• Tidak ada hasil yang ditemukan

(COMMUNICATION STYLE RELATION OF MUHAMMADIYAH LAMPUNG UNIVERSITY WITH PERFORMA SERVICE EXCELLENCE INCREASE) HUBUNGAN GAYA KOMUNIKASI UNIVERITAS MUHAMMADIYAH LAMPUNG DENGAN PENINGKATAN KINERJA LAYANAN PRIMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "(COMMUNICATION STYLE RELATION OF MUHAMMADIYAH LAMPUNG UNIVERSITY WITH PERFORMA SERVICE EXCELLENCE INCREASE) HUBUNGAN GAYA KOMUNIKASI UNIVERITAS MUHAMMADIYAH LAMPUNG DENGAN PENINGKATAN KINERJA LAYANAN PRIMA"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

(COMMUNICATION STYLE RELATION OF MUHAMMADIYAH LAMPUNG UNIVERSITY WITH

PERFORMA SERVICE EXCELLENCE INCREASE)

By

Yeni Ika Widayanti

This research analyzes and explains the communication style relation of Muhammadiyah Lampung University with performa service excellence increase. Muhammadiyah Lampung University have communication style difference than another university in Lampung, wherever use organization communication, group communication, and interpersonal communication, so use Religy approach to delivery message frorm Optimally service policy program. Intention Optimally service policy program is to increase public satisfaction, especially is university student of Muhammadiyah Lampung University. So leader and staff of Muhammadiyah Lampung University a continue to improving facilities and profesionall service from human resource.

(2)

sampling, include four faculty in of Muhammadiyah Lampung University.

If relation with communication style theory, conclusion of this research is the leader communication style as a manager has to be according to communicator roles such as a interpersonal roles, informal roles, and decisional roles. Besides roles as a communicator, a communication style of the leader so action to warning employee and lecturer for implementation akhlakul kharimah (moslem values) as a Muhammadiyah cadre. For in this event programm at Muhammadiyah Lampung University always open with Tausiah, So it wishes to employee and lecturer do the duty are concern with moslem values and Ideology of Muhammadiyah. For group communication such as a lecturer meeting, it wishes that management of Muhammadiyah Lampung University more improve: facilities, human resources (employee and lecturer), and improve to manage of information system so strengthening of the institutional more improve and give service for university student can be optimallylike to pourt out in Optimally service policy.

(3)

ABSTRAK

HUBUNGAN GAYA KOMUNIKASI UNIVERITAS MUHAMMADIYAH LAMPUNG DENGAN PENINGKATAN

KINERJA LAYANAN PRIMA

Oleh

Yeni Ika Widayanti

Penelitian ini menganalisa dan menjelaskan hubungan gaya komunikasi Universitas Muhammadiyah Lampung dengan peningkatan kinerja layanan prima. Universitas Muhammadiyah Lampung memiliki gaya

komunikasi yang berbeda dengan universitas lainnya di Lampung, dimana selain menggunakan komunikasi organisasi, komunikasi

kelompok, dan komunikasi antarpribadi juga menggunakan pendekatan keagamaan (tausiah) dalam menyampaikan pesan-pesannya agar kebijakan layanan yang optimal dapat mudah diterima dan dipahami

oleh karyawan dan dosen. Kebijakan Layanan Optimal dimaksudkan dalam upaya meningkatkan kepuasan para pemakai jasanya terutama

dalam hal ini adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Lampung, maka pimpinan dan jajarannya dilingkungan Universitas

Muhammadiyah Lampung terus melakukan upaya perbaikan sarana dan prasarana juga meningkatkan profesionalitas pelayanan dari Sumber

(4)

Tipe penelitian merupakan penelitian korelasional dengan

menggunakan metode kuantitatif. Populasinya adalah mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Lampung Tahun Ajaran 2012/2013 yang

berjumlah 296 orang. Dengan menggunakan rumus Taro Yamane, didapat besar sampel sebanyak 75 orang dan menggunakan teknik

pengambilan sampling kelompok (Cluster Sampling).

Apabila dihubungkan dengan teori gaya komunikasi, dapat ditarik kesimpulan bahwa gaya komunikasi seorang pimpinan sebagai manajer

harus sesuai dengan perannya sebagai komunikator yang mampu merangkap sebagai: peranan antarpersona (Interpersonal Roles) , peranan informasi (Informal Roles), dan melakukan peranan

memutuskan. Selain berperan sebagai komunikator, gaya komunikasi seorang pimpinan juga bertindak untuk mengingatkan karyawan dan

dosen untuk selalu menerapkan akhlakul kharimah (nilai-nilai keislaman) sebagai kader muhammadiyah. Untuk itu disetiap acara yang diadakan di Universitas Muhammadiyah Lampung selalu diawali

dengan tausiah, sehingga diharapkan karyawan dan dosen dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan nilai-nilai keislaman dan

ideologi kemuhammadiyahan. Komunikasi kelompok seperti rapat dosen, diharapkan manajemen Universitas Muhammadiyah Lampung

(5)

profesionalitas demi kemajuan bersama. Diharapkan manajemen

Universitas Muhammadiyah Lampung lebih meningkatkan perbaikan sarana dan prasarana , meningkatkan sumber daya manusia (dosen dan

karyawan), dan meningkatkan pengelolaan sistem informasi sehingga penguatan kelembagaan lebih meningkat dan pelayanan yang diberikan kepada para mahasiswa bisa optimal seperti yang tertuang dalam

kebijakan layanan yang optimal.

(6)

HUBUNGAN GAYA KOMUNIKASI UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH LAMPUNG DENGAN PENINGKATAN

KINERJA LAYANAN PRIMA

Oleh

Yeni Ika Widayanti

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN

Pada

Program Pascasarjana Magister Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

(7)
(8)
(9)
(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 22 Januari 1970, sebagai anak pertama dari lima bersaudara dari Bapak (alm) Poniman Karyoredjo dan

Ibu (almh) Chamdanah.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri Cip.Cempedak 02 Petang, Jakarta diselesaikan pada tahun 1982 dengan predikat Lulus sebagai

Juara Umum. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SMP Negeri 14 Mester, Jakarta Timur, Jakarta, diselesaikan pada tahun 1985. Sekolah

Menengah Tingkat Atas (SMTA) di SMA Negeri 14 Cililitan, Jakarta Timur, Jakarta, diselesaikan pada tahun 1988.

Pada tahun 1989, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu

Komunikasi FISIP Universitas Diponegoro-Semarang melalui jalur UMPTN, diselesaikan pada tahun 1995 dengan predikat Sangat

memuaskan IPK 3,05. Pada tahun 1995, bekerja sebagai Marketing Officer pada PT. Centra Larisa, Jakarta. Tahun 1996 bekerja sebagai Telemarketing Hotel Ciputra Jakarta. Pertengahan tahun 1996 bekerja

sebagai Sekretaris Direktur PT. Sinar Muradhi Sakti, Bekasi-Jawa Barat.

Pada tahun 1997, diterima bekerja sebagai dosen tetap Yayasan Budi

(11)

sebagai dosen tetap Yayasan Budi Luhur di Sekolah Tinggi Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik (STISIP) Budi Luhur, dan sebagai dosen Luar biasa di Sekolah Sekretaris Budi Luhur, Sekolah Tinggi Ilmu ekonomi (STIE)

Budi Luhur, dan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen dan Ilmu Komputer (STIMIK) Budi Luhur.

Pada tanggal 28 Agustus 2000, penulis menikah dengan Sunaryo yang

bekerja sebagai karyawan PT Kirin Miwon Foods-Lampung, dan sampai kini telah dikarunia tiga orang putri yang bernama: Angelika Husna

Nabila S.W. (TTL: 20 Oktober 2002), Jasmine Soraya Fauzia S.W.(TTL: 10 Januari 2008), dan Kamilah Meidina Lovely S.W.(TTL: 2 Mei 2009).

Bulan Maret tahun 2002, penulis diterima sebagai dosen tetap Yayasan

Muhammadiyah dan mengajar hingga kini pada Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Lampung. Dan pada

tahun ajaran 2011/2012, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Program Pascasarjana Magister Ilmu Pemerintahan dengan mengambil konsentrasi Otonomi daerah dan

(12)

MOTO

“ Karena sesungguhnya sesudah kesulitan adalah

kemudahan.” (QS.Alam Nasrah ayat 5)

“ Hidup didunia hanya satu kali, maka isilah hidupmu dengan amal

kebajikan dan berbagi ilmu kepada semua orang dengan penuh

(13)

PERSEMBAHAN :

Kupersembahkan karya ini kepada :

Papa dan mamaku tercinta yang telah tiada yang selama

hidupnya telah membekali aku dengan didikannya yang keras,

nasehat dan ilmu yang berguna tuk masa depanku. Suamiku

tersayang yang selalu memberi semangat, doa dan bantuan

materi, tiga bidadari kecilku tersayang yang menjadi

penyemangat diriku untuk secepatnya menyelesaikan kuliah S2,

adik-adikku tersayang beserta keluarga di Bekasi, para sahabat

di PT. Kirin Miwon Foods bagian TQC – Lampung, Bapak Rektor

UM Lampung beserta jajarannya, rekan-rekan dosen dan

mahasiswaku di UM Lampung yang selalu mendukung dan

mendoakanku hingga terselesainya karya ini, Pengelola

beasiswa pascasarjana Universitas Lampung, serta Para dosen

dan almamater MIP FISIP Universitas lampung yang semakin

(14)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul

“HUBUNGAN GAYA KOMUNIKASI UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH LAMPUNG DENGAN PENINGKATAN

KINERJA LAYANAN PRIMA.”

