• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Pemasaran Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus Pada Jaya Ponsel Di Jalan Karya Jaya Kecamatan Medan Johor)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Strategi Pemasaran Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus Pada Jaya Ponsel Di Jalan Karya Jaya Kecamatan Medan Johor)"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-1 MEDAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN YANG MENDORONG KEBERHASILAN USAHA BARU (STUDI KASUS PADA

JAYA PONSEL DI JALAN KARYA JAYA KECAMATAN MEDAN JOHOR)

SKRIPSI OLEH

TEGUH YUDISTIRA SIREGAR 040502108

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM STRATA 1

FAKULTAS EKONOMI MEDAN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

NAMA : TEGUH YUDISTIRA SIREGAR

NIM : 040502108

DEPARTEMEN : MANAJEMEN

JUDUL : ANALISIS STRATEGI PEMASARAN YANG MENDORONG KEBERHASILAN USAHA BARU (STUDI KASUS PADA JAYA PONSEL DI JALAN KARYA JAYA KECAMATAN MEDAN JOHOR)

Tanggal : Juni 2010 Pembimbing / Penanggung Jawab Skripsi

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-1 MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : TEGUH YUDISTIRA SIREGAR

NIM : 040502108

DEPARTEMEN : MANAJEMEN

JUDUL : ANALISIS STRATEGI PEMASARAN YANG

MENDORONG KEBERHASILAN USAHA BARU (STUDI KASUS PADA JAYA PONSEL DI JALAN KARYA JAYA KECAMATAN MEDAN JOHOR)

Tanggal : Juni 2010 Ketua Departemen Manajemen

Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, S.E., M.Si

Tanggal : Juni 2010 Dekan Fakultas Ekonomi

(4)

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi saya ajukan ini adalah hasil kerja sendiri melalui penelitian yang saya lakukan. Segala sumber dan kutipan yang terdapat dalam skripsi ini telah saya lampirkan sebagaimana mestinya.

Medan, Mei 2010

(5)

ABSTRAK

Teguh Yudistira Siregar (2010). Analisis Strategi Pemasaran Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus Pada Jaya Ponsel Di Jalan Karya Jaya Kecamatan Medan Johor). Dibawah bimbingan : Bapak Drs. Ami Dilham, M.Si. Ketua Departemen Manajemen : Ibu Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, M.Si. Dosen Penguji I : Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si. Dosen Penguji II : Ibu Dra.Friska Sipayung, M.Si.

Salah satu satu dari strategi pemasaran yang sering dilakukan oleh suatu perusahaan adalah dengan cara melakukan penyebaran pemasaran itu sendiri, atau lebih sering dikenal dengan istilah bauran pemasaran. Bauran pemasaran sendiri didefinsikan sebagai suatu strategi yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang dapat meliputi menentukan master plan dan mengetahui serta menghasilkan pelayanan (penyajian) produk yang memuaskan pada suatu segmen pasar tertentu yang mana segmen pasar tersebut telah di jadikan sasaran pasar untuk produk yang telah diluncurkan untuk menarik konsumen sehingga terjadi pembelian.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Strategi Pemasaran berpengaruh terhadap keberhasilan usaha baru pada Jaya Ponsel di Jalan Karya Jaya Kecamatan Medan Johor.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Oleh karena Penelitian merupakan studi kasus satu perusahaan maka populasi yang sekaligus sebagai sampel adalah pemilik usaha ponsel itu sendiri.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa strategi pemasaran yang dilakukan oleh Jaya Ponsel berpengaruh secara positif terhadap Keberhasilan Usaha Baru ini. Strategi Pemasaran yang paling dominan berpengaruh adalah lokasi pemasaran Jaya Ponsel yang strategis.

(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkah, rahmat dan hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan tugas akhir penulis sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan Program Studi S-1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan memilih judul : Analisis Strategi Pemasaran Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus Pada Jaya Ponsel Di Jalan Karya Jaya Kecamatan Medan Johor).

Penulis memperoleh bantuan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk sumbangan pikiran, tenaga, motivasi dan waktu yang tidak terukur dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, M.Ec, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak melakukan pembaharuan dan terobosan di berbagai bidang hingga memajukan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, S.E., M.Si., Ketua Departemen Manajemen yang telah banyak mendidik, mendorong dan memajukan mahasiswa/I Departemen Manajemen untuk berjuang dan mempersiapkan diri demi menyongsong masa depan dan meraih cita-cita.

(7)

4. Bapak Drs. Ami Dilham, M.Si., sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan sumbangan pikiran serta memotivasi dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si., sebagai Dosen Penguji I yang telah meluangkan waktu dan memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Ibu Dra.Friska Sipayung, M.Si., sebagai Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktu dan memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi yang telah banyak mendidik mahasiswa/i dengan penuh dedikasi, loyalitas dan profesionalitas guna membentuk mahasiswa/i yang berkarakter sehingga siap untuk menyongsong masa depan.

8. Karyawan/wati Fakultas Ekonomi yang telah banyak membantu para mahasiswa/i dalam memperlancar jalannya kegiatan belajar mengajar di kampus.

9. Kepada pegawai PD. Pasar Kota Medan dan PD. Pasar Padang Bulan Medan yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian dan mengumpulkan data.

(8)

11. Sahabatku yang selama ini telah memberi dukungan, semangat dan selalu mendo’akan yaitu Aida Wilfarina B. S.E (Thanks for all), serta sahabat-sahabatku Meiva, Eka,Yudi, Ade, Anggi, grup basecamp asy-ajaah kepada Fhitri, Desefty, Yeni, Fauziah, Resty yang telah bersedia menjadi teman yang ada dalam suka dan duka, semoga ukhuwah kita tetap terjaga. Juga kepada teman-teman konsentrasi MUCIL Amelia, Dian, Rika, Dewi, serta semua teman di Departemen Manajemen yang telah bersama-sama berjuang, khususnya stambuk 2004 yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah membantu selama perkuliahan dan penulisan skripsi ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis tidak henti-hentinya bersyukur kepada Allah SWT karena atas ridho-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dan semoga segala kebaikan yang telah diberikan kepada Penulis dibalas oleh Allah SWT. Amin.

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Medan, Juni 2010 Penulis

(9)

DAFTAR ISI

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian D. Kerangka Konseptual... 5

E. Hipotesis ... 6

F. Metode Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ... 13

B. Pengertian Wirausaha ... 14

C. Rencana Usaha (Business Plan) ... 15

D. Pengertian Usaha Kecil ... 20

E. Keberhasilan Usaha ... 21

F. Usaha Ponsel ... 22

G. Strategi Pemasaran yang Mendorong Keberhasilan Usaha Ponsel ... 23

BAB III GAMBARAN UMUM USAHA JAYA PONSEL A. Sejarah singkat berdirinya perusahaan ... 25

B. Struktur Organisasi ... 26

C. Kegiatan Operasional ... 27

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI A. Analisis Responden ... 29

B. Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru ... 30

C. Strategi Pemasaran Jaya Ponsel ... 33

D. Keberhasilan Usaha yang Dicapai ... 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 39

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Aset Jaya Ponsel tahun 2002 – 2008 ... 4

Tabel 1.2 Definisi Operasional Variabel ... 8

Tabel 4.1 Asosiasi Responden terhadap faktor Rencana Pemasaran ... 39

(11)

DAFTAR GAMBAR

(12)

ABSTRAK

Teguh Yudistira Siregar (2010). Analisis Strategi Pemasaran Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus Pada Jaya Ponsel Di Jalan Karya Jaya Kecamatan Medan Johor). Dibawah bimbingan : Bapak Drs. Ami Dilham, M.Si. Ketua Departemen Manajemen : Ibu Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, M.Si. Dosen Penguji I : Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si. Dosen Penguji II : Ibu Dra.Friska Sipayung, M.Si.

