commit to user
RESORT DI KAWASAN AGROWISATA KEMUNING SEBAGAI
TEMPATRELAKSASI DENGAN PENDEKATAN EKOLOGI ARSITEKTUR
SKRIPSI
Disusun oleh :
DARMAWAN
I0203039
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
RESORT DIKAWASAN AGROWISATA KEMUNING
SEBAGAI TEMPAT RELAKSASI DENGAN PENDEKATAN EKOLOGI ARSITEKTUR
Disusun Oleh: DARMAWAN
I0203039 Menyetujui,
Surakarta, 2 Agustus 2010
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Galing Yudana, MT Istijabatul Aliyah, ST, MT
NIP. 19620129 198703 1 002 NIP. 19690923 199702 2 001
Mengesahkan,
Pembantu Dekan I Ketua Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Fakultas Teknik
Ir. Noegroho Djarwanti, MT Ir. Hardiyati, MT
NIP. 19561112 198403 2 007 NIP. 19561209 198601 2 001
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
iii
PENGANT AR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena pada
akhirnya penulis berhasil menyelesaikan tugas akhir dengan judul Resort di kawasan
Agrowisata Kemuning sebagai tempat relaksasi dengan pendekatan Ekologi Arsitektur
sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Program Studi
Arsitektur pada Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Ir. Hardiyati, MT, selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Bpk. Ir. Galing Yudana, MT, selaku Pembimbing Tugas Akhir atas segala arahan dan
bimbingannya.
3. Ibu Istijabatul Aliyah, ST, MT selaku Pembimbing Tugas Akhir atas segala arahan dan
bimbingannya.
4. Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku Pembimbing Akademis dan atas kesabaran dan
bimbingannya selama ini.
5. Semua pihak dan jajaran yang berada di lingkungan kampus untuk brainstorming,
kesabaran, bantuan dan dukungan moril sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa hasil penulisan tugas akhir ini masih banyak kekurangan,
namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Surakarta, 8 Juni 2010
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
PERSEMBAHAN ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
B A B I
PENDAHULUAN
I.1. JUDUL ... I-1
I.2. PENGERTIAN JUDUL ... I-1
I.3. LATAR BELAKANG ... I-2
1.3.1. Kondisi Masyarakat ... I-2
1.3.2. Kebutuhan Relaksasi... I-2
1.3.3. Kondisi Lingkungan ... I-3
1.3.4. Kepariwisataan Surakarta ... I-4
1.3.5. Kepariwisataan Karanganyar ... I-4
1.3.6 Ngargoyoso ... I-7
1.3.7 Kemuning ... I-7
1.3.8 Kebutuhan Penginapan ... I-8
I.4. PERMASALAHAN dan PERSOALAN ... I-8
1.4.1. Permasalahan ... I-8
1.4.2. Persoalan ... I-8
I.5. TUJUAN DAN SASARAN... I-9
1.5.1. Tujuan... I-9
1.5.2. Sasaran ... I-9
I.6. BATASAN DANLINGKUP PEMBAHASAN DAN BATASAN ... I-9
1.6.1. Batasan ... I-9
1.6.2. Lingkup Pembahasan ... I-9
I.7. METODE PEMBAHASAN... I-10
commit to user
II.3.1. Pengertian Resort ... II-3
II.3.2. Klasifikasi Resort ... II-3
II.4. PARIWISATA ... II-3
II.4.1 Pengertian Pariwisata ... II-3
II.4.2 Jenis Parieisata ... II-4
II.4.3 Pelaku Pariwisata ... II-5
II.5. AGROWISATA ... II-6
II.5.1. Pengertian Agrowisata ... II-6
II.5.2. Potensi Pengembangan Agrowisata di Indonesia ... II-12
II.5.3. Agrowisata Kemuning ... II-15
II.6. RELAKSASI ... II-16
II.6.1. Relaksasi dan Alam ... II-16
II.6.2. Relaksasi dan Teh ... II-16
II.6.3. Relaksasi dan Desain ... II-17
II.7. EKOLOGI ARSITEKTUR ... II-23
II.7.1. Pengertian Ekologi... II-23
II.7.2. Penertian Ekologi Arsitektur ... II-23
II.7.3. Unsur-unsur Pokok Ekologi Arsitektur ... II-24
II.7.4. Patokan Rumah Ekologis ... II-25
II.7.5. Pendekatan Ekologi Arsitektur ... II-28
B A B III
TINJAUAN LOKASI
III.1. TINJAUAN KABUPATEN KARANGANYAR... III-1
III.1.1. Kondisi Fisik ... III-4
III.1.2. Kondisi Non Fisik ... III-6
III.2. TINJAUAN KECAMATAN NGARGOYOSO ... III-12
commit to user
III.2.2. Kondisi Non Fisik ... III-14
III.3. TINJAUAN KEMUNING ... III-15
III.3.1.Kondisi Fisik ... III-15
III.3.2.Kondisi Non Fisik ... III-21
B A B IV
RESORT DI KAWASAN AGROWISATA KEMUNING YANG
DIRENCANAKAN
IV.1. PENDEKATAN ... IV-1
IV.1.1.Kebutuhan Relaksasi ... IV-1
IV.1.2. Urgensi Wawasan Lingkungan ... IV-1
IV.1.3.Potensi Kawasan Agrowisata Kemuning ... IV-2
IV.1.4.Manfaat Pengembangan ... IV-2
IV.2. RESORT YANG DIRENCANAKAN ... IV-3
IV.2.1.Jenis Resort ... IV-3
IV.2.2.Site ... IV-3
IV.2.3.Kegiatan yang diwadahi ... IV-4
IV.2.4.Tampilan ... IV-7
IV.2.5.Utilitas ... IV-7
B A B V
ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
V.1. ANALISA MAKRO ... V-1
V.1.1. Analisa Pemilihan Site ... V-1
V.1.2. Analisa Pencapaian ... V-3
V.1.3. Analisa Topografi ... V-6
V.1.4. Analisa View ... V-7
V.1.5. Analisa Angin ... V-8
V.1.6.Analisa Bangunan... V-8
V.1.7.Analisa Sistem Struktur ... V-14
V.1.8.Analisa Sistem Utilitas ... V-16
V.2. ANALISA MIKRO ... V-21
V.2.1. Pelaku, pengelompokan dan pola kegiatan ... V-21
V.2.2. Kebutuhan Ruang ... V-24
commit to user
viii
V.2.4. Organisasi Ruang ... V-39
B A B VI
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
VI.1. KONSEP LOKASI ... VI-1
VI.2. KONSEP PENGOLAHAN TAPAK ... VI-1
VI.2.1.Konsep Pencapaian Site ... VI-1
VI.2.2.Konsep View ... VI-2
VI.2.3.Konsep Topografi ... VI-3
VI.2.4.Konsep Angin ... VI-4
VI.2.5.Konsep Penampilan Bangunan ... VI-4
VI.2.6.Konsep Bentuk Dasar Massa Bangunan ... VI-6
VI.2.7.Konsep Pola tata massa bangunan ... VI-6
VI.2.8.Konsep Sistem Struktur ... VI-6
VI.2.9.Konsep Utilitas ... VI-7
VI.3. KONSEP KEBUTUHAN RUANG ... VI-12
VI.4. PENENTUAN BESARAN RUANG ... VI-16
VI.5. KONSEP ORGANISASI RUANG ... vi-26
B A B VII
KESIMPULAN DAN SARAN
VII.1 KESIMPULAN ... VII-1
VII.2 SARAN ... VII-2
DAFTAR PUSTAKA ... VIII
commit to user
Bab I PENDAHULUAN
1.1 JUDUL
Resort di kawasan agrowisata Kemuning sebagai tempat relaksasi
dengan pendekatan Ekologi Arsitektur.
1.2 PENGERTIAN JUDUL
Resort : Resort adalah tempat menginap yang dikunjungi untuk
berekreasi dan relaksasi.1
Kawasan : Daerah tertentu yang mempunyai ciri tertentu.
Agrowisata : Wisata yang sasarannya adalah pertanian, perkebunan,
kehutanan.
Kemuning : Desa di Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar.
Relaksasi : Relaksasi merupakan suatu kondisi istirahat pada aspek fisik
dan mental manusia, sementara aspek spirit tetap aktif
bekerja. Dalam keadaan relaksasi, seluruh tubuh dalam
keadaan homeostatis atau seimbang, dalam keadaan tenang
tapi tidak tertidur, dan seluruh otot-otot dalam keadaan rileks
dengan posisi tubuh yang nyaman. 2
Pendekatan : Proses, perbuatan, cara mendekati, metode-metode untuk
mencapai pengertian.
Ekologi : Ilmu mengenai hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dan
lingkungannya (kondisi alam sekitarnya).