Penulisan tesis ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bpk. Drs, H. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan ilmu Politik Universitas Lampung beserta seluruh staf

pengajar dan karyawan dilingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Ari Darmastuti, M.A. selaku Ketua Program Pascasarjana

Magister Ilmu Pemerintahan dan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak membantu penulis dalam proses

perkuliahan dari awal hingga akhir perkuliahan.

3. Bpk. Drs. Yana Ekana PS, M.Si selaku dosen Pembimbing

(15)

4. Ibu Dr. Nina Yudha Aryanti, M.Si. selaku dosen Pembimbing

Utama yang telah membantu penulis dan memotivasi agar terselesainya penyusunan tesis ini.

5. Bpk. Dr. Pitojo Budiono, M.Si. selaku dosen Pembahas yang telah

memberikan motivasi dan mengarahkan serta membimbing penulis

hingga terselesainya tesis ini.

6. Seluruh dosen beserta staf pengelola Program Pascasarjana Magister

Ilmu Pemerintahan yang telah memberi ilmu pengetahuan dan

pengalaman baru yang bermanfaat bagi penulis.

7. Mama Chamdanah (almh) dan Papa Poniman Karyoredjo (alm) di

alam barzah yang telah memberikan bekal kesabaran, kemandirian dan keteguhan sehingga penulis masih terus bersemangat untuk

menjadi yang terbaik seperti yang mama dan papa inginkan.

8. The Special One suamiku tercinta Sunaryo, yang selalu memberi dukungan moril dan materi agar istrinya bisa tetap berkarya dan berguna bagi dunia pendidikan, serta menjadi dosen yang baik, jujur

dan ikhlas bagi mahasiswanya.

9. Anak-anakku tercinta, Angelika Husna Nabila SW, Jasmine Soraya

Fauzia SW, Kamilah Meidina Lovely SW yang menjadi penyemangat agar mamanya segera menyelesaikan tesis ini.

10. Adik-adikku tersayang, Yuli Dwi Susanti, S.Pd., Rinta Tri Astuti,

(16)

memberi semangat dan doa agar diriku secepatnya menyelesaikan

kuliah S2.

11. Keluarga besar TQC PT. Kirin Miwon Foods, Kabag TQC PT. Kirin

Miwon Food beserta staf yang memberikan doa serta dukungannya agar penulis melanjutkan kuliah S2 hingga selesai.

12. Bpk. Dr. Agus Pahrudin, M.Pd. selaku Rektor UM Lampung beserta

jajarannya yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan di Magister Ilmu Pemerintahan Universitas

Lampung.

13. Rekan-rekan dosen UM Lampung beserta karyawan dan

mahasiswaku yang selalu memberikan dukungan dan doa bagi penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

14. Seluruh pihak yang memberi inspirasi dan motivasi penulis untuk

bisa menjadi lebih baik dan optimis menyongsong masa depan. Semoga dengan sumbangsih yang telah mereka berikan Insya Allah akan mendapat balasan oleh Allah SWT dan semoga tesis ini dapat

berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 06 Desember 2013

Penulis

(17)

i

1.3. Tujuan Penelitian……… 9

1.4. Kegunaan Penelitian……… 9

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hubungan Gaya komunikasi Organisasi………. 11

2.1.1. Pengertian Hubungan Gaya Komunikasi Organisasi…… 11

2.1.2. Komunikasi Organisasi……… 12

2.1.2.1.Proses Komunikasi Organisasi………. 13

2.1.2.2.Efektivitas Komunikasi dalam Organisasi……… 16

2.1.3. Komunikasi Antarpersona……… 17

2.1.3.1.Pengertian Komunikasi Antarpersona…………... 17

2.1.3.2.Jenis-jenis Komunikasi Antarpersona………….. 18

2.1.4. Komunikasi Kelompok………. 19

2.1.4.1.Pengertian Komunikasi Kelompok……….. 19

2.1.4.2.Jenis Komunikasi Kelompok……… 19

2.1.5. Pemberian Tausiah……… 20

2.1.6. Gaya Komunikasi………. 22

2.1.6.1.Pengertian Gaya Komunikasi……… 22

2.1.6.2.Esensi Gaya Komunikasi……….. 23

2.1.6.3.Teori Gaya Komunikasi………. 24

2.1.6.4.Hubungan Gaya Komunikasi dengan Perilaku….. 28

2.1.6.5.Hubungan Gaya Komunikasi dengan Kebijakan.. 29

(18)

ii

Antarpribadi………. 31

2.1.7. Pimpinan Sebagai Komunikator……… 33

2.1.7.1.Peranan Antarpersona (Interpersonal Roles)…… 33

2.1.7.2.Peranan Informasional (Informational Roles)….. 34

2.1.7.3.Peranan Memutuskan (Decisional roles)………. 35

2.2. Peningkatan Kinerja Layanan Prima……… 37

2.2.1. Pengertian Kinerja……… 37

2.2.2. Pengertian Layanan Prima……… 38

2.2.3. Konsep kepuasan Pelanggan……… 41

2.2.4. Dasar-dasar Layanan Prima………. 42

2.2.5. Budaya Layanan Prima……… 43

2.2.6. Faktor-faktor Pendukung Layanan……….. 44

2.2.7. Sasaran dan Manfaat layanan Prima……… 47

2.2.8. Penilaian Pelayanan Prima……… 48

2.2.9. Kebijakan………. 50

2.2.9.1.Pengertian Kebijakan……… 50

2.2.9.2.Pengertian Kebijakan Publik……… 51

2.2.9.3.Proses Kebijakan Publik……….. 51

2.2.10. Program……… 53

2.2.10.1.Pengertian Program……… 53

2.2.10.2.Implementasi Program atau Kebijakan……….. 53

2.2.10.3.Program Kebijakan Layanan Yang Optimal di Universitas Muhammadiyah Lampung……….. 54

2.3. Kerangka Pikir………. 55

2.4. Hipotesis………. 57

III. METODE PENELITIAN 3.1. Pengertian Metode Penelitian……….. 59

3.2. Tipe Penelitian………. 60

3.3. Definisi Konseptual dan definisi Operasional……… 61

3.3.1. Definisi konseptual……….. 61

3.3.2. Definisi Operasional………. 62

3.4. Populasi dan Sampel……… 63

3.4.1. Populasi………. 63

3.4.2. Sampel Penelitian………... 64

3.5. Sumber Data………. 66

3.6. Teknik Pengumpulan Data………. 67

3.7. Uji Validitas dan Reabilitas ………. 67

3.7.1. Uji Validitas……….. 68

3.7.2. Uji Reabilitas………. 69

3.8. Teknik Analisa Data………. 70

3.8.1. Penentuan Skor Jawaban……….. 71

(19)

iii

3.8.3. Uji Hipotesis………. 73

3.8.4. Uji Korelasi Spearman………. 74

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Sejarah Berdirinya Universitas Muhammadiyah Lampung…….……….……… 75

4.2. Visi dan Misi Universitas Muhammadiyah Lampung……….………….……… 78

4.3. Tujuan………. 80

4.4. Dasar……….. 80

4.5. Program Pendidikan yang ada di Universitas Muhammadiyah Lampung……….. 81

4.6. Struktur Organisasi Universitas Muhammadiyah Lampung………. 81

4.7. Data Tingkat Pendidikan Pegawai Universitas Muhammadiyah Lampung…...……… 82

4.8. Matrik Perencanaan Program Universitas Muhammadiyah Lampung………...……….. 83

4.9. Konsep Kebijakan Layanan yang optimal………... 84

4.10. Upaya yang Dilakukan Universitas Muhammadiyah Lampung menuju Layanan yang Optimal……… 84

4.11. Implementasi Kebijakan Layanan yang optimal………...……….. 85

V. PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian………. 87

5.1.1.Uji Validitas dan Reabilitas ……… 87

5.1.1.1. Uji Validitas……… 87

5.1.1.2. Uji Reabilitas……….. 93

5.2. Identitas Responden ……… 96

5.3.Tabulasi Sederhana Variabel X (Hubungan Gaya Komunikasi Universitas Muhammadiyah Lampung………. 101

