• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerapan Prinsip-prinsip GCG (good corporate governance) dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja SDM di BUMN ( Studi Kasus PT. Pegadaian Kramat Raya 162 Jakarta )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penerapan Prinsip-prinsip GCG (good corporate governance) dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja SDM di BUMN ( Studi Kasus PT. Pegadaian Kramat Raya 162 Jakarta )"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN PRINSIP- PRINSIP GCG

( GOOD CORPORATE COVERNANCE ) DAN BUDAYA ORGANISASI

TERHADAP KINERJA SDM DI BUMN

( Studi Kasus PT. Pegadaian Kramat Raya 162 Jakarta )

Oleh :

WAHYU ARDILA

NIM : 109081000099

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

PENGARUH PENERAPAN PRINSIP- PRINSIP GCG

( GOOD CORPORATE COVERNANCE ) DAN BUDAYA ORGANISASI

TERHADAP KINERJA SDM DI BUMN

( Studi Kasus PT. Pegadaian Kramat Raya 162 Jakarta )

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat- syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh : WAHYU ARDILA

109081000099

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yahya Hamja Suhendra , S.Ag., MM NIP.19490602 198703 1 001 NIP. 19711206 200312 1001

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1434 H/2013

(3)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Selasa, 3 Juni 2013 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Wahyu Ardila

2. NIM : 109081000099

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Pengaruh Penerapan Prinsip – Prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja SDM di BUMN (Studi Kasus PT. Pegadaian Kramat Raya 162 Jakarta) .

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 3 Juni 2013

1. Prof. Dr. Abdul Hamid., MS ( )

NIP. 19570617 198503 1 002 Ketua

2. Titi Dewi Warninda ( )

NIP. 19731221 20051 2 002 Sekretaris

3. Herni Ali HT, SE,MM ( ) Penguji Ahli

(4)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Selasa, 23 Juli 2013 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Wahyu Ardila

2. NIM : 109081000099

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Pengaruh Penerapan Prinsip – Prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja SDM di BUMN (Studi Kasus pada PT Pegadaian Kramat Raya 162 Jakarta) .

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 23 Juli 2013

1. Prof. Dr. Abdul Hamid., MS ( )

NIP. 195706171985031002 Ketua

2. Dr. Ahmad Dumyati., MA ( ) NIP. 197001062003121001 Sekretaris

3. Yahya Hamja, Dr., MM ( ) NIP.194906021978031001 Pembimbing 1

4. Suhendra S.Ag., MM ( )

NIP. 197112062003121001 Pembimbing 2

5. Dr. Imron Jasin ( ) Penguji Ahli

(5)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Wahyu Ardila

No.Induk Mahasiswa : 109081000099

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu menggembangkan dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau ijin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemenipulasian data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui

pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan

bukti bahwa saya melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai

sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikianlah pernyatan yang saya buat dengan sesungguhnya.

Ciputat, Juli 2013 Yang Menyatakan

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP I . IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Wahyu Ardila

2. Tempat , Tanggal Lahir : Padang, 07 Juli 1990

3. Alamat :Jl. Ibnu Khaldun III No. 22 RT 03 RW 08

Pisangan Cirendeu Ciputat Timur Tangerang

4. Status dalam Keluarga : Anak ke 2 dari 4 bersaudara

5. Telepon : 081382847654

6. Email : wawahyuardila96@gmail.com

II . PENDIDIKAN

1. SDN 28 Simpang Abu Tahun 1997- 2003

2. MTS Pesantren Darul Funun El Abbasiyah Tahun 2005- 2007

3. MA Pesantren Darul Funun El Abbasiyah Tahun 2007- 2009

4. SI Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009 - 2013

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Hazaratul Isral

2. Tempat , Tanggal Lahir : Padang, 15 Maret 1960

3. Ibu : Yarti Isnel

4. Tempat, Tanggal Lahir : Padang, 30 Agustus 1962

5. Alamat :Sopan Goduang, Kec: Mungka Kab: 50 Kota

Padang Sumatra Barat

IV . PENGALAMAN ORGANISASI

1.Bendahara Asrama Putri IMM Cabang Ciputat Periode 2011 – 2012

2.Ketua Bidang Organisasi Komisariat IMM Cabang Ciputat Periode 2011- 2012

3.Kepala Staff Pengembangan Wilayah dan Teritorial PII PW Jakarta

Periode 2011 - 2013

4. Kepala Staff Intelejen dan Operasional PB Brigade PII Periode 2012- 2015

(7)

EFFECT OF IMPLEMENTATION OF PRINCIPLES GOOD CORPORATE GOVERNANCE AND ORGANIZATIONAL CULTURE TOWARD

PERFORMANCE OF HUMAN RESOURCES IN BUMN

(Case Study on PT Pegadaian Kramat Raya 162 Jakarta)

Wahyu Ardila

Abstract

The study aims to analyze the infuence of implementation of principles Good Corporate Governance and organizational culture toward performance of human resources in BUMN. This research was conducted in PT Pegadaian of Kramat Raya 162 Jakarta. The population in this study is human resources of PT Pegadaian Kramat Raya 162 Jakarta. The samples were 68 respondents in this study using probability sampling method with a simple random sampling, then the data prosessed by multiple regression analaysis. Indipendent variables in this research is principles Good Corporate Governance and organizational culture, as dependent variable is performance of human resources.

The result of this reserch showed that implementation of principles Good Corporate Governance had no significant influence toward performance of human resources, and organizational culture too had no significant influence toward performance of human resources, at testing with simultaneous implementation of principles Good Corporate Governance and organizational culture had significant influence to performance of human resources

Keyword: Principles Good Corporate Governance ,Organizational Culture, Performance of Human Resources.

(8)

PENGARUH PENERAPAN PRINSIP- PRINSIP GCG

( GOOD CORPORATE COVERNANCE ) DAN BUDAYA ORGANISASI

TERHADAP KINERJA SDM DI BUMN Oleh : Wahyu Ardila

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh Penerapan

Prinsip-prinsip Good Corporate Governance ( GCG ) dan Budaya Organisasi terhadap kinerja Sumber Daya Manusia di BUMN. Penelitian ini diadakan di PT Pegadaian

Kramat Raya 162 Jakarta. Populasi penelitian ini adalah SDM di PT Pegadaian

Kramat Raya 162 Jakarta. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 68 responden

dengan menggunakan metode probability sampling yaitu simple random sampling, kemudian diproses dengan multiple regression analaysis. Variabel terikat pada penelitian ini adalah Prinsip-prinsip Good Corporate Governance ( GCG ) dan Budaya Organisasi dan variabel bebas yaitu kinerja Sumber Daya

Manusia.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Penerapan Prinsip-prinsip Good Corporate governance (GCG) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja SDM, dan budaya organisasi juga tidak berpengaruh signifikan terhadap

kinerja SDM, dalam pengujian secara simultan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja SDM.

Kata Kunci : Prinsip – prinsip Good Corporate Governance (GCG), Budaya Organisasi, Kinerja SDM

(9)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang

ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat

guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa

dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu,

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Kedua orang tua, ayahanda Hazaratul Isral dan bunda Yarti Isnel yang telah

memberikan dukungan baik moril maupun materil serta doa yang tiada

henti-hentinya kepada penulis.

2. Segenap keluarga dan teman yang telah menyemangati dan membantu

penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Ahmad Dumyati, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Titi Dewi Warninda, SE, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Dr. Yahya Hamja selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah

berkenan memberikan tambahan ilmu dan solusi pada setiap permasalahan

atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.

7. Bapak Suhendra, S.Ag.,MM selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah

bersedia memberikan banyak ilmu dan solusi pada setiap permasalahan atas

kesulitan dalam penulisan skripsi ini. Bimbingan dan arahan untuk

membimbing penulis selama menyusun skripsi.

(10)

8. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.

9. Bapak Brigjen TNI (Purn) Adityawarman Thaha.M,Sc yang memberi

semangat dan motivasi untuk selalu menjadi pribadi yang lebih baik dalam

agama, keluarga dam masyarakat kepada penulis.

10. Bapak H. Jayusman. S.Pd, M.M.Pd yang memberi arahan untuk selalu

menjadi pribadi yang tawadhu serta bijaksana dalam hidup.

11. Bapak H. Herman Darnel Ibrahim dan keluarga yang telah memberi beasiswa

untuk penulis serta pelajaran hidup yang berarti.

12. Bapak Yasin dan Ibu Rohani beserta keluarga yang telah menjadi keluarga

untuk penulis.

13. Seluruh teman-teman Manajemen C Angkatan 2009.

14. Seluruh teman-teman Manajemen SDM Angkatan 2009 yang selalu mengisi

hari-hari menjadi menyenangkan.

15. Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

16. Seluruh teman – teman di organisasi Pelajar Islam Indonesia dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.

17. Seluruh teman – teman kos An-Nur.

18. Abang dan Mbak warung internet serta foto copy.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan

kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang manajemen SDM.

Jakarta, Juni 2013

Penulis,

(Wahyu Ardila)

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1. Tujuan Penelitian ... 7

2. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance ... 9

1. Pengertian Penerapan Good Corporate Governance... 9

2. Pengertian Pengertian Good Corporate Governance ... 10

3. Prinsip-prinsip Dasar Good Corporate Governance ... 11

4. Tujuan Good Corporate Governance ... 12

5. Good Corporate Governamce Sebagai Kumpulan Nilai ... 13

6. Hubungan Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance dengan Kinerja SDM ... 15

(12)

B. Budaya organisasi sebagai sistem... 16

1. Pengertian Budaya Organisasi ... 16

2. Fungsi Budaya Organisasi ... 19

3. Hubungan Budaya Organisasi dengan Kinerja SDM ... 21

C. Kinerja Sumber Daya Manusia... 22

1. Pengertian Kinerja SDM ... 22

2. Indikator Kinerja Sumber Daya Manusia ... 24

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 25

4. Penilaian Kinerja ... 28

c. Uji Heteroskedastisitas ... 41

4. Analisis Regresi Berganda ... 41

a. Koefisien Determinasi ... 42

b. Uji Parsial ... 42

c. Uji Simultan ... 43

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 43

(13)

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitan ... 47

1. Sejarah Singkat PT Pegadaian Kramat Raya Jakarta ... 47

2. Profil Umum ... 49

a. Visi dan Misi ... 49

b. Arah Pengembangan ... 50

c. Struktur Organisasi ... 51

d. Sumber Daya Manusia ... 52

3. Deskriptif Statistik Demografi Responden ... 52

4. Pembahasan dan Analisis Data ... 54

a. Deskriptif Variabel GCG ... 54

b. Deskriptif Variabel Budaya Organisasi ... 61

c. Deskriptif Variabel Kinerja SDM ... 68

c. Uji Heteroskedastisitas ... 82

(14)

DAFTAR TABEL

4.2 Deskripsi Statistik Demografi Responden ... 53

4.3 Akses Informasi Materiil dan Relevan Mengenai Perusahaan .. 54

4.4 Keterbukaan Melaksanakan Proses Pengambilan Keputusan ... 55

4.5 Kerjasama Media Massa dan Lembaga Non Pemerintahan ... 55

4.6 Perusahaan dikelola Secara Profesional ... 56

4.7 Saling Menghormati Hak... 56

4.8 Kejelasan Fungsi , Pelaksanaan dan Tanggungjawab... 57

4.9 Pembagian Tugas yang Tegas... 57

4.10 Pemberdayaan SPI... 58

4.11 Pemenuhan Kewajiban... 58

4.18 Kebiasaan Memeriksa Hasil Pekerjaan ... 62

4.19 Kebiasaan pada Detail ... 62

4.20 Kemampuan Target ... 63

4.21 Fasilitas Kerja ... 63

4.22 Kenyamanan Kerja ... 64

4.23 Toleransi Keperluan Pribadi ... 64

(15)

4.24 Kerjasama Antar Anggota ... 65

4.25 Toleransi Antar Anggota ... 65

4.26 Kompetisi Internal ... 66

4.27 Tingkat Kemampuan Diri ... 66

4.28 Pencapaian Berkesinambungan ... 67

4.29 Frekuensi Perubahan Peraturan ... 67

4.30 Dukungan pada Perubahan ... 68

4.31 Penguasaan Pekerjaan... 68

4.32 Penguasaan Metode ... 69

4.33 Berpikir Positif dalam Masalh ... 69

4.34 Kreatifitas Menghadapi Masalah ... 70

4.35 Semangat Prestasi ... 70

4.47 Grafik Histogram dan Normal Probability Plots ... 79

4.48 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 80

4.49 Uji Multikolinearitas ... 81

4.50 Uji Heteroskedastisitas ... 82

4.51 Uji Koefisien Determinasi ... 83

4.52 Uji Parsial ... 84

4.53 Uji Simultan ... 89

(16)

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.2 Kerangka Pemikiran ... 34

4.1 Struktur Organisasi ... 36

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1. Surat Izin Riset ... ... ... 98

2. Kusioner... ... . 100

3. Hasil Olah Data Kusioner ... 105

4. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas ... 111

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998 membuat

perekonomian nasional menjadi terpuruk. Hal ini terus berlanjut karna diperburuk

oleh kondisi krisis politik ditanah air sepanjang tahun-tahun tersebut hingga

pertengahan 2001 yang telah membuat bangsa kita dalam keterpurukan dan

ketidakpastian yang luar biasa. Ini dapat dibuktikan dengan fluktuasi nilai tukar

rupiah terhadap mata uang asing khususnya terhadap dolar Amerika Serikat.

Namun, hingga kini krisis tersebut belum teratasi secara menyeluruh (Nurdin,

2003 dalam Wilson, 2011:4).

Menurut bukti empiris yang diperoleh dari hasil riset Asian Corporate Governance Association menunjukkan masih lemahnya perusahaan-perusahaan

publik di Indonesia dalam mengelola perusahaan dibanding negara-negara Asia

lainya, hal ini terlihat dari hasil survey yang dilakukan oleh berbagai lembaga

internasional salah satunya adalah Asian Corporate Governance Association yang

melakukan akumulasi peringkat nilai pasar dari tahun 2007 ke tahun 2012

menyatakan Indonesia berada pada posisi terendah dari 11 negara di Asia, hal ini

(19)

2

Tabel 1.1

Sumber : Asian Corporate Governance Association

Survey dari Asian Corporate Governance Association pada bulan

September tahun 2012 memberikan skor 37 untuk pelaksanaan Corporate Governance di Indonesia jauh di bawah Singapura (69), Hongkong (66) dan Thailand (58). Rendahnya kualitas penerapan Corporate Governance di Indonesia

ditengarai menjadi kejatuhan perusahaan perusahaan tersebut. Nilai ini mengalami Market ranking & scores, 2012

CG Watch market scores to 2012

(20)

3 penurunan karena pada tahun 2010 dengan skor (40). Maka skor (37) pada bulan

September 2012 ini menempatkan Indonesia berada pada peringkat rendah.

Kondisi ini memaksa pemerintah untuk melakukan restrukturisasi

ekonomi dan rekapitulasi setelah banyaknya perusahaan yang tidak bisa lagi

beroperasional karena kerugian yang terus melanda. Ini menunjukkan bahwa

sangat lemahnya kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan

perusahaan.

Rendahnya penerapan Good Corporate Governance (GCG) di Indonesia berdampak pada rendahnya daya saing produk dan daya saing

perusahaan-perusahaan di Indonesia. Rendahnya daya saing perusahaan-perusahaan-perusahaan-perusahaan Indonesia

tidak terlepas dari budaya organisasi (Wibowo, 2011: 2).

Buruknya kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak bisa terlepas

dari kinerja sumber daya manusia yang bekerja di BUMN yang ditandai dengan

budaya organisasi tidak disiplin, karyawan yang tidak jujur, sifat malas, KKN,

menghindari tanggung jawab serta tidak memiliki kompetensi yang sesuai dengan

posisi atau jabatan yang di amanahkan yang kemudian pada akhirnya membuat

kinerja tidak optimal sehingga tidak bisa menghasilkan nilai yang baik bagi

stakeholders.

Saat ini budaya organisasi di perusahaan telah menjadi tema sentral dalam

pengembangan perusahaan. Budaya perusahaan yang dimaksud adalah budaya

perusahaan untuk menerima proses perubahan melakukan dan menerapkan proses

perubahan bahkan menciptakan pengetahuan yang bermanfaat untuk

(21)

4 Menurut (Terrence dalam Wibowo, 2010: 379) menyatakan “budaya

organisasi dapat mempengaruhi kinerja sumber daya organisasi ke arah yang lebih

baik atau lebih buruk”. Mencapai kinerja tinggi bukanlah hasil sampingan

otomatis dari membangun budaya yang kompak dan meyakinkan, tetapi juga

memerlukan manajemen tertentu. Karena menciptakan budaya kinerja tinggi

menempatkan pengelolaan berpusat pada manusia.

Perlu dibangun paradigma baru tentang pengelolaan perusahaan yang

baik atau Good Corporate Governance (GCG). Lemahnya penerapan praktik

Good Corporate Governance (GCG) pada perusahaan di Indonesia merupakan

salah satu penyebab lemahnya perekonomian bangsa kita, hal ini bisa dilihat dari

lemahnya penerapan praktik Good Corporate Governance (GCG) pada perusahaan di Indonesia (Wilson, 2008: 10).

Melalui Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-117/M-MBU/2002

tentang penerapan praktik Good Corporate Governance (GCG) pada BUMN,

BUMN didorong untuk wajib menerapkan Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan menjadikan Good Corporate Governance (GCG) sebagai landasan operasionalnya. BUMN sebagai salah satu ujung tombak roda

perekonomian Negara, memang dituntut mengambil langkah komprehensif

terhadap asset-asetnya agar dapat menghasilkan profit berbentuk pemasukan kas

sehinngga memiliki nilai tambah (value added).

Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) pada sebagian besar perusahaan di Indonesia merupakan awal perubahan budaya kerja perusahaan.

(22)

5 yang baik dan terstruktur. Kinerja sumber daya manusia yang baik akan berakibat

pada perumusan perencanaan strategi perusahaan yang baik pula yang pada

akhirnya menghasilkan program kerja yang baik dan berimbas pada keuntungan

atau laba perusahaan. Hal ini bisa dicapai jika ada kerja sama dan tata kelola yang

baik dari seluruh komponen perusahaan.

Demikian juga halnya dengan salah satu BUMN yaitu PT Pegadaian yang

merupakan salah satu dari 141 BUMN. PT Pegadaian yang telah berusia 112

tahun mencerminkan penuh dengan pengalaman. PT Pegadaian sejak didirikan

hingga sekarang telah melakukan banyak hal bagi pembangunan ekonomi

nasional walaupun citranya tidak begitu dikenal masyarakat karna dilihat sebagai

lembaga yang usang pada masa dulu (Ketut Sethyon, 2002: 3).

Pegadaian sebagai salah satu subsistem pelayanan perekonomian

memberikan jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan keuangan yang

mengacu pada loyalitas dan kepercayaan. Layanan jasa ini tentu saja akan

menghindarkan masyarakat dari rentenir yang sangat merugikan.

Pelaksanaan prinsip prinsip Good Corporate Governance (GCG) pada BUMN termasuk PT Pegadaian turut memberikan sumbangan positif bagi

perekonomian nasional Indonesia. Apalagi dengan hadirnya PT Pegadaian sangat

membantu masyarakat dalam menghadapi persaingan pasar dengan menyediakan

dana dengan sistem yang khusus serta bisa terhindar dari perlakuan tidak

menyenangkan dari pemilik modal. Kemudian terus berupaya menciptakan

budaya organisasi yang baik demi mewujudkan perekonomian Indonesia menjadi

(23)

6 PT Pegadaian memperoleh posisi 3 terbaik dalam penerapan Good

Corporate Governance (GCG) dari hasil studi yang dilakukan oleh BUMN tahun 2009 serta peringkat 3 pada tahun 2011 kategori inovasi produk jasa namun

seperti yang telah dijelaskan pada bagian atas bahwa posisi ini belum

menunjukkan prestasi yang signifikan pada tingkat global karena pada tingkat

Asia posisi Indonesia pada peringkat bawah di Asia.

Penelitian ini hanya dilakukan terbatas pada BUMN PT Pegadaian yang

terletak di kantor pusat Jl. Kramat Raya No 162 Jakarta–10430. Penerapan

prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan budaya organisasi pada PT Pegadaian memungkinkan PT Pegadaian Kramat Raya 162 Jakarta untuk

meningkatkan kinerja SDM-nya sehingga berdampak positif pada peningkatan

kinerja perusahaan. PT Pegadaian Kramat Raya 162 Jakarta sebagai kantor pusat

PT Pegadaian yang seyogya bisa menjadi pedoman dan contoh bagi kantor cabang

yang tersebar di seluruh Indonesia .

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas penulis tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai pengaruh penerapan prinsip prinsip Good

Corporate Governance (GCG) dan budaya organisasi terhadap kinerja SDM di BUMN (studi kasus PT Pegadaian kramat Raya 162 Jakarta). Penelitian ini

berjudul “ Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja SDM di BUMN (Studi

(24)

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka peneliti

mengidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaruh penerapan prinsip prinsip Good Corporate Governance (GCG) terhadap kinerja SDM di BUMN (PT Pegadaian

Kramat Raya 162 Jakarta) ?

2. Bagaimanakah pengaruh budaya organisasi kinerja SDM di BUMN

(PT Pegadaian Kramat Raya 162 Jakarta) ?

3. Bagaimanakah pengaruh penerapan prinsip prinsip Good Corporate

Governance (GCG) dan budaya organisasi terhadap kinerja SDM di BUMN (PT Pegadaian Kramat Raya 162 Jakarta) ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut maka tujuan dan manfaat

penelitian ini adalah :

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui secara

empiris pengaruh penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance

(GCG) dan budaya organisasi terhadap kinerja SDM di BUMN (PT

Pegadaian) Kramat Raya 162 Jakarta.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis Universitas

(25)

8 prinsip-prinsip Good Corpotate Governance (GCG) dan budaya organisasi terhadap kinerja Sumber Daya Manusia (SDM).

b. Bagi pihak instansi, hasil penelitian diharapkan memberikan sumbangan saran, pemikiran dan informasi yang bermanfaat yang

berkaitan penerapan prinsip- prinsip nilai yang baik: Good Corpotate Governance (GCG) dan budaya organisasi terhadap kinerja Sumber Daya Manusia (SDM).

c. Secara praktis, penelitian ini dapat :

1) Bagi pihak instansi hasil penelitian diharapkan memberikan

sumbangan saran, pemikiran dan informasi yang bermanfaat yang

berkaitan perencanaan strategi dalam meningkatkan kinerja

karyawan.

2) Bermanfaat bagi penulis untuk menambah wawasan dan

pengetahuan dalam membuat karangan ilmiah.

3) Sebagai perbandingan bagi penelitian yang serupa di masa yang

(26)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance ( GCG ) 1. Pengertian Penerapan (Implementasi)

Dalam setiap perumusan suatu kebijakan menyangkut kegiatan–kegiatan

maupun program selalu diiringi dengan suatu tindakan implementasi. Karena

betapapun baiknya suatu kebijakan tanpa implementasi, maka tidak akan banyak

memberikan arti. Berikut ini disampaikan beberapa pengertian implementasi

menurut para ahli. Menurut (Werther dan Davis, 1996 dalam Sedarmayanti, 2011:

119) implementasi adalah sebagai proses yang berjalan dimana karyawan akan

memahami dan menerima nilai, norma, dan menumbuhkan kepercayaan dalam

organisasi.

Sementara itu, (Mead dalam Sunarto, 2004: 32) menyatakan bahwa

implementasi atau penerapan sebagai proses untuk mengetahui peran yang harus

dijalankannya serta peran yang harus dijalankan oleh orang lain diarahkan untuk

mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan-keputusan

kebijakan sebelumnya.

Jadi dengan demikian implementasi adalah suatu kegiatan atau rangkaian

aktivitas yang memiliki maksud untuk melaksanakan, menjalankan, menerapkan

suatu keputusan kebijakan tertentu. Dengan kata lain bahwa implementasi atau

penerapan merupakan sebuah penempatan konsep, ide, kebijakan, atau inovasi

dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak berupa perubahan

pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap.

(27)

10

2. Pengertian Good Corporate Governance (GCG)

Istilah Good Corporate Governance (GCG) ini secara luas telah dikenal

dalam dunia usaha. Istilah GCG diperkenalkan pertama kali oleh Cadbury Committee pada tahun 1992, dikenal dengan Cadbury Report (Wilson, 2008: 3). Berikut ini adalah beberapa pengertian Good Corporate Governance (GCG).

Menurut (Abeng dalam Wilson, 2008:5) menyatakan bahwa “Good Corporate Governance (GCG) merupakan suatu sistem, proses, dan seperangkat

peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan

(stakeholder) dan dimaksudkan untuk mengatur hubungan semua pihak dan

mencegah terjadinya kesalahan–kesalahan signifikan dalam strategi korporasi dan

untuk memastikan bahwa kesalahan- kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki

dengan segera”.

Menurut (Pieris dan Jim, 2007:135) menyatakan bahwa Good Corporate Governance (GCG) adalah partisipasi, hukum dan aturan, transparansi,

responsivitas, orientasi konsensus, keadilan dan kewajaran, efisiensi dan

efektivitas, akuntabilitas, dan visi strategis.

Good Corporate Governance (GCG) menurut (Prakarsa dalam

Sedarmayanti, 2007 : 54) adalah “mekanisme administratif yang mengatur

hubungan–hubungan antara manajemen perusahaan, komisaris, direksi, pemegang

saham dan kelompok–kelompok kepentingan yang lain. Hubungan–hubungan ini

dimanifestasikan dalam bentuk berbagai aturan permainan dan sistem insentif

(28)

11 perusahaan dan cara- cara pencapaian tujuan–tujuan serta pemantaun kinerja yang

dihasilkan “.

Untuk keseragaman berdasarkan defenisi–defenisi diatas dapat kita

memahami bahwa Good Corporate Governance (GCG) pada intinya adalah hal-

hal yang berkenaan dengan suatu sistem, proses, dan seperangkat peraturan yang

mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholder).

3. Prinsip-prinsip Dasar Good Corporate Governance (GCG)

Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) adalah kaedah, norma atau pedoman perusahaan yang diperlukan dalam sistem pengelolaan BUMN

yang sehat. Berikut ini adalah prinsip-prinsip Good Corporate Governance

(GCG) yang terdapat dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor:

Kep-117/M-MBU/2002 tentang penerapan praktek GCG pada BUMN :

a. Transparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam

mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan.

b. Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan

terlaksana secara efektif.

c. Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian (kepatuhan) di

dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta

peraturan perundangan yang berlaku.

d. Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan dimana perusahaan

(29)

12 tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan

perundangan-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang

sehat.

e. Fairness (kesetaraan dan kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan setara

di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan

perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku.

Sementara itu menurut OECD (The organization for Economic and

Development) ada empat prinsip Good Corporate Governance (GCG) yaitu : kewajaran, pengungkapan informasi secara transparan, akuntabilitas, dan

tanggungjawab.

4. Tujuan Good Corporate Governance (GCG)

Terdapat enam tujuan dari implementasi Good Corporate Governance

(GCG) pada BUMN dalam (Pieris dan Jim, 2007 : 144).

a. Meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional.

b. Meningkatkan investasi nasional.

c. Turut mensukseskan program privatisasi.

d. Memaksimalkan nilai BUMN dengan cara menbangun prinsip keterbukaan,

akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan adil agar

perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun

internasional.

e. Mendorong pengelolaan BUMN secara professional, transparan dan

(30)

13 f. Mendorong agar dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan

dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran akan adanya tanggung

jawab sosial BUMN terhadap stakeholder maupun kelestarian lingkungan

di sekitar BUMN.

5. Good Corporate Governamce (GCG) Sebagai Kumpulan Nilai

Nilai telah diartikan oleh para ahli dengan berbagai pengertian, dimana

pengertian satu berbeda dengan yang lainnya. Adanya perbedaan pengertian

tentang nilai ini dapat dimaklumi oleh para ahli itu sendiri karena nilai tersebut

sangat erat hubungannya dengan pengertian-pengertian dan aktivitas manusia

yang komplek dan sulit ditentukan batasannya.

Sebuah nilai dapat kita pahami sebagai “kerangka dasar peseptual yang

relatif menetap, yang membentuk dan mempengaruhi sifat seseorang“ (J. Winardi,

2007 :10) dan menurut (Rokeach dalam Dananjaja, 1986 : 10) menyatakan nilai

sebagai sesuatu yang dimiliki oleh seseorang, sesuatu yang dijadikan ukuran baku

bagi persepsinya mengenai dunia luar. Menurut (England dalam Dananjaja, 1986 :

13) nilai adalah kerangka persepsi sesesorang, mirip ideologi atau falsafah hidup

seseorang.

Dari beberapa pengertian tentang nilai di atas dapat difahami bahwa nilai

itu adalah sesuatu yang abstrak, ideal, dan menyangkut keyakinan terhadap yang

dikehendaki, dan memberikan corak pada pola pikiran, perilaku, perasaan.

(31)

14 kenyataan lain berupa tindakan, tingkah laku, pola pikir dan sikap seseorang atau

sekelompok orang.

Seorang individu bisa saja memiliki nilai–nilai yang berbeda, bahkan

bertentangan dengan individu–individu lain. Nilai yang dianut oleh seorang

individu dan berbeda dengan nilai yang dianut oleh anggota lainnya disebut

sebagai nilai individual. Sedangkan nilai–nilai yang dianut oleh sebagian besar

anggota masyarakat disebut nilai sosial.

Interaksi dari berbagai nilai sosial akan membentuk sebuah konsep baru

yang disebut sistem nilai. Sistem nilai adalah kesepakatan yang dijadikan

pedoman dalam bersosialisasi. Sistem nilai tidak hanya berlaku dalam lingkungan

masyarakat secara umum tapi juga dapat berlaku dalam lingkungan atau

perusahaan.

Menurut (Pabundu, 2006 : 15) nilai yang dianut seseorang bisa

mempengaruhi perilaku atau tingkah lakunya, sebab apa pun yang dilakukannya

dibimbing dan berpedoman pada nilai-nilai yang dianutnya. Dalam organisasi atau

perusahaan, nilai yang dianut seorang anggota akan mempengaruhi tingkah

lakunya dalam beriteraksi dengan anggota lain maupun dalam melaksanakan

tugas.

Sementara itu, (Danandjaja, 1985: 17) mengemukakan bahwa nilai

memberi arah pada sikap, keyakinan dan tingkah laku seseorang, serta memberi

pedoman untuk memilih tingkah laku yang diinginkan pada setiap individu.

(32)

15 sikap dan keyakinan, sehingga dapat dikatakan bahwa nilai merupakan faktor

penentu dalam berbagai tingkah laku sosial.

Dengan demikian, nilai-nilai mengandung standar normatif dalam perilaku

individu maupun dalam masyarakat. Dalam kaitannya dengan organisasi, nilai

sangat penting untuk dipelajari karena nilai menjadi dasar untuk memahami sikap

karena nilai mempengaruhi persepsi seorang.

Apabila antara sumber daya manusia dengan perusahaan telah tercapai

keselarasan nilai, maka ini memberikan keuntungan bagi kedua pihak, disatu sisi

karyawan akan lebih bersemangat kerja yang berdampak pada peningkatan kinerja

karyawan, sementara dilain sisi dengan meningkatkan kinerja karyawan itu, secara

keseluruhan akan membuat performance perusahaan menjadi baik.

6. HubunganPenerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG) dengan Kinerja SDM

Penerapan prinsip–prinsip Good Corporate Governance (GCG) akan

berdampak terhadap kinerja SDM, karena Good Corporate Governance (GCG) sebagai sebuah system nilai memiliki kumpulan core value (transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggung jawaban dan kesetaraan) dimana nilai

ideal dari apa yang dinilai baik oleh semua pihak dalam mengelola perusahaan

(Pabundu, 2010: 23).

Hal ini dapat dilakukan melalui transformasi nilai-nilai yang terkandung

(33)

16 mempengaruhi perilaku setiap individu yang pada akhirnya akan mempengaruhi

kinerjanya.

Penerapan konsep prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam perusahaan umumnya masih bersifat abstrak, untuk itu perlu ada norma

atau pedoman dalam berprilaku yang bersifat konkrit dan terukur yang mengikat

seluruh anggota sehingga bersedia untuk menerapkan setiap prinsip Good Corporate Governance (GCG).

Dengan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) proses pengambilan keputusan akan langsung baik sehingga akan menghasilkan

keputusan yang optimal, meningkatkan efesiensi yang lebih baik. Menjalankan

penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) memungkinkan dihindarinya atau sekurang-kurangnya dapat meminimalisasi terhadap

penyalahgunaan wewenang oleh pihak direksi dalam pengelolaan perusahaan

maupun pihak yang berkepentingan lainnya. Dan nilai perusahaan dimata investor

meningkat akibat meningkatnya kepercayaan mereka terhadap pengelolaan

perusahaan tempat mereka berinvestasi (Ristifani, 2009).

B. Budaya organisasi sebagai sistem 1 . Pengertian Budaya Organisasi

Kata budaya (culture) menurut seseorang sosiolog dan kritikus budaya

Inggris, (William dalam Kusdi, 2011 : 5) menyatakan bahwa istilah kultur pada

awalnya dipakai untuk menyebut aktivitas membudidayakan tanaman atau

(34)

17 Budaya menggambarkan satu perangkat kesalingtergantungan nilai dan

cara berprilaku yang umum dalam komunitas dan yang cenderung mengabdikan

dirinya, bahkan ada yang dalam jangka panjang (Kotter dan Heskett, 1997: 157).

Budaya merupakan istilah yang sulit untuk diekspresikan secara berbeda,

tetapi setiap orang mengetahui dan merasakannya. Budaya sebagai sebuah

kumpulan orang yang terorganisasi yang berbagi tujuan, keyakinan, dan nilai–

nilai yang sama dan hal itu dapat diukur dalam bentuk pengaruhnya pada motivasi

(Cartwright dalam Wibowo, 2011: 15). Kini konsep tersebut telah pula mendapat

tempat dalam perkembangan ilmu perilaku organisasi, dan menjadi bahasan yang

penting dalam literatur ilmiah di kedua bidang itu dengan memakai istilah budaya

organisasi.

Menurut (Glinow dan McShane, 2007 dalam Chatab, 2007 : 226) budaya

terdiri atas nilai dan asumsi bersama didalam organisasi. Sementara itu menurut

(Luthans, 2007 dalam Chatab, 2007 : 226) dan menurut (Koentjaraningrat dalam

Chatab, 2007 : 226) menyatakan budaya organisasi dapat terlihat dari wujud:

wujud gagasan, wujud kelakuan, dan wujud fisik.

Menurut (Wheelen dan Hunger, 1998 dalam Ardana, Mujiati dan Ayu,

2009 : 166) budaya organisasi adalah himpunan dari kepercayaan, harapan dan

nilai yang dianut bersama oleh anggota organisasi dan diwariskan dari suatu

generasi ke generasi berikutnya.

Pada dasarnya budaya organisasi merupakan kepribadian organisasi.

Menurut (Robbins, 1996 :289) budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama

(35)

18 Sistem makna bersama ini merupakan seperangkat karakteristik utama yang

dihargai oleh organisasi tersebut.

Karakteristik budaya menurut Robbins (1996 : 289) dikemukakan ada

tujuh karakteristik primer hakikat budaya organisasi. Ketujuh karakter tersebut

yaitu:

a. Inovasi dan mengambil risiko.

b. Perhatian pada rincian.

c. Orientasi hasil.

d. Orientasi manusia.

e. Orientasi tim.

f. Agresivitas.

g. Stabilitas.

Inovasi dan pengambilan risiko berkaitan dengan sejauh mana para

anggota organisasi/ karyawan didorong untuk inovatif dan berani mengambil

risiko. Perhatian ke hal yang rinci berkaitan dengan sejauh mana para anggota

organisasi/karyawan diharapkan mau memperlihatkan kecermatan, analisis, dan

perhatian kepada rincian. Orientasi hasil mendiskripsikan sejauh mana

manajemen fokus pada hasil bukan pada teknik dan proses yang digunakan untuk

mendapatkan hasil tersebut.

Orientasi orang berkenaan sejauh mana keputusan manajemen

memperhitungkan efek hasil kepada orang-orang di dalam organisasi tersebut.

Orientasi tim berkaitan dengan sejauh mana kegiatan kerja organisasi

(36)

19 Keagresifan menjelaskan sejauh mana orang-orang dalam organisasi

menunjukkan keagresifan dan kompetitif. Stabilitas adalah sejauh mana kegiatan

organisasi menekankan dipertahankannya status quo sebagai lawan dari pertumbuhan atau inovasi.

Dari berbagai definisi budaya organisasi yang telah dikemukakan di atas,

dapat ditarik pemahaman bahwa budaya perusahaan adalah sistem nilai-nilai yang

diyakini oleh semua anggota perusahaan dan yang dipelajari, diterapkan, serta

dikembangkan secara berkesinambungan, berfungsi sebagai sistem perekat, dan

dapat dijadikan acuan berperilaku dalam perusahaan untuk mencapai tujuan

perusahaan yang telah ditetapkan.

Oleh karena itu, budaya yang dapat dijadikan sebagai pondasi bagi

bangunan Good Corporate Governance (GCG) tentu saja adalah budaya

perusahaan yang baik. Karena budaya perusahaan yang buruk tidak akan bisa

menjadi pondasi Good Corporate Governance (GCG). Budaya perusahaan yang

baik adalah yang tidak mengabaikan nilai-nilai lokalitas (local wisdom).

2. Fungsi Budaya Organisasi

Menurut (Hofstede dan Peterson, 2000 dalam Kusdi 2011 : 84) merinci

fungsi budaya organisasi sebagai berikut:

a. Budaya organisasi mempunyai peranan untuk memahami organisasi

dengan baik bagi semua elemen yang terlibat dalam organisasi tersebut.

b. Meningkatkan efektifitas hubungan sosial dalam organisasi demi

tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

(37)

20 Adapun menurut (Shein dalam Pabundu, 2010 : 13) membagi fungsi

budaya organisasi berdasarkan tahap pengembangannya.

a. Fase awal, merupakan tahap pertumbuhan suatu organisasi yang mana

pada fase ini fungsinya sebagai pembeda dengan organisasi lainnya.

b. Fase pertengahan hidup organisasi, yang mana pada fase ini fungsinya

sebagai integrator karena munculnya sub-sub budaya baru sebagai

penyelamat krisis identitas dan membuka kesempatan untuk terus

melakukan perubahan budaya organisasi.

c. Fase dewasa, yang mana pada fase ini fungsinya dapat sebagai

penghambat dalam berinovasi karena orientasi pada keberhasilan pada

masa lalu sehingga hal ini menjadikan anggota organisasi merasa puas

dengan pencapaian yang ada.

Menurut (Chatab, 2007 : 226) ada beberapa fungsi dari budaya organisasi

adalah sebagai berikut :

a. Identitas , yang merupakan ciri atau karakter organisasi.

b. Pengikat / pemersatu ( social cohesion ).

c. Sumber misalnya inspirasi.

d. Sumber penggerak dan pola perilaku.

e. Kemampuan meningkatkan nilai tambah.

f. Pengganti formalisasi seperti olahraga rutin hari sabtu yang tidak

(38)

21 Fungsi tersebut menunjukkan bahwa budaya dapat membentuk perilaku

dan tindakan karyawan dalam menjalankan aktivitasnya. Oleh karena itu,

nilai-nilai yang ada dalam organisasi perlu ditanamkan sejak dini pada diri setiap

anggota organisasi.

Menurut (Robbins, 2002 dalam Ardana, Mujiati dan Ayu, 2009: 170) ada

beberapa fungsi budaya organisai sebagai berikut :

a. Sebagai tapal batas.

b. Sebagai identitas.

c. Mewujudkan komitmen.

d. Mempersatukan organisasi dalam bingkai sistem sosial.

e. Sebagai pemandu sikap serta prilaku.

3. Hubungan Budaya Organisasi dengan Kinerja Sumber Daya Manusia Budaya organisasi merupakan “perekat sosial“ dan menghasilkan

“perasaan kekamian”, sehingga meniadakan proses perbedaan yang merupakan

bagian dari kehidupan organisasi yang tidak dapat kita elakkan. Budaya organisasi

memberikan suatu sistem bersama tentang organisasi (Sedarmayanti, 2011: 76).

Budaya organisasi sebagai sebuah sistem yang dilihat dari sisi in put,

budaya organisasi mencakup umpan balik (feed back), sedangkan di lihat dari proses budaya organisasi mengacu kepada asumsi, nilai dan norma dan sementara

dilihat dari out put berhubungan dengan pengaruh budaya organisasi terhadap perilaku organisasi. Dengan demikian budaya organisasi berpengaruh terhadap

kinerja, hal ini ditandai dengan adanya interaksi individu dengan lingkungan, baik

(39)

22 Budaya organisasi sangat berpengaruh terhadap kinerja SDM jika budaya

organisasi berjalan dengan baik maka tidak mengherankan jika anggota organisasi

adalah orang-orang yang berkualitas (Tjahjadi, 2001). Dan menurut penelitian

yang dilakukan oleh Prasentyantono dan Kumpyurini (2008) menyatakan bahwa

budaya organisasi berpenngaruh positif terhadap kinerja SDM.

Hubungan budaya organisasi dengan kinerja didukung oleh hasil penelitian

Ojo Olu melalui tesisnya yang berjudul: Impact Assessment of Corporate Culture

on Employee Job Performance yang diterbitkan oleh Business Intelligence Journal bulan Agustus 2009 volume 2 nomor 2, menyatakan bahwa terdapat

hubungan positif antara budaya organisasi dengan kinerja pekerja perbankan di

Nigeria.

C. Kinerja Sumber Daya Manusia

1. Pengertian Kinerja Sumber Daya Manusia

Kinerja karyawan merupakan aspek yang penting dalam manajemen

sumber daya manusia. Beberapa pengertian yang dikemukakan adalah sebagai

berikut :

Menurut (Bernardian, 1993 dalam Sedarmayanti, 2011: 260) “kinerja

adalah catatan mengenai outcome yang dihasilkan dari suatu aktifitas tertentu,

selama kurun waktu tertentu pula”. (Costello, 1994 dalam Wibowo, 2012: 9)

menyatakan bahwa manajemen kinerja merupakan dasar dan kekuatan pendorong

yang berada di belakang semua keputusan organisasi, usaha kerja dan alokasi

(40)

23 Pendapat (Bacal, 1999 dalam Wibowo, 2012 : 8) menyatakan bahwa

kinerja sumber daya manusia merupakan proses komunikasi yang dilakukan

secara terus menerus dalam kemitraan antara karyawan dengan atasan

langsungnya. Proses merupakan suatu sistem, memiliki sejumlah bagian yang

semuanya harus diikutsertakan, apabila hendak memberikan nilai tambah bagi

organisasi, manajer dan karyawan.

Kinerja menurut (Wirawan, 2009: 5) adalah keluaran yang dihasilkan oleh

fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam

waktu tertentu. Menurut (Wirawan, 2009: 54-55) secara umum dimensi kinerja

dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu: hasil kerja, perilaku kerja, dan

sifat pribadi yang berhubungan dengan pekerjaan.

Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat hasil kerja yang dapat dicapai

oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan tugas

dan tanggungjawab masing–masing dalam rangka upaya mencapai tujuan

organisasi secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika

(Prawirosentono, 1999 dalam Joko Widodo, 2008 : 135).

Menurut Scribner-English Dictionary terbitan Amerika Serikat tahun 1979

dalam (Prawirosentono, 1999: 2) kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai

oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi yang sesuai dengan

wewewang dan tanggungjawab masing–masing dalam rangka upaya mencapai

tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai

(41)

24 Dengan memperhatikan beberapa pendapat pakar diatas dapat dirumuskan

bahwa pada dasarnya kinerja merupakan penampilan hasil karya personal baik

kuantitas maupun kualitas dalam organisasi (Ilyas, 2002: 65). Kinerja yang baik

akan memberikan manfaat bukan hanya untuk organisasi tapi juga bagi manajer,

dan individu.

2. Indikator Kinerja Sumber Daya Manusia

Menurut (Moeheriono, 2012: 160) indikator kinerja meliputi beberapa hal

sebagai berikut :

a. Pelayanan yang tepat waktu.

b. Tingkat keterampilan karyawan sesuai dengan tugas dan pekerjaan.

c. Efektifitas sistem laporan keuangan.

d. Jumlah omset penjualan.

Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan atau kualitatif yang

menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah

ditetapkan. Indikator kinerja harus dihitung dan diukur serta digunakan sebagai

dasar untuk melihat dan menyakinkan bahwa kinerja dapat mencapai keberhasilan

(Sedarmayanti, 2011: 198).

Kinerja karyawan yang tinggi sangat diperlukan untuk menjaga

kelangsungan hidup perusahaan itu. Secara umum, individu yang menunjukkan

hasil kerja yang bagus dapat dikatakan sebagai individu yang memiliki kinerja

yang tinggi atau baik. Begitu pula sebaliknya, individu yang menunjukkan hasil

kerja yang buruk dapat dikatakan bahwa orang tersebut memiliki kinerja yang

(42)

25 Kinerja SDM yang tinggi dapat ditunjukkan oleh adanya sistem formal

dalam mengkomunikasikan nilai-nilai perusahaan, mengembangkan organisasi

pembelajaran, penilaian formal terhadap seluruh karyawan minimal satu kali

setahun, karyawan memiliki prospek jangka panjang terhadap tujuan perusahaan

dan melakukan promosi internal bila memungkinkan (Armstrong dan Baron, 1998

dalam Wibowo, 2007 : 69).

Sedangkan menurut ( Michel dan Larson dalam Riduwan dan Engkos,

2012: 186 ) indikator kinerja SDM adalah sebagai berikut :

a. Kemampuan

b. Prakarsa

c. Ketepatan waktu

d. Kualitas hasil kerja

e. Komunikasi

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja karyawan dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain : menurut

(Armstrong dan Baron, 1998 dalam Wibowo, 2012 : 100) ada beberapa elemen

pokok yaitu :

a. Personal factors : keterampilan, kompetensi, motivasi, dan komimen individu.

b. Leadership factors :kualitas dorongan, bimbingan , dukungan dari manajer dan tim.

(43)

26 d. System factors, sistem kerja dan fasilitas yang diberikan organisasi.

e. Contextual / situasional factors, ditunjukkan tingginya tingkat tekanan dan

perubahan lingkungan internal dan eksternal.

Adapun menurut (Hersey, Kenneth dan Dewey dalam Wibowo 2012:

103) faktor yang mempengaruhi kinerja :

a. Tujuan, merupakan suatu keadaan yang lebih baik yang ingin dicapai

dimasa yang akan datang sehingga memberikan arah kerja.

b. Standar ,mempunyai arti penting karena memberikan kapan suatu tujuan

dapat diselesaikan, memberikan ukuran tujuan yang diinginkan serta

menjawab pertanyaan tentang kapan kita tahu bahwa kita gagal atau

sukses.

c. Umpan balik, melaporkan kemajuan, baik kualitas maupun kuantitas,

merupakan masukan yang digunakan untuk mengukur kemajuan kinerja,

standar kinerja, dan pencapaian tujuan.

d. Alat atau sarana, merupakan sumber daya yang dapat digunakan untuk

membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses, dan juga merupakan

faktor penunjang untuk pencapaian tujuan.

e. Kompetensi, merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk

menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik sehingga

memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang berkaitan dengan

pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

(44)

27 g. Peluang, pekerja perlu mendapatkan kesempaytan untuk menunjukkan

prestasi kerjanya.

Menurut (Ilyas, 2002: 128) menjelaskan ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi kinerja SDM :

a. Karakteristik pribadi (umur, sex, pengalaman, orientasi, gaya komunikasi).

b. Motivasi.

c. Pendapatan dan gaji.

d. Keluarga.

e. Organisasi.

f. Supervisi.

g. Pengembangan karier.

Menurut (Chester dalam Suyadi Prawirosentono, 1999: 27) yang

mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut :

a. Efektifitas dan efesiensi.

b. Otoritas dan tanggungjawab.

c. Disiplin.

d. Inisiatif.

4. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja adalah adalah proses menilai hasil karya personal dalam

suatu organisasi melalui instrumen penilaian kinerja, yang pada hakikatnya hal ini

merupakan suatu evaluasi terhadap penampilan kerja personal dengan

(45)

28 membantu organisasi dalam memutuskan keputusan atas umpan balik atas

pelaksanaan kinerja (Ilyas, 2002: 87) .

Menurut (Hall, 1986 dalam Ilyas, 2002: 87) penilaian kinerja “merupakan

proses yang berkelanjutan untuk menilai kualitas kerja personal dan usaha untuk

memperbaiki kerja personal dalam organisasi“. Dengan melakukan penilaian

kinerja organisasi dapat mengetahui uraian pekerjaan yang telah dirumuskan

sebelummnya, pimpinan akan mengetahui tolak ukur dari uraian kinerja tersebut.

Produktivitas terganggu bila karyawan dan manajer tidak memiliki

kesamaan standar kinerja. Mengungkapkan penyebab-penyebab dasar dari

buruknya kinerja adalah suatu fungsi penting tetapi sering diabaikan dalam

proses penilaian kinerja. Pertemuan penilaian kinerja tidak boleh dilakukan jika

hanya dilihat sebagai upaya bertukar informasi karena seharusnya berfungsi

sebagai peluang untuk mengejar penyebab–penyebab kinerja dan mengambil

tindakan– tindakan yang tepat.

Mempertemukan sudut pandang karyawan dan manajer akan membantu

kedua pihak untuk mengetahui seluruh konteks pekerjaan dan masalah yang ada.

Maka untuk itu menurut (Timpe, 1999: 237) ada beberapa metode yang bisa

dilakukan untuk melakukan penilaian kinerja:

a. Menganalisis pengkajian kinerja.

b. Membandingkan kinerja baik dan buruk.

(46)

29 Penilaian kinerja dimulai dengan pengumpulan data kinerja para pegawai

sepanjang masa evaluasi kinerja. Penilaian kinerja dilakukan dengan dua metode

yaitu secara formatif adalah penilaian kinerja para karyawan ketika para karyawan

sedang melakukakan tugasnya, hal ini bertujuan untuk melihat ketimpangan

antara kinerja karyawan dengan standar kinerjanya pada waktu tertentu dan

penilaian sumatif adalah penilaian pada akhir periode penilaian, membandingkan

kinerja akhir karyawan dengan standar kinerjanya dan kemudian mengisi

instrumen evaluasi kinerja.

Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja

memerlukan indikator-indikator penilaian yang dipengaruhi oleh berbagai faktor

apakah faktor internal ataupun faktor eksternal dengan beragam aspek yang dapat

diukur dengan berpedoman pada standar tertentu yang terdiri dari aspek

kuantitatif dan aspek kualitatif yang berguna untuk mendapatkan feedback guna keperluan perbaikan organisasi secara khusus manajemen pengelolan sumber daya

manusia.

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pengaruh penerapan prinsip prinsip Good Corporate

(47)

30 motivasi kerja terhadap kinerja, dan terdapat

pengaruh secara simultan budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja. prinsip Good Corporate Governance

(GCG) dan

pelaksanaan kinerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk telah dilaksanakan

(48)

31

Tabel 2.1 ( Lanjutan ) Peneliti

( Tahun )

Judul Metodologi Penelitian Hasil

(49)

32

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Sumber:Diolah dari berbagai referensi Peneliti

( Tahun )

Judul Metodologi Penelitian Hasil

(50)

33

E. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran yang baik akan menjelaskan secara teoritis hubungan

antar variabel yang akan diteliti. Kerangka pemikiran dalam suatu penelitian perlu

dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih

(Sugiyono, 2008: 88 dalam Jayakusumah, 2011 : 25).

Alur kerangka pemikiran yang menggambarkan pengaruh penerapan

prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan budaya organisasi

terhadap kinerja SDM di BUMN (PT Pegadaian Kramat Raya 162 Jakarta).

Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) atau (X1) dalam penelitian

ini terbagi dalam lima indikator : transparansi, akuntabilitas, responsibility,

independen, kewajaran atau keadilan. Budaya organisasi (X2) yang diukur dalam

penelitian ini adalah: inovasi dan mengambil, risiko, perhatian terhadap detil,

berorientasi pada hasil, berorientasi pada manusia, berorientasi tim, agresivitas,

dan stabilitas. Kinerja SDM (Y) yang terbagi dalam : kemampuan, prakarsa/

inisiatif, ketepatan waktu, kualitas hasil kerja, dan komunikasi. Model analisis

(51)

34

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

(X1)

Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG)

(X2)

Budaya Organisasi

(Y)

Kinerja Sumber Daya Manusia

Uji validitas & reliabilitas

Uji Asumsi Klasik

Regresi Linier Berganda

Uji F Uji t

Adj R2

(52)

35

F.Hipotesis

Berdasarkan landasan teori yang telah dipaparkan diatas, maka dapat

disusun hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Ho = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan

prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) terhadap kinerja SDM di BUMN (PT Pegadaian) Kramat Raya Jakarta .

Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi terhadap

kinerja SDM di BUMN ( PT Pegadaian) Kramat Raya Jakarta.

2. Ho = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi

terhadap kinerja SDM di BUMN ( PT Pegadaian) Kramat Raya Jakarta.

Ha= Terdapat pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi terhadap

kinerja SDM di BUMN ( PT Pegadaian) Kramat Raya Jakarta.

3. Ho= Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan

prinsip-prinsip Good Corporate Governance ( GCG ) dan budaya organisasi terhadap kinerja SDM di BUMN ( PT Pegadaian) Kramat Raya Jakarta .

Ha= Terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan prinsip-prinsip

(53)

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan

prinsip prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan budaya organisasi terhadap kinerja SDM di BUMN (studi kasus PT Pegadaian Kramat Raya 162

Jakarta).

B. Metode Penentuan Sampel 1.Populasi

Menurut (Usman, 2006: 181) “populasi adalah “semua nilai baik hasil

perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, daripada

karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas”.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka yang menjadi populasi pada penelitian ini

adalah seluruh pegawai yang ada dikantor pusat PT Pegadaian Kramat Raya 162

Jakarta. Berdasarkan data yang diperoleh melalui tinjaun pustaka diketahui jumlah

karyawan tetap PT Pegadaian Kramat Raya Jakarta berjumlah 211 orang.

2. Sampel

Sampel diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data

sebenarnya, maksudnya sampel adalah bagian dari populasi(Prasetyo dan Lina,

2006: 119). Pengambilan sampel dimaksudkan sebagai representatif dari seluruh

populasi yang ada, sehingga kesimpulan juga berlaku bagi keseluruhan populasi.

(54)

37 sampling yaitu pemilihan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi

setiap unsur anggota yang dipilih menjadi anggota sampel (Wardatusolihah, 2010:

38). Dengan pendekatan simple random sampling. Untuk mendapatkan sampel

maka dalam penentuan sampel penelitian ini menggunakan rumus slovin

(Riduwan dan Engkos dalam Wardatusolihah, 2010 : 39).

n = N / N (d)2 + 1

= 211/211 (0,1)2+1

= 67,84

= 68

Dimana n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d2 = 10% atau 0,1

Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah : karyawan PT

Pegadaian Kramat Raya Jakarta yang akan dipilih dengan rumus slovin, dimana

jumlah sampel berjumlah 68 orang dengan cara tabel acak yang diperoleh dari

proses acak dengan menggunakan komputer di mana probabilitas angka dari 1, 2,

3, dan seterusnya adalah sama. Dalam menggunakan tabel acak sebelumnya telah

ditentukan titik awal sesuai dengan tabel acak (Suharyadi dan Purwanto,

(55)

38

C. Metode Pengumpulan Data

Menurut (Sugiono, 2004: 139) bila dilihat dari sumber datanya maka

pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sekunder”. Sumber

primer adalah data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data dan

sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau melihat dokumen.”

Dalam pengumpulan data yang akan dianalisa, penulis menggunakan

beberapa metode :

1. Penelitian Kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data serta informasi yang diperlukan sebagai

landasan teori dengan cara membaca literature, buku-buku manajemen dan

sumber-sumber lain yang menunjang penyusunan skripsi ini.

2. Penelitian Lapangan (field research) yaitu data penelitian yang dilakukan

dengan menggunakan kusioner kepada responden secara langsung. Peneliti

akan memberikan sebanyak 68 kusioner kepada sampel yang telah dipilih.

Untuk pengumpulan datanya menggunakan kusioner (angket) setiap

indikator dari data yang dikumpulkan terlebih dahulu diklasifikasikan dan diberi

skor atau nilai atau menggunakan skala Likert (Priadana, 2009: 173).

a) Skor 1 jika jawaban responden sangat tidak setuju ( STS )

b) Skor 2 jika jawaban responden tidak setuju ( TS )

c) Skor 3 jika jawaban responden ragu ( TS )

d) Skor 4 jika jawaban responden setuju ( S )

(56)

39

D. Metode Analisa Data 1.Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriftif digunakan untuk menganalisis data dengan cara

menggambarkan data yang terkumpul namun bukan membuat kesimpulan yang

bersifat generalisasi.

2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu kuesioner.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian

validitas ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh

adalah valid. (Ghozali, 2009:49).

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur tingkat konsistensi antara hasil

pengamatan dengan instrumen atau alat ukur yang digunakan pada waktu yang

berbeda, dengan kata lain reliabilitas berkaitan dengan keandalan suatu indikator

mengenai informasi yang ada pada indikator dengan konsisten. Teknik digunakan

untuk mengukur reliabilitas pengamatan adalah Cronbach Alpha dengan cara membandingkan nilai alpha dengan standarnya, dengan ketentuan jika (Ghozali,

Gambar

Tabel 2. 1
Tabel 2.1 ( Lanjutan )
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Gambar  2.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Prototype lampu berjalan ini merupakan rancangan simulasi yang dapat digunakan sebagai dekorasi, rangkaian prototype ini merupakan pengembangan dari rangkaiaan sederhana

ANNA KRISTINA T., SE.Ak ENDANG RIDWAN,ST MUHAMMAD MAHDI NOORFIYA UMNIYATI, S.I.kom.. DICKY

Melalui program ini alat dikendalikan dengan data yang sudah baku dan sudah dirancang agar tampilan pada alat sesuai dengan menekan beberapa tombol

Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran PNBP, dipandang perlu mengaturtatacara Penggunaan Penerimaan

Pimpinan dan Penanggung jawab Manajemen Mutu secara periodik melakukan pertemuan tinjauan manajemen untuk membahas umpan balik pelanggan, keluhan pelanggan, hasil audit internal,

Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran PNBP, dipandang perlu mengatur tatacara Penggunaan Penerimaan

Alhamdulillahirobbil’aalamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kenikmatan dan kemudahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

Apabila ada sebuah aturan yang nilainya ditentukan oleh lebih dari satu masukan, maka kita perlu menghitung menggunakan operator fuzzy untuk memperoleh sebuah nilai