• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WINONG KABUPATEN PATI TAHUN 2015 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WINONG KABUPATEN PATI TAHUN 2015 2016"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP

NEGERI 1 WINONG KABUPATEN PATI TAHUN 2015/2016

S K R I P S I

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Geografi

Oleh:

Probo Sri Sadhono

3201411070

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WINONG KABUPATEN PATI TAHUN 2015/2016, telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada:

Hari : Jum’at

(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi dengan Judul Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati Tahun 2015/2016, telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Rabu

(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar - benar

hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat pada skripsi ini dikutip

atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Desember 2015

Probo Sri Sadhono

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto Hidup

 Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga

mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Q.S Ar Ra’d ayat

11)

 “Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba,

karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun

kesempatan untuk berhasil” (Mario Teguh).

 Massa depan bangsa dan tanah air ada dalam genggaman para generasi muda

(penulis).

Persembahan

1. Orang tua Bapak Suwarno, S.Pd. dan Ibu Sri Sutiah, serta

adiku Febriana Nur Annisa terima kasih untuk kasih

sayang, motivasi dan doanya.

(6)

vi

PRAKATA

Alhamdulillah wasyukurilah puji serta syukur atas segala nikmat yang

Allah limpahkan kepada penulis sehingga penulis telah dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap

Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati Tahun

2015/2016 dengan lancar. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan

terselesaikan tanpa motivasi dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rohman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang,

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi

di Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Moh. Solehatul Mustofa M.A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Semarang, yang telah memberi kesempatan penulis melanjutkan studi

di Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

3. Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto, M.Si., Ketua Jurusan Geografi yang telah

memberi ijin dalam menyusun skripsi.

4. Drs. Sunarko, M.Pd., sebagai pembimbing I yang dengan sabar membimbing

dan memberi arahan kepada penulis selama menyusun skripsi ini.

5. Drs. Sriyono, M.Si., sebagai pembimbing 2, sabar membimbing dan memberi arahan kepada penulis selama menyusun skripsi ini.

6. UPT Perpustakaan Universitas Negeri Semarang dan perpustakaan Jurusan

(7)

7. Bapak Drs. Teguh Sudadi selaku Kepala Sekolah beserta guru SMP Negeri 1

Winong, terima kasih untuk ijin penelitian dan kerjasamanya.

8. Bapak Samhudi, S.Pd. selaku Guru IPS di SMP Negeri 1 Winong.

9. Teman – teman Geografi Angkatan 2011.

10. Teman–teman kontrakan “Basmallah” ( Mas Syamsul, Mas Khamdan, Mas

Listyawan, Mas Ilham, Mas Rokhmad, Mas Maulana, Mas Prapto, Mas

Bagus, Mas Huda, Mas Doni dan Mas Heksa) terimakasih untuk motivasi dan

nasihatnya.

11. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Terima kasih untuk semuanya.

Penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

sempurna dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan dan penelitian Geografi.

Semarang, Desember 2015

(8)

viii

SARI

Probo Sri Sadhono. 2015 Pengaruh Kondisi Sosial ekonomi Orang Tua terhadap Hasil Belajar IPS Kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati Tahun 2015/2016. Skripsi. Jurusan Geografi. FIS. UNNES. Pembimbing I. Drs. Sunarko, M.Pd. Pembimbing II Drs. Sriyono, M.Si.

Kata Kunci: Pengaruh, Kondisi Sosial Ekonomi, Prestasi Belajar Geografi.

Keluarga merupakan lembaga sosial pertama yang dikenal oleh anak dan dalam keluarga ini dapat ditanamkan sikap-sikap yang dapat mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya. Keluarga bertanggung jawab menyediakan dana untuk kebutuhan pendidikan anak. Keluarga (orang tua) yang keadaan sosial ekonominya tinggi tidak akan banyak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolah anak, berbeda dengan orang tua yang keadaan sosial ekonominya rendah. Tujuan Penelitian ini adalah (1) Mengetahui kondisi sosial ekonomi orang tua siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati Tahun 2015/2016. (2) Mengetahui hasil belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati tahun pelajaran 2015/2016. (3) Mengetahui adanya pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua siswa terhadap hasil belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati tahun pelajaran 2015/2016.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 1 Winong tahun pelajaran 2015/2016 beserta orang tuanya yang terdiri dari dari 9 kelas dengan jumlah 284 siswa dan 284 orang tua siswa atau wali. Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 62 siswa dan 62 orang tua atau wali siswa. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan Proportional Random Sampling, yaitu diambil 20% untuk masing-masing kelas. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas (kondisi sosial ekonomi orang tua) dan satu variabel terikat (hasil belajar IPS). Metode pengambilan data digunakan metode angket dan metode dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa (1) keadaan kondisi sosial ekonomi 76% responden memiliki kondisi sosial ekonomi orang tua yang tergolong tinggi (baik).(2) Hasil belajar IPS sudah cukup baik dan harus ditingkatkan. (3) Pengaruh antara kondisi sosial ekonomi orang tua siswa SMP N 1 Winong terhadap hasil belajar IPS sebesar sebesar 6,647 signifikansi 0.000>2,00. Dengan demikian hipotesis kerja (Ha) yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif antara kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP N 1 Winong “diterima”.

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Batasan Istilah ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kondisi Sosial Ekonomi ... 10

B. Faktor-faktor yang Menentukan Keadaan Sosial Ekonomi ... 11

1. Tingkat Pendidikan ... 11

2. Pendapatan Keluarga ... 15

3. Pemilikan Kekayaan atau Fasilitas ... 19

4. Jenis Tempat Tinggal ... 20

C. Belajar ... 21

(10)

E. Ilmu Pengetahuan Sosial ... 23

F. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi dengan Hasil Belajar ... 23

G. Penelitian yang Relevan ... 25

H. Kerangka Berpikir ... 27

I. Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian ... 30

B. Sampel dan Teknik Sampling ... 30

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 31

D. Alat danTeknik Pengumpulan Data ... 32

1. Teknik Angket ... 33

2. Teknik Dokumentasi ... 35

3. Teknik Observasi ... 35

E. Validitas dan Reabilitas Alat ... 35

F. Teknik Analisis Data ... 36

1. Deskriptif Presentatif ... 37

2. Analisis Regresi Sederhana ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 41

1. Sejarah SMP Negeri 1 Winong ... 41

2. Lokasi Penelitian ... 41

3. Kondisi Sekolah ... 44

B. Hasil Penelitian ... 46

1. Analisis Deskriptif Presentase Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua ... 47

(11)

3. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua terhadap Hasil

Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Tahun

2015/2016 ... 57

a. Uji Normalitas Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua ... 57

b. Uji Normalitas Data Hasil Belajar ... 58

c. Analisi Regresi Sederhana ... 59

d. Uji Keberartian Koefisien Korelasi (Uji t) ... 59

e. Koefisien Determinasi ... 60

C. Pembahasan ... 60

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 63

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Golongan Pendapatan ... 19

Tabel 3.1. Jumlah Populasi ... 30

Tabel 3.2. Pengambilan Sampel Penelitian ... 31

Tabel 3.3. Perhitungan Deskriptif Presentase ... 39

Tabel 4.1. Distribusi Latar Belakang Pendidikan Orang Tua ... 48

Tabel 4.2. Distribusi Latar Belakang Pendidikan Suami (ayah) ... 48

Tabel 4.3. Distribusi Latar Belakang Pendidikan Istri (ibu) ... 49

Tabel 4.4. Distribusi Pendapatan Bersih Keluarga ... 50

Tabel 4.5. Distribusi Jenis Tempat Tinggal ... 51

Tabel 4.6. Distribusi Lantai Dasar Rumah atau Tempat Tinggal ... 52

Tabel 4.7. Distribusi Tipe atau Ukuran Rumah ... 53

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Berfikir Penelitian ... 28

Gambar 3.1 Peneliti membagi angket kepada responden (siswa) ... 33

Gambar 3.2 Responden mengisi angket ... 34

Gambar 3.3 Peneliti membagi angket kepada responden (orang tua siswa) ... 34

(14)

xiv

LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Nilai Ulangan Harian dan Nilai Ulangan Tengah Semester ... 68

