• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Terhadap Pelanggaran Ham Dan Prinsip Kedaulatan Impunity Dilihat Dalam Hukum Internasional Di Negara Ukraina

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tinjauan Terhadap Pelanggaran Ham Dan Prinsip Kedaulatan Impunity Dilihat Dalam Hukum Internasional Di Negara Ukraina"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN TERHADAP PELANGGARAN HAM DAN

PRINSIP KEDAULATAN IMPUNITY DILIHAT DALAM

HUKUM INTERNASIONAL DI NEGARA UKRAINA

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Hukum

Oleh:

SAYID AMMAR ALHABSYI

NIM: 100200259

DEPARTEMEN INTERNASIONAL

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Allah SWT karena yang telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta atas karunia serta kemudahan yang engkau nerikan akhirnya skripsi sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan rasulullah Muhammad SAW.

Adapun skripsi ini berjudul: “Tinjauan Terhadap Pelanggaran HAM Dan Prinsip Kedaulatan Impunity Dilihat Dalam Hukum Internasional Di Negara Ukraina”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih mempunyai banyak kekurangan di dalam penulisannya, oleh karena itu penulis berharap adanya masukan dan saran yang bersifat membangun untuk di masa yang akan datang.

Pelaksanaan penulisan skripsi ini diakui banyak mengalami kesulitan dan hambatan, namun berkat bimbingan, arahan, serta petunjuk dari dosen pembimbing, maka penulisan ini dapat diselesaikan dengan baik. Dalam kesemptan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang banyak membantu, membimbing, dan memberikan motivasi. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

(4)

2. Ibu Dr. Chairul Bariah, SH,M.Hum, selaku Ketua Departemen Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang selalu sabar membantu dan membimbing di dalam pelaksanaan penulisan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Jelly Leviza, SH., M.Hum., selaku Sekretaris Departemen Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

4. Prof. Sulaiman Hamid, SH, selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak membantu penulis, dalam memberikan masukan, arahan-araham, serta bimbingan di dalam pelaksanaan penulisan skripsi ini.

5. Bapak Makdin Munthe, SH,M.Hum, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak membantu penulis, dalam memberikan masukan,arahan-arahan, serta bimbingan di dalam pelaksanaan penulisan skripsi ini.

6. Terkhusus buat kedua orang tua saya, Sayid Mukhsin Alhabsyi S.Pd.I dan Syarifah Rahamisah Hanum Alhabsyi S.Pd.I yang telah memberikan kasih sayang yang tak terhingga kepada penulis, dan yang selalu mendoakan penulis, memberikan semangat, dana, dukungan, pengorbanan, ketulusan dan perhatian kepada saya dalam perjalanan akhir masa perkuliahan, dan yang telah menguatkan saya untuk tetap berdiri tegak menghadapi semua permasalahan yang ada. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat umi dan waled bahagia.

7. Terima kasih kepada Cut Eva Novita yang telah membantu, dan memberikan motivasi serta telah memberikan semangat dan inspirasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Buat sahabatku Ramadhan Syahputra, Muhammad Fajrin, Faisal Iswandi,

Ahmad Ridoan, Safrizal, Fakron, Takim, Widodo Ramadhan, Mhd Ashari, Mia Adelia, Anisa Hazrida dan semua teman-teman stambuk 2010 Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Terima kasih atas semangat, doa, bantuan, nasehat, kebersamaannya, serta dukungan yang telah diberikan selama 4 tahun ini.

(5)

kepada Bapak/Ibu dosen pembimbing, dan dosen penguji atas sikap dan kata-kata yang tidak berkenaan selama penulisan skripsi ini.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, akhir kata saya berharap kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan segenap pembaca. Saya juga mengharapkan kritik dan saran mengenai topik yang diangkat dalam penulisan skripsi ini karena saya juga menyadari kekurangan dan ketidaksempurnaan saya atas segala kesalahan dan kekurangan saya mohon maaf. Atas perhatiaannya saya ucapkan terima kasih.

Medan, September 2015

Penulis

(6)

ABSTRAK

Prof, Sulaiman Hamid, SH

Makdin Munthe, SH,M.Hum

Sayid Ammar Alhabsyi NIM : 100200259

Hak Asasi Manusia adalah merupakan hak-hak yang melekat pada diri setiap manusia sehingga mereka diakui kemanusiaannya tanpa membedakan jenis kelamin, ras, warna kulit, bahasa, agama, politik, bangsa, status social, kekayaan dan kelahirannya. Termasuk dalam hak asasi ini adalah hak untuk hidup layak, merdeka dan selamat. Dan ini merupakan tugas Negara untuk melindungi hak warga negaranya dari hal-hal yang ingin meniadakannya.

Permasalahan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini adalah mengenai masalah-masalah pelanggaran HAM yang terjadi terhadap masyarakat Ukraina, ditinjai dari konvensi-konvensi internasional dan bagaimana upaya yang dilakukan oleh organisasi internasional dalam mengatasi permasalahan pelanggaran HAM tersebut.

Pelanggaran HAM yang terjadi terhadap masyarakat Ukraina yang mengarah kepada kejahatan kemanusiaan berupa penculikan, penyiksaan, penindasan dan kekerasan yang dilakukan dengan sewenang-wenang baik oleh pemerintah Ukraina maupun kelompok sparatis pro-Rusia yang meyudutkan warga sipil Ukraina.

Untuk menyelesaikan masalah-masalah pelanggaran HAM yang terjadi di Ukraina mahkamah internasioanl dapat melaksanakan kewenangan yuridiksinya dengan mengangkat permasalahan pelanggaran HAM tersebut dan mengajukan para pelaku kejahatan kemanusiaan di Ukraina baik pemerintah Ukraina maupun kelompok sparatis pro-Rusia ke Peradilan Pidana Internasional untuk selanjutnya diadili dan dihukum sesuai dengan berat kejahatan yang telah dilakukannya.

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penulisan ... 4

D. Keaslian Penulisan ... 5

E. Tinjauan Kepustakaan ... 5

F. Metode Penulisan ... 6

G. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG HAM... 9

A. Sejarah Penegakan HAM ... 9

B. Pengertian Tentang HAM ... 23

C. Pengertian Pelanggaran HAM Ringan dan Berat... 37

D. Prinsip Kedaulatan Dan Impunity ... 46

BAB III : GAMBARAN UMUM DALAM PERKEMBANGAN HAM MENURUT HUKUM INTERNASIONAL A. Pengaturan Dan Pergerakan Hukum Kasus Pelanggaran HAM Internasional Di Nursemberg ... 52

B. Terbentuknya Kedudukan Hukum Peradilan Internasional Dan Statuta Roma ... 59

(8)

BAB IV : BEBERAPA MASALAH PELANGGARAN HAM

TERHADAP MASYARAKAT UKRAINA DILIHAT

MENURUT HUKUM INTERNASIONAL

A. Bentuk-Bentuk Masalah Pelanggaran HAM Terhadap Masyarakat Ukraina ... 70 B. Berbagai Kejahatan Kemanusiaan Terhadap Rakyat Ukraina

Dilihat Dari Konvensi Jenewa 1949 ... 78 C. Berbagai Upaya Yang Dilakukan Oleh Organisasi Internasioanl

Untuk Meredakan Konflik Yang Terjadi Di Masyarakat Ukraina ... 82 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 90 B. Saran ... 91 Daftar Pustaka

(9)

ABSTRAK

Prof, Sulaiman Hamid, SH

Makdin Munthe, SH,M.Hum

Sayid Ammar Alhabsyi NIM : 100200259

Hak Asasi Manusia adalah merupakan hak-hak yang melekat pada diri setiap manusia sehingga mereka diakui kemanusiaannya tanpa membedakan jenis kelamin, ras, warna kulit, bahasa, agama, politik, bangsa, status social, kekayaan dan kelahirannya. Termasuk dalam hak asasi ini adalah hak untuk hidup layak, merdeka dan selamat. Dan ini merupakan tugas Negara untuk melindungi hak warga negaranya dari hal-hal yang ingin meniadakannya.

Permasalahan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini adalah mengenai masalah-masalah pelanggaran HAM yang terjadi terhadap masyarakat Ukraina, ditinjai dari konvensi-konvensi internasional dan bagaimana upaya yang dilakukan oleh organisasi internasional dalam mengatasi permasalahan pelanggaran HAM tersebut.

Pelanggaran HAM yang terjadi terhadap masyarakat Ukraina yang mengarah kepada kejahatan kemanusiaan berupa penculikan, penyiksaan, penindasan dan kekerasan yang dilakukan dengan sewenang-wenang baik oleh pemerintah Ukraina maupun kelompok sparatis pro-Rusia yang meyudutkan warga sipil Ukraina.

Untuk menyelesaikan masalah-masalah pelanggaran HAM yang terjadi di Ukraina mahkamah internasioanl dapat melaksanakan kewenangan yuridiksinya dengan mengangkat permasalahan pelanggaran HAM tersebut dan mengajukan para pelaku kejahatan kemanusiaan di Ukraina baik pemerintah Ukraina maupun kelompok sparatis pro-Rusia ke Peradilan Pidana Internasional untuk selanjutnya diadili dan dihukum sesuai dengan berat kejahatan yang telah dilakukannya.

