• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Brand Characteristic Dan Positioning Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Kosmetik Wardah Pada Mahasiswi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Brand Characteristic Dan Positioning Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Kosmetik Wardah Pada Mahasiswi"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

PENGARUH

BRAND CHARACTERISTIC

DAN

POSITIONING

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG

KOSMETIK WARDAH PADA MAHASISWI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS USU

OLEH

REVA IRYANI 110502025

PROGRAM STRATA 1 MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

i ABSTRAK

Pengaruh Brand Characteristic Dan Positioning Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Kosmetik Wardah Pada Mahasiswi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Brand Characteristic dan Positioning Terhadap Keputusan Pembelian Ulang kosmetik Wardah pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih dengan kriteria tertentu. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswi yang melakukan pembelian kosmetik Wardah minimal sebanyak dua kali. Pengujian hipotesis dengan menggunakan metode analisis deskriptif, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi linier berganda, pengujian signifikan simultan (Uji F), pengujian signifikan parsial (Uji t) dan pengujian koefisien determinasi (R2).

Hasil penelitian ini menunjukkkan bahwa berdasarkan uji F, variabel independen yang terdiri dari variabel brand characteristic dan positioning secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian ulang kosmetik Wardah pada mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. Sedangkan berdasarkan uji-t, hanya variabel brand characteristic yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian ulang kosmetik Wardah pada mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. Melalui pengujian koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R square) diperoleh nilai sebesar 0,367, berarti 26,7% keputusan pembelian ulang sebagai variabel terikat dapat dijelaskan oleh brand characteristic dan positioning sebagai variabel bebas. Sedangkan sisanya 73,3% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

(3)

ii ABSTRACT

The Effect of Brand Characteristic and Positioning Repeat Purchase Decision Cosmetics Wardah At USU Faculty of

Economics and Business.

This study aims to identify and analyze the effect of brand characteristic and positioning repeat purchase decision cosmetics Wardah At USU Faculty of Economics and Business. The sampling technique used purposive sampling method, the sample is selected by specific criteria. Criteria samples in this study were students who purchase a minimum of Wardah cosmetics twice. Hypothesis testing using descriptive analysis method, statistical analysis method which consists of a multiple linear regression analysis, significant simultaneous testing (F test), partial significance testing (t-test) and test the coefficient of determination (R2).

The result showed that based on the F test, the independent variabels consisting of the variabel brand characteristic and positioning jointly positive and significant impact on repeat purchase decision cosmetics Wardah At USU Faculty of Economics and Business, while based on t-test, only the variabel brand characteristic is positive and significant impact on repeat purchase decision cosmetics Wardah At USU Faculty of Economics and Business. Through testing the adjusted coefficient of determination (Adjusted R square) obtained a value of 0,267 or 26,7% repeat purchase decision as the dependent variable can be explained by the brand characteristic and positioning as independent variables. While the remaining 73,3% can be explained by other variables not examined in this study.

(4)

iii KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Allah SWT atas limpahan Rahmat-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan perkuliahan dan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Brand Characteristic dan Positioning terhadap Keputusan Pembelian Ulang Kosmetik Wardah Pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU”. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Kepada kedua orang tua yang tercinta, Ayahanda Sunardi dan Ibunda Suryani. Terimakasih atas perhatian, doa, dukungan, cinta kasih dan pengorbanan ayah dan ibu yang tidak akan pernah dapat terbalas. Peneliti telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu:

1. Bapak Prof Dr. Azhar Maksum selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas

Ekonomi Univesitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing yang telah

membimbing, mengarahkan, dan memberikan saran kepada peneliti.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen

(5)

iv 5. Ibu Fivi Rahmatus Sofiyah, SE, M.Si selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah

banyak memberikan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini.

6. Kepada Bapak dan Ibu dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada peneliti selama mengikuti perkuliahan serta seluruh staf dan pegawai yang telah banyak membantu selama proses penulisan skripsi ini.

7. Kakak dan Abang tersayang : Revi Aryani SE, Remi Ardica S.Kom, Redy Andrico SE, Alfisyarin Amd, Lidya Agustina SPdi yang telah memberikan doa, dukungan, semangat, dan perhatian bagi peneliti.

8. Seluruh keluarga besar penulis yang telah memberikan doa, dukungan, semangat, dan perhatian bagi peneliti selama penulisan skripsi ini.

9. Terima kasih buat para sahabat yang saya cintai Ryo, Ella, Reza, Shela dan seluruh teman-teman yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat dan motivasi bagi peneliti.

10. Terima kasih buat sahabat seperjuangan Izmi, Delfi, Yunisda, Farida, Dhiah, Ratih, Ade, Lila, Desi P, serta teman-teman angkatan 2011 khususnya buat anak SNMPTN Undangan.

11. Para responden yang telah membantu penelitian ini dengan meluagkan waktunya untuk mengisi kuesioner penelitian.

(6)

v Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritikan yang

membangun dari semua pihak agar penulisan skripsi ini dapat lebih baik lagi.

Medan, Februari 2015 Peneliti

(7)

vi

1.3 Tujuan Penelitian... 8

1.4 Manfaat Penelitian... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.2 Peneliti Terdahulu ... 23

2.3 Kerangka Konseptual ... 24

2.4 Hipotesis ... 25

BAB III METODE PENELITIAN... 27

3.1 Jenis Penelitian ... 27

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

3.3 Batasan Operasional ... 27

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 27

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 30

3.6 Populasi dan Sampel ... 30

3.7 Jenis Data ... 32

3.8 Metode Pengembalian Data ... 33

3.9 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 33

3.9.1 Uji Validitas ... 33

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 35

3.10 Metode Analisis Data ... 36

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif ... 36

3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 37

3.10.3 Metode Analisis Regresi Berganda ... 38

3.11 Uji Hipotesis ... 38

3.11.1 Uji Signifikan Simultan ... 38

3.11.2 Uji Signifikan Parsial ... 39

(8)

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAN ... 41

4.1Gambaran Umum Perusahaan ... 41

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 41

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 42

4.1.3 Prinsip-prinsip Perusahaan ... 43

4.1.4 Jenis Produk Wardah ... 45

4.2 Analisis Deskriptif ... 48

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden ... 48

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 50

4.3 Uji Asumsi Klasik ... 55

4.3.1 Uji Normalitas ... 55

4.3.2 Uji Heteroskedesitas ... 58

4.3.3 Uji Multikolenearitas ... 60

4.4 Analisis Regresi Linear Berganda ... 61

4.5 Uji Hipotesis ... 62

4.5.1 Uji Signifikan Simultan ... 62

4.5.2 Uji Signifikan Parsial ... 64

4.5.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 66

4.6 Pembahasan ... 67

4.6.1 Hasil Analisis Deskriptif ... 67

4.6.2 Hasil Analisis Regresi dan Uji Hipotesis... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 72

5.1 Kesimpulan ... 72

5.2 Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(9)

viii DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1.1 Brand Award Kategori

Bedak Wajah Tahun 2012-2014... 6

2.1 Peneliti Terdahulu ... 23

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 29

3.2 Instrumnet Skala Likert ... 30

3.3 Item-Total Statistics... 35

3.4 Reliability Statistic ... 36

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan ... 48

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 49

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian ... 50

4.4 Distibusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Brand Characteristic ... 51

4.5 Distibusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Positioning ... 52

4.6 Distibusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian Ulang ... 54

4.7 One-Sample Kolmogorov-Simrnov Test ... 57

4.8 Uji Glejser ... 59

4.9 Uji Nilai Tolerance dan VIF ... 60

4.10 Analisis Regresi Linier Berganda ... 61

4.11 Hasil Uji F ... 64

4.12 Hasil Uji T ... 65

(10)

ix DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

1.1 Tingkat Penjualan Kosmetik di Indonesia ... 4

2.1 Tahap Proses Keputusan Pembelian ... 20

2.2 Kerangka Konseptual ... 25

4.1 Acne Series ... 45

4.2 Basic Series ... 45

4.3 Make Up Series ... 46

4.4 Lightening Series ... 46

4.5 Paket Haji dan Umrah ... 47

4.6 Personal Care ... 47

4.7 Histogram Uji Normalitas... 56

4.8 P-plot Uji Normalitas ... 56

(11)

x DAFTAR LAMPIRAN

NO Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 77

2 Data Butir Kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas ... 80

3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 82

4 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 86

(12)

i ABSTRAK

Pengaruh Brand Characteristic Dan Positioning Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Kosmetik Wardah Pada Mahasiswi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Brand Characteristic dan Positioning Terhadap Keputusan Pembelian Ulang kosmetik Wardah pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih dengan kriteria tertentu. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswi yang melakukan pembelian kosmetik Wardah minimal sebanyak dua kali. Pengujian hipotesis dengan menggunakan metode analisis deskriptif, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi linier berganda, pengujian signifikan simultan (Uji F), pengujian signifikan parsial (Uji t) dan pengujian koefisien determinasi (R2).