Lampiran 2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 69

Lampiran 3. Instrumen Penelitian ... 70

Lampiran 4. Uji Normalitas Data Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua ... 77

Lampiran 5. Uji Normalitas Data Hasil Belajar ... 78

Lampiran 6. Analisis Regresi Sederhana ... 79

Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian ... 84

Lampiran 8. Surat Keterangan Telah Selesai Melakukan Penelitian ... 85

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang.

Tuntutan masyarakat semakin kompleks dan persaingan semakin ketat,

terlebih dalam menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas, sehingga

perlu disiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu upaya

meningkatkan sumber daya manusia adalah melalui jalur pendidikan.

Pendidikan merupakan salah satu faktor utama dan diyakini mampu untuk

meningkatkan sumber daya manusia sehingga dapat menciptakan manusia

produktif yang dapat memajukan bangsanya, (Kunaryo, 2000:21). Pendidikan

dalam arti luas mengandung pengertian mendidik, membimbing, mengajar

dan melatih. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan

belajar merupakan kegiatan paling pokok.

Tujuan pendidikan nasional berdasarkan Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

sebagai berikut : Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan

pendidikan yang hendak dicapai pemerintah Indonesia adalah mencerdaskan

(16)

mengadakan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh

Rakyat Indonesia. Hal ini sesuai dengan bunyi pasal 31 ayat 1 UUD 1945,

yang menyatakan bahwa: “Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan

pengajaran”.

Seorang guru perlu menyadari bunyi dan isi pasal ayat Undang-Undang

Dasar tersebut, setiap murid berhak mendapatkan pengajaran yang sama.

Dalam tugasnya sehari-hari, guru dihadapkan pada suatu permasalahan yaitu

ia harus memberi pengajaran yang sama kepada murid yang berbeda-beda.

Perbedaan itu berasal dari lingkungan kebudayaan, lingkungan sosial, jenis

kelamin dan lain-lain.

Salah satu tujuan siswa bersekolah adalah untuk mencapai hasil belajar

yang maksimal sesuai dengan kemampuannya. Penyelenggaraan pendidikan

dilaksanakan melalui 2 (dua) jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur

pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan

yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara

berjenjang dan berkesinambungan. Jalur pendidikan luar sekolah merupakan

pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar

mengajar yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan. Pendidikan

keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang

diselenggarakan dalam keluarga yang memberi keyakinan agama, nilai

budaya, nilai moral dan keterampilan (Undang-Undang Republik Indonesia

(17)

penting dalam pendidikan, sehingga latar belakang keluarga harus

diperhatikan agar keberhasilan pendidikan dapat dicapai secara maksimal.

Keberhasilan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara

keluarga (orang tua), anggota masyarakat dan pemerintah. Pemerintah dan

masyarakat menyediakan tempat untuk belajar yaitu sekolah. Sekolah

menampung peserta didiknya dari berbagai latar belakang atau kondisi sosial

ekonomi yang berbeda.

Keluarga merupakan lembaga sosial pertama yang dikenal oleh anak dan

dalam keluarga ini dapat ditanamkan sikap-sikap yang dapat mempengaruhi

perkembangan anak selanjutnya. Keluarga bertanggung jawab penuh dalam

menyediakan dana dan kebutuhan pendidikan anaknya. Keluarga (orang tua)

yang keadaan sosial ekonominya tinggi tidak akan banyak mengalami

kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolah anak, berbeda dengan orang

tua yang keadaan ekonominya rendah. Dalam kegiatan belajar, anak akan

memerlukan sarana penunjang belajar yang seringkali harganya mahal. Bila

kebutuhannya tidak terpenuhi, maka akan menjadi penghambat bagi anak

dalam pembelajaran.

Keadaan yang demikian terjadi juga di SMP Negeri 1 Winong, dimana

sekolah ini menampung peserta didik dari berbagai macam latar belakang

ekonomi orang tua yang berbeda. Keragaman latar belakang ekonomi orang

tua tersebut dapat berpengaruh pula pada kemampuan membiayai pendidikan

anak-anaknya, sehingga keadaan sosial ekonomi orang tua merupakan salah

(18)

Sekolah sebagai salah satu pusat pendidikan berupaya meningkatkan

pertumbuhan dan perkembangan siswa. Akan tetapi keberhasilan proses

belajar mengajar banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam

maupun luar diri siswa. Salah satu faktor yang akan penulis teliti adalah

faktor dari luar siswa yaitu faktor tingkat sosial ekonomi orang tua. Bahar

(1989 : 137) menyatakan: “Hasil belajar siswa mempunyai korelasi yang

kuat. Sebab kebutuhan anak yang berkenaan dengan pendidikan selalu

membutuhkan ekonomi orang tua”.

Orang tua memegang peranan penting bagi pendidikan anaknya yaitu

sebagai pendidik yang pertama dan sebagai penyandang dana dalam

memenuhi kebutuhan anak untuk pendidikan. Orang tua (keluarga) harus

mengeluarkan biaya khusus untuk anaknya. Keluarga yang mempunyai

penghasilan tinggi dalam memenuhi kebutuhan anaknya tidak akan banyak

mengalami kesulitan, berbeda dengan keluarga yang mempunyai penghasilan

rendah. Dalam konteks sosial ekonomi keluarga, tidak terlepas pula aspek

pendapatan keluarga yang merupakan andalan dalam memenuhi kebutuhan

pendidikan. Biaya pendidikan anak yang meliputi iuran BP3 tiap bulan,

pakaian seragam, transportasi, uang saku setiap hari, dan lain-lain akan dapat

terpenuhi apabila didukung oleh keadaan sosial ekonomi keluarga yang baik.

Dengan demikian, pendapatan atau penghasilan orang tua turut menentukan

pula kemampuan pembiayaan yang harus dipikul orang tua guna memenuhi

(19)

Dari pengamatan peneliti bahwa peserta didik SMP Negeri 1 Winong

berasal dari kondisi sosial ekonomi yang berbeda, seperti : tingkat

pendidikan, pendapatan, kekayaan yang dimiliki, dan tempat tinggal sehingga

peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh antara kondisi sosial ekonomi

orang tua terhadap hasil belajar.

Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti

mengambil judul skripsi : “PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI

ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII

SMP NEGERI 1 WINONG KABUPATEN PATI TAHUN 2015/2016”.

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti mengangkat rumusan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana kondisi sosial ekonomi orang tua siswa kelas VIII SMP

Negeri 1 Winong Kabupaten Pati tahun pelajaran 2015/2016?

2. Bagaimana hasil belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas VIII SMP

Negeri 1 Winong Kabupaten Pati tahun pelajaran 2015/2016?