Salah satu satu dari strategi pemasaran yang sering dilakukan oleh suatu perusahaan adalah dengan cara melakukan penyebaran pemasaran itu sendiri, atau lebih sering dikenal dengan istilah bauran pemasaran. Bauran pemasaran sendiri didefinsikan sebagai suatu strategi yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang dapat meliputi menentukan master plan dan mengetahui serta menghasilkan pelayanan (penyajian) produk yang memuaskan pada suatu segmen pasar tertentu yang mana segmen pasar tersebut telah di jadikan sasaran pasar untuk produk yang telah diluncurkan untuk menarik konsumen sehingga terjadi pembelian.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Strategi Pemasaran berpengaruh terhadap keberhasilan usaha baru pada Jaya Ponsel di Jalan Karya Jaya Kecamatan Medan Johor.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Oleh karena Penelitian merupakan studi kasus satu perusahaan maka populasi yang sekaligus sebagai sampel adalah pemilik usaha ponsel itu sendiri.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa strategi pemasaran yang dilakukan oleh Jaya Ponsel berpengaruh secara positif terhadap Keberhasilan Usaha Baru ini. Strategi Pemasaran yang paling dominan berpengaruh adalah lokasi pemasaran Jaya Ponsel yang strategis.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dan globalisasi yang begitu pesat, berdampak semakin tingginya persaingan memperebutkan pangsa pasar pada dunia usaha saat ini. Perusahaan yang ingin berhasil dalam persaingan pada era millinium harus memiliki strategi perusahaan yang dapat memahami kebutuhan konsumen. Perusahaan yang baik adalah memahami betul siapa konsumennya dan bagaimana mereka berperilaku. Pemahaman mengenai siapa konsumennya akan menuntun para pengusaha kepada keberhasilan memenangkan persaingan dunia usaha yang semakin sengit.

Dunia teknologi informasi memang selalu menarik untuk diamati, terutama yang berkaitan dengan telekomunikasi. Ini ditandai dengan perkembangan internet, kemudian disusul dengan teknologi telepon seluler yang begitu cepat dan canggih sehingga setiap orang tertarik untuk memiliki. Sekarang ini setiap orang tidak hanya memiliki suatu produk karena fungsinya saja, tetapi juga rasa bangga dan pengakuan yang didapatkan dari memiliki produk tersebut.

(14)

Keberhasilan usaha dalam hal ini diindikasikan dalam lima hal yaitu jumlah penjualan meningkat, hasil produksi meningkat, keuntungan atau profit bertambah, perkembangan dan pertumbuhan usaha berkembang cepat dan memuaskan. Ukuran keberhasilan usaha dalam menerapkan strategi pemasarannya adalah mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan. Semakin banyak pelanggan yang menerima produk atau jasa yang ditawarkan, maka mereka semakin puas, dan ini berarti strategi yang dijalankan sudah cukup berhasil. Ukuran mampu meraih pelanggan sebanyak mungkin hanya merupakan salah satu ukuran bahwa strategi yang dijalankan sudah cukup baik. Masih ada lagi ukuran lainnya, misalnya tingkat laba yang diperoleh dan ukuran lainnya. (Machfoedz, 2005:12)

Pendiri harus memiliki pengalaman wirausahawan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memulai suatu usaha bisnis. Mereka menyadari kelemahan dan kemudian mencari keterampilan yang mereka perlukan untuk menjamin keberhasilan perusahaan. Misalnya, diketahui bahwa keberhasilan penjualan secara langsung ditentukan oleh pemasaran dan perencanaan promosi, dan bahwa rencana strategi bisnis merupakan perekat yang mengikat semua bagian perencanaan menjadi satu sehingga semuanya saling mendukung antara yang satu dengan yang lain. (Machfoedz, 2005:12).

(15)

pelayanan (penyajian) produk yang memuaskan pada suatu segmen pasar tertentu yang mana segmen pasar tersebut telah di jadikan sasaran pasar untuk produk yang telah diluncurkan untuk menarik konsumen sehingga terjadi pembelian.

Dalam melakukan dan merencanakan pemasaran strategi, beberapa perusahaan telah menggunakan berbagai cara yang kemudian dikombinasikan menjadi satu, untuk jenis strategi pemasaran dalam hal inilebih akrab dikenal dengan istilah ‘Marketing mix’. Marketing mix dapat didefinisikan sebagai perpaduan berbagai strategi yang berupa kegiatan atau faktor-faktor penting yang merupakan hal-hal yang menjadi inti dari strategi pemasaran itu sendiri.

Faktor-faktor inilah yang dapat merangsang wirausahawan untuk membuka usaha jasa ponsel karena target pasar (konsumennya) banyak tanpa pandang umur, status, golongan. Usaha ini memiliki prospek yang sangat cerah dan menjanjikan, apalagi wirausahawan ini memiliki strategi yang cukup baik dan matang dan memilik tempat yang strategis maka usaha ini dapat berkembang dan tetap bertahan dari para pesaing. Wirausahawan harus senantiasa setiap hari melakukan terombosan (inovasi) agar bisa berbeda dari yang lain sehingga calon konsumen tertarik pada usaha ponsel tersebut. Usaha ponsel merupakan usaha yang selalu digemari dan tidak akan pernah ada habisnya karena salah satu hobi dari kebanyakan masyarakat Indonesia adalah ngobrol (bicara) baik hal yang diperlukan sampai hak yang sangat sepele.

(16)

sudah berkembang dan dapat mempertahankan usahanya dari para pesaing yang ada di sekitar hingga beberapa tahun belakangan ini.

Tabel 1.1. menampilkan data aset yang diperoleh dari laporan keuangan Jaya Ponsel sejak Tahun 2002 hingga Tahun 2008 ditunjukkan dalam bentuk tabel.

Modal awal untuk mendirikan Jaya Ponsel adalah sebesar Rp.50.000.000. Tabel 1.1. menunjukkan bahwa Jaya Ponsel mulai dari tahun 2002 hingga tahun 2005 telah mampu mengalami peningkatan profit walaupun sedikit berfluktuasi namun ponsel ini dapat mempertahankan laba bersihnya secara konstan hingga tahun 2006. Namun, tahun 2007 hingga tahun 2008 Jaya Ponsel mengalami sedikit penurunan profit karena adanya krisis ekonomi. Usaha ponsel ini didirikan mulai dari tahun 2002 ini dalam masa beroperasinya hingga sekarang mampu meningkatkan profitnya secara berkesinambungan dan telah mampu menutupi modal awal menunjukkan bahwa Jaya Ponsel merupakan salah satu contoh usaha yang mengindikasikan tanda keberhasilan dalam usahanya.

Tahun Aset (Rp)

2002 50.000.000

2003 67.000.000

2004 90.000.000

2005 114.000.000

2006 131.000.000

2007 138.000.000

2008 145.000.000

2009 175.000.000

(17)

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui strategi pemasaran yang mendorong keberhasilan usaha ponsel tersebut sehingga penulis membuat penelitian yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus pada Jaya Ponsel di Jalan Karya Jaya Kecamatan Medan Johor).

B. Perumusan Masalah

Permasalahan yang ingin dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan adalah:

Bagaimana Strategi Pemasaran berpengaruh terhadap keberhasilan usaha baru pada Jaya Ponsel di Jalan Karya Jaya Kecamatan Medan Johor.

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang diteliti. Pertautan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan akan dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis. (Sugiyono, 2004:49)

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah dapat disusun sebuah kerangka konseptual, yaitu :

1. Strategi Pemasaran

(18)

beberapa bentuk strategi pemasaran yang dilakukan yaitu: produk sebagai objek pemasaran, analisis harga untuk suatu produk, dan kegiatan distribusi yang dijalankan.

2. Keberhasilan Usaha

Keberhasilan usaha merupakan pencapaian yang diharapkan di dalam bisnis. Keberhasilan usaha dalam hal ini diindikasikan dalam lima hal yaitu jumlah penjualan meningkat, hasil produksi meningkat, keuntungan atau profit bertambah, perkembangan dan pertumbuhan usaha berkembang cepat dan memuaskan. Ukuran keberhasilan usaha dalam menerapkan strategi pemasarannya adalah mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan. (Machfoedz, 2005)

Kerangka konseptual dapat dibuat secara skematis sebagai berikut :

Gambar 1.1. Kerangka Konseptual Penelitian Sumber : Machfoedz (2005) diolah

D. Hipotesis

Hipotesis yang dikemukakan sehubungan dengan permasalahan diatas adalah :

Ada pengaruh strategi pemasaran terhadap keberhasilah usaha baru pada Jaya Ponsel di Jalan Karya Jaya Kecamatan Medan Johor.

Keberhasilan usaha

(Y) Strategi Pemasaran

(19)

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Strategi Pemasaran berpengaruh terhadap keberhasilan usaha baru pada Jaya Ponsel di Jalan Karya Jaya Kecamatan Medan Johor.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: a. Sebagai sumber informasi untuk menjadi pertimbangan bagi para

wirausahawan dalam mendirikan dan menjalankan suatu usaha dan sebagai bahan masukan kepada para wirausahawan mengenai bagaimana pentingnya menerapkan faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha. b. Bagi penulis, untuk menambah kontribusi bagi pemikiran guna

memperluas cakrawala berpikir khususnya dalam bidang kewirausahaan. c. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi yang nantinya dapat

memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang.

