• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penggunaan Peluang Modal Sosial Dalam Pemeliharaan Prasarana Jalan (Studi Deskriptif di Desa Pertambatan Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Penggunaan Peluang Modal Sosial Dalam Pemeliharaan Prasarana Jalan (Studi Deskriptif di Desa Pertambatan Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai)"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

ANALISIS PENGGUNAAN PELUANG MODAL SOSIAL

DALAM PEMELIHARAAN PRASARANA JALAN

(Studi Deskriptif di Desa Pertambatan

Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai)

SKRIPSI

Diajukan Oleh: Viana Rofinita Saragih

060901043

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

(2)

Abstrak

Modal sosial dapat dicirikan dalam bentuk kerelaan individu untuk mengutamakan keputusan komunitas yang menghasilkan kinerja yang mengandung nilai sosial. Kebersamaan, kemampuan berempati, toleransi, semangat kerjasama merupakan modal sosial yang sangat melekat dalam kehidupan bermasyarakat.

Jalan merupakan salah satu prasarana yang memiliki fungsi yang sangat penting dalam masyarakat terkait dalam upaya transportasi dan dan mobilitas warga. Prasarana jalan dekat terkait dengan masalah sosial ekonomi baik antar satu daerha maupun hubungan antar daerah. Mengingat fungsinya yang begitu penting pemeliharaan jalan hendaknya lebih dimaksimalkan guna menjaga kinerha jalan yang tetap pada porsinya. Terkait dalam hal ini modal sosial yang meliputi elemen jaringan sosial, kepercayaan dan pranata sosial dituntut untuk mampu menjalankan fungsinya dalam menangani berbagai masalah di masyarakat. Namun dalam kenyataanya modal sosial masih hanya konsep yang berlaku dalam interaksi bermasyarakat dan tidak digunakan dalam upaya pembangunan di masyarakat.

Dalam penelitian ini peneliti meneliti bagaimana penggunaan modal sosial dalam upaya pemeliharaan jalan di desa Pertambatan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Penelitian ini dilakukan terhadap 10 orang informan. Adapun informan tersebut 2 berasal dari pemerintah, 2 berasal dari pengusaha, 2 dari tokoh masyarakat, 3 berasal dari masyarakat desa Pertambatan dan 1 berasal dari luar desa Pertambatan.

(3)

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, ibarat pepatah yang menyatakan “tiada gading yang tak retak”. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari saudara pembaca demi perbaikan skripsi ini.

Atas bimbingan dan bantuan yang diterima penulis dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini hingga selesai, serta selama perkuliahan di Universitas Sumatera Utara Medan, maka dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.

3. Ibu Dra. Lina Sudarwati, M.si, selaku Ketua Jurusan Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.

4. Ibu Dra. Ria Manurung, M.si selaku Dosen Pembimbing

5. Bapak/ibu dosen serta staf dan Pegawai Universitas Sumatera Utara Mean 6. Segenap perangkat pemerintahan kabupaten Serdang Bedagai.

(4)

7. Segenap masyarakat desa Pertambatan kecamatan Dolok Masihul kabupaten Serdang Bedagai terima kasih atas kesediaannya memberikan informasi bagi penelti dalam menjawab permasalahan dalam penelitian ini. 8. Ayahanda S. Saragih dan Ibunda S. Purba yang sangat saya cintai yang

telah banyak berkorban demi selesainya studi saya dan menjadi motivasi terbesar untuk saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Adik-adik saya Friska Saragih, Wulany Dajawak, Yuli Sani Saragih, Satria Fahrezi dan Bayu Davian Saragih yang selalu memberi dukungan dan menjadi salah satu motivasi bagi saya dan juga tante Elfidawaty dan keluarga yang selama ini juga banyak membantu dalam studi saya.

10. Ibu Drg. Ateta. MARS dan keluarga yang telah banyak mendukung saya dalam materi maupun moril saya haturkan terimakasih sebanyak-banyaknya.

11. Kawan-kawan di Departemen Sosiologi stambuk 2006.

12. Adik-adik di Departemen Sosiologi stambuk 2007-2010. Tetap semangat! 13. Kakak-kakak di Departemen sosiologi. Terimaksi untuk dukungan dan

semangatnya.

14. Sahabat-sahabat terbaik, Ani Laia, Nurchandani, Sumarni. Terima kasih banyak untuk dukungan kalian selama ini yang selalu ada di saat suka dan duka.

15. Segenap keluarga besar Saragih Dajawak di huta Sidiamdiam Kecamatan

(5)

16. Segenap keluarga besar Purba Tambak di huta Nagori Dolok Kecamatan Silou Kahean kabupaten Simalungun. Terimakasih untuk dukungan dan semangat yang saya terima selama ini.

Medan, Maret 2011 Penulis

(6)

Daftar Isi

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ...v

Daftar Tabel ... viii

Daftar Lampiran ...ix

Daftar Gamba... rx BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Perumusan maslah ...5

1.3 Tujuan Penelitian ...5

1.4 Manfaat Penelitian ...5

1.5 Defenisi Konsep. ...6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 10

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 17

3.2 Lokasi Penelitian ... 17

3.3 Unit Analisis dan Informan Penelitian ... 17

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 18

3.5 Interpretasi Data ... 19

3.6 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 20

(7)

BAB IV. INTERPRETASI DATA ... 21

4.1 Setting Daerah Lokasi ... 22

4.2 Gambaran Sosial Masyarakat dan Dinamika Sosial ... 26

4.3 Fungsi Jalan desa Pertambatan Bagi Masyarakat, Perusahaan dan Masyarakat Kecamatan Silou Kahean... 29

4.4 Kondisi Kerusakan Jalan Desa Pertambatan ... 33

4.5 Profil Informan ... 34

4.6 Gambaran Peluang Modal Sosial Masyarakat ... 39

4.6.1 Gambaran Jaringan Sosial ... 40

4.6.1.1 Gambaran Partisipasi dalam Masyarakat ... 40

4.6.1.2 Gambaran Hubungan Timbal Balik antar Masyarakat, Pemerintah dan Pengusaha... 46

4.6.1.3 Gambaran Solidaritas dalam Masyarakat ... 50

4.6.1.4 Gambaran Kerjasama dalam Masyarakat ... 52

4.6.1.5 Gambaran Adanya Kesamaan (Equity) dalam Masyarakat ... 55

4.6.2 Gambaran bentuk Kepercayaan dalam Masyarakat ... 58

4.6.2.1 Gambaran Adanya Transparansi dalam Hubungan Bermasyarakat ... 60

4.6.2.2 Egaliter atau Sifat Amanah ... 62

4.6.3 Gambaran Bentuk Pranata atau Institusi Lokal ... 64

(8)

4.8.1 Partisipasi dalam Pemeliharaan Jalan ... 73 4.8.2 Hubungan Timbal Bali kantar Stakeholder dalam Pemeliharaan

Jalan ... 78 4.8.3 Bentuk Kerjasama dalam Pemeliharaan Jalan ... 79 4.8.4 Transparansi Dana dalam Pemeliharaan jalan ... 81 4.8.4 Peranan Pranata Lokal dalam Pemeliharaan Prasarana

(9)

Daftar Tabel

(10)

Daftar Lampiran

Kuesioner... LI-1 Transkrip Wawancara dengan Pengusaha

Surat Bantuan Bina Lingkungan PT. PN III Kebun Silau Dunia

Surat Permohonan Pengerasan Jalan desa Pertambatan kepada PT. PN III Kebun Silau Dunia

Surat Permohonan Bantuan Alat Berat kepada PT. PN III Kebun Silau Dunia dalam Perbaikan Jalan di Desa Pertambatan

Surat Permohonan Perbaikan Jalan Desa Pertambatan kepada PT. PN III Kebun Silau Dunia

Bukti Pengeluaran PT. PN III untuk Bantuan Perbaikan Jalan di Desa Pertambatan Daftar Pengeluaran Bahan dan Alat Berat Untuk Bantuan dalam Perbaikan Jalan di Desa Pertambatan

Surat izin Penelitian

(11)

Daftar Gambar

Gambar Kerusakan Jalan yang Tergenang Air ... GI -1 Gambar Kantor PT. PN III Kebun Silau Dunia ... GI-2 Gambar Bangunan Mesjid di Desa Pertambatan ... GI-2 Gambar Sekolah MTS di Desa Pertambatan ... GI-2 Gambar Pertanian di Sekitar Perumahan Penduduk Pertambatan ... GI-2 Gambar Peneliti Bersama Informan dan Penduduk ... GI-2 Gambar Warga yang Mengambil Jalan Lintas untuk

(12)

Daftar Lampiran

Transkrip Wawancara dengan Pemerintah ... LI-1 Transkrip Wawancara dengan Pengusaha ... LI-8 Surat Bantuan Bina Lingkungan PT. PN III Kebun Silau Dunia

Surat Permohonan Pengerasan Jalan desa Pertambatan kepada PT. PN III Kebun Silau Dunia

Surat Permohonan Bantuan Alat Berat kepada PT. PN III Kebun Silau Dunia dalam Perbaikan Jalan di Desa Pertambatan

Surat Permohonan Perbaikan Jalan Desa Pertambatan kepada PT. PN III Kebun Silau Dunia

(13)

Daftar Gambar

Gambar Kerusakan Jalan yang Tergenang Air ... Gambar Kantor PT. PN III Kebun Silau Dunia ... Gambar Bangunan Mesjid di Desa Pertambatan ... Gambar Sekolah MTS di Desa Pertambatan ... Gambar Pertanian di Sekitar Perumahan Penduduk Pertambatan ... Gambar Peneliti Bersama Informan dan Penduduk ... Gambar Warga yang Mengambil Jalan Lintas untuk Menghindari

(14)

Abstrak

Modal sosial dapat dicirikan dalam bentuk kerelaan individu untuk mengutamakan keputusan komunitas yang menghasilkan kinerja yang mengandung nilai sosial. Kebersamaan, kemampuan berempati, toleransi, semangat kerjasama merupakan modal sosial yang sangat melekat dalam kehidupan bermasyarakat.

Jalan merupakan salah satu prasarana yang memiliki fungsi yang sangat penting dalam masyarakat terkait dalam upaya transportasi dan dan mobilitas warga. Prasarana jalan dekat terkait dengan masalah sosial ekonomi baik antar satu daerha maupun hubungan antar daerah. Mengingat fungsinya yang begitu penting pemeliharaan jalan hendaknya lebih dimaksimalkan guna menjaga kinerha jalan yang tetap pada porsinya. Terkait dalam hal ini modal sosial yang meliputi elemen jaringan sosial, kepercayaan dan pranata sosial dituntut untuk mampu menjalankan fungsinya dalam menangani berbagai masalah di masyarakat. Namun dalam kenyataanya modal sosial masih hanya konsep yang berlaku dalam interaksi bermasyarakat dan tidak digunakan dalam upaya pembangunan di masyarakat.

Dalam penelitian ini peneliti meneliti bagaimana penggunaan modal sosial dalam upaya pemeliharaan jalan di desa Pertambatan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Penelitian ini dilakukan terhadap 10 orang informan. Adapun informan tersebut 2 berasal dari pemerintah, 2 berasal dari pengusaha, 2 dari tokoh masyarakat, 3 berasal dari masyarakat desa Pertambatan dan 1 berasal dari luar desa Pertambatan.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

(16)

keagamaan, organisasi pemuda dimaksudkan untuk memberikan wawasan tentang dinamika lingkungan disekitar dan menambah wawasan berpikir bagi pengambil keputusan yang suatu organisasi. Membangun jaringan merupakan hal yang penting dalam proses perencanaan pembangunan dimana para stakeholder yaitu pemerintah, pihak swasta, masyarakat dan stakeholder lainnya secara intensif melakukan koordinasi perencanaan untuk memperoleh suatu kesepakatan atas kebutuhan masyarakat di daerahnya.

Jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung ekonomi, sosial budaya, lingkungan, politik, serta pertahanan dan keamanan. Dari aspek ekonomi, jalan sebagai modal sosial masyarakat merupakan katalisator diantara proses produksi, pasar, dan konsumen akhir. Dari aspek sosial budaya, keberadaan jalan membuka cakrawala masyarakat yang dapat menjadi wahana perubahan sosial, membangun toleransi, dan mencairkan sekat budaya. Dari aspek lingkungan, keberadaan jalan diperlukan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Dari aspek politik, keberadaan jalan menghubungkan dan mengikat antar daerah, sedangkan dari aspek pertahanan dan keamanan, keberadaan jalan memberikan akses dan mobilitas dalam penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan.

(17)

pembangunan, dan hasil-hasilnya, dan pertumbuhan ekonomi, dan perwujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Jalan menjadi prasarana untuk transportasi dan memperlancar komunikasi antar wilayah untuk menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lainnya. Dalam Undang-undang No.38 Tahun 2004 tentang jalan dikatakan bahwa jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan/air serta diatas permukaan air kecuali jalan kereta api jalan lori dan jalan kabel. Jalan mempunyai peran yang sangat strategis, dalam bidang sosial, ekonomi, budaya. Hal ini dapat dilihat dari besar tuntutan agar jalan yang dilewati memberikan kenyamanan dan keselamatan bagi pengendara.

Melihat begitu besarnya fungsi jalan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara maka selayaknya keberadaan jalan menjadi perhatian semua kalangan masyarakat maupun pemerintah baik dalam proses pembangunan maupun pemeliharaan jalan. Kegiatan pemeliharaan jalan adalah seluruh pekerjaan yang ditujukan kepada upaya agar jalan dapat memberikan pelayanan sesuai dengan yang direncanakan.

Yang termasuk kedalam jenis pemeliharaan jalan adalah:

(18)

2. Pekerjaan perkuatan struktur perkerasan, yakni pekerjaan yang apabila pekerjaan pemeliharaan berkala terlambat dilaksanakan sehingga kerusakan jalan yang terjadi telah mempengaruhi pondasi. Melalui pekerjaan ini kinerja jalan dikembalikan keadaan seperti kondisi awal saat jalan itu dibangun.

Berdasarkan pemaparan diatas saya melihat sesuatu yang menarik di desa Pertambatan Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai. Dimana di sepanjang wilayah desa tersebut menuju Wilayah Tapal Batas Kecamatan Silou Kahean Kabupaten Simalungun terdapat sebuah jalan umum yang mengalami kerusakan parah. Jalan rusak tersebut belum mendapat proses pemeliharaan yang maksimal.

Desa pertambatan ini merupakan desa pembatas antara kecamatan Dolok Masihul kabupaten Serdang Bedagai dengan kecamatan Silou Kahean kabupaten Simalungun. Desa Pertambatan memiliki potensi penduduk yang cukup besar yaitu 2.738 orang. Desa Pertambatan ini merupakan desa yang dikelilingi perusahaan perkebunan yaitu PT. Socfin Indonesia Bangun Bandar dan PT. PN III (Persero) Kebun Silau Dunia.

(19)

pandangan masyarakat desa Pertambatan sendiri jalan umum di desa mereka memiliki lebih banyak fungsi terhadap masyarakat kecamatan Silou Kahean dalam distribusi barang, jasa maupun hasil pertanian. Selain sebagai jalan lintas untuk fungsi distribusi bagi dua wilayah yang berbeda jalan tersebut jalan juga dimanfaatkan oleh beberapa perusahaan perkebuan seperti PT. Socfindo Bangun Bandar dan PT. PN III (Persero) Kebun Silau Dunia yang ada di desa tersebut untuk pengakutan hasil perkebunan.

Berdasarkan pengamatan peneliti sebenarnya ada peluang modal sosial yang dapat digunakan untuk memperbaiki jalan rusak tersebut. Hal ini dapat tergambar dari pola interaksi masyarakat yang masih kuat mencerminkan adanya potensi modal sosial di masyarakat. Namun peluang modal sosial yang ada tidak digunakan dalam upaya pemeliharan jalan rusak tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di latar belakang masalah tersebut yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah

1.Bagaimana pandangan informan tentang pemeliharaan jalan?

2.Bagaimana penggunaan peluang modal sosial untuk pemeliharaan jalan di desa Pertambatan Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai?

1.3 Tujuan Penelitian

(20)

terhadap pemeliharaan jalan dan bagaimana stakeholder memandang peluang modal sosial dalam pemeliharaan jalan.

1.4 Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sebuah hasil kajian ilmiah yang akurat, sehingga dapat memberi sumbangan pemikiran bagi kalangan akademis dalam bidang pendidikan khususnya instansi pemerintah Serdang Bedagai dalam melihat perkembangan penduduknya dan bagi masyarakat pada umumnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

Yang menjadi manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk menambah referensi dari pada hasil penelitian dan dapat juga dijadikan sebagai bahan rujuakan bagi peneliti berikutnya yang ingin mengetahui lebih dalam lagi terkait dengan penelitian sebelumnya.

1.5 Defenisi Konsep

1.5.1 Stakeholder

(21)

1.5.2 Modal Sosial

Modal sosial merupakan kekuatan yang mampu membangun civil community yang dapat meningkatkan pembangunan partisipatif, dengan demikian basis modal sosial adalah trust, idiologi dan religi. Modal sosial dapat dicirikan dalam bentuk kerelaan individu untuk mengutamakan keputusan komunitas, Dampak dari kerelaan ini akan menumbuhkan interaksi kumulatif yang menghasilkan kinerja yang mengandung nilai sosial. Adapun yang menjadi elemen pokok dari modal sosial ini adalah jaringan sosial, kepercayaan dan pranata yang mencakup nilai dan norma.

1.5.3 Pemeliharaan Jalan

Kegiatan pemeliharaan jalan adalah seluruh pekerjaan yang ditujukan kepada upaya agar jalan dapat memberikan pelayanan sesuai dengan yang direncanakan. Yang termasuk kedalam jenis pemeliharaan jalan adalah:

1. Pekerjaan pemeliharaan rutin yakni pekerjaan yang dilaksanakan secara terus menerus (sepanjang tahun) untuk mengatasi kerusakan jalan yang bersifat minor dan memerlukan pelayanan segera, seperti penambalan lubang, penutupan retak-retak, pembersihan saluran dan sebagainya. Mencakup di dalamnya pemeliharaan rutin dan berkala. Pemliharaan rutin dan berkala ini akan sangat mempengaruhi tingkat kemampuan layan jalan yang dikaitkan dengan umur rencana jalan. 2. Pekerjaan perkuatan struktur perkerasan, yakni pekerjaan yang apabila

(22)

pekerjaan ini kinerja jalan dikembalikan keadaan seperti kondisi awal saat jalan itu dibangun.

1.5.4 Jaringan Sosial

Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu dalam suatu kelompok ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Hubungan-hubungan yang terjadi bisa dalam bentuk formal maupun informal. Hubungan sosial adalah cerminan dari kerjasama dan koordinasi antara warga yang didasari oleh ikatan sosial yang aktif dan bersifat resiprokal atau hubungan saling timbal balik (Ibrahim, 2002: 67).

1.5.5 Pranata Sosial

Pranata sosial menurut Koentjaraningrat adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat pada aktifitas-aktifitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan bermasyarakat (Soerdjono, 2002:196). Pranata muncul disebabkan adanya keperluan dan kebutuhan manusia yang tidak dapat dipenuhi sendiri, maka muncullah lembaga-lambaga masyarakat dengan norma masing-masing.

1.5.6 Reciprocity atau Hubungan Timbal Balik

(23)

orang dari suatu kelompok memiliki semangatmembantu yang lain tanpa mengharapkan imbalan seketika (Abimanyu, 2004:1).

1.5.7 Trust atau Kepercayaan

Trust atau kepercayaan adalah suatu bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubungan-hubungan sosialnya yang didasari oleh perasaan yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan akan senantiasa bertindak dalam suatu pola tindakan yang saling mendukung, paling tidak yang lain tidak akan bertindak merugikan dirinya dan kelompoknya. Trust adalah sikap saling mempercayai di masyarakat yang memungkinkan masyarakat tersebut saling bersatu dengan yang lain dan memberikan kontribusi pada peningkatan modal sosial (Hartati, 2005:1).

1.5.8 Solidaritas

(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Konsep modal sosial menawarkan betapa pentingnya suatu hubungan. Dengan membangun hubungan satu sama lain dan memeliharanya agar terjalin terus, setiap individu dapat bekerjasama untuk memperoleh hal-hal yang tercapai sebelumnya serta meminimalisasi kesulitan yang besar.

Putnam (1993) mendefenisikan modal sosial sebagai suatu nilai mutual atau trust (kepercayaan) antara anggota masyarakat dan masyarakat terhadap pimpinannnya. Modal sosial didefenisikan institusi sosial yang melibatkan jaringan, norma kepercayaan sosial, yang mendorong sebuah kolaborasi sosial

untuk kepentingan bersama dikutip dari

(http://masroed.wordpress.com/2010/05/26/_pengaruh-dan-wujud-pengembangan-modal-sosial-untuk-menciptakan-sistem-politik-yang-dinamis/), diakses tanggal 28 agustus 2010 pukul 20.55 WIB. Sedangkan Pierre Bourdie ( dalam Hasbullah 2006: 11) menegaskan modal sosial sebagai suatu yang berhubungan satu dengan yang lain, baik ekonomi, budaya, maupun bentuk-bentuk social capital ( modal sosial) berupa institusi lokal maupun kekayaaan sumber daya alam lainnya. Pendapatnya menegaskan tentang modal sosial mengacu pada keuntungan dan kesempatan yng didapatkan seseorang di dalam masyarakat melalui keanggotaannya dalam entitas sosial tertentu.

(25)

kecil dan paling mendasar, demikian juga kelompok-kelompok lain yang ada diantaranya. Fukuyama mendefenisikan trust adalah sikap saling mempercayai dalam masyarakat yang memungkinkan masyarakat tersebut saling bersatu dengan yang lain dan memberiakan kontribusi pada peningkatan modal sosial.

Beberapa nilai dan unsur yang merupakan nilai dan ruh modal sosial antara lain sikap yang partisipasi, sikap saling memperhatikan, saling memberi dan menerima, saling percaya mempercayai, dan diperkuat oleh nilai-nilai dan norma yang mendukungnya. Untuk dapat melihat dan mengidentifikasi potensi modal sosial yang ada dalam suatu masyarakat atau komunitas maka terlebih dahulu harus diketahui elemen-elemen dari modal sosial.

Lubis (dalam Badaruddin, 2005:31) menjelaskan bahwa modal sosial adalah sumber daya yang berintikan elemen-elemen pokok mencakup:

1. Saling percaya (trust), yang meliputi adanya kejujuran (honesty), kewajaran (fairness), sikap egaliter (egoliterianisme), toleransi (tolerance) dan kemurahan

hati (generosity).

2. Jaringan sosial (social networks), yang meliputi partisipasi (participation), pertukaran timbal balik (reciprocity), solidaritas (solidarity), kerjasama (cooperation) dan keadilan (equity).

3. Pranata ( institution), yang meliputi nilai-nilai yang dimiliki bersama (shared value), norma-norma dan sanksi (norms and sanction) dan aturan-aturan (rules).

Sementara itu Rusdi Syahra (dalam Kristina, 2003) menyatakan bahwa modal sosial dapat dilihat dan diukur dari:

(26)

kepercayaan ini merupakan landasan utama bagi kesediaan seseorang untuk menyerahkan sesuatu kepada orang lain, dengan keyakinan bahwa yang bersangkut an akan menepati janji atau memenuhi kewajiban.

2. Solidaritas, kesediaan untuk secara sukarela ikut menanggung suatu konsekuensi sebagai wujud adanya rasa kebersamaan dalam menghadapi suatu masalah.

3. Toleransi, kesediaan untuk memberikan konsekuensi atau kelonggaran baik dalam bentuk materi maupun non materi sepanjang tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat prinsipil.

Trust (Fukuyama, 2002: 36) adalah pengharapan yang muncul dalam sebuah komunitas yang berperilaku normal, jujur dan kooperatif, berdasarakan norma-norma yang dimiliki bersama demi kepentingan anggota yang lain dari komunitas itu. Kepercayaan adalah unsur penting dalam modal sosial yang merupakan perekat bagi langgengnya hubungan dalam kelompok masyarakat. Dengan menjaga suatu kepercayaan, orang-orang dapat bekerjasama secara efektif.

(27)

hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu dalam suatu kelompok ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Hubungan sosial adalah cerminan dari kerjasama dan koordinasi antara warga yang didasari oleh ikatan sosial yang aktif dan bersifat resiprosikal.

Keterkaitan jaringan dan kelompok merupakan aspek vital dari modal sosial. Jaringan sosial terjadi berkat adanya keterkaitan antar individu dalam komunitas. Keterkaitan terwujud di dalam beragam tipe kelompok yang pada tingkat lokal maupun tingkat yang lebih tinggi lagi. Jaringan hubungan sosial biasanya diwarnai oleh suatu tipologi khas sejalan dengan karakteristik dan orientasi kelompok.

Pranata adalah suatu sistem norma khusus sistem-sistem aturan yang menata suatu rangkaian tindakan berpola mantap guna memenuhi suatu keperluan khusus dari manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Diciptakannya pranata selain untuk mengatur agar kebutuhan hidup manusia dapat terpenuhi secara memadai, juga sekaligus untuk mengatur agar kehidupan sosial warga masyarakat berjalan dengan tertib dan lancar sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Kaidah-kaidah tersebut bisa berupa aturan-aturan formal yang tertulis dan bisa juga berupa aturan-aturan informal yang disepakati bersama. Norma-norma akan berperan dalam mengontrol bentuk-bentuk hubungan antar individu. Norma yang tercipta diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh individu pada suatu entitas sosial tertentu.

(28)

sesuai dengan apa yang diinginkan. Sebagai salah satu elemen inti yang tidak bisa dilepaskan dari konsepsi modal sosial, pranata merupakan pendorong bagi terciptanya hubungan kerjasama yang saling menguntungkan, baik dibidang sosial, budaya bahkan ekonomi.

Beberapa upaya dalam membanguan modal sosial dalam masyarakat adalah: 1. Struktur sosial dibangun melalui organisasi baik formal maupun non-formal. Organisasi disusun karena diperlukan adanya pembagian tugas dan wewenang untuk para anggotanya. Tidak harus semua mengatur yang lain, sebab bila hal itu terjadi akan mengakibatkan pada kerancuan peran dan fungsi masing-masing anggota. Bentuk yang paling tepat dari struktur sosial ini sangat ditentukan oleh karakteristik anggota dan tujuan yang dicapai.

2. Jaringan sosial terbentuk karena adanya interaksi diantara pemangku kepentingan (stakeholder). Dalam jaringan ini terjadi interaksi antar anggota dan antar kelompok. Interaksi antar anggota terjadi manakala adanya keinginan untuk saling membutuhkan antara satu dengan lainnya di dalam kelompok tersebut. Kesamaan tempat usaha, kesamaan bentuk usaha, kesamaan asal daerah, dan kesamaan–kesamaan lain dapat memperat jaringan sosial ini. Dengan jaringan sosial yang mantap akan menghasilkan suatu nilai tambah yang berbentuk suatu nilai tawar (bargaining power). Jaringan komunikasi dan informasi akan dibutuhkan dalam jaringan sosial ini.

(29)

bila setiap anggotanya menghormati dan menjalankan secara konsekuen. Perangkat penegak norma sosial sebagai kontrol sosial juga perlu diperhatikan. Karena itu sanksi juga bisa diberikan bila ada pelanggaran.

4. Membangun kepercayaan ini membutuhkan konsistensi usaha, ketepatan janji, dan pemahaman akan hak dan kewajiban sebagai bagian dari masyarakat. Menurut Lesser modal sosial ini sangat penting bagi komunitas karena (1) memberikan kemudahan dalam mengakses informasi bagi angota komunitas; (2) menjadi media power sharing atau pembagian kekuasaan dalam komunitas;(3)mengembangkan solidaritas;(4) memungkinkan mobilisasi sumber daya komunitas;(5) memungkinkan pencapaian bersama; dan (6) membentuk perilaku kebersamaam dan berorganisasi komunitas.

Pembangunan merupakan suatu proses terencana dilakukan oleh golongan tertetu dengan tujuan tertentu seperti meningkankan kesejahteraan, menciptakan perdamaian. Ciri yang paling mendasar dalam pembangunan yakni direncanakan dan adanya campur tangan dari pihak tertentu. Dalam negara pihak yang merancang konsep, melaksanakan, intervensi terhadap pembangunan yakni

pemerintah dengan objek pembangunan

masyarakat(ttp:/halimsani.wordpress.com/2010/05/26/kapital-sosial-dalam-pembangunan masyarakat/), diakses tanggal 16 desember 2010 pukul 09.37 WIB. Masyarakat seharusnya dilibatkan langsung dalam proses pembangunan, dimana masyarakat memiliki potensi dan kemampuan dalam mengembangkan kualitas hidupnya.

(30)

memperkuat kehidupan masyarakat modern. Modal sosial sangat penting bagi pembangunan manusia, pembangunan ekonomi, sosial, politik, dan stabilitas demokrasi. Konsep Modal sosial memberikan penekanan pada kebersamaan masyarakat untuk mencapai tujuan memperbaiki kualitas kehidupan dan senantiasa melakukan perubahan dan penyesuaian secara terus menerus. Dalam proses perubahan dan upaya untuk mencapai tujuan, masyarakat senantiasa terikat pada nilai-nilai dan norma yang dipedomani sebagai acuan bersikap, bertindak dan bertingkah laku serta berhubungan dengan pihak lain. Beberapa acuan nilai dan unsur yang merupakan ruh modal sosial antara lain sikap yang partisipatif (participative), hubungan timbal balik (resiprosity), saling percaya (trust), dan

diperkuat oleh nilai-nilai dan norma (norms) serta membangun jaringan (networking) serta penciptaan kreasi dan ide-ide baru dikutip dari("http://

(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Analisa deskriptif berusaha menggambarkan model hubungan antara berbagai variabel dengan memberikan penafsiran ilmiah dan analisis yang logis atas hubungan antar faktor sedangkan pendekatan kualitatif dapat diartikan sebagai pendekatan yang menghasilkan data, tulisan dan tingkah laku yang didapat dari apa yang dapat diamati (Nawawi, 1994:203). Berkenaan dengan penelitian ini sebagai studi deskriptif maka penelitian ini menjelaskan dan menggambarkan bagaimana penggunaan peluang modal sosial dalam upaya pemeliharaan prasarana jalan.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di kecamatan Dolok Masihul, kabupaten Serdang Bedagai. Melihat kondisi prasarana jalan di desa ini yang mengalami kerusakan namun belum mendapat penanganan yang maksimal. Mengingat juga bahwa lokasi desa Pertambatan ini berdekatan dengan daerah asal peneliti sehingga dapat memberi kemudahan dalam proses pengumpulan data di lapangan.

3.3 Unit Analisis dan Informan

3.3.1 Unit Analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek

(32)

masyarakat, pemerintah, masyarakat dan masyarakat yang berasal dari luar desa Pertambatan yang dianggap dapat menjawab permasalahan dari penelitian ini. Informan terdiri dari informan kunci dan informan biasa.

3.3.2 Informan

Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang ikut memanfaatkan prasarana jalan umum yang ada di desa Pertambatan yaitu Masyarakat desa Pertambatan, Masyarakat kecamatan Silou Kahean, Pengusaha (Perusahaan Perkebunan), dan Pemerintah. Penentuan informan dilakukan dengan memperhatikan potensi informan untuk dapat menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian ini. Informan dibagi atas informan kunci dan informan biasa.

3.3.2.1 Informan Kunci

Adapun yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini adalah:

1. Pemerintah 2 orang, 1 orang dari pemerintah desa, 1 orang dari pemerintah kecamatan. 2. Pengusaha 3 orang yaitu 1 orang dari PT. PN III (Persero) Kebun Silau Dunia, dan 1 orang dari PT. Socfin Indonesia Bangun Bandar

3. Tokoh masyarakat 2 orang

3.3.2.2 Informan Biasa

Adapun yang menjadi informan biasa dalam penelitian ini adalah:

1. Masyarakat biasa 3 orang yang terdiri dari 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan

(33)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan dibagi menjadi dua cara yaitu:

3.4.1 Data Primer

Dalam mendapatkan data primer dalam menjawab masalah dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan studi lapangan yaitu melalui :

3.4.1.1 Wawancara mendalam

dalam penelitian ini dilakukan wawancara mendalam (in-depth

interview) dengan cara mengumpulkan data atau informasi secara langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti. Wawancara dilakukan secara berulang-ulang untuk mendapatkan informasi yang akurat dengan menggunakan bantuan alat perekam dan pedoman wawancara.

3.4.1.2 Observasi

Observasi atau pengamatan yaitu pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian. Dalam penelitian ini data penelitian diperoleh dengan pengamatan langsung terhadap berbagai gejala yang tampak pada penelitian.

3.4.2 Data Sekunder

(34)

3.5 Interpretasi Data

Interpretasi data merupakan upaya untuk memperoleh arti dan makna yang lebih mendalam dan luas terhadap hasil penelitian yang dilakukan. Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan cara meninjau hasil penelitian secara kritis dengan teori yang relevan dan informasi akurat yang diperoleh dari lapangan. Data-data yang diperoleh dari lapangan diatur, diurutkan, dikelompokkan kedalam kategori, pola, atau uraian tertentu. Disini peneliti mengelompokkan data-data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan sebagainya yang dipelajari dan ditelaah secara seksama agar diperoleh hasil atau kesimpulan yang baik (Moleong, J Lexy 2006:151). Data-data yang diperoleh dari lapangan diatur, diurutkan, dikelompokkan kedalam kategori, pola, atau uraian tertentu.

3. 6 Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Bulan Ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Pra Observasi √

2 ACC Judul √

3 Penyusunan Proposal Penelitian

√ √

4 Seminar Proposal Penelitian √

5 Revisi Proposal Penelitian √

6 Penelitian ke Lapangan √

7 Pengumpulan dan Analisis Data

8 Bimbingan √ √ √

9 Penulisan Laporan Akhir √ √

(35)

3.8 Keterbatasan Penelitian

Peneliti dalam melakuakan penelitian ini mengalami banyak kendala yang menjadi keterbatasan penelitian. Adapun yang menjadi keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Keterbatasan dalam kemampuan dalam pengalaman yang dimiliki oleh peneliti untuk melakukan kegiatan penelitian ilmiah.

2. Keterbatasan dalam mendapatkan teori dalam pemahaman analisis data. Pemilihan teori yang cocok dan analisis yang agak rumit sehingga membutuhkan kesabaran dan ketelitian dalam menyelesaikannya.

3. Keterbatasan untuk memperoleh data tentang kewilayahn berupa luas penduduk dan sejarah desa yang tidak ada dalam catatan administrasi desa Pertambatan sehingga data tentang sejarah dan luas wilayah tersebut tidak dapat dicantumkan oleh peneliti dalam hasil penelitian ini.

4. Kesulitan dalam menentukan waktu untuk dapat melakukan wawancara terhadap informan mengingat bahwa variasi informan berasal dari berbagai pihak mulai dari pemerintah, masyarakat dan pengusaha.

(36)

BAB IV

INTERPRETASI DATA

4.1 Setting Daerah Lokasi

Desa Pertambatan adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan Dolok Masihul kabupaten Serdang Begadai. desa Pertambatan ini merupakan desa yang dikelilingi oleh daerah perkebunan kelapa sawit dan karet maka tidak mengherankan, begitu memasuki desa ini yang pertama sekali yang dapat dilihat adalah hamparan kebun kelapa sawit dan karet. Perkebunan tersebut sangat dekat dengan perumahan penduduk bahkan pembatas yang memisahkan antar dusun di desa ini adalah perkebunan kelapa sawit dan karet. Desa Pertambatan ini sebelah Timur berbatasan dengan PT. Socfin Indonesia Bangun Bandar, sebelah barat berbatasan dengan Sungai Belutu, sebelah utara berbatasan dengan PT. Socfin Indonesia Bangun Bandar dan sebelah selatan Berbatasan dengan Kecamatan Silou Kahean kabupaten Simalungun

(37)

Bagi penduduk yang memiliki lahan pertanian sendiri di desa ini lahan pertanian tersebut berada di samping ataupun dibelakang rumah yang ditanami dengan tanaman yang bisa dimanfaatkan seperti sayuran ataupun bahan bumbu-bumbu dapur seperti lengkuas, serei, kunyit maupun jahe serta ubi, jagung, kacang-kacangan ataupun sayuran untuk konsumsi sendiriz. Namun lahan pertanian ini tidak luas.

Adapun dua perkebunan besar yang mengelilingi desa Pertambatan ini adalah PT. Socfin Indonesia Bangun Bandar dan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Silau Dunia. Selain itu di desa ini juga terdapat sebuah tambang galian pasir milik persero dan dikelola oleh pemerintah desa Pertambatan.

Penduduk desa Pertambatan adalah 2.738 orang. Sebagian besar pendudukn ya bermata pencaharian sebagi buruh tani maupun buruh perkebunan. Kondisi perumahan penduduk cukup beragam, ada perumahan yang telah permanen namun masih ada perumahan penduduk yg terbuat dari papan kayu ataupun bambu.

Daerah desa Pertambatan yang dikelilingi oleh perkebunan menyebabkan penduduk setempat hanya memiliki sedikit lahan untuk pertanian. Oleh karena itu sebagian besar penduduk desa Pertambatan bermata pencaharian sebagai buruh dan untuk sampingan warga berinisiatif untuk melakukan usaha ternak lembu dengan memanfaatkan rumput-rumput yang tumbuh disekitar area perkebunan yang mengelilingi desa mereka. Seperti yang dikatakan informan U (Lk, 40 tahun), yaitu:

(38)

Perangkat pemerintah desa Pertambatan juga mengakui bahwa sebagian besar penduduknya memang bekerja sebagai buruh dan untuk sampingan dilakukan usaha ternak lembu. Hal ini seperti yang dikatakan informan M.N (Lk, 40 tahun), yaitu:

“sekitar 70 persen warga kami bekerja sebagai buruh kebun dan sebagianya ada juga yang petani..mereka biasanya buat ternak lembu untuk sampingan..lumayan..”

Sementara itu bagi penduduk yang ingin memiliki lahan pertanian mereka harus membeli lahan yang jauh dari desa mereka. Hal ini seperti yang dikatakan informan S (Lk, 50 tahun), yaitu:

“desa pertambatan ini sebenarnya ga luas dek..lihat saja itu..di belakang rumah aja udah kebun itu..makanya lahan orang sini kan dikit cuma cukup untuk rumah aja..kalaupun mau bertani harus beli lahan di luar..itu pun jauh..”

Hal yang sama juga dikatakan informan U (Lk, 40 tahun) sebagai berikut:

“penduduk desa kami kalau mau membeli lahan pertanian sendiri ya harus jauhlah dari desa ini…seperti saya lahan pertanian saya ada di dolok masihul (dolok masihul: nama salah satu desa di kecamatan dolok masihul yang jaraknya jauh dari desa Pertambatan) sana, karena di desa kami kan gada lahan untuk pertanian”.

(39)

terdapat mushola yaitu di dusun Bandar Pamah dan dusun Pertambatan. Letak tempat beribadah ini tidak jauh dari perumahan penduduk.

Bagi penduduk yang beragama kristen juga terdapat sarana beribadah yaitu gereja yang terletak di semua dusun dan khusus di dusun Batu Hobot dan dusun Silau Bandar terdapat dua gereja di masing-masing dusun ini karena sebagian besar penduduknya beragama kristen. Sama halnya dengan mesjid letak gereja juga dibangun tidak jauh dari perumahan penduduk dan telah memiliki bangunan permanen.

Di desa Pertambatan ini terdapat sarana pendidikan yang cukup lengkap mulai dari pendidikan yang sejajar TK yaitu adanya PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang terletak di dusun Bandar Pamah tepatnya di kantor kepala desa, terdapat 2 sekolah dasar yaitu SD (Sekolah Dasar) Negeri di dusun Batu Hobot dan MDA Alittihadiyah yang terletak di dusun Bandar Pamah, satu MAS Alittihadiyah yang terletak di dusun Bandar Pamah, satu MTS Alittihadiyah yang terletak di Bandar Pamah. Bangunan sekolah ini sudah permanen kecuali PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang masih diadakan di kantor kepala desa yang memiliki ruangan kosong dan dimanfaatkan untuk penyelengaraan pendidikan bagi anak dibawah umur 5 tahun tersebut.

(40)

praktek bidan yang juga turut membantu dalam upaya fasilitasi kesehatan masyarakat setempat.

Balai desa yang berfungsi sebagai pusat administrasi pemerintahan desa terletak di dusun Bandar Pamah. Balai desa dijadikan sebagai pusat kegiatan administrasi desa dan juga sebagai tempat berkumpulnya lembaga desa seperti LKMD (Lembaga Ketahan masyarakat Desa), PKK, BPD (Badan Perwakilan Desa), dan lembaga desa lainnya. Wadah rapat maupun rembug desa seperti kegiatan Musrembang (Musyawarah Rencana Pembangunan). Balai desa Pertambatan ini merupakan bangunan baru yang diperbaiki atas gagasan kepala desa. Seperti pengakuan yang disampaikan dalam wawancara dengan informan M.N (Lk,40 tahun), yaitu:

“ini ruangan ini seperti ini karena saya yang mengusulkan ini bu…kalau ga dulunya mana gini bu..”

Hal tersebut juga dibenarkan disampaikan informan A.Z (Lk, 50 tahun), yaitu: “iya memang..sejak kades barulah itu di bangun jadi

begitubangunannya.. kalau dulunya memang kantor kepala desanya ga bagus.”

Selain sebagai pusat kegiatan administrasi pemerintahan desa, balai desa juga mempunyai lokasi khusus untuk PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang setara dengan TK (Taman Kanak-kanak) yang terbentuk berdasarkan gagasan isteri Bupati Serdang Bedagai. Guru yang mengajara di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) ini adalah para ibu-ibu dari kesatuan PKK desa Pertambatan sementara muridnya sendiri adalah anak-anak dari desa Pertambatan itu sendiri.

(41)

pemuda desa untuk bermain bola pada sore hari. Berdasarkan pengamatan peneliti pada sore hari jika ada pertandingan bola antar pemuda desa maka disekeliling lapangan tersebut terlihat beberapa penduduk yang berjualan makanan maupun minuman.

4.2 Gambaran Sosial Masyarakat dan Dinamika Sosial

Penduduk desa Pertambatan terdiri dari suku yang heterogen. Namun hal ini juga tidak pernah membuat munculnya konflik di masyarakat. Penduduk desa Pertambatan ini terdiri dari suku Melayu, batak Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, Banten, Jawa, Minang, Tionghoa dan Nias. Penduduk desa Pertambatan yang bersuku Jawa menjadi mayoritas di desa Pertambatan ini khususnya di dusun Pertambatan dan dusun Bandar Pamah. Sementara itu penduduk yang bersuku batak Toba mayoritas berada di dusun Batu Hobot dan Pertambatan.

Hal ini sperti yang dikatan informan M.N (Lk, 40 tahun), yaitu: “penduduk kalau dari suku, di dusun Bandar Pamah ini dan dusun Pertambatan itu kebanyakan suku jawa dan kalau kita batak itu kebanyaknnya di dusun batu hobot, sama silau bandar.”

(42)

“ah ga pernah ada kejadian itu..walaupun disini macam-macam sukunya kayak saya ini Jawa sementara tetangga sekitar saya banyak batak tapi ga pernahlah..setiap suku kan ada kebiasaannya yang penting bagi kami saling menghargai aja namanya kita bergaul ya harus bias saling menerima masing-masing”.

Hal yang sama dikatakan informan M.N (Lk, 40 tahun), yaitu:

“kalau konflik karena suku ga pernah ada..seingat saya ga pernah ada bu..aman saja kalau masalah itu.”

Informan A.S (Lk, 51 tahun), dari perkebunan PT. PN III Silau Dunia mengatakan:

“kalau masalah itu sebenarnya kami tidak tau pasti ya dek..bagaimana..tapi seingat saya selama saya kerja di kasdun (kasdun: pt. pn 3 kebun silau dunia) ini karena kan dekat ajanya ini sama pertambatan itu..tapi ga pernah ada masalah mereka karena suku..dan kami juga sama kami ga pernah mau ada bikin-bikin masalah sama mereka.”

Penduduk desa Pertambatan terdiri dari agama Islam, Protestan, Katolik dan Budha. Mayoritas masyarakat desa Pertambatan adalah beragama Islam yang tersebar di beberapa dusun.

Desa Pertambatan ini memang memiliki masyarakat yang heterogen baik dari segi agama. Namun hal ini tidak menjadi alasan munculnya konflik agama dalam masyarakat. Seperti yang dituturkan oleh informan S (Lk,50 tahun), yaitu:

“perbedaan agama tidak pernah jadi masalah disini…kalau misalnya agama jadi memicu konflik ga pernah itu….kalau ada pesta ataupun acara disini ya sama-sama bantu…saling menghargai…”.

Hal serupa juga dikatakan informan S.H (Lk, 50 tahun), yaitu:

(43)

Hal tersebut juga dibenarkan informan A (pr, 70 tahun), yaitu:

“tidak ada masalah walaupun beda agama,.saya saja sama tetangga saya itu kan..yang itu adek liat..itu batak..tapi gak pernah kami ada masalah karena agama..”

Informan perusahaan yang ada di desa ini yaitu PT. PN III (Persero) Kebun Silau Dunia) juga membenarkan hal yang sama, seperti yang dikatakan informan A.S (Lk, 51 tahun), yaitu:

“saya tidak pernah mendengar ada masalah di desa itu lagi pula kalau kami pihak kasdun (kasdun: pt. pn 3 kebun silau dunia) selalu berusaha membuat kesamaan..apalagi kalau kasih bantuan misanlya kalau yang Kristen butuh bantuan untuk bangun gereja kami bantu yang Islam juga begitu..jadi gada masalah.”

4.3 Fungsi Ruas Jalan desa Pertambatan bagi Masyarakat, Perusahaan dan

Masyarakat Silou Kahean

(44)

Ruas jalan umum yang rusak di desa Pertambatan ini merupakan prasarana umum yang memiliki fungsi yang sangat besar bagi penggunanya karena jalan ini merupakan satu-satunya jalan lintas untuk keluar masuk desa Pertambatan dan kecamatn Silou Kahean serta juga dimanfaatkan perusahaan yang berada di desa tersebut untuk distribusi hasil panen mereka.

Bagi tokoh masyarakat desa Pertambatan fungi ruas jalan yang ada desa Pertambatan tersebut identik dengan kegunaanya sebagai prasarana transportasi dan jalur lintas bagi masyarakat desa Pertambatan, masyarakat Silou Kahean dan juga perusahaan yang ada di desa tersebut.

Gambaran diatas sesuai dengan yang dikatakan informan A.Z (Lk, 50 tahun) yang mengatakan:

“jalan di desa kami ini jalan lintas satu-satunya untuk desa Pertambatan dan Silou Kahean itu bahkan perusahaan juga memakai jalan ini untuk mengangkut hasil panen mereka…silou kahean itu kan rata-rata sawit semua itu..mau jual hasil pertanian dan perkebunan mereka ya lewat jalan ini..PN 3..socfin juga makai…jadi memang sebenarnya penting sekali jalan ini untuk kami..”

Hal yang sama juga diutarakan informan S (Lk, 50 tahun) yang mengatakan: “kalau masalah fungsi jelas utamanya itu untuk

transpotasi ya..mau dari silou kahean..pertambatan…socfindo (pt.socfin indonesia)…pt.

pn 3 semua pake jalan ini karena memang cuma ini jalur keluar masuk daerah sini..silou kahean itu kalau mau keluar kan pasti dari sini.”

(45)

terkait dengan wilayah kecamatan Silou Kahean yang berbatasan dengan desa Pertambatan. Secara otomatis melalui ruas jalan umum desa Pertambatan.

Gambaran diatas sesuai dengan yang diutarakan oleh informan M.N (Lk, 40 tahun) yang mengatakan:

”kalau kami sebenarnya sedikitnya memakai jalan ini bu...kalau dalam kegiatan distribusi ya..karena kami kan ada sawit pun kami jualnya ke silou kaheannya..trus mereka bawa keluar ya lewat jalan ini..silou kahean sana bisa orang mau ke situ ya lewat jalan ini..jadi kalau secara fungsi utama itu sebenarnya penghubung..bagaimana orang dari luar bisa kesana ya lewat desa kami..mereka pun kalau mau keluar daerah mereka ya lewat sini..jadi pemakaiannya tu sama-sama.”

Hal yang sama juga diutarakan oleh informan S.A (Lk, 38 tahun) yang mengatakan:

”desa Pertambatan itu kan perbatasan dengan silou kahean..jadi sebenarnya kalau fungsi utamanya itu untuk penghubung dua daerah..saya yakin kalau pemakainya itu lebuh banyaknya dari siloh kahean..penyebab kerusakan itu uga dari meraka..distribusi barang maupun jasa sebenarnya lebih banyak dari situ,”

Pengusaha yaitu PT. PN III Kebun Silau Dunia berpendapat bahwa fungsi rusa jalan umum di desa Pertambatan tersebut diidentikkan dengan penggunaanya sebagai prasarana distribusi untuk hasil usaha mereka dan jalan tersebut merupakan satu-satunya jalur lintas yang bisa dimanfaatkan untuk distribusi hasil usaha tersebut. Dalam kegiatan usaha mereka memasukkan fungsi jalan tersebut dalam kegiatan produksi.

(46)

buat kami..itu satu-satunya jalan mau keluar dari sini..masih termasuk dalam kegiatan produksi itu..”

Namun tidak semua perusahaan mengatakan hal yang sama. PT. Socfin Indonesia memandang bahwa jalan tersebut tidak memiliki fungsi dalam usaha mereka karena mereka punya jalan sendiri. Maka mereka tidak merasa memiliki tanggung jawab terhadap jalan tersebut karena mereka juga beranggapan bahwa biaya yang seharusnya mereka beri untuk jalan tersebut telah diberi melalui pajak yang mereka berikan ke kabupaten Serdang Bedagai.

Gambaran diatas sesuai dengan yang diutarakan informan H.M.S (Lk,56 tahun) yang mengatakan:

“kami punya jalan sendiri..jalan itu bukan urusan kami..lagipula kami sudah bayar pajak untuk memakai jalan itu..tanya sajalah ke pusatnya...jangan-jangan banyak gayus-gayus disana.”

Sementara itu masyarakat memandang fungsi jalan umum di desa mereka tersebut sebagai prasarana transportasi untuk kegiatan angkutan barang dan jasa namun masyarakat Pertambatan juga memandang bahwa jalan desa mereka itu sebenarnya lebih memiliki banyak fungsi terhadap masyarakat Silou Kahean yang berbatasan dengan desa mereka dari pada desa mereka sendiri misalnya saja untuk hasil pertanian, karena masyarakat desa Pertambatan sebagian besar adalah buruh maka jalan itu tidak memiliki fungsi yang cukup besar terhadap distribusi hasil pertanian bagi masyarakat mereka. Sedangkan menurut mereka masyarakat Silou Kahean sebagian besar adalah petani dan memiliki lahan kelapa sawit yang luas.

(47)

keluar masuk dari sini pasti kami mamakai jalan ini..tapi ya dek...kalau besarnya fungsi jalan kami ini lebih berfungsi sama orang silou kahean itu..disana kan rata-rata orang bertani...kelapa sawit itu banyak sekali itu keluarannya dari situ..kalau kami kan jarang ada yang bertani disini..adapun satu-satu orang yang punya sawit dijual sama merekanya..”

Hal yang sama diperkuat oleh informan U (Lk, 40 tahun) yang mengatakan: ”namanya pun jalan ya..untuk transpotasi kamilah..tapi sebenarnya yang banyak makai ini itu silou kahean sana...mereka bawa hasil sawit mereka dari sini..berapa ton itu adek pikir setiap hari lewat truk-truk besar itu dari sini..makanya alan kami ini hancur begini..adek liat ajalah sendiri kan..bus untuk sewa itu kan banyakan penumpangnya dari sana..kalau dari sini ya naik kereta yang banyak.”

Hal yang sama juga diperkuat informan A (Pr, 70 tahun) yang mengatakan: ”kalau untuk keluar masuk desa sini ya pasti pakai jalan ini..orang silou kahean itu juga begitu..malah mereka itu yang lebih banyak makai..”

4.4 Kondisi Kerusakan Jalan desa Pertambatan

Kondisi kerusakan jalan di desa Pertambatan telah merusak pondasi jalan karena upaya pemeliharaan rutin yang tidak pernah diperhatikan. Hal ini mengakibatkan jalan menjadi rusak parah. Berdasarkan pengamatan peneliti di sepanjang jalan terlihat lubang-lubang besar dan tergenang air jika turun hujan, seperti kumpulan danau-danau kecil ditengah jalan. Kondisi kerusakan jalan ini diakui menghambat terhadap kegiatan masyarakat dan penggunannya. Seperti pengakuan yang disampaikan informan A (Pr,70 tahun), yaitu:

(48)

Hal yang sama juga diakui oleh informan U (Lk, 40 tahun) sebagai berikut: “jalan rusak ini membuat jarak tempuh keluar dari desa kami itu bias dua kali lipat lamannya, yang tadinya bisa di lalui 20 menit jadi 40 menit, itulah karena jalan yang rusak ini, apalagi kalau baru dating hujan, becek sekali”.

Hal ini juga diperkuat informan S (Lk, 50 tahun) yang mengatakan: “kerusakan jalan memang sangat menganggu kami, jelas sangat mengganggu dalam kegiatan transportasi, memperlambat kendaraan melewati jalan ini, kalau hujan deras jalanan jadi becek, di jalan itu air semua tapi kalau sudah musim kemarau debu banyak”.

Hal yang serupa juga dikatakan informan A.S (Lk,51 tahun), yaitu: “menggangu terhadap jarak tempuh kendaraan truk untuk mengangkat sawit..yang tadinya bias setengah jam jadi satu jam..menambah biaya produksi.”

Sementara itu informan dari pemerintah M.N (Lk, 40 tahun) mengatakan:

“kerusakan jalan di desa ini jalan sangat menghambat dalam kegiatan distribusi barang dan jasa baik dari daerah kami maupun dari daerah silou kahean, makanya seharusnya jalan ini menjadi perhatian banyak pihak”.

4.5 Profil Informan

4.5.1 Informan Kunci

4.5.1.1 Pemerintah

1. M.N (Lk, 40 tahun)

(49)

memiliki 2 orang anak, 2 laki-laki dan 1 perempuan. Selain itu informan juga memiliki seorang anak angkat.

M.N menjabat sebagai Kepala Desa di desa Pertambatan sejak tahun 2008. Sejak bapak M.Nmenjabat sebagai kepala desa di desa Pertambatan tersebut banyak usaha demi perubahan desa tersebut yang telah dilakukan oleh informan, diantaranya melakukan perbaikan terhadap kantor kepala desa Pertambatan yang dulunya menurut M.N tidak layak disebut sebagai kantor kepala desa, dibentuknya kembali keanggotaan baru dari institusi desa seperti LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa), BPD (Badan Perwakilan Desa) dan Pokja (Kelompok Pekerja), berdirinya PAUD (Pendidikan Anka Usia Dini) yang ditempatkan di kantor kepala desa serta terlaksananya upaya pemeliharaan jalan di dusun 2 Bandar Pamah sepanjang 300 meter.

2. S.A (Lk, 38 tahun)

S.A adalah seorang laki-laki dan bekerja sebagai sekretaris camat kecamatan Dolok Masihul kabupaten Serdang Badagai. S.A menamatkan pendidikan terakhir pada jenjang strata satu sebagai sarjana hukum. S.A beragama Islam, bersuku Jawa. Beliau berusia 38 tahun. Informan adalah asli kelahiran Dolok Masihul dan menetap disana sampai sekarang. Informan menjabat sebagai sekretaris camat kurang lebih 3 tahun. Informan sudah menikah dan memiliki 1 orang anak.

4.5.1.3 Pengusaha

1. A. S ( Lk, 51 tahun)

(50)

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Silau Dunia di Silau Dunia. A.S telah bekerja selama 11 tahun di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Silau Dunia sebagai asisten Personalia.

A.S adalah seorang yang memiliki kepribadian terbuka dan rendah diri terlihat dari sikapnya yang sangat respek terhadap kehadiran peneliti untuk mencari data di perusahaan tersebut.

2. H.M.S (Lk, 56 tahun)

H.M.S adalah seorang laki-laki berusia 56 tahun, bersuku jawa, beragama islam dan tinggal di desa Martebing.pendidikan terakhir adalah sarjana. Informan sudah menikah dan memiliki 3 orang anak. Informan bekerja sebagai kepala pimpinan di perusahaan PT. Socfin Indonesia. Informan telah kurang lebih 10 tahun bekerja di perusahaan tersebut.

4.5.1.4 Tokoh Masyarakat

1. A.Z (Lk, 50 tahun)

(51)

Menurut penuturan A.Z pengakatannya sebagai kretua LKMD (Lembaga Ketahan Masyarakat Desa) pada periode baru ini adalah hasil pemilihan dari masyarakat dan pihak pemerintah desa. Sebelumnya AZ juga sempat berhenti dalam institusi desa karena dia menilai sifat masyarakat desa ini yang sulit untuk diarahkan. Namun pada tahun 2008 bapak AZ kembali menjabat dalam institusi desa, hal ini tentunya disebabkan karena banyak pihak yang menilai bahwa bapak AZ memiliki kompetensi untuk posisi tersebut.

A.Z adalah salah satu dari pelopor terlaksananya perbaikan di beberapa jalan-jalan desa di desa Pertambatan ini. Informan pernah berkecimpung di dunia politik sebagai kader partai Golkar sebelum memfokuskan dirinya untuk mengabdi pada bidang sosial kemasyarakatan.

2. S (Lk, 50 tahun)

S adalah seorang laki-laki. Informan adalah salah seorang tokoh masyarakat di desa Pertambatan dengan ide dan pemikirannya yang selalu dipertimbangkan dalam upaya peningkatan kepentingan desa. Informan tinggal di dusun 1 Pertambatan dan asli kelahiran desa Pertambatan. Informan adalah bapak dari dua orang anak dimana kedua anaknya adalah perempuan. Informan berusia 50 tahun, bersuku Jawa dan mengecap pendidikan terakhir pada tingkst SLTP (Sekolah Menengah Tingkat Pertama).

4.5.2 Informan Biasa

4.5.2.1 Masyarakat Desa Pertambatan

1. U (Lk, 40 tahun)

(52)

islam. Pendidikan terakhir yang dijalani U sampai pada tingkat SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas).

Walaupun U asli kelahiran desa Pertambatan tetapi waktu mudanya U sering merantau dan pindah-pindah tempat. Walaupun pada akhirnya memang U memutuskan untuk kembali ke kampung halaman. Informan menuturkan bagaimanapun tanah kelahiran sendiri itu lebih baik dari pada dirantau orang. Tempat terakhir yang didatangi oleh U adalah daerah Jambi. Informan akhirnya memutuskan kembali ke desanya karena di Jambi informan sempat terserang penyakit gatal akibat alergi penggunaan air. U beserta anak dan istrinya sudah 12 tahun kembali ke desanya dan memutuskan untuk menetap di sana sampai sekarang. U memiliki dua orang anak, satu laki-laki dan satu perempuan.

U selain sebagai petani juga memiliki usaha warung bakso di rumahnya. Warung tersebut dikelola oleh istri dan ibu dari bapak U.

2. A (Pr, 70 tahun)

A adalah seorang perempuan yang telah berumur 70 tahun namun walaupun demikian informan masih terlihat sehat bugar dan tampak jauh lebih muda dari pada usianya. Informan adalah seorang muslim, bersuku jawa dan tinggal di dusun Pertambatan. Informan memiliki 3 orang anak yang ketiganya adalah laki-laki. AS sekarang tinggal bersama anaknya yang bungsu yang juga telah berkeluarga. AS asli kelahiran desa Pertambatan. Orang tuanya adalah pemuka desa Pertambatan.

(53)

yang telah tua AS mengaku selalu berusaha mengeikuti perkembangan yang ada di daerahnya.

3. S.H (Lk, 50 tahun)

S.H adalah seorang laki-laki beragama kristen, bersuku Batak Toba, berusia 50 tahun, dan tinggal di dusun Pertambatan. Informan memiliki dua orang anak, satu laki-laki dan satu perempuan. Anak dari informan S.H yang sulung menamatkan kuliah di keperawatan di Pakam sedangkan anak bungsunya masih duduk di bangku SMA. Istri dari S.H adalah seorang Pegawai Negeri mengajar sebagai guru SD (Sekolah Dasar) sementara S.H sendiri selain sebagai sekretaris BPD (Badan Perwakilan Desa) juga bekerja sebagai petani, mereka memiliki sedikit lahan di belakang rumah mereka. Keluarga S.H pada awalnya adalah pendatang di desa ini. Kelahiran S.H adalah di daerah Pakam namun karena ikut istri yang ditugaskan di daerah desa Pertambatan tersebut maka informan pun ikut istri untuk pindah.

Pendidikan terakhir yang diterima oleh S.H adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) tetapi walaupun demikian SH juga adalah tokoh yang disegani dan memiliki pemikiran dan ide-ide kreatif untuk kemajuan desa ini. Dikalangan masyarakat desa Pertambatan yang bersuku batak toba informan adalah salah satu penetua agama dikalangan agama kristen. Informan ramah dan terbuka terhadap perubahan yang positif.

4.5.2.2 Masyarakat Kecamatan Silou Kahean

J.S (Lk, 55 tahun)

(54)

kecamatan Silou Kahean. J.S menjabat sebagi camat di kecamatan Silou Kahean. J.S asli kelahiran Pematang Siantar. Informan sudah menikah dan memiliki 4 orang anak. Informan menjabat sebagai camat di kecamatan Silau Kahean selama 6 tahun.

4.6 Gambaran Peluang Modal Sosial Masyarakat

Modal sosial didefenisikan institusi sosial yang melibatkan jaringan, norma kepercayaan sosial, yang mendorong sebuah kolaborasi sosial untuk kepentingan bersama. Sedangkan Pierre Bourdie ( dalam Hasbullah 2006: 11) menegaskan modal sosial sebagai suatu yang berhubungan satu dengan yang lain, baik ekonomi, budaya, maupun bentuk-bentuk social capital ( modal sosial) berupa institusi lokal maupun kekayaaan sumber daya alam lainnya.

(55)

4.6.1 Gambaran Jaringan Sosial

Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu dalam suatu kelompok ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Hubungan-hubungan yang terjadi bisa dalam bentuk formal maupun informal. Hubungan sosial adalah cerminan dari kerjasama dan koordinasi antara warga yang didasari oleh ikatan sosial yang aktif dan bersifat resiprosikal ( Ibrahim, 2002:67). Maka jaringan sosial (social networks) meliputi; partisipasi (participation), pertukaran timbal balik (reciprocity), solidaritas (solidarity),

kerjasama (cooperation) dan keadilan (equity). Bentuk dari jaringan sosial dalam masyarakat desa Pertambatan ini dapat diuraikan dari beberapa komponen jaringan sosial, yaitu:

4.6.1.1 Gambaran Partisipasi dalam Masyarakat

(56)

Partisipasi masyarakat menurut Hetifah Soemarto (2003) adalah proses ketika warga sebagai individu maupun kelompok sosial dan organisasi, mengambil peran serta ikut mempengaruhi proses perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan kebijakan kebijakan yang langsung mempengaruhi kehiduapan mereka. Menurut Keith Davis, dalam (B. Suryobroto) partisipasi didefenisikan sebagai berikut: “Partisipation is defined as a mental and emotional involved at a person in a group situasion which encourager then contribut to group goal and

share responsibility in them”. Dimana dalam pengertian ini partisipasi

dimaksudkan sebagai keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya dikutip dari (ttp://earning-of.slametwidodo.com/2008/02/01/partisipasi-pemberdayaan-dan-pembangunan/), diakses tanggal 16 desember 2010 pukul 09.58 WIB.

Dalam interaksi sosial masyarakat hal ini tergambar dari kesediaan anggota masyarakat untuk ikut berpartisipasi meringankan beban sesama anggota masyarakat dalam upacara perkawinan. Jika ada warga yang berpesta dan memiliki niat untuk mengadakan acara hiburan namun biaya tidak mencukupi maka partisipasi masyarakat akan muncul melalui pengumpulan dana secara sukarela agar acara hiburan tetap dilaksanakan. Biasanya biaya untuk hiburan bisa diperoleh lebih dari setengah biaya yang dibutuhkan dan kekurangannya akan ditambahkan oleh orang yang berpesta.

Gambaran diatas sesuai dengan yang diutarakan informan S.H (Lk, 50 tahun), sebagai berikut:

(57)

kurang..ya pemuda-pemuda itu nanti..jalan itu mereka bawa buku kan..mereka kutiplah sumbangan..kayak gitu itu dari satu hari sebelum pesta misalnya udah taulah kan kurang dana..udah jalan itu mereka..begitu itu..”

Hal yang sama dikuatkan oleh informan U (Lk, 40 tahun), yang mengatakan: “kekompakan kami itu kalau ada yang butuh bantuan itu memang disitulah jalannya kekeluargaan itu..apalagi kalau ada pesta kawinan..wah rame memang..satu orang yang pesta sudah seperti pestanya satu kampong apalagi kalau sama orang batak itu dek..kompak kali mereka tu kalau dah ada pesta..kami kalau mau ngundang kibotnya pesta ga susahnya itu..sumbangan untuk undang kibot dikutip berapa secar sukarela.”

Gambaran ini juga diutarakan oleh tokoh masyarakat di desa Pertambatan ini yaitu informan S (Lk, 50 tahun) yaitu:

“kalau bentuk partisipasi warga dalam bentuk penggalangan dana untuk acara hiburan dalam pesta seperti itu memang sangat tinggi, kalau warga yang kurang mampu yang berpesta untuk dana hiburan biasanya uangnya sebagian besar dari para warga saja, yang berpesta hanya menambahi sedikit kekurangannya.”

Sementara itu pihak perkebunan PT. PN III Kebun Silau Dunia yaitu informan A.S (Lk, 51 tahun) mengatakan:

“kalau masalah warga seperti pesta begitu kami kurang berperan karena mereka juga tidak pernah mengikut sertakan kebun tapi kalaupun diundang atau diminta ikut berpartisipasi kami pasti bantu”.

(58)

sumbangan suka rela. Hal ini adalah wujud rasa tanggung jawab masyarakat terhadap pembangunan rumah ibadah yang juga digunakan sendiri oleh mereka.

Gambaran diatas seperti yang dikatakan informan S.H (Lk, 50 tahun) sebagai berikut:

“pembangunan gereja kami ini dulu, gereja sumber dananya itu berasal dari kami sendiri, karena itu memang tanggung jawab kami, kami membuat bentuk sumbangan wajib per kepala keluarga dan sumbangan sukarela bagi yang ingin menyumbang diluar sumbangan wajib yang ditentukan, kami juga dulu menggalang dana dari hasil pelelangan makanan dan barang yang dibuat langsung oleh anggota gereja kemudian dilelang dalam acara amal yang kami buat, dan kami juga dapat sumbangan dana dari luar gereja kami karena kami buat proposal permohonnan dana untuk mereka, hasilnya bisalah dibangun gereja kami itu”.

Adanya wujud partisipasi masyarakat juga tergambar dari pernyataan informan S (Lk, 50 tahun) sebagai berikut:

“kalau masalah pembangunan mesjid selama ini sebagian besar dananya memang hasil partisipasi warga dalam sumbangan wajib dan sumbangan sukarela, kami tidak memberatkan dananya pada pemerintah desa”.

Hal tersebut dibenarkan informan pemerintah desa Pertambatan M.N (Lk, 40 tahun) yaitu:

“pembangunan gereja atau mesjid memang masalah dananya pemerintah tidak terlalu ikut campur menyumbang dana kecuali saya secara pribadi yang juga bagian dari masyarakat, sebagai bagian dari anggota mesjid saya berpartisipasi dana sebagai anggota bukan atas nama pemerintah desa karena itu adalah tanggung jawab saya sebagi anggota mesjid”.

(59)

pemukiman penduduk. Hal ini tergambar dari pernyataan informan U (Lk, 40 tahun) sebagai berikut:

“galian pasir yang ada di sungai belutu itu (sungai belutu adalah sungai yang berda tepat dibelakang perumahan penduduk dan dimanfaatkan untuk galian pair) dimulai kalau tidak salah bulan 2 tahun 2010, kami sangat tidak setuju galia itu dibuat karena kalau pasir disungai it uterus di ambil pastinya akan berakibat sungai makin dalam dan bisa longsor itu akibatnya perumahan penduduk yang diatas kan bisa ikut longsor, makanya kami langsung bilang sama kepala desa biar dihentikan, dan bulan 3 kemarin itu dihentikan”.

Hal yang sama juga dibenarkan oleh informan S (Lk, 50 tahun) sebagai berikut: “kalau masalah galian pasir itu memang banyak penduduk

yang tidak setuju dibuat karena kalau pasirnya terus digali dari sungai itu sungainya maki dalam tanahnya bisa longsor padahal sungai itu tepat dibelakang rumah penduduk, makanya bulan 3 itu karena banyak warga yang protes galiannya dihentikan”.

Hal ini juga dibenarkan informan dari pemerintah desa Pertambatan yaitu M.N (Lk, 40 tahun) yang mengatakan:

“galian pasir itu dibangun bulan 2 tahun 2010 dan mulai bulan 3 kemaren memang dihentikan karena banyak masyarakat yang protes yang mengatakan bisa merusak lingkungan, bisa longsor padahal galian itu bisa menambah pemasukan kas desa, tapi kalau menurut pandangan saya itu cuma kecemburuan social saja dari salah satu warga karena kalah dalam penentuan untuk pengelola galian pasir itu jadinya ada propokasi”.

Sementara informan dari pemerintah kecamatan S. A (Lk, 38 tahun) mengatakan: “galian pasir di desa Pertambatan itu dikelola sejak

(60)

masyarakat berpandangan seperti itu karena itu berarti kan mereka peduli terhadap lingkungan mereka, itulah bentuk pengawasan yang dilakukan masyarakat bagi perkembangan desa”.

Realitas adanya partisipasi masyarakat juga peneliti dapat melihat langsung dilapangan ketika ikut dalam acara pertangiangan (kebaktian doa bagi masyarakat yang beragama kristen) para mudi-mudi ikut berpartisipasi dalam acara tersebut dan ketika acara selesai para mudi-mudi tersebut juga membantu tuan rumah untuk menyediakan makanan ringan dalam acara tersebut. Mereka terlihat sudah biasa melakukan tanggung jawab tersebut dan sudah merasa hal tersebut sebagai tanggung jawab untuk melayani orang tua mereka sehingga tanpa dimintapun mereka sudah melakukannya (observasi, 27 juni 2010)..

(61)

Gambaran tersebut diatas menunjukkan adanya partisipasi dalam masyarakat dalam bentuk partisipasi dana maupun pengawasan. Peluang bentuk partisipasi dalam masyarakat cukup tinggi.

4.6.1.2 Gambaran Hubungan Timbal Balik (Resiprositas) antar Masyarakat,

Pemerintah dan Pengusaha

Modal sosial senantiasa diwarnai oleh kecenderungan saling tukar menukar kebaikan antar individu dalam kelompok atau antar kelompok itu sendiri. Pola pertukaran ini bukanlah suatu yang bersifat seperti dalam proses jual beli. Melainkan suatu kombinasi jangka pendek dan jangka panjang dalam nuansa altruism (semangat untuk membantu dan mementingkan kepentingan orang lain).

Seseorang atau banyak orang dari suatu kelompok memiliki semangat membantu yang lain tanpa mengharapkan imbalan seketika (Abimanyu, 2004:1). Hubungan resiprosikal menyebabkan modal sosial dapat tertambat kuat dan bertahan lama. Karena diantara orang-orang yang melakukan hubungan tersebut mendapat keuntungan timbal balik dan tidak ada salah satu pihak yang dirugikan. Disini hubungan telah memenuhi unsur keadilan diantara sesama individu.

Dalam hubungan sosial masyarakat adanya prinsip resiprosikal (hubungan timbal balik) menjadi salah satu kekuatan yang dapat menyatukan masyarakat untuk meringankan beban orang lain tanpa mengharapkan imbalan nyata yang bersifat seketika dari apa yang telah mereka berikan. Hal ini masih tergambar melalui interaksi masyarakat jika ada anggota masyarakat yang meninggal dunia.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada kelas IV SD 03 Besito Kudus dapat disimpulkan bahwa penerapan model inside outside circle berbantuan

Perkembangbiakan perkici pelangi secara ex-situ dapat dilakukan di dalam laboratorium penangkaran melalui cara mengawinkan satu jantan dengan satu betina, ataupun

Diagram alir ini dieksekusi apabila dilakukan request untuk prosedur pemakaian ruang pada diagram alir aplikasi dekstop dan apabila prosedur sudah selesai dilakukan maka

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini

Semua kegiatan di atas adalah berkembang melalui proses perjuangan, mulai dari pengenalan makna ekonomi Islam, penerapan sebagian dari ekonomi tersebut

merasa jenuh dan bosan untuk mengikuti pembelajaran. Refleksi pada siklus I yaitu 1) proses pembelajaran pada siklus I secara umum berjalan belum dapat berjalan secara

Berapakah perbandingan komposisi karbopol dan HPMC dalam sediaan gel ekstrak kulit pisang ambon ( Musa paradisiaca L.) yang menghasilkan formula paling optimum

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat dan HidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul Spiritualitas dalam