3. Apakah ada pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua siswa terhadap

hasil belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas VIII SMP Negeri 1

Winong Kabupaten Pati tahun pelajaran 2015/2016?

(20)

Berdasarkan judul dan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka

penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui kondisi sosial ekonomi orang tua siswa kelas VIII SMP

Negeri 1 Winong Kabupaten Pati Tahun 2015/2016.

2. Mengetahui hasil belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas VIII

SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati tahun pelajaran 2015/2016.

3. Mengetahui pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua siswa

terhadap hasil belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas VIII SMP

Negeri 1 Winong Kabupaten Pati tahun pelajaran 2015/2016.

D. Manfaat Penelitian

Dalam suatu penelitian diharapkan mampu menghasilkan sesuatu yang

bermanfaat. Adapun manfaat yang peneliti harapkan dari hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis :

a. Untuk menambah wawasan khasanah dunia pendidikan, khususnya

mengenai hasil belajar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) yang ditinjau dari

kondisi sosial ekonomi keluarga.

b. Untuk pengembangan ilmu hhususnya ilmu pendidikan.

c. Untuk menjadi bahan perbandingan, pertimbangan, dan pengembangan

pada penelitian di masa mendatang.

(21)

a. Untuk bahan pengambilan kebijakan oleh pihak-pihak yang

berkompeten atau pemerintah dalam menyusun kebijakan yang terkait

dengan dunia pendidikan.

E. Batasan Istilah

Penelitian ini menggunakan istilah-istilah yang berhubungan dengan

sosial ekonomi keluarga dengan prestasi belajar siswa. Sehubungan dengan

ini untuk menghindari adanya kesalahan penafsiran, maka berikut penegasan

istilah pada penelitian ini :

1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau

benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang,

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2014).

Bila ditinjau dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

pengaruh yang diharapkan dalam penelitian ini adalah daya yang ada atau

timbul antara variabel dalam penelitian ini, yaitu : kondisi sosial ekonomi

orang tua terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 1

Winong Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2015/2016.

2. Kondisi Sosial dan Ekonomi

Kondisi sosial adalah keadaan masyarakat suatu negara pada saat

tertentu. Ekonomi diartikan sebagai pemanfaatan uang, tenaga, waktu,

(22)

penelitian ini adalah keadaan atau latar belakang dari suatu keluarga yang

berkaitan dengan pendidikan dan pendapatan keluarga.

a. Pendidikan

Pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor.

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan adalah aktivitas dan

usaha untuk meningkatkan kepribadian dengan jalan membina

potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, cipta, rasa, dan hati

nurani) serta jasmani (panca indera dan keterampilan-keterampilan).

b. Pendapatan Keluarga

Pendapatan adalah jumlah semua pendapatan kepala keluarga

maupun anggota keluarga lainnya yang diwujudkan dalam bentuk

uang atau barang. Pendapatan merupakan salah satu faktor penentu

terhadap tingkat kesejahteraan suatu masyarakat, tingkat pendapatan

masyarakat pada suatu daerah merupakan salah satu indikator untuk

melihat kondisi sosial ekonominya. Tinggi rendahnya tingkat

pendapatan dapat menunjukkan tinggi rendahnya keadaan sosial

ekonomi masyarakat tertentu.

(23)

Berdasarkan penelitian yang telah saya lakukan yang dimaksud

dengan orang tua siswa adalah ayah, ibu, atau wali yang bertanggung

jawab atas pendidikan anaknya. Bertanggung jawab dalam arti mencukupi

semua fasilitas penunjang pendidikan siswa.

4. Hasil Belajar IPS

Pengertian dari hasil belajar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dalam

penelitian ini adalah hasil yang dicapai setelah mengikuti kegiatan belajar

mengajar pada mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dengan

melihat nilai rata-rata ulangan harian mata pelajaran IPS dan nilai Ujian

Tengah Semester 1 Kelas VIII tahun 2015/2016.

5. SMP Negeri 1 Winong

Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan jenjang pendidikan

kedua secara formal yang ditempuh selama minimal 3 tahun, dimulai dari

kelas VII hingga kelas IX. Usia dalam Sekolah Menengah Pertama ini

berkisar antara 12-15 tahun. SMP Negeri 1 Winong berlokasi di Jalan

(24)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kondisi Sosial Ekonomi

Keadaan sosial ekonomi setiap orang tentu berbeda-beda dan bertingkat,

ada yang keadaan sosial ekonomi keluarga tinggi, sedang dan rendah.

Menurut Soerjono Soekanto (2001:34) sosial ekonomi adalah posisi

seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti

lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam

hubungannya dengan sumber daya.

Begitu juga dengan yang dikemukakan oleh Soekanto Soerjono

(1982:210) tentang pengertian kedudukan (status) dan kedudukan sosial

(social status) sebagai berikut :

“Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu

kelompok sosial. Kedudukan sosial artinya adalah tempat seseorang secara

umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti

lingkungan pergaulan, prestisenya dan hak-hak serta

kewajiban-kewajibannya. Unruk lebih mudah mendapatkan pengertian, kedua istilah

tersebut di atas akan dipergunakam dalam arti yang sama dengan

digambarkan dengan istilah “kedudukan” (status) saja”.

Kedudukan, sebagaimana lazim dipergunakan mempunyai arti tempat

seseorang dalam suatu pola tertentu. Dengan demikian, seseorang dikatakan

(25)

dalam berbagai pola kehidupan. Pengertian tersebut menunjukkan tempatnya

sehubungan dengan kerangka masyarakat, secara menyeluruh. Misalnya tuan

X sebagai warga masyarakat, merupakan kombinasi dari segenap

kedudukannya sebagai guru, kepala sekolah, sebagai suami, sebagai ayah dari

anak-anaknya dan seterusnya.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan pengertian

keadaan sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah kedudukan atau posisi

seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan tingkat pendidikan, tingkat

pendapatan, pemilikan kekayaan atau fasilitas serta jenis tempat tinggal.

B. Faktor-faktor yang Menentukan Keadaan Sosial Ekonomi

Berdasarkan kodrat-Nya, manusia dilahirkan memiliki kedudukan yang

sama dan sederajat, akan tetapi sesuai dengan kenyataannya setiap manusia

yang menjadi warga suatu masyarakat, senantiasa mempunyai status atau

kedudukan dan peranan. Ada beberapa faktor yang dapat menentukan tinggi

rendahnya keadaan sosial ekonomi orang tua di masyarakat, diantaranya

tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, pemilikan kekayaan, dan partisipasi

dalam aktivitas kelompok dari komunitasnya. Dalam hal ini uraian dibatasi

hanya 4 faktor yang menentukan yaitu : tingkat pendidikan, pendapatan,

kepemilikan kekayaan dan jenis tempat tinggal.

1. Tingkat Pendidikan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 20 Tahun

(26)

pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta

didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan.

Pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, masyarakat,

bangsa dan negara. Pendidikan adalah aktivitas dan usaha untuk

meningkatkan kepribadian dengan jalan membina potensi-potensi

pribadinya, yaitu rohani (pikir, cipta, rasa, dan hati nurani) serta jasmani

(panca indera dan keterampilan-keterampilan).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 20 Tahun

2003 pasal 3, pendidikan bertujuan untuk “Mencerdaskan kehidupan

bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan

jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan bertanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan”. Untuk mencapai tujuan tersebut,

pendidikan diselenggarakan melalui pendidikan sekolah (pendidikan

formal), pendidikan luar sekolah (pendidikan non formal). Jalur

pendidikan sekolah (pendidikan formal) terdapat beberapa jenjang yang

(27)

a. Pendidikan Pra Sekolah

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor.27 Tahun 1990 Pasal 1

ayat 1, pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di

luar lingkungan sebelum memasuki pendidikan dasar, yang

diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau jalur pendidikan

luar sekolah.

b. Pendidikan Dasar

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor. 28 Tahun 1990 Pasal 1

ayat 1, pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang lamanya

sembilan tahun, diselenggarakan selama enam tahun di Sekolah

Dasar dan tiga tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau

satuan pendidikan yang sederajat.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor. 28 Tahun 1990 Pasal 3

Tentang Tujuan Pendidikan Dasar disebutkan bahwa pendidikan

dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada

peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi,

anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta

mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan

menengah.

(28)

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor. 29 Tahun 1990 Pasal 1

ayat 1, pendidikan menengah adalah pendidikan yang

diselenggarakan bagi lulusan pendidikan dasar.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor. 29 Tahun 1990 Pasal 2,

Pendidikan menengah bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan

siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi

dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi dan kesenian.

d. Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah

yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi

anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau

profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, atau

menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian

(Kunaryo,2000).

Dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat pendidikan orang

tua dapat dilihat dari lamanya orang tua sekolah. Semakin lama

orang tua bersekolah semakin tinggi tingkat jenjang pendidikannya.

Cohtohnya, orang tua yang hanya bersekolah selama 6 tahun dapat

diartikan bahwa orang tua tersebut hanya bersekolah dalam jenjang

sekolah dasar saja, berbeda dengan orang tua yang sekolahnya

mencapai 12 tahun dapat diartikan bahwa orang tua tersebut telah

(29)

menengah pertama selama 3 tahun, dan di sekolah menengah atas

selama 3 tahun. Tingkat pendidikan orang tua sangat berpengaruh

terhadap kelanjutan sekolah anak mereka. Orang tua yang memiliki

pendidikan tinggi dapat terus memberikan motivasi kepada anak

mereka dengan baik dan benar. Bahkan anak mereka dituntut

minimal setara dengan pendidikan yang orang tua mereka pernah

menempuh jenjang pendidikan.

2. Pendapatan Keluarga

Pendapatan adalah jumlah semua pendapatan kepala keluarga

maupun anggota keluarga lainnya yang diwujudkan dalam bentuk uang

atau barang. Penduduk yang telah bekerja akan menerima hasil kerja

mereka yang disebut dengan upah / gaji. Pada dasarnya system

pengupahan mengandung tiga prinsip yaitu : pemberian imbalan atas

nilai kerja, penyediaan investasi, jaminan kebutuhan hidup (Priyono,

1981 :22)

Sistem pengupahan juga berfungsi sebagai alat perangsang untuk

meningkatkan kualitas prestasi kerja. Sehingga tingkat upah dibuat

berbeda dengan kemampuannya, karyawan yang mempunyai

kemampuan lebih tinggi dapat memperoleh upah yang lebih tinggi pula.

Di samping itu tingkat pengupahan juga dapat mendorong kreatifitas

pegawai dengan memberikan imbalan dan penghargaan atas

(30)

Pendapatan merupakan salah satu faktor penentu terhadap tingkat

kesejahteraan suatu masyarakat, tingkat pendapatan masyarakat pada

suatu daerah merupakan salah satu indikator untuk melihat kondisi sosial

ekonominya. Tinggi rendahnya tingkat pendapatan dapat menunjukkan

tinggi rendahnya keadaan sosial ekonomi masyarakat tertentu.

Berdasarkan jenisnya, Biro Pusat Statistik membedakan pendapat

menjadi dua yaitu :

a. Pendapatan berupa barang

Pendapatan berupa barang merupakan segala penghasilan yang

bersifat regular dan biasa, akan tetapi tidak selalu berupa balas jasa

dan diterima dalam bentuk barang atau jasa.

b. Pendapatan berupa uang

Berdasarkan bidang kegiatannya, pendapatan meliputi

pendapatan sektor formal dan pendapatan sektor informal.

1) Pendapatan sektor formal adalah segala penghasilan baik berupa

barang atau uang yang bersifat regular dan diterimakan biasanya

balas jasa atau kontrasepsi di sektor formal yang terdiri dari :

a) Pendapatan berupa uang, meliputi : gaji, upah dan

penghasilan infestasi.

b) Berupa barang yang meliputi : beras, pengobatan,

(31)

2) Pendapatan sektor informal adalah segala penghasilan baik

berupa barang maupun uang yang diterima sebagai balas jasa

atau kontraprestasi di sektor informal yang terdiri dari :

a) Pendapatan dari usaha sendiri yaitu hasil bersih usaha yang

dilakukan sendiri, komisi dan penjualan dari hasil kerajinan

rumah.

b) Pendapatan dari hasil infestasi

c) Pendapatan yang diperoleh dari keuntungan sosial

Selanjutnya dijelaskan bahwa penghitungan pendapatan

(penghasilan) suatu masyarakat seringkali sulit untuk dilakukan.

Oleh karena itu untuk mengetahui penghasilan keluarga dapat

diwakili oleh pengeluarannya. Pengeluaran rumah tangga dapat

digolongkan menjadi dua macam:

1) Pengeluaran untuk makan

2) Pengeluaran bukan untuk makan/non makan, misalnya untuk

perumahan, aneka barang dan jasa, pendidikan, kesehatan,

pakaian, barang tahan lama, pajak dan asuransi, dan keperluan

untuk pesta dan upacara (BPS Kabupaten Pati, 2010:18)

Pengeluaran untuk makan adalah yang paling pokok dan harus

dipenuhi. Sisa dari pengeluaran untuk makan inilah yang digunakan

untuk pengeluaran bukan makan. Dapat dikatakan bahwa ada

(32)

besar pula pendapatan atau dana yang terkumpul untuk pengeluaran

bukan makan.

Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi keluarga setelah

kebutuhan pokok lain seperti pangan, sandang, papan, dan

kesehatan. Oleh sebab itu, bila diperoleh sisa penghasilan keluarga

untuk pengeluaran bukan makan, pada umumnya keluarga tersebut

akan menggunakan antara lain untuk perumahan, kesehatan, sedang,

serta biaya pendidikan. Kesimpulan dari pendapat tersebut adalah:

1) Pendapatan keluarga dapat berupa pendapatan formal dan

informal.

2) Pendapatan keluarga dapat diwakili oleh pengeluarannya yang

meliputi pengeluaran untuk makan dan pengeluaran bukan untuk

makan.

Pendapatan orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah penghasilan berupa uang yang diterima sebagai balas jasa

dari kegiatan baik di sektor formal maupun sektor informal

selama satu bulan dalam bentuk satua rupiah.

3) Pendapatan keluarga dapat berupa uang, barang, atau jasa

Pendapatan orang tua berupa uang yang diterima sebagai

balas jasa dari kegiatan baik sektor formal dan informal selama

satu bulan dalam satuan rupiah.

Besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh penduduk

(33)

dipengaruhi oleh keadaan penduduk sendiri dalam melakukan

berbagai macam kegiatan sehari-hari.

