PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP
NEGERI 1 WINONG KABUPATEN PATI TAHUN 2015/2016
S K R I P S I
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Geografi
Oleh:
Probo Sri Sadhono
3201411070
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WINONG KABUPATEN PATI TAHUN 2015/2016, telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada:
Hari : Jum’at
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi dengan Judul Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati Tahun 2015/2016, telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Rabu
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar - benar
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat pada skripsi ini dikutip
atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Desember 2015
Probo Sri Sadhono
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto Hidup
Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Q.S Ar Ra’d ayat
11)
“Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba,
karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun
kesempatan untuk berhasil” (Mario Teguh).
Massa depan bangsa dan tanah air ada dalam genggaman para generasi muda
(penulis).
Persembahan
1. Orang tua Bapak Suwarno, S.Pd. dan Ibu Sri Sutiah, serta
adiku Febriana Nur Annisa terima kasih untuk kasih
sayang, motivasi dan doanya.
vi
PRAKATA
Alhamdulillah wasyukurilah puji serta syukur atas segala nikmat yang
Allah limpahkan kepada penulis sehingga penulis telah dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap
Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati Tahun
2015/2016 dengan lancar. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan
terselesaikan tanpa motivasi dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rohman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang,
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi
di Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Moh. Solehatul Mustofa M.A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Semarang, yang telah memberi kesempatan penulis melanjutkan studi
di Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.
3. Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto, M.Si., Ketua Jurusan Geografi yang telah
memberi ijin dalam menyusun skripsi.
4. Drs. Sunarko, M.Pd., sebagai pembimbing I yang dengan sabar membimbing
dan memberi arahan kepada penulis selama menyusun skripsi ini.
5. Drs. Sriyono, M.Si., sebagai pembimbing 2, sabar membimbing dan memberi arahan kepada penulis selama menyusun skripsi ini.
6. UPT Perpustakaan Universitas Negeri Semarang dan perpustakaan Jurusan
7. Bapak Drs. Teguh Sudadi selaku Kepala Sekolah beserta guru SMP Negeri 1
Winong, terima kasih untuk ijin penelitian dan kerjasamanya.
8. Bapak Samhudi, S.Pd. selaku Guru IPS di SMP Negeri 1 Winong.
9. Teman – teman Geografi Angkatan 2011.
10. Teman–teman kontrakan “Basmallah” ( Mas Syamsul, Mas Khamdan, Mas
Listyawan, Mas Ilham, Mas Rokhmad, Mas Maulana, Mas Prapto, Mas
Bagus, Mas Huda, Mas Doni dan Mas Heksa) terimakasih untuk motivasi dan
nasihatnya.
11. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Terima kasih untuk semuanya.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan penelitian Geografi.
Semarang, Desember 2015
viii
SARI
Probo Sri Sadhono. 2015 Pengaruh Kondisi Sosial ekonomi Orang Tua terhadap Hasil Belajar IPS Kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati Tahun 2015/2016. Skripsi. Jurusan Geografi. FIS. UNNES. Pembimbing I. Drs. Sunarko, M.Pd. Pembimbing II Drs. Sriyono, M.Si.
Kata Kunci: Pengaruh, Kondisi Sosial Ekonomi, Prestasi Belajar Geografi.
Keluarga merupakan lembaga sosial pertama yang dikenal oleh anak dan dalam keluarga ini dapat ditanamkan sikap-sikap yang dapat mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya. Keluarga bertanggung jawab menyediakan dana untuk kebutuhan pendidikan anak. Keluarga (orang tua) yang keadaan sosial ekonominya tinggi tidak akan banyak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolah anak, berbeda dengan orang tua yang keadaan sosial ekonominya rendah. Tujuan Penelitian ini adalah (1) Mengetahui kondisi sosial ekonomi orang tua siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati Tahun 2015/2016. (2) Mengetahui hasil belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati tahun pelajaran 2015/2016. (3) Mengetahui adanya pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua siswa terhadap hasil belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati tahun pelajaran 2015/2016.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 1 Winong tahun pelajaran 2015/2016 beserta orang tuanya yang terdiri dari dari 9 kelas dengan jumlah 284 siswa dan 284 orang tua siswa atau wali. Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 62 siswa dan 62 orang tua atau wali siswa. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan Proportional Random Sampling, yaitu diambil 20% untuk masing-masing kelas. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas (kondisi sosial ekonomi orang tua) dan satu variabel terikat (hasil belajar IPS). Metode pengambilan data digunakan metode angket dan metode dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa (1) keadaan kondisi sosial ekonomi 76% responden memiliki kondisi sosial ekonomi orang tua yang tergolong tinggi (baik).(2) Hasil belajar IPS sudah cukup baik dan harus ditingkatkan. (3) Pengaruh antara kondisi sosial ekonomi orang tua siswa SMP N 1 Winong terhadap hasil belajar IPS sebesar sebesar 6,647 signifikansi 0.000>2,00. Dengan demikian hipotesis kerja (Ha) yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif antara kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP N 1 Winong “diterima”.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAHAN KELULUSAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
PRAKATA ... vi
SARI ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Batasan Istilah ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kondisi Sosial Ekonomi ... 10
B. Faktor-faktor yang Menentukan Keadaan Sosial Ekonomi ... 11
1. Tingkat Pendidikan ... 11
2. Pendapatan Keluarga ... 15
3. Pemilikan Kekayaan atau Fasilitas ... 19
4. Jenis Tempat Tinggal ... 20
C. Belajar ... 21
E. Ilmu Pengetahuan Sosial ... 23
F. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi dengan Hasil Belajar ... 23
G. Penelitian yang Relevan ... 25
H. Kerangka Berpikir ... 27
I. Hipotesis ... 29
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian ... 30
B. Sampel dan Teknik Sampling ... 30
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 31
D. Alat danTeknik Pengumpulan Data ... 32
1. Teknik Angket ... 33
2. Teknik Dokumentasi ... 35
3. Teknik Observasi ... 35
E. Validitas dan Reabilitas Alat ... 35
F. Teknik Analisis Data ... 36
1. Deskriptif Presentatif ... 37
2. Analisis Regresi Sederhana ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 41
1. Sejarah SMP Negeri 1 Winong ... 41
2. Lokasi Penelitian ... 41
3. Kondisi Sekolah ... 44
B. Hasil Penelitian ... 46
1. Analisis Deskriptif Presentase Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua ... 47
3. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Tahun
2015/2016 ... 57
a. Uji Normalitas Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua ... 57
b. Uji Normalitas Data Hasil Belajar ... 58
c. Analisi Regresi Sederhana ... 59
d. Uji Keberartian Koefisien Korelasi (Uji t) ... 59
e. Koefisien Determinasi ... 60
C. Pembahasan ... 60
BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 63
B. Saran ... 63
DAFTAR PUSTAKA ... 65
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Golongan Pendapatan ... 19
Tabel 3.1. Jumlah Populasi ... 30
Tabel 3.2. Pengambilan Sampel Penelitian ... 31
Tabel 3.3. Perhitungan Deskriptif Presentase ... 39
Tabel 4.1. Distribusi Latar Belakang Pendidikan Orang Tua ... 48
Tabel 4.2. Distribusi Latar Belakang Pendidikan Suami (ayah) ... 48
Tabel 4.3. Distribusi Latar Belakang Pendidikan Istri (ibu) ... 49
Tabel 4.4. Distribusi Pendapatan Bersih Keluarga ... 50
Tabel 4.5. Distribusi Jenis Tempat Tinggal ... 51
Tabel 4.6. Distribusi Lantai Dasar Rumah atau Tempat Tinggal ... 52
Tabel 4.7. Distribusi Tipe atau Ukuran Rumah ... 53
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Berfikir Penelitian ... 28
Gambar 3.1 Peneliti membagi angket kepada responden (siswa) ... 33
Gambar 3.2 Responden mengisi angket ... 34
Gambar 3.3 Peneliti membagi angket kepada responden (orang tua siswa) ... 34
xiv
LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Nilai Ulangan Harian dan Nilai Ulangan Tengah Semester ... 68
Lampiran 2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 69
Lampiran 3. Instrumen Penelitian ... 70
Lampiran 4. Uji Normalitas Data Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua ... 77
Lampiran 5. Uji Normalitas Data Hasil Belajar ... 78
Lampiran 6. Analisis Regresi Sederhana ... 79
Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian ... 84
Lampiran 8. Surat Keterangan Telah Selesai Melakukan Penelitian ... 85
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang.
