ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP CERITA NOVEL “DEAR YURICHIKA” KARYA AKIKO TERENIN
AKIKO TERENIN NO SAKUHIN NO “DEAR YURICHIKA” TO IU SHOUSETSU NI TAISHITE NO PURAGUMATIKU NO BUNSEKI
SKRIPSI
Skripsi Ini Diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana
dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang Oleh:
ITA ASTUTI MANIK NIM: 110708048
DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP CERITA NOVEL “DEAR YURICHIKA” KARYA AKIKO TERENIN
AKIKO TERENIN NO SAKUHIN NO “DEAR YURICHIKA” TO IU SHOUSETSU NI TAISHITE NO PURAGUMATIKU NO BUNSEKI
SKRIPSI
Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana
dalam bidang Ilmu Sastra Jepang Oleh:
ITA ASTUTI MANIK NIM: 110708048
Pembimbing I Pembimbing II
Mhd. Pujiono, S.S,M.Hum, Ph.D
NIP. 19691011 200212 001 NIP.196000919 1988 03 1001 Drs.EmanKusdiyana,M.Hum
DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Disetujui Oleh : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan
Medan, September 2015 Departemen Sastra Jepang Ketua,
Abstrak
要旨
Analisis pragmatik terhadap cerita novel “Dear Yurichika” Karya Akiko Terenin
アキコテレニンの作品の「Dear
Yurichika」と言う小説西たいしてのプラグマテイクの分析
Pada skripsi ini penulis membahas tentang sebuah karya sastra yang sangat menarik untuk diteliti.
本論文では筆者が非常に面白い文学製品を研究する。
Kata sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta “śāstra”, yang berarti
“teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”
「文学」という言葉はサンスクリット語の「命令を含むテキスト」又は「
ガイドライン」という「Sastra」の言葉から成り立った。
Karya sastra mengandung unsur pendidikan/pengajaran
文学製品は教育の綱要を含む。
Dari segi pendidikan, sastra merupakan wahana untuk meneruskan atau mewariskan budaya bangsa dari generasi ke generasiberupa gagasan dan pemikiran bahasa, pengalaman sejarah, nilai-nilai budaya dan tradisi.
教育の側で文学は世代から世代へ国の文化、例えば意見、考え方、言語、
歴史、経験、伝統的な文化の価値観を渡す手段である。
Dari segi pengajaran, peminat sastra dapat mengambil manfaat seperti ajaran moral.
教育の側で、文学愛好家は道徳教育として活用することができる。
Biasanya karya sastra yang banyak memberi pengajaran dan manfaat kepada masyarakat adalah novel.
普通は社会に効用や教育を与える文学製品は小説である。
小説は作り話を含めている文学製品の形で、普通は社会と周りの関係につ
いて語る。
Novel berfungsi untuk memberikan pandangan kepada pembaca tentang apa yang terjadi dalam sosial masyarakat, kehidupan, religious dan hal yang lainnya.
小説は読者に社会、生活、家族などに発生することの見方をお与える効用
がある。
Novel dapat memberikan nilai moral ataupun pesan positif dalam suatu karya sastra.
小説は文学製品に道義的な価値観や積極的あなメッセージを与えられる。
Salah satu contoh novel yang dapa memberikan pesan positif bagi masyarakat khususnya pembaca adalah novel Dear Yurichika” Karya Akiko Terenin.
社会、特に読者に積極的なメッセージを与えられる小説の一つはアキコテ
レニンによって書かれた「Dear
Yurichika」という小説である。
Novel Dear Yurichika merupakan sebuah novel kisah nyata kehidupan dari Akiko Terenin.
「Dear
Yurichika」という小説はアキコテレニンの現実の事件の話に基
づいた小説である。
Novel yang diterbitkan pada tahun 2013 ini menceritakan tentang untaian hidup si pengarang.
この2013年に発刊された小説は筆者の人生の話について語る。
Dear Yurichika adalah novel yang berawal dari catatan yang ditulis oleh Akiko Terenin saat menjalani pengobatan kanker pada musim panas tahun 2006
「Dear
Yurichika」はアキコテレニンによって書かれた2006年の夏
に癌の治癒を耐えた小説である。
Dia dinyatakan mengidap kanker bertepatan dengan saat kehamilannya
妊娠の際に癌があると宣言された。
妊娠している女性は癌の治癒をすることが禁止される。
Kalau Akiko memperioritaskan pengobatan kanker, Yuria harus dilahirkan lebih awal (saat ini Yuria sudah besar dan usia janin mencapai usia yang tidak boleh diaborsi)
アキコが癌の治癒を優先すれば、ユリア(現在、ユリアはもう大きくなり
、流産してはいけない時期を向かえる)はもっと早く生めなければ成らな
い。
Artinya kemungkinan besar Yuria tidak akan lahir seperti bayi pada umumnya
ユリアは一般のこどものように生まれられないかもしれないということで
ある。
Sungguh pilihan yang sulit, antara merelakan nyawa sendiri atau kehilangan bayi.
それは困難な選択、自分が死ぬか、赤ちゃんを損失するか。
Lalu Akiko memutuskan akan memberikan bayi yang sehat untuk Leony suaminya.
そして、アキコはLeony、夫に元気な赤ちゃんをあげることを決めた
。
Akhirnya, pada bulan ke-6 setelah Akiko dinyatakan sakit, Yuria, permata hati yang diharapkannya hadir ke dunia.
やっと、病気になった6ヶ月目に、ユリア、希望している赤ちゃんが生ま
れた。
Akiko mengharapkan dapat mendampingi anaknya yang cantik
アキコはきれいな赤ちゃんのそばにいるのを希望した。
Dalam keadaan sakit Akiko menuliskan pesan-pesan untuk putri cantiknya.Semua yang ingin dikatakan dituangkan dalam bentuk catatan.
病気のうちにアキコは娘にメッセージを書いている。全部言いたいことは
文字に与える。
Berdasarkan cuplikan cerita di atas, novel “Dear Yurichika” menyampaikan tentang nilai kerelaan berkorban dan kesabaran dalam menjalani pengobatan kanker yang bertepatan pada saat kehamilannya.
Yurichika」という小説は妊娠の際に癌の治癒をする犠牲と忍耐
の価値観を伝える。
Novel ini lebih menitikberatkan tentang masalah yang dihadapi oleh Akiko Terenin dalam menjalani pengobatan kanker.
この小説はアキコが癌の治癒をすることに強調する。
Nilai-nilai kerelaan berkorban dan kesabaran yang terdapat dalam novel “Dear Yurichika” ini sesuai dengan nilai-nilai moral yang dipedomani oleh masyarakat
Jepang yang dikenal dengan istilah Bushido
この「Dear
Yurichika」という小説における犠牲と忍耐の価値観は武士道と
いう日本社会に信用している道義的な価値観とあっている。
Nilai Bushido merupakan ajaran moral yang sudah berakar, mempengaruhi pola pikir dan pandangan hidup masyarakat Jepang dalam perjuangan hidupnya sampai sekarang.
武士道の価値観は深く根付いている道徳的な教えで、今までの日本社会の
人生の戦いで考え方や世界観に影響を与える。
Pendekatan yang digunakan unuk membahas permasalahan dalam skripsi ini adalah pendekatan pragmatik menurut Pradopo
本論文で議論するためにしようするアプローチはPradopoに応じて
実用的なアプローチである。
Menurut Pradopo pendekatan pragmatik adalah adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca.
Pradopoによって、実用的なアプローチは文学製品は読者に特別な
目的を与えるアプローチである。
Dalam hal ini tujuan tersebut dapat berupa tujuan pendidikan, moral, politik, agama, ataupun tujuan yang lain.
このことでは、その目的は教育、道義、政治、宗教などの目的である。
Selain itu pendekatan pragmatik dapat memberikan manfaat terhadap pembaca dan merealisasikannya pada kehidupan sehari-hari.
Skripsi ini menunjukkan nilai kerelaan berkorban dan kesabaran.
本論文は犠牲や忍耐の価値観を見せる。
Akiko rela mengambil keputusan memilih untuk tidak menerima pengobatan kanker demi Yuria putri yang dikandungnya.
明子は娘のユリアを妊娠するために、癌の治癒を提げるのをわざに決めた
。
Serta kesabaran yang besar dalam menjalani penyakit kanker yang diderita.
それに、癌の病気を受け、大きな忍耐である。
Hal ini terlihat dalam cuplikan-cuplikan yang penulis analisis dalam skripsi ini.
それは本論文における映像に見える。
Nilai yang bermanfaat dan menddik penulis tentang kerelaan berkorban dan kesabaran ini dapat dicontoh dalam kehidupan.
犠牲や忍耐について筆者を教える価値観は生活に写られる。
Kerelaan berkorban dan kesabaran yang diungkapkan oleh Akiko Terenin dalam novel ini jarang ditemukan di zaman modern sekarang ini.
アキコによってする犠牲や忍耐がこのような近代的な時代にめったに見つ
けられない。
Novel "Dear Yurichika" merupakan sebuah novel otobiografi dari Akiko Terenin yang menceritakan kembali tentang pengalamannya ketika Akiko mengalami masa-masa sulit dalam menjalani pengobatan kanker bertepatan pada saat kehamilannya dan berjuang untuk sembuh dan keselamatan anak yang dikandungnya.
「Dear
Yurichika」という小説はアキコテレニンの自伝で、妊娠してい
る際に、妊娠している子供のために治り戦う、癌の治癒をする困難な時期
の経験について語る小説である。
Dalam novel "Dear Yurichika" terdapat beberapa nilai Bushido
「Dear Yurichika」という小説に武士道の価値観がある。
Nilai Bushido adalah jalan kesatria atau jalan terhormat yang harus ditempuh seseorang Samurai dalam pengabdiannya.
ある。
Nilai Bushido yang terdapat dalam novel "Dear Yurichika" adalah Yu (keberanian) dan Gi (Integritas).
「Dear
Yurichika」という小説における武士道の価値観は勇と儀である
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
AlhamdulillahiRabbil'Alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam kepada nabi
Muhammad SAW, tauladan yang baik bagi umat manusia.
Skripsi yang berjudul "Analisis Pragmatik dalam Cerita Novel "Dear
Yurichika" Karya Akiko Terenin" ini penulis susun sebagai salah satu syarat untuk
meraih gelar Sarjana Sastra pada Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatra Utara Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kesalahan
dan kekurangan, baik dalam tulisan, susunan dalam kalimat, kata-kata yang
digunakan maupun proses analisisnya.
Pada kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih,
penghargaan dan penghormatan yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. SyahronLubis, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatra Utara.
2. Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum., selaku ketua Departemen Sastra
Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatra Utara dan sebagai
Dosen Pembimbing II atas ketulusan hati dan kesabarannya dalam
3. Bapak Muhammad Pujiono, S.S., M.hum.,Ph.D selaku Dosen
pembimbing I atas ketulusan hati dan kesabarannya dalam membimbing,
mendukung, dan mengarahkan penulis.
4. Seluruh staff pengajar Jurusan Sastra Jepang dan Bahasa Jepang Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Sumatra Utara yang telah memberikan banyak
ilmu yang bermanfaat sejak awal perkuliahan sampai selesai. Dan tata
usaha yang telah banyak membantu penulis.
5. Dosen Penguji Ujian Seminar Proposal dan Penguji Ujian Skripsi, yang
telah menyediakan waktu untuk membaca dan menguji Skripsi ini.
6. Terutama dan yang paling utama kepada orang tua penulis, Bapak Ismail
Rahman Manik dan Ibu Nurhasanah Kaloko, orang tua yang hebat dan
yang terbaik, yang selalu memberikan perhatian dan nasihat kepada
penulis. Terimakasih atas dukungan Bapak dan Mamak baik itu pun moril
maupun materi, serta doa yang selalu Bapak dan Mamak panjatkan dalam
shalat Bapak dan Mamak. Semua Bapak dan Mamak lakukan tidak akan
mampu penulis balas sampai kapan pun.
7. Kepada kakak-kakak penulis, Susi Hariati Manik, Edi Sastra Manik dan
Kepada adik Penulis, Ihwan Faisal Manik yang selalu mendukung dan
mendoakan penulis. Terimakasih telah menyemangati dan menemani
penulis.
8. Kepada sahabat terbaikku dan teman sesama perjuangan dari SMA,
Roslina, Mastika, Dita, Merly dan Betrik terimakasih atas dukungan dan
9. Kepada teman-teman seperjuangan dan yang terbaik Mike, Nora, Boda,
Kiki, Rani, Rizka, Nuri. Kalian semua adalah teman-temanku yang
terbaik. Terimakasih atas kasih sayang, doa dan semangat yang kalian
berikan. Dan terimakasih kepada teman-teman stambuk 2011 lainnya
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
10. Secara Khusus penulis menyampaikan Terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada Wiwit Eko Prasetyo atas dukungan, pengorbanan,
perhatian, kesabaran, dan waktu yang telah diberikan kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
saran dan kritik dari semuapihak sangat diharapkan demi penyempurnaan
selanjutnya.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para
pembaca. Semoga Allah SWT, memberikan balasan atas kebaikan yang telah
diberikan kepada penulis.
Medan, September 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI...v
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...1
1.2 Rumusan Masalah...5
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan...6
1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori...7
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian...10
1.6 Metode Penelitian...11
BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL “DEAR YURICHIKA”, KONSEP MORAL BUSHIDO, STUDI PRAGMATIKDAN SEMIOTIK SASTRA 2.1 Defenisi Novel...13
2.2 Resensi Novel Dear Yurichika...15
2.2.1 Tema...15
2.2.2 Alur/Plot...16
2.2.3 Latar(Setting)...18
2.2.4 Penokohan...21
2.2.5 Sudut Pandang... ...22
2.3 Studi Pragmatik dan Semiotik...23
2.4 Moral Bushido...26
2.5Biografi Pengarang...30
BABIII ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP CERITANOVEL“DEAR YURICHIKA”/KARYA AKIKO TERENIN
3.1 Sinopsis Cerita Novel “Dear Yurichika”...32 3.2Nilai-Nilai Pragmatik Yang Terdapat Dalam Novel “Dear
Yurichika”
3.2.1 Kerelaan Berkorban...34 3.2.2 Kesabaran...37
BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan...43 4.2 Saran...43
Abstrak
要旨
Analisis pragmatik terhadap cerita novel “Dear Yurichika” Karya Akiko Terenin
アキコテレニンの作品の「Dear
Yurichika」と言う小説西たいしてのプラグマテイクの分析
Pada skripsi ini penulis membahas tentang sebuah karya sastra yang sangat menarik untuk diteliti.
本論文では筆者が非常に面白い文学製品を研究する。
Kata sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta “śāstra”, yang berarti
“teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”
「文学」という言葉はサンスクリット語の「命令を含むテキスト」又は「
ガイドライン」という「Sastra」の言葉から成り立った。
Karya sastra mengandung unsur pendidikan/pengajaran
文学製品は教育の綱要を含む。
Dari segi pendidikan, sastra merupakan wahana untuk meneruskan atau mewariskan budaya bangsa dari generasi ke generasiberupa gagasan dan pemikiran bahasa, pengalaman sejarah, nilai-nilai budaya dan tradisi.
教育の側で文学は世代から世代へ国の文化、例えば意見、考え方、言語、
歴史、経験、伝統的な文化の価値観を渡す手段である。
Dari segi pengajaran, peminat sastra dapat mengambil manfaat seperti ajaran moral.
教育の側で、文学愛好家は道徳教育として活用することができる。
Biasanya karya sastra yang banyak memberi pengajaran dan manfaat kepada masyarakat adalah novel.
普通は社会に効用や教育を与える文学製品は小説である。
小説は作り話を含めている文学製品の形で、普通は社会と周りの関係につ
いて語る。
Novel berfungsi untuk memberikan pandangan kepada pembaca tentang apa yang terjadi dalam sosial masyarakat, kehidupan, religious dan hal yang lainnya.
小説は読者に社会、生活、家族などに発生することの見方をお与える効用
がある。
Novel dapat memberikan nilai moral ataupun pesan positif dalam suatu karya sastra.
小説は文学製品に道義的な価値観や積極的あなメッセージを与えられる。
Salah satu contoh novel yang dapa memberikan pesan positif bagi masyarakat khususnya pembaca adalah novel Dear Yurichika” Karya Akiko Terenin.
社会、特に読者に積極的なメッセージを与えられる小説の一つはアキコテ
レニンによって書かれた「Dear
Yurichika」という小説である。
Novel Dear Yurichika merupakan sebuah novel kisah nyata kehidupan dari Akiko Terenin.
「Dear
Yurichika」という小説はアキコテレニンの現実の事件の話に基
づいた小説である。
Novel yang diterbitkan pada tahun 2013 ini menceritakan tentang untaian hidup si pengarang.
この2013年に発刊された小説は筆者の人生の話について語る。
Dear Yurichika adalah novel yang berawal dari catatan yang ditulis oleh Akiko Terenin saat menjalani pengobatan kanker pada musim panas tahun 2006
「Dear
Yurichika」はアキコテレニンによって書かれた2006年の夏
に癌の治癒を耐えた小説である。
Dia dinyatakan mengidap kanker bertepatan dengan saat kehamilannya
妊娠の際に癌があると宣言された。
妊娠している女性は癌の治癒をすることが禁止される。
Kalau Akiko memperioritaskan pengobatan kanker, Yuria harus dilahirkan lebih awal (saat ini Yuria sudah besar dan usia janin mencapai usia yang tidak boleh diaborsi)
アキコが癌の治癒を優先すれば、ユリア(現在、ユリアはもう大きくなり
、流産してはいけない時期を向かえる)はもっと早く生めなければ成らな
い。
Artinya kemungkinan besar Yuria tidak akan lahir seperti bayi pada umumnya
ユリアは一般のこどものように生まれられないかもしれないということで
ある。
Sungguh pilihan yang sulit, antara merelakan nyawa sendiri atau kehilangan bayi.
それは困難な選択、自分が死ぬか、赤ちゃんを損失するか。
Lalu Akiko memutuskan akan memberikan bayi yang sehat untuk Leony suaminya.
そして、アキコはLeony、夫に元気な赤ちゃんをあげることを決めた
。
Akhirnya, pada bulan ke-6 setelah Akiko dinyatakan sakit, Yuria, permata hati yang diharapkannya hadir ke dunia.
やっと、病気になった6ヶ月目に、ユリア、希望している赤ちゃんが生ま
れた。
Akiko mengharapkan dapat mendampingi anaknya yang cantik
アキコはきれいな赤ちゃんのそばにいるのを希望した。
Dalam keadaan sakit Akiko menuliskan pesan-pesan untuk putri cantiknya.Semua yang ingin dikatakan dituangkan dalam bentuk catatan.
病気のうちにアキコは娘にメッセージを書いている。全部言いたいことは
文字に与える。
Berdasarkan cuplikan cerita di atas, novel “Dear Yurichika” menyampaikan tentang nilai kerelaan berkorban dan kesabaran dalam menjalani pengobatan kanker yang bertepatan pada saat kehamilannya.
Yurichika」という小説は妊娠の際に癌の治癒をする犠牲と忍耐
の価値観を伝える。
Novel ini lebih menitikberatkan tentang masalah yang dihadapi oleh Akiko Terenin dalam menjalani pengobatan kanker.
この小説はアキコが癌の治癒をすることに強調する。
Nilai-nilai kerelaan berkorban dan kesabaran yang terdapat dalam novel “Dear Yurichika” ini sesuai dengan nilai-nilai moral yang dipedomani oleh masyarakat
Jepang yang dikenal dengan istilah Bushido
この「Dear
Yurichika」という小説における犠牲と忍耐の価値観は武士道と
いう日本社会に信用している道義的な価値観とあっている。
Nilai Bushido merupakan ajaran moral yang sudah berakar, mempengaruhi pola pikir dan pandangan hidup masyarakat Jepang dalam perjuangan hidupnya sampai sekarang.
武士道の価値観は深く根付いている道徳的な教えで、今までの日本社会の
人生の戦いで考え方や世界観に影響を与える。
Pendekatan yang digunakan unuk membahas permasalahan dalam skripsi ini adalah pendekatan pragmatik menurut Pradopo
本論文で議論するためにしようするアプローチはPradopoに応じて
実用的なアプローチである。
Menurut Pradopo pendekatan pragmatik adalah adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca.
Pradopoによって、実用的なアプローチは文学製品は読者に特別な
目的を与えるアプローチである。
Dalam hal ini tujuan tersebut dapat berupa tujuan pendidikan, moral, politik, agama, ataupun tujuan yang lain.
このことでは、その目的は教育、道義、政治、宗教などの目的である。
Selain itu pendekatan pragmatik dapat memberikan manfaat terhadap pembaca dan merealisasikannya pada kehidupan sehari-hari.
Skripsi ini menunjukkan nilai kerelaan berkorban dan kesabaran.
本論文は犠牲や忍耐の価値観を見せる。
Akiko rela mengambil keputusan memilih untuk tidak menerima pengobatan kanker demi Yuria putri yang dikandungnya.
明子は娘のユリアを妊娠するために、癌の治癒を提げるのをわざに決めた
。
Serta kesabaran yang besar dalam menjalani penyakit kanker yang diderita.
それに、癌の病気を受け、大きな忍耐である。
Hal ini terlihat dalam cuplikan-cuplikan yang penulis analisis dalam skripsi ini.
それは本論文における映像に見える。
Nilai yang bermanfaat dan menddik penulis tentang kerelaan berkorban dan kesabaran ini dapat dicontoh dalam kehidupan.
犠牲や忍耐について筆者を教える価値観は生活に写られる。
Kerelaan berkorban dan kesabaran yang diungkapkan oleh Akiko Terenin dalam novel ini jarang ditemukan di zaman modern sekarang ini.
アキコによってする犠牲や忍耐がこのような近代的な時代にめったに見つ
けられない。
Novel "Dear Yurichika" merupakan sebuah novel otobiografi dari Akiko Terenin yang menceritakan kembali tentang pengalamannya ketika Akiko mengalami masa-masa sulit dalam menjalani pengobatan kanker bertepatan pada saat kehamilannya dan berjuang untuk sembuh dan keselamatan anak yang dikandungnya.
「Dear
Yurichika」という小説はアキコテレニンの自伝で、妊娠してい
る際に、妊娠している子供のために治り戦う、癌の治癒をする困難な時期
の経験について語る小説である。
Dalam novel "Dear Yurichika" terdapat beberapa nilai Bushido
「Dear Yurichika」という小説に武士道の価値観がある。
Nilai Bushido adalah jalan kesatria atau jalan terhormat yang harus ditempuh seseorang Samurai dalam pengabdiannya.
ある。
Nilai Bushido yang terdapat dalam novel "Dear Yurichika" adalah Yu (keberanian) dan Gi (Integritas).
「Dear
Yurichika」という小説における武士道の価値観は勇と儀である
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Karya sastra merupakan suatu hasil karya manusia baik lisan maupun nonlisan
yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki nilai estetik
(keindahan bahasa) yang dominan.Karya sastra merupakan ungkapan pribadi
manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan
dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona
denganalat bahasa dan dilukiskan dalam bentuk tulisan
(http://pelitaku.sabda.org/pemahaman_tentang_karya_sastra).
Menurut Rokhmansyah (2014:11) karya sastra adalah karya seni yang
bermedia atau berbahan utama bahasa. Hal tersebut berarti bahasa merupakan
suatu unsur yang tidak dapat dikesampingkan. Tanpa ada bahasa tidak akan terjadi
sebuah peristiwa sastra. Bahasa dalam karya sastra dijadikan sebagai piranti
untuk merefleksikan nilai dan jati diri penulisnya sekaligus mempresentasikan
identitas budaya masyarakat yang tinggal disekitarnya.Sastra dilihat dari
kebudayaan yang di artikan sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan
gagasannya melalui yang lahir dari perasaan dan pemikirannya.Adapun manfaat
sastra pada dasarnya adalah sebagai alat komunikasi antara sastrawan dan
masyarakat pembacanya.Karya sastra selalu berisi pemikiran,gagasan,kisah-kisah
dan amanat yang dikomunikasikan kepada para pembaca.Untuk menangkap ini,
Sastra bukan seni bahasa belaka, melainkan suatu kecakapan dalam
menggunakan bahasa yang berbentuk dan bernilai sastra.Bahasa merupakan media
yang sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
bahasa, sastra dapat diungkapkan dengan banyak cara. Dalam dunia kesusastraan,
karya sastra dapat dibedakan dalam bentuk dan jenis yang berbeda-beda misalnya
drama, puisi,roman,novel dan sebagainya.
Novel merupakan sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif;
biasanya dalam bentuk cerita.Novel merupakan karangan prosa yang panjang
mengandung rangkaian cerita kehidupan dengan orang di sekelilingnya dengan
menonjolkan watak dan sifat setiap pel
Menurut Badudu dan Zain dalam Aziez dan Abdul (2010:2) menjelaskan
bahwa novel merupakan karangan dalam bentuk prosa tentang peristiwa yang
menyangkut kehidupan manusia seperti yang dialami orang dalam kehidupan
sehari-hari tentang suka duka, kasih dan benci, tentang watak dan jiwa para
tokoh.
Novel berfungsi untuk memberikan pandangan kepada pembaca tentang
apa yang terjadi dalam sosial masyarakat, kehidupan, religious dan hal yang
lainnya. Novel dapat memberikan nilai moral ataupun pesan positif dalam suatu
karya sastra.Tak sedikit juga novel memberikan pengaruh buruk kepada pembaca
secara tidak langsung yang disebabkan oleh faktor tema ataupun pola pikir remaja
itu sendiri.Novel menjadi karya sastra yang paling banyak dicari karena selain
menjadi media hiburan juga terdapat nilai-nilai kebaikan.
Berdasarkan konsep novel diatas, bahwa novel dapat menggambarkan
memberikan nilai positif dan manfaat kepada pembaca.Dalam hal ini banyak
novel Jepang yang memberikan nilai pendidikan maupun moralyang baik, salah
satunya adalah Novel “Dear Yurichika” karya Akiko Terenin.
Novel Dear Yurichika merupakan sebuah novel kisah nyata kehidupan dari
Akiko Terenin.Novel yang diterbitkan pada tahun 2013 ini menceritakan tentang
untaian hidup sipengarang.Dear Yurichika adalah novel yang berawal dari catatan
yang ditulis oleh Akiko Terenin saat menjalani pengobatan kanker pada musim
panas tahun 2006. Dia dinyatakan mengidap kankerbertepatan dengan saat
kehamilannya.Ibu hamil tidak boleh menerima pengobatan kanker. Kalau Akiko
memperioritaskan pengobatan kanker, Yuria harus dilahirkan lebih awal (saat ini
Yuria sudah besar dan usia janin mencapai usia yang tidak boleh diaborsi). Artinya
kemungkinan besar Yuria tidak akan lahir seperti bayi pada umumnya. Sungguh
pilihan yang sulit, antara merelakan nyawa sendiri atau kehilangan bayi. Lalu
Akiko memutuskan akan memberikan bayi yang sehat untuk Leony suaminya.
Akhirnya, pada bulan ke-6 setelah dinyatakan sakit, Yuria, permata hati
yang diharapkannya hadir ke dunia. Dengan harapan dan keinginan untuk terus
mendampingi anaknya, Akiko menuliskan pesan-pesan untuk putri mungilnya
yang manis. Semua yang ingin dikatakannya dituangkan dalam bentuk catatan
dalam novel ini.
Berdasarkan cuplikan cerita diatas, novel “Dear Yurichika”
menyampaikan tentang nilai kerelaan berkorban dan kesabaran dalam menjalani
pengobatan kanker yang bertepatan pada saat kehamilannya.Novel ini lebih
menitikberatkan tentang masalah yang dihadapi oleh Akiko Terenin dalam
terdapat dalam novel “Dear Yurichika” ini sesuai dengan nilai-nilai moral yang
dipedomani oleh masyarakat Jepang yang dikenal dengan istilah Bushido.Nilai
Bushido merupakan ajaran moral yang sudah berakar, mempengaruhi pola pikir
dan pandangan hidup masyarakat Jepang dalam perjuangan hidupnya sampai
sekarang.Bushido berasal dari kata "bu" artinya beladiri, "shi" artinya Samurai
(orang) dan "do" artinya jalan.Secara sederhana bushido berarti jalan terhormat
yang harus ditempuh seorang Samurai dalam pengabdiannya. Dalam etika
Bushido terkandung ajaran-ajaran moral yang tinggi terkait dengan tanggung
jawab, kesetiaan, sopan santun, tata krama, disiplin, keberanian, kerelaan
berkorban, pengabdian, kerja keras, kebersihan, hemat, kesabaran, ketajaman
berpikir, kesederhanaan, kesehatan jasmani dan rohani, kejujuran, pengendalian
diri.
(http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi/article/download/6232/5266)
Setelah penulis membaca, novel ini sangat bermanfaat bagi pembaca
khususnya penulis dalam memahami dan memaknai nilai kerelaan berkorban dan
kesabaran yang diungkapkan oleh Akiko Terenindalamnovel “Dear Yurichika”.
Pengungkapan tentang kerelaan berkorban dan kesabaran yang merupakan
nilai moral bushido inilah yang melatarbelakangi penulis untuk membahas cerita
novel ini dalam bentuk skripsi. Sehingga akhirnya penulis memilih judul dalam
skripsi ini yaitu “Analisis Pragmatik dalam Cerita Novel “Dear Yurichika”
1.2 Rumusan Masalah
Novel “Dear Yurichika” merupakan sebuah novel kisah nyata kehidupan
dari Akiko Terenin.Novel ini menceritakan bagaimanasikap seseorang yang
mengidap penyakit kanker dalam menghadapi hidupnya.Novel “Dear Yurichika”
menceritakan bagaimana kerelaan berkorban dan kesabaran dari seorang Ibu yang
bernama Akiko yang mengidap penyakit kanker bertepatan pada saat
kehamilannya.Novel ini memberikan nilai pendidikan yang bermanfaat untuk para
pembaca, terutama nilai-nilai moral bushido seperti kerelaan berkorban dan
kesabaran yang diungkapkan oleh pengarangnya.Kerelaan berkorban dan
kesabaran tersebut merupakan nilai dalam ajaran bushido, bisa dikatakan sebagai
suatu nilai pragmatik.Dikatakan nilai pragmatik, karena nilai-nilai kerelaan
berkorban dan kesabaran tersebut sangat bermanfaat bagi penulis khususnya
dalam memahamikerelaan berkorban dan kesabaran masyarakat Jepang.Sehingga
untuk mengkajinya penulis menggunakan pendekatan pragmatik. Dalam bentuk
pertanyaan masalah tersebut sebagai berikut:
1. Nilai-nilai Pragmatik apa saja yang terdapat dalam novel “Dear
Yurichika”?
2. Bagaimana nilai kerelaan berkorban dan kesabaran diungkapkan oleh
pengarang dalam cerita novel “Dear Yurichika” melalui tokoh Akiko
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Dari semua permasalahan yang ada, perlu adanya ruang lingkup dalam
membatasi masalah.Hal ini bertujuan agar penelitian yang dilakukan penulis tidak
menjadi luas dan tetap terfokus pada masalah yang diteliti.
Penulis menggunakan novel "Dear Yurichika" karya Akiko Terenin dalam
versi terjemahan bahasa Indonesia yang terdiri dari 157 halaman yang diterbitkan
pada tahun 2013 oleh PT Elex Media Komputindo.
Skripsi ini memfokuskan pembahasannya mengenai nilai pragmatik yang
ada di dalam novel "Dear Yurichika" karya Akiko Terenin dengan cara mengambil
6 cuplikan kalimat yang mengandung nilai-nilai pragmatik yang berhubungan
dengan nilai moral Bushido terutama kerelan berkorban dan kesabaran,
sedangkan nilai moral bushido yang lain seperti tanggung jawab, kesetiaan, sopan
santun, tata karma, disiplin, pengabdian, kerja keras, kebersihan, hemat,
keberanian, ketajaman berfikir, kesederhanaan, kesehatan jasmani dan rohani,
kejujuran, pengendalian diri tidak dibahas karena di dalam novel ini tidak terdapat
nilai-nilai tersebut, sehingga penulis memfokuskan pembahasannya pada
bagaimana pengungkapan kerelaan berkorban dan kesabaran dalam novel “Dear
Yurichika”.
Dalam pembahasan masalah pada skripsi ini, penulis menggunakan
pendekatan pragmatik dan pendekatan semiotik serta konsep moral bushido.Agar
pembahasan dalam skripsi ini memiliki akurasi dan data yang jelas, maka dalam
Bab II penulis akan menjelaskan jugamengenai defenisi novel, resensi novel
“Dear Yurichika”, studi pragmatik dan semiotik sastra, moral bushido serta
1.4Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1 Tinjauan Pustaka
Waluyo (2002:68) berpendapat bahwa karya sastra hadir sebagai wujud
nyata imajinatif kreatif seorang sastrawan dengan proses yang berbeda antara
pengarang yang satu dengan pengarang yang lain, terutama dalam penciptaan
cerita fiksi. Proses tersebut bersifat individualis artinya cara yang digunakan oleh
tiap-tiap pengarang dapat berbeda. Perbedaan itu meliputi beberapa hal
diantaranya metode, munculnya proses kreatif dan mengekspresikannya apa yang
ada dalam diri pengarang hingga bahasa penyampain yang digunakan.
Sastra sebagai hasil pekerjaan seni kreasi manusia tidak akan pernah lepas
dari bahasa yang merupakan media utama dalam karya sastra. Sastra dan manusia
erat kaitannya karena pada dasarnya keberadaan sastra sering bermula dari
persoalan dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya,
kemudian dengan adanya imajinasi yang tinggi dari seorang pengarang tinggal
menuangkan masalah-masalah yang ada disekitarnya menjadi sebuah karya
sastra.Dalam karya sastra ada yang bersifat fiksi dan non fiksi misalnya puisi,
roman, drama, novel dan lain sebagainya.
Menurut Suharianto (1982:27) mengemukakan bahwa novelmerupakan
karya sastra yang berbentuk prosa.Salah satu cirinya adalah adanya kesatuan
makna dalam wujud paragraf-paragraf yang membentuk kesatuan yang disebut
cerita. Novel menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari tokoh cerita,
dimana kejadian-kejadian itu menimbulkan pergolakan batin yang mengubah
perjalanan nasib tokohnya. Seperti disaat kita membaca novel “Dear
Menurut Abrams dalam Siswanto (2008:79) terdapat empat kajian sastra
yaitu:
1. Pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan kajian terhadap hubungan karya
sastra dengan kenyataan diluar karya sastra disebut pendekatan mimetik.
2. Pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan pada peranan pembaca dalam
menerima, memahami, dan menghayati karya sastra disebut pendekatan
pragmatik.
3. Pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan pada karya sastra disebut
pendekatan objektif.
4. Pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan kajiannya pada ekspresi
perasaan atau tempramen penulis disebut pendekatan ekspresif.
Berdasarkan kajian yang diutarakan oleh Abrams dalam Siswanto ada 4
pendekatan.Jadi penulis menggunakan kajian nomor 2 yaitu pendekatan pragmatik
untuk menganalisis novel “Dear Yurichika”.
1.4.2 Kerangka Teori
Dalam meneliti suatu karya sastra dibutuhkan suatu pendekatan yang
berfungsi sebagai acuan penulis dalam menganalis karya tersebut.Dalam
penulisan skripsi ini, penulisakan menggunakan pendekatan pragmatik sastra dan
pendekatan semiotik, konsep moral dan nilai moral bushido.Pendekatan pragmatik
sastra yang digunakan penulis sebagai landasan teori dalam menganalisis novel
"Dear Yurichika" adalah pendekatan pragmatik yang dikemukakan oleh
Pradopo.Menurut Pradopo dalam Wiyatmi (2006: 85), pendekatan pragmatik
tujuan tertentu kepada pembaca. Dalam hal ini tujuan tersebut dapat berupa tujuan
pendidikan, moral, agama, maupun tujuan lain.
Pendekatan pragmatik mengkaji dan memahami karya sastra berdasarkan
fungsinya untuk meberikan pendidikan (ajaran) moral, agama maupun fungsi
sosial lainnya. Semakin banyak nilai pendidikan moral dan agama yang terdapat
dalam karya sastra dan berguna bagi pembacanya, maka akan semakin tinggi nilai
dari karya tersebut. Penggunaan teori pragmatik dalam penganalisisan karya sastra
dapat membantu menentukan apa saja fungsi karya sastra dalam kehidupan
masyarakat, bagaimana penyebaran dan perluasan karya sastra tersebut, serta
manfaat yang dihasilkan oleh karya sastra dalam tatanan kehidupan masyrakat.
Moral adalah suatu kebaikan yang disesuaikan dengan ukuran-ukuran
tindakan yang diterima oleh umum, meliputi kesatuan sosial atau lingkungan
tertentu. Menurut Suseno (1987:19 ) kata moral selalu mengacu pada baik dan
buruknya perbuatan manusia sebagai manusia. Moral adalah Suatu pengukur apa
yang baik dan apa yang buruk dalam kehidupan suatu masyarakat.
Moral dalam sastra merupakan suatu yang ingin disampaikan oleh
pengarang kepada pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam karya
sastra, makna yang disarankan lewat sastra.Melalui cerita, sikap dan tingkah laku
tokoh -tokoh, pembaca dapat mengambil hikmah dari pesan-pesan moral yang
disampaikan.Moral dalam cerita menurut Kenny dalam Nurgiyantoro(1995:322)
sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat
praktis, yang dapat diambil (ditafsirkan) lewat cerita yang bersangkutan dengan
pembaca yang sengaja diberikan pengarang tentang berbagai hal yang
santun dalam pergaulan.
Dalam hal ini, penulis menggunakan nilai moral Bushido. Moral yang
terkandung dalam moral Bushido menurut Agustian (2010: 40)meliputi integritas,
keberanian, kemurahan hati, mencintai sesama dan kasih sayang, penghormatan,
kejujuran, tulus dan ikhlas, menjaga kehormatan (nama baik) dan kesetiaan. Hal
ini juga yang didukung oleh Benedict yang berpendapat bahwa Bushido adalah
perpaduan antara keadilan, keberanian, kesabaran, kebaikan hati, kehormatan,
kesopanan, kesetiaan dan pengendalian diri .
(http//:ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi/article/download/6232/5266)
Untuk mengetahui nilai pragmatik yang ada dalam isi cuplikan novel,
maka penulis menggunakan pendekatan semiotik.Semiotik adalah ilmu atau tanda
metode analisis untuk mengkaji tanda (Hoed dalam Nurgiyantoro
1995:40).Semiotik mempelajari sitem-sistem, aturan-aturan yang mungkin
tanda-tanda tersebut mempunyai arti.Dengan pendekatan ini penulis dapat menafsirkan
segala tanda yang merujuk adanya nilai-nilai kerelaan berkorban dan
kesabaranyang terdapat dalam novel"Dear Yurichika" yang diprediksikan dapat
menjadi cerminan yang baik bagi pembaca.
1.5Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan penelitian
Berdasarkan masalah yang dikemukakan diatas, maka penulis merangkum
tujuan dari penelitian sebagai berikut :
"Dear Yurichika" karya Akiko Terenin.
2. Untuk mengetahui nilai-nilaikerelaan berkorban dan kesabaran yang
diungkapkan oleh Akiko Terenindalam cerita novel "Dear Yurichika"
yang dapat dijadikan cerminan yang baik bagi pembaca.
1.5.2 Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang nilai-nilai
pragmatik yang terdapat dalam novel "Dear Yurichika" yang dapat
berguna bagi pembaca.
2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam hal menyikapi dan
menetukan pilihan hidup, serta bertindak yang benar jika keadaan yang
dialami oleh tokoh utama dalam novel ini dialami juga oleh pembaca.
1.6Metode Penelitian
Dalam menulis sebuah karya ilmiah dibutuhkan sebuah metode penelitian
sebagai alat untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Metode adalah langkah atau
cara yang tersusun untuk melakukan sesuatu. Metode penelitian yang digunakan
penulis dalam melakukan penelitian ini adalah metode deskriptif.
Menurut Ratna (2004:53)metode deskriptif merupakan suatu metode yang
dilakukan dengan cara mendeskripsikan dengan maksud untuk menemukan
Penulis juga menggunakan metode studi kepustakaan.Dalam
mengumpulkan data-data yang berguna untuk mendukung teori, penulis
mengambil dari kepustakaan yang berhubungan dengan penelitian.
Sumber-sumber kepustakaan tersebut dapat berSumber-sumber dari buku-buku, hasil-hasil
penelitian (skripsi) , internet dan sumber-sumber lainnya yang dibutuhkan.
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Mengumpulkan data dan referensi atau buku-buku yang berhubungan dengan
////objek penelitian.
2. Membaca novel “Dear Yurichika” yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa
indonesia////yang ditulis oleh Akiko Terenin.
3. Mencari, mengumpulkan, menganalisis, dan mendeskripsikan nilai-nilai
yang/terdapat dalam novel “Dear Yurichika” yang dianggap memberikan
cerminan yang bagus ////bagi pembaca.
BAB II
TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL "DEAR YURICHIKA" KONSEP MORAL BUSHIDO, STUDI PRAGMATIK DAN SEMIOTIK
2.1 Defenisi Novel
Novel berasal dari bahasa italia Novella.Secara harfiah, Novella berarti
sebuah "barang baru yang kecil" dan kemudian diartikan sebagai "cerita pendek
dalam bentuk prosa" (Abram dalam Nurgiyantoro, 1995:9). Dewasa ini Novella
mengandung pengertian yang sama dengan istilah Novellete dalam bahasa inggris,
yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukup, tidak terlalu
panjang, namun tidak terlalu pendek.
Novel adalah salah satu jenis karya fiksi yaitu menyajikan berbagai
macam kisah yang membuat pembaca ikut merasakan jalan cerita yang abadi
dalam novel tersebut.Fiksi merupakan suatu penceritaan terhadap suatu peristiwa
yang pernah terjadi dalam khayalannya.Menurut Altenbernd dan lewis dalam
Nurgiyantoro (1995:2) mengartikan bahwa fiksi adalah prosa naratif yang bersifat
imajinatif, namun biasanya masuk dan mengandung kebenaran yang
mendramatisasikan hubungan-hubungan antarmanusia.
Menurut Nurgiyantoro (1995:3 ) fiksi menceritakan berbagai masalah
kehidupan manusia dalam interaksinya dengan lingkungan dan sesama. Fiksi
merupakan hasil dialog, kentemplasi, dan reaksi pengarang terhadap lingkungan
dan kehidupan. Fiksi merupakan karya imajinatif yang dilandasi kesadaran dan
Novel merupakan suatu bentuk karya sastra prosa yang menyajikan
tokoh-tokoh dengan watak masing-masing dan berbeda dari tokoh-tokoh satu dengan yang
lainnya, sehingga dapat menyuguhkan alur cerita yang menarik untuk dibaca oleh
pembaca terutama tentang gambaran kehidupan masyarakat. Novel adalah
karangan prosa yang panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan
seseorang dengn orang-orang disekitarnya dengan menonjolkan watak dan sikap
setiap perilaku (Depdikbud, 1995:694).
Semi (1993:32) mengungkapkan bahwa novel adalah karya sastra yang
mengungkapkan suatu konsentrasi kehidupan pada suatu saat yang tegang, dan
pemusatan kehidupan yang tegas. Ungkapan tegang dan tegas mengindikasikan
bahwa karya sastra novel akan menampakan sebuah kehidupan yang tegang
dimana didalamnya memunculkan suatu masalah/persoalan sebagai ide cerita, dan
tegas disini dituliskan dalam bahasa yang sederhana dengan tujuan mudah
dipahami.
Novel sebagai sebuah karya sastra menawarkan sebuah dunia, dunia berisi
model.Kehidupan yang ideal, dunia imajinatif yang dibangun melalui berbagai
unsur intrinsik seperti plot/alur, penokohan, latar dan sudut pandang tentunya juga
bersifat imajinatif. Kesemua itu walau bersifat nonekstensial (dengan sengaja
dikreasikan oleh pengarang) namun dibuat mirip, diimitasikan dan dianalogikan
dengan dunia nyata lengkap dengan peristiwa-peristiwa sehingga tampak
sungguh-sungguh ada dan terjadi (Nurgiyantoro,1995:4).
Nurgiyantoro (1995: 18-19) membagi novel dalam dua kategori, yaitu
novel populer dan novel serius.Novel populer adalah novel yang populer pada
menampilkan masalah- masalah yang aktual dan selalu menzaman, namun hanya
pada tingkat permukaan.Novel populer tidak menampilkan permasalahan
kehidupan secara lebih intens, tidak berusaha meresapi hakikat kehidupan.Novel
populer umumnya bersifat sementara, cepat ketinggalan zaman.Novel populer
cepat dilupakan orang, apalagi dengan munculnya novel-novel baru yang lebih
populer pada masa sesudahnya.
Novel serius adalah novel yang sanggup memberikan serba
kemungkinan.Untuk membaca novel serius, untuk memahaminya dengan baik,
diperlukan daya konsentrasi yang tinggi dan disertai dengan kemampuan untuk
itu.Pengalaman dan permasalahan kehidupan yang ditampilkan dalam novel jenis
ini diungkapkan sampai ke inti hakikat kehidupan yang universal.Novel serius
disamping memberikan hiburan, juga terimplisit tujuan untuk memberikan
pengalaman yang berharga kepada pembaca atau paling tidak mengajaknya untuk
meresapi dan merenungkan secara lebih sunggh-sungguh tentang permasalahan
yang dikemukakan.
Novel "Dear Yurichika" ini termasuk kedalam novel serius.Dimana
pengarang mengangkat nilai yang mungkin dihadapi oleh masyarakat/pembaca
sehingga pembaca mengetahui isi-isi pesan yang terdapat dalam novel ini.
2.2 Resensi Novel "Dear Yurichika"
2.2.1 Tema
Menurut Fannie (2001,203-204) tema merupakan gagasan ide, pikiran
kalimat pernyataan. Tema adalah makna yang terkandung dari sebuah cerita,
merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan
terkandung didalam teks sebagai struktur semantik dan menyangkut
persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan (Nurgiyantoro,1995:67).
Dalam sebuah karya sastra tema kadang tidak dengan mudah ditemukan,
karena tak jarang harus melakukan kegiatan membaca dan memahami seluruh
bacaan terlebih dahulu untuk menemukan sebuah tema. Harus memulai
pengamatan yang jeli, menghubungkan setiap persoalan yang ada, mencari
fakta-fakta yang trdapat dalam cerita dan menghubungkannya dengan persoalan,
mempelajari karakter-karakter dan sikap para tokoh, dan kemudian baru
menyimpulkan tema.
Berdasarkan pengertian diatas, maka tema yang diangkat dalam novel
"Dear Yurichika" ini adalah bagaimana semangat hidup seorang ibu yang sedang
mengidap penyakit tumor bertepatan saat kehamilannya dimana ia hanya
mempunyai dua pilihan antara merelakan nyawa sendiri atau kehilangan bayinya.
Semangat untuk terus bisa hidup agar bisa menemani putri mungilnya, kesabaran
dalam menjalani pengobatan dan rasa sakit yang dideritanya, mengambil suatu
keputusan dalam menjalani hidup.
2.2.2 Alur/Plot
Menurut Aminuddin (2000:83) Alur atau Plot adalah jalan cerita yang
berupa peristiwa-peristiwa yang disusun satu persatu dan saling berkaitan satu
sama lain menurut hukum sebab akibat dari awal sampai akhir cerita. Peristiwa
tersebut akan menjadi sebab bagi timbulnya peristiwa berikutnya dan seterusnya
sampai peristiwa itu berakhir.
Menurut Tasrif dalam Nurgiyantoro (1995:149-150) membedakan tahapan
plot menjadi lima bagian, kelima tahapan itu adalah sebagai berikut :
11. Tahap Situation yang artinya tahap penyituasian, tahap yang terutama
berisi pelukisan dan pengenalan situasi latar dan tokoh-tokoh cerita. Tahap
ini merupakan tahap pembukaan cerita, pemberian informasi awal, dan
lain-lain yang terutama berfungsi untuk menjadi landasan cerita yang
dikisahkan pada tahap berikutnya.
12. Tahap generating circumstances yang artinya tahap pemunculan konflik
(masalah-masalah) dan peristiwa-peristiwa yang menyulut terjadinya
konflik yang mulai dimunculkan.
13. Tahap Rising action yang berarti tahap peningkatan konflik. Konflik yang
telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang. Peristiwa
yang menjadi inti cerita.
14. Tahap Climax yang berarti tahap klimaks, konflik atau
pertentangan-pertentangan yang terjadi yang diakui dan ditimpahkan para tokoh
mencapai titik puncak.
15. Tahap Denouement (tahap penyelesaian) yaitu konflik yang telah
mencapai klimaks diberi penyelesaian, ketegangan dikendorkan.
Alur Menurut Bahrudin,dkk (2006:14) yaitu :
a. Alur maju atau progresif yaitu pengungkapan cerita dari sudut
b. Sorot balik atau Regresif yaitu pengungkapan cerita dari audut
peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelumnya atau masa lampau ke masa kini.
c. Alur campuran yaitu pengungkapan cerita kadang-kadang peristiwa terjadi
pada masa kini dan masa lampau kemudian kembali menceritakam masa
kini.
Berdasarkanuraian cerita diatas, alur dalam novel "Dear Yurichika" adalah
alur campuran. Cerita novel ini tidak berurutan dari awal namun dimulai di masa
kini, dan kemudian ke masa lalu dan kembali lagi kemasa depan.
2.2.3 Latar (Setting)
Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu menyaran pada
pengertian tempat, hubungan waktu, dan tempat lingkungan sosial yang terjadinya
peristiwa-peristiwa yang diceritakan, (Abrams dalam Nurgiyantoro, 1995:216).
Latar dalam cerita sangat mempengaruhi pembentukan tingkah laku dan cara
berpikir tokoh. Menurut Nurgiyantoro (1995:227), latar dapat dibedakan dalam
tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu dan sosial-budaya. Ketiga unsur itu
masing-masing menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara
sendiri, pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan
yang lainnya.
1. Latar tempat
Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan
dalam sebuah fiksi atau non fiksi. Unsur yang dipergunakan mungkin berupa
tanpa nama yang jelas.
Dalam novel “Dear Yurichika”, lokasi tempat berlangsungnya cerita
adalah kota Ogoori, Fukuoka di Jepang.
2. Latar Waktu
Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya
peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi atau non fiksi.Latar waktu
mengacu pada hari, tanggal, bulan, tahun bahkan zaman tertentu yang
melatarbelakangi cerita tersebut.Latar novel “Dear Yurichika” terjadi pada tahun
2005-2008 di Fukouka.Saat musim gugur tahun 2005.
3. Latar Sosial
Latar atau setting adalah penggambaran situasi, tempat, dan waktu serta
suasana terjadinya peristiwa (Aminuddin, 2000:94).Latar atau setting yang disebut
juga sebagai landasan tempat, hubungan, waktu, dan lingkungan sosial tempat
terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams dalam Nurgyantoro,
1995:216).
[“17 Desember 2005, Masuk Rumah sakit.Tengah malam kemarin aku kesakitan.
Mungkin dari jam 3 sampai jam 6 terus mengerang kesakitan. Rasanya ingin
menyerah saja.Begitu bangun pagi aku langsung meminta leony mengantar
kerumah sakit.
Sekarang aku pakai alat penyangga di pinggang sehingga hanya bisa tertidur
[“..akhirnya mereka menjemputku jam 17.30. Kami pun keruang dokter untuk
berlatih cara memijat. Aku menunggu, lalu pulang dengan mobil.Dibandingkan
sebelumnya, mobil ini tidak terasa menyakitkan.Senang sekali bisa merasa
normal kembali.Maan nasi dengan wajah tersenyum lebar. Senang rasanya bisa
berada dirumah bersama Leony dan Gon-chan. (halaman 109)]
Dari cuplikan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa cerita novel “Dear
Yurichika” ini terjadi di sebuah daerah di Jepang yaitu Fukuoka.Rangkaian
peristiwa terjadi di lingkungan rumah Akiko Terenin, dan di rumah sakit tempat
Akiko Terenin dirawat.Dilingkungan rumah dan di rumah sakit itu banyak
terjadinya peristiwa-peristiwa yang menunjukan nilai-nilai pragmatik yang
terkandung didalam novel "Dear Yurichika".Nilai-nilai pragmatik itu adalah
Kerelaan berkorban dan kesabaran.
Latar sosial- budaya menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan
perilaku kehidupan soial masyarakat disuatu tempat yang diceritakan dalam karya
fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam
lingkup yang cukup kompleks. Tata cara kehidupan sosial masyarakat dapat
berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara
berpikir dan bersikap dan lain-lain. Latar sosial juga berhubungan dengan status
sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah, menengah dan tinggi
2.2.4 Penokohan (Perwatakan)
Penokohan adalah bagaimana pengarang menampilkan tokoh-tokoh dalam
ceritanya dan bagaimana pula perilaku tokoh-tokoh tersebut.Dalam penokohan
ada dua hal penting, yaitu pertama berhubungan dengan teknik penyampaian dan
yang kedua adalah berhubungan dengan watak atau kepribadian tokoh yang
ditampilkan. Kedua hal ini memiliki hubungan yang sangat erat karena
penampilan dan penggambaran sang tokoh harus mendukung watak tokoh tersebut
(Aminuddin, 2000:79).
Sedangkan tokoh dalam cerita menurut Abram dalam Nurgiyantoro adalah
orang – orang yang ditampilakan dalam suatu karya naratif, atau drama yang oleh
pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti
yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan
(Nurgiyantoro, 1995:165). Melalui tokoh cerita, penulis juga dapat menyampaikan
pesan, amanat, moral atau sesuatu yang memang ingin disampaikan oleh pembaca
(Nurgiyantoro, 1995:167).
Penokohan dalam novel “Dear Yurichika” adalah sebagai berikut:
1. Akiko Terenin adalah tokoh utama dalam novel "Dear Yurichika" yang
merupakan seorang Ibu yang kuat dan penuh kesabaran dalam menjalani
pengobatan kanker juga mempunyai sifat pemberani dalam mengambil suatu
keputusan dalam hidupnya. Serta sangat setia kepada suami dan anaknya.
2. Leony adalah Suami dari Akiko terenin yang mempunyai sifat sabar dan tegar
dalam menjalani hidup. Serta kesetiaan kepada istrinya Akiko Terenin.
besar terhadap putrinya, Akiko Terenin.
4. Bibi Michiyo adalah tokoh bibi yang sangat setia menemani Akiko saat
menjalani pengobatan kanker di rumah sakit.
2.2.5 Sudut Pandang
Menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (1995: 248) sudut pandang atau
view of point menyaran pada cara dan pandangan yang dipergunakan pengarang
sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan peristiwa yang
membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.
Menurut Aminuddin (2000 : 96) sudut pandang adalah kedudukan atau
posisi pengarang dalam cerita tersebut. Dengan kata lain, posisi pengarang
menempatkan dirinya dalam cerita tersebut dan dari titik pandang ini, pembaca
mengikuti jalan ceritanya dan memahami temanya. Ada beberapa jenis sudut
pandang (point of view):
1. Pengarang sebagai tokoh utama.Sering juga posisi yang demikian disebutsudut
pandang orang pertama aktif.Disini pengarang menuturkan dirinya sendiri.
2. Pengarang sebagai tokoh bawahan atau sampingan.Disini pengarang ikut
melibatkan diri dalam cerita. Akan tetapi, ia mengangkat tokoh utama. Dalam
posisi yang demikian itu sering disebut sudut pandang orang pertama pasif.
3. Pengarang hanya sebagai pengamat yang berada di luar cerita. Disini pengarang
menceritakan orang lain dalam segala hal.
Dalam hal ini, sudut pandang pengarang Akiko Terenin dalam novelnya
“Dear Yurichika ” adalah sebagai tokoh utama. Akiko Terenin adalah sebagai
2.3 Studi Pragmatik dan Semiotik dalam Sastra 2.3.1 Studi Pragmatik
Pendekatan pragmatik yang digunakan dalam menelaah sastra
dikemukakan oleh Abrams. Abrams dalam Fannie (2001:100), mengemukakan
bahwa dalam menelaah sastra terdapat empat model pendekatan yang dapat
diterapkan, yaitu :
1. Telaah dari sudut pandang karya sastra itu sendiri yang merupakan produk
pengarang (Pendekatan Objektif)
2. Telaah dari sudut pengarangnya (Pendekatan Ekspresif)
3. Telaah dari keterhubungan ide, perasaan, atau peristiwa-peristiwa yang
mendasari karya yang ditelaah, baik secara langsung atau tidak langsung yang
secara esensial dasarnya merupakan satu tiruan (Pendekatan Mimesis)
4. Telaah dari sudut pandang pembaca atau penerima karya sastra (Pendekatan
Pragmatik)
Pendekatan pragmatik sastra memandang karya sastra sebagai sarana
untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca, seperti tujuan pendidikan,
moral, agama dan tujuan pendidikan lainnya. Dengan kata lain, pragmatik sastra
bertugas sebagai pengungkap tujuan yang dikemukakan para pengarang untuk
mendidik masyarakat pembacanya. Semakin banyak nilai-nilai, ajaran-ajaran dan
pesan-pesan yang diberikan kepada pembaca, maka semakin baik dan bernilai
tinggi karya sastra tersebut (Abrams dalam Pradopo, 2002:67).
Menurut Teeuw dalam Endraswara (2008:71) kajian pragmatik selalu
memunculkan persoalan yang berkaitan dengan masalah pembaca, yaitu apa yang
pembacanya serta apakah tugas dan batas kemungkinan pembaca sebagai pemberi
makna. Hal ini berhubungan dengan manfaat pragmatik sastra terhadap
fungsi-fungsi karya sastra dalam masyarakat, perkembangan dan penyebarluasannya
sehingga manfaat karya sastra dapat dirasakan melalui peranan pembaca dalam
memahami karya sastra.Dengan indikator pembaca dan karya sastra, tujuan
pendekatan pragmatik adalah memberikan manfaat terhadap pembaca.Dengan
mempertimbangkan indikator karya sastra dan pembaca, maka masalah yang
dapat dipecahkan melalui pendekatan pragmatik diantaranya adalah berbagai
tanggapan masyarakat tertentu terhadap sebuah karya sastra.
Jika dikaitkan oleh pandangan Wellek dan Warren dalam Siswanto
(2008:30), yang mengatakan bahwa fungsi sastra adalah gabungan dari Dulce
“manis, menyenangkan” dan Utile “berguna,bermanfaat”, penelitian terhadap
tujuan atau fungsi sastra mengarah kepada fungsi Utile bukan Dulce. Hal ini
didasari oleh anggapan karya sastra mengandung tujuan atau manfaat, yaitu
membina, mendidik pribadi pembaca.
2.3.2 Pendekatan Semiotik
Menurut Pradopo dalam Endraswara (2008:119) semiotik adalah ilmu
tentang tanda-tanda. Saussure dalam Nurgiyantoro (1995:43) berpendapat bahwa
bahasa sebagai sebuah sistem tanda memiliki dua unsur yang tak terpisahkan yaitu
signifier dan signified, signifiant dan signifi, atau penanda dan petanda dimana
wujud penanda (signifiant) dapat berupa bunyi-bunyi ujaran atau huruf-huruf
tulisan, sedangkan petanda (signifie) berupa gagasan, konseptual atau makna yang
Semiotik menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan
kebudayaan merupakan tanda-tanda.Semiotik mempelajari sistem-sistem,
aturan-aturan dan konvensi yang memungkinkan tanda tersebut mempunyai arti.Tanda
itu sendiri adalah sebagai sesuatu yang memiliki ciri khusus yang
penting.Pertama, tanda harus dapat diamati, dalam arti tanda itu dapat ditangkap.
Kedua, tanda harus menunjukkan pada sesuatu yang lain. Artinya bisa
menggantikan mewakili dan menyajikan ( Endraswara , 2008:63 )
Pragmatik sangat berhubungan dengan semiotik, karena hubungan
pragmatik merupakan hubungan makna dan pelambangan.Ia dipakai untuk
mengkaji, misalnya, signifiant tertentu mengacu pada signifie tertentu, baris-baris
kata dan kalimat tertentu mengungkapkan makna tertentu, peristiwa-peristiwa
tertentu mengingatkan peristiwa-peristiwa yang lain, melambangkan gagasan
tertentu atau menggambarkan suasana kejiwaan tokoh (Todorov dalam
Nurgiyantoro, 1995: 47).
Dengan demikian, uraian tentang kajian semiotik yang berupa notasi
simbol-simbol kemudian dicoba untuk menjelaskan fungsi dan maknanya. Dalam
hal ini, kajian semiotik ini penulis pergunakan untuk dapat menjelaskan makna
dalam novel “Dear Yurichika”
2.3.3 Moral Bushido
Novel Dear Yurichika berlatar tempat di Jepang.Karakteristik dan
nilai-nilai budaya dalam masyarakat Jepang sudah ditanamkan sejak jaman dulu sampai
di jaman modern sekarang.Pola pikir, pandangan hidup dan semangat juang rakyat
yang unggul dalam tekhnologi dan Industri.Semangat juang yang tinggi dalam
masyarakat Jepang dikenal dengan bushido. Bushido dikenal sebagai tata cara
samurai untuk menunjukkan perilaku tradisional Jepang yang ideal. Dalam etika
Bushido ada ajaran moral yang terkait dengan keadilan, keberanian, kebaikan hati,
kesopanan, kesungguhan hati, kehormatan, kesetiaan dan pengendalian diri
(Benedict, 1982:333).
Bushido merupakan etika yang dipengaruhi oleh ajaran Budha Zen.Zen
merupakan moral dan filosofi Samurai.Zen merupakan agama dan kepercayaan
yang mengajarkan bahwa tidak ada tenggang waktu (jeda) dari perbuatan yang
telah dimulai dan harus diselesaikan.Etika Zen adalah “langsung” percaya pada
diri sendiri dan memenuhi kebutuhan sendiri.
Selain dilandasi oleh etika Zen, bushido juga dilandasi oleh etika
Confusius. Ajaran Confusius mengatur harmonisasi hubungan antara sesama
manusia, hubungan manusia dengan makhluk lain yang ada di dunia dan
hubungan alam dengan semesta. Selain didasari oleh Zein dan Confusius, bushido
juga dipengaruhi oleh ajaran Shinto yang mengajarkan kesetiaan pada kaisar.
(http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi/article/download/6232/5266).
Walaupun Samurai telah ditiadakan dan peperangan tidak terjadi lagi di
Jepang, ajaran bushido pada jaman modern masih dilakasanakan dan diwariskan
kepada generasi muda melalui pendidikan rumah dan di sekolah-sekolah.
1. Gi ( Integritas)
Gi dalam moral Bushido yaitu etika samurai yang berkaitan dengan
kemampuan untuk memecahkan masalah dan keputusan yang tepat berdasarkan
pada alasan-alasan yang rasional sehingga hasil yang diperoleh merupakan
sesuatu ketetapan yang adil.Gi merupakan dasar dari keseluruhan sikap mental
terkait dengan pikiran, perkataan dan perbuatan dalam menegakkan kejujuran dan
kebenaran
(http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi/article/download/6232/5266)
Integritas akan melahirkan kepercayaan. Kepercayaan adalah modal sosial
untuk menciptakan organisasi dan hubungan bisnis yang baik serta besar. Dalam
Gi apa yang ada di hati, yang kita ucapkan yang kita pikirkan dan yang kita
lakukan adalah sama (Agustian, 2010:50)
2. Yu ( Keberanian)
Yu adalah sifat samurai dalam berani menghadapi kesulitan dan
kegagalan.Keberanian merupakan sebuah karakter dan sikap untuk bertahan demi
prinsip kebenaran yang dipercaya meski mendapat berbagai tekanan dan
kesulitan. Untuk mendapat kebenaran, diperlukan rasa keberanian dan keteguhan
hati (Agustian, 2010:64)
Seseorang yang batinnya memang pemberani akan menunjukkan loyalitas
dan kasih sayang pada majikannya dan orang tua. Mereka juga mempunyai
3. Makoto – Shin ( Kejujuran dan Keikhlasan)
Jujur dan tulus ikhlas merupakan kode etik samurai yang berarti berkata
atau membeikan informasi yang sesuai dengan kenyataan dan kebenaran.
Pelanggaran makato-shin merupakan sanksi yang dihindari karena akan merusak
nama baik pribadi, keluarga, lembaga atau masyarakat dan bangsa
(http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi/article/download/6232/5266)
4. Jin ( Murah Hati)
Makna Jin adalah murah hati, mencintai sesama dan simpati.Bushido
memiliki aspek keseimbangan antara maskulin (yin) dan feminin (yang).Samurai
yang memiliki kemampuan tempur yang hebat, dia juga harus memiliki sifat
murah hati, memiliki kepedulian sosial yang tinggi Kemurahan hati juga
ditunjukkan dalam hal memaafkan.
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi/article/download/6232/5266
5.Rei ( Hormat dan santun kepada orang lain)
Sikap samurai dalam bersikap santun kepada orang lain yang tulus yang di
tujukan kepada semua orang, kepada atasan, pimpinan dan orang tua. Sikap
hormat dan santun tercermin dalam sikap duduk, cara bicara, cara menghormati
dengan menundukkan badan dan kepala.
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi/article/download/6232/5266
Makna kehormatan adalah kebahagian bukan mendapatkan sesuatu, tapi
6. Meiyo ( Menjaga nama baik)
Meiyo adalah etika samurai untuk menjaga nama baik dan kehormatan.
Seorang samurai memiliki harga diri yang tinggi, yang mereka jaga dengan cara
perilaku terhormat. Penghormatan samurai ditujukan kepada atasan/majikan,
orang tua dan keluarga.Kehormatan dan harga diri seorang samurai diekspresikan
dalam bentuk sikap dan kekokohan mereka memegang dan mempertahankan
prinsip kehidupan yang mereka yakini.
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi/article/download/6232/5266
7. Chungi (Kesetiaan pada pemimpin)
Chungi merupakan etika Samurai yang berkaitan dengan kesetiaan pada
pimpinan.Kesetiaan ditunjukkan dengan dedikasi yang tinggi dalam
melaksanakan tugas. Kesetiaan dilakukan untuk menjaga nama baik dan
kehormatan pimpinan, atasan dan juga nama baiknya sendiri (Agustian, 2010
:118).
Seorang kesatria mempersembahkan seluruh hidupnya untuk melakukan
2.6 Sekilas Tentang Biografi Pengarang
Akiko Terenin lahir tanggal 6 februari 1972 di Karatsu, prefektur
Saga.Pindah ke Fukuoka untuk kuliah lalu bekerja disana.Bertemu dengan Terenin
Leony dan menikah pada 1 April 2002.Akiko menjalani pengobatan kanker pada
musim panas tahun 2006.Akiko mengidap penyakit kanker bertepatan dengan saat
kehamilannya.Setelah itu, Akiko melahirkan putrinya, Yuria.Akiko kembali
menjalani pengobatan kanker pada bulan juni 2006. Akiko menceritakan apa yang
terjadi setiap hari seperti sebuah buku harian. Catatan Akiko ini tetap sebagaimana
adanya tanpa ada yang ditambahkan.Tumor kembali muncul pada bulan maret
2007.Saat kondisi tubuh Akiko memburuk sampai tidak bisa menulis, sehingga
Akiko harus merekamnya di kaset.Maksud Akiko menyampaikan catatan
perjuangan melawan penyakit ini semata untuk berbagi pengalaman dalam hal
kesehatan diri sendiri dan peran keluarga saat kita sakit.Akiko sangat
berterimaksih kepada orang-orang yang sudah mendukung dalam penulisan buku
ini. Terutama kepada Yamashitai-san, wartawan Nishi Nippon dan Ikeda Yuki-san
dari penerbitan Soshikankanbou yang pertama mengajak Akiko berdiskusi dan
mengarahkan Akiko dalam penulisan, serta kepada Tajima-san dari penerbitan
Soshikankanbou. Akiko menjalani kehidupan melawan penyakit sambil
membesarkan putrinya. Akhirnya Akiko meninggal dunia tanggal 25 Februari