Pendapatan yang diterima penduduk dapat digolongkan

berdasarkan 4 golongan yaitu:

Tabel 2.1. Golongan pendapatan

No Golongan Pendapatan

1 Rendah <Rp 500.000

2 Sedang Rp 500.000 < Rp 1.000.000

3 Tinggi Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000

4 Sangat Tinggi >Rp 2.000.000

Sumber.BPS Kab. Pati 2014

Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan

bersih. Pendapatan bersih merupakan pendapatan yang sudah digunakan

untuk pengeluaran pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Semakin banyak

pendapatan bersih yang diterima semakin banyak juga pendapatan yang

digunakan untuk menabung. Pada tabel diatas menunjukkan bahwa

pendapatan yang rendah dalam keluarga yaitu kurang dari Rp 500.000

perbulan. Pendapatan keluarga dikatakan cukup berkisar dari Rp 500.000

sampai dengan Rp 1.000.000. Pendapatan yang tinggi berkisar dari Rp

1.000.000 sampai dengan Rp 2.000.000. dan yang terakhir penggolongan

pendapatan dikatakan sebagai pendapatan yang tinggi yaitu pendapatan

(34)

3. Pemilikan Kekayaan atau Fasilitas

Pemilikan kekayaan atau fasilitas adalah kekayaan dalam bentuk

barang-barang dimana masih bermanfaat dalam menunjang kehidupan

ekonominya. Fasilitas atau kekayaan itu antara lain:

a. Barang-barang berharga

Menurut Abdulsyani (1994), bahwa pemilikan kekayaan yang

bernilai ekonomis dalam berbagai bentuk dan ukuran seperti

perhiasan, televisi, kulkas dan lain-lain dapat menunjukkan adanya

pelapisan dalam masyarakat.

Dalam penelitian ini barang-barang dapat menunjukkan keadaan

sosial ekonomi seseorang. Barang-barang yang berharga tersebut

antara lain tanah, sawah, rumah dan lain-lain. Barang-barang

tersebut bisa digunakan untuk membiayai pendidikan anak. Semakin

banyak kepemilikan harta yang bernilai ekonomi dimiliki orang tua

maka akan semakin luas kesempatan orang tua untuk dapat

menyekolahkan anak-anaknya, dan orang tua dapat mencukupi

semua fasilitas belajar anak, sehingga dapat memotivasi anak untuk

berprestasi.

b. Jenis-jenis kendaraan pribadi.

Kendaraan pribadi dapat digunakan sebagai alat ukur tinggi

(35)

mempunyai mobil akan merasa lebih tinggi tingkat sosial

ekonominya dari pada orang yang mempunyai sepeda motor.

4. Jenis Tempat Tinggal

Menurut Kaare Svalastoga dalam Aryana untuk mengukur tingkat

sosial ekonomi seseorang dari rumahnya, dapat dilihat dari:

a. Status rumah yang ditempati, bisa rumah sendiri, rumah dinas,

menyewa, menumpang pada saudara atau ikut orang lain.

b. Kondisi fisik bangunan, dapat berupa rumah permanen, kayu dan

bambu. Keluarga yang keadaan sosial ekonominya tinggi, pada

umumnya menempati rumah permanent, sedangkan keluarga yang

keadaan sosial ekonominya menengah kebawah menggunakan semi

permanen atau tidak permanen.

c. Besarnya rumah yang ditempati, semakin luas rumah yang ditempati

pada umunya semakin tinggi tingkat sosial ekonominya.

Rumah dapat mewujudkan suatu tingkat sosial ekonomi bagi

keluarga yang menempati. Apabila rumah tersebut berbeda dalam hal

ukuran dan kualitas rumah. Rumah yang dengan ukuran besar, permanen

dan milik pribadi dapat menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonominya

tinggi berbeda dengan rumah yang keil, semi permanen dan menyewa

menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonominya rendah.

(36)

Pengertian belajar secara psikologis yaitu belajar merupakan suatu proses

perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhannya (Slameto, 2010:2).

Belajar juga dapat diartikan suatu proses usaha yang dilakukan

seseoranguntuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Belajar yang nyaman dapat didukung dengan tempat belajar yang tenang,

jangan sampai diganggu oleh perangsang-perangsang di sekitar. Belajar

diperlukan konsentrasi pikiran, jangan sampai belajar sambil mendengarkan.

Sebelum memulai pelajaran harus disediakan segala sesuatu yang diperlukan,

seperti : kelengkapan buku pelajaran yang dimiliki, kelengkapan alat tulis,

sehingga belajar tidak terputus-putus dan dan tidak terganggu. Meja tulis

yang harus bersih dan rapi dapat menjdikan belajar yang nyaman dan tenang

sehingga konsentrasi belajar yang maksimal dan pelajaran yang dipelajari

dapat dipahami (Slameto, 2010:77).

D. Hasil Belajar

Hasil Belajar / prestasi belajar asalah hasil yang telah dicapai oleh siswa

setelah siswa mengikuti pelajaran tertentu (Purwanto, 1988:31). Hasil belajar

adalah hasil yang dicapai oleh siswa dalam usaha atau kegiatan menguasai

(37)

Adapun yang dimaksud dengan hasil belajar IPS (Ilmu Pengetahuan

Sosial) dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Winong

setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar mata pelajaran IPS (Ilmu

Pengetahuan Sosial). Hasil belajar dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian

siswa mata pelajaran IPS kelas VIII semester 1 tahun pelajaran 2015 / 2016.

E. Ilmu Pengetahuan Sosial

IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) adalah hasil kombinasi atau hasil

pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi,

ekonomi, sosiologi, antropologi dan politik, (Saidiharjo, 1966:4).

Menurut Nasution Sumaatmadja (2002:123) bahwa IPS ada suatu

program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya

mempersoalkan manusia dan lingkungan alam fisik maupun lingkungan

sosialnya yang bahannya diambil dari ilmu sosial seperti: geografi, sejarah,

ekonomi, antropologi, sosiologi, ilmu politik dan psikologi.

Ilmu Pengetahuan Sosial dapat diartikan sebagai perpaduan dari berbagai

ilmu sosial yang disatukan untuk mencapai tujuan intraksional disajikan

dalam kumpulan ilmu sosial yang ada dan berbagai masalah sosial untuk

dapat memperoleh pemecahannya serta disesuaikan bagi pengguna program

studi pendidikan. Yang dimaksud dengan hasil belajar IPS (Ilmu Pengetahuan

(38)

kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)

dengan melihat nilai rata-rata nilai ulangan harian mata pelajaran IPS yang

telah dilaksanakan.

F. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi dengan Hasil Belajar Siswa

Keadaan ekonomi keluarga mempengaruhi hasil belajar anak (Kartini,

1985:5). Keluarga dengan pendapatan cukup atau tinggi pada umumnya akan

lebih memenuhi segala kebutuhan sekolah dan keperluan lain. Berbeda

dengan keluarga yang mempunyai penghasilan relative rendah, pada

umumnya akan mengalami kesulitan dalam pembiayaan sekolah, begitu juga

dengan keperluan lainnya.

Keadaan sosial-ekonomi yang baik dapat menciptakan kondisi siswa

yang menghambat ataupun mendorong dalam belajar. Sebaliknya jika

sosio-kultural yang tinggi dapat menciptakan kondisi siswa yang menunjang belajar

di sekolah. Keadaan kesehatan yang terus menerus terganggu dapat

menciptakan kondisi fisik yang menguntungkan bagi belajar (Winkel, 1983 :

33).