Hasil penelitian ini menunjukkkan bahwa berdasarkan uji F, variabel independen yang terdiri dari variabel brand characteristic dan positioning secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian ulang kosmetik Wardah pada mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. Sedangkan berdasarkan uji-t, hanya variabel brand characteristic yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian ulang kosmetik Wardah pada mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. Melalui pengujian koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R square) diperoleh nilai sebesar 0,367, berarti 26,7% keputusan pembelian ulang sebagai variabel terikat dapat dijelaskan oleh brand characteristic dan positioning sebagai variabel bebas. Sedangkan sisanya 73,3% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

(13)

ii ABSTRACT

The Effect of Brand Characteristic and Positioning Repeat Purchase Decision Cosmetics Wardah At USU Faculty of

Economics and Business.

This study aims to identify and analyze the effect of brand characteristic and positioning repeat purchase decision cosmetics Wardah At USU Faculty of Economics and Business. The sampling technique used purposive sampling method, the sample is selected by specific criteria. Criteria samples in this study were students who purchase a minimum of Wardah cosmetics twice. Hypothesis testing using descriptive analysis method, statistical analysis method which consists of a multiple linear regression analysis, significant simultaneous testing (F test), partial significance testing (t-test) and test the coefficient of determination (R2).

The result showed that based on the F test, the independent variabels consisting of the variabel brand characteristic and positioning jointly positive and significant impact on repeat purchase decision cosmetics Wardah At USU Faculty of Economics and Business, while based on t-test, only the variabel brand characteristic is positive and significant impact on repeat purchase decision cosmetics Wardah At USU Faculty of Economics and Business. Through testing the adjusted coefficient of determination (Adjusted R square) obtained a value of 0,267 or 26,7% repeat purchase decision as the dependent variable can be explained by the brand characteristic and positioning as independent variables. While the remaining 73,3% can be explained by other variables not examined in this study.

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus mampu bertahan , bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah mempertahankan pelanggan yang telah ada, terus menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru agar jangan sampai pelanggan-pelanggan meninggalkan perusahaan menjadi pelanggan perusahaan lain. Dengan kata lain perusahaan harus mampu mempertahankan loyalitas pelanggan yang berujung pada pembelian ulang.

Perusahaan atau pemasar perlu untuk meningkatkan kepercayaan konsumen atas mereknya sebagai suatu mekanisme untuk memperluas pasar merek. Kekuatan merek suatu produk yang dimiliki suatu perusahaan merupakan hasil dari penerapan strategi yang baik dalam pembentukan merek. Produk yang berkualitas akan memberikan nilai kepuasan yang tinggi bagi konsumen. Apabila suatu produk telah memiliki nilai kepuasan di mata konsumen, maka salah satu yang paling diingat oleh konsumen adalah merek dari suatu produk tersebut.

(15)

2 mempertimbangkan merek perusahaan dalam melakukan investasi. Merek merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi suatu produk barang ataupun jasa, karena merek dapat menjadi keunggulan bersaing bagi perusahaan. Merek yang baik adalah merek yang dapat membedakan dirinya dengan merek dari perusahaan yang lain.

Brand characteristic memainkan peranan yang penting dalam menentukan keputusan konsumen dalam mempercayai suatu merek dan harus tetap dapat dikendalikan secara langsung oleh perusahaan. Pertimbangan konsumen dalam pemilihan suatu merek akan menentukan apakah konsumen akan membangun hubungan terhadap merek tersebut. Lau dan Lee (2000) menyatakan bahwa karakteristik merek terdiri atas tiga elemen yaitu: Reputasi Merek (Brand Reputation), Kecakapan Memprediksi Merek (Brand Predictability), dan Kompetensi Merek (Brand Competence).

Positioning mengarah pada persoalan bagaimana pelanggan berpikir tentang berbagai alternatif atau merek-merek terbaru dalam suatu pasar. Dengan perusahaan mewujudkan merek terpercaya, maka perusahaan dapat membangun positioning untuk menguasai pasar dengan menempatkan produk atau perusahaan dipikiran konsumen.

(16)

3 dan persepsi sehingga konsumen mempersepsikan produk kita sebagai produk yang berbeda dan menempati posisi tertentu yang lebih berharga dalam benak pikiran konsumen.

Konsumen yang melakukan pembelian ulang terhadap suatu merek setelah mereka mempunyai pengalaman dengan merek produk tersebut sebagai indikasi adanya kepercayaan terhadap merek tersebut. Kepercayaan konsumen terhadap merek yang ditawarkan cenderung menghasilakan kepuasan konsumen. keberhasilan penyediaan produk dalam memenuhi harapan konsumen dan secara defenitif mempengaruhi perubahan sikap, pembelian ulang, dan loyalitas. Konsumen yang puas cenderung menjadi konsumen yang loyal, dan konsumen yang puas akan melakukan pembelian ulang. Keputusan pembelian ulang menyangkut pembelian merek tertentu yang sama secara berulang kali. Pembelian ulang bisa merupakan hasil dominasi pasar oleh suatu perusahaan yang berhasil membuat produknya menjadi satu-satunya alternatif yang berbeda.

Kesetiaan pelanggan terhadap merek produk merupakan konsep yang sangat penting karena apabila konsumen sudah setia terhadap suatu merek mereka akan melakukan pembelian ulang terhadap merek tersebut. Pembelian ulang merupakan pembelian terhadap merek tertentu yang sama secara berulang kali. Konsumen yang melakukan pembelian ulang terhadap suatu merek setelah mereka mempunyai pengalaman dan kepercayaan dengan merek produk tersebut.

(17)

4 keinginan konsumen, agar tampil lebih cantik dan menarik. Konsumen harus selektif dalam memilih merek kosmetik yang sesuai dengan kebutuhannya.

Sumber:

Gambar 1.1

Tingkat Penjualan Kosmetik di Indonesia

Berdasarkan gambar 1.1 dapat dilihat bahwa kebutuhan konsumen akan produk kosmetik meningkat setiap tahunnya, dan ini mendorong industri kosmetik terus bersaing dalam menciptakan produk inovasi yang dapat menarik konsumen dan juga dapat meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produknya. Berbagai merek kosmetik semakin marak di pasaran seperti : Wardah, Revlon, Oriflame, Mustika Ratu, Viva dan sebagainya. Banyaknya merek kosmetik beredar membuat konsumen harus berhati-hati dalam memilih dan memakai produk kosmetik dan harus mempertimbangkan resikonya karena banyak merek beredar dengan bahan-bahan kimia berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan para pengguna kosmetik.

