• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kontrastif Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Kontrastif Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia."

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

ANAL

LISIS K

KONTRA

ASTIF K

KATA BA

ANTU B

BILANG

GAN

DAL

LAM BA

AHASA M

MANDA

ARIN DA

AN

BAH

HASA IN

NDONES

SIA

PR

UNIV

C

ROGRAM

FAKUL

VERSIT

汉印量词对

对比分析

SKRIIPSI

Disusunn oleh : CHERRY CCERIANTI

0707100001

M STUD

DI SASTR

RA CIN

NA

LTAS ILMU BUD

DAYA

TAS SUM

MATER

RA UTAR

RA

MED

DAN

(2)

ANALISIS KONTRASTIF KATA BANTU BILANGAN ANTARA

BAHASA MANDARIN DAN BAHASA INDONESIA

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Cina.

Oleh:

Cherry Cerianti 070710001

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Nur Cahaya Bangun, M. Si Wu Qiao Ping, M. A NIP: 19600711 198903 23 001

Universitas Sumatera Utara

Fakultas Ilmu Budaya

Program Studi S-1 Sastra Cina

(3)

PENGESAHAN Diterima oleh:

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Cina

Pada : Pukul 8.30 – 11.30 wib Tanggal : 13 Juni 2011

Hari : Senin

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Dekan

Dr. H. Syahron Lubis, M.A NIP: 196201161987031003

Panitia Ujian

No Tanda Tangan

1. Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A ( )

2. Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si ( )

3. Wu Qiao Ping, M. A ( )

(4)

ABSTRACT

The title of this thesis is “ANALISIS KONTRASTIF KATA BANTU BILANGAN DALAM BAHASA MANDARIN DAN BAHASA INDONESIA”. This thesis is analyzing the similarities and differences of measure word in Chinese and Indonesian. The purpose of this research is to find the similarities and differences of measure word in Chinese and Indonesian, to easy the students in learning language. The methodology used in this paper is descriptive method. The writer use Contrastive Analysis as a theory to analyze the similarities and differences of measure words between the both languages.The result found that there are three similarities of measure word in Chinese and Indonesian, such as measure word in Chinese is usually noun-measure word, as well as in Indonesian. Measure words in both languages have the same pattern reduplication “numeral A-numeral A”. Measure word in both languages that has noun in measure word; don’t have to use measure word again. And there are eight kinds of differences of measure word found in Chinese and Indonesian. Verb-measure word. Numeral “satu” can be abridged to “se” and combine with measure word. Measure word in Chinese is compulsory to use. Comparison between 些 and beberapa. Chinese measure word usually use with pronoun bookmark. The different pattern of reduplication “AA”, “numeral AA” in Chinese and “seA demi seA”, “ber A-A” in Indonesian. Insert the adjective between numeral and measure word. In Chinese there are some nouns that can go before measure word and have a plural nouns meaning.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah dan kesempatan yang telah diberikan oleh-Nya kepada penulis mulai dari masa perkuliahan sampai dengan tahap penyelesaian tugas akhir di Fakultas Ilmu Budaya Departemen Sastra Cina Universitas Sumatera Utara.

Tugas Akhir ini diberi judul “Analisis Kontrastif Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia”. Hal pertama yang membuat penulis ingin mengangkat tentang topik ini adalah dikarenakan banyak murid Indonesia yang menemukan kesulitan dalam belajar kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin, yang menyebabkan penggunaan yang salah ataupun penerjemahan kata yang tak tepat. Selain itu, penulis juga berkeinginan besar untuk lebih mengerti mengenai perbedaan ataupun persamaan yang terdapat antara kata bantu bilangan bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia.

Sungguh suatu hal yang luar biasa dimana akhirnya tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktu yang diharapkan. Tugas akhir adalah merupakan salah satu unsur yang sangat penting sebagai pemenuhan nilai-nilai tugas dalam mencapai gelar Sarjana Humaniora dari Fakultas Sastra Departemen Sastra China di universitas ataupun perguruan tinggi manapun di seluruh Nusantara, termasuk pula di Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis tidak lupa ingin menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

(6)

2. Dr. T.Thyrhaya Zein, M.A. selaku Ketua Departemen Sastra China dan dengan selalu member petunjuk kepada penulis semasa perkuliahan.

3. Drs. Nur Cahaya Bangun, M.Si selaku Dosen Pembimbing I atas bimbingan, nasehat dan waktu yang diberikan untuk penulis mulai dari masa perkuliahan sampai saat ini. 4. Wu Qiao Ping, M.A. selaku Dosen Pembimbing II, atas bimbingan, nasehat dan

waktu yang diberikan untuk penulis mulai dari masa perkuliahan sampai saat ini. 5. Liu Jin Feng, M.A. yang selalu dengan sabar dan rendah hati dalam membimbing

penulis serta memberikan arahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Bapak / Ibu Dosen Fakultas Ilmu Budaya Departemen Program Studi Sastra Cina

Universitas Sumatera Utara, tanpa bisa penulis sebut lagi satu per satu, dengan segala kerendahan hati dan tidak mengurangi rasa hormat bagi beliau-beliau, atas jasa-jasanya dalam mengasuh dan memberikan ilmu dan bimbingan serta nasehat yang sangat berarti kepada penulis mulai dari semester I sampai dengan sekarang ini. 7. Kedua orang tua penulis, yang sangat penulis cintai dan sayangi, serta juga kepada

abang dan adik yang penulis sayangi.

8. Teman-teman yang memberikan dukungan, doa, saran dan idenya

9. Dan segenap pihak yang belum penulis sebut di sini atas jasa-jasanya dalam mendukung dan membantu penulis dari segi apapun, sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.

Selain itu, penulis sebelum dan sesudahnya juga memohonkan maaf atas segala kesilapan-kesilapan dan mungkin kesalahan atas perbuatan maupun ucapan yang telah penulis lakukan. Seperti kata pepatah “Tiada Gading yang Tak Retak”, begitu pula penulis yang hanyalah manusia biasa yang tentunya tidak akan luput dari kesilapan dan kesalahan.

(7)

Untuk itu, penulis dengan tangan terbuka akan menerima segala masukan maupun saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, atas segala perhatian yang telah diberikan untuk hasil karya penulis ini, sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih. Semoga karya ini sedikit banyak juga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 30 Juni 2011

Hormat Penulis,

CHERRY CERIANTI

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………...………..i

KATA PENGANTAR………...………..ii

DAFTAR ISI………v

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………..……….……..………1

1.2 Rumusan Masalah………..…………...……..………...……..4

1.3 Tujuan Penelitian………..…...………4

1.4 Manfaat Penelitian………...…....…..………..4

1.5 Pembatasan Masalah………..…………...…….………...5

BAB II. KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka………...………...6

2.2 Konsep……….………7

2.2.1 Analisis Kontrastif………...………..………7

2.2.2 Kata………...………….8

2.2.3 Jenis Kata……….………..9

2.2.3.1 Jenis Kata dalam Bahasa Mandarin……….………….………9

2.2.3.2 Jenis Kata dalam Bahasa Indonesia………...……..11

2.2.4 Kata Bantu Bilangan………..……….13

2.2.4.1 Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin……….……..……13

2.2.4.2 Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Indonesia……….…………14

(9)

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian………..………17

3.2 Teknik Pengumpulan Data……….……….………..17

3.3 Teknik Analisis Data………...………..18

3.4 Data dan Sumber Data………...…………18

BAB IV. PEMBAHASAN 4.1 Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin………..…………20

4.1.1 Jenis-Jenis Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin ……….20

4.1.2 Ciri-Ciri Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin……….…31

4.2 Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Indonesia ………35

4.2.1 Jenis-Jenis Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Indonesia………..…35

4.2.2 Ciri-Ciri Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Indonesia………..…37

4.3 Persamaan dan Perbedaan Kata Bantu Bilangan Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia………...40

4.3.1Persamaan Kata Bantu Bilangan Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia..40

4.3.2 Perbedaan Kata Bantu Bilangan Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia..42

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………55

5.2 Saran……….……….57

(10)

ABSTRACT

The title of this thesis is “ANALISIS KONTRASTIF KATA BANTU BILANGAN DALAM BAHASA MANDARIN DAN BAHASA INDONESIA”. This thesis is analyzing the similarities and differences of measure word in Chinese and Indonesian. The purpose of this research is to find the similarities and differences of measure word in Chinese and Indonesian, to easy the students in learning language. The methodology used in this paper is descriptive method. The writer use Contrastive Analysis as a theory to analyze the similarities and differences of measure words between the both languages.The result found that there are three similarities of measure word in Chinese and Indonesian, such as measure word in Chinese is usually noun-measure word, as well as in Indonesian. Measure words in both languages have the same pattern reduplication “numeral A-numeral A”. Measure word in both languages that has noun in measure word; don’t have to use measure word again. And there are eight kinds of differences of measure word found in Chinese and Indonesian. Verb-measure word. Numeral “satu” can be abridged to “se” and combine with measure word. Measure word in Chinese is compulsory to use. Comparison between 些 and beberapa. Chinese measure word usually use with pronoun bookmark. The different pattern of reduplication “AA”, “numeral AA” in Chinese and “seA demi seA”, “ber A-A” in Indonesian. Insert the adjective between numeral and measure word. In Chinese there are some nouns that can go before measure word and have a plural nouns meaning.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa lambang

bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Daniel, 1986: 34).