5.3.1.Indikator Kebijakan……… 101

5.3.2.Komunikasi Organisasi……… 111

5.3.3.Komunikasi Persona……… 117

5.4.Tabulasi Sederhana Variabel Y (Meningkatkan Kinerja Layanan Prima)………. 123

5.4.1. Penguatan Kelembagaan……… 123

5.4.2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM)………….. 127

5.4.3. Meningkatkan Sarana Dan Prasarana……… 136

5.4.4.Pengelolaan Sistem Informasi………. 139

5.5. Uji Statistik Variabel x dan Variabel Y……… 143

5.5.1 Korelasi Rank Spearman………. 143

(20)

iv

5.6. Pembahasan……… 145

5.6.1. Hasil Penelitian dengan Teori……… 146

5.6.2. Hasil Jawaban Pertanyaan Terbuka dari Variabel Y (Peningkatan Kinerja Layanan prima)

Untuk kuesioner nomor 33, 35, 36 ….……… 148

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1.Kesimpulan……… 151

6.2.Saran………. 153

DAFTAR PUSTAKA

(21)

i

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1. Sasaran dan Manfaat Layanan Prima……….. 48

2. Definisi Operasional Hubungan Gaya Komunikasi Universitas Muhammadiyah Lampung dengan Peningkatan Kinerja Layanan Prima………. 63

3. Interval Koefisien dan Tingkat Hubungan……….. 74

4. Fakultas dan jurusan yang ada di Universitas Muhammadiyah Lampung………. 77

5. Periodesasi Rektor di Universitas Muhammadiyah Lampung… 78 6. Progran pendidikan yang ada di Universitas Muhammadiyah Lampung………. 81

7. Keadaan Tenaga Non Akademik Universitas Muhammadiyah Lampung………. 83

8. Jumlah mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Lampung dari T.A. 2010/2011, 2011/2012, 2012/2013 Per 11 Oktober 2012……… 85

9. Jumlah mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Lampung dari T.A. 2010/2011, 2011/2012, 2012/2013 Per 8 April 2013……… 85

10. Hasil Analisis Bivariate Pearson Untuk Uji Validitas pada Variabel X(Gaya Komunikasi)……….. 88

11.Hasil Analisis Bivariate Pearson Untuk Uji Validitas pada Variabel Y (Kinerja Layanan Prima……… 91

12.Hasil Analisis Validitas Item denganTeknik Corrected Item-Total Correlation Untuk Uji Reliabilitas pada Variabel X (Gaya Komunikasi)……… 93

13.Hasil Analisis Validitas Item denganTeknik Corrected Item-Total Correlation Untuk Uji Reliabilitas pada Variabel Y (Kinerja Layanan Prima)……… 94

14. Jenis Kelamin Responden……… 96

15. Umur Responden……….. 97

16. Asal Daerah Responden……….. 98

17. Dialek Bahasa Sehari-hari Responden……… 98

18. Tingkat Pendidikan Responden……… 99

19. Fakultas Responden………. 100

20. Pelaksanaan tugas sesuai dengan susunan organisasi………….. 101

21. Dalam pelaksanaan tugasnya selalu ada ditempat kerjanya masing-masing………. 102

(22)

ii

23. Kuantitas hubungan antarmanusia rasa saling menghargai

(dignity)satu sama lain………. 105 24. Kuantitas hubungan antarmanusia rasa saling tolong

menolong satu sama lain………... 106 25. Para pimpinan setiap hari selalu memonitor pelaksanaan

tugas karyawan……… 108

26. Para pimpinan selalu berusaha untuk menyelesaikan

permasalahan mahasiswanya……… 109 27.Pimpinan selalu memberikan kesempatan kepada

karyawan untuk memberikan umpan balik ……… 111 28. Dalam kegiatan internal, pimpinan fakultas selalu

melakukan komunikasi dengan karyawan bagian lain………… 112 29. Dalam kegiatan eksternal, pesan yang disampaikan

kepada masyarakat dapat dimengerti………. 113

30. Dalam pengorganisasian, antarfakultas memiliki kerjasama

yang baik………. 115

31. Dalam kegiatan keagamaan, UML memberikan penekanan

tentang ideology kemuhammadiyahan……… 116

32. Dalam kegiatan sehari-hari, terjadi komunikasi dialogis

antara pimpinan dengan karyawan/dosen……… 117 33. Dalam komunikasi kelompok, terjadi umpan balik dari

karyawan/dosen kepada pimpinan………... 119 34. Dalam setiap acara / kegiatan selalu didahului dengan Tausiah.. 120 35. Setelah mendengarkan tausiah menjadi lebih menyadari

yang dilakukan manusia harus sesuai Al-Qur’an dan Hadist…. 121

36. Semua jurusan sudah terakreditasi dengan baik………. 123

37. UML terus berupaya untuk meningkatkan nilai akreditasi

dari DIKTI……….. 124

38. Mewujudkan misinya UML menjadi The Leader of

University, salah satunya adalah peningkatan mutu pelayanan.. 126 39. Pelayanan dari bagian akademik (BAAK Universitas

Muhammadiyah Lampung)………. 127 40. Pelayanan dari bagian umum Universitas Muhammadiyah

Lampung………. 128

41. Pelayanan dari bagian keuangan Universitas Muhammadiyah

Lampung………. 129

42. Pelayanan dari bagian Peralatan Universitas Muhammadiyah

Lampung………. 130

43. Pelayanan dari bagian kepegawaian Universitas

Muhammadiyah Lampung………. 131

44. Pelayanan bagian Humas dan Penmaru Universitas

Muhammadiyah Lampung……….. 132 45. Peningkatan kinerja layanan yang optimal dari karyawan,

menunjukkan adanya peningkatan profesionalitas bekerja……. 133 46. Pengaruh komunikasi yang terbina baik pada pemberian

layanan yang optimal kepada mahasiswa……….. 134 47. Pengaruh kebijakan terhadap peningkatan kinerja layanan

yang optimal……… 135

48. Perbaikan sarana dan prasarana berpengaruh terhadap

(23)

iii

49. Perbaikan sarana dan prasarana telah sesuai dengan

harapan mahasiswa agar lebih termotivasi dalam belajar…….. 138

50. Pengelolaan sistem informasi sudah dapat dinikmati dengan

baik oleh para mahasiswa………... 139 51. pelayanan sistem informasi pada saat melakukan pembayaran

uang kuliah ………. 141

(24)

i

DAFTAR BAGAN

BAGAN HALAMAN

1. Ko sep Kepuasa Pela gga ………. 42

2. Kera gka Pikir Laya a Pri a……… 49

3. Hubungan Gaya Komunikasi Universitas Muhammadiyah

(25)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Universitas Muhammadiyah Lampung (disingkat UM Lampung) adalah sebuah lembaga pendidikan yang memiliki ciri khas bernuansa

Keislaman, dimana dalam kurikulum mengedepankan aspek moralitas islam (akhlak al-karimah) sebagai karakter utama, tentunya tanpa

mengesampingkan aspek-aspek keindonesiaaan (budaya lokal) (Sumber: Rencana Strategis UM Lampung 2010). Sejak didirikannya

UM Lampung pada tahun 1987 hingga pada tahun 2009, mengalami perkembangan yang kurang signifikan. Ini bisa dilihat dari gedung perkuliahan yang kurang baik, sarana dan prasarana perkuliahan yang

sangat memprihatinkan, dan pelayanan yang diberikan kepada mahasiswa juga berkesan kurang baik. Hal itu tentu saja menyebabkan

UM Lampung kurang mampu bersaing dalam memikat calon mahasiswa untuk mau melanjutkan studinya di UM Lampung. Bahkan yang sangat memprihatinkan, masyarakat Lampung sendiri belum

semuanya mengetahui keberadaan UM Lampung.

(26)

2 Lampung mengalami perkembangan yang semakin baik. UM Lampung banyak mengalami kemajuan antara lain: gedung perkuliahan diperbaiki, serba komputerisasi, sarana perkuliahan diperbaiki, prasarana penunjang perkuliahan untuk praktikum disediakan, pengembangan dan pelatihan bagi dosen dan karyawan, mengadakan promosi yang lebih terencana bahkan membuka unit kerja yang baru yaitu bagian humas dan penmaru, serta expansi kerjasama dengan pihak lain sehingga UM Lampung bisa membuka program baru untuk tingkat S2 seperti : membuka jurusan Magister Teknik bekerjasama dengan pihak Universitas Negeri Padang.

