HUBUNGAN SELF-EFFICACY TERHADAP KEPATUHAN
POLA DIIT PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS
TIPE 2
SKRIPSI
Oleh :
DEWI KHUSNIAWATI
NIM. 08060092
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
i
HUBUNGAN SELF-EFFICACY TERHADAP KEPATUHAN
POLA DIIT PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS
TIPE 2
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Oleh :
DEWI KHUSNIAWATI
NIM. 08060092
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Dewi Khusniawati
NIM : 08060092
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul Skripsi : Hubungan Self-efficacy terhadap Kepatuhan Pola Diit pada
Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang
lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Malang, 06 September 2012
Yang Membuat Pernyataan
Dewi Khusniawati
v
MOTTO
Sukses tidak datang begitu saja, tidak hanya dengan berdoa tetapi disertai dengan bekerja. Juga bukan hanya bekerja saja tetapi harus disempurnakan oleh doa.
Sukses butuh perjuangan, kerja keras, kerajinan & ketekunan. Orang berjiwa sukses tidak suka mengeluh tapi berusaha selalu untuk memperbaiki keadaannya.
Sukses diawali dari mimpi, hasrat dan harapan tetapi jangan hanya bermimpi untuk menjadi sukses, raih sukses itu sekarang dengan mulai bertindak, walaupun itu hanya sebuah tindakan kecil !!!
Sukses orang lain dan sukses kita mungkin
vi
PERSEMBAHAN
Alkhamdulillah hirobbil’alamin, akhirnya saya bisa lulus SEPTEMBER dan saya hanturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan selama ini, sehingga saya bisa menyelesaikan SKRIPSI ini dengan penuh perjuangan dengan ditemani butiran-butiran air mata yang setia menemani jika sedang galau mengerjakan hehehe ^_^ ^_^ ^_^
Demi sebuah ilmu dan gelar S.Kep yang bisa mengangkat derajat umat manusia di dunia dan di akhirat, saya persembahkan SKRIPSI ini kepada :
Ibuk tercinta tersayang Asmaul Chusnah dan Bapak tercinta tersayang Slamet
Supriyono yang menjadi pondasi semangatQ dalam mengerjakan skripsi selama
semester akhir ini. Ibuk Bapak hanya engkaulah yang menjadi tumpuan hidupQ, maaf jika selama ini anakmu ini banyak sekali berbuat salah yang disengaja maupun tidak disengaja. Aku berjanji akan membuat ibuk bapak bangga mempunyai anak seperti aku ini.
Nenek tercinta dan semua family yang selalu memberikan support dan doanya demi kelancaran penyelesaian skripsiQ ini, I LOVU YOU FULL
SahabatQ tercinta, yang tak ada duanya selama di UMM,,, YUNI mksh yah kamu telah memberikan big support dalam penyelesaian skripsiQ ini dan km mengetahui perjalanan skripsiQ dari lembar awal sampai lembar akhir hohoho,,,,, TETY mksh yah jeng km udah mau meluangkan waktu untuk mendengarkan kegalauanku sewaktu megerjakan skripsi ini, ayo ndang nyusul wisuda 3 bulan lagi yahh, SEMANGKA ejeng xixixi,,,,, GEBRIL mksh yah km udah memberikanQ semangat sewaktu aku menangis gara2 diketawain teman2 gara2 HORRISON wkwkwk, km tetap semangat yahh untuk ngerjakan skripsi km hehehe. Dan untuk sahabat dadakanQ selama skripsi ini hehehe, DHIAN RAHMANIA,,,,, mksh ya mbkyu km uda mau nemenin aku subuh2 naek kereta demi skripsiQ. Jeng NUR,, mksh yah km telah memberikan semangat dan dukungan waktu aku galau skripsi dan mksh jg sudah berkenan memberikan tempat penginapan berhari-hari untuk varioQ, pengen banget sekosan sama km jeng tp kok udah full yahh hahaha :D :D
Teman2 seperjuangan September,,, Ina, Vivin arudam, Nety, Nande, Dewi, Dian Rinda, Nirmala, Wulan, Niken, Vivi, Putri, Dini, Nurul, Andri, Agus, Dedy Faujan, Yudha dll. Ingatkah kalian sewaktu kita galau di kampus menunggu kapan sempro & sidang, kapan dapat ttd ACC, bener2 moment yang tak terlupakan dalam hidup ini ^_^. Akhirnya kita bisa lulus bareng dan harus tetap semangat untuk menjalankan profesi nanti, SEMANGKA !!!!!
Penghuni kos 386, KINAN,,,,, mksh yah kuntil km telah mensupport mbk kosmu ini dalam penyelesaian skripsi ini, kapan yah kita bisa sekosan lagi??? IRMA,,,,,, tetap semangat dalam menyelesaikan kuliah dan skripsi km, km pasti bisa jeng Ir hehehe,,,,, KIKI semoga cepet wisuda yah sayang, kpn ya bisa jalan2 bareng ke matos pagi2??? Hahaha.
Teman2 PSIK B 08,,,,, ayo segera menyusul wisuda yah, SEMANGKA MELON xixixi
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbingan-Nya saya
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Self-efficacy terhadap Kepatuhan Pola Diit pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan,
arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu tidak lupa penulis
menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:
1. Ibu Tri Lestari Handayani., M.Kep., Sp.Mat, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ibu Nurul Aini., M.Kep, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Prof. Dr. Ir. Sujono., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam
penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Dewi Baririet Baroroh., S.Kep., Ns, selaku sekretaris Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Kepala Dinas Kesehatan kota Malang yang telah memberikan izin untuk
melaksanankan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Janti Malang.
6. Bu Aru sebagai pembimbing lahan beserta Bapak RW dan Ibu Kader Lansia
viii
7. Para warga penderita diabetes RW 06 dan 09 Kelurahan Bandungrejosari
Janti Malang yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner saya.
8. Ayah dan Ibu tercinta yang tidak pernah lelah untuk menyayangi, memotivasi
dan mendoakan penulis dalam proses pengerjaan skripsi ini hingga selesai.
9. Rekan-rekan seperjuangan, khususnya teman-teman PSIK angkatan 2008
yang turut membantu dan memberikan dukungan selama proses pengerjaan
skripsi ini.
10. Dosen dan Staf TU Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu atas ilmu dan bantuan yang diberikan kepada penulis.
Penulis hanya mampu berdoa semoga amal kebaikannya mendapat imbalan
dan diterima sebagai ibadah oleh Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak
kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang
penulis miliki, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para
pembaca.
Malang, 06 September 2012
ix
ABSTRAK
Hubungan Self-efficacy terhadap Kepatuhan Pola Diit pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Janti Malang
Dewi Khusniawati1, Prof. DR. Sujono, M.Kes2, Dewi Baririet Baroroh, S.Kep. Ns3
Latar Belakang: Diabetes Mellitus tipe 2 merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan adanya resistensi insulin dan tidak dapat disembuhkan sepenuhnya tetapi dapat dikendalikan dengan pola diit seimbang. Kondisi penderita Diabetes Mellitus tipe 2 mengalami perubahan besar dengan adanya periode krisis yang dialami oleh penderita yang akan melakukan pengobatan secara fisik. Pada proses ini, penderita membutuhkan self-efficacy. Self-efficacy akan mengubah pola pikir penderita diabetes untuk bisa menghadapi dan melakukan pengobatan terhadap kondisi yang dialaminya. Perubahan pola pikir tersebut akan meningkatkan motivasi dalam diri penderita untuk berusaha melakukan kepatuhan pola diit.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen dengan korelasi menggunakan metode study cross sectional. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan self-efficacy terhadap kepatuhan pola diit pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2. Subjek penelitian ini adalah penderita Diabetes Mellitus tipe 2, jumlah sampel sebanyak 65 orang yang diambil dengan metode total sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan alat ukur kuesioner. Uji yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji statistik non parametris menggunakan uji spearman rank
dengan tarap signifikan 5%.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk self-efficacy dari 65 responden, sebanyak 45 orang (69,23%) kategori tinggi dan 20 orang (30,76%) kategori rendah. Sedangkan untuk tingkat kepatuhan pola diit adalah 11 orang (16,92%) kategori baik, 32 orang (49,23%) kategori sedang dan 22 orang (33,85%) kategori kurang.
Kesimpulan: Tidak ada hubungan dengan koefisien korelasi -0,08 antara self-efficacy
terhadap kepatuhan pola diit pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2.
Kata Kunci: Diabetes Mellitus tipe 2, self-efficacy, kepatuhan pola diit.
1Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Malang.
2Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Malang.
3Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
x
ABSTRACT
The Relation of Self-efficacy toward the Obedience of Diet in Patients with Diabetes MellitusType 2 in Puskesmas Janti Malang.
Dewi Khusniawati1, Prof. DR. Sujono, M.Kes2, Dewi Baririet Baroroh, S.Kep. Ns3
Background: Diabetes Mellitus type 2 is a chronic disease characterized by insulin resistent and could not be cured completely. Otherwise could controlled by obedience of diet. The condition of patients with Diabetes Mellitus type 2 will have changes by a period of crisis experienced by patients. Self-efficacy will change the mindset of people with diabetes to be able to deal with and inihate treatment for their condition. Mindset change will increase the motivation for people to keep trying to obedience of diet.
Method: This research is a non experimental with correlation use method of study cross sectional. The goal of this research is to know the relation of self-efficacy to the obedience of dietin patients with type 2. Subjects were patients with Type 2 Diabetes Mellitus, the amount of samples are 65 people. Data collection techniques is using questionnaires measuring instrument. Data analyse is a non parametric statistical tests using spearman rank with 5% significantly.
Results: The result of this study that for the self-effiacy of the Diabetes Mellitus type 2 patients of 65 respondents as much 45 people (69,23%) are of high and 20 people (30,76%) are low. As for the obedience of diet is 11 people (16,92%) are good, 32 people (49,23%) are enough, and 22 people (33,85%) are less.
Conclusion: There is no relationship with correlation coefficient of -0,08 between self-efficacy to the obedience of diet in patients with type 2.
Keywords: Diabetes Mellitus type 2, self-efficacy, obedience of diet.
1A Student of Nursing Science Program, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang.
2Lecturer ofNursing Science Program, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN... ii
LEMBAR PENGESAHAN... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... iv
LEMBAR MOTTO... v
LEMBAR PERSEMBAHAN... vi
KATA PENGANTAR... vii
ABSTRAK... ix
ABSTRACT... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.3.1 Tujuan Umum... 4
1.3.2 Tujuan Khusus ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.4.1 Bagi Puskesmas... 5
1.4.2 Bagi Responden ... 5
1.4.3 Bagi Ilmu Keperawatan... 5
1.4.4 Bagi Peneliti ... 6
1.5 Keaslian Penelitian... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Konsep DM Tipe 2... 7
2.1.1 Definisi DM Tipe 2 ... 7
2.1.2 Faktor Resiko DM Tipe 2... 7
2.1.3 Tanda dan Gejala DM Tipe 2... 8
2.1.4 Diagnosis DM Tipe 2... 9
2.1.5 Komplikasi... 10
2.2 Penatalaksanaan Keperawatan DM Tipe 2... 11
2.2.1 Perencanaan makan... 12
2.2.2 Latihan jasmani... 18
2.2.3 Pengelolaan farmakologis... 19
2.2.4 Penyuluhan... 21
2.3 Model Kepercayaa Kesehatan (HBM)... 21
2.3.1 Definisi self-efficacy... 25
2.3.2 Faktor yang mempengaruhi self-efficacy... 26
2.3.5 The General Self-Efficacy Scale(GSE)... 27
2.4 Konsep Kepatuhan... 28
2.4.1 Definisi Kepatuhan... 28
xii
2.4.3 Upaya meningkatkan kepatuhan... 30
BAB III KERANGKA KONSEP ... 32
3.1 Kerangka Konsep ... 33
3.2 Hipotesis Penelitian ... 34
BAB IV METODE PENELITIAN ... 35
4.1 Desain Penelitian ... 35
4.2 Kerangka Kerja Penelitian ... 36
4.3 Populasi, Sampel, dan Sampling... 37
4.3.1 Populasi ... 37
4.3.2 Sampel ... 37
4.3.3 Sampling ... 37
4.4 Variabel Penelitian ... 38
4.4.1 Variabel Independen ... 38
4.4.2 Variabel Dependen ... 38
4.5 Definisi Operasional ... 38
4.6 Waktu dan Tempat Penelitian ... 39
4.7 Instrumen Penelitian... 39
4.7.1 Alat Ukur Self-efficacy... 39
4.7.2 Alat Ukur Kepatuhan Pola Diit... 40
4.8 Uji Validitas dan Reliabilitas... 41
4.8.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Self-efficacy... 42
4.8.2 Uji Validitas dan ReliabilitasKepatuhan Pola Diit... 42
4.9 Prosedur Pengumpulan Data... 43
4.10 Pengolahan dan Analisa Data... 43
4.10.1 Teknik Pengolahan Data... 43
4.10.2 Analisa Data... 44
4.11 Etika Penelitian ... 46
4.11.1 Lembar Persetujuan Penelitian (Informed Consent)... 46
4.11.2 Tanpa Nama (Annonimity)... 47
4.11.3 Kerahasiaan (Confidentiality)... 47
BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA... 48
5.1 Karakteristik Sampel... 48
5.1.1 Jenis Kelamin... 48
5.1.2 Usia... 49
5.1.3 Pendidikan... 50
5.1.4 Pekerjaan... 50
5.1.5 Status Gizi... 51
5.2 Analisa Data... 52
5.2.1 Self-efficacy pada Penderita DM Tipe 2... 52
5.2.2 Kepatuhan Pola Diit pada Penderita DM Tipe 2... 53
5.2.3 Hubungan Self-efficacy dengan Kepatuhan Pola Diit... 54
BAB VI PEMBAHASAN... 55
6.1 Interpretasi dan Hasil Diskusi... 55
6.1.1 Self-efficacy pada Penderita DM Tipe 2... 55
6.1.2 Kepatuhan Pola Diit pada Penderita DM Tipe 2... 57
6.1.3 Hubungan Self-efficacy terhadap Kepatuhan Pola Diit... 59
xiii
6.3 Implikasi untuk Keperawatan... 61
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN... 63
7.1 Kesimpulan... 63
7.2 Saran... 63
7.2.1 Bagi Profesi Keperawatan... 63
7.2.2 Bagi Penderita DM Tipe 2... 63
7.2.2 Bagi Puskesmas... 63
7.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya... 64
DAFTAR PUSTAKA ... 65
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ciri-ciri umum DM Tipe 1 dan DM Tipe2... 8
Tabel 2.2 Kriteria Status Gizi... 14
Tabel 2.3 Jenis aktivitas untuk perhitungan kalori... 14
Tabel 2.4 Kebutuhan kalori per kg BB idaman status gizi... 14
Tabel 2.5 Jumlah Total Zat Makanan yang Dikonsumsi... 16
Tabel 2.6 Contoh susunan menu sehari diit DM untuk 1.900 kalori... 17
Tabel 2.7 Tabel Daftar Bahan Makanan Penukar... 18
Tabel 2.8 Jenis Diit DM... 18
Tabel 4.1 Definisi Operasional... 38
Tabel 5.1 Distribusi Sampel Menurut Usia... 49
Tabel 5.2 Deskripsi Statistik Self-efficacy... 52
Tabel 5.3 Deskripsi KategoriSelf-efficacy.... 52
Tabel 5.4 Distribusi Statistik Kepatuhan Pola Diit... 53
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual... 33
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian... 36
Gambar 5.1 Diagram Pie Distribusi Sampel Jenis Kelamin... 48
Gambar 5.2 Diagram Pie Distribusi Sampel Tingkat Pendidikan... 50
Gambar 5.3 Diagram Pie Distribusi Sampel Jenis Pekerjaan... 51
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin dan Keterangan Sudah Penelitian... 69
Lampiran 2 Lembar Permohonan Menjadi Responden... 75
Lampiran 3 Lembar Persetujuan Menjadi Responden... 76
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian... 77
Lampiran 5 Panduan Diit Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2... 82
Lampiran 6 Skor Penilaian Kuisioner... 83
Lampiran 7 Skoring Validitas Self-efficacy dan Kepatuhan Pola Diit... 84
Lampiran 8 Uji Validitas Reliabilitas Self-efficacy dan Kepatuhan Pola Diit... 85 Lampiran 9 Hasil Skoring Self-efficacy dan Kepatuhan Pola Diit... 90
Lampiran 10 Hasil Analisa Data dengan Uji Spearman Rank... 97
Lampiran 11 Data Responden... 99
Lampiran 12 Dokumentasi Penelitian... 102
xvii
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. (2004). Penuntun Diet edisi baru. Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama.
(2005). Penuntun Diet edisi baru. Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama.
Arora, Anjali. (2007). Memahami Diabetes Dan Mengukur Resiko yang Anda Miliki. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.
Azwar, Saifuddin.(2006). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Bandura,A.,Adams,N.E.,& Beyer, J. (1977). “Cognitive Processes Mediating Behavioral
Change”. Journal of Personality and Social Psychology, 35, 125-139.
Bandura, A. (1986). Social foundations of thought and action: A social cognitive theory. New Jersey: Prentice-Hall
Bilous RW, 2002. Bimbingan Dokter Pada Diabetes. Jakarta: Dian Rakyat.
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol 3. Jakarta : EGC.
Carpenito, Lynda Juall. (2009). Diagnosis Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinis. Jakarta: EGC.
Daniela; Ricardo; Débora (2007). “Self-efficacy Scale for Brazilians with Type 1 Diabetes”
Print version ISSN 1516-3180. http://dx.doi.org/10.1590/S1516-31802007000200006
Dempsey P, Dempsey A. (2002). Riset keperawatan. Jakarta: EGC.
Depkes RI. 1994. Pendidikan Gizi Diabetes. Jakarta: Pusdiknakes.
Dib Olympia Pineda thesis. (2011).http://agentsofspum.tumblr.com/. Diakses tanggal 04 September 2012.
Foster, Daniel W. (2000). Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Harrison:Diabetes Melitus. Jakarta: EGC.
Glanz, K., Rimer, B.K. & Lewis, F.M. (2002). Health Behavior and Health Education. Theory, Research and Practice. San Fransisco: Wiley & Sons. ISBN 0-7879-5715-1
Haryono, Eko. (2009). “Hubungan Antara Motivasi dengan Kepatuhan Diit pada Penderita Diabetes Mellitus di Desa Sepulu Kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan”. Dalam skripsi
kesehatan (diakses pada 21 Maret 2012).
xviii
Hidayat, Alimul Aziz. (2003). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.
(2008). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.
Hochbaum, G.M. (1958). Public participation in medical screening programs: A sociopsychological study. PHS publication no. 572. Washington, D.C.: U.S. Government Printing Office.
Indodiabetes. (2012). Data Statistik Jumlah Penderita Diabetes di Dunia versi WHO. http://indodiabetes.com/?s=Data+Statistik+Jumlah+Penderita+Diabetes+di+Duni a+versi+WHO. Diakses tanggal 21 Maret 2012.
Janz, N. K.; Becker, M. H. (1984). "The Health Belief Model: A Decade Later". Health Education & Behavior 11 (1): 1–47. DOI:10.1177/109019818401100101
Kaplan, dkk. (2010). Sinopsis Psikiatri: Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Edisi 7. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Karam, John HF, Peter H. (2000). Hormon Endokrinologi Dasar dan Klinik: Hormon-hormon Pankreas dan Diabetes Mellitus. Jakarta: EGC.
Kementrian Kesehatan Indonesia. (2005). http://www. Depkes Dirjen Bina Farmasi dan ALKES.go.id/.Diakses tanggal 18 April 2012.
Kristin M Corapi, Marc I White, Charlotte B Phillips, Lawren H Daltroy, Nancy A
Shadick and Matthew H Liang. (2007). “Strategies for primary and secondary prevention of
Lyme disease”. Nature Clinical Practice Rheumatology, 3, 20-25 DOI:10.1038/ncprheum0374.
Maulana, M. (2008). Mengenal Diabetes Melitus: Panduan Praktis Menangani Penyakit Kencing Manis. Jogyakarta: Katahati.
McCormack Brown. (1999), Social Cognitive Theory. University of South Florida Community and Family Health
Mishali, H Omer, and A D Heymann (2010).The importance of measuring self-efficacy in patients with diabetes. Family Practice 2011; 28:82–87
Mujiyarto, M. (2011). Daftar Penyakit Mematikan Di Dunia.
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/05/26/daftar-penyakit-mematikan-di-dunia/. Diakses tanggal 20 Maret 2012.
Niven, N. (2002). Psikologi Kesehatan : Pengantar untuk Perawat dan Profesional Kesehatan Lain (Edisi 2). Penerjemah : A. Waluyo. Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan perilaku Kesehatan . Jakarta: Rineka Cipta.
xix
(2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
(2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam, (2001). Konsep dan penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
(2003). Konsep dan penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
(2008). Konsep dan penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian KeperawatanEdisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). Konsensus pengelolaan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta: 2006.
Priyanto, D. (2009). Mandiri Belajar SPSS untuk Analisis data dan Uji Statistik. Jakarta: Mediakom
Rev. Latino. (2012). Relationship Among Social Support, Treatment Adherence and Metabolic Control of Diabetes Mellitus Patients. Am. Enfermagem vol.20 no.1 Ribeirão Preto.
Reza, R.S. (2009). “Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Diet Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Godean I Sleman Yogyakarta”. Dalam skripsi
kesehatan (diakses pada 20 Maret 2012).
Rosenstock, I. M. (1991). The health belief model: Explaining health behavior through expectancies. In K. Glanz, F.M. Lewis, & B. K. Rimer (Eds.), Health Behavior and Health Education: Theory, Research, and Practice. San Francisco: Jossey-Bass Publishers.
Rosenstock, I. M.; Strecher, V. J., Becker, M. H. (1 January 1988). "Social Learning Theory and the Health Belief Model". Health Education & Behavior 15 (2): 175–183. DOI:10.1177/109019818801500203.
Rumah Sehat. (2012). Ini Bedanya Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2
http://health.detik.com/read/2012/02/20/162754/1847096/763/ini-bedanya-diabetes-tipe-1-dan-tipe-2 Diakses tanggal 28 Agustus 2012.
Santoso M, Lian S, Yudy. (2004). Gambaran Pola Penyakit Diabetes Melitus di Bagian Rawat Inap RSUD Koja 2000-2004. Jakarta: Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana.
Sarwono, R. Prawiro. 2003. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Schteingart DE, (2005). Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit: Metabolisme Glukosa dan Diabetes Melitus. Jakarta: EGC.
xx
Schwarzer, R and M Jerusalem (1995) Generalized Self-Efficacy Scale. In: Weinman, J, S Wright, and M Johnson (eds.) Measures in health psychology: A user's portfolio, Causal and control beliefs. pp. 35-37, Windsor England: NFER-NELSON.
Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: Grasindo.
Soegondo, Sidartawan. (2004). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.: Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
(2008). Hidup Secara Mandiri dengan Diabetes Mellitus. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
(2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed 4 jl 2. Jakarta: Perhimpunan Spesialis Penyakit Dalam Indonesia.
Soewondo, Pradana. (2006). Ilmu Penyakit Dalam jl 3: Koma Hiperosmolar Hiperglikemik Non Ketotik. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Sudoyo Aru.W, dkk. (2006) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed 4 jl 3. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Sujianto A. (2009). Aplikasi Statistik dengan SPSS 16. Jakarta: PT Prestasi Pustaka Raya.
Sulistyo, Joko (2010). 6 Hari Jago SPSS 17. Yogyakarta: Cakrawala.
Tjokroprawiro, A. (2001). Diabetes Mellitus Klasifikasi, Diagnosis, dan Terapi Edisi Ketiga.
Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama.
Waspadji. S, (2002). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
(2007). Pedoman Diet Diabetes Mellitus. Depok: FK-UI.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes Mellitus (DM) yang dikenal oleh masyarakat dengan penyakit
gula/kencing manis merupakan penyakit yang banyak diderita terutama oleh
masyarakat di negara berkembang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi
karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat. DM
tipe 2 merupakan diabetes yang ditandai dengan adanya penurunan kemampuan
insulin yang bekerja di jaringan perifer (resistensi insulin) dan disfungsi sel β, yang
umumnya terjadi pada umur lebih dari 40 tahun (Santoso, 2004; Schteingart DE,
2005).
Diabetes Mellitus tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, penderita diabetes
seharusnya melakukan tindakan pencegahan, antara lain tidak makan berlebihan,
menjaga berat badan, dan rutin melakukan aktivitas fisik. Dibandingkan dengan
penderita Diabetes Mellitus tipe 1 yang kadar gula darahnya harus dikendalikan dengan
insulin, Diabetes Mellitus tipe 2 ini dapat dikendalikan dengan patuh menjalani berbagai
macam pengobatan seperti diit dan olahraga, sedangkan diit dan olahraga tidak bisa
menyembuhkan ataupun mencegah diabetes tipe 1. Sekitar 80% penderita diabetes
tipe 2 adalah mereka yang tergolong gemuk. Diabetes Mellitus tipe 2 dapat dikendalikan
dengan diit seimbang untuk mengontrol berat badan. Diabetes Mellitus juga merupakan
penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup, oleh karena itu berhasil tidaknya
pengelolaan Diabetes Mellitus sangat tergantung pada pasien dalam melaksanakan
2
Prevalensi Diabetes Mellitus di dunia mengalami peningkatan yang cukup besar.
Data statistik organisai kesehatan dunia WHO (2000), jumlah penduduk dunia yang
menderita diabetes sudah mencapai 171 juta orang dan pada tahun 2030 diperkirakan
jumlah penderita diabetes di dunia akan mencapai jumlah 366 juta orang atau naik
sebesar 114% dalam kurun waktu 30 tahun. Indonesia menduduki urutan ke-4
terbesar dengan pertumbuhan sebesar 152% atau dari 8 juta orang pada tahun 2000
menjadi 21 juta orang di tahun 2030. Badan Kesehatan Dunia (WHO)
memperkirakan jumlah penderita diabetes melitus (DM) tipe 2 di Indonesia
meningkat tiga kali lipat dalam 10 tahun dan pada 2010 mencapai 21,3 juta orang
(indodiabetes, 2012). WHO (2010), melaporkan jumlah kematian akibat penyakit
tersebut di seluruh dunia adalah 3,2 juta orang per tahun. Itu artinya, setiap menit 6
orang meninggal dunia akibat diabetes (Mujiyarto, 2011 ).
Pada penelitian terhadap penderita diabetes didapatkan 75% diantaranya
menyuntik insulin dengan cara yang tidak tepat, 58% memakai dosis yang salah, dan
80% tidak mengikuti diit yang dianjurkan (Endang Basuki dalam Sidartawan
Soegondo, dkk 2004). Penderita DM akan menerapkan pola diit seimbang untuk
menyesuaikan kebutuhan glukosa sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui pola
makan sehat. Hal ini sama dengan pendapat Suyono (2002) bahwa dalam rangka
pengendalian kadar glukosa darah 86,2% penderita DM mematuhi pola diit DM yang
diajurkan, namun secara faktual jumlah penderita DM yang disiplin menerapkan
program diit hanya berkisar 23,9%.
Di kota Malang, angka kejadian DM pada lansia berkisar 7461 penderita yang
tersebar di 15 puskesmas, penderita diabetes tertinggi berada di Puskesmas Janti
sebanyak 1847 penderita (Dinkes Malang, 2010). Berdasarkan hasil wawancara pada
3
Janti didapatkan sebanyak 7 orang mengatakan bahwa kurang mematuhi pola diit
yang dianjurkan oleh petugas kesehatan dan mereka mengaku sering makan
seenaknya tanpa memperhatikan pola diit yang dianjurkan oleh petugas kesehatan.
Pola diit bagi penderita DM merupakan salah satu wujud nyata dari perilaku
kesehatan. Menurut Sarwono (2003) yang mengutip pendapat Rosentock (1981)
tentang Health Belief Model (HBM), bahwa perilaku individu ditentukan oleh motivasi
dan kepercayaan, tanpa mempedulikan apakah motivasi dan kepercayaan tersebut
sesuai atau tidak dengan realitas atau pandangan orang lain tentang apa yang baik
untuk individu tersebut.
Kondisi penderita diabetes tipe 2 mengalami perubahan besar. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya periode krisis yang dialami oleh penderita yang akan
melakukan pengobatan secara fisik. Penderita akan melakukan pengobatan berupa
diit, olahraga atau konsumsi obat. Pada proses ini penderita mampu bersikap optimis
dengan menerima kondisi penyakit diabetes tipe 2 untuk selanjutnya menyusun
rencana baru bagi hidup penderita. Melakukan perubahan pola hidup sebagai
penyesuaian diri penderita terhadap pola hidup diabetes, penderita membutuhkan
self-efficacy. Self-efficacy ini akan mengubah pola pikir penderita untuk bisa menghadapi dan
melakukan pengobatan terhadap kondisi diabetes yang dialaminya. Perubahan pola
pikir tersebut akan meningkatkan motivasi dalam diri penderita diabetes untuk terus
berusaha melakukan pengobatan secara teratur. Perubahan pola pikir ini akan diikuti
pola sikap, tindakan langsung untuk menangani penyakit diabetes.
Self-efficacy dapat meningkatkan atau menghambat motivasi untuk bertindak.
Individu dengan self-efficacy tinggi memilih untuk melakukan tugas-tugas yang lebih
4
2 adalah melaksanakan 4 pilar pengelolaan diabetes yang salah satunya adalah
perencanaan makan atau pola diit.
Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa penderita diabetes mengalami
kesulitan dalam melakukan beberapa perawatan diri perilaku secara bersamaan.
Sementara itu pasien cenderung kurang mengikuti perilaku tertentu, seperti
penggunaan insulin, asupan obat oral dan pemantauan glukosa darah, pola diit dan
olahraga yang membutuhkan perubahan gaya hidup. Meskipun pasien memahami
bahwa mempertahankan diit yang sehat dan meningkatkan aktivitas fisik akan
meningkatkan kesejahteraan mereka, mereka sering gagal untuk mengubah perilaku.
Oleh karena itu, penting untuk menilai dan memahami self-efficacy di berbagai
pengaturan diri perilaku yang terkait dengan pengobatan diabetes. Self-efficacy dapat
digunakan untuk memprediksi niat untuk berubah dan memutuskan tindakan yang
bertujuan untuk meningkatkan perawatan diri. Peningkatan self-efficacy dapat
meningkatkan kepatuhan terhadap pengobatan yang direkomendasikan dalam
penyakit kronis (Heymann, 2010).
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut tentang hubungan self-efficacy terhadapkepatuhan pola diitpada
penderita DM tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Janti Malang.
1.2 Rumusan Masalah
“Apakah ada hubungan self-efficacy terhadap kepatuhan pola diit pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 ? ”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan self-efficacy terhadap kepatuhan pola diit pada penderita
5
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi tingkat self-efficacy penderita Diabetes Mellitus tipe 2.
2. Mengidentifikasi kepatuhan pola diit yang dilakukan oleh penderita
Diabetes Mellitus tipe 2.
3. Menganalisa hubungan self-efficacy terhadap kepatuhan pola diit pada
penderita Diabetes Mellitus tipe 2.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Puskesmas
Sebagai dasar acuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan pola diit, serta
hubungannya dengan self-efficacy pada penderita DM tipe 2 yang ada di wilayah
kerja Puskesmas Janti. Selanjutnya dapat dibuat acuan oleh petugas kesehatan
dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya self-efficacy dalam
melakukan kepatuhan pola diit.
1.4.2 Bagi Responden
Menambah wawasan dan pengetahuan yang berguna untuk masyarakat pada
umumnya dan penderita Diabetes Mellitus pada khususnya, agar penderita DM
mempunyai self-efficacy yang tinggi untuk melaksanakan kepatuhan pola diit.
Selain itu agar penderita Diabetes Mellitus mengerti bahwa dengan
melaksanakan kepatuhan pola diit dapat mempertahankan kadar glukosa
darah mendekati normal, mencegah komplikasi akut dan kronik serta
meningkatkan kualitas hidup penderita Diabetes Mellitus.
1.4.3 Bagi Ilmu Keperawatan
Meningkatkan dan memajukan perkembangan ilmu Keperawatan Medikal
Bedah, Komunitas dan Keluarga yang terkait dengan self-efficacy terhadap
6
1.4.4 Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan
peneliti tentang hubungan self-efficacy terhadap kepatuhan pola diit pada
penderita DM tipe 2.Selain itu, dapat dijadikan sebagai bahan penelitian lebih
lanjut dalam pengembangan keilmuan keperawatan.
1.5 Keaslian Penelitian
1. Menurut penelitian Rahmad Septian Reza (2011) yang berjudul Hubungan
Antara Motivasi dengan Kepatuhan Diit pada Penderita Diabetes Mellitus di Desa
Sepulu Kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan menyatakan bahwa tidak ada
hubungan antara motivasi dengan kepatuhan diit pada penderita Diabetes
Mellitus, maka dari itu penderita Diabetes Mellitus hendaknya memperhatikan
diitnya yaitu dengan cara membatasi makanan yang mengandung tinggi
karbohidrat dan gula serta makan secara teratur. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari 24 orang responden hampir setengah termasuk
kategori dengan motivasi sedang (41,7%) dan sebagian besar tidak patuh
dalam menjalankan diit (58,3%). Setelah dilakukan uji chi-square dan
dilanjutkan dengan uji exact fisher, diperoleh nilai P = 1,000 dan a = 0,05, jadi
P>a tabel, maka H0 diterima, maka tidak ada hubungan antara motivasi