• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kisah Nabi Sulaiman A.S Dalam Al-Qur’an (Tinjauan Pragmatik)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kisah Nabi Sulaiman A.S Dalam Al-Qur’an (Tinjauan Pragmatik)"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

I. Pendahuluan

Bab ini memperkenalkan kajian skripsi 'Kisah Nabi Sulaiman A.S Dalam Al-Qur’an (Tinjauan Pragmatik)', menjelaskan latar belakang pemilihan topik yang menekankan relevansi kisah Nabi Sulaiman a.s. dalam Al-Qur'an dengan prinsip-prinsip pragmatik. Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana prinsip kesopanan, khususnya dalam konteks pragmatik, tercermin dalam kisah tersebut. Latar belakang ini menetapkan kerangka kerja untuk penelitian, menyatakan tujuan penelitian, dan menjelaskan manfaatnya bagi pengembangan pemahaman linguistik dan pendidikan Islam. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan analisis data dari Al-Qur'an dan tafsir-tafsir relevan. Skripsi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi kajian linguistik Arab dan pendidikan nilai-nilai Islam.

1.1 Latar Belakang

Bagian ini membahas pentingnya kajian pragmatik dalam memahami teks keagamaan, khususnya Al-Qur'an. Ia menjelaskan bagaimana pendekatan pragmatik memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam tentang maksud dan tujuan komunikasi dalam teks suci. Penulis menghubungkan penggunaan bahasa dalam kisah Nabi Sulaiman a.s. dengan konteks sosial dan budaya pada zamannya. Ia juga menyorot relevansi kisah tersebut sebagai contoh teladan bagi pengembangan karakter dan nilai-nilai moral dalam pendidikan Islam. Penulis menjustifikasi pilihan fokus pada kisah Nabi Sulaiman a.s. berdasarkan kekayaan kisah dan pengajaran moral yang terkandung di dalamnya. Pendekatan pragmatik dipilih kerana ia membolehkan analisis makna yang lebih holistik, mempertimbangkan konteks dan niat penutur (Allah SWT dalam Al-Qur'an).

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah menfokuskan pada identifikasi prinsip-prinsip kesopanan yang tersirat dalam kisah Nabi Sulaiman a.s. berdasarkan kerangka teori pragmatik. Permasalahan ini dibentuk secara spesifik untuk membatasi skop penelitian dan memastikan kejelasan tujuan analisis. Rumusan masalah yang jelas membantu pembaca memahami fokus utama penelitian dan bagaimana hasil penelitian akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Penggunaan perumusan masalah yang tepat menunjukan kualitas metodologi penelitian yang sistematik dan terarah.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menjelaskan prinsip-prinsip kesopanan yang tersirat dalam kisah Nabi Sulaiman a.s. dalam Al-Qur'an dengan menggunakan pendekatan pragmatik. Tujuan ini dinyatakan secara spesifik dan terukur, membolehkan evaluasi keberhasilan penelitian berdasarkan capaiannya. Penekanan pada prinsip kesopanan menunjukkan fokus analisis yang relevan dengan aspek pedagogi dan pengembangan nilai moral. Tujuan yang jelas memberikan arah yang tepat dalam proses analisis data dan penulisan skripsi.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dijelaskan dari dua perspektif: akademis dan praktis. Dari segi akademik, penelitian ini memberikan kontribusi bagi pengembangan kajian linguistik Arab, khususnya dalam bidang pragmatik. Ia juga menambah rujukan akademik bagi mahasiswa dan peneliti yang berminat dalam bidang ini. Dari segi praktis, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan ajar atau rujukan dalam pendidikan Islam untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan kesopanan berdasarkan contoh teladan dari kisah Nabi Sulaiman a.s. Hasilnya dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman dan penghayatan nilai-nilai Islam.

1.5 Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan metodologi penelitian yang digunakan, yaitu metode deskriptif kualitatif. Penulis menjelaskan bagaimana data dikumpulkan dan dianalisis. Sumber data utama adalah Al-Qur'an dan terjemahannya, serta literatur pendukung tentang pragmatik dan tafsir Al-Qur'an. Proses analisis data melibatkan identifikasi ayat-ayat yang relevan, interpretasi makna berdasarkan prinsip-prinsip pragmatik, dan pengelompokan data berdasarkan jenis maksim kesopanan. Penjelasan yang detail mengenai metode penelitian menjamin transparansi dan kredibilitas kajian. Metodologi yang jelas dan terstruktur menunjukkan kualitas penelitian yang tinggi dan terpercaya.

II. Tinjauan Pustaka

Bab ini mengkaji literatur yang relevan dengan topik penelitian. Ia membahas definisi dan konsep pragmatik, prinsip-prinsip kesopanan (misalnya, maksim Leech), dan teori-teori linguistik yang digunakan sebagai landasan analisis. Penulis juga meninjau kajian-kajian terdahulu yang berkaitan dengan analisis pragmatik teks keagamaan. Tinjauan ini menunjukkan pemahaman penulis terhadap bidang kajian dan menetapkan dasar teori yang kukuh untuk analisis data.

2.1 Pragmatik dan Kesopanan

Subseksyen ini mendefinisikan pragmatik dan menjelaskan peranannya dalam memahami makna ujaran. Penulis merujuk kepada pakar pragmatik seperti Grice dan Leech dan teori-teori yang mereka kemukakan. Konsep-konsep penting seperti maksim perbualan, prinsip kerjas ama, dan maksim kesopanan dijelaskan secara rinci. Penggunaan rujukan dari pakar linguistik terkemuka memperkukuhkan keilmuan dan ketepatan analisis dalam skripsi ini. Perkaitan antara pragmatik dan kajian kesopanan ditekankan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang pendekatan analisis yang digunakan dalam skripsi.

2.2 Maksim Kesopanan Leech

Subseksyen ini membincangkan maksim-maksim kesopanan Leech secara terperinci. Setiap maksim, iaitu maksim kebijaksanaan, kedermawanan, penghargaan, kesederhanaan, permufakatan, dan simpati, dijelaskan dengan contoh-contoh. Penulis menghubungkan maksim-maksim ini dengan konteks komunikasi dalam kisah Nabi Sulaiman a.s. Ia menekankan bagaimana maksim-maksim ini dapat digunakan sebagai alat analisis untuk memahami aspek kesopanan dalam teks. Penjelasan maksim kesopanan Leech memberikan kerangka analisis yang kuat dan sistematik untuk interpretasi ayat-ayat yang dipilih.

2.3 Kajian Terdahulu

Subseksyen ini mengkaji penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan analisis pragmatik terhadap teks keagamaan. Penulis membandingkan dan membezakan metodologi dan hasil kajian terdahulu dengan penelitiannya sendiri. Ia juga menunjukkan celah atau jurang kajian yang akan diisi oleh penelitian ini. Kajian literatur yang menyeluruh ini menunjukkan kesedaran penulis tentang perkembangan bidang kajian dan kedudukan penelitiannya dalam konteks kajian yang lebih luas. Ini menjamin keluasan dan kedalaman analisis yang komprehensif.

III. Hasil dan Pembahasan

Bab ini membentangkan hasil analisis data berdasarkan kerangka teori yang telah dibincangkan. Penulis mengemukakan contoh-contoh ayat Al-Qur'an yang mencerminkan setiap maksim kesopanan. Setiap contoh dianalisis secara terperinci, menjelaskan bagaimana ayat tersebut memenuhi kriteria maksim yang dipilih. Pembahasan ini menghubungkan hasil analisis dengan konteks kisah Nabi Sulaiman a.s. dan nilai-nilai yang ingin disampaikan dalam kisah tersebut.

3.1 Maksim Kebijaksanaan

Subseksyen ini mengkaji contoh-contoh ayat Al-Qur’an dalam kisah Nabi Sulaiman yang memperlihatkan maksim kebijaksanaan. Setiap ayat dianalisa dengan teliti untuk menunjukkan bagaimana ia mengurangkan kos kepada pihak lain dan memaksimumkan faedah kepada mereka. Penjelasan ini dikaitkan dengan sifat kepimpinan Nabi Sulaiman a.s yang bijaksana dan adil. Penulis memberikan interpretasi yang mendalam tentang bagaimana maksim kebijaksanaan mempengaruhi komunikasi dan interaksi sosial dalam kisah tersebut. Analisis yang teliti dan mendalam menunjukkan keupayaan penulis untuk mengaplikasikan teori pragmatik dalam analisis teks keagamaan.

3.2 Maksim Kedermawanan

Subseksyen ini mengkaji ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan maksim kedermawanan dalam kisah Nabi Sulaiman. Ayat-ayat tersebut dianalisis untuk menunjukkan bagaimana Nabi Sulaiman mengurangkan faedah diri sendiri dan memaksimumkan kos kepada dirinya untuk kepentingan orang lain. Penulis menunjukkan bagaimana sikap kedermawanan Nabi Sulaiman mempengaruhi kepimpinannya dan hubungannya dengan rakyatnya. Analisis yang terperinci menunjukkan kemampuan penulis dalam menghubungkan teori pragmatik dengan nilai-nilai keagamaan. Penulisan yang jelas dan sistematik membantu pembaca memahami konsep dan analisis dengan mudah.

3.3 Maksim Penghargaan

Subseksyen ini mengkaji bagaimana maksim penghargaan dipraktikkan dalam kisah Nabi Sulaiman. Penulis menganalisis ayat-ayat yang menunjukkan pujian dan pengiktirafan terhadap orang lain. Ia menerangkan bagaimana sikap menghargai ini menyumbang kepada keharmonian dan kerjasama dalam masyarakat. Analisis ini menunjukkan keupayaan penulis untuk mengaplikasikan teori pragmatik dalam menganalisis aspek-aspek sosial dalam teks keagamaan. Penulis mendemonstrasikan kefahamannya terhadap nilai-nilai Islam yang menekankan pentingnya saling menghormati dan menghargai.

3.4 Maksim Kesederhanaan

Subseksyen ini meneliti contoh-contoh ayat yang memperlihatkan maksim kesederhanaan dalam kisah Nabi Sulaiman. Penulis menganalisis bagaimana Nabi Sulaiman menunjukkan kerendahan hati dan menghindari pujian diri sendiri. Beliau membandingkan dan membezakan ciri-ciri kepimpinan Nabi Sulaiman dengan tokoh-tokoh lain. Analisis ini menunjukan kemampuan penulis untuk menggunakan pendekatan pragmatik untuk mengkaji aspek-aspek moral dalam teks keagamaan. Penulis menjelaskan bagaimana maksim kesederhanaan mencerminkan nilai-nilai Islam yang menentang kesombongan dan keangkuhan.

3.5 Maksim Permufakatan

Subseksyen ini meneliti ayat-ayat yang menunjukkan maksim permufakatan dalam kisah Nabi Sulaiman. Penulis menganalisis bagaimana Nabi Sulaiman mencapai persetujuan dan kerjasama dengan rakyatnya. Beliau membincangkan peranan komunikasi yang efektif dalam kepimpinan yang berjaya. Analisis ini menunjukkan kemampuan penulis dalam menghubungkan teori pragmatik dengan strategi kepimpinan yang efektif. Penulis menekankan bagaimana maksim permufakatan penting dalam mewujudkan masyarakat yang aman dan harmoni.

3.6 Maksim Simpati

Subseksyen ini membincangkan bagaimana maksim simpati tergambar dalam kisah Nabi Sulaiman. Penulis meneliti ayat-ayat yang menunjukkan rasa belas kasihan dan empati Nabi Sulaiman terhadap rakyatnya. Beliau membandingkan dan membezakan ciri-ciri kepimpinan Nabi Sulaiman dengan pemimpin-pemimpin lain. Analisis ini menunjukkan kemampuan penulis dalam menggunakan teori pragmatik untuk menganalisis aspek-aspek kemanusiaan dalam teks keagamaan. Penulis menerangkan bagaimana maksim simpati penting dalam membina hubungan yang positif dan mesra dalam masyarakat.

IV. Penutup

Bab ini merumuskan kesimpulan penelitian dan memberikan saran-saran untuk penelitian selanjutnya. Kesimpulan mengemukakan hasil utama analisis dan menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Saran-saran diberikan untuk penelitian lebih lanjut yang dapat memperluas dan memperdalam kajian ini.

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan menggariskan penemuan utama penelitian, menjawab permasalahan penelitian, dan menegaskan relevansi kajian pragmatik dalam memahami teks keagamaan. Ia merumuskan kesimpulan berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Kesimpulan yang ringkas dan jelas menunjukan keupayaan penulis untuk mensintesiskan hasil kajiannya. Penulis juga menghubungkan penemuannya dengan implikasi pedagogi dalam konteks pendidikan Islam.

4.2 Saran

Saran-saran diberikan untuk penyelidikan lanjut, mencadangkan topik-topik yang boleh dikaji untuk memperluaskan dan memperdalam pemahaman tentang pragmatik dalam konteks teks keagamaan. Penulis mencadangkan metodologi atau pendekatan analisis yang boleh digunakan dalam penyelidikan akan datang. Saran yang diberikan menunjukkan pemikiran kritis dan wawasan penulis terhadap bidang kajian ini. Ia menunjukkan bahawa penulis mempunyai kesedaran tentang potensi perkembangan dan peluasan kajian ini pada masa akan datang.

Referensi

Dokumen terkait

3.3 Pesan-Pesan yang Terkandung dalam Ayat yang Menjelaskan Tentang Kisah Kelahiran Nabi Isa Putera Maryam

Hasil penelitian menunjukkan adanya enam jenis penyimpangan maksim kesantunan, yaitu (a) penyimpangan maksim kebijaksanaan (tact maxim) memiliki tiga implikatur,

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan, memahami, mencari dan mengambil pesan nilai-nilai pendidikan terutama nilai solidaritas pada kisah semut dan nabi Sulaiman

Berdasarkan tema kisah, ayat-ayat yang menceritakan kisah pasangan suami istri Nabi Luth membawa satu tema besar yaitu tentang hakikat perjalanan hidup manusia, perjalanan

Pertama, Palestina merupakan tempat dimana kerajaan nabi Sulaiman as berada, teks Al Qur’an secara lugas menyebutkan bahwasannya nabi Sulaiman as sama sekali tidak

Enam maksim interpersonal Leech yaitu maksim kebijaksanaan yaitu memaksimalkan kerugian orang lain, meminimalkan keuntungan orang lain; maksim kedermawanan yaitu

Dari berbagai penjelasan di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud dari interaksi pendidikan Islam dalam Al Qur’an (Kisah nabi Ibrahim dan Ismail adalah gambaran

Tafsir al-Iklil fi Ma'ani al-Tanzil karya Misbah Mustafa menafsirkan Surah al-Naml ayat 16 dengan riwayat bahwa ada burung merpati dan katak yang berdoa kepada Allah, pada Surah al-Naml ayat 44 menceritakan kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Bilqis dengan riwayat Israiliyat yang bertentangan dengan hukum Islam, ketika menafsirkan kata