ANAL
LISIS K
KONTRA
ASTIF K
KATA BA
ANTU B
BILANG
GAN
DAL
LAM BA
AHASA M
MANDA
ARIN DA
AN
BAH
HASA IN
NDONES
SIA
PR
UNIV
汉
C
ROGRAM
FAKUL
VERSIT
汉印量词对
对比分析
析
SKRIIPSI
Disusunn oleh : CHERRY CCERIANTI
0707100001
M STUD
DI SASTR
RA CIN
NA
LTAS ILMU BUD
DAYA
TAS SUM
MATER
RA UTAR
RA
MED
DAN
ANALISIS KONTRASTIF KATA BANTU BILANGAN ANTARA
BAHASA MANDARIN DAN BAHASA INDONESIA
SKRIPSI
Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Cina.
Oleh:
Cherry Cerianti 070710001
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Nur Cahaya Bangun, M. Si Wu Qiao Ping, M. A NIP: 19600711 198903 23 001
Universitas Sumatera Utara
Fakultas Ilmu Budaya
Program Studi S-1 Sastra Cina
PENGESAHAN Diterima oleh:
Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Cina
Pada : Pukul 8.30 – 11.30 wib Tanggal : 13 Juni 2011
Hari : Senin
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Dekan
Dr. H. Syahron Lubis, M.A NIP: 196201161987031003
Panitia Ujian
No Tanda Tangan
1. Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A ( )
2. Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si ( )
3. Wu Qiao Ping, M. A ( )
ABSTRACT
The title of this thesis is “ANALISIS KONTRASTIF KATA BANTU BILANGAN DALAM BAHASA MANDARIN DAN BAHASA INDONESIA”. This thesis is analyzing the similarities and differences of measure word in Chinese and Indonesian. The purpose of this research is to find the similarities and differences of measure word in Chinese and Indonesian, to easy the students in learning language. The methodology used in this paper is descriptive method. The writer use Contrastive Analysis as a theory to analyze the similarities and differences of measure words between the both languages.The result found that there are three similarities of measure word in Chinese and Indonesian, such as measure word in Chinese is usually noun-measure word, as well as in Indonesian. Measure words in both languages have the same pattern reduplication “numeral A-numeral A”. Measure word in both languages that has noun in measure word; don’t have to use measure word again. And there are eight kinds of differences of measure word found in Chinese and Indonesian. Verb-measure word. Numeral “satu” can be abridged to “se” and combine with measure word. Measure word in Chinese is compulsory to use. Comparison between 些 and beberapa. Chinese measure word usually use with pronoun bookmark. The different pattern of reduplication “AA”, “numeral AA” in Chinese and “seA demi seA”, “ber A-A” in Indonesian. Insert the adjective between numeral and measure word. In Chinese there are some nouns that can go before measure word and have a plural nouns meaning.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah dan kesempatan yang telah diberikan oleh-Nya kepada penulis mulai dari masa perkuliahan sampai dengan tahap penyelesaian tugas akhir di Fakultas Ilmu Budaya Departemen Sastra Cina Universitas Sumatera Utara.
Tugas Akhir ini diberi judul “Analisis Kontrastif Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia”. Hal pertama yang membuat penulis ingin mengangkat tentang topik ini adalah dikarenakan banyak murid Indonesia yang menemukan kesulitan dalam belajar kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin, yang menyebabkan penggunaan yang salah ataupun penerjemahan kata yang tak tepat. Selain itu, penulis juga berkeinginan besar untuk lebih mengerti mengenai perbedaan ataupun persamaan yang terdapat antara kata bantu bilangan bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia.
Sungguh suatu hal yang luar biasa dimana akhirnya tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktu yang diharapkan. Tugas akhir adalah merupakan salah satu unsur yang sangat penting sebagai pemenuhan nilai-nilai tugas dalam mencapai gelar Sarjana Humaniora dari Fakultas Sastra Departemen Sastra China di universitas ataupun perguruan tinggi manapun di seluruh Nusantara, termasuk pula di Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis tidak lupa ingin menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
2. Dr. T.Thyrhaya Zein, M.A. selaku Ketua Departemen Sastra China dan dengan selalu member petunjuk kepada penulis semasa perkuliahan.
3. Drs. Nur Cahaya Bangun, M.Si selaku Dosen Pembimbing I atas bimbingan, nasehat dan waktu yang diberikan untuk penulis mulai dari masa perkuliahan sampai saat ini. 4. Wu Qiao Ping, M.A. selaku Dosen Pembimbing II, atas bimbingan, nasehat dan
waktu yang diberikan untuk penulis mulai dari masa perkuliahan sampai saat ini. 5. Liu Jin Feng, M.A. yang selalu dengan sabar dan rendah hati dalam membimbing
penulis serta memberikan arahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Bapak / Ibu Dosen Fakultas Ilmu Budaya Departemen Program Studi Sastra Cina
Universitas Sumatera Utara, tanpa bisa penulis sebut lagi satu per satu, dengan segala kerendahan hati dan tidak mengurangi rasa hormat bagi beliau-beliau, atas jasa-jasanya dalam mengasuh dan memberikan ilmu dan bimbingan serta nasehat yang sangat berarti kepada penulis mulai dari semester I sampai dengan sekarang ini. 7. Kedua orang tua penulis, yang sangat penulis cintai dan sayangi, serta juga kepada
abang dan adik yang penulis sayangi.
8. Teman-teman yang memberikan dukungan, doa, saran dan idenya
9. Dan segenap pihak yang belum penulis sebut di sini atas jasa-jasanya dalam mendukung dan membantu penulis dari segi apapun, sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.
Selain itu, penulis sebelum dan sesudahnya juga memohonkan maaf atas segala kesilapan-kesilapan dan mungkin kesalahan atas perbuatan maupun ucapan yang telah penulis lakukan. Seperti kata pepatah “Tiada Gading yang Tak Retak”, begitu pula penulis yang hanyalah manusia biasa yang tentunya tidak akan luput dari kesilapan dan kesalahan.
Untuk itu, penulis dengan tangan terbuka akan menerima segala masukan maupun saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, atas segala perhatian yang telah diberikan untuk hasil karya penulis ini, sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih. Semoga karya ini sedikit banyak juga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 30 Juni 2011
Hormat Penulis,
CHERRY CERIANTI
DAFTAR ISI
ABSTRAK………...………..i
KATA PENGANTAR………...………..ii
DAFTAR ISI………v
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………..……….……..………1
1.2 Rumusan Masalah………..…………...……..………...……..4
1.3 Tujuan Penelitian………..…...………4
1.4 Manfaat Penelitian………...…....…..………..4
1.5 Pembatasan Masalah………..…………...…….………...5
BAB II. KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka………...………...6
2.2 Konsep……….………7
2.2.1 Analisis Kontrastif………...………..………7
2.2.2 Kata………...………….8
2.2.3 Jenis Kata……….………..9
2.2.3.1 Jenis Kata dalam Bahasa Mandarin……….………….………9
2.2.3.2 Jenis Kata dalam Bahasa Indonesia………...……..11
2.2.4 Kata Bantu Bilangan………..……….13
2.2.4.1 Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin……….……..……13
2.2.4.2 Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Indonesia……….…………14
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian………..………17
3.2 Teknik Pengumpulan Data……….……….………..17
3.3 Teknik Analisis Data………...………..18
3.4 Data dan Sumber Data………...…………18
BAB IV. PEMBAHASAN 4.1 Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin………..…………20
4.1.1 Jenis-Jenis Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin ……….20
4.1.2 Ciri-Ciri Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin……….…31
4.2 Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Indonesia ………35
4.2.1 Jenis-Jenis Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Indonesia………..…35
4.2.2 Ciri-Ciri Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Indonesia………..…37
4.3 Persamaan dan Perbedaan Kata Bantu Bilangan Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia………...40
4.3.1Persamaan Kata Bantu Bilangan Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia..40
4.3.2 Perbedaan Kata Bantu Bilangan Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia..42
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………55
5.2 Saran……….……….57
ABSTRACT
The title of this thesis is “ANALISIS KONTRASTIF KATA BANTU BILANGAN DALAM BAHASA MANDARIN DAN BAHASA INDONESIA”. This thesis is analyzing the similarities and differences of measure word in Chinese and Indonesian. The purpose of this research is to find the similarities and differences of measure word in Chinese and Indonesian, to easy the students in learning language. The methodology used in this paper is descriptive method. The writer use Contrastive Analysis as a theory to analyze the similarities and differences of measure words between the both languages.The result found that there are three similarities of measure word in Chinese and Indonesian, such as measure word in Chinese is usually noun-measure word, as well as in Indonesian. Measure words in both languages have the same pattern reduplication “numeral A-numeral A”. Measure word in both languages that has noun in measure word; don’t have to use measure word again. And there are eight kinds of differences of measure word found in Chinese and Indonesian. Verb-measure word. Numeral “satu” can be abridged to “se” and combine with measure word. Measure word in Chinese is compulsory to use. Comparison between 些 and beberapa. Chinese measure word usually use with pronoun bookmark. The different pattern of reduplication “AA”, “numeral AA” in Chinese and “seA demi seA”, “ber A-A” in Indonesian. Insert the adjective between numeral and measure word. In Chinese there are some nouns that can go before measure word and have a plural nouns meaning.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa lambang
bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Daniel, 1986: 34).
