• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Dismenore dengan Aktivitas Belajar Siswi SMAN 4 Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Dismenore dengan Aktivitas Belajar Siswi SMAN 4 Medan"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN SUBYEK PENELITIAN

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Saya Rusni kumala sari sinaga, mahasiswi semester VII Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian berjudul Hubungan dismenore dengan aktivitas belajar siswi SMAN4. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dismenore dengan aktivitas belajar siswi SMAN 4 Medan. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah dapat dijadikan sebagai bahan referensi, dapat memberikan pendidikan kesehatan, serta dapat dijadikan sebagai pengembangan penelitian yang berkaitan dengan ilmu keperawatan.

Oleh karena itu saya meminta kesediaan Saudari untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan sukarela dan tanpa paksaan. Saya akan memberikan kuesioner kepada saudari untuk di jawab. Saya mengharapkan saudari menjawab semua pertanyaan dengan kejadian sebenar-benarnya yang dialami.

Indentitas pribadi Saudari sebagai partisipan akan dirahasiakan dan informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Untuk penelitian ini, Saudari tidak akan dikenakan baiaya apapun. Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Saudari bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah saya siapkan. Bila terdapat hal yang kurang dimengerti, Saudari dapat langsung menanyakan kepada Saya sebagai peneliti.

Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan dan kesedian Saudari menjadi partisipan dalam penelitian ini, saya sampaikan terima kasih.

Medan, Peneliti,

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama (Inisial) : ………

Usia : ………

Kelas : ………

Setelah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian tentang “Hubungan

dismenore dengan aktivitas belajar siswi SMAN 4 Medan”, dengan ini menyatakan BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA* untuk ikut serta berpartisipasi

dengan menjadi objek penelitian.

Medan, ………

Peneliti, Yang membuat pernyataan

Rusni kumala sari sinaga ………

(4)

Kuesioner Penelitian

Hubungan dismenore dengan Aktivitas Belajar siswi SMA Negeri 4 Medan

Petunjuk pengisian kuesioner sebelum menjawabnya

1. Kuesioner ini terdiri dari 3 bagian yaitu:

- Bagian A yang berkaitan dengan karakteristik responden/subjek yang terdiri dari 5 pernyataan dan bentuk pengisiannya ada yang pilihan dan ada yang mengisi titik-titik.

- Bagian B yang berkaitan dengan intensitas dismenore yang terdiri dari 4 pernyataan dalam bentuk pilihan.

- Bagian C yang berkaitan dengan aktivitas belajar mahasiswa yang terdiri dari 32 pernyataan dalam skala likert dengan jawaban tidak, kadangkadang, sering, dan sering sekali.

2. Seluruh pernyataan harus diisi dan dijawab sesuai dengan keadaan Anda. 3. Bacalah terlebih dahulu setiap petunjuk cara menjawab pernyataan yang ada

A. Karakteristik Responden/Subjek

- Pernyataan pada bagian ini berhubungan dengan karakteristik responden.

Berilah tanda cheklist (√) pada salah satu pilihan yang tersedia yang berhubungan dengan Anda

- Isilah semua pernyataan yang ada titik-titiknya berdasarkan kondisi Anda yang sebenarnya.

1. Nama (Inisial) :

2. Usia : …….. tahun 5. Status obstetri

a. Usia Menarche (pertama kali menstruasi) : …….. tahun

b. Lama pendarahan menstruasi : [ ] 1. 3-5 hari [ ] 2. 6-8 hari c. Sifat nyeri haid yang dirasakan : [ ] 1. Menetap

[ ] 2. Hilang-timbul

(5)

A. Intensitas Dismenore (Nyeri haid)

- Pada bagian ini menjelaskan tentang karakteristik gejala dismenore Anda. Berikan tanda cheklist (√) pada kotak jawaban yang tersedia yang sesuai dengan apa yang Anda alami saat mengalami dismenore.

- Semua peryataan harus dijawab - Keterangan:

T = Tidak

KK = Kadang-kadang S = Sering

SS = Sering Sekali

No Pernyataan Jawaban

T KK S SS 1 Pada saat dismenore nyeri yang saya rasakan

terjadi sejenak, dan dapat pulih kembali

2 Pada saat dismenore saya tidak memerlukan obat obat-obatan untuk menghilangkan rasa sakit 3 Pada saat dismenore saya tidak perlu

meninggalkan aktivitas/ pekerjaan saya

4 Pada saat dismenore saya merasakan sakit yang hebat

5 Pada saat dismenore saya tidak mampu melakukan tugas harian

6 Pada saat dismenore saya memerlukan istirahat 7 Pada saat dismenore saya memerlukan obat

dengan intensitas tinggi

(6)

B. Aktivitas Belajar Siswi

- Pada bagian ini menjelaskan tentang aktivitas belajar siswa. Berikan tanda

cheklist (√) pada kotak jawaban yang tersedia yang sesuai dengan apa yang

Anda alami saat mengalami dismenore. - Semua peryataan harus dijawab - Keterangan:

T = Tidak

KK = Kadang-kadang S = Sering

SS = Sering Sekali

No Pernyataan Jawaban

T KK S SS 1 Menghadiri semua kegiatan sekolah waktu saya

mengalami dismenore

2 Mampu memperhatikan dan menyimak penjelasan materi dari guru dengan baik ketika saya mengalami dismenore

3 Berani mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas waktu saya mengalami dismenore 4 Mampu bertanya tentang pelajaran yang tidak

dipahami waktu saya mengalami dismenore 5 Mampu mengikuti diskusi kelompok saat saya

mengalami dismenore

6 Saat mengikuti diskusi kelompok saya aktiv mengeluarkan pendapat saat mengalami dismenore

7 Saat mengikuti diskusi kelompok saya aktiv bertanya saat mengalami dismenore

8 Mampu mendengarkan uraian dari teman diskusi dengan baik saat mengalami dismenore

9 Ketika dismenore saya mampu mengikuti upacara bendera

10 Mampu mendengarkan pidato dari guru saat mengalami dismenore

11 Mampu menulis tugas/latihan yang diberikan saat jam belajar ketika mengalami dismenore

12 Mampu menulis karangan cerita saat mengalami dismenore

13 Mampu menyalin/membuat catatan pelajaran saat mengalami dismenore

14 Mampu mengerjakan tugas menggambar di kelas saat mengalami dismenore

(7)

16 Mampu mengikuti ekstrakulikuler ketika saya mengalami dismenore

17 Mampu mengikuti praktikum saat mengalami dismenore

18 Tidak bersemangat dan tidak berani untuk tampil di depan kelas saat saya mengalami dismenore 19 Tidak mampu membaca slide atau tulisan yang

ditampilkan guru dengan baik waktu saya mengalami dismenore

20 Tidak mampu mendengarkan petunjuk/penjelasan yang disampaikan guru di laboratorium saat praktikum dengan baik waktu saya mengalami dismenore

21 Tidak mampu mengambil kesimpulan dari pelajaran yang disampaikan guru waktu saya mengalami dismenore

22 Tidak mampu memberikan respon/jawaban dari pertanyaan yang diberikan guru waktu saya mengalami dismenore

23 Tidak mampu membuat laporan hasil pratikum/ percobaan waktu saya mengalami dismenore 24 Tidak mampu menulis kesimpulan yang dibahas

dalam diskusi kelompok waktu saya mengalami dismenore

25 Tidak mampu mengingat tentang materi pelajaran yang telah diajarkan waktu saya mengalami dismenore

26 Tidak mampu memecahkan soal/ kuis yang diberikan guru waktu proses belajar berlangsung waktu saya mengalami dismenore

27 Tidak mampu berdiskusi dengan teman ketika menghadapi masalah dalam mengerjakan praktikum/ percobaan di laboratorium waktu saya mengalami dismenore

