• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Tn. J dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Tn. J dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan Pada Tn. J dengan

Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Aman dan Nyaman

di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi D III Keperawatan

Oleh

NIA SYAFITRI TANJUNG

112500090

Program Studi D III

Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang melimpah serta kesehatan dan kesempatan yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul: Asuhan Keperawatan pada Tn. J dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman di Rumah Sakit Jiwa Daerah

Provinsi Sumatera Utara Medan, disusun sebagai persyaratan dalam menyelesaikan

pendidikan Diploma III bagi mahasiswa Progran Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawtan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kep, MNS, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kep, MNS, selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kep, MNS, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kep, M.Kep, selaku ketua prodi D-III Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Wardiyah Daulay, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dengan sabar, dan memberikan waktunya kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah sehingga dapat selesai tepat waktu.

7. Ibu Mahnum Lailan Nst, S.Kep, Ns, M.Kep, Selaku dosen penguji yang dengan sabar telah menguji dan membimbing penulis.

8. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku dosen pembimbing Akademik yang dengan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan program pendidikan D-III Keperawatan.

(4)

10.Kepada orang tua dan keluarga yang turut serta selalu memberikan doa, dukungan moril maupun materil, kasih sayang dan semangat kepada saya dalam menyelesaikan tugas akhir saya ini

11.Teman-teman satu angkatan Stambuk 2011 Program Studi D-III Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu dan bekerja sama dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, dan diharapkan ada kritikan yang membangun. Penulis berharap kiranya Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya bagi kita semua.

Medan, Juni 2014

Penulis

(5)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 3

C. Manfaat ... 3

Bab II Pengelolaan Kasus A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Konsep Dasar Aman Nyaman ... 4

1. Pengkajian ... 7

2. Analisa Data ... 8

3. Rumusan Masalah ... 10

4. Perencanaan... 10

B. Asuhan Keperawatan Kasus ... 13

1. Pengkajian ... 13

2. Analisa Data ... 21

3. Rumusan Masalah ... 21

4. Perencanaan... 22

5. Implementasi dan Evaluasi ... 24

Bab III Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan ... 29

B. Saran ... 29

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut UU No 36 (2009), sehat adalah suatu keadaan sehat, baik fisik, mental, spiritual, maupun social yang memungkinkan seseorang untuk bersikap produktif secara social dan ekonomi. World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai sehat fisik, mental, social, dan bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Videbeck, 2008). Gangguan jiwa merupakan suatu sindrom atau pola perilaku yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang yang dikaitkan dengan adanya distress atau disabilitas (kerusakan pada satu atau lebih fungsi organ penting) atau disertai peningkatan resiko kematian yang menyakitkan atau sangat kehilangan kebebasan (Videbeck, 2008).

Salah satu bentuk gangguan jiwa yang umum terjadi adalah perilaku kekerasan yang merupakan gejala yang paling sering muncul pada klien skizoprenia, dimana sekitar 70% dari penderita skizoprenia mengalami perilaku kekerasan. Menurut Stuart dan Sundeen (1999), klien dengan perilaku kekerasan memiliki masalah kebutuhan dasar aman dan nyaman karena ada kebutuhan dalam dirinya yang belum terpenuhi sehingga klien cenderung bersikap curiga dan waspada terhadap rangsangan yang datang menghampirinya.

(7)

Pasien dengan perilaku kekerasan mengungkapkan emosi terhadap kejadian yang dianggapnya mengancam dan merupakan suatu bentuk respon kecemasan terhadap kebutuhan yang tidak terpenuhi sehingga dirasakan bahwa dirinya berada dalam situasi yang tidak aman dan timbul rasa tidak nyaman dalam dirinya yang dirasakan sebagai bentuk ancaman (Stuart & Sudden, 2001).

Dari pengalaman selama dinas di Ruangan Bukit Barisan selama 5 hari, terdapat 50 % diantaranya dengan mayoritas diagnosa perilaku kekerasan. Dari hasil observasi terlihat bahwa klien merasa tidak nyaman di satukan dengan pasien yang lain terlihat dari sikap klien yang suka menyendiri dan menolak di dekati oleh teman satu ruangannya, adapun hasil wawancara dengan 5 orang pasien mengatakan bahwa di ruangan tersebut tidak aman, karena banyak orang jahat yang mengancam dirinya.

