• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Tekanan Darah Anak Obes Di Kotamadya Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Tekanan Darah Anak Obes Di Kotamadya Medan"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LATIHAN FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH

ANAK OBES DI KOTAMADYA MEDAN

TESIS

NUR IMAN MAKMUR 047103006/IKA

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK-SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

2008

(2)

PENGARUH LATIHAN FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH

ANAK OBES DI KOTAMADYA MEDAN

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Kedokteran Klinik (Anak) Dalam Konsentrasi Kesehatan Anak

Pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

NUR IMAN MAKMUR 047103006/IKA

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK-SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

(3)

Judul Tesis : Pengaruh Latihan Fisik terhadap Tekanan Darah Anak Obes di Kotamadya Medan Nama Mahasiswa : Nur Iman Makmur

Nomor Induk Mahasiswa : 047103006/IKA

Program Magister : Magister Kedokteran Klinik Konsentrasi : Kesehatan Anak

Menyetujui Komisi Pembimbing :

( Prof.Dr. H. Rusdidjas,SpA(K) ) Ketua

( Dr. Sri Sofyani, SpA(K)) Anggota

Ketua Program Studi, Ketua TKP-PPDS,

(Prof. Dr. H. Munar Lubis, SpA(K) ) ( Dr. Zainuddin Amir, SpP(K) )

(4)

PERNYATAAN

PENGARUH LATIHAN FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH

ANAK OBES DI KOTAMADYA MEDAN

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 9 September 2008

(5)

Telah diuji

Tanggal : 16 - September - 2008

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof.Dr. H. Rusdidjas, SpA(K) ... Anggota: 1. Dr. Sri Sofyani, SpA(K) ... 2. Prof.Dr.Haris Hasan, SpPD, SpJP(K) ... 3. Prof. Dr. H.M Sjabaroeddin Loebis, SpA(K)... 4. Dr. Muhammad Ali, SpA(K) ...

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamualaikum Wr.Wb,

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang sudah

melimpahruahkan karuniaNya sehingga penulis mampu menyelesaikan

penulisan tesis ini. Shallawat kepada suri tauladan manusia, Rasulullah

Muhammad SAW. Semoga kita mendapat syafaat Baginda kelak di hari

Kebangkitan. Amin.

Penulis menyadari penelitian dan penulisan tesis ini masih jauh dari

kesempurnaan seperti yang diharapkan, oleh sebab itu dengan segala

kerendahan hati penulis mengharapkan masukan yang berharga dari

semua pihak di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyatakan

penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Pembimbing Utama Prof.Dr.H.Rusdidjas, SpA(K) dan Dr.Sri

Sofyani, SpA(K). Pembimbing lainnya Prof.Dr.Hj. Rafita Ramayati,

SpA(K) dan Dr. Oke Rina Ramayani, SpA yang telah memberikan

bimbingan yang amat berharga dalam menyelesaikan tesis ini.

2. Prof.Dr.H. Munar Lubis, SpA(K) dan Prof.Dr.Hj.Bidasari Lubis,

SpA(K) sebagai ketua dan sekretaris PPDS-I IKA Fakultas

(7)

SpA(K) sebagai sekretaris program periode 2007 sampai saat ini

yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan tesis ini.

3. Prof.Dr.H. Guslihan Dasa Tjipta, SpA(K), selaku Ketua Departemen

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran USU/RSUP H. Adam

Malik Medan periode 2003-2006 dan Dr. Ridwan M.Daulay, SpA(K)

selaku Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas

Kedokteran USU/RSUP H. Adam Malik Medan periode 2007

sampai saat ini yang telah memberikan bantuan dalam penelitian

dan penulisan tesis ini.

4. Seluruh staf pengajar di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK USU /

RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan sumbangan

pikiran dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan tesis ini.

5. Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. H. Chairuddin P Lubis,

DTM&H, SpA(K) dan Dekan Fakultas Kedokteran USU yang telah

memberi kesempatan untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter

Spesialis Anak di FK USU.

6. Direktur RS H. Adam Malik, RS Tembakau Deli, RS Dr. Pirngadi

yang memberi sarana bekerja selama mengikuti program

pendidikan.

7. Bapak Ketua Yayasan dan Kepala Sekolah SD Syafiatul, SD

Annizam dan SD PDII yang telah memberi izin fasilitas, sarana dan

(8)

8. Drs.H.Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes yang sudah membimbing

dalam pengolahan data hasil penelitian.

9. Klementina Saing, Purnama Fitri dan teman-teman sejawat PPDS

Ilmu Kesehatan Anak serta semua pihak yang tidak dapat

disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam

terlaksananya penelitian serta penulisan tesis.

Kepada orang-orang tercinta: Ayahanda Alm Purn. H. Makmur,

Ibunda Salmi, Kakak Harti Makmur dan keluarga, Abang Syahmiral

Makmur dan keluarga. Mereka yang penuh dengan doa, pengertian dan

ketabahan, sehingga penulis dapat menuntaskan pendidikan ini. Semoga

budi tulus yang diberikan mendapat imbalan dari Sang Maha Pemberi.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga penelitian dan tulisan ini

bermanfaat bagi kita semua. Amin

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Medan, September- 2008

(9)
(10)

3.6. Persetujuan/informed concent 22

3.7. Etika penelitian 22

3.8. Cara kerja dan alur penelitian 23

3.9. Identifikasi variabel 26

3.10. Definisi operasional 27

3.11. Pengolahan dan analisis data 28

BAB 4. HASIL 29

BAB 5. PEMBAHASAN 32

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 36

6.2. Saran 36

RINGKASAN / SUMMARY 37

DAFTAR PUSTAKA 39

LAMPIRAN 1. Surat pernyataan kesediaan 43

2. Format penelitian 44

3. Kuesioner orang tua 45

4. Surat komite etik 46

5. Data sampel penelitian 48

RIWAYAT HIDUP 49

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Ukuran manset pengukuran tekanan darah 25

Tabel 4.1. Karakteristik dasar subyek penelitian 30

Tabel 4.2. Perbandingan nilai rerata berat badan, tinggi badan

dan indeks masa tubuh serta tekanan darah sebelum

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Diagram obesitas menyebabkan hipertensi 14

Gambar 2.2. Diagram obesitas menyebabkan kerusakan ginjal 18

(13)

DAFTAR SINGKATAN

SD : Sekolah Dasar

FK USU : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

BB : Berat Badan

TB : Tinggi Badan

IMT : Indeks Masa Tubuh

TDS : Tekanan Darah Sistolik

TDD : Tekanan Darah Diastolik

kg : kilogram

cm : centimeter

mmHg : milimeter Hidrargium

dkk : dan kawan-kawan

mnt : menit

mph : meter per hours

rpm : rapid per minute

NCHS : National Center for Health Statistic

CDC : Center for Disease Control and Prevention

TLK : Tebal Lipatan Kulit

dll : dan lain-lain

(14)

DAFTAR LAMBANG

P = Proporsi keadaan yang akan diteliti

P1 = Proporsio efek standar P2 = Proporsio efek yang diteliti Q = (1-P)

d = tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki

= Tingkat kemaknaan

(15)

ABSTRAK

Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Tekanan Darah Anak Obes di Kotamadya Medan

Latar belakang. Obesitas merupakan faktor risiko yang penting untuk terjadinya penyakit-penyakit, antara lain: hipertensi, diabetes mellitus tipe 2 maupun masalah psikososial. Anak obes memiliki kecenderungan tiga kali lipat untuk menderita hipertensi dibanding dengan anak yang tidak obes. Latihan fisik akan mempercepat penurunan berat badan sehingga bila mencapai berat badan normal diharapkan tekanan darah menjadi normal.

Tujuan. Mengetahui pengaruh latihan fisik terhadap tekanan darah anak obes di 3 SD Swasta Kotamadya Medan

Metode. Penelitian dilakukan secara eksperimental pre test- post test satu kelompok di 3 SD Swasta Kotamadya Medan pada rentang bulan Juli - September 2006. Pengambilan sampel dilaksanakan secara consecutive sampling. Sebanyak 50 orang sampel diberi latihan fisik dengan berlari di atas treadmill selama 8 menit dalam waktu 3 x seminggu selama tiga bulan.