Tuntutan masyarakat semakin kompleks dan persaingan semakin ketat,
terlebih dalam menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas, sehingga
perlu disiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu upaya
meningkatkan sumber daya manusia adalah melalui jalur pendidikan.
Pendidikan merupakan salah satu faktor utama dan diyakini mampu untuk
meningkatkan sumber daya manusia sehingga dapat menciptakan manusia
produktif yang dapat memajukan bangsanya, (Kunaryo, 2000:21). Pendidikan
dalam arti luas mengandung pengertian mendidik, membimbing, mengajar
dan melatih. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan
belajar merupakan kegiatan paling pokok.
Tujuan pendidikan nasional berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
sebagai berikut : Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan
pendidikan yang hendak dicapai pemerintah Indonesia adalah mencerdaskan
mengadakan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh
Rakyat Indonesia. Hal ini sesuai dengan bunyi pasal 31 ayat 1 UUD 1945,
yang menyatakan bahwa: “Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan
pengajaran”.
Seorang guru perlu menyadari bunyi dan isi pasal ayat Undang-Undang
Dasar tersebut, setiap murid berhak mendapatkan pengajaran yang sama.
Dalam tugasnya sehari-hari, guru dihadapkan pada suatu permasalahan yaitu
ia harus memberi pengajaran yang sama kepada murid yang berbeda-beda.
Perbedaan itu berasal dari lingkungan kebudayaan, lingkungan sosial, jenis
kelamin dan lain-lain.
Salah satu tujuan siswa bersekolah adalah untuk mencapai hasil belajar
yang maksimal sesuai dengan kemampuannya. Penyelenggaraan pendidikan
dilaksanakan melalui 2 (dua) jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur
pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan
yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara
berjenjang dan berkesinambungan. Jalur pendidikan luar sekolah merupakan
pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar
mengajar yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan. Pendidikan
keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang
diselenggarakan dalam keluarga yang memberi keyakinan agama, nilai
budaya, nilai moral dan keterampilan (Undang-Undang Republik Indonesia
penting dalam pendidikan, sehingga latar belakang keluarga harus
diperhatikan agar keberhasilan pendidikan dapat dicapai secara maksimal.
Keberhasilan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara
keluarga (orang tua), anggota masyarakat dan pemerintah. Pemerintah dan
masyarakat menyediakan tempat untuk belajar yaitu sekolah. Sekolah
menampung peserta didiknya dari berbagai latar belakang atau kondisi sosial
ekonomi yang berbeda.
Keluarga merupakan lembaga sosial pertama yang dikenal oleh anak dan
dalam keluarga ini dapat ditanamkan sikap-sikap yang dapat mempengaruhi
perkembangan anak selanjutnya. Keluarga bertanggung jawab penuh dalam
menyediakan dana dan kebutuhan pendidikan anaknya. Keluarga (orang tua)
yang keadaan sosial ekonominya tinggi tidak akan banyak mengalami
kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolah anak, berbeda dengan orang
tua yang keadaan ekonominya rendah. Dalam kegiatan belajar, anak akan
memerlukan sarana penunjang belajar yang seringkali harganya mahal. Bila
kebutuhannya tidak terpenuhi, maka akan menjadi penghambat bagi anak
dalam pembelajaran.
Keadaan yang demikian terjadi juga di SMP Negeri 1 Winong, dimana
sekolah ini menampung peserta didik dari berbagai macam latar belakang
ekonomi orang tua yang berbeda. Keragaman latar belakang ekonomi orang
tua tersebut dapat berpengaruh pula pada kemampuan membiayai pendidikan
anak-anaknya, sehingga keadaan sosial ekonomi orang tua merupakan salah
Sekolah sebagai salah satu pusat pendidikan berupaya meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan siswa. Akan tetapi keberhasilan proses
belajar mengajar banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam
maupun luar diri siswa. Salah satu faktor yang akan penulis teliti adalah
faktor dari luar siswa yaitu faktor tingkat sosial ekonomi orang tua. Bahar
(1989 : 137) menyatakan: “Hasil belajar siswa mempunyai korelasi yang
kuat. Sebab kebutuhan anak yang berkenaan dengan pendidikan selalu
membutuhkan ekonomi orang tua”.
Orang tua memegang peranan penting bagi pendidikan anaknya yaitu
sebagai pendidik yang pertama dan sebagai penyandang dana dalam
memenuhi kebutuhan anak untuk pendidikan. Orang tua (keluarga) harus
mengeluarkan biaya khusus untuk anaknya. Keluarga yang mempunyai
penghasilan tinggi dalam memenuhi kebutuhan anaknya tidak akan banyak
mengalami kesulitan, berbeda dengan keluarga yang mempunyai penghasilan
rendah. Dalam konteks sosial ekonomi keluarga, tidak terlepas pula aspek
pendapatan keluarga yang merupakan andalan dalam memenuhi kebutuhan
pendidikan. Biaya pendidikan anak yang meliputi iuran BP3 tiap bulan,
pakaian seragam, transportasi, uang saku setiap hari, dan lain-lain akan dapat
terpenuhi apabila didukung oleh keadaan sosial ekonomi keluarga yang baik.
Dengan demikian, pendapatan atau penghasilan orang tua turut menentukan
pula kemampuan pembiayaan yang harus dipikul orang tua guna memenuhi
Dari pengamatan peneliti bahwa peserta didik SMP Negeri 1 Winong
berasal dari kondisi sosial ekonomi yang berbeda, seperti : tingkat
pendidikan, pendapatan, kekayaan yang dimiliki, dan tempat tinggal sehingga
peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh antara kondisi sosial ekonomi
orang tua terhadap hasil belajar.
Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti
mengambil judul skripsi : “PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI
ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 1 WINONG KABUPATEN PATI TAHUN 2015/2016”.
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti mengangkat rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana kondisi sosial ekonomi orang tua siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Winong Kabupaten Pati tahun pelajaran 2015/2016?
2. Bagaimana hasil belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Winong Kabupaten Pati tahun pelajaran 2015/2016?
3. Apakah ada pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua siswa terhadap
hasil belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Winong Kabupaten Pati tahun pelajaran 2015/2016?
Berdasarkan judul dan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka
penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui kondisi sosial ekonomi orang tua siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Winong Kabupaten Pati Tahun 2015/2016.
2. Mengetahui hasil belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas VIII
SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati tahun pelajaran 2015/2016.
3. Mengetahui pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua siswa
terhadap hasil belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Winong Kabupaten Pati tahun pelajaran 2015/2016.
D. Manfaat Penelitian
Dalam suatu penelitian diharapkan mampu menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat. Adapun manfaat yang peneliti harapkan dari hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis :
a. Untuk menambah wawasan khasanah dunia pendidikan, khususnya
mengenai hasil belajar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) yang ditinjau dari
kondisi sosial ekonomi keluarga.
b. Untuk pengembangan ilmu hhususnya ilmu pendidikan.
c. Untuk menjadi bahan perbandingan, pertimbangan, dan pengembangan
pada penelitian di masa mendatang.
a. Untuk bahan pengambilan kebijakan oleh pihak-pihak yang
berkompeten atau pemerintah dalam menyusun kebijakan yang terkait
dengan dunia pendidikan.
E. Batasan Istilah
Penelitian ini menggunakan istilah-istilah yang berhubungan dengan
sosial ekonomi keluarga dengan prestasi belajar siswa. Sehubungan dengan
ini untuk menghindari adanya kesalahan penafsiran, maka berikut penegasan
istilah pada penelitian ini :
1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau
benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang,
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2014).
Bila ditinjau dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pengaruh yang diharapkan dalam penelitian ini adalah daya yang ada atau
timbul antara variabel dalam penelitian ini, yaitu : kondisi sosial ekonomi
orang tua terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Winong Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2015/2016.
2. Kondisi Sosial dan Ekonomi
Kondisi sosial adalah keadaan masyarakat suatu negara pada saat
tertentu. Ekonomi diartikan sebagai pemanfaatan uang, tenaga, waktu,
penelitian ini adalah keadaan atau latar belakang dari suatu keluarga yang
berkaitan dengan pendidikan dan pendapatan keluarga.
a. Pendidikan
Pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan adalah aktivitas dan
usaha untuk meningkatkan kepribadian dengan jalan membina
potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, cipta, rasa, dan hati
nurani) serta jasmani (panca indera dan keterampilan-keterampilan).
b. Pendapatan Keluarga
Pendapatan adalah jumlah semua pendapatan kepala keluarga
maupun anggota keluarga lainnya yang diwujudkan dalam bentuk
uang atau barang. Pendapatan merupakan salah satu faktor penentu
terhadap tingkat kesejahteraan suatu masyarakat, tingkat pendapatan
masyarakat pada suatu daerah merupakan salah satu indikator untuk
melihat kondisi sosial ekonominya. Tinggi rendahnya tingkat
pendapatan dapat menunjukkan tinggi rendahnya keadaan sosial
ekonomi masyarakat tertentu.
Berdasarkan penelitian yang telah saya lakukan yang dimaksud
dengan orang tua siswa adalah ayah, ibu, atau wali yang bertanggung
jawab atas pendidikan anaknya. Bertanggung jawab dalam arti mencukupi
semua fasilitas penunjang pendidikan siswa.
4. Hasil Belajar IPS
Pengertian dari hasil belajar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dalam
penelitian ini adalah hasil yang dicapai setelah mengikuti kegiatan belajar
mengajar pada mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dengan
melihat nilai rata-rata ulangan harian mata pelajaran IPS dan nilai Ujian
Tengah Semester 1 Kelas VIII tahun 2015/2016.
5. SMP Negeri 1 Winong
Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan jenjang pendidikan
kedua secara formal yang ditempuh selama minimal 3 tahun, dimulai dari
kelas VII hingga kelas IX. Usia dalam Sekolah Menengah Pertama ini
berkisar antara 12-15 tahun. SMP Negeri 1 Winong berlokasi di Jalan
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kondisi Sosial Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi setiap orang tentu berbeda-beda dan bertingkat,
ada yang keadaan sosial ekonomi keluarga tinggi, sedang dan rendah.
Menurut Soerjono Soekanto (2001:34) sosial ekonomi adalah posisi
seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti
lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam
hubungannya dengan sumber daya.
Begitu juga dengan yang dikemukakan oleh Soekanto Soerjono
(1982:210) tentang pengertian kedudukan (status) dan kedudukan sosial
(social status) sebagai berikut :
“Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu
kelompok sosial. Kedudukan sosial artinya adalah tempat seseorang secara
umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti
lingkungan pergaulan, prestisenya dan hak-hak serta
kewajiban-kewajibannya. Unruk lebih mudah mendapatkan pengertian, kedua istilah
tersebut di atas akan dipergunakam dalam arti yang sama dengan
digambarkan dengan istilah “kedudukan” (status) saja”.
Kedudukan, sebagaimana lazim dipergunakan mempunyai arti tempat
seseorang dalam suatu pola tertentu. Dengan demikian, seseorang dikatakan
dalam berbagai pola kehidupan. Pengertian tersebut menunjukkan tempatnya
sehubungan dengan kerangka masyarakat, secara menyeluruh. Misalnya tuan
X sebagai warga masyarakat, merupakan kombinasi dari segenap
kedudukannya sebagai guru, kepala sekolah, sebagai suami, sebagai ayah dari
anak-anaknya dan seterusnya.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan pengertian
keadaan sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah kedudukan atau posisi
seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan, pemilikan kekayaan atau fasilitas serta jenis tempat tinggal.
B. Faktor-faktor yang Menentukan Keadaan Sosial Ekonomi
Berdasarkan kodrat-Nya, manusia dilahirkan memiliki kedudukan yang
sama dan sederajat, akan tetapi sesuai dengan kenyataannya setiap manusia
yang menjadi warga suatu masyarakat, senantiasa mempunyai status atau
kedudukan dan peranan. Ada beberapa faktor yang dapat menentukan tinggi
rendahnya keadaan sosial ekonomi orang tua di masyarakat, diantaranya
tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, pemilikan kekayaan, dan partisipasi
dalam aktivitas kelompok dari komunitasnya. Dalam hal ini uraian dibatasi
hanya 4 faktor yang menentukan yaitu : tingkat pendidikan, pendapatan,
kepemilikan kekayaan dan jenis tempat tinggal.
1. Tingkat Pendidikan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 20 Tahun
pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta
didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan.
Pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, masyarakat,
bangsa dan negara. Pendidikan adalah aktivitas dan usaha untuk
meningkatkan kepribadian dengan jalan membina potensi-potensi
pribadinya, yaitu rohani (pikir, cipta, rasa, dan hati nurani) serta jasmani
(panca indera dan keterampilan-keterampilan).
