PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ADOBE FLASH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SDN 050660 KWALA BINGAI
TESIS
Diajukan guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Dasar
Oleh:
GIHARI EKO PRASETYO
NIM. 8156182020
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
GIHARI EKO PRASETYO. Pengembangan Media Pembelajaran menggunakan Adobe Flash untuk meningkatkan Hasil Belajar pada mata pelajaran IPA Kelas V SD N 050660 kwala bingai. Tesis. Medan: Program Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2017
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran dengan menggunakan Adobe Flash pada mata pelajaran IPA di kelas V SD Negeri 050660 Kwala Bingai yang sesuai dengan model pembelajaran saintifik dan menganalisis apakah media pembelajaran dengan menggunakan Adobe Flash ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif. Penelitian ini mengacu pada model pengembangan perangkat pembelajaran menurut Thiagarajan yaitu model 4-D (four D models). Rancangan dalam uji coba menggunakan design Pre-test and Post-test pada setiap siklus uji coba.Temuan hasil penelitian yakni: 1) perangkat pembelajaran yang dihasilkan, berupa: Media Pembelajaran berbentuk CD telah memenuhi kriteria baik/valid; 2) keefektifan perangkat pembelajaran disimpulkan berdasarkan pada hasil post-test siswa pada uji coba I prosentase ketuntasan klasikal sebesar 86% dengan 30 siswa atau 88%dinyatakan tuntas. Dan 4 siswa atau 12% dinyatakan belum tuntas. 3) Kepraktisan media pembelajarn siswa disimpulkan berdasarkan respon guru dan respon siswa ; (i) respon siswa terhadap media pembelajaran pada uji coba pertama sebesar 82,36% siswa menyatakan media tersebut praktis, (ii) respon (ii) respon guru terhadap media pembelajaran pada uji coba pertama mencapai 91,67% termasuk kedalam kategori sangat praktis. Penilaian hasil belajar siswa berdasarkan pretest dan postest dianalisis dengan menggunakan N-Gain diperoleh nilai rata-rata gain sebesar 0,7 dimana dalam kategori tinggi
ii
GIHARI EKO PRASETYO.Learning Media Development using Adobe
Flash to improve learning outcomes in science subjects 050660 Class V SD N
Kwala Bingai.Thesis.Terrain: Basic Education Studies Graduate Program, State University of Medan, 2017
This study aims to produce instructional media using Adobe Flash in science subjects in class V SDN 050 660 Kwala Bingai in accordance with the model of learning scientific and analyze whether learning media using Adobe Flash can improve student learning outcomes with valid criteria, practical and effective.This study refers to the development model learning device according to Thiagarajan ie 4-D models (four Dmodels).The design of the trials using a design Pre-test and post-test on each test cycle .The results of the study are: 1) the resulting learning device, comprising: Learning Mediashaped CD has met both criteria / valid;2) the effectiveness of the learning device inferred based on the results of post-test students on the test prosentasi klasikal reach is 86%, with 30 or 88% student is pass and 4 student or 12% not pass. 3) Practicality learning media students concluded based on the response of teachers and students' responses;(i) the students' response to instructional media at the first trial amounted to 82.36% of the students stated that media practice, (ii) the response of teachers to study media at the first trial reached 91.67% belong to the category of very practical.Assessment of student learning outcomes based on pre-test and post-test were analyzed using N-Gain obtained average value gain of 0.7 where the high category
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat,
Nikmat serta Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan
baik. Tesis ini berjudul “Pengembangan media pembelajaran menggunakan
Adobe Flash untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPA
Kelas V SD Negeri 050660 Kwala Bingai”.
Penulis menyadari bahwa selama proses penyelesaian dan penyusunan
tesis ini tentunya tidak terlepas dari kekurangan serta hambatan yang penulis
harus lewati. Berbagai kesulitan maupun hambatan harus tetap dilalui dengan
penuh semangat dan harapan demi menyelesaikan amanah penyusunan tesis ini
sebagai awal dari menyelesaikan tugas akhir di Sekolah Pascasarjana Universitas
Negeri Medan. Segala hambatan hadir dikarenakan keterbatasan kemampuan dan
pengalaman penulis dalam menyusun tesis. Baik hambatan berupa moral maupun
material. Namun, itu semua tidaklah menjadi faktor penyebab penulis untuk
berhenti dan menyerah. Semua hambatan harus dilalui demi amanah yang harus
diselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Selaku rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd. selaku Direktur Program Pascasarjana,
iv
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Dr. Adjat Sudrajat M.Si selaku Dosen Pembimbing Tesis I yang telah
banyak membantu, baik dengan meluangkan waktu serta dengan memberikan
bimbingan, pengarahan, motivasi dan saran-saran mulai dari awal penyusunan
tesis hingga terselesaikannya tesis ini.
5. Bapak Dr. E. Elvis Napitupulu M.S, selaku pembimbing tesis II yang juga
cukup turut banyak membantu penulis dalam hal membimbing, memberikan
pengetahuan, dan yang terlebih adalah motivasi baik berupa pengalaman
maupun nasehat-nasehat agar penelitian yang penulis lakukan dapat
bermanfaat bagi lingkungan dunia pendidikan khususnya.
6. Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si. dan Bapak Dr. Wawan Bunawan,
M.Si., M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan masukan
sehingga tesis ini dapat selesai dengan baik.
7. Bapak dan Ibu Dosen Prodi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana,
Universitas Negeri Medan yang telah memberikan Ilmu yang berharga selama
penulis menjadi mahasiswa
8. Sekolah Dasar Negeri 050660 Kwala Bingai, selaku tempat penelitian penulis
dalam menyelesaikan penelitian ini.Terimakasih atas bantuan dan
kerjasamanya.
9. Keluarga tercinta ibunda Sri Harianti S.Pd SD ; ayahanda Drs. Legiman M.Pd;
v
mengirimkan do’a, menguatkan semangat, memberikan nasehat serta bantuan
materil sehingga penulis mampu menyelesaikan program master ini pada tepat
waktu.
10.Mahasiswa B1 Pendidikan Dasar 2015 Universitas Negeri Medan atas kerja
samanya selama kurang lebih 24 bulan bersama. Menjadi sebagian keluarga
yang begitu memberikan pengalaman baru, ilmu, motivasi dan kasih sayang
yang tidak akan terlupakan.
11.Serta seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan
motivasinya.
Semoga bantuan dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis
mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis telah berupaya dengan semaksimal
mungkin dalam penyelesaian tesis ini, namun penulis menyadari masih banyak
terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi
sempurnanya tesis ini.
Kiranya isi tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya dalam
memperkaya khasanah ilmu pendidikan. Akhirnya penulis mengucapkan terima
kasih, semoga tesis ini berguna bagi kita semua khususnya para pembaca.
Medan, 06 April 2017 Penulis,
vi
1.6 Manfaat Penelitian... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoretis ... 14
2.1.1.Hakikat Belajar dan Pembelajaran IPA ... 14
2.1.2.Hasil Belajar ... 21
2.1.3.Pendekatan Saintifik ... 27
2.1.4.Materi Ekosistem... 33
2.1.5.Media Pembelajaran ... 38
2.1.6.Pengembangan media ... 40
2.1.7.Adobe Flash... 43
2.1.8.Tahapan Pembuatan media model tutorial ... 50
2.1.9.Teori Belajar Relevan... 51
2.2 Penelitian Relevan ... 54
vii BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ... 57
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 57
3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 58
3.4 Definisi Operasional Variabel ... 58
3.5 Prosedur Penelitian ... 59
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 76
3.7 Teknik Analisis Data ... 84
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 89
4.1.1. Tahap I : Pendefinisan (Define) ... 90
4.1.2. Tahap II : Deskripsi hasil Tahap Perencanaan (Design) ... 96
4.1.3. Tahap III: Deskripsi hasil Tahap Pengembangan (Develop) ... 104
4.1.4. Tahap IV: Deskripsi hasil Tahap Penyebaran (Disseminate) ... 134
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan... 138
5.2. Saran ... 139
viii
Tabel 2.2 : Tabel Deskripsi Kegiatan dan Peran Guru Pend. Saintifik ... 32
Tabel 3.1 : Rancangan Ujicoba ... 75
Tabel 3.2 : Kisi-kisi Validasi Ahli Materi ... 77
Tabel 3.3 : Kisi-kisi Validasi Ahli Bahasa ... 78
Tabel 3.4 : Kisi-kisi Validasi Ahli Media Pembelajaran ... 78
Tabel 3.5 : Kisi-kisi Angket respon siswa ... 79
Tabel 3.6 : Kisi-kisi Angket Kepraktisan media ... 80
Tabel 3.7 : Kisi-kisi Instrumen hasil belajar ... 81
Tabel 3.8 : Klasifikasi Validitas Media Pembelajaran ... 85
Tabel 3.9 : Tingkat kemampuan siswa ... 86
Tabel 3.10 : Klasifikasi Interpretasi N Gain ... 86
Tabel 3.10 : Keterkaitan rumusan masalah, Instrumen dan Uji statistik ... 88
Tabel 4.1 : Kisi- Kisi Instrumen Tes ... 97
Tabel 4.2 : Perhitungan analisis ahli media Pertemuan I ... 105
Tabel 4.3 : Revisi ahli media pembelajaran ... 106
Tabel 4.4 : Perhitungan analisis materi pertemuan II ... 107
Tabel 4.5 : Perhitungan analisis materi pertemuan I ... 108
Tabel 4.6 : Revisi ahli materi I ... 108
Tabel 4.7 : Perhitungan analisis materi pertemuan II ... 111
Tabel 4.8 : Revisi ahli materi II ... 112
Tabel 4.9 : Perhitungan analisis ahli materi pertemuan III ... 113
Tabel 4.10 : Perhitungan analisis ahli Bahasa ilustrasi pertemuan I ... 113
Tabel 4.11 : Revisi ahli media pembelajaran I ... 114
ix
Tabel 4.13 : Hasli Validasi Media Pembelajaran ... 116
Tabel 4.14 : Hasil analisis angket respon siswa ujicoba I ... 120
Tabel 4.15 : Hasil analisis respon siswa dari masing-masing aspek ujicoba I . 122
Tabel 4.16 : Angket respon guru ... 123
Tabel 4.17 : Analisis efektifitas hasil belajar siswa ... 125
Tabel 4.18 : Klasifikasi tingkat hasil belajar siswa ... 126
Tabel 4.19 : Data ketuntasan hasil belajar ... 127
Tabel 4.20 : Data pertest dan postes Gain hasil belajar siswa ... 128
