• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerapan Coorporate Social Responsibility (CSR) pada PT. Inalum Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kuala Tanjung Kec. Sei Suka. Kab. Batu Bara Sumatera Utara.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Penerapan Coorporate Social Responsibility (CSR) pada PT. Inalum Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kuala Tanjung Kec. Sei Suka. Kab. Batu Bara Sumatera Utara."

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM STRATA –1 MEDAN

PENGARUH PENERAPAN COORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA PT. INALUM TERHADAP KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT KUALA TANJUNG KEC. SEI SUKA KAB. BATU BARA SUMATERA UTARA

DRAFT SKRIPSI

OLEH

SHANDY ANGGRAINI 040502056

DEPARTEMEN MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

ABSTRAK

SHANDY ANGGRAINI (2008), ”Pengaruh Penerapan Coorporate Social Responsibility (CSR) pada PT. Inalum Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kuala Tanjung, Kec. Sei Suka, Kab Batu Bara Sumatera Utara.” Pembimbing, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi. Ketua Penguji Dra. Nisrul Irawati Msi, Penguji I, Dra. Komariah Pandia, Msi, Penguji II Dra. Marhayanie, Msi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari penerapan Coorporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh PT. Inalum Batu Bara yang terdiri dari faktor Community Support, Diversity, dan

Environtment terhadap kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung serta faktor apa yang

paling dominan mempengaruhi kesejahteraan masyarakat tersebut. Hasil penelitian ini terlihat bahwa ketiga variabel Coorporate Social Responsibility (CSR) secara serempak dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan. Terbukti dengan melakukan pengujian hipotesis yaitu uji F. Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah secara serempak dari community support, diversity dan environtment yang dilakukan PT. Inalum dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung, Kec. Sei Suka, Kab. Batu Bara Sumatera Utara. Hasil analisis data yang dilakukan dengan program SPSS 15.0, diketahui bahwa nilai (FHitung

= 6,916 > FTabel = 2,76) pada  = 5% sehingga H0 yang diajukan ditolak dan H1

diterima. Artinya variabel bebas yang terdiri dari community support, diversity dan

environtment yang dilakukan PT. Inalum terbukti positif dan signifikan secara

serempak mempengaruhi kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung, Kec. Sei Suka, Kab. Batu Bara Sumatera Utara. Hasil uji parsial yang dilakukan, variabel

environtment yang mempunyai tingkat signifikansi 0,001 (3,416 < 2,000), artinya

variabel environtment dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung, Kec. Sei Suka, Kab. Batu Bara, Sumatera Utara secara parsial dengan tingkat keyakinan  = 5%. Secara parsial diantara variabel bebas yang diteliti, ternyata variabel environtment (X3) yang merupakan faktor dominan pendorong

peningkatan kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung, Kec. Sei Suka, Kab. Batu Bara, Sumatera Utara. Hal ini diketahui dari nilai standardized cof\efficient dalam lampiran yaitu 0,392

Kata Kunci : Coorporate Social Responsibility (CSR), Community Support, Diversity,

(3)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

rakhmat dan hidayahNya penulis mampu menyelesaikan kuliah dan diakhiri dengan

penulisan skripsi ini yang diberi judul ”Pengaruh Penerapan Coorporate Social

Responsibility (CSR) pada PT. Inalum Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kuala

Tanjung Kec. Sei Suka. Kab. Batu Bara Sumatera Utara”. Penulisan skripsi ini

dilakukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara 2008.

Penulis mempersembahkan ucapan terimakasih dan rasa hormat yang setulus

- tulusnya kepada Papa Nursin (Alm) dan Mama Misnar J. tercinta yang telah

memberikan dukungan dan motivasi dengan penuh kesabaran dan kasih sayang serta

telah memberikan bantuan moril, materil dan do’a selama penulis kuliah hingga

selesainya skripsi ini.

Atas segala bimbingan, binaan serta fasilitas yang tidak ternilai selama

penulis melaksanakan penelitian hingga selesainya skripsi ini maka penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:

1. Drs. Jhon Tafbu Ritonga, Mec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi, selaku Ketua Departemen

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, juga selaku Dosen

pembimbing penulis guna menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar – besarnya telah membimbing dengan penuh

kesabaran sehingga skripsi ini dapat selesai.

3. Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku sekretaris Departemen Manajemen Fakultas

(4)

4. Dra. Komariah Pandia, Msi dan Dra. Marhayanie, MSi selaku Dosen Penguji I

dan II Penulis, terima kasih atas segala saran dan masukan – masukannya.

5. Dra. Pinta Ginting, selaku dosen wali penulis selama melakukan kegiatan

perkuliahan.

6. Dosen – dosen serta pegawai – pegawai Departemen Manajemen yang telah

memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis selama masa perkuliahan.

7. Bapak Bambang Guritno, Bang Bambang Irawan serta Bang Ismail Midi,

selaku karyawan PT. Inalum yang telah memberikan bantuan selama penulis

melakukan riset.

8. Abang, Kakak dan Adik ku tercinta, Uda Adhe Wijaya, Uni Shinses Mesta

dan Shinta Meliona serta Angah Joni Gunawan. Uni Riche (Calon Kakak Ipar)

dan Anton terima kasih atas segala support dan do’anya ya....!

9. Buat kekasihku Wira yang udah banyak membantu dari awal sampai akhir

pembuatan skripsi ini. Selalu setia, tulus, sabar dan meluangkan waktu untuk

menemani serta memberi spirit pada penulis...makasih ya yank atas semuanya.

10.Teman – teman seperjuangan, manajemen ’04 khususnya Sari ”Mbom” (Aq

duluan ya..he..he..), Liza ”Imlek” (dimana seh jual mi balapnya tu..??), Kodil

(jangan terlalu dimanfaatkan kawan tu... ntar sakit hati pula anak orang), Ema

(udah napa ngerepetnya...), Tatiek (makasih nasehat – nasehatnya ya...), Lia

(ntar aja ya makan pizzanya..he..he), Yuli, Rahmat ”Imlek”, Yola (emang

Harry Potter bisa dibuat skripsi ya...???), Dini (jangan terlalu diharapkan si

M****N tu..), and kemit, tetap berjuang ya fren....

Medan, Februari 2008 Penulis

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak ... ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... ... iv

Daftar Tabel . ... vii

Daftar Gambar ... viii

BAB I Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Kerangka Konseptual ... 6

D. Hipotesis ... 10

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

1. Tujuan Penelitian ... 11

2. Manfaat Penelitian ... 11

F. Metodologi Penelitian ... 12

1. Batasan dan Identifikasi Variabel Penelitian ... 12

2. Defenisi Operasional Variabel ... 12

3. Skala Pengukuran Variabel ... 13

4. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 14

5. Populasi dan Sampel ... 14

a. Populasi ... 14

b. Sampel ... 14

6. Jenis Data ... 15

(6)

8. Tekhnik Analisis Data ... 16

BAB II Uraian Teoritis ... 20

A. Penelitian Terdahulu ... 20

B. Pengertian Coorporate Social Responsbility (CSR) ... 20

C. Pengertian Lingkungan Perusahaan ... 22

D. Pengertian Tanggung Jawab Sosial ... 24

E. Defenisi Kesejahteraan ... 25

BAB III Hasil Penelitian Pada PT. Inalum Batu Bara ... 29

A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 29

B. Organisasi Perusahaan ... 30

1. Bentuk Organisasi ... 30

2. Struktur Organisasi ...32

C. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Masyarakat ... 39

D. Analisia Pembiayaan Coorporate Social Responsibility (CSR) ... 42

BAB IV Analisis dan Pembahasan ... 44

A. Pengujian Validitas dan Realibilitas Kuesioner ... 44

1. Pengujian Validitas Kuesioner ... 44

2. Pengujian Realibilitas Kuesioner ... 45

B. Analisis Deskriptif ... 46

1. Karakteristik Responden ... 46

2. Distribusi Jawaban Responden ... 48

C. Analisis Kuantitatif ... 50

1. Analisis Regresi Linier Berganda ... 50

(7)

BAB V Kesimpulan dan Saran ... 57

A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 58

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Karyawan PT. Inalum yang Berasal dari Kuala Tanjung ... 5

Tabel 1.2 Pendapatan Masyarakat Kuala Tanjung per Bulan ... 5

Tabel 1.3 Operasional Variabel ... 13

Tabel 3.1 Daftar Donasi PT. Inalum untuk Masyarakat ... 40

Tabel 4.1 Item – Total Statistic ... 45

Tabel 4.2 Realibility Statistic ... 46

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Domisili ... 47

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 47

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Community Support ... 48

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Diversity ... 49

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Environtment ... 49

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kesejahteraan Masyarakat 50 Tabel 4.9 Model Analisis Regresi Linier Berganda ... 51

Tabel 4.10 Anova (b) ... 53

Tabel 4.11 Coefficients (a) ... 55

(9)

DAFTAR GAMBAR

Kerangka Konseptual ... 10

(10)

ABSTRAK

SHANDY ANGGRAINI (2008), ”Pengaruh Penerapan Coorporate Social Responsibility (CSR) pada PT. Inalum Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kuala Tanjung, Kec. Sei Suka, Kab Batu Bara Sumatera Utara.” Pembimbing, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi. Ketua Penguji Dra. Nisrul Irawati Msi, Penguji I, Dra. Komariah Pandia, Msi, Penguji II Dra. Marhayanie, Msi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari penerapan Coorporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh PT. Inalum Batu Bara yang terdiri dari faktor Community Support, Diversity, dan

Environtment terhadap kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung serta faktor apa yang

paling dominan mempengaruhi kesejahteraan masyarakat tersebut. Hasil penelitian ini terlihat bahwa ketiga variabel Coorporate Social Responsibility (CSR) secara serempak dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan. Terbukti dengan melakukan pengujian hipotesis yaitu uji F. Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah secara serempak dari community support, diversity dan environtment yang dilakukan PT. Inalum dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung, Kec. Sei Suka, Kab. Batu Bara Sumatera Utara. Hasil analisis data yang dilakukan dengan program SPSS 15.0, diketahui bahwa nilai (FHitung

= 6,916 > FTabel = 2,76) pada  = 5% sehingga H0 yang diajukan ditolak dan H1

diterima. Artinya variabel bebas yang terdiri dari community support, diversity dan

environtment yang dilakukan PT. Inalum terbukti positif dan signifikan secara

serempak mempengaruhi kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung, Kec. Sei Suka, Kab. Batu Bara Sumatera Utara. Hasil uji parsial yang dilakukan, variabel

environtment yang mempunyai tingkat signifikansi 0,001 (3,416 < 2,000), artinya

variabel environtment dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung, Kec. Sei Suka, Kab. Batu Bara, Sumatera Utara secara parsial dengan tingkat keyakinan  = 5%. Secara parsial diantara variabel bebas yang diteliti, ternyata variabel environtment (X3) yang merupakan faktor dominan pendorong

peningkatan kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung, Kec. Sei Suka, Kab. Batu Bara, Sumatera Utara. Hal ini diketahui dari nilai standardized cof\efficient dalam lampiran yaitu 0,392

Kata Kunci : Coorporate Social Responsibility (CSR), Community Support, Diversity,

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Para pelaku usaha di Indonesia begitu maraknya mengkampanyekan

pentingnya program Corporate Social Responsibility (CSR). CSR dapat diartikan sebagai komitmen atau bentuk kepedulian dan kontribusi dari perusahaan terhadap peningkatan kualitas hidup masyrakat sekitar, tempat perusahaan beroperasi. Program

ini mengacu pada UU No 19/2003 tentang BUMN dan surat Keputusan Mentri BUMN No. 236/MBU/2003 tanggal 17 juni 2003, tentang pola kemitraan dan bina

lingkungan. Secara umum CSR sifatnya sumbangan suka rela yang diberikan perusahaan. Tetapi pada perusahaan BUMN yang lebih dikenal dengan istilah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) sifatnya pemaksaan, berupa kebijakan

pemerintah. BUMN harus melaksanakan PKBL, sehingga memberikan nilai sumbangan PKBL BUMN, jauh lebih besar daripada swasta. Untuk PKBL ini, setiap

BUMN wajib menyisihkan 1 – 3 persen dari laba bersih. Rata – rata yang diberikan BUMN tersebut sebesar 2 persen. Dari alokasi dana sebesar itu banyak BUMN yang mengalokasikan dananya untuk PKBL hingga ratusan milyar rupiah.

Menurut Wibisono (2007 : 12 – 13), gema CSR dimulai pada tahun 1960 – an, setelah selesai Perang Dunia II. Perusahaan – perusahaan tidak hanya memfokuskan

diri sebagai suatu organisasi yang berorientasi pada pencapaian keuntungan belaka tetapi juga harus memberikan suatu tanggung jawab sosial kepada masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar perusahaan berdiri. Program CSR diharapkan, harus

terkait dengan pengembangan sumber daya manusia, bantuan infrastuktur, mitra binaan, serta pengentasan masalah kemiskinan, sehingga arah

(12)

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh United States-based Business for Social Responsibility (BSR), banyak sekali keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan yang telah mempraktekkan corporate social responsibility antara lain:

(1) Meningkatkan brand image dan reputasi perusahaan

CSR dapat membuat perusahaan menjadi lebih dikenal oleh masyarakat sehingga reputasi perusahaan juga akan meningkat apabila perusahaan melaksanakan progaram tersebut dengan sebaik - baiknya

(2) Meningkatkan penjualan dan loyalitas pelanggan.

Apabila program CSR dilakukan dengan baik oleh perusahaan maka para pelanggan akan menjadi lebih loyal karena para pelanggan tidak hanya mengetahui kualitas tetapi juga tujuan baik perusahaan.

(3) Mengurangi biaya operasional

Dengan adanya CSR perusahaan tidak perlu lagi mengeluarkan anggaran untuk biaya promosi, karena produk atau perusahaan pasti akan menjadi

lebih dikenal oleh masyarakat. Dengan demikian biaya operasional perusahaan akan menurun.

(4) Meningkatkan kinerja keuangan.

Dengan adanya CSR diharapkan laba perusahaan akan lebih meningkat karena penjualan juga akan meningkat. Dengan demikian kinerja keuangan

dari perusahaan tersebut secara otomatis akan meningkat pula.

Program CSR, apabila dikembangkan dengan baik akan menciptakan suatu kaitan emosional antara masyarakat dengan perusahaan yang nantinya akan

(13)

PT Inalum Batu Bara adalah perusahaan yang bergerak pada bidang pengolahan biji aluminium (bouksit) menjadi aluminium mentah (ingot). PT Inalum merupakan perusahaan kerjasama antara dua negara yaitu Indonesia dan Jepang dimana saham dari perusahaan dibagi 50 – 50 kepada setiap pihak.

Sejak berdirinya PT. Inalum pada tahun 1976, kehidupan warga sekitar mendapat warna baru. Beberapa warga mendapatkan kesempatan bekerja sebagai karyawan pada perusahaan ini. Selain itu perusahaan juga memberikan beberapa

fasilitas yang dapat dipergunakan oleh para penduduk. Adapun beberapa bentuk kepedulian terhadap kesejahteraan para penduduk yang berdomisili di sekitar area

perusahaan, maka PT Inalum mendirikan beberapa fasilitas – fasilitas pendukung yaitu:

a. Dibukanya jalan – jalan untuk masuk ke daerah yang terisolir, dengan

melakukan pembangunan jalan – jalan lama dan memperbaiki jalan – jalan lama termasuk pergantian jembatan – jembatan tua dan jalan penghubung dari

jalan raya propinsi Tebing Tinggi – Kisaran sepanjang 16,5 Km ke pabrik peleburan, pelabuhan dan pemukiman.

b. Didirikannya pelabuhan yang menjorok ke selat Sumatera sepanjang 2,5 Km

dengan tiga dermaga, dimana salah satu dermaga telah diserahkan kepada pemerintah dan dapat dipergunakan oleh umum.

c. Didirikannya fasilitas akomodasi bagi karyawan pabrik peleburan dibangun di

atas tanah seluas 200 ha di Tanjung Gading, ± 16 Km dari daerah peleburan terdiri dari 1340 unit rumah untuk karyawan yang berkeluarga dan 7 asrama

(14)

d. Didirikannya fasilitas – fasilitas lainnya, seperti:

1. Fasilitas pendidikan seperti TK, SD (24 lokal), dan SMP (6 lokal)

dibuka sejak bulan juli 1981 dan dikelola oleh Depdiknas.

2. Fasilitas olah raga dan rekreasi seperti: lapangan sepak

bola/volley/tennis, gedung olah raga, kolam renagn dan danau buatan. 3. Fasilitas umum seperti: balai pertemuan, mesjid, gereja,

telekomunikasi, supermarket dan pertokoan, kantor pos, balai kota dan

rumah sakit.

PT. Inalum mendapatkan keuntungan dengan adanya penerapan CSR, antara lain :

1. PT. Inalim mudah mendapatkan tenaga kerja.

2. PT. Inalum dapat memanfaatkan sumber daya alam yang ada sebagai

bahan baku pembantu seperti: air, tanah, kayu, dll

3. PT. Inalum menjadi lebih dikenal oleh masyarakat Batu Bara

khususnya dan masyarakat Sumatera Utara umumnya.

4. PT. Inalum mendapatkan kemudahan untuk membebaskan lahan yang diharapkan tanpa adanya pro dan kontra dari masyarakat

(15)

Tabel 1.1

Jumlah Karyawan PT Inalum yang Berasal dari Masyarakat Kuala Tanjung

Periode Jumlah Karyawan Persentase

Masa Konstruksi (1976 – 1984)

566 Orang 25,19 %

Masa Awal Produksi (1985 - 1990)

752 Orang 27,36 %

Masa Produksi

(1991 - 2006)

911 Orang 30,33 %

Sumber : Bagian Administrasi PT. Inalum, Data Diolah

Pada Tabel 1.1 terlihat peningkatan jumlah karyawan yang berasal dari Kuala

Tanjung dari masa konstruksi sampai masa awal produksi sebesar 32,86 %. Pada masa awal produksi sampai masa produksi terjadi peningkatan sebesar 21,14 %.

Pada Tabel 1.2 berikut menunjukkan tingkat pendapatan masyarakat di sekitar

PT. Inalum, yang didapat dari bagian administrasi kantor Kecamatan Sei Suka:

Tabel 1.2

Pendapatan Masyarakat Kuala Tanjung Per Bulan

Tingkat Pendapatan Jumlah Persentase

< 500.000

Sumber : Bagian administrasi kantor Kecamatan Sei Suka, data diolah

(16)

1. Sangat baik, dengan pendapatan lebih besar dari Rp.5.000.000 2. Baik, dengan pendapatan antara Rp.1.000.000 – Rp. 5.000.000 3. Cukup baik,dengan pendapatan antara Rp.500.000 – Rp. 1.000.000

4. buruk, dengan pendapatan kurang dari Rp. 500.000

Sehingga dapat dilihat bahwa kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung cukup baik, karena sebesar 41,15 % masyarakatnya memiliki pendapatan lebih dari Rp 1000.000,- , dan hanya 27,64 % yang pendapatannya minim artinya dibawah Rp 500.000,-.

Berdasarkan latar belakang, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ” Pengaruh Penerapan Coorporate Social Responsbility (CSR) pada PT. Inalum Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kuala Tanjung Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara Sumatera Utara”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah diuraikan sebelumnya,

maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Apakah Coorporate Social Responsbility (CSR) yang dilakukan oleh PT. Inalum berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung?”

C. Kerangka Konseptual

Sen dan Bhattacharya (2001) mengidentifikasi ada enam hal pokok yang termasuk dalam CSR ini yaitu:

(17)

2. Diversity, merupakan kebijakan perusahaan untuk tidak membedakan konsumen dan calon pekerja dalam hal gender, fisik (cacat), atau ke dalam ras-ras

tertentu.

3. Employee support berupa perlindungan kepada tenaga kerja, insentif dan penghargaan serta jaminan keselamatan kerja.

4. Environment menciptakan lingkungan yang sehat dan aman, mengelola limbah dengan baik, menciptakan produk-produk yang ramah lingkungan dan

lain-lain.

5. Non-U.S operations. Perusahaan bertanggung jawab untuk memberikan hak yang sama bagi masyarakat dunia untuk mendapat kesempatan bekerja antara lain dengan membuka pabrik di luar negeri (abroad operations).

6. Product. Perusahaan berkewajiban untuk membuat produk-produk yang aman bagi kesehatan, tidak menipu, melakukan riset dan pengembangan produk secara kontinyu dan menggunakan kemasan yang bisa didaur ulang (recycled).

Menurut Tunggal (2008 : 167), tanggung jawab social perusahaan terdiri dari antara lain:

a. Memelihara dan jika mungkin memperkuat lingkungan melalui peniadaan dan

pengendalian polusi.

b. Menjaga Sumber Daya Alam

c. Mendisain dan memodifikasi fasilitas yang memenuhi dan mengantisipasi

hukum peraturan lingkungan dan kesalamatan yang ada.

d. Merekrut, melatih dan menunjuk warga setempat padaposisi atau tanggung

jawab yang berkesesuaian dengan kemampuan mereka

e. Membayar beban pajak dan bea tapi menghindari pajak berganda atau tidak

(18)

f. Memecahkan permasalahan hubungan dengan pemerintah atau konflik yuridiksi yang tumpang tindih

g. Mengikuti praktik keuangan yang berlaku

h. Mendorong arus tekhnologi lintas batas sejauh dapat memenuhi kebutuhan

dan tepat bagi pasar setempat

Menurut buku panduan PT. Inalum (PT Indonesia Asahan Aluminium, 2007:9), perusahaan ini melakukan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat sekitar

melalui:

a. Fasilitas – fasilitas umum

Gedung – gedung sekolah, mesjid, gereja dan rumah sakit yang dibangun di kedua proyek ini dapat dimanfaatkan oleh umum atau masyarakat sekitar. Gedung dan fasilitas telekomunikasi berkapasitas 1000 satuan sambungan

diserahkan kepada PERUMTEL pada akhir tahun 1980. b. Jalan – jalan sekitar

Perusahaan juga melakukan pekerjaan perbaikan terhadap jalan – jalan dekat daerah proyek serta pergantian jembatan – jembatan yang sudah tua dan rapuh agar dapat dipergunakan untuk kemudahan penduduk setempat.

c. Pelatihan

Latihan kejuruan didirikan di Indrapura bekerja sama denga Sekolah Tekhnik

setempat. Perusahaan memberikan peletihan tekhnik/kejuruan bagi pemuda di daerah sekitar pada masa konstruksi. Pada masa produksi, selain pelatihan beternak ayam kampung, tambak ikan mas dan tambak udang air tawar bagi

(19)

pengantin dll, diberikan kepada pemuda/pemudi di daerah peleburan dan PLTA.

d. Pendidikan

Untuk mendorong semangat belajar para pelajar setempat, sejak tahun 1977

PT Inalum menyediakan beasiswa tidak mengikat bagi mereka yang belajar di Universitas Sumatera Utara, STM, dan SMA sekitar proyek pada masa konstruksi. Perusahaan menyediakan pula hadiah TABANAS kepada murid –

murid SD & SMP setempat yang telah lulus dengan prestasi baik. e. Olah raga

Perusahaan juga melaksanakan perlombaan – perlombaan dan pertandingan olah raga di kedua daerah proyek khususnya di Sumatera Utara umumnya. Menurut Cahyono (2004 : 19) dalam jurnal penelitian kesejahteraan sosial,

beberapa strategi yang dapat diterapkan guna meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat oleh perusahaan adalah sebagi berikut:

a. Pemberdayaan sosial yang mengandung makna pembinaan bagi aperatur

pembangunan kesejahteraan sosial yang memungkinkan profesionalisme dan kinerjanya, serta memberikan kepercayaan dan si peluang kepada masyarakat,

dunia usaha, penyandang masalah kesejahteraan sosial yang mencegah dan mengatasi masalah di lingkungannya.

b. Kemitraan sosial, yang mengandung makna adanya kerja sama, kepedulian,

kesetaraan, kolaborasi dan jaringan kerja yang menumbuhkembangkan kemanfaatan timbal balik antara pihak-pihak yang bermitra.

c. Partisipasi sosial, yang mengandung makna adanya prakarsa dan peranan dari

penerima pelayanan dan lingkungan sosialnya dalam pengambilan keputusan

(20)

d. Advokasi sosial, yang mengandung makna adanya upaya untuk mendukung, membela, dan melindungi masyarakat sehingga dapat melakukan tindakan

sosial dan perubahan sosial yang menolong mereka memenuhi kesejahteraan sosial dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

e. Desentralisasi, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab kepada aperatur

dan pelaku pembangunan kesejahteraan sosial di daerah yang memperhatikan demokratisasi, transparansi dan akuntabiltasi publik.

Berdasarkan teori – teori yang telah dikemukan di atas, maka dapatlah dibuat secara skematis kerangka konseptual dalam penelitian, sebagai berikut:

Gambar. 1 Kerangka Konseptual Sumber : Tunggal (2008)

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini adalah: ”bahwa penerapan Coorporate Social Responsbility yang dilakukan oleh PT. Inalum yang terdiri dari variabel Community Support, Diversity, dan Environtment mempunyai pengaruh signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung 2008.”

CSR

Community Support (X1) Diversity (X2)

Environtment (X3)

(21)

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Mengetahui dan menganalisis pengaruh dari penerapan CSR yang dilakukan oleh PT Inalum Batu bara yang terdiri dari faktor Community Support, Diversity, dan Environtment terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Bagi penulis, diharapkan penelian ini merupakan suatu kesempatan bagi

penulis untuk menerapkan teori – teori penulis dapatkan baik dari bangku

kuliah maupun di luar dari itu dan memperdalam pengetahuan serta menambah wawasan di bidang manajemen sumber daya manusia, khususnya menyangkut tanggung jawab sosial perusahaan.

b) Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan

pemikiran untuk bahan pertimbangan dan evaluasi tambahan dalam

memahami faktor – faktor dari penerapan Coorporate Social Responsbility (CSR) oleh PT. Inalum dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan.

c) Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi yang dapat menjadi bahan

penelitian lanjutan atau sebagai bahan perbandingan dalam melakukan

(22)

F. Metodologi Penelitian

1. Batasan dan Identifikasi variabel penelitian Batasan operasional penelitian ini adalah:

a. Variabel Independen (X) terdiri dari variabel Community Support (X1), Diversity (X2), dan Environtment (X3).

b. Variabel Dependen (Y) yaitu kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung.

2. Defenisi Operasional Variabel

Peneliti menjelaskan variabel – variabel yang sudah diidentifikasi, maka

diperlukan defenisi operasional dari masing – masing variabel tersebut, antara lain: 1. Coorporate Social Responsbility (CSR)

Merupakan komitmen atau bentuk kepedulian dan kontribusi dari PT. Inalum

terhadap peningkatan kualitas hidup masyrakat sekitar, tempat dimana perusahaan beroperasi.

2. Community Support (X1)

Yaitu antara lain dukungan PT. Inalum pada program – program pendidikan, kesehatan, kesenian dan lain sebagainya

3. Diversity (X2)

Yaitu kebijakan PT. Inalum untuk tidak membedakan konsumen dan calon pekerja

dalam hal gender, fisik (cacat), atau ke dalam ras – ras tertentu. 4. Environtment (X3)

Yaitu penciptaan lingkungan yang sehat dan aman, mengelola limbah dengan baik,

(23)

5. Kesejahteraan Masyarakat Kuala Tanjung

Merupakan visi yang pada dasarnya berhubungan erat dengan cita-cita masyarakat,

yaitu tentang hal-hal yang akan digapai di masa depan.

Berdasarkan defenisi operasional yang dikemukakan, maka peneliti

merumuskan mekanisme penganalisaan variabel sebagai tabel berikut: Tabel 1.3

Operasional Variabel

Variabel Defenisi Variabel Indikator Variabel Skala Community

1. Beasiswa (bantuan Pendidikan) 2. Pelayanan Kesehatan

3. Apresiasi Seni

4. Pertandingan Olah Raga

Likert

Diversity (X2)

Kebijakan perusahaan untuk tidak membeda – bedakan konsumen dan calon pekerja

1. Keadilan

2. Kesamaan gender

3. Perbedaan suku, agama, ras dan golongan yang aman dan sehat

1. Pengolahan limbah 2. Produk yang aman 3. Keamanan erat dengan cita – cita masyarakat pada masa

3. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah Skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiono, 2004:74). Untuk keperluan analisis kuantitatif ini, maka setiap variabel diberi skala 1 (satu) sampai 5 (lima),

(24)

1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju

3 = Kurang Setuju 4 = Setuju

5 = Sangat Setuju

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Inalum Batu Bara yang berlokasi di Kuala tanjung, kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, propinsi Sumatera Utara dan di daerah

sekitar PT. Inalum berdiri yaitu di desa Kuala Tanjung, kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara. Waktu penelitian mulai Oktober 2007 sampai dengan Maret 2008.

5. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat atau penduduk yang bertempat tinggal di sekitar lingkungan tempat perusahaan berdiri, yaitu seluruh

masyarakat yang bertempat tinggal di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, Propinsi Sumatera Utara yang berjumlah 644 Kepala Keluarga.

b. Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan tekhnik non probability sampling dengan menggabungkan metode sampling kuota dan aksidental. Metode kuota yaitu

teknik pengambilan sampel dimana peneliti menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri – ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang dikehendaki dan metode

(25)

siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data

(Sugiyono, 2004: 77).

Pada penelitian ini peneliti menetapkan kuota sampel sebanyak 60 orang.

Jumlah ini sudah dianggap dapat mewakili hasil penelitian karena telah memenuhi syarat sebagai sampel besar. Sampel besar adalah sampel yang berukuran 30 atau lebih (Suharyadi dan Purwanto, 2004:399). Adapun kriteria yang ditetapkan untuk

sampel adalah masyarakat yang telah tinggal dilokasi penelitian minimal 3 tahun, sadar dan dapat berkomunikasi dengan baik.

6. Jenis Data

Penulis menggunakan dua jenis data untuk membantu memcahkan masalah,

yaitu:

a. Data Primer

Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari hasil wawancara dan diskusi dengan responden berjumlah 60 oarng yang berkompeten memberikan keterangan.

b. Data Skunder

Data skunder, yaitu data yang digunakan untuk melengkapi data primer yang

meliputi:

1. Data mengenai sejarah dan perkembangan perusahaan 2. Data struktur organisasi dan uraian tugas

3. Data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan mempelajari berbagi tulisan

melalui buku, majalah dan skripsi yang berhubungan dengan masalah

(26)

7. Tekhnik Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan

beberapa tekhnik pengumpulan data, antara lain:

a. Daftar pertanyaan atau kuesioner, yaitu tekhnik pengumpulan data dengan

cara menyiapkan satu set pertanyaan yang tersusun secara sistenatis dan standar kepada responden yaitu dalam hal ini adalah masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi perusahaan PT Inalum Batu Bara.

b. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab dengan pihak manajemen

perusahaan yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial (Coorporate Social Responsbility) perusahaan PT. Inalum Batu Bara.

c. Studi dokumentasi, yaitu memperoleh data melalui buku – buku, dokumen dan literatur yang berhubungan dengan masalah yang ditelti.

8. Teknik Analisis Data

Setelah indikator yang menjadi ukuran masing – masing variabel dan teknik pengukuran telah dilakukan, maka ditentukan teknik analisis data yang disesuaikan dengan data yang tersedia. Tahapan teknik analisis data meliputi:

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data

(27)

b. Uji Validitas dan Realibilitas

Uji validitas dan realibilitas dilakukan untuk menguji kuesioner layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Realibel berarti

instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilakan data yang sama (Sugiyono, 2004 : 109). Untuk menguji validitas digunakan pendekatan koefisien korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara

skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Bila koefisien korelasi (r) masing – masing pertanyaan sama dengan 0,3 atau lebih (paling kecil 0,3) maka butir instrumen

dinyatakan valid (Sugiyono 2004 : 116). Dan bila koefisien korelasi (r) positif dan signifikan maka instrumen itu sudah dinyatakan realibel. Uji validitas dan realibilitas kuesioner penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 15.0 untuk menperoleh hasil yang terarah. Pengujian cara ini disebut Test – retest/stability (Sugiyono, 2004:124)

c. Metode Analisis Regresi Linier Berganda

Peneliti mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (community support, diversity, dan environtment) terhadap variabel terikat (kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung) akan digunakan metode analisis regresi berganda. Agar hasil yang diperoleh lebih terarah, maka peneliti menggunakan bantuan program

software SPSS (Statistic Product adn Service Solution) versi 15.0 Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e

Dimana :

Y = Variabel kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung a = Konstanta

(28)

X1 = Variabel Community Support X2 = Variabel Diversity

X3 = Variabel Environtment e = Standart error

Penelitian ini mempunyai beberapa pengujian, antara lain: 1) Uji Signifikansi Simultan (Uji – F)

Uji signifikansi simultan (Uji – F) pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel bebas (X) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel terikat (Y)

H0 : b1 = b2 = b3 = 0

Artinya secara bersama – sama tidak dapat pengaruh positif dari variabel bebas (X1,X2,X3) yaitu berupa community support, diversity, dan environtment terhadap kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung (Y).

H0 : b1 ≠ b2≠ b3≠ 0

Artinya secara bersama – sama terdapat pengaruh yang positif dari variabel bebas (X1,X2,X3) yaitu berupa community support, diversity, dan environtment terhadap kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung (Y).

Kriteria pengambilan keputusan

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5 %

H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α = 5 % 2) Uji Signifikansi Parsial (Uji – t)

Uji signifikansi parsial (uji – t) menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel

(29)

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1,X2,X3) yaitu berupa community support, diversity, dan environtmen, terhadap kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung (Y)

H0 : bi≠ 0

Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1,X2,X3) yaitu berupa community support, diversity, dan environtment terhadap kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung (Y)

Kriteria pengambilan keputusan

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5 %

H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α = 5 % 3) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar

kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1,X2,X3)

adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang dipergunakan semakin kuat menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.

Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1,X2,X3) adalah kecil terhadap variabel

(30)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Mawarsari (2006), ”PENGARUH SIKAP KONSUMEN DALAM

PENERAPAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

TERHADAP BRAND LOYALTY SABUN MANDI LIFEBUOY (Studi Pada

Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang)”. Penelitian ini

mengambil sampel dengan tekhnik non-probabilitas, yaitu dengan menggunakan

teknik purposive sampling. yang berjumlah 98 orang. Selain itu peneliti ini

menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan analisis regresi, serta analisis

tabulasi sederhana.

Berdasarkan hasil penelitian ini didapati bahwa faktor – faktor yang diteliti

adalah sikap konsumen terhadap penerapan CSR sebagai variabel bebas (X) dan

Brand Loyality sebagai variabel terikat (Y). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

sikap konsumen terhadap penerapan Coorporate Social Responsbility (CSR) memiliki

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Brand Loyality sabun mandi Lifebuoy

dengan nilai R sebesar 0,582, F – Hitung sebesar 49,096 (F – Tabel 3.94) serta

kontribusi pengaruhnya sebesar 33.8 % (R Square 0,33) sedangkan 66,2% sipengaruhi

oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.

B. Pengertian Coorporate Social Responsbility (CSR)

Corporate Social Responsibilities (CSR) adalah kegiatan-kegiatan sosial yang

dilakukan perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap

masyarakat luas dan lingkungan. CSR menurut Murray dan Vogel (1997) adalah:

(31)

protect and improve both the welfare of society as the whole and the interest of organizations.”

Usaha sosial perusahaan atau performa sosial perusahaan telah dikonsepkan

lebih luas sebagai tugas manajerial untuk mengambil tindakan untuk melindungi dan

mengembangkan kesejahteraan sosial dan sekaligus mendapatkan keuntungan bagi

perusahaan. Jadi kegiatan corporate social responsibility ini pada dasarnya

merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat sekaligus sebagai

sarana untuk membangun reputasi dan meningkatkan keunggulan bersaing

perusahaan.

Menurut Bank Dunia (Swa, Desember 2005), pengertian CSR adalah:

“CSR is the commitment of business to contribute to sustainable economic development working with employees and their representatives, the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for business and good for development.” CSR adalah janji bisnis untuk menyumbang

pembangunan ekonomi yang berkesinambungan bersama dengan karyawan dan

perwakilan mereka, untuk komunitas lokal dan masyarakat luas untuk meningkatkan

kualitas kehidupan, yang saling menguntungkan untuk bisnis dan pembangunan.

Pengertian CSR versi Uni Eropa (Swa, Desember 2005) adalah:

“CSR is a concept whereby companies integrate social and environmental concerns in their business operations and in their interaction with their stakeholders on a voluntary basis.”

CSR adalah sebuah konsep bahwa perusahaan memberikan perhatian terhadap

masyarakat dan lingkungan secara terintegrasi dalam operasi bisnisnya dan di dalam

interaksi mereka dengan stakeholder yang sifatnya sukarela.

CSR berarti bahwa sebuah perusahaan harus dijalankan dengan bertanggung

jawab pada setiap kegiatan yang mempengaruhi orang-orang, masyarakat dan

(32)

Sen dan Bhattacharya (2001) mengidentifikasi ada enam hal pokok yang

termasuk dalam corporate social responsibility ini yaitu: (1) Community support, (2)

Diversity, (3) Employee support, (4) Environment, (5) Non-U.S operations, dan (6) Product

Menurut Drumright (Sen, 2001) ada lima kegiatan pokok yang bisa

dikategorikan termasuk dalam CSR, yaitu:

Corporate philanthropy. Merupakan kegiatan perusahaan yang berupa

sumbangan-sumbangan dan kegiatan sosial tetapi tidak dimasukkan ke dalam rumusan

strategi perusahaan.

Cause related marketing. Misalnya perusahaan menyisihkan sebagian dari hasil

penjualan produknya untuk disumbangkan kepada yayasan atau lembaga

tertantu.

Minority support programs. Perusahaan memberikan perhatian kepada

kelompok-kelompok masyarakat yang kurang mendapat perhatian, misalnya masyarakat

miskin, kelompok ras tertentu, penyandang cacat dan sebagainya.

Socially responsible employment. Perusahaan memberikan kesempatan bagi karyawan

untuk melakukan tugas-tugas kemasyarakatan selama dia bekerja di

perusahaan tersebut. Karyawan tidak dianggap sebagai tanggung jawab

terhadap lingkungannya.

Kegiatan-kegiatan CSR ini memiliki hubungan yang kompleks dan

memberikan manfaat bagi perusahaan, konsumen maupun bagi masyarakat luas.:

C. Pengeretian Lingkungan Perusahaan

Menurut Madura (Pengantar Bisnis, 2001 : 111) yang dimaksud lingkungan

(33)

besarnya lingkungan eksternal perusahaan dapat digabungkan dalam tiga golongan

besar yaitu:

a. Perekonomian

b. Politik

c. Sosial

Ketiga kelompok ini dapat diperinci terdiri dari benyak unsur yang semuanya

sangat mempengaruhi manajemen dan operasi perusahaan. Diantara unsur – unsur

tersebut dapat disebutkan:

a. Konsumen

b. Saingan

c. Lembaga keuangan

d. Kelompok usaha dan industri lain

e. Kemajuan tekhnologi (penelitian dan pengembangan)

f. Pemerintah

g. Undang – undang

h. Politik

i. Hukum etika

j. Lembaga / pembela konsumen

k. Kelimpok pencinta lingkungan / ekologi

l. Kelompok pendidikan

m. Mass media

Lingkungan eksternal perusahaan memiliki hubungan secara langsung dan

tidak langsung pada kekuatan perusahaan. Lingkungan kekuatan – langsung adalah

suatu kuantitas yang diketahui dengan mana organisasi mempunyai pola interaksi

(34)

iklan, mereka mengadakan hubungan kerja sama dan berunding dengan para pemasok

untuk memastikan penyerahan segera atas bahan – bahan yang dibutuhkan dengan

harga yang bisa diterima. Lingkungan – kekuatan tak langsung adalah pertanda awal

dari suatu dampak yang kemudian terhadap kegiatan – kegiatan sebuah organisasi.

Contohnya, suatu kecenderungan yang menurun dari pengeluaran konsumen pada

umumnya dapat memberi pertanda bagi produsen barang – barang mewah untuk

mengurangi produksinya sebelum penjualan kepada planggan yang mapan mulai

menurun. (Stoner dan Wankel, 2000 : 85).

D. Pengertian Tanggung Jawab Sosial

Tanggung jawab sosial adalah suatu pengakuan perusahaan bahwa keputusan

bisnis dapat mempengaruhi masyarakat. Tanggung jawab sosial terdiri dari tanggung

jawab perusahaan terhadap komunitas dan lingkungannya, tanggung jawab terhadap

pelanggan, tanggung jawab terhadap karyawan dan tanggung jawab terhadap kreditor.

Madura (2001 : 68)

Perusahaan tidak dapat hidup dari dirinya sendiri. faktor – faktor produksi

(input) yang melalui proses produksi ditransformasikan menjadi barang dan jasa

(output) semuannya diperoleh dari masyarakat / lingkungan. Bahan mentah, modal,

tenaga kerja dan lain – lainya diterima dari luar perusahaan. Oleh karena perusahaan

sangat tergantung pada masyarakat, maka perusahaan untuk melaksanakan tanggung

jawab / fungsi sosialnya untuk menjaga hubungan baik dengan masyarakat. Memberi

dan menerima dengan berbagai unsur masyarakat yang masing – masing mempunyai

kepentingan sendiri akan dapat memberi kemajuan bagi perusahaan.

Menurut Madura (Pengantar Bisnis, 2001 : 93) ada empat kemungkinan biaya

(35)

a. Tanggung jawab kepada pelanggan

1. Menciptakan program menerima dan memecahkan keluhan

2. Melakukan survei untuk mengetahui kepuasan karyawan

3. Gugatan hukum oleh pelanggan

b. Tanggung jawab kepada karyawan

1. Menciptakan program menerima dan memecahkan keluhan

2. Melakukan survei untuk mengetahui kepuasan karyawan

3. Gugatan hukum oleh karyawan karena diskriminasi atau tuduhan tanpa

bukti

c. Tanggung jawab kepada pemegang saham

1. Mengumumkan informasi keuangan secara periodik

2. Gugatan hukum oleh pemegang saham atas dasar tuduhan bahwa

manajer perusahan tidak memenuhi tanggung jawabnya kepada para

pemegang saham

d. Tanggung jawab kepada lingkungan

1. Memnuhi regulasi pemerintah akan lingkungan

2. Memenuhi janji akan petunjuk lingkunagn yang dibuat perusahaan

E. Defenisi Kesejahteraan

Kesejahteraan adalah sebuah visi yang pada dasarnya berhubungan erat

dengan cita-cita masyarakat, yaitu tentang hal-hal yang akan digapai di masa depan.

Visi masyarakat terdiri atas sejumlah tujuan dari sebuah cita-cita masyarakat yang

ingin dicapai. Akan tetapi cita-cita yang terdapat dalam sebuah visi tidak akan pernah

benar-benar dapat direalisasikan secara menyeluruh dan sempurna. Namun demikian,

(36)

cita-cita mereka dengan keyakinan penuh bahwa masa depan yang cerah akan dapat

diraih.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa anggota masyarakat yang

diteliti sebagai responden dimana terdiri dari pedagang tingkat UKM, pegawai kantor,

mahasiswa, wartawan, pendidik, pengusaha, ibu rumah tangga, supir, satpam, dan

ulama, diketahui bahwa visi yang diinginkan oleh masyarakat sebagai bagian dalam

sebuah pembangunan ternyata satu dengan yang lain berbeda sesuai dengan latar

belakang mereka, namun masih tetap ada sebuah kesamaan dimensi yang dimiliki

oleh semuanya, yakni tujuan untuk mewujudkan “kesejahteraan” dalam kehidupan

mereka secara pribadi maupun di dalam masyarakat. (http://www.google.co.id)

Terminologi “kesejahteraan” memiliki banyak pengertian dalam literatur

ekonomi. Defenisi “kesejahteraan” dalam sistem ekonomi kapitalis-konvensional

merupakan konsep materilialis murni yang menafikan keterkaitan ruhaniah. Akan

tetapi, sebagian masyarakat menginginkan kesejahteraan lahir batin, yang berarti

bahwa kesejahteraan yang diinginkan adalah tidak menafikan dan mempunyai

ketersinggungan dengan aspek ruhaniah.

Konsep kesejahteraan lahir bathin dapat dikatakan telah direalisasikan

apabila unsur-unsur berikut telah terpenuhi, yaitu:

1. Kebutuhan dasar bagi semua masyarakat terpenuhi

2. Tingkat perbedaan sosial-ekonomi tidak terlalu mencolok

3. Full employment (tidak adanya pengangguran usia produktif)

4. Keadilan dalam distribusi pendapatandan kekayaan

5. Stabilitas ekonomi dicapai tanpa beban hutang luar negeri yang berat

6. Tingkat inflasi tidak tinggi

(37)

8. Kerusakan ekosistem yang dapat membahayakan kehidupan tidak terjadi.

Di samping hal-hal di atas, harus terpenuhi pula hal-hal sebagai berikut,

yakni telah terwujudnya tingkat solidaritas keluarga dan sosial yang tinggi terhadap

tanggung jawab bersama antara masyarakat dan pemerintah terhadap anak-anak, usia

lanjut, orang sakit, orang-orang lemah, fakir miskin, keluarga bermasalah,

janda-janda, penanggulangan kenakalan remaja, kriminalitas, dan kekacauan sosial serta

pertikaian menyangkut SARA. (http://mail.yahoo.com)

Untuk mencapai konsep kesejahteraan tersebut, setiap orang baik sebagai

anggota masyarakat atau dunia usaha, maupun sebagai bagian dari organisasi

pemerintahan diharuskan mengorbankan kepentingan pribadi demi memenuhi

kemaslahatan sosial di lingkungan keluarga, dalam dunia usaha, hidup bermasyarakat,

atau di dalam bidang pemerintahan. Selama maksimalisasi kekayaan dan konsumsi

adalah satu-satunya tujuan, maka pengorbanan tidak akan ada artinya.

Paradigma Baru Pembangunan Kesejahteraan Sosial Menurut Soetarso

(2000 : 3 – 5) adalah sebagai berikut:

a. Dari pelayanan yang berorientasi masalah menjadi pelayanan yang

berorientasi pada HAM yang berkeadilan sosial.

b. Dari pelayanan berskala kecil atau klinis menjadi pelayanan berskala besar

atau struktural sesuai dengan hakekat masalah sosial di Indonesia.

c. Dari pelayanan residual yang diarahkan pada sisa – sisa persoalan

kemasyarakatan dan bersifat reaktif jangka pendek menjadi pelayanan

pemberdayaan yang bersifat proaktif – antisipatif jangka panjang.

d. Dari pelayanan sentralistik yang kurang memperhatikan keunikan daerah

(38)

(otonomi daerah) yang mengedepankan potensi dan sistem sumber komunitas

setempat.

e. Dari pelayanan dengan pendekatan birokratis, mejadi pelayanan yang

berorientasi ke masyarakat dengan pendekatan holistic integrative.

f. Dari pelayanan yang berorientasi target, menjadi pelayanan yang berorientasi

pencapaian fungsional berdasarkan pendekatan profesional.

g. Dari pelayanan yang berdasarkan mobilisasi yang sifatnya instruktif otoritas

menjadi pelayanan yang berdasarkan partisipatif yang mengedapankan

tanggung jawab sosial masyarakat.

h. Dari pelayanan yang berlandaskan pembinaan/peran pemerintah, menjadi

pelayanan berlandaskan kemitraan dengan mengedepankan kemampuan dan

peran aktif masyarakat.

i. Dari pelayanan yang berorientasikan modal ekonomi berupa kucuran dana dari

pemerintah, menjadi pelayanan yang berorientasi modal sosial yang

mengedepankan mekanisme jaminan sosial masyarakat.

j. Dari pelayanan yang berintikan orientasi reaktif (penyelamatan dan

pemulihan), menjadi pengembangan jaringan hubungan sosial masyarakat

yang responsive – antisipatif dan berkemampuan dalam menghadapi berbagai

perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat.

(39)

BAB III

HASIL PENELITIAN

PADA PT. INALUM BATU BARA

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Gagasan untuk mengolah tenaga air sungai Asahan sebagai pembangkit listrik

telah dimulai sejak tahun 1908. pada tahun 1919 pemerintah Hindia Belanda mengadakan

studi kelaikan proyek dan pada tahun 1939 perusahaan Belanda, MEWA memulai

pembanguna PLTA Siguragura, namun dengan pecahnya Perang Dunia II proyek ini

tidak dapat diteruskan.

Tahun 1962, pemerintah Indonesia dan Rusia (USSR) menandatangani perjanjian

kerjasama untuk mengadakan studi kelaikan tentang pembangunan proyek Asahan, tetapi

kondisi politik dan ekonomi tahun 1966 telah menyebabkan proyek ini gagal. Tahun

1968, Nippon Koei, perusahaan konsultan Jepang menyerahkan laporan kelaikan interim

proyek Aluminium Asahan, disusul dengan laporan mengenai Power Development

Project.

Pada tahun 1970, dilanjutkan dengan penandatanganan perjanjian antara

Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) dengan Nippon Koei tentang

perencanaan dan penelitian. Laporan akhir diserahkan pada tahun 1972 yang menyatakan

bahwa PLTA Asahan, laik dibangun dengan sebuah peleburan aluminium sebagai

pemakai utama listrik yang dihasilkan. Tahun 1972, pemerintah Indonesia

menyelenggarakan pelelangan untuk membangun pabrik peleburan aluminium dan PLTA

sebagai satu paket Penanaman Modal Asing. Tetapi hingga pelelangan ditutup pada tahun

1973, tidak satu pun yang menyerahkan penawarannya karena proyek ini membutuhkan

(40)

Tanggal 7 juli 1975, di Tokyo, setelah melalui perundingan – perundingan yang

panjang, pemerintah Indonesia dan para penanam modal Jepang menandatangani

Perjanjian Induk untuk membangun PLTA dan pabrik peleburan aluminium Asahan. Dan

pada bulan November 1975, dua belas perusahaan penanam modal Jepang membentuk

sebuah konsorsium di Tokyo dengan nama Nippon Asahan Aluminium Co.,Ltd. (NAA

Co.,Ltd) yang 50% sahamnya dimiliki oleh lembaga keuangan pemerintah jepang.

Tanggal 6 Januari 1976 didirikanlah PT Indonesia Asahan Aluminium (PT

Inalum) di Jakarta untuk melaksanakan pembangunan dan pengoperasian kedua instalasi

tersebut. Untuk menyelenggarakan pembinaan, perluasan dan pengawasan atas

pelaksanaan pembangunan proyek ini, pemerintah RI mengeluarkan KEPPRES No.

5/1976 tentang Pembentukan Badan Pembina Proyek Asahan dan Otorita Pengembangan

Proyek Asahan. Pada tanggal 20 januari 1982, Presiden Soeharto yang datang bersama

pejabat tinggi pemerintahan, meresmikan operasi tahap pertama pabrik peleburan

aluminium PT Inalum di Kuala Tanjung dan menyebut proyek ini sebagai ”Impian yang

menjadi kenyataan.”

Pada tanggal 14 oktober 1982 dilakukan ekspor perdana produksi PT Inalum ke

Jepang dan Indonesia pun menjadi salah satu pengekspor batangan aluminium di dunia.

B. Organisasi Perusahaan

1. Bentuk organisasi

PT. Indonesia Asahan Aluminium (PT. Inalum) berbentuk Perseroan Terbatas

yang berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta serta didirikan pada tanggal 06 Januari

(41)

didirikan untuk jangka waktu 75 Tahun sejak tanggal tersebut. Adapun maksud dan

tujuan serta kegiatan usaha dari PT. Inalum adalah sebagai berikut

a. Maksud dan tujuan perseroan ialah berusaha dalam bidang industri aluminium

dan tenaga listrik.

b. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat

melaksanakan kegiatan usaha:

1. Membangun dan mengusahakan Pabrik Peleburan Aluminium di Kuala

Tanjung untuk menghasilakan, membuat dan mengelola aluminium, produk

karbon dan produk lainnya yang sehubungan dengan itu dan untuk

memasarkan segala produk yang dimaksud di dalam negeri serta

mengekspornya.

2. Membangun dan mengusahakan Pabrik Pembangkit Listrik Tenaga Air di

Paritohan untuk membangkitkan tenaga listrik dan menyalurkannya ke Pabrik

Peleburan Aluminium dan prasarana lainnya yang akan dibangun oleh

Perseroan.

Adapun para pemegang saham dari Perseroan ini adalah Pemerintah Republik

Indonesia (Mentri Keuangan Republik Indonesia) dan Nippon Asahan Aluminium Ltd

Corporation (NAA) dengan komposisi saham Indonesia sebesar 41,12 % dan NAA

sebesar 58,88 %. NAA dibentuk oleh 12 perusahaan penanam modal Jepang yaitu

Sumitomo Chemical Company, Ltd ; Sumitomo Shoji Kaisha, Ltd ; Nippon Light Metal

Company, Ltd ; C. Itoh & Co Ltd, Nissho – Iwai Co Ltd, Nichimen Co Ltd, Showa Denko

K.K, Marubeni Corporation, Mitsubishi Chemical Industries Ltd, Mitsubishi

(42)

terdiri dari 50 % milik ke 12 perusahaan penanam modal tersebut diatas dan 50 % milik

lembaga keuangan Pemerintah Jepang (Overseas Economic Cooperation Fund).

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi perusahaan pada PT. Inalum berbentuk garis dan staff

berdasarkan fungsi.

a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

1. RUPS adalah organ perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi. RUPS

terdiri dari:

i. Rapat Tahunan yang diadakan selambat – lambatnya pada akhir bulan

september setiap tahun kalender

ii. Rapat Umum Luar Biasa diadakan setiap saat jika dianggap perlu oleh

Direksi dan/atau Pemegang Saham

2. Hak dan wewenang RUPS antara lain:

i. Mengangkat dan memberhentikan Komisaris dan Direksi

ii. Membatasi kewenangan Komisaris dan Direksi

b. Komisaris

1. Keanggotaan

i. Komisaris terdiri dari sekurang – kurangnya 2 (dua) orang anggota, salah

seorang diantaranya bertindak sebagai Presiden Komisaris

ii. Para anggota Komisaris dan Presiden Komisaris diangkat oleh RUPS dari

calon – calon yang diusulkan oleh para Pemegang Saham pihak asing dan

Pemegang Saham pihak Indonesia sebanding dengan jumlah saham yang

(43)

kurangnya 1 (satu) orang anggota Komisaris harus dari calon yang

diusulkan oleh Pemegang Saham pihak Indonesia.

iii. Anggota Komisaris dipilih untuk suatu jangka waktu yang berakhir pada

penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang kedua setelah

mereka terpilih dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang

Saham untuk memberhentikan para naggota Komisaris sewaktu – waktu

dan mereka dapat dipilih kembali oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

2. Tugas dan wewenang Komisaris

i. Komisaris bertugas mengawasi kebijakan Direksi dalam menjalankan

perseroan serta memberikan nasihat kepada Direksi.

ii. Komisaris dapat meminta penjelasan tentang segala hal yang

dipertanyakan.

iii. Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara waktu

seorang atau lebih anggota Direksi berdasarkan keputusan yang disetujui

oleh lebih dari ½ (satu per dua) jimlah anggota Komisaris jikalau mereka

bertindak bertentangan dengan anggaran dasar dan/atau undang – undang

dan peraturan yang berlaku.

c. Direksi

1. Keanggotaan

i. Direksi terdiri dari sekurang – kurangnya 6 (enam) orang anggota,

diamtaranya seorang sebagai Presiden Direktur

ii. Para anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum

(44)

iii. Para anggota Direksi diangkat dari calon – calon yang diusulkan oleh para

Pemegang Saham yang dimiliki oleh masing – masing pihak dengan

ketentuan sekurang – kurangnya 1 (satu) orang anggota Direksi harus dari

calon yang diusulkan oleh Pemegang Saham pihak Indonesia.

iv. Tidak kurang dari 2 (dua) orang anggota Direksi termasuk seorang

anggota yang dicalonkan oleh Pemegang Saham Indonesia harus

berkebangsaan Indonesia.

2. Masa Jabatan

i. Para anggota Direksi dipilih untuk jangka waktu yang berakhir pada

penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan kedua setelah mereka

terpilih dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham

untuk memberhentikan para anggota Direksi sewaktu – waktu dan mereka

dapat dipilih kembali oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

ii. Dalam hal terdapat penambahan anggota Direksi, maka masa jabatan

anggota Direksi tersebut akan berakhir bersamaan dengan berakhirnya

masa jabatan anggota direksi lainnya yang telah ada, kecuali Rapat Umum

Pemegang Saham menetapkan lain.

3. Tugas dan Wewenang

i. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk

kepentingan Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya.

ii. Pembagian tugas dan wewenagn setiap anggota Direksi ditetapkan oleh

Rapat Umum Pemegang Saham dan wewenang tersebut oleh Rapat Umum

(45)

iii. Direksi untuk perbuatan tertentu atas tanggung jawabnya sendiri, berhak

pula mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasa yang diatur

dalam surat kuasa.

iv. Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam atau di luar pengadilan serta

melakukan segala tindakan dan perbuatan baik mengenai pengurusan

maupun mengenai pemilikan serta mengikat Perseroan dengan pihak lain

dan/atau pihak lain dengan Perseroan, dengan pembatasan – pembatasan

yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

d. Presiden Direktur

Presiden Direktur adalah seorang Direksi yang oleh karena jabatannya berhak dan

berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.

e. Direktur

Direktur adalah anggota Direksi yang oleh karena jabatannya melaksanakan tugas

untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan ruang lingkup tugas/fungsi masing – masing

seperti tersebut dibawah ini:

1. Umum dan sumber daya Manusia

2. Perencanaan dan Keuangan

3. Bisnis

4. Produksi

5. Pembangkit Listrik

(46)

f. Divisi

Badan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk membantu Direktur dalam

menuangkan ketentuan – ketentuan yang dilaksanakan berdasarkan ruang lingkup/fungsi

Direktur masing – masing. Divisi dikepali oleh General Manager.

g. Departemen

Badan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk mengawasi pelaksanaan dari

ketentuan – ketentuan yang telah digariskan/ditentukan oleh divisi masing – masing.

Departemen dikepali oleh Senior Manager.

h. Seksi

Badan atau orang yang dibentuk/.ditugaskan untuk melaksanakan setiap kebijakan

yang telah ditentukan/digariskan oleh Departemen masing – masing. Seksi dikepalai oleh

Manager.

i. Auditor Internal

Auditor Internal merupakan unit organisasi yang berdiri sendiri yang bertanggung

jawab atas pemeriksaan dan penilaian kegiatan Perusahaan dan melaporkan hasil

pemeriksaan dan penilaian tersebut kepada Presiden Direktur. Auditor Internal dibawah

pengawasan Presiden Direktur membantu anggota organisasi yang bertanggung jawab

atas tugas yang mereka emban dengan cara memberikan analisis, penilaian, rekomendasi,

pemberian nasihat dan informasi.

j. Wakil Manajemen untuk ISO 9001 dan ISO – 14001 (MR)

Wakil Manajemen untuk Sistem Mutu (ISO – 9001) dan Sistem Lingkungan (ISO

– 14001) diangkat dan bertanggung jawab kepada Presiden Direktur

(47)

1. Memberikan arahan dan petunjuk kepada seluruh tingkatan manajemen

mengenai implementasi sistem mutu dan sistem lingkungan perusahaan.

2. Sebagai penghubung antara perusahaan dengan Badan Sertifikasi Sistem

Mutu (ISO – 9001) dan Sistem Lingkungan (ISO – 14001)

3. Memberikan saran kepada Presiden Direktur untuk melakukan Tinjauan

Manajemen mengenai implementasi Sistem Mutu dan Sistem Lingkungan

tindakan pencagahan serta koreksi sesuai dengan Prosedur Mutu dan

Lingkungan.

4. Bertanggung jawab atas fungsi jaminan mutu dan kualitas lingkungan

dengan memberikan masukan – masukan kepada Presiden Direktur dan atau

(48)
(49)

C. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Masyarakat

PT. Inalum bertahan hingga mencapai usia seperempat abad tidak terlepas dari

dukungan dan bantuan masyarakat sejak awal pembangunan yang telah rela berkorban

memberikan tanahnya menjadi lokasi Proyek Asahan, terutama di sekitar Pabrik

Peleburan dan PLTA. Demikian juga setelah beroperasi Proyek ini terus menerus

mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat, instansi sipil, militer dan polisi serta

pemerintah daerah setempat.

PT. Inalum membantu masyarakat sekitar di awal pembangunan proyek dengan

mengadakan perbaikan dan pembangunan fasilitas / prasarana social di daerah PLTA dan

Peleburan, seperti pembangunan jalan, jembatan, perbaikan bangunan sekolah,mesjid,

gereja, serta kantor instansi pemerintah. Di bidang pendidikan, bekerjasam dengan ST /

STM di Indrapura dan Porsea, Perusahaan mengadakan kursus keterampilan (Vocational

Training Course). Peserta yang lulus dari kursus ini, dengan bekal keterampilan teknik

mesin, bangunan sipil dan kelistrikan disalurkan ke perusahaan kontraktor proyek

maupun ke INALUM. Sejak tahun 2000 kegiatan seperti ini kembali dilanjutkan dengan

membuka kursus keterampilan mengelas dan mereparasi AC dan kulkas yang pesertanya

terdiri dari pemuda – pemuda sekitar PLTA dan Pabrik Peleburan. Diharapkan setelah

selesi pendidikan, mereka akan dapat mandiri – berwiraswasta – untuk kehidupan masing

(50)

Tabel 3.1

Daftar Donasi INALUM untuk masyarakat

pada masa Konstruksi dan sesudah operasi, di daerah Peleburan dan PLTA

PERIODE Pabrik Peleburan PLTA Siguragura

MASA

KONSTRUKSI

1. Dermaga C 2. Access Road 3. SD & SLTP

4. Perbaikan jalan yang telah ada/jembatan tua 5. Jalan lingkar (8 km) 6. Pengaspalan 1 km

simpang kebun kopi 7. Rumah Sakit Umum 8. Gedung dan Fasilitas

Telekomunikasi 9. Bangunan mesjid &

gereja

10.Bantuan peralatan untuk VTC

1. Ring road porsea 2. Pasar Porsea 3. Jembatan di Sungai

Asahan

4. Jalan penghubung Porsea – Simpang Empat

5. Perbaikan jalan T. Tinggi – Siguragura

2. Bantuan semen untuk keluarga pra sejahtera 3. Bantuan sembako bagi

para pekerja harian di lingkungan Inalum 4. Rehabilitasi benteng

Sungai Tangoling 5. Rehabilitasi Pasar

Kebun Ubi

6. Pembuatan irigasi di Kuala Tanjung 7. Bantuan rehabilitasi

mesjid dan gereja 8. Bantuan untuk panti

asuhan

9. Bantuan untuk sekolah swasta

1. Bantuan penghijauan di sekitar Danau Toba 2. Pembangunan SLTP 5. Sembako untuk warga

sekitar (20 desa)

Sumber : PT. Indonesia Asahan Aluminium (2001)

Perusahaan tetap memberikan bantuan kepada masyarakat hingga saat ini, antara

lain dengan membangun sumur pompa artesis, perbaikan gedung SD dan SMP, bantuan

(51)

perusahaan juga memberikan bantuan berupa hadiah kepada murid dan guru tingkat

SD/SMP yang berprestasi, menyelenggarakan pertandingan olah raga serta bantuan

lainnya. Masyarakat juga diberikan kesempatan menggunakan fasilitas yang disediakan

untuk karyawan seperti rumah sakit Inalum atau berekreasi ke danau buatan di Tanjung

Gading.

Selain tanggung jawab sosial, Inalum juga menerapkan tanggung jawab terhadap

lingkungan hidup. Inalum sangat sadar akan arti penting lingkungan yang merupakan

warisan untuk generasi penerus. Kesadaran ini terlihat dari investasi besar yang

ditanamkan untuk mengendalikan polusi sebagai dampak operasi peleburan aluminium,

seperti sistem penbersih gas, waste water treatment plant, pemantauan terhadap zat

tercemar – di lingkungan pabrik dan sekitarnya dalam radius beberapa kilometer -,

pemantau terhadap emisi flourida yang terdapat di udara, tumbuhan dan tanah serta Sox

yang terdapat di udara serta pemantauan terhadap kualitas air. Perusahaan juga

mempunyai dokumen pengelolaan lingkungan sesuai dengan standar yang ditetapkan

Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

Selain itu, Inalum juga menerapkan konsep R – 3 (Reduction, Recovery,

Recycling). Seluruh material yang dipergunakan – bahan baku sampai produk akhir –

dimanfaatkan kembali dalam rangkaian proses produksi. Penerapan konsep ini, tidak saja

bermanfaat untuk pengendalian dampak lingkungan, tetapi juga merupakan effisiensi atau

penghematan biaya yang cukup besar. Segala upaya yang dilakukan dalam

mengendalikan dampak lingkungan ini akan bermuara pada pencapaian Sertifikat ISO

(52)

diimplementasikan dan sekaligus sebagai bukti bahwa Inalum mewariskan lingkungan

yang tidak tercemar untuk generasi penerus.

D. Analisis Pembiayaan Coorporate Social Responsibility (CSR) pada PT. Inalum

PT. Inalum menerapkan tanggung jawab sosial kepada masyarakat dengan

sungguh – sungguh. Keseriusan PT. Inalum terhadap program ini dapat terlihat dari

pembiayaan yang diberikan oleh perusahaan yang hampir mencapai 1 % dari laba bersih

setiap tahunnya atau mencapai puluhan milyar rupiah. Berikut adalah data pembiayaan

PT. Inalum terhadap program CSR :

1. Tahun 2003

Community Support Rp. 33.000.000.000

Environtment Fund Rp. 51.000.000.000 +

Total Pembiayaan Rp. 84.000.000.000

Laba Bersih Perusahaan Rp. 9.000.000.000.000 (Sembilan Triliyun Rupiah)

Persentase pembiayaan CSR pada tahun ini adalah sebesar 0.9 % dari laba bersih

perusahaan.

2. Tahun 2004

Community Support Rp. 30.000.000.000

Environtment Fund Rp. 55.000.000.000 +

Total Pembiayaan Rp. 85.000.000.000

Laba Bersih Perusahaan Rp. 10.000.000.000.000 (Sepuluh Triliyun Rupiah)

Persentase pembiayaan CSR pada tahun ini adalah sebesar 0,85 % dari laba bersih

(53)

3. Tahun 2005

Community Support Rp. 40.000.000.000

Environtment Fund Rp. 68.000.000.000 +

Total Pembiayaan Rp.108.000.000.000

Laba Bersih Perusahaan Rp. 9.700.000.000.000 (Sembilan, tujuh Triliyun Rupiah)

Persentase pembiayaan CSR pada tahun ini adalah sebesar 1,1 % dari laba bersih

perusahaan.

4. Tahun 2006

Community Support Rp. 31.000.000.000

Environtment Fund Rp. 57.000.000.000 +

Total Pembiayaan Rp. 88.000.000.000

Laba Bersih Perusahaan Rp. 8.300.000.000.000 (Delapan, Tiga Triliyun Rupiah)

Persentase pembiayaan CSR pada tahun ini adalah sebesar 1.06 % dari laba bersih

perusahaan.

Berdasarkan analisis pembiayaan CSR di atas dapat ditentukan bahwa rata – rata

besarnya pembiayaan CSR pada PT. Inalum pada periode 2003 – 2006 adalah sebesar

0,98 % dari total laba bersih perusahaan. Hal ini tidak berbeda jauh dengan perusahaan

BUMN yang rata – rata menyisihkan 2 % dari laba bersihnya untuk penerapan program

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Karyawan PT Inalum yang Berasal
Gambar. 1 Kerangka Konseptual
Tabel 1.3 Operasional Variabel
Tabel 3.1  Daftar Donasi INALUM untuk masyarakat
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Dengan bimbingan guru siswa diminta untuk membuat rangkuman materi (nilai yang ditanamkan: Menghargai keberagaman, nasionalis, dan menghargai karya orang lain, ingin,

PENGOLAHAN DATA IKM SEMESTER 2 2015 PER RESPONDEN DAN PER UNSUR PELAYANAN. UNIT KERJA

In Table 8, we present the estimated average costs for farms of optimal size and the gains of exploiting scale-economies, estimated on the basis of the three sets of

Menjadi perusahaan konsultansi profesional yang fokus dalam bidang manajemen untuk membantu peningkatan kinerja.. melalui solusi kreatif

We propose that the concept of physical geometry as a spatiotemporal continuum with properties that are empirically de®ned is im- portant in hydrologic analyses, and that the

Format Usul Pembukaan Program Studi PJJ yang berisi Akreditasi Program Studi PJJ Sarjana dari BAN-PT/LAM (satu dokumen akreditasi untuk setiap program studi yang

[r]

Panitia Pengadaan Langsung