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 20 Tahun
2003 pasal 3, pendidikan bertujuan untuk “Mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan bertanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan”. Untuk mencapai tujuan tersebut,
pendidikan diselenggarakan melalui pendidikan sekolah (pendidikan
formal), pendidikan luar sekolah (pendidikan non formal). Jalur
pendidikan sekolah (pendidikan formal) terdapat beberapa jenjang yang
a. Pendidikan Pra Sekolah
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor.27 Tahun 1990 Pasal 1
ayat 1, pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di
luar lingkungan sebelum memasuki pendidikan dasar, yang
diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau jalur pendidikan
luar sekolah.
b. Pendidikan Dasar
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor. 28 Tahun 1990 Pasal 1
ayat 1, pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang lamanya
sembilan tahun, diselenggarakan selama enam tahun di Sekolah
Dasar dan tiga tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau
satuan pendidikan yang sederajat.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor. 28 Tahun 1990 Pasal 3
Tentang Tujuan Pendidikan Dasar disebutkan bahwa pendidikan
dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada
peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi,
anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta
mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan
menengah.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor. 29 Tahun 1990 Pasal 1
ayat 1, pendidikan menengah adalah pendidikan yang
diselenggarakan bagi lulusan pendidikan dasar.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor. 29 Tahun 1990 Pasal 2,
Pendidikan menengah bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi
dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan kesenian.
d. Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah
yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau
profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, atau
menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian
(Kunaryo,2000).
Dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat pendidikan orang
tua dapat dilihat dari lamanya orang tua sekolah. Semakin lama
orang tua bersekolah semakin tinggi tingkat jenjang pendidikannya.
Cohtohnya, orang tua yang hanya bersekolah selama 6 tahun dapat
diartikan bahwa orang tua tersebut hanya bersekolah dalam jenjang
sekolah dasar saja, berbeda dengan orang tua yang sekolahnya
mencapai 12 tahun dapat diartikan bahwa orang tua tersebut telah
menengah pertama selama 3 tahun, dan di sekolah menengah atas
selama 3 tahun. Tingkat pendidikan orang tua sangat berpengaruh
terhadap kelanjutan sekolah anak mereka. Orang tua yang memiliki
pendidikan tinggi dapat terus memberikan motivasi kepada anak
mereka dengan baik dan benar. Bahkan anak mereka dituntut
minimal setara dengan pendidikan yang orang tua mereka pernah
menempuh jenjang pendidikan.
2. Pendapatan Keluarga
Pendapatan adalah jumlah semua pendapatan kepala keluarga
maupun anggota keluarga lainnya yang diwujudkan dalam bentuk uang
atau barang. Penduduk yang telah bekerja akan menerima hasil kerja
mereka yang disebut dengan upah / gaji. Pada dasarnya system
pengupahan mengandung tiga prinsip yaitu : pemberian imbalan atas
nilai kerja, penyediaan investasi, jaminan kebutuhan hidup (Priyono,
1981 :22)
Sistem pengupahan juga berfungsi sebagai alat perangsang untuk
meningkatkan kualitas prestasi kerja. Sehingga tingkat upah dibuat
berbeda dengan kemampuannya, karyawan yang mempunyai
kemampuan lebih tinggi dapat memperoleh upah yang lebih tinggi pula.
Di samping itu tingkat pengupahan juga dapat mendorong kreatifitas
pegawai dengan memberikan imbalan dan penghargaan atas
Pendapatan merupakan salah satu faktor penentu terhadap tingkat
kesejahteraan suatu masyarakat, tingkat pendapatan masyarakat pada
suatu daerah merupakan salah satu indikator untuk melihat kondisi sosial
ekonominya. Tinggi rendahnya tingkat pendapatan dapat menunjukkan
tinggi rendahnya keadaan sosial ekonomi masyarakat tertentu.
Berdasarkan jenisnya, Biro Pusat Statistik membedakan pendapat
menjadi dua yaitu :
a. Pendapatan berupa barang
Pendapatan berupa barang merupakan segala penghasilan yang
bersifat regular dan biasa, akan tetapi tidak selalu berupa balas jasa
dan diterima dalam bentuk barang atau jasa.
b. Pendapatan berupa uang
Berdasarkan bidang kegiatannya, pendapatan meliputi
pendapatan sektor formal dan pendapatan sektor informal.
1) Pendapatan sektor formal adalah segala penghasilan baik berupa
barang atau uang yang bersifat regular dan diterimakan biasanya
balas jasa atau kontrasepsi di sektor formal yang terdiri dari :
a) Pendapatan berupa uang, meliputi : gaji, upah dan
penghasilan infestasi.
b) Berupa barang yang meliputi : beras, pengobatan,
2) Pendapatan sektor informal adalah segala penghasilan baik
berupa barang maupun uang yang diterima sebagai balas jasa
atau kontraprestasi di sektor informal yang terdiri dari :
a) Pendapatan dari usaha sendiri yaitu hasil bersih usaha yang
dilakukan sendiri, komisi dan penjualan dari hasil kerajinan
rumah.
b) Pendapatan dari hasil infestasi
c) Pendapatan yang diperoleh dari keuntungan sosial
Selanjutnya dijelaskan bahwa penghitungan pendapatan
(penghasilan) suatu masyarakat seringkali sulit untuk dilakukan.
Oleh karena itu untuk mengetahui penghasilan keluarga dapat
diwakili oleh pengeluarannya. Pengeluaran rumah tangga dapat
digolongkan menjadi dua macam:
1) Pengeluaran untuk makan
2) Pengeluaran bukan untuk makan/non makan, misalnya untuk
perumahan, aneka barang dan jasa, pendidikan, kesehatan,
pakaian, barang tahan lama, pajak dan asuransi, dan keperluan
untuk pesta dan upacara (BPS Kabupaten Pati, 2010:18)
Pengeluaran untuk makan adalah yang paling pokok dan harus
dipenuhi. Sisa dari pengeluaran untuk makan inilah yang digunakan
untuk pengeluaran bukan makan. Dapat dikatakan bahwa ada
besar pula pendapatan atau dana yang terkumpul untuk pengeluaran
bukan makan.
Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi keluarga setelah
kebutuhan pokok lain seperti pangan, sandang, papan, dan
kesehatan. Oleh sebab itu, bila diperoleh sisa penghasilan keluarga
untuk pengeluaran bukan makan, pada umumnya keluarga tersebut
akan menggunakan antara lain untuk perumahan, kesehatan, sedang,
serta biaya pendidikan. Kesimpulan dari pendapat tersebut adalah:
1) Pendapatan keluarga dapat berupa pendapatan formal dan
informal.
2) Pendapatan keluarga dapat diwakili oleh pengeluarannya yang
meliputi pengeluaran untuk makan dan pengeluaran bukan untuk
makan.
Pendapatan orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah penghasilan berupa uang yang diterima sebagai balas jasa
dari kegiatan baik di sektor formal maupun sektor informal
selama satu bulan dalam bentuk satua rupiah.