Tabel 4.21 : Hasil analisis angket respon siswa Ujicoba II ... 131
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 : Tampilan pemilihan lembar kerja Adobe Flash CS6 ... 43
Gambar 2.2 : Tampilan awal Adobe flash CS6 ... 44
Gambar 4.1 : Halaman pembuka ... 102
Gambar 4.2 : Menu utama media pembelajaran ... 103
Gambar 4.3 : Rancangan pada bagian materi ... 103
Gambar 4.4 : Rancangan Evaluasi ... 104
Gambar 4.5 : Diagram hasil validasi ... 117
Gambar 4.6 : Diagram respon siswa ... 121
Gambar 4.7 : Diagram Analisis respon siswa ... 124
Gambar 4.8 : Diagram analisis respon guru ... 127
Gambar 4.9 : Diagram postest hasil belajar ... 125
Gambar 4.10 : Diagram ketuntasan hasil belajar ... 128
Gambar 4.11 : Perbaikan pada uji coba I ... 130
Gambar 4.12 : Persentase angket respon siswa ... 132
Gambar 4.13 : Peningkatan respon siswa ... 132
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP ... 146
Lampiran 2 Angket Validasi Ahli Materi ... 175
Lampiran 3 Angket Validasi Ahli Bahasa Ilustrasi ... 186
Lampiran 4 Angket Validasi Ahli MediaPembelajaran ... 193
Lampiran 5 Data validitas instrument soal... 200
Lampiran 6 Data realibilitas instrument soal ... 201
Lampiran 7 Tingkat kesukaran... 202
Lampiran 8 Daya Beda ... 203
Lampiran 9 Rangkuman hasil tes ... 204
Lampiran 10 Contoh angket respon siswa ... 205
Lampiran 11 Contoh angket respon guru ... 206
Lampiran 12 Contoh Pretest siswa ... 207
Lampiran 13 Contoh Postest siswa ... 208
Lampiran 14 Dokurnentasi pelaksanaan pernbelajaran siswa ... 209
Lampiran 16 SK pernbimbing ... 21 0 Lampiran 17 Undangan seminar proposal tesis ... 211
Lampiran 18 Undangan Ujian sidang tesis ... 212
Lampiran 19 Surat izin penelitian Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat .... 213
Lampiran 20 Surat izin penelitian SD Negeri 050660 Kwala Bingai Stabat. 214 Lampiran 21 Surat telah me1aksanakan penelitian... 215
Lampiran 22 Hasil Revisi ujian siding tesis... 216
xii
Halaman
Bagan 2.1 : Model Pemrosesan Informasi ... 45
Bagan 2.2 : Fungsi media pembelajaran... 48
Bagan 3.1 : Alur model pengembangan Thiagarajan ... 60
Bagan 3.2 : Rancangan Pengembangan Media... 61
Bagan 3.3 : Flowchart model tutorial ... 68
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat aktif
mengembangkan potensinya. Sekolah merupakan lembaga formal yang berfungsi
membantu khususnya orang tua dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak
mereka. Pendidikan memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada
anak didiknya secara lengkap sesuai dengan yang mereka butuhkan. Dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 yakni;
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, pendidikan juga berperan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Permendiknas N0. 22 tahun 2006 tentang standar isi mengenai pengertian
IPA, Yaitu “merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan cara mencari
tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Oleh karena itu
secara prinsip bahwa Ilmu Pengetahuan Alam menekankan pada pemberian
Adapun tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah
agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan mampu
menggunakan metode ilmiah, bersikap ilmiah untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi dengan lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan pencipta
alam. Pembelajaran IPA memiliki fungsi yang fundamental dalam menimbulkan
serta mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif dan inovatif. Agar tujuan
tersebut dapat tercapai, maka IPA perlu diajarkan dengan cara yang tepat dan
dapat melibatkan siswa secara aktif yaitu melalui proses dan sikap ilmiah.
Dewasa ini, kualitas pendidikan Indonesia khususnya dibidang sains di
Dunia Internasional sangat rendah. Menurut Syamsuri (2010) Hasil survai World
Competitiveness Year Book pada tahun 2007 dari 55 negara yang disurvai,
Indonesia menempati posisi ke-53. Kemendikbud (2014) mengemukakan bahwa
Programme for International Student Assesment (PISA) dan Trends in
International Mathematics and Science Study (TIMSS) adalah program-program
rutin yang diikuti oleh berbagai negara di dunia untuk menilai kemajuan
pengetahuan. Kualitas pendidikan Indonesia masih tertinggal jauh dibanding
negara-negara lain. Indikatornya, hasil Program Penilaian Pelajar Internasional
PISA yang setiap tiga tahun selalu menempatkan Indonesia dalam peringkat
sepuluh besar dari bawah. Lembaga pendidikan harus lebih fokus kepada kualitas
pendidikan yang saat ini dinilai masih jalan di tempat. Hal tersebut dibuktikan
dengan skor nilai sains siswa Indonesia yang disajikan pada Tabel 1.1.
