• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Tekanan Darah Pada Perokok Di Kalangan Mahasiswa Lelaki Angkatan 2007 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Tekanan Darah Pada Perokok Di Kalangan Mahasiswa Lelaki Angkatan 2007 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TEKANAN DARAH PADA PEROKOK DI KALANGAN MAHASISWA LELAKI ANGKATAN 2007 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

OLEH :

NUR ADIBAH SYAZANA BINTI ZULKEFLIE NIM :

070100292

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010

(2)

PENGARUH TEKANAN DARAH PADA PEROKOK DI KALANGAN MAHASISWA LELAKI ANGKATAN 2007 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH :

NUR ADIBAH SYAZANA BINTI ZULKEFLIE NIM :

070100292

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH TEKANAN DARAH PADA PEROKOK DI KALANGAN MAHASISWA LELAKI ANGKATAN 2007 FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

NAMA : NUR ADIBAH SYAZANA BINTI ZULKEFLIE NIM : 070100292

Medan, 25 November 2010 Pembimbing,

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH TEKANAN DARAH PADA PEROKOK DI KALANGAN MAHASISWA LELAKI ANGKATAN 2007 FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

NAMA : NUR ADIBAH SYAZANA BINTI ZULKEFLIE NIM : 070100292

Pembimbing, Penguji I,

_____________________________ ___________________________ ( Prof. dr. Harris Hasan, SpPD, ( Prof. Dr. dr. Harun Al Rasid,

SpJP(K) ) Sp.PD, KGZ )

Penguji II,

(5)

ABSTRAK

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan merokok (jumlah rokok dan lama merokok) dengan tekanan darah pada mahasiswa lelaki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2007. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebiasaan merokok (jumlah rokok dan lama merokok) sebagai salah satu faktor resiko yang bisa meningkatkan tekanan darah di kalangan mahasiswa lelaki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2007. Penelitian ini adalah jenis analitik yang menggunakan cross sectional study dimana pengumpulan data dilakukan dengan mengukur tekanan darah pada responden dengan menggunakan sphygmomanometer dan setelah itu ditanyakan lagi apakah responden menghisap rokok atau tidak. Responden dikategorikan kepada perokok dan bukan perokok. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan statistik uji Anova dengan derajat kemaknaan (α)=0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan tekanan darah adalah jumlah rokok yang dihisap (p= 0.000) dan lama menghisap rokok (p= 0.000). Penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara jumlah rokok yang dihisap dan lama merokok dengan tekanan darah (p<0.05). Ternyata ada hubungan antara merokok dengan tekanan darah pada mahasiswa lelaki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2007. Saran yang dapat ajukan terkait dengan temuan dalam penelitian iniantara lain : 1) Untuk mengurangi risiko hipertensi, hendaknya mengurangi konsumsi rokok, 2) Upaya sosialisasi kepada masyarakat, terkait dengan faktor-faktor risiko hipertensi hendaknya dilakukan secara terus-menerus, 3) Untuk penelitian selanjutnya, dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai acuan dan sumber rujukan.

(6)

ABSTRACT

The problem that had been investigated in this research was to determine whether there is any relationship between smoking habit (number of cigarette and the longer of smoking) with blood pressure among male students in School of Medicine University of North Sumatera batch 2007. The purpose of this research is to know the smoking habit (number of cigarette and the longer of smoking) as one of risk factors that can increase blood pressure among male students in School of Medicine University of North Sumatera batch 2007. This is an analytic cross-sectional study design where the data collection was obtained by taking respondent’s blood pressure with sphygmomanometer and then they will be asked whether they are smoking or not. Respondent were categorized into smoker and non-smoker. The data obtained in this research was calculated using Anova test statistic with meaningful degree (α)=0, 05. The research result shows that the factor that relate with blood pressure is the number of cigarette being sucked (p= 0,000) and the longer of smoking cigarette (p= 0,000). This research found that there was a significance relationship between number of cigarette and longer of smoking against blood pressure (p<0.05). There was a significance relationship between smoking cigarette with blood pressure among male students in School of Medicine University of North Sumatera batch 2007. The suggestions relate to the finding of this research are: 1) to decrease risk of hypertension, people should decrease cigarette consume, 2) socialization effort to the society, relate with hypertension risk factors should be done continually, and 3) for the next researchers, the result of the research can be a reference.

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan izin dan inayah-Nya dapat saya siapkan hasil penelitian Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dengan jayanya. KTI ini bertajuk, ‘Pengaruh Tekanan Darah Pada Perokok di Kalangan Mahasiswa Lelaki Angkatan 2007 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara’. Saya secara langsung telah melakukan penelitian untuk melihat apakah ada hubungan antara merokok dengan tekanan darah mahasiswa lelaki Angkatan 2007 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Hasil akhirnya adalah perbandingan tekanan darah antara perokok dan bukan perokok. Dan secara keseluruhan diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu masukan informasi terhadap masyarakat, puskemas dan instansi pendidikan tempatan.

Dengan ini, sejuta penghargaan saya ucapkan kepada dosen pembimbing saya Prof. dr. Harris Hasan, SpPD, SpJP (K) yang telah banyak membantu saya dalam mulai merangka proposal dan menyiapkan hasil penelitian KTI ini dengan baik. Terima kasih juga buat teman-teman yang sentiasa bersama mulai dari persediaan untuk menyiapkan proposal penelitian hinggalah ke saat ini masih bersama menyokong dan membantu dalam setiap urusan. Dan akhirnya, saya berharap hasil penelitian yang saya dapatkan ini dapat dijadikan informasi berguna dan sebagai sumber rujukan untuk penelitian akan datang. Sekian, terima kasih. Wassalam.

Medan, 25 November 2010 Disediakan oleh,

(8)

NIM : 070100292 DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN PERSETUJUAN ……… LEMBAR PENGESAHAN ……… ABSTRAK ... ABSTRACT ………. KATA PENGANTAR ………. DAFTAR ISI ………. DAFTAR TABEL ………... DAFTAR GAMBAR ………... DAFTAR LAMPIRAN ………... BAB 1 PENDAHULUAN ………... 1.1. Latar Belakang ……… 1.2. Rumusan Masalah ……….. 1.3. Tujuan Penelitian ………... 1.4. Manfaat Penelitiian ………... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ……….

(9)

2.1.1. Pengertian Rokok ……….. 2.1.2. Jenis Rokok ………... 2.1.3. Kandungan Rokok ………. 2.1.4. Kategori Perokok ……….. 2.1.5. Jumlah Rokok yang Dihisap ………. 2.1.6. Lama Menghisap Rokok ……….... 2.2. Tekanan Darah ……….. 2.3. Hipertensi ………... 2.3.1. Pengertian Hipertensi ……… 2.3.2. Kriteria dan Klasifikasi Hipertensi ……….... 2.3.3. Patofisiologi Hipertensi ………. 2.4. Pengukuran Tekanan Darah ……….. 2.5. Hubungan Merokok dan Tekanan Darah ……….. 2.6. Kerangka Teori ………..

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL ……. 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ……….. 3.2. Variabel dan Defenisi Operasional ………. 3.3. Hipotesis Penelitian ………...

(10)

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 5.1 Hasil Penelitian ………....

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ………. 5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden ... 5.1.3 Distribusi Kebiasaan Merokok pada Mahasiswa ……... 5.1.4 Distribusi Kategori Perokok Mengikut Jumlah

Rokok yang Dihisap ……….... 5.1.5 Distribusi Responden Menurut Lama Menghisap

Rokok ……….. 5.1.6 Tekanan Darah Menurut Kebiasaan Mahasiswa

Merokok ……….. 5.1.7 Tekanan Darah Mengikut Jumlah Rokok yang

Dihisap ………. 5.1.8 Tekanan Darah Mengikut Lama Menghisap

Rokok ………... 5.1.9 Hasil Analisis Statistik ………. 5.2 Pembahasan ……….

5.2.1 Tekanan Darah pada Mahasiswa ………. 5.2.2 Hubungan Jumlah Rokok yang Dihisap dan

Tekanan Darah ……….. 5.2.3 Hubungan Lama Merokok dan Tekanan Darah ………..

BAB 6 KESIMPULAN ………. 6.1 Kesimpulan ………..

(11)

DAFTAR PUSAKA ………... LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO/ISH 2003 ………. 2.3 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7 ………. 5.1 Persentase Kebiasaan Merokok Mahasiswa ………. 5.2 Persentase Kategori Perokok Mengikut Jumlah Rokok

yang Dihisap ……… 5.3 Persentase Responden Mengikut Lama Menghisap Rokok ……. 5.4 Persentase Kategori Tekanan Darah Sistolik Mengikut

Kebiasaan Merokok ……….. 5.5 Persentase Kategori Tekanan Darah Diastolik Mengikut

Kebiasaan Merokok ……….. 5.6 Persentase Kategori Tekanan Darah Sistolik Mengikut

Jumlah Rokok yang Dihisap ………. 5.7 Persentase Kategori Tekanan Darah Diastolik Mengikut

(12)

5.8 Persentase Kategori Tekanan Darah Sistolik Mengikut

Lama Merokok ……….. 5.9 Persentase Kategori Tekanan Darah Diastolik Mengikut

Lama Merokok ……… 5.10 Rata-rata Tekanan Darah Sistolik Kategori Jumlah Rokok

yang Dihisap dan Standard Deviasi ………... 5.11 Rata-rata Tekanan Darah Diastolik Kategori Jumlah Rokok

yang Dihisap dan Standard Deviasi ……… 5.12 Rata-rata Tekanan Darah Sistolik Kategori Lama Merokok

dan Standard Deviasi ……….. 5.13 Rata-rata Tekanan Darah Diastolik Kategori lama Merokok

(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

(14)
(15)

ABSTRAK

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan merokok (jumlah rokok dan lama merokok) dengan tekanan darah pada mahasiswa lelaki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2007. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebiasaan merokok (jumlah rokok dan lama merokok) sebagai salah satu faktor resiko yang bisa meningkatkan tekanan darah di kalangan mahasiswa lelaki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2007. Penelitian ini adalah jenis analitik yang menggunakan cross sectional study dimana pengumpulan data dilakukan dengan mengukur tekanan darah pada responden dengan menggunakan sphygmomanometer dan setelah itu ditanyakan lagi apakah responden menghisap rokok atau tidak. Responden dikategorikan kepada perokok dan bukan perokok. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan statistik uji Anova dengan derajat kemaknaan (α)=0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan tekanan darah adalah jumlah rokok yang dihisap (p= 0.000) dan lama menghisap rokok (p= 0.000). Penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara jumlah rokok yang dihisap dan lama merokok dengan tekanan darah (p<0.05). Ternyata ada hubungan antara merokok dengan tekanan darah pada mahasiswa lelaki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2007. Saran yang dapat ajukan terkait dengan temuan dalam penelitian iniantara lain : 1) Untuk mengurangi risiko hipertensi, hendaknya mengurangi konsumsi rokok, 2) Upaya sosialisasi kepada masyarakat, terkait dengan faktor-faktor risiko hipertensi hendaknya dilakukan secara terus-menerus, 3) Untuk penelitian selanjutnya, dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai acuan dan sumber rujukan.

(16)

ABSTRACT

The problem that had been investigated in this research was to determine whether there is any relationship between smoking habit (number of cigarette and the longer of smoking) with blood pressure among male students in School of Medicine University of North Sumatera batch 2007. The purpose of this research is to know the smoking habit (number of cigarette and the longer of smoking) as one of risk factors that can increase blood pressure among male students in School of Medicine University of North Sumatera batch 2007. This is an analytic cross-sectional study design where the data collection was obtained by taking respondent’s blood pressure with sphygmomanometer and then they will be asked whether they are smoking or not. Respondent were categorized into smoker and non-smoker. The data obtained in this research was calculated using Anova test statistic with meaningful degree (α)=0, 05. The research result shows that the factor that relate with blood pressure is the number of cigarette being sucked (p= 0,000) and the longer of smoking cigarette (p= 0,000). This research found that there was a significance relationship between number of cigarette and longer of smoking against blood pressure (p<0.05). There was a significance relationship between smoking cigarette with blood pressure among male students in School of Medicine University of North Sumatera batch 2007. The suggestions relate to the finding of this research are: 1) to decrease risk of hypertension, people should decrease cigarette consume, 2) socialization effort to the society, relate with hypertension risk factors should be done continually, and 3) for the next researchers, the result of the research can be a reference.

(17)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Merokok merupakan masalah kesehatan masyarakat karena dapat menimbulkan berbagai penyakit bahkan kematian. Dari 11 juta kematian per tahun di negara industri maju, WHO melaporkan lebih dari setengah (6 juta) adalah disebabkan gangguan sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survei Depkes RI tahun 1986 dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari 9,7 persen (peringkat ketiga) menjadi 16 persen (peringkat pertama). Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung serta hipertensi.

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang mengakibatkan angka kesakitan yang tinggi. Prevalensi hipertensi di seluruh dunia, diperkirakan sekitar 15-20%. Hipertensi di Asia diperkirakan sudah mencapai 8-18% pada tahun 1997, di mana hipertensi dijumpai pada 4.400 per 10.000 penduduk. Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995, prevalensi hipertensi di Indonesia cukup tinggi, 83 per 1.000 anggota rumah tangga, pada tahun 2000 sekitar 15-20% masyarakat Indonesia menderita hipertensi (Departemen Kesehatan RI, 2003).

(18)

meningkat. Rokok yang dihisap dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Rokok juga akan mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan pembuluh di ginjal sehingga terjadi peningkatan tekanan darah (Wardoyo, 1996). Merokok sebatang setiap hari akan meningkatkan tekanan sistolik 10-25 mmHg dan menambah detak jantung 5-20 kali per menit (Sitepoe, M., 1997). Hal ini disebabkan oleh zat-zat berbahaya yang terkandung dalam asap rokok seperti karbon monoksida (CO).

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan menggunakan sphygmomanometer. Menurut WHO batas normal tekanan darah adalah 120-140 mmHg tekanan sistolik dan 80-90 mmHg tekanan diastolik. Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg. Sedangkan menurut JNC VII 2003 tekanan darah pada orang dewasa dengan usia diatas 18 tahun diklasifikasikan menderita hipertensi stadium I apabila tekanan sistoliknya 140-159 mmHg dan tekanan diastoliknya 90-99 mmHg. Diklasifikasikan menderita hipertensi stadium II apabila tekanan sistoliknya lebih 160 mmHg dan diastoliknya lebih dari 100 mmHg sedangkan hipertensi stadium III apabila tekanan sistoliknya lebih dari 180 mmHg dan tekanan diastoliknya lebih dari 116 mmHg (Sustrani, L., 2004).

Berdasarkan alasan tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh tekanan darah pada perokok di kalangan mahasiswa lelaki Angkatan 2007 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dinyatakan di dalam latar belakang seperti mana tersebut di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagaimana berikut :

(19)

2. Bagaimana hubungan lama merokok dengan tekanan darah?

3. Adakah terdapat hubungan jumlah rokok yang di hisap dengan tekanan darah?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tekanan darah pada perokok di kalangan mahasiswa lelaki Angkatan 2007 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

1.3.2. Tujuan Khusus,

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hubungan lama merokok dengan tekanan darah di kalangan mahasiswa lelaki Angkatan 2007 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui hubungan jumlah rokok yang dihisap dengan tekanan darah di kalangan mahasiswa lelaki Angkatan 2007 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk dijadikan bahan masukan dalam menyusun kebijaksanaan dalam mencegah kejadian hipertensi di kalangan masyarakat. Selain itu antara manfaat lain yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penelitian, diharap peneliti dapat menerapkan displin ilmunya di lapangan khususnya dalam materi epidemiologi dan kardiologi.

(20)

memberi kesedaran pada masyarakat umum mengenai hubungan merokok dengan tekanan darah.

3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi serta menambah wawasan akan hubungan merokok dengan tekanan darah.

(21)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok

2.1.1 Pengertian Rokok

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.

2.1.2 Jenis Rokok

Menurut Sitepoe, M. (1997), rokok berdasarkan bahan baku atau isi di bagi tiga jenis:

1.

diber

2.

3. Rokok Klembak : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, da tertentu.

Rokok berdasarkan penggunaa

1.

2.

(22)

2.1.3 Kandungan Rokok

Pada saat rokok dihisap komposisi rokok yang dipecah menjadi komponen lainnya, misalnya komponen yang cepat menguap akan menjadi asap bersama-sama dengan komponen lainnya terkondensasi. Dengan demikian komponen asap rokok yang dihisap oleh perokok terdiri dari bagian gas (85%) dan bagian partikel (15%).

Rokok mengandung kurang lebih 4.000 jenis bahan kimia, dengan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida (CO). Selain itu, dalam sebatang rokok juga mengandung bahan-bahan kimia lain yang tak kalah beracunnya (David E, 2003). Zat-zat beracun yang terdapat dalam rokok antara lain adalah sebagai berikut :

1. Nikotin

Komponen ini paling banyak dijumpai di dalam rokok. Nikotin yang terkandung di dalam asap rokok antara 0.5-3 ng, dan semuanya diserap, sehingga di dalam cairan darah atau plasma antara 40-50 ng/ml. Nikotin merupakan alkaloid yang bersifat stimulan dan pada dosis tinggi bersifat racun. Zat ini hanya ada dalam tembakau, sangat aktif dan mempengaruhi otak atau susunan saraf pusat. Nikotin juga memiliki karakteristik efek adiktif dan psikoaktif. Dalam jangka panjang, nikotin akan menekan kemampuan otak untuk mengalami kenikmatan, sehingga perokok akan selalu membutuhkan kadar nikotin yang semakin tinggi untuk mencapai tingkat kepuasan dan ketagihannya. Sifat nikotin yang adiktif ini dibuktikan dengan adanya jurang antara jumlah perokok yang ingin berhenti merokok dan jumlah yang berhasil berhenti (Pdpersi, 2006).

(23)

dapat mengakibatkan ketergantungan. Nikotin ini dapat meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menyempitkan pembuluh perifer dan menyebabkan ketagihan serta ketergantungan pada pemakainya.

2. Karbon Monoksida (CO)

Gas karbon monoksida (CO) adalah sejenis gas yang tidak memiliki bau. Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Gas karbon monoksida bersifat toksis yang bertentangan dengan oksigen dalam transpor maupun penggunaannya. Gas CO yang dihasilkan sebatang rokok dapat mencapai 3-6%, sedangkan CO yang dihisap oleh perokok paling rendah sejumlah 400 ppm (parts per million) sudah dapat meningkatkan kadar karboksi haemoglobin dalam darah sejumlah 2-16% (Sitepoe, M., 1997).

3. Tar

(24)

4. Timah Hitam (Pb)

Timah Hitam (Pb) yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis dihisap dalam satu hari akan menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari (Sitepoe, M., 1997).

5. Amoniak

Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hidrogen. Zat ini tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racun yang ada pada ammonia sehingga jika masuk sedikit pun ke dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.

6. Hidrogen Sianida (HCN)

Hidrogen sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi pernapasan dan merusak saluran pernapasan. Sianida adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit saja sianida dimasukkan langsung ke dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian.

7. Nitrous Oxide

Nitrous oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan menyebabkan rasa sakit.

8. Fenol

(25)

9. Hidrogen sulfida

Hidrogen sulfida adalah sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim (zat besi yang berisi pigmen).

2.1.4 Kategori Perokok

1. Perokok Pasif

Perokok pasif dalah asap rokok yang di hirup oleh seseorang yang tidak merokok (Pasive Smoker). Asap rokok merupakan polutan bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Asap rokok lebih berbahaya terhadap perokok pasif daripada perokok aktif. Asap rokok yang dihembuskan oleh perokok aktif dan terhirup oleh perokok pasif, lima kali lebih banyak mengandung karbon monoksida, empat kali lebih banyak mengandung tar dan nikotin (Wardoyo, 1996).

2. Perokok Aktif

Menurut Bustan (1997) rokok aktif adalah asap rokok yang berasal dari hisapan perokok atau asap utama pada rokok yang dihisap (mainstream). Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perokok aktif adalah orang yang merokok dan langsung menghisap rokok serta bisa mengakibatkan bahaya bagi kesehatan diri sendiri maupun lingkungan sekitar.

2.1.5 Jumlah Rokok Yang Dihisap

Menurut Bustan (1997) jumlah rokok yang dihisap dapat dalam satuan batang, bungkus, pak per hari. Jenis rokok dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu :

1. Perokok Ringan : Disebut perokok ringan apabila merokok kurang dari 10 batang per hari.

(26)

3. Perokok Berat : Disebut perokok berat jika menghisap lebih dari 20 batang. 2.1.6 Lama Menghisap Rokok

Menurut Bustan (1997) merokok dimulai sejak umur kurang dari 10 tahun atau lebih dari 10 tahun. Semakin awal seseorang merokok makin sulit untuk berhenti merokok. Rokok juga punya dose-response effect, artinya semakin muda usia merokok, akan semakin besar pengaruhnya. Apabila perilaku merokok dimulai sejak usia remaja, merokok dapat berhubungan dengan tingkat arterosclerosis. Risiko kematian bertambah sehubungan dengan banyaknya merokok dan umur awal merokok yang lebih dini ( Smet, Bart, 1994). Merokok sebatang setiap hari akan meningkatkan tekanan sistolik 10–25 mmHg dan menambah detak jantung 5–20 kali per menit (Sitepoe, M., 1997). Dampak rokok akan terasa setelah 10-20 tahun pasca digunakan.

2.2 Tekanan Darah

(27)

berikutnya dan mengisi kembali arteri sebelum semua darah keluar (Sherwood, L., 2001).

2.3 Hipertensi

2.3.1 Pengertian Hipertensi

Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg (Price, S.A. & Wilson, L.M., 2006). Menurut Basha, A. (2004), hipertensi merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas).

Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh gelap (Silent Killer), karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya (Sustrani, L., et al., 2004).

2.3.2 Kriteria dan Klasifikasi Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu

1. Hipertensi essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik, terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin-angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraselular, dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko, seperti obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia.

(28)

vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom Cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, dan lain-lain (Mansjoer, 2000).

Menurut WHO (World Health Organization) batas normal tekanan darah adalah 120–140 mmHg sistolik dan 80–90 mmHg diastolik. Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan sistoliknya lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastoliknya lebih dari 90 mmHg.

Tabel 2.1 Klasifikasi hipertensi menurut WHO/ISH 2003

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Optimal < 120 < 80 Normal < 130 < 85 Normal tinggi 130 -139 (<140) 85 – 89 (<90) Hipertensi

Derajat 1 ( ringan ) 140 – 159 90 – 99 Derajat 2 ( sedang ) 160 – 179 100 – 109 Derajat 3 ( berat ) ≥ 180 ≥ 110 Hipertensi sistolik yang terisolasi ≥ 140 < 90

(29)

Hipertensi sistolik terisolasi (isolated sytolic hypertension) adalah hipertensi dengan tekanan sistolik sama atau lebih dari 160 mmHg, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg. Hipertensi sistolik terisolasi umumnya dijumpai pada usia lanjut, jika keadaan ini dijumpai pada masa dewasa muda lebih banyak dihubungkan sirkulasi hiperkinetik dan diramalkan dikemudian hari tekanan diastoliknya juga ikut meningkat.

Tabel 2.3 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7

Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Sistolik dan Diastolik (mmHg) Normal <120 dan < 80

Pre Hipertensi 120-139 atau 80-89 Hipertensi

Derajat 1 140 – 159 atau 90 – 99 Derajat 2 >160 atau >100

Klasifikasi Pengukuran Tekanan Darah Orang Dewasa Dengan Usia Diatas 18 Tahun Menurut The Seventh Report Of The Joint National Committee On Prevention, Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood Pressure (JNC 7), Tahun 2003.

Menurut The Seventh Report Of The Joint National Committee On Prevention, Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood Pressure (JNC 7), klasifikasi tekanan darah pada dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prehipertensi, hipertensi derajat 1, dan hipertensi derajat 2.

2.3.3 Patofisiologi Hipertensi

(30)

maka peningkatan salah satu dari ketiga variabel tersebut dapat menyebabkan hipertensi.

1. Peningkatan kecepatan denyut jantung.

Terjadi akibat rangsangan abnormal saraf atau hormon pada nodus sinoatrium (SA). Peningkatan denyut jantung kronik sering menyertai keadaan hipertiroidisme, biasanya dikompensasi oleh penurunan volume sekuncup atau total peripheral resistance (TPR).

2. Peningkatan volume sekuncup atau curah jantung yang berlangsung lama.

Terjadi apabila terdapat peningkatan volume plasma yang berkepanjangan, akibat gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi yang berlebihan yang dapat meningkatkan volume diastolik akhir, biasa disebut preload jantung. Peningkatan preload biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan sistolik.

3. Peningkatan total peripheral resistance (TPR) yang berlangsung lama

(31)

Menurut Guyton & Hall (2006) hipertensi dibedakan atas 2 golongan besar : 1. Hipertensi beban volume

Terjadi akibat kenaikan volume cairan ekstra seluler yang berlebihan dalam tubuh. Hal ini menyebabkan kenaikan volume darah diikuti dengan peningkatan curah jantung. Kenaikan curah jantung inilah yang menyebabkan hipertensi. 2. Hipertensi vasokonstriksi

Terjadi akibat peningkatan bahan-bahan yang secara khusus cenderung meningkatkan hipertensi yaitu angiotensin II, norepinephrin dan epinephrin. Bahan ini menyebabkan kenaikan tekanan perifer total yang menyebabkan penyempitan diameter arteriol dan terjadilah hipertensi.

Menurut Corwin (2000) sebagian besar manifestasi klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun, dan berupa :

1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah akibat peningkatan tekanan intrakranium.

2. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi.

3. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat. 4. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus. 5. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler

Peningkatan tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala pada hipertensi essensial, gejala seperti sakit kepala, epistaktis, pusing, migran. Gejala-gejala yang lain seperti sukar tidur, sesak nafas, rasa berat ditengkuk (Mansjoer, 2000).

2.4 Pengukuran Tekanan Darah

(32)

sphygmomanometer yang paling akurat. Tingkat bacaan dimana detak tersebut terdengar pertama kali adalah tekanan sistolik. Sedangkan tingkat dimana bunyi detak menghilang adalah tekanan diastolik. Sphygmomanometer aneroid prinsip penggunaanya yaitu menyeimbangkan tekanan darah dengan tekanan dalam kapsul metalis tipis yang menyimpan udara didalamnya. Spygmomanometer elektronik merupakan pengukur tekanan darah terbaru dan lebih mudah digunakan dibanding model standar yang menggunakan air raksa tetapi, akurasinya juga relatif rendah (Sustrani, L., et al., 2004). Sebelum mengukur tekanan darah yang harus diperhatikan yaitu :

1. Jangan minum kopi atau merokok 30 menit sebelum pengukuran dilakukan. 2. Duduk bersandar selama 5 menit dengan kaki menyentuh lantai dan tangan sejajar

dengan jantung (istirahat). 3. Pakailah baju lengan pendek.

4. Buang air kecil dulu sebelum diukur , karena kandung kemih yang penuh dapat mempengaruhi hasil pengukuran (Sustrani, L., et al., 2004).

(33)

2.5 Hubungan Merokok dan Tekanan Darah

Curah jantung dan resistensi perifer total merupakan dua penentu utama yang mempengaruhi tekanan darah. Maka berbagai faktor yang terlibat dalam mempengaruhi curah jantung dan resistensi perifer total akan mempengaruhi tekanan darah (Sherwood, L., 2001). Salah satunya adalah kebiasaan hidup yang tidak baik seperti merokok.

Rokok yang dihisap dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Namun rokok akan mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan pembuluh di ginjal sehingga terjadi peningkatan tekanan darah. Merokok sebatang setiap hari akan meningkatkan tekanan sistolik 10–25 mmHg dan menambah detak jantung 5–20 kali per menit (Sitepoe, M., 1997).

(34)

Selain itu, asap rokok juga mengandung nikotin. Nikotin merupakan dadah yang kuat. Nikotin bertindak terhadap pusat kepuasan di otak yang menyebabkan perokok terangsang pada peringkat awal, tetapi keadaan ini kemudiannya disusuli oleh kemurungan. Nikotin meningkatkan penghasilan bahan kimia yang dinamai dopamine dan berhubung rapat dengan pusat-pusat emosi di otak.

Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok. Efek nikotin menyebabkan perangsangan terhadap hormon epinefrin (adrenalin) yang bersifat memacu peningkatan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung. Jantung tidak diberikan kesempatan istirahat dan tekanan darah akan semakin meninggi, berakibat timbulnya hipertensi. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya. Efek lain nikotin adalah merangsang berkelompoknya trombosit (sel pembekuan darah), trombosit akan menggumpal dan akhirnya akan menyumbat pembuluh darah yang sudah sempit akibat asap yang mengandung gas CO yang berasal dari rokok. Dari gambaran diatas baik gas CO maupun nikotin berpacu menyempitkan pembuluh darah dan menyumbatnya sekaligus.

(35)
[image:35.612.128.529.129.633.2]

2.6 KERANGKA TEORI

Gambar 2.1 : Kerangka Teori

Sumber : Guyton, Hall (2006), Arjatmo T, dan Hendra U. (2001), Mangku Sitepoe (1997)

Keturunan Hipertensi (Gen)

Isi Sekuncup Hipertensi

Curah Jantung

Tahanan Perifer

Merokok:

• Jumlah Rokok

• Jenis Rokok

• Lama Menghisap Rokok

Stres pekerjaan Asupan Garam Aktivitas Olahraga

Usia

(36)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Pada penelitian ini, kerangka konsep pengaruh tekanan darah pada perokok di kalangan mahasiswa lelaki Angkatan 2007 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara diuraikan berdasarkan variabel-variabel di bawah:

Variabel Independen Variabel Dependen

[image:36.612.144.526.281.707.2]

Variabel Pengganggu

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Keterangan :

: Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti

Tekanan darah pada mahasiswa lelaki FK USU Angkatan 2007 Merokok

• Jumlah Rokok yang Dihisap

• Lama Menghisap Rokok

• Keturunan

• Berat badan (Obesitas)

• Stres Pekerjaan

• Asupan Garam

• Jenis Kelamin

(37)

3.2 Variabel dan Definisi Operasional

Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain. Berdasarkan hubungan fungsional antara variabel-variabel satu dengan yang lainnya, variabel dibedakan menjadi dua, yaitu variabel tergantung atau variabel dependen, dan variabel bebas atau variabel independen. Dalam penelitian ini :

i. Variabel independen (x) adalah merokok (jumlah rokok yang dihisap dan lama menghisap rokok).

ii. Variabel dependen (y) adalah tekanan darah pada mahasiswa lelaki FK USU Angkatan 2007

3.2.1 Tekanan darah

Definisi : Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh darah, bergantung pada volume darah yang terkandung di dalam pembuluh dan compliance, atau daya regang (distensibility) dinding pembuluh yang bersangkutan. Tekanan darah menggambarkan situasi hemodinamik seseorang saat itu yaitu suatu keadaan dimana tekanan darah, aliran darah, dapat mempertahankan perfusi atau pertukaran zat di jaringan tubuh.

Cara Ukur : Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan alat sphygmomanometer dan stetoskop. Pengukuran dilakukan pada posisi duduk.

Alat Ukur : Sphygmomanometer dan stetoskop

Kategori :

(38)

2. Normal Tensi (tekanan sistolik 120 mmHg dan tekanan diastolik 80 mmHg).

Skala Pengukuran : Ordinal 3.2.2 Jumlah Rokok yang Dihisap

Definisi : Adalah banyaknya rokok yang dihisap penderita per hari.

Cara Ukur : Wawancara

Kategori :

1. Perokok Ringan bila menghisap rokok < 10 batang perhari 2. Perokok Sedang bila menghisap rokok 10-20 batang perhari 3. Perokok berat bila menghisap rokok >20 batang perhari

Untuk kepentingan analisis skala dikatagorikan menjadi: 1. Perokok Berat (>10 batang perhari)

2. Perokok Ringan(<10 batang perhari)

Skala Pengukuran : Ordinal 3.2.3 Lama Menghisap Rokok

Definisi : Adalah waktu pertama kali merokok sampai dengan waktu penderita terdiagnosis sebagai penderita atau bukan penderita hipertensi.

Cara Ukur : Wawancara

Kategori :

(39)

Skala Pengukuran : Ordinal

3.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu peneritian. Berhubung dengan penelitian ini ada beberapa hipotesis yang dibuat, yaitu :

1. Ada hubungan antara jumlah rokok yang dihisap per hari dengan tekanan darah pada kalangan mahasiswa lelaki Stambuk 2007 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

(40)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian survei analitik yaitu survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan desain cross-sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara merokok dengan tekanan darah di kalangan mahasiswa lelaki Angkatan 2007 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan selama lebih kurang 2 bulan di antara bulan Augustus hingga Oktober 2010. Penelitian telah dimulai dengan menentukan judul, menyusun proposal hingga seminar hasil yang telah berlangsung sejak bulan Februari 2010

hingga November 2010.

Penelitian ini telah dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi Penelitian

(41)

4.3.2 Sampel Penelitian

Subjek yang diteliti merupakan mahasiswa lelaki dari Fakultas Kedokteran USU Angkatan 2007. Sampel telah dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan yang tidak termasuk kriteria eksklusi. Kriteria sampel kontrol sebagai berikut:

1. Kriteria Inklusi

a) Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Angkatan 2007 berjenis kelamin laki-laki.

b) Responden tidak mempunyai riwayat penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) sebelumnya.

c) Responden tidak mengkonsumsi obat-obatan (seperti obat selesema, obat batuk, dll.) serta tidak menderita penyakit kronik lainnya.

d) Responden bersedia mengikuti penelitian.

e) Responden mengerti dan faham apa yang akan dilakukan terhadapnya. f) Penelitian ini tidak membedakan hipertensi primer dan hipertensi sekunder.

2. Kriteria eksklusi.

a) Individu yang menderita penyakit jantung, penyakit gangguan hormonal, dan penyakit-penyakit kronik lainnya.

b) Individu yang mempunyai berat badan yang berlebihan (obese).

c) Penelitian ini mengabaikan faktor aktivitas, asupan makanan, stress pekerjaan, keturunan, usia dan stress pekerjaan.

d) Individu yang tidak bersedia mengikuti penelitian.

4.3.3 Cara Pemilihan Sampel

(42)

4.3.4 Besar sampel

Penentuan besar sampel pada penelitian ini untuk menentukan estimasi porposi dari suatu populasi telah dihitung dengan menggunakan rumus seperti berikut :

N n =

1 + N ( d2 )

Keterangan rumus :

N = Besar populasi. Dalam penelitian ini besar populasi adalah sebesar 185 n = Besar sampel

d = Tingkat kepercayaan/ketetapan yang diinginkan. Dalam penelitian ini, tingkat ketetapan yang digunakan adalah 0,1.

Angka-angka di atas dimasukkan kembali ke dalam rumus untuk mengira besar sampel yang ingin diteliti :

185 n =

1 + 185 ( 0,12 )

= 64,9

(43)

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data telah dilakukan dengan metode wawancara bebas terpimpin untuk menyingkirkan sampel yang memenuhi faktor-faktor eksklusi serta untuk menanyakan apakah responden menderita hipertensi atau penyakit kelainan kardiovaskular lain. Pada jawapan yang diberikan negatif maka akan dilanjutkan dengan pemeriksaan tekanan darah pada responden dengan menggunakan sphygmomanometer dengan tingkat ketelitian 0,1 mmHg dan juga stetoskop merek Litmann. Setelah itu ditanyakan lagi apakah responden menghisap rokok, dan jika responden adalah seorang perokok maka dikumpulkan data berhubungan dengan jumlah rokok yang dihisap dan lama menghisap rokok. Hasil dan data yang diperoleh dicatat dan pengumpulan data dilakukan secara sistematik sesuai dengan data yang diperoleh dari responden.

4.5 Pengolahan dan Analisa Data

4.5.1 Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian ini, pengolahan data telah dilakukan dengan teknik statistik, yaitu teknik pengolahan data dengan menggunakan analisis statistik yang biasanya dilakukan untuk pengolahan data kuantitatif. Pengolahan dan analisa data kuantitatif ini dapat dilakukan dengan tangan (manual) ataupun dengan alat komputer di mana data perlu diterjemahkan ke dalam bahasa komputer yaitu dengan memberikan kode-kode tertentu sesuai dengan bahasa program yang digunakan. Pada penelitian ini proses pemasukan dan pengolahan data adalah menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) for windows.

4.5.2 Teknik Analisa Data

(44)
(45)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU). Universitas Sumatera Utara (USU) adalah sebuah universitas negeri yang terletak di Kota Medan, Indonesia. USU adalah universitas pertama di pulau Sumatera yang mempunyai Fakultas Kedokteraan. Kampus USU Padang Bulan sebagai kampus utama berlokasi di Keluarahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Kampus ini dimulai digunakan sejak tahun 1957. Kampus Padang Bulan yang pada awalnya terdapat dipinggiran kota Medan, kemudian dengan perkembangan kota medan sampai sekarang berada di tengah-tengah kota dan Fakultas Kedokteraan USU terletak di Jl. Dr. Mansur No.5 Medan. Kampus USU ini dapat dicapai dengan mudah baik dari pusat kota maupun dari bandar udara.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

(46)

5.1.3 Distribusi Kebiasaan Merokok pada Mahasiswa

[image:46.612.109.541.218.317.2]

Seramai 70 responden yang mengikuti penelitian ini telah dibahagikan kepada dua kategori yaitu merokok dan tidak merokok.

Tabel 5.1 Persentase Kebiasaan Merokok Mahasiswa

Kebiasaan Mahasiswa N %

Tidak Merokok 32 45.7

Merokok 38 54.3

Jumna 70 100.0

Dari 70 orang reponden, 32 orang darinya atau sebanyak 45.7% tidak merokok dan selebihnya sebanyak 38 orang atau 54.3% dari responden merokok. 5.1.4 Distribusi Kategori Perokok Mengikut Jumlah Rokok yang Dihisap

Berdasarkan data penelitian, responden dikategorikan kepada tiga kelompok yaitu bukan perokok, perokok ringan yang menghisap rokok kurang dari 10 batang sehari dan perokok berat yang menghisap rokok lebih dari 10 batang sehari.

Tabel 5.2 Persentase Kategori Perokok Mengikut Jumlah Rokok yang Dihisap

Kategori Perokok N %

Bukan Perokok 32 45.7

Perokok Ringan 11 15.7

Perokok Berat 27 38.6

Total 70 100.0

[image:46.612.106.535.515.624.2]
(47)

5.1.5 Distribusi Responden Menurut Lama Menghisap Rokok

[image:47.612.105.536.257.365.2]

Pada penelitian ini responden juga dikelompokkan mengikut lama menghisap rokok. Responden dikelompokkan dalam kategori bukan perokok, perokok yang menghisap rokok kurang dari 5 tahun dan perokok yang menghisap rokok lebih dari 5 tahun.

Tabel 5.3 Persentase Responden Mengikut Lama Menghisap Rokok

Lama Merokok N %

Bukan Perokok 32 45.7

< 5 Tahun 30 42.9

> 5 Tahun 8 11.4

Jumna 70 100.0

Hasil menunjukkan 32 orang (45.7%) bukan perokok, dan dari 38 orang responden yang merokok, 30 orang (42.9%) darinya adalah yang menghisap rokok kurang dari 5 tahun dan 8 orang responden (11.4%) menghisap rokok lebih dari 5 tahun.

5.1.6 Tekanan Darah Menurut Kebiasaan Mahasiswa Merokok

(48)
[image:48.612.109.535.133.269.2]

Tabel 5.4 Persentase Kategori Tekanan Darah Sistolik Mengikut Kebiasaan Merokok Kebiasaan Merokok Kategori Tekanan Darah Sistolik Jumlah

Normal Meningkat

Tidak Merokok N % 23 32.9% 9 12.9% 32 45.7% Merokok N

% 13 18.6% 25 35.7% 38 54.3% Jumlah N

% 36 51.4% 34 48.6% 70 100.0%

Pada kedua kelompok responden, seramai 23 orang (32.9%) yang tidak merokok dan 13 orang (18.6%) perokok mempunyai tekanan darah sistolik normal manakala seramai 9 orang (12.9%) yang tidak merokok dan 25 orang (35.7%) responden yang merokok menunjukkan peningkatan tekanan darah sistolik.

Tabel 5.5 Persentase Kategori Tekanan Darah Diastolik Mengikut Kebiasaan Merokok

Kebiasaan Merokok Kategori Tekanan Darah Diastolik Jumlah

Normal Meningkat

Tidak Merokok N % 29 41.4% 3 4.3% 32 45.7% Merokok N

% 19 27.1% 19 27.1% 38 54.3% Jumlah N

% 48 68.6% 22 31.4% 70 100.0%

[image:48.612.105.541.419.553.2]
(49)
[image:49.612.109.536.183.345.2]

5.1.7 Tekanan Darah Mengikut Jumlah Rokok yang Dihisap

Tabel 5.6 Persentase Kategori Tekanan Darah Sistolik Mengikut Jumlah Rokok yang Dihisap

Kategori Perokok Mengikut Jumlah Rokok yang Dihisap

Kategori Tekanan Darah Sistolik Jumlah

Normal Meningkat

Bukan Perokok N % 23 32.9% 9 12.9% 32 45.7% Perokok Ringan N

% 5 7.1% 6 8.6% 11 15.7% Perokok Berat N

% 8 11.4% 19 27.1% 27 38.6% Total N

% 36 51.4% 34 48.6% 70 100.0%

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan bahawa persentase kenaikan tekanan darah sistolik adalah paling dominan pada kategori perokok berat dimana responden menghisap rokok lebih dari 10 batang sehari yang diwakili sebanyak 27.1% (19 orang). Pada kategori bukan perokok dan perokok ringan kenaikan tekanan sistolik hanya diwakili sedikit persentase dari semua responden.

Tabel 5.7 Persentase Kategori Tekanan Darah Diastolik Mengikut Jumlah Rokok yang Dihisap

Kategori Perokok Mengikut Jumlah Rokok yang Dihisap

Kategori Tekanan Darah Diastolik Jumlah

Normal Meningkat

Bukan Perokok N % 29 41.4% 3 4.3% 32 45.7% Perokok Ringan N

% 8 11.4% 3 4.3% 11 15.7% Perokok Berat N

% 11 15.7% 16 22.9% 27 38.6% Total N

(50)

Pada tekanan darah diastolik pula kenaikan tekanan sistolik juga dominan diwakili oleh perokok berat yaitu seramai 16 orang dengan persentase 22.9%.

5.1.8 Tekanan Darah Mengikut Lama Menghisap Rokok

[image:50.612.107.537.339.504.2]

Pada kategori lama menghisap rokok berdasarkan kurang dari lima tahun atauh lebih dari lima tahun didapatkan persentase sebanyak 17.1% responden yang merokok kurang dari lima tahun memiliki tekanan darah sistolik yang normal dan sebanyak 25.7% menunjukkan tekanan diastolik normal. Berikut merupakan tabel persentase kategori tekanan darah sistolik mengikut kategori lama merokok :

Tabel 5.8 Persentase Kategori Tekanan Darah Sistolik Mengikut Lama Merokok Lama Merokok Kategori Tekanan Darah Sistolik Jumlah

Normal Meningkat

Bukan Perokok N % 23 32.9% 9 12.9% 32 45.7% < 5 Tahun N

% 12 17.1% 18 25.7% 30 42.9% > 5 Tahun N

% 1 1.4% 7 10.0% 8 11.4% Total N

% 36 51.4% 34 48.6% 70 100.0%

Tabel 5.9 Persentase Kategori Tekanan Darah Diastolik Mengikut Lama Merokok Lama Merokok Kategori Tekanan Darah Diastolik Jumlah

Normal Meningkat

Bukan Perokok N % 29 1.4% 3 4.3% 32 45.7% < 5 Tahun N

% 18 25.7% 12 17.1% 30 42.9% > 5 Tahun N

% 1 1.4% 7 10.0% 8 11.4% Total N

[image:50.612.107.533.543.708.2]
(51)

Manakala pada kategori perokok yang merokok lebih dari lima tahun didapatkan data yang menunjukan sebanyak 10% dari responden mempunyai peningkatan pada tekanan darah sistolik dan diastolik.

5.1.9 Hasil Analisis Statistik

[image:51.612.109.533.307.416.2]

Dengan menggunakan uji Anova, didapatkan nilai rata-rata tekanan darah masing-masing kelompok dengan standard deviasi tertentu.

Tabel 5.10 Rata-Rata Tekanan Darah Sistolik Kategori Jumlah Rokok yang Dihisap dan Standard Deviasi

Kategori Perokok Jumlah (N) Tekanan Rata-rata Standard Deviasi

Bukan Perokok 32 116.63 6.86

Perokok Ringan 11 122.09 4.64

Perokok Berat 27 124.52 6.57

Jumlah 70 120.53 7.36

Data dari tabel di atas menunjukkan rata-rata tekanan darah sistolik kelompok perokok berat lebih tinggi yaitu 124.52 dengan standard deviasi 6.57. Manakala kelompok bukan perokok menunjukkan rata-rata tekanan darah sistolik terendah yaitu 116.63 denagn standard deviasi 6.86.

Tabel 5.11 Rata-Rata Tekanan Darah Diastolik Kategori Jumlah Rokok yang Dihisap dan Standard Deviasi

Kategori Perokok Jumlah (N) Tekanan Rata-rata Standard Deviasi

Bukan Perokok 32 73.13 6.94

Perokok Ringan 11 76.91 4.44

Perokok Berat 27 80.22 8.38

[image:51.612.107.536.564.674.2]
(52)
[image:52.612.107.535.266.373.2]

Pada hasil penelitian yang didapatkan, kelompok perokok berat masih mempunyai nilai rata-rata yang tertinggi untuk tekanan diastolik yaitu 80.22 dengan standard deviasi 8.38. Manakala kelompok bukan perokok juga masih menunjukkan nilai rata-rata tekanan diastolik lebih rendah berbanding kelompok lain yaitu 73.13 dengan standard deviasi 6.94.

Tabel 5.12 Rata-Rata Tekanan Darah Sistolik Kategori Lama Merokok dan Standard Deviasi

Lama Merokok Jumlah (N) Tekanan Rata-rata Standard Deviasi

Bukan Perokok 32 116.63 6.86

< 5 Tahun 30 122.63 4.77

> 5 Tahun 8 128.25 8.66

Jumlah 70 120.53 7.36

Berdasarkan data, kategori perokok yang merokok lebih dari lima tahun menunjukan rata-rata tekanan darah sistolik tertinggi yaitu 128.25 dengan standard deviasi 8.66 manakala rata-rata tekanan darah sistolik terendah adalah pada kategori bukan perokok dengan nilai 116.63 serta standard deviasi 6.86.

Tabel 5.13 Rata-Rata Tekanan Darah Diastolik Kategori Lama Merokok dan Standard Deviasi

Lama Merokok Jumlah (N) Tekanan Rata-rata Standard Deviasi

Bukan Perokok 32 73.13 6.94

< 5 Tahun 30 77.40 6.52

> 5 Tahun 8 86.25 7.36

Jumlah 70 76.46 7.85

[image:52.612.107.537.524.630.2]
(53)

dengan standard deviasi 7.36. Manakala kelompok bukan perokok memiliki nilai rata-rata tekanan darah diastolik terendah yaitu 73.13 dengan standard deviasi 6.94.

Hasil uji Anova terhadap kategori jumlah rokok yang dihisap dan tekanan darah sistolik menunjukan nilai p adalah 0.000.. atau < 0.05. Hal ini berarti terdapat perbedaan rata-rata tekanan darah sistolik pada kelompok berdasarkan kategori jumlah rokok yang dihisap.

Hasil uji Anova terhadap kategori jumlah rokok yang dihisap dan tekanan darah diastolik menunjukan nilai p adalah 0.002. Hal ini berarti terdapat perbedaan rata-rata tekanan darah diastolik pada kelompok berdasarkan kategori jumlah rokok yang dihisap.

Pada kategori lama merokok dan tekanan darah sistolik didapatkan hasil uji anova yang menunjukkan nilai p = 0.000.. yang berarti terdapat perbedaan rata-rata tekanan darah sistolik pada kelompok berdasarkan kategori lama merokok.

(54)

5.2 Pembahasan

5.2.1 Tekanan Darah pada Mahasiswa

Pada penelitian ini nilai rata-rata yang didapatkan untuk tekanan sistolik dan diastolik adalah diantara batas normal dan pre-hipertensi menurut klasifikasi The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) dimana tekanan darah sistolik normal adalah dibawah 120 mmHg dan tekanan darah diastolik normal adalah dibawah 80 mmHg. Berdasarkan penelitian ini pengaruh dari jumlah rokok yang dihisap dan lama merokok dapat mempengaruhi tekanan darah.

5.2.2 Hubungan Jumlah Rokok yang Dihisap dan Tekanan Darah

Pada penelitian ini didapatkan hasil nilai uji p < 0.05 yang menunjukkan ada hubungan jumlah rokok yang dihisap dan tekanan darah sistolik dan diastolik. Hal ini menunjukkan bahwa kebiasaan merokok lebih dari 10 batang setiap hari pada mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran USU angkatan 2007 berisiko meningkatkan tekanan darah sistolik dan diastolik dibanding menghisap rokok kurang dari 10 batang setiap hari.

(55)

5.2.3 Hubungan Lama Merokok dan Tekanan Darah

Berdasarkan hasil penelitian, hasil nilai uji p yang didapatkan adalah kurang daripada 0.05. Hal ini yang menunjukkan ada hubungan lama merokok dan tekanan darah sistolik dan diastolik. Adanya dampak lama merokok terhadap tekanan darah sangat beralasan, sebab semakin awal seseorang merokok, makin sulit untuk berhenti merokok.

Rokok juga mempunyai dose-respone effect, dimana semakin muda usia merokok, akan semakin besar pengaruhnya karena akan lebih banyak toksin yang menumpuk di dalam tubuh sehingga pada kurun waktu yang lama dosis racun akan mencapai titik toksin sehingga kelihatan gejala yang ditimbulkannya (Smet, Bart, 1994).

(56)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian ini, terdapat beberapa kesimpulan yang telah saya susun diantaranya ialah :

1. Ada hubungan antara merokok dengan peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik pada mahasiswa lelaki Fakultas Kedokteran USU angkatan 2007.

2. Jumlah rokok yang dihisap merupakan faktor resiko bagi kejadian peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik pada mahasiswa lelaki Fakultas Kedokteran USU angkatan 2007.

3. Lama menghisap rokok merupakan faktor resiko bagi kejadian peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik pada mahasiswa lelaki Fakultas Kedokteran USU angkatan 2007.

(57)

6.2 Saran

Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian ini, beberapa saran yang dapat diberikan antara lain :

1. Untuk mengurangi resiko, hendaklah mengurangi konsumsi rokok, meningkatkan aktifitas olahraga dan mengurangi asupan garam dan mengamalkan gaya hidup sehat.

2. Upaya sosialisasi kepada masyarakat, terkait dengan faktor-faktor resiko hipertensi hendaknya dilakukan secara terus-menerus baik oleh pemerintah maupun instansi terkait untuk menurunkan kejadian hipertensi yang merupakan salah satu penyakit yang memiliki risiko kematian tinggi.

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Arjatmo, T., Hendra, U., 2001. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Basha, A., 2008. Hipertensi: Faktor Risiko dan Penatalaksanaannya. National

Cardiovascular Center. Available from:

[Accessed 26 March2010].

Bustan, M.N., 2000. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta. Centers for Disease Control and Prevention. Smoking and Tobacco Use-Fact Sheet:

Health Effects of Cigarette Smoking. Updated January 2008. Available from:

Corwin, E.J., 2000. Buku Saku Patofisiologi. Terjemahan Brahman U. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Dede, K., 2007. Rokok dan Kesehatan Jantung. National Cardiovascular Center. Available from:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007. Gizi dan Promosi Kesehatan. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan, Available from:

[Accessed 25 March 2010].

http://www.promosikesehatan.com/?act=article&id=122

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2003. Warta Kesehatan Masyarakat. Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat.

(59)

Guyton, A.C. & Hall, J.E., 2006. Textbook of Medical Physiology. Pennsylvania: Elsevier.

Lande, R.G., 2010. Nicotine Addiction. Department of Psychiatry, Walter Reed Army Medical Center. Available from:

2010].

Larson, David E., 2003. Mayo Clinic Family Health Book: The Ultimate Home Medical Reference. 3rd ed. USA: Mayo Clinic.

Mansjoer, A., et al. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius.

Mustafa, R.A., 2005. Waspadai Bahaya Merokok. Available from:

[Accessed 12 September 2010].

Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia, 2006. Ada Apa dengan Rokok? Badan

Pengembangan Kesehatan Jakarta.

Price, S.A. & Wilson L.M., 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses

Perjalanan Penyakit, 6th ed. Gangguan Sistem Kardiovaskular. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 517-688.

Robbins & Kumar, 1995. Buku Ajar Patologi II. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

(60)

2010].

Sherwood, L., 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Pembuluh Darah dan Tekanan Darah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 297-340.

Sitepoe, M., 1997. Usaha Mencegah Bahaya Merokok. Jakarta: Gramedia.

Smet, B., 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: Pt Gramedia Widiasarana Indonesia. Suparto, 2000. Sehat Menjelang Usia Senja. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sustrani, L., et al., 2004. Hipertensi. Jakarta: PT. Gramedia Utama

(61)

LAMPIRAN 1

INFORM CONSENT

JUDUL PENELITIAN : PENGARUH TEKANAN DARAH PADA PEROKOK DI KALANGAN MAHASISWA LELAKI ANGKATAN 2007 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Untuk mendukung penelitian ini, data berhubungan dengan jumlah rokok yang dihisap dan lama menghisap rokok akan diambil untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan untuk dilakukan analisis.

Setiap data yang diambil tidak akan disebarluaskan. Data-data tersebut hanya akan digunakan sebagai penelitian. Jawablah pertanyaan yang diajukan dengan baik dan benar.

Responden , Peneliti, Medan, ……. 2010

(62)

Lampiran 2

Identitas Responden

Nama NIM :

Jenis Kelamin : Umur :

Tekanan darah :

Jumlah rokok yang dihisap per hari : Lama menghisap rokok :

Gambar

Tabel 2.1   Klasifikasi hipertensi menurut WHO/ISH 2003
Gambar 2.1 : Kerangka Teori
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Tabel 5.1  Persentase Kebiasaan Merokok Mahasiswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Moleong mengatakan bahwa sumber data utama adalah sumber data yang diambil peneliti melalui kata-kata dan tindakan atau pengamatan 80 , meliputi: (a) Kegiatan-kegiatan

In this paper, we present a stochastic approach based on marked point processes for the automatic extraction of networks in raster data. We model the network as an

Direktur

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLI-B3, 2016 XXIII ISPRS Congress, 12–19 July 2016, Prague,

The architectural history and development of the Affandi Museum can be traced by both details of alterations on the buildings themselves and archive documents.

KESATU : Menunjuk Pejabat Pengelola Keuangan Satuan Kerja (Satker) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) dan Program Pengembangan Sistem

Perhitungan persentase error dan persentase akurasi dari sistem sensor pergeseran mikro untuk sampel Nano Filler

(Linden EAP) Dehusking Mature Coconut Linden Process Deshelling Coconut Husk Paring Testa Grinding Extraction Water Washing Hot Water Filtrasi Coconut Cake Pasteurizer Coconut