3) Pendapatan keluarga dapat berupa uang, barang, atau jasa
Pendapatan orang tua berupa uang yang diterima sebagai
balas jasa dari kegiatan baik sektor formal dan informal selama
satu bulan dalam satuan rupiah.
Besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh penduduk
dipengaruhi oleh keadaan penduduk sendiri dalam melakukan
berbagai macam kegiatan sehari-hari.
Pendapatan yang diterima penduduk dapat digolongkan
berdasarkan 4 golongan yaitu:
Tabel 2.1. Golongan pendapatan
No Golongan Pendapatan
1 Rendah <Rp 500.000
2 Sedang Rp 500.000 < Rp 1.000.000
3 Tinggi Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000
4 Sangat Tinggi >Rp 2.000.000
Sumber.BPS Kab. Pati 2014
Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan
bersih. Pendapatan bersih merupakan pendapatan yang sudah digunakan
untuk pengeluaran pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Semakin banyak
pendapatan bersih yang diterima semakin banyak juga pendapatan yang
digunakan untuk menabung. Pada tabel diatas menunjukkan bahwa
pendapatan yang rendah dalam keluarga yaitu kurang dari Rp 500.000
perbulan. Pendapatan keluarga dikatakan cukup berkisar dari Rp 500.000
sampai dengan Rp 1.000.000. Pendapatan yang tinggi berkisar dari Rp
1.000.000 sampai dengan Rp 2.000.000. dan yang terakhir penggolongan
pendapatan dikatakan sebagai pendapatan yang tinggi yaitu pendapatan
3. Pemilikan Kekayaan atau Fasilitas
Pemilikan kekayaan atau fasilitas adalah kekayaan dalam bentuk
barang-barang dimana masih bermanfaat dalam menunjang kehidupan
ekonominya. Fasilitas atau kekayaan itu antara lain:
a. Barang-barang berharga
Menurut Abdulsyani (1994), bahwa pemilikan kekayaan yang
bernilai ekonomis dalam berbagai bentuk dan ukuran seperti
perhiasan, televisi, kulkas dan lain-lain dapat menunjukkan adanya
pelapisan dalam masyarakat.
Dalam penelitian ini barang-barang dapat menunjukkan keadaan
sosial ekonomi seseorang. Barang-barang yang berharga tersebut
antara lain tanah, sawah, rumah dan lain-lain. Barang-barang
tersebut bisa digunakan untuk membiayai pendidikan anak. Semakin
banyak kepemilikan harta yang bernilai ekonomi dimiliki orang tua
maka akan semakin luas kesempatan orang tua untuk dapat
menyekolahkan anak-anaknya, dan orang tua dapat mencukupi
semua fasilitas belajar anak, sehingga dapat memotivasi anak untuk
berprestasi.
b. Jenis-jenis kendaraan pribadi.
Kendaraan pribadi dapat digunakan sebagai alat ukur tinggi
mempunyai mobil akan merasa lebih tinggi tingkat sosial
ekonominya dari pada orang yang mempunyai sepeda motor.
4. Jenis Tempat Tinggal
Menurut Kaare Svalastoga dalam Aryana untuk mengukur tingkat
sosial ekonomi seseorang dari rumahnya, dapat dilihat dari:
a. Status rumah yang ditempati, bisa rumah sendiri, rumah dinas,
menyewa, menumpang pada saudara atau ikut orang lain.
b. Kondisi fisik bangunan, dapat berupa rumah permanen, kayu dan
bambu. Keluarga yang keadaan sosial ekonominya tinggi, pada
umumnya menempati rumah permanent, sedangkan keluarga yang
keadaan sosial ekonominya menengah kebawah menggunakan semi
permanen atau tidak permanen.
c. Besarnya rumah yang ditempati, semakin luas rumah yang ditempati
pada umunya semakin tinggi tingkat sosial ekonominya.
Rumah dapat mewujudkan suatu tingkat sosial ekonomi bagi
keluarga yang menempati. Apabila rumah tersebut berbeda dalam hal
ukuran dan kualitas rumah. Rumah yang dengan ukuran besar, permanen
dan milik pribadi dapat menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonominya
tinggi berbeda dengan rumah yang keil, semi permanen dan menyewa
menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonominya rendah.
Pengertian belajar secara psikologis yaitu belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhannya (Slameto, 2010:2).
Belajar juga dapat diartikan suatu proses usaha yang dilakukan
seseoranguntuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Belajar yang nyaman dapat didukung dengan tempat belajar yang tenang,
jangan sampai diganggu oleh perangsang-perangsang di sekitar. Belajar
diperlukan konsentrasi pikiran, jangan sampai belajar sambil mendengarkan.
Sebelum memulai pelajaran harus disediakan segala sesuatu yang diperlukan,
seperti : kelengkapan buku pelajaran yang dimiliki, kelengkapan alat tulis,
sehingga belajar tidak terputus-putus dan dan tidak terganggu. Meja tulis
yang harus bersih dan rapi dapat menjdikan belajar yang nyaman dan tenang
sehingga konsentrasi belajar yang maksimal dan pelajaran yang dipelajari
dapat dipahami (Slameto, 2010:77).
D. Hasil Belajar
Hasil Belajar / prestasi belajar asalah hasil yang telah dicapai oleh siswa
setelah siswa mengikuti pelajaran tertentu (Purwanto, 1988:31). Hasil belajar
adalah hasil yang dicapai oleh siswa dalam usaha atau kegiatan menguasai
Adapun yang dimaksud dengan hasil belajar IPS (Ilmu Pengetahuan
Sosial) dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Winong
setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar mata pelajaran IPS (Ilmu
Pengetahuan Sosial). Hasil belajar dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian
siswa mata pelajaran IPS kelas VIII semester 1 tahun pelajaran 2015 / 2016.
E. Ilmu Pengetahuan Sosial
IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) adalah hasil kombinasi atau hasil
pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi,
ekonomi, sosiologi, antropologi dan politik, (Saidiharjo, 1966:4).
Menurut Nasution Sumaatmadja (2002:123) bahwa IPS ada suatu
program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya
mempersoalkan manusia dan lingkungan alam fisik maupun lingkungan
sosialnya yang bahannya diambil dari ilmu sosial seperti: geografi, sejarah,
ekonomi, antropologi, sosiologi, ilmu politik dan psikologi.
Ilmu Pengetahuan Sosial dapat diartikan sebagai perpaduan dari berbagai
ilmu sosial yang disatukan untuk mencapai tujuan intraksional disajikan
dalam kumpulan ilmu sosial yang ada dan berbagai masalah sosial untuk
dapat memperoleh pemecahannya serta disesuaikan bagi pengguna program
studi pendidikan. Yang dimaksud dengan hasil belajar IPS (Ilmu Pengetahuan
kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
dengan melihat nilai rata-rata nilai ulangan harian mata pelajaran IPS yang
telah dilaksanakan.
F. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi dengan Hasil Belajar Siswa
Keadaan ekonomi keluarga mempengaruhi hasil belajar anak (Kartini,
1985:5). Keluarga dengan pendapatan cukup atau tinggi pada umumnya akan
lebih memenuhi segala kebutuhan sekolah dan keperluan lain. Berbeda
dengan keluarga yang mempunyai penghasilan relative rendah, pada
umumnya akan mengalami kesulitan dalam pembiayaan sekolah, begitu juga
dengan keperluan lainnya.