Menurut Nurdiana (2014:4) “Indonesia juga masih berada pada peringkat
bawah dari nilai rata-rata secara internasional”. Peringkat Indonesia pada
3
Tabel 1.1 Peringkat Indonesia menurut PISA
Tahun
Tabel 1.2 Peringkat Indonesia menurut TIMSS
Tahun
Berdasarkan hasil survei PISA dan TIMSS, dapat disimpulkan bahwa
peringkat sains siswa Indonesia selalu memperoleh peringkat 10 terbawah
dibandingkan dengan peringkat sains siswa di negara lainnya. Bahkan pada tahun
2012, skor sains siswa Indonesia menduduki peringkat kedua dari bawah dengan
jumlah total peserta studi sebanyak 65 negara yang mengikuti PISA, dan
menduduki peringkat ketiga dari bawah dengan jumlah total peserta studi
sebanyak 42 negara yang mengikuti TIMSS. Hal ini menunjukan bahwa Indonesia
harus mencari solusi dari berbagai permasalahan dalam pengembangan sumber
daya manusia terutama dalam bidang pendidikan.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di SDN 050660
Kwala Bingai, diperoleh data hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih
rendah dan jauh dibawah KKM. Hal tersebut diperoleh dari data rata-rata nilai
Tabel 1.3. Nilai SDN 050661 Kwala Bingai Kecamatan Stabat 2014/2015
(sumber : Tata Usaha SDN 050660 Kw Bingai kecamatan Stabat)
Berdasarkan Tabel 1.3, nilai murni yang dicapai murid sebelum
melakukan remedial, terlihat bahwa dikelas V-A, nilai rata-rata UTS hanya
mencapai 53,45 masih jauh dibawah KKM dimana siswa harus mencapai nilai 70,
begitu juga dengan hasil ujian semester I yang nilai rata-ratanya hanya mencapai
55,29. Pada UTS semester II nilai rata-rata siswa menurun sampai nilai 50,50,
walaupun pada ujian semester II nilai meningkat namun belum juga mencapai
KKM yang ditentukan dengan hanya memperoleh nilai rata-rata 61,79. Pada kelas
V-B juga tidak ada perbedaan yang spesifik, dari beberapa ujian yang dilakukan
siswa masih belum ada nilai rata-rata yang mencapai KKM. Ini menandakan
bahwa siswa kesulitan dalam meningkatkan hasil belajar. Ada beberapa faktor
yang menyebabkan sebagian besar siswa masih belum mencapai KKM dalam
mata pelajaran IPA, sebagian guru masih belum bisa menerapkan pembelajaran
sesuai dengan kurikulum 2013 yang menjadi acuan proses pembelajaran di SD
tersebut, guru lebih cenderung untuk menggunakan pendekatan konvensional
berupa ceramah dan penugasan individu, siswa diajarkan dengan gaya berfikir
abstrak dengan menjadikan guru sebagai sumber utama dalam belajar, seharusnya
untuk menerapkan kurikulum 2013 guru setidaknya harus menguasi pendekatan
saintifik, agar bukan guru lagi yang menjadi pusat belajar, melainkan siswa juga
ikut berperan aktif saat proses pembelajaran berlangsung.
Jika dilihat dari sarana dan prasarana yang ada di sekolah tersebut, sudah
5
oleh pihak sekolah guna menunjang keberhasilan belajar siswa, tersedia juga
laboratorium komputer yang berisi sekitar 20 unit, namun permasalahannya guru
masih belum memiliki keterampilan untuk mengembangkan media pembelajaran
menggunakan adobe flash dengan memanfaatkan teknologi komputer. hal tersebut
terlihat ketika peneliti melakukan observasi ke sekolah tersebut dan
mewawancarai kepala sekolah dan salah satu guru komputer yang bertugas
sebagai penanggug jawab laboratorium komputer dimana laboratorium tersebut
hanya digunakan pada saat mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi Komunikasi)
dan tidak diintegrasikan dengan mata pelajaran lainnya. Yang artinya guru belum
memiliki kopetensi menciptakan suatu produk media pembelajaran menggunakan
adobe flash sebagai pendamping pelajaran. Guru lebih cenderung menggunakan
pembelajaran konvensional berupa ceramah dan penugasan individu, mungkin
jika dalam mata pelajaran lain masih relevan, namun hal ini tentu akan menjadi
sulit buat siswa untuk memahami materi khusunya pada mata pelajaran IPA tema
ekosistem dimana menuntut siswa untuk mengamati apa yang dipelajari secara
langsung baik itu melalui ilustrasi atau video.
