Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
UJI EFEKTIVITAS BEBERAPA WAKTU APLIKASI PUPUK
HIJAU
KRINYU (Chromolaena odorata L.) TERHADAP
PERTUMBUHAN
DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L.)
SKRIPSI
Oleh:
JONAHA K PURBA 040301043 / BDP-AGRONOMI
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
UJI EFEKTIVITAS BEBERAPA WAKTU APLIKASI PUPUK
HIJAU
KRINYU (Chromolaena odorata L.) TERHADAP
PERTUMBUHAN
DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L.)
SKRIPSI
Oleh:
JONAHA K PURBA 040301043 / BDP-AGRONOMI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
Judul Skripsi : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata L.) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung (Zea mays L.)
Nama : Jonaha Kristiansen Purba
NIM : 040301043
Departemen : Budidaya Pertanian Program Studi : Agronomi
Disetujui oleh: Komisi Pembimbing
(Ir. Edison Purba, Ph.D) (Ir. Sanggam Silitonga)
Ketua Anggota
Mengetahui,
(Ir. Edison Purba, Ph.D)
Ketua Departemen Budidaya Pertanian
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRACT
The objective of the research was to know the effectivity of time of krinyu
(Chromolaena odorata L.) application to growing and production of maize (Zea mays L.). The research was conducted at Namo Rambe village, Deli
Serdang with altitude about 30 m above sea level, started from August until the end of November 2008. The design of the research was non factorial randomized block design consisted of six treatment levels with three replications. The treatment levels consisted of K0 (without fertilizer), K1 (krinyu application 3
weeks before planting), K2 (krinyu application 2 weeks before planting), K3
(krinyu application 1 weeks before planting), K4 (krinyu application 1 weeks
before planting + 50 % urea), dan K5 (urea). The parameters observed were plant
height, days of flowering, stem diameter, number of leave clorofil, yield per plant, yield per plot, weight of 100 seed, weight of farmyield, harvest index, kind of weed and dry weight of weed.The results showed that the treatments not affected to plant height, days of flowering, stem diameter, number of leave clorofil, yield per plant, yield per plot, weight of farmyield, and harvest index, but effected to weight of 100 seed, the highest weight of 100 seed is 26.30 gr (K1) and the lowest
is 21.74 gr (K2).
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifitasan beberapa waktu aplikasi pupuk hijau krinyu (Chromolaena odorata L.) terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.). Penelitian dilaksanakan di desa Namo Rambe, Deli Serdang dengan ketinggian tempat sekitar 30 m di atas permukaan laut pada awal bulan Agustus hingga akhir bulan November 2008. Metode yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial dengan enam perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuannya terdiri dari K0 (tanpa pemupukan), K1 (pemberian
krinyu 3 minggu sebelum tanam), K2 (pemberian krinyu 2 minggu sebelum
tanam), K3 (pemberian krinyu 1 minggu sebelum tanam), K4 (pemberian krinyu 1
minggu sebelum tanam + 50 % urea), dan K5 (urea). Parameter yang diamati
adalah tinggi tanaman, umur berbunga, diameter batang, jumlah klorofil daun, produksi per tanaman, produksi per plot, bobot 100 biji, bobot brangkasan, indeks panen, jenis gulma yang tumbuh dan berat kering gulma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan waktu pemberian pupuk hijau krinyu berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman, umur berbunga, diameter batang, jumlah klorofil daun, produksi per tanaman, produksi per plot, bobot brangkasan dan indeks panen, namun berpengaruh nyata terhadap bobot 100 biji, dimana bobot 100 biji yang tertinggi yaitu sebesar 26.30 gr (K1) dan yang terendah
sebesar 21.74 gr (K2).
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Padang Halaban, 13 Desember 1985 dari Ayahanda J. Purba dan Ibunda H. Sitorus. Penulis merupakan putra keempat dari lima bersaudara.
Tahun 2004, penulis lulus dari SMU Negeri 7 Medan dan pada tahun 2004 lulus seleksi masuk USU melalui jalur SPMB. Penulis memilih program studi Agronomi Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten laboratorium Ilmu Gulma (2008/2009) dan pada tahun 2008, penulis
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Adapun judul dari skripsi ini adalah “ Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata L.) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung (Zea mays L.)” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
Ir. Edison Purba, Ph.D sebagai ketua komisi pembimbing dan Ir. Sanggam Silitonga sebagai anggota komisi pembimbing yang telah
memberikan banyak saran dan bimbingan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian dan penulisan skripsi ini. Ungkapan terima kasih juga kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga atas segala doa dan perhatiannya.
Semoga skripsi ini bermanfaat.
Medan, Januari 2009
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
Hipotesis Penelitian ... 5
Kegunaan Penelitian ... 5
TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Jagung ... 6
Iklim ... 6
Tanah ... 6
Pupuk Hijau Krinyu... 7
Peranan Unsur Hara Bagi Tanaman ...10
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ...13
Bahan dan Alat ...13
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
Panen ...18
Pengeringan dan Pemipilan ...18
Pengamatan Parameter ...19
Tinggi Tanaman ...19
Umur Berbunga ...19
Diameter Batang ...19
Jumlah Klorofil Daun ...19
Produksi Per Tanaman ...20
Produksi Per Plot ...20
Bobot 100 Biji ...20
Bobot Brangkasan ...20
Indeks Panen...20
Jenis Gulma Yang Tumbuh ...20
Bobot Kering Gulma ...21
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil...22
Tinggi Tanaman ...22
Umur Berbunga ...22
Diameter Batang ...23
Jumlah Klorofil Daun ...23
Produksi Per Tanaman ...24
Produksi Per Plot ...24
Bobot 100 Biji ...25
Bobot Brangkasan ...25
Indeks Panen...26
Jenis Gulma Yang Tumbuh ...26
Bobot Kering Gulma ...31
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Hal
1. Komposisi Kimia Bahan Organik C. odorata dan Pupuk Kandang ... 8
2. Peningkatan Hasil Kedelai Yang Diaplikasikan Chromolaena odorata L. .... 8
3. Rataan Tinggi Tanaman ...22
4. Rataan Umur Berbunga ...23
5. Rataan Diameter Batang ...23
6. Rataan Jumlah Klorofil Daun ...24
7. Rataan Produksi Per Tanaman ...24
8. Rataan Produksi Per Plot ...25
9. Rataan Bobot 100 Biji ...25
10. Rataan Bobot Brangkasan ...26
11. Rataan Indeks Panen ...26
12. Data Identifikasi Gulma Pertama (3 MST) ...27
13. Data Identifikasi Gulma Kedua (Saat Panen) ...29
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
1. Data Tinggi Tanaman 3 MST ... 42
2. Sidik Ragam Data Tinggi Tanaman 3 MST ... 42
3. Data Data Tinggi Tanaman 5 MST ... 43
4. Sidik Ragam Data Tinggi Tanaman 5 MST ... 43
5. Data Data Tinggi Tanaman 7 MST ... 44
6. Sidik Ragam Data Tinggi Tanaman 7 MST ... 44
7. Data Umur Berbunga ... 45
8. Sidik Ragam Data Umur Berbunga ... 45
9. Data Diameter Batang ... 46
10. Sidik Ragam Data Diameter Batang ... 46
11. Data Jumlah Klorofil Daun ... 47
12. Sidik Ragam Data Jumlah Klorofil Daun... 47
13. Data Produksi Per Tanaman ... 48
14. Sidik Ragam Data Produksi Per Tanaman ... 48
15. Data Produksi Per Plot ... 49
16. Sidik Ragam Data Produksi Per Tanaman ... 49
17. Data Bobot 100 Biji ... 50
18. Sidik Ragam Data Bobot 100 Biji ... 50
19. Data Bobot Brangkasan ... 51
20. Sidik Ragam Data Bobot Brangkasan ... 51
21. Data Indeks Panen ... 52
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
23. Data Rangkuman Hasil Uji Beda Rataan ... 53
24. Data Identifikasi Gulma Pertama (3 MST) ... 54
25. Data Identifikasi Gulma Kedua (Saat Panen) ... 56
26. Data Bobot Kering Gulma Pada Saat Panen ... 58
27. Deskripsi Jagung DK3 ... 60
28. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 61
29. Bagan Lahan Percobaan ... 62
30. Foto Pemangkasan Krinyu ... 63
31. Foto Pengaplikasian Krinyu ... 64
32. Foto Krinyu yang telah diaplikasi pada saat tanam ... 65
33. Foto Tongkol Jagung... 66
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jagung merupakan salah satu bahan pangan terpenting setelah padi. Selain sebagai bahan pangan, jagung digunakan juga sebagai bahan baku industri dan benih. Menurut Adisarwanto dan Widyastuti (2004), proporsi penggunaan jagung adalah 67% digunakan untuk bahan pakan, 25% untuk bahan pangan, sedangkan di negara berkembang paling banyak digunakan sebagai bahan pangan. Kebutuhan jagung untuk bahan makanan, pakan dan industri semakin meningkat setiap tahun dengan laju kenaikan lebih dari 20% .