Masalah biaya pendidikan juga merupakan sumber kekuatan dalam

belajar karena kurangnya biaya pendidikan akan sangat mengganggu

kelancaran studi (Oemar, 1983:117). Salah satu fakta yang mempengaruhi

(39)

Tingkat sosial ekonomi keluarga mempunyai pengaruh yang tinggi

terhadap hasil belajar siswa di sekolah, sebab segala kebutuhan anak yang

berkenaan dengan pendidikan akan membutuhkan sosial ekonomi orang tua.

Atas dasar telaah kajian yang berhasil dirangkum bahwa salah satu faktor

yang mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah adalah tingkat sosial

ekonomi orang tua (keluarga). Oleh karena itu apabila hendak menelaah

masalah hasil belajar siswa, faktor sosial ekonomi orang tua hendaknya

mendapat perhatian di samping faktor – faktor yang lain.

Dari pendapat-pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa tingkat sosial

ekonomi keluarga yang baik yang ditunjang dengan sosio-kultural yang tinggi

akan merupakan sumber kekuatan yang menguntungkan dalam belajar.

G. Penelitian yang Relevan

Penelitian mengenai pengaruh kondisi sosial ekonomi orangtua tersebut

bukan yang pertama kali dilakukan karena sebelumnya sudah terdapat banyak

penelitian yang serupa. Namun pada penelitian ini akan dilakukan

pembanding dalam hal pencapaian hasil dengan mengacu pada

metode-metode yang telah digunakan oleh peneliti terdahulu.

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan

ini adalah penelitian yang ditulis oleh Dwi Jatmiko dengan judul “Pengaruh

Kondisi Sosial Ekonomi terhadap Tingkat Pendidikan Anak pada Keluarga

Buruh Batik, Petani, dan Nelayan di Kecamatan Wiradesa Kabupaten

Pekalongan”. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh

(40)

batik, petani, dan nelayan di Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan. Dari

penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa keluarga petani memiliki persentase R

square paling tinggi yaitu sebesar 93,7%, kemudian keluarga buruh batik sebesar

62,8%, dan keluarga nelayan bernilai paling rendah yakni sebesar 55,5%.

Penelitian yang kedua dilakukan oleh Fandi Yusuf Maldini dengan judul

“Hubungan antara Tingkat Pendidikan dan Sosial Ekonomi Nelayan terhadap

Ketentuan Wajib Belajar 9 Tahun Anak di Kelurahan Bandarharjo Kecamatan

Semarang Utara”. Tujuan dari penelitian tersebut untuk mengetahui apakah

ada hubungan antara tingkat pendidikan dan kondisi sosial ekonomi nelayan

terhadap ketuntasan wajib belajar 9 tahun anak di Kelurahan Bandarharjo

Kecamatan Semarang Utara. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

ada pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan dan sosial ekonomi

nelayan terhadap ketuntasan wajib belajar 9 tahun anak.

Penelitian yang dilakukan oleh Agus Arifin dengan judul penelitian

“Pengaruh Kondisi Sosial ekonomi Keluarga terhadap Tingkat Partisipasi

Anak pada Jenjang Pendidikan Tinggi”. Penelitian tersebut memiliki tujuan

untuk mengetahui pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap

partisipasi anak pada jenjang pendidikan tinggi di Kelurahan Patemon

Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Dari hasil penelitian menunjukkan

bahwa pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap partisipasi anak

pada jenjang pendidikan tinggi di Kelurahan Patemon Kecamatan Gunungpati

(41)

Mengenai uraian penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,

maka penulis mencoba untuk melakukan penelitian yang relevan dengan

judul “Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Hasil Belajar

IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati Tahun

2015/2016”. Perbedaan dengan penelitian yang relevan sebelumnya yaitu

mengenai tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua siswa kelas VIII SMP Negeri 1

Winong Kabupaten Pati Tahun 2015/2016 terhadap hasil belajar IPS (Ilmu

Pengetahuan Sosial). Dari penelitian yang akan dilakukan, maka rencana hasil

penelitian adalah jika keadaan sosial ekonomi orang tua siswa baik, maka

hasil belajar siswa juga akan baik.

H. Kerangka Berpikir

Pendidikan, terutama pendidikan formal merupakan salah satu kebutuhan

hidup manusia yang menempati peringkat kedua setelah kebutuhan pokok.

Dalam pemenuhan kebutuhan akan pendidikan diperlukan adanya biaya,

antara lain biaya untuk membeli buku dan kelengkapan belajar, membeli

peralatan, membayar SPP dan BP3, membayar uang gedung, membeli

seragam, dan lain-lain yang semuanya menjadi tanggung jawab orang tua atau

keluarga. Semakin tinggi pendidikan yang ditempuh semakin tinggi pula

biaya yang dibutuhkan. Di samping biaya, yang tidak kalah penting adalah

perhatian orang tua dan interaksi sosial keluarga dan lingkungan masyarakat

(42)

berpengaruh terhadap hasil/prestasi belajar yang dicapai anak, sebab anak

merasa mempunyai kesempatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

belajarnya, sehingga akan merasa leluasa mengekspresikan kecakapan atau

ketrampilannya melalui pendidikan formal, yang mana kecakapan dan

ketrampilan tersebut tidak mungkin dapat dikembangkan atau diekpresikan

tanpa dukungan alat, sarana, prasarana, dan dana yang memadai dari keluarga

atau orang tua.

Permasalahan yang timbul adalah terdapat anak dengan kondisi sosial

ekonomi keluarganya tinggi tetapi hasil belajar IPS masih tergolong dalam

keadaan kurang dari kriteria ketuntasan minimal (KKM), sehingga dorongan

dari sosial ekonomi orang tua seharusnya dapat dimanfaatkan oleh anak untuk

menunjang prestasi atau hasil belajar mereka. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara kondisi sosial ekonomi orang tua dengan hasil

belajar siswa dengan menggunakan nilai rata-rata ulangan harian yang telah

terlaksana pada mata pelajaran IPS.

Kondisi sosial ekonomi orang tua yang tinggi atau dengan kriteria yang

baik dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Semakin tinggi kondisi sosial

ekonomi orang tua akan semakin besar pengaruhnya dalam hasil belajar

siswa, karena dengan kondisi sosial ekonomi orang tua yang tinggi semua

kebutuhan siswa akan tercukupi.

Keluarga yang mempunyai pendapatan cukup atau tinggi pada umumnya

akan lebih mudah memenuhi segala kebutuhan sekolah dan keperluan lain

(43)

mempunyai penghasilan relatif rendah, pada umumnya mengalami kesulitan

dalam pembiayaan sekolah, begitu juga dengan keperluan lainnya hal ini

dapat menurunkan semangat anak untuk belajar. Dengan kata lain Keadaan

sosial ekonomi keluarga dapat mempengaruhi hasil belajar anak.

Berdasarkan uraian di atas kerangka pikir penelitian ini dapat skema

sebagai berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian

I. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

Penelitian, di mana rumusan masalah Penelitian telah dinnyatakan dalam

bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2013:96). Jadi, berdasarkan uraian

pada landasan teori dan kerangka berpikir maka disusun hipotesis penelitian

sebagai berikut :

H0 : ”Tidak ada pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap

hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Winong

Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2015/2016”.

Variabel Y

(Hasil Belajar IPS)

1. Nilai Ulangan Harian 2. Nilai UTS

Variabel X

1. Kondisi Sosial

(Pendidikan Orang Tua) 2. Kondisi Ekonomi

(44)

Ha :”Ada pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap hasil

belajar IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati

(45)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa dan orang tua siswa

kelas VIII SMP N 1 Winong Tahun Pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari dari

9 kelas dengan jumlah 284 siswa dan 284 orang tua siswa.

Tabel 3.1. Jumlah Populasi

No Kelas Jumlah Siswa Jumlah Orang Tua

1.

B. Sampel dan Teknik Sampling

Penentuan sampel ditentukan sebesar 20% dari jumlah populasi, karena

jumlah populasinya lebih dari 100, (Arikunto, 2010:120). Agar di peroleh

sampel yang representatif, maka tekhnik sampling yang digunakan adalah

(46)

telah dikelompokkan dengan jumlah seimbang atau proporsional. Teknik ini

diambil karena populasi sudah dikelompokan kedalam kelas-kelas dengan

jumlah yang sama, (Arikunto, 2010). Besarnya sampel dalam penelitian ini

Sumber: Hasil Analisi Penelitian, Tahun 2015

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Penelitian ini memunculkan dua variabel untuk diteliti, berupa variabel

bebas dan variabel terikat. Berdasarkan judul penelitian varibel bebas muncul

sebanyak dua variabel sedangkan variabel terikat terdapat 1 variabel. Berikut

(47)

1. Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)

(Sugiyono, 2010:61).

Variabel bebas dalam penelitian ini, adalah kondisi sosial dan

ekonomi orang tua. Sub Variabel Kondisi sosial dari dapat dilihat pada

tingkat pendidikan, lingkungan masyarakat dan pergaulan di sekolah.

Kemudian sub variabel dari kondisi ekonomi dapat dilihat pada tingkat

pendapatan bersih orang tua selama satu bulan.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010:61). Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah hasil belajar, yaitu rata-rata dari 3 kali nilai

ulangan harian IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dan nilai Ujian Tengah

Semester 1 siswa kelas VIII SMP N 1 Winong, Tahun Pelajaran

2015/2016.

D. Alat dan Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan sangat penting dalam

penelitian. Metode pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data

yang memiliki kredibilitas tinggi, dan sebaliknya. Pengumpulan data dalam

(48)

1. Teknik Angket

Metode angket atau kuisioner merupakan metode pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Arikunto,

2010:199). Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk mengetahui

kondisi sosial ekonomi orang tua.

Gambar 3.1. 1) Tema : Peneliti memberi arahan pengisian kepada responden (Siswa),

2) Lokasi : Ruang Kelas VIII A SMP Negeri 1 Winong 3) Tahun : 2015

G

(49)

3.2. 1) Tema : Peneliti memberi arahan pengisian kepada responden (Siswa)

2) Lokasi : Ruang Kelas VIII D SMP Negeri 1 Winong 3) Tahun : 2015

2) Lokasi : Ruang Kelas VIII D SMP Negeri 1 Winong 3) Tahun : 2015

2. Teknik Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara

mengumpulkan data mengenai berbagai hal yang dibutuhkan dengan

sumber data berupa catatan, buku laporan, dan sebagainya. Dalam

penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui nilai

ulangan harian dan nilai ujian tengah semester 1 siswa kelas VIII SMP N 1

(50)

3. Teknik Observasi

Metode observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan jalan

mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti, dengan

menggunakan teknik observasi maka diperoleh 2 macam data, yaitu :

a. Data primer, adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari

sumber data dari peneliti, yakni siswa SMP N 1 Winong.

b. Data sekunder, adalah data yang lebih dulu dikumpulkan dan

dilaporkan orang lain di luar dari penelitian.

E. Validitas dan Reabilitas Alat

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau

sahih mempunyai validitas tinggi.

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang

digunakan berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas digunakan

terhadap dua variabel dalam penelitian yaitu aktivitas belajar(X) dan

hasil belajar siswa(Y). Syarat untuk menggunakan analisis data dengan

regresi linier sederhana adalah data tersebut harus berdistribusi normal.

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Chi Kuadrat dengan

rumus sebagai berikut:

(51)

Keterangan:

: Chi Kuadrat

: frekuensi yang diamati, kategori ke-i

: frekuensi yang diharapkan dari kategori ke-i

: jumlah kategori

: batas bawah sampel

Hasil perhitungan chi-kuadrat data selanjutnya dikonsultasikan

dengan tabel. Jika harga data ≤ tabel pada taraf signifikansi 5%

berarti sampel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal

(Sudjana, 2002: 273).

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang paling penting dalam penelitian,

karena analisis data yang terkumpul akan dapat memberikan arti dan makna

dalam memecahkan masalah penelitian dan dalam pengambilan kesimpulan.

Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah :

1. Deskriptif Presentatif

Deskriptif presentatif digunakan untuk memberikan deskriptif atau

pembahasan dalam penelitian ini. Langkah-langkah yang ditempuh

dalam menggunakan teknik analisis ini, yaitu:

(52)

b. Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang

telah ditetapkan.

c. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden.

d. Menurut Ali dalam Aryana (1993:186) langkah yang selanjutnya

adalah menentukan skor tersebut kedalam rumus sebagai berikut:

DP = x 100%

Keterangan:

DP = Deskriptif persentase

n = Nilai yang diperoleh

N = Jumlah seluruh nilai yang diharapkan

Data yang di peroleh melalui angket (sebagai metode utama)

dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mengelompokkan data sesuai dengan jenisnya.

2) Membuat tabulasi data.

3) Data yang telah ditabulasi kemudian dianalisis dengan

menggunakan analisis regresi sederhana untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua siswa

terhadap prestasi belajar.

Untuk mempermudah analisis data, yang berasal dari angket

bertingkat maka perlu diketahui skor yang diperoleh responden dari

hasil angket yang telah diisi (Arikunto, 2010). Untuk itu perlu

ditentukan kriteria penskoran sebagai berikut :

(53)

2) Untuk alternatif jawaban b diberi skor 2

3) Untuk alternatif jawaban c diberi skor 3

4) Untuk alternatif jawaban d diberi skor 4

Perhitungan frekuensi persebaran hasil penelitian pada korelasi

antara kondisi sosial ekonomi orang tua siswa terhadap prestasi

belajar. Untuk menentukan kriteria penskoran adanya hubungan

kondisi sosial ekonomi orang tua siswa terhadap prestasi belajar

menggunakan perhitungan sebagai berikut:

1) Persentase skor maksimal = (4: 4) x 100% = 100%

2) Persentase skor minimal = (1:4) x 100% = 25%

3) Rentang = 100% - 25% = 75%

4) Panjang kelas interval = 75% : 4 = 18,75%

Dengan panjang kelas interval 18,75% dan persentase skor

minimal 25%, maka diperoleh kelas-kelas interval sebagai berikut:

Tabel 3.3. Perhitungan Deskriptif Presentase

No Presentase (%) Kriteria

1 25 - 43.75 Tidak baik

2 43,76 - 62.50 Kurang baik

3 62.51 - 81.25 Baik

4 81.26 -100 Sangat baik

Sumber : Data Analisis Penelitian, Tahun 2015

Penelitian ini ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci

(54)

penelitian dapat memberikan gambaran atau pedoman untuk

keperluan masa yang akan datang.

2. Analisis Regresi Sederhana

Analisis data merupakan bagian yang paling penting dalam

penelitian, karena analisis data yang terkumpul dapat memberikan arti

dan makna dalam memecahkan masalah penelitian dan pengambilan

kesimpulan. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah Analisis

Regresi Sederhana, Metode ini digunakan untuk menghitung sejauh mana pengaruh antara kondisi sosial ekonomi orang tua siswa terhadap hasil

belajar siswa. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis

adalah sebagai berikut:

a. Mencari persamaan garis regresi.

Digunakan teknik analisis regresi linear satu variabel, dengan

persamaan sebagai berikut:

Y = a + bX

Y : Variabel terikat (Hasil belajar)

a : konstanta

b : koefisien regresi variabel X

X : variabel bebas (Kondisi sosial ekonomi)

(Sugiyono, 2010: 262)

(55)

Digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara

prediktor X1 dan Y (hasil belajar). Dari perhitungan diperoleh uji T

kemudian dikonsultasikan dengan harga t tabel untuk db 1 dan db

penyebut N-1 dalam taraf signifikan 5%. Apabila t hitung lebih besar

atau sama dengan ttabel maka H0 ditolak dalam Ha diterima.

Sebaliknya jika t hitung lebih kecil dari t table maka H0 diterima dan Ha

ditolak.

c. Koefisien determinasi

Koefisien determinasi (R) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen/terikat. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1.

Jika nilai R mendekati 1, maka dapat dikatakan semakin kuat model

tersebut dalam menerangkan variasi variabel independen/bebas

terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika R mendekati 0 maka

semakin lemah variasi variabel independen menerangkan variabel

(56)

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah SMP Negeri 1 Winong

SMP Negeri 1 Winong secara resmi didirikan pada tahun 1963

dengan nama SMP Persiapan Negeri Winong. Pada tahun tersebut

didasarkan atas tersosialisasinya penerimaan siswa baru kelas 1 SMP

persiapan Negeri Winong untuk pertama kalinya. Kemudian pada tahun

1977 melalui surat keputusan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

dengan SK No: 0254/ 0/1977 yang keluar pada tanggal 5 Juli 1977.

2. Lokasi Penelitian

Objek yang dikaji dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 1

Winong Kabupaten Pati. Secara administratif SMP Negeri 1 Winong

terletak di Jalan Winong – Gabus km 0,5 Desa Winong, Kecamatan

Winong Kabupaten Pati. Terletak pada garis lintang 60 48’ 33,92” LS –

1110 05’ 55,84” BT (Profil Sekolah Tahun 2014).

Secara geografis letak desa Winong adalah sebelah utara

berbatasan dengan Desa Bumiharjo, sebelah timur berbatasan dengan

Desa Karangkonang dan Desa Pekalonga, sebelan selatan berbatasan

dengan Desa Danyangmulyo, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa

(57)

Letak lokasi penelitian (SMP Negeri 1 Winong) terletak strategis

di pusat Kecamatan Winong dengan akses jalan utama yaitu jalan raya

Winong-Gabus km 0,5. Sehingga untuk menuju SMP Negeri 1 Winong

sangat mudah yang berada di pusat Kecamatan Winong. Untuk menuju

SMP Negeri 1 Winong dapat diakses menggunakan sepeda, sepeda

motor, maupun mobil. Sehingga mempermudah siswa serta guru untuk

menuju ke sekolah tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam peta

(58)
(59)

3. Kondisi Sekolah

a. Jumlah Kelas

Jumlah kelas yang ada di SMP Negeri 1 Winong terdiri dari 27

kelas dengan rincian kelas VII terdiri dari 9 kelas, kelas VIII terdiri

dari 9 kelas, dan kelas IX terdiri dari 9 kelas.

b. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang terdapat di SMP Negeri 1 Winong

adalah ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang Tata Usaha, Ruang

UKS, kamar mandi, lapangan, kantin sekolah, perpustakaan,

laboratorium IPA, laboratorium komputer, laboratorium bahasa,

ruang kesenian, ruang keterampilan/PKK, ruang serbaguna, ruang

BK, ruang OSIS.

Ruang perpustakaan sudah memiliki koleksi buku yang

lengkap. Khususnya buku IPS yang sudah banyak dimanfaatkan

siswa untuk referensi apabila siswa mempunyai tugas dari gurunya,

atau siswa hanya membacanya sehingga untuk memperoleh

pengetahuan yang sekiranya belum didapatkan saat mata pelajaran

IPS khususnya.

Sarana laboratorium IPS tidak ada di sekolah ini. Kurangnya

prioritas mata pelajaran IPS ini bukan hanya di SMP Negeri 1

Winong saja. Sekolah Menengah Pertama (SMP) masih banyak yang

(60)

Sarana dan prasarana di SMP Negeri 1 Winong sudah

termasuk dalam kategori lengkap. Tetapi masih ada yang dalam

proses renovasi dan pembuatan ruang kelas baru untuk memperoleh

tata ruang yang indah dan nyaman untuk proses belajar mengajar.

c. Kurikulum

Proses pembelajaran di SMP Negeri 1 Winong mengacu pada

Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP). Sebelumnya pada SMP

Negeri 1 Winong telah menggunakan percobaan kurikulum 2013.

d. Guru IPS

Guru IPS di SMP Negeri 1 Winong terdapat 5 guru yang sudah

tersertifikasi yaitu: Bapak Samhudi, S.Pd. selaku koordinator guru

IPS, Bapak Slamet Riyanto, S.Pd., Ibu Rahmawati, S.Pd., Bapak

Muhammad, S.Pd., Ibu Rahayu Woro Winanti, SE. Semua guru IPS

yang ada di SMP Negeri 1 Winong sudah tersertifikasi sehingga

sudah layak dalam mengajar mata pelajaran IPS. Dalam mengajar

IPS beliau menggukanan media pembelajaran seadanya karena

keterbatasannya media pembelajaran di SMP Negeri 1 Winong.

Media pembelajaran yang ada hanya peta dan globe untuk IPS yang

bagian geografi. Keterbatasan media pembelajaran ini tidak

mengurangi motivasi mengajar beliau, disamping media tersebut

beliau juga menggunakan power point yang nantinya ditampilkan

dalam proyektor sehingga anak didik atau siswa dapat dengan jelas

Gambar

Tabel 2.1. Golongan pendapatan
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian
Tabel 3.2. Pengambilan Sampel Penelitian
Gambar 3.1.  1) Tema : Peneliti memberi arahan pengisian kepada
+7

Referensi

Dokumen terkait

The main objectives were to see whether the WUMPs’ goal/objectives were GESI responsive; whether or not they incorporated the GESI perspective; the extent and appropriateness

Untuk mengetahui pengaruh Non Performing loan (NPL) terhadap profitabilitas pada Bank Internasional Indonesia diperlukan analisis data untuk menguji kebenaran dari

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DAN KONSENTRASI DENGAN HASIL PENALTY STROKE PADA PERMAINAN HOKI FIELD.. (Studi Deskriptif Peserta Unit Kegiatan Mahasiswa Hoki Universitas

Keefektifan Cendawan Metarhizium brunneum Petch terhadap Hama Ubi Jalar Cylas formicarius Fabricius (Coleoptera: Brentidae).. Dibimbing oleh

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pengendalian anggaran produksi yang

Keywords: management, farm planning, appropriate agrochemical use, farming visualization, short term DSS, long term DSS..

Tujuan kajian untuk mengusulkan suatu program produksi bersih yang akan : (1) mengurangi jumlah bahan beracun, bahan baku, dan energi yang dipakai dalam proses pengolahan,

Demikianlah Berita Acara Penutupan Upload Tabel Kualifikasi pekerjaan ini dibuat dengan sebenarnya, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.. Panitia Pengadaan ULP Pokja II