(18)

5 keistimewaan Wardah dibandingkan kosmetik lain terletak pada lebel kosmetik “halal” dari LP POM MUI (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia) yang bekerjasama dengan Departemen Kesehatan (Depkes) dan Departemen Agama (Depag) dan juga Wardah mendapatkan International Halal Award dari World Halal Council sebagai pelopor kosmetik halal didunia.

(19)

6 Tabel 1.1

Top Brand Award Kategori Bedak Wajah Tahun 2013

Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

Merek TBI Merek TBI Merek TBI

Pada tabel 1.1 menunjukkan setiap tahun posisi Wardah mengalami peningkatan pada tahun 2013 dan 2014, yang awalnya pada tahun 2012 Wardah belum termasuk dalam kategori, tetapi Wardah belum mampu menjadi peringkat pertama dalam pasar, hal ini perlu diperhatikan dan diwaspadai oleh perusahaan bahwa ancaman dari pihak pesaing tidak bisa dianggap sebelah mata. Wardah memang perusahaan kosmetik Indonesia pertama yang berlabel halal, tetapi kini tidak lagi hanya Wardah, namun sudah diikuti oleh banyak merek pesaing.

(20)

7 wanita Indonesia. Karena Wardah berkembang dari satu cerita ke cerita wanita yang lain. Rekomendasi dari mulut ke mulut ini merupakan bukti paling signifikan bahwa kualitas tak perlu berjalan sendiri tanpa ikatan emosional. Langkah lain Wardah untuk memperkuat mereknya dengan kualitas yang konsisten serta mampu memenuhi kebutuhan konsumen dengan menawarkan berbagai produknya lengkap dengan banyak pilihan sesuai kebutuhan kulit konsumen.

Sejalan dengan memperkuat Brand Characteristic produknya, Wardah juga memposisikan produknya dipasar kosmetik sebagai pelopor kosmetik halal dan aman, dalam hal harga produknya ditawarkan dengan harga yang relatif terjangkau dibandingkan pesaingnya, tanpa mengurangi kualitas dan tampilan eksklusif Wardah.

Dengan demikian konsumen akan memutuskan untuk melakukan pembelian ulang apabila kepuasan telah terpenuhi sesuai harapan. Konsumen akan menjadi setia dengan merek kosmetik yang mampu memberikan kualitas yang diharapkan dan tidak akan bersedia berpindah ke merek kosmetik lain.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh brand characteristic dan positioning terhadap keputusan pembelian ulang konsumen kosmetik Wardah khususnya para mahasiswi hal ini dikarenakan produk-produk Wardah dikemas secara eksklusif, namun harganya masih terjangkau diantara jenis kosmetik yang beredar di lingkungan masyarakat.

(21)

8 sedang mengalami proses pendewasaan mental dan intelektual. Disamping itu mahasiswi termasuk dalam segmen smart customer yang membutuhkan banyak pertimbangan sebelum melakukan pembelian produk. Terutama mahasiswi yang berorientasi pada gaya hidup sederhana dan cantik natural. Berdasarkan fenomena yang peneliti lihat langsung di lingkungan kampus Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU, sebagian besar mahasiswi datang ke kampus sudah memakai riasan wajah, seperti bedak, pelembab bibir, perona pipi dan mascara, dengan alasan agar terlihat lebih cantik dan segar sepanjang hari namun ingin tetap terlihat cantik alami meskipun menggunakan kosmetik. Hal ini menunjukkan mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU layak untuk diteliti.

Berdasarkan uraian dan penjelasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Brand Characteristic dan Positioning terhadap Keputusan Pembelian Ulang Kosmetik Wardah pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU". 1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perumusan masalah penelitian ini adalah : “Apakah brand characteristic dan positioning berpengaruh terhadap keputusan pembelian ulang kosmetik

Wardah pada mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU? 1.3 Tujuan Penelitian

(22)

9 1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan berguna bagi: a. Perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan dalam membangun sebuah karakteristik merek maupun perusahaan yang baik, karena mengingat banyak faktor yang dapat mempengaruhi keloyalan konsumen dalam keputusan pembelian ulang.

b. Penulis

Diharapkan penelitian ini dapat memperluas pengetahuan serta menambah wawasan mengenai manajemen pemasaran umumnya dan brand characteristic pada khususnya.

c. Peneliti Lain

(23)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Merek

Menurut UU Merek No. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”. Defenisi ini memiliki kesamaan dengan defenisi versi American Marketing Association yang menekankan peranan merek sebagai identifier dan differentiator. Kedua defenisi ini menjelaskan secara teknis apabila seorang pemasar membuat nama, logo atau symbol baru untuk sebuah produk baru, maka ia telah menciptakan sebuah merek. (Tjiptono, 2005:2). A. Tujuan Merek

Tjiptono dan Diana (2000:39) menyatakan bahwa penggunaan merek memiliki berbagai macam tujuan, yaitu:

1. Sebagai identitas perusahaan yang membedakannya dengan produk pesaing, sehingga pelanggan mudah mengenali dan melakukan pembelian ulang.

2. Sebagai alat promosi yang menonjolkan daya tarik produk (misalnya dengan bentuk desain dan warna-warni yang menarik).

(24)

11 4. Untuk mengendalikan dan mendominasi pasar. Artinya, dengan

membangun merek yang terkenal, bercitra baik, dan dilindungi hak eksklusif berdasarkan hak cipta / paten, maka perusahaan dapat meraih dan mempertahankan loyalitas konsumen.

B. Makna Merek

(Kotler,2000: 460) menjelaskan dalam suatu merek terkandung 6 (enam) macam makna, yaitu:

1. Atribut

Merek menyampaikan atribut-atribut tertentu, misalnya Mercedes mengisyaratkan tahan lama (awet), mahal, desain berkualitas, nilai jual kembali yang tinggi, cepat dan sebagainya.

2. Manfaat

Merek bukanlah sekedar sekumpulan atribut, sebab yang dibeli oleh konsumen adalah manfaat, bukannya atribut.

3. Nilai – nilai

Merek juga menyatakan nilai – nilai yang dianut produsennya. Contohnya Mercedes mencerminkan kinerja tinggi, keamanan dan prestise.

4. Budaya

Dalam merek juga terkandung pula budaya tertentu. 5. Kepribadian

(25)

12 6. Pemakai

Merek juga mengisyaratkan tipe konsumen yang membeli atau menggunakan produknya.

C. Tipe Merek

Whitwell, dalam Tjiptono (2005:22) menerangkan bahwa pemahaman mengenai peran merek tidak bisa dipisahkan dari tipe-tipe utama merek, karena masing – masing tipe memiliki citra merek yang berbeda. Ketiga tipe tersebut meliputi:

1. Attribute Brands

Yakni merek-merek yang memiliki citra yang mampu mengkomunikasikan keyakinan / kepercayaan terhadap atribut fungsional produk. Kerap kali sangat sukar bagi konsumen untuk menilai kualitas dan fitur secara objektif atas begitu banyak tipe produk, sehingga mereka cenderung memiliki merek – merek yang dipersepsikan sesuai dengan kualitasnya.

2. Aspirational Brands

(26)

13 status, pengakuan sosial, dan identitas jauh lebih penting daripada sekedar nilai fungsional produk.

3. Experience Brands

Mencerminkan merek – merek yang menyampaikan citra asosiasi dan emosi bersama (shared associations and emotionals). Tipe ini memiliki citra melebihi sekedar aspirasi dan lebih berkenaan dengan kesamaan filosofi antara merek dan konsumen individual. Kesuksesan sebuah experience brands ditentukan oleh kemampuan merek bersangkutan dalam mengekspresikan individualitas dan pertumbuhan personal.

2.1.2 Brand Characteristic

Lau dan Lee (2000) menyatakan bahwa karakteristik merek terdiri atas tiga elemen yaitu: reputasi merek (brand reputation), kecakapan memprediksi merek (brand predictability), dan kompetensi merek (brand competence).