Menurut data Biro Pusat Statistik (2008), pada tahun 2006 produksi nasional jagung sebesar 11,61 juta ton dan tahun 2007 sebesar 13,28 juta ton atau tumbuh 14,39%. Untuk tahun 2008, produksi jagung ditargetkan tumbuh 20%, sehingga mampu memproduksi 16 juta ton. Sementara itu, produksi jagung Sumatera Utara pada 2007 sebesar 804,651 ton dan pada 2008 ditargetkan sebesar 823,966 ton.
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
ini akan menambah tingkat polusi tanah yang akhirnya berpengaruh juga terhadap kesehatan manusia. Upaya untuk mengatasinya adalah dengan pemberian pupuk organik. Pupuk organik bisa berupa sisa-sisa tanaman atau disebut juga pupuk daun. Aplikasinya adalah dengan menebar ke permukaan tanah atau dengan membenamkannya ke dalam tanah.
Tanaman yang bisa digunakan sebagai pupuk daun adalah Chromolaena odorata (krinyu) yang merupakan jenis gulma yang hidup di daerah
dataran tinggi. Tanaman ini menyumbangkan unsur hara nitrogen yang lumayan tinggi. Seperti yang dikutip dari situs hijau.co.id (2008) bahwa bahan organik memiliki banyak kegunaan dalam memperbaiki sifat tanah, diantaranya adalah sebagai granulator yaitu memperbaiki struktur tanah; sumber unsur hara nitrogen, fosfor, sulfur, unsur mikro dan lain-lain; menambah kemampuan tanah untuk menahan air; menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara (kapasitas tukar kation tanah menjadi tinggi); dan sebagai sumber energi bagi mikroorganisme.
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
menghasilkan biomassa sebesar 11,2 ton/ha, dan setelah umur 3 tahun mampu menghasilkan biomassa sebesar 27,7 ton/ha (Kasniari, 1996 cit. Suntoro et al., 2001 cit. Kastono, 2003). Biomassa gulma siam mempunyai kandungan hara yang cukup tinggi (2,65 % N, 0,53 % P dan 1,9 % K) sehingga biomassa gulma siam merupakan sumber bahan organik yang potensial (Chandrashekar dan Gajanana, 1996 cit. Suntoro et al., 2001 cit. Kastono, 2003).
Hasil penelitian Dr. Prijo dari Rovihandono (2008) memberitahukan ternyata sistem perakaran gulma Chromolaena odorata bercabang banyak dan adventif sehingga mampu menyerap unsur N yang terikat kuat dalam tanah. Permukaan bawah daun yang halus dan muka atas yang kasar memungkinkan tumbuhan ini menyimpan air dan embun di musim kemarau. Kemampuan lainnya adalah dalam berfotosintesa dan bertranspirasi sangat efektif sehingga membantu dialirkannya unsur hara dalam tanah dan menyerapnya hingga tersimpan di daun dan bagian hijau lainnya. Bijinya yang halus mudah diterbangkan angin dan mampu menyebar dan tumbuh ditempat yang jauh sekalipun. Penelitian ini dilengkapi uji laboratorium kandungan hara jaringan. Melalui hasil penelitian inilah rekomendasi penggunaan gulma itu sebagai pupuk hayati disampaikan kepada masyarakat. Sedangkan menurut Handayani, dkk, (2002) chromolaena yang tumbuh di daerah savana Nigeria telah memproduksi 4-4,5mg/ha/tahun serasah daun dapat mnggantikan unsur hara N,P, dan K. Tingginya kualitas crhomolaena juga telah menimbulkan peningkatan yang signifikan dalam proses
mineralisasi.
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
Menurut Edmeades et al. (1994), sekitar 90% pertanaman jagung di daerah tropis pada lahan kering dan sawah tadah hujan, hasilnya dapat meningkat dengan pemberian pupuk nitrogen. Hal ini disebabkan karena nitrogen merupakan hara esensial yang berfungsi sebagai bahan penyusun asam-asam amino, protein dan klorofil yang penting dalam proses fotosintesis serta bahan penyusun komponen inti sel.
Namun pemberian pupuk hijau bagi tanaman juga memiliki banyak kekurangan yang harus diperhatikan seperti kendala dalam waktu, tenaga, lahan, dan air (situs hijau.co.id, 2008). Oleh karena itu Partohardjono (1999) cit. Sumarno, dkk (2000) cit. Masnag (2003) menyatakan bahwa peningkatan efisiensi hara dilakukan dengan berbagai teknik dan bentuk pupuk yang tepat, cara dan waktu pemberian, serta jenis dan dosis pupuk sesuai yang diperlukan.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang keefektifitasan beberapa waktu aplikasi pupuk hijau krinyu (Chromolaena odorata L.) terhadap pertumbuhan dan produksi
jagung (Zea mays L.).
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui keefektifitasan beberapa waktu aplikasi pupuk hijau
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh waktu aplikasi pupuk hijau krinyu terhadap pertumbuhan dan produksi jagung.
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Syarat Tumbuh Jagung
Iklim
Jagung dapat ditanam mulai dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000 m - 1800 m di atas permukaan laut (dpl). Daerah dengan ketinggian antara 0 m - 600 m dpl merupakan areal yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung (BPP Teknologi, 2007).
Agar tumbuh dengan baik, tanaman jagung memerlukan temperatur rata-rata antara 140 C - 300 C, dengan curah hujan antara 600 mm - 1200 mm per
tahun yang terdistribusi merata selama musim penanaman (Kartasapoetra, 1988). Tanaman jagung menghendaki penyinaran sinar matahari yang penuh. Di tempat-tempat yang teduh, pertumbuhan jagung akan merana dan tidak mampu membentuk buah (Najiyati dan Danarti, 1995).