Keadaan sosial-ekonomi yang baik dapat menciptakan kondisi siswa
yang menghambat ataupun mendorong dalam belajar. Sebaliknya jika
sosio-kultural yang tinggi dapat menciptakan kondisi siswa yang menunjang belajar
di sekolah. Keadaan kesehatan yang terus menerus terganggu dapat
menciptakan kondisi fisik yang menguntungkan bagi belajar (Winkel, 1983 :
33).
Masalah biaya pendidikan juga merupakan sumber kekuatan dalam
belajar karena kurangnya biaya pendidikan akan sangat mengganggu
kelancaran studi (Oemar, 1983:117). Salah satu fakta yang mempengaruhi
Tingkat sosial ekonomi keluarga mempunyai pengaruh yang tinggi
terhadap hasil belajar siswa di sekolah, sebab segala kebutuhan anak yang
berkenaan dengan pendidikan akan membutuhkan sosial ekonomi orang tua.
Atas dasar telaah kajian yang berhasil dirangkum bahwa salah satu faktor
yang mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah adalah tingkat sosial
ekonomi orang tua (keluarga). Oleh karena itu apabila hendak menelaah
masalah hasil belajar siswa, faktor sosial ekonomi orang tua hendaknya
mendapat perhatian di samping faktor – faktor yang lain.
Dari pendapat-pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa tingkat sosial
ekonomi keluarga yang baik yang ditunjang dengan sosio-kultural yang tinggi
akan merupakan sumber kekuatan yang menguntungkan dalam belajar.
G. Penelitian yang Relevan
Penelitian mengenai pengaruh kondisi sosial ekonomi orangtua tersebut
bukan yang pertama kali dilakukan karena sebelumnya sudah terdapat banyak
penelitian yang serupa. Namun pada penelitian ini akan dilakukan
pembanding dalam hal pencapaian hasil dengan mengacu pada
metode-metode yang telah digunakan oleh peneliti terdahulu.
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan
ini adalah penelitian yang ditulis oleh Dwi Jatmiko dengan judul “Pengaruh
Kondisi Sosial Ekonomi terhadap Tingkat Pendidikan Anak pada Keluarga
Buruh Batik, Petani, dan Nelayan di Kecamatan Wiradesa Kabupaten
Pekalongan”. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh
batik, petani, dan nelayan di Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan. Dari
penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa keluarga petani memiliki persentase R
square paling tinggi yaitu sebesar 93,7%, kemudian keluarga buruh batik sebesar
62,8%, dan keluarga nelayan bernilai paling rendah yakni sebesar 55,5%.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Fandi Yusuf Maldini dengan judul
“Hubungan antara Tingkat Pendidikan dan Sosial Ekonomi Nelayan terhadap
Ketentuan Wajib Belajar 9 Tahun Anak di Kelurahan Bandarharjo Kecamatan
Semarang Utara”. Tujuan dari penelitian tersebut untuk mengetahui apakah
ada hubungan antara tingkat pendidikan dan kondisi sosial ekonomi nelayan
terhadap ketuntasan wajib belajar 9 tahun anak di Kelurahan Bandarharjo
Kecamatan Semarang Utara. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan dan sosial ekonomi
nelayan terhadap ketuntasan wajib belajar 9 tahun anak.
Penelitian yang dilakukan oleh Agus Arifin dengan judul penelitian
“Pengaruh Kondisi Sosial ekonomi Keluarga terhadap Tingkat Partisipasi
Anak pada Jenjang Pendidikan Tinggi”. Penelitian tersebut memiliki tujuan
untuk mengetahui pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap
partisipasi anak pada jenjang pendidikan tinggi di Kelurahan Patemon
Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap partisipasi anak
pada jenjang pendidikan tinggi di Kelurahan Patemon Kecamatan Gunungpati
Mengenai uraian penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,
maka penulis mencoba untuk melakukan penelitian yang relevan dengan
judul “Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Hasil Belajar
IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati Tahun
2015/2016”. Perbedaan dengan penelitian yang relevan sebelumnya yaitu
mengenai tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Winong Kabupaten Pati Tahun 2015/2016 terhadap hasil belajar IPS (Ilmu
Pengetahuan Sosial). Dari penelitian yang akan dilakukan, maka rencana hasil
penelitian adalah jika keadaan sosial ekonomi orang tua siswa baik, maka
hasil belajar siswa juga akan baik.
H. Kerangka Berpikir
Pendidikan, terutama pendidikan formal merupakan salah satu kebutuhan
hidup manusia yang menempati peringkat kedua setelah kebutuhan pokok.
Dalam pemenuhan kebutuhan akan pendidikan diperlukan adanya biaya,
antara lain biaya untuk membeli buku dan kelengkapan belajar, membeli
peralatan, membayar SPP dan BP3, membayar uang gedung, membeli
seragam, dan lain-lain yang semuanya menjadi tanggung jawab orang tua atau
keluarga. Semakin tinggi pendidikan yang ditempuh semakin tinggi pula
biaya yang dibutuhkan. Di samping biaya, yang tidak kalah penting adalah
perhatian orang tua dan interaksi sosial keluarga dan lingkungan masyarakat
berpengaruh terhadap hasil/prestasi belajar yang dicapai anak, sebab anak
merasa mempunyai kesempatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
belajarnya, sehingga akan merasa leluasa mengekspresikan kecakapan atau
ketrampilannya melalui pendidikan formal, yang mana kecakapan dan
ketrampilan tersebut tidak mungkin dapat dikembangkan atau diekpresikan
tanpa dukungan alat, sarana, prasarana, dan dana yang memadai dari keluarga
atau orang tua.
Permasalahan yang timbul adalah terdapat anak dengan kondisi sosial
ekonomi keluarganya tinggi tetapi hasil belajar IPS masih tergolong dalam
keadaan kurang dari kriteria ketuntasan minimal (KKM), sehingga dorongan
dari sosial ekonomi orang tua seharusnya dapat dimanfaatkan oleh anak untuk
menunjang prestasi atau hasil belajar mereka. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara kondisi sosial ekonomi orang tua dengan hasil
belajar siswa dengan menggunakan nilai rata-rata ulangan harian yang telah
terlaksana pada mata pelajaran IPS.
Kondisi sosial ekonomi orang tua yang tinggi atau dengan kriteria yang
baik dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Semakin tinggi kondisi sosial
ekonomi orang tua akan semakin besar pengaruhnya dalam hasil belajar
siswa, karena dengan kondisi sosial ekonomi orang tua yang tinggi semua
kebutuhan siswa akan tercukupi.
Keluarga yang mempunyai pendapatan cukup atau tinggi pada umumnya
akan lebih mudah memenuhi segala kebutuhan sekolah dan keperluan lain
mempunyai penghasilan relatif rendah, pada umumnya mengalami kesulitan
dalam pembiayaan sekolah, begitu juga dengan keperluan lainnya hal ini
dapat menurunkan semangat anak untuk belajar. Dengan kata lain Keadaan
sosial ekonomi keluarga dapat mempengaruhi hasil belajar anak.
