• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI PERNAPASAN EKSPIRASI DI SMA SWASTA KARTIKA I – 2 MEDAN T.P. 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI PERNAPASAN EKSPIRASI DI SMA SWASTA KARTIKA I – 2 MEDAN T.P. 2015/2016."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KE MAMPUAN BE RPI KIR KRIT IS DAN

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI PERNAPASAN EKSPIRASI DI SMA SWASTA

KARTIKA I – 2 MEDAN T.P. 2015/2016

Oleh :

Tirma Putri Simanungkalit 4121141029

Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir pada tanggal 15 Juni 1994. Terlahir dari pasangan T.

Simanungkalit dan D. br Sirait. Penulis merupakan anak sulung dari lima

bersaudara. Pada tahun 2001 Penulis memasuki dunia pendidikan tepatnya di

SDN 01 Lumban Batu, Porsea. Penulis menyelesaikan pendidikan di tingkat

Sekolah Dasar pada tahun 2006 dari SD Budi Murni – 7 Medan. Setelah berhasil

menyelesaikan studi Sekolah Dasar, Penulis melanjutkan pendidikan di SMP Budi

Murni – 4 Medan dan menyelesaikannya pada tahun 2009. Kemudian Penulis

melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA pada tahun 2009 di SMA Budi Murni –

3 Medan. Pada tahun 2012, Penulis dinyatakan Lulus di Universitas Negeri

Medan Jurusan Pendidikan Biologi melalui jalur Undangan. Selama menjadi

mahasiswa di Universitas Negeri Medan, Penulis tidak terlalu aktif mengikuti

organisasi. Pada tahun 2014 Penulis dinyatakan Lolos seleksi mengikuti acara

Green Youth Camp dari Koalisi Pemuda Hijau Seluruh Indonesia. Penulis juga

merupakan salah satu Grantees Van Deventer – Maas Stiching. Penulis pernah

mengikuti pelatihan kepemimpinan yang dilaksanakan oleh Dinas Pemuda dan

(4)

iii

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Dan Keterampilan Proses Sains Pada Materi Pernapasan

Ekspirasi Di SMA Kartika I – 2 Medan T.P 2015 / 2016

Tirma Putri Simanungkalit (4121141029)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap kemampuan berpikir kritis dan keterampilan proses sains siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Kartika I – 2 Medan pada bulan Mei 2016, Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitian non – equivalent control group design. Sampel penelitian terdiri dari 34 murid (kelas eksperimen) dan 34 murid (kelas kontrol). Instrumen penelitian berupa tes kemampuan berpikir kritis dan tes keterampilan proses sains. Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai rata – rata posttest kelompok eksperimen untuk berpikir kritis sebesar 44,77 dengan standar deviasi 11,60 dan kelompok kontrol sebesar 23,9 dengan standar deviasi 8,58. Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai rata – rata posttest keterampilan proses sains kelompok eksperimen sebesar 64,77 dengan standar deviasi 5,68 dan kelompok kontrol sebesar 34,48 dengan standar deviasi 5,63. Hasil uji – t menunjukkan bahwa thitung untuk kemampuan berpikir kritis sebesar 8,43 lebih besar dari ttabel yaitu 1,67 dengan taraf signifikasi 5%, maka hipotesis alternative (Ha) diterima. Hasil uji –t menunjukkan bahwa thitung untuk keterampilan proses sains sebesar 22,10 lebih besar dari ttabel yaitu 1,67 dengan taraf signifikasi 5%, maka hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikasi model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap kemampuan berpikir kritis dan keterampilan proses sains siswa.

