BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai budaya bangsanya sendiri. Budaya akan muncul apabila memiliki masyarakat yang cerdas. Masyarakat yang cerdas akan tercipta apabila masyarakat dalam bangsa tersebut bisa mengimbangi dan memanfaatkan teknologi informasi disertai dengan adanya tenaga ahli yang memiliki kemampuan khusus pada bidang informatika. Tenaga ahli didapatkan jika adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mencukupi. Oleh karena itu, Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi faktor terpenting dalam mewujudkan masyarakat cerdas itu sendiri dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki keterampilan dan profesionalitas yang tinggi untuk mendapatkan tenaga ahli yang sesuai dengan standar itulah Sumber Daya Manusia (SDM) yang dibutuhkan.
nusantara,memperkukuh ketahanan nasional,dan mempererat hubungan antar bangsa dalam usaha mencapai tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Oleh karena itu, PT.Kereta Api (Persero) selain berperan penting dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam bentuk pelayanan sarana transportasi perkeretaapian,juga ikut berperan penting dalam pelayanan sosial.Sehingga,dalam pelayanan sosial tersebut PT.Kereta Api (Persero) menunjuk bagian yang dapat membantu dalam merealisasikan tujuan tersebut yaitu bagian Corporate Social Responsibility (CSR).Bagian ini terdiri dari dua sub bagian yang membantu dalam mewujudkan tujuan tersebut yaitu sub bagian Community Relations (CR) dan sub bagian Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL).
Sehingga dari uraian latar belakang diatas penulis tertarik untuk membuat laporan dengan judul “Analisis Sistem Penyaluran Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) pada bagian Corporate Social Resposibility PT.Kereta Api (Persero) Kantor Pusat Bandung”.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di PT.Kereta Api (Persero), penulis menemukan beberapa masalah yang timbul pada saat melakukan kegiatan tersebut, yaitu :
2. Pemanfaatan waktu kerja yang tidak dimanfaatkan dengan baik pada bagian CSR PT.Kereta Api (Persero)
3. Pengrealisasian bantuan sosial terhadap masyarakat hanya dilakukan apabila ada proposal yang masuk.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sistem evaluasi penyaluran proposal PKBL yang berjalan pada bagian CSR PT.Kereta Api (Persero)
1.3 Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL) 1.3.1 Maksud Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Maksud dilaksanakanya Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah untuk dapat menganalisis sistem penyaluran Program Kemitraan Bina Lingkungan pada bagian CSR PT. Kereta Api (Persero).
1.3.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Tujuan diadakannya Praktek Kerja Lapangan (PKL) PT. Kereta Api Indonesia yakni sebagai berikut :
1.4 Batasan Masalah
Dalam laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini hanya menjelaskan tentang bagaimana sistem penyaluran Program Kemitraan Bina Lingkungan yang berjalan pada bagian CSR PT.Kereta Api (Persero).
1.5 Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan (PKL)
1.6 Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Tabel 1.1
Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapanagan (PKL)
14.00 Pulang 5 Jumat 07.00-08.30
09.00-12.00 12.00-14.00 14.00-15.00 15.00
Olahraga bersama Aktivitas kerja
Sholat jumat dan istirahat Aktivitas kerja
Pulang 6 Sabtu dan
Minggu
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Umum Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL)
· Program Kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan
usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan
dana dari bagian laba BUMN.
· Program Bina Lingkungan adalah program pemberdayaan kondisi
sosial masyarakat oleh BUMN diwilayah usaha BUMN tersebut
melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.
2.1.1 Sasaran Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL)
Sasaran PKBL antara lain :
a. Tercapainya pengelolaan dana PKBL secara tepat
jumlah, tepat waktu dan tepat sasaran.
b. Tercapainya penyaluran dana PKBL kepada usaha kecil
secara tepat jumlah, tepat waktu, tepat sasaran dan tepat
pembinaan.
c. Tercapainya penggunaan dana PKBL kepada usaha
kecil secara tepat jumlah, tepat waktu, tepat sasaran dan
tepat pembinaan.