F. Metodologi Penelitian

1. Batasan dan Identifikasi Variabel Penelitian

(20)

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah X : Strategi Pemasaran

Y : Keberhasilan Usaha

2. Definisi Operasional Variabel

Variabel-variabel yang dioperasionalkan dalam penelitian ini adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu definisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut :

a. Strategi Pemasaran (X)

Strategi pemasaran adalah wujud rencana yang terarah di bidang pemasaran, untuk memperoleh suatu hasil yang optimal. Berikut adalah beberapa bentuk strategi pemasaran yang dilakukan yaitu: produk sebagai objek pemasaran, analisis harga untuk suatu produk, dan kegiatan distribusi yang dijalankan.

Produk adalah objek yang sangat vital yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam mendatangkan keuntungan atau laba yang akan tetap menjaga operasional dan kesehatan suatu perusahaan.

Penentuan harga dari suatu produk akan sangat mempengaruhi dari keberhasilan suatu perusahaan dalam memperoleh keuntungan yang akan didapatkan oleh suatu perusahaan.

(21)

memperhatikan perihal channel of ditribusi atau jika diterjemahkan mengandung arti saluran distribusi.

b. Keberhasilan Usaha (Y)

Keberhasilan usaha merupakan pencapaian yang diharapkan di dalam bisnis. Keberhasilan usaha dalam hal ini diindikasikan dalam lima hal yaitu jumlah penjualan meningkat, hasil produksi meningkat, keuntungan atau profit bertambah, perkembangan dan pertumbuhan usaha berkembang cepat dan memuaskan. Ukuran keberhasilan usaha dalam menerapkan strategi pemasarannya adalah mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan. (Machfoedz, 2005)

Tabel 1.1

Defenisi Operasional Variabel

No. Variabel Indikator Skala

1. Keberhasilan Usaha (Y)

1. Meningkatnya volume penjualan pulsa dan ponsel. 2. Bertambahnya karyawan yang

dipekerjakan di toko ponsel. 3. Bertambahnya profit.

4. Siap untuk menghadapi resiko yang akan terjadi

Guttman

2. Strategi Pemasaran (Produk, Harga, Lokasi, Promosi)

(X)

1. Produk yang ditawarkan menarik.

2. Harga yang ditawarkan terjangkau

3. Lokasi tempat usaha strategis dan mudah dijangkau konsumen

4. Promosi yang dilakukan menarik perhatian calon konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan

Guttman

(22)

3. Skala Pengukuran Variabel

Variabel faktor yang mendorong keberhasilan usaha ponsel diukur dengan menggunakan skala pengukuran Guttman. Skala pengukuran tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas; yaitu “ya – tidak” , “benar – salah”, “pernah – tidak pernah”, “positif – negatif” dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.

Skala Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan terendah nol. Misalnya untuk jawaban setuju diberi skor 1 dan tidak setuju diberi skor 0 (Sugiyono, 2005:90).

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah Usaha Jaya Ponsel yang beralamat di Jl. Karya Jaya Kecamatan Medan Johor. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Oktober 2009 hingga Maret 2010.

5. Populasi dan Sampel

Menurut (Kuncoro, 2003:103), populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap yang biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau objek penelitian.

(23)

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik pengambilan sampel menngunakan metode Nonprobability

Sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilh menjadi sampel (Sugiyono, 2005:78).

Metode Nonprobability Sampling yang digunakan adalah teknik Sampling Jenuh yang merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Dalam hal ini, populasi dari penelitian yang akan dilakukan adalah Pemilik Usaha Jaya Ponsel yang akan menjadi populasi sekaligus sampel pada penelitian ini.

6. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yakni : a) Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilh pada lokasi penelitian. Data Primer diperoleh dengan wawancara (interview) terstruktur dengan pemilik usaha secara langsung.

b) Data Sekunder

(24)

7. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara (interview)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data dengan menggunakan alat bantu berupa seperangkat daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit / kecil. Dalam hal ini wawancara dilakukan dengan pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu pemilik usaha ponsel di JL. Karya Jaya Kecamatan ,Medan Johor. b. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian, dalam hal ini di JL. Karya Jaya Kecamatan Medan Johor untuk melengkapi catatan penelitian yang diperlukan.

c. Studi Dokumentasi

Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku dan internet yang mempunyai relevansi dengan penelitian yang dilakukan.

8. Metode Analisis Data

(25)
(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Mujiroh (2005), melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Produk, Pelayanan, Dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Pasar Swalayan Indo Rizky Purbalingga.” Berdasarkan peneletian ini diperoleh hasil bahwa produk, pelayanan, dan lokasi dalam hal ini dapat disebut strategi pemasaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Swalayan Indo Rizky Purbalingga. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa dengan meningkatnya keputusan pembelian dapat meningkatkan potensi kenaikan laba yang berarti bagian dari keberhasilan usaha.

Siti (2005), melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Produk Dan Lokasi Keputusan Berbelanja Di Mini Market Sarinah Swalayan Ngalian Semarang.” Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh hasil bahwa produk, dan lokasi dalam hal ini dapat disebut strategi pemasaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen berbelanja di Mini Market Sarinah Swalayan Ngalian Semarang. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa dengan meningkatnya keputusan pembelian dapat meningkatkan potensi kenaikan laba yang berarti bagian dari keberhasilan usaha.

B. Pengertian Wirausaha

(27)

memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Tetapi begitu usahanya berkembang, maka wirausahawan tersebut akan berubah menjadi penolong bagi beberapa orang ataupun banyak orang. Karena dengan usaha yang didirikannya banyak keluarga yang akan tertolong kehidupan ekonominya.

Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Kegiatan wirausaha dapat dilakukan seorang diri atau berkelompok. Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan (Kasmir, 2006 : 16).

Mas’ud Machfoedz (2005:9) menyatakan bahwa seorang wirausahawan adalah pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia berani mengambil risiko untuk mulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Karena itu, ia lebih memilih menjadi pemimpin daripada menjadi pengikut, untuk itu seorang wirausahawan memiliki rasa percaya diri yang kuat dan mempertahankan diri ketika menghadapi tantangan pada saat merintis usaha bisnis. Dalam menghadapi berbagai permasalahan, seorang wirausahawan senantiasa dituntut kreatif.

(28)

mencapai kesempatan, dan melalui kemampuan komunikasi dan keahlian manajemen dalam menggerakkan manusia, keuangan dan sumber daya materi untuk menghasilkan proyek dengan baik (Ranto, 2007: 21).

C. Rencana Usaha (Business Plan)

Rencana usaha (Business Plan) merupakan dokumen yang disiapkan secara seksama yang menerangkan mengenai dari pola usaha kecil yang akan digeluti, sasaran dari wirausahawan (entrepreneur) dan rencana tindakan untuk mencapai sasaran. Business Plan dapat dianalogikan dengan peta jalan, ini merupakan pedoman bagaimana mengambil keputusan bisnis dan menyiapkan beberapa alternatif tindakan. Busines Plan dapat diibaratkan peta jalan yang tak hanya memiliki jalan tol tetapi justru banyak tikungan, jalan samping kita mencapai tujuan akhir.

Entrepreneur tidak selalu menyiapkan business plan sebelum memulai bisnis

mereka. Namun demikian telah terbukti, manfaat busines plan jauh lebih besar daripada kerugiannya. Tanpa rencana bisnis, bisnis yang dikelola akan mengalami krisis berkesinambungan dari krisis yang satu ke krisis yang lain. Konsekuensinya pengusaha harus melakukan tindakan reaktif, tanpa sempat lagi memperhitungkan rencan strategis jangka panjang.