Kekurangan air dalam waktu singkat pada umumnya dapat di toleransi, dan hanya berpengaruh kecil terhadap perkembangan biji, tetapi kekurangan air yang berkepanjangan setelah penyerbukan, nyata menurunkan bobot kering biji. Pada kondisi tersebut, perkembangan biji sebagian disokong oleh mobilisasi asimilat yang tersimpan di batang (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Tanah
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
genangan air. Pada tanah yang terlalu lembab, penanaman hendaknya diatur sedemikian rupa agar buah jagung cukup matang untuk di panen pada permulaan musim kering (Kartasapoetra, 1988).
Tanaman jagung tidak membutuhkan persyaratan jenis tanah yang khusus, karena tanaman ini dapat tumbuh hampir pada semua jenis tanah asalkan tanah tersebut subur, gembur, kaya akan bahan organik dan drainase maupun aerase baik. Kemasaman tanah (pH) yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal tanaman jagung antara 5,5 - 6,5, tetapi yang paling baik adalah 6,8. Kemasaman tanah di bawah 5,5 kurang baik untuk pertanaman jagung dan tanah tersebut perlu dikapur (Ginting, 1994).
Pupuk Hijau Krinyu
Pupuk hijau adalah tanaman atau bagian-bagian tanaman yang masih muda atau hijau yang dibenamkan ke dalam tanah dengan maksud untuk menambah
bahan organik dan unsur hara terutama unsur hara nitrogen. Menurut Hasibuan (2006) adapun persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihan pupuk hijau antara lain: kecepatan pertumbuhannya terutama pada waktu masih muda, dalamnya sistem perakaran, kekerasan batang, cepat dan banyak menghasilkan daun, mudah melapuk atau membusuk, tahan terhadap pangkasan, umur tanaman dan bila digunakan tidak menjadi sarang hama dan penyakit.
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
(plantamor.com., 2008). Pangkasan C. odorata (krinyu) mempunyai kandungan karbon, kalsium, magnesium, kalium, dan nitrogen yang lebih tinggi dibandingkan pupuk kandang sapi, sehingga C. odorata dapat dijadikan sebagai alternatif pupuk organik. Komposisi kimia bahan organik C. odorata dan pupuk kandang sapi disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi kimia bahan organik C. odorata dan pupuk kandang
Bahan Organik
Pupuk kandang sapi
50,40
Sumber: Suntoro et al. (2001)
Di India, krinyu telah dimanfaatkan pada budidaya berbagai jenis tanaman pangan. Peningkatan hasil pada budidaya kedelai disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Peningkatan Hasil Kedelai Yang Diaplikasikan Chromolaena odorata L.
Parameter yang diamati Hasil
Tinggi tanaman
Sumber: Ambika and Poornima (2004)
Namun beberapa hasil penelitian yang dilakukan memperlihatkan bahwa faktor genetik (galur/varietas) lebih berpengaruh terhadap berat 100 biji dibandingkan dengan modifikasi faktor lingkungan (Anwar dan Alwi, 2000 cit. Kastono, 2003).
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
hijau menjadi satu faktor yang patut diperhitungkan. Bahan organik akan mendorong kehidupan organisme, tidak hanya organisme heterotrof yang bertanggung jawab pada proses dekomposisi tetapi juga azobacter, mikroorganisme penambat nitrogen. Bahan organik dari pupuk hijau mencegah pelindian unsur hara melalui ikatan komplek logam-organik. Bahan organik memasok nitrogen dan sulfur dan setengah fosfor yang diserap tanaman pupuk hijau (Sutantoa,2002).
Menurut Greenland (1986) cit. Sutantob (2002), pupuk hijau setiap tahunnya mampu memasok nitrogen paling tidak 30 kg – 60 kg nitrogen. Pengaruh kumulatif dari penggunaan pupuk hijau yang berkesinambungan tidak hanya pada pasokan nitrogen tetapi juga meningkatkan kandungan bahan organik dan unsur lainya, menggantikan fosfat dan unsur mikro yang termobilisasi.
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
Pertumbuhan organ vegetatif akan mempengaruhi hasil tanaman. Semakin besar pertumbuhan organ vegetatif yang berfungsi sebagai penghasil asimilat (source) akan meningkatkan pertumbuhan organ pemakai (sink) yang akhirnya akan memberikan hasil yang semakin besar pula sehingga produktifitas tanaman meningkat (Kastono, 2003).
Peranan Unsur Hara Bagi Tanaman
Nitrogen yang akrab disebut dengan urea merupakan pupuk favorit petani karena dianggap dapat langsung meningkatkan produksi sehingga petani biasanya boros dalam menggunakan pupuk urea ini. Endrizal dan Julistis Bobihoe (2000) cit. Yoshida (1981) menyatakan bahwa nitrogen yang diberikan pada tanaman
sebagian dapat hilang melalui berbagai proses, pemberian pupuk nitrogen efisien melalui 2 – 3 kali pemberian dalam meningkatkan produksi tanaman.
Tanaman menyerap unsur nitrogen (N) terutama dalam bentuk NO3-,
namun bentuk lain yang juga dapat diserap adalah NH4+, dan urea. Dalam keadaan
aerase yang baik senyawa-senyawa nitrogen diubah ke dalam bentuk NO3-.
Nitrogen yang tersedia bagi tanaman dapat mempengaruhi pembentukan protein,
dan disamping itu unsur ini juga merupakan bagian integral dari klorofil (Nyakpa, dkk, 1988).
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
(NH4+). Jika tanaman kekurangan nitrogen, pertumbuhan tanaman akan menjadi
lambat. Mula-mula daun menguning dan mengering, lalu rontok. Daun yang menguning diawali dari daun bagian bawah, lalu disusul daun bagian atas (AgroMedia, 2007).
Fungsi nitrogen bagi tanaman antara lain adalah: 1. Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman.
2. Dapat menyehatkan pertumbuhan daun, daun tanaman lebar dengan warna yang lebih hijau, kekurangan nitrogen menyebabkan klorosis (pada daun muda berwarna kuning).
3. Meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman. 4. Meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan.
5. Meningkatkan berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam tanah.
Kedua bentuk nitrogen diperoleh sebagai hasil dekomposisi bahan organik, baik yang berasal dari tumbuhan atau hewan. Nitrat yang diabsorbsi oleh akar tanaman menuju ke bagian atas tanaman akibat proses transpirasi di bagian daun. degan demikian asimilasi nitrat pada tanaman tingkat tinggi umumnya terjadi pada bagian daun, walaupun asimilasi nitrat terjadi juga pada bagian tanaman lain seperti pada akar dan batang tanaman. Tetapi apakah terjadi pada akar dan daun, langkah pertama nitrat adalah direduksi menjadi amoniak (Nyakpa, dkk, 1988).
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
(1998) cit. Endrizal dan Julistia Bobihoe (2000) mengatakan bahwa penggunaan pupuk fosfor yang terus-menerus menyebabkan terjadi akumulasi pupuk fosfor yang cukup bagi tanaman selanjutnya, sehingga penggunaan pupuk fosfor tidak berpengaruh pada produksi tanaman musim berikutnya, didukung juga oleh Subhan dan Nunung Nurtika (2004) cit. Gunadi dan Suwandi (1989) yang menyatakan bahwa pemupukan fosfat yang terus-menerus, terutama bila takarannya tinggi akan terjadi akumulasi fosfat di dalam tanah dan menyebabkan belerang kurang tersedia.
Adanya asam humat dan asam fulvat dalam tanah mempercepat pelepasan kembali ion K+ yang terikat diantara kisi-kisi mineral. Peningkatan unsur fosfor dengan perlakuan pemupukan kompos disebabkan oleh sifat unsur fosfor dari pupuk organik lebih mudah tersedia daripada unsur fosfor dari pupuk sintetis (Kastono (2005) cit. Tan (1982) cit. Kuntyastuti dan Sunaryo (2000)).
Tanaman jagung membutuhkan unsur magnesium untuk pembentukan
klorofil yang berguna untuk produksi akhir tanaman. Hal ini didukung oleh Aji (1990) yang menyatakan bahwa peran magnesium erat sekali dengan
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di desa Namo Rambe, Deli Serdang dengan ketinggian lebih kurang 30 meter dpl, dimulai pada awal bulan Agustus sampai akhir November 2008 dengan kondisi curah hujan dan angin yang sangat tinggi
(data cuaca dari BMG terlampir), dengan komposisi tanah mengandung N (0.22 %), P (39.15 ppm), BO (1.99 %) dan pH 6.10.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih varietas jagung
DK3 sebagai objek pengamatan, residu krinyu (18.75 ton/ha) dan pupuk urea (300 kg/ha) sebagai objek perlakuan, insektisida Lannate 25 WP untuk
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
tulis dan kalkulator serta peralatan lain yang mendukung pelaksanaan penelitian ini.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial yaitu:
K0 : Tanpa pemupukan
K1 : Pemberian krinyu 3 minggu sebelum tanam (18.75 ton krinyu/ha)
K2 : Pemberian krinyu 2 minggu sebelum tanam (18.75 ton krinyu/ha)
K3 : Pemberian krinyu 1 minggu sebelum tanam (18.75 ton krinyu/ha)
K4 : Pemberian krinyu 1 minggu sebelum tanam + 50 % urea (18.75 ton
krinyu/ha + 150 kg Urea/ha). K5 : Urea (300 kg Urea/ha)
Jumlah ulangan (blok) : 3 ulangan
Ukuran plot : 400 cm x 200 cm
Jumlah plot : 18 plot
Jarak antar plot : 50 cm
Jarak antar blok : 100 cm
Jarak tanam : 60 cm x 25 cm
Jumlah tanaman sampel per plot : 10 tanaman
Model Analisis
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
Yij = µ + i+ j + ij Dimana :
Yij = Hasil pengamatan pada blok ke-i yg diberi perlakuan pupuk hijau krinyu pada taraf ke-j
µ = Nilai tengah i = Efek blok ke- i
j = Efek dari perlakuan pemberian pupuk hijau krinyu pada taraf ke-j
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
PELAKSANAAN PENELITIAN
Pemangkasan Krinyu
Krinyu yang akan digunakan sebagai pupuk hijau dipangkas terlebih dahulu dengan kurun waktu 2 bulan sebelum pengaplikasian pertama. Perlakuan ini bertujuan untuk meningkatkan kadar N di dalam tunas-tunas muda hasil pangkasan.
Persiapan Lahan
Lahan yang akan digunakan untuk penelitian diolah dengan menggunakan traktor dengan kedalaman olah tanah 15 - 20 cm. Pengolahan dilakukan hingga tanah menjadi gembur, rata dan bersih dari sisa-sisa gulma dan perakaran. Dibuat plot-plot percobaan dengan ukuran 400 cm x 200 cm dengan pembatas parit di sekeliling lahan dengan lebar 50 cm yang berfungsi sebagai saluran drainase. Jarak antar plot 50 cm dan jarak antar blok 100 cm yang memanjang dari arah utara - selatan.
Pengaplikasian Krinyu
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
Penanaman
Benih jagung direndam terlebih dahulu di dalam air sebelum ditanam. Penanaman dilakukan dengan membuat lubang tanam sedalam 5 cm, tiap lubang tanam ditanam 2 benih jagung dengan jarak tanam 60 cm x 25 cm. Jagung ditanam dengan barisan tegak lurus dengan arah mata hari terbit atau sejajar dengan arah utara – selatan.
Pemupukan
Pemberian urea dilakukan 3 kali dengan dosis 300 kg/ha (untuk perlakuan yang menggunakan pupuk urea). Pemupukan dilakukan dengan cara menabur pada lubang yang dibuat sedalam 10 cm dengan jarak 10 cm dari lubang tanam lalu ditutup dengan tanah.
Pemeliharaan Tanaman
Penjarangan
Penjarangan dilakukan saat tanaman berumur 2 MST. Penjarangan dengan cara memotong satu tanaman yang pertumbuhannya kurang baik dengan pisau dan setiap lubang tanam ditinggalkan satu tanaman.
Penyiraman
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009 Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan menggunakan cangkul atau langsung mencabut gulma dengan tangan. Tujuannya menghindarkan persaingan antara gulma dengan tanaman. Pelaksanaan penyiangan dilakukan setiap minggu.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan insektisida Lannate 25 WP dengan dosis 0,5 cc/liter air, sedangkan pengendalian penyakit dilakukan dengan penyemprotan fungisida Delcene 80 WP dengan dosis 1 cc/liter air. Pengendalian dilaksanakan sesuai dengan kondisi tanaman di lahan.
Panen
Panen dilakukan setelah biji pada tongkol mencapai kriteria panen dengan tanda-tanda daun mengering, kelobot berwarna kuning, biji kering dan mengkilat serta bila ditekan dengan kuku tidak meninggalkan bekas. Panen dilakukan dengan mengambil tongkol dari batangnya dengan cara mematahkan.
Pengeringan dan Pemipilan
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
Pengamatan Parameter
Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman diukur mulai dari leher akar hingga ujung daun tertinggi dengan menggunakan meteran dalam satuan cm. Pada tanaman sampel dipasang patok standard sebagai pedoman pengukuran. Pengukuran pertama dilakukan 3 Minggu Setelah Tanam (MST) dengan interval dua minggu sekali hingga muncul bunga jantan.
Umur berbunga
Umur berbunga (hari) ditentukan pada saat bunga jantan muncul. Berbunganya tanaman ditandai dengan munculnya malai (bunga jantan). Jumlah tanaman berbunga dicatat setiap hari dimulai sejak bunga pertama keluar.
Diameter Batang
Diameter batang (cm) diukur dengan menggunakan jangka sorong. Cara pengukurannya yaitu diukur pada ruas I yang berjarak lebih kurang 5 cm dari pangkal batang, yang dilakukan 2 kali dengan arah utara – selatan dan timur – barat kemudian dirata-ratakan.
Jumlah Klorofil Daun
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
Produksi Per Tanaman
Produksi per tanaman (g) dilakukan dengan menimbang bobot biji pipilan kering tiap tongkol tanaman sampel lalu dirata-ratakan.
Produksi Per Plot
Produksi pipilan kering (g) dihitung dengan mengalikan produksi per tanaman dengan jumlah tanaman dalam satu plot tanpa mengikutsertakan hasil tanaman jagung pada barisan terluar.
Bobot 100 Biji
Bobot 100 biji (g) dihitung dengan cara menimbang 100 biji pipilan kering yang telah diambil secara acak dari semua sampel yang telah digabung.