Perolehan hasil belajar tersebut perlu dicermati untuk kedepannya
dilakukan pembenahan-pembenahan agar perolehan hasil belajar dapat
ditingkatkan lagi. Berdasarkan hasil observasi tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa siswa tergolong tidak paham mengenai materi yang diajarkan sehingga
menyebabkan hasil belajar siswa cenderung rendah dan tidak memenuhi nilai
standar ketuntasan minimum yang sudah ditentukan. Rendahnya hasil belajar
siswa menjadi indikasi bahwa pembelajaran yang dilakukan selama ini belum
dihadapkan pada materi yang abstrak dan di luar pengalaman siswa sehari-hari,
sehingga materi menjadi sulit diajarkan oleh guru dan sulit dipahami siswa.
Peranan guru lebih bersifat fasilitator dan memiliki kewajiban dalam
upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara, beberapa
siswa kelas V menyatakan bahwa materi pelajaran IPA sulit untuk dipahami dan
kurang menyenangkan. Hal ini dikarenakan guru kurang kreatif dan inovatif
dalam menggunakan metode pembelajaran yang dapat memperjelas materi dalam
proses pembelajaran. Guru menyajikan pembelajaran hanya dengan berdasarkan
text book saja dan tidak menggunakan media atau metode pembelajaran tertentu.
Pola pembelajaran secara verbalisme ini mengakibatkan siswa menjadi kurang
berperan aktif dalam pembelajaran dan kurang dapat memahami
Oleh karena itu guru dituntut untuk selalu berinovasi dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran dengan menggunakan
teknologi komputer seharusnya dapat menjadi alternatif bagi guru untuk
memfasilitasi siswa dalam pemahaman materi dan diharapkan mampu mengubah
kondisi pembelajaran dari teacher-centered menjadi student-centered yang
biasanya guru menentukan “apa yang dipelajari” dalam suatu pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam. Penerapan pendekatan saintifik juga perlu diterapkan dalam
proses pembelajaran. Pendekatan tersebut berperan sebagai kendaraan yang
digunakan agar materi yang disampaikan dapat diterima dengan maksimal.
Banyak media pembelajaran yang ditemukan di lapangan tidak sesuai dengan
kebutuhan siswa. Hal ini disebabkan cakupan materi dalam media tersebut tidak
sesuai dengan tingkat pemahaman siswa karena media tersebut dibuat untuk
7
sekolah yang akan menggunakan tersebut, contoh-contoh dan ilustrasi yang
ditampilkan dalam media tidak mengarah pada lingkungan sekitar, dan tidak
sesuai dengan kurikulum yang diterapkan sekolah. Kenyataan seperti ini peneliti
temukan di SD Negeri 050660 Kwala Bingai. Media pembelajaran yang baik
tidak hanya dilihat dari segi penampilan media, tetapi dari segi kualitas, manfaat,
dan kesesuaian dengan konteks pembelajaran. Semakin baik suatu media
pembelajaran maka semakin baik hasil yang didapatkan.
Maka dari itu media yang dikembangkan seharusnya mempertimbangkan
beberapa aspek di atas, sehingga dapat mempermudah siswa memahami materi
pelajaran IPA serta mengatasi permasalahan hasil belajar. Hal tersebut didukung
oleh kebijakan pemerintah dengan keluarnya Kepres No 50/2000 tentang
Pengadaan Tim Kordinasi Telematika. Tim ini berperan pada pemanfaatan ICT di
berbagai aspek kehidupan, termasuk guru sebagai pendidik untuk mampu
menggunakan teknologi komputer pada saat mengajar.
Tenaga pendidik Indonesia diharapkan mampu mengelola, mendesain,
memanfaatkan, dan mengembangkan semua komponen dalam pembelajaran,
antara lain dirinya sendiri sebagai seorang guru, peserta didik, media, metode,
sarana/prasarana dan lainnya yang terutama dalam hal ini yaitu pemanfaatan
teknologi sebagai media pembelajaran untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berkembang secara pesat dan
tersebar secara meluas sehingga mempengaruhi segenap bidang kehidupan,
termasuk dalam bidang pendidikan. Komputer sebagai salah satu alat
perkembangan teknologi telah bergeser penggunaannya sebagai sumber belajar.
menerapkan konsep efektivitas, membantu manusia mengerjakan tugas-tugas
tertentu dengan baik, cepat, tepat dan menyenangkan. Hal tersebut sejalan dengan
PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, khususnya pada
Pasal 43 ayat (1) yang berbunyi Standar keragaman jenis peralatan laboraturium
ilmu pengetahuan Alam (IPA), Laboraturium bahasa, Laboraturium Komputer,
dan peralatan pembelajaran lain pada satuan pendidikan dinyatakan dalam daftar
yang berisi jenis minimal peralatan yang harus tersedia. Sarana dan Prasana telah
diatur oleh pemerintah bahwasanya teknologi komputer menjadi standar dalam
proses pembelajaran, hal ini bertujuan meningkatkan kualitas mutu pendidikan
Visualisasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
mengkonkritkan atau menyatakan suatu hal yang bersifat abstrak. Tidak bisa
dipungkiri bahwa teknologi mampu memberi kesan yang besar dalam bidang
media pembelajaran karena bisa mengintegrasikan teks, grafik, animasi, audio dan
video. Adobe Flash wadah yang tepat untuk mengembangkan pembelajaran yang
menarik. Program Adobe Flash merupakan salah satu software yang digunakan
untuk membuat animasi, game, presentasi, web, animasi pembelajaran dan film.
Animasi yang dihasilkan Adobe Flash adalah animasi berupa file movie. Movie
yang dihasilkan dapat berupa grafik atau teks. Grafik yang dimaksud disini adalah
grafik yang menggunakan vektor. Selain itu Adobe Flash juga memiliki
kemampuan untuk mengimpor file suara, video maupun file gambar dari aplikasi
lain. Tentu jika aplikasi ini diterapkan ke media pembelajaran , akan sangat
membatu bagi siswa untuk memfasilitasi kebutuhan belajaranya.
Hal tersebut diperkuat dengan adanya penelitian yang telah dilakukan
9
siswa sangatlah baik terhadap media pembelajaran menggunakan Adobe Flash
CS6”. Selanjutnya dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuni Yamasari
(2010) diperoleh hasil bahwa “Media pembelajaran yang dikembangkan ini
berkualitas karena media ini memenuhi kriteria efektivitas media tercapai. Hal ini
terlihat hasil belajar siswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan media
pembelajaran menggunakan ICT ini tuntas karena lebih dari 80% dari seluruh
subyek uji coba memenuhi ketuntasan belajar dan valid menurut para ahli.
Pengembangan perangkat pembelajaran yang valid, efektif dan praktis
diharapkan mampu membantu tercapainya tujuan pendidikan seperti yang
diharapkan. Menurut Nieveen (2007:26) “all components should be consistently
linked to each other (construct validity)” semua komponen harus konsisten terkait
satu sama lain (validitas konstruk). Jadi valid adalah kesesuaian antara materi
pada perangkat yang dikembangkan dengan kebutuhan siswa”. Kemudian adapun
perangkat yang efektif menurutnya dapat dilihat dari peningkatan prestasi siswa
setelah diberikan perangkat pembelajaran tersebut.
Suatu media pembelajaran dikatakan efektif menurut Nieveen (2007:26)
menyatakan bahwa “Using the intervention results in desired outcomes”. Jadi
keefektivan perangkat pembelajaran adalah penggunaan hasil-hasil intervensi
untuk memperoleh hasil yang diinginkan.
Selain valid dan efektif media yang dikembangkan juga harus praktis,
menurut Nieveen (2007:26) menyatakan bahwa “characteristic of high-quality
interventions is that end-users (for instance the teachers and learners) consider
the intervention to be usable and that it is easy for them to use the materials in a
karakteristik intervensi berkualitas tinggi adalah bahwa pengguna akhir (misalnya
guru dan peserta didik) mempertimbangkan intervensi untuk dapat digunakan dan
bahwa itu adalah mudah bagi mereka untuk menggunakan bahan dengan cara
yang sebagian besar kompatibel dengan pengembang. Dilanjutkan oleh Nieveen
ketiga unsur di atas (valid, efektif, praktis) merupakan persyaratan yang harus
dipenuhi agar media tersebut dapat dikatakan layak untuk digunakan.
Berdasarkan uraian, pendapat, serta data pre research di atas, maka
penulis merasa penting untuk melakukan pengembangan media pembelajaran
menggunakan adobe flash. Proses pengembangan yang akan dilaksanakan
mengikuti prosedural penelitian yang terstruktur guna memperoleh
kebermanfaatan yang ada. Melalui penelitian yang terstruktur, penulis
mengangkat penelitian ini dengan memberi judul “Pengembangan Media
Pembelajaran Menggunakan Adobe Flash Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 050660 Kwala Bingai”.
1.2. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan tahapan pendeskripsian masalah-masalah
yang berkaitan dengan latar belakang di atas, dan masalah-masalah yang dapat
diidentifikasi yaitu:.
1. Guru kurang inovatif dalam mengembangkan media pembelajaran.
2. Guru cenderung menggunakan pendekatan konvensional
3. Guru di SD Negeri 050660 Kwala Bingai menerapkan pembelajaran
komputer hanya pada saat mata pelajaran TIK, dan tidak mengintegrasikan
11
4. Kebutuhan siswa belajar secara kongkrit tidak terpenuhi yang berdampak
rendahnya hasil belajar siswa.
5. Presentase ketuntasan belajar siswa masih di bawah KKM dikarenakan
rendahnya hasil belajar siswa.
6. Media pembelajaran yang tersedia belum sesuai dengan kebutuhan siswa
khususnya pada siswa di SDN 050660 Kwala Bingai
7. Guru pada umumnya belum memiliki kompetensi menciptakan suatu produk
media pembelajaran menggunakan adobe flash sebagai pendamping
pelajaran.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada di atas, maka peneliti
melakukan pembatasan masalah yang bertujuan agar penelitian ini lebih fokus.
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Kebutuhan siswa belajar secara kongkrit tidak terpenuhi yang berdampak
rendahnya hasil belajar siswa..