Arsitektur : Seni dan ilmu merancang sebuah bangunan.
Adalah rencana pembangunan resort di kawasan Agrowisata Kemuning
dengan menggunakan pendekatan Ekologi Arsitektur.
1
Cambrigde dictionary
2
commit to user 1.3 LATAR BELAKANG
1.3.1 Kondisi Masyarakat
Kehidupan masyarakat sekarang ini penuh dengan hiruk pikuk
pekerjaan dan kesibukan. Dengan bekerja manusia mencukupi
kebutuhannya. Karena itu pekerjaan merupakan hal yang pokok bagi
manusia untuk dapat bertahan hidup dan mencapai kesejahteraan. Tuntutan
dan pengaruh budaya kota serta perkembangan jaman menjadi tekanan,
karena segala sesuatu diukur dari keberhasilan dan kepuasan materi yang
tidak ada ukuran pastinya. Pandangan manusia yang beralih menjadi
materialisme membuat pemenuhan kebutuhan akan materi manjadi hal yang
penting dan utama. Maka manusia berlomba-lomba untuk mencukupi
kebutuhan itu dengan bekerja. Dengan pepatah “Waktu adalah uang”,
manusia menyibukkan kehidupannya dengan bekerja keras dan memakai
sebagian besar waktu mereka untuk bekerja. Kehidupan yang penuh dengan
pekerjaan itu membuat tekanan fisik dan psikologis bagi manusia.
1.3.2 Kebutuhan Relaksasi
Karena beragam tekanan dan pengaruh budaya, manusia kehilangan
waktu-waktu untuk berelaksasi. Keadaan hidup yang semakin kompleks
dengan kesibukannya, membuat manusia memerlukan kegiatan relaksasi
untuk melepas kepenatan tersebut. Salah satunya adalah berlibur ke tempat
yang lebih tenang dan terlepas dari kesibukan kota dan kesibukan pekerjaan
sehari-hari. Diharapkan dari berlibur dan relaksasi itu dapat memberikan
kelegaan fisik dan psikologis. Dikota-kota besar banyak ditawarkan hiburan
seperti: klub-klub malam, pub, taman bermain dsb. Tetapi kebanyakan
manusia lebih memilih ke daerah yang relative lebih tenang dan memiliki
suasana yang alami untuk tempat manusia berelaksasi. Terutama
daerah-daerah yang masih memiliki kondisi alam yang baik, sehingga manusia dapat
commit to user 1.3.3 Kondisi Lingkungan
Kepadatan dan pertumbuhan penduduk membuat kebutuhan pangan
dan lahan menjadi meningkat dan berakibat pada kerusakan alam dan hutan.
Di Indonesia, menurut data dari Green Peace, setiap 1 jam kerusakan hutan
mencapai seluas 300 lapangan bola, hal ini merupakan faktor utama
meningkatnya laju emisi gas rumah kaca ke atmosfer. Padahal hutan
merupakan paru-paru bumi dengan menyerap CO2 dan diolah menjadi O2.
Menyusutnya luas hutan membuat konsentrasi CO2 merupakan salah satu
pemicu suhu bumi meningkat. Disamping itu, rusaknya hutan berarti semua
siklus ekosistim yang tergantung pada hutan dan yang terkandung didalam
tanah juga terganggu. Kepadatan penduduk dibumi juga meningkatkan
industri dan transportasi yang menggunakan bahan bakar yang berasal dari
sumber daya alam tak terperbarui dalam jumlah besar, yaitu energi. Industri
dan transportasi mengeluarkan emisi atau gas buang dari hasil proses
pembakaran energi. Emisi dalam jumlah terbesar adalah CO2 mencapai 80%
dari total gas emisi pembakaran bahan bakar. Dari parahnya kerusakan hutan
dan melambungnya emisi dari gas buang dari industri dan transportasi
membuat konsentrasi CO2 menggantung diudara dan menebalkan lapisan
atmosfer, sehingga panas matahari terperangkap dan mengganggu
pelepasan panas bumi keluar atmosfer. Kondisi ini juga berakibat pada
turunnya hujan yang mengandung asam yang disebut sebagai hujan asam
yang membahayakan kelangsungan mahluk hidup.
Lingkungan perkotaan semakin lama tidak mendukung lagi
kehidupan manusia dengan baik. Banyak kerusakan yang disebabkan oleh
pemakaian dan aktivitas manusia, sehingga baku mutu lingkungan menurun.
Seperti semakin banyaknya polusi udara, polusi air dan kebisingan yang
melebihi batas wajar. Hal itu berdampak pada manusia yang menempatinya,
sehingga menurunnya kesehatan manusia salah satunya. Untuk itu
daerah-daerah yang masih fresh adalah yang dicari manusia untuk melakukan
commit to user 1.3.4 Kepariwisataan Surakarta
Surakarta dan sekitarnya bekerja sama dalam segala bidang untuk
memajukan daerahnya. Wilayah yang turut dalam kerja sama tersebut adalah
Surakarta, Sukoharjo, Klaten, Boyolali, Karanganyar, Wonogiri dan Sragen.
Kerja sama tersebut dalam wadah organisasi PT. Solo Raya Promosi dengan
slogan Solo The Spirit of Java. Salah satu bidang kerja samanya adalah kerja
sama di bidang pariwisata. Masing-masing daerah diangkat potensi-potensi
wisata yang menarik kemudian bersama-sama di ekspos dan dipromosikan
untuk menarik minat konsumen. Sehingga daerah Solo Raya menjadi suatu
kawasan wisata yang luas dengan berbagai wisata yang ditawarkan.
1.3.5 Kepariwisataan Karanganyar
Di antara wilayah Surakarta, Sukoharjo, Klaten, Boyolali,
Karanganyar, Wonogiri dan Sragen, Karanganyar memiliki potensi
pengembangan yang sangat tinggi di bidang Sumber Daya Alam dan
Ekowisata, yang semakin diperkuat dengan keramah-tamahan penduduk.
Kesuburan tanah dimanfaatkan untuk produk-produk pertanian dan
perkebunan. Dengan kondisi alam yang indah, Karanganyar memiliki
sejumlah tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. Baik itu wisata alam
ataupun peninggalan sejarah yang terletak di tempat wisata alam tersebut.
Sehingga menjadikan suatu kunjungan yang unik bagi para wisatawan.
commit to user
Obyek wisata alam yang terletak di kecamatan Tawangmangu
menampilkan panorama air terjun setinggi 81 meter dan berbagai satwa
langka yang berada di hutan lindung. Telah dilengkapi dengan fasilitas
rekreasi keluarga, taman dan kios souvenir, dan tempat peristirahatan.
Perkebunan Teh Kemuning
Selama perjalanan dari candi Sukuh ke candi Cetho akan melalui
jalan yang berkelok-kelok dengan keindahan hamparan hijau kebun teh
yang berbukit-bukit, hawa yang sejuk dan segar. Perkebunan teh itu
dikelola oleh PT Rumpun Sari Kemuning.
Candi Sukuh
Candi Sukuh berada di desa Berjo Kecamatan Ngargoyoso.
Satu-satunya candi yang erotik dan unik di Indonesia. hampir menyamai candi
yang ada di Guatemala Amerika Selatan. Berbentuk limasan atau piramida
terpotong yang merupakan gambaran keterbatasan ilmu manusia.
commit to user Candi Cetho
Candi Hindu ini dibangun sekitar abad 15 pada akhir jaman kerajaan
Hindu majapahit oleh Brawijaya V. Mempunyai 9 tingkatan dengan
arsitektur yang mirip dengan pura-pura di Bali. Di sekitar komplek candi ini
terdapat patung Saraswati sumbangan dari Kabupaten Gianyar dan
melambangkan ilmu pengetahuan.
Air Terjun Parangijo
Berada tidak jauh dari kompleks candi Cetho di Ngargoyoso, Air
Terjun Parang Ijo ini menawarkan pemandangan alam yang menarik
dengan air terjun dan tebing-tebing yang indah. Diatur dalam sebuah
taman yang menarik untuk pengunjung, air terjun dapat dijadikan alternatif
obyek wisata setelah turun dari Candi Cetho.
Grebeg Lawu
commit to user 1.3.6 Ngargoyoso
Ngargoyoso adalah salah satu kecamatan di Kabupaten
Karanganyar, Jawa Tengah. Ngargoyoso terdiri atas 7 kelurahan atau
desa, yaitu: Berjo, Puntukrejo, Kemuning, Dukuh Gemawang,
Segorogunung, Girimulyo, Ngargoyoso. Kecamatan Ngargoyoso sebelah
barat berbatasan dengan Kecamatan Karangpandan, sebelah selatan
berbatasan dengan kecamatan Tawangmangu, sebelah timur berbatasan
dengan Kabupaten Magetan (Gunung Lawu), sebelah utara berbatasan
dengan Kecamatan Jenawi. Sebagian besar wilayah Kecamatan
Ngargoyoso berada di lereng bagian barat dari Gunung Lawu.
1.3.7 Kemuning
Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten
Karanganyar, ± 40 Km dari Kota Surakarta, pada ketinggian 800 -1500 M
dpl, dengan suhu rata-rata 14 - 260 C. Di desa Kemuning ini terdapat
perkebunan teh yang dikenal dengan perkebunan teh Kemuning.
Perkebunan teh ini membentang seluas 240 Ha di lereng Gunung Lawu.
Komoditas yang di hasilkan adalah daun teh untuk pembuatan teh hijau.
Daya tarik wisata daerah ini meliputi:
1. Proses pemanenan hasil petik pucuk teh dan proses pengolahan
teh hijau.
2. Panorama hamparan kebun teh
3. Mengikuti kegiatan petik pucuk teh
4. Olah raga tracking, bola volly, climbing dan lain-lain.
Gunung lawu tepatnya di kompleks candi Sukuh. Menampilkan kebudayan
Karanganyar seperti kesenian Lesung, Loro Blonyo dan jenis kesenian
lainnya. Keterkaitan dengan budaya Bali, karena unsur budaya Hindu yang
cukup kental di daerah ini ditampilkan lewat kesenian dan tari-tarian dari
commit to user 1.3.8 Kebutuhan penginapan
Salah satu cara relaksasi adalah berinteraksi dengan alam yang
masih baik. Kebanyakan orang pergi ke tempat-tempat yang memiliki
keindahan alam untuk berelaksasi, melepaskan kepenatan dan dari
kesibukan sehari-hari.
Untuk menikmati alam itu diperlukan waktu yang relatif lama untuk
mendapatkan ketentraman dan suasana relak. Untuk itu penginapan
sebagai suatu amenitas sangat diperlukan di daerah-daerah wisata alam.
Salah satu bentuk penginapan adalah berupa hotel resort, dengan
adanya resort diharapkan orang yang berwisata alam mendapatkan
kenyamanan yang maksimal. Selain mendapatkan relaksasi dari alam,
resort juga akan membuat orang merasa nyaman dan relak. Oleh karena itu
dengan fasilitas resort yang lengkap sebagai support kawasan wisata alam
dapat memberi dukungan yang membuat orang menikmati keindahan dan
mendapatkan kenyamanan yang maksimal.
1.4 PERMASALAHAN DAN PERSOALAN
1.4.1 Permasalahan
a) Bagaimana merencanakan Resort di kawasan agrowisata Kemuning
sebagai tempat relaksasi bagi masyarakat dengan pendekatan
Ekologi Arsitektur.
b) Bagaimana menentukan kegiatan-kegiatan yang menjadi ciri khas
Resort di kawasan Agrowisata Kemuning.
1.4.2 Persoalan
a) Bagaimana memilih, menata, menentukan luasan site sebagai sebuah
Resort di kawasan agrowisata Kemuning dengan kemudahan akses
dan visualisasi yang menarik.
b) Penataan dan pengaturan tata massa, besaran ruang, bentuk
bangunan sebuah Resort sebagai sarana relaksasi.
c) Penerapan Ekologi Arsitektur sebagai pendekatan Resort di kawasan
commit to user
d) Penentuan sistem konstruksi, material dan sistem utilitas yang tidak
merusak lingkungan.
1.5 TUJUAN DAN SASARAN
1.5.1 Tujuan
Menyusun konsep perencanaan dan perancangan Resort di kawasan
agrowisata Kemuning dengan pendekatan Ekologi Arsitektur, sebagai
pemenuhan kebutuhan manusia akan relaksasi.
1.5.2 Sasaran
Sasaran dari penyusunan konsep perencanaan dan perancangan ini
adalah mendapatkan :
a) Konsep pemilihan dan pengolahan tapak.
b) Konsep sirkulasi pada tapak.
c) Konsep gubahan massa, peruangan dan bentuk bangunan Resort yang
memberikan suasana relaksasi.
d) Konsep struktur dan bahan bangunan.
e) Konsep utilitas.
1.6 BATASAN DAN LINGKUP PEMBAHASAN
1.6.1 Batasan
a) Segi pembiayaan proyek dianggap telah tersedia dan tidak mengalami
permasalahan
b) Segi kepemilikan lahan dan perijinan pengembangan tidak mengalami
permasalahan
1.6.2 Lingkup Pembahasan
Pembahasan dibatasi dalam lingkup disiplin ilmu arsitektur, tetapi jika
ada bagian atau hal-hal yang mendasari faktor-faktor perancangan maka
commit to user 1.7 METODOLOGI PEMBAHASAN
Metode yang digunakan dalam pembahasan penulisan konsep
perencanaan dan perancangan ini adalah sebagai berikut :
A. Perumusan dan Pendekatan Masalah
Menangkap fenomena yang terjadi di dalam kehidupan manusia,
mendapatkan kebutuhan manusia dan wadah pemenuhan kebutuhan
manusia yang perlu ditanggapi, yang selanjutnya disebut permasalahan.
B. Pengumpulan Data
Metoda pengumpulan data yang digunakan antara lain :
1. Data Primer:
Data fisik:
· Kabupaten Karanganyar.
· Perkebunan teh Kemuning, Ngargoyoso.
Data non fisik:
· Kepariwisataan Karanganyar.
· Kependudukan Karanganyar. 2. Survey lapangan
Pengamatan langsung untuk mengetahui kondisi eksisting lokasi.
Serta melakukan studi serta pngambilan data gambar untuk
keperluan penyusunan konsep.
3. Wawancara
Melakukan wawancara langsung dengan pihak yang terkait atau
pihak yang mampu memberikan data informasi positif dan dapat
dipertanggungjawabkan mengenai kajian studi. Dalam hal ini
BAPPEDA Kabupaten Karanganyar, pihak kecamatan Ngargoyoso
dan penduduk sekitar tapak yang terpilih.
4. Data sekunder:
Berupa teori-teori dan hasil penelitian dalam usaha pelestarian
commit to user
pendekatan Arsitektur Ekologi, serta standar kebutuhan ruang
fasilitas Resort dan persyaratan arsitektural yang berlaku.
C. Analisa
Melakukan analisa dari data-data yang ada berdasarkan prediksi
perencanaan yang dihubungkan dengan tujuan, sasaran dan faktor-faktor lain
yang berpengaruh, lalu dibahas dan permasalahan yang ada diselesaikan
dengan menggunakan :
§ Metode kualitatif
Digunakan untuk permasalahan yang tidak dapat diukur dan dideskripsikan
secara verbal (kata-kata).
§ Metode kuantitatif
Digunakan untuk permasalahan yang dapat diukur dan diselesaikan melalui
pemecahan kuantitatif dengan memakai logika dan asumsi. Digunakan untuk
menganalisa kebutuhan, besaran ruang dan lain sebagainya.
Metode-metode tersebut menggunakan acuan dari literatur dan preseden.
D. Sintesa
Merupakan simpulan dari proses rangkaian analisa-analisa untuk
mendapatkan konsep akhir. Hasil analisa dan data diolah dengan kriteria
yang telah ditetapkan kemudian diintegrasikan dengan persyaratan/ketentuan
perencanaan dan perancangan yang akhirnya seluruh hasil integrasi
dikembangkan menjadi konsep rancangan yang siap ditransformasikan ke
dalam bentuk ungkapan fisik yang dikehendaki.
1.8. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I: PENDAHULUAN
Mengemukakan pengertian judul, latar belakang, permasalahan dan
persoalan, tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, lingkup pembahasan,
commit to user
BAB II: LANDASAN PUSTAKA
Mengemukakan tinjauan teori tentang resort, relaksasi, wisata dan
agrowisata, ekologi arsitektur.
BAB III: TINJAUAN LOKASI
Mengemukakan perspektif Kabupaten Karanganyar dalam lingkup karisidena
Surakarta, meliputi sejarah dan rencana perkembangan dan perencanaan
Kota Karanganyar.
BAB IV: RESORT DI KAWASAN AGROWISATA KEMUNING YANG
DIRENCANAKAN
Mengemukakan gambaran rencana resort secara keseluruhan dengan teori
dan pendekatan Arsitektur Ekologis.
BAB V: ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Membahas hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan Resort di kawasan
Agrowisata Kemuning yang akan diwujudkan, meliputi analisa makro (analisa
site) dan analisa mikro (analisa fungsi terwadahi, analisa bentuk dan tampilan
bangunan, analisa sistem struktur dan sistem utilitas).
BAB VI: KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Mensintesakan konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan
hasil akhir dari proses analisis yang selanjutnya ditransformasikan dalam
commit to user
Bab 2
TINJAUAN TEORI
2.1 HOTEL
2.1.1 Pengertian Hotel
Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan
makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang yang sedang melakukan
perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah wajar sesuai dengan pelayanan yang
diterima tanpa ada perjanjian khusus, (Tanpa ada perjanjian khusus yang dimaksud adalah
perjanjian membeli barang yang disertai dengan perundingan-perundingan sebelumnya).1
Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha
akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman
serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum,
baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan
fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. Pengertian hotel ini dapat disimpulkan dari beberapa
definisi hotel seperti tersebut di bawah ini :2
a. Salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan bagian
untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya
bagi masyarakat umum yang dikelola secara komersil.
b. Bangunan yang dikelola secara komersil dengan memberikan fasilitas penginapan untuk
masyarakat umum dengan fasilitas sebagai berikut :
1) Jasa penginapan
2) Pelayanan makanan dan minuman
3) Pelayanan barang bawaan
4) Pencucian pakaian
5) Penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada di dalamnya.
c. Sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan memberikan pelayanan jasa kamar,
penyedia makanan dan minuman serta akomodasi dengan syarat pembayaran.
1 Hotel Proprietors Acts,1956
commit to user 2.1.2 Jenis hotel
a) City Hotel
Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi masyarakat yang
bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek). City Hotel disebut juga
sebagai transit hotel karena biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan
fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut.
b) Residential Hotel
Hotel yang berlokasi di daerah pinngiran kota besar yang jauh dari keramaian kota,
tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha. Hotel ini berlokasi di
daerah-daerah tenang, terutama karena diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin tinggal dalam
jangka waktu lama. Dengan sendirinya hotel ini diperlengkapi dengan fasilitas tempat
tinggal yang lengkap untuk seluruh anggota keluarga.
c) Resort Hotel
Hotel yang berlokasi di daerah pengunungan (mountain hotel) atau di tepi pantai
(beach hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai. Hotel seperti ini terutama
diperuntukkan bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari-hari libur atau bagi mereka
yang ingin berekreasi.
d) Motel (Motor Hotel)
Hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang menghubungan
satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran jalan raya dekat dengan pintu
gerbang atau batas kota besar. Hotel ini diperuntukkan sebagai tempat istirahat sementara
bagi mereka yang melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan umum atau
mobil sendiri. Oleh karena itu hotel ini menyediakan fasilitas garasi untuk mobil.
2.2 RESORT
2.2.1 Pengertian Resort
A resort is a place used for relaxation or recreation, attracting visitors for holidays or
vacations. Resort tempat yang didirikan untuk kebutuhan rekreasi dan relaksasi, sebagai
commit to user
orang memerlukan liburan. Pada umumnya resort memiliki satu pengelola sebagi penyedia
jasa, tetapi pada awalnya tidak seperti itu. Karena lebih efektif maka kebanyakan yang
digunakan adalah dengan satu pengelola seperti kebanyakan pada akhir-akhir ini. Resort
menawarkan segala macam fasilitas vacationer’s want untuk mencukupi segala kebutuhan
user, seperti : makanan, minuman, penginapan, olahraga, hiburan, tempat belanja. Jadi resort
adalah sebagai one stop living and tourism.3
2.2.2 Klasifikasi Resort
a. Resort at a destination
Resort yang didirikan karena daya tarik dari luar resort itu sendiri, seperti lingkungan/kawasan
sekitar resort, sejarah suatu tempat, atau fasilitas yang ditawarkan dari suatu kawasan.
b. Destination resort
Resort yang didirikan karena menawarkan daya tarik resort itu sendiri yang lengkap dengan
fasilitas untuk hiburan yang ditawarkan.
c. All-inclusive resort
Resort yang lengkap dengan segala fasilitas sebuah resort, dengan satu harga bagi semua
akses fasilitas yang disediakan oleh resort tersebut.
2.3 PARIWISATA
Pariwisata adalah fenomena yang mengetengahkan perlunya variasi dalam kehidupan
sehari-hari yang penuh rutinitas. Pariwisata mengandung makna revitalisasi jiwa demi
memelihara kesehatan jiwa dan raga. Jiwa memerlukan ketenangan untuk menstabilkan
emosi dan pikiran dari kepenatan kehidupan sehari-hari. Pariwisata diperlukan untuk
merevitalisasi jiwa dan pikiran kita.
2.3.1 Pengertian Pariwisata
Sekumpulan fenomena dan hubungan yang tumbuh dari interaksi antara para pelaku
wisata (wisatawan), para pengusaha dengan pemerintah dan masyarakat tuan rumah. Interaksi
itu terjasi dalam suatu proses dimana pemerintah dan masyarakat tuan rumah berusaha untuk
mempengaruhi para wisatawan dan pengunjung lainnya tersebut untuk singgah
ditempat/daerah atau Negara yang mereka kunjungi. Kepariwisataan adalah sekumpulan
commit to user
kegiatan-kegiatan, pelayanan-pelayanan, dan industri-industri yang dapat memberikan
pengalaman-pengalaman perjalanan.4
Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata serta
usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan untuk
menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya
tarik wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut.5
2.3.2 Jenis Pariwisata
Eka Budianta membagi pariwisata menjadi 4 kelompok : 6
a. Wisata Alam
Wisata alam meliputi wisata sungai, wisata laut, wisata gunung, wisata gua, dan
wisata keajaiban. Wisata alam ini berkaitan dengan masalah kesehatan dan kesegaran
manusia serta olah raga alam yang banyak diminati oleh para wisatawan. Misalnya adalah
berselancar, berenang, beradu nafas dalam melakukan wisata laut atau mendaki gunung,
berendam dalam sumber-sumber air panas, memulihkan kesehatan bagi penderita
tuberculosis dalam rangka melakukan wisata gunung dan sebagainya.
b. Wisata Kebudayaan
Wisata kebudayaan merupakan kegiatan wisata dengan melakukan perjalanan
mengunjungi hal-hal kebudayaan yang meliputi relik arkeologi (Piramida Mesir, Candi
Borobudur, Tembok Besar Cina, dan lain-lain), matra sejarah di musium-musium, upacara
adat, serta masakan rakyat.
c. Wisata Kesenian
Wisata ini merupakan kegiatan wisata dengan menikmati kesenian-kesenian yang
ada di daerah tujuan wisata seperti wayang kulit, opera, tarian rakyat, panggung
sandiwara, dan lain-lain.
d. Wisata Rohani
Jenis wisata ini meliputi ziarah, retret, tilawatil, perayaan waisak di candi-candi
dan lain-lain.
4 Sulastiyono M.Si, Agus, Drs. 1999.Manajemen Penyelenggaraan Hotel. Alfabeta:Bandung 5 Undang-undang Republik Indonesia No.9, tahun 1990.
commit to user 2.3.3 Pelaku Pariwisata
Di dalam kepariwisataan, terdapat 3 pelaku kegiatan di dalamnya, yaitu: 7
a. Pengunjung
1) Pengunjung Umum, yaitu pengunjung yang datang ke kawasan wisata semata-mata
untuk tujuan wisata, seperti bersantai, menikmati objek wisata dan fasilitas yang ada,
tanpa tujuan yang lain yang bersifat khusus.
2) Pengunjung Khusus, yaitu pengunjung yang maksud kedatangannya bukan untuk
tujuan wisata dimana tujuan wisata bukanlah merupakan prioritas utama
kunjungannya. Seperti para peneliti, perlombaan olah raga dan budaya, dll.
b. Pengelola
Merupakan orang atau badan hukum yang bertanggung jawab terhadap
penyelenggaraan dan pelaksanaan kawasan wisata serta melaksanakan kegiatan tata
laksana operasionalisasi kawasan wisata.
c. Masyarakat Setempat
Peran serta masyarakat setempat sangat diperlukan dalam suatu kawasan
wisata, untuk membuka peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan
hidupnya serta menerapkan prinsip “menguntungkan masyarakat tuan rumah”.
2.4 AGROWISATA
2.4.1 Pengertian Agrowisata
Agritourism didefinisikan sebagai perpaduan antara pariwisata dan pertanian dimana
pengunjung dapat mengunjungi kebun, peternakan atau kilang anggur untuk membeli produk,
menikmati pertunjukan, mengambil bagian aktivitas, makan suatu makanan atau melewatkan
malam bersama di suatu areal perkebunan atau taman.8
Sementara definisi lain mengatakan, agritourism adalah sebuah alternatif untuk
meningkatkan pendapatan dan kelangsungan hidup, menggali potensi ekonomi petani kecil
dan masyarakat pedesaan.9
Di Indonesia, Agrowisata atau agroturisme didefinisikan sebagai sebuah bentuk
kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata dengan
7 M.J. Prayogo. 1975.Pengantar Pariwisata Indonesia. 8 www.farmstop.com
commit to user
tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang
pertanian. Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha
pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan,
pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan
agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, diharapkan bisa
meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara
budaya maupun teknologi lokal (indigenous knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan
kondisi lingkungan alaminya. Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (
eco-tourism), yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan
tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di
lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan.10
Antara ecotourism dan agritourism berpegang pada prinsip yang sama. Prinsip-prinsip
tersebut, menurut Wood, 2000 adalah sebagai berikut:11
· Menekankan serendah-rendahnya dampak negatif terhadap alam dan kebudayaan yang dapat merusak daerah tujuan wisata.
· Memberikan pembelajaran kepada wisatawan mengenai pentingnya suatu pelestarian.
· Menekankan pentingnya bisnis yang bertanggung jawab yang bekerjasama dengan unsur
pemerintah dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan penduduk lokal dan memberikan
manfaat pada usaha pelestarian.
· Mengarahkan keuntungan ekonomi secara langsung untuk tujuan pelestarian, menejemen sumberdaya alam dan kawasan yang dilindungi.
· Memberi penekanan pada kebutuhan zone pariwisata regional dan penataan serta
pengelolaan tanam-tanaman untuk tujuan wisata di kawasan-kawasan yang ditetapkan
untuk tujuan wisata tersebut.
· Memberikan penekanan pada kegunaan studi-studi berbasiskan lingkungan dan sosial, dan program-program jangka panjang, untuk mengevaluasi dan menekan
serendah-rendahnya dampak pariwisata terhadap lingkungan.
· Mendorong usaha peningkatan manfaat ekonomi untuk negara, pebisnis, dan masyarakat
lokal, terutama penduduk yang tinggal di wilayah sekitar kawasan yang dilindungi.
10
Deptan, 2005. “Agrowisata Meningkatkan Pendapatan Petani” pada http://database.deptan.go.id
11 Pitana, I Gde. 2002. “Pengembangan Ekowisata di Bali”. Makalah Disampaikan pada Seminar Ekowisata di Auditorium Universitas Udayana pada
commit to user
· Berusaha untuk meyakinkan bahwa perkembangan pariwisata tidak melampui batas-batas
sosial dan lingkungan yang dapat diterima seperti yang ditetapkan para peneliti yang telah
bekerjasama dengan penduduk lokal.
· Mempercayakan pemanfaatan sumber energi, melindungi tumbuh-tumbuhan dan binatang
liar, dan menyesuaikannya dengan lingkungan alam dan budaya.
Pada era ini, manusia di bumi hidupnya dipenuhi dengan kejenuhan, rutinitas dan
segudang kesibukan. Untuk kedepan, prospek pengembangan agrowisata diperkirakan sangat
cerah. Pengembangan agrowisata dapat diarahkan dalam bentuk ruangan tertutup (seperti
museum), ruangan terbuka (taman atau lansekap), atau kombinasi antara keduanya. Tampilan
agrowisata ruangan tertutup dapat berupa koleksi alat-alat pertanian yang khas dan bernilai
sejarah atau naskah dan visualisasi sejarah penggunaan lahan maupun proses pengolahan
hasil pertanian. Agrowisata ruangan terbuka dapat berupa penataan lahan yang khas dan
sesuai dengan kapabilitas dan tipologi lahan untuk mendukung suatu sistem usahatani yang
efektif dan berkelanjutan. Komponen utama pengembangan agrowisata ruangan terbuka dapat
berupa flora dan fauna yang dibudidayakan maupun liar, teknologi budi daya dan pascapanen
komoditas pertanian yang khas dan bernilai sejarah, atraksi budaya pertanian setempat, dan
pemandangan alam berlatar belakang pertanian dengan kenyamanan yang dapat dirasakan.
2.4.1.1.Manfaat Pengembangan Agrowisata
Pengembangan agrowisata sesuai dengan kapabilitas, tipologi, dan fungsi ekologis
lahan akan berpengaruh langsung terhadap kelestarian sumber daya lahan dan pendapatan
petani serta masyarakat sekitarnya. Kegiatan ini secara tidak langsung akan meningkatkan
persepsi positif petani serta masyarakat sekitarnya akan arti pentingnya pelestarian sumber
daya lahan pertanian. Pengembangan agrowisata pada gilirannya akan menciptakan lapangan
pekerjaan, karena usha ini dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat pedesaan, sehingga
dapat menahan atau mengurangi arus urbanisasi yang semakin meningkat saat ini. Manfaat
yang dapat diperoleh dari agrowisata adalah melestarikan sumber daya alam, melestarikan
teknologi lokal, dan meningkatkan pendapatan petani/masyarakat sekira lokasi wisata.
1) Melestarikan Sumberdaya Alam
Agrowisata pada prinsipnya merupakan kegiatan industri yang mengharapkan
commit to user
penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan
keindahan alam. Oleh sebab itu, faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang
harus disediakan, terutama pada wilayah - wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para
wisatawan. Menyadari pentingnya nilai kualitas lingkungan tersebut, masyarakat/petani
setempat perlu diajak untuk selalu menjaga keaslian, kenyamanan, dan kelestarian
lingkungannya. Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (eco-toursm),
yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan
tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di
lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan. Oleh karena itu, pengelolaannya
harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a) Pengaturan dasar alaminya, yang meliputi kultur atau sejarah yang menarik, keunikan
sumber daya biofisik alaminya, konservasi sumber daya alam ataupun kultur budaya
masyarakat.
b) Nilai pendidikan, yaitu interpretasi yang baik untuk program pendidikan dari areal,
termasuk lingkungan alaminya dan upaya konservasinya.
c) Partisipasi masyarakat dan pemanfaatannya. Masyarakat hendaknya
melindungi/menjaga fasilitas atraksi yang digemari wisatawan, serta dapat
berpartisipasi sebagai pemandu serta penyedia akomodasi dan makanan.
d) Dorongan meningkatkan upaya konservasi. Wisata ekologi biasanya tanggap dan
berperan aktif dalam upaya melindungi area, seperti mengidentifikasi burung dan
satwa liar, memperbaiki lingkungan, serta memberikan penghargaan/falitas kepada
pihak yang membantu melingdungi lingkungan.
2) Mengkonversi Teknologi Lokal
Keunikan teknologi lokal yang merupakan hasil seleksi alam merupakan aset
atraksi agrowisata yang patut dibanggakan. Bahkan teknologi lokal ini dapat dikemas dan
ditawarkan untuk dijual kepada pihak lain. Dengan demikian, teknologi lokal yang
merupakan indigenous knowleadge itu dapat dilestarikan.
Teknologi lokal seperti Talun Kebun atau Pekarangan yang telah berkembang di
masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan salah satu contoh yang bisa
ditawarkan untuk agrowisata. Teknologi lokal ini telah terbukti cukup mampu
mengendalikan kesuburan tanah melalui pendauran hara secara vertikal. Selain dapat
commit to user
dan bahan organik in situ dengan baik sesuai dengan tingkat kebutuhan. Dengan
demikian, melalui agrowisata kita dapat memahami teknologi lokal kita sendiri, sehingga
ketergantungan pada teknologi asing dapat dikurangi.
3) Meningkatkan Pendapatan Petani dan Masyarakat Sekitar
Selain memberikan nilai kenyamanan, keindahan ataupun pengetahuan, atraksi
wisata juga dapat mendatangkan pendapatan bagi petani serta masyarakat di sekitarnya.
Wisatawan yang berkunjung akan menjadi konsumen produk pertanian yang dihasilkan,
sehingga pemasaran hasil menjadi lebih efisien. Selain itu, dengan adanya kesadaran
petani akan arti petingnya kelestarian sumber daya, maka kelanggengan produksi menjadi
lebih terjaga yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan petani. Bagi
masyarakat sekitar, dengan banyaknya kunjungan wisatawan, mereka dapat memperoleh
kesempatan berusaha dengan menyediakan jasa dan menjual produk yang dihasilkan
untuk memenuhi kebutuhan wisatawan.
2.4.1.2.Dua versi/pola Agrowisata ruangan terbuka.
Selanjutnya agrowisata ruangan terbuka dapat dikembangkan dalam dua versi/pola,
yaitu alami dan buatan, yang dapat dirinci sebagai berikut:12
a) Agrowisata Ruang Terbuka Alami
Objek agrowisata ruangan terbuka alami ini berada pada areal di mana kegiatan
tersebut dilakukan langsung oleh masyarakat petani setempat sesuai dengan kehidupan
keseharian mereka. Masyarakat melakukan kegiatannya sesuai dengan apa yang biasa
mereka lakukan tanpa ada pengaturan dari pihak lain. Untuk memberikan tambahan
kenikmatan kepada wisatawan, atraksi-atraksi spesifik yang dilakukan oleh masyarakat
dapat lebih ditonjolkan, namun tetap menjaga nilai estetika alaminya. Sementara fasilitas
pendukung untuk kenyamanan wisatawan tetap disediakan sejauh tidak bertentangan
dengan kultur dan estetika asli yang ada, seperti sarana transportasi, tempat berteduh,
sanitasi, dan keamanan dari binatang buas. Contoh agrowisata terbuka alami adalah
kawasan Suku Baduy di Pandeglang dan Suku Naga di Tasikmalaya, Jawa Barat; Suku
Tengger di Jawa Timur; Bali dengan teknologi subaknya; dan Papua dengan berbagai pola
atraksi pengelolaan lahan untuk budi daya umbi-umbian.
12
commit to user
b) Agrowisata Ruang Terbuka Buatan
Kawasan agrowisata ruang terbuka buatan ini dapat didesain pada
kawasan-kawasan yang spesifik, namun belum dikuasai atau disentuh oleh masyarakat adat. Tata
ruang peruntukan lahan diatur sesuai dengan daya dukungnya dan komoditas pertanian
yang dikembangkan memiliki nilai jual untuk wisatawan. Demikian pula teknologi yang
diterapkan diambil dari budaya masyarakat lokal yang ada, diramu sedemikian rupa
sehingga dapat menghasilkan produk atraksi agrowisata yang menarik. Fasilitas
pendukung untuk akomodasi wisatawan dapat disediakan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat modern, namun tidak mengganggu keseimbangan ekosistem yang ada.
Kegiatan wisata ini dapat dikelola oleh suatu badan usaha, sedang pelaksana atraksi
parsialnya tetap dilakukan oleh petani lokal yang memiliki teknologi yang diterapkan.
2.4.2 Potensi Pengembangan Agrowisata Indonesia
Kebijakan umum Departemen Pertanian dalam membangun pertanian bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan dan tarap hidup petani, peternak, dan nelayan, memperluas
lapangan kerja dan kesempatan berusaha, menunjang pembangunan industri serta
meningkatkan ekspor. Untuk itu, usaha diversifikasi perlu dilanjutkan disertai dengan
rehabilitasi yang harus dilaksanakan secara terpadu, serasi, dan merata disesuaikan dengan
kondisi tanah, air dan iklim, dengan tetap memelihara kelestarian kemampuan sumber daya
alam dan lingkungan hidup serta memperhatikan pola kehidupan masyarakat setempat.
Sejalan dengan kebijaksanaan umum di atas, terlihat bahwa antara pariwisata dan
pertanian dapat saling mengisi dan menunjang dalam meningkatkan daya saing produk
pariwisata dan produk pertanian Indonesia dalam rangka meningkatkan perolehan devisa dari
komoditi ekspor non migas. Sebagai negara agraris, sector pertanian merupakan sector yang
dominan dan merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Upaya peningkatan dan
penganekaragaman usaha pertanian terus ditingkatkan secara intensif dan terencana, baik
yang secara tradisional maupun modern merupakan potensi kuat yang dapat dikembangkan
commit to user
Potensi budidaya pertanian yang dapat dijadikan agrowisata antara lain :
a. Perkebunan
Suatu kawasan perkebunan yang ideal untuk dapat dimanfaatkan sebagai objek
dan daya tarik agrowisata adalah kawasan perkebunan yang kegiatannya merupakan
kesatuan yang utuh mulai dari pembibitan sampai dengan pengolahan hasilnya. Hal ini
didasarkan atas pertimbangan bahwa setiap kegiatan dan proses pengusahaan
perkebunan dapat dijadikan daya tarik atau atraksi yang menarik bagi wisatawan mulai dari
pembibitan, penanaman, pengolahan ataupun pengepakan hasil produksinya. Perkebunan
sebagai objek agrowisata terdiri dari perkebunan kelapa sawit, karet, teh kopi, kakao, tebu,
dan lain-lain. Pada dasarnya luas suatu perkebunan ada batasnya, namun perkekbunan
yang dijadikan sebagai objek agrowisata luasnya tidak dibatasi, dengan kata lain luasnya
sesuai izin atau persyaratan objek agrowisata yang diberikan. Untuk menunjukkan kepada
wisatawan suatu perkebunan yang baik dan benar, seyogyanya dalam objek dilengkapi
dengan unit pengolahan, laboratorium, pengepakan hasil, sarana dan prasarana.
b. Tanaman pangan dan Hortikultura
Daya tarik tanaman pangan dan hortikultura sebagai objek agrowisata antara lain
kebun bunga-bungaan, kebunbuah-buahan, kebun sayur-sayuran, kebun tanaman
obat-obatan/ jamu.
c. Peternakan
Potensi peternakan sebagai sumber daya wisata antara lain cara tradisional dalam
pemeliharaan ternak, aspek kekhasan/ keunikan pengelolaan, produksi ternak, atraksi
peternakan dan peternakan khusus seperti bekisar dan burung puyuh.
d. Perikanan
Sebagai negara kepulauan yang sebagian besar terdiri dari perairan dengan
potensi sumber daya ikan yang jenis maupun jumlahnya cukup besar, kegiatan perikanan
di Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai obyek
agrowisata. Secara garis besar kegiatan perikanan dibagi menjadi kegiatan penangkapan
dan kegiatan budidaya, dan kegiatan tersebut merupakan potensi yang dapat
dikembangkan menjadi obyek agrowisata seperti budidaya ikan air tawar, budidaya Air
commit to user
Pada dekade terakhir, pembangunan pariwisata di Indonesia maupun di manca
negara menunjukkan kecenderungan terus meningkat. Konsumsi jasa dalam bentuk
komoditas wisata bagi sebagian masyarakat negara maju dan masyarakat Indonesia telah
menjadi salah satu kebutuhan sebagal akibat meningkatnya pendapatan, aspirasi dan
kesejahteraannya. Preferensi dan motivasi wisatawan berkembang secara dinamis.
Kecenderungan pemenuhan kebutuhan dalam bentuk menikmati objek-objek spesifik
seperti udara yang segar, pemandangan yang indah, pengolahan produk secara
tradisional, maupun produk-produk pertanian modern dan spesifik menunjukkan
peningkatan yang pesat. Kecenderungan ini merupakan signal tingginya permintaan akan
Agrowisata dan sekaligus membuka peluang bagi pengembangan produk-produk
agribisnis baik dalam bentuk kawasan ataupun produk pertanian yang mempunyai daya
tarik spesifik.
Hamparan areal pertanaman yang luas seperti pada areal perkebunan, dan
hortikultura disamping menyajikan pemandangan dan udara yang segar, juga merupakan
media pendidikan bagi masyarakat dalam dimensi yang sangat luas, mulai dari pendidikan
tentanig kegiatan usaha dibidang masing-masing sampai kepada pendidikan tentang
keharmonisan dan kelestarian alam.
Objek Agrowisata tidak hanya terbatas kepada objek dengan skala hamparan yang
luas seperti yang dimiliki oleh areal perkebunan, tetapi juga skala kecil yang karena
keunikannya dapat menjadi objek wisata yang menarik. Cara-cara bertanam tebu, acara
panen tebu, pembuatan gula pasir tebu, serta cara cara penciptaan varietas baru tebu
merupakan salah satu contoh objek yang kaya dengan muatan pendidikan. Cara
pembuatan gula merah kelapa juga merupakan salah satu contoh lain dari kegiatan yang
dapat dijual kepada wisatawan yang disamping mengandung muatan kultural dan
pendidikan juga dapat menjadi media promosi, karena dipastikan pengunjung akan tertarik
untuk membeli gula merah yang dihasilkan pengrajin. Dengan datangnya masyarakat
mendatangi objek wisata juga terbuka peluang pasar tidak hanya bagi produk dan objek
Agrowisata yang bersangkutan, namun pasar dan segala kebutuhan masyarakat.
Dengan demikian melalui Agrowisata bukan semata merupakan usaha / bisnis
dibidang jasa yang menjual jasa bagi pemenuhan konsumen akan pemandangan yang
indah dan udara yang segar, namun juga dapat berperan sebagai media promosi produk
commit to user
pengembangan diversifikasi produk agribisnis dan berarti pula dapat menjadi kawasan
pertumbuhan baru wilayah. Dengan demikian maka Agrowisata dapat menjadi salah satu
sumber pertumbuhan baru deerah, sektor pertanian dan ekonomi nasional.
Potensi Agrowisata yang sangat tinggi ini belum sepenuhnya dikembangkan dan
dimanfaatkan secara optimal. Untuk itu, perlu dirumuskan langkah-langkah kebijakan yang
konkrit dan operasional guna tercapainya kemantapan pengelolaan Objek Agrowisata di
era globalisasi dan otonomi daerah. Sesuai dengan keunikan kekayaan spesifik lokasi
yang dimiliki, setiap daerah dan setiap objek wisata dapat menentukan sasaran dan bidang
garapan pasar yang dapat dituju. Dalam pengembangan Agrowisata dibutuhkan kerjasama
sinergis diantara pelaku yang teribat dalam pengelolaan Agrowisata, yaitu masyarakat,
swasta dan pemerintah.
2.4.3 Agrowisata Kemuning
Perkebunan teh ini membentang seluas 240 Ha di lereng Gunung Lawu. Komoditas
yang di hasilkan adalah daun teh untuk pembuatan teh hijau.
Daya tarik wisata daerah ini meliputi:
1. Proses pemanenan hasil petik pucuk teh dan proses pengolahan teh hijau.
2. Panorama hamparan kebun teh
3. Mengikuti kegiatan petik pucuk teh
4. Olah raga tracking, tea walking.
Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, ± 40 Km dari Kota
Surakarta, pada ketinggian 800 -1500 M dpl, dengan suhu rata-rata 14 - 260 C. Di desa
Kemuning ini terdapat perkebunan teh yang dikenal dengan perkebunan teh Kemuning.
2.5 RELAKSASI
Menurut Thantawy (1997: 67) “relaksasi adalah teknik mengatasi
kekhawatiran/kecemasan atau stress melalui pengendoran otot-otot dan syaraf, itu terjadi atau
bersumber pada obyek-obyek tertentu”. Relaksasi merupakan suatu kondisi istirahat pada
aspek fisik dan mental manusia, sementara aspek spirit tetap aktif bekerja. Dalam keadaan
relaksasi, seluruh tubuh dalam keadaan homeostatis atau seimbang, dalam keadaan tenang
tapi tidak tertidur, dan seluruh otot-otot dalam keadaan rileks dengan posisi tubuh yang
commit to user
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa relaksasi adalah
kondisi dimana manusia mengalami keadaan yang seimbang, nyaman, sehingga tubuh rileks.
2.5.1 Relaksasi dan Alam
Pada mulanya alam dalam keseimbangan, hubungan antara manusia, alam dan
Tuhan merupakan hubungan yang homeostatis atau seimbang. Oleh karena itu alam adalah
salah satu sarana untuk manusia dapat mencapai keseimbangan dirinya sehingga
mendapatkan kondisi yang relak bagi tubuh dan jiwanya. Sekarang ini marak istilah back to
nature, karena alam dapat menenangkan kondisi manusia yang tidak seimbang akibat
kesibukan dan rutinitas yang menjemukan.
2.5.2 Relaksasi dan Teh
Minum teh telah menjadi semacam ritual di kalangan masyarakat Tionghoa. Di Cina,
budaya minum teh dikenal sejak 3.000 tahun sebelum Masehi (SM), yaitu pada zaman Kaisar
Shen Nung berkuasa. Bahkan, berlanjut di Jepang sejak masa Kamakaru (1192 – 1333) oleh
pengikut Zen. Tujuan minum teh, agar mereka mendapatkan kesegaran tubuh selama
meditasi yang bisa memakan waktu berjam-jam. Pada akhirnya, tradisi minum teh menjadi
bagian dari upacara ritual Zen. Selama abad ke-15 hal itu menjadi acara tetap berkumpul di
lingkungan khusus untuk mendiskusikan berbagai hal. Meski saat itu belum bisa dibuktikan
khasiat teh secara ilmiah, namun masyarakat Tionghoa sudah meyakini teh dapat
menetralisasi kadar lemak dalam darah, setelah mereka mengonsumsi makanan yang
mengandung lemak. Mereka juga percaya, minum teh dapat melancarkan buang air seni,
menghambat diare, dan bermacam-macam kegunaan lainnya.13
Dewasa ini para ilmuan telah menjelaskan mengapa mereka hanya mencelup teh
beberapa detik dalam air sebagai sumber hidrasi terbaik. Nilai teh mungkin banyak, terutama
berkenaan dengan antioksidan. Seperti buah dan sayuran, teh kaya akan antioksidan. Dalam
teh antioksidan tersebut dikenal sebagai flavonoid. Antioksidan dapat membantu tubuh
mengendalikan zat radikal bebas - zat relatif tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan pada
sel tubuh. Berikut ini adalah manfaat teh:14
· Teh merupakan sumber antioksidan alami anda.
· Jika tubuh dan pikiran anda perlu penyegaran, teh merupakan pilihan yang tepat yang menenangkan.
commit to user
· Teh mengandung klorida, yang berkaitan erat dengan kesehatan gigi. Studi
menunjukkan bahwa teh dapat memberikan cukup zat florida yang anda perlukan.
· Teh tanpa susu dan gula tidak memilki kandungan kalori - mitra citra rasa selera dan sempurna anda untuk program penurunan berat badan anda.
· Dalam cuaca panas, teh dapat memberi kesegaran tersendiri - dan hal ini mungkin karena teh dapat meningkatkan suhu tubuh anda dan selama beberapa saat
menyebabkan peningkatan keringat, yang dapat mendinginkan kulit.
2.5.3 Relaksasi dan Desain
Hal yang ingin dicapai oleh manusia adalah kondisi rileks dari semua kesibukan dan
rutinitas setiap hari. Salah satu pencapaian relaksasi itu dapat dicapai dengan mewadahi
manusia dalam desain yang nyaman, sehingga dapat memberi salah satu solusi dari
kebutuhan relaksasi tersebut. Atau dapat dikatakan desain dapat memberi atau menciptakan
suasana dan perasaan ruang yang relak. Desain tersebut dapat dituangkan dalam bentuk
geometri dalam bangunan:
a) Flowing lines (garis-garis yang mengalir luwes).
b) Curvilinears forms and spaces (bentuk masa dan ruang yang melengkung).
c) Simplicity/not detail (bentuk yang sederhana tanpa banyak detail).
Unsur perasaan dan suasana adalah hal penting yang harus dicapai dalam desain.
Oleh sebab itu pendalaman karakter ruang kembali kealam memasukkan unsur-unsur alam,
menciptakan suasana dan perasaan.
Ketika merancang suatu bangunan, perlu merancang ruang luar dan ruang dalam
karena tiap-tiap ruang tersebut semuanya memberikan pengaruh terhadap emosi dan
perasaan kita. Oleh karena itu untuk menciptakan karakter ruang yang dapat memenuhi
kebutuhan relaksasi perlu memperhatikan unsur-unsur pembentuk dan pengisi ruang serta
indera manusia sebagai penangkap suasana ruang yang meliputi:
a) Warna
· Merah
Sifat merah memberi stimulasi dan dominan. Erat kaitannya dengan sifat
hangat serta kemakmuran, tetapi juga menggambarkan kemarahan, malu dan
kebencian. Untuk ruangan, merah mengurangi ukuran, tetapi memperbesar ukuran
objek. Warna ini bagus sebagai aksen.
commit to user
· Kuning
Erat dengan pencerahan dan intelektualitas. Sifatnya menstimulasi otak dan
membantu pencernaan. Sifat positifnya adalah optimisme, akal, dan ketegasan. Sifat
negatifnya, berlebihan dan kekakuan.
Cocok: pintu masuk rumah dan dapur. Tak cocok: ruang meditasi dan kamar
mandi.
· Hijau
Simbol pertumbuhan, kesuburan, dan harmoni. Hijau adalah warna
menenangkan dan menyegarkan. Sifat positifnya, optimisme, kebebasan, dan
keseimbangan. Sifat negatifnya, iri hati dan kebohongan.
Cocok: ruang terapi dan kamar mandi. Tak cocok: ruang keluarga, ruang
bermain, dan ruang belajar.
· Biru
Damai dan menyejukkan. Biru juga terkait dengan spiritualitas, kontemplasi,
misteri, dan kesabaran. Asosiasi positifnya, rasa percaya dan stabilitas. Sifat
negatifnya, curiga dan melankolis. Biru memberi kesan luas pada ruangan.
Cocok: ruang meditasi, ruang tidur, dan ruang terapi. Tak cocok: ruang
keluarga, ruang makan, dan ruang kerja.
· Putih
Simbol awal baru, kemurnian dan kesucian. Kualitas positifnya, bersih dan
segar. Sifat negatifnya, dingin dan tanpa kehidupan. Cocok: kamar mandi dan dapur.
Tak cocok: kamar anak-anak dan ruang makan.
· Hitam
Misterius dan independen adalah sifat hitam. Positifnya, daya tarik dan
kekuatan. Sifat negatinya, kematian, kegelapan, dan kuasa jahat.
Cocok: kamar remaja dan kamar tidur. Tak cocok: kamar kerja, kamar
anak-anak, dan ruang keluarga.
· Cokelat
Warna cokelat menggambarkan stabilitas dan bobot. Sifat positifnya
kestabilan dan keanggunan, sedangkan sifat negatifnya depresi dan penuaan.
commit to user b) Bahan
Perkembangan pembangunan dewasa ini ditandai dengan peningkatan
macam-macam bahan bangunan dan munculnya bahan bangunan baru. Keadaan
tersebut memungkinkan berbagai ragam alternatif pemilihan bahan bangunan guna
mengkonstruksikan gedung. Maraknya penemuan bahan bangunan baru juga ditandai
dengan kesadaran terhadap ekologi lingkungan dan fisika bangunan. Membangun
berarti suatu usaha untuk menghemat energi dan sumber daya alam. Teknologi
bangunan yang baru menuntut para ahli supaya mereka terbuka terhadap
perkembangan tersebut, karena tidak jarang teknologi baru menyimpang dari cara
pertukangan tradisional. Kajian ilmu bahan bangunan yang cukup sederhana dan
formal selama ini kiranya perlu diubah sesuai dengan pandangan pembangunan yang
menyeluruh.
c) Tekstur
Menciptakan suasana nyaman berestetika tidak harus menggunakan perabot
atau elemen dekoratif. Hanya dengan mendesain dinding yang sengaja mengekspos
teksturnya, ruangan pun tetap terlihat indah. Untuk memberi kesan berbeda, desain
dinding sengaja dibuat seunik mungkin. Salah satunya melalui ekspose tekstur pada
bagian dindingnya. Memadukan unsur kesederhanaan dan modern tampaknya
merupakan salah satu pilihan dalam mendesain dinding. Konsep penataan elemen
keras yang merupakan perpaduan antara budaya modern dan tradisional sejatinya
dapat diwujudkan dalam desain dinding bertekstur. Menariknya, ekspose dinding
dengan ragam teksturnya justru fleksibel ditempatkan di beberapa ruangan dalam
sebuah hunian. Beberapa area seperti ruang tamu, ruang keluarga dan ruang makan
hanyalah contoh ruangan yang dapat mengaplikasikan dinding jenis ini. Lola N Madjid,
arsitek dan desainer interior senior dari Wiradi Consultant, menyatakan bahwa
penggunaan tekstur untuk bangunan merupakan terobosan baru untuk menghadirkan
ruangan agar tetap lebih bernuansa. Bukan hanya itu, melalui penataan yang tepat,
tekstur pada dinding mampu memberikan sentuhan artistik bagi sebuah bangunan.
”Kesan artistik yang terpancar dari dinding bertekstur dapat menambah ruangan terasa
lebih hidup,” papar Lola. Tekstur pada dinding biasanya dapat dibedakan menjadi
tekstur halus atau soft texture dan tekstur kasar (hard texture). Aplikasi tekstur halus
lebih banyak diwujudkan pada beberapa ruangan yang sebagian besar merupakan
commit to user
Perwujudan dari tekstur ini umumnya berupa aplikasi wallpaper pada beberapa bagian
dinding.Berbeda dengan tekstur halus, ekspose dinding bertekstur kasar justru
memiliki kaidah yang berbeda dalam penempatannya. Tekstur dinding jenis ini
biasanya memang lebih banyak ditempatkan di luar ruangan atau eksterior. Namun,
bukan berarti ekspose tekstur keras tidak dapat ditempatkan di area dalam atau
interior. Melalui penataan dan penempatan yang bersinergi,ruangan tetap dapat
terkesan atraktif. Untuk mendapatkan kesan atraktif,penggunaan dinding bertekstur
keras bisa dilakukan melalui ekspose dinding kamprot di beberapa bagian. Kesan
atraktif biasanya sengaja ditampilkan dengan mengontraskan dinding kamprot dengan
bagian dinding lain yang lebih halus.
d) Irama
Pengertian proporsi adalah masalah yang selalu dipersoalkan dalam
perencanaan arsitektur sebagai prinsip keselarasan dan estetika. Proporsi dan
keselarasan (harmoni) bersama-sama dapat menentukan bentuk arsitektur. Oleh
karena itu, semua buku arsitektur kuno mengandung ilmu proporsi. Pengertian
proporsi dapat dianggap dalam bentuk proporsi bidang maupun bentuk proporsi ruang
seperti sudah ditentukan oleh Pythagoras dan penganutnya. Musik mulai menjelma
sebagai tegangan di antara yang dapat didengar dan yang tidak dapat didengar.
Pythagoras membayangkan bahwa pola nada mirip dengan bentuk ruang (proporsi).
Berdasarkan kenyataan tersebut, dimensi yang dapat diukur dan yang dapat dilihat
dapat diperbandingkan dengan nada (lihat: van der Maas, Jan. Das Monochord. Bern
1985, hlm. 6-8). Dengan begitu orang dapat 'mendengar' arsitektur, karena
proporsinya yang mempunyai irama sebagai harmoni yang mengalir.
e) Pencahayaan dan penghawaan
Bangunan sebaiknya dibuat secara terbuka dengan jarak yang cukup di antara
bangunan tersebut agar gerak udara terjamin. Orientasi bangunan ditempatkan di
antara lintasan matahari dan angin. Sebagai kompromi letak gedung berarah antara
commit to user
Gedung sebaiknya berbentuk persegi panjang sehingga menguntungkan bagi
penerapan ventilasi silang. Pembentukan gedung memanfaatkan segala sesuatu yang
dapat menurunkan suhu dan perlindungan terhadap sinar panas matahari sehingga
ruang di dalamnya menjadi nyaman. Gedung sebaiknya dilengkapi dengan atap
sengkuap yang luas dan tingginya tidak melebihi 3 lantai agar tidak merugikan gedung
tetangga. Pada organisasi denah perlu diperhatikan, bahwa ruang-ruang tidak selalu
dapat diatur secara optimal, sehingga harus diperhatikan juga orientasi jendela
terhadap matahari (kamar tidur tidak menghadap ke barat). Ruang yang
mengakibatkan tambahan panas (dapur) sebaiknya dipisahkan sedikit dari rumah.
Ruang yang menambah kelembapan (kamar mandi, ruang cuci) harus direncanakan
dengan penyegaran udara yang baik dan pertukaran udara yang tinggi sehingga tidak
akan tumbuh cendawan kelabu. Atap sebaiknya berbentuk pelana sederhana (tanpa
jurai luar dan dalam) sehingga mudah dibuat rapat air hujan dengan atap sengkuap
yang luas. Atap yang paling bagus menahan panas adalah atap dengan ruang atap
yang penghawaannya berfungsi baik, atau atap bertanaman yang dapat meresapkan
air hujan maupun mengatur iklim ruang dalam
f) Dinding, lantai, atap dan plafon.
Sebagai elemen pembentuk ruangan ,perlu diperhatikan bagaimana tekstur,
tampilan, warna, dimensi, terang gelap sehingga dapat membentuk citra suatu ruang.
commit to user
2.6 EKOLOGI ARSITEKTUR
2.6.1 Pengertian Ekologi
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan
lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos ("ilmu").
Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun
interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk
hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Pembahasan ekologi tidak lepas
dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan
biotik. Faktor biotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor
biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi
juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi,
komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang
menunjukkan kesatuan.
2.6.2 Pengertian Ekologi Arsitektur
Ekologi arsitektur atau eko-arsitektur merupakan pembangunan secara holistis
(berhubungan dengan sistem keseluruhan), yang memanfaatkan pengalaman manusia (tradisi
dalam pembangunan), sebagai proses dan kerja sama antara manusia dan alam sekitarnya
atau pembangunan rumah atau tempat tinggal sebagai kebutuhan kehidupan manusia dalam
hubungan timbal balik dengan lingkungan alamnya.
2.6.3 Unsur-unsur Pokok Ekologi Arsitektur15
Bagi banyak manusia tradisional, segala materi terdiri dari empat unsur, yaitu udara
(angin), air (banyu), tanah/bumi (lemah), dan api/energy (geni).
a. Udara
Udara adalah campuran berbagai gas (nitrogen, oksigen, dll) yang tidak berwarna dan
tidak berbau yang dihirup oleh manusia ketika bernafas. Jadi udara memiliki hubungan yang
erat dengan kehidupan manusia, jika kualitas udara menurun maka kualitas kehidupan
menurun. Pencemaran udara akhir-akhir ini semakin tajam, sehingga system pembersihan
udara secara alami tidak berfungsi sempurna lagi.
15