(5)

iv

Effect of Guided Inquiry Model on Student Critical Thinking and skill of process science on Expiration Respiration at Kartika I – 2 Medan High

School T.P 2015/2016

Tirma Putri Simanungkalit (4121141029)

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the effect of the guided inquiry model on critical thinking and skill of process science ability of student. This research was conducted at Kartika I – 2 Medan High School in May 2015. The method used in the study was quasi – experimental research design with non – equivalent control group design. Sample were consisted of 34 students (experimental class) and 34 students (control class). The research instruments were test of abilities to critical thinking and skill of science. The results of the data analysis showed that the average value of posttest critical thinking experimental group was 44,77 with deviation standard 11,60 and control group was 23,9 with deviation standard 8,58. The results of the data analysis showed that the average value of posttest skill of process science experimental group was 64,77 with deviation standard 5,68 and control group was 34,48 with deviation standard 5,63. T – test result for critical thinking 8,43 show that t is greater than t table is 1,67 with a significance level of 5 %, then the alternative hypothesis (Ha) is accepted. T – test results for skill of process science 22,10 show that t is greater than t table is 1,67 with a significance level of 5%, then the alternative hypothesis (Ha) is accepted. The results showed that there is a significant effect of guided inquiry model for the critical thinking and skill of process science ability of students.

(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala nikmat dan kasih sayang – Mu yang tidak pernah ada batasnya sehingga

Penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini tepat pada waktunya.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat akademis

untuk menyelesiakan studi S1 program studi Pendidikan Biologi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Skripsi

dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Dan Keterampilan Proses Sains Siswa” ini merupakan wujud tertulis dari penelitian yang Penulis lakukan di SMA Kartika I –

2 Medan.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam rangka menyelesaikan skripsi ini,

Penulis tidak lepas dari bimbingan dan juga partisipasi dari banyak pihak. Oleh

karena itu, Penulis mempersembahakan penghargaan dan ucapan terima kasih

yang sedalam – dalamnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri

Medan

2. Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Biologi Universitas Negeri

Medan.

4. Ibu Dra. Cicik Suryani, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Dr. Mufti Sudibyo, M.Si selaku dosen pembimbing yang selalu

membimbing dan mengarahkan Penulis mulai dari awal penulisan skripsi sampai

berakhirnya penelitian. Penulis sangat beruntung mendapatkan Bapak

Pembimbing yang membina, membimbing, mengajari, dan mengarahkan Penulis

dan juga memberikan ide serta gagasan – gagasan yang sangat membantu Penulis

(7)

vi

6. Ibu Aida Fitriani Sitompul S.Pd, M.Si selaku dosen Penasehat Akademik yang

selalu memberikan waktu untuk membimbing Penulis.

7. Ibu Dr. Elly Djulia, M.Pd selaku dosen penguji yang juga senantiasa

membimbing dan memberikan masukan – masukan untuk Penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Ibu Dra. Nuraini Harahap, M.Si selaku dosen penguji yang senantiasa

memberikan masukan – masukan untuk Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak Ahmad Shafwan Pulungan S.Pd, M.Si selaku dosen penguji yang

senantiasa memberikan masukan – masukan untuk Penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

10. Bapak Kepala Sekolah SMA Kartika I – 2 Medan, Bapak Lizza, S.Pd selaku

guru bidang studi Biologi SMA Kartika I – 2 Medan dan seluruh civitas

akademika SMA Kartika I – 2 Medan yang telah membantu selama eksperimen.

11. Ayahanda tercinta T. Simanungkalit dan Ibunda tersayang D. Sirait yang tanpa

lelah memberikan dukungan moril dan materil sehingga Penulis mampu

menyelesaikan tugas akhir Penulis. Teriring doa dan salam.

12. Adik – adik Penulis, Edward Coulus Simanungkalit, Erik Sahputra

Simanungkalit, Ayu Rasmini Simanungkalit, dan Rizkia Safitri Simanungkalit

yang selalu memberikan semangat dan juga motivasi untuk Penulis.

13. Ilham Aldisah, yang selalu setia mendampingi dan mendukung Penulis,

menjadi tempat berkeluh kesah dan sumber inspirasi serta semangat Penulis.

14. Abang dan Kakak Penulis, Yohanes Sugianto, Gusti Dedi, Arfan Wijaya,

Deva Ricky Sanjaya, Morena Lidya, Dian Astuti Simare – mare, yang selalu

memberikan dukungan dan semangat untuk Penulis.