28 Tidak mampu melaksanakan kegiatan praktikum/ percobaan sesuai waktu yang ditentukan waktu saya megalami dismenore

29 Tidak mampu mendemonstrasikan kegiatan pratikum/ percobaan waktu saya mengalami dismenore

30 Tidak mampu mengerjakan soal yang ada di papan tulis yang ditugaskan oleh guru waktu saya mengalami dismenore

(8)
(9)
(10)
(11)
(12)

pada saat dismenore saya tidak perlu meninggalkan aktivitas/ pekerjaan saya

14.23 12.392 .594 .635

Pada saat dismenore saya merasakan sakit yang hebat

14.87 13.913 .541 .656

Pada saat dismenore saya tidak mampu melakukan tugas harian

15.07 13.375 .585 .644

Pada saat dismenore saya

memerlukan istirahat 14.10 14.438 .380 .690

Pada saat dismenore saya memerlukan obat dengan intensitas tinggi

15.80 16.786 .424 .700

Pada saat dismenore saya memerlukan obat-obatan untuk menghilangkan rasa sakit

(13)

RELIABILITY

dari guru dengan baik ketika

saya mengalami dismenore

82.07 197.375 .484 .945

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

(14)

Berani mempersentasikan

dari teman diskusi dengan baik

saat mengalami dismenore

81.93 200.616 .484 .944

Ketika dismenoer saya mampu

mengikuti upacara bendera 81.70 193.114 .656 .943

(15)

Mampu menulis karangan

saat mengalami dismenore 81.97 198.171 .614 .943

Tidak bersemangat dan tidak

berani untuk tamp[il di depan

kelas saat saya mengalami

dismenore

81.37 208.516 .099 .947

Tidak mampu membaca slide

atau tulisan yang ditampilkan

guru dengan baik waktu saya

(16)

Tidak mampu mengambil

soal/ kuis yang diberikan guru

(17)

Tidak mampu melaksanakan

kegiatan praktikum/ percobaan

waktu saya mengalami

dismenore

81.10 198.438 .646 .943

Tidak mampu

mendemonstrasikan kegitan

praktikum/ percobaan waktu

saya mengalami dismenore

81.13 200.257 .619 .943

Tidak mampu mengerjakan

soal yang ada di papan tulis

yang ditugaskan oleh guru

waktu saya mengalami

dismenore

81.07 196.409 .644 .943

Tidak berhadir ke sekolah

(18)
(19)

Lampiran 9

MASTER DATA

(20)

36 3 4 4 3 1 2 1 1 19 Sedang 2

No Aktivitas Belajar

(21)
(22)
(23)
(24)

Lampiran 10

Frequencies

Statistics

Usia

N Valid 60

Missing 0

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 14 tahun 2 3.3 3.3 3.3

15 tahun 12 19.7 20.0 23.3

16 tahun 38 62.3 63.3 86.7

17 tahun 8 13.1 13.3 100.0

Total 60 98.4 100.0

Missing System 1 1.6

(25)

Frequencies

Statistics

UsiaMenarce

N Valid 60

Missing 0

menarce

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 10 2 3.3 3.3 3.3

11 12 19.7 20.0 23.3

12 22 36.1 36.7 60.0

13 19 31.1 31.7 91.7

14 4 6.6 6.7 98.3

15 1 1.6 1.7 100.0

Total 60 98.4 100.0

Missing System 1 1.6

(26)

Frequencies

Statistics

Lamapendarahan

N Valid 60

Missing 0

Mean 1.48

Lamapendarahan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 3-5 hari 31 51.7 51.7 51.7

6-8 hari 29 48.3 48.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

Frequencies

Statistics

SifatNyeri

(27)

Statistics

SifatNyeri

N Valid 60

Missing 0

SifatNyeri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Menetap 11 18.3 18.3 18.3

Hilang- timbul 49 81.7 81.7 100.0

(28)

Lampiran 11

Nonparametric Correlations

Correlations

Intensitasnyeri Aktivitasbelajar

Spearman's rho Intensitasnyeri Correlation Coefficient 1.000 -.598**

Sig. (2-tailed) . .000

N 60 60

Aktivitasbelajar Correlation Coefficient -.598** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 60 60

(29)

Hasil Crosstab Antara usia, usia menarce, lama pendarahan dengan

intensitas dismenore

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Usia * IntensitasDismenore 60 98.4% 1 1.6% 61 100.0%

Usia * IntensitasDismenore Crosstabulation

IntensitasDismenore

Total

Ringan Sedang Berat

Usia 14 thn Count 0 2 0 2

% within Usia .0% 100.0% .0% 100.0%

% within IntensitasDismenore .0% 5.0% .0% 3.3%

% of Total .0% 3.3% .0% 3.3%

15 thn Count 3 8 1 12

% within Usia 25.0% 66.7% 8.3% 100.0%

% within IntensitasDismenore 16.7% 20.0% 50.0% 20.0%

% of Total 5.0% 13.3% 1.7% 20.0%

(30)

% within Usia 34.2% 63.2% 2.6% 100.0%

% within IntensitasDismenore 72.2% 60.0% 50.0% 63.3%

% of Total 21.7% 40.0% 1.7% 63.3%

17 thn Count 2 6 0 8

% within Usia 25.0% 75.0% .0% 100.0%

% within IntensitasDismenore 11.1% 15.0% .0% 13.3%

% of Total 3.3% 10.0% .0% 13.3%

Total Count 18 40 2 60

% within Usia 30.0% 66.7% 3.3% 100.0%

% within IntensitasDismenore 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 30.0% 66.7% 3.3% 100.0%

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Menarce *

IntensitasDismenore 60 98.4% 1 1.6% 61 100.0%

(31)

IntensitasDismenore

Total

Ringan Sedang Berat

Menarce 10 thn Count 0 2 0 2

% within Menarce .0% 100.0% .0% 100.0%

% within IntensitasDismenore .0% 5.0% .0% 3.3%

% of Total .0% 3.3% .0% 3.3%

11 thn Count 6 6 0 12

% within Menarce 50.0% 50.0% .0% 100.0%

% within IntensitasDismenore 33.3% 15.0% .0% 20.0%

% of Total 10.0% 10.0% .0% 20.0%

12 thn Count 4 17 1 22

% within Menarce 18.2% 77.3% 4.5% 100.0%

% within IntensitasDismenore 22.2% 42.5% 50.0% 36.7%

% of Total 6.7% 28.3% 1.7% 36.7%

13 thn Count 5 13 1 19

% within Menarce 26.3% 68.4% 5.3% 100.0%

% within IntensitasDismenore 27.8% 32.5% 50.0% 31.7%

% of Total 8.3% 21.7% 1.7% 31.7%

14 thn Count 3 1 0 4

(32)

% within IntensitasDismenore 16.7% 2.5% .0% 6.7%

% of Total 5.0% 1.7% .0% 6.7%

6 Count 0 1 0 1

% within Menarce .0% 100.0% .0% 100.0%

% within IntensitasDismenore .0% 2.5% .0% 1.7%

% of Total .0% 1.7% .0% 1.7%

Total Count 18 40 2 60

% within Menarce 30.0% 66.7% 3.3% 100.0%

% within IntensitasDismenore 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 30.0% 66.7% 3.3% 100.0%

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

LamaPendarahan *

(33)

LamaPendarahan * IntensitasDismenore Crosstabulation

IntensitasDismenore

Total

Ringan Sedang Berat

LamaPendar

ahan

3-5 hari Count 12 19 0 31

% within LamaPendarahan 38.7% 61.3% .0% 100.0%

% within

IntensitasDismenore 66.7% 47.5% .0% 51.7%

% of Total 20.0% 31.7% .0% 51.7%

6-8 hari Count 6 21 2 29

% within LamaPendarahan 20.7% 72.4% 6.9% 100.0%

% within

IntensitasDismenore 33.3% 52.5% 100.0% 48.3%

% of Total 10.0% 35.0% 3.3% 48.3%

Total Count 18 40 2 60

% within LamaPendarahan 30.0% 66.7% 3.3% 100.0%

% within

IntensitasDismenore 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

(34)

Lampiran 13

Penggandaan kuesioner dan lembar persetujuan responden

(35)

Lampiran 14

RIWAYAT HIDUP

Nama : Rusni kumala sari sinaga

Tempat/Tanggal Lahir : Kisaran/ 27 Juli 1994

Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Islam

Alamat : Afd 3 Tinjowan, kab. Simalungun. Orangtua

Ayah : Alm. Yuspan sinaga

Ibu : Hasni daulay

Riwayat Pendidikan :