Berdasarkan uraian di atas kerangka pikir penelitian ini dapat skema
sebagai berikut:
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian
I. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
Penelitian, di mana rumusan masalah Penelitian telah dinnyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2013:96). Jadi, berdasarkan uraian
pada landasan teori dan kerangka berpikir maka disusun hipotesis penelitian
sebagai berikut :
H0 : ”Tidak ada pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap
hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Winong
Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2015/2016”.
Variabel Y
(Hasil Belajar IPS)
1. Nilai Ulangan Harian 2. Nilai UTS
Variabel X
1. Kondisi Sosial
(Pendidikan Orang Tua) 2. Kondisi Ekonomi
Ha :”Ada pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap hasil
belajar IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa dan orang tua siswa
kelas VIII SMP N 1 Winong Tahun Pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari dari
9 kelas dengan jumlah 284 siswa dan 284 orang tua siswa.
Tabel 3.1. Jumlah Populasi
No Kelas Jumlah Siswa Jumlah Orang Tua
1.
B. Sampel dan Teknik Sampling
Penentuan sampel ditentukan sebesar 20% dari jumlah populasi, karena
jumlah populasinya lebih dari 100, (Arikunto, 2010:120). Agar di peroleh
sampel yang representatif, maka tekhnik sampling yang digunakan adalah
telah dikelompokkan dengan jumlah seimbang atau proporsional. Teknik ini
diambil karena populasi sudah dikelompokan kedalam kelas-kelas dengan
jumlah yang sama, (Arikunto, 2010). Besarnya sampel dalam penelitian ini
Sumber: Hasil Analisi Penelitian, Tahun 2015
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Penelitian ini memunculkan dua variabel untuk diteliti, berupa variabel
bebas dan variabel terikat. Berdasarkan judul penelitian varibel bebas muncul
sebanyak dua variabel sedangkan variabel terikat terdapat 1 variabel. Berikut
1. Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)
(Sugiyono, 2010:61).
Variabel bebas dalam penelitian ini, adalah kondisi sosial dan
ekonomi orang tua. Sub Variabel Kondisi sosial dari dapat dilihat pada
tingkat pendidikan, lingkungan masyarakat dan pergaulan di sekolah.
Kemudian sub variabel dari kondisi ekonomi dapat dilihat pada tingkat
pendapatan bersih orang tua selama satu bulan.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010:61). Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah hasil belajar, yaitu rata-rata dari 3 kali nilai
ulangan harian IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dan nilai Ujian Tengah
Semester 1 siswa kelas VIII SMP N 1 Winong, Tahun Pelajaran
2015/2016.
D. Alat dan Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan sangat penting dalam
penelitian. Metode pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data
yang memiliki kredibilitas tinggi, dan sebaliknya. Pengumpulan data dalam
1. Teknik Angket
Metode angket atau kuisioner merupakan metode pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Arikunto,
2010:199). Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk mengetahui
kondisi sosial ekonomi orang tua.
Gambar 3.1. 1) Tema : Peneliti memberi arahan pengisian kepada responden (Siswa),
2) Lokasi : Ruang Kelas VIII A SMP Negeri 1 Winong 3) Tahun : 2015
G
3.2. 1) Tema : Peneliti memberi arahan pengisian kepada responden (Siswa)
2) Lokasi : Ruang Kelas VIII D SMP Negeri 1 Winong 3) Tahun : 2015
2) Lokasi : Ruang Kelas VIII D SMP Negeri 1 Winong 3) Tahun : 2015
2. Teknik Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara
mengumpulkan data mengenai berbagai hal yang dibutuhkan dengan
sumber data berupa catatan, buku laporan, dan sebagainya. Dalam
penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui nilai
ulangan harian dan nilai ujian tengah semester 1 siswa kelas VIII SMP N 1
3. Teknik Observasi
Metode observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan jalan
mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti, dengan
menggunakan teknik observasi maka diperoleh 2 macam data, yaitu :
a. Data primer, adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari
sumber data dari peneliti, yakni siswa SMP N 1 Winong.
b. Data sekunder, adalah data yang lebih dulu dikumpulkan dan
dilaporkan orang lain di luar dari penelitian.
E. Validitas dan Reabilitas Alat
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau
sahih mempunyai validitas tinggi.
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang
digunakan berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas digunakan
terhadap dua variabel dalam penelitian yaitu aktivitas belajar(X) dan
hasil belajar siswa(Y). Syarat untuk menggunakan analisis data dengan
regresi linier sederhana adalah data tersebut harus berdistribusi normal.
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Chi Kuadrat dengan
rumus sebagai berikut:
∑
Keterangan:
: Chi Kuadrat
: frekuensi yang diamati, kategori ke-i
: frekuensi yang diharapkan dari kategori ke-i
: jumlah kategori
: batas bawah sampel
Hasil perhitungan chi-kuadrat data selanjutnya dikonsultasikan
dengan tabel. Jika harga data ≤ tabel pada taraf signifikansi 5%
berarti sampel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal
(Sudjana, 2002: 273).
F. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan bagian yang paling penting dalam penelitian,
karena analisis data yang terkumpul akan dapat memberikan arti dan makna
dalam memecahkan masalah penelitian dan dalam pengambilan kesimpulan.
Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah :
1. Deskriptif Presentatif
Deskriptif presentatif digunakan untuk memberikan deskriptif atau
pembahasan dalam penelitian ini. Langkah-langkah yang ditempuh
dalam menggunakan teknik analisis ini, yaitu:
b. Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang
telah ditetapkan.
c. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden.
d. Menurut Ali dalam Aryana (1993:186) langkah yang selanjutnya
adalah menentukan skor tersebut kedalam rumus sebagai berikut:
DP = x 100%
Keterangan:
DP = Deskriptif persentase
n = Nilai yang diperoleh
N = Jumlah seluruh nilai yang diharapkan
Data yang di peroleh melalui angket (sebagai metode utama)
dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mengelompokkan data sesuai dengan jenisnya.
2) Membuat tabulasi data.
3) Data yang telah ditabulasi kemudian dianalisis dengan
menggunakan analisis regresi sederhana untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua siswa
terhadap prestasi belajar.