Pengambilan kasus Karya Tulis Ilmiah ini dilaksanakan di ruangan Bukit Barisan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan selama 5 hari, dimulai dari tanggal 2 Juni sampai dengan 6 Juni 2014. Kegiatan pengambilan kasus diawali dengan pengarahan dari dosen mengenai kegiatan yang akan dilakukan dan selanjutnya melakukan pengkajian laporan untuk mendapatkan gambaran umum mengenai kasus yang akan diambil. Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 2 Juni 2014 terdapat 45 pasien yang dirawat di ruangan Bukit Barisan, 50% diantaranya dengan mayoritas diagnosa keperawatan Perilaku Kekerasan dengan mengacu pada prioritas masalah kebutuhan dasar rasa aman dan nyaman. Sehingga dibutuhkan upaya untuk mengatasinya agar tercapainya upaya kemampuan klien memenuhi kebutuhan dasarnya tersebut.

(8)

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah memberikan gambaran nyata tentang asuhan keperawatan pada klien dengan masalah kebutuhan dasar rasa aman dan nyaman.

2. Tujuan Khusus

a. Perawat mampu melakukan pengkajian pada klien dengan masalah kebutuhan dasar rasa aman dan nyaman.

b. Perawat mampu membuat diagnosa pada klien dengan masalah kebutuhan dasar rasa aman dan nyaman.

c. Perawat mampu memberikan intervensi keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan dasar rasa aman dan nyaman.

d. Perawat mampu memberikan implementasi keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan dasar rasa aman dan nyaman.

e. Perawat mampu membuat evaluasi keperawatan pada pasien dengan kebutuhan dasar rasa aman dan nyaman.

C. Manfaat

Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1. Bagi Penulis

Sebagai sarana ilmu untuk mengaplikasikan asuhan keperawatan pasien khususnya pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar rasa aman dan nyaman.

2. Bagi Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa

Menjadi masukan bagi perawat khususnya agar dapat melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar rasa aman dan nyaman

3. Bagi Praktek Keperawatan

Menjadi bahan bagi perawat untuk pemenuhan kebutuhan perawat terhadap klien. 4. Bagi Pendidikan

(9)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Aman Nyaman

1. Definisi Aman Nyaman

Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis (Potter & Perry, 2006). Perawat harus mengkaji bahaya yang mengancam keamanan klien dan lingkungan, dan selanjutnya melakukan intervensi yang diperlukan. Dengan melakukan hal ini, maka perawat adalah orang yang berperan aktif dalam usaha pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan, dan peningkatan kesehatan. Ketika kebutuhan fisiologis seseorang telah terpenuhi secara layak, kebutuhan akan rasa aman mulai muncul. Keadaan aman, stabilitas, proteksi dan keteraturan akan menjadi kebutuhan yang meningkat. Jika tidak terpenuhi, maka akan timbul rasa cemas dan takut sehingga dapat menghambat pemenuhan kebutuhan lainnya.

Kenyamanan atau rasa aman adalah suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (Suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu melebihi masalah).

Kenyamanan dipandang secara holistik, yaitu : a. Fisik berhubungan dengan sensasi tubuh.

b. Social berhubungan dengan hubungan interpersonal keluarga dan social.

c. Psikospiritual berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan.

d. Lingkungan berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya.

(10)

2. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Keamanan dan Kenyamanan

1. Emosi

Kecemasan, depresi, dan marah yang tidak terkendali akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan dan kenyamanan.

2. Status Mobilisasi

Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun memudahkan terjadinya resiko injury menyebabkan klien selalu merasa tidak aman dalam beraktivitas dan tidak nyaman dengan keterbatasan fisik yang dialaminya.

3. Gangguan Persepsi Sensori

Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang berbahaya seperti gangguan penciuman, pendengaran dan penglihatan yang lebih sering tidak nyata menimbulkan rasa tidak nyaman saat gangguan datang .

4. Keadaan Imunitas

Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah terserang penyakit.

5. Tingkat Kesadaran

Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan, paralisis, disorientasi, dan kurang tidur.

6. Informasi atau Komunikasi

Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat menimbulkan kecelakaan.

7. Gangguan Tingkat Pengetahuan

Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi sebelumnya.

8. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional

Antibiotik dapat menimbulkan resistensi dan anafilaktik syok. 9. Status nutrisi

Keadaan nutrisi yang kurang dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan pe nyakit, demikian sebaliknya kelebihan nutrisi beresiko terhadap penyakit tertentu.

10.Usia

(11)

11.Jenis Kelamin

Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam berspon terhadap tin gkat kenyamanannya.

12.Kebudayaan

Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu meniningkatkan dan mengatasi kenyamanan dalam hidupnya.

3. Klasifikasi Kebutuhan Keamanan dan Kenyamana

a. Keselamatan Fisik

Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan mengurangi atau mengelurkan ancaman pada tubuh atau kehidupan. Ancaman tersebut mungkin penyakit, kecelakaan, bahaya, atau pemajanan pada lingkungan. Pada saat sakit, seorang klien mungkin rentan terhadap komplikasi seperti infeksi, oleh karena itu bergantung pada diagnose dalam sistem pelayan kesehatan untuk perlindungan.

Memenuhi kebutuhan keselamatan fisik kadang mengambil prioritas lebih dahulu di atas pemenuhan kebutuhan fisiologis. Misalnya, seorang perawat mungkin perlu melindungi klien disorientasi dari kemungkinan jatuh dari tempat tidur sebelum memberikan perawatan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi (Potter & Perry, 2005).

b. Keselamatan Psikologis

Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia harus memahami apa yang diharapkan dari orang lain, termasuk anggota keluarga dan profesionl pemberi perawatan kesehatan. Seseorang harus mengetahui apa yang diharapkan dari prosedur, pengalaman yang baru, dan hal-hal yang dijumpai dalam lingkungan. Setiap orang merasakan beberapa ancaman keselamatan psikologis pada pengalaman yang baru dan yang tidak dikenal (Potter & Perry, 2005).

(12)

4. Proses Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Rasa Aman dan

Nyaman

a. Pengkajian

Perawat memberikan perawatan kepada klien di dalam komunitas mereka tentang pelayanan ditempat pelayanan kesehatan untuk memastikan lingkungan yang aman, perawat perlu memahami hal-hal yang memberi konstribusi keamanan, lingkungan klien, dan mengkaji berbagai ancaman terhadap keamanan klien. Pengkajian yang dilakukan terhadap klien mendiskusikan faktor resiko yang dihadapi dalam pelayanan kesehatan. Pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara dengan klien, pengamatan langsung dan pemeriksaan. Hal-hal yang perlu di kaji meliputi:

1. Faktor predisposisi

Faktor predisposisi adalah faktor yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stress yang diperoleh baik dari klien maupun keluarganya.

2. Perilaku

Respon klien terhadap kebutuhan rasa aman dan nyaman karena perilaku kekerasan. Perilaku klien sangat tergantung pada jenis masalahnya. Apabila perawat mengidentifikasi adanya tanda-tanda ketidak aman dan nyaman maka pengkajian selanjutnya harus dilakukan tidak hanya sekedar mengetahui jenis masalah yang memepengaruhi perilaku kekerasannya saja. Validasi informasi tentang isi, waktu, frekuensi, situasi pencetus dan respon klien sehingga menyebabkan klien tidak merasa nyaman.

3. Fisik

Hal-hal yang perlu dikaji dalam pemeriksaan fisik meliputi: ADL, kebiasaan, riwayat kesehatan, riwayat skizofrenia dalam keluarga dan fungsi sistem tubuh.

4. Status emosi

(13)

5. Status intelektual

Gangguan persepsi, penglihatan, pendengaran, penciuman, dan pengecapan, isi pikir tidak realitas, tidak logis dan sukar diikuti atau kaku, kurang motivasi, koping regresi dan denial serta sedikit bicara.

6. Status sosial

Putus asa, menurunnya kualitas kehidupan, ketidakmampuan mengatasi stress dan kecemasan (Purba dkk, 2011).

b. Analisa Data

Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien, kemampuan klien mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien. Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan.

Dari informasi yang terkumpul didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya data dasar itu digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah pasien.

(14)

Data Subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bias ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide klien terhadap status kesehatan lainnya. Sedangkan data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, sentuh/ raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, berat badan dan tingkat kesadaran

1. Data Subjektif

− Klien mengatakan seperti semua orang memusuhinya dan ingin menyakitinya

− Klien mengatakan dengan marah-marah dan merusak atau menyakiti orang lain ia merasa puas

− Klien mengatakan tidak nyaman dengan apa yang ia alami, karena sesaat setelah marah-marah ia menyesal dan menjadi semakin takut dengan orang yang ingin mendekatinya

2. Data Objektif

− Klien terlihat berbicara sendiri dan tiba-tiba merusak barang-barang sendiri

− Bersikap selalu berlawanan dengan teman satu ruangannya

− Ekspresi wajah tegang

− Klien tampak tidak nyaman

− Marah-marah tanpa sebab dan terkadang menangis

− Mau menyakiti diri sendiri dan orang lain

(15)

c. Rumusan Masalah

Dan berdasarkan diagnosa keperawatan yang ada, dapat dirumuskan pohon masalah sebagai berikut:

1. Gangguan rasa aman dan nyaman

Definisi : Kondisi dimana klien merasa tidak aman dan nyaman serta klien memiliki persepsi bahwa setiap rangsangan yang datang merupakan suatu ancaman.

Kemungkinan berhubungan dengan :

Perilaku Kekerasan (Effect)

Gangguan Rasa Aman dan Nyaman (Care Problem)

Curiga/waspada (Causa)

d. Perencanaan

(16)

1. Gangguan rasa aman dan nyaman Hari /

Tanggal No.

Dx Perencanaan keperawatan

1. Tujuan:

− Mempertahankan tingkat kenyaman klien dalam beraktivitas.

− Meningkatkan keamanan klien terhadap lingkungan. Kriteria hasil:

− Klien tampak tenang dalam beraktivitas

− Klien mampu berkomunikasi dengan orang lain

− Klien mampu mengontrol emosi

Rencana tindakan Rasional

1. Kaji tingkat rasa kenyamanan dengan melihat perilaku klien..

2. Kaji respon klien terhadap lawan bicara ketika sedang berkomunikasi

3. Pantau tingkat emosional klien saat klien marah.

4. Ajarkan teknik tarik nafas dalam

5. Ajarkan klien mengungkapkan perasaaan marah dengan baik

6. Ajarkan klien mengontrol perasaan marah dengan cara mendekatkan diri pada Tuhan, misalkan dengan berdoa

1. Perilaku klien dapat menujukkan rasa kenyamanan klien yang dirasakannya.

2. Respon klien terhadap lawan bicara menunjukkan tingkat kenyaman klien saat berkomunikasi.

3. Tingkat emosi klien menggambarkan rasa aman dan nyaman yang sedang dirasakan klien.

4. Mampu membuat perasaan tenang dan nyaman saat perasaan marah muncul.

5. Klien mampu mengungkapkan rasa marah dan merasa nyaman

setelah mengungkapkan perasaan marahnya

(17)

2. Perencanaan

1) Gangguan rasa aman dan nyaman

Tujuan : Mempertahankan tingkat kenyamanan dan aman klien dalam beraktivitas.

Intervensi Rasional

1. Memantau tingkat rasa nyaman klien dalam perilaku pasien.

2. Memantau respon klien terhadap lawan bicara ketika sedang berkomunikasi.

3. Memantau tingkat emosional klien saat klien marah.

4. Mengajarkan teknik tarik nafas dalam.

5. Mengajarkan klien

mengungkapkan perasaaan marah dengan baik

6. Mengajarkan klien mengontrol perasaan marah dengan mendekatkan diri pada Tuhan, misalkan berdoa

1. Pantau klien dapat menujukkan rasa kenyamanan klien yang dirasakannya.

2. Respon klien terhadap lawan bicara menunjukkan tingkat kenyamanan klien saat berkomunikasi.

3. Tingkat emosi klien menggambarkan rasa aman dan nyaman yang sedang dirasakan klien.

4. Membuat perasaan tenang dan nyaman saat perasaan marah muncul.

5. Setelah klien mengungkapkan rasa marahnya dengan baik klien dapat merasa nyaman setelah mengungkapkan perasaan marahnya

(18)

PROGRAM DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN USU

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. J

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 30 Tahun

Status Perkawinan : Belum menikah

Agama : Kristen

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Petani

Alamat : Desa Salam Tani, Pancur Batu Tanggal Masuk RS : 28-11-2013

No. Register : 023025 Ruangan Kamar : Bukit Barisan Tanggal Pengkajian : 02-06-2014

Diagnosa Medis : Perilaku Kekerasan

II. KELUHAN UTAMA

(19)

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative/palliative

1. Apa penyebabnya

Klien sering melamun dan tidak mau melakukan apa-apa, lebih suka menyendiri. Tiba-tiba sering mengamuk dan merusak barang saat di ajak berbicara.

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Klien mengatakan dengan menyendiri atau mengamuk keadaan akan menjadi lebih baik dan klien merasa puas.

B. Quantity/quality

1. Bagaimana dirasakan

Klien mengatakan sudah lebih tenang selama dirawat di rumah sakit, karena banyak teman-teman di ruangan.

2. Bagaimana dilihat

Klien tampak lebih senang menyendiri dan suka mengamuk sendiri.

C. Severity

Klien merasa terganggu dengan keadaan yang dialaminya sehingga klien merasa tidak aman dan nyaman.

D. Time

Sampai saat ini klien masih mengalami kondisi tersebut selama 3 tahun terakhir ini

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami

Klien sudah mengalami gangguan jiwa 3 tahun terakhir ini.

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Klien berobat jalan di Rumah Sakit Jiwa 1 tahun terakhir ini.

C. Pernah dirawat/dioperasi

Klien tidak pernah dioperasi.

D. Lama dirawat

(20)

E. Alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan dan obat.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang tua

Orang tua klien tidak memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa seperti klien.

B. Saudara kandung

Adik klien juga dirawat di Rumah Sakit Jiwa sama seperti klien.

C. Penyakit keturunan yang ada

Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit keturunan.

D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Adik klien juga mengalami gangguan jiwa dan dirawat di rumah sakit yang sama dengan klien.

E. Anggota keluarga yang meninggal

Anggota keluarga klien masih lengkap, belum ada yang meninggal.

F. Penyebab meninggal

Tidak ada

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Klien mengatakan ia sering menyendiri dan merasa sudah di asingkan oleh keluarga karena penyakitnya, klien merasa hidupnya akan selamanya di rmah sakit.

B. Konsep diri

- Gambaran diri

Klien tidak merasakan ada yang kurang dari tubuhnya. - Ideal diri

Klien ingin cepat sembuh dan pulang kerumah berkumpul dengan keluarga.

- Harga diri

(21)

- Peran diri

Klien sebagai seorang anak laki-laki yang belum menikah dan tidak bekerja.

- Identitas

Klien merupakan laki-laki pengangguran tamatan SMP.

C. Keadaan emosional

Klien merasa orang-orang disekitarnya terlihat memusihinya dan mengancam dirinya sehingga klien merasa tidak aman dan nyaman. Saat diajak komunikasi klien tampak tegang dan menjawab dengan suara tinggi. Sesaat setelah marah-marah klien tampak menyesal dan mengatakan menjadi takut dengan orang yang mendekatinya.

D. Hubungan sosial

- Orang yang berarti

Klien menganggap Ibunya adalah orang yang paling berarti.

- Hubungan dengan keluarga

Klien memiliki hubungan yang baik dan harmonis dengan keluarga.

- Hubungan dengan orang lain

Selama klien dirawat di rumah sakit jiwa hubungan sosialisasi dengan orang lain kurang baik karena klien lebih banyak menyendiri dan kurang percaya dengan orang lain, klien menganggap orang asing adalah ancaman

- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Karena kurangnya sosialisasi antara klien dengan teman-teman di ruangan, menyebabkan klien memiliki teman yang terbatas. Dan klien merasa semua orang memusuhinya.

E. Spiritual

- Nilai dan Keyakinan

Klien menganut keyakinan Agama Kristen.

- Kegiatan Ibadah

(22)

VII. STATUS MENTAL

A. Tingkat kesadaran

Klien sadar penuh (composmentis), tetapi mengalami disorientasi dan terlihat seperti bingung.

B. Penampilan

Klien berperilaku curiga melihat orang lain, klien kurang memperhatikan penampilannya, karena ia rasa tidak terlalu penting.

C. Pembicaraan

Selama wawancara klien mudah diajak berbicara, namun klien klien berbicara cepat, singkat dan menjawab pertanyaan dengan singkat-singkat dengan suara agak tinggi.

D. Interaksi selama wawancara

Selama wawancara dengan perawat klien kurang konsentrasi dan tidak mau menjawab pertanyaan yang ia tidak inginkan.

E. Persepsi

Klien mengatakan sering ingin marah terhadap orang-orang disekitarnya karena klien merasa bahwa orang-orang terlihat memusuhinya sehingga ia rasa mengancam dirinya.

F. Proses Pikir

Proses fikir klien terganggu terlihat dari apa saja yang dikatakannya tentang orang-orang yang ada disekitarnya.

G. Isi fikir

(23)

VIII. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan umum

Composmentis

B. Tanda-tanda vital

- Suhu Tubuh : 36,5oC

- Tekanan Darah : 110/90 mmhg

- Nadi : 80 x/i

- Pernafasan : 23 x/i

- Tinggi Badan : 167 cm

- Berat Badan : 67 kg

C. Pemeriksaan head to toe

1. Kepala dan rambut

Bentuk kepala klien bulat, simetris dan normal dengan kulit kepala bersih. Penyebaran rambut merata.

2. Wajah

Wajah klien tampak merah dan tegang, rahang mengatup, gigi merapat

3. Mata

Klien memiliki 2 mata dengan posisi simetris dan tidak ada kelainan. Pandangan klien tajam ketika klien marah

4. Hidung

Hidung klien simetris dengan dua lubang hidung dan tidak ada cuping hidung.

5. Telinga

Bentuk telinga klien simetris kiri dan kanan, tetapi klien sesekali mendengar suara-suara yang menyuruhnya melakukan kekerasan.

6. Mulut dan faring

Mulut klien kurang bersih, bibir menghitam karena rokok, klien dapat membedakan rasa asam dan manis. Rahang klien terlihat mengatup ketika rasa marah muncul.

7. Leher

(24)

8. Integument

Kulit klien warna coklat dan sedikit kotor, akral klien hangat dan turgor kembali normal, kulit disekitar mata terdapat lingkaran hitam.

9. Ekstremitas atas

Klien terlihat mengepalkan tangannya ketika rasa marah muncul, suka melempar dan memukul.

10.Ekstremitas bawah

Klien sering gelisah dan berjalan mondar-mandir.

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

A. Pola makan dan minum

- Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari - Nafsu/selera makan : Nafsu makan kuat - Nyeri ulu hati : Tidak ada nyeri ulu hati - Alergi : Tidak ada riwayat alergi - Mual muntah : Tidak ada mual muntah

- Tampak makan memisahkan diri :klien selalu memisahkan diri saat makan

- Waktu pemberian makan : Pagi, siang, sore

- Jumlah dan jenis makanan : 1 porsi, jenis nasi + lauk + sayur - Waktu pemberian cairan : Tidak ditentukan

- Masalah makan dan minum :Klien tidak memiliki masalah dalam hal makan dan minum

B. Perawatan diri/personal hygiene

- Kebersihan tubuh : Telihat kurang bersih tetapi klien rajin mandi

- Kebersihan gigi dan mulut : Terlihat kotor

(25)

C. Pola kegiatan/aktivitas

- Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian, dilakukan secara mandiri, sebagian, atau total :

Aktivitas mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan secara mandiri tetapi masih berantakan, klien kurang mau beraktivitas dengan orang lain karena selalu curiga dan selalu ingin marah dengan teman lain yang mendekatinya.

- Uraian aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit : Pasien tidak mau ikut kebaktian yang diadakan di rumah sakit

D. Pola eliminasi

1. BAB

- Pola BAB : 2 kali sehari - Karekter feses : Normal - Riwayat perdarahan : Tidak ada - BAB terakhir : Pagi hari - Diare : Tidak pernah - Penggunaan laksatif : Tidak ada

2. BAK

- Pola BAK : Kurang lebih 4 kali sehari - Kateter urine : Tidak ada

- Nyeri/rasa terbakar : tidak ada - Penggunaan diuretic : Tidak ada

- Upaya mengatasi masalah : Tidak ada masalah

E. MEKANISME KOPING

(26)

ANALISA DATA

NO DATA MASALAH KEPERAWATAN

1 DS: Klien mengatakan seperti semua orang memusuhinya dan ingin menyakitinya dengan marah-marah dan merusak atau menyakiti orang lain ia merasa puas. Klien mengatakan tidak nyaman dengan apa yang ia alami, karena sesaat setelah marah-marah ia menyesal dan menjadi semakin takut dengan orang yang ingin mendekatinya

.

DO: -marah-marah tanpa sebab -gelisah dan tidak nyaman - terkadang menangis

-terlihat sering mengepalkan tangan

GANGGUAN RASA AMAN DAN

NYAMAN

MASALAH KEPERAWATAN :

Gangguan Rasa Aman dan Nyaman

DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS)

(27)

PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

Hari/

Tanggal

No.Dx Perencanaan keperawatan

Rabu/04

1 Tujuan dan Kriteria Hasil

− Tujuan : Mempertahankan tingkat kenyamanan dan keamanan klien dalam beraktivitas.

− Kriteria hasil: - Klien tampak tenang dalamberaktivitas - Klien mampu berkomunikasi dengan

orang lain

- Klien mampu mengontrol emosi

Rencana Tindakan Rasional

1. Mengkaji tingkat rasa kenyamanan dengan melihat perilaku klien.

2. Mengkaji respon klien terhadap lawan bicara

ketika sedang berkomunikasi.

3. Memantau tingkat emosional klien saat klien marah.

4. Mengajarkan teknik tarik nafas dalam.

1. Perilaku klien dapat menujukkan rasa kenyamanan klien yang dirasakannya.

2. Respon klien terhadap lawan bicara menunjukkan tingkat kenyaman klien saat berkomunikasi.

3. Tingkat emosi klien

menggambarkan rasa aman dan nyaman yang sedang dirasakan klien.

(28)

5. Mengajarkan klien mengungkapkan

perasaaan marah dengan baik

6. Mengajarkan klien mengontrol perasaan marah dengan cara mendekatkan diri pada Tuhan, misalkan dengan berdoa

5. Klien mampu

mengungkapkan rasa marah dan merasa nyaman setelah mengungkapkan perasaan marahnya

(29)

PELAKSANAAN KEPERAWATAN

1. 1. Memantau tingkat rasa nyaman klien dalam perilaku pasien.

2. Memantau respon klien terhadap lawan bicara

ketika sedang berkomunikasi.

3. Memantau tingkat emosional klien saat klien marah.

4. Mengajarkan teknik tarik nafas dalam.

5. Mengajarkan klien mengungkapkan

perasaaan marah dengan baik

6. Mengajarkan klien mengontrol perasaan marah dengan cara mendekatkan diri pada Tuhan, misalkan dengan berdoa

S :

Tn.J mengatakan bahwa klien tidak nyaman jika klien digabungkan dengan teman-temannya satu ruangan.

O :

Tn.J tampak gelisah dank lien merasa ingin marah jika di ajak berkomunikasi dengan temannya. A:

Masalah teratasi sebagian

(30)

PELAKSANAAN KEPERAWATAN

1. 1. Memantau tingkat rasa nyaman klien dalam perilaku pasien.

2. Memantau respon klien terhadap lawan bicara

ketika sedang berkomunikasi.

3. Memantau tingkat emosional klien saat klien marah.

4. Mengajarkan teknik tarik nafas dalam.

5. Mengajarkan klien mengungkapkan

perasaaan marah dengan baik

6. Mengajarkan klien mengontrol perasaan marah dengan cara mendekatkan diri pada Tuhan, misalkan dengan berdoa

S :

Tn.J mengatakan bahwa mulai nyaman dengan keadaan dlingkungan ruangannya

O :

Tn.J mulai mau berbicara dengan baik tanpa rasa ingin marah dengan teman-teman.

A:

Masalah teratasi sebagian

(31)

PELAKSANAAN KEPERAWATAN

1. 1. Memantau tingkat rasa nyaman klien dalam perilaku pasien.

2. Memantau respon klien terhadap lawan bicara

ketika sedang berkomunikasi.

3. Memantau tingkat emosional klien saat klien

marah.

4. Mengajarkan teknik tarik nafas dalam.

5. Mengajarkan klien mengungkapkan

perasaaan marah dengan baik

6. Mengajarkan klien mengontrol perasaan marah dengan cara mendekatkan diri pada Tuhan, misalkan dengan berdoa.

S :

Tn.J merasa nyaman dengan lingkungan 1 ruangannya serta klien mau berkomunikasi dengan teman-temannya.

O :

Tn.J mau berkomunikasi dengan baik tanpa ada rasa marah.

Tn.J mampu mengontrol emosi dalam berkomunikasi dengan lawan bicara.

A:

Masalah teratasi sebagian

(32)

EVALUASI

Evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang sudah dilakukan untuk klien dengan prioritas masalah gangguan rasa aman dan nyaman.

1. Klien mau menerima perawat sebagai terapis di tandai dengan: a. Klien menerima perawat sebagai perawatnya

b. Klien mau menceritakan masalah yang dihadapinya kepada perawat

c. Klien mau bekerja sama dengan perawat dan setiap program yang perawat tawarkan dilaksanakan oleh klien

2. Klien dapat merasa aman dan nyaman yang ditandai dengan : a. Ekspresi wajah klien tenang dan tidak tegang

b. Klien dapat beraktivitas dengan nyaman tanpa merasa bahwa orang lain adalah musuhnya

c. Klien merasa aman pada dirinya dan orang sekitar karena perilaku yang sering meminta klien untuk menyakiti dirinya bahkan orang sekitarnya

(33)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan

Hasil pengkajian dengan masalah kebutuhan dasar rasa aman dan nyaman pada Tn.J yaitu adanya klien sering tiba-tiba ingin merusak barang, memukul orang, klien mudah marah dan tersinggung bila diajak berbicara serta klien menganggap orang yang tidak dikenalnya adalah orang jahat.

Diagnosis yang ditemui setelah pengkajian adalah gangguan rasa aman dan nyaman. Rencana asuhan keperawatan dengan gangguan rasa aman dan nyaman adalah kaji tingkat rasa kenyamanan dengan melihat perilaku klien, kaji respon klien terhadap lawan bicara ketika sedang berkomunikasi, pantau tingkat emosional klien saat klien marah, ajarkan teknik tarik nafas dalam, ajarkan klien mengungkapkan perasaaan marah dengan baik dan ajarkan klien mengontrol marah dengan mendekatkan diri pada Tuhan.

Implementasi asuhan keperawatan dengan gangguan oksigenasi pada Tn. J yaitu, mengkaji tingkat rasa kenyamanan dengan melihat perilaku klien, mengkaji respon klien terhadap lawan bicara ketika sedang berkomunikasi, memantau tingkat emosional klien saat klien marah, mengajarkan teknik tarik nafas dalam, mengajarkan klien mengungkapkan perasaaan marah dengan baik dan mengajarkan klien mengontrol marah dengan cara mendekatkan diri pada Tuhan.

(34)

B.

Saran

Setelah membahas dan memperhatikan masalah-masalah yang dihadapi didalam perawatan pasien dengan prioritas masalah kebutuhan rasa aman dan nyaman, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut :

1. Pihak Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

Diharapkan kepada RS Jiwa Daerah Provsu hendaknya menyediakan dan memfasilitasi apa yang dibutuhkan klien untuk proses penyembuhan, serta perawat lebih memperhatikan pemberian implementasi dengan masalah kebutuhan dasar pasien.

2. Pihak Institusi Pendidikan

Diharapkan kepada institusi pendidikan untuk selalu memberikan motivasi dan sarana yang memadai bagi mahasiswa guna penyelesaian tugas Karya Tulis Ilmiah.

3. Pihak Keluarga

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2005). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC.

Carpenito, Lynda Jual. (2006). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.

Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC Nanda Internasional (2012). Diagnosis Keperawatan Defenisidan Klasifikasi. Jakarta : EGC Potter&Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, Proses, dan Praktik. Edisi

4. Jakarta : EGC

Purba dkk. (2011). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa. Medan : USU Press.

Stuart, G.W & Sundeen, S.J. (2002). Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan). Edisi 3. Jakarta : EGC.

Videbeck, Sheila L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

(36)
(37)

Catatan perkembangan

No

Dx

Hari/tanggal Waktu Tindakan Keperawatan

1

Rabu/

1. Memantau tingkat rasa nyaman klien dalam perilaku pasien.

2. Memantau respon klien terhadap lawan bicara ketika sedang berkomunikasi.

3. Memantau tingkat emosional klien saat klien marah.

4. Mengajarkan teknik tarik nafas dalam.

5. Mengajarkan klien mengungkapkan perasaaan marah dengan baik

6. Mengajarkan klien mengontrol perasaan marah dengan cara mendekatkan diri pada Tuhan, misalkan dengan berdoa

1

Kamis/

1. Memantau tingkat rasa nyaman klien dalam perilaku pasien.

2. Memantau respon klien terhadap lawan bicara ketika sedang berkomunikasi.

3. Memantau tingkat emosional klien saat klien marah.

4. Mengajarkan teknik tarik nafas dalam.

5. Mengajarkan klien mengungkapkan perasaaan marah dengan baik

6. Mengajarkan klien mengontrol perasaan marah dengan cara mendekatkan diri pada Tuhan, misalkan dengan berdoa

1

Jumat/ 06 Juni 2014

09.00

09.30

1. Memantau tingkat rasa nyaman klien dalam perilaku pasien.

(38)

10.00

11.00

11.10

3. Memantau tingkat emosional klien saat klien marah.

4. Mengajarkan teknik tarik nafas dalam.

5. Mengajarkan klien mengungkapkan perasaaan marah dengan baik

Referensi

Dokumen terkait

Asuhan Keperawatan pada Ny.D dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Nyaman; Nyeri..

Melakukan evaluasi dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan dengan masalah gangguan rasa aman

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa.. Buku Saku Keperawatan

untuk itu, penulis melakukan asuhan keperawatan kebutuhan rasa aman dan nyaman ( nyeri ) pada pasien luka bakar untuk lebih men dalami dan mengupas masalah kebutuhan

Untuk diagnosa pertama yaitu gangguan rasa aman nyaman (nyeri), tindakan yang dilakukan adalah menggunakan komunikasi terapeutik,mengkaji keadaan umum dan tingkat nyeri yang

Kesimpulan : Klien yang mengalami trombositopenia, dapat merasakan adanya nyeri akut yang bisa mengakibatkan gangguan pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman,

Hasil studi menunjukan bahwa pengelolaan asuhan Keperawatan Pada Pasien dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Nyaman dengan masalah keperawatan Hipertermi yang dilakukan

Keperawatan Pada Tn.A yang Mengalami Perilaku Kekerasan dengan Prioritas.. Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Aman Dan Nyaman di Rumah Sakit