(10)

BAB I

PENDAULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Adanya pelanggaran demi pelanggaran terhadap HAM di dunia Internasional dan juga di Indonesia terjadi begitu saja tanpa ada upaya yang serius untuk menghentikan terjadinya lagi adanya pelanggaran-pelanggaran HAM berikutnya kalaupun ada yang berhasil dibawa sampai ke Pengadilan HAM, tampaknya rantai kekuatan masih cukup kuat untuk mempertahankan ketidakadilan terhadap putusan-putusan yang ada, sehingga yang terjerat hukum hanya sekelompok/segolongan yang dibawah saja sementara para pemegan kekuasaan tak tersentuh oleh hukum. Kredibilitas penguasa dan para penegak hukum, di Indonesia dan di dunia intenasional masih belum bekerja dengan baik. juga perangkat hukum yang ada belum bisa menjerat para pelaku pelanggaran HAM yang mayoritas mantan penguasa di negeri ini. Prinsip merupakan suatu paham yang menyatakan seseorang tidak dapat dimintakan pertanggungjawaban atas kesalahan atau kelalaiannya karena yang bersangkutan melakukan itu atas perintah Negara. Prinsip berasal dari kedaulatan Negara yang absolute, karena tidak tersedianya system peradilan yang independen, yang tidak berada dibawah tekanan penguasa.

(11)

Statuta Roma mengatur 4 jenis kejahatan, yaitu : a. Genosida

b. Kejahatan terhadap kemanusiaan c. Kejahatan perang

d. Agresi

Mahkamah ini beroperasi sekitar tahun 2003, sebab Statuta Roma baru bisa berlaku efektif (sesuai pasal 126) pada hari ke- 60 setelah Ratifikasi Negara yang ke-60 juga. Mahkamah ini berkedudukan di Den Haag Belanda dengan Juridiksinya kejahatan paling serius yang menjadi perhatian masyarakat intenasional secara keseluruhan seperti genosida, kejahatan terhadap perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan kejahatan agresi. Karena Mahkamah ini didirikan berdasarkan Statuta Multilateral yaitu kesepakatan secara universal, maka ia bukan merupakan organ daripada PBB. Akan tetapi Dewan Keamanan PBB berperan penting dalam operasional mahkamah ini atas dasar

kewenangannya memprakarsai suatu penyidikan pelanggaran berat Hak Asasi Manusia yaitu masuk kedalam yuridiksi mahkamah ini.

Dengan adanya Statuta Roma 1998 ini, diharapkan dapat memberi keadilan dalam menyelesaikan adanya pelanggaran-pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di dunia. Negara-negara di dunia telah belajar dari masa lalu mengenai krisis kemanusiaan yang terjadi seperti pada masa Nazi, yang mana dibawah kepemimpinan Adolf Hitler, Nazi secara brutal membantai warga

negaranya maupun warga dari Negara-negara jajahannya. Dan juga yang terjadi di beberapa Negara yaitu di Bosnia, Rwanda, Yugoslavia, bahkan juga pernah terjadi di Negara kita sendiri Indonesia. Kasus Tanjung Priuk dan kasus Timor-Timor, telah melahirkan tekanan dari dunia intenasional untuk penyelesaian masalah ini. Dan kini, Indonesia telah memiliki Undang-Undang No. 39 Tahun 1999

mengenai Hak Asasi Manusia serta telah membentuk pengadilan HAM AdHoc. Hal ini dilakukan agar kedaulatan Negara dihormati secara un iversal.

International Criminal Court (ICC) yang lahir dari Statuta Roma hanya sebagai pelengkap dari hukum nasional, ataupun Negara tersebut tidak dapat

menyelesaikan pelanggaran Hak Asasi Manusia.

(12)

bagian dari pelanggaran HAM tersebut maka Negara telah melakukan tindakan yang dilakukan sebagai impunitas (impunity)1

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan bahwa Hak Asasi Manusia merupakan hak kodrati yang dimiliki semua manusia sejak ia dilahirkan dan setiap pelanggaran yang dilakukan atasnya merupakan suatu kejahatan berat, dimana masalah pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah masalah bagi setiap manusia dan masyarakat internasional. Maka dengan ini penulis memilih judul : “Tinjauan Pelanggaran HAM Dan Prinsip Kedaulatan Impunity Dilihat Dalam Hukum Internasional Di Negara Ukraina".

Adapun yang menjadi permasalahan di dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana bentuk-bentuk pelanggaran yang menjadi ancaman bagi Hak Asasi Manusia?

2. Bagaimana reaksi dan tanggapan dunia internasional terhadap pelanggaran Hak Asasi Manusia serta cara penyelesaiannya?

3. Beberapa masalah pelanggaran HAM terhadap masyarakat Ukrania dilhat menurut hukum internasional

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan penulisan dari skripsi ini adalah :

1. Untuk memenuhi dan melengkapi syarat dalam mendapatkan gelar Sarjana Hukum pada jurusan Hukum Internasioanl pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

1 LG. Saraswati dkk,”Hak Asasi Manusia. teori hukum dan kasus”, Filsafat UI Press, 2006,

(13)

2. Untuk mengetahui dan dan memahami lebih dalam bentuk-bentuk pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia seperti kejahatan terhadap kemanusiaan, pemusnahan missal (genocide, kejahatan perang, agresi, dan pelanggaran-pelanggaran yang mengancam keberadaan Hak Asasi Manusia. 3. Untuk mengetahui kejahatan kemanusiaan terhadap masyarakat Ukrania. 4. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh organisasi

internasional dalam mengatasi kerusuhan yang terjadi pada masyarakat Ukrania

Manfaat Penulisan

Dalam penulisan skripsi ada 2 (dua) manfaat yang diperoleh yaitu : 1. Secara teoritis

Guna mengembangkan basis ilmu pengetahuan hukum internasional khususnya terkait mengenai tinjauan yuridis pelanggaran HAM terhadap masyarakat Ukrania dilihat dari hukum internasional

2. Praktis

Dapat memberikan sumbangan pemikiran secara yuridis tentang adanya pelanggaran HAM terhadap masyarakat Ukrania ditinjau dari Hukum internasional, dan juga terhadap kepada almamater Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sebagai bahan masukan terhadap sesama rekan-rekan mahasiswa yang menekuni jurusan hukum internasional

D. Keaslian Penulisan

(14)

terhadap masyarakat Ukrania dilihat dari aspek hukum internasional, sehingga keaslian tulisan ini dapat dipertanggungjawabkan.

E. Tinjauan Kepustakaan

Berdasarkan konvensi-konvensi internasional seperti Deklarasi Sedunia tentang HAM (Universal Of Human Rights) pada tahun 1948, The Declaration of Independence, dan masih banyak lagi, tetapi yang akan banyak yang dipakai

adalah Statuta Roma, sedangkan dari dalam negeri, saat ini pengaturan mengenai Hak Asasi Manusia di Indonesia sudah ada yaitu Undang-Undang No. 39 Tahun 1999, dan juga Undang-Undang No. 25 Tahun 2000 tentang Peradilan Hak Asasi Manusia.

Kedua undang-undang ini ditetapkan setelah banyaknya tekanan dunia internasional kepada Indonesia untuk menyelesaikan pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di Tanjung Priok dan Timor-Timor.

Pada dunia internasional, sudah banyak konvensi-konvensi internasioanl mengenai Hak Asasi Manusia yang disepakati bersama. Baik itu seperti Deklarasi se-Dunia tentang HAM (Universal of Human Rights) pada tahun 1948, ataupun kesepakatan bersama dalam skala regional/benua.

(15)

PBB untuk melaksanakan fungsinya, walaupun bukan bagian dari PBB dan bersifat independent.

Adanya aspirasi terpenting manusia itu menjelma menjadi HAM adalah hak-hak yang melekat pada diri setiap manusia sehingga mereka diakui kemanusiaannya tanpa membedakan jenis kelamin, ras, warna kulit, bahasa, agama, politik, bangsa, status social, kekayaan, dan kelahirannya.2

F. Metodologi Penulisan

Termasuk dalam hak asasi ini adalah hak untuk hidup layak, merdeka dan selamat, ini merupakan tugas Negara untuk melindungi hak asasi warga negaranya dari pihak-pihak yang ingin mengganggu atau mengacaukan serta adanya perbuatan atau tindakan yang meniadakannya.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan cara : Penelitian Kepustakaan (Library Research).

Penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan dengan menelusuri kepustakaan berdasarkan sumber-sumber seperti : buku-buku, internet, dan peraturan perundang-undangan yang berhubungan denngan topic ini, yang dapat dijadikan sebagai landasan berfikir guna memperkuat factor-faktor didalam penyusunan skripsi ini.

G. Sistematika Penulisan

Secara garis besar sekripsi ini dibagi dalam 5 (lima) Bab dan masing-masing bab dibagi lagi dalam beberapa sub bagian sesuai dengan kepentingan pembahasan.

2 Lynn H. Miller. “Agenda Politik Internasional”, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006,

(16)

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam Bab ini diuraikan mengenai pendahuluan pengantar yang mengantarkan kita menuju uraian-uraian selanjutnya. Latar belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan. BAB II : TINJAUAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA

Dalam Bab ini penulis membahas tentang Sejarah Hak Asasi Manusia, Pengertian Hak Asasi Manusia, pengertian pelanggaran HAM ringan dan berat dan prinsip kedaulatan dan impunity.

BAB III : GAMBARAN UMUM DALAM PERKEMBANGAN HAM

MENURUT HUKUM INTERNASIONAL

Pada bab ini membahas tentang Pengaturan dan pergerakan hukum kasus pelanggaran HAM internasional di Nurremberg dan Tokyo, Terbentuknya kedudukan hukum Peradilan Internasional dan Statuta Roma, serta kasus pelanggaran HAM yang disidangkan di Pengadilan Indonesia.