Mengingat betapa pentingnya peranan bahasa baik sebagai sarana komunikasi,

sarana integrasi dan adaptasi, maupun yang paling penting adalah sebagai sarana

untuk memahami orang lain, maka banyak orang yang mempelajari bahasa dari

negara-negara lain atau yang sering disebut sebagai bahasa asing. Bahasa yang

biasanya ingin dipelajari oleh seseorang adalah bahasa dari negara maju ataupun

negara yang mempunyai pengaruh dalam dunia internasional, salah satunya Negara

Cina dengan bahasa Mandarinnya.

Perkembangan perekonomian Cina yang cepat dan mengglobal membuat

banyak negara-negara lain sadar akan pentingnya belajar bahasa Mandarin sebagai

dasar berkomunikasi. Di Indonesia bahasa Mandarin berkembang pesat. Di

mana-mana orang bicara bahasa Mandarin. Tempat-tempat kursus didirikan di banyak kota

besar di Indonesia. Tidak lama kemudian banyak Universitas mendirikan jurusan

bahasa Mandarin, seperti Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Budaya Jurusan

Sastra Cina dan bahkan sekolah-sekolah menengah juga memasukkan bahasa

Mandarin dalam kurikulum mereka.

Bahasa Mandarin adalah bagian dari rumpun bahasa Sino-Tibet. Bahasa

(12)

jutaan manusia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dengan berbagai bahasa yang

cukup jauh perbedaannya. Bahasa tertulis Mandarin menggunakan aksara.

Karya tulis ini akan menganalisis perbedaan kata bantu bilangan antara

Bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia. Oleh karena,Bahasa Mandarin dan Bahsa

Indonesia berasal dari rumpun bahasa yang berbeda, maka analisis yang digunakan

adalah Analisis Kontrastif. Sesuai degan yang dikatakan Guntur (1987: 226) sebagai

berikut,”... Linguistik Kontrastif (Contrastive Linguistics) adalah ilmu bahasa yang

meneliti perbedaan-perbedaan, ketidaksamaan yang terdapat pada dua bahasa atau

lebih.”

Dengan demikian, perbedaan dan persamaan dari dua bahasa tersebut, baik

dalam tatabahasanya maupun aspek-aspek lain diharapkan dapat menjadi

pembelajaran bagi orang-orang yang ingin mempelajari bahasa Mandarin.

Pengucapan bahasa Mandarin yang unik, tata bahasa yang berbeda maupun

tulisan yang berbeda dengan bahasa Indonesia, membuat bahasa Mandarin menjadi

bahasa yang termasuk rumit untuk dipelajari. Kata bantu bilangan bahasa Mandarin

yang menjadi bagian dari tata bahasa merupakan salah satu hal yang cukup sulit

untuk dipelajari dan dipahami. Berikut adalah hal-hal yang menyebabkan terjadinya

kesulitan-kesulitan tersebut, yaitu:

Pertama, kata bantu bilangan bahasa Mandarin terdiri dari kata benda-kata

bantu bilangan dan kata kerja- kata bantu bilangan. Sedangkan kata bantu bilangan

dalam bahasa Indonesia hanya berupa kata benda-kata bantu bilangan.

Kedua, penggunaan kata bilangan dalam bahasa Mandarin tidak

menggunakan penyingkatan, sedangkan dalam bahasa Indonesia, kata bilangan “satu”

dapat disingkat menjadi “se” dan dilekatkan pada kata bantu bilangan sehingga

(13)

Ketiga, penggunaan kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin harus

digunakan pada kata bilangan atau kata ganti penunjuk. Berbeda dengan bahasa

Indonesia secara lisan, kata bantu bilangan dapat ditiadakan atau tidak disebut.

Namun, dalam penulisan harus tetap tertulis. Ironisnya, kini kecenderungan untuk

meniadakan kata bantu bilangan sering dilakukan.

Keempat, kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin tidak dapat berdiri

sendiri, oleh karena itu biasanya kata bantu bilangan digunakan secara bersamaan

dengan kata ganti penunjuk ataupun kata bilangan. Dalam bahasa Indonesia, kata

bantu bilangan tidak digunakan bersamaan dengan kata ganti penunjuk.

Kelima, kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin bisa diulang

(reduplikasi), begitu juga dengan kata bantu bilangan dalam bahasa Indonesia, namun

pola reduplikasi antara bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia , berbeda.

Keenam, dalam bahasa Mandarin, antara kata bilangan dan kata bantu

bilangan dapat disisipi kata sifat, sedangkan dalam bahasa Indonesia kata bilangan

dan kata bantu bilangan tidak dapat dipisahkan.

Ketujuh, dalam bahasa Mandarin, ada beberapa kata benda yang

penggunaannya dapat mendahului kata bantu bilangan dengan membentuk satu

kesatuan yang memiliki arti jamak. Sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak

memiliki ciri fungsi seperti ini.

Dengan demikian, perbedaan dan persamaan kata bantu bilangan antara kedua

bahasa tersebut menjadi penting untuk dipahami dan dipelajari dengan baik sebagai

pembelajar yang mempelajari bahasa Mandarin sebagai bahasa asing, akan lebih

mudah.

Perbedaan kata bantu bilangan antara kedua bahasa tersebut merupakan suatu

(14)

penulis tertarik untuk meneliti perbedaan dan persamaan antara kata bantu bilangan

dalam kedua bahasa tersebut, sehingga mengangkat judul penelitian :

“ Analisis Kontrastif Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin dan

Bahasa Indonesia.”

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan pada

pendahuluan di atas, masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana persamaan kata bantu bilangan bahasa Mandarin dan Bahasa

Indonesia?

2. Bagaimana perbedaan kata bantu bilangan bahasa Mandarin dan bahasa

Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan analisis ini adalah sbb:

1. Untuk mengetahui persamaan kata bantu bilangan bahasa Mandarin dan

Bahasa Indonesia.

2. Untuk mengetahui perbedaan kata bantu bilangan bahasa Mandarin dan

bahasa Indonesia.

1.4Manfaat Penelitian

(15)

• Setelah mengetahui persamaan dan perbedaan antara kata bantu bilangan bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia, khususnya oleh

pengguna kata bantu bilangan, maka diharapkan para pelajar bahasa

asing (Mandarin) akan lebih mudah

• Dapat menambah pengetahuan dalam bidang linguistik bahasa

Mandarin dan bahasa Indonesia.

1.4.2 Secara Praktis

• Memberikan sumbangan pemikiran sebagai referensi untuk

mengembangkan penulisan yang lebih mendalam di masa yang akan

datang.

• Dapat membantu dalam pengajaran bahasa Indonesia untuk orang

China, atau pengajaran bahasa Mandarin untuk orang Indonesia

1.5 Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian penjelasan diatas,maka ruang lingkup yang akan dibahas

dalam tugas akhir yang berjudul: “Analisis Kontrastif Kata Bantu Bilangan dalam

Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia” adalah sebagai berikut:

1. Memaparkan persamaan dan perbedaan jenis kata bantu bilangan dalam

bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia.

2. Memaparkan persamaan dan perbedaan ciri-ciri kata bantu bilangan dalam

bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia.

3. Jenis dan Ciri-ciri kata bantu bilangan tersebut akan dilihat persamaan dan

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Wang Xiao Ling, jurnal (2001) :Perbandingan kata bantu bilangan dalam

bahasa Mandarin dan bahasa Inggris. Jurnal ini membahas tentang pengontrasan

jenis-jenis kata bantu bilangan dan ciri-ciri kata bantu bilangan

Liu Jing Jing, Zhang Chang Liang, jurnal (2007) : Perbandingan kata bantu

bilangan antara bahasa Mandarin dan bahasa Inggris. Jurnal ini membahas tentang

penjabaran perbedaan jenis kata bantu bilangan dan ciri-ciri kata bantu bilangan.

Miao Tao, jurnal (2010): Pengajaran kata bantu bilangan bahasa Mandarin

terhadap bahasa lain. Jurnal ini membahas tentang penggunaan kata bantu bilangan

bahasa China dan perbedaan kata bantu bilangan terhadap dua bahasa dengan

(17)

2.2 Konsep

Konsep menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:588) adalah gambaran

mental dari suatu objek, proses ataupun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh

akal budi untuk memahami hal-hal lain.

2.2.1 Pengertian Analisis Kontrastif

Analisis Kontrastif sering dipersamakan dengan istilah Linguistik Kontrastif

(Hamied,1987). Pranomo (1996:42) menyatakan bahwa, “ Linguistik Kontrastif

adalah suatu cabang ilmu bahasa yang tugasnya membandingkan secara sinkronis dua

bahasa sedemikian rupa sehingga kemiripan dan perbedaan kedua bahasa itu bisa

dilihat”. Hal ini sejalan dengan pengertian Linguistik kontrastif menurut Ridwan

(1998:8) yang menyatakan bahwa , “Linguistik kontrastif adalah suatu metode

penganalisisan linguistik yang berusaha mendeskripsikan, membuktikan, dan

menguraikan perbedaan atau persamaan aspek-aspek kebahasaan dari dua bahasa atau

lebih yang dibandingkan. Bahasa-bahasa yang dibandingkan disebut

bahasa-bersentuhan (“language-in-contact”).

Mengacu pada beberapa pendapat diatas, maka Analisis kontrastif dapat

diartikan sebagai ilmu bahasa yang meneliti perbedaan-perbedaan,

ketidaksamaan-ketidaksamaan dan persamaan-persamaan yang terdapat pada dua bahasa atau lebih

yang dibandingkan.

Parera (1986: 25) mengatakan bahwa: “Linguistik kontrastif membandingkan

dua bahasa yang bersifat sezaman. Ia dapat pula disebut linguistik komparatif

sinkronis. Umpamanya, orang membandingkan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris

demi kepentingan pengajaran bahasa. Sedangkan Linguistik Historis komparatif

membandingkan dua bahasa secara diakronis, dari satu zaman ke zaman. Linguistik

(18)

dan berusaha menemukan sebuah bahasa purba/ proto language yang menurunkan

bahasa-bahasa tersebut. Juga Linguistik Historis komparatif menentukan arah

penyebaran bahasa-bahasa”. Hal ini sejalan dengan pendapat Ridwan (1998:17) yang

mengatakan bahwa,

“Analisis atau Linguistik komparatif mempunyai beda dan persamaan dengan analisis atau linguistik kontrastif. Namun keduanya saling mendukung. Analisis atau linguistik kontrastif akan lebih kuat dan mendalam apabila didukung data yang diperoleh melalui studi komparatif. Analisis komparatif mengacu pada kemiripan(“resemblances”) dan sumber atau asal (“origins”) bahasa tertentu. Sedangkan, analisis kontrastif mengacu pada korespondensi antara aspek-aspek dalam bahasa-bahasa yang dibandingkan. Sifat-sifat keuniversalan kebahasaan diperlukan untuk analisis komparatif maupun kontrastif. Aspek keterkaitan historis diperlukan untuk analisis komparatif tetapi kurang diperlukan untuk analisis kontrastif.”

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis

kontrastif adalah ilmu bahasa yang meneliti perbedaan-perbedaan, ketidaksamaan

dan persamaan yang terdapat pada pola dua bahasa atau lebih yang tidak serumpun.

Sedangkan Linguistik komparatif adalah ilmu bahasa yang meneliti persamaan dan

perbedaan dengan cara membandingkan dua bahasa atau lebih yang serumpun.

Misalnya komparatif bahasa daerah dengan bahasa Indonesia.

2.2.2 Kata

Menurut Guntur (1985: 6) kata adalah bentuk bebas yang paling kecil, yaitu

kesatuan terkecil yang dapat diucapkan secara berdikari . kata ialah satuan bebas

yang paling kecil, atau dengan kata lain, setiap satuan bebas merupakan kata. kata

terdiri dari satu atau beberapa morfem.

Menurut Tarigan (1985: 6) kata adalah bentuk bebas yang paling kecil, yaitu

kesatuan terkecil yang dapat diucapkan secara berdikari . kata ialah satuan bebas

yang paling kecil, atau dengan kata lain, setiap satuan bebas merupakan kata. kata

(19)

Menurut Suparto (2003:21) kata adalah bagian terkecil dari bahasa yang

mempunyai arti dan dapat berdiri sendiri. Kata adalah dasar dari pembentukan

kalimat. Misalnya kalimat“我

d ì d ì

|在

zài

|北

běi

jīng

| 学

xué

x í

| 汉

hàn

” 6 kata

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kata adalah satuan

bebas yang paling kecil yang terdiri dari satu atau beberapa morfem.

2.2.3 Jenis Kata

2.2.3.1 Jenis Kata dalam Bahasa Mandarin

Menurut Xin (2005: iv-v) pembagian kata terdiri dari sepuluh jenis kata,

yaitu:

(1) Kata Benda

Kata benda adalah kata yang menyatakan orang, benda, waktu, dan tempat.

(2) Kata Bilangan dan Kata Bantu Bilangan

Kata bilangan adalah kata yang menyatakan angka-angka. Kata bantu

bilangan adalah kata yang menyatakan satuan kegiatan atau benda. Kata bantu

bilangan bahasa Mandarin seringkali digunakan bersama-sama.

(3) Kata Kerja

Kata kerja adalah menyatakan tindakan, tingkah laku atau perubahan dari

tindakan yang dilakukan orang atau benda.

(4) Kata Sifat

Kata sifat adalah kata yang mendeskripsikan bentuk, kualitas, gerakan,

tingkah laku, perubahan suatu benda atau orang.

(20)

Kata keterangan adalah kata yang menyatakan tindakan, tingkah laku,

perubahan waktu, lingkup, kualitas dan keadaan.

(6) Kata Ganti

Kata ganti adalah kata yang mewakili/ menggantikan kata benda, kata kerja,

kata sifat, dan lain-lain.

(7) Kata Depan

Kata depan adalah kata yang diletakkan di depan kata benda, kata ganti atau

frasa, membentuk frasa kata depan, yang bersama-sama menyatakan arah,

obyek, waktu, tempat, dan lain-lain suatu perubahan/ tindakan.

(8) Kata Sambung

Kata sambung adalah kata semu yang menyambungkan kata, frasa, atau

klausa.

(9) Kata Bantu

Kata bantu adalah kata yang ditambahkan pada kata, frasa, atau kalimat,

menyatakan makna tambahan. Tidak dapat digunakan sendiri, biasanya dibaca

nada ringan.

(10) Kata Seru dan Kata Peniru Bunyi

Kata seru adalah kata yang menyatakan bunyi suatu seruan, teriakan, atau

respon terhadap sesuatu. Kata peniru bunyi merupakan kata yang menirukan

(21)

2.2.3.2 Jenis Kata dalam Bahasa Indonesia

Menurut Chaer (2006: 86) pembagian jenis kata dibedakan atas lima belas

macam, yaitu :

(1) Kata Benda

Kata benda adalah kata-kata yang diikuti dengan frase yang… atau yang

sangat

(2) Kata Ganti

Kata ganti kata benda yang menyatakan orang sering kali diganti

kedudukannya di dalam petuturan dengan sejenis kata yang lazim.

(3) Kata Kerja

Kata kerja adalah kata-kata yang diikuti oleh frase dengan…, baik yang

menyatakan alat, yang menyatakan keadaan, maupun yang menyatakan

penyerta.

(4) Kata Sifat

Kata sifat adalah kata-kata yang diikuti dengan kata keterangan sekali serta

dapat dibentuk menjadi kata ulang berimbuhan gabung SE-NYA.

(5) Kata Sapaan

Kata sapaan adalah kata-kata yang digunakan untuk menyapa, menegur, atau

menyebut orang kedua, atau orang yang diajak bicara.

(6) Kata Penunjuk

Kata penunjuk adalah kata-kata yang digunakan untuk menunjuk benda. Ada

(22)

(7) Kata Bilangan

Kata bilangan adalah kata-kata yang menyatakan jumlah, nomor, urutan, atau

himpunan. Kata bilangan terdiri dari:

a. Kata Bilangan Utama

b. Kata Bilangan Tingkat

c. Kata Bantu Bilangan

(8) Kata Penyangkal

Kata penyangkal adalah kata-kata yang digunakan untuk menyangkal atau

mengingkari terjadinya suatu peristiwa atau adanya suatu hal.

(9) Kata Depan

Kata depan adalah kata-kata yang digunakan di muka kata depan untuk

merangkaikan kata benda itu dengan bagian kalimat lain.

(10)Kata Penghubung

Kata penghubung adalah kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan

kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat.

(11) Kata Keterangan

Kata keterangan adalah kata-kata yang digunakan untuk member penjelasan

pada kalimat atau bagian kalimat lain, yang sifatnya tidak menerangkan

keadaan atau sifat.

(12)Kata Tanya

Kata tanya adalah kata-kata yang digunakan sebagai pembantu di dalam

(23)

(13)Kata Seru

Kata seru adalah kata-kata yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan

batin, misalnya karena kaget, terharu, kagum, marah atau sedih.

(14)Kata Sandang

Kata sandang adalah kata-kata yang berfungsi menjadi penentu.

(15)Kata Partikel

Kata partikel adalah morfem-morfem yang digunakan untuk menegaskan.

2.2.4 Kata Bantu Bilangan

2.2.4.1 Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin

Pengertian kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin menurut beberapa

pendapat para ahli:

1. Suparto (2003:73) mengatakan bahwa, “kata bantu bilangan bahasa Mandarin

adalah kata yang menyatakan satuan atau unit dari orang atau benda”

2. Xin (2005: 21) mengatakan bahwa, “kata bantu bilangan menyatakan unit

suatu kegiatan atau benda”

3. Menurut 段玉贞 (2002:61) mengatakan bahwa, “ 量

liàng 词 c í

是 shì

表 biǎo

示 shì

人 rén

、 事 shì

物 w ù

动 平òng

作 zuò

单 平ān

位 wèi

的 平 年

词 c í

” maksudnya bahwa, kata bantu bilangan adalah

(24)

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kata bantu bilangan

dalam bilangan dalam bahasa Mandarin adalah kata yang menyatakan satuan atau

unit dari suatu orang, benda dan kegiatan.

2.2.4.2 Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Indonesia

Pengertian kata bantu bilangan dalam bahasa Indonesia menurut beberapa

pendapat para ahli:

1. Chaer (2006: 116) mengatakan bahwa ,“kata bantu bilangan adalah kata-kata

yang digunakan sebagai tanda pengenal benda dan digunakan dibelakang kata

bilangan dalam menyebutkan jumlah suatu benda .”

2. Alieva (1991: 224) mengatakan bahwa, “kata bantu bilangan , yaitu nomina

yang menghubungkan numeralia dengan nomina yang menyatakan pengertian

benda yang dapat dihitung”.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kata bantu bilangan

dalam bahasa Indonesia adalah kata-kata yang menghubungkan kata bilangan dan

nomina yang digunakan sebagai tanda pengenal benda atau menyebutkan jumlah

(25)

2.3 Landasan Teori

Teori yang akan menjadi landasan dalam menganalisis rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah teori Analisis Kontrastif

Analisis kontastif mencoba menjembatani kesulitan proses menguasai bahasa

kedua dengan mengontraskan kedua sistem bahasa tersebut untuk meramalkan

kesulitan-kesulitan yang terjadi.

Kajian kebahasaan hasil analisis kontrastif ini, terutama pada temuannya

tentang adanya perbedaan antara bahasa pertama dan bahasa kedua selanjutnya akan

dipergunakan untuk menentukan prioritas siswa dalam belajar bahasa kedua. Analisis

kontrastif biasanya menunjukkan tingkat kesukaran yang akan dihadapi oleh siswa

bahasa, sehingga mempermudah guru dalam menentukan urutan proses belajar

bahasa kedua.

Umumnya proses siswa belajar bahasa kedua yang dikembangkan

berdasarkan analisis kontrastif tidak memperhitungkan bahasa pertama siswa, karena

hal ini amat berpengaruh terhadap metode dan teknik pembelajaran maupun teknik

pemerolehan bahasa kedua. Dengan demikian proses belajar hanya dipusatkan pada

bahasa kedua sebagai sasaran pembelajaran . Dengan cara itu diharapkan siswa

bahasa dapat segera menguasai bahasa keduanya dengan cepat, dan kemudian

menjadi dwibahasawan.

Fries (dalam Nurhadi 1995: 68) menjelaskan kesalahan yang seseorang

lakukan dalam mengungkapkan kalimat bahasa kedua akibat pengaruh kontruksi

kalimat bahasa pertamanya disebabkan oleh adanya perbedaan antara bahasa pertama

dan bahasa kedua. Sedangkan kemudahan dalam belajarnya disebabkan oleh adanya

(26)

Selanjutnya, Fries (dalam Pranowo 1996:46) mengatakan bahwa, bahasa

pengajaran yang paling efektif untuk menguasai bahasa ke dua adalah materi yang

didasarkan pada suatu deskripsi ilmiah dan sistematis dari bahasa yang akan

dipelajari, yang kemudian dikontraskan dengan deskripsi paralel dari bahasa ibu

pembelajar. Beliau kemudian memaparkan langkah-langkah yang harus dilakukan

agar tujuan belajar bahasa kedua berhasil secara maksimal sebagai berikut:

a. menetapkan materi yang terpilih

b. mengadakan analisis ilmiah pada materi bahasa yang sudah terpilih untuk

mendapatkan hasil yang signifikan tentang struktur dan sistem kedua

bunyi bahasa, dan

c. mengadakan perbandingan antara bahasa kedua dengan bahasa ibu

pembelajar. Dengan cara demikian menurut Fries dipandang bahwa

pembelajar bahasa akan lebih ekonomis dan efisien.

Begitu pun seperti yang dinyatakan Lee ( dalam Pranowo 1996: 44-45) yang

mengajukan asumsi bahwa analisis kontrastif hendaknya dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. deskripsi kedua bahasa yang akan dikontraskan

2. seleksi unsur-unsur persamaan dan perbedaan kedua bahasa

3. mengontraskan perbedaan sistem kedua bahasa, dan

(27)

BAB III

Metode Penelitian

3.1 Metode Penelitian

Menurut Djajasudarma (1993: 3) Metode penelitian merupakan alat, prosedur

dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan penelitian (dalam mengumpulkan data).

Metode penelitian bahasa berhubungan erat dengan tujuan penelitian bahasa.

Penelitian bahasa bertujuan mengumpulkan dan mengkaji data, serta mempelajari

fenomena-fenomena kebahasaan. Di dalam penelitian bahasa (linguistik) dapat

dilakukan di lapangan atau perpustakaan.

Metode memiliki peran yang sangat penting. Metode merupakan syarat atau

langkah-langkah yang dilakukan dalam sebuah penelitian. Hal ini sangat penting agar

tujuan yang diharapkan dapat tercapai, maka metode penulisan yang digunakan

adalah metode deskriptif yaitu mendeskripsikan persamaan dan perbedaan kata bantu

bilangan yang terdapat antara bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia. Menurut

Moleong (2006: 11) Data dalam metode deskriptif yang dikumpulkan adalah berupa

kata – kata, gambar dan bukan angka – angka. Dengan demikian, laporan penelitian

akan berisi kutipan – kutipan kata untuk memberi gambaran penyajian laporan

tersebut.

3.2 Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian untuk mendapatkan

seluruh data-data yang dibutuhkan dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu dengan

cara: studi kepustakaan (library research) , yaitu pengumpulan data-data dan

informasi yang bersumber dari naskah, catatan, buku-buku kepustakaan yang ada

(28)

yang berbahasa Indonesia maupun yang berbahasa Mandarin. Studi kepustakaan

dilakukan untuk mendapatkan data yang relevan dengan penggarapan masalah dan

untuk mengetahui sejauh mana data yang sudah diperoleh dari peneliti terdahulu.

3.3 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini akan diupayakan untuk memperdalam atau

menginterpretasikan secara spesifik dalam rangka menjawab keseluruhan pertanyaan

penelitian.

Adapun proses yang dilakukan adalah :

1. Mengumpulkan buku-buku yang diharapkan dapat mendukung tulisan ini

kemudian memilih data yang dianggap paling penting dan menyusunnya secara sistematis

2. Mengelompokkan data-data sehingga dapat terlihat kaitannya satu sama lain

3. Menguraikan data-data yang telah ada dengan sebaik-baiknya sehingga data

tersebut dengan jelas memberikan pengertian tentang uraian yang disampaikan

4. Berdasarkan data-data lalu membuat kesimpulan.

Hasil olahan data dan analisis tersebut akan dijadikan sebagai bahan tulisan

yang nantinya dapat ditemukan tema yang akan dirumuskan. Selanjutnya hasil

pengolahan data analisis tersebut disusun secara sistematis dengan teknis deskriptif

kualitatif, sehingga hasilnya dapat dilihat dalam suatu bentuk laporan karya ilmiah

atau skripsi.

3.4 Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, sumber data primer penulis adalah sebagai berikut:

1. Jurnal-jurnal mandarin

a) 王 .英汉量词对比浅析 J .科教文化,200版 04 月

b) 刘 静 静 , 张 常 亮 . 英 汉 量 词 之 比 较 J . 重 庆 文 理 学 院 学 报 社 会

(29)

c) 王 晓 玲 . 汉 英 量 词 之 比 较 J . 南 京 航 空 航 天 大 学 学 报 社 会 科 学

版 ,200所 03 月

2. Tata Bahasa Mandarin itu Mudah karya Suparto, percetakan Puspa Swara, 2003.

3. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia penulis Abdul Chaer, percetakan Rineka

Cipta,2006.

4. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia karya Hasan Alwi, percetakan Balai Pustaka,

2003.

Sumber data sekunder penulis adalah sebagai berikut:

1. Intisari Tata Bahasa Mandarin karya Zhao Yong Xin, percetakan Rekayasa

Sains,2005.

2. Bahasa Indonesia Deskripsi dan Teori karya N.F.Alieva, percetakan Kanisius,

1991.

(30)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin

Kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin menurut jenis dan ciri-cirinya,

adalah sebagai berikut:

4.1.1 Jenis Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin

Xin (2005: 21) mengatakan bahwa, “kata bantu bilangan menyatakan unit

suatu kegiatan atau benda”. Menurut definisi tersebut, maka ada 2 macam jenis kata

bantu bilangan dalam bahasa Mandarin, yaitu: kata benda-kata bantu bilangan dan

kata kerja-kata bantu bilangan .

a. Kata benda-kata bantu bilangan

Menurut Xin (2005: 21) kata benda-kata bantu bilangan adalah kata yang

menyatakan jumlah benda. Adapun contohnya adalah sebagai berikut:

1. zhī : dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sebelah (untuk salah

satu benda yang sepasang), sebuah, dan seekor.

Untuk menyatakan salah satu benda yang sepasang, maka zhi dapat diartikan

menjadi sebelah.

Contoh: 一

y i zhi

shou

y i zhi

yan

jing

(31)

Untuk menyatakan binatang yang berukuran sedang, maka zhi dapat diartikan

menjadi seekor.

Contoh: 一

y i zhi

y a

y i zhi

gou

seekor bebek seekor anjing

zhi

digunakan pada jam tangan 手 表

shǒubiǎo

dan kapal kecil 小

xiǎo

chuán

,

maka zhi dapat diartikan menjadi sebuah.

Contoh: 一

y i zhi

shou

biao

y i zhi

xiao

chuan

sebuah jam tangan sebuah kapal kecil

2. 条

tiáo

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sebatang (untuk benda

yang panjang, berliku, lentur atau elastis), seekor, seutas, dan sebuah.

Untuk menyatakan benda seperti sungai, maka 条

tiao

dapat diartikan menjadi

sebatang.

Contoh: 一

y i

tiao

h e

sebatang sungai

Untuk menyatakan ular dan ikan , maka 条

tiao

dapat diartikan menjadi seekor

Contoh: 一

(32)

seekor ikan seekor ular

Untuk menyatakan benda seperti tali, maka 条

tiao

dapat diartikan menjadi

seutas.

Contoh: 一

y i

tiao

sheng

seutas tali

Untuk menyatakan berita atau kabar, maka 条

tiao

dapat diartikan menjadi

sebuah.

Contoh: 一

y i 条 tiao 新 xin 闻 wen 一 y i 条 tiao 消 xiao 息 x i

sebuah berita sebuah kabar

3. 本

běn

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sebuah.

ben

digunakan pada buku 书

shū

, majalah 杂

z á

zhì

Contoh: 一

y i 本 ben 杂 z a 志 zhi 一 y i 本 ben 书 shu

sebuah majalah sebuah buku

4. 把

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sebuah, segengam.

Untuk menyatakan benda yang memiliki gagang, maka 把

b a

dapat diartikan

menjadi sebuah.

Contoh: 一

(33)

sebuah pisau sebuah payung

Untuk menyatakan benda yang dapat dicekram dengan sebuah tangan, maka

b a

dapat diartikan menjadi segengam.

Contoh: 一

y i 把 b a 沙 sha 一 y i 把 b a 花 hua 生 sheng

segengam pasir segengam kacang

5. 根

gēn

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sebatang (untuk benda

panjang yang keras), seutas, sebuah.根

gen

digunakan pada benda yang panjang

dan halus:

Contoh: 一

y i 根 gen 蜡 l a 烛 zhu 一 y i 根 gen 铁 tie 丝 s i

sebatang lilin sebuah kawat besi

6. 匹

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi seekor, gulungan.

p i

digunakan pada gulungan kain sutra 绸 缎

chóuduàn

atau kain 布

b ù

Contoh: 一

y i 匹 p i 绸 chou 缎 duan 一 y i 匹 p i 布 b u

satu gulung kain sutra satu gulung kain

p i

hanya digunakan pada kuda 马

, dan keledai 驴

, maka 匹

p i

dapat

diartikan menjadi seekor

Contoh: 一

(34)

seekor kuda seekor keledai

7. 套

tào

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sebuah, satu set.

Untuk menyatakan ide, peraturan, maka 套

tao

dapat diartikan menjadi sebuah.

Contoh: 一

y i 套 tao 办 ban 法 f a 一 y i 套 tao 制 zhi 度 d u

sebuah ide sebuah peraturan

Untuk menyatakan baju atas bawah, perabot rumah tangga dalam set, maka 套

tao

dapat diartikan menjadi satu set.

Contoh: 一

y i 套 tao 衣 y i 服 f u 一 y i 套 tao 家 jia

satu set baju satu set perabot

8. 双

shuāng

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sepasang. Namun,

shuang

hanya digunakan pada benda yang berpasang dan tidak untuk orang:

Contoh: 一

y i 双 shuang 手 shou 一 y i 双 shuang 鞋 xie 子 z i

sepasang tangan sepasang sepatu

9. 对

duì

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sepasang. Namun,

dui

hanya digunakan untuk pasangan, dan bukan untuk benda.

Contoh: 一

y i 对 dui 情 qing 侣 lǘ 一 y i 对 dui 新 xin 娘 niang

(35)

10. 群

qún

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sekelompok.

Contoh: 一

y i 群 qun 人 ren sekompok orang

11. 堆

duī

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi timbunan. 堆

dui

dapat

digunakan untuk benda yang konkret ataupun abstrak.

Contoh: 一

y i 堆 dui 垃 l a 圾 j i 一 y i 堆 dui 问 wen 题 t i

timbunan sampah timbunan masalah

12. 排

pái

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sederet. 排

pai

digunakan

pada benda yang berderetan.

Contoh: 一

y i 排 pai 牙 y a 齿 chi 一 y i 排 pai 房 fang 屋 wu 一 y i 排 pai 树 shu

sederet gigi sederet bagunan sederet pohon

13. 尺

chǐ

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi 1/3 meter

Contoh: 三

san

chi

Satu meter

san

=tiga 尺

chi

=1/3 meter

14. cùn: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi inci

Contoh: 一

(36)

satu inci

15. 斤

jīn

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi gram

Contoh: 一

y i 斤 jin 大 d a 米 mi

satu gram beras

16. 两

liǎng

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi ons

Contoh: 二

e r 两 liang dua ons 17.点

diǎn

:Dalam bahasa Indonesia bermakna “sedikit”. Menyatakan jumlah kecil tak

tentu, lebih kecil dibandingkan 些

xiē

. Jumlah yang dinyatakan “一

y ì

diǎn

”pasti

tidak banyak (一

y ì

diǎn

e r

tidak digunakan untuk orang ).

Contoh: 咖

fēi lǐ

qǐng

fàng

diǎn

é r

táng

tarulah sedikit gula didalam kopi.

咖啡

kafei

= kopi

l i

=dalam 放

fang

=taruh 一点儿

y i d i a n r

=sedikit 糖

tang

=gula

18. 些

xiē

: Dalam bahasa Indonesia bermakna “beberapa”. Menyatakan jumlah tak tentu,

sering dirangkaikan dengan 这

zhè

,那

n à

,dan 哪

yang menerangkan kata benda.

Contoh: 这

zhè

xiē

(37)

ini beberapa buku.

beberapa buah buku ini.

19. 笔

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sebuah dan sejumlah.

Pemakaian 笔

b i

berhubungan dengan keuangan.

Contoh: 一

y i 笔 b i 生 sheng 意 y i 一 y i 笔 b i 钱 qian

sebuah bisnis sejumlah uang

20. 杯

bēi

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi cangkir, gelas.