1. Sekolah Dasar Negeri 017715 tahun 2000-2006

2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kisaran tahun 2006-2009 3. Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kisaran tahun 2009-2012 Riwayat Organisasi :

1. Anggota ROHIS Adzkia SMAN 4 Kisaran Periode 2010-2011 2. Sekretaris ekonomi Forum Silaturahmi Mahasisiwa Asahan

periode 2012- 2013

3. Anggota keputrian FORKIS (Forum Kajian Islam) Rufaidah Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara periode 2012-2013

4. Sekretaris departemen Kaderisasi FORKIS Rufaidah periode 2013-2014

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Ayu & Bagus. (2010). Buku ajar penuntun kuliah ginekologi. Jakarta. TIM

Pranya, dkk. (2014). Hubungan dismenore dengan aktivitas belajar mahasiswa PSIK UNUD. Denpasar, skripsi

Maruf, et al., (2013). Physical aktivity level and adposity:are they associated with primary dysmenorrhea in scool adolencents?. Nnewi, Skripsi

Adesola, et al., (2010). Management of primary dysmenorrhea by school adolescents in ILE-IFE, Nigeria, Skripisi

Isnaini, (2012). Peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam dengan menggunakan metode bermain peran pada siswa kelas IV SDN 19. Pontianak, skripsi

Handayani, (2011). Hubungan dismenorea terhadap ktivtas belajar siswi SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta, skripsi

Rochimah, (2011). Penerapan field study untuk peningkatan aktivitas dan prestasi belajar fisika pada siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Nawawi Berjan, Purwerejo, Skripsi

Putri. (2013). Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran sains dengan menggunakan metode problem solving di kelas V SD Negeri 060895 Padang Bulan Medan, Skripsi

Shopia. (2013). Faktor-faktor yang berhubungan dengan dismenore pada siswi SMK Negeri 10 Medan. Medan, skripsi

Trisnawati, dkk. (2010). Perilaku seksual remaja SMA di Purwekerto dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Purwekerto, skripsi

Bobak, dkk. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta. EGC Dharma. (2011). Metodologi penelitian keperawatan. Jakarta.TIM

Polit, D. F., & Beck, C. T. (2012). Nursing Research: Generating and Assesing Evidence for Nursing Practice (9th edition). Philadelphia: Lippincott

Soetjiningsih. (2012). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

Llewellyn, S. 2007. Endometrial expression of the insulin-like growth factor system during uterine involution in the postpartum dairy cow. Journal of

Dairy Sciences, 13, 391-402.

(37)

Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Ed. 3. Jakarta: Yayasan Bina

Djaramah. (2008). Psikologi Belajar, Edisi 2, hlm 38. Jakarta: Rineka Cipta Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Prawirohardjo, S. (2009). Ilmu kebidanan. Jakarta. Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

Kartika. (2012). Penurunan tingkat Dismenore pada Mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan Unpad menggunakan yoga. Bandung. Skripsi

Roza. (2011). karakteristik gejala dysmenorrhea dan pengaruhnya terhadap aktivitas belajar mahasiswa S1 Keperawatan kelas ekstensi di Fakultas Keperawatan USU. Medan. Skripsi

Fajaryati. (2012). Hubungan kebiasaan olahraga dengan dismenore primer remaja putri di SMP N 2 Mirit. Kebumen. Skripsi

Sari. (2015). Hubungan Stres dengan Kejadian Dismenore Primer pada Mahasiswi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Skripsi

Khuluq. (2014). Tingkat kecemasan dan derajat dismenore pada atlet putri POMNAS X111 DIY. Skripsi

Pilliteri. 2006. Maternal & Child Health Nursing, Care of the Chilbrearing & Childearing Family 4 Edition. Lippincott William & Wilkins: Philadelphia

Widjanarko, 2006. Prinsip dasar Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Shinta. 2014. Faktor yang berhubungan dengan kejadian Dismenore pada siswi SMA Negeri 2 Medan tahun 2014.Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, Skripsi

Manuaba. 2011. Buku ajar penuntun kuliah Ginekologi. Trans Info Media. Jakarta Shanon. 2006. Dysmenorrhea.skripsi

Ehrenthal. 2006. Menstrual Disorder. Versa Press: USA

(38)

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep akan menjelaskan tentang variabel-variabel yang dapat diukur dalam penelitian ini. Variabel-variabel tersebut meliputi variabel terikat dan variabel independen, variabel terikat pada penelitian ini adalah dismenore

yang dialami siswi, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar siswi.

Adapun skema kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.2 Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Ha: Terdapat hubungan antara dismenore dengan aktivitas belajar siswi. b. Ho: Tidak terdapat hubungan antara dismenore dengan aktivitas belajar

siswi.

Aktivitas belajar - Tidak terganggu - Terganggu - Sangat terganggu Dismenore

(39)

3. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati

(40)
(41)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah desain deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara variabel yang berasal dari satu grup sampel.

Pada penelitian ini peneliti dapat menggambarkan hubungan antara dismenore dengan aktivitas belajar siswi SMAN 4 Medan.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswi yang telah mengalami menstruasi di SMAN 4 Medan yang berjumlah 596 orang.

4.2.2 Sampel

Untuk pemilihan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik non

probabability sampling yaitu porposive sampling. Proporsi dengan jumlah proporsi terbatas adalah:

Pada penelitian ini ditetapkan presisi sebesar 10% (0,1) sehingga

(42)

Kriteria sampel penelitian

Sample dalam penelitian ini adalah siswi yang mengalami dismenore dan

memiliki kriteria-kriteria meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah siswi yang bersedia menjadi responden, siswi

yang mengalami dismenore, kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah siswi yang tidak hadir saat penelitian,dan siswi yang belum menstruasi.

4.3 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian mulai dilakukan pada bulan Mei sampai dengan juni 2016 di

SMAN 4 yang beralamat di Jln. Gelas no. 12 Medan. Pertimbangan peneliti memilih lokasi ini adalah untuk efisiensi biaya dan efektivitas waktu, karena

penelitian ini dilakukan dalam masa studi. Selain itu, di SMAN 4 Medan belum pernah dilakukan penelitian tentang hubungan dismenore dengan aktivitas belajar dan lokasi penelitian mudah dijangkau oleh peneliti.

4.4 Pertimbangan Etik Penelitian

Pertimbangan etik pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu, menjelaskan maksud dan tujuan serta prosedur pelaksanaan penelitian yang

dilakukan. Peneliti mengakui hak-hak responden dalam menyatakan kesediaan atau ketidaksediaan menjadi subjek penelitian dan memiliki hak untuk membuat

(43)

dan memberikan kuesioner untuk diisi. Jika dalam pengisian kuesioner responden kurang mengerti, maka peneliti memberikan penjelasan. Setelah seluruh kuesioner

telah selesai dijawab oleh responden, kemudian dikembalikan kepada peneliti. Jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak

dan mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung.

Peneliti melindungi subjek dari semua kerugian (Nonmaleficence ) baik material, nama baik dan bebas dari tekanan fisik dan psikologis yang timbul

akibat penelitian ini. Untuk menjaga kerahasiaan (Confidentiality), peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data, tetapi dengan

memberi kode pada masing-masing lembar tersebut. Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya digunakan dalam penelitian ini (anonymity). Dalam melakukan penelitian ini, peneliti juga bersikap adil (Justice)

kepada setiap calon responden dan tidak membeda-bedakan calon responden.