BAB IV: BEBERAPA MASALAH PELANGGARAN HAM TERHADAP MASYARAKAT UKRAINA DILIHAT

MENURUT HUKUM INTERNASIONAL

Dan pada bab ini dijelaskan mengenai Bentuk-Bentuk masalahh Pelanggaran HAM terhadap Masyarakat Ukraina, berbagai Kejahatan Kemanusiaan Terhadap Rakyat Ukraina Dilihat Dari Konvensi Jenewa 1949, dan berbagai Upaya Yang Dilakukan Oleh Organisasi

Internasional Untuk meredakan konflik yang terjadi di masyarakat Ukrania.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

(17)

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG HAK ASASI MANUSIA

A.

Sejarah Penegakan HAM

Untuk memahami hakikat Hak Asasi Manusia, terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian dasar tentang hak. Secara defenif hak merupakan unsur normative yang berfungsi sebagai pedoman berperilaku, melindungi kebasan kekebalan serta menjamin adanya peluang bagi manusia dalam menjaga harkat dan martabatnya.

Sejarah perkembangan HAM dimulai bersamaan dengan ditandatanganinya Magna Charta (1215) Magna Charta ditandatangani oleh Raja John Lockland, yang didalamnya tentang jaminan-jaminan perlindungan kaum kemenangan para bangsawan dan gereja.3

“Earls and barons shall be fined by their equal and only in proportion to the measure of the offence”

magna charta selalu dipandang sebagai kemenangan para

bangsawan atas Raja Inggris. Walaupun hanya kemenagan bagi kaum bangsawan atas kekuasaan absolute kerajaan inggris, hal ini dapat dikatakan sebagai langkah awal suatu kebebasan dan kemerdekaan seseorang.

Pasal 21 Magna Charta menyebutkan bahwa :

4

3 Scott Davidson, Hak-hak asasi manusia, 1994, Jakarta, Graffiti, hal.2

4 Azyumardi Azra, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat MADANI, Jakarta,

Tim ICCE, UIN, Kencana Pranada Media Group, Hal. 22

(18)

Kemudian dikenal adanya Petition Of Rights (1628) yang ditandatangani oleh Raja Carles I di Inggris. Dimana Raja Carles I sudah berhadapan dengan utusan yang duduk di parlemen (house of common). Petition of Rifghts adalah kemengan bagi pihak rakyat, maka terjalinlah jalinan antara hak-hak asasi manusia dengan demokrasi.

Setelah Magna Charta pada tahun 1215 dan Petition of Rights pada tahun 1628, diikuti lahirnya Bill of Rights di Inggris pada tahun 1689. Bill of Rights timbul karena adanya Revolusi Gemilang (Glorius Revolution). Pada masa ini timbul pandangan (adagium) yang intinya bahwa manusia sama dimuka hukum (equality before law)5

Untuk mewujudkan hal diatas, maka lahirlah beberapa teori. Seperti teori kontrak social oleh J.J Reseau, teori trias politika oleh Montesquieu, teori hukum kodrati oleh John Locke, dan hak-hak dasar kebebasan dan persamaan oleh Thomas Jafferson di Amerika Serikat.

. Asas persamaan ini harus dapat diwujudkan betapapun besarnya resiko yang dihadapi. Karena hak kebebasan baru dapat diwujudkan kalau ada hak persamaan.

Bill of Rights yang menyatakan dirinya bukan sebagai deklarasi

undang-undang yang ada dan bukan merupakan undang-undang-undang-undang baru. Bill of Rights menundukkan monarki dibawah kekuasaan parlemen, dengan menyatakan bahwa kekuasaan raja untuk membekukan dan memberlakukan seperti yang diklaim raja adalah illegal. Bill of Rights juga melarang pemungutan pajak dan pemeliharaan tetap pasukan pada masa damai oleh raja tanpa persetujuan parlemen.

6

5 Ibid, hal 203

6 Masyhur Effendi, Dimensi dan Dinamika Hak Asasi Manusia dalam Hukum Nasional dan

(19)

Amerika Serikat yang dulunya merupakan koloni-koloni Inggris, melakukan pemberontakan di Amerika Utara pada paruh kedua abad ke XVIII (delapan belas). Pemberontakan ini dilakukan karena menyusul ketidakpuasan akan tingginya pajak dan tiadanya wakil dalam parlemen Inggris. Para pemimpin-pemimpin Amerika ini tidak melupakan pengalaman Revolusi Inggris dan juga berbagai filosofi dan teoritisnya yang membenarkan revolusi ini.

Perkembangan pengakan HAM ini ditandai dengan munculnya The

Declaration of Independence yang lahir dari paham Rousseau dan Montesquieu.7

Dimana dipertegas lagi bahwa manusia adalah merdeka sejak didalam perut ibunya, sehingga tidak logis sesudah lahir ia harus dibelenggu. Dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika pada tahun 1776 yang disusun oleh Thomas Jefferson mengungkapkan dengan kata-kata yang jelas dan tepat yaitu :8

Sebulan sebelum deklarasi kemerdekaan diatas, telah lebih dulu lahir Deklarasi Hak Asasi Virginia (The Virginia Declaration) yang disusun oleh “We hold these truths to be self evident, that all man are equal, thet they are endowed by they creator with certain unalienable right, that among these are life libert, and the persuit of happiness. That to secure these rights, governments are instituted amnd men. Deriving their just power from the concent of the governed, that whenever uniform of government becomesdestructive of this ends. It is the rights of the people to alter or to abolish it an institu new government, laying its foundations on such principles and organizing its power insuch from, ass them shall seem most likely to effect safety and happiness.

(Kami menganggap kebenaran-kebenaran ini sudah dengan sendirinya, bahwa semua manusia diciptakan sama, bahwa penciptaNya telah menganugerahi mereka hak tertentu yang tidak dapat dicabut, bahwa diantara hak itu adalah hak untuk hidup, bebas, dan mengejar kebahagiaan, bahwa untuk menjamin hak-hak ini orang-orang mendirikan pemerintahan, yang memperoleh kekuasaannya yang benar berdasarkan persetujuan bersama, bahwa kapansaja suatu bentuk pemerintahan merusak tujuan-tujuan ini, rakyat berhak untuk mengubah atau menyingkirkannya.

7 Azyumardi Azra, Op.cit, hal 203

(20)

George Mason. Yang mencantumkan kebebasan-kebebasan yang spersifik dan harus dilindungi dari campur tangan Negara. Kebebasan ini mencakup antara lain yaitu kebebasan pers, kebebasan beribadat, dan ketentuan yang menjamin tidak dapat dicabutnya kebebasan seseorang kecuali berdasarkan hukum setempat atau pertimbangan warga sesamanya.

Para penyusun UUD Amerika Serikat yang terpengaruh oleh Deklarasi Virginia memasukkan perlindungan hak-hak diatas. Pada tahun 1791, Amerika Serikat mengadopsi Bill Of Rights melalui sejumlah amandemen terhadap konstitusi. Beberapa amandemen ini dekenal olehh dunia yaitu Amandemen Pertama, Amandemen Keempat, dan Amandemen Kelima.

Amandemen pertama yaitu melindungi kebebasan beragama, kebebasan pers, kebebasan menyatakan pendapat dan hak berserikat. Amandemen Keempat yaitu melindungi individu terhadap penggledahan dan penangkapan yang tidak beralasan. Dan Amandemen Kelima yaitu menetapkan larangan memberatkan diri sendiri dan hak atas proses hukum yang benar.

Ditahun 1789, lahir The French Declaration (Deklarasi Perancis) atau Declaration des Droit de I’homme et du citoyen yang lahir dari Revolusi Perancis.Revolusi ini mencerminkan teori kontrak social dari J.J. Rosseau dan teori trias politika dari Montesquieu.

Pasal 2 Deklarasi perancis menyatakan bahwa sasaran setiap asosiasi politik adalah pelestarian hak-hak manusia yang kodrati dan tidak dapat dicabut. Hak-hak ini adalah hak atas kebebasan (liberty), harta (property), keamanan (safety), dan perlawanan terhadap penindasan (sesistence to oppression).

Pasal 4 juga menyatakan bahwa kebebasan berarti dapat melakukan apasaja yang tidak merugikan orang lain. Jadi pelaksanaan hak-hak kodrati manusia tidak dibatasi, kecuali oleh batas-batas yang menjamin pelaksanaan hak-hak yang sama bagi anggota masyarakat yang lain dan batas-batas ini hanya ditetapkan oleh Undang-Undang .

Yang mana ketentuan tentang hak lebih dirinci lagi sebagaimana dimuat dalam The Rule of Law. Yang menyatakan tidak boleh ada penangkapan dan penahanan yang semena-mena, termasuk penangkapan tanpa alas an yang sah dan penahanan tanpa surat perintah yang dikeluarkan oleh pejabat yang sah.

Dalam hal ini, berlaku prinsip presumption of innocent. Yang mengartikan bahwa orang-orang yang ditangkap kemudian ditahan dan dituduh, berhak

(21)

prinsip untuk bebas menganut keyakinan/agama yang dikehendaki (freedom of religion), dan perlindungan hak milik (the rights of property).

Jadi, dalam French Declaration sudah tercakup hak-hak yang menjamin tumbuhnya demokrasi maupun Negara hukum. Hak-hak dasar yang diatur sudah jelas adalah dasar dari suatu Hak Asasi Manusia, dimana aka nada pengembangan yang lebih lagi atas Hak-Hak Asasi Manusia.