Hasil. Dari 50 orang sampel didapatkan rerata indeks massa tubuh (IMT) 27,40% (di atas kurva persentil 95) menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC) WHO. Rerata tekanan darah sistolik pre test dan

post test adalah 107,52 mmHg dan 105,60 mmHg. Tekanan darah

diastolik 75,40 mmHg dan 73,68 mmHg. Sementara rerata berat badan adalah 53,27 kg dan 53,19 kg. Rerata tinggi badan 139,26 cm dan 139, 25 cm. IMT menurun menjadi 27,36% dan berbeda bermakna (p= 0,014). Perbedaan bermakna ditemui pada penurunan tekanan darah sistolik (p = 0,002) dan diastolik (p = 0,007) serta berat badan (p = 0,021), sedangkan untuk tinggi badan tidak terdapat perbedaan bermakna (p = 0,08)

Kesimpulan. Latihan fisik 8 menit dengan berlari di atas treadmill 3 x seminggu selama 3 bulan mempunyai pengaruh untuk menurunkan tekanan darah dan berat badan pada anak obes.

(16)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF PHYSICAL TRAINING TOWARD OBESE CHILDREN BLOOD PRESSURE IN MEDAN CITY

Background. Obesity is the important risk factor to happen some diseases such as hypertension, type 2 diabetic mellitus or psycosocial problems. Obese children have three folded tendency to suffer from hypertension compared to non obese children. Physical training will alter the decrease of body weight that if it reaches normal body weight it is helped that the blood pressure becomes normal.

Objectives. To determine the effect of physical training to the blood pressure of obese children in three private primary schools in Medan city, North Sumatera province

Methods. The research is desain of the one group pre- test post-test experimental study in 3 private primary schools in Medan city for the duration July - September 2006. The sample taking is carried out by the consecutive sampling. The sample are given physical training with treadmill running for 8 minutes in three times in a week for 3 months.

Result. From 50 students it is known that the Body Mass Index (BMI) 27,40% which percentile > 95 according to CDC ( Center for Disease Control and Prevention) by WHO. The average of systolic blood pressure pre test and post test is 107,52 mmHg and 105,60 mmHg. The diastolic pressure is 75,40 mmHg and 73,68 mmHg. Therefore the average of body weight is 53,27 kg and 53,19 kg. The average of body height is 139,258 cm and 139,264 cm. BMI decrease becomes 27,36 % and it had significant difference (p = 0,014). The significantly of difference had decrease of systolic blood pressure (p = 0,02), diastolic blood pressure (p = 0,007) and body weight (p = 0,021), respectively whereas for body height had not significant difference (p = 0,08).

Conclusions. Physical training 8 minutes by treadmill 3 times in a week for 3 month has an effect to decrease the body weight and blood pressure for obese children.

(17)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 . Latar belakang

Anak-anak dan orang dewasa yang mengalami obesitas cenderung

memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang

mempunyai berat badan normal.1 Obesitas merupakan faktor risiko yang

penting untuk terjadinya penyakit-penyakit antara lain: hipertensi, diabetes

mellitus tipe 2, dislipidemia, hipertrofi ventrikel kiri, masalah ortopedik,

maupun masalah psikososial. Oleh sebab itu pencegahan terjadinya

obesitas selama masa muda merupakan faktor yang penting dalam

mengurangi risiko terjadinya penyakit – penyakit di atas.2,3

Obesitas didefinisikan sebagai peningkatan berat badan oleh

karena meningkatnya jaringan lemak tubuh secara berlebihan.2,3

Walaupun banyak metode yang digunakan untuk mengukur lemak

tubuh, Indeks Masa Tubuh (IMT) adalah cara termudah untuk

memperkirakan obesitas serta berkolerasi tinggi dengan massa lemak

tubuh.2 IMT didefinisikan dengan perbandingan antara berat badan (kg)

/ kuadrat tinggi badan (m2). Anak dengan IMT > persentil ke 85

diklasifikasikan sebagai overweight dan IMT ≥ persentil ke 95

diklasifikasikan sebagai obesitas.2,3 Peningkatan Indeks Masa Tubuh

(18)

akan menaikkan 0,56 mmHg tekanan darah sistolik dan 0,54 mmHg

tekanan darah diastolik.1 Untuk menentukan nilai tekanan darah pada

anak, The Task Force on Blood Pressure Control In Children telah

menerbitkan baku tekanan darah pada anak berumur 1-17 tahun.4- 6

Anak obes memiliki kecenderungan tiga kali lipat untuk menderita

hipertensi dibandingkan dengan anak-anak yang tidak obes.7 Pada anak

obes terdapat 20-30% yang menderita hipertensi.2

Prevalensi obesitas meningkat tajam di negara maju maupun di

negara berkembang. Prevalensi obesitas pada anak usia 6-17 tahun

dalam tiga dekade terakhir meningkat dari 7,6 – 10,8% menjadi 13-14% di

Amerika Serikat.3

Prevalensi obesitas di SD Negeri kawasan Jakarta Pusat sebesar

9,6% pada tahun 1998. Anak SD swasta di kawasan Jakarta Timur

menunjukkan hasil sebesar 27,5% pada tahun 2002.2 Penelitian oleh Evi

Kamelia mendapatkan angka kejadian obesitas 20% pada murid SD

swasta dan 9% pada murid SD negeri di Medan pada tahun 1995.8

Hipertensi didefinisikan bila terdapat tekanan darah sistolik dan atau

tekanan darah diastolik >95 persentil menurut jenis kelamin, usia dan

tinggi badan. Keadaan dimana didapatkan tekanan darah sistolik dan

atau tekanan darah diastolik > 90 persentil tapi < 95 persentil dikatakan

normal tinggi dan merupakan faktor risiko yang tinggi untuk menderita

(19)

Latihan fisik pada anak obes bertujuan untuk meningkatkan

penggunaan kalori dengan cara berjalan, naik tangga, bersepeda dan lain

- lain. Latihan fisik akan membantu kecepatan penurunan berat badan.

Berat badan akan berkurang jika pemakaian kalori yang dicapai lewat

latihan fisik melebihi masukan kalori. Apabila berat badan mencapai nilai

normal sesuai usia dan jenis kelamin maka tekanan darah diharapkan

juga akan normal.2,9 Latihan fisik dapat menurunkan tekanan darah pada

remaja dan dewasa yang menderita hipertensi. Penelitian tentang korelasi

antara latihan fisik dan tekanan darah pada anak sangat terbatas.10

Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin meneliti bagaimana hubungan

antara latihan fisik terhadap tekanan darah anak obes.

1.2. Perumusan masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut di atas, maka

dirumuskan masalah: apakah terdapat pengaruh intervensi latihan fisik

terhadap tekanan darah anak obes.

1.3. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah terdapat perbedaan tekanan darah pada

(20)

1.4. Tujuan penelitian

Untuk mengetahui perbedaan tekanan darah anak obes sebelum dan

sesudah diberikan latihan fisik.

1.5. Manfaat penelitian

Penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh latihan fisik

pada anak obes dan berguna untuk data awal bagi penelitian-penelitian

(21)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Latihan fisik (olah raga) adalah pergerakan tubuh yang dilakukan oleh otot

dengan terencana, terstruktur dan berulang yang menyebabkan

pemakaian energi untuk memperbaiki kebugaran fisik.11,12 Kebugaran

yaitu kemampuan seseorang melakukan kegiatan sehari-hari tanpa

keluhan.13

Kebugaran pada anak obes menurun akibat tumpukan lemak tubuh.