Entrepreneur (wirausahawan) diharuskan untuk berfikir strategis melalui

(29)

bisnis. Suatu rencana usaha biasanya disusun berdasarkan fungsi-fungsi operasional usaha, yaitu fungsi pemasaran, produksi, keuangan atau sumber daya manusia. Secara garis besar seorang wirausahawan tentu akan memulai menyusun rencana dengan pertama-tama menyusun rencana pemasaran, kemudian rencana produksi, organisasi dan manajemen (yang berhubungan denga personalia) dan rencana keuangan.

a. Rencana Pemasaran

Merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran yang mencakup volume permintaan, baik untuk permintaan (konsumen) industri maupun konsumsi akhir.

b. Rencana Produksi

Merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran mengenai bahan baku, mesin atau alat-alat yang digunakan dalam proses menghasilkan barang atau jasa, mengenai pemasok dan kapasitas pemasok, pemilihan lokasi tempat usaha, desain proses produksi dan karakteristik proses produksi yang dipakai, cara pengatur persediaan bahan baku, tenaga kerja yang dibutuhkan, serta persoalan peralatan yang digunakan.

c. Rencana Organisasi dan Manajemen

(30)

d. Rencana keuangan

Merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran atas kebutuhan modal untuk investasi, modal kerja dan arus kas;yang mencakup penerimaan, dari kegiatan penjualan usha pokok dan penerimaan dari usaha sampingan, rincian pengeluaran atas biaya langsung (biaya produksi) dan biaya tak langsung (biaya-biaya pemasaran, umum dan penyusutan), laba sebelum pajak, taksiran pajak, laba sesudah pajak, arus kas sesudah pajak, pembayaran pokok peminjaman dan arus kas bersih.

e. Strategi Untuk Mempertinggi Kesempatan Sukses Usaha Baru

Berbagai buku mendefinisikan manajemen strategi dengan kata-kata yang berbeda. Diantaranya, menurut Nawawi (2003), manajemen strategi merupakan perencanaan strategi yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan barang atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategis) dan berbagai sasaran organisasi

(31)

unsur-unsurnya yang terdiri dari visi, misi, tujuan dan strategi utama organisasi. Sedangkan kompenen kedua adalah perencanaan operasional dengan unsur-unsurnya,sasaran dan tujuan operasional, pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi penganggaran, kebijakan situasional, jaringan kerja internal dan eksternal,fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik.

Manajemen strategi dalam pengimplementasiannya memiliki arti bahwa entrepreneur juga harus membuat perencanaan dalam bentuk formulasi bisnis secara matang. Resnik dalam certo dan peter (1991) seperti dikutip I Putu Sugi Darmawan (2004), terdapat 10 formulasi strategi yang disarankan dirancang untuk mempertinggi kesempatan hidup dan sukses sebuah usaha kecil.

Adapun kesepuluh formulasi strategi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menjadi objektif. Angan-angan sendiri tidak memiliki tempat didalam bangunan sebuah bisnis. Kejujuran, penilaian yang tenang dari kekuatan dan kelemahan perusahaan dan keahlian bisnis serta manajemennya adalah hal yang mendasar.

2. Membuat sederhana dan terfokus. Dalam usaha kecil, kesederhanaan adalah efektif. Usaha dan sumber daya, seharusnya dikonsentrasikasikan dimana dampak dan keuntungan adalah hal yang paling utama.

(32)

yang menemukan keinginan dan kebutuhan dari pemilihan kelompok pelanggan.

4. Mengembangkan rencana pemasaran.Usaha kecil harus memutuskan bagaimana untuk meraih dan menjual kepada pelanggan.

5. Mmenejemen tenaga kerja secara efektif. Kesuksesan usaha kecil tergantung pada bangunan, pengaturan dan motivasi sebuah tim pemenang.

6. Membuat catatan keuangan yang jelas. Usaha kecil perlu memilki catatan asset, liabilitas, penjualan, biaya dan informasi akunting lainnya dalam urutan kelangsungan hidup dan keberhasilan.

7. Tidak pernah menghambur-hamburkan kas. Kas adalah raja di dalam dunia usaha kecil.

8. Menghindari perangkap yang berulang-ulang dari pertumbuhan yang cepat. Usaha kecil harus hati-hati melakukanekspansi.

9. Mengerti seluruh fase bisnis. Pengendalian usaha kecil dan kemajuan keuntungan usaha kecil, tergantung pada pengertian yang lengkap dari seluruh fungsi bisnis.

(33)

D. Pengertian Usaha Kecil

Pengertian usaha kecil menimbulkan pandangan yang berbeda di benak masing-masing. Mungkin langsung tergambar pada sebagian benak orang sebuah toko kelontong yang menjual kebutuhan sehari-hari, atau seorang penjual es yang menggunakan gerobak atau bahkan seorang pedagang roti keliling yang menjajakan dagangannya dengan menggunakan sepeda yang telah dimodifikasi. Sebenarnya bukan hal-hal seperti itu. Usaha kecil adalah jika memiliki sepuluh gerobak untuk berjualan roti atau es, dan bahkan toko kelontong yang mempunyai dua atau tiga bahkan lebih cabang.

Usaha kecil menurut surat edaran Bank Indonesia No. 26/1/UKK tanggal 29 Mei 1993 perihal kredit Usaha Kecil (KUK) adalah usaha yang memiliki total aset maksimum Rp. 600 juta (enam ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan rumah yang ditempati. Pengertian usaha kecil ini meliputi usaha perseorangan, badan usaha swasta dan koperasi, sepanjang aset yang dimiliki tidak melebihi nilai Rp. 600 juta.

(34)

yang telah digunakan secara turun temurun, dan berkaitan dengan seni dan budaya (Panji Anoraga, 2002:45).

Definisi UKM menurut Biro Pusat Statistik (BPS) lebih mengacu kepada klasifikasi skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap. UKM menurut Biro Pusat Statistik (BPS) adalah usaha skala kecil yang menggunakan kurang dari 5 (lima) orang karyawan atau usaha menengah yang menyerap tenaga kerja antara 5 (lima) hingga 19 (sembilan belas) orang.

E. Keberhasilan Usaha

Menurut Nasution (2001:12), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah.

Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.

(35)

proses sistematis, perjalanan panjang dan kerja keras. Sukses selalu diukur dengan uang, harta, jabatan, keluarga, ketenaran nama. Sukses besar berarti akumulasi dari kesemuanya.

F. Strategi Pemasaran yang Mendorong Keberhasilan Usaha ponsel Strategi pemasaran yang mendorong Keberhasilan Usaha ponsel adalah :

Strategi pemasaran adalah wujud rencana yang terarah di bidang pemasaran, untuk memperoleh suatu hasil yang optimal.

a. Strategi Produk

(36)

kepada konsumen atau calon konsumen yang meliputi kualitas produk, harga, kelengkapan produk, dan jaminan.

Di dalam strategi marketing mix, strategi produk merupakan unsur yang paling penting, karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran yang lainnya. Tujuan utama strategi produk adalah untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju dengan meningkatkan kemampuannya untuk mengatasi persaingan. Menurut Sofjan Assauri (2004:202) produk yang dibeli konsumen dapat dibedakan atas tiga tingkatan, yaitu:

1. Produk inti, merupakan inti atau dasar yang sesungguhnya dari produk yang ingin diperoleh oleh seorang pembeliatau konsumen dari produk tersebut.

2. Produk formal, merupakan bentuk, kualitas, dan kemasan yang menyertai produk tersebut.

3. Produk tambahan, merupakan tambahan produk formal dengan berbagai jasa yang menyertainya.

Di bidang pemasaran, produk dapat diklasifikasikan menurut dasar yang berbeda-beda. Berdasarkan berwujud tidaknya, produk dapat dibedakan menjadi dua kelompok utama yaitu barang dan jasa.

1. Barang

Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba, disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.

(37)

a. barang tidak tahan lama, adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian;

b. barang tahan lama, merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih.

2. Jasa

Jasa merupakan aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. (Fandy Tjiptono,2000:98)

Barang konsumsi adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga). Barang konsumsi dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan yaitu:

1. Barang konvenien

Barang konvenien merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum, contoh: sabun, makanan, dan lain-lain;

2. Barang shopping

(38)

3. Barang spesial

Barang spesial adalah barang yang mempunyai ciri khas, dan hanya dapat dibeli di tempat tertentu saja, contoh: barang-barang mewah (Basu Swasta,1996:96-97). Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dijadikan indikator produk meliputi kualitas produk, harga, dan kelengkapan produk, dan jaminan.

1. Kualitas produk

Kualitas produk merupakan hal yang perlu mendapat perhatian utama dari perusahaan atau produsen mengingat kualitas produk berkaitan erat dengan masalah keputusan konsumen (Sofjan Assauri,2004:192). Kualitas produk berkaitan dengan masalah kepuasan konsumen yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan. Kualitas produk menunjukkan ukuran tahan lamanya produk itu, dapat dipercayainya produk tersebut, mudah mengoperasikan dan memeliharanya serta atribut yang lain yang dinilai konsumen.

2. Harga

Dalam memutuskan membeli suatu produk, konsumen harus melihat adanya penetapan harga dan potongan harga.

3. kelengkapan

(39)

segala fasilitas dan kelengkapan barang, hal ini menuntut swalayan untuk lebih bisa memahami keinginan konsumen.

