PENGARUH LATIHAN FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH
ANAK OBES DI KOTAMADYA MEDAN
TESIS
NUR IMAN MAKMUR 047103006/IKA
PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK-SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N
2008
PENGARUH LATIHAN FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH
ANAK OBES DI KOTAMADYA MEDAN
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Kedokteran Klinik (Anak) Dalam Konsentrasi Kesehatan Anak
Pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
NUR IMAN MAKMUR 047103006/IKA
PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK-SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N
Judul Tesis : Pengaruh Latihan Fisik terhadap Tekanan Darah Anak Obes di Kotamadya Medan Nama Mahasiswa : Nur Iman Makmur
Nomor Induk Mahasiswa : 047103006/IKA
Program Magister : Magister Kedokteran Klinik Konsentrasi : Kesehatan Anak
Menyetujui Komisi Pembimbing :
( Prof.Dr. H. Rusdidjas,SpA(K) ) Ketua
( Dr. Sri Sofyani, SpA(K)) Anggota
Ketua Program Studi, Ketua TKP-PPDS,
(Prof. Dr. H. Munar Lubis, SpA(K) ) ( Dr. Zainuddin Amir, SpP(K) )
PERNYATAAN
PENGARUH LATIHAN FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH
ANAK OBES DI KOTAMADYA MEDAN
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, 9 September 2008
Telah diuji
Tanggal : 16 - September - 2008
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof.Dr. H. Rusdidjas, SpA(K) ... Anggota: 1. Dr. Sri Sofyani, SpA(K) ... 2. Prof.Dr.Haris Hasan, SpPD, SpJP(K) ... 3. Prof. Dr. H.M Sjabaroeddin Loebis, SpA(K)... 4. Dr. Muhammad Ali, SpA(K) ...
UCAPAN TERIMA KASIH
Assalamualaikum Wr.Wb,
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang sudah
melimpahruahkan karuniaNya sehingga penulis mampu menyelesaikan
penulisan tesis ini. Shallawat kepada suri tauladan manusia, Rasulullah
Muhammad SAW. Semoga kita mendapat syafaat Baginda kelak di hari
Kebangkitan. Amin.
Penulis menyadari penelitian dan penulisan tesis ini masih jauh dari
kesempurnaan seperti yang diharapkan, oleh sebab itu dengan segala
kerendahan hati penulis mengharapkan masukan yang berharga dari
semua pihak di masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyatakan
penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Pembimbing Utama Prof.Dr.H.Rusdidjas, SpA(K) dan Dr.Sri
Sofyani, SpA(K). Pembimbing lainnya Prof.Dr.Hj. Rafita Ramayati,
SpA(K) dan Dr. Oke Rina Ramayani, SpA yang telah memberikan
bimbingan yang amat berharga dalam menyelesaikan tesis ini.
2. Prof.Dr.H. Munar Lubis, SpA(K) dan Prof.Dr.Hj.Bidasari Lubis,
SpA(K) sebagai ketua dan sekretaris PPDS-I IKA Fakultas
SpA(K) sebagai sekretaris program periode 2007 sampai saat ini
yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan tesis ini.
3. Prof.Dr.H. Guslihan Dasa Tjipta, SpA(K), selaku Ketua Departemen
Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran USU/RSUP H. Adam
Malik Medan periode 2003-2006 dan Dr. Ridwan M.Daulay, SpA(K)
selaku Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran USU/RSUP H. Adam Malik Medan periode 2007
sampai saat ini yang telah memberikan bantuan dalam penelitian
dan penulisan tesis ini.
4. Seluruh staf pengajar di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK USU /
RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan sumbangan
pikiran dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan tesis ini.
5. Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. H. Chairuddin P Lubis,
DTM&H, SpA(K) dan Dekan Fakultas Kedokteran USU yang telah
memberi kesempatan untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter
Spesialis Anak di FK USU.
6. Direktur RS H. Adam Malik, RS Tembakau Deli, RS Dr. Pirngadi
yang memberi sarana bekerja selama mengikuti program
pendidikan.
7. Bapak Ketua Yayasan dan Kepala Sekolah SD Syafiatul, SD
Annizam dan SD PDII yang telah memberi izin fasilitas, sarana dan
8. Drs.H.Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes yang sudah membimbing
dalam pengolahan data hasil penelitian.
9. Klementina Saing, Purnama Fitri dan teman-teman sejawat PPDS
Ilmu Kesehatan Anak serta semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam
terlaksananya penelitian serta penulisan tesis.
Kepada orang-orang tercinta: Ayahanda Alm Purn. H. Makmur,
Ibunda Salmi, Kakak Harti Makmur dan keluarga, Abang Syahmiral
Makmur dan keluarga. Mereka yang penuh dengan doa, pengertian dan
ketabahan, sehingga penulis dapat menuntaskan pendidikan ini. Semoga
budi tulus yang diberikan mendapat imbalan dari Sang Maha Pemberi.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga penelitian dan tulisan ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Medan, September- 2008
3.6. Persetujuan/informed concent 22
3.7. Etika penelitian 22
3.8. Cara kerja dan alur penelitian 23
3.9. Identifikasi variabel 26
3.10. Definisi operasional 27
3.11. Pengolahan dan analisis data 28
BAB 4. HASIL 29
BAB 5. PEMBAHASAN 32
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 36
6.2. Saran 36
RINGKASAN / SUMMARY 37
DAFTAR PUSTAKA 39
LAMPIRAN 1. Surat pernyataan kesediaan 43
2. Format penelitian 44
3. Kuesioner orang tua 45
4. Surat komite etik 46
5. Data sampel penelitian 48
RIWAYAT HIDUP 49
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Ukuran manset pengukuran tekanan darah 25
Tabel 4.1. Karakteristik dasar subyek penelitian 30
Tabel 4.2. Perbandingan nilai rerata berat badan, tinggi badan
dan indeks masa tubuh serta tekanan darah sebelum
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Diagram obesitas menyebabkan hipertensi 14
Gambar 2.2. Diagram obesitas menyebabkan kerusakan ginjal 18
DAFTAR SINGKATAN
SD : Sekolah Dasar
FK USU : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
BB : Berat Badan
TB : Tinggi Badan
IMT : Indeks Masa Tubuh
TDS : Tekanan Darah Sistolik
TDD : Tekanan Darah Diastolik
kg : kilogram
cm : centimeter
mmHg : milimeter Hidrargium
dkk : dan kawan-kawan
mnt : menit
mph : meter per hours
rpm : rapid per minute
NCHS : National Center for Health Statistic
CDC : Center for Disease Control and Prevention
TLK : Tebal Lipatan Kulit
dll : dan lain-lain
DAFTAR LAMBANG
P = Proporsi keadaan yang akan diteliti
P1 = Proporsio efek standar P2 = Proporsio efek yang diteliti Q = (1-P)
d = tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki
= Tingkat kemaknaan
ABSTRAK
Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Tekanan Darah Anak Obes di Kotamadya Medan
Latar belakang. Obesitas merupakan faktor risiko yang penting untuk terjadinya penyakit-penyakit, antara lain: hipertensi, diabetes mellitus tipe 2 maupun masalah psikososial. Anak obes memiliki kecenderungan tiga kali lipat untuk menderita hipertensi dibanding dengan anak yang tidak obes. Latihan fisik akan mempercepat penurunan berat badan sehingga bila mencapai berat badan normal diharapkan tekanan darah menjadi normal.