2.1.2 Karakteristik Mitra Binaan
Karakteristik yang diterapkan di PT.Kereta Api
(Persero) dalam penyaluran dana PKBL kepada usaha kecil
atau mitra binaan adalah sebagai berikut :
· Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil
· Mempunyai kekayaan bersih maksimal Rp. 200 juta,
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
· Memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp. 1
Milyar
· Berdiri sendiri dan bukan merupakan anak perusahaan
atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau
berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan
usaha menengah dan besar
· Berbentuk usaha orang perorangan dan badan usaha
yang tidak berbadan hukum termasuk koperasi
· Memiliki prospek usaha untuk dikembangkan
· Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 tahun
· Belum memenuhi persyaratan perbankan (non
bankable)
2.1.3 Realisasi Kegiatan PKBL
Beberapa realisasi kegiatan yang telah dilakukan
· Pembinaan terhadap pelaksanaan PKBL
· Pemberian sumbangan kepada lingkungan Stasiun
Lebakjero
· Melakukan pembahasan usulan program PKBL
dengan Meneg.BUMN PKBL
· Mengikuti pameran Gelar Produk PKBL BUMN
tahun 2010
· Mengikuti pameran Gelar Produk BUMN EXPO
VIII dan lain-lain.
2.2 Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)
Komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis,
beroperasi secara legal dan berkontribusi dalam peningkatan ekonomi,
bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan
keluarganya, sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas local dan
masyarakat luas (The World Business Council for Sustainable
Development).
2.2.1 Landasan Kegiatan CSR
Menurut Keputusan Direksi PT. Kereta Api (Persero) No.
Kep.U/HK.215/V/I/KA-2009 tentang : Kode Etik Perusahaan PT.
Bab II : Standar Etika & Perilaku
Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (CSR);
Perusahaan memiliki kebijakan disetiap lini operasi untuk
berusaha memahami, berinteraksi, membangun dan
membantu pengembangan masyarakat setempat dengan
cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Saling menghormati
2. Kemitraan secara aktif
Sehingga untuk kedepan Perusahaan dapat
menerapkan konsep CSR secara utuh.
2.2.2 Tingkatan CSR
· Level 1 : Kepatuhan kepada semua aturan yang ada baik
UU, PP, Peraturan Menteri dan sebagainya yang
berkaitan dengan sektor usaha perusahaan PT. Kereta
Api Indonesia (Persero)
· Level 2 : CSR dalam bentuk filantropi, yaitu keinginan
untuk meningkatkan kesejahteraan sesama terutama
melalui pemberian sumbangan dalam bentuk uang
untuk mencapai tujuan yang baik. Contoh : pemberian
donasi, beasiswa, pembangunan sekolah, tempat ibadah,
· Level 3 : Community development, adalah proses
mengajak masyarakat untuk aktif bersama menemukan
solusi guna meningkatkan kondisi ekonomi, sosial,
lingkungan dan budaya
· Level 4 : Perusahaan menanggung biaya atas dampak
negatif yang timbul dari bisnisnya pada aspek
ekonomi,sosial dan lingkungan. Contoh : lingkungan
melakukan pengelolaan limbah melalui manajemen
limbah
· Level 5 : adalah suatu sistem terintegrasi dalam
perencanaan bisnis perusahaan PT. Kereta Api (Persero)
2.3 Hubungan PKBL dengan CSR
PKBL merupakan salah satu bagian dari CSR, tetapi didalam CSR
tidak hanya berhenti sampai dengan PKBL melainkan terdapat satu bagian
lagi yang membantu dalam kinerja CSR yaitu Community Relation (CS).
Salah satu karakteristik utama CSR adalah melampaui kepatuhan terhadap
hukum.