Dari seluruh upaya perbaikan bagi kemajuan UM Lampung, yang lebih diutamakan adalah upaya peningkatan pelayanan yang sangat memuaskan bagi mahasiswa dan pihak-pihak yang bekerjasama

dengan UM Lampung sebagai pengguna jasanya. Untuk itu UM Lampung memiliki program peningkatan pelayanan dibidang akademik, umum, keuangan, dan peralatan, yang kesemuanya itu

merupakan implementasi dari kebijakan layanan yang optimal. UM Lampung bertekad untuk bisa menjadi The Leader of University di daerah Propinsi Lampung bahkan tingkat nasional, tentu saja itu bukanlah hal yang mudah dilakukan. Perlu upaya untuk memperbaiki semuanya.

Dalam tujuan untuk menjadi The Leader of University, UM Lampung dituntut harus bekerja keras untuk memberikan

(27)

3 maupun secara eksternal. Kepada pihak internal di lingkungan UM

Lampung, upaya yang dilakukan adalah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada karyawan dan dosen untuk semakin meningkatkan

pelayanan kepada para mahasiswanya. Untuk itu manajemen UM lampung terus menerus memberikan pembinaan berupa pelatihan

kepada para karyawannya untuk meningkatkan mutu pelayanannya agar dapat memberikan kepuasan kepada mahasiswa. Para dosen tetap yayasan Muhammadiyah juga diberikan kesempatan untuk

melanjutkan studi baik ke jenjang S2 ataupun ke S3, agar para dosen nantinya bisa memberikan transfer ilmunya lebih baik lagi kepada para

mahasiswanya. Karena dalam era globalisasi sekarang ini, mutu pelayanan adalah hal yang sangat mendasar agar dapat memenangkan persaingan dalam dunia bisnis. Sedangkan secara eksternal, UM

Lampung terus berusaha meningkatkan pelayanan kepada para mahasiswanya, walau hingga kini masih dirasakan oleh mahasiswa bahwa pelayanan yang diberikan pihak UM Lampung masih kurang

seperti yang diharapkan.

Mahasiswa sebagai pengguna layanan jasa UM Lampung masih merasakan bahwa pelayanan yang mereka terima selama ini masih

kurang seperti yang mereka harapkan. Ini terlihat dari kurang tersedianya faktor pendukung untuk pengajaran, seperti: masih kurang

(28)

4 menunjang perkuliahan di perpustakaan UM Lampung. Dalam hal

pelayanan administrasi Tata Usaha, karyawan terkadang tidak ada di tempat, sehingga mereka harus menunggu sampai karyawan Tata

Usaha itu ada yang datang. Selain itu, dalam hal birokrasi masih dirasakan sangat menyulitkan mahasiswa, seperti dalam hal mengurus

ijin kembali kuliah setelah cuti kuliah selama beberapa semester, sedangkan waktu mereka untuk mengurus ijin tersebut sangatlah sempit karena mereka telah bekerja.

Upaya UM Lampung untuk meningkatkan kinerja layanan prima

tidaklah mudah dalam penerapannya di lapangan, banyak kendala yang harus dihadapi manajemen UM Lampung seperti: sarana dan

prasarana pengajaran yang masih harus ditingkatkan, sebagian besar karyawan yang masih terikat dengan pekerjaan lain sehingga tidak bisa ada ditempat kerja sesuai dengan jam kerja yang sudah ditetapkan UM

Lampung yaitu pk. 14.00 hingga pk. 20.00, disamping pemberian kesejahteraan dosen dan karyawan yang masih sangat minim/terbatas.

Untuk itu pihak manajemen UM Lampung menekankan kepada dosen dan karyawan agar tetap komitmen untuk loyal dalam pekerjaannya dengan segala keterbatasan yang ada. Diharapkan dengan peningkatan

layanan yang optimal kepada pemakai jasa terutama mahasiswa, jumlah mahasiswa yang kuliah di UM Lampung akan semakin

(29)

5 Untuk meraih apa yang menjadi tujuan UM Lampung, maka

diperlukan koordinasi yang baik dengan semua bagian, baik antara karyawan, dosen dan juga manajemen UM Lampung. Namun yang

mungkin agak membedakan antara UM Lampung sebagai lembaga pendidikan yang bernuansa keislaman dengan lembaga pendidikan

lainnya yang ada di Propinsi Lampung adalah gaya komunikasi yang digunakan. Karena UM Lampung selain harus mematuhi aturan dari Dikti, UM Lampung juga harus tunduk pada Pimpinan Wilayah

Muhammadiyah Lampung yang notabene adalah cabang dari organisasi Muhammadiyah, maka gaya komunikasi organisasi yang

dilakukan disesuaikan dengan organisasi Muhammadiyah dan peraturan Dikti (pemerintah).

Gaya komunikasi merupakan kemampuan individu atau organisasi dalam menyampaikan pesan-pesannya kepada komunikannya dimana

hal ini sesuai dengan karakteristik yang ada dalam diri komunikator atau organisasi . Tidak seperti di perguruan tinggi lainnya, gaya

komunikasi yang dilakukan UM Lampung bukan saja menggunakan teori komunikasi organisasi yang meliputi komunikasi vertical ke atas (Upward communication) dan komunikasi vertical ke bawah

(Downward Communication) saja, tetapi juga menggunakan komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal. Selain itu dalam

(30)

6 Terhadap para dosen tetap yayasan dan dosen PNS DPK diberikan

pengarahan agar selalu meningkatkan kualitas pengajaran dan memberikan pelayanan yang baik kepada mahasiswanya.

Hal lain yang tidak ada ditemukan dilembaga pendidikan perguruan

tinggi lainnya (unik) dalam menyampaikan pesannya kepada para karyawan dan dosen UM Lampung adalah menggunakan pendekatan

berupa siraman rohani (tausiah) dalam setiap acara yang diadakan di lingkungan UM Lampung, baik itu acara rapat dosen untuk pembagian mata kuliah tiap satu semester, rapat kerja antara atasan dan karyawan,

dan program pelatihan dan pengembangan karyawan, sehingga dengan tausiah tersebut bisa disampaikan ayat-ayat dalam Al-Qur’an

yang mengingatkan karyawan dan dosen untuk bekerja selalu tepat waktu (seperti yang terkandung dalam QS. Al-Ashr:1-3) yang berhubungan dengan meningkatkan layanan prima. Seperti selalu

senyum dalam melayani mahasiswa dan berpenampilan yang sopan, serta selalu menjaga kebersihan karena kebersihan adalah sebagian

dari iman. Bahkan perkembangan terakhir yang peneliti dapat dalam setiap acara yang diadakan, Rektor meminta masing-masing karyawan atau dosen harus mulai menyiapkan bahan untuk tausiah sehingga

apabila ditunjuk sewaktu-waktu untuk memberikan tausiah maka mereka sudah siap menyampaikan walau hanya satu ayat.

Pemberian tausiah yang dilakukan dalam setiap acara ataupun kegiatan

(31)

7 nilai-nilai keislaman yang harus ditonjolkan. Hal itu lebih bertujuan

agar para karyawan dan dosen dalam setiap menjalankan tugas dilandasi dengan keimanan dan ketaqwaan dalam mengemban amanah

Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah, yang meliputi pendidikan, pengajaran, penelitian, pengabdian pada masyarakat dan

Al-Islam Kemuhammadiyahan (Sumber: Renstra UM Lampung 2010).

Dalam upaya meningkatkan layanan yang optimal, pihak UM Lampung terus berupaya untuk menyederhanakan birokrasi disegala bidang. Dalam usaha untuk penguatan kelembagaan, maka diusahakan

perbaikan atas nilai akreditasi pada tiap-fakultas yang ada di UM Lampung, karena diharapkan semakin baik nilai akreditasi yang

diperoleh tiap fakultas maka akan semakin banyak masyarakat yang menyekolahkan anaknya di UM Lampung. Kemudahan untuk sistim pembayaran SPP, KKL, ataupun bersifat registrasi pembayaran

kegiatan lainnya, kini UM Lampung membuka sistim online pembayaran melalui Bank BNI 1946, dan BRI. Bahkan untuk

kemudahan mendapatkan informasi, maka UM Lampung telah membuka akses melalui internet, sehingga siapapun yang ingin mengetahui keberadaan UM Lampung dapat dengan mudah membuka

mengenai UM Lampung.

Atas dasar pemaparan yang ada diatas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut bagaimana pendapat mahasiswa UM Lampung dari adanya

(32)

8 itu peneliti mengambil judul penelitian dalam tesis ini “Hubungan

Gaya Komunikasi Universitas Muhammadiyah Lampung dengan

Peningkatan Kinerja Layanan Prima”.

1.2. Rumusan Masalah

Sejak didirikannya UM Lampung pada tahun 1987 hingga pada tahun 2009, mengalami perkembangan yang kurang signifikan. Ini bisa dilihat dari gedung perkuliahan yang kurang baik, sarana dan prasarana

perkuliahan yang sangat memprihatinkan, dan pelayanan yang diberikan kepada mahasiswa juga berkesan kurang memuaskan. Hal itu

tentu saja menyebabkan UM Lampung kurang mampu bersaing dalam memikat calon mahasiswa untuk mau melanjutkan studinya di UM

Lampung. Bahkan yang sangat memprihatinkan, masyarakat Lampung sendiri belum semuanya mengetahui keberadaan UM Lampung.