Mengingat betapa pentingnya peranan bahasa baik sebagai sarana komunikasi,
sarana integrasi dan adaptasi, maupun yang paling penting adalah sebagai sarana
untuk memahami orang lain, maka banyak orang yang mempelajari bahasa dari
negara-negara lain atau yang sering disebut sebagai bahasa asing. Bahasa yang
biasanya ingin dipelajari oleh seseorang adalah bahasa dari negara maju ataupun
negara yang mempunyai pengaruh dalam dunia internasional, salah satunya Negara
Cina dengan bahasa Mandarinnya.
Perkembangan perekonomian Cina yang cepat dan mengglobal membuat
banyak negara-negara lain sadar akan pentingnya belajar bahasa Mandarin sebagai
dasar berkomunikasi. Di Indonesia bahasa Mandarin berkembang pesat. Di
mana-mana orang bicara bahasa Mandarin. Tempat-tempat kursus didirikan di banyak kota
besar di Indonesia. Tidak lama kemudian banyak Universitas mendirikan jurusan
bahasa Mandarin, seperti Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Budaya Jurusan
Sastra Cina dan bahkan sekolah-sekolah menengah juga memasukkan bahasa
Mandarin dalam kurikulum mereka.
Bahasa Mandarin adalah bagian dari rumpun bahasa Sino-Tibet. Bahasa
jutaan manusia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dengan berbagai bahasa yang
cukup jauh perbedaannya. Bahasa tertulis Mandarin menggunakan aksara.
Karya tulis ini akan menganalisis perbedaan kata bantu bilangan antara
Bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia. Oleh karena,Bahasa Mandarin dan Bahsa
Indonesia berasal dari rumpun bahasa yang berbeda, maka analisis yang digunakan
adalah Analisis Kontrastif. Sesuai degan yang dikatakan Guntur (1987: 226) sebagai
berikut,”... Linguistik Kontrastif (Contrastive Linguistics) adalah ilmu bahasa yang
meneliti perbedaan-perbedaan, ketidaksamaan yang terdapat pada dua bahasa atau
lebih.”
Dengan demikian, perbedaan dan persamaan dari dua bahasa tersebut, baik
dalam tatabahasanya maupun aspek-aspek lain diharapkan dapat menjadi
pembelajaran bagi orang-orang yang ingin mempelajari bahasa Mandarin.
Pengucapan bahasa Mandarin yang unik, tata bahasa yang berbeda maupun
tulisan yang berbeda dengan bahasa Indonesia, membuat bahasa Mandarin menjadi
bahasa yang termasuk rumit untuk dipelajari. Kata bantu bilangan bahasa Mandarin
yang menjadi bagian dari tata bahasa merupakan salah satu hal yang cukup sulit
untuk dipelajari dan dipahami. Berikut adalah hal-hal yang menyebabkan terjadinya
kesulitan-kesulitan tersebut, yaitu:
Pertama, kata bantu bilangan bahasa Mandarin terdiri dari kata benda-kata
bantu bilangan dan kata kerja- kata bantu bilangan. Sedangkan kata bantu bilangan
dalam bahasa Indonesia hanya berupa kata benda-kata bantu bilangan.
Kedua, penggunaan kata bilangan dalam bahasa Mandarin tidak
menggunakan penyingkatan, sedangkan dalam bahasa Indonesia, kata bilangan “satu”
dapat disingkat menjadi “se” dan dilekatkan pada kata bantu bilangan sehingga
Ketiga, penggunaan kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin harus
digunakan pada kata bilangan atau kata ganti penunjuk. Berbeda dengan bahasa
Indonesia secara lisan, kata bantu bilangan dapat ditiadakan atau tidak disebut.
Namun, dalam penulisan harus tetap tertulis. Ironisnya, kini kecenderungan untuk
meniadakan kata bantu bilangan sering dilakukan.
Keempat, kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin tidak dapat berdiri
sendiri, oleh karena itu biasanya kata bantu bilangan digunakan secara bersamaan
dengan kata ganti penunjuk ataupun kata bilangan. Dalam bahasa Indonesia, kata
bantu bilangan tidak digunakan bersamaan dengan kata ganti penunjuk.
Kelima, kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin bisa diulang
(reduplikasi), begitu juga dengan kata bantu bilangan dalam bahasa Indonesia, namun
pola reduplikasi antara bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia , berbeda.
Keenam, dalam bahasa Mandarin, antara kata bilangan dan kata bantu
bilangan dapat disisipi kata sifat, sedangkan dalam bahasa Indonesia kata bilangan
dan kata bantu bilangan tidak dapat dipisahkan.
Ketujuh, dalam bahasa Mandarin, ada beberapa kata benda yang
penggunaannya dapat mendahului kata bantu bilangan dengan membentuk satu
kesatuan yang memiliki arti jamak. Sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak
memiliki ciri fungsi seperti ini.
Dengan demikian, perbedaan dan persamaan kata bantu bilangan antara kedua
bahasa tersebut menjadi penting untuk dipahami dan dipelajari dengan baik sebagai
pembelajar yang mempelajari bahasa Mandarin sebagai bahasa asing, akan lebih
mudah.
Perbedaan kata bantu bilangan antara kedua bahasa tersebut merupakan suatu
penulis tertarik untuk meneliti perbedaan dan persamaan antara kata bantu bilangan
dalam kedua bahasa tersebut, sehingga mengangkat judul penelitian :
“ Analisis Kontrastif Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin dan
Bahasa Indonesia.”
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan pada
pendahuluan di atas, masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana persamaan kata bantu bilangan bahasa Mandarin dan Bahasa
Indonesia?
2. Bagaimana perbedaan kata bantu bilangan bahasa Mandarin dan bahasa
Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan analisis ini adalah sbb:
1. Untuk mengetahui persamaan kata bantu bilangan bahasa Mandarin dan
Bahasa Indonesia.
2. Untuk mengetahui perbedaan kata bantu bilangan bahasa Mandarin dan
bahasa Indonesia.
1.4Manfaat Penelitian
• Setelah mengetahui persamaan dan perbedaan antara kata bantu bilangan bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia, khususnya oleh
pengguna kata bantu bilangan, maka diharapkan para pelajar bahasa
asing (Mandarin) akan lebih mudah
• Dapat menambah pengetahuan dalam bidang linguistik bahasa
Mandarin dan bahasa Indonesia.
1.4.2 Secara Praktis
• Memberikan sumbangan pemikiran sebagai referensi untuk
mengembangkan penulisan yang lebih mendalam di masa yang akan
datang.
• Dapat membantu dalam pengajaran bahasa Indonesia untuk orang
China, atau pengajaran bahasa Mandarin untuk orang Indonesia
1.5 Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian penjelasan diatas,maka ruang lingkup yang akan dibahas
dalam tugas akhir yang berjudul: “Analisis Kontrastif Kata Bantu Bilangan dalam
Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia” adalah sebagai berikut:
1. Memaparkan persamaan dan perbedaan jenis kata bantu bilangan dalam
bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia.
2. Memaparkan persamaan dan perbedaan ciri-ciri kata bantu bilangan dalam
bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia.
3. Jenis dan Ciri-ciri kata bantu bilangan tersebut akan dilihat persamaan dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Wang Xiao Ling, jurnal (2001) :Perbandingan kata bantu bilangan dalam
bahasa Mandarin dan bahasa Inggris. Jurnal ini membahas tentang pengontrasan
jenis-jenis kata bantu bilangan dan ciri-ciri kata bantu bilangan
Liu Jing Jing, Zhang Chang Liang, jurnal (2007) : Perbandingan kata bantu
bilangan antara bahasa Mandarin dan bahasa Inggris. Jurnal ini membahas tentang
penjabaran perbedaan jenis kata bantu bilangan dan ciri-ciri kata bantu bilangan.
Miao Tao, jurnal (2010): Pengajaran kata bantu bilangan bahasa Mandarin
terhadap bahasa lain. Jurnal ini membahas tentang penggunaan kata bantu bilangan
bahasa China dan perbedaan kata bantu bilangan terhadap dua bahasa dengan
2.2 Konsep
Konsep menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:588) adalah gambaran
mental dari suatu objek, proses ataupun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh
akal budi untuk memahami hal-hal lain.
2.2.1 Pengertian Analisis Kontrastif
Analisis Kontrastif sering dipersamakan dengan istilah Linguistik Kontrastif
(Hamied,1987). Pranomo (1996:42) menyatakan bahwa, “ Linguistik Kontrastif
adalah suatu cabang ilmu bahasa yang tugasnya membandingkan secara sinkronis dua
bahasa sedemikian rupa sehingga kemiripan dan perbedaan kedua bahasa itu bisa
dilihat”. Hal ini sejalan dengan pengertian Linguistik kontrastif menurut Ridwan
(1998:8) yang menyatakan bahwa , “Linguistik kontrastif adalah suatu metode
penganalisisan linguistik yang berusaha mendeskripsikan, membuktikan, dan
menguraikan perbedaan atau persamaan aspek-aspek kebahasaan dari dua bahasa atau
lebih yang dibandingkan. Bahasa-bahasa yang dibandingkan disebut
bahasa-bersentuhan (“language-in-contact”).
Mengacu pada beberapa pendapat diatas, maka Analisis kontrastif dapat
diartikan sebagai ilmu bahasa yang meneliti perbedaan-perbedaan,
ketidaksamaan-ketidaksamaan dan persamaan-persamaan yang terdapat pada dua bahasa atau lebih
yang dibandingkan.
Parera (1986: 25) mengatakan bahwa: “Linguistik kontrastif membandingkan
dua bahasa yang bersifat sezaman. Ia dapat pula disebut linguistik komparatif
sinkronis. Umpamanya, orang membandingkan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
demi kepentingan pengajaran bahasa. Sedangkan Linguistik Historis komparatif
membandingkan dua bahasa secara diakronis, dari satu zaman ke zaman. Linguistik
dan berusaha menemukan sebuah bahasa purba/ proto language yang menurunkan
bahasa-bahasa tersebut. Juga Linguistik Historis komparatif menentukan arah
penyebaran bahasa-bahasa”. Hal ini sejalan dengan pendapat Ridwan (1998:17) yang
mengatakan bahwa,
“Analisis atau Linguistik komparatif mempunyai beda dan persamaan dengan analisis atau linguistik kontrastif. Namun keduanya saling mendukung. Analisis atau linguistik kontrastif akan lebih kuat dan mendalam apabila didukung data yang diperoleh melalui studi komparatif. Analisis komparatif mengacu pada kemiripan(“resemblances”) dan sumber atau asal (“origins”) bahasa tertentu. Sedangkan, analisis kontrastif mengacu pada korespondensi antara aspek-aspek dalam bahasa-bahasa yang dibandingkan. Sifat-sifat keuniversalan kebahasaan diperlukan untuk analisis komparatif maupun kontrastif. Aspek keterkaitan historis diperlukan untuk analisis komparatif tetapi kurang diperlukan untuk analisis kontrastif.”
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis
kontrastif adalah ilmu bahasa yang meneliti perbedaan-perbedaan, ketidaksamaan
dan persamaan yang terdapat pada pola dua bahasa atau lebih yang tidak serumpun.
Sedangkan Linguistik komparatif adalah ilmu bahasa yang meneliti persamaan dan
perbedaan dengan cara membandingkan dua bahasa atau lebih yang serumpun.
Misalnya komparatif bahasa daerah dengan bahasa Indonesia.
2.2.2 Kata
Menurut Guntur (1985: 6) kata adalah bentuk bebas yang paling kecil, yaitu
kesatuan terkecil yang dapat diucapkan secara berdikari . kata ialah satuan bebas
yang paling kecil, atau dengan kata lain, setiap satuan bebas merupakan kata. kata
terdiri dari satu atau beberapa morfem.
Menurut Tarigan (1985: 6) kata adalah bentuk bebas yang paling kecil, yaitu
kesatuan terkecil yang dapat diucapkan secara berdikari . kata ialah satuan bebas
yang paling kecil, atau dengan kata lain, setiap satuan bebas merupakan kata. kata
Menurut Suparto (2003:21) kata adalah bagian terkecil dari bahasa yang
mempunyai arti dan dapat berdiri sendiri. Kata adalah dasar dari pembentukan
kalimat. Misalnya kalimat“我
wǒ
|
d ì d ì
|在
zài
|北
běi
京
jīng
| 学
xué
习
x í
| 汉
hàn
语
yǔ
” 6 kata
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kata adalah satuan
bebas yang paling kecil yang terdiri dari satu atau beberapa morfem.
2.2.3 Jenis Kata
2.2.3.1 Jenis Kata dalam Bahasa Mandarin
Menurut Xin (2005: iv-v) pembagian kata terdiri dari sepuluh jenis kata,
yaitu:
(1) Kata Benda
Kata benda adalah kata yang menyatakan orang, benda, waktu, dan tempat.
(2) Kata Bilangan dan Kata Bantu Bilangan
Kata bilangan adalah kata yang menyatakan angka-angka. Kata bantu
bilangan adalah kata yang menyatakan satuan kegiatan atau benda. Kata bantu
bilangan bahasa Mandarin seringkali digunakan bersama-sama.
(3) Kata Kerja
Kata kerja adalah menyatakan tindakan, tingkah laku atau perubahan dari
tindakan yang dilakukan orang atau benda.
(4) Kata Sifat
Kata sifat adalah kata yang mendeskripsikan bentuk, kualitas, gerakan,
tingkah laku, perubahan suatu benda atau orang.
Kata keterangan adalah kata yang menyatakan tindakan, tingkah laku,
perubahan waktu, lingkup, kualitas dan keadaan.
(6) Kata Ganti
Kata ganti adalah kata yang mewakili/ menggantikan kata benda, kata kerja,
kata sifat, dan lain-lain.
(7) Kata Depan
Kata depan adalah kata yang diletakkan di depan kata benda, kata ganti atau
frasa, membentuk frasa kata depan, yang bersama-sama menyatakan arah,
obyek, waktu, tempat, dan lain-lain suatu perubahan/ tindakan.
(8) Kata Sambung
Kata sambung adalah kata semu yang menyambungkan kata, frasa, atau
klausa.
(9) Kata Bantu
Kata bantu adalah kata yang ditambahkan pada kata, frasa, atau kalimat,
menyatakan makna tambahan. Tidak dapat digunakan sendiri, biasanya dibaca
nada ringan.
(10) Kata Seru dan Kata Peniru Bunyi
Kata seru adalah kata yang menyatakan bunyi suatu seruan, teriakan, atau
respon terhadap sesuatu. Kata peniru bunyi merupakan kata yang menirukan
2.2.3.2 Jenis Kata dalam Bahasa Indonesia
Menurut Chaer (2006: 86) pembagian jenis kata dibedakan atas lima belas
macam, yaitu :
(1) Kata Benda
Kata benda adalah kata-kata yang diikuti dengan frase yang… atau yang
sangat
(2) Kata Ganti
Kata ganti kata benda yang menyatakan orang sering kali diganti
kedudukannya di dalam petuturan dengan sejenis kata yang lazim.
(3) Kata Kerja
Kata kerja adalah kata-kata yang diikuti oleh frase dengan…, baik yang
menyatakan alat, yang menyatakan keadaan, maupun yang menyatakan
penyerta.
(4) Kata Sifat
Kata sifat adalah kata-kata yang diikuti dengan kata keterangan sekali serta
dapat dibentuk menjadi kata ulang berimbuhan gabung SE-NYA.
(5) Kata Sapaan
Kata sapaan adalah kata-kata yang digunakan untuk menyapa, menegur, atau
menyebut orang kedua, atau orang yang diajak bicara.
(6) Kata Penunjuk
Kata penunjuk adalah kata-kata yang digunakan untuk menunjuk benda. Ada
(7) Kata Bilangan
Kata bilangan adalah kata-kata yang menyatakan jumlah, nomor, urutan, atau
himpunan. Kata bilangan terdiri dari:
a. Kata Bilangan Utama
b. Kata Bilangan Tingkat
c. Kata Bantu Bilangan
(8) Kata Penyangkal
Kata penyangkal adalah kata-kata yang digunakan untuk menyangkal atau
mengingkari terjadinya suatu peristiwa atau adanya suatu hal.