2.4 Pengertian Sistem
Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan
dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk
2.4.1. Elemen Sistem
Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu
: tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme
pengendalian dan umpan balik serta lingkungan. Berikut
penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah
sistem :
1. Tujuan
Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau
mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang
mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan
tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem
yang lain berbeda.
2. Masukan
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk
ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses.
Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik)
maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud
adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud
3. Proses
Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau
transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lbih
bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa
berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan
atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan
mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas
pembedahan pasien.
4. Keluaran
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada
sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran,
cetakan laporan, dan sebagainya.
5. Batas
Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah
antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem
menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem.
Sebagai contoh, tim sepakbola mempunyai aturan permainan dan
keterbatasan kemampuan pemain. Pertumbuhan sebuah toko
kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing
dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem
perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan menjual saham ke publik,
sebuah perusahaan dapat mengurangi keterbasatan dana.
6. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik
Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan
dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik
keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik
masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar
sistem berjalan sesuai dengan tujuan.
7. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar
sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem
dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri.
Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan
dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi
sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga,
karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup system.
2.4.2 Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai beberapa karakteristik yaitu :
· Komponen atau elemen (component)
· Lingkungan luar sistem (environment)
· Penghubung (interface)
· Masukan (input)
· Pengolah (process)
· Keluaran (output)
· Sasaran (objective) atau tujuan (goal)
· Komponen atau elemen (component)
2.4.3. Klasifikasi Sistem
Suatu sistem dapat diklasifikasikan sebagai:
· Sistem Abstak (Abstract system )
Sistem ini merupakan sistem yang tidak tampak secara fisik,
karena hanya berupa pemikiran atau ide-ide.
· Sistem Fisik (Physical system)
Sistem fisik merupakan sistem yang tampak secara fisik sehingga
setiap mahluk dapat melihatnya.
· Sistem Alamiah (Natural system)
Sistem alamiah ini adalah sistem yang terjadi dari proses - proses
alam dalam arti tidak dibuat oleh manusia.
· Sistem Buatan Manusia (Human made system)
Sistem ini merupakan sistem yg dirancang & didisain oleh
· Sistem Deterministik (Deterministic System )
Sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yg dapat diramalkan
disebut system deterministik . Interaksi antar tiap-tiap bagian dapat
dideteksi, sehingga outputnya juga dapat diramalkan.
· Sistem Tertutup (closed system)
Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak
dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sebenarnya didunia ini tidak
ada sistem yg benar-benar tertutup. Yang ada hanyalah sistem yang
secara relatif tertutup (relatively closed system )
· Sistem Terbuka (open system)
Sistem ini kebalikan dari sistem tertutup, karena sistem terbuka
adalah sistem yg berhubungan dan dipengaruhi oleh
lingkungannya. Oleh sebab itu sistem ini harus mempunyai suatu
sistem pengendalian (control system) yang baik, agar yg masuk
hanya pengaruh - pengaruh yang baik saja.
2.5. Metode Pendekatan
2.5.1 Metode Pendekatan Sistem
Tiga jenis usaha pendekatan sistematis untuk pecahan masalah :
Manajer memandang perusahaan sebagai suatu sistem
dengan memahami lingkungan perusahaan dan
mengidentifikasi subsistem-subsistem dalam
perusahaan.
2. Definisi
Manajer bergerak dari tingkat sistem ke subsistem dan
menganalisis bagian sistem menurut suatu urutan
tertentu.
3. Solusi
Manajer mengidentifikasi berbagai solusi altenatif,
mengevaluasi, memilih yang terbaik, menerapkannya
dan membuat tindak lanjut untuk memastikan bahwa
solusi itu berjalan sebagaimana mestinya.
