIDS dengan Stigma terhadap Orang dengan HIV dan AIDS (Odha) di SMAN 5 Makassar. http://repository.unhas.ac.id:4001/digilib/ files/disk1/314/mardhatill15691-mardhati%29.pdf. 13/6/2016
Murtiastutik, D. 2008. Buku Ajar Infeksi Menular Seksual. Surabaya:Airlangga University Press
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta
Nurfajri; Murzam, S.; Dimas P.N. 2013. Pengetahuan dan Sikap tentang Narkoba pada Siswa-siswi SMA Handayani Pekanbaru Sebelum dan Sesudah Penyuluhan.http://webcache.googleusercontent.com/search?q= cache:DhUEVceC_eMJ:repository.unri.ac.id/xmlui/bitstream/handle/1235 6789/3543/Artikel%2520Publikasi.pdf%3Fsequence%3D1+&cd=1&hl=en &ct=clnk&client=firefox-a. 28/5/2016
Nurhidayatullah, Muhamad. 2015. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Sikap tentang HIV/AIDS di SMA Negeri 1 Karangtengah Demak. http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/documents/4419.pdf. 23/4/2016
Nursalam. Kurniawati; Ninuk, D. 2011. Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi HIV AIDS. Jakarta: Salemba Medika
Pamella, Intany. 2014. Hubungan Kontrol Diri dengan Kenakalan Remaja serta Implikasinya bagi Layanan Bimbingan dan Konseling.
http://repository.upi.edu/6736/4/S_PPB_0903909_Chapter1.pdf.10/5/2016
Pemprovsu. 2014. Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 23 Tahun 2014. http://medan.bpk.go.id/wp-content/uploads/2015/10/Pergub-Nomor-23-Tahun-2014-Tentang-PENANGGULANGAN-HUMAN IMMUNODE FICIENCY-VIRUS-DAN-ACQUIRED-IMMUNE-DEFICIENCY
SYHDROME.pdf. 10/3/2016
Permana, R.T.R.W. 2014. Pengaruh pendidikan Kesehatan melalui Peer Group terhadap Sikap Remaja tentang HIV/AIDS di SMA N 2 Bantul Yogyakarta.http://opac.say.ac.id/430/1/NASKAH%20PUBLIKASI%20R ANANDIKA%20TRI%20ROHMADI%20WISNU%20PERMANA%20% 28201010201093%29.pdf. 23/5/2016
Samy, R.D.N. 2014. Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang HIV/AIDS di SMA Raksana Medan. http://repository.usu.ac.id/ bitstream/123456789/40388/3/Chapter%20III%20-%20VI.pdf. 25/3/2016
Soedarto. 2009. Virologi Klinik: Membahas Penyakit-penyakit Virus Termasuk AIDS, Flu Burung, Flu Babi dan SARS. Surabaya: CV Sugeng Seto.
Syarif, Fauzi. Tafal, Zarfiel. 2008.Karakteristik Remaja Pengguna Narkoba Suntik dan Perilaku Beresiko HIV/AIDS di Kecamatan Ciledug Kota Tangerang. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=269729 &val=7113&title=Karakteristik%20Remaja%20Pengguna%20Narkoba%2 0Suntik%20dan%20Perilaku%20Berisiko%20HIV/AIDS%20di%20Keca matan%20Ciledug%20Kota%20Tangerang. 10/4/2016
Thanabal, Premaaloshinee. 2012. Tingkat Pengetahuan Siswa Siswi Sekolah Menengah Atas Harapan Tahun 2011 tentang Bahaya Narkotika dan Efek Sampingnya. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/ 31192/3/Chapter%20III-V.pdf. 23/3/2016
Timmreck, T.C. 2012. Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2. Jakarta:EGC Tosi, Ariyanto; Romeo, Petrus,: Marni. 2010. Hubungan antara Pengetahuan
Siswa tentang Penyakit HIV/AIDS dengan Sikap Siswa terhadap Penyakit HIV/AIDS. https://mediakesehatanmasyarakat.files.wordpress. com/2012/06/artikelpertama-ariyanto.pdf. 10/3/2016
UNODC. 2015. World Drug Report 2015. https://www.unodc. org/documents/wdr2015/ World_Drug_Report_2015.pdf. 10/2/2016.
UNICEF. 2012. Ringkasan Kajian Respon Terhadap HIV&AIDS. http://www.unicef.org/indonesia/id/A4_-_B_Ringkasan_Kajian_HIV.pdf. 29/3/2016
WHO. 2015. HIV/AIDS. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs360/en/. 1/2/2016.
Wibowo, D.E.; Marom, Saeful. 2014. Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS di Kota Pekalongan. http://jurnal.pekalongankota.go.id/ index.php/jp/article/download/9/22. 9/4/2016
Winarno. 2008. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Jarum Suntik Bergantian diantara Pengguna Napza Suntik di Kota Semarang.ejournal.undip.ac.id/index.php/jpki/article/download/2539/229. 11/3/2016
BAB 3
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei analitik dengan desain
cross sectional.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MAN 1 Medan. Waktu pelaksanaan penelitian
ini dilakukan mulai bulan Februari sampai Juni 2016.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa laki-laki kelas XI MAN
1 Medan dengan jumlah populasi 207 siswa .
3.3.2 Sampel
Sampel penelitian ini adalah sebagian siswa laki-laki kelas XI MAN 1
Medan. Rumus perhitungan sampel yang digunakan, Lameshow (1997), yaitu:
{ √ √ }
Keterangan:
n = besar sampel minimal
Z1- α/2 = nilai baku distribusi normal pada tingkat kemaknaan α=0,05,
sehingga Z1- α/2=1,96
Z1- β = nilai Z pada kekuatan uji β 80%, maka Z1- β= 0,842
Pa = perkiraan proporsi di populasi (0,5)
Pa-P0 = perkiraan selisih proporsi yang diteliti dengan proporsi di
populasi
Berdasarkan rumus besar sampel minimal diatas, maka:
{ √ √ }
Berdasarkan hasil perhitungan sampel diatas maka didapatkan sampel penelitian
sebanyak 132 siswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode simple random sampling.