Dalam upaya memperbaiki pelayanan kepada para pengguna jasanya terutama mahasiswa Universitas Muhammadiyah Lampung,

Manajemen Universitas Muhammadiyah Lampung terus menerus mengadakan perbaikan disegala bidang, yang meliputi: bidang

akademik, bidang umum,bidang keuangan,bidang kepegawaian, bidang peralatan, dan bidang Humas dan Penmaru. Upaya peningkatan pelayanan tersebut tertuang dalam Program Kebijakan Layanan yang

(33)

9 Sejak tahun 2010, selain memperbaiki sarana dan prasarana UM

Lampung juga mensosialisasikan program kebijakan layanan optimal kepada dosen dan karyawan. Gaya komunikasi manajemen

Universitas Muhammadiyah Lampung untuk mensosialisasikan program kebijakan layanan optimal menggunakan berbagai macam

cara antara lain: menggunakan komunikasi organisasi, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, dan juga mengadakan tausiah disetiap memulai acara atau kegiatan yang diadakan dilingkungan

kampus Universitas Muhammadiyah lampung.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

Adakah hubungan positif dan signifikan antara Gaya komunikasi

Universitas Muhammadiyah Lampung dengan peningkatan

kinerja layanan prima?”.

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diungkapkan pada uraian diatas,

maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui adanya hubungan gaya komunikasi Universitas

Muhammadiyah Lampung dengan peningkatan kinerja layanan

(34)

10 2. Untuk menganalisa dan menjelaskan dari hasil perhitungan adanya

hubungan gaya komunikasi Universitas Muhammadiyah Lampung dengan peningkatan kinerja layanan prima.

1.4. Kegunaan Penelitian

1. Dilihat dari segi keilmuan, diharapkan dapat memberi sumbangan

pemikiran bagi penyelenggaran lembaga pendidikan dalam

meningkatkan kinerja layanan prima. Selain itu, diharapkan penelitian ini juga dapat menjadi bahan perbandingan bagi peneliti

lain.

2. Dilihat dari segi praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan

menjadi bahan masukan bagi perguruan tinggi yang ada di

(35)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hubungan Gaya Komunikasi Organisasi

2.1.1. Pengertian Hubungan Gaya Komunikasi Organisasi

Menurut Daryanto (1988:250), hubungan diartikan sebagai berkaitan, berkenaan, bersangkutan. Sedangkan menurut

Wikipedia dalam http://id.m.wikipedia.org/wiki/Hubungan, hubungan (bahasa Inggris: Relationship) adalah berkesinambungan interaksi antara dua orang atau lebih yang

memudahkan proses pengenalan satu akan yang lain.

Untuk gaya komunikasi organisasi, menurut peneliti adalah

bagaimana perilaku para pimpinan atau manajer suatu organisasi dalam menyampaikan pesan-pesannya kepada para bawahan/karyawannya dengan gaya bahasa, adat istiadat,

tingkat pendidikan, dan wawasan yang dimilikinya agar mampu menarik perhatian dan dimengerti oleh

bawahannya/karyawannya, sehingga tujuan organisasi dapat dipahami dan dilaksanakan dengan baik.

Hubungan Gaya komunikasi organisasi dari uraian diatas dapat

(36)

12 suatu situasi tertentu untuk menyampaikan pesan melalui :

kebijakan, komunikasi organisasi, dan komunikasi antarpribadi,

Dalam penelitian ini peneliti akan melihat dan menganalisa keterkaitan antara hubungan gaya komunikasi organisasi (dalam

hal ini Universitas Muhammadiyah Lampung) dengan peningkatan kinerja layanan prima karyawannya.

2.1.2. Komunikasi Organisasi

Menurut Rogers dan Rogers dalam Tubbs dan Moss (1996: 164-165), Organisasi didefinisikan sebagai suatu kumpulan (atau sistem) individu yang bersama-sama, melalui suatu hirarki

pangkat dan pembagian kerja. Jadi, Rogers dan Rogers memandang organisasi sebagai suatu struktur yang

melangsungkan proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dimana operasi dan interaksi diantara bagian yang satu dengan

yang lainnya dan manusia yang satu dengan yang lainnya berjalan secara harmonis, dinamis, dan pasti.

Komunikasi organisasi pada umumnya membahas tentang

struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi. Menurut Tubbs dan Moss (1996:166), ciri-ciri dari

(37)

13 organisasi yang mengharuskan para anggotanya bertindak sesuai

dengan peran yang diharapkan.

2.1.2.1. Proses Komunikasi Organisasi

Menurut Effendy (1994:122) proses komunikasi

organisasi terbagi dua, yaitu : komunikasi internal dan komunikasi eksternal.

a. Komunikasi Internal

Menurut Brennan dalam Effendy (1994:122), komunikasi internal sebagai pertukaran gagasan

diantara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas

disertai perukaran gagasan secara horizontal dan vertical didalam perusahan, sehingga pekerjaan

berjalan (operasi dan manajemen).

Sedangkan menurut peneliti, komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi antara atasan dan

bawahan, atau sebaliknya antara karyawan dengan atasan, atau antara karyawan dengan karyawan dalam suatu perusahaan.

(38)

14 i. Komunikasi Vertikal

Komunikasi vertical adalah komunikasi dari atas ke bawah, dan dari staf ke pimpinan dengan cara

timbale balik (two ways trafficcommunication). Dalam komunikasi vertical terbagi atas dua, yaitu :

a) Komunikasi vertical ke bawah (Downward

communication) Yaitu komunikasi dari atas ke bawah. contoh : pimpinan memberikan

instruksi, petunjuk, informasi, penjelasan, perintah, pengumuman, rapat, majalah intern.

b) Komunikasi vertical ke atas (Upward

Communication) Adalah komunikasi dari bawah ke atas. Contoh: staf memberikan laporan,

saran-saran, pengaduan, kritikan, kotak saran, dan sebagainya kepada pimpinan.

Komunikasi dalam bentuk ini membantu para manajer untuk selalu peka terhadap perasaan karyawan akan pekerjaan mereka, rekan kerja,

dan perusahaan pada umumnya. Para manajer perusahaan bergantung kepada komunikasi ini

untuk mendapatkan gagasan guna berhubungan dengan ide-ide tentang bagaimana

(39)

15 ii. Komunikasi horizontal

Komunikasi Horisontal adalah komunikasi mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf.

Berlangsung tidak formal,lain dengan komunikasi vertical yang formal. komunikasi tidak terjadi dalam suasana kerja, sehingga sering menimbulkan

desas-desus yang biasanya mengenai hal-hal yang menyangkut pekerjaan mereka atau tindakan

pimpinan yang merugikan mereka.

Menurut Goldhaber yang dikutip dari Tubbs dan Moss (1996:186), ada empat fungsi komunikasi

horizontal, yaitu:

a) Koordinasi tugas

b) Penyelesaian masalah

c) Berbagi informasi

d) Penyelesaian konflik

iii. Komunikasi Diagonal

(40)

16 b.Komunikasi Eksternal

Menurut Effendy (1994:128), komunikasi eksternal adalah komunikasi antara pimpinan organisasi

dengan khalayak diluar organisasi. Komunikasi eksternal terdiri dari dua jalur secara timbal balik,

yakni:

i. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak,

dan

ii. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi.

2.1.2.2. Efektifitas Komunikasi dalam Organisasi

Menurut Huseman, Logue, dan Fresley dalam Effendy (1994:130),agar efektif atau diterima karyawan,

komunikasi harus memenuhi persyaratan sebagai

berikut:

a. Pesan dapat dimengerti.

b. Pada saat keputusan diambil, karyawan percaya

bahwa komunikasi yang dilancarkan cocok dengan tujuan organisasi.

c. Komunikasi cocok dengan kepentingan pribadi

(41)

17 d. Secara mental dan fisik, karyawan mampu

melaksanakannya.

Dalam upaya meningkatkan layanan prima, para

pimpinan jajaran di Universitas Muhammadiyah Lampung, mensosialisasikan kebijakan layanan yang optimal kepada para karyawan dan dosen dengan

menggunakan kalimat-kalimat yang mudah dimengerti dan dipahami.

2.1.3. Komunikasi Antarpersona

2.1.3.1. Pengertian Komunikasi Antarpribadi

Menurut Devito dalam Effendy (2003:59-60),

pengertian komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) didefinisikan sebagai :

“Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa

umpan balik seketika “. (The process of sending and receiving messages between two persons, or among a small group of person, with some effect and some immediate feedback).

Pentingnya situasi komunikasi antarpribadi ialah karena prosesnya memungkinkan berlangsung secara dialogis

(42)

18 Dialogis adalah bentuk komunikasi antarpribadi yang

menunjukkan terjadinya interaksi. Dalam proses komunikasi dialogis Nampak adanya upaya dari para

pelaku komunikasi untuk terjadinya pengertian bersama (mutual understanding) dan empati. Disitu terjadi rasa

saling menghormati bukan disebabkan status social ekonomi, melainkan didasarkan pada anggapan bahwa masing-masing adalah manusia yang wajib, berhak,

pantas, dan wajar dihargai dan dihormati sebagai manusia.

Walaupun demikian derajat keakraban dalam

komunikasi antarpribadi dialogis pada situasi tertentu bisa berbeda. Komunikasi secara horizontal selalu

menimbulkan derajat keakraban yang lebih tinggi ketimbang komunikasi secara vertical.

2.1.3.2. Jenis-jenis Komunikasi Antarpribadi

Menurut Effendy (2003:62-63), secara teoritis komunikasi antarpribadi diklasifikasikan menjadi dua

jenis menurut sifatnya, yaitu:

a. Komunikasi diadik (dyadic communication)

Adalah komunikasi antarpribadi yang berlangsung

(43)

19 lagi komunikan yang menerima pesan. Oleh karena

pelakunya dua orang maka dialog yang terjadi berlangsung secara intens. Komunikator memusatkan

perhatiannya hanya kepada diri komunikan seorang itu.

b. Komunikasi triadic (triadic communication)

Adalah komunikasi antarpribadi yang pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni seorang komunikator

dan dua orang komunikan. Menurut peneliti, dalam komunikasi triadic, kedudukan komunikan lebih bersifat sebagai pendengar pesan-pesan yang

disampaikan komunikator.

2.1.4. Komunikasi Kelompok

2.1.4.1.Pengertian Komunikasi Kelompok

Menurut Effendy (1994:126-128), komunikasi kelompok ialah komunikasi antara seseorang dengan

sekelompok orang dalam situasi tatap muka. Seperti halnya dengan komunikasi antarpribadi, yang

dimaksudkan dengan komunikasi kelompok disini ialah komunikasi secara tatap muka, seperti: komunikasi yang terjadi dalam rapat, briving, brainstorming, dan

(44)

20 2.1.4.2. Jenis Komunikasi Kelompok

Menurut Effendy (1994:128), dalam komunikasi kelompok terdiri atas dua jenis, yaitu :

a. Komunikasi kelompok kecil (small group communication)

Ialah komunikasi antara seorang manajer atau administrator dengan sekelompok karyawan yang memungkinkan terdapatnya kesempatan bagi salah

seorang untuk memberikan tanggapan secara verbal. Dengan kata lain, seorang pemimpin dapat

melakukan komunikasi antarpribadi dengan salah seorang peserta kelompok.

Individu bersifat rasional sehingga setiap pesan yang

sampai kepadanya akan ditanggapi secara kritis. Contoh komunikasi kelompok kecil: ceramah

(lecture), diskusi panel, symposium, forum, seminar, curahsaran (brainstorming), dll.

b. Komunikasi kelompok besar (large group communication)

Ialah kelompok komunikan yang karena jumlahnya yang banyak, dalam suatu situasi komunikasi hampir

(45)

21 kemungkinannya bagi komunikator untuk berdialog

dengan komunikan. Contoh komunikasi kelompok besar adalah public speaking.

2.1.5. Pemberian Tausiah

Pada dasarnya manusia membutuhkan keseimbangan baik mental maupun spiritual. Menurut ajaran Islam berdasarkan

praktek Rasulullah, pendidikan akhlakul kharimah(akhlak mulia) adalah factor penting dalam membina suatu umat atau membangun suatu bangsa. Dengan agama dimana ia

menjalankan perintahNya, maka manusia akan menapaki kehidupan lebih baik karena ia secara tidak langsung sudah

dibentengi oleh nilai-nilai agama yang diyakininya.

Dijaman globalisasi yang penuh dengan persaingan, manusia terus dituntut untuk bisa mengikuti perkembangan dan

perubahan yang terjadi. Sehingga terkadang manusia kurang bisa mengendalikan dirinya untuk menerima perkembangan

dan perubahan. Dengan adanya tausiah, maka dapat disampaikan nilai-nilai agama Islam yang bertujuan untuk mengingatkan manusia bahwa Tuhan itu ada. Dan oleh sebab

itu maka manusia wajib menjalankan perintahNya dan meninggalkan semua laranganNya. Dengan tausiah maka

(46)

22 ayat-ayat alqur’an yang dapat diterapkan dalam kehidupan

manusia sehari-hari dan dalam tugas pekerjaannya sehari-hari.

Dalam acara yang dilakukan di UM Lampung, pendekatan

agama melalui tausiah selalu dihubungkan dengan tugas dan kewajiban manusia sebagai hamba Allah dan sebagai khalifah dibumi bekerja untuk mencari nafkah. Contohnya memberikan

tausiah tentang Qur’an Surat Al-Ashr (demi masa) yang

dihubungkan dengan bagaimana para karyawan dan dosen

untuk tepat waktu dalam kehadiran menjalankan tugas. Contoh lainnya adalah dengan menyelipkan pesan-pesan filosofi keagamaan, seperti : kebersihan adalah sebagian dari iman,

senyum adalah ibadah, bayarlah upah pekerjamu sebelum keringatnya mengering, dan sebagainya.

Pemberian Tausiah dilakukan oleh seseorang yang ditunjuk langsung oleh pemimpin dalam acara/kegiatan. Oleh karena itu, para dosen atau karyawan harus mempersiapkan diri dalam

setiap acara/kegiatan agar siap sewaktu-waktu ditunjuk untuk memberikan tausiah kepada para peserta kegiatan.

2.1.6. Gaya Komunikasi

2.1.6.1.Pengertian Gaya Komunikasi

Menurut West dan Turner (2010:13), gaya (style)

(47)

23 dalam cara tertentu. Gaya komunikasi atau

communication style akan memberikan pengetahuan kepada kita tentang bagaimana perilaku orang-orang

dalam suatu organisasi ketika mereka melaksanakan tindak berbagi informasi dan gagasan.

Setiap orang mempunyai karakteristik yang

berbeda-beda untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Hal tersebut mempengaruhi seseorang dalam cara

berkomunikasi baik dalam bentuk perilaku maupun perbuatan atau tindakan. Cara berkomunikasi tersebut

dinamakan gaya komunikasi.

Menurut Effendy (1989:348) mendefinisikan gaya komunikasi (The Communication Style) sebagai

seperangkat perilaku antarpribadi yang dapat digunakan dalam suatu situasi tertentu (A specialized set of interpersonal behaviors that are used in a given situation).

Masing-masing gaya komunikasi terdiri dari

sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan respon atau tanggapan tertentu dalam situasi tertentu pula. Kesesuaian dari satu gaya

(48)

24 2.1.6.2.Esensi Gaya Komunikasi

Dalam praktek komunikasi sehari-hari pada dasarnya terdapat banyak gaya komunikasi namun esensi utama

yang dikemukakan oleh Alo Liliweri (2011 : 311), yakni sebagai berikut:

a. Emotive style, yang menggambarkan gaya komunikasi seseorang selalu aktif namun lembut, mengambil inisiatif sosial, merangkum dengan ,

menyatakan pendapat secara emosional.

b. Director style, yang menyampaikan pendapatnya sebagai orang sibuk, kadang-kadang mengirimkan

informasi tetapi tidak memandang orang lain, yang tampil dengan sikap serius dan suka mengawasi

orang lain.

c. Reflektive style, yang suka mengontrol ekspresi emosi mereka, yang menunjukkan pilihan tertentu

dan memerintah, cenderung menyatakan pendapat dengan terukur, dan melihat kesulitan yang harus kita

ketahui.

d. Supportive style, yang diam dan tenang penuh

(49)

25 Pada dasarnya dari keempat gaya komunikasi di atas,

masing-masing memilki esensi yang berbeda-beda yakni bersifat mendukung, memerintah,

mengkoordinasi, terbuka dan juga memotivasi, yang sesuai dengan realitas kepribadian seseorang pada

umumnya.

2.1.6.3. Teori Gaya Komunikasi

Terdapat beberapa teori-teori yang mendukung dalam penelitian ini, yaitu teori yang menyangkut perilaku dan

meningkatkan kinerja. Berikut ini adalah teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Teori Gaya Dasar Kepempinan

Menurut Toha (2012:64), dalam hubungannya dengan perilaku pemimpin ada dua hal yang

biasanya dilakukan oleh pemimpin terhadap bawahannya atau pengikutnya, yakni:

a. Perilaku mengarahkan

Bentuk pengarahan dalam komunikasi satu arah ini antara lain, menetapkan peranan yang

seharusnya dilakukan bawahan, memberitahukan bawahan tentang apa yang

(50)

26 melakukan pengawasan secara ketat kepada

bawahannya.

b. Perilaku mendukung

Perilaku mendukung adalah sejauhmana seorang pemimpin melibatkan diri dalam komunikasi

dua arah, misalnya: mendengar, menyediakan dukungan dukungan dan dorongan, memudahkan interaksi,dan melibatkan para

bawahan dalam pengambilan keputusan.

2. Teori Hierarki (Abraham H. Maslow)

Menurut Maslow dalam Sarwono (2013:33), teori ini

mengemukakan bahwa kebutuhan manusia itu dapat diklasifikasikan ke dalam lima hierarki kebutuhan, yaitu sebagai berikut:

a. Kebutuhan fisiologis

Kebutuhan untuk mempertahankan hidup ini disebut

juga dengan kebutuhan psikologis, yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidup dari kematian. Kebutuhan ini merupakan tingkat paling dasar

berupa kebutuhan akan makan, minum, perumahan, pakaian, yang harus dipenuhi oleh seseorang dalam

(51)

27 yang mendorong orang untuk mengerjakan sesuatu

pekerjaan, dikarenakan dengan bekerja itu maka ia akan mendapatkan imbalan (uang, materi) yang akan

digunakan untuk pemenuhan kebutuhannya tersebut.

b. Kebutuhan rasa aman

Menurut Maslow, setelah kebutuhan tingkat dasar terpenuhi, maka seseorang berusaha memenuhi kebutuhannya yang paling tinggi, yaitu kebutuhan

akan rasa aman dan keselamatan. Kebutuhan ini akan dirasakan mendesak setelah kebutuhan pertama

terpenuhi. Dari contoh di atas, jelas bahwa setelah kebutuhan tingkat dasar terpenuhi, seseorang berusaha memenuhi kebutuhan ke tingkat yang lebih

di atas, yaitu keselamatan, keamanan diri, dan harta benda.

Upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk

memenuhi kebutuhan dan keamanan ini dapat melalui:

1) Memberikan perlindungan asuransi jiwa, terutama

bagi karyawan yang bekerja pada tempat rawan kecelakaan;

2) Memberi jaminan kepastian kerja, bahwa selama

(52)

28 PHK- kan, dan adanya jaminan kepastian

pembinaan karir.

c. Kebutuhan hubungan sosial

Kebutuhan sosial yang sering pula disebut dengan sosial needs, atau affiation needs, merupakan

kebutuhan tingkat ketiga dari Maslow. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk hidup bersama dengan orang lain. Kebutuhan ini hanya dapat terpenuhi

bersama masyarakat, dikarenakan pada dasarnya orang lainlah yang dapat memenuhinya, bukan berasal

dari diri sendiri. Misalnya: setiap orang normal butuh akan kasih saying, dicintai, dihormati, diakui keberadaannya, oleh orang lain.

d. Kebutuhan pengakuan

Setiap orang yang normal tentunya membutuhkan adanya penghargaan diri dan penghargaan prestise diri

dari lingkungannya. Semakin tinggi status dan kedudukan seseorang di dalam perusahaan, maka

semakin tinggi pula kebutuhan akan prestise diri yang bersangkutan. Penerapan pengakuan atau penghargaan diri ini biasanya terlihat dari kebiasaan

orang untuk menciptakan simbol-simbol, yang dengan simbol tersebut maka kehidupan terasa lebih berharga.

(53)

29 bahwa statusnya meningkat dan dirinya sendiri

disegani dan dihormati oleh orang lain.

e. Kebutuhan aktualisasi diri

Kebutuhan aktualisasi diri merupakan tingkat kebutuhan yang paling tinggi. Untuk memenuhi

kebutuhan puncak ini biasanya seseorang bertindak bukan atas dorongan orang lain, tetapi karena kesadaran dan keinginan diri sendiri. Dalam kondisi

ini seseorang ingin memperlihatkan kemampuan dirinya secara optimal di tempat masing-masing. Hal

tersebut terlihat pada kegiatan pengembangan kapasitas diri melalui berbagai cara seperti mengikuti diskusi, seminar, yang keikutsertaannya tersebut

bukan didorong untuk mendapatkan pekerjaan, tetapi sesuatu yang berasal dari dorongan ingin memperlihatkan bahwa adanya motivasi untuk

mengembangkan kapasitas prestasi yang optimal.

Dalam teori Maslow ini menjelaskan bahwa apabila

semua kebutuhan lainnya dapat terpenuhi secara memadai, karyawan akan termotivasi oleh kebutuhan

akan aktualisasi diri. Tentunya karyawan akan mencari makna dan perkembangan pribadi dalam pekerjaannya serta secara aktif menjalankan tanggung

(54)

30 2.1.6.4. Hubungan Gaya Komunikasi dengan Perilaku

Menurut West dan Turner (2010:13), Gaya komunikasi atau communication style akan memberikan pengetahuan kepada kita tentang bagaimana perilaku orang-orang dalam suatu organisasi ketika mereka

melaksanakan tindak berbagi informasi dan gagasan.

Dihubungkan dengan teori gaya dasar kepemimpinan, maka dalam hubungan gaya komunikasi dengan

perilaku, sebaiknya pemimpin menunjukkan perilaku yang banyak mengarahkan dan dan banyak memberi dukungan. Menurut Toha (2012:65), Pemimpin dalam

gaya seperti ini mau menjelaskan keputusan dan kebijaksanaan yang ia ambil dan mau menerima

pendapat dari bawahannya. Namun pemimpin dalam gaya ini tetap harus terus memberikan pengawasan dan

pengarahan dalam penyelesaian tugas-tugas bawhannya.

2.1.6.5. Hubungan Gaya Komunikasi dengan Kebijakan

Dalam fungsi komunikasi dalam organisasi menurut Effendy (1994:8), yang menyebutkan terdapat empat

fungsi komunikasi dimana salah satunya adalah fungsi informasi (to inform). Dalam fungsi informasi,

(55)

31 pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota

dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik (aktual dan

akurat) dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat

melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti.

Orang-orang dalam tataran manajemen (pada level

apapun) sangat membutuhkan informasi yang lengkap dan akurat untuk membuat suatu kebijakan organisasi

ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Jadi pada intinya dalam teori tersebut

menjelaskan bahwa seorang pemimpin dalam upaya mengatasi konflik yang terjadi dalam organisasi, dalam gaya komunikasi penyampaian pesannya kepada

anggota organisasi yang digunakan adalah dengan mengeluarkan kebijakan. Sehingga dari kebijakan yang

dikeluarkan bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi anggota organisasi dalam hal ini karyawan dalam

(56)

32 2.1.6.6.Hubungan Gaya Komunikasi dengan Komunikasi

Organisasi

Dalam suatu organisasi yang diantaranya terdapat

pimpinan dan bawahan tentunya memiliki peranan yang sangat kuat di dalam menjalankan fungsi dari organisasi tersebut. Gaya komunikasi seorang pimpinan tentu

sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu organisasi.

Menurut Effendy (1994: 116), pemimpin organisasi sebagai komunikator harus memilih salah satu dari berbagai metode dan teknik komunikasi yang

disesuaikan dengan situasi pada waktu komunikasi itu dilancarkan.

Dalam penelitian ini menurut peneliti gaya komunikasi dalam komunikasi organisasi, gaya komunikator dalam penyampaian pesan bagi organisasi yang umumnya

berkaitan dengan pembahasan tentang struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi

dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi haruslah disesuaikan dengan situasi pada waktu

(57)

33 2.1.6.7.Hubungan Gaya Komunikasi dengan Komunikasi

AntarPribadi

Menurut Liliweri (2011:308), dalam kerangka

komunikasi antarpribadi manusia berkomunikasi dengan (sekurang-kurangnya) tiga gaya (meskipun secara actual setiap orang bisa saja mempunya hampir

seribu “gaya komunikasi” yang berbeda), tetapi semua

komunikasi selalu dilakukan secara:

1. Visual

Komunikasi yang dilakukan secara visual ketika kita berjumpa dengan seseorang yang disebut sebagai

visual person maka mereka selalu berkomunikasi dengan bantuan gambar, image dan grafik.. sebagai

contoh “lihatlah”, “pandanglah” sehingga yang ada

didalam kosakata mereka dapat diartikan “saya melihat apa yang anda katakan”, “saya

menggambarkan bahwa dipertemuan ini ada diskusi

hebat”.

2. Auditorium

Komunikasi yang dilakukan secara auditory person

ketika kita berkumpul dengan beberapa orang tentunya dalam hal auditory person mereka akan menggunakan suara untuk berkomunikasi. Sebagai

(58)

34 Mereka berbicara dengan suara yang moderat dan

dengan irama tertentu seperti alunan musik.

