• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA GULING PERUT DENGAN MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN SISWA KELAS V SD NEGERI 4 GUMELEM KULON SUSUKAN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA GULING PERUT DENGAN MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN SISWA KELAS V SD NEGERI 4 GUMELEM KULON SUSUKAN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010 2011"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA GULING PERUT DENGAN MODIFIKASI MEDIA

PEMBELAJARAN SISWA KELAS V SD NEGERI 4 GUMELEM KULON SUSUKAN BANJARNEGARA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh:

FATKHUROKHMAN

X 4709044

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA GULING PERUT DENGAN MODIFIKASI MEDIA

PEMBELAJARAN SISWA KELAS V SD NEGERI 4 GUMELEM KULON SUSUKAN BANJARNEGARA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh:

FATKHUROKHMAN X4709044

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani

Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Juni 2011

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dra. Ismaryati, M.Kes Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UniversitasSebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari: Jumat Tanggal : 17 Juni 2011

Tim Penguji Skripsi:

(Nama Terang) (Tanda Tangan)

Ketua : Drs. Agus Mukholid, M.Pd ______________

Sekretaris : Slamet Riyadi, S.Pd, M.Or ______________

Anggota I : Dra. Ismaryati, M.Kes ______________

Anggota II : Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes. ______________

Disahkan oleh:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan,

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Fatkhurokhman. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA GULING PERUT DENGAN MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN SISWA KELAS V SD NEGERI 4 GUMELEM KULON

SUSUKAN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010/20211. Skripsi.

Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni. 2011.

Tujuan penelitian adalah (1) Mengetahui adanya perbedaan hasil belajar siswa pada materi lompat tinggi gaya guling perut tanpa modifikasi alat dengan modifikasi alat berupa karet gelang sebagai pengganti mistar lompat tinggi. (2) Meningkatkan hasil belajar siswa Sekolah Dasar Negeri 4 Gumelem Kulon siswa kelas V Susukan Banjarnegara melalui modifikasi media pembelajaran terhadap materi lompat tinggi gaya guling perut sesuai dengan tehnik yang benar.

Penelitian ini menggunakan metode tes keberhasilan. Penelitian dilakukan sampai II siklus. Setiap siklusnya dilaksanakan dua kali pertemuan. Sumber data dalam penelitian ini seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 4 Gumelem Kulon Susukan Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 4 Gumelem Kulon Susukan Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011 berjumlah 29 siswa yang terbagi atas 16 putra dan 13 putri. Tehnikpengumpulan data adalah melalui tes dan pengukuran kemampuan lompat tinggi gaya guling perut dan observasi dari proses kegiatan pembelajaran. Tehnik analisisdatayang digunakan dalam penelitian iniadalah secara deskriptif yang didasarkan pada analisis kualitatif.Prosedur penelitian ini

meliputi planning,observasi dan reflecting.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Melalui tes praktek lompat tinggi gaya guling perut untuk mengetahui hasil belajar siswa. (2)Penggunaan modifikasi alat pada materi lompat tinggi gaya guling perut, kelas V SD Negeri 4 Gumelem Kulon Susukan Banjarnegara dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari hasil analisis yang diperoleh terdapat peningkatan dari kondisi pembelajaran awal siswa yang mencapai ketuntasan hanya 17 siswa atau 58,6%, sedang pada siklus I mencapai21 siswa atau 72,4%mengalami kenaikan 13,8%, pada siklus II ketuntasan siswa mencapai 28 siswa atau 96,5% dan sudah mencapai kriteria ketuntasan sesuai harapan peneliti.

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi Fatkhurrokhman.

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii MOTTO:

Ø “ Sesungguhnya Alloh tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri “

(Q.S.AR-Ra’du : 11).

Ø “ Hanya kepada Alloh aku mengadukan kesusahan dan kesedihan dan aku

mengetahui dari Alloh apa yang tidak kamu ketahui “ (Q.S. Yusuf : 86).

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

· Teman-teman guru SD Negeri 4 Gumelem Kulon yang sudah membantu baik moril maupun spiritual.

· Ayah dan Ibuku yang selalu mendo’akan sejak kecil sampai sekarang.

· Istriku yang tercinta dan tersayang yang selalu mendo’akan dan memberikan dukungan kepada diri saya.

· Kedua anakku yang terkasih, yang menjadi dombaan dimasa depan.

· Dra. Ismaryati, M.Kes selaku Dosen

pembimbing I saya dan Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes. selaku dosen pembimbing II saya.

· Sahabat-sahabatku, yang selalu memberi dukungan dan membantu dalam kesusahan.

· Teman-teman seperjuanganku di PPKHB

PENJASKESREK Angkatan I 2010.

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Alkhamdulillahhirobbil‘alamin, peneliti panjatkan puji syukur kehadlirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik berkat arahan, bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Berkenaan dengan hal tersebut, pada kesempatan ini peneliti menghaturkan banyak terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H M. Furqon Hidayatulloh, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang, telah memberikan izin penulisan skripsi;

2. Dra. Ismaryati, M.Kes Pembimbing I dan Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes, selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan lancar;

3. Bapak Pengawas TK/SD UPT Dinas Pendidikan Pemuda dan

OlahragaKecamatan Susukan;

4. Kepala SD Negeri 4 Gumelem Kulon, Kec. Susukan, Kab. Banjarnegara. 5. Bapak/Ibu Guru SD Negeri 4 Gumelem Kulon;

6. Semua pihak yangtelah membantu terlaksananya penelitian hingga terselesaikannya penulisan laporan ini;

Mengingat segala keterbatasan dan kesederhanaan, baik dalam isi maupun tata penulisan, masih banyak kekurangan, peneliti menyadari bahwa skripsi ini

jauh dari sempurna. Dengan rendah hati peneliti mengharap saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penulisan laporan penelitian ini.

Akhirnya semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan umumnya dan perbaikan pembelajaran atletik khususnya lompat tinggi gaya guling perut.

(10)
(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

F. Prosedur Penelitian ………..…….

G. Deskripsi Persiklus ………....

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….

A. Survai Awal ………...

B. Deskripsi Hasil Penelitian ……….

C. Pembahasan Hasil Penelitian ……….

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………...

A. Kesimpulan ………...

B. Saran dan Tindak Lanjut……….

DAFTAR PUSTAKA ……….