Contoh: 两

liǎng

bēi

shuǐ

dua gelas air

21. 床

chuáng

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sebuah. Pemakaian

chuang

berbubungan dengan ranjang, kasur dan tikar.

Contoh: 一

y i 床 chuang 毯 tan 子 z i 一 y i 床 chuang 席 x i 子 z i

sebuah kasur sebuah tikar

22. 碗

wǎn

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi mangkok.

Contoh: 一

wǎn

zhōu

semangkok bubur

23. 包

bāo

(38)

Conntoh: 两

liǎng

bāo

xiāng

yān

dua bungkus rokok

24. 头

tóu

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi seekor. Pemakaian 头

tou

digunakan untuk menghitung binatang yang besar.

Contoh: 一

y i 头 tou 牛 niu 一 y i 头 tou 象 xiang

seekor sapi seekor gajah

b. Kata Kerja-Kata Bantu Bilangan

Menurut Xin (2005: 21) Kata kerja-kata bantu bilangan adalah kata yang

menyatakan frekuensi suatu kegiatan. Adapun contohnya adalah sebagai berikut:

1.

c ì

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi kali;

c i

digunakan pada

kegiatan (gerakan) yang diulang-ulang.

Contoh: 去

q u

y i c i

pergi sekali

a) 架

j i à c ì

jumlah berapa kali penerbangan pesawat

Contoh: 飞

fei 机 j i 总 zong 共 gong 出 chu 动 dong 十 shib a 架

jia c i

Keseluruhan pesawat terbang lepas landas 8 kali

飞机

f e i j i

= pesawat terbang 总共

zonggong

=seluruh 出 动

chudong

(39)

b a

=8 架

j i a c i

= kali

b) 人

réncì

penjumlahan total orang

Contoh: 参

can 加 jia 人 ren 数 shu 达 d a 到 dao 三 san 千 qian 人

ren c i

Jumlah pendaftar mencapai 3000 orang

参加人

canjiaren

= pendaftar 数

shu

=jumlah 达到

dadao

=mencapai 三 千

sanqian =3000 人 renci =orang c) 班

bāncì

jumlah berapa kali intensitas kendaran

Contoh: 增

zen 加 jia 公 gong 共 gong 汽 q i 车 che 班

ban c i

Menambah jumlah jurusan bus

增加

zenjia

=menambah jumlah 汽车

qiche

=bus 班

banci

=jurusan

2. 场

chǎng

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sebuah. Penggunaan

场 pada proses alam yang terjadi, entertainment atau event olahraga.

Contoh: 一

y i 场 chang 雨 y u 一 y i 场 chang 舞 wu 蹈 dao 一 y i 场 chang 球 qiu 赛 shai 雨 y u

=Hujan sebuah tarian sebuah pertandingan

3. 趟

tàng

: hanya menyatakan perjalanan dari kata kerja.

(40)

pergi sekali (pulang pergi)

4. 阵

zhèn

: Pemakaian 阵

zhen

digunakan untuk menerangkan kejadian atau kegiatan yang

terjadi.

Contoh: 一

y i 阵 zhen 风 feng 一 y i 阵 zhen 掌 chang 声 sheng 风 feng

= angin 掌

zhang

sheng

= tepuk tangan

5. 遍

biàn

: Pemakaian 遍

bian

digunakan pada proses pengulangan dari awal sampai akhir

Contoh: 再

zai 说 shuo 一 y i 遍 bian

Ngomong sekali lagi

zai

= lagi 说

shuo

=ngomong 一

y i

=satu 遍

bian

=kali

6. 顿

dùn

: sama arti dengan pengulangan“

c ì

” kali. Namun dalam jumlah makanan

Contoh: 一

y i 天 tian 我 wozhi 吃 chi 一 y i 顿 dun 饭 fan

Satu hati Cuma makan sekali.

一天

yitian

=sehari

zhi

=cuma 吃饭

chifan

=makan 一

y i

=satu 顿

dun

=kali

7. jiào一

shēng

: suara sekali memanggil

Contoh: jiao 他 t a 一 y i 声 sheng

(41)

8. 踢

jiǎo

: kaki sekali menendang

Contoh: 踢

t i 他 t a 一 y i 脚 jiao

tendang dia sekali

9. 切

qiē

dāo

: pisau sekali memotong

Contoh: 切

qie 一 y i 刀 dao ,使 shi 肉 rou 离 l i 开 kai

Belah sekali, agar daging terbelah

qie

=belah 一

y i

=satu 刀

dao

=pisau 使

shi

=agar 肉

rou

=daging

离开

l i k a i

=terbelah

4.1.2 Ciri-Ciri Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin

Ciri-ciri kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin, sebagai berikut:

1. Kata Bantu Bilangan Tidak Dapat Dihapus atau Melekat pada Kata Bilangan

Kata bantu bilangan tidak dapat dihapus atau dilekat pada kata bilangan. yang

berarti, antara kata bilangan dengan kata benda ataupun kata kerja bantu bilangan

wajib menggunakan kata bantu bilangan sebagai penengah. kecuali pada idiom.

Contoh idiom : 万

wàn

shuǐ

qiān

shān

sān

xīn

二 è r 意 y ì 七 qī 手

shǒubā

jiǎo

(42)

Kata bantu bilangan tidak bisa berdiri- sendiri. Biasanya, kata bantu bilangan

digunakan bersama kata ganti penunjuk atau kata bilangan.

Contoh: a) 这

zhè

běn

shū

hěn

hǎo

。 这

zhe

ini — kata ganti penunjuk)

Buku ini sangat bagus.

zhe

=ini 本

ben

=buah 书

shu

=buku 很

hen 好 hao =sangat bagus b) 那 n à 条 tiáo 鱼 y ú 很

hěn

d à

。 那

n a

itu—kata ganti penunjuk)

Ikan itu sangat besar.

n a

=itu 条

tiao

=ekor 鱼

y u

=ikan 很

hen

d a

=sangat besar

c) 三

sān

zhāng

zhǐ

三 san

tiga—kata bilangan)

Tiga lembar kertas

san

=tiga 张

zhang

=lembar 纸

zhi

=kertas

d) 两

liǎng

c ì

。 两

liang

dua — kata bilangan

Dua kali

liang

=dua 次

c i

=kali

3. Kata Depan yang Sudah Memiliki Sifat Kata Bantu Bilangan

Kata depan yang sudah mempunyai sifat kata bantu bilangan maka

didepannya tidak bisa menggunakan kata bantu bilangan lagi.

Contoh: 一

yīnián

√ 一个

yígènián

(43)

y í

tiān

√ 一个天

yígètiān

× satu hari

一岁

yīs u ì

√ 一个岁

y í g è s u ì

× umur satu tahun

一课

yīk è

√ 一个课

y í g è k è

× satu pelajaran

4. Pola Reduplikasi

Kata bantu bilangan dapat diulang, bentuk ulangnya berfungsi sebagai

keterangan, sering digunakan untuk menerangkan cara suatu tindakan atau yang

memiliki arti “setiap”.

Contoh:

1. AA : 件

jiàn

jiàn

měi

件 jiàn ,个 g è 个 g è 每

měi

g è

2. numerial+ AA: 一

yī 步 b ù 步 b ù 、一 y ì 行 xíng 行 háng 、一 y ì 口

kǒu

kǒu

3. numerial A + numerial A : 三

sān

g è

sān

个 g è 、一 yī 粒 l ì 一 yī 粒 l ì

note : A = penjodoh bilangan

Numerial hanya menggunakan “一” .

Namun, pada point ke 3 numerial A+numerial A dapat menggunakan

“ 一 y i 到 dao 十 shi

” “satu sampe sepuluh” yang memiliki arti dalam menghitung.

seperti: 三

san 张 zhang 三 san 张 zhang .

(44)

Antara kata bilangan dengan kata bantu bilangan dapat disisipi kata sifat. Kata

sifat sisipannya biasanya terdiri dari“大

d à

、 小

xiǎo

、 长

cháng

”dan sebagainya.

Contoh: a) 一

yī 大 d à 群 qún 人 rén 一 y i 群 qun

= sekelompok 大

d a

=besar 人

ren

=orang

b) 一

xiǎo

块 kuài 肉 ròu 一 y i 块 kuai

=sepotong 小

xiao

=kecil 肉

rou

=daging

c) 一

yī 长 cháng 串 chuàn 提 t í 问 wèn 一 y i 串 chuan

=sebuah 长

chang

=panjang 提

t i

wen

=pertanyaan

6. Perubahan Posisi antara Kata Bantu Bilangan dengan Kata Benda

Beberapa kata bantu bilangan tunggal dapat berubah posisi dengan kata benda

dan membentuk sebuah kata benda yang umumnya memiliki arti jamak. dan tidak

dapat disisipi numerial lagi.