2.5.2. Alat Bantu Analisis
1) Flow Map
Flowmap adalah campuran peta dan flow chart, yang
menunjukkan pergerakan benda dari satu lokasi ke lokasi lain,
seperti jumlah orang dalam migrasi, jumlah barang yang
diperdagangkan, atau jumlah paket dalam jaringan. Flowmap
menolong analis dan programmer untuk memecahkan masalah
kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam
Bila seorang analis dan programmer akan membuat
flowmap, ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan, seperti :
§ Flowmap digambarkan dari halaman atas ke bawah
dan dari kiri ke kanan.
§ Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan
secara hati-hati dan definisi ini harus dapat
dimengerti oleh pembacanya.
§ Kapan aktivitas dimulai dan berakhir harus
ditentukan secara jelas.
§ Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada
urutan yang benar.
§ Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang
digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati.stem.
Gambar 2.1
Simbol-simbol Flowmap
Gambar 2.2
2) Diagram Kontek
Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu
proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem.
Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang
menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari
sistem.Ia akan memberi gambaran tentang keseluruhan sistem.
Sistem dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis
putus). Dalam diagram konteks hanya ada satu proses. Tidak
boleh ada store dalam diagram konteks.
Diagram konteks berisi gambaran umum (secara garis
besar) sistem yang akan dibuat. Secara kalimat, dapat dikatakan
bahwa diagram konteks ini berisi “siapa saja yang memberi data
(dan data apa saja) ke sistem, serta kepada siapa saja informasi
(dan informasi apa saja) yang harus dihasilkan sistem.”
3) Data Flow Diagram
DFD merupakan alat perancangan sistem yang
berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat
digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan
sistem yg mudah dikomunikasikan oleh professional
KOMPONEN DFD
1. Menurut Yourdan dan Demarco
Gambar 2.3
Komponen DFD
2. Menurut Gene dan Serson
Gambar 2.4
Komponen DFD
· TERMINATOR atau ENTITAS LUAR
Adalah Entitas diluar sistem yang berkomunikasi atau
berhubungan langsung dengan sistem.
Terdapat 2 jenis Terminator :
1. Terminator Sumber
Merupakan Terminator yang menjadi sumber
Merupakan Terminator yang menjadi tujuan data atau
informasi system
· KOMPONEN PROSES
Komponen proses menggambarkan transformasi
input menjadi output.Penamaan proses disesuaikan dgn
proses atau kegiatan yang sedang dilakukan.
· KOMPONEN DATA STORE
Komponen ini digunakan untuk membuat model
sekumpulan paket data dan diberi nama dgn kata benda
bersifat jamak. Data store dapat berupa file/database yang
tersimpan dalam disket, harddisk atau bersifat
manual seperti buku alamat, file folder.
Yang perlu diperhatikan tentang data store :
1. Alur data dari proses menuju data store, hal ini berarti
data store berfungsi sebagai tujuan atau tempat
penyimpanan fari suatu proses (proses write).
2. Alur data dari data store ke proses, hal ini berarti data
store berfungsi sebagai sumber atau proses memerlukan
data (proses read).
3. Alur data dari proses menuju data store dan sebaliknya
· KOMPONEN ALUR DATA
Alur data digunakan untuk menerangkan
perpindahan data atau paket datadari satu bagian ke bagian
lainnya.
Ada 4 konsep tentang alur data :
1. Packets of data
2. Diverging data flow
3. Converging data flow
BAB III
PROFIL PERUSAHAAN
3.1.Tinjauan Umum Perusahaan
3.1.1 Sejarah Perusahaan
Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama
pembangunan jalan Kereta Api di desa Kemijen,Jum'at tanggal 17 Juni 1864 oleh
Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele.
Pembangunan diprakarsai oleh "Naamloo③e Venootschap Nederlandsch Indische
Spoorweg Maatschappij" (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari
Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas
jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada Hari Sabtu, 10 Agustus 1867.
Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan Kereta Api antara
Kemijen - Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat
menghubungkan kota Semarang - Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat
investor untuk membangun jalan Kereta Api didaerah lainnya. Tidak
mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 - 1900 tumbuh
dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 menjadi 110 km, tahun
1880 mencapai 405 km, tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun 1900
menjadi 3.338 km.