Makin tinggi persentase lemak tubuh maka makin jelek penampilan

seorang anak. Kebugaran anak obes dapat meningkat dengan

menurunnya berat badan melalui latihan fisik.13 Latihan fisik pada anak

obes, selain mengatasi obesitasnya, juga menurunkan tekanan darah dan

menguntungkan secara psikis.13-14 Studi oleh Maziekas MT dan kawan

kawan terhadap anak obes berumur 4-17 tahun yang diamati selama satu

tahun setelah melakukan latihan fisik didapatkan penurunan persentase

lemak tubuh yang bermakna.15

2.2. Aturan latihan fisik

Penyusunan program latihan harus tetap mengikuti prinsip-prinsip

olahraga umumnya seperti:

(22)

5x/minggu.11,12

(2). Intensitas: anak obes sebaiknya dengan intensitas ringan sampaIi

sedang.11

(3). Durasi: sebaiknya lama latihan fisik selama 30 menit, tidak termasuk

latihan yang bersifat pemanasan dan pendinginan.11

(4). Tipe: aerobik dan anerobik.11

2.3. Protokol treadmill

Kinerja (performance) uji latihan fisik sangat bergantung pada jenis latihan

fisik dan protokol yang dipakai dalam uji latihan fisik tersebut. Beberapa

protokol yang digunakan mencakup peningkatan secara progresif

terhadap rata-rata kerja tanpa adanya waktu istirahat diantara perubahan

dari peningkatan rata-rata kerja tersebut. Protokol yang digunakan dalam

uji latihan fisik untuk anak tergantung pada usia, kesehatan dan tingkat

kemampuan olah raga dari anak.16

Kerja treadmill ditandai oleh adanya peningkatan pada setiap

kemiringan yang dinyatakan sebagai persen (%), kecepatan treadmill atau

keduanya. Derajat kemiringan menunjukkan jumlah elevasi jarak dengan

menggunakan satuan kaki (feet) untuk setiap 100 kaki (feet) jarak

perjalanan.9,16

Beberapa protokol tredmill yang dipakai dalam uji latihan fisik pada

(23)

1. Protokol Bruce

2. Protokol Balke

3. Protokol Cycle

4. Protokol James

5. Protokol Godfrey

6. Protokol Strong

Protokol Bruce biasanya digunakan bagi anak usia 4-14 tahun

dengan tingkatan

menggunakan stadium (stages). Kecepatan dan derajat stadium

meningkat setiap 3 menit mulai 1,7 sampai 6 mph dan dari 10% sampai

22%.16,17 Keuntungan protokol Bruce ini adalah dapat dipakai untuk

semua umur dan respon fisiologi untuk kerja submaksimal dapat diukur.

Sayangnya protokol ini menggunakan waktu yang lebih lama dari protokol

lainnya, sehingga untuk anak-anak yang lebih muda akan membuat bosan

dan kurang menyenangkan sebab membutuhkan waktu 12 menit.9,16,18

Protokol Balke merupakan protokol yang mempunyai kecepatan

tredmill dengan peningkatan kemiringan yang konstan. Protokol ini

umumnya digunakan untuk anak obes, anak yang kurang fit, anak yang

sangat muda atau yang memiliki sakit kronis.9,16

Protokol Cycle merupakan protokol yang mempunyai irama yang

(24)

berbeda (antara 1 dan 3 menit) yang bertujuan untuk meningkatkan beban

kerja.16

Protokol James merupakan protokol spesifik yang berdasarkan pada

luas permukaan tubuh anak. Protokol ini bertujuan untuk mencapai

keadaan yang melelahkan sehingga dapat memperkirakan tenaga

maksimal yang dikeluarkan serta untuk mengukur perubahan fisiologi

yang terjadi selama uji latihan fisik. Protokol ini memiliki cara kerja yang

hampir serupa dengan protokol Godfrey.16

Protokol Strong merupakan protokol yang mempunyai cara kerja

yang bertujuan untuk menentukan kapasitas kerja fisik pada frekuensi

denyut jantung 170 kali per menit dan untuk menetapkan tingginya kerja

sampai menimbulkan kelelahan atau kapan saatnya latihan fisik distop.16

2.4. Tekanan darah

2.4.1. Definisi: Tekanan darah merupakan hasil perkalian curah jantung dan tahanan vaskuler perifer. Peningkatan curah jantung dan atau

resistensi vaskuler perifer menyebabkan peningkatan tekanan darah. Jika

curah jantung meningkat sementara resistensi vaskuler perifer menurun

dan sebaliknya, maka tekanan darah tidak akan meninggi.19

2.4.2. Batasan tekanan darah: 4

Menurut The Second Task Force batasan-batasan nilai tekanan darah

(25)

• Normal: tekanan darah sistolik dan diastolik < persentil

90 menurut umur dan jenis kelamin

• Normal meninggi: tekanan darah sistolik dan diastolik

diantara persentil 90 dan 95 menurut umur dan jenis

kelamin.

• Hipertensi: tekanan darah sistolik dan diastolik >

persentil 95 menurut umur dan jenis kelamin pada

pengukuran tiga kali berturut-turut

2.4.3. Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi pada pengukuran tekanan darah:6

1. Tidak sesuainya ukuran manset dengan lingkaran dan panjang

lengan anak.

2. Sulitnya mendengar bunyi Korotkoff karena penekanan yang

terlalu kuat pada fossa cubiti.

3. Pembacaan dan interpretasi tekanan darah akan sulit jika anak

ketakutan atau rewel.

4. Tekanan pada pompa dinaikkan kurang dari 20 mmHg di atas

tekanan sistolik.

5. Penurunan pompa yang terlalu cepat sesudah terdengar bunyi

Korotkoff IV.

(26)

dengan pertumbuhan dan perkembangannya.

7. Mata pemeriksa tidak tegak lurus dengan tingginya air raksa

sehingga pembacaan menjadi sulit.

Untuk dapat menemukan tekanan darah tinggi sedini mungkin,

tekanan darah sebagai salah satu pemeriksaan fisik perlu diukur pada

setiap anak. Dianjurkan untuk melakukan tekanan darah pada setiap anak

usia 3 tahun ke atas paling kurang sekali dalam setahun dan bila ada

kecurigaan atau tersangka anak menderita hipertensi pengukuran dapat

dilakukan lebih sering. Bila hipertensi sudah terdeteksi, perlu dilakukan

evaluasi baik terhadap hipertensinya sendiri maupun terhadap faktor

penyebabnya, yaitu hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya

maupun hipertensi sekunder yang penyebabnya sering berhubungan

dengan gangguan ginjal.6

2.5. Obesitas 2.5.1. Definisi

Kata obesitas berasal dari bahasa Latin yang didefinisikan sebagai suatu

kelainan yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh yang

berlebihan.2

Obesitas pada anak merupakan masalah yang kompleks dan

merupakan faktor risiko dini yang penting terhadap banyaknya angka

(27)

hiperkolesterolemia, resistensi insulin, diabetes melitus tipe 2, depresi,

rasa malu, dan dikucilkan keluarga.20-22 Obesitas juga merupakan faktor utama etiologi hipertensi esensial pada anak.23

Secara klinis obesitas dengan mudah dapat dikenali karena

mempunyai tanda yang khas, antara lain wajah yang membulat, pipi

tembem, dagu rangkap dan leher relatif pendek serta perut membucit. 2

2.5.2. Pengukuran obesitas

Pengukuran obesitas diperlukan untuk memastikan diagnosis dan

pemantauan hasil terapi. Pengukuran antara lain dengan pengukuran

antropometri dan laboratorium.2,24 Pengukuran laboratorium tidak

digunakan pada anak karena secara teknis sulit dan tidak praktis.24

Berdasarkan antropometris, obesitas ditentukan berdasarkan tiga

metode pengukuran:2,24

1. Pengukuran berat badan dan hasilnya dibandingkan dengan berat

badan ideal sesuai tinggi badan (BB/TB). Obesitas didefinisikan jika

berat badan menurut tinggi badan di atas persentil 90 atau 120%

dibandingkan berat badan ideal. Cara ini lebih mencerminkan

proporsi atau penampilan tetapi tidak mencerminkan massa lemak

(28)

2. Pengukuran IMT (Indeks Masa Tubuh) yaitu berat badan dalam

kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (kg/m2).