4.5Instrumen Penelitian

Alat pengumpulan data penelitian ini menggunakan kuisioner, yang terdiri dari 3 kuesioner yaitu kuesioner karakteristik demografi responden, kuesioner

intensitas dismenore dan kuesioner aktivitas belajar.

a. Kuesioner karakteristik demografi responden

(44)

b. Kuesioner intensitas dismenore

Kuesioner intensitas dismenore dibuat sendiri oleh peneliti yang terdiri

dari 8 pertanyaan. Penilaian kuesioner ini berdasarkan skala Likert. Kuesioner ini disajikan dalam bentuk pernyataan positif 3 pertanyaan dan

pertanyaan negative 5 pertanyaan, dengan empat pilihan alternatif jawaban yaitu sering sekali, sering, kadang- kadang, dan tidak. Bobot nilai yang diberikan untuk setiap pernyataan adalah pada pertanyaan positif diberi

nilai 1,2,3, dan 4 dengan jawaban tidak mendapat nilai 1, kadang- kadang mendapat nilai 3, sering mendapat nilai 2, dan jawaban sering sekali

mendapat nilai 4. Pada pertanyaan negative diberi nilai 4,3,2, dan 1 dengan jawaban tidak mendapat nilai 4, sering mendapat nilai 3, kadang- kadang

mendapat nilai 2, dan jawaban sering sekali mendapat nilai 1. Total skor adalah 8-32. Semakin tinggi jumlah skor maka intensitas dismenore semakin berat.

c. Kuesioner aktivitas belajar

Kuesioner aktivitas belajar dibuat sendiri oleh peneliti yang terdiri dari 31

pertanyaan. Penilaian kuesioner ini berdasarkan skala Likert. Kuesioner ini disajikan dalam bentuk pernyataan positif 17 pertanyaan dan pertanyaan negative 14 pertanyaan, dengan empat pilihan alternatif

jawaban yaitu sering sekali, sering, kadang- kadang, dan tidak. Bobot nilai yang diberikan untuk setiap pernyataan adalah pada pertanyaan positif

(45)

sekali mendapat nilai 4. Pada pertanyaan negative diberi nilai 4,3,2, dan 1 dengan jawaban tidak mendapat nilai 4, kadang-kadang mendapat nilai 3,

sering mendapat nilai 2, dan jawaban sering sekali mendapat nilai 1. Total skor adalah 31-125. Semakin tinggi jumlah skor maka aktivitas belajar

semakin sangat terganggu.

4.6.Validitas dan reliabilitas

4.6.1 Uji validitas

Uji validitas Penelitian ini dilakukan oleh salah satu Dosen Departemen Maternitas Fakultas Keperawatan USU yaitu Ibu Febrina Oktaviola Kaban, SST,

M.keb.

Penelitian ini menggunakan content validity index dengan 3 judges or experts, dengan standar valid 0,8 (Polit & Beck, 2006). Dari hasil validitas untuk

instrumen intensitas dismenore didapatkan nilai 1 maka dikatakan valid. Untuk instrumen aktivitas belajar didapatkan hasil validitas yaitu 1 maka dikatakan

valid.

4.6.2 Uji reliabilitas

Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan pada 30 responden di SMA Negeri 17 Medan. setelah dilakukan proses penghitungan dengan menggunakan analisa Cronbach’s Alpha dengan menggunakan bantuan komputer diperoleh hasil

(46)

intensitas dismenore dan aktivitas belajar siswi adalah reliabel karena jika memiliki nilai reliabilitas > 0.70 maka dikatakan reliabel (Polit & Beck, 2012).

4.7 Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan pertama kali adalah mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara dan mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian di SMA Negeri 4 Medan ke Dinas pendidikan kota Medan. Setelah mendapat izin dari Dinas pendidikan kota Medan, peneliti melaksanakan

pengumpulan data pada siswi sesuai kriteria penelitian. Peneliti melakukan penyebaran kuesioner dismenore dan aktivitas belajar yang telah disertai informed consent kepada responden. Cara pengumpulan data dengan meminta bantuan

mencari siswi yang sedang menstruasi dan mengalami dismenore dari guru BP/BK, kemudian datang ke tiap kelas pada jam istirahat, atau saat di kelas

sedang tidak ada guru yang mengajar, kemudian membagi kuesioner pada responden, pemilihan responden dilakukan dengan cara memilih responden yang memenuhi kriteria inklusi penelitian, yaitu siswi yang bersedia dan yang sedang

menstruasi dan mengalami dismenore, kemudian responden diberi kuesioner saat responden sedang mengalami dismenore. Pembagian dan pengisian kuesioner

dilakukan selama lebih kurang 20 menit. Setelah pengumpulan data responden selesai, kemudian dilakukan identifikasi dismenore (ringan, sedang atau berat). Untuk dismenore ringan diberi (skor 8-16), dismenore sedang (skor 17-24) dan

(47)

dismenore dan aktivitas belajar yang telah diisi oleh sampel dalam penelitian ini, setelah data terkumpul maka dilakukan tabulasi, dan dimasukkan dalam tabel

frekuensi yang kemudian diinterpretasikan dan dianalisis dengan menggunakan

uji korelasi rank spearman dengan tingkat kepercayaan 95% atau p≤0,05. Uji

korelasi rank spearman digunakan untuk menguji hubungan antara variabel independen dan variabel dependen berskala ordinal (Dharma, 2011).

4.8 Analisa Data

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengolahan data (Hastono,

009) adalah

1. Editing

Peneliti mengumpulkan seluruh kuesioner dan memastikan kelengkapan

data responden. 2. Coding

Peneliti mengubah data yang berbentuk huruf menjadi data yang berbentuk

angka, baik secara manual yang menggunakan kalkulator maupun komputerisasi. 3. Scoring

Peneliti memberikan skor pada setiap sub variabel sesuai dengan jenis data dan pertanyaan.

4. Entry Data

(48)

5. Tabulation

Peneliti memeriksa kembali data yang telah dimasukkan agar terbebas dari

kesalahan sebelum dilakukan analisa data.

4.8.1 Pengolahan data

Analisa data yang akan peneliti lakukan adalah analisa univariat dan bivariat, yaitu sebagai berikut:

4.8.2 Analisis univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendapatkan gambaran pada masing-masing variabel. Gambaran yang didapatkan dimasukkan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi dan akan digunakan untuk uji analisis statistik deskriptif terhadap data demografi dan variabel penelitian. Tabel distribusi frekuensi pada analisis ini bertujuan untuk mendeskripsikan

karakteristik masing-masing variabel.

4.8.3 Analisis bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis untuk mengetahui interaksi dua variabel, baik berupa komparatif, asosiatif maupun korelatif. Analisis

ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan variabel dependen dan variable independen. Pada penelitian ini peneliti menggunakan skala pengukuran berupa kategorikal (ordinal) maka akan diuji dengan uji non

(49)

Pada uji rank spearman nilai koefisien 1,01-0,29 memiliki kekuatan hubungan yang lemah, nilai koefisien 0,30-0,49 memiliki kekuatan hubungan

yang sedang, dan nilai koefisien 0,50-0,89 memiliki hubungan yang kuat. Nilai positif menunjukkan adanya hubungan yang searah, dan nilai yang negatif

(50)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 HASIL PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai

hubungan dismenore dengan aktivitas belajar siswi SMA Negeri 4 Medan pada bulan mei tahun 2016, dengan jumlah responden sebanyak 60 siswi. Selanjutnya penyajian hasil data penelitian meliputi data karakteristik responden, variabel

intensitas dismenore, dan variabel aktivitas belajar di SMA Negeri 4 Medan. Dan menghubungkan variabel intensitas dismenore dan aktivitas belajar.

5.1.1. Analisa Univariat

1. Karakteristik Responden

Hasil penelitian terhadap siswi SMA Negeri 4 Medan menunjukkan

gambaran hasil penelitian tentang karakteristik responden yang mencakup usia, usia menarce, lama pendarahan menstruasi, sifat nyeri haid yang dirasakan.

Pada tabel 1 menunjukkan gambaran bahwa mayoritas responden pada siswi SMA Negeri 4 Medan berusia 16 tahun sebanyak 38 siswi (62,3%), dengan usia menarce 12 tahun sebanyak 22 siswi (22%), dengan lama pendarahan

(51)

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan karakteristik

(n=84)

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

Usia

(52)

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan intensitas

nyeri yang dialami siswi SMA Negeri 4 Medan (n=84)

Variabel Frekuensi Persentase(%)

Intensitas dismenore

3. Aktivitas belajar yang dialami siswi SMA Negeri 4 Medan

Hasil penelitian menunjukkan aktivitas belajar siswi SMA Negeri 4

Medan mayoritas memiliki aktivitas belajar terganggu sebanyak 38 siswi (63.3%).

