ANALISIS YANG MEMPENGARUHI JUMLAH UANG BEREDAR PADA BANK DI SUMATERA UTARA
TUGAS AKHIR
FATIYA SYARAH 102407070
PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANALISIS YANG MEMPENGARUHI JUMLAH UANG BEREDAR PADA BANK DI SUMATERA UTARA
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Memperoleh Ahli Madya
FATIYA SYARAH 102407070
PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
1.2 Identifikasi Masalah 2
1.3Batasan Masalah 3
1.4Tujuan Penelitian 3
1.5Manfaat Penelitian 4
1.6 Metode Penelitian 4
1.7 Tinjauan Pustaka 5
1.8 Tempat dan waktupelaksaan 7
1.9Sistematika Penulisan 7
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Regresi 9
2.2 Analisis Regresi Linier 10
2.4 Analisis Regresi Linier Berganda 12
2.5 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda 14
2.6 Pengujian Kelinieran Model 14
2.7 Koefisien Determinasi 15
2.8 Koefisien Kolerasi 16
BAB 3 SEJARAH SINGKAT BANK INDONESIA 19
3.1 Sejarah Singkat Bank Indonesia 19
3.1.1 Kegiatan Operasional Perusahaan 25
3.2 Strukur Organisasi dan Deskripsi Tugas Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Wilayah IX(SUMUT & Aceh) 25
BAB 4 ANALISIS DATA 34
4.1 Data dan Pembahasan 34
4.2 Persamaan Regresi Linier 35
4.3 Analisis Residu 38
4.4 Pengujian Regresi Linier Berganda 39
4.5 Koefisien Determinasi 42
BAB 5 IMPLEMENTASI DATA 46
5.1 Sejarah SPSS 46
5.2 Sekilas Tentang Program SPSS 47
5.3 Mengaktifkan SPSS 48
5.4 Uji Regresi Linier Berganda 52
5.5 Uji Normalitas Error 55
5.6 Pengolahan Data Dengan Persamaan Korelasi 56
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan 60
6.2 Saran 61
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Bentuk Umum Data Obsevasi 13
Tabel 2.2 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r 17 Tabel 4.1 Data Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga, Jumlah Bank, dan Inflasi Di Sumatera Utara Tahun 2004 s/d 2011 34
Tabel 4.2 Nilai-nilai Koefisien 35
Tabel 4.3 Penyimpangan Nilai Koefisien 38
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 5.1 Mengaktifkan SPSS 16.00 48
Gambar 5.2 Tampilan Logo SPSS 49
Gambar 5.3 Kotak Dialog Awal SPSS 49
Gambar 5.4 Tampilan Jendela Data View Dalam SPSS 50
Gambar 5.5 Tampilan Sheet Variabel View 51
Gambar 5.6 Jendela Data View 52
Gambar 5.7 Pengolahan Data Dengan Regresi Linier 52 Gambar 5.8 Kotak Dialog Linier Regression 53 Gambar 5.9 Kotak Dialog Linier Regression Statistic 54 Gambar 5.10 Kotak Dialog Linier Regression Plots 54
Gambar 5.11 Uji Normalitas 55
Gambar 5.12 Analyze Data Correlation 57
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kegiatan lembaga keuangan tidak terlepas dari bidang keuangan, baik menarik
dana atau kegiatan keuangan lainnya. Pokok utama dari kegiatan perbankan
adalah uang, karena uanglah yang dijadikan inti kegiatan perbankan adalah uang,
karena uanglah yang dijadikan inti kegiatan perbankan. Secara umum uang tidak
hanya berfungsi sebagai alat tukar, akan tetapi juga memiliki fungsi lainnya
seperti sebagai alat hitung, penimbun kekayaan atau sebagai standar pencicilan
hutang.
Dalam perekonomian yang semakin modern seperti sekarang ini uang
memainkan peranan yang sangat penting bagi semua kegiatan masyarakat. Uang
sudah merupakan suatu kebutuhan, bahkan uang menjadi salah satu penentu
stabilitas dan kemajuan perekonomian di suatu Negara. Menurunnya nilai tukar
rupiah terhadap mata uang asing mengakibatkan meningktanya laju inflasi yang
sangat memberatkan masyarakat luas dan sangat mempengaruhi perekonomian
Negara.
Untuk memenuhi kebutuhan akan uang, pemerintah Negara melalui Bank
jumlah uang biasanya dicetak oleh bank-bank umum, dimana jumlahnya jauh
melebihi jumlah uang kartal yang beredar.
Mengetahui betapa pentingnya peran yang dijalankan oleh perbankan
dalam perekonomian Negara sehingga mendorong minat penulis untuk
menganalisa tentang jumlah uang yang beredar di masyarakat, dengan
menganalisa faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar pada bank di
Sumatera Utara. Bank Indonesia merupakan Bank Sentral yang mempunyai hak
tunggal untuk menyalurkan uang kartal. Kemudian mengendalikan jumlah uang
beredar dan suku bunga dengan maksud untuk menjaga kestabilan nilai rupiah,
sehingga pertumbuhan ekonomi berjalan dengan stabil.
Dalam hal ini penulis menganalisa jumlah uang beredar yang dipengaruhi
oleh tingkat suku bunga tabungan, jumlah bank, dan inflasi di Sumatera Utara.
Jumlah uang beredar mempunyai potensi yang besar dalam menentukan laju
inflasi. Menurut teori kuantitas, kenaikan harga barang dan jasa (inflasi) janya
terjadi jika ada penambahan volume uang yang beredar.
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Adapun masalah yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah Besarnya
jumlah uang beredar pada Bank di Sumatera Utara serta Pengkajian masalah
jumlah uang beredar yang dikaitkan dengan faktor yang mempengaruhi yaitu
(Penurunan nilai mata uang rupiah) dengan melihat seberapa jauh pengaruhnya
terhadap jumlah uang beredar.
1.3 BATASAN MASALAH
Adapun batasan masalah yang dimaksudkan agar lebih terarah, maka diadakan
pembatasan masalah yaitu Tingkat suku bunga, Jumlah Bank dan Inflasi di
Sumatera Utara, data sekunder yang diperoleh dari Bank Indonesia cabang
Medan,dan data yang akan diteliti dari tahun 2004 s/d 2011.
1.4 TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk melihat bagaimana pengaruh dan
hubungan dari tingkat suku bunga, jumlah bank, dan inflasi terhadap jumlah uang
beredar pada Bank di Sumatera Utara dengan analisi regresi berganda agar
mengetahui besarnya derajat hubungan antara satu faktor dengan faktor yang lain
dengan analisis korelasi sebagai bahan aplikasi teori analisis regresi berganda dan
korelasi yang penulis dapatkan dari pembelajaran di perkuliahan.
1.5 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dan pengaruh
antara tingkat suku bunga tabungan, jumlah bank dan inflasi terhadap jumlah uang
1.6 METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian ini adalah:
1. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, penulis mengambil data sekunder dari Bank
Indonesia cabang Medan. Data yang dikumpulkan adalah data dari tahun 2004
s/d 2011.
2. Mempelajari Literatur
Studi literatur ini meliputi pengambilan teori-teori serta rumus-rumus dari
beberapa sumber bacaan, seperti buku dan sumber-sumber lainnya yang
berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.
3. Metode Pengolahan Data
Adapun langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan adalah:
1. Menentukan apa saja yang menjadi variabel bebas (X) dan variabel terikat
(Y).
2. Mencari persamaan regresi antara variabel (X) dan (Y) dengan
menggunakan rumus yang telah diperoleh dari buku literatur.
3. Uji regresi linier berganda untuk mengetahui adanya hubungan linier
antara variabel bebas (X) terhadap variabel tak bebas (Y).
4. Uji koefisien regresi ganda dilakukan untuk mengetahui tingkat nyata
koefisien-koefisien regresi yang didapat.
5. Menentukan besarnya semua faktor-faktor yang memepengaruhi variabel
1.7 TINJAUAN PUSTAKA
Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya oleh KASMIR Tahun 2007
Pengertian uang secara luas adalah sesuatu yang dapat diterima secara umum
sebagai alat pembayaran dalam suatu wilayah tertentu atau sebagai alat
pembayaran hutang atau sebagai alat pembelian barang dan jasa. Dengan kata
lainnya, bahwa uang merupakan alat yang dapat digunakan dalam melakukan
pertukaran baik barang maupun jasa dalam suatu wilayah tertentu saja.