Tujuan. Mengetahui pengaruh latihan fisik terhadap tekanan darah anak obes di 3 SD Swasta Kotamadya Medan
Metode. Penelitian dilakukan secara eksperimental pre test- post test satu kelompok di 3 SD Swasta Kotamadya Medan pada rentang bulan Juli - September 2006. Pengambilan sampel dilaksanakan secara consecutive sampling. Sebanyak 50 orang sampel diberi latihan fisik dengan berlari di atas treadmill selama 8 menit dalam waktu 3 x seminggu selama tiga bulan.
Hasil. Dari 50 orang sampel didapatkan rerata indeks massa tubuh (IMT) 27,40% (di atas kurva persentil 95) menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC) WHO. Rerata tekanan darah sistolik pre test dan
post test adalah 107,52 mmHg dan 105,60 mmHg. Tekanan darah
diastolik 75,40 mmHg dan 73,68 mmHg. Sementara rerata berat badan adalah 53,27 kg dan 53,19 kg. Rerata tinggi badan 139,26 cm dan 139, 25 cm. IMT menurun menjadi 27,36% dan berbeda bermakna (p= 0,014). Perbedaan bermakna ditemui pada penurunan tekanan darah sistolik (p = 0,002) dan diastolik (p = 0,007) serta berat badan (p = 0,021), sedangkan untuk tinggi badan tidak terdapat perbedaan bermakna (p = 0,08)
Kesimpulan. Latihan fisik 8 menit dengan berlari di atas treadmill 3 x seminggu selama 3 bulan mempunyai pengaruh untuk menurunkan tekanan darah dan berat badan pada anak obes.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF PHYSICAL TRAINING TOWARD OBESE CHILDREN BLOOD PRESSURE IN MEDAN CITY
Background. Obesity is the important risk factor to happen some diseases such as hypertension, type 2 diabetic mellitus or psycosocial problems. Obese children have three folded tendency to suffer from hypertension compared to non obese children. Physical training will alter the decrease of body weight that if it reaches normal body weight it is helped that the blood pressure becomes normal.
Objectives. To determine the effect of physical training to the blood pressure of obese children in three private primary schools in Medan city, North Sumatera province
Methods. The research is desain of the one group pre- test post-test experimental study in 3 private primary schools in Medan city for the duration July - September 2006. The sample taking is carried out by the consecutive sampling. The sample are given physical training with treadmill running for 8 minutes in three times in a week for 3 months.
Result. From 50 students it is known that the Body Mass Index (BMI) 27,40% which percentile > 95 according to CDC ( Center for Disease Control and Prevention) by WHO. The average of systolic blood pressure pre test and post test is 107,52 mmHg and 105,60 mmHg. The diastolic pressure is 75,40 mmHg and 73,68 mmHg. Therefore the average of body weight is 53,27 kg and 53,19 kg. The average of body height is 139,258 cm and 139,264 cm. BMI decrease becomes 27,36 % and it had significant difference (p = 0,014). The significantly of difference had decrease of systolic blood pressure (p = 0,02), diastolic blood pressure (p = 0,007) and body weight (p = 0,021), respectively whereas for body height had not significant difference (p = 0,08).
Conclusions. Physical training 8 minutes by treadmill 3 times in a week for 3 month has an effect to decrease the body weight and blood pressure for obese children.
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 . Latar belakang
Anak-anak dan orang dewasa yang mengalami obesitas cenderung
memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang
mempunyai berat badan normal.1 Obesitas merupakan faktor risiko yang
penting untuk terjadinya penyakit-penyakit antara lain: hipertensi, diabetes
mellitus tipe 2, dislipidemia, hipertrofi ventrikel kiri, masalah ortopedik,
maupun masalah psikososial. Oleh sebab itu pencegahan terjadinya
obesitas selama masa muda merupakan faktor yang penting dalam
mengurangi risiko terjadinya penyakit – penyakit di atas.2,3
Obesitas didefinisikan sebagai peningkatan berat badan oleh
karena meningkatnya jaringan lemak tubuh secara berlebihan.2,3
Walaupun banyak metode yang digunakan untuk mengukur lemak
tubuh, Indeks Masa Tubuh (IMT) adalah cara termudah untuk
memperkirakan obesitas serta berkolerasi tinggi dengan massa lemak
tubuh.2 IMT didefinisikan dengan perbandingan antara berat badan (kg)
/ kuadrat tinggi badan (m2). Anak dengan IMT > persentil ke 85
diklasifikasikan sebagai overweight dan IMT ≥ persentil ke 95
diklasifikasikan sebagai obesitas.2,3 Peningkatan Indeks Masa Tubuh
akan menaikkan 0,56 mmHg tekanan darah sistolik dan 0,54 mmHg
tekanan darah diastolik.1 Untuk menentukan nilai tekanan darah pada
anak, The Task Force on Blood Pressure Control In Children telah
menerbitkan baku tekanan darah pada anak berumur 1-17 tahun.4- 6
Anak obes memiliki kecenderungan tiga kali lipat untuk menderita
hipertensi dibandingkan dengan anak-anak yang tidak obes.7 Pada anak
obes terdapat 20-30% yang menderita hipertensi.2
Prevalensi obesitas meningkat tajam di negara maju maupun di
negara berkembang. Prevalensi obesitas pada anak usia 6-17 tahun
dalam tiga dekade terakhir meningkat dari 7,6 – 10,8% menjadi 13-14% di
Amerika Serikat.3
Prevalensi obesitas di SD Negeri kawasan Jakarta Pusat sebesar
9,6% pada tahun 1998. Anak SD swasta di kawasan Jakarta Timur
menunjukkan hasil sebesar 27,5% pada tahun 2002.2 Penelitian oleh Evi
Kamelia mendapatkan angka kejadian obesitas 20% pada murid SD
swasta dan 9% pada murid SD negeri di Medan pada tahun 1995.8
Hipertensi didefinisikan bila terdapat tekanan darah sistolik dan atau
tekanan darah diastolik >95 persentil menurut jenis kelamin, usia dan
tinggi badan. Keadaan dimana didapatkan tekanan darah sistolik dan
atau tekanan darah diastolik > 90 persentil tapi < 95 persentil dikatakan
normal tinggi dan merupakan faktor risiko yang tinggi untuk menderita
Latihan fisik pada anak obes bertujuan untuk meningkatkan
penggunaan kalori dengan cara berjalan, naik tangga, bersepeda dan lain
- lain. Latihan fisik akan membantu kecepatan penurunan berat badan.
Berat badan akan berkurang jika pemakaian kalori yang dicapai lewat
latihan fisik melebihi masukan kalori. Apabila berat badan mencapai nilai
normal sesuai usia dan jenis kelamin maka tekanan darah diharapkan
juga akan normal.2,9 Latihan fisik dapat menurunkan tekanan darah pada
remaja dan dewasa yang menderita hipertensi. Penelitian tentang korelasi
antara latihan fisik dan tekanan darah pada anak sangat terbatas.10
Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin meneliti bagaimana hubungan
antara latihan fisik terhadap tekanan darah anak obes.
1.2. Perumusan masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut di atas, maka
dirumuskan masalah: apakah terdapat pengaruh intervensi latihan fisik
terhadap tekanan darah anak obes.
1.3. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah terdapat perbedaan tekanan darah pada
1.4. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui perbedaan tekanan darah anak obes sebelum dan
sesudah diberikan latihan fisik.
1.5. Manfaat penelitian
Penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh latihan fisik
pada anak obes dan berguna untuk data awal bagi penelitian-penelitian
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Latihan fisik (olah raga) adalah pergerakan tubuh yang dilakukan oleh otot
dengan terencana, terstruktur dan berulang yang menyebabkan
pemakaian energi untuk memperbaiki kebugaran fisik.11,12 Kebugaran
yaitu kemampuan seseorang melakukan kegiatan sehari-hari tanpa
keluhan.13
Kebugaran pada anak obes menurun akibat tumpukan lemak tubuh.