3. Kinesika

Komunikasi yang dilakukan secara kinesthetic person, dimana ketika kita berjumpa dengan

seseorang, maka mereka menggunakan peradaban dan berbuat suatu tindakan tertentu untuk berkomunikasi. Sebagai contoh, eyes contact dan

hold yang digunakan pada saat berkomunikasi dengan frekuensi suara perlahan.

Berarti setiap individu memiliki variasi preferensi “gaya

komunikasi” dan orang lain yang dalam prakteknya

manusia tidak hanya mengandalkan satu gaya

berkomunikasi tetapi lebih dari satu.

Dalam penelitian ini menurut peneliti, gaya komunikasi dalam komunikasi pribadi berkaitan dengan komunikasi

antarpribadi, tausiah/ceramah, dan komunikasi kelompok, karena dilaksanakan secara tatap muka,

seperti: komunikasi yang terjadi dalam rapat, briving, brainstorming, sehingga memungkinkan terjadinya

(59)

35 2.1.7. Pimpinan sebagai Komunikator

Dalam penelitian ini, para pimpinan UM Lampung dikatakan sebagai manajer, juga sebagai komunikator. Menurut Effendy (1994:116) tentang manajer sebagai komunikator sebagai berikut:

“Sebagai komunikator, seorang pemimpin organisasi, manajer, atau administrator harus bisa memilih salah satu dari berbagai metode dan teknik komunikasi yang disesuaikan dengan situasi pada waktu komunikasi dilancarkan.”

Dalam hubungan itu menurut Mintzberg dalam Effendy ( 1994:116), menyatakan bahwa wewenang formal seorang manajer menyebabkan timbulnya tiga peranan antarpersona (Interpersonal Roles) yang pada gilirannya menyebabkan

adanya tiga peranan informasi (Informal Roles), dan pada gilirannya pula menyebabkan sang manajer melakukan peranan

memutuskan.

2.1.7.1. Peranan Antarpersona (Interpersonal Roles)

Wewenang formal seorang pemimpin organisasi secara

langsung akan menimbulkan 3 (tiga) peranan, yaitu: b. Peranan tokoh (figurehead role)

Seorang pemimpin organisasi melakukan tugas yang bersifat keupacaraan (ceremonial nature) baik dalam internal maupun eksternal organisasi

(60)

36 Seorang pemimpin organisasi bertanggungjawab atas

lancar tidaknya pekerjaan yang dilakukan bawahannya. Mulai dari tahapan manajemen;

penentuan kebijakan; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan , pengawasan dan

penilaian. Dalam konteks kepemimpinan, seorang pemimpin organisasi berkomunikasi efektif bila ia mampu membuat para anggota organisasi melakukan

kegiatan tertentu dengan kesadaran, kegairahan, dan kegembiraan, sehingga suasana kerja dapat

diharapkan hasil yang memuaskan. d. Peranan penghubung (liaison role)

Dalam peranannya sebagai penghubung, seorang

manajer melakukan komunikasi dengan orang-orang diluar jalur komando vertical, baik secara formal

maupu secara tidak formal.

2.1.7.2. Peranan Informasional (Informational Roles)

Peranan informasional tersebut meliputi

peranan-peranannya sebagai berikut:

a. Peranan Monitor (Monitor Roles)

(61)

37 pertanyaan kepada rekan-rekannya atau kepada

bawahannya, dan ia menerima informasi pula dari mereka tanpa diminta berkat kontak pribadinya yang

selalu dibinanya.

b. Peranan Penyebar (Disseminator Roles)

Pimpinan mengkomunikasikan informasi dari luar itu

langsung kepada bawahannya karena para karyawannya tidak banyak kesempatan untuk

memperoleh informasi dari luar, padahal banyak informasi dari luar yang penting artinya dan

manfaatnya bagi organisasi.

c. Peranan Jurubicara (Spokesman Roles)

Pimpinan harus mengkomunikasikan informasi

kepada orang-orang yang berpengaruh yang melakukan pengawasan terhadap organisasinya. Kepada khalayak diluar organisasinya (external

public) ia memberikan informasi dalam rangka mengembangkan organisasinya, dan meyakinkan

khalayak bahwa organisasi yang dipimpinnya telah melakukan tanggungjawab social sebagaimana

(62)

38 2.1.7.3. Peranan Memutuskan (Decisional Roles)

Satu hal yang jelas dalam studi karya manajerial ialah bahwa pimpinan memegang peranan yang sangat

penting dalam sistem pengambilan keputusan dalam organisasinya. Ada empat peranan yang dicakup oleh

peranan-peranan memutuskan, yaitu :

a. Peranan Wiraswasta (entrepreneur role)

Dalam kewiraswastaannya, seorang pimpinan

berusaha memajukan organisasinya dan mengadakan penyesuaian terhadap perubahan kondisi

lingkungannya. Dia senantiasa memandang kedepan untuk mendapat gagasan-gagasan baru.

b. Peranan Pengendali Gangguan (disturbance handle

role)

Seorang pimpinan dengan sendirinya menanggapi setiap tekanan yang menimpa dirinya. Dalam hal ini

perubahan yang terjadi diluar pengawasannya. Misalnya : kaum buruh mogok, para pelanggan

menghilang dan supplier menarik diri.

c. Peranan Penentu Sumber (resource allocator role)

(63)

39 siapa yang akan melaksanakan, dan bagaimana

pembagian pekerjaan dilangsungkan. Manajer juga mempunyai wewenang mengenai pengambilan

keputusan penting sebelum implementasi dijalankan.

d. Peranan Perunding (negotiator role)

Studi mengenai karya manajerial dalam taraf apapun

menunjukkan bahwa para manajer menggunakan waktunya yang banyak untuk perundingan.

2.2. Peningkatan Kinerja Layanan prima

1.2.1. Pengertian Kinerja

Menurut Sedarmayanti (2002:23), kinerja merupakan hasil kerja yang menyangkut input dan output pekerjaan, seperti kedisiplinan pegawai, kemampuan dan sikap pegawai dalam melakukan dan menyelesaikan pekerjaan, loyalitas dan tanggungjawab.

Sedangkan menurut Hasibuan (2000:176), kinerja adalah hasil dari interaksi antara motivasi kerja, kemampuan (abilities), dan

peluang (opportunities)

Menurut Prawirosentono (1999) dalam Sutrisno (2010:176), mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

karyawan adalah sebagai berikut :

(64)

40 c. Disiplin

d. Inisiatif

Berdasarkan uraian diatas, kinerja merupakan hasil kerja pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya

dalam organisasi atau perusahaan yang memiliki factor-faktor yang berpengaruh bagi kinerja pegawai.

1.2.2. Pengertian Layanan Prima

Setiap pengguna jasa akan selalu menginginkan kepuasan dalam pelayanan yang diberikan perusahaan dimana mereka membeli

atau menggunakan produk atau jasa dari perusahaan tersebut. Menurut Davidow dalam Kesuma (2009:30), pelayanan adalah

hal-hal yang jika ditetapkan terhadap sesuatu produk akan meningkat daya atau nilai terhadap pelanggan (Service is those things which added to a product, increase its utility of value to the customer).

Sedangkan pelayanan yang prima merupakan hal yang sangat

mendasar bagi perusahaan yang bergerak dibidang penjualan produk atau jasa. Karena dengan pelayanan yang baik maka

akan dapat memuaskan para pengguna jasa perusahaan tersebut. Dengan kepuasan yang dirasakan pengguna jasa,maka diharapkan mereka akan selalu menggunakan produk atau jasa

Gambar

Tabel 1 :  Sasaran dan Manfaat Layanan Prima
Tabel 2 : Definisi Operasional Hubungan gaya

Referensi

Dokumen terkait

Dengan pendidikan akhlak ini adalah bertujuan untuk membentuk pendidik, orang tua memiliki pemahaman yang baik tentang Akhlak Islam (Moral knowing), ruang

Satu unit kendaraan operasional yang dimiliki oleh Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Serang dirasakan belum cukup untuk menunjang kinerja dari Sub

Implikasi terhadap langkah-langkah yang diambil terhadap kemampuan profesional dapat berupa (1) pemberdayaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sebagai organisasi

Penelitian yang dilakukan di dua sekolah dasar Islam yang berkualitas di bawah Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) adalah Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Reformasi Administrasi Publik adalah suatu upaya perubahan yang dilakukan secara sadar dan terencana dari segala aspek

dari saluran nafas untuk mempertahankan bersihan jalan nafas. Batas karakteristiknya adalah tidak ada batuk, suara nafas tambahan,. perubahan frekuensi, perubahan irama

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa adalah dalam strategi pembelajaran ini siswa dituntut untuk turut serta dalam proses pembelajaran, memahami penjelasan materi yang

[r]