4. jaminan

Jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban perusahaan atas produknya kepada konsumen, di mana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk ternyata tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan. Jaminan dapat meliputi reparasi, ganti rugi (uang kembali atau produk ditukar), dan sebagainya. Jaminan sering kali dimanfaatkan sebagai aspek promosi, terutama pada produk-produk tahan lama.

b. Strategi Harga

Yang dimaksud dengan harga menurut Kotler (1994: 347) di sini adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya. Seorang penjual menentukan harga berdasarkan suatu kombinasi produk secara fisik ditambah beberapa jasa lain serta keuntungan yang diharapkan.

(40)

dibebankan pada barang. Beberapa strategi penetapan harga menurut Buttle (1995: 170) adalah :

a. Tingkatan (Level)

- Membuat Urutan harga berdasarkan jenis produk. Misalnya produk utama lebih mahal dibandingkan dengan produk sampingan.

- Penentuan harga yang sesuai dengan target market. b. Potongan harga (Discount)

Macam-macam potongan harga: - Tarif kelompok/ group:

Misal: Sebuah restoran yang memberikan potongan harga khusus untuk tamu yang datang ke restoran dengan berkelompok.

- Tarif bisnis

Misal: Sebuah restoran yang memberikan potongan harga khusus untuk konsumennya yang menggunakan fasilitas restoran untuk tujuan bisnis. - Tarif kontrak

Misal: Sebuah restoran yang memberikan potongan harga khusus untuk konsumen yang merupakan karyawan dari sebuah perusahaan tertentu yang telah mengadakan kontrak atau perjanjian dengan restoran tersebut. - Tarif musim

(41)

c. Strategi Lokasi dan Layout

Menentukan lokasi tempat untuk setiap bisnis merupakan suatu tugas penting bagi pemasar, karena keputusan yang salah dapat mengakibatkan kegagalan sebelum bisnis dimulai. Memilih lokasi berdagang merupakan keputusan penting untuk bisnis yang harus membujuk pelanggan untuk datang ke tempat bisnis dalam pemenuhan kebutuhannya.

Pemilihan lokasi mempunyai fungsi yang strategis karena dapat ikut menentukan tercapainya tujuan badan usaha. Lokasi lebih tegas berarti tempat secara fisik (Sriyadi,1991:60). Lokasi adalah letak atau toko pengecer pada daerah yang strategis sehingga dapat memaksimumkan laba (Basu Swasta dan Irawan,2003:339).

Sedangkan menurut Rambat Lupiyoadi (2001:61-62) mendefinisikan lokasi adalah tempat di mana perusahaan harus bermarkas melakukan operasi. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu:

1. Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan), apabila keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau dengan kata lain harus strategis;

(42)

3. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu langsung, berarti service provider dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon, komputer, dan surat.

Pertimbangan-pertimbangan yang cermat dalam menentukan lokasi meliputi faktor-faktor:

1. Akses, misalnya lokasi yang mudah dilalui atau mudah dijangkau sarana transportasi umum;

2. Visibilitas, misalnya lokasi dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan;

3. Tempat parkir yang luas dan aman;

4. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha dikemudian hari;

5. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan (Fandy Tjiptono,2000:41-42).

(43)

penjualan, pengangkutan, persediaan, pergudangan (Basu Swasta dan T Hani Handoko, 2000:125).

Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan lokasi dalam penelitian ini adalah letak yang strategis dari jangkauan konsumen meliputi transportasi, lokasi penjualan, dan jarak antara lokasi toko dengan rumah.

Lokasi merupakan tempat usaha ponsel itu melakukan proses penjualan, tempat melayani konsumen, dapat juga diartikan sebagai tempat untuk memajangkan produk atau barang yang dijual. Konsumen dapat melihat langsung barang yang diproduksi atau dijual baik jenis, jumlah maupun harganya yaitru dengan kategori strategis atau tidak strategis.

Tata letak juga perlu dipikirkan sebagai tempat melakukan kegiatan usaha. Tata letak ini dikenal dengan nama layout. Layout yang tepat memberikan keindahan, kenyamanan, kesehatan dan keselamatan kerja yang lebih baik sehingga memberikan motivasi yang tinggi kepada para tenaga kerja. Di samping itu, pelanggan atau konsumen pun betah berbelanja atau berurusan dengan usaha tersebut.

d. Strategi Promosi

(44)

yang seringkali disebut dengan “Marketing Communication ” atau “Promotion Mix ”. Ada beberapa bentuk kegiatan di dalam ‘‘Marketing Communication” atau “Promotion Mix” menurut Buttle ( 1995: 309-3 10) yaitu :

a. Iklan (advertising)

Adalah semua bentuk penyajian non personal, promosi ide-ide, promosi barang produk/ jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu yang dibayar, misalnya: iklan cetak dan radio, kemasan luar, majalah, papan iklan, simbol, logo, dsb.

Ada 4 dasar petunjuk bagaimana membuat iklan yang efektif menurut Jones (1988: 167):

1. Menentukan target atau sasaran pelanggan (target audience) Seperti yang kita lihat, sebuah restoran biasanya menentukan golongan tertentu dari pelanggan sebagai sasaran pemasaran.

Maka dari itu media iklan haruslah dipilih dari yang dapat mewakili golongan tertentu tersebut.

2. Kesan (image)

Iklan haruslah merefleksikan jenis dari restoran itu sendiri. Misalnya sebuah iklan untuk restoran yang mahal, haruslah mewah dan berwarna cemerlang, sebaliknya apabila restoran tersebut bersifat santai, maka iklan yang ditampilkan haruslah dapat menggambarkan hal tersebut.

3. Keuntungan (benefits)

(45)

menggambarkan apa saja keuntungan yang dapat diperoleh para pelanggan apabila memilih produk kita.

Misal: Mc Donald menampilkan iklan yang menggambarkan beberapa karyawan mereka yang sedang tersenyum ramah dan layanan 1 menit. Iklan ini menunjukkan bahwa restoran tersebut mempunyai kelebihan dibanding restoran lain, yaitu keramahtamahan dan kecepatan layanan dari para karyawannya.

4. Kekuasaan (dominance)

Iklan haruslah dapat menarik pelanggan yang potensial, dan dapat menuntut perhatian mereka, hal ini sangatlah tidak mudah bagi pembuat iklan yang masih amatir, biasanya iklan seperti ini hanya dapat dipahami oleh orang-orang tertentu saja dalam usaha merebut perhatian pelanggan. b. Promosi Penjualan (sales promotion)

Adalah insentif jangka pendek untuk merangsang pembelian/ penjualan suatu produk/ jasa, misal undian, hadiah-hasiah, pembagian sampel produk, pameran, potongan besar dan pasar murah. Buttle (1995: 376). Terdapat 2 macam promosi penjualan menurut Jones (1988:169):

(46)

a. Usaha iklan mungkin dapat meningkatkan perhatian pelanggan kepada restoran.

b. Restoran dapat melakukan promosi tawaran spesial atau special offers. Restoran dapat menyalurkan ide tersebut dengan memasukkannya ke dalam daftar menu atau membuat kartu khusus tentang penawaran tersebut yang diletakkan di atas meja, juga dapat dilakukan dengan membuat poster yang menjelaskan penawaran tersebut. Atau dengan memberikan voucher bulanan atau pemberlakuan pembelian sejumlah menu tertentu mendapat gratis satu menu tertentu lainnya. Mereka dapat memberikannya dengan sistem dari pintu ke pintu, menyebarkan di jalan, atau memberikan sebagai hadiah dari sebuah undian.