Untuk mempermudah analisis data, yang berasal dari angket
bertingkat maka perlu diketahui skor yang diperoleh responden dari
hasil angket yang telah diisi (Arikunto, 2010). Untuk itu perlu
ditentukan kriteria penskoran sebagai berikut :
2) Untuk alternatif jawaban b diberi skor 2
3) Untuk alternatif jawaban c diberi skor 3
4) Untuk alternatif jawaban d diberi skor 4
Perhitungan frekuensi persebaran hasil penelitian pada korelasi
antara kondisi sosial ekonomi orang tua siswa terhadap prestasi
belajar. Untuk menentukan kriteria penskoran adanya hubungan
kondisi sosial ekonomi orang tua siswa terhadap prestasi belajar
menggunakan perhitungan sebagai berikut:
1) Persentase skor maksimal = (4: 4) x 100% = 100%
2) Persentase skor minimal = (1:4) x 100% = 25%
3) Rentang = 100% - 25% = 75%
4) Panjang kelas interval = 75% : 4 = 18,75%
Dengan panjang kelas interval 18,75% dan persentase skor
minimal 25%, maka diperoleh kelas-kelas interval sebagai berikut:
Tabel 3.3. Perhitungan Deskriptif Presentase
No Presentase (%) Kriteria
1 25 - 43.75 Tidak baik
2 43,76 - 62.50 Kurang baik
3 62.51 - 81.25 Baik
4 81.26 -100 Sangat baik
Sumber : Data Analisis Penelitian, Tahun 2015
Penelitian ini ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci
penelitian dapat memberikan gambaran atau pedoman untuk
keperluan masa yang akan datang.
2. Analisis Regresi Sederhana
Analisis data merupakan bagian yang paling penting dalam
penelitian, karena analisis data yang terkumpul dapat memberikan arti
dan makna dalam memecahkan masalah penelitian dan pengambilan
kesimpulan. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah Analisis
Regresi Sederhana, Metode ini digunakan untuk menghitung sejauh mana pengaruh antara kondisi sosial ekonomi orang tua siswa terhadap hasil
belajar siswa. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis
adalah sebagai berikut:
a. Mencari persamaan garis regresi.
Digunakan teknik analisis regresi linear satu variabel, dengan
persamaan sebagai berikut:
Y = a + bX
Y : Variabel terikat (Hasil belajar)
a : konstanta
b : koefisien regresi variabel X
X : variabel bebas (Kondisi sosial ekonomi)
(Sugiyono, 2010: 262)
Digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara
prediktor X1 dan Y (hasil belajar). Dari perhitungan diperoleh uji T
kemudian dikonsultasikan dengan harga t tabel untuk db 1 dan db
penyebut N-1 dalam taraf signifikan 5%. Apabila t hitung lebih besar
atau sama dengan ttabel maka H0 ditolak dalam Ha diterima.
Sebaliknya jika t hitung lebih kecil dari t table maka H0 diterima dan Ha
ditolak.
c. Koefisien determinasi
Koefisien determinasi (R) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen/terikat. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1.
Jika nilai R mendekati 1, maka dapat dikatakan semakin kuat model
tersebut dalam menerangkan variasi variabel independen/bebas
terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika R mendekati 0 maka
semakin lemah variasi variabel independen menerangkan variabel
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah SMP Negeri 1 Winong
SMP Negeri 1 Winong secara resmi didirikan pada tahun 1963
dengan nama SMP Persiapan Negeri Winong. Pada tahun tersebut
didasarkan atas tersosialisasinya penerimaan siswa baru kelas 1 SMP
persiapan Negeri Winong untuk pertama kalinya. Kemudian pada tahun
1977 melalui surat keputusan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
dengan SK No: 0254/ 0/1977 yang keluar pada tanggal 5 Juli 1977.
2. Lokasi Penelitian
Objek yang dikaji dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 1
Winong Kabupaten Pati. Secara administratif SMP Negeri 1 Winong
terletak di Jalan Winong – Gabus km 0,5 Desa Winong, Kecamatan
Winong Kabupaten Pati. Terletak pada garis lintang 60 48’ 33,92” LS –
1110 05’ 55,84” BT (Profil Sekolah Tahun 2014).
Secara geografis letak desa Winong adalah sebelah utara
berbatasan dengan Desa Bumiharjo, sebelah timur berbatasan dengan
Desa Karangkonang dan Desa Pekalonga, sebelan selatan berbatasan
dengan Desa Danyangmulyo, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa
Letak lokasi penelitian (SMP Negeri 1 Winong) terletak strategis
di pusat Kecamatan Winong dengan akses jalan utama yaitu jalan raya
Winong-Gabus km 0,5. Sehingga untuk menuju SMP Negeri 1 Winong
sangat mudah yang berada di pusat Kecamatan Winong. Untuk menuju
SMP Negeri 1 Winong dapat diakses menggunakan sepeda, sepeda
motor, maupun mobil. Sehingga mempermudah siswa serta guru untuk
menuju ke sekolah tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam peta
3. Kondisi Sekolah
a. Jumlah Kelas
Jumlah kelas yang ada di SMP Negeri 1 Winong terdiri dari 27
kelas dengan rincian kelas VII terdiri dari 9 kelas, kelas VIII terdiri
dari 9 kelas, dan kelas IX terdiri dari 9 kelas.
b. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang terdapat di SMP Negeri 1 Winong
adalah ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang Tata Usaha, Ruang
UKS, kamar mandi, lapangan, kantin sekolah, perpustakaan,
laboratorium IPA, laboratorium komputer, laboratorium bahasa,
ruang kesenian, ruang keterampilan/PKK, ruang serbaguna, ruang
BK, ruang OSIS.
Ruang perpustakaan sudah memiliki koleksi buku yang
lengkap. Khususnya buku IPS yang sudah banyak dimanfaatkan
siswa untuk referensi apabila siswa mempunyai tugas dari gurunya,
atau siswa hanya membacanya sehingga untuk memperoleh
pengetahuan yang sekiranya belum didapatkan saat mata pelajaran
IPS khususnya.
Sarana laboratorium IPS tidak ada di sekolah ini. Kurangnya
prioritas mata pelajaran IPS ini bukan hanya di SMP Negeri 1
Winong saja. Sekolah Menengah Pertama (SMP) masih banyak yang
Sarana dan prasarana di SMP Negeri 1 Winong sudah
termasuk dalam kategori lengkap. Tetapi masih ada yang dalam
proses renovasi dan pembuatan ruang kelas baru untuk memperoleh
tata ruang yang indah dan nyaman untuk proses belajar mengajar.
c. Kurikulum
Proses pembelajaran di SMP Negeri 1 Winong mengacu pada
Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP). Sebelumnya pada SMP
Negeri 1 Winong telah menggunakan percobaan kurikulum 2013.
d. Guru IPS
Guru IPS di SMP Negeri 1 Winong terdapat 5 guru yang sudah
tersertifikasi yaitu: Bapak Samhudi, S.Pd. selaku koordinator guru
IPS, Bapak Slamet Riyanto, S.Pd., Ibu Rahmawati, S.Pd., Bapak
Muhammad, S.Pd., Ibu Rahayu Woro Winanti, SE. Semua guru IPS
yang ada di SMP Negeri 1 Winong sudah tersertifikasi sehingga
sudah layak dalam mengajar mata pelajaran IPS. Dalam mengajar
IPS beliau menggukanan media pembelajaran seadanya karena
keterbatasannya media pembelajaran di SMP Negeri 1 Winong.
Media pembelajaran yang ada hanya peta dan globe untuk IPS yang
bagian geografi. Keterbatasan media pembelajaran ini tidak
mengurangi motivasi mengajar beliau, disamping media tersebut
beliau juga menggunakan power point yang nantinya ditampilkan
dalam proyektor sehingga anak didik atau siswa dapat dengan jelas