LAMPIRAN-LAMPIRAN……….. 13 15

22 22

(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Jadual Kegiatan ………...

2. Tehnik dan alat pengumpulan data ………...

3. Rekapitulasi hasil lompat tinggi pada awal pembelajaran……….

4. Rekapitulasi nilai tes unjuk kerja siklus I………..

5. Data hasil tes unjuk kerja siklus I ……….

6. Rekapitulasi nilai tes unjuk kerja Siklus II………

(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Prosedur penelitian PTK………

(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. RPP Siklus I ………...

2. RPP Siklus II ……….. ……….

3. Ijin penelitian ………

4. Lembar pengamatan ……….

5. Hasil pengamatan siklus I pertemuan 1 ………...

6. Hasil pengamatan siklus I pertemuan 2 ………...

7. Hasil pengamatan siklus II pertemuan 1 ………...

8. Hasil pengamatan siklus II pertemuan 2………...

9. Daftar nilai siswa awal pembelajaran ………..

10. Daftar nilai siswa siklus I ……….

11. Daftar nilai siswa siklus II ………

12. Absen siswa kelas V SD Negeri 4 Gumelem Kulon ………

(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan membiasakan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Materi pendidikan jasmani dijabarkan melalui pembelajaran dasar-dasar gerakan olahraga, sementara materi kesehatan dijabarkan melalui uraian singkat mengenai pentingnya melakukan pola hidup sehat.

Belajar lompat tinggi adalah kegiatan yang dilakukan seseorang secara terus-menerus sehingga terjadi perubahan kearah positif terhadap dirinya secara permanen tentang konsep lompat tinggi.

Lompat tinggi adalah suatu bentuk gerakan melompat ke atas dengan cara mengangkat kaki ke depan ke atas dalam upaya membawa titik berat badan setinggi mungkin dan secepat mungkin, jatuh yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada salah satu kaki untuk mencapai suatu ketinggian tertentu. Perlu diketahui bahwa pengertian di atas, terutama untuk lompat tinggi gaya gunting, gaya guling sisi, dan gaya guling perut. Sedangkan untuk lompat tinggi gaya flop, pengangkatan kaki itu tidak diayunkan lurus ke atas kearah mistar tetapi berlawanan dengan mistar dengan lutut ditekuk dan diangkat tinggi.

Salah satu materi pelajaran yang seringkali muncul sebagai momok

menakutkan bagi sebagian siswa Sekolah Dasar adalah atletik pada lompat tinggi. Materi ini dianggap susah dan minat siswa yang kurang. Kondisi ini juga terjadi di

SD Negeri 4 Gumelem Kulon. Sebagian besar siswa kelas V mendapatkan kesulitan dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa. Kurangnya sarana dan prasarana yang bisa digunakan untuk membantu mempraktekkan materi yang menjadi salah satu penghambat.

(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Selain sedikit sarana penunjang pembelajaran, masalah lain juga muncul dari sudut daya manusianya. Banyak siswa yang kurang bersemangat dan fokus dalam mengikuti pembelajaran ini. Selain itu siswa kurang berani melakukan lompatan. Hal ini disebabkan siswa merasa takut untuk mencoba melompat pada mistar lompat tinggi. Kurangnya latihan melompat menyebabkan prestasi siswa belum maksimal.

Sebagai upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan mengembangkan sebuah model pembelajaran baru. Sebagai salah satu alternatif yang mungkin dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yaitu melalui memodifikasi media pembelajaran berupa tali dari karet gelang sebagai pengganti mistar lompat tinggi.

Peneliti memilih karet sebagai bahan dasar modifikasi alat karena karet bukan barang asing bagi siswa peneliti. Karet juga sering dibuat mainan. Diharapkan dengan model pembelajaran ini siswa dapat belajar dengan senang tidak ada rasa beban terhadap materi lompat tinggi gaya guling perut. Siswa akan aktif mengikuti pembelajaran dan tidak ada perasaan takut untuk mencoba melompat. Guru juga akan berkreatif dalam penyediaan sarana dan prasarana, walaupun alat yang tersedia tidak memadai.

Rendahnya prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 4 Gumelem Kulon pada materi lompat tinggi gaya guling perut, hal ini dapat dilihat dari: (1) Lompatan siswa yang tidak mencapai kriteria keberhasilan siswa masih enggan dalam latihan melompat. (2) Siswa terlihat takut melompat, hal ini terlihat ketika siswa sampai di depan mistar tetapi tidak jadi melakukan lompatan. (3)Siswa kurang antusias dalam melakukan lompatan dari 29 siswa yang mampu mencapai keberhasilan hanya 17 siswa.

Dari hasil pengamatan peneliti dan refleksi yang peneliti lakukan juga kolaborasi dengan teman sejawat dan atasan langsung, ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 4 Gumelem Kulon antara lain:

(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Berdasarkan kondisi di atas, perlu dicari solusi pemecahan masalah tersebut agar hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 4 Gumelem Kulon pada materi Atletik yaitu: Lompat Tinggi gaya guling perut dapat mencapai keberhasilan. Peneliti melaksanakan PTK dengan metode pendekatan modifikasi

media pembelajaran. Dengan pembelajaran memodifikasi media pembelajaran, siswa dapat belajar dengan senang dan dapat mencapai keberhasilan belajar

melalui pengalaman nyata.

Dengan penjelasan tersebut, diharapkan melalui pembelajaran modifikasi media pembelajaran berupa tali dari karet gelang sebagai pengganti mistar lompatan dapat meningkatkan hasil pembelajaran pada lompat tinggi gaya uling perut siswa SD Negeri 4 Gumelem Kulon.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

“Bagaimanakah modifikasi media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar lompat tinggi gaya guling perut pada siswa SD Negeri 4 Gumelem Kulon Susukan Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini: Tujuan Umum: Meningkatkan hasil belajar lompat tinggi gaya guling perut

Siswa SD Negeri 4 Gumelem Kulon Susukan Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011melalui modifikasi media pembelajaran. Tujuan Khusus: Meningkatkan hasil belajar siswa SD Negeri 4 Gumelem Kulon

(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi berbagai pihak. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut:

1. Ditinjau dari segi teoritis

Dapat memperkaya penelitian dalam bidang olahraga khususnya dan atletik:

lompat tinggi gaya guling perut khususnya. Juga untuk menambah wawasan dalam ilmu keolahragaan.

2. Ditinjau dari segi praktis

(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Nomor lompat-tinggi sama halnya dengan lompat jauh, yaitu merupakan salah satu nomor lompat yang terdapat dalam cabang olahraga atletik. Perbedaan antara lompat jauh dengan lompat tinggi terletak pada ujung yang akan di capai. Lompat jauh memiliki tujuan untuk mencapai jarak horizontal yang sejauh - jauhnya, sedangan lompat tinggi memiliki tujuan untuk mencapai jarak vertikal (ketinggian) yang setinggi-tingginya.

Lompat tinggi adalah suatu bentuk gerakan melompat ke atas dengan cara dengan cara mengangkat kaki ke depan ke atas, dalam upaya membawa titik berat badan setinggi mungkin dan secepat mungkin jatuh ( medarat) yang di lakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada saah satu kaki untuk mencapai suatu ketinggian tertentu (Aip Syaifudin, 1992: 106).

Tujuan utama lompat tinggi adalah untuk mengangkat badan mencapai jarak vertikal yang setinggi-tingginya agar melewati mistar. Untuk dapat mencapai lompatan setinggi-tingginya seorang pelompat harus memiliki kondisi fisik dan penguasaan teknik yang baik. Penguasaan teknik lompat tinggi merupakan unsur pokok untuk dapat mencapai lompatan yang setinggi- tingginya.

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar lompat tinggi.

Tujuan utama lompat tinggi adalah untuk mengangkat badan mencapai jarak vertikal yang setinggi-tingginya agar melewati mistar. Bagi atlet lompat tinggi, yang harus dimiliki terutama pengembangan daya angkat sebesar mungkin agar dapat melemparkan badan ke udara dengan kecepatan yang sebesar–besarnya serta pengaturan sikap tubuh yang sebaik-baiknya dari saat

(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

awalan, tolakan, sikap tubuh saat diatas mistar, hingga pendaratan. Pelompat harus memiliki kondisi fisik yang mendukung serta kemampuan untuk menguasai teknik yang lebih effektif dan efisien.

Unsur fisik yang penting bagi atlet lompat tinggi, terutama adalah

kecepatan awalan, tenaga lompat pada waktu tumpuan (take off) serta kelentukan atau keluasan gerak terutama untuk mengangkat kaki yang selebar–

lebarnya. Dalam bukunya Gunur Bemhard (1993: 156–157) mengemukakan bahwa kondisi fisik yang harus diperhatikan adalah: “ (1) Suatu kecepatan ancang–ancang yang tinggi, (2) Tenaga loncat, (3) Suatu kemungkinan yang besar untuk mengangkat dari kaki.

3. Gaya Lompat Tinggi

Terdapat beberapa gaya yang dapat di gunakan pada perlombaan lompat tinggi. Menurut Aip Syaifuddin (1992 : 109) macam gaya lompat tinggi antara lain :

a. Gaya gunting (the scissors style)

b. Gaya guling ala Sweeney (the eastern cut – off style)

c. Gaya guling sisi (the western rool style)

d. Gaya guling perut (the straddle style)

e. Gaya Flop (the josbury flop style).

Dari beberapa gaya lompat tinggi, ditinjau dari sudut mekanika gaya guling sisi (the western rool style) dan gaya terlentang (gaya flop) adalah lebih menguntungkan di banding dengan gaya lompat tinggi lainnya. Lompat tinggi gaya straddle pelaksanaannya lebih mudah dari pada lompat tinggi gaya flop.

Bagi pelomat pemula, akan lebih mudah menguasai lompat tinggi gaya

(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

4. Hakikat Belajar

Keberhasilan seorang siswa dalam belajar dapat di ketahui setelah di lakukan penilaian terhadap evaluasi yang di lakukan melalui tes. Tes-tes yang di gunakan untuk mengukur prestasi belajar adalah tes prestasi belajar.

Pendidikan jasmani merupakan suatu aktivitas fisik yang dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kemampuan fisik seseorang bila di

laksanakan dengan benar, sehingga akan membantu setiap individu dalam mencapai suatu tujuan, termasuk membantu meningkatkan prestasi akademik.

Tujuan penyelenggaraan pendidikan jasmani yaitu untuk menciptakan dan menyediakan suatu situasi yang dapat membantu koordinasi mata, tangan pekembangan intelegensi, fisik, moral dan estetis. Pendidikan jasmani ditingkat pendidikan dasar di sesuaikan dengan tujuan pendidikan serta harus memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan anak sesuai dengan usianya. Tujuan pendidikan jasmani di sekolah dasar adalah membantu siswa untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap positif, serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktifitas jamani (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993: 1).

S. Nasution (1986: 36-37) mendefinisikan “Belajar sebagai upaya menambah dan memgupulkan pengetahuan sedangkan menurut pendapat modern menganggap bahawa belajar itu sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman hasil belajar maka yang di maksud dengan hasil belajar disini adalah hasil yang telah di capai seteah melaksanakan proses pembelajaran, sedangkan hasil belajar yang dimaksud dalam skripsi ini adalah prestasi belajar dari sejumlah anggota sampel siswa kelas V SD Negeri 4 Gumelem Kulon,

Susukan, Banjarnegara.

Faktor–faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, akan tetapi

dapat digolongkan menjadi dua golongan saja yaitu: 1. Faktor intern

(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

mempengaruhinya, Slameto (1995: 54-60), mengklasifikasikan faktor intern ke dalam 3 faktor, yaitu :

a. Faktor jasmaniah 1. Faktor kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian bagiannya, bebas dari penyakit. Agar seseorang dapat belajar dengan

baik harus mengusahakan kesehatan badanya agar terjamin dengan jalan selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi dan ibadah.

2. Faktor Cacat Tubuh.

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik/kurang sempurna mengenai tubuh, dan ini dapat berupa buta, tuli, lumpuh, dan lain lain. Keadaan seperti ini dapat mempenarui belajar siswa, jika hal tersebut terjadi, maka harus belajar pada sekolah/lembaga khusus sehingga dapat menghindari/mengurangi pengaruh kecacatannya. b. Faktor Psikologis

Ada 7 faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang dapat mempengaruh belajar, faktor-faktor tersebut adalah :

1. Intelegensi

Yaitu kecakapan yang terdiri dari tiga jenis, yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif mengetahui relasi dan mengetahuinya dengan cepat.

2. Perhatian

Menurut Gazali dalam Slameto (1995: 56), perhatian adalah keaktifan

(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

3. Minat

Adalah kecederungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan secara terus menerus yang di sertai dengan rasa senang.

4. Bakat

Adalah kemampuan untuk belajar, kemampuan itu baru akan

terealisasi menjadi suatu kecakapan nyata sesudah proses belajar atau berlatih.

5. Motif

Dalam proses belajar mengajar, harus diperhatikan apa dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik.

6. Kematangan

Yaitu suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.

7. Kesiapan

Adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesediaan itu muncul dari dalam diri seseorang dan berhubungan juga dengan kematangan. Karena kematangan berarti kesediaan untuk melaksanakan kesiapan.

c. Faktor kelelahan

Kelelahan di bedakan menjadi dua macam, yaitu kelelaan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat pada lemahnya tubuh dan cenderung untuk membaringkan tubuh, sedangkan kelelahan rohani terlihat pada kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk

menghasilkan sesuatu menjadi hilang.

2. Faktor ekstern

Faktor ekstern adalah, faktor yang berada di luar diri individu .Di dalam bukunya, Slameto (1995: 60-72) mengelompokan faktor ekstern menjadi tiga kelompok, yaitu:

(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa : cara orang tua mendidik anaknya banyak menerima pengaruh terhadap prestasi belajar anak. Hal ini diperjelas oleh Sutjipto Wirowidjojo dalam Slameto (1995: 60-61) yang menyatakan bahwa “Keluarga adalah

lembaga pendidikan yang pertama dan utama”. Orang tua yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya acuh

terhadap belajar anaknya, tidak mempehatikan kepentingan dan kebutuhan anak dalam belajar, akan data menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam belajar.

Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama, keluarga yang sehat, artinya untuk mendidik dalam ukuran kecil tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar, yaitu pendidikan bangsa, Negara, dan dunia. Melihat pernyataan di atas, maka dapat di pahami bahwa betapa peran keluarga di dalam pendidikan. Cara orang tua mendidik anak - anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya. b. Faktor Sekolah

Faktor yang mempengaruhi belajar di sekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, dengan pelajaran, waktu sekolah standar pelajaran, keadaan gedung, metode pembelajaran, dan tugas rumah (Slameto, 1996: 64).

c. Faktor Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor esktern yang juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pengaruh ini terjadi karena keberdaan siswa di dalam

masyarakat, Slameto (1995: 69).

Lingkungan atau miliu sangat berperan terhadap perkembangan pola

(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

untuk belajar. Pada mereka yang dalam suasana bertentangan dengan itu. Sebabnya adalah karena yang pertama telah mempunyai dasar pengalaman yang biasanya di bina dan memperkuat minatnya untuk menambah pengetahuan.

Barnadib (1995: 120) membagi miliu (lingkungan) menurut bentuknya menjadi 4, yaitu:

1. Berwujud manusia, yaitu keluarga, teman-teman bermain, tetangga teman-teman sekolah, dan kenalan lainnya.

2. Berwujud kesenian, yaitu bermacam-macam pertunjukan. 3. Berwujud kesusastraan, yaitu bermacam-macam tulisan bacaan. 4. Beruwjud tempat tinggal, yaitu daerah di mana anak tinggal.

5. Lompat Tinggi Gaya Straddle

Dari apapun gaya lompat tinggi, yang digunakan secara teknis pelaksanaannya terdapat empat tahap yaitu, terdiri dari awalan atau ancang- ancang, tumpuan atau (take off), saat melewati mistar atau melayang dan mendarat. Demikian juga dalam melakukan lompat tinggi gaya straddle, ada empat tahapan yang harus dilakukan dengan baik. Untuk mencapai hasil lompatan yang optimal, ke empat tahapan tersebut harus dilakukan dengan menggunakan teknik yang baik.

a. Teknik Awalan

Awalan merupakan salah satu bagian pada teknik lompat tinggi. Tujuan awalan yaitu membawa pelompat pada posisi yang optimal untuk tolakan. Awalan yang benar merupakan prasyarat harus di penuhi untuk

dapat melakukan lompatan secara optimal. Panjang awalan lompat tinggi bersifat individual. Menurut Sunaryo Basuki (1994: 28) bahwa “Panjangnya

(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Pelompat harus dapat melakukan pengaturan kecepatan langkah dengan tepat, agar pada saat melakukan tumpuan dapat menolak ke atas secara lebih optimal. Langkah kaki dari pelan dan semakin cepat, dilakukan secara wajar dan lancar (jangan ragu-ragu). Pada akhir awalan langkah tidak

boleh terlalu cepat, karena harus mengambil teming yang tepat untuk tumpuan.

b. Teknik Tumpuan

Menurut Aip Syaifuddin (1992: 107) bahwa, “Tolakan adalah perpindahan gerak dari gerak horizontal kearah vertikal yang di lakukan secara cepat“. Tujuan tumpuan adalah untuk mendapatkan kecepatan dalam arah vertikal bagi pusat gaya berat tubuh pelompat.

Dalam hal ini Jess Jarver (1986: 70) mengemukakan bahwa “Tujuan tumpuan adalah untuk mendapatkan percepatan gerak dalam arah vertikal bagi pusat gaya bagi tubuh si pelompat. Gerakan tumpuan dalam lompat tinggi gaya straddle menurut Jess (1986: 72) adalah : kaki take off diletakan tepat di depan pusat dari berat tubuh si pelompat. Pinggul diarahkan kedepan secepat mungkin, dengan meninggalkan bahu di belakang, ketika tumit dari kaki yang take off menyentuh tanah. Kaki ini hendaknya di tekuk, kaki yang menumpu sekarang di ayunkan secepat mungkin melewati mistar, dengan bagian kaki bawah harus kendur.

Pada saat menolak kaki, titik berat harus berada di atas kaki tumpu, agar gaya yang di hasilkan mendekati vertikal. Pada saat take off kaki dan lengan di ayunkan secara serentak ke depan dan ke atas.

Kaki yang di gunakan untuk tolakan harus kaki yang terkuat, agar

dapat menghasilkan gerakan ke atas yang maksimum. Tumpuan harus dilakukan dengan tepat pada titik tumpu. Tumpuan tidak boleh terlalu dekat

atau terlalu jauh dari mistar. c. Teknik Melewati Mistar

(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

mistar pada lompat tinggi gaya straddle, menurut Aip Syaifuddin (1992: 112) adalah sebagai berikut : setelah kaki ayun (misalnya kaki kanan, jika

tolakan dengan kaki kiri dan awalan dari samping kiri) mencapai ketinggian maksimum (letaknya lebih tinggi dari pada letak kepala) kemudian segera di lewatkan di atas mistar (dilakukan lebih dahulu dari pada bagian badan lainnya). Lengan kiri hendaknya diusahakan agar tidak menyentuh mistar, biasanya dirapatkan pada bagian dada atau juga yang membawanya ke sisi badan atau di letakan pada punggung setelah kaki kanan melewati mistar, secepatnya badan di putar ke kiri dengan kepala mendahului melewati mistar, putaran badan harus dapat di lakukan sebaik-baiknya, hingga dada dan perut benar-benar menghadap ke bawah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada lompat tinggi gaya guling perut, keadaan badan telungkup, mistar berada di bawah perut, pinggul lebih tinggi dari pada pundak, dan kepala berada di samping kiri agak di bawah mistar.

Pada gaya straddle, masalah terbesar atlet dalam mencapai puncak lompatan adalah untuk menghidari jauhnya mistar karena seretan kaki. Satu metode untuk menyelesaikan ini adalah lengan memutar tubuh menjauhi mistar. Kaki sangat membantu gerakan memutar pada waktu take

off dan mengangkat badan keatas mistar, pada saat titik tertinggi pelompat dapat mensejajarkan tubuhnya dengan mistar, secara lebih jelas

pelaksanaan teknik melayang di udara lompat tinggi gaya straddle seperti yang di uraikan di atas dapat di lihat gambar berikut :

(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Pada saat melewati mistar, agar dapat memperoleh hasil yang optimal, kedudukan titik berat badan sebaiknya sedekat mungkin dengan mistar.

Titik ketinggian maksimal harus di atas dan di tengah tengah mistar. Pada saat melewati mistar di usahakan menggunakan tenaga sedikit mungkin dan secara sadar agar dapat menghindari gerakan-gerakan yang tidak diinginkan.

d. Teknik Pendaratan

Pendaratan merupakan tahap akhir dari proses gerakan pada lompat tinggi. Cara melakukan pendaratan dan posisi badan saat pendaratan tergantung dari gaya yang di lakukan. Pertimbangan terpenting untuk pendaratan adalah keselamatan pelompat. Pada saat ini pendaratan pada lompat tinggi sudah terbuat dari busa yang cukup tebal/matras, sehingga pendaratan cukup aman.

Serangkaian gerakan lompat tinggi gaya straddle, mulai saat awalan sampai dengan pendaratan. Dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2. serangkaian gerakan lompat tinggi gaya Straddle.

B. Kerangka Berpikir

(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

sehingga ketertarikan dan perhatian serta motivasi siswa pada pembelajaran atletik terutama pembelajaran lompat tinggi terlihat menurun dan tidak maksimal.

Berdasarkan kajian teoritis, kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah, dengan modifikasi media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa

dalam pembelajaran lompat tinggi, siswa akan termotivasi, melakukan dengan senang dan berperan aktif.

Dilihat kegiatan pembelajaran lompat tinggi dengan menggunakan modifikasi media pembelajaran seakan-akan siswa hanya bermain tetapi kenyataannya siswa melakukan tahapan gerakan lompat tinggi yaitu tahapan awalan, tumpuan, saat melewati mistar dan pendaratan, kegiatan juga lebih baik menarik karena dilaksanakan secara kompetisi, sehingga akan memunculkan jiwa berkompetisi dan sikap sportif seperti yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran.

(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Gambar 3. Bagan Kerangka Berpikir

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berfikir di atas, hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: Modifikasi media pembelajaran diduga dapat meningkatkan hasil pembelajaran lompat tinggi pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 4 Gumelem Kulon, Susukan, Banjarnegara.

Kondisi Awal Guru belum menggunakan

Pendekatan bermutu lompat tinggi Hasil belajar

Tindakan Dalam pembelajaran, guru

Menerapkan modifikasi media pembelajaran

Siklus I

Lompat tali dengan membagi 2 kelompok

Tindakan Akhir

Diharapkan melalui modifikasi media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar lompat tinggi

Siklus II

(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

1. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian adalah di SD Negeri 4 Gumelem Kulon, Susukan, Banjarnegara pada semester II Tahun Pelajaran 2010/2011, kelas V dijadikan subjek penelitian karena hasil belajar lompat tinggi kelas ini masih rendah dan peneliti mengajar pada kelas ini.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai 21 Maret 2011 sampai dengan 23 April 2011 yang dilaksanakan empat kali pertemuan yaitu: pertemuan pertama hari Senin tanggal 21 Maret 2011, pertemuan kedua hari Senin tanggal 28 Maret 2011, pertemuan ketiga hari Kamis tanggal 14 April 2011, petemuan keempat hari Sabtu tanggal 23 April 2011.

B. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 4 Gumelem Kulon, Susukan, Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan jumlah 29 siswa. Terdiri dari siswa putra 16 anak dan siswa putri 13 anak.

C. Sumber Data

Sumber data dalam Penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ø Data dalam penelitian ini berupa hasil belajar lompat tinggi gaya guling perut

dengan penerapan pembelajaran modifikasi media pembelajaran, berupa tali

(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

dari karet gelang pada siswa kelas V SD Negeri 4 Gumelem Kulon, Susukan, Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011.

Ø Data Primer adalah pembelajaran lompat tinggi data ini diperoleh dari hasil pembelajaran siswa kelas V SD Negeri 4 Gumelem Kulon, Susukan,

Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011.

Ø Data Sekunder berupa RPP, Silabus, Hasil Observasi selama berlangsungya

pembelajaran.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari: tes dan observasi.

1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil lompat tinggi

2. Observasi : dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar saat penerapan modifikasi media pembelajaran.

Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan penelitian sebagai berikut:

Tabel 1 : Teknik dan alat pengumpulan data

(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

E. Analisis Data

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanakan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut meliputi:

1. Hasil lompat tinggi dengan menganalisis nilai rata- rata tes lompat tinggi.

Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.

2. Kemampuan melakukan rangkaian gerakan lompat tinggi dengan menganalisis hasil belajar lompat tinggi. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.

F. Prosedur Penelitian

Langkah pertama menentukan metode yang digunakan dalam penelitian, yaitu modifikasi media pembelajaran penelitian tindakan kelas. Langkah selanjutnya menentukan banyaknya tindakan dilakukan dalam siklus. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti akan melakukan tindakan-tindakan yang dalam pelaksanaannya berlangsung secara terus menerus dan tindakan-tindakan akan dilaksanakan dalam siklus yang peneliti berikan pada siswa yang peneliti jadikan subjek penelitian.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK secara prosedurnya adalah dilaksanakan secara partisipatif atau kolaborasi (guru, dosen dengan tim lainnya) bekerjasama, mulai dari tahap orientasi dilanjutkan penyusunan rencana tindakan dilajutkan pelaksanaan tindakan dalam siklus pertama. Diskusi yang bersifat analitik yang kemudian dilanjutkan pada langkah reflektif-evaluatif atas kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi, atau pembetulan, atau penyempurnaan pada siklus kedua dan

seterusnya.

Adapun prosedur atau langkah-langkah penelitian tindakan kelas, menurut

(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5. Mengobservasi, mengamati, mendiskusikan tindakan pertama.

6. Refleksi, evaluatife, dan merevisi atau memodifikasi untuk perbaikan dan

peningkatan pada siklus kedua berikutnya.

Untuk memperoleh hasil penelitian seperti yang diharapkan, prosedur penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

1. Tahap persiapan survei awal

Kegiatan yang dilakukan dalam survei ini oleh peneliti adalah mengobservasi sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian

2. Tahap seleksi informan, penyiapan instrument dan alat Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi : a. Menentukan subjek penelitian

b. Menyiapkan alat dan instrument penelitian dan evaluasi 3. Tahap pengumpulan data dan treatment

Pada tahap penelitian ini peneliti mengumpulkan data tentang a. Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran

b. Ketepatan rencana pelaksanaan pembelajaran c. Alat bantu pembelajaran

d. Pelaksanaan pembelajaran e. Semangat dan keaktifan siswa 4. Tahap analisis data

Dalam tahap ini analisis yang digunakan peneliti adalah deskriptif kualitatif. Teknik analisis tersebut dilakukan karena sebagian besar data yang

(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

5. Tahap penyusunan laporan

Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan dari awal survey sampai dengan menganalisis data yang dilakukan pada waktu penelitian.

G. Proses Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar lompat tinggi di SD Negeri 4 Gumelem Kulon Tahun Pelajaran 2010/2011. Adapun setiap tindakan upaya untuk pencapaian tujuan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu : perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interprestasi, analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus.

I. Rancangan siklus I a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti dan guru sejawat menyusun sekanario pembelajaran yang terdiri dari :

1). Tim peneliti melakukan analisa kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran penjasorkes.

2). Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan

(treatment) yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran lompat tinggi.

3). Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, penilaian

lompat tinggi.

(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan proses pembelajaran dilapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara lain:

1). Menjelaskan kegiatan belajar mengajar lompat tinggi. 2). Melakukan pemanasan

3). Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran 4). Melakukan latihan teknik dasar lompat tinggi

a). Cara melakukan teknik melompat tanpa awalan

b). Cara melakukan melompat dengan awalan beberapa langkah c). Cara melakukan lompatan dengan awalan

5). Menarik kesimpulan

6). Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung 7). Melakukan pendinginan

c. Pengamatan Tindakan

Pengamatan dilakukan terhadap: 1). Hasil belajar lompat tinggi.

2). Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

d. Tahap Evaluasi (Refleksi)

Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus

tindakan berikutnya.

II. Rancangan Siklus II a. Tahap Perencanaan

(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

1). Tim peneliti melakukan analisa kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran penjasorkes.

2). Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan

(treatment) yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran lompat tinggi.

3). Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, penilaian lompat tinggi.

4). Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran 5). Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan proses pembelajaran dilapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara lain:

1). Menjelaskan kegiatan belajar mengajar lompat tinggi. 2). Melakukan pemanasan

3). Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran 4). Melakukan latihan teknik dasar lompat tinggi

a). Cara melakukan teknik melompat tanpa awalan

b). Cara melakukan melompat dengan awalan beberapa langkah c). Cara melakukan lompatan dengan awalan

5). Menarik kesimpulan

6). Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung

7). Melakukan pendinginan

c. Pengamatan Tindakan

Pengamatan dilakukan terhadap: 1). Hasil belajar lompat tinggi.

(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

d. Tahap Evaluasi (Refleksi)

Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus

(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan survei. Adapun hasil survei tersebut adalah: (1) siswa kelas 5 SD Negeri 4 Gumelem Kulon tahun pelajaran 2010/2011 berjumlah 29 siswa yangterdiri atas, 16siswa putra dan 13 siswa putri. Pada pembelajaran lompat tinggi gaya guling perut dapat dikatagorikan kurang berhasil, (2) kurangnya minat siswa dan ketertarikan terhadap materi lompat tinggi gaya guling perut, (3) model

pembelajaran yang diterapkan masih monoton. Guru merasa kesulitan untuk menemukan model dan media pembelajaran yang tepat. Guru kurang kreatif

dalam menciptakan sarana pembelajaran. Hal ini mengakibatkanmotivasi belajar siswa menurun, sehingga akan berdampak pada rendahnya kemampuan lompat tinggi gaya guling perut, (4) keterbatasan sarana dan prasarana yang digunakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Halini terbukti dengan minimnya halaman sekolah, keadaan lapangan yang kurang layak, peralatan olahraga yang sangat kurang.

B. Deskripsi Hasil Tindakan

a. Siklus I

1) Data hasil perencanaan

Pada awal pembelajaran diperoleh prestasi hasil belajar masih ada beberapa siswa yang belum tuntas belajar. Hal ini terbukti nilai siswa yang tuntas baru 17 siswa dari 29 siswa atau 58,6%. Untuk lebih jelasnya prestasi hasil belajar siswa pada lompat tingi gaya guling perut pada awal pembelajaran pada halaman lampiran.

Dari data di atas diperoleh keterangan bahwa siswa yang belum tuntas ada 12 siswa dari 29 siswa atau 41,4%. Model pembelajaran yang

(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

digunakan pada awal pembelajaran adalah model biasa tanpa menggunakan modifikasi alat bantu pembelajaran. Sehingga hasil dari lompatan balum mencapai maksimal. Pada tahap perencanaan peneliti akan mempersiapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran

pendekatan modifikasi media pembelajaran, RPP,dan alat peraga berupa tali dari karet gelang.

2) Data hasil pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan tindakan, data yang diperoleh berupa rekapitulasi nilai tes unjuk kerja pembelajaran. Siswa yang tuntas belajar ada 21 siswa dari 29 siswa atau 72,4%. Siswa yang belum tuntas belajar ada 8 siswa dari 29 siswa atau 27,6%. Siswa yang belum tuntas, sebagian besar masih ada rasa takut dan tidak percaya diri.

3) Data hasil pengamatan

a) Pada pembelajaran siklus I, pertemuan I hasil dari lompatan pada lompat tinggi gaya guling perut belum mencapai maksimal. Siswa

kurang antusias untuk melakukan lompatan.

b) Pada siklus I pertemuan II, hasil dari lompatan sudah ada peningkatan. Siswa sudah mulai antusias melakukan lompatan tetapi masih ada siswa yang kurang berani melakukan lompatan. c) Media pembelajaran yang peneliti gunakan masih kurang.

4) Data hasil refleksi

a) Berdasarkan Implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tidak ada kendala dan permasalahan, bahkan siswa sangat

senang. Hal ini terlihat bahwa siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran serta siswa sudah aktif dangan materi pembelajaran. b) Pada siklus I pertemuan I siswa sudah terlihat aktif dalam mengikuti

(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

siswa yang belum maksimal hasil lompatannya. Peneliti berusaha memberikan motivasi ternyata siswa yang kurang berhasil ada rasa takut dalam melakukan lompatan, dan kalah berebut dengan siswa lain.

c) Pada pertemuan II yang peneliti siapkan media pembelajaran masih kurang sehingga pada program perbaikan berikutnya peneliti harus

mempersiapkan alat bantu pembelajaran yang dapat menunjang proses belajar siswa.

b. Siklus II

1) Data hasil perencanaan

Setelah diadakan perbaikan pada siklus I, prestasi belajar siswa

sudah meningkat, tetapi belum memenuhi ketuntasan belajar. Hal ini disebabkan:

a) Siswa masih ragu-ragu dalam melakukan lompatan, pada siklus II peneliti akan memperbaiki rasa keraguan tersebut.

b) Alat bantu pembelajaran yang digunakan masih kurang. Pada siklus II peneliti akan menambah jumlah alat bantu berupa tali dari karet gelang dan membagi siswa ke dalam kelompok yang lebih kecil. c) Dalam pemanasan masih kurang ke arah permainan sehingga kurang

menyenangkan. Pada siklus II peneliti akan mempersiapkan permainan dalam pemanasan yang menuju kearah materi pembelajaran.

d) Data dari perencanaan siklus I adalah sebagai berikut:

1. Siswa yang tuntas ada 21 siswa dari 29 siswa atau 72,4%. 2. Siswa yang belum tuntas ada 8 siswa dari 29 siswa atau 27,6%.

2) Data hasil pelaksanaan

(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

pembelajaran. Siswa yang belum tuntas ada 1 siswa dari 29 siswa atau 3.5%. Siswa yang sudah tuntas meningkat menjadi 28 siswa dari 29 siswa atau 96,5%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada halaman lampiran tabel 4.4:

3) Data hasil pengamatan

Setelah melaksanakan tindakan perbaikan pada siklus II sudah ada peningkatan hasil prestasi belajar siswa dibanding pada siklus I. Observer menemukan beberapa hal antara lain:

a. Siswa berkonsentrasi dalam belajar sejak pembelajaran dimulai dari awal sampai akhir pembelajaran.

b. Siswa berhenti berkonsentrasi dalam belajar setelah selesai pembelajaran.

c. Dari hasil pengamatan bahwa belajar sambil bermain dapat memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan hasil yang lebih baik.

4) Data hasil refleksi

a. Berdasarkan Implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tidak ada kendala dan permasalahan, bahkan siswa sangat senang. Hal ini terlihat bahwa siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran serta siswa sangat aktif dangan materi pembelajaran yang menggunakan pendekatan modifikasi media pembelajaran. b. Guru telah mengimplementasikan RPP dengan baik.

c. Kegiatan belajar mengajar sudah lancar mulai dari pendahuluan, inti, dan penenangan.

(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Tabel 4.1: Rekapitulasi Keberhasilan belajar siswa pada setiap siklus kegiatan perbaikan pembelajaran.

No Pembelajaran

Hasil Belajar Siswa

Berhasil Belum Berhasil

Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase

1 Studi Awal 17 58,6% 12 41,4%

2 Siklus I 21 72,4% 8 27,6%

3 Suklus II 28 96,5% 1 3,5%

Dari data keberhasilan belajar siswa pada setiap siklus kegiatan perbaikan pembelajaran tersebut diperoleh keterangan sebagai berikut: 1. Siswa yang belum berhasil

a. Pada pembelajaran awal siswa yang belum berhasil sebanyak 12 siswa atau 41,4 %dari 29 siswa.

b. Pada Siklus I siswa yang belum berhasil menurun menjadi 8 siswa atau 27,6% dari 29 siswa.

c. Pada Siklus II siswa yang belum berhasil menurun kembali menjadi 1 siswa atau 3,5% dari 29 siswa.

2. Siswa yang berhasil.

a. Pada pembelajaran awal siswa yang berhasil sebanyak 17 siswa atau 58,6 %dari 29 siswa.

b. Pada Siklus I siswa yang berhasil meningkat menjadi 21 siswa atau 72,4% dari 29 siswa.

c. Pada Siklus II siswa yang belum berhasil meningkat kembali menjadi 28 siswa atau 96,5% dari 29 siswa.

(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Gambar 4.1: Diagram batang prosentase keberhasilan belajar lompat tinggi gaya guling perut.

5) Deskripsi Hasil dan Refleksi a. Siklus I

1. Pada pembelajaran sebelumnya siswa yang berhasil belajar 17 siswa atau 58,6%.

2. Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus pertama siswa berhasil 21 siswa dari 29 siswa atau 72,4%.

3. Perubahan menggunakan model pembelajaran modifikasi media pembelajaran ternyata membawa peningkatan secara maksimal. 4. Dari hasil analisa dan refleksi pada siklus I, walau ada peningkatan

namun belum memenuhi kriteria keberhasilan secara keseluruhan karena baru 72,4% atau 21 yang sudah berhasil.

5. Siswa yang belum berhasil karena masih ragu dan rasa takut untuk melakukan lompatan.

6. Untuk mengantisipasi hal itu, upaya yang peneliti lakukan adalah menerapkan pola permainan dengan memodifikasi media bantu pembelajaran berupa tali dari karet gelang pada siklus II.

b. Siklus II

1. Pada siklus I siswa yang berhasil belajar 21 siswa atau 72,4%. 2. Setelah dilaksanakan perbaikan perbelajaran pada siklus kedua

siswa yang berhasil belajar ada 28 siswa dari 29 siswa atau 96,5%.

0

(45)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

3. Perubahan menggunakan model pembelajaran modifikasi media pembelajaran berupa tali dari karet gelang ternyata membawa peningkatan secara maksimal.

4. Dari hasil analisa dan refleksi pada siklus II, walau meningkat

secara maksimal dan memenuhi kriteria keberhasilan secara keseluruhan karena sudah mencapai 96,5% atau 28 siswa yang

sudah berhasil. Kriteria keberhasilan yang peneliti batasi 80%. 5. Siswa yang belum berhasil karena siswa tersebut memang

mempunyai kemampuan yang kurang dibanding siswa yang lain. 6. Untuk mengantisipasi hal itu, upaya yang peneliti lakukan adalah

perbaikan secara individu pada jam-jam tertentu.

C. Pembahasan Hasil Tindakan

1. Siklus I

Alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan model pembelajaran modifikasi media pembelajaran ternyata berdampak terhadap kenaikan hasil belajar lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya. Berkat intervensi ini ada kenaikan ketuntasan belajar naik 13,8% dari pembelajaran sebelumnya. Kenaikan prestasi hasil belajar pada siklus I setelah menggunakan model pembelajaran pendekatan dengan modifikasi media pembelajaran adalah 24,1%. Pada pembelajaran awal siswa yang tuntas adalah 17 siswa atau 58,6% dari 29 siswa sedangkan pada siklus I yang tuntas belajarada 21 siswa atau 72,4% dari 29 siswa. Siswa yang belum tuntas

disebabkan ada rasa takut dalam melakukan lompatan. Pada siklus II peneliti akan menggunakan model pembelajaran modifikasi media pembelajaran yang

berupa tali dari karet gelang.

2. Siklus II

(46)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

drastis. Pada siklus II hampir semua siswa aktif melaksanakan tahap pembelajaran. Ketuntasan prestasi belajar meningkat menjadi 28 siswa atai 96,5% dari 29 siswa.Siswa yang belum tuntas hanya ada satu siswa yang disebabkan siswa tersebut memang mempunyai kemampuan yang berbeda

dengan yang lainnya. Hampir setiap mengikuti pelajaran olah raga siswa tersebut tidak percaya diri. Atas kesepakatan peneliti dan observer peneliti

(47)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

BAB V

SIMPULAN,IMPLIKASI,DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan bahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran lompat tinggi gaya guling perur dengan modifikasi media pembelajaran yang di berikan kepada siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa, keaktifan siswa, antusias siswa, suasana menyenangkan dan proses pembelajaran menjadi lebih baik.

B. IMPLIKASI

Hasil penelitian yang diperoleh mempunyai implikasi bagi perkembangan pengajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar pada umumnya dan kususnya pada SD Negeri 4 Gumelem Kulon, Susukan, Banjarnegara. Guru pendidikan jasmani dapat menciptakan pembelajaran lompat tinggi gaya guling perut dengan modifikasi media pembelajaran, juga dapat digunakan pada pembelajaran olah raga lain. Sehingga siswa tidak jenuh dengan pembelajaran atletik khususnya pembelajaran lompat tinggi atau yang lain.

C. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, saran saran yang dapat di tambahkan sebagai

bahan pertimbangan untuk meningkatkan pembelajaran pendidikan jasmani sebagai berikut :

1. Bagi SD Negeri 4 Gumelem Kolon

Alat yang digunakan untuk pembelajaran di tambah dan di lengkapi, sehingga guru dapat mengajar dengan hasil yang baik, siswa dapat menerima materi dengan optimal.

(48)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

2. Bagi Guru SD Negeri 4 Gumelem Kulon

Pembelajaran atletik khususnya lompat tinggi gaya guling perut dan pembelajaran pendidikan jasmani yang lain, penyampaiannya di variasi dengan bentuk bermain yang dapat mengarah pada materi yang akan di

ajarkan.

3. Bagi siswa SD Negeri 4 Gumelem Kulon

Gambar

    Tabel
Grafik ketuntasan belajar per siklus ………………………………………..      39
Gambar 1. Teknik gerakan Melayang di udara pada lompat tinggi                    gaya straddlecommit to user  (Aip Syaifuddin, 1992 : 113)
Gambar 2. serangkaian  gerakan lompat tinggi gaya Straddle.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Bunuh diri pada zaman feodal tersebut yang dilakukan para kaum samurai merupakan bentuk semangat dan kesetiaan mutlak kepada tuannya, akan tetapi pada saat ini bunuh diri yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pengurus menumbuhkan kepercayaan (trust), mengembangkan jaringan (network) dan prinsip yang dimiliki bersama (shared

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Letak tingkat kesulitan siswa di dalam menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan dagang; (2) Hubungan motivasi belajar siswa

Responden dalam penelitian ini adalah orang yang melakukan alih fungsi lahan pertanian untuk rumah tinggal. Moleong, 2014, Metodologi Penenlitian Kualitatif,

Dimana resipren dan polistirena memiliki kepolaran yang berbeda yang menyebabkan kedua komponen tidak kompatibel, sehingga perlu penambahan zat aditif lain yang dapat berfungsi

Penulis memakai PHP dan MySQL karena merupakan bahasa pemrograman dan Database yang bersifat open source, menggunakan Macromedia Dreamweaver 8 untuk merancang tampilan website,

Website SMA Bani Saleh Kota Bekasi dibuat dengan mengguanakan Macromedia Dreamweaver MX 2004 sebagai teks editornya, Apache sebagai Web Server, PHP sebagai Action Script, MySQL

PENGARUH KEBERADAAN RUANG PUBLIK TERHADAP SIKAP MAHASISWA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN (FPTK) UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI). Universitas Pendidikan Indonesia |