MEDIA GAMBAR KOLASE DI MI AINUL YAQIIN PARUNG
JAYA TANGERANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
oleh
MARIYANIH
1811018300084
PROGRAM PGMI DUAL MODE SISTEM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
iii
Mariyanih, Peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia dalam pokok bahasan mengarang melalui media gambar kolase di MI Ainul Yaqiin Parung
Jaya, Tangerang, program studi PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan
untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia menulis karangan sederhana
melalui media kolase ciptaan sendiri. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III
MI Ainul Yaqiin Parung Jaya yang berjumlah 18 orang. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dengan strategi kooperatif
learning. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes objektif yang
berbentuk penugasan, tes objektif bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
peningkatan hasil belajar siswa, sedangkan untuk mengetahui proses pembelajaran
digunakan lembar observasi dan angket untuk mengetahui respon siswa terhadap
strategi kooperatif learning. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
penerapan media gambar kolase dapat meningkatkan hasil belajar bahasa
Indonesia dalam pokok bahasan mengarang, siswa kelas III MI Ainul Yaqiin
Parung Jaya Tangerang.
iv
Mariyanih, Improvement of study Indonesia Language results in the subject write with the medium of collage picture. in MI AINUL YAQIIN Parung Jaya, Tangerang Faculty of Tarbiyah and teaching, State University of Syarif Hidayatullah, Jakarta. This research aims to improve study Indonesia Language results, write with the medium of collage picture. The subject of this research is the grade III MI Ainul Yaqin parung jaya, which totaled 18 people. The method used in this research is classroom action research with cooperative learning strategy. The instrument use in this research is objective test and observation. From the results of this research can be conclude that applying of medum collage picture can improve results of Indonesia Language learning in the subject write in grade III MI Ainul Yagiin Parung Jaya, Tangerang
v
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta
salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw yang
telah membawa manusia menuju jalan kebenaran. Beserta keluarga dan
sahabatnya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit hambatan dan
kesulitan yang dihadapi selama penulisan skripsi ini, namun atas pertolongan dan
bimbingan Allah Swt serta motivasi dari berbagai pihak, akhirnya penulisan
skripsi yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dalam
Pokok Bahasan Mengarang Melalui Media Gambar Kolase di Kelas III
Semester II MI Ainul Yaqiin Parung Jaya, Tangerang, Tahun Pelajaran
2013/2014 ini dapat diselesaikan oleh penulis. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak
yang telah berjasa dalam penulisan skripsi ini, diantaranya:
1. Nurlena Rifai, Ph.D, selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dr. Fauzan, M.Pd, selaku ketua jurusan PGMI UIN Syarif Hidayatullah
3. Dindin Ridwanuddin, M.Pd, sebagai koordinator DMS PGMI UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
4. Dra. Hindun, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang selama ini
membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini, sehingga dapat selesai
tepat pada waktunya.
5. Seluruh dosen dan staf pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khusunya
di Jurusan PGMI (Pendidikan Guru MI) yang telah memberikan bantuan
vi
7. Segenap pimpinan dan staf perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Kedua orang tua yang tak henti-hentinya mendoakan dan memberikan
motivasi kepada penulis, suami tercinta yang selalu mendampingi penulis
serta memberikan motivasi yang besar dan seluruh keluarga yang telah
memberikan dukungan bagi penulis.
9. Sahabat-sahabat (Suheni, Ida, Yayat, Royani) dan seluruh sahabat jurusan
PGMI yang telah memberikan motivasi dan dukungannya kepada penulis
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah Swt
membalas amal baik mereka.
Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis khusunya dan bagi pembaca umumnya.
Jakarta, April 2014
vii HALAMAN JUDUL
SURAT PERNYATAN KARYA SENDIRI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... x
TAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Perumusan Masalah ... 4
E. Tujuan dan Manfaat Peneltitian ... 4
BAB II LANDASAN TEORETIS A. Hakikat Menulis ... 6
1. Teori Belajar ... 6
2. Teori Menulis ... 7
a. Definisi Menulis ... 7
b. Penilaian Keterampilan Menulis ... 8
c. Jenis-Jenis Menulis ... 9
1) Menulis Fiksi ... 9
2) Menulis Non Fiksi ... 10
viii
e. Teknik Menulis ... 11
f. Tujuan dan Manfaat Menulis ... 12
g. Cara Menumbuhkan Keterapilan Menulis ... 13
h. Rubrik Penilaian Menulis ... 14
3. Media Pembelajaran ... 15
a. Definisi Menurut Para Ahli ... 15
b. Jenis-Jenis Media Pembelajaran ... 16
c. Manfaat Media Pembelajaran ... 17
C.Bahasan Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan ... 23
D.Hipotesis Tindakan ... 24
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23
B. Metode dan Desain Tindakan ... 23
C. Subyek/Partisipan Dalam Penelitian ... 28
D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian ... 28
ix
I. Teknik Pengumpul Data ... 34
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi ... 35
K. Analisisi Data dan Interpretasi Data ... 35
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ... 36
BAB IV DESKRIPSI ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah ... 38
1. Sejarah Berdiri ... 38
2. Jumlah Guru ... 39
3. Jumlah Siswa Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 41
x BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 58
B. Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 60 LAMPIRAN
xi
Tabel 2.1. Indikator Penilaian Mengarang ...……….... 15
Tabel 3.1. Pengamatan Aktivitas Siswa ...………...…. 33
Tabel 3.2. Catatan Lapangan ...………. 34
Tabel 4.1. Keadaan Guru MI Ainul Yaqiin ………..……… 40
Tabel 4.2. Jumlah Siswa Kelas I s.d. Kelas 6 MI Ainul Yaqiin Tahun Pelajaran 2013/2014 …………...………..………… 41
Tabel 4.3. Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan ………. 45
Tabel 4.4. Rekap Hasil Test pada Siklus II ………..… 48
Tabel 4.5. Persentase Ketertarikan Siswa Terhadap Mapel Bahasa Indonesia ……….……….… 49
Tabel 4.6. Catatan Lapangan Siklus I ……….. 50
Tabel 4.7. Catatan Lapangan Siklus II ………. 51
Tabel 4.8. Hasil Observasi Terhadap Siswa Selama Proses Pembelajaran Pada Siklus I ...………...….. 52
x
Gambar 2.1. Contoh Kolase ………. 20
Gambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan Kelas ………..… 25
xii
Lampiran
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2. Angket Tertutup Minat Siswa Terhadap Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia
3. Penghitungan Skor Observasi
4. Format Observasi Guru Terhadap Kegiatan Belajar Mengajar
5. Lembar Kerja Siswa
1 A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sarana penting untuk menciptakan sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas, karena melalui pendidikan setiap manusia
akan senantiasa mendasari setiap aktivitas kehidupannya dengan ilmu
pengetahuan tersebut. Pendidikan berfungsi untuk membantu peserta didik
dalam pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan
serta karakteristik pribadinya kearah yang lebih positif, baik bagi dirinya
maupun lingkungannya.
Bahasa Indonesia mempunyai payung hukum yang cukup kuat, antara
lain Undang-Undang Dasar Negara 1945, Undang undang nomor 24 tahun
2009 tentang Bendera, Bahasa, Lambang Negara dan Lagu Kebangsaan. Di
samping kedua undang-undang itu , ada tiga buah peristiwa yang melahirkan
kesepakatan mengenai Bahasa Indonesia yaitu, gerakan kebangkitan Nasional,
Sumpah Pemuda dan Seminar Politik Bahasa Indonesia.1
Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran
yang harus diberikan kepada setiap peserta didik, dari mulai tingkat SD sampai
tingkat SMU, karena pengajaran Bahasa Indonesia dapat berfungsi untuk
mempermudah peserta didik berkomunikasi dengan orang lain atau lingkungan
sekitarnya. Pengajaran bahasa Indonesia juga bertujuan agar peserta didik
terampil berbahasa lisan dan berbahasa tulisan..
Bahasa lisan dan bahasa tulis merupakan dua ragam bahasa yang sangat
berbeda. Bahasa lisan dihasilkan oleh alat ucap dan unsur nonbahasa lainnya,
1
sedangkan bahasa tulis dihasilkan dengan penggunaan lambang bahasa berupa
tulisan. Bahasa lisan dikenal kali pertama oleh manusia ketika dia mendengar
orang di sekitarnya berbicara, sedangkan bahasa tulis baru dikenal setelah anak
mengenal peradaban. Ini menyiratkan bahwa ragam lisan dan tulis tidak dapat
disamakan.
Mengarang merupakan keterampilan berbahasa aktif, kemampaun
puncak seseorang untuk dikatakan terampil berbahasa wujudnya ialah mampu
menulis. Mengarang nerupakan keterampilan yang sangat kompleks. Menulis
atau tulisan juga merupakan media untuk melestarikan dan menyebarluaskan
informasi dan ilmu pengetahuan.2
Mengarang merupakan keterampilan berbahasa. Menulis dan
mengarang sebenarnya dua kegiatan yang sama, karena menulis berarti
mengarang (menyusun atau merangkai kata menjadi kalimat, menyususn
kalimat menjadi paragraf, menyusun paragraf menjadi tulisan kompleks, yang
mengusung pokok persoalan). Karangan adalah hasil penjabaran suatu gagasan
secara resmi dan ter atur tentang suatu topik atau pokok bahasan.3
Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa
yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik. Kemampuan menulis secara
formal memerlukan latihan dan bimbingan yang serius. Kemampuan menulis
sangat penting dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Karena dengan
kemampauannya dalam menulis kita dapat mempersiapkan anak didik kita
untuk menjadi seorang penulis yang handal, yang mampu menciptakan puluhan
judul buku bahkan mungkin ratusan.
Di kalangan pelajar atau peserta didik khususnya di tingkat SD atau MI
bahkan sampai tingkat SMU, kemampuan mengarang siswa masih sangat
rendah. Hal ini terbukti dari kurangnya buku hasil karya anak-anak, baik dari
tingkat SD/MI sampai tingkat SMU. Hal ini mungkin saja terjdi karena
2
Hindun, Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di MI/SD, (Depok: Nufa Citra Mandiri,
2013), h. 201 3
kurangnya seorang guru melatih peserta didik untuk membuat karangan,
sehingga ketika peserta didik diperintahkan untuk mengarang mereka sangat
kebingungan mencari dan merangkai kata-kata.
Untuk membuat siswa terampil dalam mengarang, maka sebaiknya
harus sering melatih siswa-siswanya dalam membuat karangan. Selain latihan,
metode dan media yang di gunakan guru dalam mengajarkan materi mengarang
pada anak usia SD/MI juga harus diperhatikan. Dengan menggunakan metode
yang bervariatif dan media yang menarik diharapkan pelajaran mengarang
menjadi lebih mudah dan menyenagkan bagi anak-anak. Dengan media kolase
ciptaan siswa sendiri, maka diharapkan siswa kelas III MI Ainul Yaqiin lebih
tinggi hasil belajarnya, lebih utama dalam pokok bahasan “ menulis karangan sederhana “.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti mencoba untuk
mengadakan pengajaran dengan melakukan penelitian dengan judul skripsi : “Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dalam Pokok Bahasan Mengarang Melalui Media Gambar Kolase”.
B. Identifikasi
Data yang diperoleh dari siswa kelas III MI Ainul Yaqiin tentang
kemampuan menulis setelah dilakukan tes awal hanya 25 % dari jumlah siswa
yang ada. Hal tersebut membuktikan bahwa kemampuan menulis siswa kelas
III MI Ainul Yaqiin sangat rendah. Dengan demikian perlu dilakukan tindakan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis karangan sederhana.
Dari hasil identifikasi ditemukan beberapa fakta penyebab rendahnya
kemampuan menulis siswa, yaitu :
1. Belum menggunakan metode yang sesuai dengan materi pelajaran.
2. Belum menggunakan media yang menarik bagi siswa.
4. Kurangnya pemanfaatan lingkungan alam sekitar sekolah sebagai media
pembelajaran secara optimal.
5. Kurangnya penggunaan model pembelajaran yang aktif dan kreatif.
C. Pembatasan Masalah
Agar masalah yang dikemukakan tidak menyebar luas dan rancu, maka
pembahasan dalam ruang lingkup masalah dibatasi pada :
1. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI Ainul Yaqiin Parung
Jaya, Tangerang semester genap tahun ajaran 2013/2014
2. Mengarang yang meliputi fiksi dan non fiksi
3. Media yang meliputi: definisi, jenis dan manfaat
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah yang diperoleh adalah “Apakah media gambar kolase dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia pada pokok bahasan
mengarang bagi siswa kelas III MI Ainul Yaqiin tahun pelajaran 2014/2015?”.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
bahasa Indonesia dalam pokok bahasan menulis karangan sederhana melalui
media kolase ciptaan sendiri. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
1. Manfaat teoretis
Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bahasa Indonesia tentang media gambar kolase dalam
pembelajaran mengarang bahasa Indonesia.
2. Secara praktis
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa
dalam pelajaran bahasa Indonesia tentang menulis karangan sederhana. Bagi
guru memberikan kontribusi kepada guru dalam upaya miningkatkan kreatifitas
dalam mengajar seperti memanfaatkan bahan alam sebagai sumber beajar. Bagi
6 A.Hakikat Menulis
1. Teori Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang
sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang
pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik
ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah maupun keluarganya
sendiri.
Skinner, berpendapat bahwa “Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif”.1
Hintzman, “Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri manusia disebabkan oleh pengalaman yang mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut”.
Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak dibatasi oleh tempat, ruang,
waktu, dan usia. Kita bisa belajar di mana saja, kapan saja, bahkan dari siapa
saja asalkan orang tersebut dapat memberikan pengetahuan yang membuat diri
kita berubah dari h yang tidak tahu menjadi tahu, atau tidak bisa menjadi bisa.
Travers, berpendapat ”Belajar mencakup perubahan yang relative
permanen dalam tingkah laku sebagai akibat dari penyingkapan terhadap kondisi dalam lingkungan”.2
Gagne mengatakan “Belajar adalah suatu
perubahan dalam waktu atau kemampuan manusia yang berlangsung selama suatu jangka waktu dan tidak sekedar proses pertumbuhan”.3
1
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2010), h. 88
3
Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli, maka dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dari belajar adalah adanya suatu perubahan
tingkah laku yang bersifat permanen yang disebabkan oleh pengalamannya.
2. Teori Menulis
a. Definisi Menulis
Pembelajaran menulis merupakan komponen penggunaan bahasa yang
harus diajarkan di sekolah. Hal itu tersurat pada tujuan Kurikulum 2006, yang berbunyi”Agar peserta didik memiliki keterampilan sebagai berikut: berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik
secara lisan maupun tulisan. Pada kurikulum 2004 kompetensi menulis yang diharapkan dari SD/MI adalah “dapat menulis karangan naratif dan nonnaratif dengan tulisan rapi dan jelas dengan memperhatikan tujuan dan ragam
pembaca, memakai ejaan dan tanda baca, dan kosa kata yang tepat dengan
menggunakan kalimat tunggal dan kalimat majemuk”.4
Tujuan keterampilan menulis diarahkan pada tataran penggunaan
sebagai berikut: (1) siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat,
pengalaman dan perasaan secara tertulis dengan jelas; (2) siswa mampu
menyampaikan informasi secara tertulis sesuai dengan konteks dan keadaan;
(3) siswa memiliki kegemaran menulis; (4) siswa mampu memanfaatkan
unsu-unsur kebahasaan karya sastra dan menulis. .
Pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian menulis yaitu sebagai
berikut:
1. Menulis adalah membuat huruf (angka dsb) dengan pena, melahirkan
pikiran dan perasaan seperti mengarang dan membuat surat dengan
tulisan, mengarang di majalah, mengarang roman.
2. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik
yang menggambarkan suatu bahasa yang difahami oleh seseorang,
4
sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut
kalau mereka memahami bahasa gambar itu.
3. Menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan
tulisan.Dapat juga diartikan bahwa menulis adalah berkomunikasi
mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain
secara tertulis.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang menulis yang telah
dikemukakan oleh beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa menulis
adalah suatu proses dan aktivitas melahirkan gagasan, pikiran, perasaan kepada
orang lain melalui media tulisan.
b. Penilaian keterampilan menulis
Penilaian kemampuan menulis dapat dibuat dalam beberapa bentuk,
diantaranya yaitu:5
1. Tes Unsur-Unsur Kemampuan Menulis
Bentuk tes ini hanya dimaksudkan untuk mengungkap kemampuan
kebahasaan atau teori-teori tentang menulis, yang termasuk bentuk tes
unsure-unsur kemampuan menulis adalah: (tes ejaan dan tanda baca,
tata bahasa, menyusun kalimat, teori paragraf, jenis karangan, dan
sebagainya).
2. Menulis Reproduksi
Menulis reproduksi adalah bentuk asesmen menulis yang
dihasilkan dari suatu rangsangan tertentu, kemudian dijadikan bahan
dalam tulisan, yang termasuk dalam bentuk tes ini adalah: (tes menulis
berdasarkan karangan visual, berdasarkan rangsang suara, dan menulis
dengan rangsang buku).
3. Menulis Produksi
Menulis produksi adalah penilaian yang dihasilkan tanpa adanya
suatu rangsangan, tapi disusun berdasarkan pada tujuan, bagian, bentuk,
5
atau jenis karangan tertentu, yang termasuk jenis tes produksi adalah:(
tes menyusun paragraf, tes menulis dengan tema tertentu, tes menulis
karangan bebas, tes menulis laporan,tes menulis surat dan sebagainya).
c. Jenis-Jenis Menulis 1. Menulis Fiksi
Pembelajaran menulis fiksi perlu mendapat perhatian dari para guru
SD/MI, karena mempunyai peranan penting dalam membantu siswa dalam
mengembangkan daya khayaldan kecerdasan emosionalnya. Perkembangan
kecerdasan intelektul harus dibarengi dengan perkembangan kecerdasan
emosional, agar kelak mereka tidak hanya menjadi manusia yang cerdas
otaknya saja, melainkan menjadi manusia yang arif dan bijaksana. Goleman
mengatakan ”Bahwa untuk sekarang, yang sukses dalam kehidupan ini tidak
hanya cerdas intelektual, yang sukses bisa berkarir dan bisa berlanjut hidup umumnya orang yang kecerdasan emosionalnya tinggi”.6
Mengarang fiksi pada hakikatnya menulis kreatif, yaitu menulis dengan
maksud untuk mengungkapkan perasaan atau emosi, misalnya menulis puisi,
cerpen novel dan drama. Dengan dilaksanakannya pembelajaran menulis fiksi
di kelas 3 SD/MI, diharapkan siswa mampu mengungkapkan daya
emosionalnya yang sesuai dengan lingkungan dan budaya tempat mereka
tinggal.
Di sekolah dasar kelas 3 SD/MI , pembelajaran mengarang fiksi diajarkan dengan pola bermain. Sapardi Djoko berpendapat bahwa “menulis atau mengarang adalah bermain-main”.7 Dengan demikian pembelajaran
menulis atau mengarang sastra harus dikemas dalam permainan, agar siswa
mengerjakannya dengan penuh kegembiraan.
2. Menulis Nonfiksi
6
Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa Dan Sastra Di Kelas Tinggi, (Bandung: UPI Pres,2007), h. 137.
7
Secara teoretis, karya fiksi dapat dibedakan dengan karya nonfiksi,
walaupun tentu saja pembedaan itu tidak bersifat mutlak. Karya fiksi bersifat
khayalan dan karya nonfiksi bersifat empirik (logis atau nyata). Fiksi adalah
tulisan yang dibangun berdasarkan khayalan pengarangnya. Nonfiksi adalah
karangan yang dibangun berdasarkan kenyataan. Karangan nonfiksi dapat
dibuktikan secara empiris. Yang termasuk kedalam tulisan nonfiksi adalah
surat, iklan, pengumuman, naskah, pidato, laporan, dan lain-lain.
Surat adalah salah satu sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan
suatu pesan dari satu pihak ke pihak lain baik perorangan maupun organisasi.
Menurut kepentingan pengirimnya surat dapat dibedakan dalam surat pribadi
dan surat dinas.
Iklan sebenarnya sama dengan pengumuman. Iklan adalah
pengumuman dari produsen dengan tujuan memberitahukan hasil produksinya.
Iklan dapat juga diartikan sebagai suatu cara yang dipergunakan oleg seseorang
atau suatu perusahaan dengan maksud memberitahukan sesuatu kepada umum,
disertai dengan susunan kata yang menarik.
Pidato adalah berbicara yang tujuannya untuk menyampaikan sesuatu
dihadapan orang banyak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pidato
dapat dilaksanakan dengan berbagai cara, yaitu dengan menghafal naskah
pidato, dengan membaca naskah pidato,menggunakan garis besar atau tanpa
naskah.
Laporan adalah suatu dokumen yang memuat informasi tertentu yang
telah dikumpulkan dan disusun. Laporan bisa juga berupa keterangan tentang
sesuatu yang sedang diteliti. Laporan bisa dilaporkan secara tertulis dan secara
lisan.
d. Meningkatkan Keterampilan Menulis
Sebuah tulisan dibentuk oleh paragraph-paragraf, sedangkan paragraf
dibentuk oleh kalimat-kalimat. Kalimat-kalimat yang membentuk paragraf itu
haruslah merangkai, kalimat yang satu dengan kalimat berikutnya harus
membentuk sebuah gagasan, sedangkan kalimat dibentuk oleh kata-kata.
Selanjutnya paragraf dengan paragraf pun merangkai secara utuh membentuk
sebuah wacana atau karangan yang memiliki tema yang utuh. Paragraf suatu
karangan harus terdiri dari tiga komponen, yaitiu paragraf pembuka, paragraf
pengembang dan paragraf penutup.8
Kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang
merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan
dalam berbahasa. Kalimat adalah gabungan dari ungkapan atau frase. Kalimat
yang digunakan dalam tulisan hendaknya berupa kalimat yang efektif. Paragraf
adalah suatu kesatuan pikiran, yang merupakan kumpulan kalimat yang
berkaitan dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.
Paragraf sebagai bagian terkecil dari suatu karangan, maka isi, pesan,
tema atau ide pokok dari paragraf harus relevan dan menunjang isi, pesan, tema
dan ide pokok dari suatu karangan. Paragraf yang baik dan efektif harus
memenuhi tiga persyaratan, yaitu kesatuan, kepaduan dan pengembangan atau
kelengkapan paragraf.
e. Teknik Menulis
Untuk memudahkan menulis suatu karangan, maka penulis harus
membuat sebuah kerangka tulis yang disebut kerangka karangan. Kerangka
karangan adalah suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu
yang akan ditulis.9
Langkah-langkah untuk menyusun kerangka karangan adalah sebagai
berukut:
1. Merumuskan tema. Tema yang dirumuskan untuk kepentingan suatu
kerangka karangan haruslah berbentuk tesis atau pengungkapan
maksud.
2. Mengadakan infentarisasi topic-topik bawaan yang dianggap
merupakan perincian dari esis atau pengungkapan maksud tadi.
8
Kunjana Rahardi, Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.167
9
3. Mengadakan evaluasi semua topik yang telah tercatat.
f. Tujuan dan Manfaat Menulis
Seorang tergerak untuk menulis karena memiliki tujuan obyektif yang
dapat dipertanggungjawabkan dihadapan pablik pembacanya.10 Adapun
tujuan-tujuan tersebut yaitu:
1. Menginformasikan
Tujuan pertama dan paling utama dari menulis adalah
menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun
peristiwa, agar pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman
baru.
2. Membujuk
Melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembaca dapat
menentukan sikap, apakah menyetujui atau mendukung yang
dikemukakan. Sebelum pada keputusan tersebut, maka seorang penulis
harus mampu membujuk dan meyakinkan pembaca dengan gaya bahasa
yang persuasif.
3. Mendidik.
Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan.
Karena melalui tulisan wawasan pengetahuan seseorang akan terus
bertambah yang akhirnya akan menentkan perilaku seseorang.
4. Menghibur
Fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, bukan monopoli
media massa radio dan televise, namun media cetak dapat pula berperan
dalam menghibur pembacanya. Meskipun tidak semeriah hiburan di
layar telepvisi, namun tulisan-tulisan atau bacaan-bacaan ringan yang
kaya dengan anekdot, cerita, dan pengalaman lucu bisa menjadi bacaan
penglipur lara.
Selain memiliki beberapa tujuan, menulis juga memiliki beberapa
manfaat. Adapaun manfaat menulis diantaranya yaitu:
10
1. Otak menjadi cerdas
Jika kita sering menulis berarti kita sedang mengasah otak kita. Otak
yang sering diasah akan menjadi cerdas. Menulis juga menambah
pengetahuan dan pengalaman yang dapat merubah pola piker dan
tingkah laku ke arah yang lebih baik.
2. Menghilangkan stress
Penulis dapat terlatih dalam mengembangkan berbagai gagasan dengan
menulis, penulis terpaksa bernalar menghubungkan serta
membanding-bandingkan fakta untuk mengembangkan berbagai gagasannya. Penulis
dapat terlatih dalam mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta
mengungkapkannya secara tersurat.
3. Dengan menulis, penlis terdorong untuk terus belajar secara aktif.
Penulis menjadi penemu sekaligus pemecah masalah.
4. Media penyimpanan
Menulis merupakan media penyimpanan kenang-kenangan atau
kejadian yang terjadi di masa lalu baik kejadian yang menyenangkan
maupun kejadian yang menyedihkan.
5. Menghasilkan uang
Dengan menulis kita bisa menambah pundi-pundi keuangan yang kita
miliki, dengan menjual atau mempulikasikan tulisan yang kita tulis
kepada pihak penerbit atau menjualnya kepada pembaca.
g. Cara Menumbuhkan Keterampilan Menulis
Agar siswa tertarik dan bergairah untuk menulis atau mengarang, maka
seorang guru harus mempunyai kiat untuk menjadikan siswa-siswanya untuk
terampil dlam menulis atau mengarang. Adapun kiat-kiat tersebut yaitu :11
1. Tumbuhkan kecintaan dan kebiasaan membaca pada diri siswa. Inilah
satu-satunya hal terpenting yang bisa anda lakukan untuk menjamin
agar mereka menjadi penuis yang baik.
11
2. Dukunglah selalu tulisan siswa anda, dan pujilah tulisan siswa anda
untuk memotivasi siswa agar terus menulis atau mengarang.
3. Tawarkan saran dan kritik kepada siswa hanya kalau mereka sudah
menjadi penulis yang terampil dan percaya diri.
4. Hargai privasi anak, jangan membaca tulisannya tanpa seijinnya.
Dikhawatirkan siswa menjadi tidak percaya diri.
5. Hargai pendapat siswa. Apapun dan bagaimanapun bentuk pendapat
mereka, maka kita sebagai seorang pendidik harus selalu menghargai
pendapat siswa kita.
6. Jangan menuntut kesempurnaan. Siswa kelas 3 MI/SD adalah siswa
yang baru mulai belajar menulis karangan secara sederhana, jadi
janganlah kita sebagai pendidik menuntut kesempurnaan.
7. Sadarilah bahwa siswa memiliki selera menulis yang berbeda-beda,
seperti hnya selera membaca. Doronglah mereka untuk menulis apapun
yang mereka senangi.
8. Kita tidak perlu mengajarkan tata bahasa kepada siswa kelas 3 SD/MI
ketika mereka baru mulai menulis. Karena pengetahuan ketatabahasaan
bersifat berkembang sehingga dikuasai oleh anak-anak sedikit demi
sedikit, daripada dipelajari langsung.
h. Rubrik Penilaian Menulis
Penilaian terhadap hasil karangan siswa dapat dilakukan secara
holistis dan analitis.12 Rubrik penilaian analitis memerinci komponen
komponen mengarang, seperti kualitas isi karangan, keakuratan dan
kekuatan isi, organisasi penulisan, ketepatan diksi, kalimat, ejaan dan lain
sebagainya, dengan memberikan skor masing-masing komponen.
Sedangkan rubrik penilaian holistis yaitu sebaliknya, tidak memerinci
komponen atau kriteria penilaian sebagaimana yang terdapat pada penilaian
analitis. Artinya, menilai sebuah karangan peserta didik secara keseluruhan,
dibaca dari awal hingga akhir dan setelah selesai diberi skor.
12
Tabel 2.I
Indikator Penilaian Mengarang
No Kategori Penilaian Skor
1
2
3
Kesesuaian gambar kolase dengan isi karangan.
Pemilihan kata atau diksi.
Penggunaan tanda baca.
Jumlah
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari Bahasa Latin, yakni medius yang secara harfiahnya berarti “tengah, pengantar atau perantara”. Dalam Bahasa Arab, media disebut “wasail” bentuk jama dari wasilah yakni sinonim alwasth yang artinya juga” tengah”. 13
Konsep atau definisi media pembelajaran. Rossi
dan Breidle mengemukakan “ Media pembelajaran adalah seluruh alat dan
bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan, seperti radio,
televisi, buku, Koran, dan sebagainya”.14
Gerlach mengatakan “Media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau
kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap”. Sedangkan Marsh Mcluhan berpendapat “Media Pembelajaran adalah sebagai penyampai pesan”.15
Dari beberapa pengertian atau definisi yang disampaikan oleh beberapa
para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari
13
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2012), h.6.
14
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2011), h.163.
15
sumber secara terencana, sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
Dari sudut pandang cakupan, media pembelajaran dikelompokkan
menjadi dua: pertama, media pembelajaran dalam arti sempit. Dalam konteks
ini media pembelajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara
efektif dalam proses pembelajaran yang terencana. Kedua,media pembelajaran
dalam arti luas, bahwa media pembelajaran tidak hanya meliputi media
komunikasi elektronik saja, obyek nyata dan kunjungan kelas.
b. Jenis –jenis Media Pembelajaran
Jangan mengartikan multimedia secara sempit yaitu belajar dengan
mempergunkan bantuan berbagai perangkat atau program yang mengunakan
energi listrik.16 Belajar jenis ini pada hakikatnya menggunakan berbagai
lingkungan belajar sebagai multimedia. Misalnya belajar diluar kelas dengan
menggunakan media tumbuhan dan hewan sekitar sekaligus belajar
menggunakan sumber-sumber seperti kliping, majalah pengetahuan dan
bantuan computer, bantuan narasumber / ahli, pelaku kejadian khusus dan
sebagainya. Pembelajaran multimedia membatu mempercepat proses
pemahaman siswa dan pengumpulan portofolio siswa.
Media pembelajaran meliputi berbagai jenis antara lain:
1. Media Audio
Media audio adalah media yang hanya melibatkan indra pendengaran,
dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata.Dilihat dari
sifat pesan yang diterimanya media audio ini menerima pesan verbal
dan non verbal.Pesan verbal audio yakni bahasa lisan atau kata-kata,
dan pesan non verbal audio adalah seperti bunyi-bunyian dan vokalisasi
seperti gerutan, gumam, music dan lain-lain.
Adapun contoh dari media audio ini adalah radio, phonograph,open reel
tapes,laboratorium bahasa dan lain-lain.
2. Media Visual
16
Media Visual adalah media yang melibatkan indra penglihatan. Media
visual verbal, yaitu media yang memuat pesan-pesan verbal (pesan
linguastik berbentuk tulisan). Kedua media visual nonverbal grafis,
yaitu media yang memuat symbol-simbol visual atau unsure grafis
(sketsa,lukisan, photo. Ketiga media visual tiga dimensi berupa model,
seperti miniature,mock up, specimen dan diorama.
3. Media audio visual
Media audio visual adalah media yang melibatkan indra pendengaran
dan indra penglihatan sekaligus dalam satu proses. Pesan visual yang
terlihat dan terdengar itu dapat disajikan melalui film documenter, film
drama dan televisi.
4. Multimedia
Multimedia merupakan media yang melibatkan berbagai indra dalam
sebuah proses pembelajaran. Termasuk dalam media ini adalah segala
sesuatu yang dapat memberikan pengalaman secara langsung, bisa
melalui computer dan internet. Bisa juga melalui pengalaman berbuat
dan pengalaman terlibat.Contohnya adalah lingkungan nyata, dan
karyawisata. Sedangkan yang termasuk pengalaman terlibat adalah
permainan dan simulasi, bermain peran dan forum teater.
c. Manfaat Media Pembelajaran
Hamalik mengungkapkan”Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat
belajar, membangkitkan motuvasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa”.17
Media pembelajaran diharapkan dapat memberikan manfaat, antara
lain:
1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku.
Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian pembelajaran
melalui media menerima pesan yang sama.
17
2. Pembelajaran bisa lebih menarik.
Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat
siswa tetap terjaga dan perhatian, sehingga media memiliki aspek
motivasi dan meningkatkan minat belajar.
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif.
Dengan digunakannya media yang menarik akan memotivasi siswa
untuk bertanya dan menjawab pertanyaan.
4. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan.
Bila media yang disajikan terintegrasi dengan kata dan gambar, dan
dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahun.
5. Dapat mempersingkat waktu pembelajaran.
Dengan menggunakan media pembelajaran dapat mempersingkat waktu
untuk menyampaikan pesan-pesan dan isi pelajaran.
.
4. KOLASE
a. Definisi kolase
Dalam bidang seni barang bekas seperti majalah lama, Koran bekas,
pakaian, kardus, kaleng, plastik kemasan dan daun-daun kering dapat
digunakan untuk menghasilkan bermacam kreasi yang unik salah satunya
melalui kolase.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia “Kolase adalah komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan (kertas, kayu, daun-daunan, biji-bijian,
dan lain-lain) yang ditempelkan pada permukaan gambar”. M. Saleh Kasim
mengungkapkan, kolase adalah menggambar dengan teknik tempel. Muharam
menyatakan bahwa kolase adalah teknik melukis dan mempergunakan
warna-warna kepingan batu, kaca, marmer, keramik, kayu, yang ditempelkan.18
Kolase merupakan bentuk gambar yang diwujudkan dengan menyusun
18
kepingan berwarna yang diolesi lem kemudian ditempelkan pada bidang
gambar. Budiono MA mengatakan “kolase sebagai komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan yang ditempelkan pada permukaan gambar”.19
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kolase
adalah kegiatan menempel ke dalam bentuk gambar yang telah ditentukan
dengan menggunakan barang-barang bekas, biji-bijian, daun-daunan dan
barang bekas lainnya yang sudah tidak terpakai lagi.
Kegiatan mengkolase termasuk kegiatan keterampilan atau
pengembangan psikomotor.Belajar keterampilan motorik menuntut
kemampuan untuk merangkaikan sejumlah gerak-gerak jasmani sampai
menjadi satu keseluruhan yang harus dilatih.
Sesungguhnya memberi pengalaman praktis berarti memberi masukan
wawasan dan ilmu pengetahuaan kepada peserta didik. Ketika anak mulai
tumbuh dan mampu memfungsikan kedua tangannya untuk melakukan banyak
hal, ketika itu pula akalnya mulai terbuka.20
b. Contoh Kolase
Pembuatan kolase dapat menggunakan barang-barang bekas seperti,
kertas tisu,kardus, kaca, batu-batuan, biji-bijian, daun-daunan kayu dan
lain sebagainya.
19
http://pembelajaran-pendidikan.blogspot.com/2012/04/pengertian-kolase.html 20
Gambar 2.1 Contoh Kolase
1. Kolase gambar buah semangka dari kertas origami
3. Kolase gambar dari daun-daunan warna-warni
5. Kolase gambar burung merak dari batu-batuan
c. Tata Cara Membuat Kolase
Adapun cara membuat kolase gambar rumah dengan menggunakan
daun-daunan adalah sebagai berikut:
1. Sediakan kardus berukuran panjang 15 cm dan lebar 15 cm
2. Gambarlah bentuk rumah dengan menggunakan krayon
3. Lumuri kardus yang sudah digambar rumah dengan lem
4. Ambilah daun yang berwarna hijau dan daun yang berwarna coklat
atau daun kering
5. Tempelkan daun berwarna coklat untuk bagian atap rumah, dan
daun berwarna hijau untuk bagian yang lain.
B. Acuan Teori dan Kerangka Fikir Penelitian
Dalam kajian teori telah diungkapkan bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi proses pembelajaran adalah bagaimana seorang guru memilih
dan menyiapkan media yang sesuai dengan materi pembelajaran. Selama ini
seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran tidak ditunjang dengan
pembelajaran siswa menjadi kurang aktif dan tidak mempunyai motivasi untuk
belajar. Oleh karena itu, hasil belajar siswa tidak menjadi maksimal.
Melalui media kolase ciptaan siswa sendiri, diharapkan siswa lebih
aktif dan kreatif dalam proses pemblajaran, sehingga akan tercapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
C. Bahasan Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan
Fadillah Tussa’adah dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Audiovisual Terhadap Keterampilan Menulis Karangan
Eksposisi pada SMP Negri 3 Bekasi” menyimpulkan: penggunaan media
audiovisual dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan eksposisi
mempunyai pengaruh yang besar terhadap keterampilan siswa dalam membuat
karangan eksposisi.
Siti Wahyuni dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Menulis Puisi dengan Media gambar Pemandangan Alam pada
siswa kelas VII Al Mubarok Tangerang” memberi kesimpulan sebagai berikut: kemampuan menulis puisi siswa dengan media gambar pemandangan alam
mengalami peningkatan yang cukup memuaskan sebesar 11,83 % dan siswa
mulai mampu mengemukakan ide, menggunakan pilihan kata dan perasaan
yang sesuai dengan tema. Setelah penggunaan media gambar siswa terlihat
lebih aktif.
Khaerunnisa dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan
Media Gambar Berseri Terhadap Keterampilan Menulis Kreatif Puisi pada
Siswa Kelas VII Mts Islamiyyah Ciputat” memberikan kesimpulan: terdapat pengaruh penggunaan media gambar berseri terhadap keterampilan menulis
kreatif puisi siswa.
D. Hipotesis Tindakan
Adanya peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia pokok bahasan
24 BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyyah Ainul Yaqiin Parung
Jaya, Tangerang. Waktu penelitian pada semester genap yang dilaksanakan
mulai 1 April 2014 sampai dengan 1 Juni 2014.
B. Metode dan Desain Tindakan / Rancangan Siklus
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) , Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan
yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri dengan cara
merencanakan, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif
dan partisifatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga
hasil belajar siswa dapat meningkat.1
Penelitian tindakan kelas adalah hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan- riset-tindakan” yang dilakukan secara siklik dalam rangaka memecahkan masalah, sampai masalah itu terpecahkan.2
Penelitian adalah suatu usaha yang sistimatis tentang pengumpulan dan
penganalisaan informasi atau data untuk maksud-maksud tertentu.3 Penelitian
tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus I membuat karangan
sederhana tanpa media kolase ciptaan siswa sendiri dan siklus II mengarang
sederhana dengan media kolase ciptaan siswa sendiri. Masing-masing siklus
meliputi beberapa tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan
refleksi. Model pembelajaran tindakan kelas adalah sebagai berikut:
1
Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Indeks, 2009), h.9
2
Burhan Elfany, Penelitian Tindakan Kelas, (Jogyakarta: Araska, 2013), h. 18
3
Gambar 3.1 Alur Tindakan Kelas
a. Siklus I
1. Perencanaan (Planning)
Dalam perencanaan siklus I, peneliti menetapkan seluruh perencanaan
tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menulis
karangan sederhana tiga paragraf dengan menggunakan media kolase
ciptaan siswa sendiri. Dalam siklus I akan diadakan 2 X pertemuan,
dengan langkah-langkah sebagai berikut: Perencanaan Siklus I
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
Perencanaan Siklus II
Pengamatan
1. Menyusun RPP dengan materi menulis;
2. Menentukan pokok bahasan ;
3. Menyiapkan sumber belajar ;
4. Menyiapkan lembar observas.
2. Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap pelaksanaan yang dilakukan guru adalah sebagai berikut:
1. Guru membuka pelajaran dengan ice breaking menyanyikan lagu
dan gerak sederhana.
2. Guru memberikan penjelasan singkat mengenai materi yang akan
diajarkan .
3. Guru memberikan contoh sebuah karangan sederhana, lalu
dibacakan di depan kelas.
4. Guru memberikan tugas membuat karangan sederhana dengan tema
bebas tiga paragraf .
5. Kemudian guru memberi motivasi kepada siswa dalam
mengerjakan tugasnya.
6. Guru memerintahkan siswa untuk membacakan hasil karangannya
di depan kelas.
7. Guru memberikan hadiah kepada siswa yang hasil karangannya
bagus.
3. Pengamatan (Observasi)
Observasi adalah pengindraan secara khusus dengan penuh perhatian
terhadap suatu objek. Adapun hal-hal yang dilakukan oleh peneliti adalah
sebagai berikut:
1. Mencatat kegiatan belajar mengajar siswa;
4. Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan
memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi,
yang dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Menganalisis hasil pembelajaran;
2. Mengevaluasi hasil observasi;
3. Menarik kesimpulan dari apa yang telah tercapai serta kekurangan
atau masalah yang terjadi pada siklus I.
b. Siklus II
1. Perencanaan (Planning)
Pada siklus II ini peneliti merencanakan seperti yang ada pada siklus
I,tapi ada perbedaan terlatak pada penggunaan media kolase ciptaan siswa
sendiri dalam mengajarkan materi menulis karangan sederhana tiga
paragraf. Adapun yang dilakukan dalam perencanaan ini adalah:
1. Menyusun rencana pembelajaran/RPP;
2. Menentukan pokok bahasan;
3. Menyiapkan sumber belajar;
4. Menyiapkan media yaitu kolase ciptaan siswa sendiri;
5. Menyiapkan lembar observasi.
2. Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap pelaksanaan ini guru melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Guru memberikan penjelasan tentang materi pembelajaran;
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran;
3. Mengenalkan media berupa kolase ciptaan siswa sendiri;
4. Guru memotivasi siswa dalam mengerjakan tugas mengarang tiga
paragraf dengan media kolase ciptaan sendiri;
5. Setiap siswa membacakan hasil karangannya di depan kelas;
7. Pembahasan hasil kerja siswa.
8. Siswa dan guru membuat kesimpulan
3. Pengamatan (Observing)
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui apakah sudah ada
peningkatan dibandingkan siklus sebelumnya, pengamatan lebih
difokuskan untuk mengetahui adanya peningkatan dalam pembelajaran.
4. Refleksi (Reflecting)
Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan
memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi,
yang dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Mencatat hasil evaluasi;
2. Mengevaluasi hasil observasi;
3. Menganalisis hasil pembelajaran;
4. Menyusun rencana tindakan berikutnya.
C. Subjek/Partisipan dalam Penelitian
Dalam PTK ini, yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas III MI.
Ainul Yaqiin Parung Jaya semester II tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri
dari delapan belas siswa.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai penyampai materi dan juga
berperan dalam perencanaan kegiatan pembelajaran, sedangkan yang menjadi
observer adalah guru kelas III MI Ainul Yaqiin Parung Jaya.
E. Tahap Intervensi Tindakan 1. Rencana Tindakan (Planning)
Rencana merupakan serangkaian tindakan terencana untuk meningkatkan
Pada tahapan ini peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan
selama proses pembelajaran berlangsung. Langkah merencanakan merupakan
langkah pertama dalam setiap kegiatan. Adapun kegiatan yang dilakukan
peneliti yaitu:
1. Menyiapkan rencana pembelajaran (RPP);
2. Menyiapkan lembar observasi;
3. Menyiapkan lembar pengamatan;
4. Menyiapkan lembar penilaian tes siswa;
5. Menyiapkan lembar catatan lapangan;
6. Menyiapkan angket respon siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti mengimplementasikan atau
menerapkan apa yang sudah direncanakan sebelumnya, yaitu memberikan
tindakan pada masalah yang dihadapi atau didapat dengan memberikan
alternatif, sesuai dengan rencana yang telah dirancang dan juga sejalan dengan
tujuan awal seperti kesesuaian materi dengan tindakan dan
persiapan-persiapan yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar, atau yang sesuai
dengan materi yang terdapat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dan pengamatan teknik yang tepat.
3. Pengamatan (Observing)
Pada tahap ini peneliti hanya melakukan tindakan sedangkan pengamatan
dilakukan oleh observer, sambil mendokumentasikan peristiwa yang terjadi.
Peneliti juga akan melakukan evaluasi, jika evaluasi berfungsi untuk
mngetahui kualitas proses tindakan, maka evaluasi berperan untuk
mendeskripsikan hasil tindakan yang secara otomatis telah dirumuskan
melalui tujuan tindakan. Dalam hal ini evaluasi yang ditujukan kepada hasil
4. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini, baik peneliti maupun observer menganalisis data yang
diperoleh dari kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Hal-hal
yang dilakukan pada tahap ini yaitu:
1. Menganalisis data;
2. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan berupa posttest, yaitu
dengan tes kinerja;
3. Menarik kesimpulan dari apa yang telah tercapai, serta kekurangan atau
permasalahan yang muncul.
F. Hasil Intervensi Tindakan
Penelitian yang dilakukan ini mengharapkan suatu perubahan pada siswa
dalam memahami konsep menulis karangan sederhana melalui media kolase
ciptaan siswa sendiri, serta dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajara
Bahasa Indonesia.
G. Data dan Sumber Data
1. Data tes objektif berupa penilaian atas penguasaan konsep siswa dalam
bentuk tes kinerja atau tes perbuatan. Tes kinerja atau tes perbuatan adalah
tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk perilaku, tindakan
atau perbuatan.4 ini dilakukan pada akhir tindakan. Hasil nilai tes kinerja
siswa akan diolah menjadi nilai akhir sebagai tolak ukur keberhasilan atau
kegagalan dalam pencapaian tujuan.
2. Data hasil pengamatan, adalah peningkatan kemampuan menulis karangan
sederhana yang dilakukan oleh siswa kelas III MI Ainul Yaqiin Parung
Jaya. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis karangan
sederhana dilakukan observasi pada masing-masing siswa baik kegiatan
observasi langsung maupun tak langsung yang dinilai oleh peneliti.
4
3. Data untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa terhadap peningkatan
kemampuan menulis karangan sederhana tiga paragraf melalui media
kolase ciptaan siswa sendiri berupa jurnal siswa.
4. Data untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa terhadap tingkah laku
guru selama proses belajar mengajar berlangsung, yang berupa pemberian
lembar observasi kepada setiap siswa diakhir pembelajaran dengan
menuntut jawaban sangat kurang, kurang, cukup, baik, dan sangat baik.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan tes dan
non tes.
1. Instrumen Tes
Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka
melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai
pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau
dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik.5
Adapun jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kinerja.
Tes kinerja ini merupakan postest, pemberian postest dilakukan setelah proses
pembelajaran berlangsung, postest untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat
mencapai tujuan program pembelajaran setelah mereka mengikuti program
pembelajaran tersebut, atau untuk mengetahui hasil belajar setelah mereka
mendapatkan perlakuan pembelajaran.
2. Instrumen Non Tes
Dengan teknik non tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta
didik dilakukan dengan tanpa “menguji” peserta didik, melainkan dilakukan
dengan melakukan pengamatan secara sistematis (observation), melakukan
wawancara (interview), menyebarkan angket (questionnare), dan memeriksa
5
atau meneliti dokumen-dokumen (documentary analysis). Pada prosesnya
teknik non tes ini untuk mengukur dan mengevaluasi hasil belajar peserta
didik dari segi ranah sikap hidup (affective domain) dan ranah keterampilan
(psycomotoric domain). Sedangkan teknik tes, untuknmengukur hasil belajar
peserta didik dari segi ranah proses berpikirnya (cognitive domain). Penelitian
ini selain menggunakan instrumen tes juga menggunakan instrumen non tes,
yaitu:
a. Angket
Angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana respon
siswa terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia yang dilakukan pada awal
pembelajaran tepatnya pada pertemuan pertama siklus I sebelum
menggunakan media kolase ciptaan sendiri dalam menulis karangan
sederhana.
b. Lembar Observasi
Lembar observasi adalah alat pengamatan yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana tindakan yang dilakukan peneliti telah mencapai
tujuan. Lembar observasi ini dapat dilengkapi dengan blangko atau form
yang berisi aspek-aspek tentang kejadian atau tingkah laku yang
digambarkan yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung,
baik dari aktivitas siswa maupun dari aktivitas guru. Dari pengamatan ini,
peneliti bukan sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan
Tabel 3.1
Pengamatan Aktivitas Siswa
No Kategori Pengamatan Skor Jml
1 2 3 4 5 A Ketekunan dalam membuat kolase
B Keaktifan dalam bertanya
C Kerapihan dalam membuat kolase
D Kesesuaian isi karangan dengan gambar kolase
E Keberanian siswa dalam membacakan hasil karangannya di depan kelas
Keterangan: 5 = Sangat Baik 4 = Baik
3 = Cukup 2 = Kurang
1 = Sangat Kurang
c. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah bentuk temuan selama pembelajaran yang
diperoleh oleh peneliti, yang tidak ternamai dalam lembar observasi.
Catatan lapangan dapat didiskusikan dengan observer dan bentuk temuan
ini berupa aktivitas siswa dan permasalahan yang dihadapi selama
Tabel 3.2 Catatan Lapangan
CATATAN LAPANGAN
……… ……… ……… ………
d. Dokumentasi
Dokumentasi dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah
pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi dalam
bidang pengetahuan, pemberian atau pengumpulan bukti-bukti dan
keterangan-keterangan(seperti gambar, kutipan).6 Dokumen yang
digunakan dalam penelitian ini berupa hasil karangan siswa, dan daftar
nilai siswa. Untuk memberikan gambaran secara konkret mengenai
kegiatan siswa dan menggambarkan suasana kelas ketika aktivitas belajar
berlangsung digunakan dokumentasi foto.
I. Teknik Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data penelitian ini menggunakan instrument yang
telah disebutkan diatas, antara lain berupa posttest. Instrument posttest berupa
tugas individu yaitu membuat karangan sederhana tiga paragraf dengan media
kolase ciptaan siswa sendiri yang diberika oleh guru. Instrument posttest
bertujuan untuk mengetahui hasil belajar bahasa Indonesia siswa pada pokok
bahasan menulis karangan sederhana. Instrument tes dikatakan berhasil
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan menjadi valid dan dapat
mengungkap data dari variable yang diteliti secara tepat. Instrument tes juga
dikatakan baik jika telah memiliki reliabilitas atau bersifat reliable. Dengan
demikian, instrument yang baik harus memenuhi kriteria penting yakni valid
dan reliable.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi
Untuk memperoleh data yang valid, maka peneliti menggunakan teknik
triangulasi, merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada. Dengan teknik triangulasi, peneliti sebenarnya mengumpulkan data
sekaligus menguji kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data
dan sumber data. Adapun tindakan yang dilakukan yaitu:
1. Pengambilan data dari berbagai sumber, yaitu peneliti, guru, dan siswa
2. Penggunaan berbagai alat atau instrument agar data yang terkumpul lebih
akurat. Dalam penelitian ini langkah yang ditempuh adalah mengisi
lembar observasi, catatan lapangan, angket siswa, dan hasil tes siswa.
3. Penggunaan teknik atau cara analisis sehingga data yang terkumpul dapat
dipercaya. Dalam hal ini dilakukan pengamatan langsung.
4. Memeriksa lagi data-data yang telah terkumpul baik keaslian maupun
kelengkapannya.
5. Mengulang kembali pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.
K. Analisis Data dan Interpretasi Data
Untuk mengetahui keefektifan suatu teknik dalam kegiatan pembelajaran
perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini digunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat
menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh
dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa, juga untuk
memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas
siswa selama proses pembelajaran.
1. Untuk menilai tes tulisan atau tes kinerja
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada dikelas tersebut
sehingga diperoleh:
Rata-rata tes dapat dirumuskan:
X = ∑X
∑N
Dengan : X = Nilai rata-rata
∑X= Jumlah semua nilai siswa ∑N= Jumlah siswa
Persentase = Skor Seluruh Siswa x 100%
Jumlah skor ideal seluruh siswa
2. Lembar observasi guru dan siswa
Untuk menghitung lembar observasi aktivitas guru dan siswa dugunakan
rumus sebagai berikut:
Aktivitas guru
Jumlah rata-rata keseluruhan = Jumlah skor yang didapat siswa
Jumlah siswa
3. KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
Untuk KKM mata pelajaran bahasa Indinesia di MI. Ainul Yaqiin kelas III
adalah 7,0 (tujuh koma nol). Yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah
mencapai nilai 7,0 dan mata pelajaran tersebut disebut tuntas belajar.
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Dalam penelitian ini, peneliti akan menguji penggunaan media kolase
ciptaan siswa sendiri untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan
pembelajaran bahasa Indonesia, untuk itu perlu adanya penelitian tindak
lanjut. Siklus PTK akan berakhir jika perbaikan sudah berhasil dilakukan.
Perlu dicatat bahwa satu siklus PTK dapat terjadi pada satu atau lebih
pertemuan. Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui
observasi aktivitas siswa, catatan lapangan, angket siswa serta tes kinerja
38 A. Profil Sekolah
1. Sejarah Berdiri
Yayasan Ainul Yaqiin adalah sebuah yayasan umum bercirikan islam
yang menjalankan fungsinya untuk kemashlahatan masyarakat khususnya
ummat islam di sekitarnya.
Kegiatan pendidikan di lingkungan Rt. 03/02 diawali dengan adanya
pelajaran membaca Al qur’an di Musholla Ainul Yaqiin sekitar tahun 60 -an
yang dilakukan selepas maghrib. Inilah yang menjadi cikal bakal dari yayasan
Ainul Yaqiin di masa kini. Setelah sekian lama berjalan, baru pada sekitar
tahun 1979 dibuka sekolah diniyah (sekolah agama) yang dikenal oleh
masyarakat dengan sebutan sekolah arab yaitu berupa kegiatan belajar baca
tulis huruf Al qur’an yang berlangsung dari pukul 13.00 s/d 17.00 WIB yang
juga mengambil tempat di Musholla Ainul Yaqiin. Setelah berjalan beberapa
tahun dan siswa yang semakin banyak diputuskanlah untuk membangun
sebuah ruangan lain yang dapat menampung para siswa dengan swadaya
masyarakat. Kemudian pada tahun 1985 diresmikanlah pembukaan angkatan I
“Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ainul Yaqiin ” dengan ruang belajar sebanyak 2
lokal.
Selanjutnya untuk tertib administrasi dan kesinambungan Kegiatan
Yayasan dengan nama “Yayasan Ainul Yaqiin” yang secara resmi
diaktanotariskan pada bulan Juni 2004.
1. Visi
Menuju Masyarakat Yang Beriman & Bertaqwa, Berwawasan, Cerdas,
Bermoral dan Peduli Terhadap Lingkungan
2. Misi
1. Menciptakan ummat yang bertaqwa terhadap Allah SWT
2. Menciptakan ummat yang berilmu, berwawasan dan berakhlaqul
karimah
3. Menciptakan lingkungan yang ramah dan tertata secara islami
AKTE NOTARIS
RUSNALDY SH / NO. 25 / 08 JUNI 2004 DOMISILI
PARUNG JAYA RT. 03/02 KEC. KARANG TENGAH TANGERANG 15159 TELP. 021- 557 530 48
2. Jumlah Guru
Guru yang mengajar di MI Ainul Yaqiin berjumlah 13 orang. Guru
merupakan profesi yang sangat mulia, karena seorang guru dituntut untuk
bangsa. Di bawah ini daftar nama-nama guru beserta jabatannya di MI Ainul
Yaqiin.
Tabel 4.1
Keadaan Guru MI Ainul Yaqiin
No Nama L/P Pendidikan Jabatan/Tugas
Mengajar 1 Samsu Romli S.T L S – 1 Kepala Sekolah
2 Sri Wulandari P SLTA Guru Kelas 1
3 Uci S.pd.I P S – 1 Guru Kelas 1
4 Mardiatul Islamiyah P D – 2 Guru Kelas 2
5 Sugiati P SLTA Guru Kelas 3
6 Indri Aunila Sari P SLTA Guru Kelas 4
7 Budi S.pd P S – 1 Guru Kelas 5
8 Tihamah S.pd.I P S – 1 Guru Kelas 6
9 Suhaeri S.Com L S – 1 Guru Komputer
10 Muh. Fahmi L SLTA Guru Penjas
11 Munawaroh S.pd.I P S – 1 Guru SBK
12 Mariyanih P D – 2 Guru Bhs Inggris
3. Jumlah Siswa Tahun Pelajaran 2013/2014
Tabel 4.2
Jumlah Siswa Kelas 1 s.d. Kelas 6 MI Ainul Yaqiin Tahun Pelajaran 2013/2014
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Rombel
1 I 32 orang 26 orang 58 orang 2 kelas
2 II 19 orang 12 orang 31 orang 1 kelas
3 III 7 orang 11 orang 18 orang 1 kelas
4 IV 8 orang 3 orang 11 orang 1 kelas
5 V 4 orang 7 orang 11 orang 1 kelas
6 VI 9 orang 13 orang 22 orang 1 kelas
4. Status Akreditasi
Madrasah Ibtidaiyah Ainul Yaqiin berada di bawah pembinaan dan
pengawasan Kanwil Departemen Agama Propinsi Banten. Namun demikian
MI Ainul Yaqiin tetap berada di bawah pengelolaan Yayasan Pendidikan Islam
Ainul Yaqiin. Status akreditasi MI Ainul Yaqiin adalah terakreditasi dengan
nilai B pada tahun 2013.
B. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan di MI Ainul Yaqiin Parung Jaya pada kelas III.
Hasil penelitian yang diuraikan adalah tentang kemampuan menulis siswa
dengan menggunakan konsep yang disajikan di awal sebelum tindakan,
kemudian kemampuan menulis pada tindakan pertama ( siklus I ), dan