2. Guru kurang inovatif dalam mengembangkan media pembelajaran.
3. Guru pada umumnya belum memiliki kompetensi menciptakan suatu produk
media pembelajaran menggunakan adobe flash sebagai pendamping
pelajaran.
4. Presentase ketuntasan belajar siswa masih di bawah KKM dikarenakan
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah di atas, maka masalah penelitian yang akan diselidiki dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana validitas, kepraktisan, dan keefektifan media pembelajaran yang
dikembangkan ?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar IPA yang menggunakan media
pembelajaran menggunakan Adobe Flash model tutorial?
1.5. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan media
pembelajaran menggunakan adobe flash untuk meningkatkan hasil belajar pada
mata pelajaran IPA di kelas V Sekolah Dasar Negeri 050660 Kwala Bingai.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengembangkan media pembelajaran yang valid, praktis dan efektif.
2. Menganalisis peningkatan hasil belajar IPA yang menggunakan media
pembelajaran menggunakan adobe flash model tutorial yang
dikembangkan.
1.6. Manfaat penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, maka akan diperoleh manfaat
13
1. Secara Teoritis
Sebagai sumbangan pemikiran ilmiah dalam memajukan pendidikan,
khususnya pendidikan dasar dengan cara mengembangkan media
pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa SD Negeri
050660 Kwala Bingai, Stabat.
2. Secara Praktis
a. Sebagai masukan kepada pihak sekolah untuk meningkatkan mutu
pendidikan melalui pengembangan media pembelajaran menggunakan
Adobe Flash pada mata pelajaran IPA yang merujuk kepada prosedur
pengembangan media dengan menggunakan 4D yang dikemukakan oleh
Thiagarajan .
b. Sebagai acuan bagi guru dalam mengimplementasikan pengembangan
media pembelajaran menggunakan Adobe Flash untuk materi yang lain,
yang relevan bila diajarkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa .
c. Sebagai referensi bagi pengayaan ide-ide penelitian mengenai evaluasi diri
tentang pemecahan masalah siswa yang akan dikembangkan di masa yang
akan datang khususnya di bidang pendidikan IPA.
d. Sebagai ilmu pengetahuan bagi peneliti dan para praktisi peneliti
pendidikan di bidang pengembangan perangkat pembelajaran IPA.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Pengembangan media pembelajaran menggunakan Adobe Flash dengan menggunakan model 4-D dari Thiagarajan telah menghasilkan media
pembelajaran yang valid dan efektif serta praktis dalam materi ekosistem untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
dapat diuraikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Media pembelajaran dengan menggunakan adobe flash telah memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif. Kriteria valid dapat
dilihat dari hasil validasi yang dilakukan oleh dosen ahli terhadap
produk yang dikembangkan dalam bentuk draft I, draft II, dan draft
III hasil revisi.. Kriteria Praktis dapat dilihat dari (1) hasil persentase
respons siswa yang mencapai lebih dari 80% dimana dalam kategori
praktis, (2) Hasil Persentase Respon guru yang juga mencapai lebih
dari 80% dimana dalam kategori praktis. Kriteria efektif dapat dilihat
dari hasil postes dimana Persentase PKK sebesar 86% dalam kategori
tuntas.
2. Penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar
siswa, hasil tersebut didapat jika melihat hasil Gain score sebesar 0,7
139
2.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mengemukakan saran sebagai
berikut.
1. Media pembelajaran yang dihasilkan belum di implementsikan dalam
ruang lungkup yang lebih luas bik itu di SD Negeri 050661 Kwala Bingai
maupun di sekolah-sekolah lain. Penyebarannya adalah penyerbaran
terbatas hanya dikelas sekolah penelitian. Untuk mengetahui kefektifan
produk yang dikembangkan maka dissarankan untuk pada guru dan
peneliti lain untuk menyebar luaskan media ini kedalam ruang lingkup
yang lebih luas.
2. Disarankan bagi guru untuk dapat memanfaatkan teknologi yang ada agar
hasil belajar siswa dapat terus meningkat, salah satu teknologi yang dapat
diterapkan ialah dengan menggunakan media pembelajaran dengan adobe flash. dalam proses pembelajaran serta
3. Disarankan kepada peneliti selanjutya untuk menyajikan contoh-contoh
atau video yang relevan serta dekat dengan lingkungan sekitar,
4. Media ini tidak hanya dapat dioperasikan dalam kegiatan belajar mengajar
sekolah bagi siswa maka disarankan bagi guru untuk memfasilitasi siswa
agar media ini dapat sebar luaskan kepada siswa. Respon siswa juga sangat
baik terhadap penggunaan media pembelajaran menggunakan adobe flash. 5. Hasil belajar siswa dapat meningkat dengan menggunakan media media
terus meningkat.
6. Respon siswa sangat baik terhadap peneliti selanjutnya yang ingin
menggembangkan media pembelajaran dengan menggunakan adobe flash buku petunjuk agar memudahkan guru dan siswa dalam mengoprasikan
media yang dikembangkan materi yang sulit dipahami oleh siswa dengan
141
Anas, Sudijono. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Arif S. Sadiman, dkk. 2011. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.