Perkembangan yang lebih signifikan lagi adalah dengan munculnya The Four Freedoms. Pada tanggal 6 Januari 1941, Presiden Rososevelt dari dari Amerika Serikat membuat suatu pernyataan akan Hak Asasi Manusia yang dikenal dengan The Four Freedoms yaitu :9

1. The first freedom of speech and expression every where in the world. (Hak kebebasan untuk berbicara dan menyatakan pendapat dimanapun dia berada)

2. The second is freedom of every person to worship God in hids own way every where in the world.

(Hak kebebasan untuk memeluk agama dan beridah sesuai dengan ajaran agama yang diperlukan)

3. The third is freedom from want which, translate into world terms, mean economic understandings which will secure to every nations a healty peacetime life for its inhabitants every where in the world.

(Hak kebebasan dari kemiskinan dalam pengertian setiap bangsa berusaha untuk mencapai tingkat kehidupan yang damai dan sejahtera bagi penduduknya.

4. The four of freedom from fear which, translated inti world terms, mean a worldwide reduction of armaments to such a point and in such a throught fashion that no nation will any neighbor anywhere in the world.

(22)

(Hak kebebasan dari ketakutan, yang meliputi usaha pengurangan persenjataan, sehingga tidak satupun bangsa atau Negara berada dalam posisi berkeinginan untuk melakukan serangan terhadap Negara lain. Pada tahun 1944, diadakan konferensi buruh internasional di Philadelphia yang kemudian menghasilkan Deklarasi Philadelphia. Isi dari konferensi ini yaitu tentang kebutuhan penting untuk menciptakan perdamaian dunia berdasarkan keadilan social, perlindungan seluruh manusia apapun rasnya, kepercayaan, atau jenis kelaminnya. Memiliki hak untuk mengejar perkembangan material

danspritual dengan bebas dan bermartabat, keamanan ekonomi, dann kesempatan yang sama.

Setelah melewati berbagai revolusi dan begitu banyak deklarasi yang dinyatakan oleh beberapa Negara maupun melalui kenferensi internasional, maka kedudukan Hak Asasi Manusia menjadi sangat penting dan menentukan dalam kehidupan ini. Dapat dilihat bahwa tidak ada satupun manusia yang ingin dibelenggu maupun berada dibawah kekuasaan seseorang dengan cara paksa (diperbudak).

Berdasarkan berbagai kejadian-kejadian di dunia terutama setelah apa yang dilakukan oleh Nazi, maka Negara-negara di dunia yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa merasa bahwa Hak Asasi Manusia adalah bagian yang terpenting.

Dalam pasal 1 (satu) dan 2 (dua) Piagam PBB memang diakui tentang keberadaan HAM. Namun, perlu diadakan penyempurnaan terhadap apa yang diatur dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

Langkah yang diperlukan ini dimenal dengan istilah Truman (Presiden AS) yang mengatakan perlunya disusun suatu Bill of Rights International, dalam waktu setahun setelah piagam PBB diberlakukan.

Tugas menyusun Bill of Rights International (pernyataan tertulis yang memuat hak-hak terpenting warga Negara) itu diserahkan kepada komisi HAM (Commission Of Human Rights atau disebut CHR).10

10 http:www.UN.org/Economic and social/Commission of Human Rights.

(23)

Manusia atau CHR pada tahun 1946.11

Selain Eleanor Rosevelt, ada beberapa contributor kunci dalam perumusan naskan Deklarasi se-Dunia. Mereka adalah Rene Cassin (Prancis), Charles Malik (Libanon), Peng Chun Chang (tiongkok), Hernan Santa Cruz (Chili), Alexandre Bogomolov dan Alexel Pavlov (Unisoviet), Lord Dukeston dan Geoffrey Wilson (Inggris), William Hudson (Austria), serta John Humphrey (Canada).

Komisi ini dipimpin oleh Eleanor Rosevelt dari Amerika Serikat dan berkedudukan di Jenewa.

12

Pada tanggal 10 Desember 1948, Majelis Umum PBB menyetujui dan mengumumkan Deklarasi Universal Declaration of Human Rights di Palais de Chillot, Paris. Deklarasi sedunia ini sifatnya hanya mengikat secara moral dan etis seluruh anggota PBB, maka secara yuridis masih diperlukan perjanjian sebagai hasil keputusan PBB13

Deklarasi Se-Dunia ini memicu lahirnya berbagai perjanjian maupun konvensi mengenai Hak-Hak Asasi Manusia. Pada tanggal 16 Desember 1966, melalui siding umum PBB menerima 2 (dua) konvenan dan 1 (satu) protocol

.

Pernyataan Umum tentang Hak-Hak asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights) dimaksudkan sebagai suatu standar kemajuan bagi semua rakyat. Deklarasi Universal ini berisikan 30 (tiga puluh) pasal, dan menjelaskan hak-hak sipil, dan politik yang mendasar, hak ekonomi, social, dan kebudayaan yang fundamental, yang harus dinikmati oleh manusia di setiap Negara.

Memang pernyataan umum atau Universal Declaration of Human Rights ini didak memiliki kekuatan sebagaimana perjanjuan dan konvensi yang harus dipatuhi oleh Negara yang menandatanganinya. Namun, Deklarasi Se-Dunia ini dianggap memiliki bobot hukum internasional karena telah diterima luas oleh Negara-negara. Banyak Negara-negara yang baru merdeka mengutip pernyataan umum ini dan memasukkan ketentuan-ketentuannya dalam hukum dan Undang-Undang Dasar mereka. Seperti Indonesia yang memasukkan Piagam PBB yang merupakan awal lahirnya Deklarasi Se-Dunia ini kedalam Undang-Undang Dasar1945, yaitu pada alinea ke-IV (empat) Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Hal ini terjadi karena Deklarasi Se-Dunia tentang Hak-Hak Asasi Manusia dirancang pada saat sebagian besar bangsa-bangsa di wilayah Dunia Ketiga masih berada pada masa penjajahan. Kesempatan ini dipergunakan berbagai bangsa-bangsa yang dijajah untuk memperoleh kemerdekaan secara de jure.

11 C.de.Rover.C,2000, Jakarta, To Serve and To Protect (Acuan Universal Penegakan

HAM),PT. RajaGrafindo Persada, hal. 67

12 Setia Tunggal. Hadi, 2000, Jakarta, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Hak-Hak Asasi

Manusia, Haravindo, hal 33.

(24)

opsional mengenai Hak Asasi Manusia. Kedua konvenan yang berkaitan dengan Deklarasi Se-Dunia berkaitan dengan ketentuan-ketentuan yang mengikat bagi Negara yang meratifikasinya, yaitu untuk memberikan perlindungan kepada pribadi manusia tentang hak (rights) dan kebebasan (freedom).14

Program Hak-Hak Asasi Manusia PBB mempergunakan 3 (tiga)

pendekatan dalam meningkatkan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia. 3 (tiga) pendekatan itu adalah ;

Kemudian pada tahun 1986, PBB mengakui bahwa hak mengembangkan diri (Rights of Devvelopment) adalah bagian dari Universal Declaration of Human Rights. Anggota PBB yang belum atau tidak meratifikasi konvenan ini tidak terikat untuk melaksanakannya, tetapi mempunyai tanggung jawab moral untuk menghormati pelaksanaannya.

15

1. Hukum-Pengembangan pernyataan dan konvensi.

2. Perlakuan-melalui prosedur sesuai dengan yang telah diatur dalam konvensi khusus atau resolusi-resolusi yang disetujui oleh badan-badan PBB.

3. Pendidikan sera Penerangan-pelaksanaan latihan dan pemberian nasihat, penyebarluasan perangkat hak-hak asasi manusia dan penerangan umum.

Progaram Hak-Hak Asasi Manusia yang dibuat PBB membutuhkan kerjasama internasional terutama keikutsertaan para Negara-negara anggota PBB. Selain itu perangkat-perangkat hukum dalam skala nasional dan internasional, akan member pengaruh yang besar terhadap penegakan Hak Asasi Manusia.

Sejak kelahirannya, PBB diseibukkan dengan dugaan pengaduan-pengaduan pelanggaran hak-hak dan kebebasan dasar. Sampai dengan tahunn 1967, PBB belum memberikan bentuk perhatian yang jelas atas pengaduan-pengaduan tersebut.

Sebelum waktu yang disebutkan diatas, Komisi tentang Hak Asasi Manusia berpendapat bahwa Komisi tidak memiliki kekuasaan untuk mengambil tindakan berkaitan dengan pengaduan tentang hak asasi manusia. Pendapat ini disampaikan pada tahun 1947, yang selanjutnya dikukuhkan oleh Dewan Ekonomi dan Sosial di tahun 1959.

(25)

Akhirnya Dewan Ekonomi dan Sosial memberikan kekuasaan kepada Komisi Hak Asasi Manusia dan subkomisinya melalui resolusi ECOSOC 1235 (XLII) pada tanggal 16 Juni 1967, yakni :16

Padan tanggal 6 Juni 1967, ECOSOC menerima Resolusi 1235 (XLII), yang menyambut putusan Komisi Hak Asasi Manusia untuk memberikan

pembahasan tahunan terhadap item yang berjudul “Persoalan pelanggran hak asasi dan kebebasan dasar manusia… disemua Negara..”. ECOSOC juga memutuskan bahwa dalam keadaan yang tepat dan setelah pembahasan yang cermat atas informasi yang diajukan kepadanya, Komisi Hak Asasi Manusia dapat membuat kajian menyeluruh tentang keadaan-keadaan yang menunjukkan pola pelanggaran hak asasi manusia \yang terus-menerus… dan laporan, dengan rekomendasi atas hal tersebut, kepada ECOSOC.