Dasar-dasar Perbankan oleh KASMIR Tahun 2002
Tujuan Bank Indonesia seperti tertuang dalam Undang-undang RI Nomor 23
Tahun 1999 bab III pasal 7 adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan
rupiah. Mata uang rupiah perlu dijaga dan dipelihara mengingat dampak yang
ditimbulkan apabila suatu mata uang tidak stabil sangatlah luas. Salah satu akibat
ketidakstabilan nilai rupiah adalah terjadinya inflasi yang sangat memberatkan
masyarakat luas.
Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter (Kajian Kontekstual Indonesia)
oleh MANDALA MANURUNG dan PRATAMA RAHARDJA Tahun 2004
Berdasarkan defenisinya dapat dikatakan bahwa uang bisa saja berbentuk segala
sesuatu (benda), tetapi tidak semua benda merupakan uang. Syarat utama agar
sebuah benda dapat digunakan sebagai uang adalah benda tersebut diterima secara
umum. Dengan demikian definisi uang mengandung pengertian ekonomi, hukum
Cara Menggunakan dan Memaknai Analisi Jalur (Part Analisis) oleh Prof.
H. BAMBANG SUWARNO Tahun 2006
Regresi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang
paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu
dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil. Regresi dapat juga
diartikan sebagai usaha memprediksi perubahan. Peramalan tidak memberikan
jawaban pasti tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Jadi
regresi mengemukakan tentang keingintahuan apa yang akan terjadi di masa
depan untuk memberikan kepuasan yang terbaik.
ANALISIS REGRESI Teori, Kasus, dan Solusi oleh Algifari Tahun 2000
Persamaan regresi berganda mengandung makna bahwa dalam suatu persamaan
regresi terdapt satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen.
Persamaan regresi berganda dengan 2 (dua) variabel independen atau lebih masih
mungkin dibangun secara manual. Dengan persamaan regresi sebagai berikut:
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui atau mengukur hubungan antara
dua variabel atau lebih tanpa memperhatikan ada atau tidaknya hubungan kausal
1.8 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitan dilakukan mulai tanggal 6 Mei s/d 5 Juni 2013, dan
bertempat:
BANK INDONESIA Cabang Medan
Jl. Balai Kota No. 4, Medan 20111, Indonesia
Tel: 62-61-4150500. www.bi.go.id
1.9 Sistematika Penulisan
Tugas Akhir ini disusun dengan sistematika penulisan yang terdiri dari beberapa
bab, yang masing-masing bab terbagi lagi atas sub bab yaitu:
BAB 1: PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang identifikasi masalah, batasan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tempat dan waktu
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB 2: LANDASAN TEORI
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang hal-hal yang
berhubungan dengan judul penelitian, pengertian-pengertian, dan
mendukung masalah-masalah penelitian.
BAB 3: SEJARAH SINGKAT BANK INDONESIA
Bab ini menjelaskan tentang sejarah singkat terbentuknya Bank
BAB 4: ANALISIS DATA
Bab ini menguraikan tentang penyelesaian data-data yang
berhubungan dengan judul penelitian dan masalah dalam
penelitian.
BAB 5: IMPLEMENTASI DATA
Pada bab ini menguraikan tentang definisi, tujuan, dan
langkah-langkah dalam implementasi sistem juga disertai dengan komponen
kebutuhan sistem.
BAB 6: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan Bab penutup yang berisikan tentang kesimpulan
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Regresi
Regresi pertama kali digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir
Francis Gallon, istilah regresi pada mulanya bertujuan untuk membuat perkiraan
nilai satu variabel terhadap variabel yang lain. Yaitu studi ketergantungan dari
satu variabel yang disebut variabel tak bebas (dependent variable), pada satu atau
lebih variabel yang memperkirakan nilai-nilai dari variabel tak bebas, apabila bilai
variabel yang memperkirakan sudah diketahui, variabel tersebut sering disebut
variabel bebas (independent variable).
Regresi adalah suatu proses memperkirakan suatu sistemmatis tentang apa
yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi
masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahan dapat diperkecil. Regresi
dapat juga diartikan sebagai usaha memprediksi perubahan. Perkiraan tidak
memberikan jawaban yang pasti tentang apa yang terjadi, melainkan berusaha
mencari pendekatan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Perubahan nilai suatu variabel tidak selalu terjadi dengan sendirinya,
namun perubahan nilai variabel itu dapat pula disebabkan oleh berubahnya
variabel lain yang berhubungan dengan variabel tersebut. Untuk mengetahui pola
diperlukan analisis yang memungkinkan untuk perkiraan nilai variable; tersebut
pada nilai tertentu variabel yang mempengaruhinya.
2.2 Analisis Regresi Linier
Analisis regresi merupakan teknik untuk membangun persamaan. Persamaan ini
dapat menggambarkan hubungan antara dua atau lebih variabel dan menaksir nilai
variabel tak bebas berdasarkan pada nilai tertentu variabel bebasnya. Analisis
regresi linier digunakan untuk peramalan, dimana dalam persamaan terdapat
variabel bebas X dan variabel bebas Y.
Untuk mempelajari hubungan-hubungan antara beberapa variabel, analisis
ini terdiri dari dua bentuk, yaitu:
1. Analisis Regresi Linier Sederhana (simple analisis regresi)
2. Analisis Regresi Linier Berganda (multiple analisis regresi)
Analisis regresi sederhana merupakan hubungan antara dua variabel yaitu
variabel bebas (independent variable) dan variabel tak bebas (dependent
variabeli). Sedangkan analisi regresi berganda merupakan hubungan antara tiga
variabel atau lebih, yaitu sekurang-kurangnya dua variabel bebas dengan satu
variabel tak bebas.
2.3 Analisis Regresi Linier Sederhana
Regresi linier sederhana merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan hubungan
dengan variabel bebas tunggal. Bentuk umum persamaan linier sederhana yang
menunjukkan hubungan antara dua variabel, yaitu variabel X sebagai variabel
bebas (independent variable) dan variabel Y sebagai variabel tak bebas
(dependent variable) adalah:
Ŷ = b0 + b1X (2.1)
Dimana:
Ŷ = Variabel tak bebas
X = Variabel bebas
b0 = Intersep (titik potong kurva terhadap sumbu Y)
b1 = Kemiringan (slope) kurva linier
Koefisien-koefisien regresi b0 dan b1 untuk regresi linier dapat dihitung
dengan rumus:
(2.2)
(2.3)
Persamaan 2.1 dapat digunakan untuk mentaksir nilai Y jika nilai b0, b1,
dan X diketahui. Nilai b0 pada persamaan di atas merupakan nilai Y yang
dipotong oleh kurva linier pada sumbu vertikal Y, atau dengan kata lain, b0 adalah
nilai Y jika X = 0. Nilai b1 adalah kemiringan (slope) kurva linier yang
menunjukkan besarnya perubahan nilai Y sebagai akibat dari perubahan setiap
2.4 Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda mengandung makna bahwa dalam suatu persamaan regresi
terdapat satu variable dependent dan lebih dari satu variable independent. Regresi
linier berganda adalah analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara variable
dependent dengan faktor-faktor yang mempengaruhi lebih dari satu variable
independent.
Persamaan regresi berganda yang mempunyai variable dependent Y
dengan dua variable independent, yakni X1 dan X2. Secara umum persamaan
regresi gandanya dapat ditulis sebagai berikut:
Ŷ = b0 + b1X1 + b2X2 (2.4)
Dimana:
Ŷ : Nilai estimasi Y
b0 : Nilai Y pada perpotongan antara garis linier dengan sumbu vertikal Y
X1,X2 : Nilai variabel independent X1 dan X2
b1,b2 : Slope yang berhubunngan dengan variabel X1 dan X2
Untuk regresi linier yang menggunakan lebih dari dua variabel
independent maka persamaan yang digunakan adalah:
Ŷ = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + … + bnXn (2.5)
Tabel 2.1 Bentuk Umum Data Observasi
Nomor
Observasi
Respon
(Yi)
Variabel Bebas
X1i X2i … Xki
1 Y1 X11 X21 … Xk1
2 Y2 X12 X22 … Xk2
. . . . … .
. . . . … .
. . . . … .
N Yn X1n X2n … Xkn
∑ ∑Yi ∑X1i ∑X21 … ∑Xkn
Manfaat analisis regresi linier berganda secara ringkas
1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh dari setiap variabel bebas )yang
tercakup dalam persamaan) terhadap variabel tak bebas.
2. Untuk meramalkan nilai variabel tak bebas Y, kalau seluruh variabel
bebasnya sudah diketahui nilainya dan semua koefisien regresi parsial
2.5 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda
Dalam analisis regresi berganda variabel tak bebas (Y), bergantung pada dua atau
lebih variabel bebas (X). oleh karena itu, dalam menyelesaikan persamaan dalam
penelitian ini penulis menggunakan empat variabel, yaitu satu variabel tak bebas
dan tiga variabel bebas.
Bentuk umum persamaan regresi linier berganda tersebut yaitu:
Ŷ = b0 + b1X1i + b2X2i + b3X3i (2.6)
Dimana:
i : 1,2, … n
n : ukuran sampel
Besarnya b0, b1, b2, dan b3 dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan berikut ini:
(2.7)
(2.8)
(2.9)
(2.10)
2.6 Pengujian Kelinieran Model
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan linier antara
variabel dependen (Y) dengan variabel independent X1, X2, … Xk. Hipotesis yang
H0 : b1 = b2= … = bk = 0
(Model regresi linier berganda tidak signifikan atau dengan kata lain tidak ada
hubungan linier antara variabel independent terhadap variabel dependent)
Ha : b1≠ 0
(Model regresi linier berganda signifikan atau dengan kata lain ada hubungan
linier antara variabel independen terhadap variabel dependen)
Hipotesis diatas dapat dikaitkan dengan uji nyata regresi yang diperoleh,
maka statistic uji yang digunakan adalah:
(2.11)
Dimana:
F = Statistik F yang menyebar mengikuti F dengan derajat bebas v1 = k dan
v2 = n-k-1
JKreg = Jumlah Kuadrat Regresi, dengan derajat kebebasan (dk) = k
JKres = Jumlah Kuadrat Residu, dengan derajat kebebasan (dk) = n-k-1
Pengambilan kesimpulannya sebagai berikut:
Bila H0 diterima jika : Fhitung≤ Ftabel
H0 ditolak jika :Fhitung > Ftabel
2.7 Koefisien Determinasi
Besarnya persentase pengaruh semua variabel independent terhadap nilai variabel
dependen dapat diketahui dari besarnya koefisien determinasi (R2) persamaan
mendekati nol besarnya koefisien determinasi (R2) suatu persamaan regresi,
semakin kecil pula pengaruh semua variabel independent terhadap nilai variabel
dependen (dengan kata lain semakin kecil kemampuan model dalam menjelaskan
perubahan nilai variabel dependen). Sebaliknya, semakin mendekati satu besarnya
koefisien determinasi (R2) suatu persamaan regresi, semakin besar pula pengaruh
semua variabel independent terhadap variabel dependent (dengan kata lain
semakin besar kemampuan persamaan yang dihasilkan dalam menjelaskan
perubahan nilai variabel dependen).
Maka R2 dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
(2.12)
Dimana:
JKreg : Jumlah Kuadrat Regresi
= (2.13)
2.8 Koefisien Korelasi
Untuk mengukur besar tidaknya pengaruh antara variabel tak bebas dengan
variabel bebas. Korelasi dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari
harga (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negarif sempurna r = 0
artinya tidak ada korelasi, dan r =1 berarti korelasinya sangat kuat. Dengan kata
lain, makin besar nilai r maka makin kuat hubungannya dan jika r makin kecil
Tabel 2.2 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
-1,00 ≤ r ≤ -0,80 Korelasi kuat negative
-0,79 ≤ r ≤ -0,50 Korelasi sedang negative
-0,49 ≤ r ≤ 0,49 Korelasi lemah
0,50 ≤ r ≤ 0,79 Korelasi sedang negative
0,80 ≤ r ≤ 1,00 Korelasi kuat positif
Hubungan antar variabel dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis hubungan
sebagai berikut:
1. Korelasi positif
Terjadinya korelasi positif apabila perubahan pada variabel yang satu
diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang sama
(berbanding lurus). Artinya apabila variabel yang satu meningkat, maka
akan diikuti dengan peningkatan variabel yang lain.
2. Korelasi negative
Korelasi negative terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti
dengan perubahan variabel lain dengan arah yang berlawanan (berbanding
terbalik). Artinya apabila variabel yang satu meningkat maka akan diikuti
3. Korelasi nihil
Korelasi nihil terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti
perubahan pada variabel yang lain dengan arah yang tidak teratur (acak).
Artinya apabila variabel yang satu meningkat kadang diikuti dengan
peningkatan pada variabel lain dan kadang diikuti dengan penurunan pada
variabel yang lain.
Untuk hubungan empat variabel tersebut dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
1. Koefisien Korelasi antara X1i dan Yi
(2.14)
2. Koefisien Korelasi antara X2i dan Yi
(2.15)
3. Koefisien Korelasi antara X3i dan Yi
BAB 3
SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET
3.1 Sejarah Bank Indonesia
Bank Sentaral Republik Indonesia yaitu suatu lembaga Negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu Negara, merumuskan dan melaksananakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran, mengatur dan mengawasi perbankan serta menjalankan fungsi sebagai lender of the last resort yang bertujuan mencapai dan memelihara kestabilan niai rupiah.
.
Titik balik berdirinya Bank Indonesia sebagai Bank Sentral setelah
terjadinya konferensi Meja Bundar (KMB) tahun 1949 yang diadakan di Den
Haag memutuskan De Javasche Bank sebagai Bank Sentral. De Javasche Bank
adalah sebuah bank Belanda yang pada masa colonial di beri tugas oleh
pemerintah Belanda sebagai sirulasi (Bank of Issuing Money) di Hindia Belanda
Keputusan KMB ini dikatakan sebagai titik balik berdirinya bank sentral
karena sejak tahun 1946 di Indonesia telah pula berdiri Bank Negara Indonesia
yang dimaksudkan sebagai bank sentral. Bank Negara Indonesia yang semula
akan dijadikan sebagai bank sirkulasi dan bank sentral, justru diberi tugas
kebutuhan dari Negara baru mereka, di satu pihak Negara membutuhkan sebuah
bank sirkulasi dan bank sentral yang bertugas memelihara stabilitas moneter dan
di lain pihak membutuhkan bank yang bertugas untuk membiayai pembangunan.
Kesepakatan terhadap penunjukan De Javasche Bank sebagai bank sentral
antara pemerintah Belanda dengan pemerintah Indonesia tidak terjadi begitu saja.
Selain landasan politik, landasan lain menunjukkan bahwasannya De Javasche
Bank telah beroperasi dan berfungsi sebagai bank sirkulasi di Indonesa sejak
tahun 1828. Dapat dikatakan bahwa De Javasche Bank merupakan bank
komersial yang sekaligus berfungsi sebagai bank sirkulasi tertua di Asia
Tenggara.
Pendirian De Javasche Bank pada dasarnya dimaksudkan oleh pemerintah Belanda sebagai perpanjangan tangan dari De Nederland Bank guna memperoleh tugas sebagai bank sirkulasi dan membiayai perusahaan-perusahaan Belanda yang beroprasi di Hindia Belanda. De Javasche Bank diberi hak monopoli dalam mengeluarkan uang kertas dan berfungsi sebagai bank sirkulasi. Di sisi lain bank ini juga bergerak di bidang komersial dengan menerima simpanan dan menyalurkan kredit.