Makin tinggi persentase lemak tubuh maka makin jelek penampilan
seorang anak. Kebugaran anak obes dapat meningkat dengan
menurunnya berat badan melalui latihan fisik.13 Latihan fisik pada anak
obes, selain mengatasi obesitasnya, juga menurunkan tekanan darah dan
menguntungkan secara psikis.13-14 Studi oleh Maziekas MT dan kawan
kawan terhadap anak obes berumur 4-17 tahun yang diamati selama satu
tahun setelah melakukan latihan fisik didapatkan penurunan persentase
lemak tubuh yang bermakna.15
2.2. Aturan latihan fisik
Penyusunan program latihan harus tetap mengikuti prinsip-prinsip
olahraga umumnya seperti:
5x/minggu.11,12
(2). Intensitas: anak obes sebaiknya dengan intensitas ringan sampaIi
sedang.11
(3). Durasi: sebaiknya lama latihan fisik selama 30 menit, tidak termasuk
latihan yang bersifat pemanasan dan pendinginan.11
(4). Tipe: aerobik dan anerobik.11
2.3. Protokol treadmill
Kinerja (performance) uji latihan fisik sangat bergantung pada jenis latihan
fisik dan protokol yang dipakai dalam uji latihan fisik tersebut. Beberapa
protokol yang digunakan mencakup peningkatan secara progresif
terhadap rata-rata kerja tanpa adanya waktu istirahat diantara perubahan
dari peningkatan rata-rata kerja tersebut. Protokol yang digunakan dalam
uji latihan fisik untuk anak tergantung pada usia, kesehatan dan tingkat
kemampuan olah raga dari anak.16
Kerja treadmill ditandai oleh adanya peningkatan pada setiap
kemiringan yang dinyatakan sebagai persen (%), kecepatan treadmill atau
keduanya. Derajat kemiringan menunjukkan jumlah elevasi jarak dengan
menggunakan satuan kaki (feet) untuk setiap 100 kaki (feet) jarak
perjalanan.9,16
Beberapa protokol tredmill yang dipakai dalam uji latihan fisik pada
1. Protokol Bruce
2. Protokol Balke
3. Protokol Cycle
4. Protokol James
5. Protokol Godfrey
6. Protokol Strong
Protokol Bruce biasanya digunakan bagi anak usia 4-14 tahun
dengan tingkatan
menggunakan stadium (stages). Kecepatan dan derajat stadium
meningkat setiap 3 menit mulai 1,7 sampai 6 mph dan dari 10% sampai
22%.16,17 Keuntungan protokol Bruce ini adalah dapat dipakai untuk
semua umur dan respon fisiologi untuk kerja submaksimal dapat diukur.
Sayangnya protokol ini menggunakan waktu yang lebih lama dari protokol
lainnya, sehingga untuk anak-anak yang lebih muda akan membuat bosan
dan kurang menyenangkan sebab membutuhkan waktu 12 menit.9,16,18
Protokol Balke merupakan protokol yang mempunyai kecepatan
tredmill dengan peningkatan kemiringan yang konstan. Protokol ini
umumnya digunakan untuk anak obes, anak yang kurang fit, anak yang
sangat muda atau yang memiliki sakit kronis.9,16
Protokol Cycle merupakan protokol yang mempunyai irama yang
berbeda (antara 1 dan 3 menit) yang bertujuan untuk meningkatkan beban
kerja.16
Protokol James merupakan protokol spesifik yang berdasarkan pada
luas permukaan tubuh anak. Protokol ini bertujuan untuk mencapai
keadaan yang melelahkan sehingga dapat memperkirakan tenaga
maksimal yang dikeluarkan serta untuk mengukur perubahan fisiologi
yang terjadi selama uji latihan fisik. Protokol ini memiliki cara kerja yang
hampir serupa dengan protokol Godfrey.16
Protokol Strong merupakan protokol yang mempunyai cara kerja
yang bertujuan untuk menentukan kapasitas kerja fisik pada frekuensi
denyut jantung 170 kali per menit dan untuk menetapkan tingginya kerja
sampai menimbulkan kelelahan atau kapan saatnya latihan fisik distop.16
2.4. Tekanan darah
2.4.1. Definisi: Tekanan darah merupakan hasil perkalian curah jantung dan tahanan vaskuler perifer. Peningkatan curah jantung dan atau
resistensi vaskuler perifer menyebabkan peningkatan tekanan darah. Jika
curah jantung meningkat sementara resistensi vaskuler perifer menurun
dan sebaliknya, maka tekanan darah tidak akan meninggi.19
2.4.2. Batasan tekanan darah: 4
Menurut The Second Task Force batasan-batasan nilai tekanan darah
• Normal: tekanan darah sistolik dan diastolik < persentil
90 menurut umur dan jenis kelamin
• Normal meninggi: tekanan darah sistolik dan diastolik
diantara persentil 90 dan 95 menurut umur dan jenis
kelamin.
• Hipertensi: tekanan darah sistolik dan diastolik >
persentil 95 menurut umur dan jenis kelamin pada
pengukuran tiga kali berturut-turut
2.4.3. Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi pada pengukuran tekanan darah:6
1. Tidak sesuainya ukuran manset dengan lingkaran dan panjang
lengan anak.
2. Sulitnya mendengar bunyi Korotkoff karena penekanan yang
terlalu kuat pada fossa cubiti.
3. Pembacaan dan interpretasi tekanan darah akan sulit jika anak
ketakutan atau rewel.
4. Tekanan pada pompa dinaikkan kurang dari 20 mmHg di atas
tekanan sistolik.
5. Penurunan pompa yang terlalu cepat sesudah terdengar bunyi
Korotkoff IV.
dengan pertumbuhan dan perkembangannya.
7. Mata pemeriksa tidak tegak lurus dengan tingginya air raksa
sehingga pembacaan menjadi sulit.
Untuk dapat menemukan tekanan darah tinggi sedini mungkin,
tekanan darah sebagai salah satu pemeriksaan fisik perlu diukur pada
setiap anak. Dianjurkan untuk melakukan tekanan darah pada setiap anak
usia 3 tahun ke atas paling kurang sekali dalam setahun dan bila ada
kecurigaan atau tersangka anak menderita hipertensi pengukuran dapat
dilakukan lebih sering. Bila hipertensi sudah terdeteksi, perlu dilakukan
evaluasi baik terhadap hipertensinya sendiri maupun terhadap faktor
penyebabnya, yaitu hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya
maupun hipertensi sekunder yang penyebabnya sering berhubungan
dengan gangguan ginjal.6
2.5. Obesitas 2.5.1. Definisi
Kata obesitas berasal dari bahasa Latin yang didefinisikan sebagai suatu
kelainan yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh yang
berlebihan.2
Obesitas pada anak merupakan masalah yang kompleks dan
merupakan faktor risiko dini yang penting terhadap banyaknya angka
hiperkolesterolemia, resistensi insulin, diabetes melitus tipe 2, depresi,
rasa malu, dan dikucilkan keluarga.20-22 Obesitas juga merupakan faktor utama etiologi hipertensi esensial pada anak.23
Secara klinis obesitas dengan mudah dapat dikenali karena
mempunyai tanda yang khas, antara lain wajah yang membulat, pipi
tembem, dagu rangkap dan leher relatif pendek serta perut membucit. 2
2.5.2. Pengukuran obesitas
Pengukuran obesitas diperlukan untuk memastikan diagnosis dan
pemantauan hasil terapi. Pengukuran antara lain dengan pengukuran
antropometri dan laboratorium.2,24 Pengukuran laboratorium tidak
digunakan pada anak karena secara teknis sulit dan tidak praktis.24
Berdasarkan antropometris, obesitas ditentukan berdasarkan tiga
metode pengukuran:2,24
1. Pengukuran berat badan dan hasilnya dibandingkan dengan berat
badan ideal sesuai tinggi badan (BB/TB). Obesitas didefinisikan jika
berat badan menurut tinggi badan di atas persentil 90 atau 120%
dibandingkan berat badan ideal. Cara ini lebih mencerminkan
proporsi atau penampilan tetapi tidak mencerminkan massa lemak
2. Pengukuran IMT (Indeks Masa Tubuh) yaitu berat badan dalam
kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (kg/m2).