1. Reputasi Merek (Brand Reputation)

Reputasi merek merupakan persepsi konsumen tentang pengetahuan mereka

tentang merek dan tanggapan atau pendapat individu lain terhadap merek.

Reputasi suatu merek dapat dikembangkan melalui periklanan dan public

relation tapi juga kemungkinan dipengaruhi oleh kualitas produk atau kinerja

merek.

2. Kecakapan Memprediksi Merek (Brand Predictability)

(27)

14 mengantisipasi dengan kuat kinerja suatu merek setiap kali menggunakan merek dan hubungannya dengan harapan konsumen pada merek tersebut. Memprediksi suatu merek mengacu pada level konsistensi dari kualitas produk. Kecakapan memprediksi merek dihasilkan dari interaksi pembelian ulang yang dilakukan oleh konsumen, dimana suatu kelompok memberikan janji dan mengantarkannya kepada yang lain dan adanya prilaku saling mengenal antara kelompok yang berinteraksi. Kecakapan memprediksi meningkatkan kepercayaan bahkan ketika kelompok lain melakukan pelanggaran juga bisa diprediksi. Kecakapan memprediksi merek akan meningkatkan kepercayan diri konsumen karena konsumen mengetahui bahwa tidak ada yang tidak diharapkan akan terjadi pada merek yang digunakan karena kecakapan memprediksi akan membangun harapan positif konsumen.

3. Kompetensi Merek (Brand Competence)

(28)

15 2.1.3 Positioning

Menurut Lupiyoadi (2001; 48) positioning merupakan suatu konsep psikologis yang terkait dengan bagaimana konsumen dapat menerima perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain. Persoalan positioning secara khusus merupakan hal yang dianggap penting ketika para pesaing dalam pasar muncul atau berkembang dengan cara yang sama.

Menurut Kotler (2009: 320) Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu diingatan konsumen, sehingga dengan demikian konsumen segmen memahami dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya.

Menurut Rangkuti (2011:172) positioning adalah perubahan, tetapi perubahan ini bukan perubahan yang kita lakukan semata-mata terhadap produk, melainkan perubahan yang kita lakukan terhadap keseluruhan brand image, seperti nama, kemasan, dan persepsi. Intinya, positioning adalah perubahan yang kita lakukan terhadap perbedaan yang kita lakukan terhadap penampilan, citra, dan persepsi sehingga konsumen mempersepsikan produk kita sebagai produk yang berbeda dan menempati posisi tertentu yang lebih berharga dalam benak pikiran konsumen.

Menurut Kotler (2009:321), terdapat beberapa cara penentuan posisi di benak konsumen, antara lain :

(29)

16 Ini terjadi bila suatu perusahaan mempromosikan atribut produk yang lebih unggul di banding pesaingnya.

2. Penentuan Posisi Menurut Manfaat

Dalam pengertian ini produk di posisikan sebagai pemimpin suatu manfaat tertentu.

3. Penentuan Posisi Menurut Penggunaan atau Penerapan.

Seperangkat nilai-nilai penggunaan atau penerapan inilah yang digunakan sebagai unsur yang ditonjolkan.

4. Penentuan Posisi Menurut Pemakai

Ini berarti memposisikan produk sebagi yang terbaik untuk sejumlah kelompok pemakai. Dengan kata lain pasar sasaran lebih ditujukan pada satu atau lebih komunitas, baik dalam arti sempit maupun luas.

5. Penentuan Posisi Menurut Pesaing

Disini produk secara keseluruhan menonjolkan mereknya secara utuh dan diposisikan lebih baik dari pada pesaing.

6. Penentuan Posisi Menurut Kategori Produk

Disini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu kategori produk. 7. Penentuan Posisi Menurut Harga

Disini produk di posisikan memberikan nilai terbaik untuk harganya.

Menurut Kotler (dalam Lupiyoadi, 2001:48) setidaknya ada tiga langkah dalam melakukan positioning, yaitu:

(30)

17

• Memilih keunggulan-keunggulan yang paling kuat atau menonjol.

• Menyampaikan keunggulan-keunggulan itu secara efektif kepada target pasar. Menurut Kotler ( dalam Lupiyoadi 2001 ; 49 ) sebuah keunggulan yang patut ditampilkan harus memenuhi kriteria ; penting, berbeda unggul dibanding pesaing, dapat dikomunikasikan, tidak mudah ditiru, terjangkau dan menguntungkan .

1. Penting

Keunggulan itu harus merupakan kemampuan yang dianggap sangat penting oleh cukup banyak pembeli .

2. Berbeda

Belum ada pesaing yang menawarkan/memposisikan keunggulan itu atau mereka sudah ada yang menawarkannya namun masih dengan cara yang lebih umum .

3. Unggul ( superior )

Keunggulan itu lebih baik dibanding yang memiliki produk atau jasa lainnya yang dimiliki pesaing .

4. Dapat dikomunikasikan

Keunggulan itu dapat dikomunikasikan dan menjadi perhatian pembeli atau calon pembeli.

5. Pelopor

(31)

18 Pembeli mampu membayar biaya keunggulan yang ditambahkan dalam produk tersebut

7. Menguntungkan

Perusahaan dapat memperoleh laba dari pemberian keunggulan tersebut.

Menurut Kartajaya (2005: 62) terdapat empat syarat dalam membangun positioning :

Positioning haruslah dipersepsi secara positif oleh para pelanggan dan menjadi alasan untuk membeli oleh pelanggan.

Positioning mencerminkan kekuatan dan keunggulan kompetitif perusahaan.

Positioning haruslah bersifat unik dan dengan mudah mendiferensiasikan diri dari para pesaing.

Positioning harus berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai perubahaan dalam lingkungan bisnis, apakah itu perubahaan persaingan, prilaku pelanggan, perubahaan sosial budaya dan sebagainya.

2.1.4 Keputusan Pembelian

Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Suwandi (2007:2), keputusan pembelian terdiri dari:

1. Input

(32)

19 bagaimana konsumen melakukan evaluasi dalam menerima atau menolak produk maupun perusahaan.

2. Proses

Proses keputusan pembelian dipengaruhi unsur psikologis yang menentukan tipe pembelian yang mereka buat meliputi motivasi, persepsi, belajar, kepribadian dan sikap.

a. Adanya kebutuhan

Kesenjangan antara keadaan faktual dengan keadaan yang diinginkan konsumen. Kebutuhan ini dapat dirasakan baik melalui rangsangan dari luar maupun dari dalam diri konsumen.

b. Pencarian informasi sebelum pembelian

Informasi dibutuhkan sebagai alat pertimbangan dari berbagai alternatif yang ada. Informasi tersebut, dikumpulkan dalam jumlah lebih dari satu yang dapat mempunyai kesamaan, melengkapi bahkan berbeda dalam keberadaannya. Persamaan informasi mendukung daya kepercayaan dimana perbedaan memberi alasan untuk evaluasi kesesuaian dengan kebutuhan maupun keinginan konsumen.

c. Evaluasi alternatif

Perbandingan dari berbagai alternatif yang tersedia sehingga diperoleh pilihan yang terbaik.

3. Output

(33)

20 a. Pembelian

Terdapat dua jenis pembelian yaitu pembelian coba-coba dan pembelian ulang. Pembelian coba-coba merupakan awal dari konsumen melakukan hubungan dengan produk maupun organisasi, sedangkan pembelian ulang menunjukkan pembelian yang terjadi setelah konsumen mempunyai pengalaman dengan produk maupun organisasi sebagai indikasi adanya kepercayaan dan kepuasan.

b. Evaluasi setelah pembelian

Penilaian terhadap pembelian yang telah dilakukan dari terpenuhinya kebutuhan, keinginan dan harapan. Penilaian ini menimbulkan rasa puas atau tidak puas konsumen.