Selain di Jawa, pembangunan jalan Kereta Api juga dilakukan di Aceh
bahkan tahun 1922 di Sulawasi juga telah dibangun jalan Kereta Api sepanjang 47
Km antara Makasar - Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli
1923, sisanya Ujungpandang - Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di
Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan Kereta Api Pontianak -
Sambas (220 Km) sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok,
juga pernah dilakukan studi pembangunan jalan Kereta Api.
Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan Kereta Api di Indonesia
mencapai 6.811 km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi
5.910 km, kurang lebih 901 km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa
pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan Kereta Api
disana.
Muaro - Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan Kereta Api
Muaro - Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang
memperkerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah Romusha. Jalan yang
melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus
1945, karyawan Kereta Api yang tergabung dalam "Angkatan Moeda Kereta Api"
(AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa
bersejarah yang terjadi pada tanggal 28 September 1945, pembacaan pernyataan
sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa
mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada ditangan
bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperkenankan lagi campur tangan dengan
urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28
September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya
Tabel 3.1
Ringkasan Sejarah Perkeretaapian Indonesia
3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
3.1.2.1 Visi Perusahaan
Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus
pada pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders.
3.1.2.2 Misi Perusahaan
Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha
penunjangnya, melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk
memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan
berdasarkan 4 pilar utama : keselamatan, ketepatan waktu, pelayanan dan
kenyamanan.
3.1.3 Struktur Organisasi
3.1.3.1 Struktur Organisasi PT.Kereta Api (Persero)
Struktur Organisasi PT.Kereta Api (Persero) terlampir.
3.1.3.2 Struktur Organisasi Corporate Social Responsibility (CSR)
Berdasarkan Keputusan Direksi Nomor
KEP.U/OT.003/III/6/KA-2009 tanggal 31 Maret 2009 Tentang “Organisasi dan
Tata Laksana Dilingkungan Kantor Pusat PT. Kereta Api (Persero)” dan
KEP.U/OT.003/VI/I/KA-2009 tanggal 5 uni 2009 Tentang “Perubahan dan
Tambahan (P&T) Kedua atas Keputusan Direksi Nomor
Kantor Pusat PT. Kereta Api (Persero)”, maka terbentuklah beberapa unit baru,
salah satunya adalah VP CSR.
3.1.4 Deskripsi Kerja CSR
Tujuan Corporate Social Responsibility (CSR)
1. Menyalurkan pinjaman kepada industri kecil dan koperasi (kemitraan)
melalui Program kemitraan & Bina Lingkungan (PKBL) sesuai
RUPS/RUPSLB
2. Memberikan berbagai bantuan kepada masyarakat sebagai rasa
tanggungjawab social perusahaan yang dapat berupa bantuan korban
bencana alam, bantuan pendidikan & latihan, peningkatan kesehatan,
prasarana & sarana umum serta bantuan sarana ibadah sesuai yang
dialokasikan RUPS/RUPSLB
Vice President Corporate Social Responsibility
3. Memberikan informasi relevan yang diperlukan masyarakat sekitar
pekerjaan mengenai dampak selama pelaksanaan pekerjaan
4. Peka dan peduli terhadap masalah social dan ekonomi yang terjadi di
lingkungan Perusahaan
5. Bermanfaat dan didukung oleh masyarakat dilingkungan masyarakat
Tabel 3.2
Ruang Lingkup Tugas CSR
No Aspek PKBL Community Relations
1. Legalitas UU. BUMN UU. PT
2. Lingkup Tugas Melaksanakan mandat
pemerintah – PKBL
Community Relations
untuk kelangsungan usaha
3. Pendanaan Penyisihan laba
(Extracomtable)
5. Objek Pengusaha/UMKM Lingkungan sekitar
tempat usaha
(stakeholders)
6. Pengawasan Instalasi Pemerintah Pengawasan Intern
Akuntan Publik
7. Kegiatan - Aktif untuk
penyaluran dana
Aktif sesuai dengan RKA
kemitraan (PK)
- Pasif untuk
penyaluran dana
yang menunggu
BAB IV
ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN
4.1 Analisis Sistem yang Berjalan
4.1.1 Tata Cara Penyaluran PKBL pada Bagian CSR PT.Kereta Api
(Persero) :
1. Mitra Binaan mengajukan proposal pada bagian PKBL
2. PKBL melakukan monitoring dan evaluasi terhadap proposal
yang telah diajukan oleh Mitra Binaan
3. Setelah dilakukan monitoring dan evaluasi, bagian PKBL
melakukan survey
4. Apabila surat jawaban diterima, bagian PKBL melakukan
perjanjian akad kredit terhadap Mitra Binaan dan mengeluarkan
kartu piutang. Dan jika ditolak, maka surat jawaban
4.2 Analisis Prosedur yang Berjalan 4.2.1 Flow Map
Mitra Binaan PKBL
Ditolak
Ditolak
Diterima
Diterima
Gambar 4.1
Gambaran Flowmap yang berjalan Proposal
Proposal
Kartu Piutang Perjanjian Kredit Proposal Proposal
Survei Proposal
Monitoring
Proposal Analisis kredit
4.2.2 Kontek Diagram (CD)
Kartu Piutang
Proposal
Gambar 4.2
Gambaran Kontek Diagram (CD) yang berjalan PKBL
Sistem Penyaluran PKBL pada Bagian CSR PT.Kereta Api
4.2.3 Data Flow Diagram (DFD)
Kartu Piutang
Proposal ditolak
Proposal
Proposal proposal diterima
Pro Proposal
Proposal ditolak
Proposal diterima
Gambar 4.3
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang dijelaskan oleh penulis, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa dalam penyaluran dana Program Kemitraan
Bina Lingkungan (PKBL) pada bagian CSR PT.Kereta Api (Persero)
sudah sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Dalam pengaliran dana tersebut sudah tepat jumlah, tepat waktu, tepat
sasaran dan tepat binaan sehingga berkembangnya usaha Mitra Binaan dan
tercapainya pengggunaan dana terhadap usaha kecil.
5.2 Saran
Berdasarkan dari hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang
dilakukan pada bagian CSR PT. Kereta Api (Persero), maka penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1. Dalam penyaluran dana PKBL diperlukan adanya sistem yang
terkomputerisasi.
2. Diharapkan prosedur dalam penyaluran dana tersebut dapat terlaksana
dengan baik.
3. Pada bagian CSR PT. kereta Api (Persero) diharapkan adanya
SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT. KERETA API
(PERSERO) KANTOR PUSAT BANDUNG
Laporan Praktek Kerja Lapangan
Diajukan untuk memenuhi syarat matakuliah Praktek Kerja Lapangan
Program Diploma Tiga Program Studi Manajemen Informatika
Oleh :
Dadang Sujana NIM : 10908029
Ida Marfuah ’ NIM : 10908004
PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
vi
LEMBAR JUDUL……… i
LEMBAR PENGESAHAN………. ii
KATA PENGANTAR………..… iii
DAFTAR ISI………... vi
DAFTAR TABEL……….……… x
DAFTAR GAMBAR... xi
DAFTAR LAMPIRAN………..……. xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang……… 1
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah……… 2
1.3. Maksud dan Tujuan Kerja Praktek Lapangan……… 3
1.4. Batasan Masalah……… 4
1.5. Lokasi dan Waktu Kerja Praktek Lapangan……… 4
vii