(9) Kata Depan
Kata depan adalah kata-kata yang digunakan di muka kata depan untuk
merangkaikan kata benda itu dengan bagian kalimat lain.
(10)Kata Penghubung
Kata penghubung adalah kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan
kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat.
(11) Kata Keterangan
Kata keterangan adalah kata-kata yang digunakan untuk member penjelasan
pada kalimat atau bagian kalimat lain, yang sifatnya tidak menerangkan
keadaan atau sifat.
(12)Kata Tanya
Kata tanya adalah kata-kata yang digunakan sebagai pembantu di dalam
(13)Kata Seru
Kata seru adalah kata-kata yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan
batin, misalnya karena kaget, terharu, kagum, marah atau sedih.
(14)Kata Sandang
Kata sandang adalah kata-kata yang berfungsi menjadi penentu.
(15)Kata Partikel
Kata partikel adalah morfem-morfem yang digunakan untuk menegaskan.
2.2.4 Kata Bantu Bilangan
2.2.4.1 Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin
Pengertian kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin menurut beberapa
pendapat para ahli:
1. Suparto (2003:73) mengatakan bahwa, “kata bantu bilangan bahasa Mandarin
adalah kata yang menyatakan satuan atau unit dari orang atau benda”
2. Xin (2005: 21) mengatakan bahwa, “kata bantu bilangan menyatakan unit
suatu kegiatan atau benda”
3. Menurut 段玉贞 (2002:61) mengatakan bahwa, “ 量
liàng 词 c í
是 shì
表 biǎo
示 shì
人 rén
、 事 shì
物 w ù
动 平òng
作 zuò
单 平ān
位 wèi
的 平 年
词 c í
” maksudnya bahwa, kata bantu bilangan adalah
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kata bantu bilangan
dalam bilangan dalam bahasa Mandarin adalah kata yang menyatakan satuan atau
unit dari suatu orang, benda dan kegiatan.
2.2.4.2 Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Indonesia
Pengertian kata bantu bilangan dalam bahasa Indonesia menurut beberapa
pendapat para ahli:
1. Chaer (2006: 116) mengatakan bahwa ,“kata bantu bilangan adalah kata-kata
yang digunakan sebagai tanda pengenal benda dan digunakan dibelakang kata
bilangan dalam menyebutkan jumlah suatu benda .”
2. Alieva (1991: 224) mengatakan bahwa, “kata bantu bilangan , yaitu nomina
yang menghubungkan numeralia dengan nomina yang menyatakan pengertian
benda yang dapat dihitung”.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kata bantu bilangan
dalam bahasa Indonesia adalah kata-kata yang menghubungkan kata bilangan dan
nomina yang digunakan sebagai tanda pengenal benda atau menyebutkan jumlah
2.3 Landasan Teori
Teori yang akan menjadi landasan dalam menganalisis rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah teori Analisis Kontrastif
Analisis kontastif mencoba menjembatani kesulitan proses menguasai bahasa
kedua dengan mengontraskan kedua sistem bahasa tersebut untuk meramalkan
kesulitan-kesulitan yang terjadi.
Kajian kebahasaan hasil analisis kontrastif ini, terutama pada temuannya
tentang adanya perbedaan antara bahasa pertama dan bahasa kedua selanjutnya akan
dipergunakan untuk menentukan prioritas siswa dalam belajar bahasa kedua. Analisis
kontrastif biasanya menunjukkan tingkat kesukaran yang akan dihadapi oleh siswa
bahasa, sehingga mempermudah guru dalam menentukan urutan proses belajar
bahasa kedua.
Umumnya proses siswa belajar bahasa kedua yang dikembangkan
berdasarkan analisis kontrastif tidak memperhitungkan bahasa pertama siswa, karena
hal ini amat berpengaruh terhadap metode dan teknik pembelajaran maupun teknik
pemerolehan bahasa kedua. Dengan demikian proses belajar hanya dipusatkan pada
bahasa kedua sebagai sasaran pembelajaran . Dengan cara itu diharapkan siswa
bahasa dapat segera menguasai bahasa keduanya dengan cepat, dan kemudian
menjadi dwibahasawan.
Fries (dalam Nurhadi 1995: 68) menjelaskan kesalahan yang seseorang
lakukan dalam mengungkapkan kalimat bahasa kedua akibat pengaruh kontruksi
kalimat bahasa pertamanya disebabkan oleh adanya perbedaan antara bahasa pertama
dan bahasa kedua. Sedangkan kemudahan dalam belajarnya disebabkan oleh adanya
Selanjutnya, Fries (dalam Pranowo 1996:46) mengatakan bahwa, bahasa
pengajaran yang paling efektif untuk menguasai bahasa ke dua adalah materi yang
didasarkan pada suatu deskripsi ilmiah dan sistematis dari bahasa yang akan
dipelajari, yang kemudian dikontraskan dengan deskripsi paralel dari bahasa ibu
pembelajar. Beliau kemudian memaparkan langkah-langkah yang harus dilakukan
agar tujuan belajar bahasa kedua berhasil secara maksimal sebagai berikut:
a. menetapkan materi yang terpilih
b. mengadakan analisis ilmiah pada materi bahasa yang sudah terpilih untuk
mendapatkan hasil yang signifikan tentang struktur dan sistem kedua
bunyi bahasa, dan
c. mengadakan perbandingan antara bahasa kedua dengan bahasa ibu
pembelajar. Dengan cara demikian menurut Fries dipandang bahwa
pembelajar bahasa akan lebih ekonomis dan efisien.
Begitu pun seperti yang dinyatakan Lee ( dalam Pranowo 1996: 44-45) yang
mengajukan asumsi bahwa analisis kontrastif hendaknya dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. deskripsi kedua bahasa yang akan dikontraskan
2. seleksi unsur-unsur persamaan dan perbedaan kedua bahasa
3. mengontraskan perbedaan sistem kedua bahasa, dan
BAB III
Metode Penelitian
3.1 Metode Penelitian
Menurut Djajasudarma (1993: 3) Metode penelitian merupakan alat, prosedur
dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan penelitian (dalam mengumpulkan data).
Metode penelitian bahasa berhubungan erat dengan tujuan penelitian bahasa.
Penelitian bahasa bertujuan mengumpulkan dan mengkaji data, serta mempelajari
fenomena-fenomena kebahasaan. Di dalam penelitian bahasa (linguistik) dapat
dilakukan di lapangan atau perpustakaan.
Metode memiliki peran yang sangat penting. Metode merupakan syarat atau
langkah-langkah yang dilakukan dalam sebuah penelitian. Hal ini sangat penting agar
tujuan yang diharapkan dapat tercapai, maka metode penulisan yang digunakan
adalah metode deskriptif yaitu mendeskripsikan persamaan dan perbedaan kata bantu
bilangan yang terdapat antara bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia. Menurut
Moleong (2006: 11) Data dalam metode deskriptif yang dikumpulkan adalah berupa
kata – kata, gambar dan bukan angka – angka. Dengan demikian, laporan penelitian
akan berisi kutipan – kutipan kata untuk memberi gambaran penyajian laporan
tersebut.
3.2 Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian untuk mendapatkan
seluruh data-data yang dibutuhkan dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu dengan
cara: studi kepustakaan (library research) , yaitu pengumpulan data-data dan
informasi yang bersumber dari naskah, catatan, buku-buku kepustakaan yang ada
yang berbahasa Indonesia maupun yang berbahasa Mandarin. Studi kepustakaan
dilakukan untuk mendapatkan data yang relevan dengan penggarapan masalah dan
untuk mengetahui sejauh mana data yang sudah diperoleh dari peneliti terdahulu.
3.3 Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini akan diupayakan untuk memperdalam atau
menginterpretasikan secara spesifik dalam rangka menjawab keseluruhan pertanyaan
penelitian.
Adapun proses yang dilakukan adalah :
1. Mengumpulkan buku-buku yang diharapkan dapat mendukung tulisan ini
kemudian memilih data yang dianggap paling penting dan menyusunnya secara sistematis
2. Mengelompokkan data-data sehingga dapat terlihat kaitannya satu sama lain
3. Menguraikan data-data yang telah ada dengan sebaik-baiknya sehingga data
tersebut dengan jelas memberikan pengertian tentang uraian yang disampaikan
4. Berdasarkan data-data lalu membuat kesimpulan.
Hasil olahan data dan analisis tersebut akan dijadikan sebagai bahan tulisan
yang nantinya dapat ditemukan tema yang akan dirumuskan. Selanjutnya hasil
pengolahan data analisis tersebut disusun secara sistematis dengan teknis deskriptif
kualitatif, sehingga hasilnya dapat dilihat dalam suatu bentuk laporan karya ilmiah
atau skripsi.
3.4 Data dan Sumber Data
Dalam penelitian ini, sumber data primer penulis adalah sebagai berikut:
1. Jurnal-jurnal mandarin
a) 王 .英汉量词对比浅析 J .科教文化,200版 04 月
b) 刘 静 静 , 张 常 亮 . 英 汉 量 词 之 比 较 J . 重 庆 文 理 学 院 学 报 社 会
c) 王 晓 玲 . 汉 英 量 词 之 比 较 J . 南 京 航 空 航 天 大 学 学 报 社 会 科 学
版 ,200所 03 月
2. Tata Bahasa Mandarin itu Mudah karya Suparto, percetakan Puspa Swara, 2003.
3. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia penulis Abdul Chaer, percetakan Rineka
Cipta,2006.
4. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia karya Hasan Alwi, percetakan Balai Pustaka,
2003.
Sumber data sekunder penulis adalah sebagai berikut:
1. Intisari Tata Bahasa Mandarin karya Zhao Yong Xin, percetakan Rekayasa
Sains,2005.
2. Bahasa Indonesia Deskripsi dan Teori karya N.F.Alieva, percetakan Kanisius,
1991.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin
Kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin menurut jenis dan ciri-cirinya,
adalah sebagai berikut:
4.1.1 Jenis Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin
Xin (2005: 21) mengatakan bahwa, “kata bantu bilangan menyatakan unit
suatu kegiatan atau benda”. Menurut definisi tersebut, maka ada 2 macam jenis kata
bantu bilangan dalam bahasa Mandarin, yaitu: kata benda-kata bantu bilangan dan
kata kerja-kata bantu bilangan .
a. Kata benda-kata bantu bilangan
Menurut Xin (2005: 21) kata benda-kata bantu bilangan adalah kata yang
menyatakan jumlah benda. Adapun contohnya adalah sebagai berikut:
1. zhī : dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sebelah (untuk salah
satu benda yang sepasang), sebuah, dan seekor.
Untuk menyatakan salah satu benda yang sepasang, maka zhi dapat diartikan
menjadi sebelah.
Contoh: 一
y i zhi
手
shou
一
y i zhi
眼
yan
睛
jing
Untuk menyatakan binatang yang berukuran sedang, maka zhi dapat diartikan
menjadi seekor.
Contoh: 一
y i zhi
鸭
y a
一
y i zhi
狗
gou
seekor bebek seekor anjing
zhi
digunakan pada jam tangan 手 表
shǒubiǎo
dan kapal kecil 小
xiǎo
船
chuán
,
maka zhi dapat diartikan menjadi sebuah.
Contoh: 一
y i zhi
手
shou
表
biao
一
y i zhi
小
xiao
船
chuan
sebuah jam tangan sebuah kapal kecil
2. 条
tiáo
: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sebatang (untuk benda
yang panjang, berliku, lentur atau elastis), seekor, seutas, dan sebuah.
Untuk menyatakan benda seperti sungai, maka 条
tiao
dapat diartikan menjadi
sebatang.
Contoh: 一
y i
条
tiao
河
h e
sebatang sungai
Untuk menyatakan ular dan ikan , maka 条
tiao
dapat diartikan menjadi seekor
Contoh: 一
seekor ikan seekor ular
Untuk menyatakan benda seperti tali, maka 条
tiao
dapat diartikan menjadi
seutas.
Contoh: 一
y i
条
tiao
绳
sheng
seutas tali
Untuk menyatakan berita atau kabar, maka 条
tiao
dapat diartikan menjadi
sebuah.
Contoh: 一
y i 条 tiao 新 xin 闻 wen 一 y i 条 tiao 消 xiao 息 x i
sebuah berita sebuah kabar
3. 本
běn
: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sebuah.
本
ben
digunakan pada buku 书
shū
, majalah 杂
z á
志
zhì
Contoh: 一
y i 本 ben 杂 z a 志 zhi 一 y i 本 ben 书 shu
sebuah majalah sebuah buku
4. 把
bǎ
: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sebuah, segengam.
Untuk menyatakan benda yang memiliki gagang, maka 把
b a
dapat diartikan
menjadi sebuah.
Contoh: 一
sebuah pisau sebuah payung
Untuk menyatakan benda yang dapat dicekram dengan sebuah tangan, maka
把
b a
dapat diartikan menjadi segengam.
Contoh: 一
y i 把 b a 沙 sha 一 y i 把 b a 花 hua 生 sheng
segengam pasir segengam kacang
5. 根
gēn
: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sebatang (untuk benda
panjang yang keras), seutas, sebuah.根
gen
digunakan pada benda yang panjang
dan halus:
Contoh: 一
y i 根 gen 蜡 l a 烛 zhu 一 y i 根 gen 铁 tie 丝 s i
sebatang lilin sebuah kawat besi
6. 匹
pǐ
: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi seekor, gulungan.
匹
p i
digunakan pada gulungan kain sutra 绸 缎
chóuduàn
atau kain 布
b ù
Contoh: 一
y i 匹 p i 绸 chou 缎 duan 一 y i 匹 p i 布 b u
satu gulung kain sutra satu gulung kain
匹
p i
hanya digunakan pada kuda 马
mǎ
, dan keledai 驴
lǘ
, maka 匹
p i
dapat
diartikan menjadi seekor
Contoh: 一
seekor kuda seekor keledai
7. 套
tào
: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sebuah, satu set.
Untuk menyatakan ide, peraturan, maka 套
tao
dapat diartikan menjadi sebuah.
Contoh: 一
y i 套 tao 办 ban 法 f a 一 y i 套 tao 制 zhi 度 d u
sebuah ide sebuah peraturan
Untuk menyatakan baju atas bawah, perabot rumah tangga dalam set, maka 套
tao
dapat diartikan menjadi satu set.
Contoh: 一
y i 套 tao 衣 y i 服 f u 一 y i 套 tao 家 jia
satu set baju satu set perabot
8. 双
shuāng
: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sepasang. Namun,
双
shuang
hanya digunakan pada benda yang berpasang dan tidak untuk orang:
Contoh: 一
y i 双 shuang 手 shou 一 y i 双 shuang 鞋 xie 子 z i
sepasang tangan sepasang sepatu
9. 对
duì
: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sepasang. Namun,
对
dui
hanya digunakan untuk pasangan, dan bukan untuk benda.
Contoh: 一
y i 对 dui 情 qing 侣 lǘ 一 y i 对 dui 新 xin 娘 niang
10. 群
qún
: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sekelompok.
Contoh: 一
y i 群 qun 人 ren sekompok orang
11. 堆
duī
: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi timbunan. 堆
dui
dapat
digunakan untuk benda yang konkret ataupun abstrak.
Contoh: 一
y i 堆 dui 垃 l a 圾 j i 一 y i 堆 dui 问 wen 题 t i
timbunan sampah timbunan masalah
12. 排
pái
: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sederet. 排
pai
digunakan
pada benda yang berderetan.
Contoh: 一
y i 排 pai 牙 y a 齿 chi 一 y i 排 pai 房 fang 屋 wu 一 y i 排 pai 树 shu
sederet gigi sederet bagunan sederet pohon
13. 尺
chǐ
: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi 1/3 meter
Contoh: 三
san
尺
chi
Satu meter
三
san
=tiga 尺
chi
=1/3 meter
14. cùn: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi inci
Contoh: 一
satu inci
15. 斤
jīn
: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi gram
Contoh: 一
y i 斤 jin 大 d a 米 mi
satu gram beras
16. 两
liǎng
: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi ons
Contoh: 二
e r 两 liang dua ons 17.点
diǎn
:Dalam bahasa Indonesia bermakna “sedikit”. Menyatakan jumlah kecil tak
tentu, lebih kecil dibandingkan 些
xiē
. Jumlah yang dinyatakan “一
y ì
点
diǎn
”pasti
tidak banyak (一
y ì
点
diǎn
儿
e r
tidak digunakan untuk orang ).
Contoh: 咖
kā
啡
fēi lǐ
请
qǐng
放
fàng
一
yī
点
diǎn
儿
é r
糖
táng
tarulah sedikit gula didalam kopi.
咖啡
kafei
= kopi
l i
=dalam 放
fang
=taruh 一点儿
y i d i a n r
=sedikit 糖
tang
=gula
18. 些
xiē
: Dalam bahasa Indonesia bermakna “beberapa”. Menyatakan jumlah tak tentu,
sering dirangkaikan dengan 这
zhè
,那
n à
,dan 哪
nǎ
yang menerangkan kata benda.
Contoh: 这
zhè
些
xiē
书
ini beberapa buku.
beberapa buah buku ini.
19. 笔
bǐ
: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sebuah dan sejumlah.
Pemakaian 笔
b i
berhubungan dengan keuangan.
Contoh: 一
y i 笔 b i 生 sheng 意 y i 一 y i 笔 b i 钱 qian
sebuah bisnis sejumlah uang
20. 杯
bēi
: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi cangkir, gelas.
Contoh: 两
liǎng
杯
bēi
水
shuǐ
dua gelas air
21. 床
chuáng
: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sebuah. Pemakaian
床
chuang
berbubungan dengan ranjang, kasur dan tikar.
Contoh: 一
y i 床 chuang 毯 tan 子 z i 一 y i 床 chuang 席 x i 子 z i
sebuah kasur sebuah tikar
22. 碗
wǎn
: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi mangkok.
Contoh: 一
yī
碗
wǎn
粥
zhōu
semangkok bubur
23. 包
bāo
Conntoh: 两
liǎng
包
bāo
香
xiāng
烟
yān
dua bungkus rokok
24. 头
tóu
: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi seekor. Pemakaian 头
tou
digunakan untuk menghitung binatang yang besar.
Contoh: 一
y i 头 tou 牛 niu 一 y i 头 tou 象 xiang
seekor sapi seekor gajah
b. Kata Kerja-Kata Bantu Bilangan
Menurut Xin (2005: 21) Kata kerja-kata bantu bilangan adalah kata yang
menyatakan frekuensi suatu kegiatan. Adapun contohnya adalah sebagai berikut:
1.
c ì
: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi kali;
c i
digunakan pada
kegiatan (gerakan) yang diulang-ulang.
Contoh: 去
q u
一
y i c i
pergi sekali
a) 架
j i à c ì
jumlah berapa kali penerbangan pesawat
Contoh: 飞
fei 机 j i 总 zong 共 gong 出 chu 动 dong 十 shib a 架
jia c i
Keseluruhan pesawat terbang lepas landas 8 kali
飞机
f e i j i
= pesawat terbang 总共
zonggong
=seluruh 出 动
chudong
b a
=8 架
j i a c i
= kali
b) 人
réncì
penjumlahan total orang
Contoh: 参
can 加 jia 人 ren 数 shu 达 d a 到 dao 三 san 千 qian 人
ren c i
Jumlah pendaftar mencapai 3000 orang
参加人
canjiaren
= pendaftar 数
shu
=jumlah 达到
dadao
=mencapai 三 千
sanqian =3000 人 renci =orang c) 班
bāncì
jumlah berapa kali intensitas kendaran
Contoh: 增
zen 加 jia 公 gong 共 gong 汽 q i 车 che 班
ban c i
Menambah jumlah jurusan bus
增加
zenjia
=menambah jumlah 汽车
qiche
=bus 班
banci
=jurusan
2. 场
chǎng
: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sebuah. Penggunaan
场 pada proses alam yang terjadi, entertainment atau event olahraga.
Contoh: 一
y i 场 chang 雨 y u 一 y i 场 chang 舞 wu 蹈 dao 一 y i 场 chang 球 qiu 赛 shai 雨 y u
=Hujan sebuah tarian sebuah pertandingan
3. 趟
tàng
: hanya menyatakan perjalanan dari kata kerja.
pergi sekali (pulang pergi)
4. 阵
zhèn
: Pemakaian 阵
zhen
digunakan untuk menerangkan kejadian atau kegiatan yang
terjadi.
Contoh: 一
y i 阵 zhen 风 feng 一 y i 阵 zhen 掌 chang 声 sheng 风 feng
= angin 掌
zhang
声
sheng
= tepuk tangan
5. 遍
biàn
: Pemakaian 遍
bian
digunakan pada proses pengulangan dari awal sampai akhir
Contoh: 再
zai 说 shuo 一 y i 遍 bian
Ngomong sekali lagi
再
zai
= lagi 说
shuo
=ngomong 一
y i
=satu 遍
bian
=kali
6. 顿
dùn
: sama arti dengan pengulangan“
c ì
” kali. Namun dalam jumlah makanan
Contoh: 一
y i 天 tian 我 wozhi 吃 chi 一 y i 顿 dun 饭 fan
Satu hati Cuma makan sekali.
一天
yitian
=sehari
zhi
=cuma 吃饭
chifan
=makan 一
y i
=satu 顿
dun
=kali
7. jiào一
yī
声
shēng
: suara sekali memanggil
Contoh: jiao 他 t a 一 y i 声 sheng
8. 踢
tī
一
yī
脚
jiǎo
: kaki sekali menendang
Contoh: 踢
t i 他 t a 一 y i 脚 jiao
tendang dia sekali
9. 切
qiē
一
yī
刀
dāo
: pisau sekali memotong
Contoh: 切
qie 一 y i 刀 dao ,使 shi 肉 rou 离 l i 开 kai
Belah sekali, agar daging terbelah
切
qie
=belah 一
y i
=satu 刀
dao
=pisau 使
shi
=agar 肉
rou
=daging
离开
l i k a i
=terbelah
4.1.2 Ciri-Ciri Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin
Ciri-ciri kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin, sebagai berikut:
1. Kata Bantu Bilangan Tidak Dapat Dihapus atau Melekat pada Kata Bilangan
Kata bantu bilangan tidak dapat dihapus atau dilekat pada kata bilangan. yang
berarti, antara kata bilangan dengan kata benda ataupun kata kerja bantu bilangan
wajib menggunakan kata bantu bilangan sebagai penengah. kecuali pada idiom.
Contoh idiom : 万
wàn
水
shuǐ
千
qiān
山
shān
三
sān
心
xīn
二 è r 意 y ì 七 qī 手
shǒubā
脚
jiǎo
Kata bantu bilangan tidak bisa berdiri- sendiri. Biasanya, kata bantu bilangan
digunakan bersama kata ganti penunjuk atau kata bilangan.
Contoh: a) 这
zhè
本
běn
书
shū
很
hěn
好
hǎo
。 这
zhe
ini — kata ganti penunjuk)
Buku ini sangat bagus.
这
zhe
=ini 本
ben
=buah 书
shu
=buku 很
hen 好 hao =sangat bagus b) 那 n à 条 tiáo 鱼 y ú 很
hěn
大
d à
。 那
n a
itu—kata ganti penunjuk)
Ikan itu sangat besar.
那
n a
=itu 条
tiao
=ekor 鱼
y u
=ikan 很
hen
大
d a
=sangat besar
c) 三
sān
张
zhāng
纸
zhǐ
三 san
tiga—kata bilangan)
Tiga lembar kertas
三
san
=tiga 张
zhang
=lembar 纸
zhi
=kertas
d) 两
liǎng
次
c ì
。 两
liang
dua — kata bilangan
Dua kali
两
liang
=dua 次
c i
=kali
3. Kata Depan yang Sudah Memiliki Sifat Kata Bantu Bilangan
Kata depan yang sudah mempunyai sifat kata bantu bilangan maka
didepannya tidak bisa menggunakan kata bantu bilangan lagi.
Contoh: 一
yīnián
√ 一个
yígènián
一
y í
天
tiān
√ 一个天
yígètiān
× satu hari
一岁
yīs u ì
√ 一个岁
y í g è s u ì
× umur satu tahun
一课
yīk è
√ 一个课
y í g è k è
× satu pelajaran
4. Pola Reduplikasi
Kata bantu bilangan dapat diulang, bentuk ulangnya berfungsi sebagai
keterangan, sering digunakan untuk menerangkan cara suatu tindakan atau yang
memiliki arti “setiap”.
Contoh:
1. AA : 件
jiàn
件
jiàn
每
měi
件 jiàn ,个 g è 个 g è 每
měi
个
g è
2. numerial+ AA: 一
yī 步 b ù 步 b ù 、一 y ì 行 xíng 行 háng 、一 y ì 口
kǒu
口
kǒu
3. numerial A + numerial A : 三
sān
个
g è
三
sān
个 g è 、一 yī 粒 l ì 一 yī 粒 l ì
note : A = penjodoh bilangan
Numerial hanya menggunakan “一” .
Namun, pada point ke 3 numerial A+numerial A dapat menggunakan
“ 一 y i 到 dao 十 shi
” “satu sampe sepuluh” yang memiliki arti dalam menghitung.
seperti: 三
san 张 zhang 三 san 张 zhang .
Antara kata bilangan dengan kata bantu bilangan dapat disisipi kata sifat. Kata
sifat sisipannya biasanya terdiri dari“大
d à
、 小
xiǎo
、 长
cháng
”dan sebagainya.
Contoh: a) 一
yī 大 d à 群 qún 人 rén 一 y i 群 qun
= sekelompok 大
d a
=besar 人
ren
=orang
b) 一
yī
小
xiǎo
块 kuài 肉 ròu 一 y i 块 kuai
=sepotong 小
xiao
=kecil 肉
rou
=daging
c) 一
yī 长 cháng 串 chuàn 提 t í 问 wèn 一 y i 串 chuan
=sebuah 长
chang
=panjang 提
t i
问
wen
=pertanyaan
6. Perubahan Posisi antara Kata Bantu Bilangan dengan Kata Benda
Beberapa kata bantu bilangan tunggal dapat berubah posisi dengan kata benda
dan membentuk sebuah kata benda yang umumnya memiliki arti jamak. dan tidak
dapat disisipi numerial lagi.
Contoh: 一
y ì 群 qún 人 rén ——— 人 rén 群 qún
sekelompok orang kerumunan orang
一 辆 车
yīliàngchē
——— 车
chē
辆
liàng
satu buah mobil kendaraan
一匹马
yīpǐmǎ
——— 马
mǎ
匹
pǐ
一 间 房
yījiānfáng
——— 房
fáng
间
jiān
sebuah rumah ruangan
一 支 枪
yīzhīqiāng
——— 枪
qiāng
支
zhī
sebuah senapan senapan
4.2 Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Indonesia
Kata bantu bilangan dalam bahasa Indonesia menurut jenis dan ciri-cirinya,
adalah sebagai berikut:
4.2.1 Jenis Kata Bantu Bilangan
Chaer (2006: 116) mengatakan bahwa ,“kata bantu bilangan adalah kata-kata
yang digunakan sebagai tanda pengenal benda dan digunakan dibelakang kata
bilangan dalam menyebutkan jumlah suatu benda .” Menurut definisi tersebut, maka
jenis kata bantu bilangan dalam bahasa Indonesia, yaitu: kata benda-kata bantu
bilangan. Adapun contohnya adalah sebagai berikut:
1. Orang: untuk manusia.
Contoh: satu orang
2. Ekor: untuk binatang
Contoh: satu ekor kucing
3. Buah: untuk buah-buahan, atau hal lain yang ada diluar golongan manusia dan
binatang. Buah dapat dipakai juga untuk menghitung jumlah cerita; lagu,
dan lain-lain, dan juga untuk pengertian abstrak.
4. Batang: digunakan untuk benda yang berbentuk panjang bulat maupun persegi.
Contoh: satu batang pohon
5. Lembar:digunakan untuk benda pipih dan lebar.
Contoh: satu lembar kertas
6. Helai: dipergunakan untuk menghitung kertas, daun, baju, kain, benang, rambut
dan lain-lain.
Contoh: satu helai rambut
8. Butir: untuk benda-benda yang bundar kecil bentuknya seperti telur, intan, beras,
dan sebagainya.
Contoh: satu butir telur
9. Biji: untuk barang-barang yang kecil.
Contoh: satu biji padi
10. Pucuk: untuk surat, meriam dan pistol
Contoh: satu pucuk surat
11. Laras: untuk senapan.
Contoh: satu laras senapan
12. Bilah: untuk barang-barang tajam seperti pisau, pedang, keris, dan sebagainya.
Contoh: sebilah pisau
13. Mata: digunakan untuk benda kecil-kecil tajam, seperti kail dan jarum
Contoh: semata jarum
14. Tangkai: untuk menghitung bunga, pena, atau benda lain yang bertangkai
Contoh: setangkai bunga
15. Kuntum: untuk bunga
Contoh: sekuntum bunga
Contoh: setandan pisang
17. Carik: untuk sobekan-sobekan kertas.
Contoh: secarik kertas
18. Kaki: digunakan untuk payung
Contoh: sekaki payung
19. Bentuk: digunakan untuk cincin
Contoh: sebentuk cincin
20. Pasang: digunakan untuk benda yang berpasangan seperti kaki, sepatu dan mata
Contoh: sepasang kaki
4.2.2 Ciri-Ciri Kata Bantu Bilangan
Ciri-ciri kata bantu bilangan dalam bahasa Indonesia , sebagai berikut:
1. Kata Bilangan yang Mendahului Kata Benda
Numeralia dapat secara langsung mendahului kata-kata sebagai berikut, tanpa
menggunakan kata bantu bilangan:
1) Nomina yang menyatakan ukuran,
misalnya: meter, depa, liter, pikul (k.l. 60 kg), minggu, bulan, tahun,
persalin, keping, hari, malam, kali.
2) Nomina yang bermakna kelompok, kesatuan,
misalnya: golongan, rombongan, pasukan.
3) Nomina orang, buah, biji.
4) Nomina abstrak tipe cara, pendapat, bentuk hal, perkara, peristiwa
2. Penyingkatan Kata Bilangan “se” dan Melekat pada Kata Bantu Bilangan
Numeralia “satu” dapat disingkat menjadi “se” dan dilekatkan dengan kata
bantu bilangan ataupun nomina tertentu menjadi satu morfem, kecuali nomina abstrak
Contohnya: satu buah —— sebuah
satu ekor —— seekor
satu kuntum —— sekuntum
satu bulan —— sebulan
satu meter —— se-meter
satu orang —— seorang
3. Kata Bantu Bilangan dapat Berangkaian dengan Kata “beberapa”
Kata bantu bilangan berangkaian bukan saja dengan numeralia, tapi juga
dengan kata berapa atau beberapa sebagai pengganti numeralia.
Contohnya : Ada berapa buah meja?
Beberapa ekor kelinci dibelinya kemarin.
4. Pola Reduplikasi
Reduplikasi kata bantu bilangan dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa
pola:
1. berA - A : hanya dipakai pada kata bantu bilangan berpasang-pasang,
berbatang-batang, berlembar-lembar, berhelai-helai, berpintu-pintu, dan
kata bantu bilangan pinjaman lainnya, seperti: berbotol-botol, dan
lain-lain.
2. kata bilangan (kardinal)A- kata bilangan (kardinal)A : sebiji-sebiji ,dua
ekor-dua ekor, tiga lembar-tiga lembar.
3. se A demi se A : selangkah demi selangkah, seorang demi seorang
note: kata bilangan kardinal adalah nama bilangan tunggal dari “satu”
sampai”sembilan”.
Apabila kata bilangan satu maka disingkat menjadi se-, dengan pola seA-seA,
5. Pergeseran Kata Bantu Bilangan
Dalam bahasa Indonesia masa kini telah terjadi untuk melakukan dua hal,
yakni:
a. Kecenderungan untuk memadatkan jumlah penggolong bahasa Indonesia menjadi
tiga saja, yakni orang, ekor dan buah.
Tampaknya, orang mulai mengelompokkan maujud dunia menjadi tiga
kategori, yakni manusia, binatang, dan yang bukan manusia maupun binatang.
Dengan demikian sering kita temukan penggolong sebuah yang dipakai untuk apa
saja kecuali manusia dan binatang. Perhatikan kalimat berikut.
a) Hari itu saya menulis tiga buah surat.
b) Dua buah kain batik halus dikirimkan kemarin.
c) Tangan kirinya memegang sebuah senapan angin.
b. Kecenderungan untuk meniadakan kata bantu bilangan.
Contohnya:
a) Pak Anton mempunyai dua orang anak.
Pak Anton mempunyai dua anak.
b) Dia baru saja menjual dua ekor sapinya.
Dia baru saja menjual dua sapinya.
c) Hari itu saya menulis tiga buah surat.
Hari itu saya menulis tiga surat.
Pemakaian penggolong yang asli atau penggantinya dengan orang, ekor, dan
Indonesia yang baku, kecuali jika hal itu menimbulkan perbedaan atau pergesaran
arti.
4.3 Persamaan dan Perbedaan Kata Bantu Bilangan Bahasa Mandarin dan
Bahasa Indonesia
Walaupun bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia berasal dari rumpun yang
berbeda, namun keduanya memiliki persamaan bahwa kedua bahasa ini memiliki kata
bantu bilangan. Namun antara jenis dan ciri-ciri keduanya memiliki persamaan dan
perbedaan. Adapun persamaan dan perbedaannya adalah sebagai berikut:
4.3.1 Persamaan Kata Bantu Bilangan Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia
1. Kata Benda-Kata Bantu Bilangan
Jenis kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia
sama-sama memiliki jenis kata benda-kata bantu bilangan
2. Kata Benda yang Memiliki Sifat Kata Bantu Bilangan
Dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia, kata benda yang sudah
mempunyai sifat kata bantu bilangan maka didepannya tidak menggunakan kata
bantu bilangan lagi.
(1) Nomina waktu
satu minggu 一
yī
周
zhōu
satu tahun 一
yīnián
satu tahun (umur) 一
yī
岁
suì
Reduplikasi kata bantu bilangan bahasa Mandarin yang berpola “numerial A+
numerial A” , dalam bahasa Indonesia dapat diartikan dengan pola “ numerial
A-numerial A”. Berikut adalah pembahasannya:
(1) 那
n à 块 kuài 布 b ù 我 wǒ 要 yào 三
sānpíng
方
fāng
米
mǐ
三
sān p
方
fāng
米
mǐ
的
d e
剪
jiǎn
itu kain saya mau tiga meter tiga meter dipotong
saya mau kain itu tiga meter-tiga meter dipotong
那
n a
=itu 块
kuai
=helai 布
b u
= kain 我 要
woyao
=saya mau 三
san
= tiga
方 米
pingfangmi
=meter 剪
jian =potong (2) 一 yī 粒 l ì 一 yī 粒 l ì 得 d é 数 shù
sebiji sebiji dihitung.
sebiji-sebiji dihitung.
一
y i
粒
l i
= sebiji 得
d e
数
shu
=hitung
Dari contoh (1) diatas, dapat kita lihat bahwa reduplikasi pola numerial A+
numerial A dalam bahasa Mandarin sama dengan bahasa Indonesia yang reduplikasi
pola numerialA-numerial A. Pada contoh (1) maka bisa kita lihat tiga meter-tiga
meter (三
sānpíng
方
fāng
米
mǐ
三
sānpíng
方
fāng
米
mǐ
)mengandung makna ‘setiap potongan panjangnya
dua meter’. Dan contoh (2) sebiji-sebiji 一
yī 粒 l ì 一 yī 粒 l ì
mengandung makna jumlah
4.3.2 Perbedaan Kata Bantu Bilangan Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia
1. Kata Kerja-Kata Bantu Bilangan
Kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin terdiri dari kata kerja-kata bantu
bilangan, sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak ada kata kerja-kata bantu
bilangan.
2. Penggunaan Kata Ganti Penunjuk
Kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin biasanya digunakan bersama
kata ganti penunjuk pembatas benda atau numeralia.
Sedangkan dalam kata bantu bilangan bahasa Indonesia tidak digunakan
bersama kata ganti penunjuk penentu atau pembatas benda. Berikut adalah
pembahasannya:
(1) buku ini sangat bagus.
书 shu 这 zhe 很 hen 好 hao X 这 zhe 本 ben 书 shu 很 hen 好 hao √ 这 zhe
= ini 本
ben
=buah 书
shu
=buku 很
hen
好
hao
=sangat bagus
(2) ikan itu sangat besar.
鱼 y u 那 n a 很 hen 大 d a X 那 n a 条 tiao 鱼 y u 很 hen 大 d a √ 那 n a
=itu 条
tiao
=ekor 鱼
y u
=ikan 很
hen
大
d a
Dari contoh (1) diatas, “buku ini” antara kata benda dan kata ganti penunjuk
tidak menggunakan kata bantu bilangan. Sedangkan dalam bahasa Mandarin antara
kata ganti penunjuk dan kata benda menggunakan kata bantu bilangan. Dapat kita
lihat dari “这 zh年 本 b年n 书 shu ” 这 zh年
merupakan kata ganti penunjuk, 本merupakan kata bantu
bilangan,书merupakan kata benda.
Dan begitu juga pada contoh (2) diatas, “ikan itu” antara kata benda dan kata
ganti penunjuk tidak menggunakan kata bantu bilangan. Sedangkan dalam bahasa
Mandarin antara kata ganti penunjuk dan kata benda menggunakan kata bantu
bilangan. Dapat kita lihat dari “那 n a 条 tiao 鱼 y u ” 那 n a
merupakan kata ganti penunjuk, 条
tiao
merupakan kata bantu bilangan,鱼 y u
merupakan kata benda.
3. . Perubahan Posisi antara Kata Bantu Bilangan dengan Kata Benda
Dalam bahasa Mandarin, beberapa kata bantu bilangan tunggal dapat berubah
posisi dengan kata benda dan membentuk sebuah kata benda yang umumnya
memiliki arti jamak. dan tidak dapat disisipi kata bilangan lagi. Sedangkan dalam
bahasa Indonesia, tidak memiliki keunikan seperti ini. Berikut adalah
pembahasannya:
(1) 一
y ì 群 qún 人 rén ——— 人 rén 群 qún 他 tā 站 zhàn 在 zài 人 rén 群 qún 中
zhōng
Dia berdiri diantara kerumunan orang.
他
t a
=dia 站
zhan
=berdiri 在
zai
=di 人 群
renqun
中
zhong
=antara
(2) 一 辆 车
yīliàngchē
——— 车 chē 辆 liàng 在 zài 街
jiēshàng
车 chē 辆 liàng 来 lái 来 lái 往
wǎng
往
w
Di jalan mobil datang dan pergi.
在
zai
=di 街
jieshang
=jalan 车
che 辆 liang =mobil 来 lai 来 lai 往 wang 往 wang
=datang dan pergi
(3) 一匹马
yīpǐmǎ
——— 马 mǎ 匹 pǐ 在 zài 这
zhè lǐ
马 mǎ 匹 pǐ 是 shì 主 zhǔ 要 yào 交
jiāo
通
tōng
工
gōng j ù
Disini kuda merupakan transportasi utama.
在
zai
=di 这
zheli
=sini 马匹
p i m a
=kuda 是
shi
= merupakan
主 要
zhuyao
=utama 交 通 工
jiaotonggongju
=transportasi
(4) 一 间 房
yījiānfáng
——— 房
fáng
间
jiān
你 nǐ 家 jiā 房 fáng 间
jiān
布 b ù 置 zhì 得 d é 怎
zěn
么
me
样
yàng
?
ruangan rumah kamu ditata secara bagaimana?
你
n i
=kamu 家
jia
=rumah 房 间
fangjian
=ruangan 布置
buzhi
=tata
怎 么 样
zenmeyang
(5) 一 支 枪
yīzhīqiāng
——— 枪
qiāng
支
zhī
枪
qiāng
支
zhī
管
guǎn
理
lǐ
很
hěnyán
格
g é
Senapan dijaga dengan ketat.
一
y i
=satu 支
zhi
=buah 枪
qiang
=pistol 管理
guanli
=jaga 很
hen
=sangat
格
yange
=ketat
Dari contoh kalimat (1), dapat kita lihat bahwa “一
y ì
群
qún
人
rén
”menjadi “人
rén
群
qún
dan
membentuk satu kesatuan kata benda dan memiliki arti kerumunan orang dan tidak
boleh memakai kata bantu bilangan lagi . Demikian juga pada contoh (2), “一 辆 车
yīliàngchē
”
menjadi “车
chē
辆
liàng
”membentuk satu kesatuan kata benda dan memiliki arti kendaraan.
Dan pada contoh (3), “一匹马
yīpǐmǎ
” menjadi “马
mǎ
匹
pǐ
”membentuk satu kesatuan kata benda
dan memiliki arti kuda. Begitu juga pada contoh(5),” 一 支 枪
yīzhīqiāng
” menjadi “ 枪
qiāng
支
zhī
”
membentuk satu kesatuan kata benda dan memiliki arti senapan. Namun pada contoh
(4) diatas, “一 间 房
yījiānfáng
” menjadi “房
fáng
间
jiān
”membentuk satu kesatuan kata benda dan
memiliki arti ruangan, namun pengecualian pada “房
fáng
间
jiān
” dapat menggunakan kata
bantu bilangan seperti “一 y i 个 g 年 房 fang 间 jian ”.
Kata bilangan bahasa Mandarin tidak dapat disingkat dan melekat pada kata
bantu bilangan. Sedangkan dalam kata bantu bilangan bahasa Indonesia numeralia
“satu” dapat disingkat menjadi “se” dan dilekatkan dengan kata bantu bilangan
ataupun nomina tertentu menjadi satu morfem, kecuali nomina abstrak tipe cara,
pendapat, betuk, hal, perkara, peristiwa. Berikut adalah pembahasannya:
(1) Dia memberikan satu kuntum bunga sebagai tanda kasih.
Dia memberikan sekuntum bunga sebagai tanda kasih.
他 tā 送 sòng 一 yī 朵 duǒ 花 huā 来 lái 表
biǎo
示 shì 爱 à i 细 x ì 心 xī 他 t a
= dia 送
song
memberi 一
y i
=satu 朵