3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer
Data primer diperoleh melalui kuesioner yang meliputi karakteristik siswa,
data pengetahuan dan sikap tentang HIV/AIDS dan bahaya narkoba. Kuesioner
berisi daftar pertanyaan beserta pilihan jawaban. Kuesioner diberikan kepada
siswa laki-laki dengan pengarahan lebih dahulu dari peneliti.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari tata usaha MAN 1 Medan yaitu jumlah siswa
dan deskripsi MAN 1 Medan.
3.5 Definisi Operasional
a. Pengetahuan HIV/AIDS adalah segala sesuatu yang diketahui oleh siswa
tentang HIV/AIDS.
b. Pengetahuan bahaya narkoba adalah segala sesuatu yang diketahui oleh
c. Sikap HIV/AIDS adalah reaksi atau respon siswa terhadap HIV/AIDS.
d. Sikap bahaya narkoba adalah reaksi atau respon siswa terhadap bahaya
narkoba.
3.6 Metode Pengukuran
3.6.1 Pengetahuan HIV/AIDS dan Bahaya Narkoba
Penilaian pengetahuan siswa tentang HIV/AIDS dan bahaya narkoba
masing-masing terdiri dari 12 pertanyaan. Responden yang menjawab benar diberi
skor 1, responden yang menjawab salah dan menjawab tidak tahu diberi skor 0.
Menurut Arikunto (2013) total skor dibagi dalam tiga kategori, yaitu:
a. Baik : >75% b. Cukup : 60% - 75% c. Kurang : <60%
Jawaban menggunakan skala ukur ordinal yang dikategorikan sebagai
berikut. Kategori pengetahuan HIV/AIDS dan bahaya narkoba:
a. Baik : apabila total skor responden >9 b. Cukup : apabila total skor responden 7-9 c. Kurang : apabila total skor responden <7
3.6.2 Sikap HIV/AIDS dan Bahaya Narkoba
Penilaian sikap siswa terdiri dari 7 pernyataan tentang HIV/AIDS dan 10
pernyataan tentang bahaya narkoba. Responden yang menyatakan “Sangat Setuju
(SS)” diberi skor empat, “Setuju (S)” diberi skor tiga, “Tidak Setuju (TS)” diberi
skor dua dan “Sangat Tidak Setuju (STS)” diberi skor satu. Total skor sikap
HIV/AIDS diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu :
a. Baik, apabila total skor responden >21 (>75%)
Total skor sikap bahaya narkoba diklasifikasikan dalam 3 (tiga) kategori, yaitu :
a. Baik, apabila total skor responden >30 (>75%)
b. Cukup, apabila total skor responden 24 – 30 (60% -75%) c. Kurang, apabila total skor responden <24 (<60%)
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas
Kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas dan
reliabilitasnya. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan
bantuan perangkat lunak komputer pengolah data statistik. Sampel yang
digunakan dalam uji validitas ini memiliki karakter yang hampir sama dengan
sampel dalam penelitian ini. Jumlah sampel dalam uji validitas dan reliabilitas ini
adalah 30 siswa, jadi nilai r tabel = 0,3610. Hasil uji validitas dan reliabilitas
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Variabel No Total Pearson
Correlation Status Alpha Status
Pengetahuan HIV/AIDS
1 0.447 Valid 0,810 Reliabel
2 0.384 Valid Reliabel
3 0.494 Valid Reliabel
4 0.461 Valid Reliabel
5 0.557 Valid Reliabel
6 0.465 Valid Reliabel
7 0.524 Valid Reliabel
8 0.649 Valid Reliabel
9 0.408 Valid Reliabel
10 0.367 Valid Reliabel
11 0.494 Valid Reliabel
12 0.392 Valid Reliabel
Pengetahuan Bahaya Narkoba
1 0.431 Valid 0,865 Reliabel
2 0.540 Valid Reliabel
3 0.515 Valid Reliabel
4 0.643 Valid Reliabel
5 0.416 Valid Reliabel
6 0.474 Valid Reliabel
7 0.647 Valid Reliabel
8 0.505 Valid Reliabel
9 0.607 Valid Reliabel
10 0.449 Valid Reliabel
11 0.670 Valid Reliabel
12 0.690 Valid Reliabel
Sikap HIV/AIDS
1 0.571 Valid 0,801 Reliabel
2 0.586 Valid Reliabel
3 0.654 Valid Reliabel
4 0.777 Valid Reliabel
5 0.412 Valid Reliabel
6 0.400 Valid Reliabel
7 0.387 Valid Reliabel
Sikap Bahaya Narkoba
1 0.700 Valid 0,931 Reliabel
2 0.836 Valid Reliabel
3 0.811 Valid Reliabel
4 0.868 Valid Reliabel
5 0.693 Valid Reliabel
6 0.801 Valid Reliabel
7 0.516 Valid Reliabel
8 0.697 Valid Reliabel
9 0.728 Valid Reliabel
3.8 Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan
perangkat lunak komputer pengolah data statistik, dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
b. Koding adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data
yang terdiri dari kategori.
c. Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke
dalam master data.
3.9 Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji analisis univariat dan
analisis bivariat.
a. Analisis Univariat
Analisis ini berfungsi untuk distribusi proporsi siswa laki-laki berdasarkan
karakteristik siswa, pengetahuan dan sikap tentang HIV/AIDS dan bahaya
narkoba.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat ini dilakukan untuk melihat apakah ada hubungan
pengetahuan dengan sikap tentang HIV/AIDS, hubungan pengetahuan
dengan sikap tentang bahaya narkoba, hubungan pengetahuan HIV/AIDS
dengan sikap bahaya narkoba. Analisis bivariat dilakukan dengan uji
Chi-Square dan Exact Fisher dengan nilai p < 0,05 menunjukkan terdapat
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan merupakan sekolah negeri yang
sejajar dengan Sekolah Menengah Atas yang terletak di jalan Williem Iskandar
No. 7B Medan. Madrasah Aliyah Negeri 1 Medan mempunyai visi yaitu
“Bertaqwa, Berilmu Pengetahuan dan Populis serta Berwawasan Lingkungan”,
sedangkan misinya yaitu :
1. Memiliki akhlakul karimah
2. Mengamalkan dan menyampaikan ajaran Islam
3. Mampu melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi
4. Produktif mengisi pembangunan nasional
5. Meningkatkan profesional guru
6. Melaksanakan pembelajaran sistematis dan berteknologi
7. Meningkatkan peran serta orangtua siswa, masyarakat dalam pengelolaan
pendidikan
8. Melestarikan lingkungan sekolah maupun lingkungan luar sekolah dan
mencegah pencemaran serta menciptakan Green School.
Jumlah guru di MAN 1 Medan sebanyak 111 orang, dengan jumlah siswa
sebanyak 1.585 siswa. Proses kegiatan belajar mengajar berlangsung dari hari
senin sampai sabtu mulai jam 07.15-14.15 WIB. Sekolah menyediakan beberapa
jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh setiap siswa-siswinya,
diantaranya: MPK (Majelis Perwakilan Kelas), OSIS, UKS, PMR, PASKIBRA,
4.2 Hasil Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi proporsi siswa
laki-laki berdasarkan karakteristik siswa, pengetahuan dan sikap tentang
HIV/AIDS dan bahaya narkoba. Variabel yang dianalisis secara univariat sebagai
berikut:
4.2.1 Proporsi Siswa Laki-laki Berdasarkan Karakteristik Siswa
Penelitian yang dilakukan pada siswa laki-laki MAN 1 Medan tahun 2016
diperoleh distribusi proporsi siswa laki-laki berdasarkan umur, jurusan, status
ekstrakurikuler, sumber informasi HIV/AIDS dan bahaya narkoba, dan jumlah
sumber infromasi HIV/AIDS dan bahaya narkoba dapat dilihat pada tabel
Tabel 4.1 Distribusi Proporsi Siswa Laki-laki Berdasarkan Karakteristik Siswa di MAN 1 Medan Tahun 2016
Karakteristik Jumlah
Umur f %
16 80 60,6
17 49 37,1
18 3 2,3
Jurusan
IPA 92 69,7
IPS 22 16,7
Agama 17 12,9
Bahasa 1 0,7
Status Ekstrakurikuler
Tidak 86 65,2
Ya 46 34,8
Sumber Informasi HIV/AIDS dan Bahaya Narkoba
Radio/TV/Internet 21 15,9
Keluarga 2 1,5
Teman 3 2,3
Sekolah 89 67,4
Radio/TV/Internet dan Sekolah
7 5,3
Radio/TV/Internet, Keluarga, dan Sekolah
1 0,8
Radio/TV/Internet, Keluarga, Teman, dan Sekolah
9 6,8
Jumlah Sumber Informasi HIV/AIDS dan Bahaya Narkoba
Satu sumber 115 87,1
Lebih dari satu sumber 17 12,9
Total 132 100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi siswa laki-laki
berdasarkan umur paling banyak pada umur 16 tahun yaitu 80 siswa (60,6%).
Menurut jurusan paling banyak pada jurusan IPA yaitu 92 siswa (69,7%).
Berdasarkan keikutsertaan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler paling banyak
pada siswa yang tidak ikut ekstrakurikuler yaitu 86 siswa (65,2%). Proporsi siswa
(67,4%). Proporsi siswa yang mendapatkan informasi lebih dari satu sumber
informasi yaitu 17 siswa (12,9%).
4.2.2 Pengetahuan Siswa Laki-laki tentang HIV/AIDS
Pengetahuan siswa laki-laki tentang HIV/AIDS di MAN 1 Medan
diperoleh melalui kuesioner. Setelah data diolah, proporsi siswa berdasarkan
[image:37.595.113.511.286.619.2]jawaban pertanyaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Siswa Laki-laki Berdasarkan Jawaban Pertanyaan tentang HIV/AIDS di MAN 1 Medan Tahun 2016
No. Pertanyaan
Jawaban Siswa
Benar Salah
f % f %
1. Apakah pengertian dari HIV? 114 86,4 18 13,6 2. Apakah yang dimaksud dengan AIDS? 56 42,4 76 57,6 3. Menurut anda penyebab AIDS adalah? 122 92,4 10 7,6
4. Virus HIV terdapat dalam 95 72,0 37 28,0
5. Apakah ada gejala orang yang terinfeksi HIV?
20 15,2 112 84,8
6. Apakah gejala dari AIDS? 60 45,5 72 54,5
7. Berapa lama waktu yang dibutuhkan Virus HIV untuk berkembang menjadi AIDS?
48 36,4 84 63,6
8. Bagaimana cara penularan HIV/AIDS? 112 84,8 20 15,2 9. HIV/AIDS tidak bisa ditularkan melalui ? 90 68,2 42 31,8 10. Jika seseorang ingin melakukan pemeriksaan
HIV maka dia dapat melakukan pemeriksaan di?