Menurut Kotler dan Keller (2009:185), ada lima tahap dalam proses pembelian konsumen yaitu:

Sumber : Kotler dan Keller (2009:185)

Gambar 2.1

Tahap Proses Keputusan Pembelian

1. Pengenalan Masalah

(34)

21 Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Tantangan bagi marketer adalah mengenali sumber informasi yang paling berpengaruh.

3. Evaluasi Alternatif

Mengevaluasi berbagai alternatif yang ada dalam konteks kepercayaan utama tentang konsekuensi yang relevan dan mengkombinasikan pengetahuan tersebut untuk membuat keputusan.

4. Keputusan Pembelian

Calon pembeli menentukan apa dan dimana produk pilihan mereka akan dibeli. Marketer harus menyediakan jalan paling mudah bagi calon pembeli untuk mendapatkan produk yang mereka inginkan. Misalnya, prosedur yang tidak berbelit, kemudahan pembayaran dengan berbagai macam kartu kredit, kelengkapan produk yang dijual, kenyamanan tempat belanja.

5. Perilaku Pasca pembelian

(35)

22 sangat puas. Jika konsumen merasa puas dengan suatu produk, maka ia akan melakukan pembelian ulang, tetapi jika konsumen tidak merasa puas, maka ia dapat beralih ke merek yang lain.

2.1.5 Pembelian Ulang

Pembelian ulang jika suatu produk dibeli dengan percobaan ternyata memuaskan atau lebih memuaskan dari merek sebelumnya, maka konsumen berkeinginan untuk membeli ulang atau pembelian ulang menunjukkan pembelian yang terjadi setelah konsumen mempunyai pengalaman dengan produk maupun perusahaan (Schiffman dan Kanuk dalam Suwandi, 2007:3).

Perilaku pembelian ulang seringkali dihubungkan dengan loyalitas. Menurut Tjiptono (2006: 386), perbedaannya adalah loyalitas mencerminkan komitmen psikologis terhadap merek atau produk tertentu, sedangkan perilaku pembelian ulang semata-mata menyangkut pembelian merek tertentu yang sama secara berulangkali. Pembelian ulang bisa merupakan hasil dominasi pasar oleh suatu perusahaan yang berhasil membuat produknya menjadi satu-satunya alternatif yang tersedia. Konsekuensinya, pelanggan tidak memiliki peluang untuk memilih.

(36)

23 merek tersebut dan akan membeli produknya yang sama lagi sekalipun tersedia banyak alternatif lainnya.

2.2 Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul brand loyalty. Dan variabel brand characteristic adalah variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap brand loyalty.

Likert perceived quality dan positioning

berpengaruh postif dan signifikan terhadap

(37)

24

Medan minat pembelian ulang.

Variabel yang paling dominan adalah variabel perceived quality .

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan penjelasan secara teoritis hubungan antar variabel yang akan diteliti (Sugiyono, 2005:65). Brand Characteristic memainkan peranan yang penting dalam menentukan keputusan konsumen dalam mempercayai suatu merek. Pertimbangan konsumen dalam pemilihan suatu merek akan menentukan apakah konsumen akan membangun hubungan terhadap merek tersebut. Lau dan Lee (2000) menyatakan bahwa karakteristik merek terdiri atas tiga elemen yaitu: reputasi merek (brand reputation), kecakapan memprediksi merek (brand predictability), dan kompetensi merek (brand competence). Konsumen yang mempercayai suatu merek cenderung menjadi konsumen yang loyal dan akan melakukan keputusan pembelian ulang.

Positioning merupakan konsep psikologis yang terkait dengan bagaimana konsumen yang ada ataupun cara konsumen dapat menerima perusahaan tersebut yang tentunya mempengaruhi keputusan pembelian yang dilakukan pelanggan. Positioning menjadi sumber bagi konsumen untuk terciptanya rasa percaya pada produk, dengan adanya rasa percaya konsumen yakin produk tersebut bermanfaat dan memenuhi kebutuhannya serta yakin untuk melakukan pembelian ulang.

(38)

25 (2007:3). Brand Characteristic yang baik secara bersamaan akan memposisikan produk dibenak pelanggan pada suatu merek. Karena merek dapat meyakinkan konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhi nilai yang dijanjikan atau mampu memenuhi kebutuhn konsumen serta memberikan kepuasan, yang diharapkan dengan konsumen yang puas tidak akan berpindah ke produk lain.

Berdasarkan hal tersebut secara sederhana kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Sumber : Lau dan Lee (2000), Schiffman dan Kanuk dalam Suwandi (2007:3)

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Kuncoro, 2009:59). Jadi, hipotesis merupakan suatu rumusan yang menyatakan hubungan tertentu atau antar dua variabel atau lebih.

Brand Characteristic

(X1)

Positioning (X2)

Keputusan Pembelian Ulang

(39)
(40)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanasi assosiatif , yaitu penelitian yang menjelaskan tentang seberapa besar pengaruh varibel bebas terhadap variabel terikat (Ginting dan Situmorang, 2008 : 57). Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel bebas, yaitu brand characteristic (X1), positioning (X2) dan variabel terikatanya adalah keputusan pembelian ulang (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, yang berlokasi di Jalan Prof. Dr. T. Hanafiah, SH. Medan.Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan November 2014 sampai dengan selesai.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel independen (X) terdiri atas brand characteristic (X1) dan positioning (X2).

b. Variabel depeden (Y) adalah keputusan pembelian ulang.

3.4 Defenisi Operasional Variabel

(41)

28 a. Variabel X

1. Brand Characterisric (X1)

Brand characteristic adalah ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh suatu merek yang dibentuk oleh Reputasi merek (brand reputation), kecakapan memprediksi merek (brand predictability), dan kompetensi merek (brand competence).

2. Positioning (X2)

Positioning merupakan suatu gambaran atau penempatan yang tercipta terhadap produk atau perusahaan pada pikiran atau benak calon konsumen.

b. Variabel Y

1. Keputusan pembelian ulang

(42)

29 Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Variabel Indikator Skala

Pengukuran (brand reputation), Kecakapan

Memprediksi Merek (brand predictability), dan Kompetensi Merek (brand competence).

a. Merek dengan reputasi tinggi

b. Pengetahuan konsumen tentang merek.

c. Merek yang konsisten dengan kualitasnya. d. Harapan konsumen

terhadap merek. e. Berbeda dengan merek

kosmetiklain.

f. Merek yang paling dapat memenuhi kebutuhan

Likert

Positioning Konsep psikologis yang terkait dengan

a. Dipersepsi positif b. Unggul d. Tetap membeli karena

adanya kepuasan dalam pemakaian.

e. Tetap membeli karena percaya terhadap produk.

(43)

30 3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran dalam penelitian ini adalah Skala Likert, yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Ginting dan Situmorang, 2008:121). Variabel-variabel yang diuji pada setiap jawaban akan diberi skor. Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang diberi skor, yaitu:

Tabel 3.2

Instrument Skala Likert

No Item Instrument Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber : Ginting dan Situmorang (2008 : 121)

3.6 Populasi dan Sampel

(44)

31 Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008 : 116). Dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah nonprobability sampling. Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dan teknik pengambilan sampelnya adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan kriteria atau pertimbangan tertentu. (Sugiyono, 2008 : 120).

Kriteria yang digunakan yaitu terdaftar sebagai mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU yang masih aktif dan telah melakukan pembelian ulang produk Wardah minimal dua kali. Karena mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU yang melakukan pembelian ulang jumlahnya tidak diketahui sehingga untuk menentukan jumlah digunakan rumus (Supramono, 2003 : 62), sebagai berikut :

n = (��2)()()

�2

Keterangan :

n = Jumlah sampel

Zα = Nilai standar normal yang besarnya tergantung α,

Bila α = 0,05 Z = 1,67

Bila α = 0,01 Z = 1,96

p = Estimasi proporsi populasi q = 1-p

(45)

32 berdasarkan pra survey yang dilakukan olem penulis secara acak pada 30 orang mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU di sekitar kampus, ditemukan 18 orang telah menggunakan dan melakukan pembelian ulang produk Wardah p = 0,6 dan 12 orang lainnya q = 0,4 menggunakan produk kosmetik lain.

Dengan demikian jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah :

n = (��2)()()

�2

n = (1,962)(0,6)(0,4) = 92,2

0,12

Berdasarkan perhitungan di atas maka jumlah responden yang akan dijadikan

sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 93 orang

3.7 Jenis Data

Peneliti menggunakan jenis data di dalam melakukan penelitian ini, yaitu: a. Data Primer

Adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner kepada responden terpilih yang berisikan pertanyaan mengenai variabel penelitian.

b. Data Sekunder

(46)

33 3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan sejumlah daftar pernyataan yang tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

b. Studi Dokumentasi

Dengan memperoleh data melalui buku-buku, internet, dan jurnal yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Kualitas hasil penelitian yang baik sudah semestinya diperoleh jika rangkaian penelitian dilakukan dengan baik. Perencanaan yang matang, dengan alat penelitian seperti daftar pertanyaan yang digunakan harus dalam kondisi baik. Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan instrumen penelitian dapat menjawab tujuan penelitian. Reliabel artinya data yang diperoleh konsisten atau stabil. Agar data yang diperoleh valid dan reliabel maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS 17.0 for windows.

3.9.1 Uji Validitas

(47)

34 (kuesioner). Uji validitas dilakukan terlebih dahulu dengan memberikan kuesioner kepada 30 orang responden yang diambil dari luar sampel dan dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung dari variabel penelitian dengannilai r tabel. Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggun akan bantuan software SPSS (Statistic Package and Social Science) 17.0 for windows. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:

a. Jika r hitung > r tabel maka pernyataan dinyatakan valid. b. Jika r hitung < r tabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid. c. Nilai r

hitung dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation

(48)

35

Sumber: hasil penelitian (Januari, 2015) diolah 3.9.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama. Pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika r alpha positif atau > dari r tabel maka pernyataan reliabel. b. Jika r alpha negatif atau < dari r tabel maka pernyataan tidak reliabel. Menurut Ghozali dan Kuncoro (Ginting dan Situmorang, 2008 : 179) butir pertannyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

(49)

36 b. Menurut Kuncoro jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,80

Tabel 3.4 Reliability Statistic

Cronbach's Alpha N of Items

.937 18

Pada tabel 3.4 dapat diketahui bahwa nilai r alpha sebesar 0,937 dan r tabel

sebesar 0,361 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai r alpha positif dan lebih besar dari r

tabel (0,937 > 0,361) maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian. Kriteria lain menyatakan bahwa suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach’s alpha > 0,60 atau 0,80 berdasarkan hasil SPSS pada tabel 3.4 terlihat bahwa nilai cronbach’s alpha 0,937 > 0,60 dan 0,937 > 0,80 maka ke 18 pernyataan dinyatakan reliabel dengan kriteria tersebut.

3.10 Metode Analisis Data

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif

(50)

37 3.10.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal, (Ginting dan Situmorang, 2008:62).

2. Uji Heteroskedastisitas

Adanya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas. 3. Uji Multikolinearitas

(51)

38 multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Nilai umum yang biasa dipakai adalah Tolerance > 1, atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Ginting dan Situmorang, 2008:104).

a. Tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas b. Tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas 3.10.3 Metode Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (X) yang terdiri dari brand characteristic (X1) dan positioning (X2) terhadap variabel terikat (Y) yaitu keputusan pembelian ulang.

Persamaan yang digunakan adalah: Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Y = Keputusan Pembelian Ulang a = Konstanta

b1,b2 = Koefisien regresi

X1 = Variabel Brand Characteristic X2 = Variabel Positioning

e = Standar error 3.11 Uji Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh brand characteristic dan positioning terhadap keputusan pembelian ulang maka dilakukan pengujian dengan menggunakan :

(52)

39 Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Kriteria pengujiannya adalah:

Ho : b1,b2 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel brand characteristic dan positioning terhadap variabel keputusan pembelian ulang.

Ha : b1,b2≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari brand characteristic dan positioning terhadap variabel keputusan pembelian ulang.

Kriteria pengambilan keputusannya adalah: Ho diterima jika F hitung < F tabelpada α = 5% Ho ditolak jika F hitung > F tabelpada α = 5% 3.11.2 Uji Signifikan Parsial (Uji - t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen (brand characteristic dan positioning) secara parsial (individual) terhadap variasi variabel dependen (keputusan pembelian ulang).

Kriteria pengujiannya adalah:

(53)

40 Ha : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari brand characteristic dan positioning terhadap variabel keputusan pembelian ulang.

Kriteria pengambilan keputusan adalah: Ho diterima jika t hitung < t tabelpada α = 5% Ho ditolak jika t hitung > t tabelpada α = 5% 3.11.3 Koefisien Determinasi (R2)

(54)

41 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT Paragon Technology and Innovation berdiri pada tanggal 28 Februari 1985 dengan nama awal PT Pusaka Tradisi Ibu. Perusahaan ini baru berganti nama menjadi PT Paragon Technology and Innovation pada tahun 2011. Perusahaan ini didirikan oleh pasangan suami istri Drs. H. Subakat Hadi, M.Sc dan Dra. Hj. Nurhayati Subakat, Apt. PT Pusaka Tradisi Ibu (PTI).

Pada tahun 1995, PTI mulai mengembangkan merk Wardah. Namun, belum bisa berjalan dengan baik dikarenakan rekanan manajemen yang kurang baik. PTI kembali mencoba mengembangkan Wardah pada tahun 1996 dengan tetap bekerja sama dengan agen dalam pemasarannya. Sejak itu penjualannya mulai menanjak dan PT Pusaka Tradisi Ibu memasuki pasar tata rias (decorative).

Ketika krisis ekonomi 1998, banyak perusahaan sejenis yang tutup. Daya

(55)

42 yang memerlukan perubahan dari segi internal. Selain itu, juga melalui program promosi dan membina tim promosi.

Pada tahun 2005, PT PTI sudah menerapkan Good Manufacturing Practice (GMP) dan Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB). Sampai sekarang, di Indonesia baru 80 pabrik dari keseluruhan 760 pabrik yang sudah menerapkan CPKB. Selain itu, PTI menjadi percontohan pelaksanaan CPKB untuk industri kosmetika yang lainnya. PTI sampai dengan saat ini sudah memiliki 26 Distribution Centre (DC) hampir di seluruh wilayah Indonesia. Saat ini perusahaan ini telah memiliki DC di Malaysia.

4.1.2 Visi Misi Perusahaan 1. Visi

Menjadi perusahaan yang bermanfaat bagi masyarakat dan terus berkembang diberbagai bidang dengan menjadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin.

2. Misi

a. Mengembangkan karyawan yang kompeten dengan menciptakan lingkungan kerja yang baik untuk mendukung tercapaianya kepuasan pelanggan.

b. Secara berkesinambungan menyediakan produk dan jasa yang berkualitas tinggi serta memenuhi kebutuhan pelanggan melalui program pemasaran yang baik.

(56)

43 d. Terus berinovasi, menguasai ilmu, menerapkan teknologi baru, dan

berinovasi demi kepuasan pelanggan.

e. Mengembangkan berbagai unit usaha secara lateral.