IMT ≥ persentil ke 95 merupakan nilai patokan obesitas.
3. Pengukuran langsung lemak subkutan dengan mengukur tebal
lipatan kulit (TLK). Terdapat empat macam cara pengukuran TLK
yang ideal untuk mendapatkan proporsi lemak tubuh yaitu TLK
biseps, triseps, subscapular dan suprailiaka. Bila TLK triseps di
atas persentil ke-85 merupakan indikator adanya obesitas.
2.6. Intervensi latihan/aktifitas fisik, diet dan modifikasi perilaku pada obesitas.
Nemet, dkk dalam studinya terhadap 22 orang anak obes berusia 6-16
tahun yang diberi kombinasi intervensi diet, aktifitas fisik dan modifikasi
perilaku selama tiga bulan mendapatkan penurunan yang bermakna
terhadap berat badan, IMT dan persentase lemak tubuh. Pemantauan
saat satu tahun kemudian juga menunjukkan hasil yang sama terhadap
penurunan berat badan, IMT dan persentase lemak tubuh.25
Kombinasi intervensi diet dan latihan fisik lebih berhasil dalam tata
laksana obesitas dibandingkan hanya interventi diet saja.26 Penelitian
Ribeiro MM, dkk pada 39 orang anak obes berumur 8-12 tahun yang
diintervensi dengan diet dan latihan fisik didapatkan penurunan tekanan
Ilyas EI membahas kebugaran pada anak obes. Latihan fisik yang diberikan pada anak disesuaikan dengan tingkat perkembangan motorik,
kemampuan fisik dan umurnya. Pada umur 6-12 tahun atau usia sekolah
lebih tepat untuk memulai dengan keterampilan otot seperti bersepeda,
berenang, menari, berjalan, karate, senam, sepak bola dan basket.
Latihan fisik (olah raga) pada anak obes memberi keuntungan pada
beberapa hal, antara lain menurunkan lemak tubuh, menurunkan tekanan
darah, menguntungkan secara psikis, potensiasi dietary termogenesis,
2.7. Hubungan tekanan darah dan obesitas
Hubungan antara obesitas dan hipertensi telah lama diketahui namun
mekanisme yang pasti bagaimana terjadinya hipertensi akibat obesitas
hingga saat ini belum jelas. Sebagian besar peneliti menitikberatkan
patofisiologi tersebut pada 3 hal utama yaitu adanya gangguan sistem
autonom, resistensi insulin serta abnormalitas struktur dan fungsi
pembuluh darah. Ketiga hal tersebut dapat saling mempengaruhi satu
dengan lainnya.7,29-32 Gambar 1 memaparkan jalur (pathways) hipertensi
yang disebabkan oleh obesitas.
JP Montani, V Antic, Z Yang Z, Abdul D. Int J of Obesity. 2002; Suppl 2:28-38
Patogenesis obesitas sehingga mengakibatkan suatu hipertensi
merupakan hal yang kompleks karena penyebabnya multifaktorial dan
saling berhubungan. Leptin, asam lemak bebas dan insulin serta
obstructive sleep apnea yang meningkat pada anak obes akan
menyebabkan konstriksi dan aktivitas sistem saraf simpatis. Resistensi
insulin dan disfungsi endotelial juga menyebabkan vasokonstriksi.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis ginjal, resistensi insulin dan
hiperaktifitas sistem renin angiotensin menjadikan reabsorpsi natrium
pada ginjal meninggi. Semua faktor-faktor di atas akan mengakibatkan
terjadinya hipertensi.32-36
2.7.1. Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis
Aktivitas dan vasokonstriksi sistem saraf simpatis yang meningkat diduga
kuat berperan besar terhadap terjadinya hipertensi pada obesitas. Kadar
leptin, asam lemak bebas dan insulin serta obstructive sleep apnea
merupakan faktor-faktor penyebab peningkatan dan vasokonstriksi sistem
saraf simpatis tersebut. Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis ginjal
dan sistem renin angiotensin, akhirnya juga akan menyebabkan
reabsorpsi natrium pada tubulus renal meninggi. Interaksi berbagai
Nervus aferen ginjal akan merangsang aliran saraf simpatis pada gagal ginjal terminal, namun pada anak obes mekanisme ini masih
menjadi pertanyaan.31
Latihan fisik akan menurunkan aktivitas saraf simpatis dimana terjadi
hambatan aliran saraf simpatis ginjal, namun apakah gaya hidup, aktifitas
yang kurang dan kondisi kejiwaan anak obes dapat meningkatkan
aktivitas saraf simpatis masih belum dapat dijelaskan.31
2.7.2. Resistensi Insulin
Resistensi insulin adalah apabila kadar insulin puasa dalam darah >18
U/mL. Anak perempuan memiliki resistensi insulin yang lebih besar
daripada anak laki-laki di i usia perkembangan seksual yang sama
meskipun belum jelas apakah perbedaan ini disebabkan faktor-faktor
khusus atau karena kandungan lemak tubuh yang lebih banyak pada anak
perempuan.29 Penelitian oleh Bell LM, dkk terhadap anak obes yang
diberikan latihan fisik selama 8 minggu didapati penurunan resistensi
insulin yang bermakna.32
Resistensi insulin diduga merupakan manifestasi awal terjadinya
2.7.3. Abnormalitas pembuluh darah ginjal
Jaringan lemak yang berlebihan pada sinus medula ginjal menyebabkan
kompresi dan tekanan dalam ginjal. Hal ini akan menyebabkan kompresi
pada loop of Henle, penurunan aliran darah vasa recta dan peninggian
reabsorpsi tubulus ginjal sehingga mengakibatkan hipertensi.35
2.8. Obesitas dan Fungsi Ginjal
Pada obesitas terjadi beberapa perubahan struktur dan fungsi ginjal.
Aktifitas sistem saraf simpatis dan renin angiotensin menyebabkan
peningkatan kadar aldosteron sehingga terjadi retensi natrium dan
tekanan arteri yang meninggi. Tekanan ginjal yang bertambah karena
dikelilingi oleh timbunan lemak dan perubahan strukturnya menyebabkan
hipertensi dan kerusakan glomerulus ginjal lebih berat,34-36 Gambar 2
menunjukkan kerusakan ginjal akibat obesitas.34
Hall JE mendapatkan kerusakan glomerular yang bermakna,
pembesaran kapsula Bowman, peningkatan proliferasi sel glomerular dan
BAB 3. METODOLOGI
3.1. Desain
Penelitian ini bersifat eksperimental pada satu kelompok pre-test post test
(the one group pre- test post- test experimental study) untuk mengetahui
perbedaan tekanan darah anak obes di 3 SD Swasta Kotamadya Medan
sebelum dan sesudah latihan fisik .
3.2. Tempat dan waktu
Penelitian dilaksanakan di 3 SD Swasta Kotamadya Medan, yakni: SD
Syafiatul, Annizam dan PDII yang berlangsung dalam rentang bulan Juli
– September 2006.
3.3. Populasi penelitian
Populasi penelitian adalah anak obes sekolah dasar berumur 6-12 tahun
dimana ditentukan dengan IMT dan dilakukan pemeriksaan tekanan
darah.
Sampel adalah bagian dari populasi terpilih yang diambil dengan
cara Consecutive Sampling dimana semua subyek yang memenuhi
kriteria inklusi dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang
3.4 Perkiraan besar sampel
Besar sampel ditentukan dengan rumus sampel tunggal untuk uji hipotesis
proporsi suatu populasi:37
Dengan menggunakan rumus di atas maka diperoleh sampel 50 orang
3.5.2. Kriteria eksklusi
1. Anak hipertensi sekunder
2. Anak dengan kelainan jantung bawaan
3. Tidak sedang menjalani suatu program diet
3.6. Persetujuan / informed consent
Semua subjek penelitian akan diminta persetujuan dari orang tua setelah
dilakukan penjelasan terlebih dahulu mengenai latihan fisik dan
pengukuran tekanan darah,berat badan, tinggi badan dan indeks masa
tubuh yang akan dilakukan. Formulir Persetujuan Kesediaan dan draft
penjelasan sebagaimana terlampir dalam tesis ini.
3.7. Etika penelitian
Penelitian ini disetujui oleh Komite Etik Penelitian Bidang Kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, seperti yang terlampir
pada tesis ini.
95) kurva IMT NCHS WHO (2000)
2. Data dasar anak dicatat dalam satu lembaran isian (lampiran).
Pengukuran antropometri dilakukan dengan mengukur berat
badan (BB) dengan menggunakan Timbangan berat badan ®
Camry tipe EB 6571 dengan akurasi 0,1 kg. BB diukur pada
anak berpakaian seragam sekolah tanpa sepatu, dengan
kantong baju dan kantong celana tanpa isi. Tinggi badan (TB)
diukur dengan Staturemeter 2 M dengan akurasi 0,5 cm. Anak
berdiri tegak rapat ke dinding tanpa memakai alas kaki dengan
tumit pada posisi bidang vertikal yang sama. Kedua lengan
dalam posisi relaks di samping dan wajah tegak lurus
menghadap ke depan.
Untuk melihat angka pada pengukuran tinggi badan diletakkan
mistar segi tiga dari kayu, tegak lurus terhadap pengukur dan
tepat di atas kepala subyek.
3.Pengukuran tekanan darah dilakukan di ruangan yang
tenang menggunakan tensimeter air raksa. Ukuran manset
yang dipakai disesuaikan dengan panjang lengan anak dan
menutup 2/3 lebar lengan anak. Setelah anak istirahat sekitar 5
menit,maka dimulai pemeriksaan tekanan darah.4-6
Tabel 1. Ukuran – ukuran manset untuk pengukuran tekanan darah.
Nama Manset Lebar kantong karet (cm) Panjang kantong karet (cm)
• Neonatus 2,5 – 4 5 – 9
• Bayi 4 – 6 11,5 – 18
• Anak 7,5 – 9 17 – 9
Dahler Bahrun.Hipertensi Sistemik. Dalam: Alatas H, Tambunan T, Trihono PP, Pardede SO, penyunting. Buku ajar nefrologi anak. Edisi ke-2. Jakarta.IDAI. 2002.h.242-287
Posisi sampel duduk dengan lengan lurus di samping badan
dengan resrvoir air raksa setinggi jantung. Lokasi pengukuran
pada lengan atas kanan dimana posisi lengan kanan terbuka
dan terletak di atas permukaan yang rata dan fossa cubiti sejajar
dengan posisi jantung.4-6
Pengukuran dilakukan oleh dua orang yang berbeda pada
masing-masing anak kemudian diambil rerata dari pengukuran
tersebut. Dilakukan pengukuran yang ketiga jika didapatkan
perbedaan yang lebih atau sama dengan 5 mmHg pada tekanan
darah sistolik dan atau diastolik.
Batasan tekanan darah sistolik untuk anak usia 1-13 tahun
adalah pertama terdengar bunyi Korotkof I, tekanan darah
diastolik adalah bunyi Korotkof IV mulai menghilang. Nilai normal
menggunakan kurva persentil tekanan darah untuk anak dan
remaja.4-6
4. Semua subyek memakai alat Treadmill ® seri XF-797 B, Oma
Metal Medical Co,Ltd selama 8 menit,9 dan memakai protokol
Balke16, yaitu:
a). pemanasan berupa berjalan di atas treadmill selama 2 menit
b). latihan fisik berlari di atas treadmill dengan kecepatan 1,73
mil/jam dan kemiringan 100 selama 8 menit.
c). pemulihan dengan berjalan di atas treadmill dengan sudut
kemiringan00
5. Latihan fisik dengan berlari di atas treadmill ini berlangsung 3x
seminggu selama 3 bulan.9,12 Setelah 3 bulan dilakukan kembali
penimbangan BB, pengukuran TB, IMT dan tekanan darah.
Tekanan darah diukur antara jam 07.00 - 08.00 WIB sebelum
subyek melakukan aktifitas oleh asisten peneliti.
6. Latihan fisik dilakukan di sekolah masing-masing sampel dan di
awasi oleh peneliti.
3.9. Identifikasi variabel
3.9.1. Variabel Bebas Skala
- Anak obes Nominal
- Latihan fisik Nominal
- Berat badan Numerik
- Tinggi badan Numerik
- Indeks masa tubuh Numerik
- Tekanan darah Numerik
3.9.3. Variabel Perancu
- Diet Numerik
- Riwayat Keluarga Nominal
- Sosio ekonomi Ordinal
3.10. Definisi Operasional
3.10.1. Latihan fisik pada penelitian ini adalah latihan fisik dengan
menggunakan treadmill yang berlangsung 3x seminggu selama 3 bulan,
masing-masing 8 menit setiap subyek.
3.10.2. Indeks Masa Tubuh dihitung berdasarkan rumus berat badan
( dalam kg) dibagi tinggi badan2 (m) kuadrat, dinyatakan dalam kg/m2
3.10.3. Obesitas ditegakkan berdasarkan pengukutan IMT dan
berada pada ≥ persentil 95 kurva IMT NCHS WHO (2000).2 Pada
penelitian ini subyek tidak mengalami hipertensi sekunder, kelainan
kardiovaskuler, anak obes sekunder dan tidak sedang menjalani suatu
3.11. Pengolahan dan analisis data
Data yang terkumpul akan diolah, dianalisis, dan disajikan dengan
menggunakan program komputer (SPSS versi 14,0 dan Microsoft Excell
tahun 2003). Uji statistik berat badan sebelum dan sesudah latihan fisik
memakai uji t dependent berpasangan. Uji statistik tekanan darah sistolik
dan diastolik memakai uji Wilcoxon Signed Ranks Test. Uji bermakna bila
BAB 4. HASIL
PARTISIPAN, n = 72
SESUAI KRITERIA INKLUSI n = 50
ANALISA LENGKAP, n = 50
Gambar 4.1. CONSORT PENELITIAN
Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa persentase obesitas lebih banyak
diderita oleh anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan dengan
Tabel 1. Karakteristik dasar subyek penelitian
Mean SD Minimum Maksimum
Umur (thn) 10.20 1,07 7 12
Berat Badan (kg) 53,27 9,05 39 73
Tinggi Badan (cm) 139,26 10,58 117,4 158,2
IMT (kg/m2) 27,40 2,94 20,1 34,7
Tekanan Darah (mmHg)
- Sistolik 107,52 11,13 90 136
- Diastolik 75.40 6,76 60 9
Dari tabel 1 terlihat bahwa umur rerata anak yang ikut dalam penelitian
adalah 10,20 tahun dengan rerata berat badan 53,27 kg, tinggi badan
139,26 cm, IMT 27,40. Rerata tekanan darah sistolik dan tekanan darah
Tabel 2. Perbandingan nilai rerata berat badan, tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah latihan fisik
Sebelum Sesudah P
Berat badan (kg) 53,27 53,19 0,021
Tinggi badan (cm) 139,25 139,26 0,83
IMT (kg/m2) 27,4 27,36 0,014
Tekanan darah (mmHg)
- Sistolik 107,52 105,60 0,002
- Diastolik 75,40 73,68 0,007
Dari tabel 2 terlihat bahwa terdapat perbedaan bermakna nilai rerata berat
badan, tekanan darah sistolik dan diatolik sebelum dan sesudah latihan
fisik (P < 0,05). Sementara untuk tinggi badan tidak terdapat perbedaan
BAB 5. PEMBAHASAN
Data hasil studi ini menunjukkan prevalensi obesitas lebih banyak didapati
pada anak laki-laki dibanding anak perempuan (60% : 40%). Penelitian
sebelumnya di Indonesia menurut SUSENAS tahun1992 menemukan
prevalensi obesitas pada anak perempuan 8%, sementara pada anak
laki-laki 6,3% di daerah perkotaan.2
Sorof dkk melaporkan prevalensi anak obes sebanyak tiga kali
lipat untuk menderita hipertensi dibandingkan dengan anak non obes,
dimana prevalensi hipertensi sistolik 50% pada anak obes dan hipertensi
diastolik 30% pada anak non obes.7 Pada anak obes terdapat 20-30%
yang menderita tekanan darah tinggi.2
Tekanan darah normal anak-anak bervariasi, oleh karena banyak
faktor yang mempengaruhinya, antara lain: umur, jenis kelamin, tinggi
badan, berat badan, sosioekonomi, warna kulit dan tempat tinggal.6,38
Ariani A meneliti tekanan darah pada anak SD yang tinggal di daerah
pegunungan dan tepi pantai tidak terdapat perbedaan bermakna
terhadap prevalensi hipertensi.39 Penelitian oleh Saing JH, dkk
menyimpulkan angka kejadian hipertensi anak 15-18 tahun antara
daerah perkotaan dan pinggiran kota tidak dijumpai perbedaan
bermakna.40
Dengan bertambahnya umur, berat badan dan tinggi badan ikut
berpengaruh terhadap nilai tekanan darah anak. Anak yang lebih berat
atau lebih tinggi, mempunyai nilai tekanan darah yang lebih tinggi
dibandingkan dengan anak sebaya yang badannya lebih kurus pada usia
dan jenis kelamin yang sama.6
Peningkatan Indeks Masa Tubuh akan meningkatkan tekanan
darah seorang anak.Setiap kenaikan 1 IMT akan menaikkan 0,56 mmHg
tekanan darah sistolik dan 0,54 mmHg tekanan darah diastolik.1
Hubungan antara obesitas dan hipertensi pada anak-anak telah
dilaporkan pada beberapa studi di antara beragam etnis dan ras, dengan
semua hasil studi mendapatkan adanya tekanan darah yang lebih tinggi
dan atau prevalensi yang lebih tinggi untuk terjadinya hipertensi pada
anak-anak obesitas dibandingkan anak-anak yang normal.7
Beberapa studi dilakukan pada anak obes yang difokuskan
melalui pendekatan latihan/aktifitas fisik, diet, mengubah pola hidup dan
keterlibatan keluarga. Peranan farmakologi dalam manajemen anak obes
masih kontroversial. Efek positif dari penurunan berat badan terhadap
tekanan darah pada anak-anak telah banyak dilaporkan.2 Terdapat
penurunan tekanan darah sebanyak 8/7 mmHg dengan penurunan berat
badan 3,9 kg setelah intervensi latihan fisik dan diet selama 3 minggu
pada anak-anak obes.7 Pada anak sehat yang diberikan latihan fisik
dengan treadmill menunjukkan penurunan IMT dan tekanan darah.
anak berumur 5 tahun.43 Nemet D, dkk menyimpulkan keuntungan
intervensi latihan fisik, diet dan modifikasi perilaku selama tiga bulan dan
satu tahun pengamatan terhadap penurunan berat badan dan tekanan
darah.25 Maziekas MT, dkk menemukan penurunan persentase lemak
tubuh pada anak dan remaja obes setelah melakukan latihan fisik.15
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan fisik
terhadap perubahan berat badan dan tekanan darah sebelum dan
sesudah latihan fisik. Terdapat penurunan tekanan darah sistolik
1.92mmHg dan tekanan darah diastolik 1,72 mmHg setelah 3 bulan
diberikan latihan fisik berlari di atas treadmill selama 8 menit dalam 3 kali
seminggu.
Banyak studi menunjukkan penurunan tekanan darah diinduksi oleh
penurunan berat badan pada anak obesitas. Hal ini menunjukkan bahwa
penurunan tekanan darah berhubungan langsung terhadap penurunan
berat badan. Roccini dkk melakukan penelitian pada 72 orang anak obes
selama 20 minggu yang dikelompokkan menjadi 3 kelompok dimana
kelompok pertama dengan intervensi diet saja, kelompok kedua diet dan
latihan fisik serta kelompok ketiga sebagai kontrol (tidak ada intervensi).
Dijumpai penurunan tekanan darah sistolik 10 mmHg pada kelompok
pertama sedang pada kelompok kedua terjadi penurunan 16 mmHg,
sementara pada kelompok ketiga sebagai kelompok kontrol terdapat
bahwa penurunan berat badan yang mengikutsertakan aktivitas dan atau
diet sangat menentukan dalam penatalaksanaan anak-anak obesitas yang
mengalami hipertensi.26
Begitu juga pada penelitian ini, penurunan tekanan darah darah
diinduksi oleh penurunan berat badan. Rerata berat badan sebelum
latihan fisik adalah 53,27 kg dan tejadi penurunan menjadi 53,11 kg ( 0,16
kg). Namun pengaruh diet tidak diikutsertakan.
4.3. Keterbatasan Penelitian
Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, antara lain :
1. Tidak dapat dikontrolnya diet sampel selama penelitian berlangsung,
baik saat berada di sekolah maupun di rumah.
2. Tidak dapat dikontrolnya latihan fisik subyek selain intervensi latihan
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Latihan fisik dengan berlari di atas treatmill 8 menit 3 kali seminggu
selama 3 bulan menurunkan rerata berat badan 0,16 kg dan rerata
tekanan darah sistolik 1,92mmHg serta tekanan darah diastolik 1,72
mmHg pada anak obes.
6.2. Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan meneliti pengaruh diet dan
pemantauan latihan fisik di rumah terhadap tekanan darah anak obes
yang diberikan intervensi latihan fisik. Tekanan darah sebaiknya
dikelompokkan berdasarkan umur dan jenis kelamin subyek penelitian.
Jumlah sampel sebaiknya diperbanyak agar hasil penelitian lebih mewakili
RINGKASAN
Latihan fisik adalah pergerakan tubuh yang dilakukan oleh otot dengan terencana dan berulang yang menyebabkan peningkatan pemakaian energi untuk memperbaiki kebugaran fisik. Latihan fisik akan menurunkan berat badan pada anak obes sehingga terhindar dari faktor-faktor resiko terjadinya penyakit-penyakit seperti hipertensi, diabetes mellitus tipe 2 dan masalah-masalah psikososial.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tekanan darah anak obes setelah melakukan latihan fisik dengan berlari di atas treadmill 8 menit, tiga kali seminggu selama tiga bulan.
