• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proyeksi Kesempatan Kerja Di Kota Medan Pada Tahun 2011-2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Proyeksi Kesempatan Kerja Di Kota Medan Pada Tahun 2011-2015"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

PROYEKSI

KESEMPATAN KERJA DI KOTA MEDAN

PADA TAHUN 2011-2015

TUGAS AKHIR

RANI SUGESTI SYAFPUTRI

082407032

PROGRAM STUDI D-III STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PROYEKSI

KESEMPATAN KERJA DI KOTA MEDAN

PADA TAHUN 2011-2015

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

RANI SUGESTI SYAFPUTRI

082407032

PROGRAM STUDI D-III STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PROYEKSI KESEMPATAN KERJA DI

KOTA MEDAN PADA TAHUN 2011-2015

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : RANI SUGESTI SYAFPUTRI

Nomor Induk Mahasiswa : 082407032

Program Studi : DIPLOMA III STATISTIKA Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM ( FMIPA ) UNIVERSITAS SUMATERA

(4)

PERNYATAAN

PROYEKSI KESEMPATAN KERJA DI KOTA MEDAN PADA TAHUN 2011-2015

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2011

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpahan karunia-NYA akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya.

(6)

DAFTAR ISI

1.2 Perumusan masalah 3

1.3 Identifikasi Masalah 3

1.4 Maksud dan Tujuan 4

1.5 Lokasi Penelitian 4

1.6 Metodologi Penelitian 5

1.7 Tinjauan Pustaka 7

1.8 Sistematika Penulisan 10

Bab 2 Tinjauan Teoritis 13

2.1 Pengertian-pengertian 13

2.1.1 Kesempatan Kerja 13

2.1.2 Angkatan Kerja 16

2.1.2.1 Pekerja (employment) 17

2.1.2.2 Pengangguran (unemployment) 18

2.1.3 Metode Proyeksi 19

2.2 Metode Analisis Data 20

2.

2.1 Perumusan Masalah 20

2.2.1.1 Perumusan Proyeksi Angkatan Kerja Yang Bekerja 21 Dan Pengangguran terbuka Pada Tahun 2011-2015

2.2.1.2 Perumusan laju Pertumbuhan Kesempatan Kerja 22 2.2.1.3 Perumusan Tingkat Kesempatan Kerja 23

Bab 3 Sejarah Singkat Tempat Riset 24

3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik 24

3.2 Tugas dan Fungsi Badan Pusat Statistik 28

3.2.1 Tugas 28

3.2.2 Fungsi 29

3.2.3 Kewenangan 29

3.3 Visi dan Misi 30

(7)

Bab 4 Analisa Dan Pembahasan 35

4.1 Analisa Dan Pengolahan Data 35

4.2 Proyeksi 37

4.2.1 Proyeksi Kesempatan Kerja di Kota Medan 37 4.2.2 proyeksi Pengangguran Terbuka di Kota Medan 42

4.3 Laju Pertumbuhan Kesempatan Kerja 50

4.4 Tingkat Kesempatan Kerja 51

Bab 5 Implementasi Sistem 55

5.1 Pengertian Implementasi 55

5.2 Statistik dan Komputer 56

5.3 EXCEL dan Komputer Statistik 57

5.4 Tahap Implementasi 57

5.5 Mengoperasikan EXCEL 58

5.6 Fungsi Regresi (Regression) dalam EXCEL 60

5.7 Pembuatan Grafik 63

Bab 6 Kesimpulan Dan Saran 66

6.1 Kesimpulan 66

6.2 Saran 67

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 : Jumlah Angkatan Kerja di Kota Medan Tahun 2004-2009 36 Tabel 4.2 : Angkatan Kerja Yang Bekerja di Kota Medan Tahun 2004-2009 38 Tabel 4.3 : Hasil Proyeksi Kesempatan Kerja (Angkatan Kerja Yang Bekerja) 42 Di Kota Medan Pada Tahun 2010-2015

Tabel 4.4 : Pengangguran Terbuka di Kota Medan Tahun 2004-2009 43 Tabel 4.5 : Hasil Proyeksi Pengangguran Terbuka di Kota Medan 47 Pada Tahun 2010-2015

Tabel 4.6 : Jumlah Angkatan Kerja, Angkatan Kerja Yang Bekerja dan 48 Pengangguran Terbuka di Kota Medan athun 2004-2015

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 : Struktur Organisasi BPS Kabupaten/Kota 31 Gambar 3.2 : Struktur Organisasi BPS Propinsi 32 Gambar 4.1 : Diagram Pencar Data Angkatan Kerja Yang bekerja 36 Gambar 4.2 : Diagram Pencar Data Pengangguran Terbuka 37 Gambar 4.3 : Grafik Jumlah Angkatan Kerja, Angkatan Kerja Yang Bekerja dan 49 Pengangguran Terbuka di Kota Medan Tahun 2004-2015

Gambar 5.1 : Mengaktifkan Microsoft Excel 59

Gambar 5.2 : Tampilan Lembar Kerja Microsoft Excel 59 Gambar 5.3 : Tampilan Lembar Kerja Pengisian Data 60

Gambar 5.4 : Menu Pada Data Analysis 61

Gambar 5.5 : Kotak Dialog Pada Menu Regression 62

Gambar 5.6 : Hasil Dari Data Yang Dimasukkan 63

Gambar 5.7 : Tampilan Kotak Dialog chart Type 64

(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesempatan kerja bagi setiap warga negara Indonesia merupakan hak yang dijamin oleh Undang–Undang Dasar Negara kita, khususnya dalam pasal 27 ayat 2 yang berbunyi : “ Tiap–tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak “. Demikian pula dalam GBHN/TAP MPR IV/1978, manusia Indonesia atau penduduk disebut modal dasar, disamping tujuan modal dasar lainnya, dengan catatan: “Apabila dapat dibina dan dikerahkan sebagai tenaga kerja yang efektif “ , jadi jelaslah kiranya jumlah penduduk yang sangat besar, bukan menjadi modal dasar bahkan akan menjadi beban nasional yang merawankan ketahanan nasional atau mengganggu stabilitas nasional, jikalau tidak dimanfaatkan sebagai tenaga kerja yang efektif, artinya memperoleh kesempatan kerja.

(11)

perekonomiannya. Selain itu, indikator ini dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan pemerintah dalam menjalankan kebijakan ekonominya.

Seiring dengan tuntutan akan kemajuan pertumbuhan ekonomi yang pesat di Indonesia pada umumnya dan di Kota Medan khususnya, diperlukan tenaga–tenaga kerja yang profesional. Hal ini diperlukan taraf hidup para pekerja, mengingat masih tingginya tingkat taraf hidup kemiskinan masyarakat kita. Selain itu salah satu masalah yang dihadapi pemerintah Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi dan kualitas penduduk yang masih relatif rendah.

Agar bisa bangkit dari keterpurukan tersebut, pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat dituntut untuk bekerja keras. Apabila kita sekarang telah memasuki era globalisasi dimana saling ketergantungan perekonomian lintas negara makin kuat dan makin sarat dengan persaingan. Dengan demikian perlu penempahan dan persiapan diberbagai bidang antara lain menyangkut sumber daya manusia dan ketenagakerjaan.

(12)

1.2 Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi permasalahan dalam penulisan tugas akhir ini adalah “bagaimana proyeksi kesempatan kerja di Kota Medan pada tahun 2011-2015”. Selain itu penulis juga ingin melihat “ bagaimana laju pertumbuhan kesempatan kerja dan tingkat kesempatan kerja di Kota Medan pada tahun 2011-2015”

1.3 Identifikasi Masalah

Pembatasan masalah bertujuan untuk memperjelas arah dan tujuan dari suatu masalah yang akan diteliti sehingga tidak menimbulkan kekeliruan. Untuk lebih mengarahkan penguraian, sesuai dengan latar belakang dan tuntutan menetapkan masalahnya sehingga ada yang menjadi arah sebagai pedoman yang jelas dan tegas dalam mengambil keputusan. Agar pembahasannya tidak menyimpang dari topik permasalahan tentang kesempatan kerja di Kota Medan pada tahun 2011-2015, penulis melakukan pembatasan masalah / ruang lingkup masalah sebagai berikut :

1. Peninjauan terfokus pada konsep umum mengenai kesempatan kerja pada tahun 2011-2015 berdasarkan data tahun 2004-2009. Kemudian berdasarkan data tersebut dapat ditentukan laju pertumbuhan kesempatan kerja dan tingkat kesempatan kerja.

(13)

3. Sumber data diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Utara.

1.4 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari penulisan ini adalah untuk mengamati dan memberikan penyajian data, yang diharapkan dapat dipergunakan seefisien mungkin bagi pihak– pihak yang membutuhkannya untuk dapat mengambil suatu keputusan atau kebijakan yang dapat membangun kesejahteraan masyarakat.

Adapun tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah untuk melihat proyeksi kesempatan kerja di Kota Medan pada tahun 2011-2015 dan melihat laju pertumbuhan kesempatan kerja serta tingkat kesempatan kerja di Kota Medan. Selain itu untuk melihat seberapa besar kesempatan masyarakat di Kota Medan untuk mendapatkan pekerjaan dan seberapa besar jumlah tenaga kerja produktif tersebut dalam memenuhi lapangan pekerjaan yang tersedia di Kota Medan pada tahun 2011-2015.

1.5 Lokasi Penelitian

Penelitian atau pengumpulan data yang dibutuhkan penulis mengenai “Proyeksi Kesempatan Kerja di Kota Medan Pada Tahun 2011-2015” diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Utara, yang bertempat :

(14)

1.6 Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah dengan cara sebagai berikut :

1. Penelitian Kepustakaan

Penelitian kepustakaan yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari perpustakaan, dengan membaca buku-buku, referensi dan bahan-bahan yang bersifat teoritis yang mendukung penulisan tugas akhir ini.

2. Metode Pengumpulan Data

(15)

3. Teknik dan Analisis Data

Dengan memperhatikan data yang sudah diperoleh, dapat dilakukan analisa sementara dengan cara deskriptif. Metode deskriptif, yaitu metode analisa yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena (Arikunto, 1998:245).

4. Data yang tersedia dianalisa menggunakan analisa time series (TREND) dengan memakai metode kuadrat terkecil (Least Square Method) untuk melihat proyeksi kesempatan kerja, kemudian data tersebut digunakan untuk melihat laju pertumbuhan kesempatan kerja dan tingkat kesempatan kerja di Kota Medan pada tahun 2011-2015 yang akan datang.

Menurut Dajan (1986:301) maka dapat diperoleh persamaan garis trend yaitu :

Dari rumus persamaan di atas dapat diperoleh konstanta yaitu a dan b, di mana konstanta a dan b dirumuskan dalam persamaan normal sebagai berikut :

= a + bX

Y = na + b X

(16)

Dimana :

= Nilai Trend yang ditaksir X = Waktu (Tahun)

a = Variabel Konstanta b = Koefisien Variabel X n = jumlah pasang pengukuran

Dengan menggunakan metode kuadrat terkecil (Least Square Method), kita dapat melihat proyeksi kesempatan kerja. Dan untuk menentukan laju pertumbuhan kesempatan kerja dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Selain itu untuk menentukan berapakah tingkat kesempatan kerja di kota Medan pada tahun 2011 – 2015. Dan untuk mencari tingkat kesempatan kerja kita dapat menggunakan rumus :

1.7 Tinjauan Pustaka

Permintaan tenaga kerja (Demand Of Labor) pada dasarnya adalah tergantung pada

(17)

tenaga kerja (Labor) sering dikenal dengan Derived Demand. Sedangkan dalam tataran makro, produksi nasional (GDP, PDB) sangat menentukan laju tambah kesempatan kerja pada suatu perekonomian, artinya kalau ekonomi suatu negara tumbuh (tercermin pada pertumbuhan PDB) maka akan dapat menciptakan kesempatan kerja baru.

Menurut Prof. Ida Bagoes Mantra, Ph.D (2000:312), jumlah angkatan kerja yang bekerja biasanya dipandang sebagai jumlah kesempatan kerja yang tersedia di sutau wilayah. Dalam pengertian ‘Kesempatan Kerja’ tidaklah sama dengan “Lapangan Kerja Yang Masih Terbuka”. Seperti telah diketahhui, yang dimaksud dengan “bekerja” dalam Sensus Penduduk 1980 ialah selama seminggu sebelum pencacahan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit satu jam dalam sehari.

(18)

Persamaan garis linear =a + bX dapat dicari dengan rumus :

Y = na + b X

XY = a X + b X2

Persamaan di atas ini akan menghasilkan ei2 yang paling minimum

Dimana :

= Nilai Trend yang ditaksir X = Waktu (Tahun)

a = Variabel Konstanta b = Koefisien Variabel X

Untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk, kita dapat menggunakan rumus:

Dimana :

Bt = jumlah penduduk yang bekerja tahun t

Bt-1 = jumlah penduduk yang bekerja tahun t-1

(19)

Kegunaan :

Indikator ini mengindikasikan besarnya penduduk usia kerja yang bekerja atau sementara bekerja di suatu negara atau wilayah.

1.8 Sistematika Penelitian

Untuk memenuhi target yang ditentukan dan memperoleh hasil yang maksimal dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis membagi tugas akhir ini dalam enam bab. Masing–masing bab terdiri dari beberapa sub-sub yaitu sebagai berikut :

Bab 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan latar belakang penulisan, permasalahan yang ditimbulkan, identifikasi masalah, maksud dan tujuan, lokasi penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

Bab 2 TINJAUAN TEORITIS

(20)

Bab 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

Pada bab ini dibahas secara ringkas mengenai sejarah BPS, tugas dan fungsi, struktur organisasi yang menjabarkan uraian tugas BPS dan struktur organisasi.

Bab 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai pembahasan dan analisa data untuk mengetahui kesempatan kerja pada tahun yang akan datang.

Bab 5 IMPLEMENTASI SISTEM

Pada bab ini dijelaskan cara penggunaan rumus-rumus yang dipakai dengan menggunakn program aplikasi EXCEL.

Bab 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

(21)

6.2 Saran

(22)

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian-Pengertian

2.1.1 Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja identik dengan Sasaran Pembangunan Nasional, khususnya pembangunan ekonomi. Oleh karena kesempatan kerja merupakan sumber pendapatan bagi mereka yang memperoleh kesempatan kerja. Disamping merupakan sumber dari Peningkatan Pendapatan Nasional, melalui peningkatan Produk Nasional Bruto. Oleh karena itulah dalam GBHN juga disebutkan, bahwa tujuan Pembangunan Nasional di samping meningkatkan produksi nasional, maka pertumbuhan ekonomi juga harus mempercepat pertumbuhan lapangan pekerjaan, oleh karena kesempatan kerja bukan memiliki nilai ekonomis, tetapi juga mengandung nilai kemanusiaan dengan menumbuhkan rasa harga diri, sehingga memberikan isi kepada asas kemanusiaan.

(23)

ini masih selalu lebih besar jika dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk. Disamping itu, angkatan kerja termasuk setengah pengangguran masih tetap tinggi. Hal ini menandakan bahwa poduktivitas para tenaga kerja tersebut belum optimal. Dimana kesempatan kerja merupakan angkatan kerja yang bekerja.

Sejak tahun 1979 hingga saat ini, konsep dan definisi perihal ketenagakerjaan yang digunakan Badan Pusat Statistik (BPS) adalah sama. Konsep dan definisi tersebut sesuai dengan Labour Force Approach yang diperkenalkan oleh

Internasional Labour Organization (ILO). Pendekatan ini juga diterapkan oleh negara-negara berkembang selain Indonesia.

Konsep dan definisi yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik dalam penelitian ketenagakerjaan sejak tahun 1976 adalah sebagai berikut :

1. Bekerja adalah mereka yang memperoleh pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit 1 jam yang secara kontinu dalam seminggu yang lalu (seminggu sebelum pencacahan). Dengan demikian, pekerjaan keluarga yang tanpa upah membantu dalam satu usaha/kegiatan ekonomi, dimaksudkan sebagai pekerja.

(24)

3. Mencari pekerjaan adalah mereka yang tidak bekerja dan mencari pekerjaan seperti mereka yang belum pernah bekerja atau mereka yang sudah pernah bekerja, karena suatu hal berhenti atau diberhentikan dan sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan. Mereka itu dikategorikan sebagai penganggura terbuka. Seseorang mencari pekerjaan tetapi dia sudah mempunyai pekerjaan atau sedang bekerja, tetapi digolongkan sebagai bekerja.

4. Sekolah adalah mereka yang melakukan kegiatan bersekolah di sekolah formal mulai dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi selama seminggu yang lalu sebelum pencacahan, mereka ini termasuk yang sedang libur.

5. Mengurus Rumah Tangga adalah mereka yang mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah. Misalkan ibu-ibu rumah tangga atau anaknya yang membantu mengurus rumah tangga. Sebaliknya, pembantu rumah tangga yang mendapat upah walaupun pekerjaannya rumah tangga dianggap bekerja.

6. Kegiatan lainya adalah kegiatan selain yang disebutkan di atas, yakni mereka yang sudah pensiun, menerima royalty, penerima deviden dan orang-orang yang cacat jasmani (buta,bisu dan sebagainya) yang tidak mampu melakukan suatu pekerjaan.

(25)

8. Bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja dengan kegiatan seperti pada butir 4, 5 dan 6 di atas selama seminggu sebelum pencacahan.

9. Kesempatan kerja adalah angkatan kerja yang bekerja dan bukan merupakan lapangan kerja yang masih terbuka.

10.Tingkat kesempatan kerja adalah persentase angkatan kerja yang bekerja terhadap jumlah angkatan kerja.

2.1.2 Angkatan Kerja

Angkatan kerja dapat didefinisikan sebagai bagian dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau yang sedang mencari kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang produktif.

Dari pengertian tersebut maka angkatan kerja dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok pekerja (employment) dan kelompok penganggur (unemployment).

Menurut Sumitro Djoyohadikusumo, faktor-faktor yang menentukan angkatan kerja adalah sebagai berikut :

(26)

berusia diatas 15 tahun aktif bekerja, dapat dikatakan sebagai bagian dari angkatan kerja.

2. Pengaruh keaktifan bersekolah terhadap penduduk di usia muda. Maksudnya adalah penduduk usia muda yang masih sekolah tidak dianggap sebagai angkatan kerja, walaupun adalah penduduk usia muda itu sebagian orang yang sudah mulai bekerja.

3. Peranan kaum wanita dalam perekonomian, wanita yang bekerja dalam urusan rumah tangga tidak dianggap sebagai bagian dari angkatan kerja. Jika seorang wanita mempunyai pekerjaan tertentu di luar rumah, maka dimasukkan sebagai angkatan kerja.

4. Pertambahan penduduk yang tinggi, setiap pertambahan jumlah penduduk cenderung akan menambah bagian penduduk yang tergolong angkatan kerja.

5. Meningkatnya jaminan kesehatan, dengan meningkatnya jaminan kesehatan, umur rata-rata penduduk bertambah. Umur rata-rata akan memperpanjang masa produktif setiap penduduk dalam melakukan pekerjaannya, sehingga otomatis akan menambah jumlah angkatan kerja.

2.1.2.1 Pekerja (employment)

(27)

waktu sedang tidak bekerja, misalnya petani sedang menanti panen atau pegawai yang sedang cuti. Pekerja dapat diartikan pula sebagai orang yang bekerja untuk mendapatkan penghasilan atau keuntungan minimal satu jam dalam satu minggu sebelum pencacahan.

2.1.2.2 Pengangguran (unemployment)

Pengangguran merupakan masalah pelik dan terjadi bukan hanya di negara-negara berkembang, tetapi juga di negara maju. Namun, tekanan masalah pengangguran banyak terasa di negara-negara berkembang. Hal ini wajar karena negara-negara berkembang umumnya adalah negara yang tingkat pertumbuhan penduduknya tinggi dan tingkat pendidikan masyarakatnya rendah.

Pengangguran terjadi karena tidak seimbangnya antara kesempatan kerja dengan angkatan kerja atau antara permintaan tenaga kerja dengan penawaran tenaga kerja. Pengangguran dapat diartikan sebagai angkatan kerja yang tidak bekerja atau seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan, tetapi belum dapat memperolehnya.

(28)

Salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kemakmuran suatu masyarakat adalah tingkat pendapatan. Tingginya tingkat pengangguran akan mengurangi pendapatan masyarakat sehingga dengan adanya pengangguran, tingkat kemakmuran masyarakat akan berkurang.

Pengangguran akan menimbulkan masalah ekonomi dan sosial bagi individu yang mengalaminya. Pengangguran juga akan berdampak negatif terhadap keadaan ekonomi, politik, dan sosial bagi negara yang mempunyai tingkat pengangguran yang tinggi. Pengangguran sangat berpengaruh terhadap pencapaian kesejahteraan masyarakat dan prospek pembangunan di negara yang bersangkutan.

2.1.3 Metode Proyeksi

Dalam analisa psikologi, proyeksi berarti “Mencetuskan inplusi yang tidak sadar dari diri sendiri dengan cara melihat sesuatunya seakan memiliki inplusi agresif secara tidak sadar sering kali melihat atau memiliki anggapan orang lain juga bersifat agresif (Anto dajan).

(29)

Proyeksi kesempatan kerja adalah melihat ke depan akan hasil proyeksi/gambaran terhadap angakatan kerja yang bekerja atau orang-orang yang bekerja.

2.2 Metode Analisa Data

Dengan memperlihatkan data yang sudah diperoleh, dapat dilakukan analisa sementara dengan cara deskriptif. Adapun tahapan-tahapan analisa deskiptif yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Melakukan analisa deskriptif tentang angkatan kerja yang bekerja dan pengangguran terbuka tahun 2004-2009.

2. Melakukan analisa deskriptif tentang jumlah angkatan kerja tahun 2004-2009.

2.2.1 Perumusan Masalah

Dalam negara berkembang seperti Indonesia yang berpenduduk besar, yang menjadi salah satu masalah utama adalah pengangguran struktural yang sangat besar. Masalah ini disebabkan oleh stuktur ekonomi yang ada belum mampu menciptakan kesempatan kerja yang sesuai dan dalam jumlah yang cukup untuk menyerap angkatan kerja yang ada.

(30)

1. Perumusan untuk melakukan proyeksi kesempatan kerja di Kota Medan pada tahun 2011-2015. Selanjutnya, data tersebut digunakan untuk menentukan laju pertumbuhan kesempatan kerja pada tahun yang akan datang.

2. Perumusan untuk proyeksi pengangguran terbuka yang nantinya akan digunakan untuk menentukan tingkat kesempatan kerja pada tahun 2011-2015.

2.2.1.1 Perumusan Proyeksi Angkatan Kerja Yang Bekerja Dan Pengangguran

Terbuka Pada Tahun 2011-2015

Dengan memperhatikan data dan melakukan analisa deskriptif di atas, maka dapat digunakan suatu formula (rumusan) untuk melakukan proyeksi angkatan kerja yang bekerja dan pengangguran terbuka pada tahun 2011-2015. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:

= a + bX

Dimana :

(31)

Keterangan :

= Nilai Trend yang ditaksir X = Waktu (Tahun)

a = Variabel Konstanta b = Koefisien Variabel X n = jumlah pasang pengukuran

X = jumlah dari variabel tahun Y = jumlah dari variabel Y

XY = jumlah perkalian variabel Y dan variabel tahun

2.2.1.2 Perumusan Laju Pertumbuhan Kesempatan Kerja

(32)

Dimana :

Bt = jumlah penduduk yang bekerja tahun t Bt-1 = jumlah penduduk yang bekerja tahun t-1

2.2.1.3 Perumusan Tingkat Kesempatan Kerja

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung laju pertumbuhan kesempatan kerja adalah sebagai berikut:

Kegunaan :

Indikator ini mengindikasikan besarnya penduduk usia kerja yang bekerja atau sementara bekerja di suatu negara atau wilayah.

(33)

BAB 3

SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negara Non Departemen. BPS melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara bidang pertanian, agrarian, pertambangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan, pendapatan, dan keagamaan. Selain hal – hal di atas BPS juga bertugas untuk melaksanakan koordinasi di lapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik dipusat maupun didaerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan defenisi, klasifikasi dan ukuran – ukuran lainnya.

Berikut ini adalah beberapa masa peralihan pada BPS, yaitu:

1. Masa pemerintahan Hindia Belanda

(34)

Pada tanggal 24 September 1924 maka lembaga tersebut diganti dengan nama

Centraal kantoor Voor de Statistik (CKS) atau Kantor Pusat Statistik dan dipindahkan ke Jakarta. Bersamaan dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme statistik perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer en Accijinsen (IUA) yang sekarang disebut Kantor Bea Cukai.

2. Masa Pemerintahan Jepang

Pada bulan Juni 1942 pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang/militer. Pada masa ini CKS diganti namanya menjadi Shomubu Chasasitsu gunseikanbu.

3. Masa Kemerdekaan Republik Indonesia

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 kegiatan statistik diganti oleh lembaga baru sesuai dengan susunan kemerdekaan yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidikan Perangkat Umum Republik Indonesia). Tahun 1946 Kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai konsekuensi dari Perjanjian Linggarjati. Sementara itu pemerintahan Belanda (NICA) di Jakarta mengaktifkan kembali CKS.

(35)

Dengan surat Mentri perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No.P/44, lembaga KPS berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Mentri Perekonomian, dan pada tanggal 24 Desember 1953 dengan surat Mentri Perekonomian No. 18.099/M, KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian research yang disebut Afdeling A, dan bagian penyelenggaraan dan tatausaha yang disebut Afdeling B.

Dengan keputusan Presiden Republik Indonesia No. 131 tahun 1957, Kementrian Perekonomian dipecah menjadi Kementrian perdagangan dan Kementrian Perindustrian. Untuk selanjutnya dengan keputusan Presiden Republik Indonesia No. 172 tahun 1957 KPS diubah menjadi BPS, dan urusan statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang Mentri Perekonomian dialihkan menjadi dibawah dan bertanggungjawab kepada Perdana Mentri. Berdasarkan KEPPRES ini pula secara formal nama BPS dipergunakan.

Memenuhi anjuran PBB agar setiap negara anggota menyelenggarakan sensus penduduk secara serentak, maka pada tanggal 24 September 1960 telah diundangkan UU No. 6 tahun 1960 tentang Sensus, sebagai pengganti Volk Stelling Ordonnantie

1930.

(36)

Berdasarkan keputusan Presidium Kabinet RI No. Aa/C/9 tahun 1965, maka tiap-tiap daerah Tingkat I dan Tingkat 2 dibentuk kantor-kantor cabang BPS dengan nama Kantor Sensus Statistik Daerah (KKS) yang mempunyai tugas menjalankan kegiatan-kegiatan statistik di daerah-daerah. Disetiap daerah administrasi kecamatan, dapat diangkat seorang atau lebih pegawai yang merupakan pegawai KKS ditingkat 2 dan dibawah pengawasan Kepala Kecamatan.

4. Masa Orde Baru sampai sekarang

Pada masa pemerintahan orde baru, khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan organisasi BPS.

Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi, yaitu:

a. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1969 tentang organisasi Biro Pusat Statistik.

b. Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang Organisasi Biro Pusat Statistik.

c. Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1992 tentang Organisasi Biro Pusat Statistik dan keputusan Presiden No. 6 tahun 1992 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan, Reorganisasi dan tata kerja Biro Pusat Statistik.

d. Undang-Undang No. 16 tahun 1997 tentang Statistik.

(37)

f. Keputusan Kepala BPS No. 100 tahun 1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja BPS.

g. PP No. tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik.

Tahun 1968, ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968, yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah. Tahun 1980, Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1988 di tiap provinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Provinsi dan di Kabupaten/Kota terdapat cabang perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Kabupaten/Kota. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti UU No. 6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juni 1998 dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 86 tahun 1998 ditetapkan BPS sekaligus mengatur tata kerja dan struktur BPS yang baru.

3.2 Tugas dan Fungsi Badan Pusat Statistik

Menurut Keputusan Kepala BPS Nomor 121 tahun 2001 tentang organisasi dan tata kerja perwakilan BPS di daerah. Tugas, fungsi dan wewenang Badan Pusat Statistik (BPS) adalah sebagai berikut:

3.2.1 Tugas

(38)

3.2.2 Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPS menyelenggarakan fungsi: a. Pengkajian, penyusunan, dan perumusan kebijakan di bidang statistik.

b. Pengkoordinasian kegiatan statistik nasional dan regional. c. Penetapan dan penyelenggaraan statistik dasar.

d. Pembinaan dan fasilitasi terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kegiatan statistik; dan

e. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi, tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, kehumasan, hukum, perlengkapan, dan rumah tangga.

3.2.3 Kewenangan

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud, BPS mempunyai kewenangan:

a. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

b. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro. c. Penetapan sistem informasi di bidangnya;

d. Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional;

e. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu:

(39)

3.3 Visi dan Misi

1. Visi

Pelopor data statistik terpercaya untuk semua.

2. Misi

a. Memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistik untuk penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien.

b. Menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional, didukung pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan Indonesia.

c. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi, pengukuran, dan kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan statistik.

d. Meningkatkan kualitas pelayanan informasi statistik bagi semua pihak.

e. Meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kegiatan statistik yang diselenggarakan pemerintah dan swasta, dalam kerangka Sistem Statistik Nasional (SSN) yang efektif dan efisien.

3.4 Struktur Organisasi BPS

(40)

diperlukan struktur organisasi yang dapat menunjang kelancaran tugas dari masing-masing bagian.

Surat keputusan kepala BPS No. 104 tahun 1999 yang mengatur tentang uraian tugas, bagian bidang, subbagian dan seksi perwakilan BPS di daerah dipandang perlu untuk menetapkan perincian tugas setiap bidang, subbagian, dan seksi di lingkungan perwakilan dan cabang perwakilan BPS, seperti pada gambar 3.1 di bawah ini :

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BPS Kabupaten/Kota

! ! "

!

#

(41)

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BPS Provinsi

Organisasi merupakan suatu fungsi manajemen yang mempunyai peranaan dan kegiatan langsung dengan instansi sosial yang terjadi diantara individu–individu dalam rangka kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Dengan adanya struktur organisasi maka akan jelaslah pemisahan tugas dari para pegawai / staf tersebut.

(42)

Struktur organisasi yang diterapkan di Kantor Badan Pusat Statistik adalah struktur organisasi lini dan staf. Struktur ini mengandung unsur – unsur spesialisasi kerja, standarisasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi dalam pembuatan keputusan yang menunjukan lokasi kekuasaan, pembuatan keputusan dan ukuran satuan yang menunjukkan suatu kelompok kerja.

Adapun tujuan dari struktur organisasi lini dan staf di Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Utara adalah :

a. Pengkoordinasian yaitu yang memungkinkan komunikasi integrasi berbagai departemen dan kegiatan – kegiatan yang saling berhubungan satu sama lain. b. Pemberian saran yaitu memberikan saran atau membuat rekomendasi bagi

manajemen.

c. Pembuatan keputusan yaitu membuat keputusan – keputusan dan mengamati bagaimana pelaksanaan dari keputusan tersebut.

Sebagaimana dalam lampiran dalam organisasi Kantor Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara dipimpin seorang Kepala Kantor. Kepala Kantor dibantu bagian tata usaha yang terdiri dari :

(43)

Sedangkan Bidang Penunjang Statistik Terdiri dari Lima (5) bidang yaitu :

1. Bidang Statistik Produksi

Bidang statistik Produksi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan Statistik Pertanian, Industri, Konstruksi pertambangan dan energi.

2. Bidang Statistik Distrubusi

Bidang Statistik ditribuisi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan statistik konsumen dan perdagangan besar, statistik keuangan dan harga produsen serta niaga dan jasa.

3. Bidang Statistik Sosial

Bidang Statistik kependudukan mempunyai tugas yaitu melaksanakan kegiatan demografi dan rumah tangga, ketenagakerjaan, serta statistik kesejahteraan.

4. Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statitik (IPDS)

Penyiapan data, penyusunan sistem, dan program serta operasional pengolahan data dengan komputer.

5. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

(44)

BAB 4

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Dan Pengolahan data

Analisa data pada dasarnya dapat diartikan sebagai berikut:

1. Menguraikan atau memecahkan suatu keseluruhan menjadi bagian-bagian atau komponen-komponen yang lebih kecil agar dapat:

a. Mengetahui komponen yang menonjol

b. Membandingkan antara komponen yang satu dengan yang lainnya atau dengan keseluruhannya.

2. Membandingkan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu kejadian lainnya serta memperkirakan / meramalkan kejadian lainnya yang dapat dinyatakan dengan perubahan nilai suatu variabelnya.

(45)

merupakan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional. Adapun data tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Jumlah Angkatan Kerja di Kota Medan Tahun 2004-2009

Tahun

Angkatan Kerja

Yang Bekerja

Pengangguran

Terbuka

Total (Angkatan Kerja)

2004 682.380 164.574 846.954

2005 819.161 116.557 935.718

2006 755.882 133.470 889.352

2007 729.892 123.670 853.562

2008 833.832 125.477 959.309

2009 824.250 137.160 961.410

Sumber : BPS Propinsi Sumatera Utara

(46)

Gambar 4.2 Diagram Pencar Data Pengangguran Terbuka

Dengan mempergunakan tabel di atas dan melihat diagram pencar dari data yang menunjukkan diagram garis linier pertumbuhan angkatan kerja yang bekerja tahun 2004-2009 dan diagram pertumbuhan pengangguran terbuka tahun 2004-2009. Dengan diagram tersebut akan memberikan suatu gambaran pertumbuhan angkatan kerja yang bekerja dan pengangguran terbuka pada tahun yang akan datang.

4.2 Proyeksi

4.2.1 Proyeksi Kesempatan Kerja di Kota Medan

(47)

tahun X0, sehingga pertambahan/penurunan volume angkatan kerja yang bekerja diperoleh untuk tiap tahunnya. Apabila menggunakan X1, maka akan diperoleh nilai b yang menunjukkan pertambahan/penurunan volume angkatan kerja yang bekerja untuk setengah tahun.

Tabel 4.2 Angkatan Kerja Yang Bekerja di Kota Medan Tahun 2004-2009

Tahun

Selanjutnya kita menentukan nilai a dan b, yaitu sebagai berikut:

(48)

= 20.782,09

Nilai b sebesar 20.782,09 menunjukkan volume pertambahan angkatan kerja yang bekerja setiap tahunnya.

Maka didapat persamaan garis trend sebagai berikut :

= a + bX

= 774.232,83 + 20.782,09 X

Dengan menggunakan persamaan di atas, dapat dilakukan proyeksi kesempatan kerja (angkatan kerja yang bekerja) pada tahun 2011-2015. Proyeksi angkatan kerja yang bekerja pada tahun tersebut adalah sebagai berikut :

1. Angkatan kerja yang bekerja pada tahun 2010 X = 3,5

= a + bX

(49)

Ini berarti peramalan angkatan kerja yang bekerja pada tahun 2010 adalah sebesar 846.971 jiwa.

2. Angkatan kerja yang bekerja pada tahun 2011 X = 4,5

= a + bX

= 774.232,83 + 20.782,09 (4,5) = 774.232,83 + 93.519,41 = 867.752,24

Ini berarti peramalan angkatan kerja yang bekerja pada tahun 2011 adalah sebesar 867.753 jiwa.

3. Angkatan kerja yang bekerja pada tahun 2012 X = 5,5

= a + bX

= 774.232,83 + 20.782,09 (5,5) = 774.232,83 + 114.301,5 = 888.534,33

(50)

4. Angkatan kerja yang bekerja pada tahun 2013

5. Angkatan kerja yang bekerja pada tahun 2014 X = 7,5

6. Angkatan kerja yang bekerja pada tahun 2015 X = 8,5

= a + bX

(51)

= 774.232,83 + 176.647,76 = 950.880,59

Ini berarti peramalan angkatan kerja yang bekerja pada tahun 2015 adalah sebesar 950.881 jiwa.

Tabel 4.3 Hasil Proyeksi Kesempatan Kerja (Angkatan Kerja Yang Bekerja) di

Kota Medan Pada Tahun 2010-2015

Tahun Tahun (X0)

Angkatan Kerja Yang

Bekerja (Y)

2010* 3,5 846.971

2011* 4,5 867.753

2012* 5,5 888.535

2013* 6,5 909.317

2014* 7,5 930.099

2015* 8,5 950.881

Keterangan : * adalah hasil proyeksi kesempatan kerja

4.2.2 Proyeksi Pengangguran Terbuka di Kota Medan

(52)

digunakan pada masalah ini juga merupakan data genap, sehingga harus menggunakan metode kuadrat terkecil dengan kasus data genap, yaitu dengan menentukan unit tahun yang akan digunakan. Dalam hal ini penulis menggunakan unit tahun Xo, sehingga pertambahan/penurunan volume pengangguran terbuka diperoleh untuk tiap tahunnya. Apabila menggunakan X1, maka akan diperoleh nilai b yang menunjukkan pertambahan/penurunan volume pengangguran terbuka untuk setengah tahun. Adapun perhitungan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4 Pengangguran Terbuka di Kota Medan Tahun 2004-2009

Tahun

(53)

=

=

133.484,67

= -3.431,17

Nilai b sebesar -3.431,17 menunjukkan volume penurunan pengangguran terbuka setiap tahunnya.

Maka didapat persamaan garis trend sebagai berikut :

= a + bX

= 133.484,67 – 3.431,17 X

Dengan menggunakan persamaan di atas, dapat dilakukan proyeksi pengangguran terbuka pada tahun 2011-2015. Proyeksi pengangguran terbuka pada tahun tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pengangguran Terbuka pada tahun 2010 X = 3,5

= a + bX

(54)

Ini berarti peramalan pengangguran terbuka pada tahun 2010 adalah sebesar 121.476 jiwa.

2. Pengangguran Terbuka pada tahun 2011 X = 4,5

= a + bX

= 133.484,67 – 3.431,17 (4,5) = 133.484,67 – 15.440,26 = 118.044,41

Ini berarti peramalan pengangguran terbuka pada tahun 2011 adalah sebesar 118.045 jiwa.

3. Pengangguran Terbuka pada tahun 2012 X = 5,5

= a + bX

= 133.484,67 – 3.431,17 (5,5) = 133.484,67 – 18.871,44 = 114.613,23

(55)

4. Pengangguran Terbuka pada tahun 2013 X = 6,5

= a + bX

= 133.484,67 – 3.431,17 (6,5) = 133.484,67 – 22.302,61 = 111.182,06

Ini berarti peramalan pengangguran terbuka pada tahun 2013 adalah sebesar 111.183 jiwa.

5. Pengangguran Terbuka pada tahun 2014 X = 7,5

= a + bX

= 133.484,67 – 3.431,17 (7,5) = 133.484,67 – 25.733,78 = 107.750,89

Ini berarti peramalan pengangguran terbuka pada tahun 2014 adalah sebesar 107.751 jiwa.

6. Pengangguran Terbuka pada tahun 2015 X = 8,5

(56)

= 133.484,67 – 3.431,17 (8,5) = 133.484,67 – 29.164,94 = 104.319,73

Ini berarti peramalan pengangguran terbuka pada tahun 2015 adalah sebesar 104.320 jiwa.

Tabel 4.5 Hasil Proyeksi Pengangguran Terbuka di Kota Medan Pada Tahun

2010-2015

(57)

Tabel 4.6 Jumlah Angkatan Kerja , Angkatan Kerja Yang Bekerja dan

Pengangguran Terbuka di Kota Medan Tahun 2004-2015

(58)

Setelah dilakukan proyeksi pada tahun 2010-2015, kita juga dapat melihat pertambahan kesempatan kerja selama 11 tahun yaitu dari tahun 2004-2015. Pada tahun 2004 terdapat kesempatan kerja sebesar 682.380 jiwa orang dan pada tahun 2015 sebesar 950.881 jiwa orang. Jadi, selama 11 tahun kesempatan kerja bertambah sebesar 268.501 jita orang. Diikuti pertambahan angkatan kerja sebesar 208.247 jiwa orang.

Berdasarkan tabel 4.6 di atas kita juga dapat melihat grafik dari angkatan kerja yang bekerja, pengangguran terbuka dan jumlah angkatan kerja di Kota Medan pada tahun 2004-2015. Adapun grafik tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 4.3 Grafik Jumlah Angkatan Kerja , Angkatan Kerja Yang Bekerja dan

(59)

4.3 Laju Pertumbuhan Kesempatan Kerja

Untuk menentukan laju pertumbuhan kesempatan kerja, kita dapat menggunakan rumus:

Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:

r2005 = = = 20,04%

r2006 = = = -7,72%

r2007 = = = -3,44%

r2008 = = = 14,24%

r2009 = = = -1,15%

r2010 = = = 2,76%

r2011 = = = 2,45%

(60)

r2013 = = = 2,34%

r2014 = = = 2,28%

r2015 = = = 2,23%

4.4 Tingkat Kesempatan Kerja

Untuk menentukan tingkat kesempatan kerja, kita dapat menggunakan rumus:

Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:

1. Tingkat Kesempatan Kerja Pada Tahun 2004

Artinya dari 100 orang angkatan kerja ada sekitar 81 orang yang bekerja

2. Tingkat Kesempatan Kerja Pada Tahun 2005

(61)

3. Tingkat Kesempatan Kerja Pada Tahun 2006

Artinya dari 100 orang angkatan kerja ada sekitar 85 orang yang bekerja

4. Tingkat Kesempatan Kerja Pada Tahun 2007

Artinya dari 100 orang angkatan kerja ada sekitar 86 orang yang bekerja

5. Tingkat Kesempatan Kerja Pada Tahun 2008

Artinya dari 100 orang angkatan kerja ada sekitar 87 orang yang bekerja

6. Tingkat Kesempatan Kerja Pada Tahun 2009

Artinya dari 100 orang angkatan kerja ada sekitar 86 orang yang bekerja

7. Tingkat Kesempatan Kerja Pada Tahun 2010

Artinya dari 100 orang angkatan kerja ada sekitar 88 orang yang bekerja

(62)

Artinya dari 100 orang angkatan kerja ada sekitar 89 orang yang bekerja 9. Tingkat Kesempatan Kerja Pada Tahun 2012

Artinya dari 100 orang angkatan kerja ada sekitar 89 orang yang bekerja

10. Tingkat Kesempatan Kerja Pada Tahun 2013

Artinya dari 100 orang angkatan kerja ada sekitar 90 orang yang bekerja

11. Tingkat Kesempatan Kerja Pada Tahun 2014

Artinya dari 100 orang angkatan kerja ada sekitar 90 orang yang bekerja

12. Tingkat Kesempatan Kerja Pada Tahun 2015

Artinya dari 100 orang angkatan kerja ada sekitar 91 orang yang bekerja

(63)

Tabel 4.7 Laju Pertumbuhan Kesempatan Kerja dan Tingkat Kesempatan Kerja

di Kota Medan Tahun 2004-2015

(64)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian Implementasi

Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang ada dalam desain sistem yang telah disetujui, menginstal, dan memulai sistem baru atau sistem yang diperbaiki.

Tujuan dari implementasi sistem adalah sebagai berikut :

1. Menyelesaikan desain sistem yang ada dalam dokumentasi sistem yang disetujui.

2. Menulis, menguji dan mendokumentasikan program-program dan prosedur-prosedur yang diperlukan oleh dokumen desain sistem yang disetujui.

(65)

5.2 Statistik dan Komputer

Komputer berasal dari kata “compute” dati bahasa Yunani yang berarti menghitung. Dengan demikian komputer memang dibuat untuk melakukan pengolahan data yang berdasarkan pada operasi matematika (x,:,+,-) dan logika (<,>,=). Perkembangan teknologi komputer pun pada intinya berusaha semakin mendayagunakan kemampuan perhitungan diatas dengan memperbaiki kinerja “otak komputer” atau CPU (Central Processing Unit), dari mulai teknologi XT yang sudah usang sampai teknologi Pentium Core to Duo dewasa ini.

Di sini lain, ilmu statistik,baik itu statistik deskriptif maupun statistik inferensi, pada dasarnya adalah ilmu yang “penuh” pula dengan operasi perhitungan matematika. Statistik berasal dari kata “statistik” yang dapat didefenisikan sebagai data yang telah teroleh yang kemudian mengalami proses pengolahan data. Tentunya proses tersebut dapat berlangsung hanya dengan didasarkan pada pengolahan data yang berbasis perhitungan matematika, sesuatu yang dapat dikerjakan dengan cepat oleh komputer. Jadi, jika statistik menyediakan cara / metode pengolahan data yang ada, maka komputer menyediakan sarana pengolahan datanya. Dengan bantuan komputer, pengolahan data statistik hingga dihasilkan informasi yang relevan menjadi lebih cepat dan lebih akurat.

(66)

mempunyai presisi (ketepatan) tinggi, komputer juga mempunyai daya tahan kerja yang tinggi.

5.3 EXCEL dan Komputer Statistik

Excel adalah software yang dapat digunakan untuk perhitungan data, baik berupa penjumlahan, pengurangan, pembagian, perkalian, mencari rata-rata, maksimum, minimum ataupun rumus yang memakai ketentuan-ketentuan tertentu. Dalam tugas akhir ini penulis menggunakan Excel 2007, sebenarnya sofware excel banyak jenisnya mulai dari excel 97, 2000, XP, ataupun yang terbaru sekarang yaitu excel 2007. Rumus-rumus yang digunakan dalam excel banyak sekali seperti SUM, MAX, MIN, AVERAGE, SUMIF, IF ataupun COUNT. Excel juga menyediakan berbagai diagram seperti type Column, Pie, Line, Radar, Bar, Buble, Surface dan yang lainnya, hal ini dapat mempermudah penulis untuk membandingkan antara data yang satu dengan yang lainnya.

5.4 Tahap Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahapan penerapan hasil desain tertulis ke dalam

(67)

Implementasi yang sudah selesai harus diuji coba kehandalannya sehingga dapat diketahui kehandalannya dari sistem yang ada dan sesuai dengan apa yang diinginkan. Dalam pengolahan data pada karya ini penulis menggunakan satu perangkat lunak sebagai implementasi sistem yaitu program excel dalam masalah memperoleh hasil perhitungan.

5.5 Mengoperasikan EXCEL

Program EXCEL merupakan suatu program spreadsheet yang paling mapan dewasa ini. Program EXCEL mempunyai banyak fasilitas seperti kemampuan kalkulasi yang sangat mudah dengan formula dan fungsi yang kompleks dan fleksibel, fasilitas pengelolaan database yang sangat mapan, kemampuan membuat dan mengelola grafik dengan cepat, mudah dan menarik serta berbagai fasilitas lainnya.

Secara umum ada tiga tahapan yang harus dilakukan dalam mengoperasikan EXCEL supaya hasil yang diperoleh berdayaguna yaitu : tahap Penyiapan Data yang mencakup pemasukan (input) data, Penyuntingan (editing) data, Penyimpanan Data, tahap Proses Analisis Data, dan Tahap Analisis Hasil.

Adapun cara pengaktifan EXCEL adalah sebagai berikut : 1. Dari desktop klik start pada taskbar.

2. Lalu klik program

(68)

Gambar 5.1 Mengaktifkan Microsoft Excel

(69)

Metode regresi adalah suatu analisa yang menggunakan variabel yang dicari atau diramalkan dengan hanya satu-satunya variabel bebas yang mempengaruhi yang merupakan variabel waktu, dan sebagai variabel tak bebas adalah variabel yang akan diramalkan, dimana dalam bentuk simbol yaitu X adalah variabel waktu dan Y adalah variabel yang akan diramalkan.

Adapun langkah-langkah yang digunakan untuk menentukan regresi sehingga dapat dicari ramalan untuk periode selanjutnya yaitu :

1. Pada lembar kerja excel, masukkan data yang diperlukan.

2. Kemudian hitunglah nilai dari perkalian X dan Y dari data tersebut dengan menggunakan rumus perkalian.

(70)

3. Selanjutnya untuk melihat hasil dari regresinya, dapat diselesaikan dalam langkah berikut ini :

a. Klik tombol Data lalu Data Analysis yang terdapat dalam grup Analysis pada ribbon Data. Jendela atau kotak dialog data Analysis ditampilkan.

b. Pada menu Data Analysis, pilih dan klik ganda Regression pada kotak dialog Data Analysis, lalu akan tampil menu regression seperti pada tampilan berikut ini :

Gambar 5.4 Menu Pada Data Analysis

c. Lakukan pemilihan dan pengisian data berikut ini :

(71)

2. Input X Range : klik tombol pencari dan sorot data yang merupakan variabel X .

3. Labels : tandai kotak periksa jika input range termasuk judul atau biarkan dalam keadaan kosong jika input range tidak termasuk judul. 4. Output Range : tentukan posisi awal untuk menempatkan hasil setelah

Excel menjalankan proses tersebut.

Gambar 5.5 Kotak Dialog Pada Menu Regression

(72)

Gambar 5.6 Hasil Dari Data Yang Di masukkan

5.7Pembuatan Grafik

Grafik pada Excel dapat dibuat menjadi satu dengan data atau terpisah pada lembar kerja sendiri, namun masih berada pada file yang sama. Untuk membuat grafik pada Excell, biasa menggunakan icon chart Wizard yang terdapat pada toolbar.

Adapun langkah-langkah yang diperlukan adalah: 1. Sorot Sel atau range yang ingin dibuat grafik.

2. Klik Icon Insert, maka akan tampil kotak dialog Chart Type.

(73)

4. Pada tampilan akan terlihat range data yang telah disorot dan klik radio. Botton rows atau coloums yang diinginkan, klik next. Maka akan tampil kotak dialog Chart Option.

5. Pada Chart Option, klik judul grafik. Setelah itu klik next. Tampil kotak dialog chart options.

6. Anda dapat memilih tempat untuk meletakkan grafik ini, kemudian klik finish.

(74)
(75)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Terjadi peningkatan jumlah angkatan kerja setiap tahunnya dan diikuti dengan meningkatnya jumlah kesempatan kerja, tetapi terjadi penurunan jumlah pengangguran terbuka setiap tahunnya.

2. Pada setiap tahunnya terjadi peningkatan jumlah kesempatan kerja dan penurunan jumlah pengangguran terbuka. Hal ini wajar terjadi karena berbagai sektor usaha selalu membutuhkan tenaga kerja.

(76)

4. Dari hasil proyeksi yang dilakukan berdasarkan data seluruh angkatan kerja, maka terlihat bahwa dari tahun 2010 jumlah kesempatan kerja sebesar 846.971 jiwa meningkat terus-menerus sampai pada tahun 2015 sebesar 950.881 jiwa.

5. Dari hasil proyeksi juga dapat dilihat tingkat kesempatan kerja dari tahun 2010 sebesar 87,46 % meningkat terus-menerus sampai pada tahun 2015 sebesar 90,11%.

6.2 Saran

6.2.1 Pemerintah dan Pengusaha

Pengangguran tidak dapat dihapuskan, tetapi hanya dapat dikurangi. Pengurangan pengangguran dapat dilakukan dengan cara:

1. Memperluas lapangan kerja

Usaha perluasan lapangan kerja dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1. Pengembangan industri, terutama jenis industri yang bersifat padat

karya (labor intensive) yang dapat menyerap relatif banyak tenaga kerja dalam proses produksi.

(77)

2. Menurunkan jumlah angkatan kerja

Penurunan angkatan kerja diantaranya dapat dilakukan dengan peningkatan program keluarga berencana (KB) dan program wajib belajar 9 tahun bagi anak usia sekolah minimal sampai tamat SLTA. Keberhasilan program keluarga berencana akan menurunkan kecepatan pertambahan jumlah anak yang berusia 10-14 tahun memasuki penawaran tenaga kerja.

Dalam rangka pemerataan tenaga kerja dan lapangan kerja, perlu ditingkatkan berbagai langkah, antara lain:

1. Pendayagunaan angkatan kerja dari daerah yang kelebihan tenaga kerja ke daerah/negara lain yang membutuhkan tenaga kerja.

2. Pengembangan usaha kecil dan tradisional serta sektor informal yang dapat menyerap banyak tenaga kerja.

3. Pembinaan angkatan kerja usia muda, agar dapat mengisi tuntutan latar belakang pendidikan/kemampuan yang diperlukan.

6.2.2 Angkatan Kerja

1. Berusaha membuka lapangan usaha sendiri melalui wirausaha tanpa harus sepenuhnya bergantung pada orang lain.

(78)

DAFTAR PUSTAKA

BPS Sumatera Utara. 2005. Sumatera Utara Dalam Angka. Badan Pusat Statistika. BPS Sumatera Utara. 2006. Sumatera Utara Dalam Angka. Badan Pusat Statistika. BPS Sumatera Utara. 2007. Sumatera Utara Dalam Angka. Badan Pusat Statistika. BPS Sumatera Utara. 2008. Sumatera Utara Dalam Angka. Badan Pusat Statistika.

BPS Sumatera Utara. 2009. Sumatera Utara Dalam Angka. Badan Pusat Statistika. BPS Sumatera Utara. 2010. Sumatera Utara Dalam Angka. Badan Pusat Statistika. Mantra, Ida Bagus. 1985. Pengantar Studi Demografi. Yogyakarta: Nur cahaya. Mantra, Ida Bagus. 2009. Demografi Umum, Edisi kedua. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Gambar

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BPS Kabupaten/Kota
Gambar 3.1 Struktur Organisasi BPS Provinsi
Tabel 4.1 Jumlah Angkatan Kerja di Kota Medan Tahun 2004-2009
Gambar 4.2 Diagram Pencar Data Pengangguran Terbuka
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara yang merupakan. hasil Survei Sosial

Metode trend linier merupakan suatu metode analisa dengan menggunakan variabel yang akan diramalkan dengan satu variabel bebas yang mempengaruhi yaitu variabel

Data dianalisa menggunakan regresi linier berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Untuk membedakan teknologi produksi digunakan dummy variable pada

Data dianalisa menggunakan regresi linier berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Untuk membedakan teknologi produksi digunakan dummy variable pada

Metode analisis yang dipakai dalam model adalah analisis regresi linier berganda dengan metode estimasi OLS ( Ordinary Least Square ) atau Metode Kuadrat Terkecil untuk

PROYEKSI ANGKA KECELAKAAN SEPEDA MOTOR TAHUN 2017-2018 DI KABUPATEN DELI SERDANG..

Adam Malik Medan tahun 2011-2015, menggunakan desain case series dilanjutkan dengan analisa statistik menggunakan uji Chi Square, Fisher Exact, Kolmogorov-Smirnov

Hubungan ini akan diestimasi dengan menggunakan alat analisis persamaan simultan kuadrat terkecil dua tahap ( Two Stage Least Square ) atau TSLS agar hasil