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase aktivitas belajar yang dialami siswi

SMA Negeri 4 Medan (n=84)

Variabel Frekuensi Persentase(%)

Aktivitas belajar

1. Hubungan antara Intensitas Dismenore dengan aktivitas belajar siswi SMA Negeri 4 Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara Intensitas

(53)

Tabel 5.4 Hubungan antara Intensitas Dismenore dengan aktivitas belajar siswi

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas responden dengan intensitas dismenore sedang dengan aktivitas belajar yang terganggu sebanyak 31 siswi (51,3%). Hasil uji analisa menggunakan spearman’s rho correlation dengan

bantuan program komputer diperoleh nilai p sebesar 0,000 dimana memiliki hubungan dan nilai (r) -0,598 dengan arah negatif antara dismenore dengan

aktivitas belajar siswi SMA Negeri 4 Medan.

Hasil analisa statistik menggunakan uji Korelasi Rank Spearman dengan

tingkat kepercayaan 95% (p≤0,05), didapatkan p= 0,000 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan dismenore dengan aktivitas belajar siswi SMAN 4

Medan. Adapun kekuatan hubungan dapat dilihat berdasarkan nilai correlation

coefficient (r) yaitu -0,598 menunjukkan memiliki kekuatan yang sedang yaitu

dengan rentang 0,33 sampai 0,67. Nilai negative berarti ada hubungan tidak

(54)

berat maka aktivitas belajarnya tidak terganggu dan jika dismenore yang dirasakan siswi SMAN 4 Medan berat maka Aktivitasnya terganggu .

5.2 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di presentasikan di bab

sebelumnya maka dapat dibahas

5.2.1. Intensitas Dismenore

Berdasarkan hasil penelitian, responden mayoritas mengalami Intensitas

nyeri sedang sebanyak 40 siswi (65.6%). Dari crosstab yang dilakukan peneliti didapatkan hasil bahwa dismenore sedang dialami oleh siswi SMA Negeri 4

Medan yang berusia 14 – 17 tahun. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka peneliti menyimpulkan bahwa Dismenore dialami oleh siswi SMAN 4 Medan dikarenakan siswi sedang berada pada usia pubertas dimana pada usia

14-17 tahun sedang terjadi perkembangan organ – organ reproduksi.

Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang menyatakan Dismenore pada

umumnya terjadi 2-3 tahun setelah menarce, umur menarce yang ideal adalah 13-14 tahun, sehingga dismenore lebih banyak terjadi pada usia 15-17 tahun. Selain itu pada usia tersebut terjadi perkembangan ortgan - organ reproduksi dan

perubahan hormonal yang signifikan (Baradero, 2006).

Kejadian dismenore sangat dipengaruhi oleh usia wanita. Rasa sakit yang

dirasakan beberapa hari sebelum menstruasi dan saat menstruasi biasanya karena meningkatnya sekresi hormone prostaglandin. Semakin tua umur seseorang, semakin sering ia mengalami menstruasi dan semakin lebar leher Rahim maka

(55)

nantinya akan hilang dengan makin menurunnya fungsi saraf rahim akibat penuaan (Novia, 2006).

Hasil penelitian ini sejalan dengan Shinta (2014) mengenai Faktor – factor yang berhubungan dengan kejadian dismenore pada siswi SMA Negeri 2 Medan

yaitu dismenore pada kelompok umur 15 tahun yaitu 86,0% dan pada kelompok umur 16-18 tahun yaitu 85,9%. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Shopia (2013) mengenai Faktor – factor yang berhubungan dengan dismenore

pada siswi SMK Negeri 10 Medan yaitu kelompok umur 15-17 tahun mengalami dismenore sebanyak (85,9%), siswi pada kelompok umur 15-17 tahun memiliki

kemungkinan resiko 1,6 kali lebih besar mengalami dismenore dibandingkan kelompok usia > 17 tahun.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa jumlah responden sebagian besar mengalami dismenore sedang pada usia menarce 12 tahun yaitu 17 orang (77,3%). Dismenore berat dialami oleh siswi yang usia menarcenya 12 tahun yaitu

1 orang (4,5%) dan usia menarce 13 tahun yaitu 1 orang (5,3%). Maka peneliti menyimpulkan bahwa siswi yang mengalami dismenore adalah siswi yang usia

menarce ≤ 12 tahun . dismenore yang dialami dikarenakan pada usia menarce ≤

12 tahun organ reproduksi belum berkembang secara maksimal.

Hasil penelitian ini didukung oleh teori Ehrenthal tahun 2006 menyatakan

Pubertas adalah suatu masa transisi antara masa anak – anak dan dewasa yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks yang berkaitan dengan

(56)

menstruasi pertama pada umumnya dialami remaja pada usia 13 – 14 tahun,

namun pada dapat terjadi pada usia ≤ 12 tahun. Umur menarce yang terlalu muda

(≤ 12 tahun) dimana organ – organ reproduksi belum berkembang secara

maksimal dan masih terjadi penyempitan pada leher rahim, maka akan timbul rasa

sakit pada saat menstruasi karena organ reproduksi wanita belum berfungsi secara maksimal.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Shopia (2013) yang

menyatakan bahwa siswi yang menstruasi pada umur ≤ 12 tahun memiliki

kemungkinan resiko 1,6 kali lebih besar dibandingkan dengan siswi yang

menstruasi pada umur 13-14 tahun. Berdasarkan hasil penelitian gustina (2015)

diketahui respomden yang usia menarce ≤ 12 tahun mengalami dismenore

sebanyak 89 siswi (89,9%), lebih banyak dibandingkan dengan usia menarce > 12 tahun yaitu sebanyak 11 siswi (22,4%). Penelitian ini tidak sejalan dengan Shinta (2014) yang dilakukan di SMA Negeri 2 Medan, menunjukkan bahwa responden

yang mengalami usia menarce ≥ 12 tahun paling banyak yaitu sebanyak (86,4%).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden

mengalami lama pendarahan 6-8 hari dan mengalami dismenore yang sedang yaitu 21 orang (72,4%). Dan yang mengalami lama pendarahan 6-8 hari dan mengalami dismenore berat yaitu 2 orang (6,9%). Maka dapat disimpulkan bahwa

wanita yang mengalami menstruasi lebih lama dari menstruasi normal akan mengalami nyeri ketika menstruasi. Hal ini dikarenakan kontraksi otot uterus

(57)

Menurut Shanon (2006) semakin lama menstruasi terjadi, maka semakin sering uterus berkontraksi, akibatnya semakin banyak prostaglandin yang

dikeluarkan. Akibat produksi prostaglandin yang berlebihan, maka timbul rasa nyeri. Selain itu kontraksi uterus yang terus-menerus juga menyebabkan suplai

darah ke uterus berhenti sementara sehingga terjadilah dismenore. Lama pendarahan menstruasi secara fisiologis lebih kepada kontraksi otot uterus yang berlebihan, dalam fase sekresi akan memproduksi hormon prostaglandin.

Prostaglandin terbentuk dari asam lemak tidak jenuh yang disintesis oleh seluruh sel yang ada di dalam tubuh (Anurogo, 2011). Lama menstruasi merupakan salah

satu faktor resiko terjadinya dismenore, teratur atau tidaknya lama menstruasi bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya faktor stres atau aktivitas remaja

yang berlebihan sehingga mengakibatkan stres yang bisa menjadikan lama menstruasi (Proverawati dan Misaroh, 2009).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Shopia (2013) yaitu proporsi

dismenore tertinggi pada kelompok siswi dengan lama menstruasi ≥ 7 hari yaitu

87,20% dan terendah pada kelompok siswi dengan lama menstruasi < 7 hari yaitu

73,30%. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Novia (2006) bahwa dismenore paling banyak terjadi (76,5%) pada responden yang lama menstruasinya > 7 hari jika dibandingkan dengan responden yang lama

menstruasinya 3-7 hari dan < 3 hari. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Gustina (2015) yaitu responden yang mengalami lama menstruasi ≤ 7

(58)

penelitian Utami (2012) pada siswi SMA Negeri 1 Kahu Bone yang menunjukkan bahwa responden yang mengalami dismenore terbanyak yaitu yang mengalami

lama menstruasi ≤ 7 hari(86,5%).

5.2.2 Aktivitas belajar

Hasil penelitian menunjukkan aktivitas belajar siswi SMA Negeri 4 Medan mayoritas memiliki aktivitas belajar terganggu sebanyak 38 siswi (63.3%). Dari hasil penelitian dappat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswi mayoritas

terganggu, aktivitas belajar yang terganggu dapat menjadikan tujuan belajar tidak tercapai.

Aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan siswa. Jadi dapat kita pahami bahwa segala sesuatu yang dilakukan

atau kegiatan-kegiatan baik secara jasmani atau rohani yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru dan siswa sehingga dapat mencapai tujuan belajar (Iin, 2012).

Belajar bukanlah berproses dalam kehampaan. Tidak pula pernah sepi dari berbagai aktivitas, tidak pernah terlihat orang yang belajar tanpa melibatkan

aktivitas raganya. Apalagi bila aktivitas belajar itu berhubungan dengan masalah belajar menulis, mencatat, memandang, membaca, mengingat, berfikir, atau

praktek (Djamarah, 2008).

(59)

sesungguhnya sebagian besar aktivitas di dalam kehidupan sehari-hari kita merupakan kegiatan belajar (Aunurrahman, 2009).

Hasil penelitian ini didapatkan bahwa 31 siswi (51,3%) mengalami dismenore sedang dengan aktivitas belajar yang terganggu, yang mengalami

dismenore sedang dan aktivitas sangat terganggu adalah 7 siswi (11,7 %). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar responden cukup terganggu dengan adanya dismenore yang dialaminya. Menurut Kurniawati (2008),

dismenore merupakan salah satu penyebab utama absen sekolah pada remaja putri untuk beberapa jam atau beberapa hari. Hal tersebut dihubungkan pada pengaruh

negative terhadap aktivitas belajar sosial pada kebanyakan remaja putri. Remaja putri yang mengalami dismenore pada saat libur sekolah atau absen, prestasinya

kurang begitu baik di sekolah dibandingkan mereka yang tidak terkena dismenore. Menurut Prawiroharjo (2008) dismenore membuat remaja tidak bisa beraktivitas secara normal dan memerlukan resep obat. Keadaan tersebut

menyebabkan menurunnya kualitas hidup remaja sebagai contoh siswi yang mengalami dismenore tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar dan motivasi

belajar menurun karena nyeri yang dirasakan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Handayani (2011) mengenai hubungan dismenore terhadap aktivitas belajar siswi SMA Muhammadiyah 5

Yogyakarta bahwa mengalami dismenore sedang dan aktivitas belajarnya cukup terganggu yaitu 22 orang (42,3%) sedangkan responden yang paling sedikit

(60)

dismenore ringan dengan aktivitas belajar terganggu yaitu masing-masing 2 orang (3,8%).

5.2.3 Hubungan Dismenore dengan Aktivitas Belajar

Tabel 5.4 menunjukkan hubungan dismenore dengan aktivitas belajar responden. Dapat diketahui bahwa mayoritas responden dengan intensitas dismenore sedang dengan aktivitas belajar yang terganggu sebanyak 31 siswi

(51,3%).

Hasil uji analisa menggunakan spearman’s rho correlation dengan

bantuan program komputer diperoleh nilai r sebesar -0,598 dimana memiliki hubungan yang sedang dengan arah negatif yang artinya jika siswi mengalami

dismenore yang berat maka aktivitas belajarnya tidak terganggu dan jika dismenore ringan maka aktivitas belajarnya terganggu.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka peneliti menyimpulkan

bahwa ada hubungan dismenore dengan aktivitas belajar namun dismenore yang dialami oleh siswi SMAN 4 Medan merupakan hal yang dapat ditoleransi,

sehingga tidak menjadi hal utama yang dapat mengganggu aktivitas belajar siswi.

Dismenore dapat menimbulkan dampak bagi kegiatan atau aktivitas para wanita khususnya remaja. Dismenore membuat remaja tidak bisa beraktivitas

secara normal dan memerlukan resep obat. Keadaan tersebut menyebabkan menurunnya kualitas hidup remaja, sebagai contoh siswi yang mengalami dismenore primer tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar dan motivasi belajar

(61)

Dismenore memiliki efek negative baik jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk jangka pendek dismenore dapat mempengaruhi aktivitas

sehari-hari khususnya bagi remaja akan sangat mengganggu proses belajar- mengajar, sulit berkonsentrasi, memiliki lebih banyak hari libur (tidak masuk sekolah),

konflik emosional, ketegangan dan kecemasan. Sedangkan untuk jangka panjang dismenore yang berat dapat memicu terjadinya kemandulan bahkan kematian (Proverawati dan Maisaroh, 2009).

Hasil penelitian ini sejalan dengan Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Handayani (2011) mengenai hubungan dismenore terhadap aktivitas

belajar siswi SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta bahwa hasil uji statisyik spearman rank didapatkan nilai r sebesar 0,402 dengan taraf signifikansi (p) 0,003

dinyatakan bahwa ada hubungan antara dismenore terhadap aktivitas belajar siswi SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta tahun 2011, responden yang paling banyak mengalami dismenore sedang dan aktivitas belajarnya cukup terganggu yaitu 22

orang (42,3%), sedangkan responden yang paling sedikit mengalami dismenore ringan dengan aktivitas belajar tidak terganggu dan mengalami dismenore berat

dengan aktivitas belajar terganggu yaitu masing-masing 2 orang (3,8%).

5.3 KETERBATASAN PENELITIAN

Mengingat jam belajar siswi SMAN 4 Medan yang cukup padat dan jam istirahat yang singkat dan saat pengambilan data tidak semua siswi yang sedang

(62)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 60 responden pada

siswi SMA Negeri 4 Medan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

Siswi SMAN 4 Medan sebagian besar mengalami dismenore sedang dan sebagian besar aktivitas belajarnya terganggu akibat dismenore yang dirasakan.

Dari hasil analisa statistik menggunakan uji Korelasi Rank didapatkan p= 0,000 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan dismenore dengan aktivitas

belajar siswi SMAN 4 Medan. Adapun berdasarkan nilai correlation coefficient (r)

yaitu -0,598 menunjukkan memiliki kekuatan yang sedang. Nilai negative berarti

ada hubungan tidak searah yang artinya jika dismenore yang dirasakan siswi SMAN 4 Medan berat maka aktivitas belajarnya tidak terganggu dan jika dismenore yang dirasakan siswi SMAN 4 Medan ringan maka Aktivitasnya

terganggu .

6.2Saran

1. Bagi pendidikan keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tambahan dan

(63)

2.Bagi pelayanan keperawatan

Bagi pelayanan keperawatan agar lebih memberikan pendidikan kesehatan

tentang dismenore kepada remaja di sekolah dan dapat bekerja sama dengan unit kesehatan sekolah untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang dismenore

kepada remaja.

3. Bagi penelitian keperawatan selanjutnya

Adanya hubungan yang lemah antara dismenore dan aktivitas belajar

menunjukkan bahwa terdapat faktor lain yang menunjukkan bahwa terdapat faktor lain yang mempengaruhi aktivitas belajar tersebut sehingga diharapkan bagi

peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian mengenai faktor-faktor lain yang lebih besar pengaruhnya terhadap gangguan aktivitas belajar untuk meraih

(64)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Menstruasi

2.1.1 Pengertian Menstruasi

Mentruasi adalah pendarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, dkk, 2005).

Menstruasi adalah masa dikeluarkannya darah akibat peluruhan endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

2.1.2 Intensitas Menstruasi

Menstruasi terjadi secara teratur setiap 28 hari ditambah 7 hari dengan pengeluaran ovum melalui proses ovulasi (Ayu dan Bagus, 2010).

Lama rata-rata menstruasi adalah lima hari (dengan rentang tiga sampai

enam hari) dan jumlah darah rata-rata yang keluar (rentang 20 sampai 80 ml), namun hal ini sangat bervariasi (Bobak, dkk, 2005).

2.1.3 Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi endometrium terdiri dari empat fase yaitu fase

menstruasi, fase proliferasi, fase sekresi, fase iskemi. Fase proliferasi merupakan periode perumbuhan cepat yang berlangsung sejak sekitar hari kelima hingga

(65)

menjelang pendarahan berhenti dan terjadi penebalan 8 sampai 10 kali lipat, fase proliferasi bergantung kepada stimulasi estrogen yang berasal dari folikel ovarium

(Graaf).

Fase sekresi berlangsung sekitar tiga hari sebelum periode menstruasi

selanjutnya, endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna mencapai ketebalan, menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar, tempat yang sesuai untuk melindungi dan memberi nutrisi ovum yang dibuahi. Implantasi (nidasi)

ovum yang dibuahi terjadi sekitar tujuh sampai 10 hari setelah ovulasi. Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus luteum (badan kuning) yang

menyekresi estrogen dan progesteron menyusut. Seiring penurunan kadar progesteron dan estrogen yang cepat, arteri spiral menjadi spasme. Selama fase

iskemi, suplay darah ke endometrium fungsional berhenti dan terjadi nekrosis. Lapisan fungsional berpisah dari lapisan basal dan pendarahan menstruasi dimulai, menandai hari pertama siklus berikutnya (Bobak, dkk, 2005).

2.2Konsep Dismenore

2.2.1 Pengertian Dismenore

Dismenore adalah rasa nyeri menyertai menstruasi, yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari (Ayu dan Bagus, 2010).

(66)

Dismenore adalah gangguan ginekologi yang paling umum saat menstruasi pada wanita, dan diklasifikasikan sebagai primer dan sekunder (Maruf, dkk,

2013).

Dismenore adalah nyeri yang terjadi selama siklus haid yaitu satu dari

gejala-gejala ginekologi pada masa remaja yang paling sering terjadi yang dapat mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari.

2.2.2 Intensitas Dismenore

Dismenore ringan intensitasnya terjadi sejenak, dapat pulih kembali, tidak

memerlukan obat, rasa nyeri hilang sendiri, dan tidak mengganggu pekerjaan sehari-hari. Dismenore sedang intensitasnya memerlukan obat-obatan untuk

menghilangkan rasa sakit, tidak perlu meninggalkan pekerjaannya. Dismenore berat intensitasnya rasa sakit yang hebat sehingga tidak mampu melakukan tugas harian, memerlukan istirahat, memerlukan obat dengan intensitas tinggi,

diperlukan tindakan operasi karena mengganggu setiap menstruasi (Ayu & Bagus, 2010).

2.2.3. Klasifikasi Dismenore

Dismenore dibagi berdasarkan penyebabnya menjadi dismenore primer dan sekunder, dismenore primer terjadi tanpa dijumpai kelainan pada alat

reproduksi, semata-mata berkaitan proses hormonal menstruasi. Dismenore sekunder terjadi karena terdapat kelainan pada alat reproduksi (Ayu dan Bagus,

(67)

2.2.4 Gejala dismenore

Dismenore primer biasanya dimulai dalam enam sampai dua belas bulan

pertama setelah menarche ketika siklus ovulasi teratur dan terkait gejala sistemik seperti mual, muntah, diare/ sembelit, sakit kepala, pusing ringan, kelelahan, dan

pingsan. Selain itu, frekuensi kencing, lekas marah, depresi saraf, perut kembung mungkin terjadi selama periode menstruasi. Rasa sakit biasanya dimulai pada atau sebelum menstruasi dan secara bertahap berulang 1 sampai 3 hari. Selanjutnya,

rasa sakit mungkin berselang dan dapat berkisar dari ringan sampai parah. Nyeri haid menjadi kurang sejalan dengan usia wanita yang semakin bertambah (Maruf,

2013).

Keadaan patologis yang dijumpai pada dismenore sekunder ialah seperti

endometriosis, tumor pada ovarium, infeksi pada tuba dan sekitarnya, mioma uteri, polip uterus dan mioma terlahir, stenosis atau tertutupnya kanalis serviks, kelainan kongenital uterus, himen inperforata, septum vagina transversal, dll (Ayu

dan Bagus, 2010).

2.3 Konsep Remaja

2.3.1 Pengertian Remaja

Remaja adalah suatu masa yang dimulai dengan pubertas, proses yang mengarah kepada kematangan seksual atau fertilitas atau kemampuan

bereproduksi, yang dimulai pada usia 11 atau 12 tahun sampai akhir masa remaja akhir atau usia dua puluhan, dan masa tersebut membawa perubahan dalam semua

(68)

gejolak dalam mencari identitas diri dan perkembangan seksual mereka (Trisnawati, 2010).

Remaja adalah masa transisi dari anak-anak mejadi dewasa (Jose, 2010).

2.3.2 Kelompok Usia Remaja

Remaja adalah seseorang yang berusia 10-20 tahun dan ditandai dengan perubahan dalam bentuk dan ukuran tubuh, psikologi, dan aspek fungsional (Jafar, 2005). Menurut WHO remaja adalah masa pada usia 10-24 tahun.

2.4 Aktivitas Belajar

2.4.1. Pengertian Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan siswa. Jadi dapat kita pahami bahwa segala sesuatu yang dilakukan

atau kegiatan-kegiatan baik secara jasmani atau rohani yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru dan siswa sehingga dapat mencapai tujuan belajar (Iin, 2012).

Aktivitas belajar adalah rangkaian kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan secara sadar oleh seseorang untuk mencapai suatu tujuan sehingga

mengakibatkan adanya perubahan pada dirinya baik yang tampak maupun yang tidak tampak, karena adanya interaksi antara individu dengan individu maupun individu dengan lingkungannya (Rezeki, 2013).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan aktivitas berasal dari kata kerja akademik aktif yang berarti giat, rajin, selalu berusaha bekerja atau

(69)

Aktivitas belajar adalah segala kegiatan belajar yang dilakukan siswa untuk mencapai tujuan belajar.

2.3.2. Jenis-Jenis Aktivitas Belajar

Menurut Sardiman (2009:101) dalam penelitian Rezeki Putri, 2013

menyatakan jenis-jenis aktivitas belajar yang dapat dilakukan siswa, antara lain: 1) Aktivitas visual yang termasuk didalamnya misalnya membaca, memperhatikan penjelasan guru, memperhatikan gambar, demonstrasi,

percobaan pekerjaan lain.

2) Aktivitas berbicara, mengatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. 3) Aktivitas mendengarkan sebagai contoh mendengarkan uraian,

percakapan, diskusi, musik, pidato.

4) Aktivitas menulis seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.

5) Aktivitas menggambar misalnya membuat gambar, membuat grafik, peta, diagram.

6) Aktivitas motorik yang termasuk didalamnya antara lain melakukan percobaan, membuat reparasi, bermain, berkebun, beternak.

7) Aktivitas mental misalnya menganggap, mengingat, memecahkan soal,

menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8) Aktivitas emosional seperti misalnya menaruh minat, merasa bosan,

(70)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu tanda seorang perempuan memasuki usia pubertas adalah terjadinya menstruasi, menstruasi akan dialami perempuan kecuali jika terjadi kehamilan. Menstruasi adalah masa dikeluarkannya darah akibat peluruhan

endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan. Menstruasi terjadi secara teratur setiap 28 hari ditambah 7 hari dengan pengeluaran ovum melalui proses

ovulasi (Ayu dan Bagus, 2010). Gangguan menstruasi yang sering terjadi adalah dismenore (Shopia, 2013).

Dismenore adalah nyeri selama siklus haid yaitu satu dari gejala-gejala ginekologi pada masa remaja yang paling sering terjadi yang dapat mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari. Berdasarkan intensitasnya dismenore dibagi

menjadi ringan, sedang, dan berat. Dismenore ringan terjadi sejenak kemudian dapat pulih kembali, tidak memerlukan obat, rasa nyeri dapat hilang sendiri, tidak

mengganggu aktivitas sehari-hari. Dismenore sedang memerlukan obat-obatan untuk menghilangkan rasa sakit dan tidak perlu meningggalkan aktivitas, untuk Dismenore berat memerlukan istirahat, memerlukan obat dengan intensitas tinggi,

rasa sakit yang hebat, sehingga tidak mampu untuk melakukan aktivitas sehari-hari, diperlukan tindakan operasi, karena mengganggu setiap kali menstruasi

(71)

Dismenore dapat di klasifikasikan menjadi dua berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi dismenore primer dan sekunder, dismenore primer terjadi tanpa

dijumpai kelainan pada alat reproduksi, semata-mata berkaitan proses hormonal menstruasi, sedangkan dismenore sekunder terjadi karena terdapat kelainan pada

alat reproduksi. Dismenore tidak hanya menyebabkan gangguan aktivitas tetapi juga memberi dampak dari segi fisik, psikologis, sosial, dan ekonomi terhadap remaja diseluruh dunia, dampak psikologis dari dismenore dapat berupa konflik

emosional, ketegangan, dan kegelisahan.

Dismenore primer biasanya dimulai dalam enam sampai dua belas bulan

pertama setelah menarche ketika siklus ovulasi teratur. Gejala sistemik dismenore seperti mual, muntah, diare/ sembelit, sakit kepala, pusing ringan, kelelahan, dan

pingsan. Selain itu, frekuensi kencing, mudah marah, depresi saraf, perut kembung mungkin terjadi selama periode menstruasi. Rasa sakit biasanya dimulai pada atau sebelum menstruasi dan secara bertahap, kejadiannya dapat berulang 1

sampai 3 hari. Selanjutnya, rasa sakit mungkin berselang dan dapat berkisar dari ringan sampai parah. Nyeri haid menjadi kurang sejalan dengan usia wanita yang

semakin bertambah (Maruf dkk, 2013). Keadaan patologis yang dijumpai pada dismenore sekunder ialah seperti endometriosis, tumor pada ovarium, infeksi pada tuba dan sekitarnya, mioma uteri, polip uterus dan mioma terlahir, stenosis atau

(72)

Menurut Pradnya (2014) berdasarkan hasil penelitiannya pada mahasiswi PSIK FK Universitas Udayana Denpasar, didapatkan berdasarkan derajat nyerinya

yang paling banyak dialami responden adalah dismenore sedang yaitu sebanyak 140 mahasiswi, sedangkan dismenore berat yaitu 18 mahasiswi. Mengenai

aktivitas belajarnya, sebagian besar responden mengalami aktivitas belajar terganggu yaitu 108 mahasiswi, katergori sangat terganggu akibat dismenore yaitu 16 mahasiswi . Menurut Sophia (2013) berdasarkan hasil penelitiannya pada siswi

SMKN 10 Medan, didapatkan data proporsi siswi yang mengalami dismenore yang tertinggi pada kelompok umur 15-17 tahun (85,90%), umur menarce kurang

dari 12 tahun (83,70%), siklus menstruasi normal (82,90%), lama menstruasi kurang dari tujuh hari (87,20%).

Kejadian dismenore dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswi, tujuan belajar akan berjalan lancar apabila siswa aktif mengikuti pembelajaran. Peneliti memilih penelitian di SMAN 4 Medan karena di daerah kota Medan khususnya di

SMA ini belum pernah dilakukan penelitian untuk hubungan dismenore dengan aktivitas belajar pada siswi. Mengingat tingginya angka dismenore yang dialami

remaja, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan dismenore dengan aktivitas belajar siswi SMAN 4 Medan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti mengangkat rumusan

masalah “Apakah ada hubungan dismenore dengan aktivitas belajar siswi SMAN

(73)

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dismenore dengan aktivitas belajar siswi SMAN 4 Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi intensitas dismenore pada siswi SMAN 4 Medan

b. Untuk mengidentifikasi aktivitas belajar siswi yang sedang mengalami dismenore.

c. Untuk mengetahui hubungan dismenore dengan aktivitas belajar siswi SMAN 4 Medan.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan banyak manfaat kepada berbagai pihak yaitu:

1.4.1 Pendidikan Keperawatan

Penelitian ini sangat bermanfaat bagi pendidikan keperawatan untuk dijadikan pembahasan pada kurikulum di perkuliahan, dengan

mengangkat masalah yang terjadi mengenai dismenore dan upaya untuk mengatasinya.

1.4.2 Pelayanan Keperawatan

Penelitian ini bermanfaat bagi pelayanan keperawatan untuk bekerja sama dengan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) untuk melakuan

(74)

1.4.3 Penelitian Keperawatan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau data tambahan

(75)
(76)

Judul Penelitian : Hubungan Dismenore dengan Aktivitas Belajar Siswi SMA Negeri 4 Medan

Nama Mahasiswa : Rusni Kumala Sari Sinaga

NIM : 121101009

Fakultas : Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun Akademik : 2015/2016

ABSTRAK

Dismenore adalah nyeri yang terjadi selama siklus haid bersifat kram dan berpusat pada perut bagian bawah. Aktivitas belajar dipengaruhi oleh aspek fisiologis yaitu aspek yang berkaitan dengan kondisi umum jasmani yang menandai tingkat kebugaran dan dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswi dalam mengikuti kegiatan belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dismenore dengan aktivitas belajar siswi SMA Negeri 4 Medan, dengan metode korelasi menggunakan desain cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 596 siswi dan sampel sebanyak 60 siswi diambil dengan teknik purposive sampling. Data dianalisa dengan uji analisis Spearman rho. Hasil penelitian mayoritas responden mengalami dismenore sedang yaitu sebanyak 40 siswi (65.6%) dan aktivitas belajar terganggu sebanyak 38 siswi (63.3%). Berdasarkan uji analisa didapati nilai p= 0,000 dan nilai (r) sebesar -0,598 dimana memiliki hubungan dengan nilai negative, maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan dengan kekuatan sedang antara dismenore dengan aktivitas belajar siswi SMA Negeri 4 Medan tahun 2016. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan metode yang lebih lengkap seperti observasi dan wawancara.

(77)

SKRIPSI

oleh

Rusni Kumala Sari Sinaga 121101009

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(78)
(79)
(80)

PRAKARTA

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkah dan anugerahNya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “HubunganDismenore dengan Aktivitas Belajar Siswi SMA Negeri 4 Medan” sebagai Tugas Akhir guna meraih Sarjana Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Shalawat dan salam penulis hadiahkan kepada Rasulullah SAW yang telah membawa umat manusia dari alam kegelapan kealam yang terang benderang.

Ucapan terimakasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada Ayahanda Rajiman dan Ibunda Hasni Daulay yang telah mengasuh dan memberikan kasih sayang serta do’a restunya kepada penulis yang tiada ternilai dan kepada sahabat penulis Heni Ismaya, Jeni Nursaadah, Mahirah, Risky Annisa Nasution, dan Maswarni yang selalu memberikan dukungan dan saran kepada penulis.

Penulisan Tugas Akhir ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, saran, bantuan serta doa . Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati serta penghargaan yang tulus penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Sri Eka Wahyuni S.Kep, Ns, M.Kep sebagai Wakil Dekan I, Ibu Cholina T. Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.KMB sebagai Wakil Dekan II dan Dr. Siti Saidah Nasution SKp, M.Kep, Sp. Mat sebagai Wakil Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Nur Asiah, S.Kep, Ns, M.Biomed selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Gambar

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan karakteristik
Tabel 5.2  Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan intensitas
Tabel 5.4  Hubungan antara Intensitas Dismenore dengan aktivitas belajar  siswi

Referensi

Dokumen terkait

diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan antara konsumsi magnesium dengan tingkat nyeri dismenore pada siswi kelas X {p(0,023) &lt; 0,05} ; ada hubungan yang signifikan

Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti akan mencoba melakukan penelitian tentang hubungan kebiasaan olahraga dengan dismenore pada siswi SMA Santo Thomas 1

Hubungan Usia Menarche dan Status Gizi Siswi SMP Kelas 2 Dengan Kejadian Dismenore.. Dita Trimayasari * Kadar Kuswandi

Mengetahui hubungan antara lama mestruasi dengan kejadian dismenore. pada siswi SMK Negeri 8 Medan pada

Hasil tabulasi silang dismenore primer dan status gizi adalah status gizi gemuk dan obesitas lebih banyak menderita dismenore primer (100 %) daripada siswi yang mengalami status

dengan Dismenore pada Siswi SMK Negeri 10 Medan Tahun 2013.

Kesimpulan : Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapatnya hubungan kebiasaan olahraga dengan dismenore pada siswi SMA Islam Athirah dan siswi SMAN 1

HUBUNGAN KEJADIAN DISMENORE DENGAN KUALITAS HIDUP SISWI KELAS X DAN KELAS XI DI SMAN 1 RANTAU KABUPATEN TAPIN TAHUN 2022 Noor Savna Lisda Amalia1*, Norfai2, Abdullah3 1Kesehatan