Bobot Brangkasan
Bobot brangkasan (g) diambil dengan menjumlahkan semua bahan kering tanaman selain pipilan kering.
Indeks Panen
Indeks panen diperoleh dengan cara membagikan pipilan kering dengan bobot brangkasan.
Jenis Gulma yang Tumbuh
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
penyiangan dan bersamaan dengan panen dengan mencabut gulma sampai pada akarnya. Dihitung populasi dan jenis gulma yang diperoleh berdasarkan identifikasi tersebut lalu dilakukan penghitungan Nilai Jumlah Dominasi (NJD) dengan rumus sebagai berikut:
KN + FN SDR =
2 Berat Kering Gulma
Gulma dikeringkan dalam amplop sesuai spesiesnya sampai kering kemudian ditimbang dengan timbangan analitik. Kemudian dihitung SDR-nya dengan menggunakan rumus:
KN + FN + BN SDR =
3 Keterangan:
KN = Kerapatan Nisbi, diperoleh dengan membagikan kerapatan mutlak spesies tertentu dengan jumlah kerapatan mutlak semua spesies kemudian dikalikan 100%.
FN = Frekuensi Nisbi, diperoleh dengan membagikan frekuensi nisbi mutlak terhadap spesies tertentu dengan jumlah nilai frekuensi mutlak semua jenis spesies kemudian dikalikan 100%.
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tinggi Tanaman
Data pengamatan tinggi tanaman dan Daftar sidik ragam tinggi tanaman 3 s/d 7 MST disajikan pada lampiran 1-6. Data rataan tinggi tanaman 3 s/d 7 MST disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Rataan Tinggi Tanaman 3 s/d 7 MST
Perlakuan
Tinggi Tanaman
(cm)
3 MST 5 MST 7MST
K0 64.57 150.07 240.43
K1 64.43 154.13 252.19
K2 65.41 155.64 249.78
K3 66.56 158.19 257.83
K4 66.08 159.63 258.26
K5 62.11 156.39 258.08
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa waktu pengaplikasian pupuk hijau krinyu berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman pada 3, 5 dan 7 MST, tinggi tanaman 3 MST terletak diantara 62.11 cm (K5) sampai 66.56 cm (K2),
untuk tinggi tanaman 5 MST terletak diantara 150.07 cm (K0) sampai 159.63 cm
(K4), dan untuk tinggi tanaman 7 MST terletak diantara 240.43 cm (K0) sampai
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009 Umur Berbunga
Data pengamatan umur berbunga dan Daftar sidik ragam umur berbunga disajikan pada lampiran 7 dan 8. Data rataan umur berbunga disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Rataan Umur Berbunga
Perlakuan Umur Berbunga (hari)
K0 51.33
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa waktu pengaplikasian pupuk hijau krinyu berpengaruh tidak nyata terhadap parameter umur berbunga, umur berbunga terletak diantara 50.63 hari (K2) sampai 51.33 hari (K0)
Diameter Batang
Data pengamatan diameter batang dan Daftar sidik ragam diameter batang disajikan pada lampiran 9 dan 10. Data rataan diameter batang disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Rataan Diameter Batang
Perlakuan Diameter Batang (cm)
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa waktu pengaplikasian pupuk hijau krinyu berpengaruh tidak nyata terhadap parameter diameter batang, diameter batang terletak diantara 1.58 cm (K0) sampai 1.79 cm (K5)
Jumlah Klorofil Daun
Data pengamatan jumlah klorofil daun dan Daftar sidik ragam jumlah klorofil daun disajikan pada lampiran 11 dan 12. Data rataan jumlah klorofil daun disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Rataan Jumlah Klorofil Daun
Perlakuan Jumlah Klorofil (unit/ mm3)
K0 50.11
K1 52.20
K2 52.66
K3 50.09
K4 51.74
K5 53.30
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa waktu pengaplikasian pupuk hijau krinyu berpengaruh tidak nyata terhadap parameter jumlah klorofil daun, jumlah klorofil terletak diantara 50.09 unit/6 mm3(K0) sampai 53.30 unit/6 mm3(K5).
Produksi per Tanaman
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 7. Rataan Produksi per Tanaman
Perlakuan Produksi per Tanaman (g)
K0 105.80
Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa waktu pengaplikasian pupuk hijau krinyu berpengaruh tidak nyata terhadap parameter produksi per tanaman, produksi per tanaman terletak diantara 105.80 g (K0) sampai 129.00 g (K4).
Produksi per Plot
Data pengamatah produksi per plot dan Daftar sidik ragam produksi per plot disajikan pada lampiran 15 dan 16. Data rataan produksi per plot disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Rataan Produksi per Plot
Perlakuan Produksi per plot (g)
K0 3173.89
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009 Bobot 100 Biji
Data pengamatan bobot 100 biji dan Daftar sidik ragam bobot 100 biji disajikan pada lampiran 17 dan 18. Data rataan bobot 100 biji disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Rataan Bobot 100 biji
Perlakuan Bobot 100 Biji (g)
K0 21.87 c
K1 6.30 a
K2 21.74 c
K3 24.30 abc
K4 24.45 ab
K5 26.22 a
Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh notasi yang sama pada kolom yang
sama berbeda tidak nyata pada taraf 5% uji BNT.
Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa waktu pengaplikasian pupuk hijau krinyu berpengaruh nyata terhadap parameter bobot 100 biji, bobot 100 biji tertinggi terdapat pada perlakuan K1 yaitu 26.30 gram dan terendah pada K2 yaitu 21.74
gram.
Bobot Brangkasan
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 10. Rataan Berat Brangkasan
Perlakuan Bobot Brangkasan (g)
K0 292.76
Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa waktu pengaplikasian pupuk hijau krinyu berpengaruh tidak nyata terhadap parameter bobot brangkasan, bobot brangkasan terletak diantara 292.76 g (K0) sampai 352.58 g (K4)
Indeks Panen
Data pengamatan indeks panen dan Daftar sidik ragam indeks panen disajikan pada lampiran 21 dan 22. Data rataan indeks panen disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Rataan Indeks Panen
Perlakuan Indeks Panen
K0 0.38
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
Jenis Gulma Yang Tumbuh
Data pengamatan gulma pertama dan kedua disajikan pada tabel 12 dan 13.
Tabel 12. Data Pengamatan Gulma Pertama (3 MST)
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
Berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan terdapat 12 spesies gulma, yang terdiri dari 5 spesies dari golongan berdaun lebar, 3 spesies dari golongan berdaun sempit dan 4 spesies dari golongan graminae (rumput-rumputan). Jumlah gulma pada pengamatan pertama tertinggi pada perlakuan K4 (119 gulma) dengan
didominasi Cyperus kyllingia dan Paspalum conjugatum dan terendah pada perlakuan K0 (69 gulma) dengan didominasi oleh gulma Cyperus kyllingia. Dari
tabel 10 dapat diketahui bahwa kerapatan gulma yang paling dominan adalah Cyperus kyllinga pada perlakuan K0 (SDR = 46.88 %), dan yang terendah
Amaranthus spinosus (SDR = 4. 19 %), Cynodon dactylon (SDR = 4. 19 %) dan
Euphorbia hirta (SDR = 4. 19 %).
Tabel 13. Data Pengamatan Gulma Kedua (saat panen)
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
berdaun sempit dan 4 spesies dari golongan graminae (rumput-rumputan). Jumlah gulma pada pengamatan pertama tertinggi pada perlakuan K2 (216 gulma) dengan
didominasi Cyperus kyllingia dan Euphorbia prunifolia dan terendah pada perlakuan K5 (112 gulma) dengan didominasi oleh gulma Euphorbia prunifolia.
Dan juga diketahui bahwa kerapatan gulma yang paling dominan adalah Euphorbia prunifolia pada perlakuan K5 (SDR = 23.66 %), dan yang terendah
Cynodon dactylon (SDR = 2.37 %).
Bobot Kering Gulma
Data bobot kering gulma disajikan pada tabel 14. Tabel 14. Data bobot kering gulma pada saat panen.
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
Dari tabel 12 diperoleh data berat kering tertinggi terdapat pada perlakuan K1 yaitu gulma Euphorbia prunifolia (SDR = 28.21 %) dengan kerapatan mutlak
27.33 % dan yang terendah juga terdapat pada perlakuan K1 yaitu gulma Cynodon
dactylon (SDR = 1.91 %), dengan kerapatan mutlak 0.58 %.
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
Analisis data menunjukkan bahwa waktu pengaplikasian pupuk hijau
krinyu berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman 3 MST, 5 MST, dan 7 MST. Hal ini diduga karena dosis yang diberikan belum optimum
sehingga belum memperlihatkan pengaruh yang nyata. Ada kemungkinan juga dikarenakan jumlah curah hujan yang sangat tinggi sehingga N yang telah tersedia langsung tercuci oleh aliran air hujan. Namun pada pengambilan data 5 MST dan & 7 MST kombinasi antara pupuk hijau krinyu dengan 50% dosis urea (K4)
mampu meningkatkan tinggi tanaman sebesar 6.37% – 7.42% dibandingkan dengan perlakuan kontrol (K0). Hal ini dikarenakan tanaman mendapatkan
tambahan unsur hara nitrogen yang berasal dari pupuk hijau krinyu dan urea sehingga menunjukkan pertumbuhan tinggi tanaman yang lebih baik. Dapat diambil kesimpulan bahwa perlakuan pengaplikasian pupuk hijau krinyu 1 minggu sebelum tanam ditambah 50% dosis urea (K4) memberikan pengaruh yang
paling baik diantara semua perlakuan. Hal ini didukung oleh Sumarno, dkk (2000) yang menyatakan bahwa peningkatan efisiensi hara dilakukan dengan berbagai teknik dan bentuk pupuk yang tepat, cara dan waktu pemberian serta jenis dan dosis pupuk sesuai yang diperlukan. Titin Sumarni (2008) menyatakan pula bahwa kombinasi pupuk hijau dan penururnan dosis urea dapat meningkatkan produktivitas tanaman.
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
Perlakuan waktu pengaplikasian pupuk hijau krinyu berpengaruh tidak nyata terhadap parameter diameter batang. Hal ini diduga karena N yang tersedia bagi tanaman tercuci karena jumlah curah hujan yang sangat tinggi pada saat penanaman, jadi N yang baru tersedia tidak sempat diserap tanaman. Namun pemberian krinyu memberikan dampak yang lebih baik dibandingkan perlakuan kontrol (K0), dimana diameter batang tertinggi terdapat pada jagung yang diberi
perlakuan 100% urea (K5). Hal ini dikarenakan tanaman pada perlakuan K5 (100%
urea) mendapatkan unsur hara yang cukup terutama nitrogen yang berperan dalam pertumbuhan vegetatif tanaman, dalam hal ini untuk merangsang pembelahan dan perkembangan sel tanaman. Ini didukung oleh pernyataan dari Nyakpa, dkk (1988) bahwa nitrogen berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Perlakuan waktu pengaplikasian pupuk hijau krinyu berpengaruh tidak nyata terhadap parameter jumlah klorofil daun. Hal ini juga diduga karena N yang tersedia oleh pupuk hijau krinyu hanyut terbawa air hujan. Namun pemberian pupuk hijau krinyu pada 2 minggu sebelum tanam (K2) cenderung meningkatkan
jumlah klorofil daun sebesar 5.08% jika dibandingkan dengan perlakuan kontrol (K0). Meskipun begitu, jumlah klorofil tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan K5
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
Hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa waktu pengaplikasian pupuk hijau krinyu berpengaruh tidak nyata terhadap parameter produksi per tanaman dan produksi per plot. Diduga adanya pengaruh tingginya jumlah curah hujan yang menyebabkan terbawanya N yang dibentuk oleh krinyu namun tidak sempat digunakan oleh jagung. Namun perlakuan kombinasi antara pupuk hijau krinyu dengan 50% urea (K4) tetap memberikan hasil yang lebih baik
bila dibandingkan dengan perlakuan pupuk hijau krinyu dan urea saja. Menurut Sumarni (2008) hal ini dikarenakan penggunaan pupuk hijau krinyu saja untuk mensubtitusi pupuk anorganik dalam waktu singkat tidak mungkin meningkatkan produktivitas tanaman. Oleh karena itu perlu kombinasi cara penggunaan pupuk hijau, dan efektivitasnya dalam menurunkan dosis urea sehingga akan menghasilkan teknik pengelolaan pupuk hijau sebagai amelioran untuk meningkatkan kualitas tanah sehingga dapat mendukung peningkatan produktivitas tanaman jagung. Produktivitas tanaman jagung pada perlakuan K4
(pupuk hijau krinyu dengan 50% urea) lebih tinggi dikarenakan bobot brangkasan dari perlakuan K4 ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lain.
Kastono (2003) menyatakan bahwa jika bahan/organ penghasil asimilat (source) besar maka akan diikuti oleh meningkatnya organ pengguna asimilat (sink).
Pengaplikasian pupuk hijau krinyu memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter bobot 100 biji, dimana bobot 100 biji tertinggi terdapat pada perlakuan K1 (aplikasi pupuk hijau krinyu 3 minggu sebelum tanam) sebesar
26.30 g, sementara bobot 100 biji pada perlakuan kontrol (K0) sebesar 21.87 g.
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
minggu sebelum tanam telah sempurna sehingga unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam pengisian biji telah tersedia.
Dari hasil analisis data dapat dilihat bahwa waktu pengaplikasian pupuk hijau krinyu berpengaruh tidak nyata terhadap parameter bobot brangkasan. Hal ini juga sejalan dengan tidak berbeda nyatanya parameter tinggi tanaman dan diameter batang, karena tinggi tanaman dan diameter batang merupakan unsur utama bobot brangkasan, hal ini dikarenakan minimnya unsur N yang diserap jagung karena tercuci oleh air hujan. Namun pemberian pupuk hijau krinyu ditambah 50% urea (K4) cenderung meningkatkan bobot brangkasan, dimana
bobot brangkasan yang diberi perlakuan ini paling tinggi bila dibandingkan dengan bobot brangkasan pada perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan kombinasi pupuk hijau krinyu dengan urea yang diaplikasi pada 1 minggu sebelum tanam memberikan kontribusi nitrogen anorganik yang terbaik untuk tanaman sehingga tanaman memiliki hara yang cukup untuk pembelahan dan perkembangan sel. Hal ini didukung oleh Agromedia (2007) yang menyatakan bahwa nitrogen memiliki manfaat untuk memacu pertumbuhan tanaman secara umum terutama fase vegetatif, didukung pula oleh Nyakpa, dkk (1988) nitrogen berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman serta Edmeades, et al (1994) nitrogen merupakan salah satu hara makro yang menjadi faktor pembatas utama produksi tanaman. Pernyataan Edmeades ini dibuktikan dengan bobot brangkasan yang tertinggi yaitu pada perlakuan K4 (pupuk hijau krinyu ditambah 50% urea) juga
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
Pada pengamatan parameter identifikasi gulma yang diambil pada umur 3 MST diketahui bahwa kerapatan gulma yang paling dominan terdapat pada
perlakuan K0 yaitu gulma Cyperus kyllingia dengan SDR 46.88% dan yang
terendah terdapat pada perlakuan K1 yaitu gulma Amaranthus spinosus,
Cynodon dactylon, dan Euphorbia hirta dengan SDR masing-masing 4.19%.
Sedangkan pada saat panen, gulma yang paling dominan adalah gulma Euphorbia prunifolia (23.66%) pada perlakuan K5, dan yang terendah pada
perlakuan K1 yaitu gulma Cynodon dactylon dengan nilai SDR 2.37%.
Pada pengamatan bobot kering gulma dapat diketahui bahwa bobot kering tertinggi terdapat pada gulma Euphorbia prunifolia (SDR = 28.21%) pada perlakuan K1, dan yang terendah terdapat pada perlakuan K3 yaitu gulma
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Perlakuan waktu pemberian pupuk hijau krinyu (Chromolaena odorata) berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah
klorofil daun, umur berbunga, diameter batang, produksi per tanaman, produksi per plot, bobot brangkasan, dan indeks panen, namun berpengaruh nyata terhadap parameter bobot 100 biji, dimana bobot 100 biji yang tertinggi yaitu sebesar 26.30 gr (K1) dan yang terendah sebesar 21.74 gr (K2).
Saran
Sebaiknya dilakukan penelitian ulang mengenai pupuk hijau krinyu, untuk mendapatkan dosis yang optimum dan waktu yang paling tepat untuk pertumbuhan dan produksi jagung.
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Adisarwanto, T. dan Y. E. Widyastuti. 2004. Meningkatkan Produksi Jagung di Lahan Kering, Sawah, dan Pasang Surut. Penebar Swadaya, Jakarta.
Aji, A. 1990. Pendugaan Kisaran Dosis Pupuk Mikro dan Pupuk Kandang Pada Tanaman Bawang Putih (Allium sativum Linn.). Bul. Penel. Hort. 19 (2): 121 – 126.
AgroMedia Pustaka. 2007. Petunjuk Pemupukan. Jakarta.
Ambika, S. R. and S. Poornima. 2004. Allelochemicals from Chromolaena odorata (L.) King and Robinson for Increasing Crop Productivity. In: Chromolaena odorata in the Asia Pasific Region. DAY, M. D. and R. E. MC FADYEN (Eds.). ACIAR Technical Report No. 55. Hal 19 – 24.
Badan Pusat Statistika. 2008. Harvested Area, Yield Rate and Production of Maize by Province, 2006 – 2007.
BPP Teknologi. 2007. Jagung (Zea mays L.). warintek.ristek.go.id. [5 November 2007].
Budianto, D. A. Ch. Y. Bora, I. K. Lidjang, H. H. Marali, N. Radadima, dan A. Bamualim. 1998. Laporan Hasil Penelitian Pengkajian Sistem Usahatani
Agribisnis (SUTPA) di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 1997/1998. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Naibonat.
David, Christine S. and K. Otsuka. 1994. Modern Rice Technology and Income Distribution in Asia. Lynne Rienner Publishers/International Rise Research Insititute (IRRI). Los Banos. Laguna Philippines.
Edmeades, G., H. R. Lafitte, J. Balanos, S. Chapman, M. Banziger, and J. Deutsch. 1994. Developing Maize that Tolerates Drought or Low
Nitrogen Condition. Maize Program Special Report. CIMMYT. D. F. Mexico.
Egli, D. B. 1975. Rate Oicculation of Dry Weight in Seed of Soybenas and its Relationship to Yield. Can. Plant. Sci. 55: 212 – 219.
Fischer, K. S. dan Palmer. 1992. Jagung Tropik. Dalam Fisiologi Tanaman
Budidaya Tropik. Editor: P. R. Golsworthy dan N. M. Fisher. Terjemahan: Tohari. UGM Press, Yogyakarta.
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
Goto, T. dan S. Nagata. 2000. Effect of Crotalaria, Sorghum and Pampas Grass Incorporated as Green Manure on the Yield of Suceeding Crops and Soil Physical and Chemical Properties. Abstract of Japanese Journal of Soil Science and Plant Nutrition. 71: 337 – 344.
Gunadi, N. dan Suwandi. 1989. Pengaruh Dosis dan Waktu Aplikasi Pemupukan Fosfat Pada Tanaman Bawang Merah Kultivar Sumenep Terhadap Pertanian dan Hasil. Bul. Penel. Hort. 18 (2): 98 – 106.
Hasibuan, B. E. 2006. Pupuk dan Pemupukan. Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Kastono, D. 2003. Tanggapan Pertumbuhan dan Hasil Kedelai Hitam Terhadap
Penggunaan Pupuk Organik dan Biopestisida Gulma Siam (Chromolaena odorata). Ilmu Pertanian Vol. 12 No. 2, 2005: 103 – 116.
Kuntyastuti, H. dan L. Sunaryo. 2000. Efisiensi Pemupukan dan Pengairan Pada Kedelai di tanah Vertisol Kahat K. Prosiding Seminar Pengelolaan Sumber Daya Lahan dan Hayati Pada Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. PPTP Malang. 458p.
Kartasapoetra, A. G. 1988. Teknologi Budidaya Tanaman Pangan di Daerah Tropik. Bina Angkasa, Jakarta.
Masnag, A. 2003. Konversi Penggunaan Lahan Kawasan Hulu dan Dampaknya Terhadap Kualitas Sumberdaya Air di Kawasan Hilir. Makalah Pengantar Falsafah Sains Program Pasca Sarjana/S3 Institut Pertanian Bogor.
Momuat, E. O., A. F. Fadhly, M. Rauf, Djamaludin, dan Subandi. 1982. Pemberian Pupuk Fosfat Pada Padi Sawah Pada Jenis Tanah Alluvial Beririgasi di Sulawesi Selatan.
Najiyati, S. dan Danarti, 1995. Palawija: Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Penebar Swadaya, Jakarta.
Nyakpa, M. Y., A. M. Lubis, M. A. Pulung. A. G. Amroh, A. Munawar, G. B. Hong, dan N. Hakim. 1988. Kesuburan Tanah. Universitas Lampung,
Bandar Lampung.
[3 Maret 2008].
Rovihandono, R. 2008. Memulihkan Rumput Sabana di Sumba Timur Melalui Pemanfaatan Gulma.
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
situs hijau.co.id. 2008. Bahan Organik. [14 Januari 2009].
Sudarman, S. 1990. Efisiensi Pemupukan Pada Padi dan Palawija. Laporan Khusus Puslitbang. Bogor.
Suntoro, Syekhfani, E. Handayanto, dan Soemarno. 2001. Penggunaan Bahan Pangkasan Krinyu (Chromolaena odorata) Untuk Meningkatkan Ketersediaan P, K, Ca, dan Mg 116 Pada Oxic Dystrudepth di Jumapolo, Karanganyar, Jawa Tengah. Agritivia. XXIII (1): 20 – 26.
Sutantoa, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik: Pemasyarakatan dan Pengembangan. Kanisius, Yogyakarta.
Sutantob, R. 2002. Pertanian Organik: Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Kanisius, Yogyakarta.
Sumarni, T. 2008. Amelioran Kesuburan Tanah Pertanaman Jagung. agriwarta online Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
Yoshida. 1981. Fundamental of Rice Crop Science. International Rice Research Institute (IRRI). Los Banos. Laguna Philippines.
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
Lampiran 1. Data Tinggi Tanaman 3 MST
Perlakuan Blok Total Rataan
I II III
K0 68,02 64,11 61,57 193,70 64,57
K1 65,16 69,06 59,08 193,30 64,43
K2 67,78 61,84 66,61 196,23 65,41
K3 61,23 69,54 68,92 199,69 66,56
K4 68,20 65,27 64,78 198,25 66,08
K5 62,98 61,00 62,34 186,32 62,11
Total 393,37 390,82 383,30 1167,49
Rataan 65,56 65,14 63,88 64,86
Lampiran 2. Sidik Ragam Data Tinggi Tanaman 3 MST
SK dB JK KT Fhit F0.5
Blok 2,00 9,14 4,57 0,34 tn 4,10
Perlakuan 5,00 37,65 7,53 0,56 tn 3,33
Galat 10,00 134,12 13,41
Total 17,00 180,91
FK 75724,31
KK 5,65%
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
Lampiran 3. Data Tinggi Tanaman 5 MST
Perlakuan Blok Total Rataan
I II III
K0 157,55 152,55 140,11 450,21 150,07
K1 153,57 162,98 145,85 462,40 154,13
K2 162,20 154,29 150,44 466,93 155,64
K3 151,88 163,42 159,26 474,56 158,19
K4 164,38 153,69 160,81 478,88 159,63
K5 160,99 153,88 154,31 469,18 156,39
Total 950,57 940,81 910,78 2802,16
Rataan 158,43 156,80 151,80 155,68
Lampiran 4. Sidik Ragam Data Tinggi Tanaman 5 MST
SK dB JK KT Fhit F0.5
Blok 2,00 143,35 71,68 1,81 tn 4,10
Perlakuan 5,00 168,70 33,74 0,85 tn 3,33
Galat 10,00 396,38 39,64
Total 17,00 708,43
FK 436227,81
KK 4,04%
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
Lampiran 5. Data Tinggi Tanaman 7 MST
Perlakuan Blok Total Rataan
I II III
K0 243,53 244,85 232,90 721,28 240,43
K1 241,20 259,61 255,75 756,56 252,19
K2 264,35 248,45 236,55 749,35 249,78
K3 258,75 263,25 251,50 773,50 257,83
K4 265,90 253,75 255,14 774,79 258,26
K5 257,95 258,27 258,01 774,23 258,08
Total 1531,68 1528,18 1489,85 4549,71
Rataan 255,28 254,70 248,31 252,76
Lampiran 6. Sidik Ragam Data Tinggi Tanaman 7 MST
SK dB JK KT Fhit F0.5
Blok 2,00 179,51 89,76 1,40 tn 4,10
Perlakuan 5,00 736,78 147,36 2,29 tn 3,33
Galat 10,00 642,73 64,27
Total 17,00 1559,02
FK 1149992,28
KK 3,17%
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
Lampiran 7. Data Umur Berbunga
Perlakuan Blok Total Rataan
I II III
K0 51,30 51,80 50,90 154,00 51,33
K1 51,30 50,70 51,10 153,10 51,03
K2 50,80 50,70 50,40 151,90 50,63
K3 51,80 50,70 51,10 153,60 51,20
K4 51,30 51,20 51,20 153,70 51,23
K5 51,00 50,80 51,40 153,20 51,07
Total 307,50 305,90 306,10 919,50
Rataan 51,25 50,98 51,02 51,08
Lampiran 8. Sidik Ragam Data Umur Berbunga
SK dB JK KT Fhit F0.5
Blok 2,00 0,25 0,13 1,02 tn 4,10
Perlakuan 5,00 0,91 0,18 1,47 tn 3,33
Galat 10,00 1,24 0,12
Total 17,00 2,41
FK 46971,13
KK 0,69%
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
Lampiran 9. Data Diameter Batang
Perlakuan Blok Total Rataan
I II III
K0 1,72 1,56 1,45 4,73 1,58
K1 1,66 1,81 1,70 5,18 1,73
K2 1,73 1,86 1,61 5,20 1,73
K3 1,61 1,78 1,68 5,07 1,69
K4 1,84 1,71 1,66 5,21 1,74
K5 1,87 1,72 1,78 5,37 1,79
Total 10,43 10,45 9,88 30,76
Rataan 1,74 1,74 1,65 1,71
Lampiran 10. Sidik Ragam Data Diameter Batang
SK dB JK KT Fhit F0.5
Blok 2,00 0,03 0,02 1,97 tn 4,10
Perlakuan 5,00 0,08 0,02 1,74 tn 3,33
Galat 10,00 0,09 0,01
Total 17,00 0,20
FK 52,57
KK 5,48%
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
Lampiran 11. Data Jumlah Klorofil Daun
Perlakuan Blok Total Rataan
I II III
K0 51,09 48,71 50,52 150,32 50,11
K1 51,10 51,70 53,80 156,60 52,20
K2 52,02 52,17 53,80 157,99 52,66
K3 52,13 47,67 50,48 150,28 50,09
K4 52,44 52,60 50,19 155,23 51,74
K5 51,37 54,72 53,80 159,89 53,30
Total 310,15 307,57 312,59 930,31
Rataan 51,69 51,26 52,10 51,68
Lampiran 12. Sidik Ragam Data Jumlah Klorofil Daun
SK dB JK KT Fhit F0.5
Blok 2,00 2,10 1,05 0,39 tn 4,10
Perlakuan 5,00 26,54 5,31 1,98 tn 3,33
Galat 10,00 26,75 2,68
Total 17,00 55,39
FK 48082,04
KK 3,16%
Jonaha K. Purba : Uji Efektivitas Beberapa Waktu Aplikasi Pupuk Hijau Krinyu (Chromolaena odorata l.) Terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.), 2009.
USU Repository © 2009
Lampiran 13. Data Produksi Per Tanaman
Perlakuan Blok Total Rataan
I II III
K0 115,82 91,36 110,20 317,39 105,80
K1 122,40 133,76 123,20 379,37 126,46
K2 119,14 135,48 126,62 381,23 127,08
K3 124,60 122,72 122,55 369,87 123,29
K4 136,47 130,97 119,57 387,01 129,00
K5 125,34 128,28 130,91 384,53 128,18
Total 743,78 742,58 733,05 2219,41
Rataan 123,96 123,76 122,18 123,30
Lampiran 14. Sidik Ragam Data Produksi Per Tanaman
SK dB JK KT Fhit F0.5
Blok 2,00 11,51 5,76 0,08 tn 4,10
Perlakuan 5,00 1160,78 232,16 3,33 tn 3,33
Galat 10,00 697,75 69,78
Total 17,00 1870,04
FK 273653,50
KK 6,77%