PROGRAM STRATA –1 MEDAN
PENGARUH PENERAPAN COORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA PT. INALUM TERHADAP KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT KUALA TANJUNG KEC. SEI SUKA KAB. BATU BARA SUMATERA UTARA
DRAFT SKRIPSI
OLEH
SHANDY ANGGRAINI 040502056
DEPARTEMEN MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan
ABSTRAK
SHANDY ANGGRAINI (2008), ”Pengaruh Penerapan Coorporate Social Responsibility (CSR) pada PT. Inalum Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kuala Tanjung, Kec. Sei Suka, Kab Batu Bara Sumatera Utara.” Pembimbing, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi. Ketua Penguji Dra. Nisrul Irawati Msi, Penguji I, Dra. Komariah Pandia, Msi, Penguji II Dra. Marhayanie, Msi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari penerapan Coorporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh PT. Inalum Batu Bara yang terdiri dari faktor Community Support, Diversity, dan
Environtment terhadap kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung serta faktor apa yang
paling dominan mempengaruhi kesejahteraan masyarakat tersebut. Hasil penelitian ini terlihat bahwa ketiga variabel Coorporate Social Responsibility (CSR) secara serempak dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan. Terbukti dengan melakukan pengujian hipotesis yaitu uji F. Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah secara serempak dari community support, diversity dan environtment yang dilakukan PT. Inalum dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung, Kec. Sei Suka, Kab. Batu Bara Sumatera Utara. Hasil analisis data yang dilakukan dengan program SPSS 15.0, diketahui bahwa nilai (FHitung
= 6,916 > FTabel = 2,76) pada = 5% sehingga H0 yang diajukan ditolak dan H1
diterima. Artinya variabel bebas yang terdiri dari community support, diversity dan
environtment yang dilakukan PT. Inalum terbukti positif dan signifikan secara
serempak mempengaruhi kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung, Kec. Sei Suka, Kab. Batu Bara Sumatera Utara. Hasil uji parsial yang dilakukan, variabel
environtment yang mempunyai tingkat signifikansi 0,001 (3,416 < 2,000), artinya
variabel environtment dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung, Kec. Sei Suka, Kab. Batu Bara, Sumatera Utara secara parsial dengan tingkat keyakinan = 5%. Secara parsial diantara variabel bebas yang diteliti, ternyata variabel environtment (X3) yang merupakan faktor dominan pendorong
peningkatan kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung, Kec. Sei Suka, Kab. Batu Bara, Sumatera Utara. Hal ini diketahui dari nilai standardized cof\efficient dalam lampiran yaitu 0,392
Kata Kunci : Coorporate Social Responsibility (CSR), Community Support, Diversity,
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rakhmat dan hidayahNya penulis mampu menyelesaikan kuliah dan diakhiri dengan
penulisan skripsi ini yang diberi judul ”Pengaruh Penerapan Coorporate Social
Responsibility (CSR) pada PT. Inalum Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kuala
Tanjung Kec. Sei Suka. Kab. Batu Bara Sumatera Utara”. Penulisan skripsi ini
dilakukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara 2008.
Penulis mempersembahkan ucapan terimakasih dan rasa hormat yang setulus
- tulusnya kepada Papa Nursin (Alm) dan Mama Misnar J. tercinta yang telah
memberikan dukungan dan motivasi dengan penuh kesabaran dan kasih sayang serta
telah memberikan bantuan moril, materil dan do’a selama penulis kuliah hingga
selesainya skripsi ini.
Atas segala bimbingan, binaan serta fasilitas yang tidak ternilai selama
penulis melaksanakan penelitian hingga selesainya skripsi ini maka penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:
1. Drs. Jhon Tafbu Ritonga, Mec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi, selaku Ketua Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, juga selaku Dosen
pembimbing penulis guna menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar – besarnya telah membimbing dengan penuh
kesabaran sehingga skripsi ini dapat selesai.
3. Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku sekretaris Departemen Manajemen Fakultas
4. Dra. Komariah Pandia, Msi dan Dra. Marhayanie, MSi selaku Dosen Penguji I
dan II Penulis, terima kasih atas segala saran dan masukan – masukannya.
5. Dra. Pinta Ginting, selaku dosen wali penulis selama melakukan kegiatan
perkuliahan.
6. Dosen – dosen serta pegawai – pegawai Departemen Manajemen yang telah
memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis selama masa perkuliahan.
7. Bapak Bambang Guritno, Bang Bambang Irawan serta Bang Ismail Midi,
selaku karyawan PT. Inalum yang telah memberikan bantuan selama penulis
melakukan riset.
8. Abang, Kakak dan Adik ku tercinta, Uda Adhe Wijaya, Uni Shinses Mesta
dan Shinta Meliona serta Angah Joni Gunawan. Uni Riche (Calon Kakak Ipar)
dan Anton terima kasih atas segala support dan do’anya ya....!
9. Buat kekasihku Wira yang udah banyak membantu dari awal sampai akhir
pembuatan skripsi ini. Selalu setia, tulus, sabar dan meluangkan waktu untuk
menemani serta memberi spirit pada penulis...makasih ya yank atas semuanya.
10.Teman – teman seperjuangan, manajemen ’04 khususnya Sari ”Mbom” (Aq
duluan ya..he..he..), Liza ”Imlek” (dimana seh jual mi balapnya tu..??), Kodil
(jangan terlalu dimanfaatkan kawan tu... ntar sakit hati pula anak orang), Ema
(udah napa ngerepetnya...), Tatiek (makasih nasehat – nasehatnya ya...), Lia
(ntar aja ya makan pizzanya..he..he), Yuli, Rahmat ”Imlek”, Yola (emang
Harry Potter bisa dibuat skripsi ya...???), Dini (jangan terlalu diharapkan si
M****N tu..), and kemit, tetap berjuang ya fren....
Medan, Februari 2008 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak ... ... i
Kata Pengantar ... ii
Daftar Isi ... ... iv
Daftar Tabel . ... vii
Daftar Gambar ... viii
BAB I Pendahuluan ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 6
C. Kerangka Konseptual ... 6
D. Hipotesis ... 10
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11
1. Tujuan Penelitian ... 11
2. Manfaat Penelitian ... 11
F. Metodologi Penelitian ... 12
1. Batasan dan Identifikasi Variabel Penelitian ... 12
2. Defenisi Operasional Variabel ... 12
3. Skala Pengukuran Variabel ... 13
4. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 14
5. Populasi dan Sampel ... 14
a. Populasi ... 14
b. Sampel ... 14
6. Jenis Data ... 15
8. Tekhnik Analisis Data ... 16
BAB II Uraian Teoritis ... 20
A. Penelitian Terdahulu ... 20
B. Pengertian Coorporate Social Responsbility (CSR) ... 20
C. Pengertian Lingkungan Perusahaan ... 22
D. Pengertian Tanggung Jawab Sosial ... 24
E. Defenisi Kesejahteraan ... 25
BAB III Hasil Penelitian Pada PT. Inalum Batu Bara ... 29
A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 29
B. Organisasi Perusahaan ... 30
1. Bentuk Organisasi ... 30
2. Struktur Organisasi ...32
C. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Masyarakat ... 39
D. Analisia Pembiayaan Coorporate Social Responsibility (CSR) ... 42
BAB IV Analisis dan Pembahasan ... 44
A. Pengujian Validitas dan Realibilitas Kuesioner ... 44
1. Pengujian Validitas Kuesioner ... 44
2. Pengujian Realibilitas Kuesioner ... 45
B. Analisis Deskriptif ... 46
1. Karakteristik Responden ... 46
2. Distribusi Jawaban Responden ... 48
C. Analisis Kuantitatif ... 50
1. Analisis Regresi Linier Berganda ... 50
BAB V Kesimpulan dan Saran ... 57
A. Kesimpulan ... 57
B. Saran ... 58
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Karyawan PT. Inalum yang Berasal dari Kuala Tanjung ... 5
Tabel 1.2 Pendapatan Masyarakat Kuala Tanjung per Bulan ... 5
Tabel 1.3 Operasional Variabel ... 13
Tabel 3.1 Daftar Donasi PT. Inalum untuk Masyarakat ... 40
Tabel 4.1 Item – Total Statistic ... 45
Tabel 4.2 Realibility Statistic ... 46
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Domisili ... 47
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 47
Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Community Support ... 48
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Diversity ... 49
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Environtment ... 49
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kesejahteraan Masyarakat 50 Tabel 4.9 Model Analisis Regresi Linier Berganda ... 51
Tabel 4.10 Anova (b) ... 53
Tabel 4.11 Coefficients (a) ... 55
DAFTAR GAMBAR
Kerangka Konseptual ... 10
ABSTRAK
SHANDY ANGGRAINI (2008), ”Pengaruh Penerapan Coorporate Social Responsibility (CSR) pada PT. Inalum Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kuala Tanjung, Kec. Sei Suka, Kab Batu Bara Sumatera Utara.” Pembimbing, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi. Ketua Penguji Dra. Nisrul Irawati Msi, Penguji I, Dra. Komariah Pandia, Msi, Penguji II Dra. Marhayanie, Msi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari penerapan Coorporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh PT. Inalum Batu Bara yang terdiri dari faktor Community Support, Diversity, dan
Environtment terhadap kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung serta faktor apa yang
paling dominan mempengaruhi kesejahteraan masyarakat tersebut. Hasil penelitian ini terlihat bahwa ketiga variabel Coorporate Social Responsibility (CSR) secara serempak dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan. Terbukti dengan melakukan pengujian hipotesis yaitu uji F. Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah secara serempak dari community support, diversity dan environtment yang dilakukan PT. Inalum dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung, Kec. Sei Suka, Kab. Batu Bara Sumatera Utara. Hasil analisis data yang dilakukan dengan program SPSS 15.0, diketahui bahwa nilai (FHitung
= 6,916 > FTabel = 2,76) pada = 5% sehingga H0 yang diajukan ditolak dan H1
diterima. Artinya variabel bebas yang terdiri dari community support, diversity dan
environtment yang dilakukan PT. Inalum terbukti positif dan signifikan secara
serempak mempengaruhi kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung, Kec. Sei Suka, Kab. Batu Bara Sumatera Utara. Hasil uji parsial yang dilakukan, variabel
environtment yang mempunyai tingkat signifikansi 0,001 (3,416 < 2,000), artinya
variabel environtment dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung, Kec. Sei Suka, Kab. Batu Bara, Sumatera Utara secara parsial dengan tingkat keyakinan = 5%. Secara parsial diantara variabel bebas yang diteliti, ternyata variabel environtment (X3) yang merupakan faktor dominan pendorong
peningkatan kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung, Kec. Sei Suka, Kab. Batu Bara, Sumatera Utara. Hal ini diketahui dari nilai standardized cof\efficient dalam lampiran yaitu 0,392
Kata Kunci : Coorporate Social Responsibility (CSR), Community Support, Diversity,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Para pelaku usaha di Indonesia begitu maraknya mengkampanyekan
pentingnya program Corporate Social Responsibility (CSR). CSR dapat diartikan sebagai komitmen atau bentuk kepedulian dan kontribusi dari perusahaan terhadap peningkatan kualitas hidup masyrakat sekitar, tempat perusahaan beroperasi. Program
ini mengacu pada UU No 19/2003 tentang BUMN dan surat Keputusan Mentri BUMN No. 236/MBU/2003 tanggal 17 juni 2003, tentang pola kemitraan dan bina
lingkungan. Secara umum CSR sifatnya sumbangan suka rela yang diberikan perusahaan. Tetapi pada perusahaan BUMN yang lebih dikenal dengan istilah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) sifatnya pemaksaan, berupa kebijakan
pemerintah. BUMN harus melaksanakan PKBL, sehingga memberikan nilai sumbangan PKBL BUMN, jauh lebih besar daripada swasta. Untuk PKBL ini, setiap
BUMN wajib menyisihkan 1 – 3 persen dari laba bersih. Rata – rata yang diberikan BUMN tersebut sebesar 2 persen. Dari alokasi dana sebesar itu banyak BUMN yang mengalokasikan dananya untuk PKBL hingga ratusan milyar rupiah.
Menurut Wibisono (2007 : 12 – 13), gema CSR dimulai pada tahun 1960 – an, setelah selesai Perang Dunia II. Perusahaan – perusahaan tidak hanya memfokuskan
diri sebagai suatu organisasi yang berorientasi pada pencapaian keuntungan belaka tetapi juga harus memberikan suatu tanggung jawab sosial kepada masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar perusahaan berdiri. Program CSR diharapkan, harus
terkait dengan pengembangan sumber daya manusia, bantuan infrastuktur, mitra binaan, serta pengentasan masalah kemiskinan, sehingga arah
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh United States-based Business for Social Responsibility (BSR), banyak sekali keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan yang telah mempraktekkan corporate social responsibility antara lain:
(1) Meningkatkan brand image dan reputasi perusahaan
CSR dapat membuat perusahaan menjadi lebih dikenal oleh masyarakat sehingga reputasi perusahaan juga akan meningkat apabila perusahaan melaksanakan progaram tersebut dengan sebaik - baiknya
(2) Meningkatkan penjualan dan loyalitas pelanggan.
Apabila program CSR dilakukan dengan baik oleh perusahaan maka para pelanggan akan menjadi lebih loyal karena para pelanggan tidak hanya mengetahui kualitas tetapi juga tujuan baik perusahaan.
(3) Mengurangi biaya operasional
Dengan adanya CSR perusahaan tidak perlu lagi mengeluarkan anggaran untuk biaya promosi, karena produk atau perusahaan pasti akan menjadi
lebih dikenal oleh masyarakat. Dengan demikian biaya operasional perusahaan akan menurun.
(4) Meningkatkan kinerja keuangan.
Dengan adanya CSR diharapkan laba perusahaan akan lebih meningkat karena penjualan juga akan meningkat. Dengan demikian kinerja keuangan
dari perusahaan tersebut secara otomatis akan meningkat pula.
Program CSR, apabila dikembangkan dengan baik akan menciptakan suatu kaitan emosional antara masyarakat dengan perusahaan yang nantinya akan
PT Inalum Batu Bara adalah perusahaan yang bergerak pada bidang pengolahan biji aluminium (bouksit) menjadi aluminium mentah (ingot). PT Inalum merupakan perusahaan kerjasama antara dua negara yaitu Indonesia dan Jepang dimana saham dari perusahaan dibagi 50 – 50 kepada setiap pihak.
Sejak berdirinya PT. Inalum pada tahun 1976, kehidupan warga sekitar mendapat warna baru. Beberapa warga mendapatkan kesempatan bekerja sebagai karyawan pada perusahaan ini. Selain itu perusahaan juga memberikan beberapa
fasilitas yang dapat dipergunakan oleh para penduduk. Adapun beberapa bentuk kepedulian terhadap kesejahteraan para penduduk yang berdomisili di sekitar area
perusahaan, maka PT Inalum mendirikan beberapa fasilitas – fasilitas pendukung yaitu:
a. Dibukanya jalan – jalan untuk masuk ke daerah yang terisolir, dengan
melakukan pembangunan jalan – jalan lama dan memperbaiki jalan – jalan lama termasuk pergantian jembatan – jembatan tua dan jalan penghubung dari
jalan raya propinsi Tebing Tinggi – Kisaran sepanjang 16,5 Km ke pabrik peleburan, pelabuhan dan pemukiman.
b. Didirikannya pelabuhan yang menjorok ke selat Sumatera sepanjang 2,5 Km
dengan tiga dermaga, dimana salah satu dermaga telah diserahkan kepada pemerintah dan dapat dipergunakan oleh umum.
c. Didirikannya fasilitas akomodasi bagi karyawan pabrik peleburan dibangun di
atas tanah seluas 200 ha di Tanjung Gading, ± 16 Km dari daerah peleburan terdiri dari 1340 unit rumah untuk karyawan yang berkeluarga dan 7 asrama
d. Didirikannya fasilitas – fasilitas lainnya, seperti:
1. Fasilitas pendidikan seperti TK, SD (24 lokal), dan SMP (6 lokal)
dibuka sejak bulan juli 1981 dan dikelola oleh Depdiknas.
2. Fasilitas olah raga dan rekreasi seperti: lapangan sepak
bola/volley/tennis, gedung olah raga, kolam renagn dan danau buatan. 3. Fasilitas umum seperti: balai pertemuan, mesjid, gereja,
telekomunikasi, supermarket dan pertokoan, kantor pos, balai kota dan
rumah sakit.
PT. Inalum mendapatkan keuntungan dengan adanya penerapan CSR, antara lain :
1. PT. Inalim mudah mendapatkan tenaga kerja.
2. PT. Inalum dapat memanfaatkan sumber daya alam yang ada sebagai
bahan baku pembantu seperti: air, tanah, kayu, dll
3. PT. Inalum menjadi lebih dikenal oleh masyarakat Batu Bara
khususnya dan masyarakat Sumatera Utara umumnya.
4. PT. Inalum mendapatkan kemudahan untuk membebaskan lahan yang diharapkan tanpa adanya pro dan kontra dari masyarakat
Tabel 1.1
Jumlah Karyawan PT Inalum yang Berasal dari Masyarakat Kuala Tanjung
Periode Jumlah Karyawan Persentase
Masa Konstruksi (1976 – 1984)
566 Orang 25,19 %
Masa Awal Produksi (1985 - 1990)
752 Orang 27,36 %
Masa Produksi
(1991 - 2006)
911 Orang 30,33 %
Sumber : Bagian Administrasi PT. Inalum, Data Diolah
Pada Tabel 1.1 terlihat peningkatan jumlah karyawan yang berasal dari Kuala
Tanjung dari masa konstruksi sampai masa awal produksi sebesar 32,86 %. Pada masa awal produksi sampai masa produksi terjadi peningkatan sebesar 21,14 %.
Pada Tabel 1.2 berikut menunjukkan tingkat pendapatan masyarakat di sekitar
PT. Inalum, yang didapat dari bagian administrasi kantor Kecamatan Sei Suka:
Tabel 1.2
Pendapatan Masyarakat Kuala Tanjung Per Bulan
Tingkat Pendapatan Jumlah Persentase
< 500.000
Sumber : Bagian administrasi kantor Kecamatan Sei Suka, data diolah
1. Sangat baik, dengan pendapatan lebih besar dari Rp.5.000.000 2. Baik, dengan pendapatan antara Rp.1.000.000 – Rp. 5.000.000 3. Cukup baik,dengan pendapatan antara Rp.500.000 – Rp. 1.000.000
4. buruk, dengan pendapatan kurang dari Rp. 500.000
Sehingga dapat dilihat bahwa kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung cukup baik, karena sebesar 41,15 % masyarakatnya memiliki pendapatan lebih dari Rp 1000.000,- , dan hanya 27,64 % yang pendapatannya minim artinya dibawah Rp 500.000,-.
Berdasarkan latar belakang, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ” Pengaruh Penerapan Coorporate Social Responsbility (CSR) pada PT. Inalum Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kuala Tanjung Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara Sumatera Utara”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah diuraikan sebelumnya,
maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Apakah Coorporate Social Responsbility (CSR) yang dilakukan oleh PT. Inalum berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung?”
C. Kerangka Konseptual
Sen dan Bhattacharya (2001) mengidentifikasi ada enam hal pokok yang termasuk dalam CSR ini yaitu:
2. Diversity, merupakan kebijakan perusahaan untuk tidak membedakan konsumen dan calon pekerja dalam hal gender, fisik (cacat), atau ke dalam ras-ras
tertentu.
3. Employee support berupa perlindungan kepada tenaga kerja, insentif dan penghargaan serta jaminan keselamatan kerja.
4. Environment menciptakan lingkungan yang sehat dan aman, mengelola limbah dengan baik, menciptakan produk-produk yang ramah lingkungan dan
lain-lain.
5. Non-U.S operations. Perusahaan bertanggung jawab untuk memberikan hak yang sama bagi masyarakat dunia untuk mendapat kesempatan bekerja antara lain dengan membuka pabrik di luar negeri (abroad operations).
6. Product. Perusahaan berkewajiban untuk membuat produk-produk yang aman bagi kesehatan, tidak menipu, melakukan riset dan pengembangan produk secara kontinyu dan menggunakan kemasan yang bisa didaur ulang (recycled).
Menurut Tunggal (2008 : 167), tanggung jawab social perusahaan terdiri dari antara lain:
a. Memelihara dan jika mungkin memperkuat lingkungan melalui peniadaan dan
pengendalian polusi.
b. Menjaga Sumber Daya Alam
c. Mendisain dan memodifikasi fasilitas yang memenuhi dan mengantisipasi
hukum peraturan lingkungan dan kesalamatan yang ada.
d. Merekrut, melatih dan menunjuk warga setempat padaposisi atau tanggung
jawab yang berkesesuaian dengan kemampuan mereka
e. Membayar beban pajak dan bea tapi menghindari pajak berganda atau tidak
f. Memecahkan permasalahan hubungan dengan pemerintah atau konflik yuridiksi yang tumpang tindih
g. Mengikuti praktik keuangan yang berlaku
h. Mendorong arus tekhnologi lintas batas sejauh dapat memenuhi kebutuhan
dan tepat bagi pasar setempat
Menurut buku panduan PT. Inalum (PT Indonesia Asahan Aluminium, 2007:9), perusahaan ini melakukan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat sekitar
melalui:
a. Fasilitas – fasilitas umum
Gedung – gedung sekolah, mesjid, gereja dan rumah sakit yang dibangun di kedua proyek ini dapat dimanfaatkan oleh umum atau masyarakat sekitar. Gedung dan fasilitas telekomunikasi berkapasitas 1000 satuan sambungan
diserahkan kepada PERUMTEL pada akhir tahun 1980. b. Jalan – jalan sekitar
Perusahaan juga melakukan pekerjaan perbaikan terhadap jalan – jalan dekat daerah proyek serta pergantian jembatan – jembatan yang sudah tua dan rapuh agar dapat dipergunakan untuk kemudahan penduduk setempat.
c. Pelatihan
Latihan kejuruan didirikan di Indrapura bekerja sama denga Sekolah Tekhnik
setempat. Perusahaan memberikan peletihan tekhnik/kejuruan bagi pemuda di daerah sekitar pada masa konstruksi. Pada masa produksi, selain pelatihan beternak ayam kampung, tambak ikan mas dan tambak udang air tawar bagi
pengantin dll, diberikan kepada pemuda/pemudi di daerah peleburan dan PLTA.
d. Pendidikan
Untuk mendorong semangat belajar para pelajar setempat, sejak tahun 1977
PT Inalum menyediakan beasiswa tidak mengikat bagi mereka yang belajar di Universitas Sumatera Utara, STM, dan SMA sekitar proyek pada masa konstruksi. Perusahaan menyediakan pula hadiah TABANAS kepada murid –
murid SD & SMP setempat yang telah lulus dengan prestasi baik. e. Olah raga
Perusahaan juga melaksanakan perlombaan – perlombaan dan pertandingan olah raga di kedua daerah proyek khususnya di Sumatera Utara umumnya. Menurut Cahyono (2004 : 19) dalam jurnal penelitian kesejahteraan sosial,
beberapa strategi yang dapat diterapkan guna meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat oleh perusahaan adalah sebagi berikut:
a. Pemberdayaan sosial yang mengandung makna pembinaan bagi aperatur
pembangunan kesejahteraan sosial yang memungkinkan profesionalisme dan kinerjanya, serta memberikan kepercayaan dan si peluang kepada masyarakat,
dunia usaha, penyandang masalah kesejahteraan sosial yang mencegah dan mengatasi masalah di lingkungannya.
b. Kemitraan sosial, yang mengandung makna adanya kerja sama, kepedulian,
kesetaraan, kolaborasi dan jaringan kerja yang menumbuhkembangkan kemanfaatan timbal balik antara pihak-pihak yang bermitra.
c. Partisipasi sosial, yang mengandung makna adanya prakarsa dan peranan dari
penerima pelayanan dan lingkungan sosialnya dalam pengambilan keputusan
d. Advokasi sosial, yang mengandung makna adanya upaya untuk mendukung, membela, dan melindungi masyarakat sehingga dapat melakukan tindakan
sosial dan perubahan sosial yang menolong mereka memenuhi kesejahteraan sosial dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
e. Desentralisasi, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab kepada aperatur
dan pelaku pembangunan kesejahteraan sosial di daerah yang memperhatikan demokratisasi, transparansi dan akuntabiltasi publik.
Berdasarkan teori – teori yang telah dikemukan di atas, maka dapatlah dibuat secara skematis kerangka konseptual dalam penelitian, sebagai berikut:
Gambar. 1 Kerangka Konseptual Sumber : Tunggal (2008)
D. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini adalah: ”bahwa penerapan Coorporate Social Responsbility yang dilakukan oleh PT. Inalum yang terdiri dari variabel Community Support, Diversity, dan Environtment mempunyai pengaruh signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung 2008.”
CSR
Community Support (X1) Diversity (X2)
Environtment (X3)
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Mengetahui dan menganalisis pengaruh dari penerapan CSR yang dilakukan oleh PT Inalum Batu bara yang terdiri dari faktor Community Support, Diversity, dan Environtment terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Bagi penulis, diharapkan penelian ini merupakan suatu kesempatan bagi
penulis untuk menerapkan teori – teori penulis dapatkan baik dari bangku
kuliah maupun di luar dari itu dan memperdalam pengetahuan serta menambah wawasan di bidang manajemen sumber daya manusia, khususnya menyangkut tanggung jawab sosial perusahaan.
b) Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan
pemikiran untuk bahan pertimbangan dan evaluasi tambahan dalam
memahami faktor – faktor dari penerapan Coorporate Social Responsbility (CSR) oleh PT. Inalum dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan.
c) Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi yang dapat menjadi bahan
penelitian lanjutan atau sebagai bahan perbandingan dalam melakukan
F. Metodologi Penelitian
1. Batasan dan Identifikasi variabel penelitian Batasan operasional penelitian ini adalah:
a. Variabel Independen (X) terdiri dari variabel Community Support (X1), Diversity (X2), dan Environtment (X3).
b. Variabel Dependen (Y) yaitu kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung.
2. Defenisi Operasional Variabel
Peneliti menjelaskan variabel – variabel yang sudah diidentifikasi, maka
diperlukan defenisi operasional dari masing – masing variabel tersebut, antara lain: 1. Coorporate Social Responsbility (CSR)
Merupakan komitmen atau bentuk kepedulian dan kontribusi dari PT. Inalum
terhadap peningkatan kualitas hidup masyrakat sekitar, tempat dimana perusahaan beroperasi.
2. Community Support (X1)
Yaitu antara lain dukungan PT. Inalum pada program – program pendidikan, kesehatan, kesenian dan lain sebagainya
3. Diversity (X2)
Yaitu kebijakan PT. Inalum untuk tidak membedakan konsumen dan calon pekerja
dalam hal gender, fisik (cacat), atau ke dalam ras – ras tertentu. 4. Environtment (X3)
Yaitu penciptaan lingkungan yang sehat dan aman, mengelola limbah dengan baik,
5. Kesejahteraan Masyarakat Kuala Tanjung
Merupakan visi yang pada dasarnya berhubungan erat dengan cita-cita masyarakat,
yaitu tentang hal-hal yang akan digapai di masa depan.
Berdasarkan defenisi operasional yang dikemukakan, maka peneliti
merumuskan mekanisme penganalisaan variabel sebagai tabel berikut: Tabel 1.3
Operasional Variabel
Variabel Defenisi Variabel Indikator Variabel Skala Community
1. Beasiswa (bantuan Pendidikan) 2. Pelayanan Kesehatan
3. Apresiasi Seni
4. Pertandingan Olah Raga
Likert
Diversity (X2)
Kebijakan perusahaan untuk tidak membeda – bedakan konsumen dan calon pekerja
1. Keadilan
2. Kesamaan gender
3. Perbedaan suku, agama, ras dan golongan yang aman dan sehat
1. Pengolahan limbah 2. Produk yang aman 3. Keamanan erat dengan cita – cita masyarakat pada masa
3. Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah Skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiono, 2004:74). Untuk keperluan analisis kuantitatif ini, maka setiap variabel diberi skala 1 (satu) sampai 5 (lima),
1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju
3 = Kurang Setuju 4 = Setuju
5 = Sangat Setuju
4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. Inalum Batu Bara yang berlokasi di Kuala tanjung, kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, propinsi Sumatera Utara dan di daerah
sekitar PT. Inalum berdiri yaitu di desa Kuala Tanjung, kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara. Waktu penelitian mulai Oktober 2007 sampai dengan Maret 2008.
5. Populasi dan Sampel a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat atau penduduk yang bertempat tinggal di sekitar lingkungan tempat perusahaan berdiri, yaitu seluruh
masyarakat yang bertempat tinggal di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, Propinsi Sumatera Utara yang berjumlah 644 Kepala Keluarga.
b. Sampel
Teknik pengambilan sampel menggunakan tekhnik non probability sampling dengan menggabungkan metode sampling kuota dan aksidental. Metode kuota yaitu
teknik pengambilan sampel dimana peneliti menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri – ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang dikehendaki dan metode
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data
(Sugiyono, 2004: 77).
Pada penelitian ini peneliti menetapkan kuota sampel sebanyak 60 orang.
Jumlah ini sudah dianggap dapat mewakili hasil penelitian karena telah memenuhi syarat sebagai sampel besar. Sampel besar adalah sampel yang berukuran 30 atau lebih (Suharyadi dan Purwanto, 2004:399). Adapun kriteria yang ditetapkan untuk
sampel adalah masyarakat yang telah tinggal dilokasi penelitian minimal 3 tahun, sadar dan dapat berkomunikasi dengan baik.
6. Jenis Data
Penulis menggunakan dua jenis data untuk membantu memcahkan masalah,
yaitu:
a. Data Primer
Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari hasil wawancara dan diskusi dengan responden berjumlah 60 oarng yang berkompeten memberikan keterangan.
b. Data Skunder
Data skunder, yaitu data yang digunakan untuk melengkapi data primer yang
meliputi:
1. Data mengenai sejarah dan perkembangan perusahaan 2. Data struktur organisasi dan uraian tugas
3. Data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan mempelajari berbagi tulisan
melalui buku, majalah dan skripsi yang berhubungan dengan masalah
7. Tekhnik Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan
beberapa tekhnik pengumpulan data, antara lain:
a. Daftar pertanyaan atau kuesioner, yaitu tekhnik pengumpulan data dengan
cara menyiapkan satu set pertanyaan yang tersusun secara sistenatis dan standar kepada responden yaitu dalam hal ini adalah masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi perusahaan PT Inalum Batu Bara.
b. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab dengan pihak manajemen
perusahaan yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial (Coorporate Social Responsbility) perusahaan PT. Inalum Batu Bara.
c. Studi dokumentasi, yaitu memperoleh data melalui buku – buku, dokumen dan literatur yang berhubungan dengan masalah yang ditelti.
8. Teknik Analisis Data
Setelah indikator yang menjadi ukuran masing – masing variabel dan teknik pengukuran telah dilakukan, maka ditentukan teknik analisis data yang disesuaikan dengan data yang tersedia. Tahapan teknik analisis data meliputi:
a. Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data
b. Uji Validitas dan Realibilitas
Uji validitas dan realibilitas dilakukan untuk menguji kuesioner layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Realibel berarti
instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilakan data yang sama (Sugiyono, 2004 : 109). Untuk menguji validitas digunakan pendekatan koefisien korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara
skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Bila koefisien korelasi (r) masing – masing pertanyaan sama dengan 0,3 atau lebih (paling kecil 0,3) maka butir instrumen
dinyatakan valid (Sugiyono 2004 : 116). Dan bila koefisien korelasi (r) positif dan signifikan maka instrumen itu sudah dinyatakan realibel. Uji validitas dan realibilitas kuesioner penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 15.0 untuk menperoleh hasil yang terarah. Pengujian cara ini disebut Test – retest/stability (Sugiyono, 2004:124)
c. Metode Analisis Regresi Linier Berganda
Peneliti mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (community support, diversity, dan environtment) terhadap variabel terikat (kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung) akan digunakan metode analisis regresi berganda. Agar hasil yang diperoleh lebih terarah, maka peneliti menggunakan bantuan program
software SPSS (Statistic Product adn Service Solution) versi 15.0 Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e
Dimana :
Y = Variabel kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung a = Konstanta
X1 = Variabel Community Support X2 = Variabel Diversity
X3 = Variabel Environtment e = Standart error
Penelitian ini mempunyai beberapa pengujian, antara lain: 1) Uji Signifikansi Simultan (Uji – F)
Uji signifikansi simultan (Uji – F) pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel bebas (X) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel terikat (Y)
H0 : b1 = b2 = b3 = 0
Artinya secara bersama – sama tidak dapat pengaruh positif dari variabel bebas (X1,X2,X3) yaitu berupa community support, diversity, dan environtment terhadap kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung (Y).
H0 : b1 ≠ b2≠ b3≠ 0
Artinya secara bersama – sama terdapat pengaruh yang positif dari variabel bebas (X1,X2,X3) yaitu berupa community support, diversity, dan environtment terhadap kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung (Y).
Kriteria pengambilan keputusan
H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5 %
H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α = 5 % 2) Uji Signifikansi Parsial (Uji – t)
Uji signifikansi parsial (uji – t) menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel
Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1,X2,X3) yaitu berupa community support, diversity, dan environtmen, terhadap kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung (Y)
H0 : bi≠ 0
Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1,X2,X3) yaitu berupa community support, diversity, dan environtment terhadap kesejahteraan masyarakat Kuala Tanjung (Y)
Kriteria pengambilan keputusan
H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5 %
H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α = 5 % 3) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar
kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1,X2,X3)
adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang dipergunakan semakin kuat menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1,X2,X3) adalah kecil terhadap variabel
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Mawarsari (2006), ”PENGARUH SIKAP KONSUMEN DALAM
PENERAPAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
TERHADAP BRAND LOYALTY SABUN MANDI LIFEBUOY (Studi Pada
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang)”. Penelitian ini
mengambil sampel dengan tekhnik non-probabilitas, yaitu dengan menggunakan
teknik purposive sampling. yang berjumlah 98 orang. Selain itu peneliti ini
menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan analisis regresi, serta analisis
tabulasi sederhana.
Berdasarkan hasil penelitian ini didapati bahwa faktor – faktor yang diteliti
adalah sikap konsumen terhadap penerapan CSR sebagai variabel bebas (X) dan
Brand Loyality sebagai variabel terikat (Y). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
sikap konsumen terhadap penerapan Coorporate Social Responsbility (CSR) memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Brand Loyality sabun mandi Lifebuoy
dengan nilai R sebesar 0,582, F – Hitung sebesar 49,096 (F – Tabel 3.94) serta
kontribusi pengaruhnya sebesar 33.8 % (R Square 0,33) sedangkan 66,2% sipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.
B. Pengertian Coorporate Social Responsbility (CSR)
Corporate Social Responsibilities (CSR) adalah kegiatan-kegiatan sosial yang
dilakukan perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap
masyarakat luas dan lingkungan. CSR menurut Murray dan Vogel (1997) adalah:
protect and improve both the welfare of society as the whole and the interest of organizations.”
Usaha sosial perusahaan atau performa sosial perusahaan telah dikonsepkan
lebih luas sebagai tugas manajerial untuk mengambil tindakan untuk melindungi dan
mengembangkan kesejahteraan sosial dan sekaligus mendapatkan keuntungan bagi
perusahaan. Jadi kegiatan corporate social responsibility ini pada dasarnya
merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat sekaligus sebagai
sarana untuk membangun reputasi dan meningkatkan keunggulan bersaing
perusahaan.
Menurut Bank Dunia (Swa, Desember 2005), pengertian CSR adalah:
“CSR is the commitment of business to contribute to sustainable economic development working with employees and their representatives, the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for business and good for development.” CSR adalah janji bisnis untuk menyumbang
pembangunan ekonomi yang berkesinambungan bersama dengan karyawan dan
perwakilan mereka, untuk komunitas lokal dan masyarakat luas untuk meningkatkan
kualitas kehidupan, yang saling menguntungkan untuk bisnis dan pembangunan.
Pengertian CSR versi Uni Eropa (Swa, Desember 2005) adalah:
“CSR is a concept whereby companies integrate social and environmental concerns in their business operations and in their interaction with their stakeholders on a voluntary basis.”
CSR adalah sebuah konsep bahwa perusahaan memberikan perhatian terhadap
masyarakat dan lingkungan secara terintegrasi dalam operasi bisnisnya dan di dalam
interaksi mereka dengan stakeholder yang sifatnya sukarela.
CSR berarti bahwa sebuah perusahaan harus dijalankan dengan bertanggung
jawab pada setiap kegiatan yang mempengaruhi orang-orang, masyarakat dan
Sen dan Bhattacharya (2001) mengidentifikasi ada enam hal pokok yang
termasuk dalam corporate social responsibility ini yaitu: (1) Community support, (2)
Diversity, (3) Employee support, (4) Environment, (5) Non-U.S operations, dan (6) Product
Menurut Drumright (Sen, 2001) ada lima kegiatan pokok yang bisa
dikategorikan termasuk dalam CSR, yaitu:
Corporate philanthropy. Merupakan kegiatan perusahaan yang berupa
sumbangan-sumbangan dan kegiatan sosial tetapi tidak dimasukkan ke dalam rumusan
strategi perusahaan.
Cause related marketing. Misalnya perusahaan menyisihkan sebagian dari hasil
penjualan produknya untuk disumbangkan kepada yayasan atau lembaga
tertantu.
Minority support programs. Perusahaan memberikan perhatian kepada
kelompok-kelompok masyarakat yang kurang mendapat perhatian, misalnya masyarakat
miskin, kelompok ras tertentu, penyandang cacat dan sebagainya.
Socially responsible employment. Perusahaan memberikan kesempatan bagi karyawan
untuk melakukan tugas-tugas kemasyarakatan selama dia bekerja di
perusahaan tersebut. Karyawan tidak dianggap sebagai tanggung jawab
terhadap lingkungannya.
Kegiatan-kegiatan CSR ini memiliki hubungan yang kompleks dan
memberikan manfaat bagi perusahaan, konsumen maupun bagi masyarakat luas.:
C. Pengeretian Lingkungan Perusahaan
Menurut Madura (Pengantar Bisnis, 2001 : 111) yang dimaksud lingkungan
besarnya lingkungan eksternal perusahaan dapat digabungkan dalam tiga golongan
besar yaitu:
a. Perekonomian
b. Politik
c. Sosial
Ketiga kelompok ini dapat diperinci terdiri dari benyak unsur yang semuanya
sangat mempengaruhi manajemen dan operasi perusahaan. Diantara unsur – unsur
tersebut dapat disebutkan:
a. Konsumen
b. Saingan
c. Lembaga keuangan
d. Kelompok usaha dan industri lain
e. Kemajuan tekhnologi (penelitian dan pengembangan)
f. Pemerintah
g. Undang – undang
h. Politik
i. Hukum etika
j. Lembaga / pembela konsumen
k. Kelimpok pencinta lingkungan / ekologi
l. Kelompok pendidikan
m. Mass media
Lingkungan eksternal perusahaan memiliki hubungan secara langsung dan
tidak langsung pada kekuatan perusahaan. Lingkungan kekuatan – langsung adalah
suatu kuantitas yang diketahui dengan mana organisasi mempunyai pola interaksi
iklan, mereka mengadakan hubungan kerja sama dan berunding dengan para pemasok
untuk memastikan penyerahan segera atas bahan – bahan yang dibutuhkan dengan
harga yang bisa diterima. Lingkungan – kekuatan tak langsung adalah pertanda awal
dari suatu dampak yang kemudian terhadap kegiatan – kegiatan sebuah organisasi.
Contohnya, suatu kecenderungan yang menurun dari pengeluaran konsumen pada
umumnya dapat memberi pertanda bagi produsen barang – barang mewah untuk
mengurangi produksinya sebelum penjualan kepada planggan yang mapan mulai
menurun. (Stoner dan Wankel, 2000 : 85).
D. Pengertian Tanggung Jawab Sosial
Tanggung jawab sosial adalah suatu pengakuan perusahaan bahwa keputusan
bisnis dapat mempengaruhi masyarakat. Tanggung jawab sosial terdiri dari tanggung
jawab perusahaan terhadap komunitas dan lingkungannya, tanggung jawab terhadap
pelanggan, tanggung jawab terhadap karyawan dan tanggung jawab terhadap kreditor.
Madura (2001 : 68)
Perusahaan tidak dapat hidup dari dirinya sendiri. faktor – faktor produksi
(input) yang melalui proses produksi ditransformasikan menjadi barang dan jasa
(output) semuannya diperoleh dari masyarakat / lingkungan. Bahan mentah, modal,
tenaga kerja dan lain – lainya diterima dari luar perusahaan. Oleh karena perusahaan
sangat tergantung pada masyarakat, maka perusahaan untuk melaksanakan tanggung
jawab / fungsi sosialnya untuk menjaga hubungan baik dengan masyarakat. Memberi
dan menerima dengan berbagai unsur masyarakat yang masing – masing mempunyai
kepentingan sendiri akan dapat memberi kemajuan bagi perusahaan.
Menurut Madura (Pengantar Bisnis, 2001 : 93) ada empat kemungkinan biaya
a. Tanggung jawab kepada pelanggan
1. Menciptakan program menerima dan memecahkan keluhan
2. Melakukan survei untuk mengetahui kepuasan karyawan
3. Gugatan hukum oleh pelanggan
b. Tanggung jawab kepada karyawan
1. Menciptakan program menerima dan memecahkan keluhan
2. Melakukan survei untuk mengetahui kepuasan karyawan
3. Gugatan hukum oleh karyawan karena diskriminasi atau tuduhan tanpa
bukti
c. Tanggung jawab kepada pemegang saham
1. Mengumumkan informasi keuangan secara periodik
2. Gugatan hukum oleh pemegang saham atas dasar tuduhan bahwa
manajer perusahan tidak memenuhi tanggung jawabnya kepada para
pemegang saham
d. Tanggung jawab kepada lingkungan
1. Memnuhi regulasi pemerintah akan lingkungan
2. Memenuhi janji akan petunjuk lingkunagn yang dibuat perusahaan
E. Defenisi Kesejahteraan
Kesejahteraan adalah sebuah visi yang pada dasarnya berhubungan erat
dengan cita-cita masyarakat, yaitu tentang hal-hal yang akan digapai di masa depan.
Visi masyarakat terdiri atas sejumlah tujuan dari sebuah cita-cita masyarakat yang
ingin dicapai. Akan tetapi cita-cita yang terdapat dalam sebuah visi tidak akan pernah
benar-benar dapat direalisasikan secara menyeluruh dan sempurna. Namun demikian,
cita-cita mereka dengan keyakinan penuh bahwa masa depan yang cerah akan dapat
diraih.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa anggota masyarakat yang
diteliti sebagai responden dimana terdiri dari pedagang tingkat UKM, pegawai kantor,
mahasiswa, wartawan, pendidik, pengusaha, ibu rumah tangga, supir, satpam, dan
ulama, diketahui bahwa visi yang diinginkan oleh masyarakat sebagai bagian dalam
sebuah pembangunan ternyata satu dengan yang lain berbeda sesuai dengan latar
belakang mereka, namun masih tetap ada sebuah kesamaan dimensi yang dimiliki
oleh semuanya, yakni tujuan untuk mewujudkan “kesejahteraan” dalam kehidupan
mereka secara pribadi maupun di dalam masyarakat. (http://www.google.co.id)
Terminologi “kesejahteraan” memiliki banyak pengertian dalam literatur
ekonomi. Defenisi “kesejahteraan” dalam sistem ekonomi kapitalis-konvensional
merupakan konsep materilialis murni yang menafikan keterkaitan ruhaniah. Akan
tetapi, sebagian masyarakat menginginkan kesejahteraan lahir batin, yang berarti
bahwa kesejahteraan yang diinginkan adalah tidak menafikan dan mempunyai
ketersinggungan dengan aspek ruhaniah.
Konsep kesejahteraan lahir bathin dapat dikatakan telah direalisasikan
apabila unsur-unsur berikut telah terpenuhi, yaitu:
1. Kebutuhan dasar bagi semua masyarakat terpenuhi
2. Tingkat perbedaan sosial-ekonomi tidak terlalu mencolok
3. Full employment (tidak adanya pengangguran usia produktif)
4. Keadilan dalam distribusi pendapatandan kekayaan
5. Stabilitas ekonomi dicapai tanpa beban hutang luar negeri yang berat
6. Tingkat inflasi tidak tinggi
8. Kerusakan ekosistem yang dapat membahayakan kehidupan tidak terjadi.
Di samping hal-hal di atas, harus terpenuhi pula hal-hal sebagai berikut,
yakni telah terwujudnya tingkat solidaritas keluarga dan sosial yang tinggi terhadap
tanggung jawab bersama antara masyarakat dan pemerintah terhadap anak-anak, usia
lanjut, orang sakit, orang-orang lemah, fakir miskin, keluarga bermasalah,
janda-janda, penanggulangan kenakalan remaja, kriminalitas, dan kekacauan sosial serta
pertikaian menyangkut SARA. (http://mail.yahoo.com)
Untuk mencapai konsep kesejahteraan tersebut, setiap orang baik sebagai
anggota masyarakat atau dunia usaha, maupun sebagai bagian dari organisasi
pemerintahan diharuskan mengorbankan kepentingan pribadi demi memenuhi
kemaslahatan sosial di lingkungan keluarga, dalam dunia usaha, hidup bermasyarakat,
atau di dalam bidang pemerintahan. Selama maksimalisasi kekayaan dan konsumsi
adalah satu-satunya tujuan, maka pengorbanan tidak akan ada artinya.
Paradigma Baru Pembangunan Kesejahteraan Sosial Menurut Soetarso
(2000 : 3 – 5) adalah sebagai berikut:
a. Dari pelayanan yang berorientasi masalah menjadi pelayanan yang
berorientasi pada HAM yang berkeadilan sosial.
b. Dari pelayanan berskala kecil atau klinis menjadi pelayanan berskala besar
atau struktural sesuai dengan hakekat masalah sosial di Indonesia.
c. Dari pelayanan residual yang diarahkan pada sisa – sisa persoalan
kemasyarakatan dan bersifat reaktif jangka pendek menjadi pelayanan
pemberdayaan yang bersifat proaktif – antisipatif jangka panjang.
d. Dari pelayanan sentralistik yang kurang memperhatikan keunikan daerah
(otonomi daerah) yang mengedepankan potensi dan sistem sumber komunitas
setempat.
e. Dari pelayanan dengan pendekatan birokratis, mejadi pelayanan yang
berorientasi ke masyarakat dengan pendekatan holistic integrative.
f. Dari pelayanan yang berorientasi target, menjadi pelayanan yang berorientasi
pencapaian fungsional berdasarkan pendekatan profesional.
g. Dari pelayanan yang berdasarkan mobilisasi yang sifatnya instruktif otoritas
menjadi pelayanan yang berdasarkan partisipatif yang mengedapankan
tanggung jawab sosial masyarakat.
h. Dari pelayanan yang berlandaskan pembinaan/peran pemerintah, menjadi
pelayanan berlandaskan kemitraan dengan mengedepankan kemampuan dan
peran aktif masyarakat.
i. Dari pelayanan yang berorientasikan modal ekonomi berupa kucuran dana dari
pemerintah, menjadi pelayanan yang berorientasi modal sosial yang
mengedepankan mekanisme jaminan sosial masyarakat.
j. Dari pelayanan yang berintikan orientasi reaktif (penyelamatan dan
pemulihan), menjadi pengembangan jaringan hubungan sosial masyarakat
yang responsive – antisipatif dan berkemampuan dalam menghadapi berbagai
perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat.
BAB III
HASIL PENELITIAN
PADA PT. INALUM BATU BARA
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Gagasan untuk mengolah tenaga air sungai Asahan sebagai pembangkit listrik
telah dimulai sejak tahun 1908. pada tahun 1919 pemerintah Hindia Belanda mengadakan
studi kelaikan proyek dan pada tahun 1939 perusahaan Belanda, MEWA memulai
pembanguna PLTA Siguragura, namun dengan pecahnya Perang Dunia II proyek ini
tidak dapat diteruskan.
Tahun 1962, pemerintah Indonesia dan Rusia (USSR) menandatangani perjanjian
kerjasama untuk mengadakan studi kelaikan tentang pembangunan proyek Asahan, tetapi
kondisi politik dan ekonomi tahun 1966 telah menyebabkan proyek ini gagal. Tahun
1968, Nippon Koei, perusahaan konsultan Jepang menyerahkan laporan kelaikan interim
proyek Aluminium Asahan, disusul dengan laporan mengenai Power Development
Project.
Pada tahun 1970, dilanjutkan dengan penandatanganan perjanjian antara
Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) dengan Nippon Koei tentang
perencanaan dan penelitian. Laporan akhir diserahkan pada tahun 1972 yang menyatakan
bahwa PLTA Asahan, laik dibangun dengan sebuah peleburan aluminium sebagai
pemakai utama listrik yang dihasilkan. Tahun 1972, pemerintah Indonesia
menyelenggarakan pelelangan untuk membangun pabrik peleburan aluminium dan PLTA
sebagai satu paket Penanaman Modal Asing. Tetapi hingga pelelangan ditutup pada tahun
1973, tidak satu pun yang menyerahkan penawarannya karena proyek ini membutuhkan
Tanggal 7 juli 1975, di Tokyo, setelah melalui perundingan – perundingan yang
panjang, pemerintah Indonesia dan para penanam modal Jepang menandatangani
Perjanjian Induk untuk membangun PLTA dan pabrik peleburan aluminium Asahan. Dan
pada bulan November 1975, dua belas perusahaan penanam modal Jepang membentuk
sebuah konsorsium di Tokyo dengan nama Nippon Asahan Aluminium Co.,Ltd. (NAA
Co.,Ltd) yang 50% sahamnya dimiliki oleh lembaga keuangan pemerintah jepang.
Tanggal 6 Januari 1976 didirikanlah PT Indonesia Asahan Aluminium (PT
Inalum) di Jakarta untuk melaksanakan pembangunan dan pengoperasian kedua instalasi
tersebut. Untuk menyelenggarakan pembinaan, perluasan dan pengawasan atas
pelaksanaan pembangunan proyek ini, pemerintah RI mengeluarkan KEPPRES No.
5/1976 tentang Pembentukan Badan Pembina Proyek Asahan dan Otorita Pengembangan
Proyek Asahan. Pada tanggal 20 januari 1982, Presiden Soeharto yang datang bersama
pejabat tinggi pemerintahan, meresmikan operasi tahap pertama pabrik peleburan
aluminium PT Inalum di Kuala Tanjung dan menyebut proyek ini sebagai ”Impian yang
menjadi kenyataan.”
Pada tanggal 14 oktober 1982 dilakukan ekspor perdana produksi PT Inalum ke
Jepang dan Indonesia pun menjadi salah satu pengekspor batangan aluminium di dunia.
B. Organisasi Perusahaan
1. Bentuk organisasi
PT. Indonesia Asahan Aluminium (PT. Inalum) berbentuk Perseroan Terbatas
yang berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta serta didirikan pada tanggal 06 Januari
didirikan untuk jangka waktu 75 Tahun sejak tanggal tersebut. Adapun maksud dan
tujuan serta kegiatan usaha dari PT. Inalum adalah sebagai berikut
a. Maksud dan tujuan perseroan ialah berusaha dalam bidang industri aluminium
dan tenaga listrik.
b. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat
melaksanakan kegiatan usaha:
1. Membangun dan mengusahakan Pabrik Peleburan Aluminium di Kuala
Tanjung untuk menghasilakan, membuat dan mengelola aluminium, produk
karbon dan produk lainnya yang sehubungan dengan itu dan untuk
memasarkan segala produk yang dimaksud di dalam negeri serta
mengekspornya.
2. Membangun dan mengusahakan Pabrik Pembangkit Listrik Tenaga Air di
Paritohan untuk membangkitkan tenaga listrik dan menyalurkannya ke Pabrik
Peleburan Aluminium dan prasarana lainnya yang akan dibangun oleh
Perseroan.
Adapun para pemegang saham dari Perseroan ini adalah Pemerintah Republik
Indonesia (Mentri Keuangan Republik Indonesia) dan Nippon Asahan Aluminium Ltd
Corporation (NAA) dengan komposisi saham Indonesia sebesar 41,12 % dan NAA
sebesar 58,88 %. NAA dibentuk oleh 12 perusahaan penanam modal Jepang yaitu
Sumitomo Chemical Company, Ltd ; Sumitomo Shoji Kaisha, Ltd ; Nippon Light Metal
Company, Ltd ; C. Itoh & Co Ltd, Nissho – Iwai Co Ltd, Nichimen Co Ltd, Showa Denko
K.K, Marubeni Corporation, Mitsubishi Chemical Industries Ltd, Mitsubishi
terdiri dari 50 % milik ke 12 perusahaan penanam modal tersebut diatas dan 50 % milik
lembaga keuangan Pemerintah Jepang (Overseas Economic Cooperation Fund).
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi perusahaan pada PT. Inalum berbentuk garis dan staff
berdasarkan fungsi.
a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
1. RUPS adalah organ perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi. RUPS
terdiri dari:
i. Rapat Tahunan yang diadakan selambat – lambatnya pada akhir bulan
september setiap tahun kalender
ii. Rapat Umum Luar Biasa diadakan setiap saat jika dianggap perlu oleh
Direksi dan/atau Pemegang Saham
2. Hak dan wewenang RUPS antara lain:
i. Mengangkat dan memberhentikan Komisaris dan Direksi
ii. Membatasi kewenangan Komisaris dan Direksi
b. Komisaris
1. Keanggotaan
i. Komisaris terdiri dari sekurang – kurangnya 2 (dua) orang anggota, salah
seorang diantaranya bertindak sebagai Presiden Komisaris
ii. Para anggota Komisaris dan Presiden Komisaris diangkat oleh RUPS dari
calon – calon yang diusulkan oleh para Pemegang Saham pihak asing dan
Pemegang Saham pihak Indonesia sebanding dengan jumlah saham yang
kurangnya 1 (satu) orang anggota Komisaris harus dari calon yang
diusulkan oleh Pemegang Saham pihak Indonesia.
iii. Anggota Komisaris dipilih untuk suatu jangka waktu yang berakhir pada
penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang kedua setelah
mereka terpilih dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang
Saham untuk memberhentikan para naggota Komisaris sewaktu – waktu
dan mereka dapat dipilih kembali oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
2. Tugas dan wewenang Komisaris
i. Komisaris bertugas mengawasi kebijakan Direksi dalam menjalankan
perseroan serta memberikan nasihat kepada Direksi.
ii. Komisaris dapat meminta penjelasan tentang segala hal yang
dipertanyakan.
iii. Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara waktu
seorang atau lebih anggota Direksi berdasarkan keputusan yang disetujui
oleh lebih dari ½ (satu per dua) jimlah anggota Komisaris jikalau mereka
bertindak bertentangan dengan anggaran dasar dan/atau undang – undang
dan peraturan yang berlaku.
c. Direksi
1. Keanggotaan
i. Direksi terdiri dari sekurang – kurangnya 6 (enam) orang anggota,
diamtaranya seorang sebagai Presiden Direktur
ii. Para anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum
iii. Para anggota Direksi diangkat dari calon – calon yang diusulkan oleh para
Pemegang Saham yang dimiliki oleh masing – masing pihak dengan
ketentuan sekurang – kurangnya 1 (satu) orang anggota Direksi harus dari
calon yang diusulkan oleh Pemegang Saham pihak Indonesia.
iv. Tidak kurang dari 2 (dua) orang anggota Direksi termasuk seorang
anggota yang dicalonkan oleh Pemegang Saham Indonesia harus
berkebangsaan Indonesia.
2. Masa Jabatan
i. Para anggota Direksi dipilih untuk jangka waktu yang berakhir pada
penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan kedua setelah mereka
terpilih dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham
untuk memberhentikan para anggota Direksi sewaktu – waktu dan mereka
dapat dipilih kembali oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
ii. Dalam hal terdapat penambahan anggota Direksi, maka masa jabatan
anggota Direksi tersebut akan berakhir bersamaan dengan berakhirnya
masa jabatan anggota direksi lainnya yang telah ada, kecuali Rapat Umum
Pemegang Saham menetapkan lain.
3. Tugas dan Wewenang
i. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk
kepentingan Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya.
ii. Pembagian tugas dan wewenagn setiap anggota Direksi ditetapkan oleh
Rapat Umum Pemegang Saham dan wewenang tersebut oleh Rapat Umum
iii. Direksi untuk perbuatan tertentu atas tanggung jawabnya sendiri, berhak
pula mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasa yang diatur
dalam surat kuasa.
iv. Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam atau di luar pengadilan serta
melakukan segala tindakan dan perbuatan baik mengenai pengurusan
maupun mengenai pemilikan serta mengikat Perseroan dengan pihak lain
dan/atau pihak lain dengan Perseroan, dengan pembatasan – pembatasan
yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
d. Presiden Direktur
Presiden Direktur adalah seorang Direksi yang oleh karena jabatannya berhak dan
berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.
e. Direktur
Direktur adalah anggota Direksi yang oleh karena jabatannya melaksanakan tugas
untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan ruang lingkup tugas/fungsi masing – masing
seperti tersebut dibawah ini:
1. Umum dan sumber daya Manusia
2. Perencanaan dan Keuangan
3. Bisnis
4. Produksi
5. Pembangkit Listrik
f. Divisi
Badan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk membantu Direktur dalam
menuangkan ketentuan – ketentuan yang dilaksanakan berdasarkan ruang lingkup/fungsi
Direktur masing – masing. Divisi dikepali oleh General Manager.
g. Departemen
Badan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk mengawasi pelaksanaan dari
ketentuan – ketentuan yang telah digariskan/ditentukan oleh divisi masing – masing.
Departemen dikepali oleh Senior Manager.
h. Seksi
Badan atau orang yang dibentuk/.ditugaskan untuk melaksanakan setiap kebijakan
yang telah ditentukan/digariskan oleh Departemen masing – masing. Seksi dikepalai oleh
Manager.
i. Auditor Internal
Auditor Internal merupakan unit organisasi yang berdiri sendiri yang bertanggung
jawab atas pemeriksaan dan penilaian kegiatan Perusahaan dan melaporkan hasil
pemeriksaan dan penilaian tersebut kepada Presiden Direktur. Auditor Internal dibawah
pengawasan Presiden Direktur membantu anggota organisasi yang bertanggung jawab
atas tugas yang mereka emban dengan cara memberikan analisis, penilaian, rekomendasi,
pemberian nasihat dan informasi.
j. Wakil Manajemen untuk ISO 9001 dan ISO – 14001 (MR)
Wakil Manajemen untuk Sistem Mutu (ISO – 9001) dan Sistem Lingkungan (ISO
– 14001) diangkat dan bertanggung jawab kepada Presiden Direktur
1. Memberikan arahan dan petunjuk kepada seluruh tingkatan manajemen
mengenai implementasi sistem mutu dan sistem lingkungan perusahaan.
2. Sebagai penghubung antara perusahaan dengan Badan Sertifikasi Sistem
Mutu (ISO – 9001) dan Sistem Lingkungan (ISO – 14001)
3. Memberikan saran kepada Presiden Direktur untuk melakukan Tinjauan
Manajemen mengenai implementasi Sistem Mutu dan Sistem Lingkungan
tindakan pencagahan serta koreksi sesuai dengan Prosedur Mutu dan
Lingkungan.
4. Bertanggung jawab atas fungsi jaminan mutu dan kualitas lingkungan
dengan memberikan masukan – masukan kepada Presiden Direktur dan atau
C. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Masyarakat
PT. Inalum bertahan hingga mencapai usia seperempat abad tidak terlepas dari
dukungan dan bantuan masyarakat sejak awal pembangunan yang telah rela berkorban
memberikan tanahnya menjadi lokasi Proyek Asahan, terutama di sekitar Pabrik
Peleburan dan PLTA. Demikian juga setelah beroperasi Proyek ini terus menerus
mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat, instansi sipil, militer dan polisi serta
pemerintah daerah setempat.
PT. Inalum membantu masyarakat sekitar di awal pembangunan proyek dengan
mengadakan perbaikan dan pembangunan fasilitas / prasarana social di daerah PLTA dan
Peleburan, seperti pembangunan jalan, jembatan, perbaikan bangunan sekolah,mesjid,
gereja, serta kantor instansi pemerintah. Di bidang pendidikan, bekerjasam dengan ST /
STM di Indrapura dan Porsea, Perusahaan mengadakan kursus keterampilan (Vocational
Training Course). Peserta yang lulus dari kursus ini, dengan bekal keterampilan teknik
mesin, bangunan sipil dan kelistrikan disalurkan ke perusahaan kontraktor proyek
maupun ke INALUM. Sejak tahun 2000 kegiatan seperti ini kembali dilanjutkan dengan
membuka kursus keterampilan mengelas dan mereparasi AC dan kulkas yang pesertanya
terdiri dari pemuda – pemuda sekitar PLTA dan Pabrik Peleburan. Diharapkan setelah
selesi pendidikan, mereka akan dapat mandiri – berwiraswasta – untuk kehidupan masing
Tabel 3.1
Daftar Donasi INALUM untuk masyarakat
pada masa Konstruksi dan sesudah operasi, di daerah Peleburan dan PLTA
PERIODE Pabrik Peleburan PLTA Siguragura
MASA
KONSTRUKSI
1. Dermaga C 2. Access Road 3. SD & SLTP
4. Perbaikan jalan yang telah ada/jembatan tua 5. Jalan lingkar (8 km) 6. Pengaspalan 1 km
simpang kebun kopi 7. Rumah Sakit Umum 8. Gedung dan Fasilitas
Telekomunikasi 9. Bangunan mesjid &
gereja
10.Bantuan peralatan untuk VTC
1. Ring road porsea 2. Pasar Porsea 3. Jembatan di Sungai
Asahan
4. Jalan penghubung Porsea – Simpang Empat
5. Perbaikan jalan T. Tinggi – Siguragura
2. Bantuan semen untuk keluarga pra sejahtera 3. Bantuan sembako bagi
para pekerja harian di lingkungan Inalum 4. Rehabilitasi benteng
Sungai Tangoling 5. Rehabilitasi Pasar
Kebun Ubi
6. Pembuatan irigasi di Kuala Tanjung 7. Bantuan rehabilitasi
mesjid dan gereja 8. Bantuan untuk panti
asuhan
9. Bantuan untuk sekolah swasta
1. Bantuan penghijauan di sekitar Danau Toba 2. Pembangunan SLTP 5. Sembako untuk warga
sekitar (20 desa)
Sumber : PT. Indonesia Asahan Aluminium (2001)
Perusahaan tetap memberikan bantuan kepada masyarakat hingga saat ini, antara
lain dengan membangun sumur pompa artesis, perbaikan gedung SD dan SMP, bantuan
perusahaan juga memberikan bantuan berupa hadiah kepada murid dan guru tingkat
SD/SMP yang berprestasi, menyelenggarakan pertandingan olah raga serta bantuan
lainnya. Masyarakat juga diberikan kesempatan menggunakan fasilitas yang disediakan
untuk karyawan seperti rumah sakit Inalum atau berekreasi ke danau buatan di Tanjung
Gading.
Selain tanggung jawab sosial, Inalum juga menerapkan tanggung jawab terhadap
lingkungan hidup. Inalum sangat sadar akan arti penting lingkungan yang merupakan
warisan untuk generasi penerus. Kesadaran ini terlihat dari investasi besar yang
ditanamkan untuk mengendalikan polusi sebagai dampak operasi peleburan aluminium,
seperti sistem penbersih gas, waste water treatment plant, pemantauan terhadap zat
tercemar – di lingkungan pabrik dan sekitarnya dalam radius beberapa kilometer -,
pemantau terhadap emisi flourida yang terdapat di udara, tumbuhan dan tanah serta Sox
yang terdapat di udara serta pemantauan terhadap kualitas air. Perusahaan juga
mempunyai dokumen pengelolaan lingkungan sesuai dengan standar yang ditetapkan
Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
Selain itu, Inalum juga menerapkan konsep R – 3 (Reduction, Recovery,
Recycling). Seluruh material yang dipergunakan – bahan baku sampai produk akhir –
dimanfaatkan kembali dalam rangkaian proses produksi. Penerapan konsep ini, tidak saja
bermanfaat untuk pengendalian dampak lingkungan, tetapi juga merupakan effisiensi atau
penghematan biaya yang cukup besar. Segala upaya yang dilakukan dalam
mengendalikan dampak lingkungan ini akan bermuara pada pencapaian Sertifikat ISO
diimplementasikan dan sekaligus sebagai bukti bahwa Inalum mewariskan lingkungan
yang tidak tercemar untuk generasi penerus.
D. Analisis Pembiayaan Coorporate Social Responsibility (CSR) pada PT. Inalum
PT. Inalum menerapkan tanggung jawab sosial kepada masyarakat dengan
sungguh – sungguh. Keseriusan PT. Inalum terhadap program ini dapat terlihat dari
pembiayaan yang diberikan oleh perusahaan yang hampir mencapai 1 % dari laba bersih
setiap tahunnya atau mencapai puluhan milyar rupiah. Berikut adalah data pembiayaan
PT. Inalum terhadap program CSR :
1. Tahun 2003
Community Support Rp. 33.000.000.000
Environtment Fund Rp. 51.000.000.000 +
Total Pembiayaan Rp. 84.000.000.000
Laba Bersih Perusahaan Rp. 9.000.000.000.000 (Sembilan Triliyun Rupiah)
Persentase pembiayaan CSR pada tahun ini adalah sebesar 0.9 % dari laba bersih
perusahaan.
2. Tahun 2004
Community Support Rp. 30.000.000.000
Environtment Fund Rp. 55.000.000.000 +
Total Pembiayaan Rp. 85.000.000.000
Laba Bersih Perusahaan Rp. 10.000.000.000.000 (Sepuluh Triliyun Rupiah)
Persentase pembiayaan CSR pada tahun ini adalah sebesar 0,85 % dari laba bersih
3. Tahun 2005
Community Support Rp. 40.000.000.000
Environtment Fund Rp. 68.000.000.000 +
Total Pembiayaan Rp.108.000.000.000
Laba Bersih Perusahaan Rp. 9.700.000.000.000 (Sembilan, tujuh Triliyun Rupiah)
Persentase pembiayaan CSR pada tahun ini adalah sebesar 1,1 % dari laba bersih
perusahaan.
4. Tahun 2006
Community Support Rp. 31.000.000.000
Environtment Fund Rp. 57.000.000.000 +
Total Pembiayaan Rp. 88.000.000.000
Laba Bersih Perusahaan Rp. 8.300.000.000.000 (Delapan, Tiga Triliyun Rupiah)
Persentase pembiayaan CSR pada tahun ini adalah sebesar 1.06 % dari laba bersih
perusahaan.
Berdasarkan analisis pembiayaan CSR di atas dapat ditentukan bahwa rata – rata
besarnya pembiayaan CSR pada PT. Inalum pada periode 2003 – 2006 adalah sebesar
0,98 % dari total laba bersih perusahaan. Hal ini tidak berbeda jauh dengan perusahaan
BUMN yang rata – rata menyisihkan 2 % dari laba bersihnya untuk penerapan program