IMT ≥ persentil ke 95 merupakan nilai patokan obesitas.

3. Pengukuran langsung lemak subkutan dengan mengukur tebal

lipatan kulit (TLK). Terdapat empat macam cara pengukuran TLK

yang ideal untuk mendapatkan proporsi lemak tubuh yaitu TLK

biseps, triseps, subscapular dan suprailiaka. Bila TLK triseps di

atas persentil ke-85 merupakan indikator adanya obesitas.

2.6. Intervensi latihan/aktifitas fisik, diet dan modifikasi perilaku pada obesitas.

Nemet, dkk dalam studinya terhadap 22 orang anak obes berusia 6-16

tahun yang diberi kombinasi intervensi diet, aktifitas fisik dan modifikasi

perilaku selama tiga bulan mendapatkan penurunan yang bermakna

terhadap berat badan, IMT dan persentase lemak tubuh. Pemantauan

saat satu tahun kemudian juga menunjukkan hasil yang sama terhadap

penurunan berat badan, IMT dan persentase lemak tubuh.25

Kombinasi intervensi diet dan latihan fisik lebih berhasil dalam tata

laksana obesitas dibandingkan hanya interventi diet saja.26 Penelitian

Ribeiro MM, dkk pada 39 orang anak obes berumur 8-12 tahun yang

diintervensi dengan diet dan latihan fisik didapatkan penurunan tekanan

(29)

Ilyas EI membahas kebugaran pada anak obes. Latihan fisik yang diberikan pada anak disesuaikan dengan tingkat perkembangan motorik,

kemampuan fisik dan umurnya. Pada umur 6-12 tahun atau usia sekolah

lebih tepat untuk memulai dengan keterampilan otot seperti bersepeda,

berenang, menari, berjalan, karate, senam, sepak bola dan basket.

Latihan fisik (olah raga) pada anak obes memberi keuntungan pada

beberapa hal, antara lain menurunkan lemak tubuh, menurunkan tekanan

darah, menguntungkan secara psikis, potensiasi dietary termogenesis,

(30)

2.7. Hubungan tekanan darah dan obesitas

Hubungan antara obesitas dan hipertensi telah lama diketahui namun

mekanisme yang pasti bagaimana terjadinya hipertensi akibat obesitas

hingga saat ini belum jelas. Sebagian besar peneliti menitikberatkan

patofisiologi tersebut pada 3 hal utama yaitu adanya gangguan sistem

autonom, resistensi insulin serta abnormalitas struktur dan fungsi

pembuluh darah. Ketiga hal tersebut dapat saling mempengaruhi satu

dengan lainnya.7,29-32 Gambar 1 memaparkan jalur (pathways) hipertensi

yang disebabkan oleh obesitas.

(31)

JP Montani, V Antic, Z Yang Z, Abdul D. Int J of Obesity. 2002; Suppl 2:28-38

Patogenesis obesitas sehingga mengakibatkan suatu hipertensi

merupakan hal yang kompleks karena penyebabnya multifaktorial dan

saling berhubungan. Leptin, asam lemak bebas dan insulin serta

obstructive sleep apnea yang meningkat pada anak obes akan

menyebabkan konstriksi dan aktivitas sistem saraf simpatis. Resistensi

insulin dan disfungsi endotelial juga menyebabkan vasokonstriksi.

Peningkatan aktivitas saraf simpatis ginjal, resistensi insulin dan

hiperaktifitas sistem renin angiotensin menjadikan reabsorpsi natrium

pada ginjal meninggi. Semua faktor-faktor di atas akan mengakibatkan

terjadinya hipertensi.32-36

2.7.1. Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis

Aktivitas dan vasokonstriksi sistem saraf simpatis yang meningkat diduga

kuat berperan besar terhadap terjadinya hipertensi pada obesitas. Kadar

leptin, asam lemak bebas dan insulin serta obstructive sleep apnea

merupakan faktor-faktor penyebab peningkatan dan vasokonstriksi sistem

saraf simpatis tersebut. Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis ginjal

dan sistem renin angiotensin, akhirnya juga akan menyebabkan

reabsorpsi natrium pada tubulus renal meninggi. Interaksi berbagai

(32)

Nervus aferen ginjal akan merangsang aliran saraf simpatis pada gagal ginjal terminal, namun pada anak obes mekanisme ini masih

menjadi pertanyaan.31

Latihan fisik akan menurunkan aktivitas saraf simpatis dimana terjadi

hambatan aliran saraf simpatis ginjal, namun apakah gaya hidup, aktifitas

yang kurang dan kondisi kejiwaan anak obes dapat meningkatkan

aktivitas saraf simpatis masih belum dapat dijelaskan.31

2.7.2. Resistensi Insulin

Resistensi insulin adalah apabila kadar insulin puasa dalam darah >18

U/mL. Anak perempuan memiliki resistensi insulin yang lebih besar

daripada anak laki-laki di i usia perkembangan seksual yang sama

meskipun belum jelas apakah perbedaan ini disebabkan faktor-faktor

khusus atau karena kandungan lemak tubuh yang lebih banyak pada anak

perempuan.29 Penelitian oleh Bell LM, dkk terhadap anak obes yang

diberikan latihan fisik selama 8 minggu didapati penurunan resistensi

insulin yang bermakna.32

Resistensi insulin diduga merupakan manifestasi awal terjadinya

(33)

2.7.3. Abnormalitas pembuluh darah ginjal

Jaringan lemak yang berlebihan pada sinus medula ginjal menyebabkan

kompresi dan tekanan dalam ginjal. Hal ini akan menyebabkan kompresi

pada loop of Henle, penurunan aliran darah vasa recta dan peninggian

reabsorpsi tubulus ginjal sehingga mengakibatkan hipertensi.35

2.8. Obesitas dan Fungsi Ginjal

Pada obesitas terjadi beberapa perubahan struktur dan fungsi ginjal.

Aktifitas sistem saraf simpatis dan renin angiotensin menyebabkan

peningkatan kadar aldosteron sehingga terjadi retensi natrium dan

tekanan arteri yang meninggi. Tekanan ginjal yang bertambah karena

dikelilingi oleh timbunan lemak dan perubahan strukturnya menyebabkan

hipertensi dan kerusakan glomerulus ginjal lebih berat,34-36 Gambar 2

menunjukkan kerusakan ginjal akibat obesitas.34

Hall JE mendapatkan kerusakan glomerular yang bermakna,

pembesaran kapsula Bowman, peningkatan proliferasi sel glomerular dan

(34)

(35)
(36)

BAB 3. METODOLOGI

3.1. Desain

Penelitian ini bersifat eksperimental pada satu kelompok pre-test post test

(the one group pre- test post- test experimental study) untuk mengetahui

perbedaan tekanan darah anak obes di 3 SD Swasta Kotamadya Medan

sebelum dan sesudah latihan fisik .

3.2. Tempat dan waktu

Penelitian dilaksanakan di 3 SD Swasta Kotamadya Medan, yakni: SD

Syafiatul, Annizam dan PDII yang berlangsung dalam rentang bulan Juli

– September 2006.

3.3. Populasi penelitian

Populasi penelitian adalah anak obes sekolah dasar berumur 6-12 tahun

dimana ditentukan dengan IMT dan dilakukan pemeriksaan tekanan

darah.

Sampel adalah bagian dari populasi terpilih yang diambil dengan

cara Consecutive Sampling dimana semua subyek yang memenuhi

kriteria inklusi dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang

(37)

3.4 Perkiraan besar sampel

Besar sampel ditentukan dengan rumus sampel tunggal untuk uji hipotesis

proporsi suatu populasi:37

Dengan menggunakan rumus di atas maka diperoleh sampel 50 orang

(38)

3.5.2. Kriteria eksklusi

1. Anak hipertensi sekunder

2. Anak dengan kelainan jantung bawaan

3. Tidak sedang menjalani suatu program diet

3.6. Persetujuan / informed consent

Semua subjek penelitian akan diminta persetujuan dari orang tua setelah

dilakukan penjelasan terlebih dahulu mengenai latihan fisik dan

pengukuran tekanan darah,berat badan, tinggi badan dan indeks masa

tubuh yang akan dilakukan. Formulir Persetujuan Kesediaan dan draft

penjelasan sebagaimana terlampir dalam tesis ini.

