• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan Pada Pada Pasien dengan Prioritas Masalah Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Pemerintah Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan Pada Pada Pasien dengan Prioritas Masalah Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Pemerintah Sumatera Utara"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan Pada Tn. A dengan Prioritas

Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene

di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem

Pemerintah Sumatera Utara

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun Dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

HERMAN LUBIS

122500127

PROGRAM STUDI DIII

KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Pada Pasien dengan Prioritas Masalah

Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad

Ildrem Pemerintah Sumatera Utara. Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka

menyelesaikan program DIII Keperawatan di Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Sumatera Utara Tahun 2015.

Selama proses pengambilan kasus dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini,

penulis mendapatkan banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Sumatra Utara Medan.

2. Ibu Erniyati, S.Kp., MNS selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp., Ns, M.Kep selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ikhsannudin A Harahap, S.Kp., MNS selaku Wakil Dekan III Fakultas

Ilmu Keperawatan.

5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp., M.Kep, selaku Ketua Prodi DIII Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan.

6. Ibu Roxsana Devi Tumanggor, MNurs, MntlHlth selaku dosen pembimbing

dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini dimana beliau telah meluangkan waktu

dan kesempatannya untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan

masukan kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

7. Ibu Nurbaiti, S.Kep., Ns, M.Biomed selaku dosen penguji.

8. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara.

9. Orang tua saya Bapak Jafar Lubis dan Ibu saya Juliaty Daulay atas doa,

dukungan, motivasi, kesabaran, perhatian dan segala pengorbanannya selama

(5)

iv

10.Abang saya Muhammad Lintang Lubis, Febrianto Lubis dan adek saya Faisal

Lubis, Laina Ulfa, serta semua keluarga besar yang tidak tersebutkan satu

persatu. Terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini.

11.Irfan Lubis, Jamal Usman, Rony Andrean, Alpin Syaputra, Ilham Hamidi,

Muhammad Yudi Iswara Nasution, Abdul Rasyid Lubis dan Dodi Ardian

yang telah banyak membantu dan mendukung saya dalam menyelesaikan

karya tulis ilmiah.

12.Suci Indriyani Siregar, Roselaina Bancin, Sintiya Ningsih, dan Rizka

Wahyuni. Teman-teman seperjuangan Karya Tulis Ilmiah yang telah

membantu saya dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

13.Serta rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Sumatera Utara Medan khususnya Program Studi Diploma III Keperawatan

Universitas Sumatera Utara Stambuk 2012 yang telah mendukung selama

penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Medan, Juli 2015

Hormat saya,

Herman Lubis

(6)

v DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS……… i

LEMBAR PENGESAHAN………... ii

KATA PENGANTAR………... iii

DAFTAR ISI………... v

1. Pengertian Personal Hygiene……….. 5

1.1 Macam-Macam Personal Hygiene... 5

1.2 Tujuan perawatan Personal Hygiene... 6

1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene.. 6

1.4 Pentingnya Kebersihan dan Kesehatan Ruangan Perawatan Klien dan Lingkungan……… 9

2. Asuhan Keperawatan pada Masalah Personal Hygiene... 10

2.1 Pengkajian……… 10

2.1.1 Pemeriksaaan Fisik………..……. 11

2.2 Analisa Data………. 13

2.2.1 Tipe data………... 14

2.3 Rumusan Masalah……… 14

(7)

vi

3. Masalah Keperawatan………... 44

4. Diagnosa Keperawatan………... 44

5. Rencana Keperawatan……….. 46

6. Pelaksanaan Keperawatan………. 54

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN……….. 60

A. Kesimpulan………... 60

B. Saran………. 61

(8)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Abraham Maslow (1908-1970). Kebutuhan manusia dapat

digolongkan menjadi lima tingkat kebutuhan (five hierarchy of needs), yaitu

kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan dan keamanan, kebutuhan cinta dan

mencintai, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Akan tetapi,

menjelang akhir hayatnya Maslow menambahkan hierarchy kebutuhan manusia

yang keenam, yaitu kebutuhan transendensi diri merupakan kebutuhan yang

utama dan tertinggi setelah seseorang mencapai aktualisasi diri.

Menurut World Health Organisation/ WHO (2010), tanda dan gejala

skizofrenia yaitu : Berkhayal, halusinasi, gangguan pikiran, sulit mengekspresikan

emosi, menarik diri dari lingkungan sosial, kehilangan motivasi, tidak minat

melakukan kegiatan sehari-hari, dan mengabaikan kebersihan pribadi.

Berdasarkan data rekam medik Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad

Ildrem Pemerintah Provinsi Sumatera Utara tahun 2009, diketahui 12.377

penderita yang dirawat jalan yang menderita skizofrenia paranoid berjumlah 9.532

(96,51%) dengan berbagai tipe dan diketahui dari 1.929 penderita yang dirawat

inap yang menderita skizofrenia paranoid berjumlah 1.581 (81,96%).

Berdasarkan laporan periode Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem

Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara, didapatkan data dari bulan mei 2015

tercatat jumlah klien rawat diruang Singgalang Rumah Sakit Jiwa Prof.

Muhammad Ildrem Pemerintah Provinsi Sumatera Utara didapatkan dengan

(9)

2

masuk di Ruang Singgalang. Situasi lingkungan yang mempengaruhi kemampuan

untuk melakukan aktivitas perawatan diri.

Pemeliharaan hyegiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan

individu, keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang sehat mampu memenuhi

kebutuhan kesehatan sendiri, pada orang sakit atau tantangan fisik memerlukan

bantuan perawat untuk melakukan praktik kesehatan yang rutin. Selain itu,

beragam faktor pribadi dan sosial budaya mempengaruhi praktik hygiene klien

(Potter & Perry, 2006).

Perawatan diri atau Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri

yang dilakukan merupakan perawaatan diri sendiri yang dilakukan untuk

mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis. Pemenuhan

perawatan diri dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya : budaya, nilai sosial pada

individu atau keluarga, pengetahuan terhadap perawatan diri, serta persepsi

terhadap perawatan diri (Alimul Aziz, 2009).

Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang

artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu

tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk

kesejahteraan fisik dan psikis, (Tarwoto & Wartonah, 2006).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memberikan

Asuhan Keperawatan pada klien dengan Masalah Personal Hygiene di Rumah

(10)

3 2. Tujuan Khusus

1) Mampu melakukan pengkajian pada Tn. A dengan masalah kebutuhan

dasar personal hygiene.

2) Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. A dengan masalah

kebutuhan dasar personal hygiene.

3) Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Tn. A dengan

masalah kebutuhan personal hygiene.

4) Mampu melakukan implementasi pada Tn. A dengan masalah kebutuhan

dasar personal hygiene.

5) Mampu melakukan evaluasi pada Tn. A dengan masalah kebutuhan dasar

personal hygiene.

C. Manfaat

Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan

manfaat :

1. Bagi Klien

Meningkatkan pengetahuan klien tentang personal hygiene untuk

mengaplikasikan bagaimana cara merawat diri dengan baik seperti mandi,

berpakaian, dantoileting.

2. Bagi Rumah Sakit

Masukan dan informasi bagi pelayanan keperawatan Rumah Sakit Jiwa dalam

mengambil kebijakan asuhan keperawatan, khususnya pada klien yang

(11)

4 3. Bagi Institusi Pendidikan

Meningkatkan kemampuan dan kualitas pendidikan mahasiswa dalam

melakukan penulisan karya tulis ilmiah, dan mampu memenuhi standar

kompetensi khususnya mahasiswa DIII Keperawatan Universitas Sumatera

Utara.

4. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan tentang intervensi terhadap kebutuhan personal

(12)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Perawatan Diri/ Personal Hygiene. 1. Pengertian Perawatan Diri/ Personal Hygiene.

Hygiene adalah ilmu kesehatan. Cara perawatan diri manusia untuk

memelihara kesehatan mereka disebut hygiene perorangan. Cara perawatan diri

menjadi rumit dikarenakan kondisi fisik atau keadaan emosional klien, (Potter &

Perry, 2006).

Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang

artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu

tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk

kesejahteraan fisik dan psikis, (Tarwoto & Wartonah, 2003).

1.1 Macam-macam Personal Hygiene.

Menurut Tarwoto & Wartonah (2003) macam-macam personal hygiene :

1) Perawatan kulit, kepala dan rambut.