2.1.1 Sasaran Program Kemitraan Bina Lingkungan
(PKBL)……… 7
2.1.2 Karakteristik Mitra Binaan……… 8
2.1.3 Realisasi Kegiatan PKBL……… 8
2.2 Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) 9 2.2.1 Landasan Kegiatan CSR……… 9
2.2.2 Tingkatan CSR………. 10
2.3 Hubungan PKBL dengan CSR……… 11
2.4 Pengertian Sistem……… 11
2.4.1 Elemen Sistem……… 12
2.4.2 Karakteristik Sistem……… 14
2.4.3 Klasifikasi Sistem……… 15
2.5 Metode Pendekatan……… 16
2.5.1 Metode Pendekatan Sistem……… 16
2.5.2 Alat Bantu Analis……… 17
1. Flowmap……… 17
viii
3.1. Tinjauan Umum Perusahaan……… 24
3.1.1 Sejarah Perusahaan……… 24
3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan……… 28
3.1.3 Struktur Organisasi……… 28
3.1.2.1 Struktur Organisasi PT.Kereta Api (Persero)……… 28
3.1.2.2 Struktur Organisasi Corporate Social Responsibility (CSR)……… 28
3.2 Deskripsi Kerja CSR……… 29
BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN 4.1 Analisis Sistem yang Berjalan……… 32
4.1.1 Tata Cara Penyaluran PKBL pada Bagian CSR PT.Kereta Api (Persero)……… 32
4.2 Analisis Prosedur yang Berjalan……… 33
4.2.1 Flow Map……… 33
ix
5.1. Kesimpulan……… 36
5.2. Saran……… 36
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kereta-api.co.id
http://www.wikipedia-indonesia.com
Hanif Al fatta. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Andi.
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Yang Maha
Kuasa Allah SWT. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjunan kita
Nabi Muhammad SAW. Tak terkira syukur yang penulis rasakan, karena atas
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul :
“ANALISIS SISTEM PENYALURAN PROGRAM KEMITRAAN BINA
LINGKUNGAN (PKBL) PADA BAGIAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT. KERETA API (PERSERO) KANTOR
PUSAT BANDUNG”.
Selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak yang baik secara langsung atau tidak langsung telah memberikan sumbang
saran yang bersifat moril maupun materil yang tentunya sangat bermanfaat.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Maha Pemberi Ilmu dan Penerang Hidup Allah SWT.
2. Pembimbing dalam hidupku Ibu dan Bapak tercinta, serta seluruh keluarga
besar yang telah memberikan doa restu dan kasih sayang yang tiada
hentinya serta motivasinya untuk tetap semangat dalam mengerjakan
laporan ini.
3. Teteh dan Aa tercinta, serta seseorang yang selalu memberikan semangat
Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.
6. Bapak Dadang Munandar,S.E.,M.Si., selaku Ketua Program Studi
Manajemen Informatika UNIKOM.
7. Ibu Novrini Hasti,S.Si.,M.T., selaku dosen wali dan pembimbing yang
telah bersedia memberikan arahan dan masukan positif, serta selalu
memberikan dorongan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan
laporan ini.
8. Bapak Suyatno, selaku Vice President Corporate Social Responsibility
(CSR) PT. Kereta Api (Persero).
9. Bapak Sudiono, selaku Manager Community Relations (CS) PT. Kereta
Api (Persero).
10.Bapak Slamet Riyadi,Bapak Moch Arif Hermawan,Ibu Puri Mindasari,
selaku pembimbing pada bagian Community Relation (CS) dan PKBL PT.
Kereta Api (Persero).
11.Ibu Karyani Sugiastuti dan Ibu Andien Kushandini, selaku Manager dan
Junior Manager pada bagian PKBL PT. Kereta Api (Persero).
12.Teman-teman sekelas dan seperjuangan MI-17 Manajemen Informatika
angkatan 2008 di kampus Unikom Bandung terima kasih atas semangat,
Akhir kata,penulis mengucapkan mohon maaf atas sebesar-besarnya atas
keterbatasan da kekurangan laporan ini.Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya
.
Bandung, Oktober 2010