3.7. Etika penelitian

Penelitian ini disetujui oleh Komite Etik Penelitian Bidang Kesehatan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, seperti yang terlampir

pada tesis ini.

(39)
(40)

95) kurva IMT NCHS WHO (2000)

2. Data dasar anak dicatat dalam satu lembaran isian (lampiran).

Pengukuran antropometri dilakukan dengan mengukur berat

badan (BB) dengan menggunakan Timbangan berat badan ®

Camry tipe EB 6571 dengan akurasi 0,1 kg. BB diukur pada

anak berpakaian seragam sekolah tanpa sepatu, dengan

kantong baju dan kantong celana tanpa isi. Tinggi badan (TB)

diukur dengan Staturemeter 2 M dengan akurasi 0,5 cm. Anak

berdiri tegak rapat ke dinding tanpa memakai alas kaki dengan

tumit pada posisi bidang vertikal yang sama. Kedua lengan

dalam posisi relaks di samping dan wajah tegak lurus

menghadap ke depan.

Untuk melihat angka pada pengukuran tinggi badan diletakkan

mistar segi tiga dari kayu, tegak lurus terhadap pengukur dan

tepat di atas kepala subyek.

3.Pengukuran tekanan darah dilakukan di ruangan yang

tenang menggunakan tensimeter air raksa. Ukuran manset

yang dipakai disesuaikan dengan panjang lengan anak dan

menutup 2/3 lebar lengan anak. Setelah anak istirahat sekitar 5

menit,maka dimulai pemeriksaan tekanan darah.4-6

(41)

Tabel 1. Ukuran – ukuran manset untuk pengukuran tekanan darah.

Nama Manset Lebar kantong karet (cm) Panjang kantong karet (cm)

• Neonatus 2,5 – 4 5 – 9

• Bayi 4 – 6 11,5 – 18

• Anak 7,5 – 9 17 – 9

Dahler Bahrun.Hipertensi Sistemik. Dalam: Alatas H, Tambunan T, Trihono PP, Pardede SO, penyunting. Buku ajar nefrologi anak. Edisi ke-2. Jakarta.IDAI. 2002.h.242-287

Posisi sampel duduk dengan lengan lurus di samping badan

dengan resrvoir air raksa setinggi jantung. Lokasi pengukuran

pada lengan atas kanan dimana posisi lengan kanan terbuka

dan terletak di atas permukaan yang rata dan fossa cubiti sejajar

dengan posisi jantung.4-6

Pengukuran dilakukan oleh dua orang yang berbeda pada

masing-masing anak kemudian diambil rerata dari pengukuran

tersebut. Dilakukan pengukuran yang ketiga jika didapatkan

perbedaan yang lebih atau sama dengan 5 mmHg pada tekanan

darah sistolik dan atau diastolik.

Batasan tekanan darah sistolik untuk anak usia 1-13 tahun

adalah pertama terdengar bunyi Korotkof I, tekanan darah

diastolik adalah bunyi Korotkof IV mulai menghilang. Nilai normal

(42)

menggunakan kurva persentil tekanan darah untuk anak dan

remaja.4-6

4. Semua subyek memakai alat Treadmill ® seri XF-797 B, Oma

Metal Medical Co,Ltd selama 8 menit,9 dan memakai protokol

Balke16, yaitu:

a). pemanasan berupa berjalan di atas treadmill selama 2 menit

b). latihan fisik berlari di atas treadmill dengan kecepatan 1,73

mil/jam dan kemiringan 100 selama 8 menit.

c). pemulihan dengan berjalan di atas treadmill dengan sudut

kemiringan00

5. Latihan fisik dengan berlari di atas treadmill ini berlangsung 3x

seminggu selama 3 bulan.9,12 Setelah 3 bulan dilakukan kembali

penimbangan BB, pengukuran TB, IMT dan tekanan darah.

Tekanan darah diukur antara jam 07.00 - 08.00 WIB sebelum

subyek melakukan aktifitas oleh asisten peneliti.

6. Latihan fisik dilakukan di sekolah masing-masing sampel dan di

awasi oleh peneliti.

3.9. Identifikasi variabel

3.9.1. Variabel Bebas Skala

- Anak obes Nominal

- Latihan fisik Nominal

(43)

- Berat badan Numerik

- Tinggi badan Numerik

- Indeks masa tubuh Numerik

- Tekanan darah Numerik

3.9.3. Variabel Perancu

- Diet Numerik

- Riwayat Keluarga Nominal

- Sosio ekonomi Ordinal

3.10. Definisi Operasional

3.10.1. Latihan fisik pada penelitian ini adalah latihan fisik dengan

menggunakan treadmill yang berlangsung 3x seminggu selama 3 bulan,

masing-masing 8 menit setiap subyek.

3.10.2. Indeks Masa Tubuh dihitung berdasarkan rumus berat badan

( dalam kg) dibagi tinggi badan2 (m) kuadrat, dinyatakan dalam kg/m2

3.10.3. Obesitas ditegakkan berdasarkan pengukutan IMT dan

berada pada ≥ persentil 95 kurva IMT NCHS WHO (2000).2 Pada

penelitian ini subyek tidak mengalami hipertensi sekunder, kelainan

kardiovaskuler, anak obes sekunder dan tidak sedang menjalani suatu

(44)

3.11. Pengolahan dan analisis data

Data yang terkumpul akan diolah, dianalisis, dan disajikan dengan

menggunakan program komputer (SPSS versi 14,0 dan Microsoft Excell

tahun 2003). Uji statistik berat badan sebelum dan sesudah latihan fisik

memakai uji t dependent berpasangan. Uji statistik tekanan darah sistolik

dan diastolik memakai uji Wilcoxon Signed Ranks Test. Uji bermakna bila

(45)

BAB 4. HASIL

PARTISIPAN, n = 72

SESUAI KRITERIA INKLUSI n = 50

ANALISA LENGKAP, n = 50

Gambar 4.1. CONSORT PENELITIAN

Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa persentase obesitas lebih banyak

diderita oleh anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan dengan

(46)

Tabel 1. Karakteristik dasar subyek penelitian

Mean SD Minimum Maksimum

Umur (thn) 10.20 1,07 7 12

Berat Badan (kg) 53,27 9,05 39 73

Tinggi Badan (cm) 139,26 10,58 117,4 158,2

IMT (kg/m2) 27,40 2,94 20,1 34,7

Tekanan Darah (mmHg)

- Sistolik 107,52 11,13 90 136

- Diastolik 75.40 6,76 60 9

Dari tabel 1 terlihat bahwa umur rerata anak yang ikut dalam penelitian

adalah 10,20 tahun dengan rerata berat badan 53,27 kg, tinggi badan

139,26 cm, IMT 27,40. Rerata tekanan darah sistolik dan tekanan darah

(47)

Tabel 2. Perbandingan nilai rerata berat badan, tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah latihan fisik

Sebelum Sesudah P

Berat badan (kg) 53,27 53,19 0,021

Tinggi badan (cm) 139,25 139,26 0,83

IMT (kg/m2) 27,4 27,36 0,014

Tekanan darah (mmHg)

- Sistolik 107,52 105,60 0,002

- Diastolik 75,40 73,68 0,007

Dari tabel 2 terlihat bahwa terdapat perbedaan bermakna nilai rerata berat

badan, tekanan darah sistolik dan diatolik sebelum dan sesudah latihan

fisik (P < 0,05). Sementara untuk tinggi badan tidak terdapat perbedaan

(48)