15. Sahabat terhebat Winro Abrianto Samosir dan Irma Sintia Sinaga yang selalu

ada waktu memberikan dukungan untuk Penulis.

16. Rekan – rekan sahabat mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi

Universitas Negeri Medan Angkatan 2012 kelas Regional C khususnya kepada

Happytha Okiida Genki Tarigan dan Meri Krista Sitinjak yang telah menjadi

(8)

vii

17. Rekan – rekan sahabat mahasiwa Program Penelitian Lapangan Terpadu SMA

Negri 1 Siantar Narumonda.

18. Adik – adik terkasih Siswa SMA Negeri 1 Siantar Narumonda, terkhusus

kepada Evi Jessica Gurning dan Desi Siagian serta seluruh kelas 3 IPA 2 yang

selalu menyempatkan waktu untuk memberikan semangat kepada Penulis.

19. Seluruh Keluarga, sahabat, dan teman – teman Penulis yang tak dapat di

tuliskan namanya satu per satu.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi

ini, namun penulis menyadari kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa,

untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari

para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap Skripsi ini menjadi

kontribusi serta menambah pustaka dan referensi bagi semua pihak yang

membutuhkan. Saran dan masukan dari pembaca untuk perbaikan

ketidaksempurnaan skripsi ini sangat diharapkan.

Medan, Juli 2016

Tirma Putri Simanungkalit

(9)

viii

1.2. Identifikasi Masalah 6 1.3. Batasan Masalah 6 2.1.1. Teori Pembelajaran Konstruktivisme 8

2.1.2. Artikulasi Model Pembelajaran 10

2.1.3. Model Pembelajaran Inkuiri 11

2.1.3.1. Inkuiri Terbimbing 13

2.1.3.2. Langkah – langkah pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri 14 2.1.3.3. Prinsip – prinsip Inkuiri 15

(10)

ix 4.1.3. Hasil Pretest Keterampilan Proses Sains 50 4.1.4. Hasil Posttest Keterampilan Proses Sains 51 4.2. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis Data Pretest Berpikir Kritis 52

4.2.1. Uji Normalitas 52

4.2.2. Uji Homogenitas 53

4.2.3. Uji Hipotesis 53

4.3. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis Data Posttets Berpikir Kritis 54

4.3.1. Uji Normalitas 54

4.3.2. Uji Homogenitas 55

4.3.3. Uji Hipotesis 55

4.4. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis Data Pretest Proses Sains 56

4.4.1. Uji Normalitas 56

4.4.2. Uji Homogenitas 57

4.4.3. Uji Hipotesis 57

(11)

x

4.5.1. Uji Normalitas 58

4.5.2. Uji Homogenitas 59

4.5.3. Uji Hipotesis 59

4.6. Pembahasan 60

4.6.1. Kemampuan Berpikir Kritis 60 4.6.2. Keterampilan Proses Sains 64 4.6.3. Berpikir Kritis dengan Inkuiri dan Konvensional 67 4.6.4. Keterampilan Proses Sains dengan Inkuiri dan Konvensional 69 4.7. Hubungan Hasil Penelitian dengan Pustaka 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 72

5.2. Saran 72

DAFTAR PUSTAKA 73

(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Alveolus 27

Gambar 2.2. Mekanisme Pernapasan 28

Gambar 2.3. Alat Uji Ekspirasi 30

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Proses Dasar Inkuiri 12

Tabel 2.2. Aspek Berpikir Kritis 20

Tabel 2.3. Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya 22 Tabel 2.4. Alat dan Bahan Praktikum 30

(14)

xiii

Lampiran 7 Kriteria Keterampilan Proses Sains 114 Lampiran 7a Validitas Berpikir Kritis 116 Lampiran 7b Valididtas KPS 120