Anak obes berumur 6-12 tahun di 3 SD Swasta Kotamadya Medan diambil secara Consecutive Sampling berdasarkan IMT, bukan penderita hipertensi sekunder, obesitas sekunder dan kelainan kardiovaskuler serta tidak sedang menjalani program diet. Pada 50 orang anak dilakukan pemeriksaan tekanan darah lalu dilakukan intervensi berlari di atas
treadmill dan diperiksa kembali tekanan darah 3 bulan kemudian.
Pemeriksaan terhadap BB, TB dan IMT juga dilakukan sebelum dan sesudah 3 bulan latihan fisik dengan treadmill.
SUMMARY
Exercise is defined as any body movement produced by skeletal muscle that result in energy expenditure that is planned and repetitive with a goal of improving physical fitness. Exercise will be increased calory requipment so that body weight decreased and blood pressure will be decrease too. There is avoided of risk factor obesity were hypertension, diabetes mellitus type 2 or psychosocial problems.
The aim of this study to identification from the different of blood pressure toward exercise in obese children with running on treadmill 8 minutes, 3 times a week in 3 months.
The obese children of age 6 – 12 years old in three privates primary school in Medan City got by consecutive sampling base on body mass index. Fifty obese children are not suffered secondary hypertension, secondary obese, cardiovascular disease and not doing diet program. The measured of body weight, body length, body mass index and blood pressure before and after exercise.
DAFTAR PUSTAKA
1. He Q, Ding ZY, Tak Fong DY, Karlberg J. Blood pressure is associated with body mass index in both normal and obese children. Hypertension. 2000; 36:165-70
2. Sjarif DR. Obesitas pada anak dan permasalahannya. Dalam: Trihono PP, Pudjiarto SP, Sjarif DR, penyunting. Hot Topics in Pediatrics II. Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak XLV. 18-19 Februari 2002. Jakarta: BP FKUI, 2002. h. 218-19-34
3. Lenders CM, Hoppin AG, Evaluation and management of obesity. Dalam: Walker WA, Watkins JB, Duggan C, penyunting. Nutrition in Pediatrics Basic Science and Clinical Application. Edisi ke-3. Hamilton. London: BC Decker Inc, 2003. h. 917-31
4. National High Blood Pressure Education Program Working Group on Hypertension Control in Children and Adoslescents. Update on the 1987 Task Force report on high blood pressure in children and adoslescents: A Working Group Report from the National High Blood Pressure Education Program. Pediatrics.1996; 98:649-58
5. National High Blood Pressure Education Program Working Group on Hypertension Control in Children and Adoslescent. The Fourth report on the diagnosis, evaluation and treatment of hight blood bressure in children and adoslescent. Pediatrics. 2004; 114:555-73
6. Bahrun D. Hipertensi sistemik. Dalam: Alatas H, Tambunan T, Trihono PP, Pardede SO, penyunting. Buku ajar nefrologi anak. Edisi ke-2. Jakarta: IDAI, 2002. h. 242-287
7. Sorof J, Daniels S. Obesity hypertension in children a problem of epidemic proportions. Hypertension. 2002; 40:441-47
8. Kamelia E. Kejadian obesitas pada anak usia 10-13 tahun di tiga sekolah dasar negeri dan tiga sekolah dasar swasta kotamadya Medan (tesis). Medan: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK USU,1999 9. American College of Sports Medicine. ACSM’s guidelines for exercise
testing and prescription. Dalam: Soegiarto B, Suyono YJ, Anggraini D, editor. Panduan uji latihan jasmani dan peresepannya. Edisi ke-5. Jakarta: EGC, 2004. h. 185-188
10. Hofman A, Walter HJ, Connelly PA, Vaughan RD. Blood pressure and physical fitness in children. Hypertension. 1987; 9:188-97
11. Committee on Sports Medicine and Fitness. Assesing physical activity and fitness in the office setting. Pediatrics. 1994; 93:686-88
12. Tumbelaka G. Pedoman olah raga untuk usia anak sekolah (usia 6-18 tahun). Buletin IDAI. 2007; 52: XXVII. h. 40-46
kembang anak. Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak XXXV, 11-12 Agustus 1995, Jakarta:BP FKUI, 1995. h. 89-102 14. American Academy of Pediatrics. Committee on Sports Medicine and
Fitness and Committee on School Health. Physical fitness and activity in schools. Pediatrics. 2000; 105:1156-57
15. Maziekas MT, LeMura LM, Stoddard NM, Kaercher S, Martucci T. Follow up exercise studies in paediatric obesity: implications for long term effectiveness. Br J Sports Med. 2003; 37:425-29
16. Washington RL, Bricker JT, Alpert SA, Daniels SR, Deckelbaum RJ, dkk. Guidelines for exercise testing in the pediatrics age group. From the committee on atherosclerosis and hypertension in children, council on cardiovasculer disease in the young, the American heart association. Circulation. 1994; 90:2166-78
17. MK Lenk, D Alehan, A Celiker, F Alpay, U Sarici. Bruce treadmill test in healthy Turkish children: endurance time, heart rate, blood pressure and electrocardiographic changes. Turk J Pediatr. 1998; 40(2):167-75 18. Fletcher GF, Balady GJ, Amsterdam EA, Chaitman B, Eckel R, dkk.
Exercise standards for testing and training. Circulation. 2001; 104:1694-1740
19. Bernstein D. Systemic hypertension. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, Stanton BF,penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi 18. Philadelphia: WB Saunders, 2007. h. 1988-95
20. American Academy of Pediatrics. Committee on Nutrition. Prevention of pediatric overweight and obesity. Pediatrics. 2003; 112:424-30
21. Hannon TS, Rao G, Arslanian SA. Childhood obesity and type 2 diabetes mellitus. Pediatrics. 2005; 116:473-80
22. Sjoberg RL, Nillson KW, Leppert J. Obesity, shame, and depression in school age children: a population based study. Pediatrics. 2005; 116:389-92
23. Lima EM. Assessment of risk factors associated with elevated blood pressure in children and adolescent. Jornal de Pediatria. 2004; 80:3-4 24. Nasar SS. Obesitas pada Anak: Aspek klinis dan pencegahannya.
Dalam: Samsudin, Nasar SS, Sjarif DR, penyunting. Masalah gizi ganda dan tumbuh kembang anak. Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak XXXV, 11-12 Agustus. 1995, Jakarta:BP FKUI, 1995. h. 68-81
25. Nemet D, Barkan S, Epstein Y, Friedland O, Kowen G. Short and long term beneficial effect of a combined dietary-behavioral-physical activity intervention for the treatment of childhood obesity. Pediatrics. 2005; 115:443-9
27. Ribeiro MM, Silva AG, Santos NS, Guazzelle I, Matos LNJ, dkk. Diet and exercise training restore blood pressure and vasodillatory responses during physiological maneuvers in obese children. Circulation. 2005; 111:1915-23
28. Rocchini AP, Katch V, Anderson J, Hinderliter J, Becque D, dkk. Blood pressure in obese adolescent: Effect of weight loss. Pediatrics. 1988; 82:16-23
29. Umboh A, Kasie J, Edwin J. Hubungan antara resistensi insulin dan tekanan darah pada anak obes. Sari Pediatri. 2007; 8:289-93
30. Montani JP, Antic V, Yang Z, Dullo A. Pathway from obesity to hypertension: From the perspective of a vicious triangle. Int J of Obesity. 2002; Suppl 2:28-38
31. Esler M, Straznicky N, Eikelis N, Masuo K, Lambert G, dkk. Mechanism of Activation in Obesity Related Hypertension. Hypertension. 2006; 48:787-96
32. Bell LM, Watts K, Siafarikas A, Thompson A, Ratnam N, Bulsara M, Finn J, dkk. Exercise alone reduces insulin resistance in obese children independently of changes in body composition. J Clin Endocrinol Metab. 2007; 92:4230-35
33. Rocchini AP. Adolescent obesity and hypertension: adolescent obesity and hypertension. American Society of Hypertension. 2000; 4:5-6
34. Hall JE. The kidney, hypertension, and obesity. Hypertension. 2003; 41:625-33
35. Rahmouni K, Correia MLG, Haynes WG, Mark AL. Obesity-Associated Hypertension. New Insight In to Mechanisms. Hypertension. 2005; 45:9-14
36. Becker MMC, Silva OB, Moreira IEG, Victor EG. Arterial Blood Pressure in Adolescent During Exercise Stress Testing. Arq Bras Cardiol. 2007; 88(3):297-300
37. Madiyono B, Mz MS, Sastroasmoro S, Budiman I, Purwanto SH. Perkiraan besar sampel. Dalam: Sastroasomoro S, Ismael S, penyunting. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis.Edisi ke-2. Jakarta: Sagung Seto, 2002. h. 259-86
38. Kher KK. Hypertension. Dalam:Kher KK, Makker SP, penyunting. Clinical pediatric nephrology. Singapura:Mc Graw-Hill International, 1992. h. 323-76
39. Ariani A. Studi tekanan darah pada anak sekolah dasar yang tinggal di daerah pegunungan dan tepi pantai (tesis).Medan:Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK USU,1998
41. Garcia FD, Terra AF, Queiroz AM, Correia CA, Ramos PS, Ferreira QT, dkk. Evaluation of risk factors associated with increase blood pressure in children. J Pediatr (Rio J). 2004; 80(1):29-34
42. Chiolero A, Bovet P, Paradis G, Paccaud F. Has blood pressure increase in children in response to the obesity epidemic. Pediatrics. 2007; 119(3):544-53
Lampiran 1
SURAT PERSETUJUAN KESEDIAAN Bapak/Ibu yang terhormat
Kegemukan pada anak cenderung menetap sampai dewasa dan merupakan faktor risiko untuk timbulnya penyakit-penyakit di kemudian hari, antara lain hipertensi, diabetes mellitus (kencing manis), dislipidemia (gangguan pencernaan lemak), maupun masalah psikososial (rasa malu, rendah diri, dikucilkan kawan dan keluarga dll)
Pada saat ini Subbagian Nefrologi Anak RSHAM FK USU sedang melakukan penelitian mengenai ” Pengaruh latihan fisik terhadap tekanan darah anak obes di 3 SD Swasta Kotamadya Medan.”
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tekanan darah seorang anak obesitas. Kami akan mengadakan tanya jawab dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan tersebut tidak menyebabkan efek samping. Pada anak akan dilakukan latihan fisik berupa berlari di tempat di atas treadmill selama 8 menit dalam 3x seminggu selama 3 bulan.
Penelitian ini diikuti dengan sukarela dan tanpa dipungut biaya. Hal yang berhubungan dengan penelitian akan kami simpan sebagai rahasia. Bila Bapak/Ibu menyetujui, mohon surat persetujuan ini putera/ puteri kami untuk diikutsertakan dalam penelitian:
Lampiran 2
Tanggal :... No :...
LEMBAR FORMAT PENELITIAN
PENGARUH LATIHAN FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH ANAK OBES DI 3 SD SWASTA KOTAMADYA MEDAN
IDENTIFIKASI SAMPEL
1. NAMA :
2. JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI / PEREMPUAN*
3. USIA :
4. NAMA AYAH :
5. NAMA IBU :
DATA PENELITIAN
1. BERAT BADAN : kg
2. TINGGI BADAN : cm
3. IMT : kg/m2
4. TEKANAN DARAH : mmHg
Keterangan:
Formulir kuesioner untuk orang tua murid Nama Murid:
- Pendapat Ayah tentang kegemukan pada sang anak: ... Data Ibu
- Nama : ...- Umur : ...thn
- Berat badan: ...kg, Tinggi badan : ...cm
- Pendapat Ibu tentang kegemukan pada sang anak:... • Adakah upaya keluarga menurunkan berat badan ananda? (ada/tidak )
- bila ada, sebutkan:..., sejak :... • Apakah ananda mempunyai penyakit ginjal? (ada / tidak)
- bila ada, sebutkan:..., sejak :... • Apakah ananda mempunyai penyakit jantung? (ada / tidak ) - bila ada, sebutkan:..., sejak :... • Adakah anggota keluarga lainnya yang kegemukan? (ada / tidak)
- bila ada, sebutkan siapa:...
• Apakah keluarga mengetahui anak menderita darah tinggi? (ya/tidak) t - bila ya, upaya apa yang dilakukan untuk mengatasinya:... • Adakah anggota keluarga lain yang menderita tekanan darah tinggi? (ada / tidak )- bila ada, sebutkan : ...sejak:... • Adakah anggota keluarga lainnya yang menderita penyakit jantung?
(ada / tidak )- bila ada, sebutkan : ...
• Apakah ananda berolah raga di rumah dengan teratur? (ya / tidak ) - bila ya, jenisnya:...: brp kali/mg?...x durasi:...jam
• Terima kasih atas partisipasi orang tua terhadap penelitian yang akan
DATA SAMPEL PENELITIAN
42 M. Fadli L 10 58.2 58.3 158.2 158.2 23,26 23,30 100 80 100 78
43 M. Reza Pinem L 11 60.7 60,5 140 140 30,97 30,88 110 70 100 60
44 Siti R.. Pinem P 9 60 60 141.3 141.3 30,06 30,06 100 70 100 70
45 Sania Ginting P 10 42 42 122 122,03 28,21 28,20 100 70 98 74
46 Yogi Andriono L 11 56.6 56.5 140 140 28,87 28,83 120 80 110 78
47 Maheswar P 11 43 43 138.7 138.7 22,36 22,36 120 80 110 80
48 Nova Akila Sari P 10 48 47.8 128 128 29,30 29,18 100 70 98 76
49 Tri Putri UK P 10 43 43 123.4 123.4 28,25 28,25 110 80 110 78
Surat Komite Etik
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap : Nur Iman Makmur
Tanggal lahir : 10 November 1971
Tempat lahir : Bukittinggi
Alamat : Jl. Jamin Ginting, Gg. H. Arif 14 Pd Bulan,
Medan
Pendidikan
1. Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Maninjau, Kab Agam,
Sumbar, tamat tahun 1984
2. Sekolah Menengah Pertama di SMPN 1 Maninjau, Kab
Agam, Sumbar, tamat tahun 1987
3. Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri Maninjau, Kab
Agam, Sumbar, tamat tahun 1990
4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, tamat
tahun 1997
Riwayat Pekerjaan
• Dokter Honorer di RS Pertamina Rantau , Kuala
Simpang, Aceh Timur tahun 1997-1998
• Dokter PTT di Puskesmas Kumpeh Ulu dan
Puskesmas Tempino, Kab Batang Hari, Jambi,
• Dokter PNS di Puskesmas Kebon IX, Kab Muaro
Jambi, tahun 2000 – 2003
Pendidikan Spesialis
1. Adaptasi di BIKA FK USU :01-12-2003 s/d 31-12-2003
2. Pendidikan Tahap I :01-01-2004 s/d 31-12 -2004
3. Penundaan Tahun Akademis :01-01-2005 s/d 30-06-2005
4. Pendidikan Tahap II : 01-07-2005 s/d 31-12-2005
5. Pendidikan Tahap III : 01-01-2006 s/d 31-12-2006
6. Pendidikan Tahap IV : 01-01-2007 s/d 31-12-2007
7. Pendidikan Tahap II (lanjutan) : 01-01-2008 s/d 31-07-2008