2. Promosi Penjualan Produk (product sales promotion) Dalam hal ini promosi penjualan lebih ditekankan pada promosi suatu produk tertentu daripada rnempromosikan seluruh bisnis restorannya. Ada 3 alasan untuk lebih mempromosikan produk daripada restoran itu sendiri (meski nama restoran harus disebutkan juga dalam promosi tersebut):

(47)

4. Promosi produk ini dapat juga digunakan untuk mengidentifikasi uniknya produk restoran dibanding restoran lain.

5. Dalam promosi penjualan ini perlu ditekankan pentingnya melibatkan seluruh karyawan restoran, mereka juga harus diingatkan bahwa peningkatan penjualan, selain baik untuk bisnis restoran, juga dapat memberikan dampak yang baik bagi mereka. Misalnya saja dengan memberikan bonus bagi karyawan yang dapat menjual produk paling banyak bulan itu.

c. Publisitas (publicity)

Adalah suatu stimulasi non personal terhadap permintaan suatu produk, jasa atau unit barang dengan menyebarkan berita-berita komersial yang penting mengenai kebutuhan akan produk tertentu di suatu media yang disebarluaskan dan menghasilkan suatu sosok kehadiran yang menarik mengenai produk itu di radio, televisi, atau panggung yang tidak dibayar oleh pihak sponsor, misal : pers, pidato, seminar, dsb

d. Penjualan (selling)

Adalah penyajian lisan dalam suatu pembicaraan dengan satu atau beberapa pembeli potensial dengan tujuan untuk melakukan penjualan, mi sal : presentasi penjualan, pertemuan penjualan, program intensif, demo dan sebagainya. Menurut Buttle (1995: 356) ada 2 macam strategi pemasaran penjualan :

- Penjualan perorangan (personal selling)

(48)

Penj ualan melalui telepon (telephone selling) Penjualan yang dilakukan melalui telepon.

e. Pos Langsung (direct mail)

Adalah media komunikasi melalui pos oleh pihak perusahaan/ sponsor. Kadang dikenal sebagai promosi yang langsung mendapat respon. Ini salah satu dari bentuk penjualan langsung (direct selling), misalnya dengan melakukan penyebaran brosur atau pamflet lewat pos. Buttle (1995: 381). f. Sponsor ( sponsorship )

Adalah dukungan secara material atau financial terhadap suatu aktivitas, misalnya; olah raga, kegiatan seni. Buttle (1995: 384).

g. Merchandising

Adalah sebuah bentuk usaha yang menyebabkan rangsangan agar pelanggan membeli produk kita. Ada 2 macam bentuk dari merchandising: 1. Pameran (display)

(49)

2. Merchandising dapat juga berbentuk suatu barang yang mewakili produk, seperti buku catatan kecil, kaos, topi, gantungan kunci, dan lain- lain. Dengan memberikan barang- barang yang mewakili restoran tersebut, diharapkan dapat mengingatkan kembali kepada para pelanggan kepada restoran kita, dan secara tidak langsung dapat menjadi promosi secara tidak langsung apabila ada orang lain atau teman dari pelanggan kita yang ikut melihat barang tersebut. Jones (1988: 17).

h. Hubungan Masyarakat (public relations).

Adalah macam-macam kepentingan publik dari sebuah organisasi yang dikenal dan sebagai tempat berkomunikasi di lingkungan lokal, konsumen, tenaga kerja, media personal dan non personal yang menguntungkan atau membantu organisasi. Buttle (1986: 401).

(50)

BAB III

GAMBARAN UMUM USAHA JAYA PONSEL

A. Sejarah singkat berdirinya Perusahaan

Jaya Ponsel didirikan berawal dari keinginan sipemilik untuk berwira swasta serta untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat pemilik selama ia duduk dibangku perkuliahan. Selain itu teknologi telekomunikasi yang semakin canggih dan perkembangannya sangat pesat memberikan inspirasi dan peluang bagi pendiri Jaya ponsel untuk membuka usaha di bidang telekomunikasi yaitu menjual pulsa dan service handphone dan mengapa pemilik memilih mendirikan usaha yang berbasis jasa pengisian pulsa, karena dilihat trend pada masyarakat yang hari ini sangat membutuhkan alat komunikasi berupa handphone yang perkembangannya sangat pesat. Harga handphone yang semakin murah menyebabkan permintaan akan handphone meningkat yang berimbas pada bisnis penjualan pulsa. Hal ini menyebabkan peluang di sector ini (jasa pengisian pulsa) sangat menjanjikan.

(51)

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan gambaran sistematis tentang bagian- bagian tugas tugas dan tanggung jawab serta hubungannya. Pada hakekatnya jumlah kegiatan dan hubungan dan wewenang yang mempunyai fungsi yang mengorganisir.

Struktur Organisasi perusahaan mencerminkan kebijaksanaan yang ditempuh untuk mengadakan pengawasan terhadap manusia, peralatan, dan fasilitas lainnya yang terlibat di dalamnya demi tercapainya tujuan perusahaan yang telah direncanakan dan di tetapkan oleh perusahaan tersebut.

Bentuk organisasi yang digunakan perusahaan mencerminkan kebijaksanaan perusaaan dalam mengorganisir bawahannya, karena itu dalam menetapkan kebijaksanaan terlebih dahulu ditentukan bentuk organisasi yang akan ditetapkan dengan menyesuaikan susunan dan penempatan sumber daya manusia yang sesuai dengan keahliannya. Penerapan struktur organisasi juga berhubungan dengan bidang usaha daan besar kecilnya perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi perusahaan jelas pembagian tugas dan tanggung jawab yang ada di dalamnya dapat terorganisir dan terkoordinir, maka kegiatan dalam organisasi akan berjalan daan akan tercapai tujuan yang telah ditetapkan. Jaya Ponsel di Jalan Karya ini memiliki struktur organisasi yang sangat

(52)

ponsel ini masih mau berkembang. Secara bagan dapat gambarkan struktur organisasi Jaya Ponsel sebagai berikut:

Gambar 3.1 struktur organisasi Jaya Ponsel Sumber : Jaya ponsel

Dari bagan dapat dijelaskan bahwa Pak Rahmat sebagai pemilik hanya mengatur dua sub bagian pada usahanya yaitu pada jasa pengisian pulsa dan juga jasa service HP. Pada jasa pengisian pulsa terdapat dua karyawati yang siap melayani pelanggan dan satu pegawai yang melayani jasa service HP.

C. KEGIATAN OPERASIONAL 1. Pemilik

Peranan pemilik di Jaya Ponsel adalah mengkoordinir dan mengawasi tugas–tugas pekerjanya agar bekerja dengan baik, kemudian memberikan arahan bagaimana cara menjalankan usaha dan mengevaluasi laporan keuangan.

PEMILIK

JASA PENGISIAN PULSA

(53)

2. Jasa Pengisi Pulsa

Jaya Ponsel menyediakan jasa pengisian pulsa yang bertugas melayani konsumen yang ingin mengisi pulsa di Jaya Ponsel dan membuat laporan penjualan pulsa setiap harinya. Pada jasa pelayanan isi pulsa Pak Rahmat memiliki dua karyawati yang siap melayani palanggan.

3. Jasa Service HP

(54)

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI

Analisis data dilakukan dalam dua kelompok, yaitu analisis pemilik usaha ponsel dan analisis strategi pemasaran yang mendorong keberhasilan usaha baru. Data yang dijadikan dasar perhitungan adalah data pada saat penulis melakukan penelitian yang dilakukan mulai dari bulan Oktober 2009 - Maret 2010.

A. Analisis Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pengusaha ponsel di Jalan Karya Jaya Medan. Berikut adalah data pribadi pemilik usaha Jaya Ponsel:

1. Nama : Rahmat Nugraha

2. Umur : 49 tahun

3. Status : Menikah

4. Pendidikan : SMA (sederajat)

5. Tempat/ Tgl. Lahir : Labuhan Batu, 23 Juli 1960 6. Alamat sakarang : Jalan Karya Jaya

7. Lama berwirausaha : 6 tahun 8. Nama Usaha : Jaya Ponsel 9. Memulai Usaha (Tgl/Bln/Thn) : Maret 2002

(55)

B. Analisis Strategi Pemasaran Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru Peneliti meneliti mengenai strategi pemasaran yang dilakukan oleh wirausahawan di dalam memasarkan jasa yang ditawarkannya. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan observasi dan wawancara secara terstruktur dengan menggunakan kuesioner sehingga maksud dan tujuan yang diinginkan peneliti dapat tercapai. Dengan demikian wawancara dapat berlangsung dengan baik dan terarah. Berikut adalah hasil analisis peneliti:

1. Faktor Rencana Pemasaran

Penulis akan menggunakan beberapa indikator sesuai dengan yang dikemukakan sebelumnya untuk melihat apakah faktor rencana pemasaran merupakan salah satu faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru. Dalam hal ini ada 7 (tujuh) indikator dalam 10 (sepuluh) pertanyaan sebagai petunjuk untuk mengetahui apakah pemilik usaha ponsel yang akan diwawancarai berpendapat bahwa rencana pemasaran seperti Produk yang berkualitas, Harga yang sesuai dengan kualitas produk, lokasi yang strategis merupakan beberapa elemen dari rencana pemasaran yang mendorong keberhasilan usaha barunya.