Lampiran 8 Data Nilai Berpikir Kritis 124

Lampiran 9 Hasil Pretest – Posttest 126

Lampiran 10 Rekapitulasi Nilai Pretest Berpikir Kritis Eksperimen 134

Lampiran 11 Rekapitulasi Nilai Pretest Berpikir Kritis Kontrol 134 Lampiran 12 Rekapitulasi Nilai Posttest Berpikir Kritis Eksperimen 135 Lampiran 13 Rekapitulasi Nilai Posttest Berpikir Kritis Kontrol 135 Lampiran 14 Rekapitulasi Nilai KPS Kelas Eksperimen (Posttest) 136

Lampiran 15 Rekapitulasi Nilai KPS Kelas Kontrol (Posttest) 136

Lampiran 16 Distribusi Berpikir Kritis Eksperimen (Pretest) 137 Lampiran 17 Distribusi Frekuensi Berpikir Kritis Kontrol (Pretest) 141

Lampiran 18 Distribusi Berpikir Kritis Eksperimen(Posttest) 144 Lampiran 19 Distribusi Frekuensi Berpikir Kritis Kontrol (Posttest) 148 Lampiran 20 Distribusi Frekuensi KPS Eksperimen (Pretest) 151 Lampiran 21 Distribusi Frekuensi KPS Kontrol (Pretest) 154

Lampiran 22 Distribusi Frekuensi KPS Eksperimen (Posttest) 157 Lampiran 23 Distribusi Frekuensi KPS Kontrol (Posttest) 160

Lampiran 24 Uji Homogenitas Berpikir Kritis 163 Lampiran 25 Uji Homogenitas Keterampilan Proses Sains 165

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan aktivitas usaha dari manusia untuk meningkatkan

kepribadian dan juga kecerdasan. Proses usaha tersebut dilakukan dengan

membina potensi yang ada pada diri manusia itu sendiri dengan tujuan untuk

mencerdaskan pendidikan di Indonesia sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Dunia pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam keseluruhan aspek

kehidupan manusia. Hal ini disebabkan karena pendidikan berpengaruh langsung

terhadap perkembangan manusia dan seluruh aspek kepribadiannya. Perubahan

dalam dunia pendidikan perlu terus menerus dilakukan untuk mendukung

pembangunan di masa mendatang, salah satunya melalui kegiatan proses

pembelajaran.

Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa.

Beberapa tujuan pembelajaran adalah agar siswa memahami konsep, mampu

mengaplikasikan konsep, dan mampu mengaitkan satu konsep dengan konsep

yang lainnya. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan transformasi

pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan melibatkan aktivitas fisik dan mental

siswa. Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk

pengalaman belajar siswa yang dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap

konsep pembelajaran.

Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah)

dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Proses pembelajaran

yang hanya berorientasi pada penguasaan sejumlah informasi atau pun konsep

belaka, menuntut siswa menguasai materi pelajaran. Penekanannya lebih pada

hapalan. Proses – proses pemikiran tingkat tinggi termasuk berpikir kritis sangat

jarang dilatih. Untuk dapat mengetahui sesuatu, siswa haruslah aktif

mengkonstruksi. Dengan kata lain, dalam belajar siswa harus aktif mengolah

bahan, mencerna, memikirkan, menganalisis dan akhirnya yang terpenting

(16)

2

Berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang memungkinkan siswa

merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka sendiri. Dengan

demikian, kemampuan berpikir kritis siswa sangat lah penting untuk dilatih.

Afcariono (2008) menyatakan bahwa kemampuan berpikir tinggi khususnya

berpikir kritis sangat penting diajarkan di sekolah, karena keterampilan ini sangat

di perlukan siswa untuk sukses dalam kehidupannya. Oleh karena itu, seorang ahli

pendidikan, John Dewey, sejak awal mengharapkan agar siswa diajarkan

kecakapan berpikir kritis. Namun, sampai saat ini kecakapan berpikir kritis siswa

belum ditangani secara sungguh – sungguh oleh para guru di sekolah sehingga

masih banyak siswa yang kurang terampil menggunakan kemampuan berpikir

kritis. Hal tersebut akan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa serta

menurunnya kualitas pendidikan. Hal ini mendukung pernyataan Ariyati (2010)

bahwa rendahnya kualitas pendidikan disebabkan karena rendahnya kemampuan

berpikir kritis siswa. Pada umumnya siswa diarahkan untuk menghafal dan

menimbun informasi, sehingga siswa pintar secara teoritis tetapi miskin aplikasi.

Akibatnya kemampuan berpikir kritis menjadi beku, bahkan menjadi susah untuk

dikembangkan.

Melihat kenyataan diatas, sangat jelas bahwa kemampuan berpikir kritis

perlu dilatih pada siswa. Untuk itu sangat perlu sekali dalam pembelajaran di

sekolah dikembangkan suatu model pembelajaran yang mendukung kemampuan

berpikir kritis serta keterampilan proses sains siswa. Suatu model pembelajaran

yang tidak hanya mengembangkan kemampuan konsep siswa tetapi juga dapat

melatih kemampuan berpikir kritis siswa sehingga akan menghasilkan suatu

pembelajaran yang lebih bermakna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi

berpikir kritis tidak akan muncul sendiri secara baik bila individu tidak

menjumpai lingkungan yang memacu sejak awal. National Science Educations

menekankan pemahaman konsep sains dilakukan dalam standar inkuiri.

Model Inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang dipandang,

sesuai untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, karena model inkuiri

memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap

(17)

3

untuk mampu memperoleh pengetahuan secara mendalam karena siswa

mengkonstruk sendiri suatu konsep.

Dengan model inkuiri siswa sungguh dilibatkan untuk aktif berpikir dan

menemukan pengertian yang ingin diketahuinya. Model inkuiri merupakan model

pembelajaran yang menekankan pada penemuan sesuatu melalui proses mencari

dengan menggunakan langkah – langkah ilmiah. Model inkuiri pada dasarnya

merupakan salah satu usaha dari guru untuk dapat merangsang siswa berpikir

melalui berbagai bentuk pertanyaan, serta adanya suatu proses pemecahan

masalah. Model inkuiri dapat melatih siswa dalam memecahkan masalah,

meningkatkan pemahaman terhadap sains, mengembangkan keterampilan belajar

sains dan literasi sains serta dapat melatih kecakapan berpikir siswa.

Pada hakekatnya dalam pelajaran Biologi sangat dibutuhkan suatu

kegiatan yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah karena tidak semua

materi pelajaran dapat dimengerti oleh siswa jika hanya melalui teori. Ada

beberapa materi yang membutuhkan suatu pengamatan dengan tujuan agar siswa

lebih memahami materi tersebut. Kegiatan ini biasanya disebut dengan praktikum.

Kegiatan praktikum ini merupakan bagian daripada pembelajaran biologi yang

harus dilakukan siswa dengan menggunakan metode ilmiah. Karena itu, siswa

perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan melalui kerja atau

pun metode ilmiah. Aktivitas di laboratorium memiliki potensi memberi peluang

kepada siswa untuk belajar megkonstruksi pengetahuan sainsnya sambil bekerja,

akan tetapi siswa mengalami kesulitan dalam mengintegrasikan konsep – konsep

yang dipelajari dari guru dengan peristiwa – peristiwa yang diamati di

laboratorium. Kesulitan – kesulitan tersebut diantaranya disebabkan oleh: (1)

pemahaman yang kurang terhadap konsep – konsep yang mendasari percobaan,

(2) ketidakmauan untuk menghubungkan hasil – hasil pengamatan dengan teori,

dan (3) ketidakmauan untuk mengaitkan konsep – konsep yang dimiliki dengan

hasil – hasil pengamatan di laboratorium.

Dengan menggunakan model inkuiri dapat membantu siswa untuk

mengintegrasikan konsep – konsep yang telah diketahui siswa sebelumnya dengan

(18)

4

miskonsepsi yang dialami siswa menjadi konsep ilmiah. Belajar dengan

menggunakan model inkuiri ini diharapkan agar siswa menjadi kreatif, inovatif,

dan proses pembelajaran menjadi lebih bermakna sehingga dapat meningkatkan

prestasi belajar biologi.

Pembelajaran dengan keterampilan proses sains juga sangat jarang

dilaksanakan sehingga menyebabkan tidak berkembangnya tingkat berpikir kritis

siswa dalam pembelajaran biologi. Keterampilan proses melibatkan keterampilan – keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual dengan melakukan keterampilan proses sains siswa menggunakan

pikirannya, keterampilan manual terlibat dalam penggunaan alat dan bahan,

pengukuran, penyusunan atau perakitan alat, keterampilan sosial dimaksudkan

bahwa dengan keterampilan proses siswa berinteraksi dengan sesamanya dalam

kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan observasi dilapangan sewaktu peneliti melakukan Program

Pengalaman Lapangan Terpadu di SMA Negeri 1 Siantar Narumonda, tidak

ditemukan adanya pelaksanaan praktikum. Tidak terlaksananya kegiatan

praktikum tersebut tentu sangat menghambat proses pembelajaran serta

keterampilan proses sains dan juga kemampuan berpikir kritis siswa. Hal tesebut

terjadi dikarenakan oleh beberapa hal, diantaranya : fasilitas yang kurang

memadai, tidak tersedianya media yang mendukung pelaksanaan pembelajaran,

maupun ketidakmampuan guru untuk membimbing pelaksanaan praktikum.

Peneliti juga telah melakukan observasi di sekolah SMA Swasta Kartika I – 2 Medan yang dimulai pada hari senin sampai dengan rabu (02 – 04 Februari 2016). Peneliti mengamati bahwa siswa cenderung diam ( pasif ) dan tak jarang

ada yang melakukan aktivitas lain sewaktu guru menerangkan di depan kelas.

Banyak siswa yang sepertinya tidak memperhatikan guru menerangkan.

Pembelajaran yang kurang menarik minat siswa mungkin dikarenakan guru

menggunakan model belajar ceramah sehingga hanya beberapa siswa saja yang

tertarik untuk belajar. Model pembelajaran yang digunakan guru, hendaknya

mampu mengaktifasi siswa serta membuat siswa lebih tertarik untuk belajar

(19)

5

Selain itu pula, peneliti juga telah melakukan wawancara dengan Bapak

Lizza selaku guru bidang studi Biologi di SMA Swasta Kartika I – 2 Medan yang

menyatakan bahwa di sekolah tersebut belum dilakukan pembelajaran

menggunakan model inkuiri melainkan hanya menggunakan model pembelajaran

ceramah, dan diskusi. Selain itu juga peneliti melakukan tanya jawab dengan

beberapa orang siswa – siswi SMA Kartika I – 2 Medan yang menyatakan bahwa

praktikum sangat jarang dilakukan selama satu semester. Jarangnya melakukan

praktikum akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis dan

keterampilan proses sains siswa.

Peneliti mengambil materi sistem respirasi dikarenakan materi sistem

pernapasan ekspirasi merupakan materi yang dibahas di semester kedua kelas XI

IPA. Materi sistem pernapasan ekspirasi akan lebih mudah dipahami siswa apabila

didukung dengan pelaksanaan praktikum. Pelaksanaan praktikum akan

memanfaatkan barang – barang bekas yang mudah ditemukan dilingkungan

sekitar.

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, peneliti menyadari bahwa

perlunya untuk mewujudkan pemahaman siswa terkait materi sistem pernapasan

ekspirasi. Model pembelajaran Inkuiri merupakan salah satu alternatif

pembelajaran yang cocok di terapkan untuk melatih siswa bekerja secara ilmiah

dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan proses sains

siswa. Dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri diharapkan siswa

mampu mengembangkan pengetahuannya sehingga kemampuan berpikir kritis

dan keterampilan proses sains siswa dapat di tumbuh kembangkan untuk

mewujudkan tujuan pembelajaran Biologi. Berdasarkan latar belakang diatas,

peneliti akan melakukan penelitian dengan judul :

(20)

6

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi

permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Guru masih jarang menerapkan model yang mampu mengaktifasi siswa.

2. Pembelajaran materi tentang sistem pernapasan ekspirasi belum membuat

siswa mendapatkan pemahaman sendiri.

3. Percobaan tentang sistem pernapasan ekspirasi belum pernah dilakukan

sehingga keterampilan proses sains siswa belum dialami oleh siswa.

4. Siswa tidak terbiasa belajar dengan diawali permasalahan – permasalahan

dari lingkungan sekitar sehingga kemampuan berpikir kritis siswa belum

tumbuh dan berkembang.

1.3. Batasan Masalah

Untuk memfokuskan masalah yang akan di bahas, maka perlu dilakukan

pembatasan masalah. Oleh karena itu, masalah dalam penelitian ini dibatasi

sebagai berikut :

1. Model pembelajaran dalam penelitian ini dibatasi dengan menggunakan

model inkuiri terbimbing.

2. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas XI IPA khususnya kelas XI

IPA 1 dan kelas XI IPA 2 SMA Swasta Kartika I – 2 Medan.

3. Materi pelajaran Biologi kelas XI IPA semester II dibatasi hanya pada

sistem pernapasan ekspirasi.

4. Kemampuan berpikir kritis dibatasi pada Menemukan Kesamaan Dan

Perbedaan Berdasarkan Kriteria, Menyusun Informasi, Analisis, dan

Membuat Pernyataan Berdasarkan Hasil Penelitian.

5. Keterampilan proses sains dibatasi pada kemampuan Mengamati,

Mengajukan Pertanyaan, Berhipotesis, Merencanakan Percobaan, Dan

Berkomunikasi.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan

(21)

7

1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing

terhadap kemampuan berpikir kritis dan keterampilan proses sains

siswa ?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing

terhadap kemampuan berpikir kritis dan keterampilan proses sains siswa.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun

praktis.

1. Manfaat secara Praktis, penelitian ini diharapkan :

a. Dapat melatih kemampuan berpikir kritis dan keterampilan proses sains

siswa dalam proses pembelajaran Biologi.

b. Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi Guru dalam merencanakan

dan memilih model pembelajaran agar mampu menumbuhkembangkan

atau pun meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

2. Manfaat secara teoritis, penelitian ini diharapkan :

a. Dapat menjadi bahan referensi untuk peneliti lain yang melakukan

penelitian dengan menggunakan model pembelajaran sejenis guna

meningkatkan mutu pendidikan.

b. Dapat memberikan pengaruh dalam memperkaya ilmu pengetahuan yang

berhubungan dengan model Inkuiri Terbimbing, Kemampuan Berpikir

(22)

72

BAB V KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa model

inkuiri terbimbing dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan

keterampilan proses sains siswa pada materi pernapasan. Untuk berpikir kritis

menghasilkan rata – rata posttest kelas eksperimen sebesar 44,77 dan kelas

kontrol sebesar 23,9, sehingga di peroleh thitung (8,43). Untuk keterampilan proses

sains menghasilkan rata – rata posttest kelas eksperimen sebesar 64,77 dan kelas

kontrol sebesar 34,48, sehingga di peroleh thitung (22,10). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model

pembelajaran inkuiri terhadap keterampilan proses sains siswa.

Peningkatan yang dialami oleh siswa di SMA Kartika I – 2 Medan belum

mencapai maksimal. Peningkatan Kemampuan berpikir kritis dan Keterampilan

Proses Sains belum mencapai maksimal.

5.2. Saran

Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti

memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi guru, model inkuiri terbimbing perlu mendapat perhatian dan tanggapan,

dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran di kelas, karena terbukti dalam

penelitian ini model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan kemampuan berpikir

kritis serta keterampilan proses sains siswa.

2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dilanjutkan pada tingkatan

siswa yang lebih tinggi lagi.

(23)

73

DAFTAR PUSTAKA

Afcariono, M. (2008). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran

Biologi. Jurnal Pendidikan Inovatif. 3, (2), 1 – 4 (Online). Tersedia : http

://repository.upi.edu/operator/upload/s_d0351_0601892_bibliography.pdf

(21 Januari 2016)

Anam, K. (2015). Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode dan Aplikasi. Jakarta :

Pustaka Pelajar

Arikunto, S. (2012). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Ariyati, E. (2010). Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal Matematika dan IPA

Aryulina, Dyah. (2007). Biologi SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga

Fachrurazi. (2011). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk

Meningkatkan kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis

Siswa Sekolah Dasar, Edisi Khusus No. 1, ISSN 1412-565X

Fathurrohman, M. (2015). Model – Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta : Ar –

ruz Media

Fisher, Alec. (2008). Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta : Erlangga

Haris, Abdul. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Pressindo

Idrisah, Irma. (2014) Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Di SMA Darul Muttaqin Bekasi,

Skripsi. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah

Jufri, W. (2013). Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung : Pustaka Reka Cipta

Langrehr, J (2006). Thinking Skill. Jakarta : PT. Elex Komputindo Kelompok

Gramedia

Noor, Ady. (2013). Modul Belajar dan Pembelajaran. Palangkaraya : Universitas

Muhammadiyah Palangkaraya Press

Meidawaty,Y. (2014). Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Inkuiri Tebimbing

Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

(24)

74

Murti, Bhisma. (2010). Berpikir Kritis Seri Kuliah Blok Budaya Ilmiah.

Surakarta : Fakultas Universitas Sebelas Maret

Naibaho, Tri (2010). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil

Belajar Biologi, Kemampuan Berpikir Kritis Dan Keterampilan Proses

Sains Siswa Di SMPN 3 Perbaungan. Medan: Pps Unimed

Purwanto. (2008). Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta : Pustaka Pelajar

Rangkuti, A. (2010) Teori Pembelajaran Konstruktivisme. Artikel Pendidikan

Inovatif. 1 – 15 (Online). Tersedia : http

://repository.upi.edu/operator/upload/s_d0351_0601892_bibliography.pdf

(21 Januari 2016)

Sabahiyah. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap

Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep IPA Siswa Kelas V

Gugus 03 Wonasaba Lombok Timur (3)

Santi, K. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Mahasiswa Pada Mata Kuliah Ilmu

Alamiah Dasar. Singaraja (hal : 9) : Universitas Pendidikan Ganesha

Sudjana. (2009). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Suryani, A, dkk (2015). Pengembangan Instrumen Tes untuk mengukur

keterampilan proses sains siswa SMP pada Materi Gerak. Prosiding

Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains 2015 (SNIPS 2015)

Bandung. ISBN :978 – 602 – 19655 – 8 – 0

Siregar, S. (2013) Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Media Animasi

Terhadap Pemahaman Konsep, Sikap Ilmiah Dan Assesmen Kinerja Siswa

Pada Konsep Sintesis Protein. Jurnal EduBio Tropika (1) : 60-100

Sunaryo, Yoni. (2014). Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematik Siswa

Gambar

Gambar 2.1. Alveolus  Gambar 2.2. Mekanisme Pernapasan

Referensi

Dokumen terkait

umum yang dilakukan adalah membuat fungsi basis dapat beradaptasi dengan data pembelajaran, dan menetapkan data pembelajaran tersebut sebagai pusat fungsi basis. Selanjutnya,

Memiliki   hak  bicara  dan  hak   suara  dalam  setiap  musyawarah  dan rapat di tingkat Kabupaten melalui forum relawan;.

Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya, sebagai karunia

224/MP/1961, dan berjanji pula bahwa saya akan menghindarkan diri dari perbuatan tercela baik sebagai pegawai/Pelajar maupun sebagai anggota masyarakat (misalnya

LOKASI KEGIATAN Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Jasa Konsultansi Identifikasi Zona dan Blok Sistem Jaringan Air Minum Kota Tebing Tinggi. JB: Barang/jasa JP:

(3) Rencana Kebutuhan Biaya KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota dan Panwaslu untuk pelaksanaan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah belum sesuai dengan yang tercantum

Bagi peserta pelatihan dapat membagi pengetahuanpengetahuan dan pengalaman-pengalaman yang diperoleh dalam pelatihan kepada teman-teman remaja puteri yang lain yang belum