Keberadaan in bertahan hingga tahun 1942 ketika tentara berpendudukan
Jepang berhasil memaksa Pemerintah Hindia Belanda menyerah setelah selama
tiga tahun melakukan kontak senjata. Pada tanggal 9 Maret 1942 tentara
penduduk Jepang merampas semua bank-bank milik pemerintah Hindia Belanda
dengan memaksa menandatangani surat penyerahan kepada penguasa Jepang.
Setelah dilakukan pembubaran peranan bank digantikan oleh 3 bank Jepang,
sentral diambil oleh Yokohama Speie bank untuk daerah Jada dan Taiwan Bank
utuk daerah luar Jawa.
Fungsi bank sentral ini sempat terganggu ketika Nederlansche Indische Ciciele Adminintratie (NICA) masuk ke Indonesia tahun 1945.Saat itu sengaja dibentuk kondisi moneter yang tidak stabil dengan menguasai dan menarik uang yang beredar, khususnya yang invansi pemerintah Jepang dan diikuti dengan penyebaran uang NICA.Tujuan jelas ingin menjatuhkan dan mengacaukan Indonesia yang baru merdeka.Dengan serangan di bidang ekonomi serta tekanan diplomasi dan senjataakhirnya NICA berhasil menguasai sebagian wilayah RI.Pada periode ini beredar 3 (tiga) jenis mata uang, yaitu uang invansi Jepang, uang NICA, Oeang Republik Indonesia (ORI).Fungsi bank sentral di wilayah RI dijalankan oleh Bank Negara Indonesia yang waktu itu berbentuk Jajasan Poesat Bank Indonesia (JPBI).De Javasche Bank sendiri menjalankan fungsi bank sentral di daerah penduduk NICA.
Setelah proklamasi, pemerintah mengeluarkan surat kuasa yang ditanda tangani oleh Soekarna-Hatta tertanggal 16 September 1945 yang tugasnyamenuaskan kepada anggota Dewan Pertimbangan Agung untuk langkah
pertama pembentukkan bank sirkulasi di Indonesia. Pada tanggal 5 Juli 1946, dikeluarkan UU No.02 Prp. Tahun 1946 tentang pembentukan dan penetapan
Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi dan Bank Sentral Milik Negara.
Oleh karena itu saat Konferensi Meja Bundar (KMB), terjadi tarik menarik
antara pemerintah Belanda dan Indonesia untuk menjadikan masing-masing bank
sebagai bank sentral. Namun kebutuhan final KMB akhirnya menunjuk De
Javasche Bank sebagai bank sentral.Keputusan ini kemudian mendapat reaksi
keras dari sebagian kalangan, yang melontarkan keinginan untuk melakukan
Untuk melanjutkan upaya nasionalisasi, pada akhirnya Juli 1951,
Pemerintah melakukan negosiasi pembelian saham-saham. Proses nasioanalisasi
ini sebenarnya sudah termaksud dalam kesepakatan hasil KMB. Pada tanggal 3
Agustus 1951 pemeritah Indonesia mengaukan penawaran melalui surat kabar
kepada pemilik saham De Javasche Bank. Tawaran ini mampu menyedot 97%
saham dengan nilai 20% di atas nominal dalam mata uang Belanda. Adapun total
nilai pembelian pada waktu itu sebesar Rp.8,95 Juta.
Perbankan difungsikan Di Indonesia proses ini ditindak lanjuti dengan
membentuk panitia nasionalisasi De Javache Bank yang mengumumkan dengan
UU No.24 Tahun 1951 tentangNationalitationDe Javasche Bank yang diganti
namanya dengan Bank Indonesia. Pada tahun-tahun berikutnya sebagai penyedia
dana bagi proyek-proyek dan secara bertahap diarahkan kepada system bank
tunggal.
Berdasarkan penetapan Presiden No.17 Tahun 1965, Bank Indonesia
bersama-sama dengan Bank Koperasi Tani dan Nelayan dileburkan dengan nama
Bank Negara Indonesia yang terbagi kedalam beberapa unit. Bank tersebut
menjalankan usahanya masing-masing dengan nama BNI Unit I, Unit II, Unit III,
dan Unit IV. Bank Negara Indonesia Unit I berfungsi sebagai bank sentral dan
bank umum.
Sesuai dengan TAP MPRS No. XIII/MPRS/0966, Pemerintah akan
menyediakan 8 RUU di bidang perbankan yang terdiri dari RUU Pokok
Adapun kedelapan RUU tersebut adalah :
1. UU No.14 Tahun 1967 tentang Poko-pokok Perbankan.
2. UU No.13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral Menggantikan BNI Unit I.
3. UU No.17 Tahun 1968 tentang Bank Dagang Negara menggantikan BNI
Unit III.
4. UU No.18 Tahun 1968 tentang Bank Bumi Daya menggantikan BDN.
5. UU No.19 Tahun 1968 tentang Bank Bumi Daya menggantikan BNI Unit
IV.
6. UU No.20 Tahun 1968 tentang Bank Tabungan Negara menggantikan BNI
Unit V.
7. UU No.21 Tahun 1968 tentang Bank Rakyat Indonesia menggantikan BNI
Unit II (Rural).
8. UU No.22 Tahun 1968 tentang Bank Ekspor Impor menggantikan BNI Unit II (ekspor-impor).
Dengan lahirnya UU itu, maka secara otomatis mengubur “Bank Tunggal”
sekaligus meneguhkan keberadaan Bank Indonesia sebagai bank sentral hingga
kini. Dengan lahirnya UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia dapat
dikatakan sebagai tonggak harapan terhadap kemandirian bank sentral di
Indonesia.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut & Aceh) atau
semula bernama Kantor Cabang Medan mulai dibuka pada tanggal 30 Juli 1907
bersamaan dengan Kantor Cabang Tanjung Balai dan Tanjung Pura yang
masing-masing dibuka pada tanggal 15 Januari 1908 dan 3 Februari 1908. Kantor Bank
Pembukaan kantor cabang Medan, Tanjung Balai dan Tanjung Pura
sebagai kebutuhan untuk menunjang kebijaksanaan moneter pemerintah Hindia
Belanda (atas usul De Javasche Bank) yang ketika itu memberlakukan
Guldenisasi bagi Karesidenan Pantai Timur Sumatera.
Dengan berkembangnya kegiatan Kantor Bank Indonesia Medan dan
adanya pengaruh resesi dunia tahun 1930-an maka kantor cabang Tanjung Balai
dan Tanjung Pura akhirnya ditutup. Pada saat berdirinya, kantor cabang Medan
menempati sebuah bangunan sementara. Untuk gedung kantor yang permanen
atas petunjuk pemerintah disediakan sebidang tanah di dekat Esplanade (lapangan
umum) yang pembangunannya diharapkan dapat dilaksanakan sebelum selesainya
politik moneter “Guldenisasi” karesidenan pantai timur Sumatera. Untuk
persiapan pendirian kantor-kantor di Tanjung Balai dan Tanjung Pura kepada biro
perancang Hulswit dimintakan untuk merancang pembangunan gedung kantor
kedua tempat itu. Rencana pembangunan gedung kantor yang permanen bagi
kantor cabang Medan dilakukan bersamaan dengan perluasan tahap kedua gedung
Kantor Pusat (Jakarta Kota) pada 1912 yang sekaligus juga merencanakan
pembangunan gedung beberapa kantor cabang lainnya. Gedung-gedung ini
menunjukkan ciri arsitektur yang sama mengikuti ciri arsitektur Eropa pada
zamannya. Pemimpin cabang Medan yang pertama adalah L. Von Hemert dan
pada tahun 1951 saat nasionalisasi pemimpin cabang adalah SF van
Musschenbroek dan pada saat Undang-undang Bank Indonesia 1953
diberlakukan, pemimpin cabang Medan adalah M. Plantema dan putra Indonesia
3.1.1 Kegiatan Operasional Perusahaan
Kantor Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang memiliki
kewenangan untuk mengeluarkan, mengedarkan, mencabut, menarik, dan
memusnahkan uang dari peredaran.Mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas
system keungan untuk pembangunan nasioanal jangka panjang yang
berkesinambungan merupakan misi dan merupakan tanggungjawab besar yang
harus diemban oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut &
Aceh).
3.2 Struktur Organisassi dan Deskripsi Tugas Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Wilayah IX (Sumut & Aceh)
Secara structural, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut & Aceh)
dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan dengan kualifikasi pegawai G VIII.
Dalam menjalankan tugasnya Kepala Perwakilan Bank Indonesia dibantu oleh
seorang Deputi (G VIII) yang mengkoordinir divisi-divisi yng ada pada Kantor
Bank Indonesia Kelas I, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut &
Aceh) tediri dari 4 divisi yang terdiri atas beberapa seksi/kelompok (dapat dilihat
di lampiran), yaitu:
1. Divisi Ekonomi Moneter
a. Tim Pemberdayaan Sektor Rill dan Usaha Mikro Kecil danMenengah
1) Melakukan identifikasi hasil-hasil penelitian/ kesepakatan/program yang
potensial dalam pengembangan sector rill dan atau melaksanakan
identifikasi permasalahan secara spesifik yang terjadi pada
komoditi/industry/bidang usaha tertentu.
2) Menyusun program pemberdayaan sector rill (Koperasi, BUMN dan
UMKM) berdasarkan hasil identifikasi.
3) Melaksanakan program pemberdayaan sector rill yang ditetapkan.
4) Melakukan kordinasi dengan stakeholders daerah untuk memberikan
bantuan teknis dalam bentuk pelatihan kedapa perbankan dan BDSP dalam
rangka pemberdayaan sector rill dan UMKM.
5) Memberikan bantuan teknis dalam bentuk penyediaan informasi berbasis
penelitian serta memfasilitasi proses intermediasi dan perbankan dalam
rangka pemberdayaan sector rill/UMKM.
b. Tim Kajian Ekonomi
Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:
1) Menyusun Kajian Ekonomi Ragional yang mencakup assemen makro
ekonomi daerah dan perkiraan perkembangan ekonomi dan harga.
2) Melakukan penelitian ekkonomi daerah yang berbasisi kajian lapangan dan
studi kepustakaan.
3) Melahirkan kajian ad hoc atas inisiatif Kantor Perwakitan Bank Indoneia
Wilayah IX (Sumut & Aceh) ataupun kerjasama dengan kantor pusat atau
4) Menyusun rekomendasi kebijakan perekonomian daerah kepada PEMDA
dan stakeholders lainnya yang didasari oleh hasil penelitian.
5) Menyusun dan melaksanakan program komunikasi dan hasil-hasil kajian
ekonomi dan penelitian daerah.
c. Tim Statistik dan Survei
Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:
1) Menerima, menverifikasi, mengirim ke kantor pusat, menata usahakan dan
memberikan bantuan teknis laporan bank dan non bank.
2) Mengumpulkan dan menyusun data/ informasi ekonomi, keuangan
perbankan dan demografi di wilayah kerja.
3) Melakukan kegiatan survey untuk kepentingan kantor pusat dan Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut & Aceh).
4) Melakukan kegiatan Liaison dalam rangka pengumpulan data dan
informasi dari pelaku ekonomi (perusahaan, lembaga riset, pemerintah,
perbankan dan asosiasi).
5) Mengelola dan mengembangkan database informasi perekonomian daerah.
2. Divisi Sistem Pembayaran
a. Unit Distribusi Uang dan Layanan Kas
Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:
1) Melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi/monitoring kebutuhan
uang untuk kebutuhan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX
(dalam hal ini berperan sebagai Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Wilayah IX (Sumut & Aceh) sebagai Kantor Depot Kas).
2) Melakukan pengelolahan khazanah yaitu penyiapan dan pengembalian
modal kerja, pengelolaan persediaan kas (termasuk Kas Besar Titipan
DPU), pemeriksaan fisik uang, pengelolaan barang/surat-surat berharga
serta penguncian dan pengamanan khazanah.
3) Melakukan tindak lanjut atas:
Temuan selisih lebih/kurang hasil hitung ulang yang disebabkan karena
selisih jumlah, perbedaan pecahan dan uang palsu.
Laporan temuan uang palsu dari stakeholders.
Laporan terkait dengan uang dansistem pengedaran uang.
4) Mensosialisasi ciri-ciri keaslian uang dan cara memperlakukan uang.
5) Melakukan administrasi kegiatan operasional kas, pengaturan tugas kasir
& anngaran operasional kas.
6) Menyiapkan dan melaksanakan proses penunjukan pihakketiga sebagai
pelaksana jasa kas, seperti PPUPK dan peleburan Uang Logam (UL),
Tidak Layak Edar (TLE).
7) Melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap Pihak Ketiga pelaksana
jasa kas seperti Perusahaan Penukaran Uang Pecahan Kecil/POSINDO,
Cash Center atau jasa lainnya seperti peleburan uang.
8) Memanatau dan melaporkan pemeliharaan peralatan kas/sarana lainnya.
9) Memantau penggunaan dan persediaan supplies yang dibutuhkan dalam
10) Melakukan koordinasi dalam rangka pelaksanaan distribusi uang di
wilayah kerjanya sesuai dengan yang ditetapkan kantor pusat.
11) Melakukan transaksi dan pertanggungjawaban Setoran Bank dan Non
Bank.
12) Mempersiapkan modal kerja, melakukan transaksi pertanggungjawaban
Bank dan Non Bank.
13) Mempersiapkan modal kerja, melakukan transaksi pertanggungjawaban
penukaran.
14) Mempersiapkan modal kerja, melakukan transaksi pertanggungjawaban
kegiatan layanan kas di luar kantor yaitu kas keliling dan kas titipan.
15) Mempersiapkan modal kerja, melakukan transaksi pertanggungjawaban
penjualan Uang Rupiah Khusus (URK).
b. Unit Pengolahan Uang
Adapun tugas-tugas pokoknya sebagai berikut :
1) Mempersiapkan modal kerja, melaksanakan kegiatan dan
pertanggungjawaban hitung ulang manual uang kertas.
2) Mempersiapkan modal kerja, melaksanakan kegiatan dan
pertanggungjawaban hitung ulang manual uang logam.
3) Mempersiapkan modal kerja, melaksanakan kegiatan dan
pertanggungjawaban hitung ulang manual – MSUK.
4) Mempersiapkan modal kerja, melaksanakan kegiatan dan
5) Mempersiapkan modal kerja, melaksanakan kegiatan dan
pertanggungjawaban peleburan uang.
c. Unit Layanan Nasabah
Adapun tugas-tugas pokoknya sebagai berikut:
1) Settlement Transfer melalui BI-RTGS untuk kepentingan pengeluaran
Pemerintah (atas beban PBN dan reksus) dan rekening lainnya.
2) Penatausahaan rekening nasabah (termasuk pemerintah daerah dan
lembaga lain terkait dengan tugas Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Wilayah IX (Sumut & Aceh).
3) Settlement penerimaan pajak dan penerimaan lainnya dari bank ke
rekening pemeritah dan rekening lainnya.
4) Penatausahaan Cek/Bilyet Giro (BG) Bank Indonesia.
5) Pengiriman DKE melalui SKN-BI untuk kepentingan pengeluaran
pemerintah (atas beban APBN atau reksus) dan rekening lainnya.
6) Menganalisa perilaku dan perkembangan SP Non Tunai di Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut & Aceh):
Tata Usaha Money Remittance
Kajian Perilaku SP Non Tunai
7) Pelaksanaan BCP baik yang dikoordinir DASP maupun Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut & Aceh).
8) Menyediakan layanan helpdesk kepada peserta BI-RTGS.
10) Pengelolaan database (rekening, user dan database lainnya) BI-SOSA dan
BI-RTGS.
11) Pengelolaan transaksi (akunting dan anggaran) BI-SOSA.
12) Pengelolaan anggaran.
13) Melakukan tugas lain terkait dengan sosialisasi dalam rangka diseminasi
ketentun SP kepada stakeholders di daerah.
d. Unit Penyelenggara Kliring
Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut: 1) Penyelenggaraan Kliring lokal (Warkat Debet).
2) Pengelolaan Data Keuangan Elektronik (DKE).
3) Pengelolaan dan penatausahaan data penarik cek/BG kosong.
4) Penerbitan daftar hitam lokal.
5) Monitoring Penyelenggaraan Kliring Lokal Non BI.
6) Perhitungan dan pembebanan biaya proses pilah.
7) Pelaksanaan BCP baik yang dikoordinir DASP maupun Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut & Aceh).
8) Pengelolaan Anggaran.
9) Menyediakan layanan helpdesk kepada peserta kliring sehubungan dengan
3. Divisi Manajement Intern
a. Unit Sumber Daya Manusia
Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut :
1) Melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan peneriamaan, penempatan,
pengembangan, pembinaan dan pemutusan hubungan kerja dengan
pegawai termaksud THOS sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2) Mengelola data kepegawaian.
3) Menyelenggarakan pendidikan dan latihan pegawai sesuai dengan
kewenangan.
4) Melakukan kegiatan yang terkait dengan fungsi koordinasi terhadap
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut & Aceh) di
wilayah kerjanya.
b. Unit Logistik
Adapun tugas-tugas pokoknya sebagai berikut :
1) Melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap realisasi
program kerja dan anggaran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah
IX (Sumut & Aceh).
2) Menatausahakan dan melaksanakan pengadaan barang dan jasa.
3) Melaksanankana pemeliharaan gedung, inventarisasi kantor, rumah dinas
serta saranan lainnya.
4) Melaksanakan penghapusan barang-barang inventaris dan kendaraan.
5) Menyelesaikan tagihan sumber daya energi, jasa, dan lainnya kepada pihak
c. Unit Sekretariat Pengamanan Protokol (SPP)
Adapun tugas-tugas pokoknya sebagai berikut:
1) Memfasilitasi kebutuhan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan proses
hukum.
2) Melaksanakan dan menatausahakan kegiatan pengamanan gedung kantor,
tata tertib kantor, pengiriman dan penjemputan uang, kas keliling, rumah
dinas serta sarana lainnya.
3) Menatausahakan surat, warkat masuk maupun keluar dan dokumen lainnya
termasuk mengelola sentral khazanah arsip.
4) Merencanakan dan melaksanankan pelatihan yang berkaitan dengan tugas
pengamanan.
5) Melaksanakan pengamanana dan tindakan penanggulangan ancaman serta
gangguan kamtib terhadap personil materil, acara kedinasan, social
kepegawaian dalam keadaan normal dan darurat, termasuk karena dampak
bencana alam.
4. Bidang-Bidang Kerja/Job Description
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut&Aceh)merupakan
perpanjangan tangan dari kantor pusat dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Adapun tugsa pokok yang harus dilaksanan oleh Kantor Perwakilan Bank
1. Memberikan masukan kepada kantor pusat tentang kondisi ekonomi dan
keuangan daerah wilayah kerjanya.
2. Melaksanakan kegiatan operasionalnya sistem pembayaran tunai dan atau
non tunai sesuai dengan kebutuhan ekonomi wilayah kerjanya.
3. Melaksanankan pengawasan terhadap perbankan di wilayah kerjanya.
4. Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan
ekonomi daerah yang didukung dengan penyediaan informasi berdasarkan
kajian yang akurat.
5. Mengelola sumber daya internal yang dibutuhkan sebagai faktor
BAB 4
ANALISIS DATA
4.1 Data dan Pembahasan
Data yang akan diolah dalam tugas akhir ini adalah data yang diambil dari kantor
Bank Indonesia Cabang Medan yaitu data berupa jumlah uang beredar, suku
bunga bank, jumlah bank dan inflasi dari tahun 2004 sampai 2011.
Tabel 4.1 Data Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga Bank, Jumlah Bank, dan Inflasi di Sumatera Utara Tahun 2004 s/d 2011
Tahun
2004 245,946 4,47 95 6,8
2005 271,14 4,32 99 22,41
2006 347,013 4,38 100 6,11
2007 450,055 3,48 103 6,6
2008 456,787 3,33 104 10,72
2009 515,824 3 194 2,61
2010 605,411 3,92 197 8
2011 722,991 32,71 197 3,67
Jumlah 3615,167 59,61 1089 66,92
Dengan:
= Jumlah Uang Beredar (Miliar Rp)
= Suku Bunga Bank (Persen per tahun)
= Jumlah Bank
= Inflasi (Persen per tahun)
4.2 Persamaan Regresi Linier Berganda
Untuk mencari persamaan regresi berganda, terlebih dahulu kita menghitung
koefisien regresinya dengan mencari penggandaan suatu variabel dengan variabel
yang lain. Dengan koefisien-koefisien tersebut maka dapat ditentukan persamaan
untuk mencari regresi linier bergandanya. Adapun nilai dari
koefisien-koefisiennya sebagai berikut:
( (
424,65 30,396 646 1.099,379 23.364,87 1.672,433
427,68 96,8112 2.218,59 1.171,325 26.842,86 6.076,247
438 26,7618 611 1.519,917 34.701,3 2.120,249
358,44 22,968 679,8 1.566,191 46.355,67 2.970,363
346,32 35,6976 1.114,88 1.521,101 47.505,85 4.896,757
582 7,83 506,34 1.547,472 100.069,9 1.346,301
772,24 31,36 1.576 2.373,211 119.266 4.843,288
6.443,87 120,0457 722,99 23.649,04 142.429,2 2.653,377
9793,20 371,8703 8.075,60 34.447,63 540.535,6 26.579,01
Dari tabel diatas maka diperoleh jumlah nilai koefisien:
Dari data diatas didapat Persamaan :
∑Yi = nb0 + b1∑X1i + b2∑X2i + b3∑X3i (4.1)
∑X1iYi = b0∑X1i + b1∑ 2 + b2∑X1iX2i + b3∑X1iX3i (4.2)
∑X2iYi = b0∑X2i + b1∑X1iX2i + b2∑ 2 + b3∑X2iX3i (4.3)
∑X3iYi = b0∑X3i + b1∑X1iX3i + b2∑X2iX3i + b3∑( )2 (4.4)
Dengan persamaan diatas daat kita subtitusikan nilai-nilai yang bersesuaian,
sehingga diperoleh persamaan :
3.615,167 = 8 + 59,61+ 1.089 + 66,92
3.4447,63 = 59,61 + 1.175,34+ 9.793,20+ 371,8703
540.535,6 = 1.089 + 9.793,20+ 165.505+ 8.075,60
26.579,01 = 66,92 + 371,8703+ 8.075,60 + 828,5396
Dengan mensubtitusikan persamaan diatas, maka didapat koefisien :
= 148,667
= 4,791
= 2,54
= 3,077
Sehingga diperoleh persamaan regresinya
Ŷ = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 (4.5)
4.3 Analisis Residu
Dengan didapat persamaan regresinya maka untuk mengetahui seberapa besar
penyimpanan Jumlah Uang Beredar yang sebenarnya terhadap Jumlah Uang
Beredar yang dioerkirakan, maka dapat dihitung dengan mencari
koefisien-koefisien dari Analisis Residunya sebagai berikut:
Tabel 4.3 Penyimpangan Nilai Koefisien
Y Ŷ (Y –Ŷ)
Sehingga kesalahan bakunya dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
=
Dimana :
2
n = 8
k = 3
sehingga :
=
=
=
=
94,46Dari penyimpangan yang diperoleh dapat dinyatakan bahwa rata-rata
Jumlah Uang Beredar yang sebenarnya akan mnyimpangan dari rata-rata Jumlah
Uang Beredar yang diperkirakan sebesar 94,46 miliar.
4.4 Pengujian Regresi Linier Berganda
Hipotesis yang digunakan :
Ini berarti bahwa tidak ada hubungan antara tingkat suku
bunga, jumlah bank, dan inflasi terhadap jumlah uang
beredar.
Ini berarti bahwa ada hubungan antara tingkat suku bunga,
jumlah bank, dan inflasi terhadap jumah uang beredar.
Dengan pengambilan kesimpulannya sebagai berikut :
ditolak jika : Fhitung Ftabel
Untuk menguji model regresi yang telah terbentuk maka dapat diambil:
=
= –
= –
yi = Yi−
Dimana harga-harga diperlukan adalah sebgai berikut: Tabel 4.4 Uji Persamaan Regresi Linier
yi x1i x2i x3i
-205,95 -2,98125 -41,125 -1,565
-180,76 -3,13125 -37,125 14,045
-104,88 -3,07125 -36,125 -2,255
-1,84 -3,97125 -33,125 -1,765
4,89 -4,12125 -32,125 2,355
63,93 -4,45125 57,875 -5,755
153,52 -3,53125 60,875 -0,365
Sambungan tabel 4.4
x1i2 x2i2 x3i2 yix1i yix2i yix3i
8,887852 1.691,266 2,449225 613,9881 8.469,689 322,3116
9,804727 1.378,266 197,262 565,9918 6.710,562 -2.538,72
9,432577 1.305,016 5,085025 322,1215 3.788,894 236,5109
15,77083 1.097,266 3,115225 7,310575 60,97898 3,249144
16,9847 1.032,016 5,546025 -20,1575 -157,127 11,5186
19,81363 3.349,516 33,12003 -284,56 3.699,84 -367,906
12,46973 3.705,766 0,133225 -542,1 9.345,233 -56,033
638,0045 3.705,766 22,04303 6.847,524 16.502,92 -1272,79
731,1685 17.264,88 268,7538 7.510,118 48.420,99 -3.661,86
Dari tabel diatas dapat diperoleh:
= (4,791)(7.510,118) + (2,154)(48.420,99) + (-3,077)(-3.661,86)
= 35.980,97534 + 104.298,8125 + 11.267,54322
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:
Dari tabel distribusi Ftabel untuk v1= k dan v2= n-k-1, dimana v1= 3 dan v2 = 4,
maka Ftabel ( 0,05) =6,59. Karena Fhitung < Ftabel maka H0 diterima.
4.5 Koefisien Determinasi
Untuk meganalisis dan mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-faktor yang
menpengaruhi jumlah uang beredar, maka dilakukan perhitungan sebagai berikut:
= 1.820.941,09 –
=1.820.941,09 –1.633.679,055
= 187.262,035
=
=
0,8095Dari perhitungan diatas, diperoleh koefisien determinasiny (R2) sebesar
Dengan nilai R adalah
R=
=
Dari hasil yang diperoleh nilai koefisien korelasinya (R) sebesar 0,8997 atau
89,97%.
Yang menunjukkan bahwa antara variabel X dan Y berhubungan secara positif.
Artinya suku bunga, jumlah bank, dan tingkat inflasi memberikan pengaruh
terhadap jumlah uang beredar sebanyak 89,97% sisanya 10,03 dipengaruhi faktor
lain.
4.6 Koefisien Korelasi Antara Variabel
Untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel tak bebas terhadap variabel
bebas, dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasinya yaitu :
1. Koefisien korelasi antar jumlah uang beredar dengan tingkat suku bunga
=
=
=
=
Ini menunjukkan korelasi kuat antara jumlah uang beredar dengan tingkat
suku bunga yang berarti banyak jumlah uang beredar sangat berpengaruh dengan
besar suku bunga.
2. Koefisien korelasi antar jumlah uang beredar dengan jumlah bank
=
=
=
=
=
= 0,85158
Ini menunjukn korelasi kuat antara jumlah uang beredar dengan
jumlah bank yang berarti bahwa jumlah uang beredar sangat berpengaruh
BAB 5
IMPLEMENTASI DATA
5.1 Sejarah SPSS
SPSS pada awalnya adalah singkatan dari STATISTICAL PROGRAM for
SOCIAL SCIENCE merupakan suatu paket program software statistika yang
ditunjukan untuk analisis data ilmu-ilmu sosial. SPSS pertama kali dibuat pada
tahun 1968 oleh tiga mahasiswa Stanford University, dan dioperasikan pada
komputer mainframe. Seiring dengan pengembangan software ini, SPSS sudah
mampu memproses data statistik pada berbagai bidang ilmu baik sosial maupun
non-sosial, sehingga SPSS dirubah kepanjangannya menjadi STATISTICAL
PRODUCT and SERVICE SOLUTION. Sekitar tahun 1984, SPSS/PC +
diluncurkan pertama sekali.
SPSS ini sudah dapat dioperasikan dalam PC, namun hanya dapat dioperasikan dalam sistem windows sejak DOS (Disk Operating System). Software ini dapat dioperasikan dalam sistem windows sejak SPSS 5.0 dikeluarkan yaitu sekitar tahun 1992. SPSS memiliki beberapa fasilitas dengan
kemampuan analisis yang cukup handal. Dalam kemampuannya menggunakan tipe file data, sungguh tidak diragukan. Dalam mempermudah pengoperasiannya, SPSS meyediakan fasilitas kotak dialog antarmuka (dialog box interface) yang
halnya pada SPSS/PC+. Pengguna cukup dengan memilih perintah yang dikehendaki dari menu yang tersedia.
5.2 Sekilas Tentang Program SPSS
SPSS merupakan salah satu paket program komputer yang digunakan dalam
mengolah data statistik. Banyak program lain yang juga dapat digunakan untuk
olah data statistik, misalnya Microstat, SAS, Statistica, SPS-2000 dan lain-lain,
namun SPSS lebih populer dibandingkan dengan program lainnya.
SPSS merupakan software yang paling populer, dan banyak digunakan
sebagai alat bantu dalam berbagai macam riset, sehingga program ini paling
banyak digunakan di seluruh dunia. Saat ini Amerika Serikat saja diperkirakan
lebih dari 250.000 perusahaan menggunakan SPSS sebagai alat bantu dalam
pengambilan keputusan yang strategis bagi perusahaan.
SPSS pertama kali diperkenalkan oleh tiga mahasiswa Stanford University
pada 1968. Tahun 1984 SPSS sebagai software muncul dengan nama SPSS/PC+
dengan sistem Dos. Lalu sejak tahun 1992 SPSS mengeluarkan versi Windows.
SPSS dengan sistem Windows ini telah mengeluarkan software dengan beberapa
versi, antara lain SPSS for Windows versi 6, SPSS for Windows versi 7.5, SPSS
for Windows versi10.01, SPSS for windows versi 11.5, versi 12, versi 13, versi
14, versi 15, versi 16 dan SPSS for Windows versi 17.0.
diperluas untuk berbagai jenis user, misalnya untuk proses produksi untuk perusahaan, riset ilmu-ilmu sain dan sebagainya. Sehingga SPSS yang sebelumnya singkatan dari Statistical Package for the Social Sciences berubah menjadi Statistical Product and Service Solutions.
5.3 Mengaktifkan SPSS
Langkah-langkah untuk mengoperasikan SPSS adalah sebagai berikut:
Jika pada dekstop sudah ada ikon SPSS, klik ganda pada ikon tersebut.
Jika tidak ada ikon SPSS, langkah yang harus ditempuh adalah klik tombol
start pada tombol window, kemudia klik program, lalu klik SPSS, klik
SPSS versi 16.0 atau sesuai dengan versi SPSS yang digunakan.
Gambar 5.1 Mengaktifkan SPSS 16.0
Gambar 5.2 Tampilan Logo SPSS
Setelah program SPSS aktif maka akan muncul kotak dialog sebagai berikut:
Untuk memunculkan lembar kerja baru klik cancel. Maka akan muncul
sebuah jendela editor, klik Variable View seperti tampilan berikut :
Gambar 5.4 Tampilan Jendela Data View dalam SPSS
1. Saat program sudah berjalan seperti gambar di atas maka selanjutnya klik
variable view pada sudut kiri bawah program, kemudian lakukan petunjuk untuk
pengisian data sebagai berikut :
A. Kolom name dapat diisi dengan variabel yang kita miliki dalam
penelititan, dalam penelitian ini yang memiliki 3 variabel dapat di ketik Y,
X1, dan X2,.Untuk kolom type maka dapat diisikan seluruhnya dengan tipe
data Numeric. Karena penelitian ini dengan model kuantitatif.Untuk
kolom width diisikan seluruhnya dengan angka 8 artinya jumlah karakter
yang digunakan terbatas 8 angka atauhuruf saja.
B. Kolom Decimal semuanya diisikan dengan angka 3, yang artinya
C. Kolom label diisikan berdasarkan identitas dari variabel yang dimiliki,
dalam hal ini variabel Y.
D. Kolom Values digunakan untuk menuliskan nilai kuantitatif dari variabel
yang berskala ordinal dan nominal, dalam hal ini kita menggunakan
bentuk data skala, maka untuk kolom ini diabaikan saja seluruhnya.
E. Kolom missing digunakan untuk penjelasan data yang hilang atau rusak,
dalam hal ini kolom missing kita abaikan saja.
F. Kolom Columns digunakann untuk menentukan lebar kolom, untuk ketiga
variabel kita isiskan angka 8.
G. Kolom align digunakan untuk menentukan letak pengisian data apakah
rata kiri, rata kanan atau tengah, dalam hal ini seluruh variabel kita isi right
(kanan).
H. Kolom measure digunakan untuk menentukan jenis data, dalam hal ini
data kita gunakan data scale. Maka seluruh variabel kita gunakan scale.
Dapat dilihat sebagai berikut :
Gambar 5.5 Tampilan sheet variable view
Setelah selesai megisi Variable View, klik pilihan Data View sehingga data pun
dapat dimasukkan berdasarkan jenis variabel yang telah didefinisikan terlebih
Gambar 5.6 Jendela Data View
5.4 Uji Regresi Linear Berganda
Adapun langkah sebagai berikut:
Klik Analize\Regresssion\Linear\. Kemudian masukkan variabel “Jumlah Uang Beredar” ke dalam kolom dependen dan masukkan
variabel “Tingkat Suku Bunga Bank”,“ Jumlah Bank” dan “Inflasi” ke
dalam kolom independen. Pilih Method: Enter
Klik button Statistics dan pilih Durbin Watson, Descriptive, dan
CollinierityDiagnosis. Kemudian, klik button Plot dan pilih Histogram
dan Normality Probability Plot kemudian masukkan ZPRED dalam
kolom X dan masukkan SDResid dalam kolom Y.
Klik button Save dan pilih Residual Standardized Klik OK
Gambar 5.8 Kotak Dialog Linier Regression
Klik Statistic pada kotak dialog Linier Regression, aktifkan
kemudia klik Continue untuk melanjutkanya, lalu klik OK.
Gambar 5.9 Kotak Dialog linier Regression Statistic
Kemudian klik Plots pada kotak tersebut, lalu aktifkan Produce All
Partial Plots, kemudian klik Continue , lalu klik OK pada kotak dialog
Linier Regression untuk melihat hasilnya/ Outputnya.
Gambar 5.10 Kotak Dialog Linier Regression Plots
Berdasarkan langkah-langkah tersebut dapat diperoleh output berupa Descriptive
Statistics, Correlations, Koefisien Determinasi, Anova, Histogram, Uji
Normalitas, Koefisien, Yang Dapat Dilihat Pada Lampiran 1.
5.5 Uji Normalitas Error
Klik Analyze\Descriptive Statistics\Explore
Gambar 5.11 Uji Normalitas
Masukkan variabel Standardized Residual dalam kolom Dependen list.
Klik button Plot.
Klik Normality Plot With Test.
Klik OK.
Keterangan dari Output diatas.(dapat dilihat pada Lampiran)
Dalam tabel ANOVA, terbaca nilai Fhit = 5,66. Sementara itu, dari tabel nilai
statistik
F dengan derajat bebas v1 = 3 dan v2= 4 pada taraf signifikan 0,05 (F3:4:0,05),
Ftabel. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Artinya Ada hubungan
antara tingkat suku bunga, Jumlah Bank, Inflasi terhadap Jumlah Uang
Beredar.
Pada tabel Model Summary diperoleh nilai R2 = 0.809. Artinya
variabel-variabel independent mempengaruhi variabel dependent sebesar
80,9%. Dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Pada tabel coffcientsa
diperoleh nilai koefisien b0 = 148,667 b1 = 4,791 b2 = 2,154 b3= -3,077.
5.6 Pengolahan Data dengan Persamaan Korelasi
Langkah-langkah uji korelasi dengan SPSS, setelah langkah-langkah data
terpenuhi, maka secara uji korelasi dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebgai berikut:
Klik Analyze, kemudian pilih sub menu Correlate, kemudian pilih
Bivariate.
Setelah kotak dialog, kemudian sorot variabel-variabel yang akan
ditentukan korelasinya dan pindahkan ke kotak Varables.
Setelah muncul kotak dialog, kemudian sorot variabel-variabel yang akan
ditentukan korelasinya dan pindahkan kek kotak Varabels.
Pada kolom correlation Coefficients, pilih Pearson,sedang pada kolom
Test of Significant, pilih Two Tailed, lalu klik OK.
Gambar 5.13 Bivariate Correlations
Pada tabel diatas diperoleh
1. Korelasi antara Tingkat Suku Bunga Bank dengan Jumlah Uang Beredar
bernilai 0,642, (bertanda positif) pengaruhnya sangat kuat dan searah.
Artinya jika tingkat suku bunga bank semakin banyak maka jumlah
uang beredar akan meningkat, demikian sebaliknya.
2. Korelasi antara Jumlah Bank dengan Jumlah Uang Beredar bernilai
0,852 (bertanda positif) pengaruhnya sangat kuat dan searah. Artinya
jika jumlah bank semakin banyak maka jumlah uang beredar semakin
meningkat, demikian sebaliknya.
3. Korelasi antara Inflasi dengan Jumlah Uang Beredar bernilai -0,516
3. Koefisien korelasi antar jumlah uang beredar dengan tingkat inflasi
=
=
=
=
=
= -5,11501
Ini menunjukan korelasi lemah antara jumlah uang beredar dengan tingkat
inflasi yang berarti bahwa banyak jumlah uang beredar sangat kecil pengaruhnya
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari data penelitian diatas, setelah dilakukan analisis, maka dapat beberapa
kesimpulan antara lain:
1. Tingkat Suku Bunga Bank, Jumlah Bank dan Inflasi di Sumatera Utara
mempunyai hubungan yang nyata terhadap Jumlah Uang Beredar di
Sumatera Utara.
2. Persamaan Regresi adalah = 148,667 + 4,791X1 + 2,54X2 – 3,077X3 .
3. Sekitar 89,87% Jumlah Uang Beredar dipengaruhi oleh ketiga variabel
tersebut, sedangkan 10,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
4. Dari analisis diatas diperoleh nilai koefisien korelasi antara Jumlah Uang
Beredar dengan tingkat suku bunga menunjukkan korelasi sedang positif
(0,642), koefisien korelasi antara jumlah uang beredar dengan jumlah bank
menunjukan korelasi kuat positif (0,852), dan koefisien korelasi antara
jumlah uang beredar dengan inflasi menunjukkan korelasi sedang negative
6.2 Saran
Dari analisis dan kesimpulan yang telah diperoleh, ada beberapa saran yang
berhubungan dengan penelitian diatas :
1. Untuk menjaga kestabilan nilai rupiah maka pihak Bank Indonesia
perlu lebih teliti untuk mengendalikan jumlah uang beredar dan
besarnya tingkat suku bunga bank.
2. Diperlukan adanya pengurangan jumlah bank di Sumatera Utara
sehinga dapat mengurangi Jumlah Uang Beredar.
3. Hendaknya Bank Indonesia lebih teliti dalam mengedarkan uang
sehinga dapat menciptakan perekonomian Negara yang stabil dan
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. 2000. Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi. Edisi ke-2. Yoyakarta :
BPFE
Kasmir, 2007. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi ke-6 Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada
Kasmir, 2002. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Manurung, Mandala dan Rahadja Prathama. 2004. Uang, Perbankan dan
Ekonomi Moneter. Jakarta : Lembaga Penerbit FEUI
Simorangkir, O.P., 200. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank.
Jakarta : Ghalia Indonesia
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Edisi ke-6. Bandung : Tarsito
Sulaiman Wahid. 2004. Analisis Regresi Menggunakan SPSS. Yogyakarta : Andi
Suwarno, Bambang. 2006. Cara dan Menggunakan dan Memakai Analisa Jalur.
Bandung : Alfabeta
Trihendradi, Cornelius. 2005. Step by Step SPSS 13 Analisis Data Statistik.