84 63,6 48 36,4
11. Dibawah ini yang termasuk pencegahan HIV/AIDS adalah
105 79,5 27 20,5
12. Apakah penyakit HIV/AIDS dapat disembuhkan?
55 41,7 77 58,3
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi siswa laki-laki
berdasarkan pertanyaan yang paling banyak dijawab benar adalah penyebab AIDS
yaitu 122 siswa (92,4%). Pertayaan yang paling banyak dijawab salah adalah
Proporsi siswa laki-laki berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
[image:38.595.115.509.206.279.2]HIV/AIDS dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Siswa Laki-laki Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang HIV/AIDS di MAN 1 Medan Tahun 2016
Tingkat Pengetahuan Frekuensi (f) %
Baik 17 12,9
Cukup 71 53,8
Kurang 44 33,3
Total 132 100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi siswa laki-laki
berdasarkan pengetahuan tentang HIV/AIDS paling tinggi pada kategori cukup
yaitu 71 siswa (53,8%) dan paling rendah pada tingkat pengetahuan baik yaitu 17
siswa (12,9%)
4.2.3 Pengetahuan Siswa Laki-laki tentang Bahaya Narkoba
Pengetahuan siswa laki-laki tentang bahaya narkoba di MAN 1 Medan
diperoleh melalui kuesioner. Setelah data diolah, proporsi siswa laki-laki
Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Siswa Laki-laki Berdasarkan Jawaban Pertanyaan tentang Bahaya Narkoba di MAN 1 Medan Tahun 2016
No Pertanyaan
Jawaban Siswa
Benar Salah
f % f %
1. Apakah yang dimaksud dengan narkoba? 107 81,1 25 18,9 2. Dibawah ini, manakah yang termasuk
narkotika?
87 65,9 45 34,1
3. Dibawah ini, manakah yang termasuk psikotropika?
70 53,0 62 47,0
4. Dibawah ini, manakah yang termasuk bahan adiktif?
84 63,6 48 36,4
5. Berdasarkan efek terhadap sistem syaraf pusat narkoba dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
102 77,3 30 22,7
6. Narkoba yang mengandung zat stimulan
memberikan dampak… 44 33,3 88 66,7
7. Pernyataan di bawah ini yang merupakan pengaruh penyalahgunaan narkoba terhadap sistem tubuh manusia?
109 82,6 23 17,4
8. Pernyataan di bawah ini yang merupakan pengaruh penyalahgunaan narkoba jenis sabu- sabu setelah pemakaian?
69 52,3 63 47,7
9. Dampak bagi tubuh akibat mengkonsumsi alkohol dalam jangka waktu yang lama?
104 78,8 28 21,2
10. Sakau pada pecandu narkoba dapat terjadi karena
79 59,8 53 40,2
11. Aktivitas dibawah ini yang menyebabkan mabuk adalah
86 65,2 46 34,8
12. Dibawah ini yang termasuk pencegahan terhadap narkoba adalah
92 69,7 40 30,3
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi siswa laki-laki
berdasarkan pertanyaan yang paling banyak dijawab benar adalah pengaruh
penyalahgunaan narkoba terhadap sistem tubuh manusia yaitu 109 siswa (82,6%).
Proporsi siswa laki-laki berdasarkan pertanyaan yang paling banyak dijawab salah
adalah narkoba yang mengandung zat stimulan memberikan dampak yaitu 88
Proporsi siswa laki-laki berdasarkan tingkat pengetahuan tentang bahaya
[image:40.595.112.511.170.293.2]narkoba dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Siswa Laki-laki Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang Bahaya Narkoba di MAN 1 Medan Tahun 2016
Pengetahuan Frekuensi (f) %
Baik 33 25,0
Cukup 66 50,0
Kurang 33 25,0
Total 132 100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi siswa laki-laki
berdasarkan pengetahuan tentang bahaya narkoba paling tinggi pada tingkat
pengetahuan cukup yaitu 66 siswa (50%) dan tingkat pengetahuan baik dan
kurang sama yaitu 33 siswa (25%).
4.2.4 Sikap Siswa Laki-laki terhadap HIV/AIDS
Sikap siswa laki-laki terhadap HIV/AIDS di MAN 1 Medan diperoleh
melalui kuesioner. Setelah data diolah, proporsi siswa berdasarkan jawaban dapat
Tabel 4.6 Distribusi Proporsi Siswa Laki-laki Berdasarkan Pernyataan Sikap terhadap HIV/AIDS di MAN 1 Medan Tahun 2016
No Pernyataan
Jawaban Siswa
SS S TS STS
f % f % f % f %
1. Bersedia hidup dengan penderita HIV/AIDS di komunitas yang sama
8 6,1 25 18,9 39 29,5 60 45,5
2. Penderita HIV/AIDS mengikuti
kegiatan sosial dilingkungan sekitarnya
26 19,7 40 30,3 49 37,1 17 12,9
3. Penderita HIV/AIDS
bekerja di tempat umum
8 4,5 38 28,8 58 43,9 30 22,7
4. Berteman dengan penderita
HIV/AIDS
10 7,6 45 34,1 57 43,2 20 15,2
5. Penderita
HIV/AIDS boleh menggunakan toilet umum
15 11,4 28 21,1 60 45,5 29 22,0
6. Larangan seks bebas
98 74,2 18 13,6 7 5,3 9 6,9
7. Membantu mendukung
promosi kesehatan masyarakat dalam mencegah
HIV/AIDS
90 68,2 34 25,8 5 3,8 3 2,2
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi siswa laki-laki
berdasarkan yang menyatakan sangat setuju paling banyak pada pernyataan
larangan seks bebas yaitu 98 siswa (74,2%), paling banyak menyatakan setuju
pada pernyataan berteman dengan penderita HIV/AIDS yaitu 45 siswa (34,1%),
[image:41.595.119.507.132.613.2]boleh menggunakan toilet umum yaitu 60 siswa (45,5%), dan paling banyak
menyatakan sangat tidak setuju pada pernyataan bersedia hidup bersama penderita
HIV/AIDS di komunitas yang sama yaitu 60 siswa (45,5%).
Proporsi siswa laki-laki berdasarkan kategori sikap terhadap HIV/AIDS
[image:42.595.113.509.287.361.2]dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.7 Distribusi Proporsi Siswa Laki-laki Berdasarkan Kategori Sikap terhadap HIV/AIDS di MAN 1 Medan Tahun 2016
Sikap Frekuensi (f) %
Baik 25 18,9
Cukup 64 48,5
Kurang 43 32,6
Total 132 100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi siswa laki-laki
berdasarkan sikap terhadap HIV/AIDS paling tinggi adalah kategori cukup yaitu
64 siswa (48,5%) dan paling rendah adalah kategori baik yaitu 25 orang (18,9%).
4.2.5 Sikap Siswa Laki-laki terhadap Bahaya Narkoba
Pengetahuan siswa laki-laki terhadap bahaya narkoba di MAN 1 Medan
diperoleh melalui kuesioner. Setelah data diolah, proporsi siswa berdasarkan
Tabel 4.8 Distribusi Proporsi Siswa Laki-laki Berdasarkan Pernyataan Sikap terhadap Bahaya Narkoba di MAN 1 Medan Tahun 2016
No Pernyataan
Jawaban Siswa
SS S TS STS
f % f % f % f %
1. Merokok merupakan gerbang dari penyalahgunaan narkoba
72 54,5 46 34,8 13 9,8 1 0,8
2. Mengonsumsi minuman yang memabukkan merupakan lanjutan setelah kebiasaan merokok
57 43,2 63 47,7 8 6,1 4 3,0
3. Penting dilakukannya penyuluhan kesehatan tentang
penyalahgunaan narkoba di sekolah.
97 73,5 31 23,5 3 2,3 1 0,8
4. Pemakai
narkoba sering mengakibatkan perilaku atau tindakan
kekerasan.
84 63,6 39 29,5 7 5,3 2 1,5
5. Penting ada relawan anti narkoba di sekolah.
99 75,0 30 22,7 3 2,3 0 0
6. Keluarga berperan
penting bagi anak agar tidak terjerumus pada penyalahgunaan narkoba.
106 80,3 20 15,2 3 2,3 3 2,3
7. Berkumpul bersama penyalahguna
[image:43.595.120.507.141.752.2]narkoba beresiko mencoba-coba narkoba
8. Penyalahgunaaa n narkoba dapat membuat
seseorang menjadi
ketergantungan.
81 61,4 44 33,3 4 3,0 3 2,3
9. Penyalahgunaan narkoba
merupakan salah satu penyebab
generasi muda hancur.
104 78,8 24 18,2 3 2,2 1 0,8
10. Penyalahgunaan narkoba akan merugikan diri sendiri dan orang lain.
103 78,0 27 20,5 1 0,8 1 0,8
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi siswa laki-laki
berdasarkan yang menyatakan sangat setuju paling banyak pada pernyataan
keluarga berperan penting bagi anak agar tidak terjerumus pada penyalahgunaan
narkoba yaitu 106 siswa (80,3%), yang paling banyak menyatakan setuju pada
pernyataan mengonsumsi minuman yang memabukkan merupakan lanjutan
setelah kebiasaan merokok yaitu 63 siswa (47,7%), yang paling banyak
menyatakan tidak setuju pada pernyataan merokok merupakan gerbang dari
penyalahgunaan narkoba yaitu 13 siswa (9,8%), dan yang menyatakan paling
banyak sangat tidak setuju pada pernyataan berkumpul bersama penyalahguna
narkoba beresiko mencoba-coba narkoba yaitu 8 siswa (6,1%).
Proporsi siswa laki-laki berdasarkan kategori sikap terhadap bahaya
Tabel 4.9 Distribusi Proporsi Siswa Laki-laki Berdasarkan Kategori Sikap terhadap Bahaya Narkoba di MAN 1 Medan Tahun 2016
Sikap Frekuensi (f) %
Baik 117 88,6
Cukup 13 9,9
Kurang 2 1,5
Total 132 100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi siswa laki-laki
berdasarkan sikap terhadap bahaya narkoba paling tinggi adalah kategori baik
yaitu 117 siswa (88,6%) dan paling rendah adalah kategori kurang yaitu 2 siswa
(1,5%).
4.3 Hasil Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel.
Pengetahuan dan sikap dikategorikan menjadi dua yaitu baik dan tidak baik
(cukup dan kurang) supaya mudah dalam analisis statistik dan mengurangi nilai
expected sel yang dibawah lima. Variabel yang dianalisis secara bivariat sebagai
berikut :
4.3.1 Hubungan Pengetahuan dengan Sikap tentang HIV/AIDS
Tabel 4.10 Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan dengan Sikap tentang HIV/AIDS pada Siswa Laki-laki MAN 1 Medan Tahun 2016
Pengetahuan HIV/AIDS
Sikap HIV/AIDS
Total
p RP (95% CI) Tidak
Baik Baik
f % f % f %
Tidak Baik 97 84,3 18 15,7 115 100
0,020 1,434 (0,956-2,151) Baik 10 58,8 7 41,2 17 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi siswa laki-laki
dengan pengetahuan HIV/AIDS yang tidak baik dan sikap HIV/AIDS tidak baik
[image:45.595.110.512.578.673.2]baik dan sikap HIV/AIDS tidak baik sebesar 58,8%. Hasil analisis statistik dengan
menggunakan uji Exact Fisher menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dengan sikap tentang HIV/AIDS pada siswa laki-laki MAN 1 dengan
nilai p<0,05. Pengetahuan HIV/AIDS tidak baik merupakan faktor risiko untuk
sikap HIV/AIDS tidak baik.
[image:46.595.117.511.327.445.2]4.3.2 Hubungan Pengetahuan dengan Sikap tentang Bahaya Narkoba
Tabel 4.11 Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan dengan Sikap tentang Bahaya Narkoba pada Siswa Laki-laki MAN 1 Medan Tahun 2016
Pengetahuan Bahaya Narkoba
Sikap Bahaya Narkoba
Total
p RP (95% CI) Tidak
Baik Baik
f % f % f %
Tidak Baik 11 11,1 88 88,9 99 100
1,000
0,917 (0,313-2,684) Baik 4 12,1 29 87,9 33 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi siswa laki-laki
dengan pengetahuan bahaya narkoba yang tidak baik dan sikap bahaya narkoba
tidak baik sebesar 11,1% sedangkan pada siswa laki-laki dengan pengetahuan
bahaya narkoba baik sedangkan sikap bahaya narkoba tidak baik sebesar 12,1%.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher menunjukkan tidak
ada hubungan pengetahuan dengan sikap tentang bahaya narkoba pada siswa
4.3.3 Hubungan Pengetahuan HIV/AIDS dengan Pengetahuan Bahaya Narkoba
Tabel 4.12 Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan HIV/AIDS dengan Pengetahuan Bahaya Narkoba pada Siswa Laki-laki MAN 1 Medan Tahun 2016
Pengetahuan HIV/AIDS
Pengetahuan Bahaya Narkoba
Total
p RP (95% CI) Tidak
Baik Baik
f % f % f %
Tidak Baik 87 75,7 28 24,3 115 100
0,764
1,072 (0,775-1,482)
Baik 12 70,6 5 29,4 17 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi siswa laki-laki
dengan pengetahuan HIV/AIDS tidak baik dan pengetahuan bahaya narkoba tidak
baik sebesar 75,7% sedangkan pada siswa laki-laki dengan pengetahuan
HIV/AIDS baik dan pengetahuan bahaya narkoba tidak baik sebesar 70,6%. Hasil
analisis statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher menunjukkan tidak ada
hubungan pengetahuan HIV/AIDS dengan pengetahuan bahaya narkoba pada
siswa laki-laki MAN 1 dengan nilai p>0,05.
4.3.4 Hubungan Sikap HIV/AIDS dengan Sikap Bahaya Narkoba
Tabel 4.13 Tabulasi Silang Hubungan Sikap HIV/AIDS dengan Sikap Bahaya Narkoba pada Siswa Laki-laki MAN 1 Medan Tahun 2016
Sikap HIV/AIDS
Sikap Bahaya Narkoba
Total
p
RP (95% CI) Tidak Baik Baik
f % f % f %
Tidak Baik 13 12,1 94 87,9 107 100
0,735
1,519 (0,366-6,306) Baik 2 8,0 23 92,0 25 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi siswa laki-laki
[image:47.595.112.513.576.684.2]12,1% sedangkan pada siswa laki-laki dengan sikap HIV/AIDS baik dan sikap
bahaya narkoba tidak baik sebesar 8%. Hasil analisis statistik dengan
menggunakan uji Exact Fisher menunjukkan tidak ada hubungan sikap
HIV/AIDS dengan sikap bahaya narkoba pada siswa laki-laki MAN 1 dengan
5.1.1 Karakteristik Siswa Laki-laki a. Berdasarkan Umur
Gambar 5.1 Diagram Lingkaran Proporsi Siswa Laki-laki Berdasarkan Umur di MAN 1 Medan Tahun 2016
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa proporsi siswa laki-laki
berdasarkan umur paling banyak pada umur 16 tahun yaitu 60,6%. Menurut
WHO, umur 10-19 tahun termasuk dalam kategori remaja. Masa remaja
merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik
secara fisik, psikologis maupun intelektual. Sifat khas remaja mempunyai rasa
keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung
berani menanggung resiko atas perbuatan tanpa didahului oleh pertimbangan yang
matang (Kemenkes RI, 2015).
Remaja adalah usia yang sedang mencari jati diri dan identitas mereka.
dialami oleh remaja yang cenderung kepada perilaku kenakalan remaja seperti
minum-minuman keras, menggunakan narkoba, seks bebas. Remaja termasuk
kelompok yang rentan tertular HIV/AIDS (Pamella, 2014).
[image:50.595.118.511.200.426.2]b. Berdasarkan Jurusan
Gambar 5.2 Diagram Lingkaran Proporsi Siswa Laki-laki Berdasarkan Jurusan di MAN 1 Medan Tahun 2016
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa proporsi siswa laki-laki
berdasarkan jurusan paling banyak adalah jurusan IPA yaitu 69,7% karena di
lokasi penelitian jurusan IPA merupakan jurusan yang paling didominasi siswa
dibandingkan jurusan yang lain. Pengetahuan HIV/AIDS dipelajari pada mata
pelajaran biologi dan pendidikan jasmani kesehatan olahraga kesehatan,
sedangkan narkoba dipelajari pada mata pelajaran sosiologi dan agama. Siswa
yang masuk jurusan IPA tidak ada lagi pelajaran sosiologi dan siswa yang masuk
jurusan non IPA tidak mendapat pelajaran biologi setelah penjurusan (Malik,
c. Berdasarkan Status Ekstrakurikuler
Gambar 5.3 Diagram Lingkaran Proporsi Siswa Laki-laki Berdasarkan Status Ekstrakurikuler di MAN 1 Medan Tahun 2016
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa proporsi siswa laki-laki
paling banyak adalah siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler yaitu 65,2%.
Ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan yang diselenggarakan diluar jam pelajaran,
untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh dalam program
kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan, juga pemantapan
kepribadian(Zainal dan Sujak, 2011). Salah satu ekstrakurikuler di MAN 1 adalah
UKS. Jumlah anggota UKS kelas XI hanya ada dua siswa dari 132 siswa yang
menjadi responden hal ini disebabkan kurangnya peran guru dalam memotivasi
siswa untuk ikut ekstrakurikuler. Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
khususnya UKS akan lebih baik pengetahuannya tentang HIV/AIDS dan bahaya
d. Berdasarkan Sumber Informasi HIV/AIDS dan Bahaya Narkoba
Gambar 5.4 Diagram Batang Proporsi Siswa Laki-laki Berdasarkan Sumber Informasi HIV/AIDS dan Bahaya Narkoba di MAN 1 Medan Tahun 2016
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa proporsi siswa laki-laki
berdasarkan sumber informasi paling banyak adalah sekolah yaitu 67,4%. Sekolah
merupakan salah satu sumber pengetahuan siswa. Informasi tentang HIV/AIDS
dan bahaya narkoba didapatkan siswa melalui pelajaran disekolah. Siswa juga bisa
memperoleh informasi tentang HIV/AIDS dan bahaya narkoba melalui
radio/tv/internet, dan bertanya kepada teman yang aktif ekstrakurikuler UKS.
Keluarga berperan membentuk kepribadian anak dan sebagai sosialisasi
primer. Keluarga bisa menciptakan keyakinan untuk anggota keluarganya,
keyakinan tersebut akan berpengaruh terhadap sikap setiap anggota keluarga.
Keluarga bisa berperan dalam memberikan informasi tentang HIV/AIDS dan
bahaya narkoba karena proses sosialisasi siswa juga terjadi di lingkungan
e. Berdasarkan Jumlah Sumber Informasi HIV/AIDS dan Bahaya Narkoba
Gambar 5.5 Diagram Lingkaran Proporsi Siswa Laki-laki Berdasarkan Jumlah Sumber Informasi HIV/AIDS dan Bahaya Narkoba di MAN 1 Medan Tahun 2016
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa proporsi siswa laki-laki
yang mendapatkan informasi lebih dari satu sumber informasi hanya 12,9%.
Semakin banyak sumber informasi semakin banyak pula pengetahuan yang
didapat. Pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal, akan tetapi
dapat diperoleh dari pendidikan non formal dan lingkungan (Notoatmodjo, 2012).
Sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang
objek tertentu, melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya (Maulana,
5.1.2 Proporsi Siswa Laki-laki Berdasarkan Pengetahuan HIV/AIDS
Gambar 5.6 Diagram Lingkaran Proporsi Siswa Laki-laki Berdasarkan Tingkat Pengetahuan HIV/AIDS di MAN 1 Medan Tahun 2016
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa ada variasi tingkat
pengetahuan HIV/AIDS siswa laki-laki MAN 1 Medan Tahun 2016. Proporsi
terbesar berada pada kategori cukup. Lebih dari 50% siswa MAN 1 Medan
menjawab benar pertanyaan pengertian HIV, penyebab AIDS, gejala AIDS,
tempat virus HIV, penularan HIV/AIDS dan pencegahan HIV/AIDS. Siswa
menjawab salah pertanyaan pengertian AIDS, gejala orang yang terinfeksi HIV,
waktu yang dibutuhkan virus HIV untuk berkembang menjadi AIDS, dan
penyakit HIV/AIDS tidak dapat disembuhkan.
Pengetahuan HIV/AIDS siswa laki-laki pada kategori baik hanya 12,9%.
Hal ini bisa dikarenakan kurangnya informasi yang didapatkan siswa dari sekolah.
Berdasarkan jumlah sumber informasi hanya 12,9% siswa dengan sumber
informasi lebih dari satu sumber. Keluarga, teman, dan radio/tv/Internet bisa
Hasil penelitian sebelumnya oleh Wibowo dan Marom (2014)
menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan remaja di Kota Pekalongan pada
kategori cukup yaitu sebesar 56,73%. Hasil penelitian Samy (2014) menunjukkan
bahwa pengetahuan siswa terbesar berada pada kategori cukup sebesar 63,6% di
SMA Raksana Medan. Hasil penelitian Mardhatillah (2015) menunjukkan bahwa
pengetahuan siswa tentang HIV dan AIDS di SMA N 5 Makassar adalah cukup
sebesar 67,3%
[image:55.595.115.512.324.537.2]5.1.3 Proporsi Siswa Laki-laki Berdasarkan Pengetahuan Bahaya Narkoba
Gambar 5.7 Diagram Lingkaran Proporsi Siswa Laki-laki Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Bahaya Narkoba di MAN 1 Medan Tahun 2016
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa ada variasi tingkat
pengetahuan bahaya narkoba siswa laki-laki MAN 1 Medan Tahun 2016. Siswa
laki-laki dengan kategori kurang sebesar 25%. Pertanyaan narkoba yang
mengandung zat stimulant memberi dampak dijawab salah lebih dari 50%. Hal ini
Pelajaran sosiologi hanya mempelajari penyalahgunaan narkoba berdasarkan
sudut pandang nilai sosial dan agama (Malik, 2011).
Proporsi terbesar berada pada kategori cukup sebesar 50%. Pertanyaan
pengertian narkoba, contoh narkotika, psikotropika dan bahan adiktif, berdasarkan
efek terhadap sistem syaraf pusat, narkoba dibagi menjadi beberapa jenis,
pengaruh penyalahgunaan narkoba terhadap sistem tubuh manusia, pengaruh
penyalahgunaan sabu-sabu, akibat konsumsi alkohol, contoh aktivitas yang
memabukkan, dan pencegahan narkoba dijawab benar lebih dari 50% siswa.