“menyelidiki informasi yang terkait dengan pelanggaran berat hak asasi manusia dan kebebasan dasar …yang tercantum di dalam pengaduan yang

disebutkan….sesuai dengan …resolusi 728 F (XXVIII), 30 juli 1959”

Resolusi 728 F ECOSOC dimaksudkan untuk menyelaraskan praktik PBB berhadapan dengan pengaduan perorangan atas dakwaan pelanggaran Hak Asasi Manusia sampai dengan sekarang. Setelah itu Majelis Umum diminta untuk mengumpulkan semua pengaduan yang diterima dan mempersiapkan daftar rahasia mengenai pengaduan yang mengacu pada isu-isu hak manusia, yang utnuk selanjutnya dibagikan kepada para anggota Komisi Hak Asasi Manusia dan menyelidikinya.

17

Kemudian pada tanggal 27 Mei 1970, ECOSOC melanjutkan menerima Resolusi 1503 (XLVIII) yang mendapat prosedur untuk menangani pengaduan yang berkaittan dengan pelanggaran hak asasi dan kebebasan dasar manusia. Resolusi memberikan kekuasaan pada Sub Komisi Pencegahan Diskriminasi dan Perlindungan Minoritas untuk mengangkat kelompok kerja yang dapat membahas semua pengaduan, termasuk jawaban pemerintah atas hal tersebut, yang diterima oleh Mejelis Umum berdasarkan resolusi ECOSOC 728 F (XXVIII) 30 Juli 1959 dengan maksud untuk mendapatkan perhatian Sub Kimisi Pengaduan tersebut… yang tampaknya untuk menyatakan polat tetap pelanggaran atas hak-hak asasi dan kebebasan dasar manusia di dalam acuan Sub Komisi.18

Semua tindakan yang dipertimbangkan dalam penerapan Resolusi ECOSOC 1503 (XLVIII) oleh Sub Komisi harus bersifat rahasia sampai suatu

16 C.de Rover, op.cit, hal 74 17 Ibid, hal 75

(26)

saat Komisi dapat memutuskan untuk membuat rekomendasi kepada Dewan Ekonomi dan Sosial.19

Resolusi 1235 (XLII) memberikan Komisi Hak Asasi Manusia (CHR) kekuasaan untuk menyelidiki informasi yang berkaitan dengan pelanggaran berat hak asasi dan kebebasan dasar manusia bagi semua Negara.

.

20

1. Country-specific

CHR telah mengembangkan 2 (dua) macam praktik untuk penyelidikan, yang digolongkan sebagai berikut :

2. Thematic

Untuk prosedur Country-Specific, CHR akan mengangkat sebuah Country Rapporteur. Yaitu dalam bentuk reporter khusu, wakil khusus, kelompok kerja, para ahli, atau utusan khusus, yang bertugas mengumpulkan dan menganalisa informasi tentang pelanggaran hak asasi manusia di Negara tertentu. Country Rapporteur ini selanjutnya mempersiapkan laporan tahunan kepada CHR atau Majelis Umum jika diminta. Biasanya Negara yang diselidiki akan memberikan akses kepada rapporteur tersebut. Dan ada juga kasus diminta demikian ditolak dan rapporteur terpaksan mendasarkan informasinya pada sumber luar saja.21

Dan Thematic procedures, CHR mempunyai waktu yang cukup untuk mengankat kelompok kerja, reporter khusus, dan wakil-wakil khusus, sehingga memungkinkan mereka mencari dan menerima informasi pelanggaran hak asasi manusia dengan sifat khusus diseluruh dunia.22

19

ibid

20 Ibid, hal 71 21 Ibid, hal. 77 22 ibid

(27)

Pada tahun 1985, Dewan Ekonomi dan Sosial memutuskan membentuk Komite untuk hak-hak Ekonomi, Sosial, dan Kebudayaan.23 Komite ini terdiri atas 18 (delapan belas) orang ahli. Komite ini mempertimbangkan laporan nasional dari Negara-negara penandatangan perjanjian internasional tentang Hak-hakk Ekonomi, Sosial dan Kebudayaan, yang wajib mengirimkan laporan secara berkala kepada ECOSOC tentang tindakan yang telah dilakukan Negara itu masing-masing dan kemajuan yang telah dicapai dalam mewujudkan pelaksanaan hak yang termaktub didalamnya.24

Pada tahun 1989, Majelis Umum PBB menyetujui suatu protocol tambahan menyangkut larangan menggunakan hukuman mati.

25

Aksi penegakan Hak Asasi Manusia tidak hanya dilakukan oleh organ dari ECOSOC saja. Komite Hak Asasi Manusia (berbeda dengan Komisi Hak Asasi Manusia PBB). Dibentuk berdasarkan perjanjian internasional tentang hak sipil dan hak politik

Semua Negara yang menandatangani protocol tambahan ini terikat tidak menjalankan hukuman mati. Pada tahun 1993, hanya 14 (empat belas) Negara yang telah menyetujui protocol tambahan ini.

26

23 PeterR.Baehr, 1998, Jakarta, Hak-hak Asasi Manusia Dalam Politik Luar Negeri,

Yayasan Obor Indonesia, hal. 71

24

Ibid.

25 Ibid.

26 Flinterman.Cees, 1990.Westport and London, Human Rights in Pluralist World :

Individuals and Collectivities. Meckler, hal \. 75-82

(28)

Komite ini biasanya menyelenggarakan pertemuan 3 (tiga) kali dalam setahun. Negara penandatangan perjanjiant tersebut harus mengirimkan laporan berkala kepada komite ini tentang kemajuan yang dicapai dalam pelaksanaan hak tersebut.27

B. Pengertian Tentang HAM

Pada musim panas 1993 ada 120 (seratus dua puluh) Negara yang meratifikasi atau menyetujui perjanjian tentang Hak Sipil dan Hak Politik. Meskipun tidak dilarang dalam perjanjian ini, hukuman mati tida boleh dijatuhkan kepada pelaku kejahatan berusia dibawah 18 (delapan belas) tahun atau kepada perempuan yang sedang mengandung.

Hak asasi manusia dapat dikatakan sebagai salah satu landasan dasar yang penting dalam kehidupan, dan hal ini tidak dapat ditolak oleh siapapun. Sehingga wajar jika Hak Asasi Manusia memiliki sejarah yang panjang, serta akan mengalami pembaharuan dari masa ke masa.

Pengertian tentang HAM adalah dasar agar dapat terlaksananya penghormatan atas hak-hak asasi dan kebebasan seseorang, dalam batas-batas yang tidak menyebabkan kerugian maupun penderitaan pada individu lainnya. Pemahaman akan pengertian HAM memberikan kita cara bagaimana hukum Hak Asasi Manusia itu dapat diterapkan dalam dunia nyata. Bukan hanya sekedar tulisan-tulisan di atas kertas saja. Penulis menyadari akan hal ini. Pengertian tentang Hak Asasi Manusia telah mengalami proses yang begitu lama. Dimulai dari Magna Charta pada tahun 1215, hingga pada masa sekarang.

Pembahasan mengenai HAM sangat dipengaruhi oleh pandangan-pandangan filosofis. Penjelasan pokok-pokok falsafah HAM adalah amat

(29)

kompleks. Pembahasan-pembahasan mengenai HAM timbul dari 3 (tiga) orientasi umum filosofis, yakni.28

1. Konservatisme

Konservatisme merupakan pemahaman bahwa HAM adalah hak akan persamaan materil terutama bagi kelas pekerja maupun hak kelompok warga Negara akan kesejahteraan yang didasarkan atas persamaan nikmat materil. 2. Liberalisme

Liberalism merupakan pemahaman hak atas persamaan materil dan kebebasan politik bagi individu maupun hak akan persamaan akan kebebasan bagi individu.

3. Komunalisme

Komunalisme adalah pandangan yang menitikberatkan hak-hak pada pihak yang paling kuat saja maupun ketidaksamaan hak.

Plato yang merupakan sumber sudut pandangan bagi konservatisme klasik dalam buku Politeia-nya menyatakan bahwa HAM tidaklah sama, sehingga juga tidak ada persamaan kebebasan dan tentu saja tidak perlu usahau untuk menciptakan kondisi-kondisi materil yang sama.29

Secara defenitif unsur normative yang berfungsi sebagai pedoman berperilaku, melindungi kebebasan, kekebalan serta jaminan adanya peluang bagi manusia dalam menjaga harkat dan martabatnya. Hak mempunyai unsur-unsur sebagai berikut : 30

1. Pemilik hak

2. Ruang lingkup penerapan hak

3. Pihak yang bersedia dalam penerapan hak

28

David.P.forsythe, 1993, Bandung, Hak-hak Asasi Manusia dan Politik Dunia, Angkasa edisi ketiga.

(30)

Ketiga unsur diatas menyatu dalam pengertian dasar tentang hak. Dengan demikian, hak merupakan unsur normative yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan lembaga Negara.31

Hak adalah tuntutan yang dapat diajukan oleh seseorang kepada orang lain sampai kepada batas-batas pelaksanaan hak tersebut. Hak Asasi Manusia adalah hak hukum yang dmiliki orang sebagai manusia dan bersifat universal, serta tidak memandang apakah orang tersebut kaya-miskin atau laki-laki perempuan.32

Dama Piagam PBB, ditekankan dengan jelas mengenai Hak Asasi Manusia. Selama perancangan Piagam PBB, ada diskusi hebat mengenai seberapa banyak Hak Asasi Manusia sungguh-sungguh akan dinyatakan dan Dalam bentuk apa.