Contoh: 一

y ì 群 qún 人 rén ——— 人 rén 群 qún

sekelompok orang kerumunan orang

一 辆 车

yīliàngchē

——— 车

chē

liàng

satu buah mobil kendaraan

一匹马

yīpǐmǎ

——— 马

(45)

一 间 房

yījiānfáng

——— 房

fáng

jiān

sebuah rumah ruangan

一 支 枪

yīzhīqiāng

——— 枪

qiāng

zhī

sebuah senapan senapan

4.2 Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Indonesia

Kata bantu bilangan dalam bahasa Indonesia menurut jenis dan ciri-cirinya,

adalah sebagai berikut:

4.2.1 Jenis Kata Bantu Bilangan

Chaer (2006: 116) mengatakan bahwa ,“kata bantu bilangan adalah kata-kata

yang digunakan sebagai tanda pengenal benda dan digunakan dibelakang kata

bilangan dalam menyebutkan jumlah suatu benda .” Menurut definisi tersebut, maka

jenis kata bantu bilangan dalam bahasa Indonesia, yaitu: kata benda-kata bantu

bilangan. Adapun contohnya adalah sebagai berikut:

1. Orang: untuk manusia.

Contoh: satu orang

2. Ekor: untuk binatang

Contoh: satu ekor kucing

3. Buah: untuk buah-buahan, atau hal lain yang ada diluar golongan manusia dan

binatang. Buah dapat dipakai juga untuk menghitung jumlah cerita; lagu,

dan lain-lain, dan juga untuk pengertian abstrak.

(46)

4. Batang: digunakan untuk benda yang berbentuk panjang bulat maupun persegi.

Contoh: satu batang pohon

5. Lembar:digunakan untuk benda pipih dan lebar.

Contoh: satu lembar kertas

6. Helai: dipergunakan untuk menghitung kertas, daun, baju, kain, benang, rambut

dan lain-lain.

Contoh: satu helai rambut

8. Butir: untuk benda-benda yang bundar kecil bentuknya seperti telur, intan, beras,

dan sebagainya.

Contoh: satu butir telur

9. Biji: untuk barang-barang yang kecil.

Contoh: satu biji padi

10. Pucuk: untuk surat, meriam dan pistol

Contoh: satu pucuk surat

11. Laras: untuk senapan.

Contoh: satu laras senapan

12. Bilah: untuk barang-barang tajam seperti pisau, pedang, keris, dan sebagainya.

Contoh: sebilah pisau

13. Mata: digunakan untuk benda kecil-kecil tajam, seperti kail dan jarum

Contoh: semata jarum

14. Tangkai: untuk menghitung bunga, pena, atau benda lain yang bertangkai

Contoh: setangkai bunga

15. Kuntum: untuk bunga

Contoh: sekuntum bunga

(47)

Contoh: setandan pisang

17. Carik: untuk sobekan-sobekan kertas.

Contoh: secarik kertas

18. Kaki: digunakan untuk payung

Contoh: sekaki payung

19. Bentuk: digunakan untuk cincin

Contoh: sebentuk cincin

20. Pasang: digunakan untuk benda yang berpasangan seperti kaki, sepatu dan mata

Contoh: sepasang kaki

4.2.2 Ciri-Ciri Kata Bantu Bilangan

Ciri-ciri kata bantu bilangan dalam bahasa Indonesia , sebagai berikut:

1. Kata Bilangan yang Mendahului Kata Benda

Numeralia dapat secara langsung mendahului kata-kata sebagai berikut, tanpa

menggunakan kata bantu bilangan:

1) Nomina yang menyatakan ukuran,

misalnya: meter, depa, liter, pikul (k.l. 60 kg), minggu, bulan, tahun,

persalin, keping, hari, malam, kali.

2) Nomina yang bermakna kelompok, kesatuan,

misalnya: golongan, rombongan, pasukan.

3) Nomina orang, buah, biji.

4) Nomina abstrak tipe cara, pendapat, bentuk hal, perkara, peristiwa

2. Penyingkatan Kata Bilangan “se” dan Melekat pada Kata Bantu Bilangan

Numeralia “satu” dapat disingkat menjadi “se” dan dilekatkan dengan kata

bantu bilangan ataupun nomina tertentu menjadi satu morfem, kecuali nomina abstrak

(48)

Contohnya: satu buah —— sebuah

satu ekor —— seekor

satu kuntum —— sekuntum

satu bulan —— sebulan

satu meter —— se-meter

satu orang —— seorang

3. Kata Bantu Bilangan dapat Berangkaian dengan Kata “beberapa”

Kata bantu bilangan berangkaian bukan saja dengan numeralia, tapi juga

dengan kata berapa atau beberapa sebagai pengganti numeralia.

Contohnya : Ada berapa buah meja?

Beberapa ekor kelinci dibelinya kemarin.

4. Pola Reduplikasi

Reduplikasi kata bantu bilangan dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa

pola:

1. berA - A : hanya dipakai pada kata bantu bilangan berpasang-pasang,

berbatang-batang, berlembar-lembar, berhelai-helai, berpintu-pintu, dan

kata bantu bilangan pinjaman lainnya, seperti: berbotol-botol, dan

lain-lain.

2. kata bilangan (kardinal)A- kata bilangan (kardinal)A : sebiji-sebiji ,dua

ekor-dua ekor, tiga lembar-tiga lembar.

3. se A demi se A : selangkah demi selangkah, seorang demi seorang

note: kata bilangan kardinal adalah nama bilangan tunggal dari “satu”

sampai”sembilan”.

Apabila kata bilangan satu maka disingkat menjadi se-, dengan pola seA-seA,

(49)

5. Pergeseran Kata Bantu Bilangan

Dalam bahasa Indonesia masa kini telah terjadi untuk melakukan dua hal,

yakni:

a. Kecenderungan untuk memadatkan jumlah penggolong bahasa Indonesia menjadi

tiga saja, yakni orang, ekor dan buah.

Tampaknya, orang mulai mengelompokkan maujud dunia menjadi tiga

kategori, yakni manusia, binatang, dan yang bukan manusia maupun binatang.

Dengan demikian sering kita temukan penggolong sebuah yang dipakai untuk apa

saja kecuali manusia dan binatang. Perhatikan kalimat berikut.

a) Hari itu saya menulis tiga buah surat.

b) Dua buah kain batik halus dikirimkan kemarin.

c) Tangan kirinya memegang sebuah senapan angin.

b. Kecenderungan untuk meniadakan kata bantu bilangan.

Contohnya:

a) Pak Anton mempunyai dua orang anak.

Pak Anton mempunyai dua anak.

b) Dia baru saja menjual dua ekor sapinya.

Dia baru saja menjual dua sapinya.

c) Hari itu saya menulis tiga buah surat.

Hari itu saya menulis tiga surat.

Pemakaian penggolong yang asli atau penggantinya dengan orang, ekor, dan

(50)

Indonesia yang baku, kecuali jika hal itu menimbulkan perbedaan atau pergesaran

arti.

4.3 Persamaan dan Perbedaan Kata Bantu Bilangan Bahasa Mandarin dan

Bahasa Indonesia

Walaupun bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia berasal dari rumpun yang

berbeda, namun keduanya memiliki persamaan bahwa kedua bahasa ini memiliki kata

bantu bilangan. Namun antara jenis dan ciri-ciri keduanya memiliki persamaan dan

perbedaan. Adapun persamaan dan perbedaannya adalah sebagai berikut:

4.3.1 Persamaan Kata Bantu Bilangan Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia

1. Kata Benda-Kata Bantu Bilangan

Jenis kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia

sama-sama memiliki jenis kata benda-kata bantu bilangan

2. Kata Benda yang Memiliki Sifat Kata Bantu Bilangan

Dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia, kata benda yang sudah

mempunyai sifat kata bantu bilangan maka didepannya tidak menggunakan kata

bantu bilangan lagi.

(1) Nomina waktu

satu minggu 一

zhōu

satu tahun 一

yīnián

satu tahun (umur) 一

suì

(51)

Reduplikasi kata bantu bilangan bahasa Mandarin yang berpola “numerial A+

numerial A” , dalam bahasa Indonesia dapat diartikan dengan pola “ numerial

A-numerial A”. Berikut adalah pembahasannya:

(1) 那

n à 块 kuài 布 b ù 我 wǒ 要 yào 三

sānpíng

fāng

sān p

fāng

d e

jiǎn

itu kain saya mau tiga meter tiga meter dipotong

saya mau kain itu tiga meter-tiga meter dipotong

n a

=itu 块

kuai

=helai 布

b u

= kain 我 要

woyao

=saya mau 三

san

= tiga

方 米

pingfangmi

=meter 剪

jian =potong (2) 一 yī 粒 l ì 一 yī 粒 l ì 得 d é 数 shù

sebiji sebiji dihitung.

sebiji-sebiji dihitung.

y i

l i

= sebiji 得

d e

shu

=hitung

Dari contoh (1) diatas, dapat kita lihat bahwa reduplikasi pola numerial A+

numerial A dalam bahasa Mandarin sama dengan bahasa Indonesia yang reduplikasi

pola numerialA-numerial A. Pada contoh (1) maka bisa kita lihat tiga meter-tiga

meter (

sānpíng

fāng

sānpíng

fāng

)mengandung makna ‘setiap potongan panjangnya

dua meter’. Dan contoh (2) sebiji-sebiji 一

yī 粒 l ì 一 yī 粒 l ì

mengandung makna jumlah

(52)

4.3.2 Perbedaan Kata Bantu Bilangan Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia

1. Kata Kerja-Kata Bantu Bilangan

Kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin terdiri dari kata kerja-kata bantu

bilangan, sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak ada kata kerja-kata bantu

bilangan.

2. Penggunaan Kata Ganti Penunjuk

Kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin biasanya digunakan bersama

kata ganti penunjuk pembatas benda atau numeralia.

Sedangkan dalam kata bantu bilangan bahasa Indonesia tidak digunakan

bersama kata ganti penunjuk penentu atau pembatas benda. Berikut adalah

pembahasannya:

(1) buku ini sangat bagus.

书 shu 这 zhe 很 hen 好 hao X 这 zhe 本 ben 书 shu 很 hen 好 hao √ 这 zhe

= ini 本

ben

=buah 书

shu

=buku 很

hen

hao

=sangat bagus

(2) ikan itu sangat besar.

鱼 y u 那 n a 很 hen 大 d a X 那 n a 条 tiao 鱼 y u 很 hen 大 d a √ 那 n a

=itu 条

tiao

=ekor 鱼

y u

=ikan 很

hen

d a

(53)

Dari contoh (1) diatas, “buku ini” antara kata benda dan kata ganti penunjuk

tidak menggunakan kata bantu bilangan. Sedangkan dalam bahasa Mandarin antara

kata ganti penunjuk dan kata benda menggunakan kata bantu bilangan. Dapat kita

lihat dari “这 zh年 本 b年n 书 shu ” 这 zh年

merupakan kata ganti penunjuk, 本merupakan kata bantu

bilangan,书merupakan kata benda.

Dan begitu juga pada contoh (2) diatas, “ikan itu” antara kata benda dan kata

ganti penunjuk tidak menggunakan kata bantu bilangan. Sedangkan dalam bahasa

Mandarin antara kata ganti penunjuk dan kata benda menggunakan kata bantu

bilangan. Dapat kita lihat dari “那 n a 条 tiao 鱼 y u ” 那 n a

merupakan kata ganti penunjuk, 条

tiao

merupakan kata bantu bilangan,鱼 y u

merupakan kata benda.

3. . Perubahan Posisi antara Kata Bantu Bilangan dengan Kata Benda

Dalam bahasa Mandarin, beberapa kata bantu bilangan tunggal dapat berubah

posisi dengan kata benda dan membentuk sebuah kata benda yang umumnya

memiliki arti jamak. dan tidak dapat disisipi kata bilangan lagi. Sedangkan dalam

bahasa Indonesia, tidak memiliki keunikan seperti ini. Berikut adalah

pembahasannya:

(1) 一

y ì 群 qún 人 rén ——— 人 rén 群 qún 他 tā 站 zhàn 在 zài 人 rén 群 qún 中

zhōng

Dia berdiri diantara kerumunan orang.

t a

=dia 站

zhan

=berdiri 在

zai

=di 人 群

renqun

(54)

zhong

=antara

(2) 一 辆 车

yīliàngchē

——— 车 chē 辆 liàng 在 zài 街

jiēshàng

车 chē 辆 liàng 来 lái 来 lái 往

wǎng

w

Di jalan mobil datang dan pergi.

zai

=di 街

jieshang

=jalan 车

che 辆 liang =mobil 来 lai 来 lai 往 wang 往 wang

=datang dan pergi

(3) 一匹马

yīpǐmǎ

——— 马 mǎ 匹 pǐ 在 zài 这

zhè lǐ

马 mǎ 匹 pǐ 是 shì 主 zhǔ 要 yào 交

jiāo

tōng

gōng j ù

Disini kuda merupakan transportasi utama.

zai

=di 这

zheli

=sini 马匹

p i m a

=kuda 是

shi

= merupakan

主 要

zhuyao

=utama 交 通 工

jiaotonggongju

=transportasi

(4) 一 间 房

yījiānfáng

——— 房

fáng

jiān

你 nǐ 家 jiā 房 fáng 间

jiān

布 b ù 置 zhì 得 d é 怎

zěn

me

yàng

?

ruangan rumah kamu ditata secara bagaimana?

n i

=kamu 家

jia

=rumah 房 间

fangjian

=ruangan 布置

buzhi

=tata

怎 么 样

zenmeyang

(55)

(5) 一 支 枪

yīzhīqiāng

——— 枪

qiāng

zhī

qiāng

zhī

guǎn

hěnyán

g é

Senapan dijaga dengan ketat.

y i

=satu 支

zhi

=buah 枪

qiang

=pistol 管理

guanli

=jaga 很

hen

=sangat

yange

=ketat

Dari contoh kalimat (1), dapat kita lihat bahwa “一

y ì

qún

rén

”menjadi “人

rén

qún

dan

membentuk satu kesatuan kata benda dan memiliki arti kerumunan orang dan tidak

boleh memakai kata bantu bilangan lagi . Demikian juga pada contoh (2), “一 辆 车

yīliàngchē

menjadi “车

chē

liàng

”membentuk satu kesatuan kata benda dan memiliki arti kendaraan.

Dan pada contoh (3), “一匹马

yīpǐmǎ

” menjadi “马

”membentuk satu kesatuan kata benda

dan memiliki arti kuda. Begitu juga pada contoh(5),” 一 支 枪

yīzhīqiāng

” menjadi “ 枪

qiāng

zhī

membentuk satu kesatuan kata benda dan memiliki arti senapan. Namun pada contoh

(4) diatas, “一 间 房

yījiānfáng

” menjadi “房

fáng

jiān

”membentuk satu kesatuan kata benda dan

memiliki arti ruangan, namun pengecualian pada “房

fáng

jiān

” dapat menggunakan kata

bantu bilangan seperti “一 y i 个 g 年 房 fang 间 jian ”.

(56)

Kata bilangan bahasa Mandarin tidak dapat disingkat dan melekat pada kata

bantu bilangan. Sedangkan dalam kata bantu bilangan bahasa Indonesia numeralia

“satu” dapat disingkat menjadi “se” dan dilekatkan dengan kata bantu bilangan

ataupun nomina tertentu menjadi satu morfem, kecuali nomina abstrak tipe cara,

pendapat, betuk, hal, perkara, peristiwa. Berikut adalah pembahasannya:

(1) Dia memberikan satu kuntum bunga sebagai tanda kasih.

Dia memberikan sekuntum bunga sebagai tanda kasih.

他 tā 送 sòng 一 yī 朵 duǒ 花 huā 来 lái 表

biǎo

示 shì 爱 à i 细 x ì 心 xī 他 t a

= dia 送

song

memberi 一

y i

=satu 朵

Referensi

Dokumen terkait

Faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja adalah komitmen organisasi seorang karyawan dalam menjalankan pekerjaan pada suatu instansi atau organisasi mempunyai

Keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model pembelajaran inquiry terbimbing dengan menggunakan macromedia flash

Pada hari ini Senin tanggal 06 Bulan Juni Tahun 2016, Pokja Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur yang dibentuk

Ketika subjek HN memiliki waktu senggang subjek HN lebih memilih untuk bermain bersama teman-teman subjek dan mengikuti kegiatan yang dilakukan organisasi subjek HN,

dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia dididik dan dibina di Sekolah Tinggi Teologi Aletheia Lawang untuk. dipersiapkan menjadi

Sehingga makna Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah adil terhadap sesama yang dijiwai oleh adil terhadap diri sendiri serta adil terhadap Tuhan dan adil terhadap

Ketiga cara deteksi senyawa aktif yaitu metode bioautografi, reaksi kimia dan penyinaran dengan sinar ultraviolet akan memberikan hasil yang optimum apabila ekstrak yang