• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN ULANG STRUKTUR ATAS RUSUNAWA WONOSARI GUNUNG KIDUL DIY DENGAN SISTEM PRECAST C-PLUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERENCANAAN ULANG STRUKTUR ATAS RUSUNAWA WONOSARI GUNUNG KIDUL DIY DENGAN SISTEM PRECAST C-PLUS"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN ULANG STRUKTUR ATAS RUSUNAWA WONOSARI GUNUNG KIDUL DIY DENGAN SISTEM PRECAST C-PLUS

TUGAS AKHIR Diajukan kepada

Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Akademik dalam Menyelesaikan Program Sarjana Teknik

Oleh :

AZIZATUL HASANAH 201110340311110

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Perencanaan Ulang Struktur Atas Rusunawa Wonosari Gunung Kidul DIY dengan Sistem Precast C-Plus

Nama : Azizatul Hasanah NIM : 201110340311110

Pada hari Kamis, 30 April 2015 telah diuji oleh Tim Penguji

1. Ir. Erwin Rommel, MT Dosen Penguji I : ... ....

2. Zamzami Septiropa, ST, MT Dosen Penguji II : .. ...

Disetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Yunan Rusdianto, MT Ir. Rofikatul Karimah, MT

Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Sipil

(3)

SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Azizatul Hasanah NIM : 201110340311110 Jurusan : Teknik Sipil Fakultas : Teknik Sebagai : Penyusun

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:

1. Tugas akhir dengan judul:

PERENCANAAN ULANG STRUKTUR ATAS RUSUNAWA WONOSARI GUNUNG KIDUL DIY DENGAN SISTEM PRECAST C-PLUS

Adalah hasil karya sendiri, dan dalam naskah lain tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya orang lain, baik sebagian atau keseluruhan.

2. Apabila terdapat di dalam naskah tugas akhir ini dapat dibuktikan terdapat unsur PLAGIASI, saya bersedia TUGAS AKHIR ini DIGUGURKAN dan GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Tugas akhir ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTY NON EKSLUSIF.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebaimana mestinya.

(4)

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrahiim

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobbill’aalamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan beberapa nikmat keimanan, kesehatan, dan juga kesempatan kepada penulis sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan lancar dan tepat pada waktunya.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad Saw. yang menuntun kita menuju jalan yang diridhoi-Nya.

Seiring dengan puji syukur kehadirat Allah SWT, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ir. Yunan Rusdianto, MT, selaku dosen pembimbing I yang dengan kesabaran memberikan bimbingan, masukan dan arahan yang berarti dan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis

2. Ir. Rofikatul Karmah MT, selaku pembimbing II yang senantiasa dengan kesabaran memberi nasehat dan saran yang sangat berarti bagi penulis. 3. Ir. Chairil Saleh, MT, selaku dosen wali yang telah memberi dorongan

kepada penulis.

(5)

5. Teman dan sahabatku Hessty Vrieska Larasaty, ST dan Rizqi Amaliyah Nita Permata, ST yang selalu bersama – sama dalam menyelesaikan tugas akhir ini di saat senang, sedih, sulit dan kecewa.

6. Untuk teman seperjuanganku sempro Suluh Sulistya Utami dan Elsya Ahyinustyane, terimakasih sudah bersama semalaman untuk tidak tidur demi sempro.

7. Untuk Mery Anggriani Putri Soeharto, terimakasih sudah menjadi pendamping ibuku di wisuda dan terimakasih selalu menjadi sahabat yang membantu saya berubah, semoga permasalahan yang ada kemarin bisa mempererat persahabatan kita.

8. Teman – temanku Sipil C dan Sipil D 2011 terima kasih untuk seluruh doa, semangat, motivasi dan candaan kalian. Dan untuk cip, reza, zaki (teknik mesin 2011), nevo, andre yang turut membantu dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.

9. Seluruh teman – teman teknik sipil 2011 terima kasih untuk doa,

dukungan, semangat dan motivasinya hingga akhirnya semua selesai tepat pada waktunya.

Penyusun mengharapkan semoga Tugas Akhir ini dapat berguna bagi pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswa teknik sipil pada khususnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, Juni 2015

(6)

DAFTAR ISI

Halaman Judul………..………... i

Lembar Persetujuan……….………ii

Surat Pernyataan………. iii

Kata Pengantar……….………iv

Abstrak ……….vi

Daftar Isi………..………. vii

Daftar Tabel ……….xi

Daftar Gambar ………..xiii

BAB 1 PENDAHULUAN..………...……….. 1

1.1Latar Belakang……….……… 1

1.2Rumusan Masalah……….……….. 3

1.3Batasan Masalah………..……….3

1.4Tujuan Masalah……….…….. 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………. 4

2.1Tinjauan Umum…...……….……….……….. 4

2.2Beton Pracetak………….………..……….………. 4

2.2.1 Pengertian Beton Pracetak ……….…... 4

2.2.2 Sistem Komponen Beton Pracetak ……….….. 5

2.2.3 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Beton Pracetak ………….……. 7

2.2.4 Jenis – Jenis Sistem Pracetak……… 9

2.3Komponen Pada Konstruksi Beton……….……… 13

2.3.1 Pelat……….……….. 13

2.3.2 Balok……….………. 14

(7)

2.4Konsep Pembebanan….……….. 17

2.4.1 Beban-Beban yang Diperhitungkan……….. 17

2.4.1.1Beban Mati……….………... 17

2.4.1.2Beban Hidup……….………….13

2.4.1.3Beban Berfaktor……….……… 18

2.4.1.4Beban Gempa ………... 20

2.5Sambungan Mekanis………..………….……… 30

2.5.1 Sambungan Baut ………... 30

2.5.2 Sambungan Las ……… 36

2.6Precast C-Plus ………. 41

2.6.1 Komponen Pada Sistem Pracetak C-Plus……….. 41

2.6.1.1Komponen Kolom……….……… 41

2.6.1.2Komponen Balok ……….. 42

2.6.1.3Komponen Sambungan………...……….. 43

BAB 3 METODE PERENCANAAN……….……... 45

3.1 Data perencanaan………...…….………...……… 45

3.2 Diagram Alir……….……….. 47

BAB 4 ANALISA DAN PERENCANAAN………... 48

4.1 Analisa dan Pembebanan Awal………...………... 48

4.1.1 Perhitungan Dimensi Balok………... 48

4.1.2 Dimensi Kolom……….………. 48

4.1.3 Dimensi Pelat……….……… 48

4.1.4 Analisa dan Pembebanan Momen Pelat……… 48

4.1.4.1Pelat P1……….………. 48

4.1.4.2Pelat P2……….………. 50

4.1.4.3Pelat P3……….………. 51

4.2 Perencanaan Penampang dan Tulangan Pelat……… 53

4.3 Perhitungan Beban Gravitasi……….…………. 58

4.3.1 Beban Atap……….………... 58

(8)

4.4 Perhitungan Beban Gempa ……… 60

4.4.1 Berat Bangunan Lantai 1 ……….. 60

4.4.2 Berat Bangunan Lantai 2 ……….. 61

4.4.3 Berat Atap ………. 61

4.5 Analisa Staadpro ……… 65

4.6 Perencanaan Balok dan Kolom Pracetak ………... 66

4.6.1 Perencanaan Balok ………66

4.6.2 Perencanaan Kolom ……….. 77

4.6.3 Sambungan Balok ………. 87

4.6.4 Sambungan Kolom ………... 90

BAB V PENUTUP ……….. 93

5.1 Kesimpulan ………... 93

5.2 Saran ……….. 94

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Beban Mati pada Struktur ………. 17

Tabel 2.2 Beban Hidup pada Struktur ……….. 18

Tabel 2.3 Faktor Reduksi Kekuatan……….. 19

Tabel 2.4 Kategori Resiko Bangunan Gedung no-Gedung untuk beban gempa... 21

Tabel 2.5 Faktor Keutamaan Gempa ……… 22

Tabel 2.6 Klasifikasi Situs ……… 23

Tabel 2.7 Koefisien Situs, Fa ……… 25

Tabel 2.8 Koefisien Situs, Fv ……… 25

Tabel 2.9 Faktor R untuk Sistem Penahan Gempa ………... 27

Tabel 2.10 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respon Percepatan pada Perioda Pendek………. 28

Tabel 2.11 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respon Percepatan pada Perioda Pendek……….. 28

Tabel 2.12 Nilai Parameter Periode Pendekatan Ct dan X ………... 29

Tabel 2.13 Tipe-Tipe Baut ………... 31

Tabel 2.14 Panjang Penyaluran untuk Bidang Ulir atau Kawat Ulir, ℓd……….. 33

Tabel 2.15 Ukuran Minimum Las Sudut ……….. 38

Tabel 4.1 Momen Pelat yang Terjadi pada Masing-Masing Kondisi …………... 53

Tabel 4.2 Penulangan Pelat ……….. 58

Tabel 4.3 Gempa Tiap Portal ……… 65

(10)

Tabel 4.5 Gaya Geser dan Gaya Normal yang Bekerja pada Portal ……… 66

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem Struktur Precast C-Plus……….. 10

Gambar 2.2 Sistem Struktur Pracetak Bresphaka……….. 10

Gambar 2.3 Sistem Struktur Pracetak Bresphaka……….. 11

Gambar 2.4 Sistem Struktur Pracetak KML……….. 11

Gamabar 2.5 Sistem Struktur Pracetak JEDDS………. 12

Gambar 2.6 Sistem Struktur Pracetak Adhi BCS……….. 13

Gambar 2.7 Ss, Gempa Maksimum yang Dipertimbangkan ……… 24

Gambar 2.8 S1, Gempa Maksimum yang Dipertimbangkan ……… 24

Gambar 2.9 Spektrum Respons Desai ……….. 26

Gambar 2.10 Benuk Baut yang Umum Dipakai untuk Bangunan ………... 25

Gambar 2.11 Contoh Penampang Kolom Plus ………. 41

Gambar 2.12 Tulangan Kolom dengan Ujung Tulangan Diulir ...………. 42

Gambar 2.13 Contoh Balok dengan Ujung Tulangan Longitudinal Diulir……... 43

Gambar 2.14 Sambungan pada Balok………... 43

Gambar 2.15 Sambungan pada Kolom……….. 33

Gambar 4.1 Dimensi Kolom……….. 77

Gambar 4.2 Diagram Regangan dan Tegangan Arah Sumbu Y………... 81

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, SRK. 2011. Konstruksi Pracetak Tahan Gempa pada Rumah Susun Sewa Sederhana Universitas Muhammadiyah Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang : Program Sarjana Universitas Muhammadiyah Malang.

Dipohusodo, Istimawan. 1994. Struktur Beton Bertulang berdasarkan SK SNI T-15-1991-03 Departemen Pekerjaan Umum RI. Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama.

Direktokrat Penyelidikan Masalah Bangunan. 1983. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983. Departemen Pekerjaan Umum : Bandung.

Gibb,A.G.F. 1999. Off-Site Fabrication. John Wiley and Son. New York. USA dalam Abduh, M. 2007. Inovasi Teknologi dan Sistem Beton Pracetak di Indonesia : Sebuah Analisa Rantai Nilai. Seminar dan Pameran HAKI 2007.

Nawy, Edward G. 2001. Beton Prategang. Jakarta : Erlangga.

Rusdianto, Yunan dan Septiropa, Zamzami. 2005. Analisa dan Perencanaan Beton Bertulang. Malang : UUM Press.

Setiawan, Agus. 2008. Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD Berdasarkan SNI 03-1729-2002. Jakarta : Erlangga.

(13)

Teknologi Konstruksi Indonesia yang Mendukung Efisiensi Energi serta

Ramah Lingkungan. Seminar dan Pameran HAKI 2011.

SNI 03 – 2847 – 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung.

SNI 1726 – 2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gedung Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non-Gedung.

SNI 2847 – 2013. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung.

Wahyudi, H dan HD. Hanggoro. 2010. Perencanaan Struktur Gedung BPS Provinsi Jawa Tengah Menggunakan Beton Pracetak. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang : Program Sarjana Universitas Diponegoro.

Yuwasdiki, Sutadji. 2006. Modul Sistem Pracetak C-Plus. Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Kementerian Pekerjaan Umum : Bandung. Yuwasdiki, Sutadji dan PT. Rang Pratama. 2007. Modul Metode Kerja

Pelaksanaan Sistem Platcon Precast 07. Pusat Penelitian dan

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat pada era global seperti saat ini menyebabkan pembangunan gedung tidak ada henti-hentinya untuk terus dikembagkan, teteapi masalah yang terus dihadapi dari banyak konsultan dan kontraktor adalah mengenai lahan yang semakin sempit dan mahal. Oleh karena itu banyak perencana yang sekarang membangun gedung dengan bangunan keatas (bangunan tinggi). Hal ini juga yang mendorong pemerintah untuk membuat program pembangunan gedung rusunawa (rumah susun sewa sederhana) bagi masyarakat Indonesia. Dalam Recana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2004-2009, target yang ditetapkan adalah 60.000 rumah susun sewa (rusunawa) dan 25.000 rumah susun milik (rusunami). Sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2006, rumah susun 4-6 lantai telah terbangun 50 blok/tahun. Dengan adanya program percepatan pembangunan rusunawa sejak tahun 2006, maka jumlah rusunawa berupa bangunan bertingkat sedang (4-6 lantai) adalah sekitar 150 blok/tahun dan rusunami berupa bangunan bertingkat tinggi (10-20 lantai) sebanyak 300 blok/tahun sampai dengan 2011. Jumlah yang sangat besar tersebut menyebabkan perlunya pembangunan yang efisien dengan tetap memperhatikan persyaratan teknis perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan (Sidjabat dalam Siti A. Nurjannah, 2011).

(15)

2

mendukung program pemerintah. Beberapa prinsip yang dipercaya dapat memberikan manfaat lebih dari teknologi precast ini antara lain terkait dengan waktu, biaya, kualitas, predectibility, keandalan, produktifitas, kesehatan, keselamatan, lingkungan, koordinasi, inovasi, reusability, serta relocatability (Gibb dalam M.Abduh, 2007).

Bagian yang rawan dari struktur pracetak adalah pada bagian sambungan (joint) yang menghubungkan elemen pracetak yang satu dengan yang lainnya.

Dalam sisitem beton pracetak dikenal dua jenis sambungan yaitu sambungan basah (wet-joint) dan sambungan kering (dry-joint). Untuk wet-joint (in-situ concrete joint), struktur yang terbentuk lebih monolit, toleransi dimensi lebih

tinggi bila dibandingkan dengan dry-joint, tetapi membutuhkan setting-time beton cukup lama yang berpengaruh pada waktu pelaksanaan konstruksi. Pada dry-joint, struktur yang terbentuk kurang monolit, setelah proses instalasi sambungan segera dapat berfungsi sehingga memercepat waktu pelaksanaan konstruksi, kelemahannya : toleransi dimensi rendah sehingga mebutuhkan akurasi yang tinggi selama proses produksi dan pemasangan (Noorhidana, 2001).

Karena sambungan memiliki pengaruh yang sangat besar pada penggunaan beton precast maka dalam merencakan sambungan kita tidak boleh merencanakannya dengan sembarangan karena dapat menyebabkan keruntuhan pada struktur gedung.

(16)

3

menggunakan kolom berbentuk plus yang dapat menghemat vulome beton hingga 15%.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang ada maka bisa dibuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana desain pelat, balok, dan kolom pada Rusunawa Wonosari dengan sistem precast C-Plus?

2. Bagaimana merencanakan sambungan balok-kolom pada Rusunawa Wonosari dengan sistem precast C-Plus?

1.3 Batasan Masalah

1. Tidak menghitung erection.

2. Tidak menghitung perencanaan tumpuan.

3. Tidak membahas anggaran biaya dan manajemen konstruksi. 4. Tidak membahas metode pelaksanaan proyek.

1.4 Tujuan Masalah

Tujuan dari studi ini adalah :

1. Untuk mengetahui desain pelat, balok, dan kolom pada Rusunawa Wonosari dengan sistem precast C-Plus.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Dokumentasi Foto Kuliah Pakar 3 profesi keperawatan, kebidanan dan Gizi dengan Kompetensi Interprofessional Education (Nilai, Peran dan tanggung jawab, Komunikasi Interprofesi

Zat-zat gizi ini diperoleh janin dari simpanan ibu pada waktu anabolic dan pada waktu makanan sehari-hari pada saat hamil, maka memerlukan asupan nutrisi yang adekuat, nutrisi

Dalam hal penggunaan faktor produksi, terutama penggunaan biaya produksi dalam memperoleh pendapatan pulp, industri pulp Indonesia memiliki daya saing yang relatif lebih

Kegiatan penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya dengan judul pengembangan sistem kemudi otomatis pada traktor pertanian menggunakan navigasi

Variabel dependent yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai kerawanan yang dihasilkan pada peta kerawanan, sedangkan variabel independent adalah nilai dari masing

Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam pengujian F diperoleh F hitung sebesar 8,87 dengan nilai signifikan (0,000), oleh karena itu H0 ditolak dan H a

 Dengan sasaran meningkatnya peran serta perempuan di sektor publik yang bertujuan meningkatnya partisipasi dan aspirasi masyarakat dalam pembangunan dengan indikator

Hasil penelitian tentang pemberian makanan tambahan (PMT) lokal di Kota Semarang menunjukan bahwa ada perbedaan status gizi anak balita gizi kurang berdasarkan