Revolusi Prancis dengan Declaration des Droit De I’homme et du Citoyen 1789 menyatakan HAM adalah kebahagiaan yang sejati yang harus dicari dalam kebebasan individu yang merupakan produk dari hak-hak manusia yang suci, tidak dapat dicabut, dan kodrati.

33

Pada akhirnya pasal 1 Piagam PBB berbunyi :34

31

Ibid

32 C. de Roder, op.cit, hal 47. 33 Ibid hal 53

34 Ibid hal. 54

(31)

Dimasukkannya Hak Asasi Manusia kedalam pasal 1 piagam PBB, organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat internasional dan Negara-negara akan pengertian Hak Asasi Manusia, bahwa pemahaman akan pengertian HAM merupakan suatu landasan yang dapat memecahkan masalah-masalah di bidang ekonomi, social dan budaya.

Lebih jelas dalam pasal 55 dan 56 Piagam, menetapkan kewajiban Hak Asasi Manusia yang pokok dari semua Negara-negara anggota PBB.35

a) Standar hidup yang lebih tinggi, pekerjaan penuh (full employment), kondisi ekonomi dan kemajuan serta perkembangan social.

Pasal 55 berbunyi sebagai berikut :

“Dengan mengingat pembuatan kondisi kesetabilan dan kemakmuran yang diperlukan bagi perdamaian dan hubungan bersahabat di antara Negara-negara yang didasarkan atas penghormatan terhadap prinsip kesamaan hak dann penentuan nasib sendiri bangsa-bangsa, Perserikatan Bangsa-Bangsa menggalakkann :

b) Pemecahan masalah-masalah ekonomi, social dan kesehatan internasional dan masalah-masalah terkait lainnya; budaya internasional dan kerja sama pendidikan dan;

c) Penghormatan unibersal dan pematuhan hak-hak asasi dan kebebasan dasar manusia bagi semua tanpa ada perbedaan ras, jenis kelamin, bahasa atau agama.

Prinsip Hak Asasi Manusia yang digalakkan oleh PBB merupakan suatu keinginan yang telah didiskusikan pada saat perancangan Piagam PBB. Bahwa dibutuhkan pemahaman mengenai Hak Asasi Manusia agar tujuan dari piagam ini dapat terlaksana. Dalam hal ini disebutkan dalam pasal 56, yaitu :

“Semua anggota berjanji pada diri mereka untuk melakukan tindakan secara bersama-sama atau sendiri-sendiri dalam bekerja sama dengan organisasi untuk pencapaian tujuan yang ditetapkan dalam pasal 55”.

(32)

Pengertian tentang Hak Asasi Manusia dalam Piagam PBB ini, selanjutnya mengalami penjabaran lebih luas lagi pada Deklarasi Se-Dunia tentang hak-hak asasi manusia (The Universal Declaration of Human Rights PBB, 1948). Dalam mukadimah Deklarasi Se-Dunia BB menjelaskan lebih lanjut pengertian mengenai Hak Asasi Manusia yaitu :

- Bahwa pengakuan atas martabat alamiah dan hak-hak yang sama dan tidak terasingkan dari semua anggota keluarga kemanusiaan, adalah dasar dari kebebasan, keadilan, dan perdamaian dunia.

- Bahwa mengabaikan dan memandang rendah pada hak-hak asasi manusia telah mengakibatkan perbuatan-perbuatan bengis yang menimbulkan rasa kemarahan dalam hati manusia, dan terbentuklah suatu dunia dimana manusia akan mengecap kenikmatan kebebasan berbicara dan beragama serta kebebasan dari ketakutan dan kekurangan telah dinyatakan sebagai cirta-cita yang tertinggi dari rakyat jelata.

- Bahwa persahabatan antara Negara-negara perlu dianjurkan.

- Bahwa bangsa-bangsa dari Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menyatakan sekali lagi dalam Piagam Kepercayaan mereka akan hak-hak dasar manusia, akan martabat dan penghargaan seseorang manusia dan aka hak-hak yang sama dari laki-laki maupun perempuan dan telah memutuskan akan memajukan kemajuan social dan tingkat penghidupan yang lebih baik dalam kemerdekaan yang luas.

(33)

Isi Mukadimah Deklarasi Se-Dunia ini, Majelis Umum PBB menekankan lebih jelas lagi pada Negara-negara anggota yang telah menyetujui deklarasi ini pengertian tentang Hak Asasi Manusia. Dan bahwa pengertian bersama terhadap hak-hak dan kebebasan-kebebasab ini adalah penting sekali untuk pelaksanaan yang benar dari janji ini.

Deklarasi Se-Dunia tentang Hak Asasi Manusia pada tahun 1948 ini berisikan 30 (tiga puluh) pasal yang memuat tentang pengertian dari hak-hak asasi dan

kebebasan dasar. Dimana tidak ada pembedaan antara laki-laki dengan

perempuan, kebangsaan atau kewarganegaraan yang dimiliki, maupun agamanya. Pengertian hak-hak asasi manusia yang penting yang dimuat dalam deklarasi Se-Dunia adalah sebagai berikut :36

- Hak hidup, kebebasan, dan keamanan pribadi (pasal 3); - Larangan perbudakan (pasal 4);

- Larangan penganiayaan (pasal 5)

- Larangan penangkapan, penahanan, atau pengasingan yang sewenang-wenang (pasal 9);

- Hak atas pemeriksaan pengadilan yang jujur (pasal 10) - Hak atas kebebasan (pasal 13);

- Hak atas kebebasan berfikir, menyuarakan hati nurani, dan beragama (pasal 18)

- Hak atas kebebasan mengemukakan pendapat dan mencurahkan pikiran (pasal 19)

- Hak atas kebebasan berkumpul dan berserikat (pasal 20) - Hak untuk turut serta dalam pemerintahan (pasal 21);

Deklarasi Se-Dunia juga memberikan pengertian bahwa Hak Asasi Manusia juga menyangkut tentang hak social dan ekonomi yang penting, yakni:

- Hak atas pekerjaan (pasal 23);

(34)

- Hak atas taraf hidup yang layak, termasuk makanan, pakaian, perumahan dan kesehatan (pasal 25)

- Hak atas pendidikan (pasal 26)

Pengertian tentang hak-hak asasi manusia yang disebutkan diatas, kemudian diuraikan dalam 2 (dua) perjanjian internasional yang mempeunyai kekuatan hukum yang mmengikat dan disetujui oleh Majelis Umum PBB pada tahu 1966.37

1. Perjanjian internasional tentang Hak Sipil dan hak Politik; Kedua perjanjian tersebut adalah :

2. Perjanjian internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Kebudayaan. Yang menjadi perbedaan 2 (dua) perjanjian internasional diatas dengan Deklarasi Se-Dunia, yaitu 2 (dua) perjanjian internasional tersebut tidak memuat hak untuk mendapatkan suaka, hak atas kebangsaan, dan hak atas harta benda.

John Locke menyatakan bahwa individu dikarunia oleh alam, hak yang inheren atas kehidupan, kebebasan, dan harta yang merupakan milik mereka sendiri dan tidak dapat dipindahkan dan atau dicabut oleh Negara.38 Selanjutnya John Locke menyatakan bahwa Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.39

Jan Materson dari Komisi HAM PBB dalam Teaching Human Rights, United Nations, menegaskan bahwa :40

Hak asasi, Hak Asasi Manusia, atau hak dasar, adalah sebutan yang diberikan kepada elementer yang dipandang mutlak perlu bagi perkembangan “Human Rights could be generally defined as those rights are inherent in our nature and which can not live as human being”

(Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia).

37 Ibid , hal. 7 38

John Locke, 1946, The Second Tretise Of Civil Government and A Letter Concerning Toleration, Oxford, Balacwell, hal. 46.

(35)

incividu.41

Dengan mengumumkan memorandum tersebut, Kementerian Luar Negeri

Kerajaan Belanda telah menjalankan upaya yang patut dihargai yaitu menjelaskan pendapatnya mengenai hak asasi manusia. Kementerian itu memberikan tekanan pada hak individu.

Demikian bunyin awal memorandum Hak Asasi Manusia dan Politik Luar Negeri, yang diumumkan oleh kementerian Luar Negeri Kerajaan Belanda.

42

Filosof politik Maurice Cranston, mengatakan Hak-hak Asasi Manusia adalah sesuatu yang melekat pada semua orang setiap saat.43

Dalam konsep Hak Asasi Manusia menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa ditempatkan dalam keseluruhan harkat dan martabatnya dengan kesadaran

mengemban kodrat sebagai makhluk pribadi sekaligus makhluk social yang dikarunia hak, kebebasan, dan kewajiban dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat harus diwujudkan keselarasan hubungan, yakni :

Setelah menyelusuri konsep pengertian Hak Asasi Manusia secara internasional, baik melalui piagam maupun Deklarasi Se-Dunia yang diumumkan PBB dan pengertian Hak Asasi Manusia menurut perseorangan. Akan ditelusuri lebih lagi mengenai pengertian Hak Asasi Manusia dalam skala nasional.

44

- Antar manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa; - Antara manusia dengan manusia;

- Antara manusia dengan masyarakat dan Negara; - Antara manusia dengan lingkungan;

- Antara manusia dalam hubungan antar bangsa.

Konsep dan pengertian hak asasi memberikan criteria sebagai hak asasi dan kewajiban manusia dimuat secara konstitusional dalam Undang-Undang Dasar 1945 Republik Indonesia sebagai suatu rangkaian naskah yang terdiri dari Pembukaan, Batang Tubuh, dan Penjelasan UUD 1945.

41 Ministey of Foreign Affairs of the Kingdom of the Netherlands, Human Rights and

Foreign Policy, memorandum disajikan pada Lower House of the State of the Kingdom of the Netherlands pada 3 Mei 1979 oleh Menteri Luar Negeri dan Menteri Kerja Sama Pembangunan, (versi Bahasa Inggris), hal.15.

42 Peter R. Baehr, op.cit, hal 3. 43

Ibid hal. 3

44 Issanuddin, 1994, Medan, Perlindungan Hak Asasi Manusia Dalam Peningkatan Sumber

(36)

Dalam alinea pertama Pembukaan UUD 1945, disebutkan bahwa :

“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.

Apa yang disebutkan dalam alinea pertama UUD 1945 Republik Indonesia menunjukkan adanya pengakuan terhadap kemerdekaan dan kebebasan bagi suatu bangsa untuk menentuka nasibnya sendiri serta bebas untuk membentuk

negaranya sendiri.

Kebebasan hak bagi suatu bangsa untuk menentukan nasib dan negaranya sendiri, merupakan perkembangan terhadap pengertian Hak Asasi Manusia. Pengertian ini dikuatkan dengan Deklarasi tentang pemberian kemerdekaan kepada Negara-negara dan bangsa-bangsa colonial.

Deklarasi yang dikemukaan diatas telah diterima oleh Majelis Umum PBB dalam resolusi 1513 (XV) pada tanggal 14 Desember 1960. Delapan Puluh

Negara menyetujui resolusi ini dan tidak ada yang menentangnya. Tetapi terdapat 9 (Sembilan) Negara yang abstain, yaitu Portugal, Spanyol, Uni Afrika Selatan, Inggris, Amerika Serikat, Australia, Belgia, Republik Dinamika, dan Prancis. Deklarasi ini merupakan perkembangan normative dalam bidang Hak Asasi Manusia dan hak kelompok-kelompok Nasional. Dan terutama menentukan nasib sendiri.

Pada alinega Ketiga Pembuakaan UUD 1945 Indonesia, diakui adanya kehidupan bangsa yang bebas. Alinea keempat memuat tentang pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi dalam bidang social, politik, ekonomi, dan

pendidikan. Apa yang disebutkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Republik Indonesia, merupakan konsep dasar dan pengertian Hak Asasi Manusia. A.Gunawan Setiardjo memberikan pengertian tentang Hak Asasi Manusia, yakni hak-hak yang melekat pada manusia berdasarkan kodratnya. Jadi hak-hak yang dimiliki manusia sebagai manusia dan HAM harus dipahami dan dimengerti secara universal. Memerangi dang menentang ke-Universalan HAM berarti memerangi dan menentang HAM.45

Sedangkan Darwints Prints, memberikan rumusan Hak Asasi Manusia sebagai hak yang melekat pada diri manusia sejak dalam kandungan sampai ke liang lahat. Ia merupakan anugrah Tuhan Yang Maha Esa, dengan memberikan

45 A. Gunawan Setiadjo, 1993, Yogyakarta, Hak-Hak Asasi Manusia Berdasarkan Ideologi

(37)

manusia kemampuan membeddakan yang baik dengan yang buruk (akal budi). Akal budi membimbing manusia menjalankan kehidupannya.46

Bagir Manan membagi Hak Asasi Manusia pada beberapa kategori yaitu: Dalam pasa 1 (satu) Undang-Undang No. 26 tahun 2000 memberikan pengertian, bahwa Hak Asasi Manusia sebagai perangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, dan merupakan anugrahNya yang wajib dijunjung tinggi, dann dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan dan martabat kemanusiaan.

Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 26 tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia, memberikan pengertian Hak Asasi Manusia yang sama seperti apa disebutkan pada pasal 1 (satu) Undang-Undang No. 39 Tahun 1999.

47

1. Hak sipil; 2. Hak Politik; 3. Hak Ekonomi; 4. Hak Sosial Budaya.

Hak sipil terdiri dari hak perlakuan yang sama dimuka hukum, hak bebas dari kekerasan, hak khusus bagi kelompok annggota masyarakat tertentu, hak hidup dan kehidupan.

Hak politik terdiri dari hak kebebasan berserikat dan berkumpul, hak kemerdekaan mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan hak menyampaikan pendapat dimuka umum.

Hak ekonomi terdiri dari hak jaminan social, hak perlindungan kerja, hak perdagangan, dan hak pembangunan, dan hak pembangunan berkelanjutan.

46 Darwin Prints, 2001, Bandung, Sosialisasi dan Diseminasi Penegakan Hak Asasi

Manusia, Citra Aditiya bakti, hal. 8

(38)

Hak social budaya terdiri dari hak memperoleh pendidikan, hak kekayaan intelektual, hak kesehatan, dan hak memperoleh perumahan dan pemukiman. Sementara itu, Baharuddin Lopa membagi HAM dalam beberapa jenis yaitu:48

- Hak persamaan dan kebebasan, - Hak hidup,

- Hak memperoleh perlindungan, - Hak penghormatan pribadi, - Hak menikah dan berkeluarga, - Hak wanita sederajat dengan pria, - Hak anak dari orang tua,

- Hak memperoleh pendidikan, - Hak kebebasan memilih agama,

- Hak kebebasan bertindak dan mencari suaka, - Hak untuk bekerja,

- Hak memperoleh kesempatan yang sama, - Hak milik pribadi,

- Hak menikmati hasil/produk, - Hak tahanan dan narapidan.

Apa yang dikemukakan oleh Bagir Manan dan Baharuddin Lopa, merupakan penjabaran yang luas dari pengertian akan bentuk-bentuk Hak Asasi Manusia. Pemikiran Hak Asasi Manusia terus berlangsung dalam rangka mencari rumusan Hak Asasi Manusia yang sesuai dengan konteks ruang dan jamannya. Secara garis besar, perkembangan pemikiran tentang Hak Asasi Manusia dibagi pada 4 (empat) generasi.49

Generasi pertama berpendapat bahwa pengertian Hak Asasi Manusia hanya berpusat pada bidang hukum dan politik, focus pemikiran Hak Asasi Manusia

(39)

generasi pertama pada bidang hukum dan politik disebabkan oleh dampak da situasi perang dunia ke-dua totaliterisme dan adanya keinginan Negara-negara baru merdeka untuk menciptakan suatu tertib hukum yang baru.

Generasi kedua pemikiran Hak Asasi Manusia tidak saja menurut hak yuridis saja, melainkan juga hak-hak social, ekonomi, politik dan budaya. Jadi pemikiran Hak Asasi Manusia generasi kedua menunjukkkan perluasan pengertian konsep dann cakupan hak asasi.

Selanjutnya lahir generasi ketiga sebagai reaksi pemikiran Hak Asasi Manusia generasi kedua. Generasi ketiga menjanjikan adanya suatu kesatuan antara hak ekonomi, social, budaya, politik dan hukum dalam suatu keranjang yang disebut dengan hak-hak melaksanakan pembangunan (The Rights of Development) sebagai istilah yang diberikan oleh International Comission of justice50. Dalam pelaksanaannya hasil pemikiran Hak Asasi Manusia generasi ketiga juga

mengalami ketidakseimbangan dimana terjadi penekanan terhadap ekonomi dalam arti pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama, sedangkan hak lainnya terabaikan sehingga menimbulkan banyak korban, karena banyak hak-hak rakyat yang lainnya dilanggar.51

Generasi keempat, lahir setelah banyaknya dampak negative yang ditimbulkan dari pemikiran HAM generasi ketiga. Generasi keempat yang mengkritik peranan negaya yang sangat dominan dalam proses pembangunan yang terfokus pada pembangunan ekonomi dan menimbulkan dampak negative seperti diabaikannya aspek kesejahteraan rakyat. Selain itu program pembangunan yang dijalankan tidak berdasarkan kebutuhan rakyat secara keseluruhan, melainkan memenuhi kebutuhan kelompok elit. Pemikiran HAM generasi ke empat dipelopori oleh Negara-negara di kawasan asia yang pada tahun 1983 melahirkan deklarasi Hak Asasi Manusia yang disebut Declaration of The Basic of Asia People dan

Government.

Kalaupun pembangunan tetap dipertahankan, maka pembangunan tersebut haruslah berpihak kepada rakyat dan diarahkan kepada redistribusi kekayaan nasional serta retribusi sumber-sumber daya social, ekonomi, politik, hukum, dan budaya secara merata. Keadilan dan pemenuhan hak asasi dimulai sejak mulainya pembangunan itu sendiri, bukan setelah pembangunan itu selesai.

52

Deklarasi ini lebih maju dari rumusan HAM generasi ketiga, karena tidak saja mencakup tuntutan structural tetapi juga berpihak pada terciptanya tatanan social yang berkeadilan. Selain itu deklarasi ini juga berbicara tentang kewajiban asasi,

(40)

bukan hanya hak asasi. Dan hal ini secara positif mengukuhkan keharusan imperative dari Negara untuk memenuhi hak asasi rakyatnya. 53

C. Pengertian Pelanggaran HAM Berat Dan Ringan

Penulis berkesimpulan bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak dan kebebasan universal yang didapatkan secara kodrati dalam batas tidak menimbulkan

kerugian pada orang lain dan juga telah melaksanakan kewajiban asasinya sebagai warga dari suatu Negara maupun sebagai bagian dari masyarakat internasional. Dimana hak-hak asasi manusia tidak dapat dicabut atau dihilangkan.

Prinsip-prinsip mendasar yang melandasi hukum hak asasi manusia modern telah ada sepanjang sejarah dalam mencari pengertian yang menyeluruh dan universal. Namun, sampai saat ini masyarakat internasional tidak menyadari perlunya mengembangkan standart-standart ,minimum hak asasi manusia bagi perlakuan warga Negara oleh para pemerintah masing-masing negaranya.

