• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia dalam pokok bahasan mengarang melalui media gambar kolase di MI Ainul Yaqiin Parung Jaya Tangerang Tahun pelajaran 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia dalam pokok bahasan mengarang melalui media gambar kolase di MI Ainul Yaqiin Parung Jaya Tangerang Tahun pelajaran 2013/2014"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

MEDIA GAMBAR KOLASE DI MI AINUL YAQIIN PARUNG

JAYA TANGERANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

SKRIPSI

oleh

MARIYANIH

1811018300084

PROGRAM PGMI DUAL MODE SISTEM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

iii

Mariyanih, Peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia dalam pokok bahasan mengarang melalui media gambar kolase di MI Ainul Yaqiin Parung

Jaya, Tangerang, program studi PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan

untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia menulis karangan sederhana

melalui media kolase ciptaan sendiri. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III

MI Ainul Yaqiin Parung Jaya yang berjumlah 18 orang. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dengan strategi kooperatif

learning. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes objektif yang

berbentuk penugasan, tes objektif bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

peningkatan hasil belajar siswa, sedangkan untuk mengetahui proses pembelajaran

digunakan lembar observasi dan angket untuk mengetahui respon siswa terhadap

strategi kooperatif learning. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

penerapan media gambar kolase dapat meningkatkan hasil belajar bahasa

Indonesia dalam pokok bahasan mengarang, siswa kelas III MI Ainul Yaqiin

Parung Jaya Tangerang.

(6)

iv

Mariyanih, Improvement of study Indonesia Language results in the subject write with the medium of collage picture. in MI AINUL YAQIIN Parung Jaya, Tangerang Faculty of Tarbiyah and teaching, State University of Syarif Hidayatullah, Jakarta. This research aims to improve study Indonesia Language results, write with the medium of collage picture. The subject of this research is the grade III MI Ainul Yaqin parung jaya, which totaled 18 people. The method used in this research is classroom action research with cooperative learning strategy. The instrument use in this research is objective test and observation. From the results of this research can be conclude that applying of medum collage picture can improve results of Indonesia Language learning in the subject write in grade III MI Ainul Yagiin Parung Jaya, Tangerang

(7)

v

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta

salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw yang

telah membawa manusia menuju jalan kebenaran. Beserta keluarga dan

sahabatnya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit hambatan dan

kesulitan yang dihadapi selama penulisan skripsi ini, namun atas pertolongan dan

bimbingan Allah Swt serta motivasi dari berbagai pihak, akhirnya penulisan

skripsi yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dalam

Pokok Bahasan Mengarang Melalui Media Gambar Kolase di Kelas III

Semester II MI Ainul Yaqiin Parung Jaya, Tangerang, Tahun Pelajaran

2013/2014 ini dapat diselesaikan oleh penulis. Pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak

yang telah berjasa dalam penulisan skripsi ini, diantaranya:

1. Nurlena Rifai, Ph.D, selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Dr. Fauzan, M.Pd, selaku ketua jurusan PGMI UIN Syarif Hidayatullah

3. Dindin Ridwanuddin, M.Pd, sebagai koordinator DMS PGMI UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

4. Dra. Hindun, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang selama ini

membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini, sehingga dapat selesai

tepat pada waktunya.

5. Seluruh dosen dan staf pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khusunya

di Jurusan PGMI (Pendidikan Guru MI) yang telah memberikan bantuan

(8)

vi

7. Segenap pimpinan dan staf perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Kedua orang tua yang tak henti-hentinya mendoakan dan memberikan

motivasi kepada penulis, suami tercinta yang selalu mendampingi penulis

serta memberikan motivasi yang besar dan seluruh keluarga yang telah

memberikan dukungan bagi penulis.

9. Sahabat-sahabat (Suheni, Ida, Yayat, Royani) dan seluruh sahabat jurusan

PGMI yang telah memberikan motivasi dan dukungannya kepada penulis

yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah Swt

membalas amal baik mereka.

Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis khusunya dan bagi pembaca umumnya.

Jakarta, April 2014

(9)

vii HALAMAN JUDUL

SURAT PERNYATAN KARYA SENDIRI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

TAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan dan Manfaat Peneltitian ... 4

BAB II LANDASAN TEORETIS A. Hakikat Menulis ... 6

1. Teori Belajar ... 6

2. Teori Menulis ... 7

a. Definisi Menulis ... 7

b. Penilaian Keterampilan Menulis ... 8

c. Jenis-Jenis Menulis ... 9

1) Menulis Fiksi ... 9

2) Menulis Non Fiksi ... 10

(10)

viii

e. Teknik Menulis ... 11

f. Tujuan dan Manfaat Menulis ... 12

g. Cara Menumbuhkan Keterapilan Menulis ... 13

h. Rubrik Penilaian Menulis ... 14

3. Media Pembelajaran ... 15

a. Definisi Menurut Para Ahli ... 15

b. Jenis-Jenis Media Pembelajaran ... 16

c. Manfaat Media Pembelajaran ... 17

C.Bahasan Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan ... 23

D.Hipotesis Tindakan ... 24

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

B. Metode dan Desain Tindakan ... 23

C. Subyek/Partisipan Dalam Penelitian ... 28

D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian ... 28

(11)

ix

I. Teknik Pengumpul Data ... 34

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi ... 35

K. Analisisi Data dan Interpretasi Data ... 35

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ... 36

BAB IV DESKRIPSI ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah ... 38

1. Sejarah Berdiri ... 38

2. Jumlah Guru ... 39

3. Jumlah Siswa Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 41

(12)

x BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 58

B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60 LAMPIRAN

(13)

xi

Tabel 2.1. Indikator Penilaian Mengarang ...……….... 15

Tabel 3.1. Pengamatan Aktivitas Siswa ...………...…. 33

Tabel 3.2. Catatan Lapangan ...………. 34

Tabel 4.1. Keadaan Guru MI Ainul Yaqiin ………..……… 40

Tabel 4.2. Jumlah Siswa Kelas I s.d. Kelas 6 MI Ainul Yaqiin Tahun Pelajaran 2013/2014 …………...………..………… 41

Tabel 4.3. Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan ………. 45

Tabel 4.4. Rekap Hasil Test pada Siklus II ………..… 48

Tabel 4.5. Persentase Ketertarikan Siswa Terhadap Mapel Bahasa Indonesia ……….……….… 49

Tabel 4.6. Catatan Lapangan Siklus I ……….. 50

Tabel 4.7. Catatan Lapangan Siklus II ………. 51

Tabel 4.8. Hasil Observasi Terhadap Siswa Selama Proses Pembelajaran Pada Siklus I ...………...….. 52

(14)

x

Gambar 2.1. Contoh Kolase ………. 20

Gambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan Kelas ………..… 25

(15)

xii

Lampiran

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2. Angket Tertutup Minat Siswa Terhadap Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia

3. Penghitungan Skor Observasi

4. Format Observasi Guru Terhadap Kegiatan Belajar Mengajar

5. Lembar Kerja Siswa

(16)

1 A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sarana penting untuk menciptakan sumber daya

manusia (SDM) yang berkualitas, karena melalui pendidikan setiap manusia

akan senantiasa mendasari setiap aktivitas kehidupannya dengan ilmu

pengetahuan tersebut. Pendidikan berfungsi untuk membantu peserta didik

dalam pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan

serta karakteristik pribadinya kearah yang lebih positif, baik bagi dirinya

maupun lingkungannya.

Bahasa Indonesia mempunyai payung hukum yang cukup kuat, antara

lain Undang-Undang Dasar Negara 1945, Undang undang nomor 24 tahun

2009 tentang Bendera, Bahasa, Lambang Negara dan Lagu Kebangsaan. Di

samping kedua undang-undang itu , ada tiga buah peristiwa yang melahirkan

kesepakatan mengenai Bahasa Indonesia yaitu, gerakan kebangkitan Nasional,

Sumpah Pemuda dan Seminar Politik Bahasa Indonesia.1

Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

yang harus diberikan kepada setiap peserta didik, dari mulai tingkat SD sampai

tingkat SMU, karena pengajaran Bahasa Indonesia dapat berfungsi untuk

mempermudah peserta didik berkomunikasi dengan orang lain atau lingkungan

sekitarnya. Pengajaran bahasa Indonesia juga bertujuan agar peserta didik

terampil berbahasa lisan dan berbahasa tulisan..

Bahasa lisan dan bahasa tulis merupakan dua ragam bahasa yang sangat

berbeda. Bahasa lisan dihasilkan oleh alat ucap dan unsur nonbahasa lainnya,

1

(17)

sedangkan bahasa tulis dihasilkan dengan penggunaan lambang bahasa berupa

tulisan. Bahasa lisan dikenal kali pertama oleh manusia ketika dia mendengar

orang di sekitarnya berbicara, sedangkan bahasa tulis baru dikenal setelah anak

mengenal peradaban. Ini menyiratkan bahwa ragam lisan dan tulis tidak dapat

disamakan.

Mengarang merupakan keterampilan berbahasa aktif, kemampaun

puncak seseorang untuk dikatakan terampil berbahasa wujudnya ialah mampu

menulis. Mengarang nerupakan keterampilan yang sangat kompleks. Menulis

atau tulisan juga merupakan media untuk melestarikan dan menyebarluaskan

informasi dan ilmu pengetahuan.2

Mengarang merupakan keterampilan berbahasa. Menulis dan

mengarang sebenarnya dua kegiatan yang sama, karena menulis berarti

mengarang (menyusun atau merangkai kata menjadi kalimat, menyususn

kalimat menjadi paragraf, menyusun paragraf menjadi tulisan kompleks, yang

mengusung pokok persoalan). Karangan adalah hasil penjabaran suatu gagasan

secara resmi dan ter atur tentang suatu topik atau pokok bahasan.3

Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa

yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik. Kemampuan menulis secara

formal memerlukan latihan dan bimbingan yang serius. Kemampuan menulis

sangat penting dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Karena dengan

kemampauannya dalam menulis kita dapat mempersiapkan anak didik kita

untuk menjadi seorang penulis yang handal, yang mampu menciptakan puluhan

judul buku bahkan mungkin ratusan.

Di kalangan pelajar atau peserta didik khususnya di tingkat SD atau MI

bahkan sampai tingkat SMU, kemampuan mengarang siswa masih sangat

rendah. Hal ini terbukti dari kurangnya buku hasil karya anak-anak, baik dari

tingkat SD/MI sampai tingkat SMU. Hal ini mungkin saja terjdi karena

2

Hindun, Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di MI/SD, (Depok: Nufa Citra Mandiri,

2013), h. 201 3

(18)

kurangnya seorang guru melatih peserta didik untuk membuat karangan,

sehingga ketika peserta didik diperintahkan untuk mengarang mereka sangat

kebingungan mencari dan merangkai kata-kata.

Untuk membuat siswa terampil dalam mengarang, maka sebaiknya

harus sering melatih siswa-siswanya dalam membuat karangan. Selain latihan,

metode dan media yang di gunakan guru dalam mengajarkan materi mengarang

pada anak usia SD/MI juga harus diperhatikan. Dengan menggunakan metode

yang bervariatif dan media yang menarik diharapkan pelajaran mengarang

menjadi lebih mudah dan menyenagkan bagi anak-anak. Dengan media kolase

ciptaan siswa sendiri, maka diharapkan siswa kelas III MI Ainul Yaqiin lebih

tinggi hasil belajarnya, lebih utama dalam pokok bahasan “ menulis karangan sederhana “.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti mencoba untuk

mengadakan pengajaran dengan melakukan penelitian dengan judul skripsi : “Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dalam Pokok Bahasan Mengarang Melalui Media Gambar Kolase”.

B. Identifikasi

Data yang diperoleh dari siswa kelas III MI Ainul Yaqiin tentang

kemampuan menulis setelah dilakukan tes awal hanya 25 % dari jumlah siswa

yang ada. Hal tersebut membuktikan bahwa kemampuan menulis siswa kelas

III MI Ainul Yaqiin sangat rendah. Dengan demikian perlu dilakukan tindakan

untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis karangan sederhana.

Dari hasil identifikasi ditemukan beberapa fakta penyebab rendahnya

kemampuan menulis siswa, yaitu :

1. Belum menggunakan metode yang sesuai dengan materi pelajaran.

2. Belum menggunakan media yang menarik bagi siswa.

(19)

4. Kurangnya pemanfaatan lingkungan alam sekitar sekolah sebagai media

pembelajaran secara optimal.

5. Kurangnya penggunaan model pembelajaran yang aktif dan kreatif.

C. Pembatasan Masalah

Agar masalah yang dikemukakan tidak menyebar luas dan rancu, maka

pembahasan dalam ruang lingkup masalah dibatasi pada :

1. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI Ainul Yaqiin Parung

Jaya, Tangerang semester genap tahun ajaran 2013/2014

2. Mengarang yang meliputi fiksi dan non fiksi

3. Media yang meliputi: definisi, jenis dan manfaat

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah yang diperoleh adalah “Apakah media gambar kolase dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia pada pokok bahasan

mengarang bagi siswa kelas III MI Ainul Yaqiin tahun pelajaran 2014/2015?”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

bahasa Indonesia dalam pokok bahasan menulis karangan sederhana melalui

media kolase ciptaan sendiri. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

(20)

1. Manfaat teoretis

Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan bahasa Indonesia tentang media gambar kolase dalam

pembelajaran mengarang bahasa Indonesia.

2. Secara praktis

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa

dalam pelajaran bahasa Indonesia tentang menulis karangan sederhana. Bagi

guru memberikan kontribusi kepada guru dalam upaya miningkatkan kreatifitas

dalam mengajar seperti memanfaatkan bahan alam sebagai sumber beajar. Bagi

(21)

6 A.Hakikat Menulis

1. Teori Belajar

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang

pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan

pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik

ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah maupun keluarganya

sendiri.

Skinner, berpendapat bahwa “Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif”.1

Hintzman, “Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri manusia disebabkan oleh pengalaman yang mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut”.

Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak dibatasi oleh tempat, ruang,

waktu, dan usia. Kita bisa belajar di mana saja, kapan saja, bahkan dari siapa

saja asalkan orang tersebut dapat memberikan pengetahuan yang membuat diri

kita berubah dari h yang tidak tahu menjadi tahu, atau tidak bisa menjadi bisa.

Travers, berpendapat ”Belajar mencakup perubahan yang relative

permanen dalam tingkah laku sebagai akibat dari penyingkapan terhadap kondisi dalam lingkungan”.2

Gagne mengatakan “Belajar adalah suatu

perubahan dalam waktu atau kemampuan manusia yang berlangsung selama suatu jangka waktu dan tidak sekedar proses pertumbuhan”.3

1

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2010), h. 88

3

(22)

Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli, maka dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud dari belajar adalah adanya suatu perubahan

tingkah laku yang bersifat permanen yang disebabkan oleh pengalamannya.

2. Teori Menulis

a. Definisi Menulis

Pembelajaran menulis merupakan komponen penggunaan bahasa yang

harus diajarkan di sekolah. Hal itu tersurat pada tujuan Kurikulum 2006, yang berbunyi”Agar peserta didik memiliki keterampilan sebagai berikut: berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik

secara lisan maupun tulisan. Pada kurikulum 2004 kompetensi menulis yang diharapkan dari SD/MI adalah “dapat menulis karangan naratif dan nonnaratif dengan tulisan rapi dan jelas dengan memperhatikan tujuan dan ragam

pembaca, memakai ejaan dan tanda baca, dan kosa kata yang tepat dengan

menggunakan kalimat tunggal dan kalimat majemuk”.4

Tujuan keterampilan menulis diarahkan pada tataran penggunaan

sebagai berikut: (1) siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat,

pengalaman dan perasaan secara tertulis dengan jelas; (2) siswa mampu

menyampaikan informasi secara tertulis sesuai dengan konteks dan keadaan;

(3) siswa memiliki kegemaran menulis; (4) siswa mampu memanfaatkan

unsu-unsur kebahasaan karya sastra dan menulis. .

Pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian menulis yaitu sebagai

berikut:

1. Menulis adalah membuat huruf (angka dsb) dengan pena, melahirkan

pikiran dan perasaan seperti mengarang dan membuat surat dengan

tulisan, mengarang di majalah, mengarang roman.

2. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik

yang menggambarkan suatu bahasa yang difahami oleh seseorang,

4

(23)

sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut

kalau mereka memahami bahasa gambar itu.

3. Menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan

tulisan.Dapat juga diartikan bahwa menulis adalah berkomunikasi

mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain

secara tertulis.

Berdasarkan beberapa pengertian tentang menulis yang telah

dikemukakan oleh beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa menulis

adalah suatu proses dan aktivitas melahirkan gagasan, pikiran, perasaan kepada

orang lain melalui media tulisan.

b. Penilaian keterampilan menulis

Penilaian kemampuan menulis dapat dibuat dalam beberapa bentuk,

diantaranya yaitu:5

1. Tes Unsur-Unsur Kemampuan Menulis

Bentuk tes ini hanya dimaksudkan untuk mengungkap kemampuan

kebahasaan atau teori-teori tentang menulis, yang termasuk bentuk tes

unsure-unsur kemampuan menulis adalah: (tes ejaan dan tanda baca,

tata bahasa, menyusun kalimat, teori paragraf, jenis karangan, dan

sebagainya).

2. Menulis Reproduksi

Menulis reproduksi adalah bentuk asesmen menulis yang

dihasilkan dari suatu rangsangan tertentu, kemudian dijadikan bahan

dalam tulisan, yang termasuk dalam bentuk tes ini adalah: (tes menulis

berdasarkan karangan visual, berdasarkan rangsang suara, dan menulis

dengan rangsang buku).

3. Menulis Produksi

Menulis produksi adalah penilaian yang dihasilkan tanpa adanya

suatu rangsangan, tapi disusun berdasarkan pada tujuan, bagian, bentuk,

5

(24)

atau jenis karangan tertentu, yang termasuk jenis tes produksi adalah:(

tes menyusun paragraf, tes menulis dengan tema tertentu, tes menulis

karangan bebas, tes menulis laporan,tes menulis surat dan sebagainya).

c. Jenis-Jenis Menulis 1. Menulis Fiksi

Pembelajaran menulis fiksi perlu mendapat perhatian dari para guru

SD/MI, karena mempunyai peranan penting dalam membantu siswa dalam

mengembangkan daya khayaldan kecerdasan emosionalnya. Perkembangan

kecerdasan intelektul harus dibarengi dengan perkembangan kecerdasan

emosional, agar kelak mereka tidak hanya menjadi manusia yang cerdas

otaknya saja, melainkan menjadi manusia yang arif dan bijaksana. Goleman

mengatakan ”Bahwa untuk sekarang, yang sukses dalam kehidupan ini tidak

hanya cerdas intelektual, yang sukses bisa berkarir dan bisa berlanjut hidup umumnya orang yang kecerdasan emosionalnya tinggi”.6

Mengarang fiksi pada hakikatnya menulis kreatif, yaitu menulis dengan

maksud untuk mengungkapkan perasaan atau emosi, misalnya menulis puisi,

cerpen novel dan drama. Dengan dilaksanakannya pembelajaran menulis fiksi

di kelas 3 SD/MI, diharapkan siswa mampu mengungkapkan daya

emosionalnya yang sesuai dengan lingkungan dan budaya tempat mereka

tinggal.

Di sekolah dasar kelas 3 SD/MI , pembelajaran mengarang fiksi diajarkan dengan pola bermain. Sapardi Djoko berpendapat bahwa “menulis atau mengarang adalah bermain-main”.7 Dengan demikian pembelajaran

menulis atau mengarang sastra harus dikemas dalam permainan, agar siswa

mengerjakannya dengan penuh kegembiraan.

2. Menulis Nonfiksi

6

Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa Dan Sastra Di Kelas Tinggi, (Bandung: UPI Pres,2007), h. 137.

7

(25)

Secara teoretis, karya fiksi dapat dibedakan dengan karya nonfiksi,

walaupun tentu saja pembedaan itu tidak bersifat mutlak. Karya fiksi bersifat

khayalan dan karya nonfiksi bersifat empirik (logis atau nyata). Fiksi adalah

tulisan yang dibangun berdasarkan khayalan pengarangnya. Nonfiksi adalah

karangan yang dibangun berdasarkan kenyataan. Karangan nonfiksi dapat

dibuktikan secara empiris. Yang termasuk kedalam tulisan nonfiksi adalah

surat, iklan, pengumuman, naskah, pidato, laporan, dan lain-lain.

Surat adalah salah satu sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan

suatu pesan dari satu pihak ke pihak lain baik perorangan maupun organisasi.

Menurut kepentingan pengirimnya surat dapat dibedakan dalam surat pribadi

dan surat dinas.

Iklan sebenarnya sama dengan pengumuman. Iklan adalah

pengumuman dari produsen dengan tujuan memberitahukan hasil produksinya.

Iklan dapat juga diartikan sebagai suatu cara yang dipergunakan oleg seseorang

atau suatu perusahaan dengan maksud memberitahukan sesuatu kepada umum,

disertai dengan susunan kata yang menarik.

Pidato adalah berbicara yang tujuannya untuk menyampaikan sesuatu

dihadapan orang banyak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pidato

dapat dilaksanakan dengan berbagai cara, yaitu dengan menghafal naskah

pidato, dengan membaca naskah pidato,menggunakan garis besar atau tanpa

naskah.

Laporan adalah suatu dokumen yang memuat informasi tertentu yang

telah dikumpulkan dan disusun. Laporan bisa juga berupa keterangan tentang

sesuatu yang sedang diteliti. Laporan bisa dilaporkan secara tertulis dan secara

lisan.

d. Meningkatkan Keterampilan Menulis

Sebuah tulisan dibentuk oleh paragraph-paragraf, sedangkan paragraf

dibentuk oleh kalimat-kalimat. Kalimat-kalimat yang membentuk paragraf itu

haruslah merangkai, kalimat yang satu dengan kalimat berikutnya harus

(26)

membentuk sebuah gagasan, sedangkan kalimat dibentuk oleh kata-kata.

Selanjutnya paragraf dengan paragraf pun merangkai secara utuh membentuk

sebuah wacana atau karangan yang memiliki tema yang utuh. Paragraf suatu

karangan harus terdiri dari tiga komponen, yaitiu paragraf pembuka, paragraf

pengembang dan paragraf penutup.8

Kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang

merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan

dalam berbahasa. Kalimat adalah gabungan dari ungkapan atau frase. Kalimat

yang digunakan dalam tulisan hendaknya berupa kalimat yang efektif. Paragraf

adalah suatu kesatuan pikiran, yang merupakan kumpulan kalimat yang

berkaitan dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.

Paragraf sebagai bagian terkecil dari suatu karangan, maka isi, pesan,

tema atau ide pokok dari paragraf harus relevan dan menunjang isi, pesan, tema

dan ide pokok dari suatu karangan. Paragraf yang baik dan efektif harus

memenuhi tiga persyaratan, yaitu kesatuan, kepaduan dan pengembangan atau

kelengkapan paragraf.

e. Teknik Menulis

Untuk memudahkan menulis suatu karangan, maka penulis harus

membuat sebuah kerangka tulis yang disebut kerangka karangan. Kerangka

karangan adalah suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu

yang akan ditulis.9

Langkah-langkah untuk menyusun kerangka karangan adalah sebagai

berukut:

1. Merumuskan tema. Tema yang dirumuskan untuk kepentingan suatu

kerangka karangan haruslah berbentuk tesis atau pengungkapan

maksud.

2. Mengadakan infentarisasi topic-topik bawaan yang dianggap

merupakan perincian dari esis atau pengungkapan maksud tadi.

8

Kunjana Rahardi, Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.167

9

(27)

3. Mengadakan evaluasi semua topik yang telah tercatat.

f. Tujuan dan Manfaat Menulis

Seorang tergerak untuk menulis karena memiliki tujuan obyektif yang

dapat dipertanggungjawabkan dihadapan pablik pembacanya.10 Adapun

tujuan-tujuan tersebut yaitu:

1. Menginformasikan

Tujuan pertama dan paling utama dari menulis adalah

menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun

peristiwa, agar pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman

baru.

2. Membujuk

Melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembaca dapat

menentukan sikap, apakah menyetujui atau mendukung yang

dikemukakan. Sebelum pada keputusan tersebut, maka seorang penulis

harus mampu membujuk dan meyakinkan pembaca dengan gaya bahasa

yang persuasif.

3. Mendidik.

Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan.

Karena melalui tulisan wawasan pengetahuan seseorang akan terus

bertambah yang akhirnya akan menentkan perilaku seseorang.

4. Menghibur

Fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, bukan monopoli

media massa radio dan televise, namun media cetak dapat pula berperan

dalam menghibur pembacanya. Meskipun tidak semeriah hiburan di

layar telepvisi, namun tulisan-tulisan atau bacaan-bacaan ringan yang

kaya dengan anekdot, cerita, dan pengalaman lucu bisa menjadi bacaan

penglipur lara.

Selain memiliki beberapa tujuan, menulis juga memiliki beberapa

manfaat. Adapaun manfaat menulis diantaranya yaitu:

10

(28)

1. Otak menjadi cerdas

Jika kita sering menulis berarti kita sedang mengasah otak kita. Otak

yang sering diasah akan menjadi cerdas. Menulis juga menambah

pengetahuan dan pengalaman yang dapat merubah pola piker dan

tingkah laku ke arah yang lebih baik.

2. Menghilangkan stress

Penulis dapat terlatih dalam mengembangkan berbagai gagasan dengan

menulis, penulis terpaksa bernalar menghubungkan serta

membanding-bandingkan fakta untuk mengembangkan berbagai gagasannya. Penulis

dapat terlatih dalam mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta

mengungkapkannya secara tersurat.

3. Dengan menulis, penlis terdorong untuk terus belajar secara aktif.

Penulis menjadi penemu sekaligus pemecah masalah.

4. Media penyimpanan

Menulis merupakan media penyimpanan kenang-kenangan atau

kejadian yang terjadi di masa lalu baik kejadian yang menyenangkan

maupun kejadian yang menyedihkan.

5. Menghasilkan uang

Dengan menulis kita bisa menambah pundi-pundi keuangan yang kita

miliki, dengan menjual atau mempulikasikan tulisan yang kita tulis

kepada pihak penerbit atau menjualnya kepada pembaca.

g. Cara Menumbuhkan Keterampilan Menulis

Agar siswa tertarik dan bergairah untuk menulis atau mengarang, maka

seorang guru harus mempunyai kiat untuk menjadikan siswa-siswanya untuk

terampil dlam menulis atau mengarang. Adapun kiat-kiat tersebut yaitu :11

1. Tumbuhkan kecintaan dan kebiasaan membaca pada diri siswa. Inilah

satu-satunya hal terpenting yang bisa anda lakukan untuk menjamin

agar mereka menjadi penuis yang baik.

11

(29)

2. Dukunglah selalu tulisan siswa anda, dan pujilah tulisan siswa anda

untuk memotivasi siswa agar terus menulis atau mengarang.

3. Tawarkan saran dan kritik kepada siswa hanya kalau mereka sudah

menjadi penulis yang terampil dan percaya diri.

4. Hargai privasi anak, jangan membaca tulisannya tanpa seijinnya.

Dikhawatirkan siswa menjadi tidak percaya diri.

5. Hargai pendapat siswa. Apapun dan bagaimanapun bentuk pendapat

mereka, maka kita sebagai seorang pendidik harus selalu menghargai

pendapat siswa kita.

6. Jangan menuntut kesempurnaan. Siswa kelas 3 MI/SD adalah siswa

yang baru mulai belajar menulis karangan secara sederhana, jadi

janganlah kita sebagai pendidik menuntut kesempurnaan.

7. Sadarilah bahwa siswa memiliki selera menulis yang berbeda-beda,

seperti hnya selera membaca. Doronglah mereka untuk menulis apapun

yang mereka senangi.

8. Kita tidak perlu mengajarkan tata bahasa kepada siswa kelas 3 SD/MI

ketika mereka baru mulai menulis. Karena pengetahuan ketatabahasaan

bersifat berkembang sehingga dikuasai oleh anak-anak sedikit demi

sedikit, daripada dipelajari langsung.

h. Rubrik Penilaian Menulis

Penilaian terhadap hasil karangan siswa dapat dilakukan secara

holistis dan analitis.12 Rubrik penilaian analitis memerinci komponen

komponen mengarang, seperti kualitas isi karangan, keakuratan dan

kekuatan isi, organisasi penulisan, ketepatan diksi, kalimat, ejaan dan lain

sebagainya, dengan memberikan skor masing-masing komponen.

Sedangkan rubrik penilaian holistis yaitu sebaliknya, tidak memerinci

komponen atau kriteria penilaian sebagaimana yang terdapat pada penilaian

analitis. Artinya, menilai sebuah karangan peserta didik secara keseluruhan,

dibaca dari awal hingga akhir dan setelah selesai diberi skor.

12

(30)

Tabel 2.I

Indikator Penilaian Mengarang

No Kategori Penilaian Skor

1

2

3

Kesesuaian gambar kolase dengan isi karangan.

Pemilihan kata atau diksi.

Penggunaan tanda baca.

Jumlah

3. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari Bahasa Latin, yakni medius yang secara harfiahnya berarti “tengah, pengantar atau perantara”. Dalam Bahasa Arab, media disebut “wasail” bentuk jama dari wasilah yakni sinonim alwasth yang artinya juga” tengah”. 13

Konsep atau definisi media pembelajaran. Rossi

dan Breidle mengemukakan “ Media pembelajaran adalah seluruh alat dan

bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan, seperti radio,

televisi, buku, Koran, dan sebagainya”.14

Gerlach mengatakan “Media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau

kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap”. Sedangkan Marsh Mcluhan berpendapat “Media Pembelajaran adalah sebagai penyampai pesan”.15

Dari beberapa pengertian atau definisi yang disampaikan oleh beberapa

para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian media pembelajaran

adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari

13

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2012), h.6.

14

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2011), h.163.

15

(31)

sumber secara terencana, sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang

diharapkan.

Dari sudut pandang cakupan, media pembelajaran dikelompokkan

menjadi dua: pertama, media pembelajaran dalam arti sempit. Dalam konteks

ini media pembelajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara

efektif dalam proses pembelajaran yang terencana. Kedua,media pembelajaran

dalam arti luas, bahwa media pembelajaran tidak hanya meliputi media

komunikasi elektronik saja, obyek nyata dan kunjungan kelas.

b. Jenis –jenis Media Pembelajaran

Jangan mengartikan multimedia secara sempit yaitu belajar dengan

mempergunkan bantuan berbagai perangkat atau program yang mengunakan

energi listrik.16 Belajar jenis ini pada hakikatnya menggunakan berbagai

lingkungan belajar sebagai multimedia. Misalnya belajar diluar kelas dengan

menggunakan media tumbuhan dan hewan sekitar sekaligus belajar

menggunakan sumber-sumber seperti kliping, majalah pengetahuan dan

bantuan computer, bantuan narasumber / ahli, pelaku kejadian khusus dan

sebagainya. Pembelajaran multimedia membatu mempercepat proses

pemahaman siswa dan pengumpulan portofolio siswa.

Media pembelajaran meliputi berbagai jenis antara lain:

1. Media Audio

Media audio adalah media yang hanya melibatkan indra pendengaran,

dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata.Dilihat dari

sifat pesan yang diterimanya media audio ini menerima pesan verbal

dan non verbal.Pesan verbal audio yakni bahasa lisan atau kata-kata,

dan pesan non verbal audio adalah seperti bunyi-bunyian dan vokalisasi

seperti gerutan, gumam, music dan lain-lain.

Adapun contoh dari media audio ini adalah radio, phonograph,open reel

tapes,laboratorium bahasa dan lain-lain.

2. Media Visual

16

(32)

Media Visual adalah media yang melibatkan indra penglihatan. Media

visual verbal, yaitu media yang memuat pesan-pesan verbal (pesan

linguastik berbentuk tulisan). Kedua media visual nonverbal grafis,

yaitu media yang memuat symbol-simbol visual atau unsure grafis

(sketsa,lukisan, photo. Ketiga media visual tiga dimensi berupa model,

seperti miniature,mock up, specimen dan diorama.

3. Media audio visual

Media audio visual adalah media yang melibatkan indra pendengaran

dan indra penglihatan sekaligus dalam satu proses. Pesan visual yang

terlihat dan terdengar itu dapat disajikan melalui film documenter, film

drama dan televisi.

4. Multimedia

Multimedia merupakan media yang melibatkan berbagai indra dalam

sebuah proses pembelajaran. Termasuk dalam media ini adalah segala

sesuatu yang dapat memberikan pengalaman secara langsung, bisa

melalui computer dan internet. Bisa juga melalui pengalaman berbuat

dan pengalaman terlibat.Contohnya adalah lingkungan nyata, dan

karyawisata. Sedangkan yang termasuk pengalaman terlibat adalah

permainan dan simulasi, bermain peran dan forum teater.

c. Manfaat Media Pembelajaran

Hamalik mengungkapkan”Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat

belajar, membangkitkan motuvasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan

bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa”.17

Media pembelajaran diharapkan dapat memberikan manfaat, antara

lain:

1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku.

Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian pembelajaran

melalui media menerima pesan yang sama.

17

(33)

2. Pembelajaran bisa lebih menarik.

Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat

siswa tetap terjaga dan perhatian, sehingga media memiliki aspek

motivasi dan meningkatkan minat belajar.

3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif.

Dengan digunakannya media yang menarik akan memotivasi siswa

untuk bertanya dan menjawab pertanyaan.

4. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan.

Bila media yang disajikan terintegrasi dengan kata dan gambar, dan

dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahun.

5. Dapat mempersingkat waktu pembelajaran.

Dengan menggunakan media pembelajaran dapat mempersingkat waktu

untuk menyampaikan pesan-pesan dan isi pelajaran.

.

4. KOLASE

a. Definisi kolase

Dalam bidang seni barang bekas seperti majalah lama, Koran bekas,

pakaian, kardus, kaleng, plastik kemasan dan daun-daun kering dapat

digunakan untuk menghasilkan bermacam kreasi yang unik salah satunya

melalui kolase.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia “Kolase adalah komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan (kertas, kayu, daun-daunan, biji-bijian,

dan lain-lain) yang ditempelkan pada permukaan gambar”. M. Saleh Kasim

mengungkapkan, kolase adalah menggambar dengan teknik tempel. Muharam

menyatakan bahwa kolase adalah teknik melukis dan mempergunakan

warna-warna kepingan batu, kaca, marmer, keramik, kayu, yang ditempelkan.18

Kolase merupakan bentuk gambar yang diwujudkan dengan menyusun

18

(34)

kepingan berwarna yang diolesi lem kemudian ditempelkan pada bidang

gambar. Budiono MA mengatakan “kolase sebagai komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan yang ditempelkan pada permukaan gambar”.19

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kolase

adalah kegiatan menempel ke dalam bentuk gambar yang telah ditentukan

dengan menggunakan barang-barang bekas, biji-bijian, daun-daunan dan

barang bekas lainnya yang sudah tidak terpakai lagi.

Kegiatan mengkolase termasuk kegiatan keterampilan atau

pengembangan psikomotor.Belajar keterampilan motorik menuntut

kemampuan untuk merangkaikan sejumlah gerak-gerak jasmani sampai

menjadi satu keseluruhan yang harus dilatih.

Sesungguhnya memberi pengalaman praktis berarti memberi masukan

wawasan dan ilmu pengetahuaan kepada peserta didik. Ketika anak mulai

tumbuh dan mampu memfungsikan kedua tangannya untuk melakukan banyak

hal, ketika itu pula akalnya mulai terbuka.20

b. Contoh Kolase

Pembuatan kolase dapat menggunakan barang-barang bekas seperti,

kertas tisu,kardus, kaca, batu-batuan, biji-bijian, daun-daunan kayu dan

lain sebagainya.

19

http://pembelajaran-pendidikan.blogspot.com/2012/04/pengertian-kolase.html 20

(35)

Gambar 2.1 Contoh Kolase

1. Kolase gambar buah semangka dari kertas origami

(36)

3. Kolase gambar dari daun-daunan warna-warni

(37)

5. Kolase gambar burung merak dari batu-batuan

c. Tata Cara Membuat Kolase

Adapun cara membuat kolase gambar rumah dengan menggunakan

daun-daunan adalah sebagai berikut:

1. Sediakan kardus berukuran panjang 15 cm dan lebar 15 cm

2. Gambarlah bentuk rumah dengan menggunakan krayon

3. Lumuri kardus yang sudah digambar rumah dengan lem

4. Ambilah daun yang berwarna hijau dan daun yang berwarna coklat

atau daun kering

5. Tempelkan daun berwarna coklat untuk bagian atap rumah, dan

daun berwarna hijau untuk bagian yang lain.

B. Acuan Teori dan Kerangka Fikir Penelitian

Dalam kajian teori telah diungkapkan bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi proses pembelajaran adalah bagaimana seorang guru memilih

dan menyiapkan media yang sesuai dengan materi pembelajaran. Selama ini

seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran tidak ditunjang dengan

(38)

pembelajaran siswa menjadi kurang aktif dan tidak mempunyai motivasi untuk

belajar. Oleh karena itu, hasil belajar siswa tidak menjadi maksimal.

Melalui media kolase ciptaan siswa sendiri, diharapkan siswa lebih

aktif dan kreatif dalam proses pemblajaran, sehingga akan tercapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan.

C. Bahasan Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan

Fadillah Tussa’adah dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Audiovisual Terhadap Keterampilan Menulis Karangan

Eksposisi pada SMP Negri 3 Bekasi” menyimpulkan: penggunaan media

audiovisual dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan eksposisi

mempunyai pengaruh yang besar terhadap keterampilan siswa dalam membuat

karangan eksposisi.

Siti Wahyuni dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan

Keterampilan Menulis Puisi dengan Media gambar Pemandangan Alam pada

siswa kelas VII Al Mubarok Tangerang” memberi kesimpulan sebagai berikut: kemampuan menulis puisi siswa dengan media gambar pemandangan alam

mengalami peningkatan yang cukup memuaskan sebesar 11,83 % dan siswa

mulai mampu mengemukakan ide, menggunakan pilihan kata dan perasaan

yang sesuai dengan tema. Setelah penggunaan media gambar siswa terlihat

lebih aktif.

Khaerunnisa dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan

Media Gambar Berseri Terhadap Keterampilan Menulis Kreatif Puisi pada

Siswa Kelas VII Mts Islamiyyah Ciputat” memberikan kesimpulan: terdapat pengaruh penggunaan media gambar berseri terhadap keterampilan menulis

kreatif puisi siswa.

D. Hipotesis Tindakan

Adanya peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia pokok bahasan

(39)

24 BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyyah Ainul Yaqiin Parung

Jaya, Tangerang. Waktu penelitian pada semester genap yang dilaksanakan

mulai 1 April 2014 sampai dengan 1 Juni 2014.

B. Metode dan Desain Tindakan / Rancangan Siklus

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) , Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan

yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri dengan cara

merencanakan, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif

dan partisifatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga

hasil belajar siswa dapat meningkat.1

Penelitian tindakan kelas adalah hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan- riset-tindakan” yang dilakukan secara siklik dalam rangaka memecahkan masalah, sampai masalah itu terpecahkan.2

Penelitian adalah suatu usaha yang sistimatis tentang pengumpulan dan

penganalisaan informasi atau data untuk maksud-maksud tertentu.3 Penelitian

tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus I membuat karangan

sederhana tanpa media kolase ciptaan siswa sendiri dan siklus II mengarang

sederhana dengan media kolase ciptaan siswa sendiri. Masing-masing siklus

meliputi beberapa tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan

refleksi. Model pembelajaran tindakan kelas adalah sebagai berikut:

1

Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Indeks, 2009), h.9

2

Burhan Elfany, Penelitian Tindakan Kelas, (Jogyakarta: Araska, 2013), h. 18

3

(40)

Gambar 3.1 Alur Tindakan Kelas

a. Siklus I

1. Perencanaan (Planning)

Dalam perencanaan siklus I, peneliti menetapkan seluruh perencanaan

tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menulis

karangan sederhana tiga paragraf dengan menggunakan media kolase

ciptaan siswa sendiri. Dalam siklus I akan diadakan 2 X pertemuan,

dengan langkah-langkah sebagai berikut: Perencanaan Siklus I

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

Perencanaan Siklus II

Pengamatan

(41)

1. Menyusun RPP dengan materi menulis;

2. Menentukan pokok bahasan ;

3. Menyiapkan sumber belajar ;

4. Menyiapkan lembar observas.

2. Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap pelaksanaan yang dilakukan guru adalah sebagai berikut:

1. Guru membuka pelajaran dengan ice breaking menyanyikan lagu

dan gerak sederhana.

2. Guru memberikan penjelasan singkat mengenai materi yang akan

diajarkan .

3. Guru memberikan contoh sebuah karangan sederhana, lalu

dibacakan di depan kelas.

4. Guru memberikan tugas membuat karangan sederhana dengan tema

bebas tiga paragraf .

5. Kemudian guru memberi motivasi kepada siswa dalam

mengerjakan tugasnya.

6. Guru memerintahkan siswa untuk membacakan hasil karangannya

di depan kelas.

7. Guru memberikan hadiah kepada siswa yang hasil karangannya

bagus.

3. Pengamatan (Observasi)

Observasi adalah pengindraan secara khusus dengan penuh perhatian

terhadap suatu objek. Adapun hal-hal yang dilakukan oleh peneliti adalah

sebagai berikut:

1. Mencatat kegiatan belajar mengajar siswa;

(42)

4. Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan

memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi,

yang dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Menganalisis hasil pembelajaran;

2. Mengevaluasi hasil observasi;

3. Menarik kesimpulan dari apa yang telah tercapai serta kekurangan

atau masalah yang terjadi pada siklus I.

b. Siklus II

1. Perencanaan (Planning)

Pada siklus II ini peneliti merencanakan seperti yang ada pada siklus

I,tapi ada perbedaan terlatak pada penggunaan media kolase ciptaan siswa

sendiri dalam mengajarkan materi menulis karangan sederhana tiga

paragraf. Adapun yang dilakukan dalam perencanaan ini adalah:

1. Menyusun rencana pembelajaran/RPP;

2. Menentukan pokok bahasan;

3. Menyiapkan sumber belajar;

4. Menyiapkan media yaitu kolase ciptaan siswa sendiri;

5. Menyiapkan lembar observasi.

2. Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap pelaksanaan ini guru melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Guru memberikan penjelasan tentang materi pembelajaran;

2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran;

3. Mengenalkan media berupa kolase ciptaan siswa sendiri;

4. Guru memotivasi siswa dalam mengerjakan tugas mengarang tiga

paragraf dengan media kolase ciptaan sendiri;

5. Setiap siswa membacakan hasil karangannya di depan kelas;

(43)

7. Pembahasan hasil kerja siswa.

8. Siswa dan guru membuat kesimpulan

3. Pengamatan (Observing)

Pengamatan dilakukan untuk mengetahui apakah sudah ada

peningkatan dibandingkan siklus sebelumnya, pengamatan lebih

difokuskan untuk mengetahui adanya peningkatan dalam pembelajaran.

4. Refleksi (Reflecting)

Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan

memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi,

yang dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Mencatat hasil evaluasi;

2. Mengevaluasi hasil observasi;

3. Menganalisis hasil pembelajaran;

4. Menyusun rencana tindakan berikutnya.

C. Subjek/Partisipan dalam Penelitian

Dalam PTK ini, yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas III MI.

Ainul Yaqiin Parung Jaya semester II tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri

dari delapan belas siswa.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai penyampai materi dan juga

berperan dalam perencanaan kegiatan pembelajaran, sedangkan yang menjadi

observer adalah guru kelas III MI Ainul Yaqiin Parung Jaya.

E. Tahap Intervensi Tindakan 1. Rencana Tindakan (Planning)

Rencana merupakan serangkaian tindakan terencana untuk meningkatkan

(44)

Pada tahapan ini peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan

selama proses pembelajaran berlangsung. Langkah merencanakan merupakan

langkah pertama dalam setiap kegiatan. Adapun kegiatan yang dilakukan

peneliti yaitu:

1. Menyiapkan rencana pembelajaran (RPP);

2. Menyiapkan lembar observasi;

3. Menyiapkan lembar pengamatan;

4. Menyiapkan lembar penilaian tes siswa;

5. Menyiapkan lembar catatan lapangan;

6. Menyiapkan angket respon siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti mengimplementasikan atau

menerapkan apa yang sudah direncanakan sebelumnya, yaitu memberikan

tindakan pada masalah yang dihadapi atau didapat dengan memberikan

alternatif, sesuai dengan rencana yang telah dirancang dan juga sejalan dengan

tujuan awal seperti kesesuaian materi dengan tindakan dan

persiapan-persiapan yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar, atau yang sesuai

dengan materi yang terdapat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dan pengamatan teknik yang tepat.

3. Pengamatan (Observing)

Pada tahap ini peneliti hanya melakukan tindakan sedangkan pengamatan

dilakukan oleh observer, sambil mendokumentasikan peristiwa yang terjadi.

Peneliti juga akan melakukan evaluasi, jika evaluasi berfungsi untuk

mngetahui kualitas proses tindakan, maka evaluasi berperan untuk

mendeskripsikan hasil tindakan yang secara otomatis telah dirumuskan

melalui tujuan tindakan. Dalam hal ini evaluasi yang ditujukan kepada hasil

(45)

4. Refleksi (Reflecting)

Pada tahap ini, baik peneliti maupun observer menganalisis data yang

diperoleh dari kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Hal-hal

yang dilakukan pada tahap ini yaitu:

1. Menganalisis data;

2. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan berupa posttest, yaitu

dengan tes kinerja;

3. Menarik kesimpulan dari apa yang telah tercapai, serta kekurangan atau

permasalahan yang muncul.

F. Hasil Intervensi Tindakan

Penelitian yang dilakukan ini mengharapkan suatu perubahan pada siswa

dalam memahami konsep menulis karangan sederhana melalui media kolase

ciptaan siswa sendiri, serta dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajara

Bahasa Indonesia.

G. Data dan Sumber Data

1. Data tes objektif berupa penilaian atas penguasaan konsep siswa dalam

bentuk tes kinerja atau tes perbuatan. Tes kinerja atau tes perbuatan adalah

tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk perilaku, tindakan

atau perbuatan.4 ini dilakukan pada akhir tindakan. Hasil nilai tes kinerja

siswa akan diolah menjadi nilai akhir sebagai tolak ukur keberhasilan atau

kegagalan dalam pencapaian tujuan.

2. Data hasil pengamatan, adalah peningkatan kemampuan menulis karangan

sederhana yang dilakukan oleh siswa kelas III MI Ainul Yaqiin Parung

Jaya. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis karangan

sederhana dilakukan observasi pada masing-masing siswa baik kegiatan

observasi langsung maupun tak langsung yang dinilai oleh peneliti.

4

(46)

3. Data untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa terhadap peningkatan

kemampuan menulis karangan sederhana tiga paragraf melalui media

kolase ciptaan siswa sendiri berupa jurnal siswa.

4. Data untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa terhadap tingkah laku

guru selama proses belajar mengajar berlangsung, yang berupa pemberian

lembar observasi kepada setiap siswa diakhir pembelajaran dengan

menuntut jawaban sangat kurang, kurang, cukup, baik, dan sangat baik.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan tes dan

non tes.

1. Instrumen Tes

Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka

melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai

pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau

dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik.5

Adapun jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kinerja.

Tes kinerja ini merupakan postest, pemberian postest dilakukan setelah proses

pembelajaran berlangsung, postest untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat

mencapai tujuan program pembelajaran setelah mereka mengikuti program

pembelajaran tersebut, atau untuk mengetahui hasil belajar setelah mereka

mendapatkan perlakuan pembelajaran.

2. Instrumen Non Tes

Dengan teknik non tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta

didik dilakukan dengan tanpa “menguji” peserta didik, melainkan dilakukan

dengan melakukan pengamatan secara sistematis (observation), melakukan

wawancara (interview), menyebarkan angket (questionnare), dan memeriksa

5

(47)

atau meneliti dokumen-dokumen (documentary analysis). Pada prosesnya

teknik non tes ini untuk mengukur dan mengevaluasi hasil belajar peserta

didik dari segi ranah sikap hidup (affective domain) dan ranah keterampilan

(psycomotoric domain). Sedangkan teknik tes, untuknmengukur hasil belajar

peserta didik dari segi ranah proses berpikirnya (cognitive domain). Penelitian

ini selain menggunakan instrumen tes juga menggunakan instrumen non tes,

yaitu:

a. Angket

Angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana respon

siswa terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia yang dilakukan pada awal

pembelajaran tepatnya pada pertemuan pertama siklus I sebelum

menggunakan media kolase ciptaan sendiri dalam menulis karangan

sederhana.

b. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah alat pengamatan yang digunakan untuk

mengukur sejauh mana tindakan yang dilakukan peneliti telah mencapai

tujuan. Lembar observasi ini dapat dilengkapi dengan blangko atau form

yang berisi aspek-aspek tentang kejadian atau tingkah laku yang

digambarkan yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung,

baik dari aktivitas siswa maupun dari aktivitas guru. Dari pengamatan ini,

peneliti bukan sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan

(48)

Tabel 3.1

Pengamatan Aktivitas Siswa

No Kategori Pengamatan Skor Jml

1 2 3 4 5 A Ketekunan dalam membuat kolase

B Keaktifan dalam bertanya

C Kerapihan dalam membuat kolase

D Kesesuaian isi karangan dengan gambar kolase

E Keberanian siswa dalam membacakan hasil karangannya di depan kelas

Keterangan: 5 = Sangat Baik 4 = Baik

3 = Cukup 2 = Kurang

1 = Sangat Kurang

c. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah bentuk temuan selama pembelajaran yang

diperoleh oleh peneliti, yang tidak ternamai dalam lembar observasi.

Catatan lapangan dapat didiskusikan dengan observer dan bentuk temuan

ini berupa aktivitas siswa dan permasalahan yang dihadapi selama

(49)

Tabel 3.2 Catatan Lapangan

CATATAN LAPANGAN

……… ……… ……… ………

d. Dokumentasi

Dokumentasi dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah

pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi dalam

bidang pengetahuan, pemberian atau pengumpulan bukti-bukti dan

keterangan-keterangan(seperti gambar, kutipan).6 Dokumen yang

digunakan dalam penelitian ini berupa hasil karangan siswa, dan daftar

nilai siswa. Untuk memberikan gambaran secara konkret mengenai

kegiatan siswa dan menggambarkan suasana kelas ketika aktivitas belajar

berlangsung digunakan dokumentasi foto.

I. Teknik Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data penelitian ini menggunakan instrument yang

telah disebutkan diatas, antara lain berupa posttest. Instrument posttest berupa

tugas individu yaitu membuat karangan sederhana tiga paragraf dengan media

kolase ciptaan siswa sendiri yang diberika oleh guru. Instrument posttest

bertujuan untuk mengetahui hasil belajar bahasa Indonesia siswa pada pokok

bahasan menulis karangan sederhana. Instrument tes dikatakan berhasil

apabila mampu mengukur apa yang diinginkan menjadi valid dan dapat

(50)

mengungkap data dari variable yang diteliti secara tepat. Instrument tes juga

dikatakan baik jika telah memiliki reliabilitas atau bersifat reliable. Dengan

demikian, instrument yang baik harus memenuhi kriteria penting yakni valid

dan reliable.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi

Untuk memperoleh data yang valid, maka peneliti menggunakan teknik

triangulasi, merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang

telah ada. Dengan teknik triangulasi, peneliti sebenarnya mengumpulkan data

sekaligus menguji kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data

dan sumber data. Adapun tindakan yang dilakukan yaitu:

1. Pengambilan data dari berbagai sumber, yaitu peneliti, guru, dan siswa

2. Penggunaan berbagai alat atau instrument agar data yang terkumpul lebih

akurat. Dalam penelitian ini langkah yang ditempuh adalah mengisi

lembar observasi, catatan lapangan, angket siswa, dan hasil tes siswa.

3. Penggunaan teknik atau cara analisis sehingga data yang terkumpul dapat

dipercaya. Dalam hal ini dilakukan pengamatan langsung.

4. Memeriksa lagi data-data yang telah terkumpul baik keaslian maupun

kelengkapannya.

5. Mengulang kembali pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.

K. Analisis Data dan Interpretasi Data

Untuk mengetahui keefektifan suatu teknik dalam kegiatan pembelajaran

perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini digunakan teknik analisis

deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat

menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh

dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa, juga untuk

memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas

siswa selama proses pembelajaran.

(51)

1. Untuk menilai tes tulisan atau tes kinerja

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang

selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada dikelas tersebut

sehingga diperoleh:

Rata-rata tes dapat dirumuskan:

X = ∑X

∑N

Dengan : X = Nilai rata-rata

∑X= Jumlah semua nilai siswa ∑N= Jumlah siswa

Persentase = Skor Seluruh Siswa x 100%

Jumlah skor ideal seluruh siswa

2. Lembar observasi guru dan siswa

Untuk menghitung lembar observasi aktivitas guru dan siswa dugunakan

rumus sebagai berikut:

 Aktivitas guru

Jumlah rata-rata keseluruhan = Jumlah skor yang didapat siswa

Jumlah siswa

3. KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)

Untuk KKM mata pelajaran bahasa Indinesia di MI. Ainul Yaqiin kelas III

adalah 7,0 (tujuh koma nol). Yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah

mencapai nilai 7,0 dan mata pelajaran tersebut disebut tuntas belajar.

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Dalam penelitian ini, peneliti akan menguji penggunaan media kolase

ciptaan siswa sendiri untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan

(52)

pembelajaran bahasa Indonesia, untuk itu perlu adanya penelitian tindak

lanjut. Siklus PTK akan berakhir jika perbaikan sudah berhasil dilakukan.

Perlu dicatat bahwa satu siklus PTK dapat terjadi pada satu atau lebih

pertemuan. Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui

observasi aktivitas siswa, catatan lapangan, angket siswa serta tes kinerja

(53)

38 A. Profil Sekolah

1. Sejarah Berdiri

Yayasan Ainul Yaqiin adalah sebuah yayasan umum bercirikan islam

yang menjalankan fungsinya untuk kemashlahatan masyarakat khususnya

ummat islam di sekitarnya.

Kegiatan pendidikan di lingkungan Rt. 03/02 diawali dengan adanya

pelajaran membaca Al qur’an di Musholla Ainul Yaqiin sekitar tahun 60 -an

yang dilakukan selepas maghrib. Inilah yang menjadi cikal bakal dari yayasan

Ainul Yaqiin di masa kini. Setelah sekian lama berjalan, baru pada sekitar

tahun 1979 dibuka sekolah diniyah (sekolah agama) yang dikenal oleh

masyarakat dengan sebutan sekolah arab yaitu berupa kegiatan belajar baca

tulis huruf Al qur’an yang berlangsung dari pukul 13.00 s/d 17.00 WIB yang

juga mengambil tempat di Musholla Ainul Yaqiin. Setelah berjalan beberapa

tahun dan siswa yang semakin banyak diputuskanlah untuk membangun

sebuah ruangan lain yang dapat menampung para siswa dengan swadaya

masyarakat. Kemudian pada tahun 1985 diresmikanlah pembukaan angkatan I

“Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ainul Yaqiin ” dengan ruang belajar sebanyak 2

lokal.

Selanjutnya untuk tertib administrasi dan kesinambungan Kegiatan

(54)

Yayasan dengan nama “Yayasan Ainul Yaqiin” yang secara resmi

diaktanotariskan pada bulan Juni 2004.

1. Visi

Menuju Masyarakat Yang Beriman & Bertaqwa, Berwawasan, Cerdas,

Bermoral dan Peduli Terhadap Lingkungan

2. Misi

1. Menciptakan ummat yang bertaqwa terhadap Allah SWT

2. Menciptakan ummat yang berilmu, berwawasan dan berakhlaqul

karimah

3. Menciptakan lingkungan yang ramah dan tertata secara islami

AKTE NOTARIS

RUSNALDY SH / NO. 25 / 08 JUNI 2004 DOMISILI

PARUNG JAYA RT. 03/02 KEC. KARANG TENGAH TANGERANG 15159 TELP. 021- 557 530 48

2. Jumlah Guru

Guru yang mengajar di MI Ainul Yaqiin berjumlah 13 orang. Guru

merupakan profesi yang sangat mulia, karena seorang guru dituntut untuk

(55)

bangsa. Di bawah ini daftar nama-nama guru beserta jabatannya di MI Ainul

Yaqiin.

Tabel 4.1

Keadaan Guru MI Ainul Yaqiin

No Nama L/P Pendidikan Jabatan/Tugas

Mengajar 1 Samsu Romli S.T L S – 1 Kepala Sekolah

2 Sri Wulandari P SLTA Guru Kelas 1

3 Uci S.pd.I P S – 1 Guru Kelas 1

4 Mardiatul Islamiyah P D – 2 Guru Kelas 2

5 Sugiati P SLTA Guru Kelas 3

6 Indri Aunila Sari P SLTA Guru Kelas 4

7 Budi S.pd P S – 1 Guru Kelas 5

8 Tihamah S.pd.I P S – 1 Guru Kelas 6

9 Suhaeri S.Com L S – 1 Guru Komputer

10 Muh. Fahmi L SLTA Guru Penjas

11 Munawaroh S.pd.I P S – 1 Guru SBK

12 Mariyanih P D – 2 Guru Bhs Inggris

(56)

3. Jumlah Siswa Tahun Pelajaran 2013/2014

Tabel 4.2

Jumlah Siswa Kelas 1 s.d. Kelas 6 MI Ainul Yaqiin Tahun Pelajaran 2013/2014

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Rombel

1 I 32 orang 26 orang 58 orang 2 kelas

2 II 19 orang 12 orang 31 orang 1 kelas

3 III 7 orang 11 orang 18 orang 1 kelas

4 IV 8 orang 3 orang 11 orang 1 kelas

5 V 4 orang 7 orang 11 orang 1 kelas

6 VI 9 orang 13 orang 22 orang 1 kelas

4. Status Akreditasi

Madrasah Ibtidaiyah Ainul Yaqiin berada di bawah pembinaan dan

pengawasan Kanwil Departemen Agama Propinsi Banten. Namun demikian

MI Ainul Yaqiin tetap berada di bawah pengelolaan Yayasan Pendidikan Islam

Ainul Yaqiin. Status akreditasi MI Ainul Yaqiin adalah terakreditasi dengan

nilai B pada tahun 2013.

B. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan di MI Ainul Yaqiin Parung Jaya pada kelas III.

Hasil penelitian yang diuraikan adalah tentang kemampuan menulis siswa

dengan menggunakan konsep yang disajikan di awal sebelum tindakan,

kemudian kemampuan menulis pada tindakan pertama ( siklus I ), dan

Gambar

Gambar 2.1. Contoh Kolase ……………………………………………………. 20
Tabel 2.I Indikator Penilaian Mengarang
gambar. Budiono MA mengatakan “kolase sebagai komposisi artistik yang
Gambar 2.1 Contoh Kolase
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penelitian ini merupakan hasil uji coba produk pengembangan media Magic Round seri 2 pada skala terbatas yang difungsikan untuk mengakselerasi pemahaman siswa ketika menyusun kalimat

Pada rubrik ini, Ayah akan menceritakan usaha- usaha yang sudah dilakukan pemerintah agar setiap orang di Indonesia bisa mendapatkan air minum dan sanitasi layak dari dulu hingga

Ubah bentuk pertaksamaan yang diketahui ke dalam bentuk pertaksamaan tanpa nilai mutlak dengan menggunakan sifat-sifat nilai mutlak yang ada.. Tentukan himpunan jawab

perintahnya dengan sengaja / kelalaian melakukan perbuatan (aktif atau pasif) dalam praktik kedokteran pada pasiennya dalam segala tingkatan yang melanggar standar profesi,

Namun terdapat kelemahan yaitu pemilik tidak membedakan prosedur pengeluaran kas antara satu bidang usaha dengan bidang usaha yang lain, sehingga sulit untuk

lndonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui : (1) Perkembangan efisiensi beban operasi pada PT Indonesia Power UBP Saguling cenderung meningkat, (2) Profitabilitas