Tabel 4.1

Asosiasi Responden Terhadap Faktor Rencana Pemasaran

No. Asosiasi Jawaban

ya tidak 1. Produk yang ditawarkan menarik dan lengkap √

(56)

4. Menerapkan rencana periklanan sebagai tindakan promosi √

5. Merancang konsep pemasaran yang inovatif √

6. Usaha promosi dari produk menarik minat konsumen √

7. Letak usaha strategis √

8. Lingkungan suasana tempat usaha kondusif √

9. Pengiriman produk (barang) tersedia √

10. Karyawan terlatih dan mampu melayani pelanggan dengan

baik √

Total Skor Jawaban 8 2

Sumber : Hasil penelitian, 2009 (data diolah)

(57)

promosi. Hal ini disebabkan karena tempat wirausahawan ini beroperasi telah bekerja sama dengan operator tertentu dalam kegiatan promosi sehingga rencana periklanan dirasakan bukan merupakan tindakan promosi. Wirausahawan tidak melakukan rancangan konsep yang inovatif karena wirausahawan telah bekerja sama dengan operator tertentu, sehingga wirausahawan merasa bahwa rencana pemasaran merupakan tugas pihak operator dalam memasarkan jasanya. Usaha dari promosi menarik minat konsumen. Sejauh ini usaha promosi yang dilakukan atas kerja sama dengan operator tertentu yang diusung oleh wirausahawan ini berjalan cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari penjualan pulsa yang baik setiap harinya. Letak usaha sangat strategis. Hal ini karena Ponsel Jaya ini terletak di pinggir jalan besar yang merupakan daerah tempat banyak orang berlalulalang sehingga usaha Jaya Ponsel ini mudah dijangkau oleh konsumen. Lingkungan usaha Jaya Ponsel ini kondusif karena merupakan pemukiman penduduk yang aman. Hal ini karena lokasi usaha dekat dengan pemukiman TNI dan juga jarang terjadi tindak kriminal. Pengiriman produk tersedia. Bila ada konsumen yang meminta untuk diantarkan HP yang diservice maka akan diantarkan bila dimintas oleh pelanggan. Wirasuahawan mempekerjakan karyawan yang terlatih dan mampu melayani konsumen dengan baik.

(58)

C. Strategi Pemasaran Jaya Ponsel

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti dapat diuraikan beberapa strategi pemasaran yang dilakukan oleh wirausahawan Jaya Ponsel dalam mencapai keberhasilan dalam usahanya yaitu:

1. Produk

Produk yang dipasarkan dalam usaha ini adalah pulsa telepon seluler dalam bentuk elektronik maupun voucher dan juga jasa service HP. Dalam kegiatannya produk tersebut didapat dari para operator telepon seluler yang didapat dari berbagai suplier. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti, produk tersebut didapat dari para penyalur kemudian dijual langsung kepada konsumen atau didistribusikan kembali kepada pihak-pihak yang ingin menjual pulsa secara individual.

Jaya Ponsel menyediakan pulsa elektronik beragam produk. Produk yang disediakan semuanya selalu siap digunakan untuk melakukan isi ulang pulsa ke beragam produk prabayar operator telekomunikasi selular yang ada di Indonesia.

Sejumlah operator dan produk yang didukung hingga saat ini, adalah:

• Telkomsel: Kartu HALO (Hybrid), simPATI dan Kartu As. • XL: XL Bebas, XL Bebas eXtra, XL Jempol, dan XL Jimat. • Indosat: Mentari, IM3, dan StarOne.

(59)

Dari daftar produk berdasarkan operatornya yang ditampilkan di atas, kemudian dapat di pilah lebih detil menjadi produk voucher pulsa dengan nilai nominal atau denominasi berikut:

(60)
(61)

Produk jasa servis HP yang ditawarkan oleh Jaya ponsel meliputi perbaikan suku cadang HP dari berbagai merek, pengisian konten tambahan dalam HP berupa music, aplikasi game maupun keamanan software HP, dan juga perbaikan berat pada HP akibat kesalahan pemakaian seperti jatuh atapun terendam air. Produk jasa servis HP yang ditawarkan oleh Jaya Ponsel memiliki kualitas yang cukup memuaskan. Jaya Ponsel memberikan jaminan servis selama seminggu pemakaian setelah servis. Hal ini guna menjamin bahwa servis yang diberikan telah sesuai dengan yang diharapkan. Bila dalam seminggu terjadi keluhan dalam pemakaian HP yang diservis, maka akan diservis kembali tanpa dikenakan biaya. Ini bertujuan untuk menjaga kepuasan pelanggan.

Jaya Ponsel memiliki berbagai kelengkapan standar dalam servis HP yang menjamin bahwa HP yang diservis akan diperlakukan dengan baik. Jaya Ponsel juga menyediakan suku cadang dari berbagai jenis HP yang biasa digunakan oleh konsumen di sekitar tempat ini beroperasi seperti casing HP, baterai HP, dan juga suku cadang lainnya.

Dalam penyediaan servis HP, Jaya Ponsel berusaha secepat mungkin dalam pelaksanaan servis, hal ini tergantung dari kerusakan yang terjadi dalam HP yang bersangkutan. Bila HP yang diservis hanya mengalami kerusakan yang ringan, maka waktu yang diperlukan hanya memakan waktu yang singkat, begitu juga sebaliknya bila kerusakan yang terjadi besar maka dalam penyelesaian servis HP juga akan mengalami waktu yang relatif panjang.

(62)

keberatan dengan harga servis yang diberikan. Pada HP bekas yang dijual kembali Jaya Ponsel juga memberikan jaminan selama sebulan. Bila dalam sebulan terjadi kerusakan karena kesalahan ponsel dan bukan karena kelalaian pengguna maka Jaya Ponsel bersedia untuk mengganti HP bekas tersebut. Hal ini bertujuan untuk membangun kepercayaan konsumen.

2. Harga

Penentuan dari harga dari suatu produk adalah suatu hal yang juga sangat krusial. Penentuan harga dari suatu produk akan sangat mempengaruhi dari keberhasilan suatu perusahaan dalam memperoleh keuntungan yang akan didapatkan oleh suatu perusahaan. Penentapan dari suatu produk, akan sangat dipengaruhi dari seberapa besar pengorbanan yang telah dilakukan dalam memproduksi produk itu sendiri. Semakin besar pengorbanan yang dilakukan maka akan semakin besar dan tinggi harga yang dibandrol dari produk itu sendiri.

Kebijakan dalam menentukan harga dari suatu produk, maka kelak akan sangat mempengaruhi dari pelayanan harus dilakukan oleh perusahaan terhadap konsumen. Dan ini tentunya juga membutuhkan biaya budget yang juga harus diperhitungkan dengan menentukan nilai harga dari produk itu sendiri yang sangat diharapkan dan telah dirancang agar dari harga produk itu sendiri dapat menutupi semua biaya produksi sehingga akan menghasilkan profit bagi perusahaan.

(63)

menetapkan harga produk dapat dilakukan dengan menganalsis kelebihan, keunggulan dan kekurangan dari produk yang dimiliki. Dengan jalan ini maka kelak dikemudian hari tidak akan ditemukan istilah harga yang seharusnya lebih mahal atau lebih murah dari kualitas barang yang dimiliki. Penentuan harga barang juga dapat dianalisis dengan melihat persaingan dan seberapa besar kebutuhan produk yang akan dicari oleh konsumen.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti, Jaya Ponsel melakukan penetapan harga yang bersaing dengan para pesaingnya. Hal ini dapat dilihat dari harga jual pulsa yang ditetapkan. Jaya Ponsel hanya mengambil keuntungan berkisar 10% dari tiap denominasi pulsa yang terjual. Misalnya untuk voucher pulsa operator simpati yang bernilai Rp. 10.000, Jaya Ponsel hanya menjual dengan harga Rp. 11.000. Hal ini dapat dilakukan karena Jaya Ponsel mendapat pemasok pulsa yang memberikan harga yang relatif terjangkau. Jaya Ponsel juga menerima pembelian pulsa dalam partai besar untuk dijual kembali oleh konsumen. Dengan demikian keuntungan yang diperoleh akan semakin besar pula, karena Jaya Ponsel tidak hanya menjual pulsa secara eceran tetapi juga sebagai penjual pulsa dalam partai besar.

Penetapan harga pada jasa servis HP ditetapkan berdasarkan jenis kerusakan yang dialami tiap-tiap HP yang datang. Bila HP yang diservis hanya mengalami kerusakan kecil maka biaya yang ditetapkan juga tidak terlalu tinggi. Bila kerusakan yang terjadi besar maka biaya yang ditetapkan juga besar. Hal ini menjamin agar konsumen merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.

(64)

diberikan kepada konsumen. Hal inilah yang menjadi daya tarik Jaya Ponsel untuk dapat mendapatkan konsumen.

3. Lokasi

Distribusi adalah juga merupakan bagian yang vital dari bagian strategi pemasaran itu sendiri. Pemilihan strategi dengan tepat akan dapat membantu produk sampai ke konsumen dengan harga yang sesuai dengan yang telah ditentukan oleh perusahaan. Karena tak jarang suatu produk yang telah dibandrol dengan harga sekian, namun karena kesalahan ditribusi ketika sampai ke tangan konsumen, harga yang terjadi ketika transaksi jual beli adalah lebih mahal dari harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan yang sebelumnya.

Salah satu strategi pemasaran yang sebaiknya harus diperhatikan agar aktivitas jalannya distribusi dapat berjalan dengan lancer, adalah dengan memperhatikan perihal channel of ditribusi atau jika diterjemahkan mengandung arti saluran distribusi. Saluran ditribusi dapat membantu perusahaan dalam proses pemasaran terutama untuk menganalisis berbagai kendala yang terjadi di lapangan, sehingga dapat diambil kebijakan strategi yang tepat untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan distibusi kembali akan dapat berjalan dengan normal dan baik demi tercapainya kepuasan konsumen

Berdasarkan hasil dan wawancara peneliti dengan wirausahawan maka dapat dijelaskan beberapa pertimbangan wirausahawan ini dalam memilih lokasi usahanya diantaranya:

a. Tingkat Kepadatan penduduk.

(65)

darah perumahan, apakah misalnya penghuninya 1.000 kepala Keluarga atau 4.000 kepala keluarga, tentu berbeda kepadatannya, atau misalnya area disekitar area tersebut.

b. Tingkat pendapatan masyarakat calon konsumen.

Ketahui dengan pasti tingkat pendapatan/ penghasilan penduduk disekitar area terseut. Karena hal ini berkaitan dengan daya beli masyarakat sekitar terhadap produk kita. Kalau daya belinya tinggi, kita bisa menjual produk yang agak berkualitas walau sedikit agak mahal, tetapi kalau daya belinya rendah, kita bisa menjual produk yang kualitasnya standar tetapi murah meriah, kalau warung kelontong bisa jual barang secara ketengan. Misalnya jual rokok per batang, bukan per bungkus.

c. Banyaknya usaha di tempat tersebut.

Untuk lokasi perdagangan, pasti banyak usaha di tempat tersebut. Biasnya kalau semakin banyak yang membuka usaha di area tersebut, semakin ramai. Karena terjadi sentralistik macam-macam usaha dalam satu lokasi, dan ini tentu menarik pelanggan yang jauh untuk datang berbelanja. contohnya mal atau plaza, atau sekitar pasar.

d. Pertimbangan tempat usaha.

(66)

usaha kita malah tidak berkembang, mengingat saat ini semakin banyak mal yang bermunculan. Selain di mal, tempat di sekitar jalan raya juga bagus, dekat perempatan, pokoknya tempat yang mudah terlihat dan ramai dilalui orang

e. Traffic

Lihat traffiknya, apakah banyak orang lalu lalang atau tidak. Kalau tidak ramai pejalan kaki, apakah banyak kendaraan bermotor atau mobil yang lewat. Untuk usaha bengkel, tempat seperti ini masih layak di pakai.

f. Tingkat persaingan.

Jika anda melihat lokasi yang ramai, tetapi usaha sejenis dengan anda sudah cukup banyak, jangan paksakan diri anda membuka usaha disana. Tetapi jika anda yakin karena posisi tempat lebih strategis, modal lebih besar, layanan lebih baik, boleh-boleh anda memasuki persaingan.

g. Keamanan dan akses parkir.

(67)

mencari tempat parkir, atau parkir jauh dari lokasi usaha kita, tentu pelanggan tidak akan merasa aman dan ogah untuk kembali.

4. Tata Ruang (Layout )Toko

Tata ruang toko (layout) toko sepenuhnya diserahkan kepada operator yang diajak bekerja sama. Hal ini bertujuan untuk menghemat biaya dalam penataan ruangan. Ruangan dihiasi dengan berbagai atribut operator penyedia jasa layanan telekomunikasi. Dengan demikian toko akan kelihatan lebih menarik. Konsumen dapat dengan lebih jelas melihat bahwa toko ini menyediakan layanan isi pulsa dan service HP.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti, tata ruang (layout) toko tersebut sudah cukup efektif karena memudahkan konsumen di dalam menjangkau barang dagangan dan memilih barang yang dibutuhkan.

Ruangan yang menjadi tempat beroperasi Jaya Ponsel ditempatkan beberapa lemari kaca tempat produk-produk HP dipajangkan. Lemari kaca tersebut diletakkan tepat di depan took sehingga memudahkan konsumen dalam melihat produk yang ditawarkan. Terdapat dua buah lemari kaca yang diposisikan menutupi ruangan dari depan toko. Dengan demikian konsumen hanya dapat melihat produk-produk yang ditawarkan dari luar ruangan.

(68)

D. Keberhasilan Usaha yang Dicapai

Keberhasilan usaha dalam hal ini diindikasikan dalam lima hal yaitu jumlah penjualan meningkat, hasil produksi meningkat, keuntungan atau profit bertambah, perkembangan dan pertumbuhan usaha berkembang cepat dan memuaskan. Ukuran keberhasilan usaha dalam menerapkan strategi pemasarannya adalah mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan. Semakin banyak pelanggan yang menerima produk atau jasa yang ditawarkan, maka mereka semakin puas, dan ini berarti strategi yang dijalankan sudah cukup berhasil. Ukuran mampu meraih pelanggan sebanyak mungkin hanya merupakan salah satu ukuran bahwa strategi yang dijalankan sudah cukup baik. Masih ada lagi ukuran lainnya, misalnya tingkat laba yang diperoleh dan ukuran lainnya. (Machfoedz, 2005:12)

Peneliti mengukur keberhasilan wirausahawan dengan melihat nilai aset penjualan Jaya Ponsel tiga tahun terakhir. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti dapat dilihat perkembangan usaha Jaya Ponsel ini berdasarkan nilai omset tiga tahun terakhir yaitu:

Tahun Aset (Rp)

2006 131.000.000

2007 138.000.000

2008 145.000.000

2009 175.000.000

Tabel 4.2 Nilai Omset Jaya Ponsel tiga tahun terakhir Data diolah

(69)

rupiah. Peningkatan ini mengindikasikan bahwa dalam segi peningkatan aset usaha Jaya Ponsel mengalami keberhasilan usaha bila diukur berdasarkan peningkatan aset yang terjadi.

Berdasarkan lima hal yang menjadi indikasi keberhasilan usaha yang dicapai oleh Jaya Ponsel dapat dilihat dari jumlah asset yang meningkat setiap tahun berarti dapat dikatakan bahwa penjualan Jaya Ponsel dalam tiga tahun terakhir meningkat, hasil produksi meningkat, keuntungan atau profit bertambah, perkembangan yang cukup memuaskan.

Gambar

Tabel 1.1. menunjukkan bahwa Jaya Ponsel mulai dari tahun 2002 hingga tahun
Tabel 1.1 Defenisi Operasional Variabel
Gambar 3.1 struktur organisasi Jaya Ponsel Sumber : Jaya ponsel
Tabel 4.1 Asosiasi Responden Terhadap Faktor Rencana Pemasaran
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Semua siswa (3 siswa) yang miskonsepsi pada konsep hubungan antara tekanan dan volume jika suhu dijaga konstan pada sistem tertutup setelah diremediasi

a. Dalam perencanaan pelatihan meliputi : i) Untuk mengidentifikasi kebutuhan warga belajar dengan cara mengidentifikasi permasalahan sosial anak yang berkonflik dengan hukum

Batasan masalah pada penelitian ini yaitu mengunakan material baja tahan karat SS 304, pengelasan dilakukan menggunakan metode SMAW dan TIG, arus listrik yang digunakan saat

Jace finds that Simon and Maia have been abducted and he tells Clary to come at the Institute after him.. When they arrive at the Institute, Jace is on the rooftop and he

Dalam setiap persmaan, kedua ruas menyatakan nilai yang sama, sehingga operasi baris nomor 2 dapat digunakan.. Demikian pula, operasi baris nomor 3 menghasilkan persamaan

Pilihan untuk menggunakan proprietary software juga merupakan hal yang sulit karena terbatasnya sumber daya yang dimiliki oleh Indonesia. Kondisi ini jelas menguatkan posisi

New York: Holt, Rineheart and Winstone,