2) Perawatan mata.

3) Perawatan hidung.

4) Perawatan telinga.

5) Perawatan kuku kaki dan tangan.

6) Perawatan genetalia.

7) Perawatan kulit seluruh tubuh.

(13)

6 1.2 Tujuan Perawatan Personal Hygiene.

Menurut Isro’in (2012) tujuan perawatan personal hygiene yaitu :

1) Meningkatkan derajat kesehatan seseorang.

2) Memelihara kebersihan diri seseorang.

3) Memperbaiki personal hygiene.

4) Pencegahan penyakit.

5) Meningkatkan percaya diri seseorang.

6) Menciptakan keindahan.

1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene

Menurut Isro’in (2012) faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene

yaitu :

1. Praktik sosial

Manusia merupakan makhluk sosial dan karenanya berada dalam kelompok

sosial. Kondisi ini akan memungkinkan seseorang untuk berhubungan,

berinteraksi dan bersosialisasi satu dengan yang lainnya. Personal hygiene atau

kebersihan diri seseorang sangat praktik sosial seseorang. Selama masa

anak-anak, kebiasan keluarga mempengaruhi praktik hygiene, misalnya frekuensi

mandi, waktu mandi, dan jenis hygiene mulut. Pada masa remaja, hygiene pribadi

dipengaruhi oleh kelompok teman sebaya. Remaja wanita misalnya, mulai tertarik

dengan penampilan pribadi dan mulai memakai riasan wajah. Pada masa dewasa,

teman dan kelompok kerja membentuk harapan tentang penampilan pribadi.

Sedangkan pada lansia akan terjadi beberapa perubahan dalam praktik hygiene

(14)

7 2. Pilihan pribadi

Setiap klien memiliki kenginan dan pilihan tersendiri dalam praktik personal

hygiene, (misalnya. Kapan dia harus mandi, bercukur, melakukan perawatan

rambut), termasuk memilih produk yag digunakan dalam praktik hygiene,

(misalnya. Sabun, sampo deodoran, dan pasta gigi) menurut pilihan dan

kebutuhan pribadinya. Pilihan-pilihan tersebut setidaknya harus membantu

perawat dalam mengembangkan rencana keperawatan yang lebih kepada individu.

Perawat tidak mencoba mengubah pilihan klien kecuali hal itu akan

mempengaruhi kesehatan klien.

3. Citra tubuh

Citra tubuh adalah cara pandang seseorang terhadap bentuk tubuhnya, citra

tubuh sangat mempengaruhi praktik hygiene seseorang. Ketika seorang perawat

dihadapkan kepada klien yang tanpak berantakan, tidak rapi, atau tidak peduli

dengan hygiene dirinya, maka dibutuhkan edukasi tentang pentingnya hygiene

untuk kesehatan, selain itu juga dibutuhkan kepekaan perawat untuk melihat

kenapa hal ini bias terjadi, apakah memang kurang/ ketidaktauan klien akan

hygiene perorangan atau ketidakmauan klien dalam menjalankan praktik hygiene

dirinya, hal ini bias dilihat dari partisipasi klien dalam hygiene seharian.

4. Status sosial ekonomi

Status ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik hygiene

perorangan. Sosial ekonomi yang rendah memungkinkan hygiene peroranagan

yang rendah pula. Perawat dalam hal ini harus bisa menentukan apakah klien

dapat menyediakan bahan-bahan yang penting dalam praktik hygiene seperti,

(15)

8

5. Pengetahuan dan motivasi

Pengetahuan tentang hygiene akan mempengaruhi praktik hygiene

perorangan. Namun, hal ini saja tidak cukup, karena motivasi merupakan kunci

penting dalam pelaksanaan hygiene tersebut. Permasalahan yang sering terjadi

adalah ketiadaan motivasi karena kurangnya pengetahuan. Sebagai seorang

perawat yang bisa dilakukan dalam hal ini adalah mendikuskannya dengan klien,

memeriksa kebutuhan praktik hygiene klien dan memberikan informasi yang tepat

dan adekuat kepada klien, tetapi bagaimanapun juga kembalinya adalah klien,

bahwa klienlah yang berperan penting dalam menentukan kesehatan dirinya.

6. Variabel budaya

Kepercayaan budaya dan nilai pribadi klien akan mempegaruhi perawatan

hygiene seseorang. Berbagai budaya memeliki praktik hygiene yang berbeda. Di

Asia kebersihan dipandang penting bagi kesehatan sehingga mandi bisa dilakukan

2-3 kali dalam sehari, sedangkan di Eropa memungkinkan. Beberapa budaya

memungkinkan juga menganggap bahwa kesehatan dan kebersihan tidaklah

penting. Dalam hal ini sebagai seorang perawat jangan menyatakan

ketidaksetujuan jika klien memiliki praktik hygiene yag berbeda dari nilai-nilai

perawat, tetapi diskusikanlah nilai-nilai standar kebersihan yang bisa dijalankan

oleh klien.

7. Kondisi fisik

Klien dengan keterbatasan fisik biasanya tidak memiliki energi dan

ketangkasan untuk melakukan hygiene. Contohnya pada klien yang terpasang

traksi tau gips, atau terpasang infus intravena. Penyakit dengan rasa nyeri

(16)

9

memili koordinasi mental untuk melakukan perawatan diri. Penyakit kronis

(jantung, kanker, neurologis, psikiatrik) sering melelahkan klien. Genggaman

yang melemah akibat arthritis, stroke, atau kelainan otot menghambat klien dalam

pelaksanaan hygiene seperti menggunakan sikat gigi, memakai handuk, dan

menyisir. Kondisi yang lebih serius akan menjadikan klien tidak mampu dan akan

memerlukan kehadiran perawat untuk melakukan perawatan hygiene total.

1.4 Pentingnya Kebersihan dan Kesehatan Ruangan Perawatan Klien dan Lingkungan.

Menurut Isro’in (2012) bahwa pentingnya kebersihan dan kesehatan ruangan

perawatan klien dan lingkungan. Menjaga kebersihan dan kesehatan ruangan

perawatan klien dan lingkungannya sangat penting bagi klien, keluarga klien,

pengunjung, maupun perawat dan tenaga kesehatan lainnya di rumah sakit.

Karena bagaimanapun juga sumber penyakit bukan hanya terletak pada hygiene

perorangan yang kotor saja, akan tetapi faktor lingkungan juga sangat berperan

dalam terjadinya penyakit dan berkontribusi dalam lama tidaknya perawatan klien

di rumah sakit. Dengan menjaga kebersihan dan kesehatan ruang perawatan klien

dan lingkungan maka secara tidak langsung kita ikut andil dalam kesembuhan

klien. Hal ini juga dapat memudahkan perawat dalam memberikan pelayanan

asuhan keperawatan kepada klien, mencegah dan meminimalkan terjadinya

infeksi silang, dan menumbuhkan kepercayaan dan kesan baik dalam klien dan

keluarganya maupun masyarakat terhadap rumah sakit.

(17)

10

2. Asuhan Keperawatan Pada Masalah Kebutuhan Dasar Perawatan Diri/ Personal Hygiene.

2.1 Pengkajian

Menurut Tarwoto & Wartonah (2003) tahap pengkajian dari proses

keperawatan merupakan proses dinamis yang terorganisir yang meliputi tiga

aktivitas dasar yaitu : pertama, mengumpulkan data secara sistematis, kedua,

mensortir dan mengatur data yang dikumpulkan dan ketiga, mendokumentasikan

data dalam format yang dapat dibuka kembali. Pengumpulan dan

pengorganisasian data harus menggambarkan dua hal :

1. Status kesehatan klien.

2. Kekuatan klien dan masalah kesehatan yang dialami ( aktual atau resiko/

potensial). Dalam melakukan pengkajian diperlukan keahlian-keahlian (skil)

seperti wawancara, pemeriksaan fisik, dan observasi. Hasil pengumpulan data

kemudian diklasifikasikan dalam data subjektif dan objektif. Data subjektif

merupakan ungkapan atau persepsi yang dikemukakan oleh klien. Data objektif

merupakan data yang didapat dari hasil observasi, pengukuran, dan

pemeriksaan fisik. Ada beberapa cara pengelompokan data, yaitu :

1) Berdasarkan sistem tubuh.

2) Berdasarkan kebutuhan dasar ( Maslow).

3) Berdasarkan teori keperawatan.

(18)

11 2.1.1 Pemeriksaan Fisik.

Menurut Isro’in (2012), pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan pada

masalahpersonal hygiene adalah :

1. Rambut.

1) Keadaan kesuburan rambut.

2) Keadaan rambut yang mudah rontok.

3) Keadaan rambut yang kusam.

4) Keadaan tekstur.

2. Kepala.

1) Botak atau alopesia.

2) Ketombe.

3) Berkutu.

4) Adakah eritema.

5) Kebersihan

3. Mata.

1) Apakah sklera ikterik.

2) Apakah konjugtiva pucat.

3) Kebersihan mata.

4) Apakah gatal atau mata merah

4. Hidung.

1) Adakah pilek.

2) Adakah alergi.

3) Adakah perdarahan.

(19)

12

5) Kebersihan hidung.

6) Bagaimana membrane mukosa.

7) Adakah septum deviasi.

5. Mulut.

1) Keadaan mukosa mulut.

2) Kelembapannya.

3) Adakah lesi.

4) Kebersihan.

6. Gigi

1) Adakah karang gigi.

2) Kelengkapan gigi.

3) Pertumbuhan.

4) Kebersihan

7. Telinga.

1) Adakah kotoran.

2) Ada lesi.

3) Bagaimana bentuk telinga.

4) Adakah infeksi

8. Kulit.

1) Kebersihan.

2) Adakah lesi.

3) Keadaan turgor kulit.

4) Temperatur.

(20)

13

6) Pertumbuhan bulu

9. Kuku tangan dan kaki.

1) Bentuknya bagaimana.

2) Warnanya.

3) Adakah lesi.

4) Pertumbuhannya.

10.Genetalia.

1) Kebersihan.

2)Pertumbuhan rambut pubis.

3)Keadaan kulit.

4)Keadaan lubang uretra.

5)Keadaan skrotum, testis pada pria.

6)Cairan yang dikeluarkan.

7)Tubuh secara umum.

8)Kebersihan Normal.

9)Keadaan postur tubuh.

2.2 Analisa Data

Analisa data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan

secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta kebutuhan

keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan data merupakan tahap awal

dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul didapatkan data dasar

dan data fokus. Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status

(21)

14

dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan terhadap dirinya sendiri,

dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya.

Data fokus adalah tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap

kesehatan dan masalah kesehatanya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang

dilaksanakan terhadap klien. Data dasar akan digunakan untuk menentukan

diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan

keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien. Pengumpulan data dimulai

sejak klien masuk rumah sakit (Intial assessment), selama klien dirawat secara

terus menerus (Ongoing assasment) serta pengkajian ulang untuk menambah/

melengkapi data (re-assesment) (Sigit, 2010).

2.2.1 Tipe Data 1. Data Subjektif

Menurut Sigit (2010), data subjektif adalah yang didapatkan dari klien

sebagai suatu pendapat terhadap suatusituasi dan kejadian. Informasi tersebut

tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide klien

terhadap status kesehatan lainnya.

2. Data Objektif

Data objektif adalah data yang didapat diobservasi dan diukur, dapat

diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, sentuh/ raba) selama

pemeriksaan fisik, kemudian mengkaji batasan karakteristik dan faktor yang

berhubungan (Wilkinson, 2013).

2.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah ini bertujuan untuk mendiskripsikan masalah apa yang

(22)

15

kebutuhan dasar dan hasil pengkajian kasus klien. Pada kasus teori kebutuhan

(23)

16

Personal Hygiene

Tujuan Personal Hygiene

3. Hidung 5. Kuku dan

tangan 4. Telinga

1. Kulit kepala

6.Perawatan Mulut dan gigi. 2. Mata

Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Personal

Hygiene

(24)

17 1. Praktik

sosial

3. Citra tubuh 4. Status sosial

ekonomi pada kuku kaki dan tangan : seluruh tubuh :

1. Jerawat.

1. Iritasi fisik mata. 2. Edema. 3. Radang. 4. Mata berair.

(25)

18 2. Gangguan kemampuan

untuk melakukan atau menyelesaikan

3. Gangguan kemampuan untuk melakukan atau meyelesaikan aktivitas makan sendiri.

Perawatan Diri terganggu

4. Gangguan kemampuan untuk melakukan atau meyelesaiakan aktivitas

toileting sendiri.

5. Ketidakmampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri yang tepat pada usianya.

7. Kebersihan mulut yang tidak adekuat.

6. Ketidakmampuan untuk melakukan aktifitas mengontrol diri yang tepat untuk usianya.

8. Kegagalan dalam memelihara standar kesehatan dan kesejahteraan yang dapat diterima secara

Self care deficit bathing.

Self care deficit dressing/ grooming.

Self care deficit feeding. Self care deficit toileting.

Delayed growth and development.

Delayed growth and development.

Risk for constipation.

(26)

19

2.4 Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Kebutuhan Dasar

Pada masalah kebutuhan dasar personal hygiene diagnosa keperawatan

yang mungkin muncul menurut Potter dan Perry, (2006) dalam adalah sebagai

berikut:

1. Resiko kerusakan integritas kulit

2. Kerusakan integritas kulit

3. Perubahan perfusi jaringan perifer

4. Defisit perawatan diri : mandi

5. Kerusakan integritas jaringan

6. Nyeri

7. Resiko infeksi

8. Defisiensi pengetahuan perawatan kaki dan kuku

9. Perubahan membrane mukosa mulut

10.Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

11.Defesiensi pengetahuan tentang hygiene oral

12.Gangguan citra tubuh

13.Defesit perawatan diri : eliminasi

14.Defisit perawatan diri : makan

2.5 Perencanaan

Rencana asuhan keperawatan adalah petunjuk tertulis yang menggambarkan

secara tepat mengenai rencana tindakan dilakukan terhadap klien sesuai dengan

(27)

20 2.5.1Kriteria Hasil

Untuk membuat kriteria hasil yang dibuat dalam perencanaan asuhan

keperawatan klien, berikut akan dijelaskan bagaimana cara penggunaan Nursing

Outcomes Classification (NOC).

1. Defenisi Nursing Outcomes Clasification (NOC).

Defenisi Nursing Outcomes Clasification (NOC) adalah hasil keperawatan

klien yang sensitif yang meliputi individu, keluarga, atau prilaku masyarakat, atau

persepsi yang di ukur sepanjang kontinum dalam menanggapi intervensi

keperwatan. Nursing Outcome Classification (NOC) menggambarkan respon

pasien terhadap tindakan keperawatan. mengevaluasi hasil pelayanan keperawatan

sebagai bagian dari pelayanan kesehatan. Standar kriteria hasil pasien sebagai

dasar untuk menjamin keperawatan sebagai partisipan penuh dalam evaluasi

klinik bersama dengan disiplin ilmu kesehatan lain.

2. Tujuan dari aplikasi Nursing Outcomes Clasification (NOC).

Tujuan dari aplikasi Nursing Outcomes Clasification (NOC) ini adalah hal

yang akan kita tujuan atau capai selama perawatan pasien. Dalam penentuan

tujuan outcomes inilah perawat dituntut untuk berfikir secara sistematis dan kritis.

Tujuan dari aplikasi ini dinyatalan dengan prinsip SMART ( spesifik,

measureable, achieveable, rational, time line). Indikator juga dinyatakan dalam

penilaian skala sebagai berikut:

1) Tidak dilakukan.

2) Jangan dilakukan.

3) Kadang dilakukan.

(28)

21 5) Selalu dilakukan.

3. Manfaat Nursing Outcomes Clasification (NOC)

Manfaat Nursing Outcomes Clasification (NOC) dalam keperawatan adalah

sebagai berikut :

1) Memberikan label dan ukuran-ukuran untuk kriteria hasil yang komprehensif.

2) Sebagai hasil dari intervensi keperawatan.

3) Mendefinisikan kriteria hasil yang berfokus pada klien dan dapat digunakan

perawat-perawat dan disiplin ilmu lain.

4) Memberikan informasi kriteria hasil yang lebih spesifik dari status kesehatan

yang umum.

5) Menggunakan skala untuk mengukur kriteria hasil dan memberikan informasi

kuantitatif (Bulecheck dan Mcclokey, 1996).

4. Perumusan Nursing Outcomes Clasification (NOC).

Perumusan Nursing Outcomes Classifications (NOC) ialah perawat dituntut

harus dapat berfikir secara sistematis dan kritis. Penentuan noc dengan kriteria

hasil yang akan kita capai harus sesuai dengan diagnosa keperawatan yang sesuai

dengan tujuan yang akan kita capai melalui intervensi keparawatan.

5. Cara penulisan Nursing Outcomes Clasification (NOC).

Penulisan Nursing Outcomes Clasification (NOC) diawali dengan tujuan yang akan dicapai berdasarkan kriteria hasil dengan skala yang ditentukan dan

membuat waktu pencapaian dari pelaksanaan tujuan keperawatan tersebut.

Sehingga dengan adanya kriteria hasil dari tujuan yang dicapai, perawat dapat

menentukan bagaimana tingkat pencapaian dari intervensi keperawatan yang akan

(29)

22 2.5.2 Intervensi

Untuk membuat kriteria hasil yang dibuat dalam pelaksanaan asuhan

keperawatan klien, berikut akan dijelaskan bagaimana cara penggunaan Nursing

Interventionss Classification (NIC).

1. Defenisi Nursing Intervention clasification (NIC).

Pengetian Nursing Interventions Classification (NIC) adalah suatu

klasifikasi/ pengelompokan dari tindakan- tindakan yang sudah terstandarisari

secara komprehensif yang dilakukan oleh perawat. Nursing Interventions

Classification (NIC) digunakan disemua area keperawatan dan spesialis.

Intervensi keperawatan merupakan tindakan yang berdasarkan kondisi klinik dan

pengetahuan yang dilakukan perawat untuk membantu pasien mencapai hasil yang

diharapkan.

2. Tujuan Nursing Interventions Clasification (NIC). Tujuan Nursing Interventions Classification (NIC)yaitu :

1) Merencanakan sebuah asuhan.

2) Dokumentasi / pencatatan klinis.

3) Pengaturan komunikasi antar asuhan.

4) Penyatuan antara data-data sistematis.

5) Keefektifan penelitian.

6) Pengukuruan produktivitas.

7) Evalusai yang kompetetif.

8) Penghemat pembiayaan rumah sakit.

9) Pengajaran/edukasi.

(30)

23

3. Tujuan klasifikasi pelaksanaan yang dibentuk di dalam Nursing Interventions Classification (NIC).

Tujuan klasifikasi pelaksanaan yang dibentuk di dalam Nursing

Interventions Classification (NIC) dapat digunakan pda semua setting / tempat

(dari pelayanan akut sampai unit pelayanan intensif, pelayanan home care ,

pelayanan komunitas dan pelayanan dasar) dan semua kekhususan (dari asuhan

keperawatan jiwa, asuhan, asuhan keperawatan medikal keperawatan kritis ke

asuhan keperawatan anak bedah dan keperawatan gerontik). Secara umum

Intervensi dalam Nursing Interventions Classification (NIC) menyangkut pada

dua hal yaitu kebutuhan fisiologis (seperti manejemen asam basa) dan kebutuhan

psikologis (seperti penurunan kecemasan).

4. Perumusan Nursing Interventions Classification (NIC).

Perumusan Nursing Interventions Classification (NIC) berhubungan dengan

North American Nursing Diagnoses Assocation International (NANDA-I) sebagai

diagnosa keperawatan. Sebuah intervensi muncul ketika ditemukan masalah

keperawatan. Masalah keperawatan yang dirumuskan dalam North American

Nursing Diagnoses Assocation (NANDA) yang mengacu pada hasil pengkajian

perawat. Hasil pengkajian berupa data subjektif dan objektif yang tertuang dalam

batasan karakteristik (defining characteristic) di buku North American Nursing

Diagnoses Assocation (NANDA).

5. Penulisan Nursing Interventions Classification (NIC).

Penulisan Nursing Interventions Classification (NIC) diawali dengan

tindakan/ intervensi seperti kaji,obeservasi pantau (assesst, observe, monitoring)

(31)

24

dengan melakukan reevaluasi. Selanjutnya diikuti dengan tindakan mandiri,

kemudian tindakan kolaboratif, dan diakhiri dengan edukasi kesehatan. Dalam

penentukan intervensi ini juga tetap tidak lepas dari diagnosa yang sudah

(32)

25 B. Asuhan Keperawatan Kasus

FORMAT PENGKAJIAN KLIEN DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. MUHAMMAD ILDREMPEMERINTAH SUMATERA UTARA

I. BIODATA

IDENTITAS KLIEN

Nama : Tn. A

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 35 tahun

Status Perkawaninan : Belum Menikah

Agama : Kristen Katolik

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Kel.Sibiru-biru. Deli tua. Medan

Tanggal Masuk RS : 30 September 2006

No. Register : 01.88.73

Ruangan/Kamar : Singgalang

Golongan Darah : -

Tanggal Pengkajian : 18 Mei 2015

Tanggal Operasi : Tidak dilakukan

(33)

26

II. KELUHAN UTAMA

Klien dibawa ke rumah sakit jiwa karena klien sering mendengar

suara-suara gaduh sehingga klien sering murung sendiri, klien jarang mandi dan

tidak melakukan aktivitas seperti, berkomunikasi bersama keluarga dan

masyarakat tempat tinggal.

III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU 1. Penyakit yang pernah dialami

Klien mengatakan dirinya di masa lalu sering juga mengalami

gangguan jiwa karena sering bicara-bicara sendiri, sering menyendiri

dan klien mengatakan dirinya tidak pernah mengalami penyakit yang

serius selain gangguan jiwa.

2. Pengobatan /tindakan yang dilakukan

Klien mendapatkan pengobatan obat haloperidol,clorpormazine,

trihexyphenidyl dan electro convulsive theraphy atau shock therapy.

3. Pernah dirawat/dioperasi

Klien pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem

Pemerintah Sumatera Utara pertama kali pada usia 26 tahun yaitu 30

september 2006.

4. Lama dirawat

Klien dirawat selama kurang lebih delapan tahun.

5. Alergi

(34)

27

IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

1. Orang Tua

Kedua orang tua klien sudah meninggal dunia.

2. Saudara Kandung

Klien mempunyai enam bersaudara dan tidak ada memiliki riwayat

penyakit gangguan jiwa.

3. Penyakit keturunan yang ada

Keluarga klien tidak mempunyai penyakit keturunan.

4. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Klien mengatakan anggota keluarga tidak ada yang mengalami

gangguan jiwa selain klien.

5. Anggota keluarga yang meninggal

Klien mengatakan kedua orang tuanya telah meninggal dunia.

6. Penyebab meninggal

Klien mengatakan penyebab meninggal kedua orang tuanya karena

sudah waktunya untuk kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa.

V. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL 1. Persepsi tentang penyakitnya

Klien mengatakan bahwa penyakitnya dapat segera disembuhkan, jika

terus melakukan pengobatan dan berdo’a.

2. Konsep diri

1) Gambaran diri

(35)

28 2) Ideal diri

Klien berprilaku baik terhadap orang lain, ingin cepat pulang dan

berkumpul dengan keluarga.

3) Harga diri

Klien mengatakan di jauhi keluarganya karena klien selalu

membuat orang lain kesusahan kepada kedua orang tua dan

keluarganya.

4) Peran diri

Klien berharap dapat kembali berkerja dan klien berperan sebagai

anak kandung dikeluarganya.

5) Identitas diri

Klien menyadari penyakitnya dan anak ke dua dari enam

bersaudara.

3. Keadaan emosi

Klien merasa terganggu dengan suara-suara gaduh yang sering muncul

mengganggu pikirannya, dan tampak khawatir dengan keadaan dirinya.

4. Hubungan sosial

1) Orang yang berarti

Orang tua klien.

2) Hubungan dengan keluarga

Kurang baik, karena klien mengatakan keluarganya tidak perduli

(36)

29

3) Hubungan dengan orang lain

Klien mengatakan hubungannya dengan orang lain kurang baik

karena klien kurang suka bergaul setelah mengalami gangguan

jiwa.

5. