1 SKRIPSI
ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI KOPI DI KABUPATEN DAIRI
OLEH
ALDI SYAHPUTRA SIREGAR 100501111
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
PERSETUJUAN PERCETAKAN Nama : ALDI SYAHPUTRA SIREGAR NIM : 100501111
Depatermen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perencanaan
Judul Skripsi : Analisis Tingkat Kesejahteraan Petani Kopi di Kabupaten Dairi
Tanggal, Ketua Program Studi
Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D NIP : 19710503 200312 1 003
Tanggal, Ketua Departemen
3 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
PERSETUJUAN
Nama : ALDI SYAHPUTRA SIREGAR NIM : 100501111
Depatermen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perencanaan
Judul Skripsi : Analisis Tingkat Kesejahteraan Petani Kopi di Kabupaten Dairi
Tanggal, Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Sya’ad Afifuddin, SE, MEc NIP : 19551003 198103 1 004
Tanggal, Pembaca Penilai
Drs. Rujiman, M.A
4 LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan
sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ Analisis Tingkat kesejahteraan
Petani Kopi di Kabupaten Dairi ” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang
disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau Data tertentu yang saya peroleh dari lembaga, sumber
tertentu, dan hasil karya orang lain telah mendapat izin dan/atau dituliskan
sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, 2015
5 ABSTRAK
ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI KOPI DI KABUPATEN
DAIRI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan petani kopi di Kabupaten Dairi. Di dalam penelitian ini, variabel yang digunakan diantaranya adalah tingkat pengeluaran untuk konsumsi, pendidikan, dan kesehatan. Kemudian, untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat petani kopi di Kabupaten Dairi ini, menggunakan indikator BPS diantaranya adalah pendapatan, konsumsi, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga, kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, kemudahan memasukkan anak kejenjang pendidikan, dan kemudahan untuk mendapatkan fasilitas transportasi.
Metode penelitian yang digunakan adalah melakukan penyebaran kuesioner dan wawancara kepada para petani kopi di Kabupaten Dairi. Sampelnya adalah sejumlah 50 orang petani kopi di Kabupaten Dairi. Dimana, dapat dihasilkan bahwa kesejahteraan para petani kopi di Kabupaten Dairi adalah berada pada tingkat sedang. Dengan demikian, para petani kopi seharusnya masih perlu ditingkatkan kesejahteraan hidupnya. Selain itu, yang paling berpengaruh terhadap kesejahteraan para petani kopi adalah alokasi anggaran untuk pendidikan, dan yang paling rendah adalah untuk alokasi konsumsi.
6 ABSTRACT
ANALYSIS OF WELFARE OF COFFEE FARMERS IN DISTRICT DAIRI
This study aims to determine the level of welfare of coffee farmers in Dairi. In this study, the variables used include the level of expenditure on consumption, education, and health. Then, to determine the level of welfare of coffee farmers in Dairi this, using BPS indicators include income, consumption, state of residence, residential facilities, health of family members, access to health services, the ease of entering to child education, and access to contraceptive transportation facilities.
The method used is distributing questionnaires and interviews to coffee farmers in Dairi. The sample was number 50 coffee farmers in Dairi. Where, can be produced that the welfare of coffee farmers in the Dairi Regency is located at a medium level. Thus, the coffee farmers should still needs to be improved welfare of his life. In addition, the most influence on the welfare of coffee farmers is the budget allocation for education, and the lowest is for the allocation of consumption.
7 KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Strata
satu (S1) yaitu program studi Ekonomi Pembangunan di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini adalah skripsi penulis yang
berjudul “Analisis Tingkat Kesejahteraan Petani Kopi di Kabupaten Dairi”.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan, dukungan, dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum. M.Ec, Ac, Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua dan Bapak Drs.
Syahrir Hakim Nasution M.Si selaku sekretaris Departemen Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Irsyad Lubis, SE. M.Soc, Sc. Ph.D selaku Ketua dan Bapak Paidi
Hidayat SE, M.Si selaku sekretaris Program Studi S-1 Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Prof. Dr. Sya’ad Afifuddin, SE, MEc selaku dosen pembimbing
yang telah meluangkan waktu dan memberikan arahan kepada penulis
8 5. Bapak Dr. Rujiman, M.A dan Bapak Paidi Hidayat SE, M.Si selaku dosen
pembaca penilai skripsi yang telah memberikan arahan dan saran kepda
penulis untuk perbaikan skripsi ini.
6. Kepada Bapak/Ibu dosen Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik
penulis selama mengikuti perkuliahan.
7. Seluruh staff Administrasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis dalam setiap
administrasi yang diperlukan oleh penulis.
8. Kepada teman-teman di Ekonomi Pembangunan stambuk 2010.
Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan peneliti lainnya.
Medan, 2015 Penulis
9 DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK……….. i
ABSTRACT………... ii
KATA PENGANTAR……… iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
1.4 Manfaat penelitian... ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produksi Kopi ... 9
2.1.1 Jenis-jenis Komoditas Kopi... 11
2.1.2 Manfaat Komoditas Kopi... 14
2.1.3 Teori Produksi... 16
2.2 Pengeluaran Rumah Tangga ... 18
2.2.1 Pengeluaran Rumah Tangga Untuk Konsumsi ... 19
2.2.2 Pengeluaran Rumah Tangga Untuk Kesehatan ... .... 20
2.2.3 Pengeluaran Rumah Tangga Untuk Pendidikan .... .... 21
2.2.4 Teori Pengeluaran Rumah Tangga ... ... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian ... 37
3.5.1.2 Konsumsi atau Pengeluaran Rumah Tangga ... 41
10
3.5.1.4 Fasilitas Tempat Tinggal ... 42
3.5.1.5 Kesehatan Anggota Keluarga ... 43
3.5.1.6 Pelayanan Kesehatan ... 44
3.5.1.7 Pelayanan Pendidikan ... 44
3.5.1.8 Sarana Transportasi ... 45
3.5.2 Variabel Dependen ... 46
3.5.2.1 Tingkat Kesejahteraan Petani Kopi ... 46
BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 48
4.1.1 Tempat dan Objek Penelitian ... 48
4.1.2 Data Responden ... 49
4.1.3 Hasil dan Pembahasan ... 50
4.1.3.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 50
4.1.4 Interpretasi ... 54
BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ... 60
5.2 Implikasi ... 63
5.3 Saran ... 64
11 DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Luas Lahan Perkebunan Kopi di Sumatera Utara ... 2 1.2 Jumlah Produksi Kopi Arabika dan Robusta di Kabupaten
Dairi……….. ... 3 2.1 Indikator Penghitungan Indeks Pembangunan Manusia ... 30 2.2 Penelitian Terdahulu... ... 33 3.1 Indikator Keluarga Sejahtera Berdasarkan Badan Pusat
12 DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kurva Produksi Sama (Isoquant) ... 17
2.2 Kurva Biaya Sama (Isocost) ... 18
2.3 Kurva Fungsi Konsumsi Keynes... ... 23
5 ABSTRAK
ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI KOPI DI KABUPATEN
DAIRI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan petani kopi di Kabupaten Dairi. Di dalam penelitian ini, variabel yang digunakan diantaranya adalah tingkat pengeluaran untuk konsumsi, pendidikan, dan kesehatan. Kemudian, untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat petani kopi di Kabupaten Dairi ini, menggunakan indikator BPS diantaranya adalah pendapatan, konsumsi, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga, kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, kemudahan memasukkan anak kejenjang pendidikan, dan kemudahan untuk mendapatkan fasilitas transportasi.
Metode penelitian yang digunakan adalah melakukan penyebaran kuesioner dan wawancara kepada para petani kopi di Kabupaten Dairi. Sampelnya adalah sejumlah 50 orang petani kopi di Kabupaten Dairi. Dimana, dapat dihasilkan bahwa kesejahteraan para petani kopi di Kabupaten Dairi adalah berada pada tingkat sedang. Dengan demikian, para petani kopi seharusnya masih perlu ditingkatkan kesejahteraan hidupnya. Selain itu, yang paling berpengaruh terhadap kesejahteraan para petani kopi adalah alokasi anggaran untuk pendidikan, dan yang paling rendah adalah untuk alokasi konsumsi.
6 ABSTRACT
ANALYSIS OF WELFARE OF COFFEE FARMERS IN DISTRICT DAIRI
This study aims to determine the level of welfare of coffee farmers in Dairi. In this study, the variables used include the level of expenditure on consumption, education, and health. Then, to determine the level of welfare of coffee farmers in Dairi this, using BPS indicators include income, consumption, state of residence, residential facilities, health of family members, access to health services, the ease of entering to child education, and access to contraceptive transportation facilities.
The method used is distributing questionnaires and interviews to coffee farmers in Dairi. The sample was number 50 coffee farmers in Dairi. Where, can be produced that the welfare of coffee farmers in the Dairi Regency is located at a medium level. Thus, the coffee farmers should still needs to be improved welfare of his life. In addition, the most influence on the welfare of coffee farmers is the budget allocation for education, and the lowest is for the allocation of consumption.
13 BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara produsen kopi terbesar ketiga setelah Brasil
dan Vietnam. Perkebunan kopi di Indonesia berasal dari perkebunan rakyat yang
luasnya mencapai 96 persen dari seluruh total perkebunan kopi di Indonesia
dengan luas garapan antara 0,5 sampai 1 Ha. Sekitar 1,8 juta rumah tangga petani
kopi melakukan usaha perkebunan kopi di daerah Aceh, Sematera Utara,
Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Para
petani kopi tersebut menjadikan lahan pertanian mereka sebagai pusat mata
pencaharian yang utama, dengan cara membudidayakan komoditas yang sangat
berpotensi untuk berkembang di tanah leluhur Indonesia yaitu kopi.
Sumatera Utara memiliki 33 kabupaten/kota yang terdiri dari 25
kabupaten dan 8 kota. Secara geografis, letak provinsi Sumatera Utara sangat
strategis, karena berada dijalur pelayaran internasional Selat malaka yang dekat
dengan Singapura, Malaysia, dan Thailand. Berdasarkan karakteristik wilayah
Sumatera Utara, provinsi ini terdiri dari daerah pantai, dataran rendah dan dataran
tinggi, serta pegunungan bukit barisan. Sebagian besar wilayah memiliki variasi
dalam tingkat kesuburan tanah sehingga menjadikan Sumatera Utara sebagai
provinsi yang memiliki potensi yang unggul dalam bidang perkebunan.
Sampai saat ini, perkebunan tetap menjadi prioritas utama dalam
peningkatan perekonomian di Sumatera Utara. Komoditas perkebunan yang
14 kayu manis, dan tembakau. Komoditas-komoditas ini tersebar di berbagai
kabupaten/kota di Sumatera Utara. Salah satu potensi Sumatera Utara yang di
jadikan komoditi ekspor adalah kopi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013 jumlah produksi
kopi arabika di Provinsi Sumatera Utara mencapai 47230.23 ton dan jumlah
produksi kopi robusta 8082.99 ton. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)
Sumatera Utara tahun 2013, luas lahan yang sudah digunakan untuk
pengembangan komoditi kopi sebesar 79.181 Ha dengan status lahan milik rakyat
dengan jenis produksi komoditi kopi yang bevariasi seperti kopi arabika dan kopi
robusta. Untuk penjelasan lebih ranci dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.1
Luas Lahan Perkebunan Kopi di Sumatera Utara
No. NAMA DAERAH LUAS LAHAN (Ha) JENIS KOPI
1. Kabupaten Dairi 18.407 Ha Kopi Arabika dan Robusta 2. Kabupaten Deliserdang 639 Ha Kopi Arabika
3. Kabupaten Hambang Hasundutan 11.248 Ha Kopi Arabika 4. Kabupaten Karo 6.218 Ha Kopi Arabika 5. Kabupaten Labuhan Batu Selatan 251 Ha Kopi Robusta 6. Kabupaten Langkat 82 Ha Kopi Robusta
7. Kabupaten Mandailing Natal 3.319 Ha Kopi Robusta dan Arabika 8. Kabupeten Nias 167 Ha Kopi Robusta
15 11. Kabupaten Padang Lawas 883 Ha Kopi Robusta
12. Kabupaten Padang Lawas Utara 754 Ha Kopi Robusta
13. Kabupaten Pakpak Bharat 1.988 Ha Kopi Arabika dan Robusta 14. Kabupaten Samosir 4.316 Ha Kopi Arabika
15. Kabupaten Simalungun 9.996 Ha Kopi Arabika dan Robusta 16. Kabupaten Tapanuli Selatan 3.124 Ha Kopi Robusta
17. Kabupaten Tapanuli Tengah 135 Ha Kopi Robusta
18. Kabupaten Tapanuli Utara 14.111 Ha Kopi Arabika dan Robusta 19. Kabupaten Toba Samosir 3.044 Ha Kopi Arabika
20. Kota Gunung Sitoli 110 Ha Kopi Robusta Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sumatera Utara (2013)
Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat banyak lahan perkebunan
kopi rakyat yang terdapat disetiap Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumetera
Utara. Salah satu wilayah yang sangat berpotensi dalam pengembangan komoditi
kopi adalah kabupaten Dairi.
Kabupaten Dairi secara geografis terletak diantara 98o 33' - 98o 30' BT
dan 2o15' - 3o 00' LU, luas wilayahnya adalah 1.927,80 Km2 atau sekitar 2,69%
dari luas wilayah Sumatera Utara. wilayah ini terbagi atas 15 Kecamatan dan 169
Kelurahan/Desa. Perbatasan wilayahnya adalah :
- Di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir
- Di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Selatan (Provinsi
Aceh)
- Di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara (Provinsi
16 - Di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Pakpak Bharat
Kabupaten ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 276.237 orang.
Sebagian besar rumah tangga penduduk bekerja sebagai petani. Salah atau
komoditi unggulan dari sektor pertaniannya yaitu kopi. Sebagian besar lahan yang
digunakan untuk perkebunan kopi berstastus milik perkebunan rakyat.
Berdasarkan data pada tabel di atas, luas lahan perkebunan kopi di kabupaten
Dairi memiliki luas 17.853,50 Ha yang merupakan perkebunan kopi terluas di
Provinsi Sumatera Utara. Jenis kopi yang dibudidayakan oleh petani kopi di
Kabupaten Dairi adalah kopi arabika dan kopi robusta. Berdasarkan data Badan
Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Dairi, Jumlah produksi kopi arabika dan kopi
robusta di Kabupaten Dairi akan di jelaskan pada table berikut ini:
Tabel 1.2
Jumlah Produksi Kopi Arabika dan Kopi Robusta Di Kabupate Dairi
Tahun Kopi Arabika (ton) Kopi Robusta (ton) Total
2003 9.442 ton 6.790 ton 16.232 ton
2004 10.548 ton 5.094 ton 15.642 ton
2005 7.698,80 ton 2.776,50 ton 10.474,30 ton
2006 6.958,20 ton 2.735 ton 9.693,20 ton
2007 6.750 ton 2.650 ton 9.400 ton
2008 7.686,60 ton 2.652,40 ton 10.339 ton
2009 6.770,33 ton 2.639,05 ton 9.409,38 ton
17
2011 10.733,20 ton 2.861 ton 13.594,2 ton
2012 8.570,2 ton 2.753,9 ton 11.324,1 ton
2013 8.541,5 ton 2.604,6 ton 11.146,1 ton
2014 8.511 ton 1.563 ton 10.074 ton
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi Provinsi Sumatera Utara (2013)
Berdasarkan table diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah produksi di
Kabupaten Dairi barubah-ubah. Pada tahun 2003 produksi kopi arabika berjuhlah
9.422 ton dan mengalami perubahan jumlah produksi yang meningkat dan
menurun hingga tahun 2014 produksi kopi arabika berjumlah 8.511 ton. Jika di
rata-rataan, produksi kopi pada tahun 2003 hingga 2014 berjumlah 8537,70 ton
per tahunnya. Begitupula dengan produksi kopi robusta pada tahun 2003
berjumlah 6.790 ton dan mengalami perubahan produksi yang meningkat dan
menurun hingga pada tahun 2014 produksi kopi robusta di Kabupaten Dairi
berjumlah 1.563 ton. Jika di rata-ratakan, produksi kopi robusta pada tahun 2003
hingga tahun 2014 berjumlah 3.143,33 per tahunnya. Jumlah produksi kopi
arabika di Kabupaten Dairi jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah produksi kopi
robusta. Produksi kopi di Kabupaten Dairi pada tahun 2003 berjumlah 16.232 ton
dan mengalami penurunan dan peningkatan produksinya pada tahun-tahun
tertentu. Rata-rata produksi kopi di Kabupaten Dairi pada tahun 2003 hingga
tahun 2014 berjumlah 11.683,52 ton per tahunnya.
Hampir seluruh petani kopi di Kabupaten Dairi masih melakukan cara
bertani tradisional. Teknologi yang tidak memadai dan kurangnya kepedulian dari
18 Kabupaten Dairi kurang maksimal. Hal ini tentu menyebabkan pengaruh terhadap
penghasilan masyarakat petani kopi di daerah tersebut. Akibatnya tidak
maksimalnya penghasilan petani kopi tersebut maka akan berpengaruh terhadap
terbatasnya pengeluaran yang harus dikeluarkan petani kopi untuk kebutuhan
hidup mereka seperti pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi, Keadaan tempat
tinggal petani kopi, Fasilitas tempat tinggal yang mereka miliki, Kesehatan
anggota keluarga, pelayanan kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Sarana
Transportasi.
Jenis komoditas kopi yang dikembangkan oleh rumah rumah tangga di
Kabupaten Dairi yaitu komoditas kopi Arabika. Kopi Arabika sangat cocok untuk
dikembangkat di Kabupaten Dairi karena Kondisi kesuburan dan kelembaban
tanah, suhu udara, serta banyak faktor-fator lain yang mendukungnya. Kopi
merupakan komoditas yang sangat berpotensi untuk dikembangkan di kabupaten
Dairi. Tidak terbatas pada kopi namun banyak petani yang berada di daerah
Kabupaten Dairi tersebut memilih untuk senantiasa memanfaatkan sumber daya
alam sebagai wadah untuk menciptakan kesejahteraan hidup yang lebih baik.
Berdasarkan potensi dan kondisi alam yang ada, maka penulis tertarik untuk
menganalisa seberapa besar tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah
kabupaten Dairi yang notabene petani kopi, dalam bentuk skripsi ataupun
penelitian yang berjudul, “Analisis Tingkat Kesejahteraan Petani Kopi di
19 1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis merumuskan
beberapa masalah. Adapun rumusan masalah akan diuraikan sebagai berikut:
1. Apakah Pendapatan, pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi, Keadaan
tempat tinggal, Fasilitas tempat tinggal, Kesehatan anggota keluarga,
pelayanan kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Sarana Transportasi
berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan petani kopi di kabupaten Dairi ? 2. Berapa besar pendapatan rumah tangga petani kopi, baik yang berasal dari
sektor perkebunan maupun diluar sektor perkebunan di kabupaten Dairi?
3. Berapa besar pengeluaran rumah tangga petani kopi di kabupaten Dairi?
4. Bagaimana tingkat kesejahteraan bagi rumah tangga petani kopi di kabupaten
Dairi?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah;
1. Untuk mengetahui pengaruh Pendapatan, pengeluaran rumah tangga untuk
konsumsi, Keadaan tempat tinggal, Fasilitas tempat tinggi, Kesehatan
anggota keluarga, pelayanan kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Sarana
Transportasi terhadap tingkat kesejahteraan petani kopi di kabupaten Dairi.
2. Untuk mengetahui berapa besar pendapatan rumah tangga petani kopi, baik
berasal dari sektor perkebunan maupun diluar sektor perkebunan di kabupaten
20 3. Untuk mengetahui berapa besar pengeluaran rumah tangga petani kopi di
kabupaten Dairi baik untuk konsumsi, kesehatan maupun pendidikan.
4. Untuk mengalisis tingakat kesejahteraan bagi rumah tangga petani kopi di
kabupaten Dairi.
b. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai suatu pertimbangan untuk pemerintah dalam rangka memberikan
bantuan dan apresiasi yang lebih baik untuk meningkatkan kesejahteraan para
petani kopi di kabupaten Dairi.
2. Sebagai bahan masukan dan menambah pengetahuan bagi penulis dan
pembaca khususnya yang berkaitan dengan tingkat kesejahteraan petani kopi
di kabupaten Dairi.
3. Sebagai referensi bagi penulis lainnya yang ingin melakukan penelitian
selanjutnya berkenaan dengan tingkat kesejahteraan petani kopi di kabupaten
Dairi.
4. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pemerintah, dalam hal
peningkatan potensi wilayah melalui peningkatan produk-produk hasil
21 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produksi Kopi
Nama kopi sebagai sebuah hasil perkebunan sudah tidak asing lagi terdengar didalam kehidupan kita sehari-hari. Hasil produksi kopi dapat diolah
menjadi berbagai jenis barang untuk dikonsumsi seperti minuman. Aromanya
yang harum serta khasiatnya yang dapat memberikan rangsangan penyegaran
badan membuat kopi tidak hanya digemari di Indonesia, tetapi juga di dunia. Hal
ini menunjukkan bahwa kopi memiliki nilai ekonomi yang menjanjikan sehingga
banyak masyarakat di Sumatera Utara khususnya dikabupaten Dairi yang bertani
kopi.
Bagi petani, kopi bukan hanya sekedar minuman, tapi mempunyai arti
ekonomi yang sangat penting. Sejak puluhan tahun yang lalu kopi telah menjadi
sumber mata pencaharian bagi banyak petani di kabupaten Dairi. Kopi telah
menjadi sumber nafkah bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka
sehari hari. Hasil perkebunan kopi di Indonisia merupakan salah satu barang
dagangan yang cukup penting. Kopi merupakan salah satu barang yang
diperdagangkan di indonesia bahkan sampai di ekspor ke luar negeri. Kopi
merupakan salah satu komoditi hasil pertanian yang menyumbang devisa negara
yg cukup besar.
Bila melihat perolehan devisa dan konsumsi kopi di Indonesia, kopi
memiliki prospek yang cukup menjanjikan. Namun masih banyak kendala yang
dihadapi agar produksi dan kualitas kopi mengalami peningkatan lebih tinggi
22 terhadap harga, kualitas kopi menembus pasaran negara-negara non kuota, untuk
itu dibutukan regulasi dan penyuluhan dari pemerintah untuk mendukung
terciptanya kualitas kopi yang dapat menembus pasar dunia.
Lebih dari 90% lahan perkebunan kopi di Indonesia berstatus perkebunan
rakyat. Teknologi yang digunakan untuk penanaman hingga proses pengelolaan
kopi yang dilakukan masyarakat masih sangat rendah sehingga berpengaruh
terhadap kuantitas dan kualitas komoditi kopi tersebut. Banyak cara yang dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Diantaranya sebagai berikut:
1. Mengembangkan varietas kopi arabica unggul pada lahan-lahan yang
sesuai.
2. Mengganti tanaman yang sudah tua dengan tanaman muda dengan kualitas
unggul yang dianjurkan (peremajaan).
3. Menerapkan tenik budidaya yang benar, baik mengenai sistem penanaman,
pemangkasan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, maupun
pengaturan naungannya.
4. Menerapkam sistem pemanenan dan pengolahan kopi yang benar, baik
cara pemetikan, pengolahan, pengeringan maupun sortasi.
Kopi pertama kali mulai dikenal di benua Afrika di suatu daerah yang
bernama Ethopia. Pada awalnya kopi tidak dibudidayakan oleh penduduk, tetapi
hanya dibiarkan tumbuh liar di hutan-hutan dataran tinggi. Ethopia dan Abessinia
merupaka bangsa yang sangat menggemari kopi karena khasiatnya yang
menyegarkan badan. Bangsa Ethopia mulai memperkenalkan kopi pada saat
23 tersebar dan dikenal di negara-negara Arab, Persia, hingga tanaman tersebut
tumbuh subur di negeri Yaman. Dan kemudian penyebaran kopi mulai tersebar
kenegara-neraga di Eropa, Amerika, dan Asia.
Selain menyegarkan badan, biji kopi juga mengandung kafein yang dapat
merangsang kerja otak dan jantung. Di Indonesia, tanaman kopi mulai
diperkenalkan pada tahun 1696-1699 oleh VOC. Pada awalnya kopi hanya
ditanam secara coba-coba, akan tetapi kopi dapat tumbuh sumbur di Indonesia
sehingga dapat berkembang. Hingga saat ini tanaman kopi berkembang di
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung dan di
daerah-daerah lain di Indonesia.
2.1.1 Jenis-jenis Komoditas Kopi
komoditas kopi memiliki varietas-varietas yang merujuk kepada subspesies
kopi. Kondisi tempat yang berbeda dapat membuat biji kopi memiliki
karakteristik yang berbeda, baik dari tingkat keasaman, kandungan kafein dan
aroma kopi tersebut.
Berikut ini akan dipaparkan beberapa jenis kopi yang terkenal dunia. Antara
lain dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kopi Arabika
Ada beberapa jenis varietas-varietas komoditas kopi di dunia, antara lain yaitu:
a. Kopi kolombia (colombian coffe)
b. Colombian milds Coffee
c. Cota Rican Tarrazu Coffee
24 e. Ethopian Harrar Coffee
f. Ethopian Yirgacheffe Coffe
g. Hawaiian Kona Coffee
h. Jamaican Blue Mountain Coffee
i. Kenyan Coffee
j. Mexico Coffee
k. Mocha Coffee
l. Santos Coffee
m. Tanzania Peaberry Coffee
n. Uganda Coffe
Ada beberapa jenis varietas komoditas kopi Arabika yang terkenal di
Indonesia. Varietas-varietas komoditas kopi meliputi:
a. Kopi jawa (Java Coffee)
Kopi yang berasal berasal dari pulau Jawa ini sangat terkenal sehingga
nama jawa dijadikan sebagai identitas kopi di dunia.
b. Sumatera Mandheling
Kopi ini berasal dari daerah Sumatera Utara bagian selatan, dimana di
Sumatera bagian selatan terdapat suku Batak Mandailing. Sehingga kopi ini
dinamakan sebagai kopi Mandheling.
c. Sumatera Lintong
Kopi ini berasa dari tempat yang bernama Lintong yang terletak di
25 d. Kopi Gayo
Kopi ini berasal dari dataran tinggi Gayo. Gayo merupakan nama suku di
Provinsi Aceh yang persebarannya meliputi beberapa Kabupaten yaitu
Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah, dan Kabupaten Gayo
Lues.
e. Sulawesi Toraja Kalosi
Kopi ini ditanam di daerah pegunungan tinggi di Sulawesi. Kalosi
merupakan kota kecil di Sulawesi dimana kota ini dijadikan sebagai tempat
pengumpulan seluruh komoditi kopi dari seluruh daerah pegunungan tinggi
tersebut. Toraja merupakan daerah pegunungan tinggi tempat dimana para
petani berkebun kopi. Kopi ini memiliki karakteristik aroma yang kaya,
tingkat keasamannya yang seimbang dan memiliki ciri multi dimensional.
2. Kopi Robusta
Salah satu varietas komoditi kopi yang terkenal di Indonesia adalah kopi
Luwak. Kopi Luwak adalah biji kopi dari Indonesia yang dikumpulkan dari
Musang Luwak. Selain di Indonesia di Filipina juga terdapat kopi Robusta yang
dikenal dengan sebutan Kape Alamid. Kopi Robusta ini memiliki rasa yang khas.
3. Kopi Liberika
Kopi liberika adalah jenis kopi yang berasal dari Liberia. Liberia terletak di
Afrika bagian Barat. Kopi ini dapat tumbuh hingga 9 meter dari permukaan tanah.
Pada abad 20 ini, kopi Liberika telah dikembangkan di Indonesia sebagai
26 Pada perdagangan kopi dunia, dikenal beberapa golongan kopi. Akan tetapi
yg sering dibudidayakan di Indonesia hanya kopi dengan arabika, robusta, dan
liberika. Agar tanaman kopi dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik, maka
proses penanaman kopi harus disesuaikan dengan ketinggian tempat, penyinaran,
angin, dan kondisi tanah. Pada umumnya tanaman kopi akan tumbuh dan
berproduksi dengan baik apabila ditanam pada ketinggian tertentu, tergantung
pada jenis kopinya. Kopi robusta akan tumbuh baik jika ditanam pada ketinggian
400-700 Meter diatas permukaan laut. Kopi arabika akan tumbuh dengan baik
apabila ditanam pada ketinggian 500-1.700 meter diatas permukaan laut.
Tanaman kopi juga sangat berpengaruh terhadap kondisi curah hujan didaerah
tempat penanamannya. Kopi akan tumbuh optimum di daerah yang memiliki
curah hujan 2.000-3.000 mm/tahun. Begitu pula dengan kondisi lahan yang
digunakan untuk penanaman kopi. Kopi akan tumbuh optimum jika ditanam pada
tanah yg gembur dan kaya bahan organik dan tanah yang agak masam yaitu antara
pH 4,5-6. Dengan demikian dapat kita lihat bahwa tanaman kopi dapat tumbuh
subur di daerah-daerah dataran tinggi di Indonesia, termasuk di provinsi Sumatera
Utara. Daratan tinggi Sumatera Utara memiliki kesesuaian kondisi lingkungan
untuk menaman kopi termasuk dikabupaten Dairi. Dengan demikian dapat kita
simpulkan mengapa di kabupaten Dairi banyak masyarakat yang bertani kopi
sebagai sumber nafkah mereka.
2.1.2 Manfaat Komoditas Kopi
Kopi merupakan suatu barang komoditas yang memiliki nilai ekonomi.
27 bahwa kopi memiliki nilai manfaat bagi masyarakat yang memproduksi dan
masyarakat yang mengkonsumsi kopi. Beberapa manfaat dari komoditas kopi
dapat dijelaskan sebgai berikut:
a. Kopi bermanfaat untuk meningkatkan energi bagi tubuh
b. Kopi bermanfaat untuk membakar lemak
c. Kafein dalam kopi dapat meningkatkan kinerja fisik
d. Pada komoditas kopi terdapat nutrisi-nutrisi kandungan penting di
dalamnya
e. Kopi dapat menurunkan resiko diabetes tipe II
f. Kopi bermanfaat untuk melindungi tubuh dari Alzheimer dan Demensia
g. Kafein dalam kopi dapat menurunkan resiko Parkinson
h. Kopi memberikan efek perlindungan terhadap hati
i. Kopi bisa melawan depresi dan memberikan efek lebih santai
j. Peminum kopi memiliki resiko rendah dari beberapa jenis kanker
k. Kopi tidak menyebabkan penyakit jantung
l. Kopi dapat menurunkan resiko stroke
m. Kopi adalah salah satu sumber anti Antioksidan
Dari penjelasan tentang manfaat-manfaat kopi diatas maka dapat dilihat
bahwa komoditas kopi memiliki nilai ekonomi yang tinggi, baik di produksi dan
di konsumsi sebagai makanan dan minuman, obat-obatan untuk kesehatan, dan
28 2.1.3 Teori Produksi
Produksi adalah suatu kegiatan memproses input atau faktor-faktor
produksi menjadi suatu output atau barang yang dapat di konsumsi oleh
masyarakat. Untuk melakukan kegiatan produksi, produsen atau perusahaan harus
mempunyai landasan teknis yang didalam teori ekonomi yang disebut Fungsi
Produksi.
Fungsi Produksi adalah suatu persamaan yang menunjukkan hubungan
ketergantungan fungsional antara tingkat input yang digunakan dalam proses
produksi dengan tingkat output yang dihasilkan.
Fungsi produksi secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:
Q = f ( K, L, R, T ) Dimana:
Q = Output
K = Kapital atau modal L = Labor atau tenaga kerja R = Resources atau sumber daya T = Teknologi
Produksi jangka pendek adalah produksi yang menggunakan input tetap
dan input variabel. Sedangkan produksi jangka panjang adalah produksi yang
29 a. kurva produksi sama (isoquant)
kurva produksi sama atau isoquan menunjukkan penggunaan dua macam
input yang berbeda yang menghasilkan jumlah output yang sama.
Kurva 2.1
Kurva Produksi Sama (Isoquant) Capital
Labor
Adapun ciri-ciri kurva isoquan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Memiliki tingkat kemiringan negatif
2. Semakin ke kanan kedudukan garis isoquant maka menunjukkan semakin
tinggi jumlah output yang dihasilkan
3. Garis isoquant tidak pernah berpotongan dengan garis isoquan lainnya
4. Garis isoquant cembung ke titik origin
IQ2
IQ3
30 b. Kurva biaya sama (Isocost)
Kurva 2.2
Kurva Biaya Sama (Isocost) K
TC/r Slope = -w/r
TC/w L
Kurva isocost menunjukkan semua kombinasi dua macam input yang dimiliki
oleh perusahaan atau produsen dengan pengeluaran total dan harga-harga faktor
produksi tertentu.
2.2 Pengeluaran Rumah Tangga
Pengeluaran rumah tangga adalah pengorbanan atau biaya yang harus
dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Pengeluaran
rumah tangga dapat dilihat dari berbagai aspek. Misalnya dari aspek kebutuhan
untuk hidup sehari-hari seperti pengeluaran untuk kebutuhan pokok seperti
makanan, aspek kesehatan seperti biaya pengobatan yang harus dikeluarkan baik
dalam kondisi sehat, yaitu untuk berjaga-jaga dan mengantisipasi apabila ada
kondisi yang tidak terduga dan pengeluaran untuk kesehatan dalam kondisi sakit
31 keadaan sehat. Pengeluaran untuk pendidikan juga dapat digolongkan sebagai
pengeluaran rumah tangga. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan hal yang
dianggap penting untuk meningkatkan taraf hidup manusia, mengubah pola
manusia menjadi lebih relevan, dan memberikan pengetahuaan untuk hidup yang
lebih baik lagi. Dari pemaparan diatas dapat kita simpulkan bahwa pengeluaran
rumah tangga untuk makanan, kesehatan dan pendidikan merupakan pengeluaran
yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga dalam kondisi apapun karena
pengeluaran tersebut merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup dan
meningkatkan taraf hidup yang menuju kepada usaha peningkatan-peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
2.2.1 Pengeluaran Rumah Tangga Untuk Konsumsi
Pengeluaran rumah tangga untuk makanan merupakan pengeluaran yang
yang harus dikeluarkan untuk bertahan hidup. Pengeluaran rumah tangga untuk
makan harus dikeluarkan pada tingkat pendapatan apapun. Makanan merupakan
kebutuhan pokok yang harus dikonsumsi oleh masyarakat. Makanan merupakan
sumber tenaga yang harus dikonsumsi agar manusia bisa beraktifitas sehari-hari.
Pengeluaran rumah tangga merupakan suatu konsumsi dasar yang harus dipenuhi
oleh manusia untuk melanjutan hidup dan menjaga kesehatn tubuh. Kebutuhan
dasar manusia ini menjadi indikator penting untuk menentukan tingkat
kesejahteraan masyarakat. Dalam pemahaman yang sederhana, sudah seharusnya
semua manusia di dunia untuk mengkonsumsi makanan dalam kondisi apapun,
baik itu dalam kondisi miskin. Masyarakat miskin akan tetap memenuhi
32 lainnya. Indikator pengeluaran rumah tangga untuk makanan ataupun konsumsi
sebagai indikator yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan sangat cocok untuk
diteliti di negara miskin dan negara berkembang karena tingakat pendapatan di
negara miskin dan berkembang yang rendah, banyaknya penduduk miskin, tingkat
pengangguran tinggi, dan terjadinya ketimpangan pendapatan yang sangat jauh,
menjadikan negara miskin dan berkembang sebagai tempat untuk meneliti tingkat
kesejahteran masyarakatnya dari aspek pengeluaran rumah tangga untuk makanan.
2.2.2 Pengeluaran Rumah Tangga Untuk Kesehatan
Pengeluaran rumah tangga untuk kesehatan dapat diartikan sebagai
pengeluran rumah tangga yang harus dikeluarkan agar anggota rumah tangganya
tetap sehat. Pengeluaran rumah tangga untuk kesehatan dikeluarkan oleh rumah
tangga untuk berjaga-jaga atau untuk menjaga kesehatan, dan untuk berobat agar
tubuh kembali sehat. Tingkat kesehatan di negara-negara di dunia berbeda-beda.
Misalnya di negara maju seperti Amerika, German, Francis dan Belanda memiliki
tingkat kesehatan penduduk yang tinggi, hal ini diakibatkan pola pikir masyarakat
di negara maju sudah baik. Masyarakat negara maju menyadari bagaimana
pentingnya untuk bertahan hidup agar bisa beraktivitas dengan baik untuk bekerja
sehingga dapat bertahan hidup. Sedangkan dinegara miskin dan berkembang
seperti Indonesia, Malaysia, Thailand dan negara-negara berkembang lainnya,
kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan sangatlah rendah. Pola pikir
masyarakat dinegara miskin dan berkembang masih belum menganggap menjaga
kesehatan sebagai salah satu aspek yang harus ditingkatkan agar masyarakat dapat
33 Negara miskin dan negara berkembang merupakan negara dengan tingkat
kesehatan yang rendah. Maka negara berkembang seperti Indonesia sangat cocok
untuk diteliti tingkat kesejahteraannya yang dilihat dari pengaruh pada aspek
kesehatan masyarakatnya.
2.2.3 Pengeluaran Rumah Tangga Untuk Pendidikan
Pengeluaran rumah tangga untuk pendidikan merupakan hal yang sangat
penting. Terlebih lagi kita tahu bahwa pendidikan di negara berkembang sangat
ketinggalan. Menurut Richard Jolly, Deputy Director General dan UNICEF :
sebenarnya, setiap pengamat yang serius setuju bahwa reformasi pendidikan di
negara-negara Dunia Ketiga telah ketinggalan. Hal ini dikarenakan kesadaran
masyarakat di negara-negara miskin dan berkembang akan pentingnya tingkat
pendidikan masih sangat rendah.
Hubungan tingkat pendidikan terhadap kualitas masyarakat sangatlah jelas.
Semakin lama individu bersekolah, maka ilmu pengetahuannya semakin tinggi
dan sudah pasti kualitas manusia atau sumberdaya manusia yang lama bersekolah
sangat jauh berbeda dengan yang tidak mementingkan sekolah.
Pengeluaran rumah tangga untuk pendidikan merupakan hal yang wajar
dan wajib dikeluarkan dalam rumah tangga. Pentingnya pendidikan sebagai tolak
ukur sumber daya kualitas sumber daya manusia menjadi salah satu aspek
pendorong yang sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2.2.4 Teori Pengeluaran Rumah Tangga
Pengeluaran rumah tangga dapat dikatakan sebagai konsumsi rumah
34 guna suatu benda. Menurut Draham Bannoch, konsumsi merupakan pengeluaran
total untuk memperoleh barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka
waktu pengeluaran tertentu.
Fungsi konsumsi menggambarkan suatu kurva hubungan antara tingkat
konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional
perekonomian. Fungsi konsumsi dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:
C = a + b Y
Dimana : a = Konsumsi rumah tangga pada pendapatan 0
b = Kecondongan konsumsi marginal
C = Tingkat konsumsi dan,
Y = Tingkat pendapatan
John Maynard Keynes menjelaskan dalam teori konsumsinya yang banyak
mengandalkan analisis statistik dan menggunakan dugaan tentang konsumsi
berdasarkan introspeksi dan observasi casual yaitu:
1. kecenderungan mengkonsumsi marginal (marginal propensity to
comsume), jumlah yang mengkonsumsi dalam setiap tambahan pendapatan
adalah antara nol dan satu.
2. Keynes menyatakan bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan yang
disebut kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (average propensity to
consume) turun ketika pendapatan naik. Keynes percaya bahwa tabungan
adalah kemewahan sehingga keynes berasumsi bahwa masyarakat yang
berpendapatan tinggi menabung dalam proporsi yang lebih tinggi dari
35 3. Keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan konsumsi
yang paling penting dan tingkat bunga tidak memiliki peranan penting.
Keynes menyatakan bahwa pengaruh tingkat bunga terhadap konsumsi
sebatas teori.
Fungsi konsumsi keynes dapat dijelaskan sebagi berikut:
C = a + b Y dengan asumsi a > 0, 0 < b < 1
Secara grafis, fungsi konsumsi keynes dapat digambarkan sebagai berikut:
Kurva 2.3
Kurva fungsi konsumsi Keynes C (konsumsi)
Y = C
C
C0
0 Y (pendapatan)
2.3. Teori Kesejahteraan Penduduk
Terdapat dua jenis teori ekonomi kesejahteraan, yaitu teori ekonomi
kesejahteraan konvensional dan teori ekonomi kesejahteraan syariah. Pada teori
kesejaheraan konvensional membahas tentang material saja, dan mengabaikan
kesejahteraan moral dan kesejahteraan spiritual. Ekonomi kesejahteraan syariah
36 kesejahteraan syariah bukan hanya membahas tentang manifestasi nilai ekonomi,
akan tetapi teori ini juga membahas nilai moral, sosial, politik islami, dan nilai
spiritual.
Ilmu ekonomi kesejahteraan adalah salah satu cabang ekonomi normatif.
Bidang bahasan dari ekonomi kesejahteraan berkaitan dengan pertanyaan tentang
apa yang buruk dan apa yang baik. Bidang kajian tersebut sangat berbeda dengan
kajian cabang ilmu ekonomi positif, seperti ilmu politik tenaga kerja, sejarah
perekonomian, perdagangan internasional, moneter, serta ekonomi mikro. Setiap
ilmu ekonomi positif mencoba menjelaskan berbagai fenomena empirik (Allan M.
Feldman: 2000) .
Ilmu ekonomi kesejahteraan membahas tentang bagaimana agar suatu
kegiatan ekonomi berjalan optimal dan berdampak positif terhadap kondisi
masyarakat yang ditandai dengan peningkatan kualitas perekonomian di
masyarakat. Ekonomi kesejahteraan membahas tentang prinsip keadilan terhadap
seluruh lapisan dalam masyarakat dan mengarahkan kegiatan ekonomi agar
memberikan dampak positif terhadap pelaku ekonomi. Teori ekonomi
kesejahteraan adalah suatu teori ekonomi yang mempertimbangkan konteks ilmu
sosial didalamnya. Berikut ini akan dijelaskan beberapa pengertian teori ekonomi
kesejahteraan. Antara lain sebagai berikut:
Ekonomi kesejahteraan merupakan cabang ilmu ekonomi yang
menggunakan teknik ekonomi mikro untuk menentukan secara serempak efisiensi
alokasi dari ekonomi makro dan akibat distribusi pendapatan yang berhubungan
37 Ekonomi kesejateraan adalah kerangka kerja yang digunakan oleh sebagian
besar ekonom publik untuk mengevaluasi penghasilan yang diinginkan
masyarakat (Rosen, 2005:99).
Ekonomi kesejahteraan adalah ilmu yang menyediakan dasar untuk menilai
prestasi pasar dan pembuat kebijakan dalam alokasi sumber daya (Beasley, 2002).
Teori ekonomi kesejahteraan berfungsi sebagai pengujian kegiatan ekonomi
dari inividu-individu yang ada dalam masyarakat yang bertujuan untuk
memaksimalkan peningkatan kesejahteraan sosial. Kesejateraan masyarakat
mengacu pada keseluruhan nilai guna yang semakin meningkat di dalam suatu
lingkungan masyarakat dalam suatu negara. Kesejahteraan sosial sering dikatakan
sebagai akumulasi dari seluruh kesejahteraan individu di suatu negara. Di
Indonesia, sejahtera itu dapat di defenisikan sebagai suatu takaran kondisi
masyarakat yang telah terpenuhi kebutuhan dasarnya. Kebutuhan dasar meliputi
kecukupan dan mutu pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, lapangan
pekerjaan, dan kebutuhan dasar lain seperti lingkungan yang bersih aman dan
nyaman.
Terdapat berbagai perkembangan tentang ilmu pengukuran tingkat
kesehatan masyarakat dari sisi fisik, seperti Human Development Indeks (Indeks
Pembangunan Manusia), physical Quality Life Indeks (Indeks Mutu Hidup),
Basic needs (Kebutuhan Dasar), dan GNP/kapita (Pendapatan Perkapita).
Perkembangan-perkembangan teori pengukuran tingkat kesejahteraan ini terus
menerus mengalami perubahan. Sejahtera dapat diukur dari aspek fisik yang
38 negara dapat dikatakan sejahtera apabila tingkat kemiskinin dinegara tersebut
kecil, tidak terjadi kesenjangan yang besar, dan banyak aspek lainnya.
Todaro merumuskan fungsi kesejahteraan sebaga berikut:
W = W (Y,I,P) Dimana:
W = Kesejahteraan (walfare) Y = Pendapatan perkapita I = Ketimpangan dan P = Kemiskinan absolut
Teori kesejahteraan yang dikemukakan oleh Todaro ini sangat cocok
digunakan untuk pengkuran tingkat kejahteraan di negara-negara berkembang
seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Kamboja, dan negara-negara
berkembang lainnya yang ada di benua Asia khususnya di Asia Tenggara.
2.3.1 Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia)
Indeks Pembangunan Manusia adalah pengukuran perbandingan dari
harapan hidup, melek huruf, pendidikan, dan standard hidup untuk semua negara
di dunia. Indeks pembangunan manusia digunakan sebagai alat pengukuran
apakah suatu negara dikatakan negara maju, negara berkembang, atau negara
terbelakang.
Indeks pembangunan manusia dikembangkan pada tahun 1990 oleh
pemenang nobel India yaitu Amartya Sen dan seorang ekonom Pakistan bernama
Mahbub Ul Haq, serta dibantu oleh Gustav Ranis dari Universitas Yale dan Lord
39 kesejahteraan ini digunakan oleh PBB dalam program pembangunan pada laporan
Indeks pembangunan manusia tahunan.
Indeks pembangunan manusia adalah indeks pencapaian kemampuan dasar
pembangunan manusia yang dibangun melalui tiga pendekatan dasar yaitu
meliputi: harapan hidup, tingkat pendidikan dan pendapatan. UNDP (united
nation development programme) mendefenisikan pembangunan manusia sebagai
suatu proses untuk memperluas pilihan-pilihan bagi penduduk. Dalam konsep
tersebut penduduk ditempatkan sebagai tujuan akhir (The Ultimated End)
sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana (principal means)
untuk mencapai tujuan itu. Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan
manusia, ada empat hal pokok yang harus diperhatikan yaitu produktivitas,
pemerataan, keseimbangan, pemberdayaan (UNDP 1995). Empat hal pokok
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Produktivitas
Masyarakat harus mampu untuk melakukan peningkatan produktivitas dan
ikut berpartisipasi dalam proses penciptaan pendapatan dan pembangunan
ekonomi.
2. Pemerataan
Masyarakat harus memiliki kesempatan yang sama terhadap semua
sumberdaya ekonomi dan sosial yang ada di negaranya. Semua aspek-aspek yang
dianggap hambatan untuk mempekecil kesempatan untuk memperoleh akses
40 berartisipasi dan mengambil manfaat dalam produktifitas untuk pencapaian
peningkatan kualitasnya.
3. Kesinambungan
Segala aspek terhadap sumber daya ekonomi dan sosial harus disisakan dan
dilestarikan untuk generasi yang akan datang, termasuk sember daya manusia,
fisik, dan lingkungan yang harus selalu diperbaharui.
4. Pemberdayaan
Masyarakat diharuskan untuk berpatipasi dalam pengambilan keputusan
yang berhubungan dengan proses penentuan bentuk dan arah kehidupan sekarang
dan generasi yang akan datang, serta mengambil manfaat dan berpartipasi dalam
proses pembangunan.
Indeks pembangunan manusia dapat dihitung berdasarkan empat komponen
diatas. Penghitungan indeks pembangunan manusia dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Angka harapan hidup
Angka harapan dapat diartikan sebagai gambaran seberapa besar tingkat
kesehatan masyarakat. Angka melek huruf adalah rata-rata perkiraan lama tahun
yang dapat ditempuh individu selama hidup dengan menggunakan penghitungan
dua indikator yaitu jumlah anak lahir hidup dan jumlah anak masih hidup.
2. Tingkat pendidikan
Untuk mengukur tingkat pendidikan digunakan dua indikator yaitu rata-rata
41 dihabiskan untuk melakukan pendidikan sekolah oleh penduduk berusia 15 tahun
ke atas dalam menjalani pendidikan formal.
3. Standar hidup layak
Standar hidup layak dapat diartikan sebagai penggambaran kesejahteraan
yang dinikmati oleh penduduk sebagai dampak peningkatan kualitas ekonomi.
Standar hidup layak dapat dihitung melalui kemampuan membeli dalam
memenuhi kebutuhan sebagai gambaran dari tingkat pendapatan yang dimilikinya
yang diukur dengan pengeluaran perkapita yang telah disesuaikan.
Rumus penghitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dapat disajikan
sebagai berikut:
IPM = 1/3 [X(1) + X(2) + X(3)] ...(1)
Dimana:
X(1) : Indeks Harapan Hidup
X(2) : Indeks Pendidikan = 2/3 (indeks melek huruf) + 1/3 (indeks rata-rata
lama sekolah)
X(3) : Indeks Standar Hidup Layak
Indeks x(1) = X(1) - X(1)min / [X(1)maks – X(1)min] ...(2)
Dimana:
X(1) : Indikator ke-i (i = 1,2,3)
X(2) : Nilai maksimum sekolah X(i)
42 Nilai maksimum dan nilai minimum indikator X(i) Dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2.1
Indikator Penghitungan Indeks Pembangunan Manusia Indikator Komponen
IPM [=X(I)]
Nilai Maksimum Nilai Minimum
Angka Harapan Hidup 85 25
Angka melek Huruf 100 0
Rata-rata lama sekolah 15 0
Konsumsi Perkapita yang disesuaikan
732.720 300.000
Sumber: manual teknis operasional pengembangan dan pemanfaatan indeks pembangunan manusia (IPM) dalam perencanaan pembangunan pembangunan manusia (BPS, BAPPENAS, UNDP)
2.3.2 Physical Quality Life Index (Indeks Mutu Hidup)
Indeks Mutu Hidup adalah sebuah konsep secara luas yang berhubungan
dengan kesejahteraan dalam suatu masyarakat. Konsep indeks mutu hidup
meliputi kondisi hidup yang berfokus pada sumber daya secara material seperti
uang dan akses terhadap barang dan jasa, yang tersedia untuk digunakan oleh
individu-individu dengan mempertimbangkan indikator-indikator seperti
kepuasan, kebahagiaan, kebebasan, dan subjektifitas kesejahteraan. Dengan
demikian, indeks mutu hidup dapat diukur melaluai dua pendekatan indikator
yaitu, indikator objektif dan indikator subjektif.
Indeks mutu hidup atau physical quality life indeks adalah teori yang
membahas tentang penghitungan tingkat ksejahteraan penduduk yang dikenalkan
oleh Moris. Teori penghitungn ini tidak mengikut sertakan pendapatan nasional
sebagai suatu indikator pengukuran yang penting untuk pengukuran
43 memperhitungkan aspek-aspek non ekonomi yang dihitung melalui tiga indikator.
Ketiga indikator tersebut yaitu:
1. Angka kematian bayi (jumlah kematian bayi yang berumur dibawah satu
tahun per 1000 yang hidup dalam satu tahun)
2. Angka harapan hidup dan,
3. Tingkat melek huruf.
Indeks mutu hidup dapat dihitung melalui cara penghitungan sebagai
berikut: ketiga indeks tersebut diberi skor penilaian mulai dari angka 1-100.
Kemudian diambil rata-rata dari ketiga indikator tersebut.
Konsep Indeks mutu hidup memiliki beberapa kelemahan. Beberapa ahli
ekonomi mengatakan bahwa hubungan antara indikator indeks mutu hidup dan
indeks gabungan GNP Perkapita sangat erat sehingga menunjukkan hal yang tidak
berbeda, oleh karena itu para ekonom berpendapat penhitungan indeks mutu
hidup sudah diwakilkan oleh GNP perkapita. Indeks mutu hidup hanya efektif
digunakan untuk membedakan tingkat pembangunan apabila tingkat GNP masih
rendah.
2.3.3 GNP Perkapita (Pendapatan Perkapita)
GNP Perkapita adalah salah satu indeks untuk menghitung tingkat
kesejahteraan masyarakat. GNP Perkapita akrab didengar dengan sebutan
pendapatan perkapita. Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata
penduduk di suatu negara. Penghitungan pendapatan perkapita dihasilkan dari
pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara
44 ukur tingkat kesejahteraan penduduk, apakah tingat kesejahteraan penduduknya
tinggi atau penduduk di negara tersebut memiliki tingkat kesejahteraan penduduk
yang rendah. Pendapatan nasional pada dasarnya merupakan kumpulan
pendapatan dari seluruh masyarakat di suatu negara. Tinggi rendahnya pendapatan
nasional ditentukan oleh tinggi rendahnya pendapatan perkapita penduduk di
negara tersebut. Jumlah penduduk disuatu negara akan mempengaruhi jumlah
pendapatan perkapita di negara tersebut. Pendapatan nasional adalah jumlah
pendapatan yang di diterima oleh penduduk disuatu negara dalam jangka waktu
satu tahun.
Rumus penghitungan pendapatan perkapita sebagai berikut:
Pendapatan Perkapita = Total pendapatan penduduk dalam satu tahun Jumlah penduduk
Untuk menganalisis tingkat kesejahteraan penduduk negara tinggi atau
rendah, maka dapat kita lihat dari jumlah pendapatan perkapita yang diterima
oleh penduduk tersebut. Tingkat kesejahteraannya dapat diukur melalui
perbandingan pendapatan perkapita yang diterima dalam satu tahun dengan total
pengeluaran pokok yang harus dikeluarkan dalam satu tahun seperti tempat
45 2.4 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2 Judul
penelitian Nama peneliti Persamaan Perbedaan
Hasil
di Provinsi Bali
46 Analisis
Kesejahteraan Rumah Tangga
Petani Karet Plasma di Desa
Sungai Baung dan Saiful Hadi
Penelitian ini memiliki objek yang sama yaitu petani, dengan
47 Jaring Apung di
48 2.5 Kerangka Konseptual
Gambar 2.4
Kerangka Konseptual Analisis Tingkat Kesejahteraan Petani Kopi di Kabupaten Dairi
Pada gambar diatas dapat dijelaskan bahwa penelitian ini ditujukan untuk
mencari hubungan antara Pendapatan rumah tangga (x1), Pengeluaran tumah
tangga untuk konsumsi (x2), Keadaan Tempat Tinggal (x3), Fasilitas Tempat
Tinggal (x4), Kesehatan anggota keluarga (x5), Pelayanan kesehatan (x6),
Pelayanan pendidikan (x7) dan Sarana transportasi (x8) secara keseluruhan
berpengaruh terhadap Tingkat Kesejahteraan petani kopi (Y) di Kabupaten Dairi. Tingkat
Kesejahteraan (Y) Pengeluaran Rumah Tangga
untuk Konsumsi (x2)
Keadaan Tempat Tinggal (x3)
Fasilitas Tempat Tinggal (x4)
Kesehatan Anggota Keluarga (x5)
Pelayanan Kesehatan (x6)
Pelayanan Pendidikan (x7)
Sarana Transportasi (x8)
Pendapatan (x1)
49 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Penelitian ini akan menguji pengaruh pengeluaran rumah tangga untuk
konsumsi, pengeluaran rumah tangga untuk kesehatan dan pengeluaran rumah
tangga untuk pendidikan terhadap tingkat kesejahteraan petani kopi di kabupaten
Dairi.
3.2 Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani kopi yang ada di
kabupaten Dairi. Doane dan Seward (2011) menyatakan bahwa “population is all
of the items that we are interested in”. Sugiyono (1999) menyatakan bahwa
populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode convenience sampling
yaitu sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan dimana peneliti akan
melakukan penyebaran kuesioner sejumlah 50 kuesioner kepada para petani kopi
yang ada di kabupaten Dairi. Dalam metode ini, anggota sampel yang dipilih atau
diambil berdasarkan kemudahan memperoleh data yang dibutuhkan, atau unit
50 2010). Hal ini dilakukan peneliti karena pertimbangan pengambilan sampel yang
berupa data primer yang membutuhkan lokasi yang mudah untuk dijangkau dan
biaya yang cukup murah yaitu di kabupaten Dairi. Pengambilan sampel ini
dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
kesejahteraan masyarakat yang merupakan petani kopi di kabupaten Dairi.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu menggunakan survei
literatur dan melakukan studi lapangan dengan pengumpulan data primer secara
aktif, diantaranya adalah :
1. Survei literatur merupakan dokumentasi dari tinjauan menyeluruh
terhadap karya publikasi dan nonpublikasi dari sumber sekunder dalam
bidang minat khusus bagi peneliti (Sekaran, 2007 : 82). Perpustakaan
merupakan pusat penyimpanan yang kaya bagi data sekunder, dan
biasanya peneliti menghabiskan beberapa minggu dan terkadang bulan
untuk menelusuri buku, jurnal, surat kabar, majalah, laporan konferensi,
disertasi doctoral, tesis master, publikasi pemerintah, laporan keuangan
dan lainnya untuk menemukan informasi yang terkait dengan topik
penelitian mereka.
2. Pengumpulan Data Primer Secara Aktif (Penelitian Lapangan)
Penelitian bisnis kontemporer sangat menggantungkan pada penggunaan
metode PDF aktif. Ini didasarkan fakta bahwa bisnis pada dasarnya adalah
fenomena sosial yang berhubungan dengan manusia (Kuncoro, 2013 :
51 berasal dari manusia itu sendiri. PDF aktif dirancang terutama untuk
memperoleh informasi dari responden manusia. Kelebihan utama metode
ini adalah versatility-nya. Semua jenis opini abstrak berupa opini, sikap,
kehendak, dan pengharapan dapat diperoleh melalui survei. Kelemahan
dari metode ini adalah, kualitas informasi akan sangat bergantung pada
kemampuan dan kemauan responden untuk bekerjasama dengan peneliti.
Sering sekali responden akan menolak untuk diwawancarai atau untuk
membalas surat survei karena alasan pribadi, atau mereka memandang
topik yang sedang diteliti terlalu sensitif. Pengumpulan data kuesioner
dilakukan dengan teknik personally administered questionnaires, yaitu
kuisioner disampaikan dan dikumpulkan langsung oleh peneliti
Indriantoro dan Supomo (dalam Suryani 2013 : 154).
3.4 Metode Analisis Data
Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji
asumsi klasik dan uji regresi berganda.
3.4.1 Statistik Deskriptif
Statistika deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan
pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan
informasi yang berguna. Statistika deskriptif hanya memberikan informasi
mengenai data yang dipunyai dan sama sekali tidak menarik inferensia
atau kesimpulan apapun tentang gugus induknya yang lebih besar. Contoh
statistika deskriptif yang sering muncul adalah tabel, diagram, grafik, dan
52 Dengan Statistika deskriptif, kumpulan data yang diperoleh akan tersaji
dengan ringkas dan rapi serta dapat memberikan informasi inti dari
kumpulan data yang ada. Informasi yang dapat diperoleh dari statistika
deskriptif ini antara lain
serta kecenderungan suatu gugus data. Indikator keluarga sejahtera yang
dapat digunakan berdasarkan Badan Pusat Statistik adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Indikator Keluarga Sejahtera Berdasarkan Badan Pusat Statistik
No. Indikator Kesejahteraan Kriteria Skor
1. Tingkat pendapatan Tinggi (> Rp 10.000.000) Sedang (Rp 5.000.000 – Rp 10.000.000)
Rendah (< Rp 5.000.000)
3 2
1 2. Konsumsi atau
pengeluaran rumah tangga
Tinggi (> Rp 5.000.000) Sedang (Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000)
Rendah (< Rp 1.000.000)
3 2
1 3. Keadaan Tempat Tinggal Permanen (11 – 15)
Semi Permanen (6 – 10) Non Permanen (1 – 5)
3 2 1 4. Fasilitas Tempat Tinggal Lengkap (34 – 44)
Cukup (23 – 33) Kurang (12 – 22)
3 2 1 5. Kesehatan Anggota
Keluarga 6. Kemudahan Mendapatkan
Pelayanan Kesehatan 7. Kemudahan Memasukkan
Anak Kejenjang 8. Kemudahan Mendapatkan
Fasilitas Transportasi Kriteria untuk masing-masing klasifikasi sebagai berikut:
53 3.5 Defenisi Operasional
Pada bagian ini akan diuraikan penafsiran mengenai variabel yang dipilih
oleh peneliti sekaligus dengan definisi operasional dan cara pengukurannya.
3.5.1 Variabel Independen 3.5.1.1Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan petani kopi di Kabupaten Dairi merupakan
faktor yang sangat penting untuk menentukan seberapa besar
pengeluaran yang akan dikeluarkan oleh petani untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari dan untuk investasi atau tabungan
dimasa depan. Tingkat pendapat yang rendah, sedang dan tinggi sangat
memenentukan seberapa besar kebutuhan hidup mereka sehari-hari dapat
terpenuhi yang merupakan ukuran yang mementukan tinggat
kesejahteraan petani kopi di Kabupaten Dairi.
3.5.1.2 Konsumsi atau Pengeluaran Rumah tangga
Masyarakat di kabupaten Dairi yang memiliki identitas sebagai
petani kopi memiliki jumlah yang cukup banyak. Mereka yang memiliki
kesejahteraan yang cukup baik jika dilihat secara kasat mata, dapat
diindikasikan sebagai bagian yang memiliki kontribusi luar biasa untuk
peningkatan kualitas kopi yang notabene komoditas negara. Para petani
kopi ini berhak untuk memperoleh apresiasi yang cukup baik terutama
untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka dan keluarganya.
Dalam penelitian ini, yang menjadi ukuran untuk menilai pengaruh
54 petani kopi adalah tergantung pada jawaban mereka atas beberapa butir
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti terkait variabel ini. Dengan
demikian, mereka para petani kopi tersebut berhak memperoleh
kesejahteraan yang lebih baik.
3.5.1.3 Keadaan Tempat Tinggal
Keadaan tempat tinggal atau Rumah petani kopi kopi di
Kabupaten Dairi bervariasi. Melalui keadan tempat tinggal petani
tersebut kita dapat melihat seberapa besar tingkat kenyamanan mereka
tinggal di tempat tersebut. Hal ini berpengaruh terhadap kepuasaan dan
merupakan kebutuhan utama untuk menjalani hidup sehari-hari. Keadaan
tempat tinggal dapat dilihat dari status kepemilikan rumah yang ditempati,
jenis lantai, jenis dinding, jenis atap, dan keadaan ruangan pada tempat
tinggal tersebut. Dalam penelitian ini, yang menjadi ukuran untuk
menilai pengaruh pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi terhadap
kesejahteraan para petani kopi adalah tergantung pada jawaban mereka
atas beberapa butir pertanyaan yang diajukan oleh peneliti terkait
variabel ini. Dengan demikian, mereka para petani kopi tersebut berhak
memperoleh kesejahteraan yang lebih baik.
3.5.1.4 Fasilitas Tempat Tinggal
Para petani kopi di Kabupaten Dairi pada umumnya
membutuhkan fasilitas penunjang kegiatan, fasilitas untuk mempermudah
akses informasi dan banyak fasilitas lainnya untuk mempermudah dan
55 tempat tinggal dapat dilihat berupa akses jalan untuk ke tempat tinggal
petani, alat penerangan yang diperoleh dan digunakan, sumber air bersih,
kamar mandi dan segala fasilitas penunjang untuk mempermudah dan
meningkatkan kepuasan petani. Dalam penelitian ini, yang menjadi
ukuran untuk menilai pengaruh pengeluaran rumah tangga untuk
konsumsi terhadap kesejahteraan para petani kopi adalah tergantung pada
jawaban mereka atas beberapa butir pertanyaan yang diajukan oleh
peneliti terkait variabel ini. Dengan demikian, mereka para petani kopi
tersebut berhak memperoleh kesejahteraan yang lebih baik.
3.5.1.5 Kesehatan Anggota Keluaraga
Kesehatan merupakan salah salu faktor paling utama yang
dibutuhkan oleh manusia untuk bisa melakukan aktivitas dan bekerja
untukn memenuhi kebutuhan hidupnya sehari hari. Untuk menjaga
kesehatan anggota keluarga tentunya harus dilakukan pola hidup yang
sehat seperti kebiasaan hidup bersih, makanan, bergizi, lingkungan bersih,
air bersih, serta obat untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan daya
tahan tubuh anggota keluarga petani kopi di Kabupaten Dairi. Dalam
penelitian ini, yang menjadi ukuran untuk menilai pengaruh pengeluaran
rumah tangga untuk konsumsi terhadap kesejahteraan para petani kopi
adalah tergantung pada jawaban mereka atas beberapa butir pertanyaan
yang diajukan oleh peneliti terkait variabel ini. Dengan demikian, mereka
para petani kopi tersebut berhak memperoleh kesejahteraan yang lebih
56 3.5.1.6 Pelayanan Kesehatan
Ketika, seseorang bekerja untuk mencari penghidupan yang layak,
maka terdapat satu hal yang sangat penting untuk dijaga, dan itu adalah
kesehatan. Kesehatan para petani kopi di kabupaten Dairi juga
seharusnya menjadi perhatian bagi pemerintah. Mereka yang tergolong
masih berada di daerah pedesaan memiliki tingkat kesehatan yang perlu
di perhatikan secara intensif. Mulai dari kebutuhan akan air bersih,
lingkungan yang sehat, dan berbagai hal terkait bagaimana caranya agar
menjaga kesehatan diri sendiri dan lingkungan. Seharusnya banyak
berbagai penyuluhan yang dilakukan oleh berbagai pihak yang
berwenang untuk memahamkan para petani kopi ini bagaimana agar
mereka mampu menjaga kesehatannya dengan baik. Dalam penelitian ini,
yang menjadi ukuran untuk menilai pengaruh pengeluaran rumah tangga
untuk kesehatan terhadap kesejahteraan para petani kopi adalah
tergantung pada jawaban mereka atas beberapa butir pertanyaan yang
diajukan oleh peneliti terkait variabel ini. Dengan demikian, mereka para
petani kopi tersebut berhak memperoleh kesejahteraan yang lebih baik.
3.5.1.7 Pelayanan Pendidikan
Para petani kopi di kabupaten Dairi, juga memiliki kebutuhan
untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak mereka. Analoginya,
sebuah pengharapan yang tinggi pasti terlintas di dalam pemikiran
mereka untuk menjadika anak-anaknya lebih baik dari mereka terkait