Bandung: Remaja Rosdakarya. .
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran . Jakarta: Rajawalli Pers.
Arfiliana. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Bentuk Komik Dan Lembar Kerja Siswa Dengan Pendekatan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri 060843 Kecamatan Medan Barat. Tesis. Medan: PPs UNIMED.
Asra, Darmawan dan Riana. 2007. Komputer dan Media Pembelajarandi SD. Dirjendikti: Jakarta.
Asy’ari, M. 2006. Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran IPA di SD. Jakarta : Depdiknas.
Bambang Warsita. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Borg, W R & Gall, M D. 2003. Educational Research: an Introduction (7. ed). New York: Logman Inc.
Cengiz., Burak. 2006. The Turkish Online Journal of Educational Technology TOJET January 2006 ISSN: 1303-6521 volume 5 Issue 1 Article 6
Darmadi, Hamid. 2009. Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta:
BSNP.
Dwi Yuli Cristiyanti. 2012. Penyusunan Bahan Ajar Berbasis Macromedia Flash 8 Pada Materi Sistem Saraf Manusia untuk Siswa Kelas XI Semester II SMAN 9 Purworejo
Dina Indriana. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta: Diva Perss.
Fadillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Fudyartanto. 2002. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Global Jakarta.
Geraldine O’niell and Feargal Murphy, 2010. Guide of taxonomies of learning, UCD Teaching And Learning, 1
Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hergenhahn, B.R dan Olson, Matthew H. 2010. Theories Of Learning (Teori Belajar). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Hermawan, H. 2007. Media Pembelajaran SD. Bandung: Upi Press.
Herman. 2012. The Development of Learning Device Model Direct Learning for Material Teaching Rigid Body Equilibrum. Journal Science and Physics Education, Jilid 8 Number 1, April 2012 hlm 1-11.
Harjanto. 2010. Perencanaan Pengajaran . Jakarta: Rineka Cipta.
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Scientific dalam pembelajaran abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Istamar Syamsuri. 2010. “ Peningkatan Kompetensi Guru Untuk Meningkatkan Minat Siswa Pada Bidang MIPA ”.Makalah disampaikan dalam lokakarya MIPAnet 2010, The Indonesian network Of Higher Educations Of MathematicsAnd Nanutal Sciences,IPB,Bogor, Tanggal 26-27Juli 2010.(Online).(http://www.kappa.binus.ac.id).
Jihad dan Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. Kementrian pendidikan dan kebudayaan. 2014. Ekosistem. Jakarta: Kemendikbud. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. 2014. (Online),
143
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Press.
_________. 2014. (Online), (http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/survei-internasional-pisa, diakses 30 Agustus 2015).
Kuswata, Kartawinata. 2010. Dua abad mengungkap kekayaan flora dan ekosistem Indonesia, LIPI , 2-3
Latip, Abdul. 2015. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Berbasis Literasi Sains Untuk Siswa SMP Pada Tema Teknologi
M. Ngalim Purwanto. 2002. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhibbin, Syah. (2012). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Munadi, Yudhi. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press. Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Media Pembelajaran.
Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Nieveen, N., McKenney, S., van den Akker (2006). Educational Design Research. New York: Routledge.
Poerwadarminta. W.J.S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Yogyakarta: Diva PRESS.
Ratna, Wilis Dahar. 2006. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Reigeluth, Charles M. 1983. Instructional-design theories and models. Hillsdale, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publisher
Rina Izlatul Lailiyah .2014. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Adobe Flash CS6 Pada Materi Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang Kelas X-Ak SMK Muhammadiyah 1 Taman
Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Depok: Rajagrafindo Persada.
Rusman. 2013. Metode-metode Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Angkan Klungkung: Universitas Pendidikan Ganesha.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media.
Supardi. 2015. Penilaian Autentik. Jakarta: Rajawali Pers.
Sujarweni, Wiratna. 2014. SPSS Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Samatowa. 2006. Bagaimana Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.
Setyosari, P. 2015. Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan. Jakarta: Kenacana.
Sudijono, A. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Sudjana, Nana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung :Sinar Baru Algensido Offset.
Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan.Yogyakarta: UNY Press.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suparman, Atwi. 2004. Khasanah Inovsasi, dan Implikasi Inovasi terhadap Kualitas Pembelajaran, Pusat Teknologi Komukasi dan Informasi Pendidikan. Jakarta:
Syamsuri. 2010. World Competitiveness Year Book
Thiagarajan, S. Semmel, D.S. Semmel, M. (1974). Instructional Development for Training Teachers of Expectional Children. A Sourse Book. Blomington: Indiana.
Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer. 2006. Seri Belajar Praktis: Menguasai SPSS 13 Untuk Statistik. Jakarta: Salemba Infotek. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif. Jakarta:
Kencana.
Widhiarso, W. 2011. Mengaplikasikan Uji-t untuk Membandingkan Gain Score
antar Kelompok dalam Eksperimen. Yogyakarta: Fpsi UGM.
145
Winkel, 2014: 282 Psikologi Pengajaran, Jakarta: Gramedia Pustaka Tama. Yuni Yamasari. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis