• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Kerusakan Jalan Lintas Sumatera Pada Sektor Ekonomi Masyarakat (Study Deskriptif, Terhadap Masyarakat Pedagang sekitar Jalan Lintas Sumatera di Kecamatan Pahae Jae Kabupaten Tapanuli Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Dampak Kerusakan Jalan Lintas Sumatera Pada Sektor Ekonomi Masyarakat (Study Deskriptif, Terhadap Masyarakat Pedagang sekitar Jalan Lintas Sumatera di Kecamatan Pahae Jae Kabupaten Tapanuli Utara)"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK KERUSAKAN JALAN LINTAS SUMATERA PADA

SEKTOR EKONOMI MASYARAKAT

(Study Deskriptif, Terhadap Masyarakat Pedagang sekitar Jalan Lintas

Sumatera di Kecamatan Pahae Jae Kabupaten Tapanuli Utara)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

DISUSUN OLEH

Amos Pasaribu

080901062

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

(2)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Dampak Kerusakan Jalan Lintas Sumatera Pada Sektor Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Pahae jae, Kabupaten Tapanuli Utara. Dalam penelitian ini dampak kerusakan jalan lintas sumatera yang dimaksud adalah keterbatasan akses untuk pengguna jalan khusunya masyarakat pedagang dikarenakan kerusakan jalan lintas Sumatera di Kecamatan Paha Jae Kabupaten Tapanuli Utara yang mengakibatkan tergangunya kegiatan ekonomi pedagang. Hal ini adalah dasar bagi pedagang sekitar jalan melihat sebagai peluang usaha untuk membuka usaha karena Jalan Lintas Sumatera sangat strategis untuk berjualan di sekitar jalan, karena Jalan Lintas Sumatera adalah jalan Nasional yang menghubungkan antar Kota Kabupaten dan Provinsi, maka para pedagang memanfaatkan untuk berjualan di sekitar Jalan Lintas Sumatera dengan pembeli para penumpang bus dan para sopir truk yang sering melewati dari Jalan Lintas Sumatera di Kecamatan Pahae Jae Kabupaten Tapanuli Utara.

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif yaitu dengan melakukan wawancara informan sebanyak 10 orang. Ke- 10 orang informan ini merupakan pedagang yang berjualan disekitar Jalan Lintas Sumatera. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai dengan Juli 2013

(3)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebab karena rahmat-Nyalah, penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga banyak dibantu oleh berbagai pihak yang turut mendukung penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini sebagaimana mestinya.

Dengan penuh hormat dan kasih penulis ucapkan terima kasih kepada Ayah dan Ibu tercinta yang selalu mendukung penulis baik doa maupun dalam setiap hal yang penulis lakukan.

Melalui lembaran ini juga penulis ingin mengucapkan Terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Drs. Lina Sudarwati, M.Si, selaku Ketua Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs Jungjungan SBP Simanjuntak, M.Si sebagai Dosen Wali dan selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan, dorongan, dan nasehat dan bimbingan kepada Penulis dan yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

(4)

5. Buat Abang Sudung Pasaribu, SE. Leo Pasaribu dan adek Sehat Pasaribu trimakasih banyak buat abang karenah dukungan dan motivasi dan yang selalu mengigatkan untuk evaluasi dalam perkuliahaan.

6. Buat Abang L.Pasaribu, SP (Mikha Bona Tio Pasaribu dan Kakak) Trimakasih banyak Bang, kak atas bantuan bimbinganya sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

7. Trimakasih Buat Adek Risa Silitonga, Amd atas dukungan dan selalu mengigatkan selalu sabar untuk meraih cita-cita.

8. Teman-teman Jurusan Sosiologi angkatan 2008, Lae Belman Siagian, Lae Ricat Rajagukguk, Lae Arman Silalahi, Lae Gio Simamora, Lae Raja Saudur Bako, Lae Berlin Tinambunan, Lae Hendra Hutagalung, Octa Virna Saragih, Riama Siringo-ringo, Lenni Nababan, Nari, Desy Manalu, Roby Sitompul, Bresman Simamora dan Seluruh kawan-kawan Stambuk 2008 Terima kasih atas kebersamaan dalam studi yang telah kita lalui bersama.

9. Buat Teman-teman Berlin, Arman, Moses, Polin, Belman yang telah mencapai puncak tertinggi di Sumatera Utara. Tidak terlupakan.

10.Buat kawan seperjuangan Kos di Jln. Bahagia 18 Polin, Hendra, Belman,Bang Eben.

11.Buat HMPJ- Medan (Himpunan Muda-Mudi Pahae Julu) Trimakasih atas dukungan kawan-kawan. dan Buat Abangda Alm, Fritjen Harianja ST. Spd Trimaksih atas Bimbingan Abang.

(5)

skripsi yang lebih baik lagi dihari-hari yang akan datang. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya.

Medan, Agustus 2013 Penulis

(6)
(7)

BAB IV DESKRIPSI LOKASI DAN PROFIL INFORMAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 21

4.1.1. Peta Kecamatan Pahae ... 22

4.1.2. Luas Wilayah Kecamatan Pahae Jae Menurut Desa/ Kelurahan ... 23

4.2. Keadaan Penduduk ... 24

4.2.1. Komposisi Jumlah Penduduk Berdasarkan Desa/Kelurahan ... 24

4.2.2. Komposisi Jumlah Penduduk Berdasarkan Perbandingan Jenis Kelamin ... 25

4.2.3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ... 27

4.3. Keadaan Ekonomi Penduduk ... 27

4.4. Perkembangan Sarana dan Prasarana ... 31

4.5. Profil Informan ... 35

BAB V TEMUAN DAN INTERPRETASI DATA 5.1. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Pedagang Sekitar Jalan Lintas Sumatera ... 50

5.1.1. Latar Belakang Masyarakat Pedagang Membuka Usaha di Jalan Lintas Sumatera ... 51

5.1.2. Status Kepemilikan Tempat Tinggal ... 53

5.1.3. Faktor Penunjang Keadaan Ekonomi Pedagang ... 53

5.2. Dampak Kerusakan Jalan Lintas Sumatera Pada Sektor Ekonomi Masyarakat Pedagang ... 58

5.3. Tanggapan Masyarakat Pedagang Tentang Kerusakan Jalan Lintas Sumatera di Kecamatan Pahae Jae ... 61

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jadwal Kegiatan ... 19 Tabel 2 Luas Wilayah Kecamatan Pahae Jae ... 23 Tabel 3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Desa/Kelurahan ... 25 Tabel 4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Perbandingan Jenis

Kelamin ... 26 Tabel 5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ... 27 Tabel 6 Komposisi Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian ... 28 Tabel 7 Jumlah Pasar, Mini market, Restoran/ Rumah makan, Kedai

makan minuman, Toko kelontong, Penginapan Menurut

Desa/Kelurahan Kecamatan Pahae Jae ... 29 Tabel 8 Jumlah Bengkel Dirinci Desa/kelurahan Kecamatan Pahae Jae... 30 Tabel 9 Jumlah Sarana dan Prasarana Kesehatan, Pendidikan dan

Rumah Ibadah ... 31 Tabel 10 Jarak, Waktu Tempuh dengan Kendaraan Tercepat, dan

Angkutan Utama yang Digunakan dari Desa/ Kelurahan ke Ibukota Kecamatan dan Ibukota Kabupaten Tahun 2010

(9)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Dampak Kerusakan Jalan Lintas Sumatera Pada Sektor Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Pahae jae, Kabupaten Tapanuli Utara. Dalam penelitian ini dampak kerusakan jalan lintas sumatera yang dimaksud adalah keterbatasan akses untuk pengguna jalan khusunya masyarakat pedagang dikarenakan kerusakan jalan lintas Sumatera di Kecamatan Paha Jae Kabupaten Tapanuli Utara yang mengakibatkan tergangunya kegiatan ekonomi pedagang. Hal ini adalah dasar bagi pedagang sekitar jalan melihat sebagai peluang usaha untuk membuka usaha karena Jalan Lintas Sumatera sangat strategis untuk berjualan di sekitar jalan, karena Jalan Lintas Sumatera adalah jalan Nasional yang menghubungkan antar Kota Kabupaten dan Provinsi, maka para pedagang memanfaatkan untuk berjualan di sekitar Jalan Lintas Sumatera dengan pembeli para penumpang bus dan para sopir truk yang sering melewati dari Jalan Lintas Sumatera di Kecamatan Pahae Jae Kabupaten Tapanuli Utara.

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif yaitu dengan melakukan wawancara informan sebanyak 10 orang. Ke- 10 orang informan ini merupakan pedagang yang berjualan disekitar Jalan Lintas Sumatera. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai dengan Juli 2013

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Ditengah keadaan ekonomi masyarakat yang belum stabil di Indonesia perkembangan dunia usaha dan perdagangan, khususnya dalam usaha menengah ke bawah justru mengalami kemajuan yang pesat. Hal ini ditunjukkan oleh beragamnya jenis upaya masyarakat agar kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi, salah satu usaha yang pesat perkembangannya adalah Kegiatan wirausaha dapat berupa usaha oleh pedagang.

Keanekaragaman jenis usaha tersebut membuat para pedagang lebih berani merintis dan mengembangkan usahanya. Banyak usaha didirikan salah satunya pedagang yang berlokasi di sekitar jalan, Karena lokasi di sekitar jalan tersebut dianggap paling strategis karena dapat dengan mudah dikunjungi konsumen, sehingga pembeli dan penerimaan yang besar dapat dengan mudah diperoleh pedagang yang berjualan di sekitar jalan.

Kenyataan ini memperlihatkan bahwa keberadaan pedagang di sekitar jalan dalam satu lokasi yang berdekatan ternyata tidak menjadi masalah bagi pedagang, karena masing-masing pedagang menjual barang atau jasa yang beragam, sehingga alternatif pilihan banyak dimiliki oleh konsumen. Melihat situasi yang demikian, memang tidak dapat dipungkiri kondisi jalan akan berpengaruh bagi usaha pedagang di sekitar jalan.

(11)

transportasi yang paling besar menerima pengaruh adanya peningkatan taraf hidup masyarakat adalah transportasi darat terutama jalan raya. Fungsi utama dari jalan raya sebagai prasarana untuk melayani pergerakan manusia dan barang secara aman, nyaman, cepat dan ekonomis. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan indikasi bahwa wilayah yang memiliki kelengkapan sistem infrastruktur lebih baik biasanya mempunyai tingkat kesejahteraan sosial dan kualitas lingkungan serta pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pula (Departemen Pekerjaan Umum, 2006).

Di dalam Undang-undang Republik Indonesia No.38 tahun 2004 tentang jalan disebutkan, bahwa jalan sebagai sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung ekonomi, sosial budaya serta lingkungan. Pada pembangunan prasarana dan sarana, kebijakan diarahkan pada pembangunan dan peningkatan infranstruktur pemerintahan, ekonomi pelayanan publik dengan tujuan untuk mendukung pengembangan wilayah, terutama wilayah yang belum tersentuh pembangunan, pusat pemerintahan, kawasan pengembangan ekonomi rakyat dan kawasan tumbuh cepat. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan, mempercepat kemajuan ekonomi pedesaan, memberikan akses bagi masyarakat pedesaan untuk berusaha, menciptakan lapangan pekerjaan, memperlancar arus barang dan jasa, serta menjamin tersedianya bahan pangan dan pokok lainnya.

(http://www.papuaweb.org/doc.teori pembangunan masyarakat desa.id)

(12)

waktu tempuh yang lama, kemacetan, kecelakaan lalu lintas dan lain-lain. Kerugian secara individu tersebut akan menjadi akumulasi kerugian ekonomi global bagi daerah tersebut.

Secara umum penyebab kerusakan jalan ada berbagai sebab yakni umur rencana jalan yang telah dilewati, genangan air pada permukaan jalan yang tidak dapat mengalir akibat drainase yang kurang baik, beban lalu lintas berulang yang berlebihan yang menyebabkan umur pakai jalan lebih pendek dari perencanaan. Perencanaan yang tidak tepat, pengawasaan yang kurang baik dan pelaksanaan yang tidak sesuai dengan rencana yang ada. Selain itu minimnya biaya pemeliharaan, keterlambatan pengeluaran anggaran pemerintah, serta prioritas penanganan yang kurang tepat juga menjadi penyebab. Panas dan suhu udara, air dan hujan, serta mutu awal produk jalan yang jelek juga sangat mempengaruhi. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/pdf (diakses pada tanggal 18 Maret 2013 Pukul 9.05)

(13)

terdiri dari 1.201,46 km (84,3%) jalan Kabupaten, jalan Provinsi 223,40 km (15,7%). Kondisi jalan Kabupaten antara lain 241,54 km kondisi baik, 577,82 km kondisi rusak dan selebihnya sepanjang 382,10 km dalam kondisi sedang. (Dinas PU Kabupaten Tapanuli Utara, 2012).

Jalan Lintas Sumatera yang melewati Kecamatan Pahae Jae dimanfaatkan masyarakat untuk membuka usaha dan berjualan di sekitar jalan lintas, mereka adalah pedagang rumah makan, pedagang eceran, pedagang musiman, usaha bengkel. Pedagang ini memanfaatkan jalan lintas Sumatera untuk meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat pedagang, karena menolong orang untuk pergi atau mengirim barang lebih cepat ke suatu tujuan, komoditi dapat mengalir ke pasar setempat dan hasil ekonomi dari suatu tempat dapat dijual kepada pasaran di luar wilayah itu. Selain itu jalan tersebut juga dimanfaatkan pedagang untuk menjual makanan, minuman, minyak, untuk Kendaraaan yang melewati sepanjang jalan lintas kepada sopir truk dan penumpang bus yang setiap hari melewati Jalan Lintas Sumatera di Kecamatan Pahae Jae, Kabupaten Tapanuli Utara.

1.2. Perumusan Masalah

(14)

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dampak kerusakan Jalan Lintas Sumatera pada sektor ekonomi masyarakat pedagang sekitar jalan di Kecamatan Pahae Jae

2. Untuk mengetahui kegunaan dan fungsi jalan raya untuk sosial ekonomi masyarakat pedagang

3. Untuk mengetahui peran pemerintah dalam memelihara Jalan Lintas Sumatera

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kajian ilmiah bagi Mahasiswa khususnya Sosiologi maupun bagi akademisi umumnya yang melakukan penelitian mengenai dampak kerusakan jalan pada sektor ekonomi masyarakat pedagang.

b. Untuk menambah referensi hasil penelitian yang juga dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian bagi mahasiswa sosiologi selanjutnya, serta diharapkan dapat diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan memperluas cakrawala pengetahuan.

2. Manfaat Praktis

(15)

kerusakan jalan terhadap sektor ekonomi masyarakat pedagang di Kecamatan Pahae Jae.

1.5. Defenisi Konsep

Dalam sebuah penelitian, defenisi konsep sangat diperlukan untuk memfokuskan penelitian sehingga memudahkan penelitian. Konsep adalah defenisi abstraksi mengenai gejala suatu realita ataupun suatu pengertian yang nantinya akan menjelaskan suatu gejala (Moleong, 2006). Adapun konsep yang digunakan sesuai dengan konteks penelitian ini adalah:

1. Dampak

Pengertian dampak adalah benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang/benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau pelaku seseorang, pengaruh adanya suatu keadaan dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antar apa yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi (KBBI Online, 2010).

2. Jalan

(16)

3. Jalan Lintas Sumatera

Jalan Lintas Sumatera adalah Jalan Raya Lintas Sumatera sebuah jalan raya yang membentang dari Utara sampai Selatan pulau Sumatera. Saat ini terdapat 4 jalan utama di pulau Sumatera, yaitu Jalan Raya Lintas Barat (Jalinbar), Jalan Raya Lintas Tengah (Jalinteng), Jalan Raya Lintas Timur (Jalintim) dan Jalan Raya Lintas Pantai Timur. Dalam penelitian ini yang dimaksud kerusakan Jalan Lintas Sumatera tempat penelitian adalah Jalan Raya Lintas Tengah (Jalinteng) di Kecamatan Pahae Jae, Kabupaten Tapanuli Utara.

4. Jalan Provinsi

Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten.

5. Pedagang

Pedagang adalah individu atau sekelompok individu yang menjual produk atau barang kepada konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung, (Damsar, 2000).

6. Ekonomi

Ekonomi adalah Unsur yang didalamnya terdapat istilah untung dan rugi akibat adanya interaksi jual dan beli yang dilakukan masyarakat sebagai pelaku utama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

7. Masyarakat Sekitar

(17)
(18)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pendekatan Konsep Sosiologi Ekonomi

Sosiologi ekonomi dapat didefinisikan dengan dua cara. Pertama, sosiologi ekonomi dapat didefinisikan sebagai sebuah kajian yang mempelajari hubungan antara masyarakat, yang didalamnya terjadi interaksi sosial dengan ekonomi. Sosiologi ekonomi mengkaji masyarakat, yang didalamnya terdapat proses dan pola interaksi sosial, dalam hubungannya dengan ekonomi. Hubungan dilihat dari sisi saling mempengaruhi. Masyarakat sebagai realitas eksternal objektif akan menuntun individu melakukan kegiatan ekonomi seperti apa yang boleh diproduksi.

Semua orang perlu mengkonsumsi pangan, sandang dan papan untuk bisa bertahan hidup. Oleh sebab itu manusia perlu bekerja untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Selanjutnya yang dimaksud dengan fenomena ekonomi adalah gejala dari cara bagaimana orang atau masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap jasa dan barang langka.

Cara yang dimaksud di sini adalah semua aktifitas orang dan masyarakat yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi barang-barang langka. Sethuraman (1985), mengusulkan hal apa yang dimaksudkan dengan fenomena ekonomi yang termasuk dalam fenomena ekonomi adalah:

1. Proses ekonomi ( produksi, distribusi, dan konsumsi). 2. Produktivitas dan inovasi teknologi.

(19)

4. Kontrak. 5. Uang. 6. Tabungan.

7. Organisasi ekonomi (seperti Bank, perusahaan asuransi, koperasi dan lain-lain.

Aktifitas ekonomi secara sosial didefenisikan sebagai aktifitas ekonomi yang dipengaruhi oleh interaksi sosial dan sebaliknya mereka mempengaruhinya. Pendapat dari Soeratmo (dalam Dahriani, 1995), mengemukakan bahwa aspek kehidupan sosial ekonomi meliputi antara lain:

1. Aspek sosial demografi meliputi antara lain: pembaharuan sosial, tingkah laku, motivasi masyarakat, serta kependudukan dan migrasi. 2. Aspek ekonomi meliputi antara lain: kesempatan kerja, tingkat

pendapatan dan pemilikan barang.

3. Aspek pelayanan sosial meliputi antara lain: sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana olahraga dan sarana transportasi.

2.2. Tindakan Ekonomi

(20)

ekonomi merupakan kombinasi antara moral ekonomi, kepentingan ekonomi dan dimensi moral mereka yang senantiasa dinamis. Norma-norma moral, adat, hukum, dipandang sebagai sesuatu yang mengganjal dalam mencapai kepentingan pribadi. Tetapi sebagai manusia kreatif, masyarakat pedagang tetap mencari alat keluar dengan melakukan proses interaksi antara pedagang maupun pedagang dengan kelompok masyarakat (Damsar, 2000).

2.3. Fungsional Struktural

Merton menjelaskan bahwa analisis struktural fungsional memusatkan perhatian pada kelompok, organisasi masyarakat dan kultur, Setiap objek yang dapat dijadikan sasaran analisis struktural fungsional tentunya mencerminkan hal yang standar (artinya terpola dan berulang). Sasaran studi fungsional antara lain adalah peran sosial, pola institusional, proses sosial, pola kultur, emosi yang berpola secara struktural, norma sosial, organisasi kelompok, struktur sosial perlengkapan untuk mengendalikan sosial, dan sebagainya (Goodman, 2008).

(21)

Selanjutnya konsep fungsi nyata adalah fungsi yang diharapkan, sedangkan fungsi yang tersembunyi adalah fungsi yang tidak diharapkan (Goodman, 2008). Paradigma struktural fungsional berpandangan bahwa masyarakat terbangun dari sistem yang kompleks dan setiap bagian dari sistem tersebut bekerja sama untuk memelihara kestabilan. Dua konsep penting dalam paradigma struktural fungsional, pertama masyarakat terdiri dari struktur sosial, kedua setiap bagian dari struktural memiliki fungsi sosial (Ritzer, 2008).

2.4. Sarana dan Prasana Transportasi

2.4.1. Defenisi Transportasi

Transportasi ada sejak manusia ada, walaupun dulu tidak terlalu penting. Sekarang sebagian masyarakat telah menggunakan transportasi, karena ada sebagian kegiatan yang tidak mungkin dilakukan tanpa alat transportasi tersebut. Transportasi selalu berhubungan erat dengan berbagai prasarana darat, air, maupun udara.

Transportasi adalah kegiatan pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lain. Pendapat ini sesuai dengan definisi yang dikemukakan oleh Pegrum (1970), tentang transportasi yaitu: "Transportasi merupakan pelayanan atau fasilitas yang diberikan oleh seseorang untuk memindahkan barang atau orang dari suatu tempat ke tempat lain".

(22)

Transportasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam struktur kota Keteraturan sistem transportasi di suatu kota dapat meningkatkan kegiatan manusia pada ruang tersebut, oleh karena itu transportasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari infrastruktur daerah, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.

Selain faktor fisis dalam sistem transportasi kota, juga harus dipertimbangkan pengaruh faktor sosial dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat, karena ada korelasi yang cukup tinggi antara transportasi dengan jumlah penduduk. Dari kenyataan tersebut, maka jelaslah bahwa jumlah penduduk yang semakin meningkat pada suatu ruang kota akan mengakibatkan sarana dan prasarana transportasi di kota tersebut akan semakin meningkat pula.

2.4.2. Fungsi Transportasi

Fungsi transportasi menurut Morlok (1991), terdiri dari: a. Fungsi Ekonomi

Sistem transportasi secara langsung berpengaruh pada didtribusi barang dan manusia, harga dan biaya serta memberikan peluang kerja.

b. Fungsi Sosial

Sistem transportasi membentuk organisasi sosial umum masyarakat cara hidup yang berkaitan dengan sejumlah kegiatan dan pembentukan pembentukan pemukiman serta mengintensifkan interaksi antar individu. c. Fungsi Politis

(23)

d. Fungsi Lingkungan atau Wilayah

Sistem transportasi secara langsung berperan dalam pengembangan lingkungan atau wilayah juga berpengaruh terhadap lingkungan berupa konsumsi energi, lahan dan estetika.

e. Fungsi Pengembangan Peradaban Manusia

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

. Dalam Jenis penelitian yang dipakai adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Kualitatif memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip gejala yang ada dalam kehidupan sosial (Bambang Rudito dan Melia Femiola, 2007). Dengan menggunakan penelitian kualitatif, peneliti akan memperoleh infomasi atau data yang lebih mendalam mengenai dampak kerusakan Jalan Lintas Sumatera pada sektor ekonomi pedagang sekitar Jalan Lintas Sumaterapendekatan penelitian kualitatif yang menjadi sasaran kajian atau penelitian adalah kehidupan sosial adalah satu kesatuan atau sebuah kesatuan yang menyeluruh.

Penelitian deskriptif adalah menggambarkan secara terperinci karakeristik suatu individu atau kelompok, gejala, fenomena,aksi dan reaksi dan lain-lain yang berhubungan dengan dunia sosial yang merupakan objek penelitian. Penelitian dilakukan tidak semata-mata melihat dan mengobservasi tetapi juga menganalisa, mengkategorikan, memperbandingkan, menafsirkan, dan lain sebagainya. Sehingga ditarik kesimpulan yang bersifat deduktif.

3.2. Lokasi Penelitian

(25)

3.3. Unit Analisis dan Informan

3.3.1. Unit analisis

Unit analisis adalah satuan yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian (Arikunto, 2006). Adapun unit analisis dalam penelitian sasaran penelitian. Seperti apakah dampak kerusakan Jalan Lintas Sumatera pada sektor ekonomi masyarakat pedagang yang berjualan yang berada sekitar Jalan Lintas Sumatera Kecamatan Pahae Jae Kabupaten Tapanuli Utara.

3.3.2. Informan

Adapun orang-orang yang menjadi sumber informasi untuk mendapatkan data dari penelitian ini selanjutnya disebut informan. Lebih lanjut, informan tersebut dibagi menjadi dua kategori:

1. Informan kunci, yaitu para pedagang yang berjualan di sekitar Jalan Lintas Sumatera yang dapat memberi informasi mengenai dampak kerusakan Jalan Lintas Sumatera pada sektor ekonomi masyarakat pedagang di Kecamatan Pahae Jae.

2. Informan biasa, yaitu pengguna Jalan Lintas Sumatera sebagai berikut: sopir truk, sopir angkutan umum.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Data sebuah penelitian dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu data primer dan studi dokumentasi.

3.4.1. Data Primer

(26)

dengan cara wawancara mendalam, maka untuk mendapatkan data pokok atau data utama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Observasi atau pengamatan, adalah menggunakan indera sebagai alat untuk melihat keseharian manusia dalam melakukan aktifitasnya. Dengan menggunakan metode observasi, peneliti dapat mengindentifikasi dan mengkategorikan dan melihat sejauh mana tingkat gejala yang harus diamati dan perlu untuk diteliti. Kemudian mendapatkan data yang lengkap bekenaan dengan masalah sosial dan kaitannya dengan yang lainnya yang mempunyai nilai bagi kehidupan masyarakat atau kelompok yang diteliti.

2. Wawancara mendalam, merupakan proses tanya jawab yang dilakukan peneliti kepada orang yang menjadi objek penelitian atau informan secara langsung yang berhubungan suatu masalah khusus dengan teknik bertanya bebas dan berpedoman. Bertujuan untuk memperoleh data dan informasi secara lengkap tentang kehidupan sosial atau objek masalah yang akan diteliti yaitu peran serta masyarakat. Wawancara dilakukan berkali-kali dengan membutuhkan waktu yang lama bersama informan di lokasi penelitian. Untuk memudahkan pewawancara dalam melakukan tanggung jawab menggunakan alat bantu perekam atau tape recorder untuk memudahkan peneliti menangkap seluruh informasi yang diberikan informan.

3.4.2. Studi Dokumentasi

(27)

tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cinderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Secara detail bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial, kliping, dokumen pemerintah atau swasta, data di server dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-lain.

3.5. Interpretasi Data

(28)

3.6. Jadwal Kegiatan

Tabel 1

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan

Bulan Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Pra Observasi √

2 ACC Judul √

3 Penyusunan Proposal Penelitian √

4 Seminar Proposal Penelitian √

5 Revisi Proposal Penelitian √

6 Penelitian ke Lapangan √

7 Pengumpulan Data dan Analisis Data √

8 Bimbingan √

9 Penulisan Laporan Akhir √

3.7. Keterbatasan Penelitian

(29)
(30)

BAB IV

DESKRIPSI WILAYAH DAN PROFIL INFORMAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Letak Geografis Kecamatan Pahae Jae tepatnya berada di Kabupaten Tapanuli Utara terdiri 13 Desa/Kelurahan dan Ibu Kota Kecamatan Pahae jae adalah Kelurahan Pasar Sarulla, Jarak untuk menempuh Kecamatan Pahae Jae dari Kabupaten Tapanuli Utara dengan melewati Jalan Lintas Sumatera sekitar 42 km, atau sekitar 2 jam perjalanan dari kota Kabupaten Tapanuli Utara. Letak dan batas wilayah Kecamatan Pahae Jae berada di Lintang Utara: 010 36’ – 010 52’. Bujur Timur: 980 56’ – 990 17’, letak di atas permukaan laut : 500 s/d 1500 meter, luas wilayah Kecamatan Pahae Jae : 203,20 km2.

Ada pun yang menjadi batas-batas wilayah Kecamatan Pahae Jae adalah: - Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pangaribuan

(31)
(32)

4.1.2. Luas Wilayah Kecamatan Pahae Jae Menurut Desa/ Kelurahan

Tabel 2

Luas Wilayah Kecamatan Pahae Jae

No Desa/Kelurahan Luas

(Km2)

Rasio Terhadap

Total Luas

Kecamatan

(%)

1 Nahornop Marsada 8,50 4,18

2 Pasar Sarulla 12,54 6,17

3 Setia 34,00 16,73

4 Pardomuan Nainggolan 3,00 1,48

5 Silangkitang 4,00 1,97

6 Suka Maju 19,76 9,72

7 Pardamean Nainggolan 6,00 2,95

8 Parsaoran Samosir 14,00 6,89

9 Singurunggurung 4,00 1,97

10 Sitolu Ompu 45,00 22,15

11 Siopat Bahal 8,00 3,94

12 Tor dolok Nauli 38,00 18,90

13 Parsaoran Nainggolan 6,00 2,95

Jumlah 203,20 100,00

(33)

4.2. Keadaan Penduduk

Berdasarkan data Laporan Kependudukan yang diperoleh dari data kependudukan Kecamatan Pahae Jae maka jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Pahae Jae adalah 11.883 jiwa yang tersebar 2.775 kepala keluarga, yang terdiri 12 Desa dan 1 Kelurahan. Dari jumlah penduduk tersebut dapat dibagi dalam beberapa klasifikasi yaitu berdasarkan Desa/Kelurahan, perbandingan jenis kelamin, agama, keadaan ekonomi penduduk, mata pencaharian, perkembangan sarana dan prasana.

4.2.1. Komposisi Jumlah Penduduk Berdasarkan Desa/Kelurahan

(34)

Tabel 3

Komposisi Jumlah Penduduk Berdasarkan Desa/Kelurahan

No Desa/Kelurahan Jumlah

Penduduk

13 Parsaoran Nainggolan 673 5,66

Jumlah 11.883 100,00

Sumber: Laporan Kependudukan Kecamatan. Pahae Jae, Maret 2013

4.2.2 Komposisi Jumlah Penduduk Berdasarkan Perbandingan Jenis

Kelamin

(35)

perbandingan jumlah jenis kelamin di Kecamatan Pahae Jae Jumlah laki-laki sebesar 5.670 orang dan jumlah penduduk perempuan sebesar 6.213 orang.

Tabel 4

Komposisi Penduduk Berdasarkan Perbandingan Jenis Kelamin

No Desa/Kelurahan Laki-Laki Perempuan Persentase %

1 Nahornop Marsada 788 838 13,6

2 Pasar Sarulla 561 601 9,7

3 Setia 539 586 9,4

4 Pardomuan Nainggolan 454 488 7,9

5 Silangkitang 446 425 7,3

6 Suka Maju 452 432 7,4

7 Pardamean Nainggolan 417 412 6,9

8 Parsaoran Samosir 369 437 6,7

9 Singurunggurung 374 397 6,4

10 Sitolu Ompu 338 424 6,41

11 Siopat Bahal 323 428 6,3

12 Tor dolok Nauli 331 344 5,6

13 Parsaoran Nainggolan 270 403 5,66

Jumlah 5.670 6.213 100,00

(36)

4.2.3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama

Penempatan agama dan kepercayaan dalam membentuk suatu kelompok mempunyai faktor yang penting, karena dalam Agama merupakan salah satu identitas yang mempunyai kedudukan yang tinggi dalam suatu masyarakat. Dari data yang didapat di Kecamatan Pahae Jae mayoritas Agama Kristen dan sebagian Agama Islam di Kecamatan Pahae Jae. Berikut ini komposisi jumlah Agama yang dianut masyarakat Kecamatan Pahae Jae Kabupaten Tapanuli Utara.

Tabel 5

Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama

No Agama Jumlah

4.3. Keadaan Ekonomi Penduduk

(37)

Sektor ekonomi di Kecamatan Pahae Jae ini masih didominasi ekonomi kelas menengah ke bawah karena masyarakat lebih banyak bekerja sebagai petani. Berikut ini keadaan ekonomi berdasarkan mata pencaharian penduduk di Kecamatan Pahae Jae Kabupaten Tapanuli Utara.

Tabel 6

Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No. Jenis Pekerjaan Jumlah

(jiwa)

Persentase

(%)

1 Pegawai Negeri Sipil 68 0,60

3 TNI/Polri 20 0,17

4 Wiraswasta 23 0,20

5 Petani 11.134 96,69

6 Pedagang 270 2,34

Jumlah 11.515 100,00

Sumber: Laporan Kependudukan Kecamatan Pahae Jae, Maret 2013

(38)

Tabel 7

Jumlah Pasar, Mini market, Restoran/ Rumah Makan, Kedai Makan

Minuman, Toko Kelontong, Penginapan Menurut Desa/Kelurahan

Kecamatan Pahae Jae

No Desa/Kelurahan Pasar

Mini

(39)

Tabel 8

Jumlah Bengkel Dirinci Desa/kelurahan Kecamatan Pahae Jae

No Desa/Kelurahan Mobil

Sepeda

Motor Sepeda Lainnya

1 Nahornop Marsada 3 - - -

2 Pasar Sarulla 1 4 1

3 Setia - - - 1

4 Pardomuan Nainggolan 1 - - -

5 Silangkitang - - - -

6 Suka Maju - - - -

7 Pardamean Nainggolan 1 - - -

8 Parsaoran Samosir - 1 - -

9 Singurunggurung - - - -

10 Sitolu Ompu - - - -

11 Siopat Bahal - - - -

12 Tor dolok Nauli - - - -

13 Parsaoran Nainggolan - 1 - -

Jumlah 6 6 1 1

(40)

4.4. Perkembangan Sarana dan Prasarana

Perkembangan sarana dan prasarana dalam menunjang aktifitas warga akan mempengaruhi masyarakat untuk ambil bagian dalam proses kegiatan-kegiatan baik yang dilakukan pemerintah maupun swasta. Sarana dan prasarana merupakan salah satu hal yang penting dalam menunjang kegiatan atau aktifitas ekonomi masyarakat adalah sebagai berikut:

Tabel 9

Jumlah Sarana dan Prasarana Kesehatan, Pendidikan dan Rumah Ibadah

No Sarana dan Prasarana Unit

1 Kesehatan Puskesmas 1

Puskesmas Pembantu 1

Posyandu 16

Pondok Bersalin 13

Jumlah 31

2 Pendidikan SD Sederajat 14

SMP Sederajat 5

SMA Sederajat 1

SMK 2

Jumlah 22

3 Rumah Ibadah Mesjid 2

Mushola 1

Gereja 20

Jumlah 23

(41)

Jalan raya merupakan prasarana transportasi yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat. Sektor transportasi yang paling besar menerima pengaruh adanya peningkatan taraf hidup masyarakat adalah transportasi darat terutama jalan raya. Fungsi utama dari jalan raya sebagai prasarana untuk melayani pergerakan manusia dan barang secara aman, nyaman, cepat dan ekonomis.

(42)

Tabel 10

Jarak, Waktu Tempuh dengan Kendaraan Tercepat, dan Angkutan Utama

Digunakan dari Desa/ Kelurahan ke Ibukota Kecamatan Pahae Jae dan

Ibukota Kabupaten Tapanuli Utara

No Desa

Ibu Kota Kecamatan Ibu Kota Kabupaten

Jarak

Sumber: BPS Kabupaten Tapanuli Utara, Tahun 2010

Keterangan :

• C = Kendaraan bermotor roda 3 adalah alat angkut orang/ barang seperti bemo, bajaj, becak

motor, dan sejenisnya.

• D = Kendaraan bermotor roda 4 atau lebih adalah alat angkut orang/ barang seperti mobil,

bus, minibus, dan truk.

(43)

Namun kenyataannya, akibat jalan yang rusak hampir di sepanjang Jalan Lintas Sumatera seperti terlihat pada Tabel 10, mengakibatkan terhambatnya kelancaran lalu lintas di Kecamatan Pahae Jae.

Tabel 11

Data Kerusakan Jalan di Kecamatan Pahae Jae

No Desa/Kelurahan

(44)

4.5. Profil Informan

4.5.1. Z. Lubis (Pria, 51 Tahun), Pedagang Rumah Makan

Bapak Lubis ini telah menikah dan bersuku Batak Toba yang mempunyai pendidikan terakhir yaitu SMA, ia tinggal di Pahae Jae Sejak tahun 1993. Sebelum tinggal di Pahae Jae, ia tinggal di Sipirok bersama dengan istrinya dan anak-anaknya. Bapak Lubis mempunyai 4 orang anak, 2 laki-laki dan 2 anak perempuan.

Menurut penuturan Bapak Lubis yang melatar belakangi Bapak Lubis berjualan di sekitar Jalan Lintas Sumatera, Jalan Lintas Sumatera adalah jalan Nasional yang menghubungkan antar provinsi dan Kabupaten sehingga banyak dilalui kendaraan yang melintas, dan ini mata pencaharian Bapak Lubis satu-satunya karena Bapak Lubis tidak bertani. Bapak Lubis di sini membuka Rumah pada tahun 1995 dengan nama usaha Rumah makan Gunung Kelabu. Bapak Lubis dulu mempunyai karyawan 4 orang untuk membantu usaha Rumah makan Bapak Lubis dengan gaji karyawan Rp.500.000/Bulan. karena kondisi kerusakan jalan pendapatan Bapak Lubis menurun Bapak Lubis mengurangi jumlah karyawan, sehingga karyawan Bapak Lubis sekarang sebanyak 2 orang.

(45)

Menurut Bapak Lubis kerusakan Jalan Lintas Sumatera sudah cukup lama tetapi kerusakan paling parah pada tahun 2000. Kerusakan jalan lintas ini sangat berdampak pada usaha dan ekonomi Bapak Lubis, dimana usaha Bapak Lubis ini rumah makan yang jelas pembeli adalah kendaraan yang melintas dari jalan Lintas Sumatera adalah sopir dan penumpang-penumpang bus. Pendapatan Bapak Lubis menurun diakibatkan jalan rusak. Sekarang ini kendaraan yang melintas dari sini cukup sepi karena kendaraan menghindari jalan Lintas Pahae yang keadaannya rusak sehingga kendaraan banyak mengalihkan jalan dari Lintas Timur dan Lintas Barat.

Menurut Beliau Peran pemerintah dalam memelihara jalan lintas Sumetera masih kurang terutama Dinas Pekerjaan Umum. Kerusakan jalan banyak diakibatkan air yang mengalir dari persawahan masyarakat dan longsor. Kepada Pemerintah dimohonkan untuk memperhatikan dan memperbaiki Jalan Lintas Sumatera, karena jalan ini menghubungkan antar provinsi antar kota Kabupaten dan aktifitas masyarakat di sini pun tidak terganggu. Bagi usaha Rumah makan saya ini salah satunya akses yang paling penting adalah jalan ini, dimana jalan ini membawa keuntungan bagi ekonomi.

4.5.2. Pane (Pria, 60 Tahun) Pedagang Rumah Makan

(46)

Menurut penuturan Bapak Pane yang menjadi latar belakang Bapak Pane membuka usaha rumah makan untuk mencari uang (pendapatan) demi kelangsungan hidup. Dilain sisi, Jalan Lintas Sumatera sangat srategis karena banyak dilewati pengemudi angkutan barang, pengemudi angkutan penumpang, pengemudi mobil pribadi dan sepeda motor. Bapak Pane berjualan kurang lebih sekitar 10 tahun dengan nama Rumah makan sahabat baru, menurut Bapak pane kerusakan jalan sudah cukup lama, baik itu kerusakan berat maupun kerusakan ringan, kerusakan berat artinya jalan lumpuh akibat tanah longsor yang membuat jalan macet dan perlu waktu tempuh perjalanan cukup lama. Kerusakan ringan artinya banyak lubang jalan yang membuat pengemudi tidak nyaman melewati jalan tersebut. Akibat kerusakan tersebut para mengemudi memakan waktu yang lama untuk menempuh perjalanan melalui jalan tersebut.

Menurut Bapak Pane Jalan yang kita lihat sekarang kurang perhatian, dan rawan longsor. Kurangnya perhatian untuk membangun gorong gorong atau parit di sekitar jalan yang rawan longsor. Parit di sekitar jalan sangat penting karena akibat tanah longsor banyak menimbulkan mata air di sekitar jalan. Jenis kendaraan yang sering singgah di rumah makan Bapak Pane adalah pengemudi angkutan barang, pengemudi angkutan penumpang, mobil pribadi dan sepeda motor. Pengendara yang singgah dalam satu hari sekitar 20 sampai 30 kendaraan.

(47)

mencari jalan alternatif lain, hal ini menyebabkan sedikit juga yang singgah di rumah makan Bapak Pane.

Kerusakan Jalan Lintas Sumatera pada usaha berpengaruh terhadap waktu Bapak pane karena untuk membeli (belanja) bahan baku seperti daging, ikan, sayur dan bumbu ke daerah lain membutuhkan waktu yang lama, pendapatan berkurang karena lebih sedikit yang singgah. Dengan kondisi seperti ini srategi untuk mempertahankan usaha rumah makan saya, saya tidak lagi fokus untuk menjual kepada pengemudi angkutan barang, pengemudi angkutan penumpang, pengemudi mobil pribadi dan sepeda motor, melainkan Bapak pane juga melayani pesanan seperti acara di kantor, sekolah, katering untuk pesta.

Bapak Pane menuturkan Pemerintah sangat penting dalam peranannya dalam memperhatikan dan merawat fasilitas yang telah dibangun, tanggapan saya pemerintah lebih memperhatikan apa penyebab jalan yang rusak dan bagaimana cara untuk lebih meminimalkan resiko, karena kondisi jalan ada yang rawan longsor, kondisi jalan sering timbul mata air.

Kondisi jalan yang rusak dapat mengakibatkan harga sembako meningkat untuk daerah ini, karena biaya akomodasi untuk mengantar sembako tersebut, tingkat kecelakaan meningkat, kenyamanan berkendara, jarak waktu tempuh yang lama atau berkurangnya toke dari luar kota untuk membeli hasil bumi datang ke daerah ini.

(48)

4.5.3. Anto (Pria, 40 Tahun, Pedagang Rumah Makan)

Bapak Anto ini telah menikah dan bersuku Padang yang mempunyai pendidikan terakhir yaitu SMP, ia tinggal di Pahae Jae Sejak tahun 1993. Sebelum tinggal di Pahae Jae, ia tinggal di Padang bersama dengan istrinya dan anak-anaknya. Bapak Anto mempunyai 6 orang anak, 4 laki-laki dan 2 anak perempuan.

Menurut penuturan Bapak Anto yang menjadi latar belakang berjualan di sekitar Jalan Linatas Sumatera adalah karena ini salah satunya mata pencaharian, Bapak Anto berjualan Berjualan rumah makan sudah hampir 15 tahun, dulu Bapak Anto pekerjaannya sebagai sopir truk pengangkut kebutuhan pokok dari Padang menuju Medan, karena pendapatan tidak mencukupi, maka merantau ke Pahae Jae tahun 1993 dan membuka rumah makan dengan nama Rumah Makan Minang Kabau di Jalan Lintas Sumatera.

Menurut pendapat Bapak Anto Kerusakan Jalan Lintas Sumatera mulai tahun 2000, jenis kerusakan Jalan Lintas Sumatera berlobang dan rawan longsor yang paling parah seperti kubangan kerbau, maka kendaraan yang melintas dari sini sangat takut dan selalu berhati-hati. Kendaraan yang singgah di rumah makan Bapak Anto adalah kendaraan truk dari Padang ke Medan, rumah makan Bapak Anto ini buka siang dan malam atau 24 jam, maka truk yang singgah dalam satu hari ada sekitar 20 truk, truk yang paling banyak singggah di rumah makan Bapak Anto ini kendaraan truk dari Padang, alasannya karena Bapak Anto sudah langganan.

(49)

sangat sepi atau truk yang biasa yang singgah di Rumah makan Bapak Anto sudah jarang singgah diakibatkan waktu perjalanan tidak menentu sehingga kendaraan yang singgah dirumah makan Bapak Anto berkurang, diakibatkan kerusakan Jalan Lintas Sumatera.

Menurut Bapak Anto Dengan kondisi kerusakan jalan sekarang ini sehingga Beliau tetap bertahan membuka rumah makan Bapak Anto karena ini mata pencaharian satu-satunya dan strategi tetap bertahan karena Bapak Anto sudah lama langganan dengan truk-truk dari Padang Menuju Medan, dan truk dari padang yang melintas dari jalan ini itu yang selalu yang diharapkan Bapak Anto untuk singgah setiap hari di rumah makan saya ini.

Menurut Bapak Anto Peran pemerintah untuk memelihara Jalan Lintas Sumatera masih kurang karena masih banyak kerusakan di sepanjang Jalan Lintas Sumatera diakibatkan kolam-kolam masyarakat yang banyak jebol dan drainase tidak bagus, saran kepada pemerintah kerusakan jalan ini segera diperbaiki sehingga ekonomi masyarakat akan meningkat khususnya para kami pedagang yang berjualan di sekitar jalan ini.

4.5.4. Miranti Sitompul (Pria, 42 Tahun, Pedagang Eceran)

Ibu Miranti ini telah menikah dan bersuku Batak Toba yang mempunyai pendidikan terakhir yaitu SMA, ia tinggal di Pahae Jae Sejak tahun 1985. Sebelum tinggal di Pahae Jae, ia tinggal di Medan bersama dengan dan anak-anaknya. Ibu Miranti mempunyai 5 orang anak, 4 laki-laki dan 1 anak perempuan.

(50)

dari bertani tidak cukup maka itu Ibu Miranti ingin menambah penghasilan dengan membuka usaha dagangan eceran di Jalan Lintas Sumatera. Ibu Miranti berjualan di Jalan Lintas Sumatera yang melewati pahae sekitar 10 tahun. Mulai pertama kali Ibu Miranti berjualan di sini, jalan ini sudah rusak. Kendaraan yang singgah di tempat dagangan ini adalah sepeda motor selebihnya mobil pribadi untuk membeli barang dagangan Ibu Miranti seperti minyak solar dan bensin. Ibu Miranti menjual minyak kepada kendaraan dengan cara getengan atau dengan per liter, rokok, minuman, roti dan lain-lain.

Kendaraan yang singgah untuk membeli di tempat usaha Ibu Miranti tidak menentu, tetapi yang lebih banyak yang singgah adalah sepeda motor untuk mengisi minyak. Menurut Ibu Miranti Kerusakan Jalan Lintas Sumatera sangat berdampak pada kegiatan ekonomi, disebutkan Ibu Miranti dimana kendaraan yang melintas dari Jalan Lintas Sumatera yang melewati Kecamatan Pahae Jae sudah berkurang misalnya kendaraan truk pengangkut barang dari Jakarta melalui Tapanuli Selatan sudah jarang lewat dari sini, kerugian yang usaha Ibu Miranti alami sekarang adalah pelanggan Ibu Miranti khususnya para sopir truk yang selalu membeli rokok dan minuman di tempat usaha Ibu Miranti sudah berkurang. Ibu Miranti masih mempertahankan usaha karena Ibu Miranti tidak terlalu fokus untuk berjualan karena pekerjaan sampingan yang saya lakukan sekarang ini bertani untuk memenuhi kebutuhan saya.

(51)

4.5.5. Lince br. Sitompul (Wanita, 43 Tahun, Pedagang Rumah Makan)

Ibu Lince ini telah menikah dan bersuku Batak Toba yang mempunyai pendidikan terakhir yaitu SMP, ia tinggal di Kecamatan Pahae Jae sejak tahun 1970 Ibu Miranti mempunyai 5 orang anak, 4 laki-laki dan 1 anak perempuan. Latar belakangi Ibu Lince untuk berjualan di sekitar Jalan Lintas Sumatera karena ini mata pencaharian Ibu Lince ini satu-satunya. Di sini Ibu Lince membuka Rumah makan sudah 16 tahun berjualan di Jalan Lintas Sumatera.

Menurut penuturan Ibu Lince Jalan Lintas Sumatera Pahae saat ini kondisinya sangat memprihatinkan dan kerusakan jalan sudah cukup lama. Kondisi ini membuat pengendara yang melewati kawasan tersebut menjadi tidak nyaman dan menghambat arus lalu lintas, Kendaraan yang singgah di rumah makan Ibu Lince adalah kendaraan Truk Pengangkut barang.

Para sopir yang melintas yang singgah untuk istirahat pernah bercerita kepada Ibu Lince dan mengeluh tentang kerusakan jalan, menyebut sangat kuatir akan keselamatan mereka jika hujan turun. Kerusakan jalan akibat longsor sudah semakin melebar. Kalau malam hari supir truk terpaksa harus hati-hati melihat kondisi jalan agar dapat melewatinya. Selama ini akibat jalan rusak, angkutan truk yang melintas dari jalan tersebut sering mengalami patah as dan kerusakan mesin. Kendaraan yang singgah di Rumah makan Ibu Lince dalam satu hari ada 20 kendaraan truk.

(52)

harga akibat kerusakan jalan. Alasannya, akibat jalan rusak waktu tempuh cukup lama dan kadang barang-barang mereka rusak sehingga pedagang menaikkan harga. Kenaikan harga kebutuhan pokok tidak setimpal dengan pendapatan dari rumah makan saya. Dengan kondisi kerusakan jalan saya masih bertahan untuk berjualan saya menaikka harga juga, agar Rumah makan saya ini tetap bertahan.

Ibu Lince berharap agar pemerintah memiliki kepedulian terhadap kondisi jalan rusak Sebab sangat mengganggu pengguna jalan dan masyarakat sekitar, terlebih musim hujan. Di Kecamatan Pahae Jae, Kabupaten Tapanuli Utara jalan yang paling parah kerusakannya, padahal Kecamatan Pahae Jae ini merupakan salah satu penghasil pertanian cukup tinggi di daerah ini. Seperti, kopi, coklat dan karet. Kerusakan jalan sangat berdampak besar bagi petani dan terutama untuk pedagang. Untuk itu pemerintah peduli dan segera memperbaiki jalan rusak di daerah ini. Dengan demikian, petani dan pedagang merasa lega khususnya dalam memasarkan hasil pertaniannya maupun berjualan di sekitar jalan Lintas Sumatera.

4.5.6. Amudi Tambunan (Pria, 55 Tahun, Pedagang Rumah Makan)

(53)

Bapak Amudi di Jalan Lintas Sumatera sudah cukup lama berjualan mulai jalan masih bagus sampai kondisi kerusakan sekarang ini. Jenis kendaraan yang singgah di rumah makan bapak ini misalnya, Bus, Sepeda Motor dan Truk. Setiap kendaraan yang melintas dari sini banyak yang singgah pelanggan Bapak Amudi biasanya para supir dan penumpang untuk makan dan minum. Kendaraan yang singgah dalam satu hari truk 15 dan bus 5. Kerusakan jalan cukup berpengaruh terhadap pendapatan Bapak Amudi karena waktu kondisi jalan masih bagus truk dan bus sangat banyak ada sekitar 50 kendaraan yang singgah di rumah makan bapak ini. Tapi sekarang dalam kondisi kerusakan jalan sangat sedikit, dampaknya terhadap ekonomi Bapak Amudi sekarang menurun akibat pelanggan saya untuk makan dan minum sudah sedikit. Bapak Amudi tetap bertahan untuk membuka usaha di sekitar Jalan Lintas Sumatera karena usaha Bapak Amudi ini sudah turun temurun. Sehingga keluarga Bapak Amudi kebanyakan tetap berprofesi sebagai pedagang Rumah makan.

Bapak Amudi meminta kepada Pemerintah segera memperbaiki jalan di daerah Taput Khususnya daerah Kecamatan Pahae Jae. Karena sangat membantu bagi perekonomian masyarakat, baik kehidupan petani, pedagang maupun pemilik dan supir angkutan. Bahwa jalan lintas Sumatera sangat dipentingkan oleh para pelaku pasar, terbukti dengan aktifitas berbagai perusahaan angkutan yang saya lihat tetap memilih jalur Lintas Sumatera yang melewati Pahae hingga hari ini masih bertahan barpun kendaraan sudah berkurang.

4.5.7. Saurli br. Sitompul (Wanita, 42 Tahun, Pedagang Musiman)

(54)

dan pete dijualnya kepada pengendara mobil pribadi dengan harga yang lebih mahal daripada menjual kepada toke. Ibu ini berjualan sekitar Jalan Lintas Sumatera sudah lama sekitar 14 tahun. Setiap ada musim durian dua kali dalam setahun Ibu saurli selalu berjualan dengan memanfaatkan Jalan Lintas Sumatera untuk menjual barang dagangannya kepada para pengendara yang lewat di Jalan Lintas Sumatera.

Kerusakan Jalan Lintas Sumatera Sudah cukup lama dan penyebab kerusakan jalan tanah yang sering longsor, jalan sering digenangi air mengakibatkan jalan berlubang. Kendaraan yang sering lewat dari Jalan ini mobil pribadi dan mobil pengangkut barang, dan jumlah kendaraan singgah untuk membeli barang dagangan Ibu Saurli kurang lebih 25 setiap harinya.

Kerusakan Jalan Lintas Sumatera berdampak pada ekonomi Ibu Saurli karena kendaraan yang lewat dari Jalan Lintas Sumatera sudah berkurang di akibatkan kerusakan jalan, Maka pendapatan Ibu saurli berkurang apabila tidak terjual pada hari itu, Ibu Saurli menjual kepada toke dengan harga murah, karena yang kami jual adalah buah musiman seperti durian, pete yang barang cepat busuk.

(55)

4.5.8. Hotman Sitompul (Pria, 50 Tahun, Usaha Bengkel dan Doorsmer)

Latar belakang Bapak Hotman untuk membuka Usaha bengkel di sekitar Jalan Lintas Sumatera adalah mencari uang untuk menghidupi keluarga Bapak Hotman. Jalan Lintas Sumatera sangat strategis sehingga Bapak ini sudah lama berjualan di sekitar Jalan Lintas Sumatera sekitar 15 tahun. Kerusakan Jalan Lintas Sumatera sudah lama dan sebab kerusakan jalan diakibatkan karena air masuk ke jalan, sehingga mengakibatkankan jalan berlubang, dan kondisi tanah yang sering longsor, kendaraan yang lewat dari Jalan ini angkutan barang seperti truk, dan mobil bus lintas sumatera, sepeda motor, mobil pribadi dan angkutan umum pedesaan.

Dampak Kerusakan Jalan Lintas Sumatera menurut Bapak Hotman berdampak pada ekonomi bapak ini. Karena pelanggan yang datang ke usaha bengkel Bapak Hotman adalah hanya mengharapkan kendaraan yang lewat dari Jalan Lintas Sumatera. Tetapi karena kondisi jalan rusak maka arus kendaraan Tarutung Pahae menuju Sipirok sudah berkurang. Sehingga pendapatan ekonomi Bapak ini berkurang. Karena tidak fokus pada usaha bengkel, Bapak Hotman Membuka usaha sampingan yaitu usaha doorsmer. Itupun tidak bisa memperbaiki pendapatan Bapak Hotman karena kendaraan yang lewat sangat sedikit.

4.5.9. Japaris Sitompul (Pria, 40 Tahun, Sopir Angkutan Umum)

(56)

Desa Lobu Pining sampai perbatasan Kecamatan Pahae Jae. Untuk itu, Bapak Japaris selaku sopir angkutan umum harus lebih berhati-hati untuk mengemudi dari daerah Pahae ini.

Menurut Bapak Japaris Kerusakan Jalan Lintas sangat berdampak pada ekonomi, kerugian yang dialaminya selaku supir angkutan umum yaitu waktu tempuh yang lama karena biasanya dari Pahae Jae 2 jam perjalanan menuju Tarutung tetapi karena kondisi kerusakan jalan saya menempuh sekitar 3 jam kadang tidak menentu karena sering macet akibat kerusakan jalan. Kerugian lain yang Bapak Japaris alami pernah terjadi kerusakan mesin disebabkan lubang-lubang yang cukup dalam.

Menurut penuturan Bapak ini karena kerusakan jalan kami para sopir angkutan sudah pernah mogok dan melakukan aksi di Jalan Lintas Sumatera. Dalam pertemuan itu dengan Dinas Pekerjaan Umum Tapananuli Utara, dan anggota DPRD Taput, para sopir meminta agar pemerintah setempat dan pemerintah pusat segera memperbaiki jalan karena sudah sangat merugikan pemilik angkutan maupun masyarakat. Selain itu, para supir meminta agar Dinas Perhubungan dan Polisi memperhatikan truk-truk besar yang melintas di Jalan Lintas Sumatera tersebut yang diduga juga ikut sebagai penyebab kerusakan jalan. Untuk itu kepada Pemerintah, kami para supir ingin agar jalan Lintas Sumatera ini segera di perbaiki agar perekonomian masyarakat khususnya para pengguna jalan tidak terganggu.

4.5.10. Hilbert Samosir (Pria, 41 Tahun, Sopir Truk)

(57)

jalan. Bapak Hilbert pernah terjebak macet di Jalan lintas Sumatera, akibat kerusakan jalan. Tiga hari terakhir, ratusan kendaraan selalu antre di jalur Lintas Sumatera. Dampaknya, toke saya merugi karena diantara ratusan kendaraan yang antre itu, rata-rata bermuatan barang-barang cepat membusuk seperti sayur, cabai, dan jeruk. Nah, dengan kondisi ini pemilik (toke) barang-barang tersebut dipastikan merugi.

Sejumlah pengguna jalan yang ditemui mengisahkan duka mereka terjebak di jalur Lintas Sumatera. Di sana tidak ada sinyal handphone sehingga sulit komunikasi. Lokasi yang berada di sekitar hutan menyebabkan makanan sulit didapat kalaupun ada harganya melambung. Belum lagi cuaca dingin dan yang paling parah barang bawaan terlambat sampai ke tujuan. Bahkan, ada yang rusak.

Bapak Hilbert selaku Sopir truk pembawa jeruk dan bawang, mengatakan, kemacetan akibat kerusakan jalan Lintas Sumatera yang dialaminya saat itu adalah yang paling parah. Mereka terjebak macet tengah malam. Dari jam 00.00 WIB hingga pukul 05.00 subuh, kendaraan sama sekali tidak bergeser. Padahal, sesuai jadwal saya harus sampai di tujuan (Bengkulu) dengan waktu 48 jam perjalanan, kalau tidak maka jeruk akan busuk. Tak bergeser satu senti pun, kami diam saja di dalam truk. Makanan pun sulit. Kami hanya tidur. Jam 5 subuh baru bergeser sekitar 100 meter. Sinyal pun tak ada. Padahal target waktu dari Berastagi ke Bengkulu hanya 48 jam Dengan kondisi ini, sambungnya, pemilik barang bawaan yang menunggu di Bengkulu akan rugi.

(58)
(59)

BAB V

TEMUAN DAN INTERPRETASI DATA

5.1. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Pedagang di Sekitar Jalan

Lintas Sumatera

Sebagian besar penduduk Pahae Jae yang tersebar di 12 desa dan 1 Kelurahan merupakan petani, baik sawah maupun ladang dan merupakan pedagang. Pedagang umumnya berjualan di satu-satunya pasar di Kecamatan Pahae Jae yakni di pasar Sarulla dan di sepanjang Jalan Lintas Sumatera membuka usaha Rumah makan, kedai, toko serta usaha jasa lainnya.

Berdasarkan judul penelitian maka dalam melakukan penelitian, penulis memilih responden yaitu para pedagang yang berlokasi di sepanjang Jalan Lintas Sumatera Kecamatan Pahae Jae yang telah dipilih secara acak. Jenis usaha responden adalah rumah makan, pedagang eceran, pedagang buah musiman, jasa bengkel dan door smer, dengan rata-rata penghasilan per bulan dari 1 juta sampai 3 juta. Umur responden bervariasi dari umur 40 tahun sampai 60 tahun, dengan pendidikan tamatan SMP sampai SMA namun sebagian besar adalah tamatan SMA.

(60)

bentuk hubungan seseorang atau segolongan orang dalam menciptakan hidup bermasyarakat.

Berikut hal-hal yang melatar belakangi kehidupan sosial ekonomi masyarakat pedagang diantaranya :

5.1.1. Latar Belakang Masyarakat Pedagang Membuka Usaha di Jalan

Lintas Sumatera

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa ada beberapa alasan pedagang membuka usaha di Jalan Lintas Sumatera :

a. Tidak ada pekerjaan lain

Kebanyakan responden yang diteliti melakukan usaha di Jalan Lintas Sumatera karena tidak mempunyai lahan untuk bertani sehingga menggantungkan mata pencahariannya hanya berjualan.

Menurut penuturun para Informan berikut ini:

”Yang melatarbelakangi saya untuk berjualan di sekitar Jalan Lintas Sumatera, Jalan Lintas Sumatera adalah jalan nasional yang menghubungkan antar provinsi sehingga banyak dilalui kendaraan yang melintas, dan ini mata pencaharian saya satu-satunya karena saya tidak bertani, di sini saya berjualan sudah cukup lama. Kendaraan yang sering yang melintas dari sini adalah truk pengangkut barang dari Jakarta menuju Medan, taksi, mobil pribadi dan sepeda motor”. (Wawancara dengan Z.Lubis).

b. Menambah penghasilan

(61)

”Dulu saya bekerja sebagai sopir truk pengangkut kebutuhan pokok dari Padang menuju Medan, karena pendapatan tidak mencukupi, maka merantau ke Pahae Jae dan membuka Rumah makan di Jalan Lintas Sumatera”. (Wawancara dengan Anto).

Disamping itu dengan membuka usaha di Jalan Lintas Sumatera harga barang yang dijual lebih mahal daripada menjualnya di tempat lain. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh responden Ibu Saurli:

”Barang dagangan musiman saya adalah buah durian dan pete. Saya menjualnya kepada pengendara Mobil pribadi harganya lebih mahal daripada menjual kepada toke dengan harganya lebih murah, saya berjualan sekitar Jalan Lintas Sumatera sudah lama sekitar 15 tahun, setiap ada musim durian dua kali dalam setahun saya selalu berjualan dengan memanfaatkan Jalan Lintas Sumatera untuk menjual barang dagangan kepada para pengendara yang lewat di Jalan Lintas Sumatera”. (Wawancara dengan Saurli).

c. Jumlah tanggunggan

Jumlah anak dalam keluarga merupakan tanggungan bagi kepala keluarga untuk berusaha mencari penghasilan yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan para anggota keluarga (anak dan istri). Dari beberapa informan yang diteliti Bapak Pane adalah salah seorang responden yang sudah berkeluarga yang tentu saja mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap rumah tangganya, seperti apa yang telah dituturkan oleh Bapak Pane bahwa:

(62)

5.1.2. Status Kepemilikan Tempat Tinggal

Tempat tinggal adalah dimana seorang berkedudukan serta mempunyai hak dan kewajiban hukum tempat tinggal manusia pribadi disebut tempat kediaman tempat berkumpulnya manusia atau keluarga dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia.

Umumnya responden yang diwawancarai telah memiliki tempat tinggal sendiri. Kebanyakan sudah membuka usaha sebelum jalan rusak.

”Saya disini sudah cukup lama berjualan mulai jalan masih bagus sampai kondisi kerusakan sekarang ini”. (Wawancara dengan Amudi Tambunan).

Penjelasan informan tersebut di atas, menunjukkan bahwa setiap orang ketika sudah beranjak dewasa memiliki tanggung jawab yang besar terhadap diri sendiri. Kebutuhan akan papan sangat penting karena merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Keadaan tersebut memaksa setiap orang berusaha untuk memenuhinya.

Salah satu cara untuk memenuhinya dengan jalan mencari nafkah. Informan tersebut harus bekerja sebagai pedagang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kontrakan tidak akan mungkin bisa menjadi tempat tinggal selamanya, jadi untuk itu harus ada pekerjaan untuk bisa memiliki sebuah tempat tinggal.

5.1.3. Faktor Penunjang Keadaan Ekonomi Pedagang

(63)

tersebut, informan tersebut sudah bisa menghidupi keluarganya. Seperti hasil wawancara dengan informan berikut ini:

”Saya mendapatkan penghasilan perhari itu berkisar Rp 100.000,- sampai Rp 150.000,- dengan tanggungan anak

dan istri. Untung ada beberapa anak yang sudah menikah dan hidup jauh dari orang tua”.( Wawancara dengan Bapak Pane)

Secara umum kemampuan suatu unit usaha terletak pada faktor manusia dan sarana yang terlibat di dalamnya. Faktor manusia tercakup di dalamnya adalah sifat pribadi dan keterampilan. Sifat tersebut lebih banyak ditentukan oleh lingkungan dan tujuan hidup yang akan menentukan motivasinya berdagang. Sedangkan keterampilan diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Sarana yang dimaksudkan adalah kelengkapan usaha seperti tempat usaha, bahan baku dan lain sebagainya. Pengadaan sarana tersebut berasal dari modal usaha yang bisa berasal dari pinjaman maupun milik pribadi.

Pedagang yang memasuki kegiatan usaha berskala kecil di kota, bertujuan mencari kesempatan kerja dan pendapatan dari pada memperoleh keuntungan. Pada umumnya sektor ini merupakan ruang terbuka untuk mempertahankan dan melanjutkan kehidupan dalam batas subsistensi.

a. Lokasi

(64)

Seperti hasil wawancara dengan informan berikut ini:

”Menurut penuturan Bapak Lubis yang melatar belakangi Bapak Lubis berjualan di sekitar Jalan Lintas Sumatera, Jalan Lintas Sumatera adalah jalan Nasional yang menghubungkan antar provinsi dan Kabupaten sehingga banyak dilalui kendaraan yang melintas” (Wawancara dengan Bapak Lubis).

Hal tersebut diatas sejalan dengan teori pertukaran yang dikemukakan oleh George C. Homas, bahwa proses pertukaran dapat dilihat jelas melalui perilaku pertukaran sosial yang terjadi apabila perilaku tersebut harus berorientasi pada tujuan-tujuan yang hanya dapat dicapai melalui interaksi melalui orang lain dan juga perilaku harus bertujuan untuk memperoleh sarana bagi pencapaian tujuan-tujuan tersebut (Damsar, 2009).

b. Persaingan Usaha

Banyaknya pedagang yang membuka usaha di Jalan Lintas Sumatera, membuat para pedagang harus bersaing mendapatkan keuntungan. Mengingat pedagang yang membuka usaha rumah makan misalnya tidak tidak hanya satu orang saja.

Kehidupan ekonomi pedagang menjadi meningkat dan tingkat usahanya juga semakin pesat dengan semakin ramainya pedagang yang datang dan menjajakan barang dagangannya di Jalan Lintas Sumatera baik pagi, siang maupun sore. Pedagang menjadi pilihan bagi para pendatang sehingga sektor ini mampu menyerap dan memberikan lapangan pekerjaan di tengah persaingan kehidupan ekonomi.

(65)

Karena jumlah kendaraan yang melintas dan singgah sangat menunjang lancarnya usaha para pedagang.

Pedagang mencari situasi-situasi dimana bisa mendapatkan tanggung jawab pribadi guna mencari solusi atas berbagai masalah, bisa menerima umpan balik yang cepat tentang kinerja sehingga dapat dengan mudah mereka berkembang atau tidak, dan dimana mereka bisa menentukan tujuan-tujuan yang cukup menantang.

Teori ini sesuai dengan fenomena yang terjadi pada aktifitas yang dilakukan oleh para pedagang. Dengan kondisi ekonomi yang serba sulit, semangat kerja mereka tetap bertahan. yang telah termakan waktu tidak menurunkan semangat mereka untuk tetap bekerja. Keinginan untuk maju dan menginginkan hidup sejahtera bagi keluarga, menjadi alasan yang utama memilih profesi sebagai pedagang.

Pusat perhatian dari kajian para ekonomi adalah pertukaran ekonomi, pasar, dan ekonomi. Sedangkan masyarakat dianggap sebagai sesuatu yang diluar dia dipandang sebagai sesuatu yang telah ada given (dalam Damsar, 2009:46).

Perilaku tersebut merupakan hasil dari proses belajar yang dilakukan oleh pedagang tersebut dan perilaku tersebut dapat menunjukkan bahwa manusia yang satu tergantung kepada manusia lain yang pada akhirnya menimbulkan kerja sama.

(66)

eksternal-objektif akan menuntun individu melakukan kegiatan ekonomi seperti apa yang boleh diproduksi.

Semua orang perlu mengonsumsi pangan, sandang dan papan untuk bisa bertahan hidup. Oleh sebab itu manusia perlu bekerja untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Selanjutnya yang dimaksud dengan fenomena ekonomi adalah gejala dari cara bagaimana orang atau masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap jasa dan barang langka. Cara yang dimaksud disini adalah semua aktifitas orang dan masyarakat yang berhubungan dengan produksi, distribusi dan konsumsi barang-barang langka.

Jalan dalam hal ini pengemudi dan penumpang juga membutuhkan pedagang, dimana pada saat lapar dan kelelahan dengan mudah bisa mendapatkan makanan, minuman dan lain-lainnya dari para pedagang di sepanjang jalan lintas, dibanding harus membeli di tempat tujuan.

c. Lingkungan yang Mendukung

Jalan lintas sumatera adalah jalan utama yang menghubungkan kabupaten Tapanuli Utara, yang selalu dilalui berbagai macam kendaraan. Jalan lintas adalah incaran para pelaku pedagang dalam menjajakan barang dagangannya, karena menurutnya sekitar jalan merupakan tempat yang paling strategis dalam mendapatkan peruntungan ekonomis. Tidak ada larangan dari pihak pemerintah sehingga pedagang dengan bebas keluar melalukan aktifitas usahanya.

(67)

Asumsi dari teori ini bahwa masyarakat terintegrasi atas dasar kesepakatan dari pada anggotanya akan nilai-nilai kemasyarakatan tertentu yang mempunyai kemampuan mengatasi perbedaan-perbedaan sehingga masyarakat tersebut dipandang sebagai suatu sistem yang secara fungsional terintegrasi dalam suatu keseimbangan.

Keuntungan juga dirasakan oleh para pengemudi dan penumpang karena dengan adanya pedagang mereka tidak perlu jauh-jauh dalam berbelanja, karena pihak pelaku pedagang secara tidak langsung telah menyediakan barang-barang yang dibutuhkan.

Seperti hasil wawancara dengan informan berikut ini:

Kendaraan yang singgah di tempat dagangan ini adalah sepeda motor selebihnya mobil pribadi untuk membeli barang dagangan Ibu Miranti seperti minyak solar dan bensin. Ibu Miranti menjual minyak kepada kendaraan dengan cara getengan atau dengan per liter, rokok, minuman, roti dan lain-lain (Wawancara dengan Ibu Miranti).

Asumsi teori struktural fungsional melalui pendapat Ralph Dahrendorf (dalam Damsar, 2009), tentang asumsi dasar yang dimiliki oleh teori struktural fungsional yaitu Setiap masyarakat terdiri dari berbagai elemen yang terstruktur secara relatif mantap dan stabil yakni terpenuhinya kebutuhan supir dan penumpang pada umumnya.

5.2. Dampak Kerusakan Jalan Lintas Sumatera Pada Sektor Ekonomi

Masyarakat Pedagang

(68)

Jae, Kecamatan Simangumban. Kehidupan ekonomi sebelum terjadi kerusakan jalan aktifitas ekonomi pedagang di sekitar Jalan Lintas Sumatera Kecamatan Pahae Jae, pedagang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, dengan memanfaatkan Jalan Lintas Sumatera dan transportasi lancar sehingga para pedagang berjualan di sekitar Jalan Lintas Sumatera. Pedagang yang berjualan di sekitar Jalan Lintas Sumatera para pedagang Rumah makan, pedagang musiman, pedagang eceran,usaha bengkel, Para pedagang menjual barang dagangannya kepada kendaraan yang melewati Jalan Lintas Sumatera misalnya pembelinya para sopir truk dan penumpang Bus. Hal ini dirasakan para pedagang dengan lancarnya Tranportasi Jalan Lintas Sumatera pada waktu tahun 1990 sampai tahun 1999, kehidupan ekonomi pedagang di sekitar jalan sangat berdampak positif baik itu untuk pendapatan masyarakat pedagang dalam memenuhi kebutuhan keluarga para pedagang, dan setelah tahun 2000 kerusakan Jalan Lintas sumatera kehidupan ekonomi para pedagang di sekitar Jalan Lintas Sumatera mulai menurun akibat kerusakan jalan sehingga berpengaruh bagi pendapatan para pedagang, dan kondisi Jalan Lintas Sumatera sekarang sepi karena kendaraan yang melintas dari Jalan Lintas Sumatera yang menghubungkan Pahae sangat sedikit diakibatkan jalan rusak, sehingga kendaraan yang melintas sangat takut untuk melewati dari Jalan yang melewati Pahae Jae, sehingga kendaraan yang melintas berkurang sehingga berpengaruh bagi ekonomi pendapatan pedagang karena pembeli sedikit.

Hal tersebut dapat diungkapkan dengan oleh informan sebagai berikut: “Kerusakan Jalan Lintas Sumatera sudah cukup lama tetapi

(69)

adalah kendaraan yang melintas dari jalan Lintas Sumatera adalah Sopir dan penumpang-penumpang Bus. Pendapatan saya menurun diakibatkan jalan rusak. Sekarang ini kendaraan yang melintas dari sini cukup sepi karena kendaraan menghindari jalan Lintas Pahae yang keadaannya rusak sehingga kendaraan banyak mengalihkan jalan dari Lintas Timur dan Lintas Barat. Kerugian yang saya alami sekarang ini terutama pada pendapatan saya. Ketika kondisi jalan masih bagus dimana dalam satu hari pendapatannya saya dalam satu hari dari Rumah makan ini Rp 500.000. Kalau kondisi kerusakan jalan sekarang ini Rp 200.000/hari, itupun pendapatan saya sekarang ini tidak menentu.” (wawancara dengan Z. Lubis)

Hal yang sama juga dikatakan oleh informan lainya, yang merasa penghasilannya menurun akibat dampak kerusakan jalan Lintas sumatera.

”Kerusakan jalan cukup berpengaruh terhadap pendapatan saya karena waktu kondisi jalan masih bagus Truk dan Bus sangat banyak ada sekitar 50 kendaraan yang singgah dirumah makan saya, Tapi sekarang dalam kondisi kerusakan jalan 10 kendaraan yang singgah dan sangat sedikit, dampaknya terhadap ekonomi saya menurun akibat pelanggan saya untuk makan dan minum sudah berkurang (Wawancara dengan Amudi).

Berdasarkan hasil wawancara dari pedagang eceran dan usaha bengkel, kerusakan jalan sangat berdampak pada ekonomi:

“Kerusakan Jalan Lintas Sumatera Sangat berdampak pada kegiatan ekonomi saya dimana kendaraan yang melintas dari Jalan Lintas Sumatera yang melewati Kecamatan Pahae Jae sudah berkurang misalnya kendaran truk pengangkut barang dari Jakarta sudah jarang lewat dari sini, kerugian yang saya alami sekarang adalah pelanggan dan pembeli khususnya para sopir truk yang selalu membeli rokok dan minuman di tempat usaha sedikit”. (Wawancara dengan Miranti Sitompul).

Gambar

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

§ Pejabat Pengadaan : Review paket dan HPS, upload survey harga (data pembanding), buat jadwal, input syarat pengadaan, upload dokumen pengadaan, undang penyedia,

*) Sebagaimana sudah dikatakan pada permulaan cerita ini adalah ayah Sutan Baringin orang kaya dan golongan orang bangsawan, karena dia masih keturunan raja-raja

TNI AL melaksanakan diplomasi Angkatan Laut ( naval diplomacy ), karena memiliki kapasitas sebagai kekuatan militer. Peran ini merupakan peran yang sangat penting bagi setiap

sampling yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan purposive sampling dengan kriteria diantaranya: (1) Perusahaan manufaktur sub sektor barang dan

Salah seorang supervisor atau koordinator Ladies World 451 506 kassa l5 terima kasih dan KS03 352.. Terima kasih Kembali pada

belajar siswa; (2) pengaruh positif kultur keluarga pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa; (3) pengaruh positif kultur sekolah pada hubungan

It would need the appropriate algorithm to search the optimal route, therefore, the purpose of this research is to explore what a good routing algorithm by comparing the

Jadi, aksiologi merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat yang sebenarnya dari pengetahuan, dan sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak ada yang sia- sia kalau