Hasil penelitian Afianty dkk (2014) menunjukkan bahwa 59,27%
responden memiliki gambaran pengetahuan cukup tentang NAPZA pada siswa
SMK di kota Bandung tahun 2014. Hasil penelitian Thanabal (2012)
menunjukkan bahwa pengetahuan tentang bahaya narkotika dan efek sampingnya
secara umum pada siswa SMA Harapan 1 Medan cukup sebesar 82,2%. Hasil
penelitian Fadri (2011) menunjukkan bahwa pengetahuan siswa-siswi SMA
5.1.4 Proporsi Siswa Laki-laki Berdasarkan Sikap HIV/AIDS
Gambar 5.8 Diagram Lingkaran Proporsi Siswa Laki-laki Berdasarkan Sikap HIV/AIDS di MAN 1 Medan Tahun 2016
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa ada variasi sikap
HIV/AIDS siswa laki-laki MAN 1 Medan Tahun 2016. Proporsi terbesar berada
pada kategori cukup yaitu 48,5%. Hal ini dapat tergambar dari masing-masing
item pernyataan sikap, hanya pernyataan larangan seks bebas dan membantu
mendukung promosi kesehatan masyarakat dalam mencegah HIV/AIDS dijawab
sangat setuju lebih dari 50% siswa dari sepuluh pernyataan.
Hasil penelitian Samy (2014) menunjukkan bahwa sikap siswa tentang
HIV/AIDS di SMA Raksana Medan cukup sebesar 86,9%. Hasil penelitian
Andhika (2012) menunjukkan bahwa sikap HIV/AIDS siswa Madrasah Aliyah
Negeri Model Banda Aceh berada pada kategori cukup sebesar 64,44%. Hasil
penelitian Permana (2014) menunjukkan bahwa sikap HIV/AIDS remaja di SMA
5.1.5 Proporsi Siswa Laki-laki Berdasarkan Sikap Bahaya Narkoba
Gambar 5.9 Diagram Lingkaran Proporsi Siswa Laki-laki Berdasarkan Sikap Bahaya Narkoba di MAN 1 Medan Tahun 2016
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa ada variasi sikap bahaya
narkoba siswa laki-laki MAN 1 Medan Tahun 2016. Proporsi paling banyak
berada pada kategori baik sebesar 88,6%. Hal ini dapat tergambar dari
masing-masing item pernyataan sikap, pernyataan merokok merupakan gerbang dari
penyalahgunaan narkoba, penting dilakukannya penyuluhan kesehatan tentang
penyalahgunaan narkoba di sekolah, pemakai narkoba sering mengakibatkan
perilaku atau tindakan kekerasan, penting ada relawan anti narkoba, keluarga
berperan penting bagi anak agar tidak terjerumus pada penyalahgunaan narkoba,
penyalahgunaan narkoba dapat membuat seseorang menjadi ketergantungan,
penyalahgunaan narkoba merupakan salah satu penyebab generasi muda hancur,
dan penyalahgunaan narkoba akan merugikan diri sendiri dan orang lain dijawab
Sikap siswa laki-laki baik dipengaruhi oleh nilai religius siswa dan
institusi pendidikan. Sesuai dengan salah satu misi MAN 1 Medan yaitu
“mengamalkan dan menyampaikan ajaran Islam”, pendekatan agama dengan
menanamkan ajaran-ajaran agama serta memperkuat nilai moral yang terkandung
dalam agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi sikap siswa.
Hasil penelitian Afianty (2014) menunjukkan bahwa 92,73% responden
memiliki sikap baik tentang NAPZA pada siswa SMK di kota Bandung tahun
2014. Hasil penelitian Nurfajri dkk (2013) menunjukkan bahwa 90,3% siswa
memiliki sikap baik terhadap narkoba pada siswa-siswi SMA Handayani
Pekanbaru.
5.2 Analisis Bivariat
[image:59.595.111.513.453.670.2]5.2.1 Hubungan Pengetahuan dengan Sikap tentang HIV/AIDS
Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa proporsi siswa laki-laki
terbanyak adalah siswa laki-laki dengan pengetahuan HIV/AIDS tidak baik dan
sikap terhadap HIV/AIDS tidak baik juga. Uji Chi-Square tidak layak digunakan
untuk melihat hubungan pengetahuan dengan sikap tentang HIV/AIDS karena sel
yang nilai expected-nya kurang dari lima ada 25% jumlah sel. Oleh karena itu, uji
yang dipakai adalah uji alternatifnya, yaitu uji Exact Fisher.
Hasil uji Exact Fisher diperoleh nilai p<0,05 menunjukkan ada hubungan
yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap tentang HIV/AIDS pada siswa
laki-laki MAN 1 Medan Tahun 2016. Ratio Prevalence siswa yang mempunyai
pengetahuan dan sikap tentang HIV/AIDS sebesar 1,434 dengan 95% CI
(0,956-2,151), berarti pengetahuan HIV/AIDS tidak baik merupakan faktor risiko untuk
sikap HIV/AIDS tidak baik.
Hasil penelitian Nurhidayatullah (2015) mengenai hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan sikap tentang HIV/AIDS di SMA Negeri 1 Karangtengah
Demak menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap tentang
HIV/AIDS dengan nilai p=0,041. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin
tinggi pengetahuan siswa tentang penyakit HIV/AIDS, maka ada kecenderungan
untuk melakukan sikap yang positif terhadap penyakit HIV/AIDS.
Pengetahuan responden memiliki hubungan yang signifikan dengan sikap
responden. Salah satu faktor pembentukan sikap seseorang adalah pengetahuan.
Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan hal ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu, individu mempunyai dorongan untuk
seseorang terhadap suatu objek menunjukkan pengetahuan tersebut mengenai
objek yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2012).
[image:61.595.120.510.189.393.2]