Dengan menelusuri pengertian HAM sepanjang sejarah dan mengikuti

perkembangan pemikiran akan pengertian HAM, akan membantu pelaksanaan HAM itu sendiri didalam bermasyarakat maupun berwarga Negara. Pemahaman pengertian tentang HAM dapat memberikan defenisi umum bagaimana

sebenarnya hak-hak asasi dan kebebasan, juga memberikan perlindungan kepada setiap manusia. Yang mana disaat manusia itu melakukan kewajiban asasinya, ia berhak mandapatkan hak asasinya sebagai manusia.

Dalam memahami pengertian tentang Hak Asasi Manusia dan melihat bentuk-bentuk yang lahir dari pengertian itu, maka kita dapat mengkategorikan hal yang bagaimana yang dapat dikatakan sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia menurut ketentuan peraturan nasional maupun peraturan internasional.

Hak Asasi Manusia adalah merupakan hak dasar yang melekat pada diri manusia sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrahNya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi demi keharmonisan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.54

53 Ibid, hal. 206

(41)

Garis miring pada dilindungi dan perlindungan diatas, merupakan penekanan yang jelas bahwa Hak Asasi Manusia itu harus dijaga dan dihormati. Dan bahwa setiap kejahatan yang terjadi diatasnya merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia.

Pelanggaran Hak Asasi Manusia ialah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat Negara baik disengaja maupun tidak sengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dana atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang, dan tidak didapatkan, atau dikhatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar., berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku. Dalam hal ini undang-undang yang dimaksud adalah UU No. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.55

Pelanggaran Hak Asasi Manusia dikelompokkan pada 2 (dua) bentuk :

Dengan demikian pelanggaran Hak Asasi Manusia merupakan tindakan pelanggaran kemanusiaan baik dilakukan oleh individu maupun oleh institusi Negara atau institusi lainnya terhadap hak asasi individu maupun kelompok lainnya tanpa ada dasar atau alas an yuridis dan alas an rasional yang menjadi pijakannya.

56

1. Pelanggaran HAM berat,

Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat meliputi Kejahatan Genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

2. Pelanggaran Hak Asasi Manusia ringan.

(42)

Pelanggaran Hak Asasi Manusia biasa adalah bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia lainnya, selain dua bentuk kejahatan diatas.

Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa,ras, kelompok etnis, dan kelompok agama.

Kejahatan genosida dilakukan dengan cara membunuh anggota kelompok, mengakibatkan penderitaan fisik atau mental terhadap anggota-anggota kelompok, menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh maupun sebagiannya, memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan untuk mencegah kelahiran dalam kelompok, dan memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lainnya.

(43)

menurut hukum internasional, penghilangan secara paksa, dan kejahatan apartheid.57

Mengenai pelanggaran Hak Asasi Manusia dalam kategori berat seperti genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan berdasarkan hukum internasional dapat digunakan asas retroaktif , diberlakukan pasal mengenai kewajiban untuk tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang sebagaimana yang tercantum dalam pasal 28 J ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi :58

Di Indonesia, hal yang pernah terjadi tentang kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia berat tertanggal 12 September 1984 di Tanjung Priok, Jakarta. Hal ini dikarenakan dengan terjadinya pengrusakan, penganiayaan, atau penembakan yang dilakukan oleh aparat militer maupun kelompok sipil.

“Dalam menjalankan hak dan kebebasan setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebassan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.

59

Bentuk pelanggaran HAM berat yang dilakukan oleh aparat keamanan, yakni:60 1. Penangkapan dan penahanan oleh aparat keamanan tidak disertai dengan

surat yang sah;

2. Adanya penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi seperti pemukulan, diestrum, dan tidak diberitahukan kondisinya kepada keluarga;

3. Adanya kuburan massal tanpa diberitahukan kepada keluarga korban.

57 Ibid, hal. 228 58

Ibid, hal 229

59 Dahana Putra, 2003, Rekonsiliasi sebagai upaya Penyelesaian Kasus Pelanggaran HAM

Berat Tanjung Priok, Jurnal Pemasyarakatan HAM Vol. II, hal.19

(44)

Sedangkan bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia berat yang dilakukan oleh masyarakat sipil yakni :

1. Dibakarnya Apotik Tanjung milik keluarga Tan Kio Liem yang mengakibatkan adanya korban jiwa sebanyak 9 (Sembilan orang).

2. Dibakarnya 2 (dua) buah rumah dan 14 (empat belas) took. 3. Dirusaknya 2 (dua) tempat ibadah (gereja).

Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dilakukan baik oleh aparat keamanan maupun masyarakat sipil, merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia berat yang diatur dalam Undang-Undang No. 26 tahun 2000 dan dikuatkan dengan

Keputusan Presiden (Keppres) No. 53 tentang Pengadilan HAM AdHoc.

Pada tanggal 11 Desember 1946, Majelis Umum PBB dalam resolusi 96 (1) telah membuat konvensi tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida (Convention on the Prevention and Punishment of the crime of Genoside). Dan menyebutkan bahwa genosida adalah merupakan kejahatan menurut hukum internasional, bertentangan dengan jiwa dan tujuan-tujuan PBB, dan dikutuk oleh dunia yang beradap.61

Perbuatan yang termasuk dalam perbuatan pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah mengenai pembedaan ras. Ini diatur dalam Deklarasi tentang Penghapusan Segala Bentuk Perbedaan Ras pada tahun 1965.62 Perbuatan penyiksaan dan perlakuan atau hukuman lainnya yang keji, tidak manusiawi, atau menurunkan martabat manusia, merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia. Perbuatan ini dimuat dalam Konvensi Pelarangan Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman Lainnya yang Keji, tidak Manusiawi, atau Menurunkan Martabat Manuisa, yang disetujui pada tahun 1984 dan mulai berlaku pada tahun 1987.63

Sebelumnya Konvensi Jenewa pada tahun 1949 juga telah memuat bentuk-bentuk perbuatan yang melanggar HAM, Yakni :64

- Pembunuhan yang disengaja

- Penyiksaan atau pembantaian yang tidak manusiawi - Pengusiran terhadap orang-orang yang dilindungi

61 Setia Tunggal.Hadi, op.cit, hal. 83 62

Peter R. Baehr, op. cit, hal. 18

63 Ibid, hal. 18

64 Malcom Shaw, 1997, United Kingdom, International Law, Cambridge University Press,

(45)

- Agresi

Bentuk kejahatan diatas ditambah lagi di dalam Protokol tahun 1997 dari Konvensi Jenewa 1949, Yaitu, yaitu penyelenggaraan terhadap penduduk sipil. Sementara pelanggaran HAM menurut ketentuan internasional, yang lain dan terbaru adalah statute Roma tahun 1998. Dimana konferensi diplomatic ini menghasilkan Mahkamah Pidana Internasional. Pelanggaran HAM menurut Statuta Romo ada 4 (empat), yakni :65

1. Genosida

2. Kejahatan tentang kemanusiaan 3. Kejahatan Perang

4. Agra

Empat bentuk pelanggaran HAM diatas, masuk dalam pelanggaran HAM berat dan paling serius yang menjadi perhatian intenasional.

Bentuk perhatian lain yang terkait dengan politik luar negeri dan dapat disebutkan sebagai pelanggarran terhadap HAM adalah Apartheid.

Kejahatan Apartheid pernah terjadi di Afrika Selatan. Apartheid adalah tindakan yang diambil pemerintah atau perbuatan-perbuatan yang diakibatkan dari

kebijakan-kebijakan dengan melanggar batas-batas hak-hak asasi manusia, berdalih untuk kepentingan serta urusan dalam negeri sendiri. Setelah

pembunuhan ratusan rakyat di perkampungan kulit hitam Soweto pada tahun 1979.66

Dalam kaitan dengan Apartheid di Afrika Selatan, ada pemikiran yang lebih dalam lagi. Bahwa semua Negara secara hukum terikat pada kewajiban-kewajiban yang lebih tinggi daripada hanya sekedar menahan diri dari campur tangan dalam urusan dalam negeri orang lain.

Dewan keamanan PBB mengutuk pemerintah Afrika Selatan dan mendesak agar pemerintahan Negara itu mengakhiri apartheid karena mengancam perdamaian.

67

65 Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM), Mei 2000, STATUTA ROMA

(Mahkamah Pidana Internasional), ELSAM, hal.3

Referensi

Dokumen terkait

18 Saya meyakini seseorang yang telah dididik dalam profesi auditor memiliki suatu tanggungjawab untuk tidak beralih pada profesi lain selama periode atau kurun waktu

[r]

dengan Volume 100 halaman dilengkapi dengan gambar yang sangat berfungsi memper- jelas pembahasan yang sudah bagus sna- gat tepat sebagaimana isi yang dikand- ungnya.. Dimulai

[r]

In vitro studies with nicotine and preliminary positive expe- rience with mecamylamine (Inversine), a nicotinic recep- tor antagonist, in the clinical treatment of Tourette’s

[r]

Bahu Jalan : adalah bagian daerah manfaat jalan yang berdampingan dengan jalur lalu lintas untuk menampung kendaraan yang berhenti, keperluan darurat, dan untuk

Hasil penelitian menunjukkan isolat D75 tumbuh optimal dalam media dengan sumber fosfat anorganik berupa trikalsium fosfat dengan nilai OD 1,653 inkubasi selama 39 jam, isolat D92