BAB 5. PEMBAHASAN

Data hasil studi ini menunjukkan prevalensi obesitas lebih banyak didapati

pada anak laki-laki dibanding anak perempuan (60% : 40%). Penelitian

sebelumnya di Indonesia menurut SUSENAS tahun1992 menemukan

prevalensi obesitas pada anak perempuan 8%, sementara pada anak

laki-laki 6,3% di daerah perkotaan.2

Sorof dkk melaporkan prevalensi anak obes sebanyak tiga kali

lipat untuk menderita hipertensi dibandingkan dengan anak non obes,

dimana prevalensi hipertensi sistolik 50% pada anak obes dan hipertensi

diastolik 30% pada anak non obes.7 Pada anak obes terdapat 20-30%

yang menderita tekanan darah tinggi.2

Tekanan darah normal anak-anak bervariasi, oleh karena banyak

faktor yang mempengaruhinya, antara lain: umur, jenis kelamin, tinggi

badan, berat badan, sosioekonomi, warna kulit dan tempat tinggal.6,38

Ariani A meneliti tekanan darah pada anak SD yang tinggal di daerah

pegunungan dan tepi pantai tidak terdapat perbedaan bermakna

terhadap prevalensi hipertensi.39 Penelitian oleh Saing JH, dkk

menyimpulkan angka kejadian hipertensi anak 15-18 tahun antara

daerah perkotaan dan pinggiran kota tidak dijumpai perbedaan

bermakna.40

Dengan bertambahnya umur, berat badan dan tinggi badan ikut

(49)

berpengaruh terhadap nilai tekanan darah anak. Anak yang lebih berat

atau lebih tinggi, mempunyai nilai tekanan darah yang lebih tinggi

dibandingkan dengan anak sebaya yang badannya lebih kurus pada usia

dan jenis kelamin yang sama.6

Peningkatan Indeks Masa Tubuh akan meningkatkan tekanan

darah seorang anak.Setiap kenaikan 1 IMT akan menaikkan 0,56 mmHg

tekanan darah sistolik dan 0,54 mmHg tekanan darah diastolik.1

Hubungan antara obesitas dan hipertensi pada anak-anak telah

dilaporkan pada beberapa studi di antara beragam etnis dan ras, dengan

semua hasil studi mendapatkan adanya tekanan darah yang lebih tinggi

dan atau prevalensi yang lebih tinggi untuk terjadinya hipertensi pada

anak-anak obesitas dibandingkan anak-anak yang normal.7

Beberapa studi dilakukan pada anak obes yang difokuskan

melalui pendekatan latihan/aktifitas fisik, diet, mengubah pola hidup dan

keterlibatan keluarga. Peranan farmakologi dalam manajemen anak obes

masih kontroversial. Efek positif dari penurunan berat badan terhadap

tekanan darah pada anak-anak telah banyak dilaporkan.2 Terdapat

penurunan tekanan darah sebanyak 8/7 mmHg dengan penurunan berat

badan 3,9 kg setelah intervensi latihan fisik dan diet selama 3 minggu

pada anak-anak obes.7 Pada anak sehat yang diberikan latihan fisik

dengan treadmill menunjukkan penurunan IMT dan tekanan darah.

(50)

anak berumur 5 tahun.43 Nemet D, dkk menyimpulkan keuntungan

intervensi latihan fisik, diet dan modifikasi perilaku selama tiga bulan dan

satu tahun pengamatan terhadap penurunan berat badan dan tekanan

darah.25 Maziekas MT, dkk menemukan penurunan persentase lemak

tubuh pada anak dan remaja obes setelah melakukan latihan fisik.15

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan fisik

terhadap perubahan berat badan dan tekanan darah sebelum dan

sesudah latihan fisik. Terdapat penurunan tekanan darah sistolik

1.92mmHg dan tekanan darah diastolik 1,72 mmHg setelah 3 bulan

diberikan latihan fisik berlari di atas treadmill selama 8 menit dalam 3 kali

seminggu.

Banyak studi menunjukkan penurunan tekanan darah diinduksi oleh

penurunan berat badan pada anak obesitas. Hal ini menunjukkan bahwa

penurunan tekanan darah berhubungan langsung terhadap penurunan

berat badan. Roccini dkk melakukan penelitian pada 72 orang anak obes

selama 20 minggu yang dikelompokkan menjadi 3 kelompok dimana

kelompok pertama dengan intervensi diet saja, kelompok kedua diet dan

latihan fisik serta kelompok ketiga sebagai kontrol (tidak ada intervensi).

Dijumpai penurunan tekanan darah sistolik 10 mmHg pada kelompok

pertama sedang pada kelompok kedua terjadi penurunan 16 mmHg,

sementara pada kelompok ketiga sebagai kelompok kontrol terdapat

(51)

bahwa penurunan berat badan yang mengikutsertakan aktivitas dan atau

diet sangat menentukan dalam penatalaksanaan anak-anak obesitas yang

mengalami hipertensi.26

Begitu juga pada penelitian ini, penurunan tekanan darah darah

diinduksi oleh penurunan berat badan. Rerata berat badan sebelum

latihan fisik adalah 53,27 kg dan tejadi penurunan menjadi 53,11 kg ( 0,16

kg). Namun pengaruh diet tidak diikutsertakan.

4.3. Keterbatasan Penelitian

Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, antara lain :

1. Tidak dapat dikontrolnya diet sampel selama penelitian berlangsung,

baik saat berada di sekolah maupun di rumah.

2. Tidak dapat dikontrolnya latihan fisik subyek selain intervensi latihan

(52)

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Latihan fisik dengan berlari di atas treatmill 8 menit 3 kali seminggu

selama 3 bulan menurunkan rerata berat badan 0,16 kg dan rerata

tekanan darah sistolik 1,92mmHg serta tekanan darah diastolik 1,72

mmHg pada anak obes.

6.2. Saran

Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan meneliti pengaruh diet dan

pemantauan latihan fisik di rumah terhadap tekanan darah anak obes

yang diberikan intervensi latihan fisik. Tekanan darah sebaiknya

dikelompokkan berdasarkan umur dan jenis kelamin subyek penelitian.

Jumlah sampel sebaiknya diperbanyak agar hasil penelitian lebih mewakili

(53)

RINGKASAN

Latihan fisik adalah pergerakan tubuh yang dilakukan oleh otot dengan terencana dan berulang yang menyebabkan peningkatan pemakaian energi untuk memperbaiki kebugaran fisik. Latihan fisik akan menurunkan berat badan pada anak obes sehingga terhindar dari faktor-faktor resiko terjadinya penyakit-penyakit seperti hipertensi, diabetes mellitus tipe 2 dan masalah-masalah psikososial.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tekanan darah anak obes setelah melakukan latihan fisik dengan berlari di atas treadmill 8 menit, tiga kali seminggu selama tiga bulan.

Anak obes berumur 6-12 tahun di 3 SD Swasta Kotamadya Medan diambil secara Consecutive Sampling berdasarkan IMT, bukan penderita hipertensi sekunder, obesitas sekunder dan kelainan kardiovaskuler serta tidak sedang menjalani program diet. Pada 50 orang anak dilakukan pemeriksaan tekanan darah lalu dilakukan intervensi berlari di atas

treadmill dan diperiksa kembali tekanan darah 3 bulan kemudian.

Pemeriksaan terhadap BB, TB dan IMT juga dilakukan sebelum dan sesudah 3 bulan latihan fisik dengan treadmill.

(54)

SUMMARY

Exercise is defined as any body movement produced by skeletal muscle that result in energy expenditure that is planned and repetitive with a goal of improving physical fitness. Exercise will be increased calory requipment so that body weight decreased and blood pressure will be decrease too. There is avoided of risk factor obesity were hypertension, diabetes mellitus type 2 or psychosocial problems.

The aim of this study to identification from the different of blood pressure toward exercise in obese children with running on treadmill 8 minutes, 3 times a week in 3 months.

The obese children of age 6 – 12 years old in three privates primary school in Medan City got by consecutive sampling base on body mass index. Fifty obese children are not suffered secondary hypertension, secondary obese, cardiovascular disease and not doing diet program. The measured of body weight, body length, body mass index and blood pressure before and after exercise.

(55)

DAFTAR PUSTAKA

1. He Q, Ding ZY, Tak Fong DY, Karlberg J. Blood pressure is associated with body mass index in both normal and obese children. Hypertension. 2000; 36:165-70

2. Sjarif DR. Obesitas pada anak dan permasalahannya. Dalam: Trihono PP, Pudjiarto SP, Sjarif DR, penyunting. Hot Topics in Pediatrics II. Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak XLV. 18-19 Februari 2002. Jakarta: BP FKUI, 2002. h. 218-19-34

3. Lenders CM, Hoppin AG, Evaluation and management of obesity. Dalam: Walker WA, Watkins JB, Duggan C, penyunting. Nutrition in Pediatrics Basic Science and Clinical Application. Edisi ke-3. Hamilton. London: BC Decker Inc, 2003. h. 917-31

4. National High Blood Pressure Education Program Working Group on Hypertension Control in Children and Adoslescents. Update on the 1987 Task Force report on high blood pressure in children and adoslescents: A Working Group Report from the National High Blood Pressure Education Program. Pediatrics.1996; 98:649-58

5. National High Blood Pressure Education Program Working Group on Hypertension Control in Children and Adoslescent. The Fourth report on the diagnosis, evaluation and treatment of hight blood bressure in children and adoslescent. Pediatrics. 2004; 114:555-73

6. Bahrun D. Hipertensi sistemik. Dalam: Alatas H, Tambunan T, Trihono PP, Pardede SO, penyunting. Buku ajar nefrologi anak. Edisi ke-2. Jakarta: IDAI, 2002. h. 242-287

7. Sorof J, Daniels S. Obesity hypertension in children a problem of epidemic proportions. Hypertension. 2002; 40:441-47

8. Kamelia E. Kejadian obesitas pada anak usia 10-13 tahun di tiga sekolah dasar negeri dan tiga sekolah dasar swasta kotamadya Medan (tesis). Medan: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK USU,1999 9. American College of Sports Medicine. ACSM’s guidelines for exercise

testing and prescription. Dalam: Soegiarto B, Suyono YJ, Anggraini D, editor. Panduan uji latihan jasmani dan peresepannya. Edisi ke-5. Jakarta: EGC, 2004. h. 185-188

10. Hofman A, Walter HJ, Connelly PA, Vaughan RD. Blood pressure and physical fitness in children. Hypertension. 1987; 9:188-97

11. Committee on Sports Medicine and Fitness. Assesing physical activity and fitness in the office setting. Pediatrics. 1994; 93:686-88

12. Tumbelaka G. Pedoman olah raga untuk usia anak sekolah (usia 6-18 tahun). Buletin IDAI. 2007; 52: XXVII. h. 40-46

(56)

kembang anak. Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak XXXV, 11-12 Agustus 1995, Jakarta:BP FKUI, 1995. h. 89-102 14. American Academy of Pediatrics. Committee on Sports Medicine and

Fitness and Committee on School Health. Physical fitness and activity in schools. Pediatrics. 2000; 105:1156-57

15. Maziekas MT, LeMura LM, Stoddard NM, Kaercher S, Martucci T. Follow up exercise studies in paediatric obesity: implications for long term effectiveness. Br J Sports Med. 2003; 37:425-29

16. Washington RL, Bricker JT, Alpert SA, Daniels SR, Deckelbaum RJ, dkk. Guidelines for exercise testing in the pediatrics age group. From the committee on atherosclerosis and hypertension in children, council on cardiovasculer disease in the young, the American heart association. Circulation. 1994; 90:2166-78

17. MK Lenk, D Alehan, A Celiker, F Alpay, U Sarici. Bruce treadmill test in healthy Turkish children: endurance time, heart rate, blood pressure and electrocardiographic changes. Turk J Pediatr. 1998; 40(2):167-75 18. Fletcher GF, Balady GJ, Amsterdam EA, Chaitman B, Eckel R, dkk.

Exercise standards for testing and training. Circulation. 2001; 104:1694-1740

19. Bernstein D. Systemic hypertension. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, Stanton BF,penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi 18. Philadelphia: WB Saunders, 2007. h. 1988-95

20. American Academy of Pediatrics. Committee on Nutrition. Prevention of pediatric overweight and obesity. Pediatrics. 2003; 112:424-30

21. Hannon TS, Rao G, Arslanian SA. Childhood obesity and type 2 diabetes mellitus. Pediatrics. 2005; 116:473-80

22. Sjoberg RL, Nillson KW, Leppert J. Obesity, shame, and depression in school age children: a population based study. Pediatrics. 2005; 116:389-92

23. Lima EM. Assessment of risk factors associated with elevated blood pressure in children and adolescent. Jornal de Pediatria. 2004; 80:3-4 24. Nasar SS. Obesitas pada Anak: Aspek klinis dan pencegahannya.

Dalam: Samsudin, Nasar SS, Sjarif DR, penyunting. Masalah gizi ganda dan tumbuh kembang anak. Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak XXXV, 11-12 Agustus. 1995, Jakarta:BP FKUI, 1995. h. 68-81

25. Nemet D, Barkan S, Epstein Y, Friedland O, Kowen G. Short and long term beneficial effect of a combined dietary-behavioral-physical activity intervention for the treatment of childhood obesity. Pediatrics. 2005; 115:443-9

(57)

27. Ribeiro MM, Silva AG, Santos NS, Guazzelle I, Matos LNJ, dkk. Diet and exercise training restore blood pressure and vasodillatory responses during physiological maneuvers in obese children. Circulation. 2005; 111:1915-23

28. Rocchini AP, Katch V, Anderson J, Hinderliter J, Becque D, dkk. Blood pressure in obese adolescent: Effect of weight loss. Pediatrics. 1988; 82:16-23

29. Umboh A, Kasie J, Edwin J. Hubungan antara resistensi insulin dan tekanan darah pada anak obes. Sari Pediatri. 2007; 8:289-93

30. Montani JP, Antic V, Yang Z, Dullo A. Pathway from obesity to hypertension: From the perspective of a vicious triangle. Int J of Obesity. 2002; Suppl 2:28-38

31. Esler M, Straznicky N, Eikelis N, Masuo K, Lambert G, dkk. Mechanism of Activation in Obesity Related Hypertension. Hypertension. 2006; 48:787-96

32. Bell LM, Watts K, Siafarikas A, Thompson A, Ratnam N, Bulsara M, Finn J, dkk. Exercise alone reduces insulin resistance in obese children independently of changes in body composition. J Clin Endocrinol Metab. 2007; 92:4230-35

33. Rocchini AP. Adolescent obesity and hypertension: adolescent obesity and hypertension. American Society of Hypertension. 2000; 4:5-6

34. Hall JE. The kidney, hypertension, and obesity. Hypertension. 2003; 41:625-33

35. Rahmouni K, Correia MLG, Haynes WG, Mark AL. Obesity-Associated Hypertension. New Insight In to Mechanisms. Hypertension. 2005; 45:9-14

36. Becker MMC, Silva OB, Moreira IEG, Victor EG. Arterial Blood Pressure in Adolescent During Exercise Stress Testing. Arq Bras Cardiol. 2007; 88(3):297-300

37. Madiyono B, Mz MS, Sastroasmoro S, Budiman I, Purwanto SH. Perkiraan besar sampel. Dalam: Sastroasomoro S, Ismael S, penyunting. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis.Edisi ke-2. Jakarta: Sagung Seto, 2002. h. 259-86

38. Kher KK. Hypertension. Dalam:Kher KK, Makker SP, penyunting. Clinical pediatric nephrology. Singapura:Mc Graw-Hill International, 1992. h. 323-76

39. Ariani A. Studi tekanan darah pada anak sekolah dasar yang tinggal di daerah pegunungan dan tepi pantai (tesis).Medan:Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK USU,1998

(58)

41. Garcia FD, Terra AF, Queiroz AM, Correia CA, Ramos PS, Ferreira QT, dkk. Evaluation of risk factors associated with increase blood pressure in children. J Pediatr (Rio J). 2004; 80(1):29-34

42. Chiolero A, Bovet P, Paradis G, Paccaud F. Has blood pressure increase in children in response to the obesity epidemic. Pediatrics. 2007; 119(3):544-53

(59)

Lampiran 1

SURAT PERSETUJUAN KESEDIAAN Bapak/Ibu yang terhormat

Kegemukan pada anak cenderung menetap sampai dewasa dan merupakan faktor risiko untuk timbulnya penyakit-penyakit di kemudian hari, antara lain hipertensi, diabetes mellitus (kencing manis), dislipidemia (gangguan pencernaan lemak), maupun masalah psikososial (rasa malu, rendah diri, dikucilkan kawan dan keluarga dll)

Pada saat ini Subbagian Nefrologi Anak RSHAM FK USU sedang melakukan penelitian mengenai ” Pengaruh latihan fisik terhadap tekanan darah anak obes di 3 SD Swasta Kotamadya Medan.”

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tekanan darah seorang anak obesitas. Kami akan mengadakan tanya jawab dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan tersebut tidak menyebabkan efek samping. Pada anak akan dilakukan latihan fisik berupa berlari di tempat di atas treadmill selama 8 menit dalam 3x seminggu selama 3 bulan.

Penelitian ini diikuti dengan sukarela dan tanpa dipungut biaya. Hal yang berhubungan dengan penelitian akan kami simpan sebagai rahasia. Bila Bapak/Ibu menyetujui, mohon surat persetujuan ini putera/ puteri kami untuk diikutsertakan dalam penelitian:

(60)

Lampiran 2

Tanggal :... No :...

LEMBAR FORMAT PENELITIAN

PENGARUH LATIHAN FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH ANAK OBES DI 3 SD SWASTA KOTAMADYA MEDAN

IDENTIFIKASI SAMPEL

1. NAMA :

2. JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI / PEREMPUAN*

3. USIA :

4. NAMA AYAH :

5. NAMA IBU :

DATA PENELITIAN

1. BERAT BADAN : kg

2. TINGGI BADAN : cm

3. IMT : kg/m2

4. TEKANAN DARAH : mmHg

Keterangan:

(61)

Formulir kuesioner untuk orang tua murid Nama Murid:

- Pendapat Ayah tentang kegemukan pada sang anak: ... Data Ibu

- Nama : ...- Umur : ...thn

- Berat badan: ...kg, Tinggi badan : ...cm

- Pendapat Ibu tentang kegemukan pada sang anak:... • Adakah upaya keluarga menurunkan berat badan ananda? (ada/tidak )

- bila ada, sebutkan:..., sejak :... • Apakah ananda mempunyai penyakit ginjal? (ada / tidak)

- bila ada, sebutkan:..., sejak :... • Apakah ananda mempunyai penyakit jantung? (ada / tidak ) - bila ada, sebutkan:..., sejak :... • Adakah anggota keluarga lainnya yang kegemukan? (ada / tidak)

- bila ada, sebutkan siapa:...

• Apakah keluarga mengetahui anak menderita darah tinggi? (ya/tidak) t - bila ya, upaya apa yang dilakukan untuk mengatasinya:... • Adakah anggota keluarga lain yang menderita tekanan darah tinggi? (ada / tidak )- bila ada, sebutkan : ...sejak:... • Adakah anggota keluarga lainnya yang menderita penyakit jantung?

(ada / tidak )- bila ada, sebutkan : ...

• Apakah ananda berolah raga di rumah dengan teratur? (ya / tidak ) - bila ya, jenisnya:...: brp kali/mg?...x durasi:...jam

Terima kasih atas partisipasi orang tua terhadap penelitian yang akan

(62)

DATA SAMPEL PENELITIAN

(63)
(64)

42 M. Fadli L 10 58.2 58.3 158.2 158.2 23,26 23,30 100 80 100 78

43 M. Reza Pinem L 11 60.7 60,5 140 140 30,97 30,88 110 70 100 60

44 Siti R.. Pinem P 9 60 60 141.3 141.3 30,06 30,06 100 70 100 70

45 Sania Ginting P 10 42 42 122 122,03 28,21 28,20 100 70 98 74

46 Yogi Andriono L 11 56.6 56.5 140 140 28,87 28,83 120 80 110 78

47 Maheswar P 11 43 43 138.7 138.7 22,36 22,36 120 80 110 80

48 Nova Akila Sari P 10 48 47.8 128 128 29,30 29,18 100 70 98 76

49 Tri Putri UK P 10 43 43 123.4 123.4 28,25 28,25 110 80 110 78

(65)

Surat Komite Etik

(66)

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap : Nur Iman Makmur

Tanggal lahir : 10 November 1971

Tempat lahir : Bukittinggi

Alamat : Jl. Jamin Ginting, Gg. H. Arif 14 Pd Bulan,

Medan

Pendidikan

1. Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Maninjau, Kab Agam,

Sumbar, tamat tahun 1984

2. Sekolah Menengah Pertama di SMPN 1 Maninjau, Kab

Agam, Sumbar, tamat tahun 1987

3. Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri Maninjau, Kab

Agam, Sumbar, tamat tahun 1990

4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, tamat

tahun 1997

Riwayat Pekerjaan

• Dokter Honorer di RS Pertamina Rantau , Kuala

Simpang, Aceh Timur tahun 1997-1998

• Dokter PTT di Puskesmas Kumpeh Ulu dan

Puskesmas Tempino, Kab Batang Hari, Jambi,

(67)

• Dokter PNS di Puskesmas Kebon IX, Kab Muaro

Jambi, tahun 2000 – 2003

Pendidikan Spesialis

1. Adaptasi di BIKA FK USU :01-12-2003 s/d 31-12-2003

2. Pendidikan Tahap I :01-01-2004 s/d 31-12 -2004

3. Penundaan Tahun Akademis :01-01-2005 s/d 30-06-2005

4. Pendidikan Tahap II : 01-07-2005 s/d 31-12-2005

5. Pendidikan Tahap III : 01-01-2006 s/d 31-12-2006

6. Pendidikan Tahap IV : 01-01-2007 s/d 31-12-2007

7. Pendidikan Tahap II (lanjutan) : 01-01-2008 s/d 31-07-2008

Gambar

Tabel 4.2. Perbandingan nilai rerata berat badan, tinggi badan
Gambar 2.3. Kerangka konseptual  penelitian                                          19
Gambar 2.                         John EH. Hypertension 2003;41:625-33Mekanisme obesitas menyebabkan  kerusakan ginjal
Gambar 3. Kerangka konseptual penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dengan judul ” Pengaruh Metode Discovery Dalam Pembelajaran Matematika Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VIII MTsN Kanigoro Kras Kediri ”

(2) Sebelum tanah yang bersangkutan dibebaskan oleh pemegang Izin Lokasi/Penetapan Lokasisesuai ketentuan pada ayat (1), maka semua hak atau kepentingan pihak lain

Pengaruh pendekatan taktis terhadap hasil belajar permainan bola tangan dan implikasinya terhadap nilai-nilai kerjasama.. SKRIPSI :

Siswa dapat menjelaskan nama pengasuh nabi ketika

Hasil dari estimasi analisis Regresi Linier Berganda dengan model OLS akan menunjukkan apakah ada atau tidak adanya pengaruh dan jika ada pengaruh maka dapat diketahui

Distosia bahu adalah suatu kondisi kegawatdaruratan obstetri pada persalinan pervaginam dimana bahu janin gagal lahir secara spontan setelah lahirnya kepala

Bersama ini kami laporkan kepada Bapak tentang penggunaan dana kegiatan Masa Orientasi Sekolah tahun pelajaran 2016/2017 SMP Negeri ... Adapun rincian penggunaan

Tujuan dan hasil yang dtharapkan dari penelitian mi adalah sebagai ben- kut.. Penelitian mi bertujuan mendeskripsikan morfologi dan sintaksis bahasa Musi sehingga