4.1.3 Prinsip –Prinsip Perusahaan Wardah 1. Pure and Safe

Produk Wardah mengandung bahan baku yang aman dan halal, diciptakan untuk kenyamanan dan ketenangan wanita yang menggunakannya. Faktanya kulit wanita Asia berbeda dengan kulit wanita Eropa atau Amerika. Lapisan dermis kulit wanita Asia cenderung lebih tipis, sehingga lebih sensitif dan rentan terhadap faktor luar. Cukup satu fakta ini menjadi landasan konsep kecantikan Wardah bahwa kulit wanita Indonesia membutuhkan perawatan dengan perlindungan menyuluruh. Wardah menyatukan konsep teknologi terbaru, formulasi sesuai international dermatologist dengan bahan-bahan alami yang berkualitas aman. Proses produksi melalui uji pengawasan seksama dari para ahli dan dokter kulit. Sebelum product launching, adalah sebuah keharusan untuk Wardah mengadakan blind test agar produk yang dihasilkan benar-benar berkualitas dan aman. Karena keamanan konsumen menjadi prioritas utama dan satu unsur yang tidak bisa diganggu gugat.

2. Beauty Expert.

(57)

44 menjadi pilihan banyak wanita Indonesia, tak hanya kaum muslimah, terkait erat dengan bagaimana Wardah selalu berinovasi serta berkreasi menjawab setiap kebutuhan. Mulai dari serangkian kosmetik yang efektif membingkai wajah dengan warna segar hingga produk perwatan kulit berkualitas.

Wardah Signature Beauty menempatkan wanita Indonesia sebagai primadona yang datang dengan keunikannya masing-masing. Wardah memastikan bahwa setiap sapuan warna, bubuhan bedak atau polesan shading lembut dapat semakin menguatkan karakter wanita tersebut.

3. Inspiring Beauty.

Dari tahun 1995 hingga saat ini, Wardah selalu meyakini kecantikan yang menginspirasi. Wanita Indonesia bisa jadi telah mengadopsi dinamika kemajuan dunia, namun tidak pernah meninggalkan nilai budaya Timur yang santun. Bagi wanita Wardah, kosmetika tidak hanya untuk tubuh akan tetapi juga untuk jiwa.

(58)

45 4.1.4 Jenis dan Produk Wardah

1. Acne Series : produk anti-acne untuk mencegah dan mengobati kulit berjerawat. Terdiri dari Acne cleansing gel, Agne gentele scrub, Pore tightening toner, Acne Perfecting Moisturizer Gel, Acne Treatment Gel.

Sumber : Gambar 4.1 Acne Series

2. Basic Series : produk perawatan dasar cocok untuk pemula dan menginginkan formula ringan dan aman (misal, ibu hamis & menyusui). Jenis produk ini terdiri dari : Facial Wash, Cleanser, Instan Remover, Hydrating Toner, Sunscreen Gel SPF 30, Moisturizer Cream, Moisturizer Gel, Intensive night cream, Peeling cream, Facial scrub, Facial Mask.

(59)

46 3. Make Up Series : produk riasan wajah termasuk bedak (compact powder),

two way cake, eyeshadow, mascara, blush on, lipstick, dll

Sumber : Gambar 4.3 Make Up Series

4. Lightening Series : produk pencerahan kulit dengan zat aktif yang lembut. Jenis produk ini terdiri dari Lightening gentle wash, Lightening facial scrub, Lightening milk cleanser, Lightening face toner, Lightening face mask, Lightening Body lotion, Lightening two way cake, Lightening day cream dan lightening night cream.

Sumber : Gambar 4.4 Lightening Series

(60)

47 produknya diformulasikan khusus sesuai dengan persyaratan berihram. Selama di tanah suci.

Sumber : Gambar 4.5 Paket Haji dan Umroh

6. Personal Care : produk perawatan kulit tubuh dan parfum. Seperti : Hand & Body lotion, Olive Soft scrub, Body mist dll.

(61)

48 4.2 Analisis Deskriptif

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden dalam penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar-daftar pertanyaan (kuesioner). Jumlah pertanyaan seluruhnya adalah 18 butir pertanyaan, yakni 6 butir pertanyaan untuk variabel brand characteristic (X1) dan 7 butir pertanyaan untuk variabel positioning (X2) serta 5 butir pertanyaan untuk variabel keputusan pembelian ulang (Y). Kuesioner disebarkan kepada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU yang dijadikan sebagai responden. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswi Fakultas Ekonomi USU yang menggunakan kosmetik Wardah. Karakteristik responden dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Pembagian Responden Berdasarkan Jurusan

Berikut ini adalah tabulasi karakteristik responden berdasarkan jurusan : Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan

Jurusan Jumlah Responden %

Manajemen 50 53,8

Akuntansi 22 23,7

Ekonomi Pembangunan 8 8,6

Keuangan 4 4,3

Sekertariatan 9 9,7

Total 93 100,0

(62)

49 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 93 responden, jumlah responden terbanyak berasal dari Manajemen yaitu sebanyak 50 mahasiswi (53,8%), Akuntansi sebanyak 22 mahasiswi (23,7%) ,Ekonomi Pembangunan sebanyak 8 mahasiswi (8,6%), Keuangan sebanyak 4 mahasiswi (4,3%) dan Sekertariatan sebanyak 9 mahasiswi (9,7%). Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa jurusan Manajemen adalah responden yang paling banyak dalam penelitian ini yaitu sebesar 53,8%.

2. Pembagian Responden Berdasarkan Umur

Berikut ini adalah tabulasi karakteristik responden berdasarkan umur: Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Umur Jumlah Responden %

18 10 10,8

19 25 26,9

20 22 23,7

21 32 34,4

22 4 4,3

Total 93 100,0

Sumber: hasil penelitian (Januari, 2015) diolah

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 93 responden, jumlah responden yang berumur 18 tahun yaitu sebanyak 10 mahasiswi (10,8%), 19 tahun sebanyak 25 mahasiswi (26,9%) ,20 tahun sebanyak 22 mahasiswi (23,7%), 21 tahun sebanyak 32 mahasiswi (34,4%) dan 22 tahun sebanyak 4 mahasiswi (4,3%). Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa umur 21 tahun adalah responden yang paling banyak dalam penelitian ini yaitu sebesar 34,4%.

(63)

50 Berikut ini adalah tabulasi karakteristik responden berdasarkan frekuensi membeli kosmetik Wardah :

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian Frekuensi Pembelian Jumlah Responden %

2KALI 45 48,4

LEBIH2KALI 48 51,6

Total 93 100,0

Sumber: hasil penelitian (Januari, 2015) diolah

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dari 93 responden jika dilihat dari frekuensi membeli kosmetik Wardah, maka responden yang membeli dua kali adalah sebanyak 45 orang (48,4%) , responden yang membeli Wardah lebih dari dua kali sebanyak 48 orang (51,6%). Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswi yang membeli kosmetik Wardah lebih dari dua kali adalah responden yang paling banyak dalam penelitian ini yaitu sebesar 51,6%. Hal ini mengindikasikan bahwa mahasiswi memiliki pengalaman yang baik dalam menggunakan kosmetik Wardah, sehingga mahasiswa membeli lebih dari dua kali.

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel

Pada penelitian ini akan dijelaskan secara deskriptif persentase hasil penelitian setiap variabel yang mempengaruhi keputusan pembelian ulang kosmetik Wardah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Jumlah pertanyaan seluruhnya adalah 6 butir variabel brand characteristic (X

(64)

51 Kuesioner yang disebarkan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert dengan tanggapan responden sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS) : diberi skor 5

Setuju (S) : diberi skor 4

Kurang Setuju (KS) : diberi skor 3 Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2 Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi skor 1 1. Variabel Brand Characteristic sebagai X1

Tabel 4.4

Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Brand Characteristic Sumber: hasil penelitian (Januari, 2015) diolah

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa :

a. Pada pernyataan pertama, dari 93 responden terdapat 30,1% responden yang menyatakan sangat setuju bahwa merek kosmetik Wardah adalah merek yang bergengsi, 49,5% menyatakan setuju, 18,3% menyatakan kurang setuju, 2,2% menyatakan tidak setuju dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.

(65)

52 c. Pada pernyataan ketiga, dari 93 responden, 25,8% responden menyatakan sangat setuju Wardah merupakan merek yang konsisten dengan kualitasnya, sedangkan 55,9% menyatakan setuju, 16,1% menyatakan kurang setuju, 2,2% menyatakan tidak setuju, dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.

d. Pada pernyataan keempat, dari 93 responden terdapat 15,1% responden menyatakan sangat setuju bahwa merek Wardah memberikan kenyataan yang sesuai dengan harapan konsumen, 62,4% menyatakan setuju, 22,6% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

e. Pada pernyataan kelima, dari 93 responden, 19,4% responden sangat setuju bahwa dari segi penampilan merek Wardah berbeda dari merek kosmetik jenis lainnya, 49,5% menyatakan setuju, 23,7% menyatakan kurang setuju, 7,5% menyatakan tidak setuju dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.

f. Pada pernyataan keenam, dari 93 responden, 19,4% menyatakan sangat setuju merek kosmetik Wardah mampu memenuhi kebutuhan konsumennya. 53,8% menyatakan setuju, 25,8% menyatakan kurang setuju, 1,1% menyatakan tidak setuju dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.

2. Variabel Positioning sebagai X2

Tabel 4.5

Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Positioning

(66)

53 7 0 0,0 0 0,0 2 2,2 78 83,9 13 14,0 93 Sumber: hasil penelitian (Januari, 2015) diolah

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa :

a. Pada pernyataan pertama, dari 93 responden terdapat 24,7% responden yang menyatakan sangat setuju bahwa Wardah memiliki kualitas yang baik dibenak konsumen, 65,6% menyatakan setuju, 8,6% menyatakan kurang setuju, 1,1% menyatakan tidak setuju dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.

b. Pada pernyataan kedua, dari 93 responden terdapat 10,8% responden yang menyatakan sangat setuju bahwa kosmetik Wardah menjaga kualitas produk yang ditawarkan, 62,4% menyatakan setuju, 25,8% menyatakan kurang setuju, 1,1% menyatakan tidak setuju dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.

c. Pada pernyataan ketiga, dari 93 responden terdapat 7,5% responden yang menyatakan sangat setuju bahwa kosmetik Wardah memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan kosmetik lain, 21,5% menyatakan setuju, 44,1% menyatakan kurang setuju, 19,4% menyatakan tidak setuju dan 7,5% menyatakan sangat tidak setuju.

d. Pada pernyataan keempat, dari 93 responden terdapat 5,4% responden yang menyatakan sangat setuju bahwa belum ada kosmetik lain yag mampu menyaingi Wardah, 35,5% menyatakan setuju, 37,6% menyatakan kurang setuju, 19,4% menyatakan tidak setuju dan 2,2% menyatakan sangat tidak setuju.

(67)

54 f. Pada pernyataan keenam, dari 93 responden terdapat 38,7% responden yang menyatakan sangat setuju bahwa label “halal” mempengaruhi dalam melakukan pembelian, 53,8% menyatakan setuju, 6,5% menyatakan kurang setuju, 1,1% menyatakan tidak setuju dan 0% menyatakan sangat tidak setuju. g. Pada pernyataan ketujuh, dari 93 responden terdapat 14% responden yang menyatakan sangat setuju bahwa kosmetik Wardah dijual dengan harga yag terjangkau, 83,9% menyatakan setuju, 2,2% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

3. Variabel Keputusan Pembelian Ulang sebagai Y Tabel 4.6

Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian Ulang Sumber: hasil penelitian (Januari, 2015) diolah

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa :

a. Pada pernyataan pertama, dari 93 responden terdapat 14% responden yang

meyatakan sangat setuju tetap menggunakan kosmetik Wardah karena Wardah dapat

memenuhi kebutuhan berpenampilan sehari-hari, 63,4% yang menyatakan setuju,

18,3% yang menyatakan kurang setuju, 3,2% yang menyatakan tidak setuju, dan

1,1% yang menyatakan sangat tidak setuju.

b. Pada pernyataan kedua, dari 93 responden terdapat 9,7% responden yang

(68)

55 merupakan produk yang disukai, 66,7% yang menyatakan setuju, 20,4% yang

menyatakan kurang setuju, 1,1% yang menyatakan tidak setuju, dan 2,2% yang

menyatakan sangat tidak setuju.

c. Pada pernyataan ketiga, dari 93 responden terdapat 14% yang menyatakan

sangat setuju tetap menggunakan kosmetik Wardah karena merasa cocok dengan

produk Wardah, 66,7% yang menyatakan setuju, 14% yang menyatakan kurang

setuju, 3,2% yang menyatakan tidak setuju, dan 2,2% yang menyatakan sangat tidak

setuju.

d. Pada pernyataan keempat, dari 93 responden terdapat 10,8% responden

menyatakan sangat setuju tetap membeli kosmetik Wardah karena adanya kepuasan

dalam pemakaian, 68,8% yang menyatakan setuju, 16,1% yang menyatakan kurang

setuju, 2,2% yang menyatakan tidak setuju, dan 2,2% yang menyatakan sangat tidak

setuju.

e. Pada pernyataan kelima, dari 93 responden terdapat 14% responden

meyatakan tetap membeli kosmetik Wardah karena percaya terhadap Wardah, 66,7%

yang menyatakan setuju, 17,2% yang menyatakan kurang setuju, 0% yang

menyatakan tidak setuju, dan 2% yang menyatakan sangat tidak setuju.

4.3 Uji Asumsi Klasik

4.3.1 Uji Normalitas

(69)

56 dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogorov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% (0,05) maka jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal.

Hasil dari output SPSS terlihat seperti Gambar 4.7 dan Gambar 4.8 :

Gambar 4.7 Histogram Uji Normalitas Sumber: hasil penelitian (Januari, 2015) diolah

Gambar 4.8 P-Plot Uji Normalitas

(70)

57 Berdasarkan Gambar 4.7 dapat diketahui bahwa variabel berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh data tersebut tidak melenceng ke kiri atau ke kanan, sedangkan pada gambar 4.8 dapat juga terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal. Namun untuk lebih memastikan bahwa data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S).

Tabel 4.7

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 93

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.74861166

Most Extreme Differences Absolute .104

Positive .095

Negative -.104

Kolmogorov-Smirnov Z 1.001

Asymp. Sig. (2-tailed) .269 a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

sumber: hasil penelitian (Januari, 2015) diolah

Gambar

Tingkat Penjualan Kosmetik di IndonesiaGambar 1.1
Tabel 1.1  Top Brand Award Kategori Bedak Wajah Tahun 2013
Gambar 2.1 Tahap Proses Keputusan Pembelian
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait

1) Kelompok Rujukan berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah. hipotesis yang pertama yaitu variabel Kelompok Rujukan berpengaruh terhadap

kosmetik Wardah yang sudah mempunyai Label Halal kepada calon konsumen yang belum mengetahuinya dan ragu untuk memilih kosmetik Wardah. 3) Kuatnya pengaruh dari

Berilah tanda centang ( √) pada salah satu alternatif jawaban pada kolom yang tersedia untuk jawaban yang paling tepat menurut persepsi anda setelah anda menggunakan kosmetik

Hasil ini menunjukkan lebih banyak responden yang menyatakan setuju dan sangat setuju, berarti responden memiliki persepsi yang positif terhadap sepeda motor merek Honda,

Hal ini dikarenakan konsumen yang sudah mengetahui bahwa merek kosmetik Wardah bersertifikat halal serta merek wardah sudah memiliki citra/image yang baik dan Kemasan wardah

Hasil yang didapat dalam penelitian ini indikator gaya dalam iklan mampu mempengaruhi seseorang untuk melakukan pembelian produk kosmetik Wardah, hal ini

Untuk mendeskripskan tentang Pengaruh Harga,Citra Merek, dan Loyalitas Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah, penelitian ini menggunakan

Atas rahmat dan berkah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Atribut Produk Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah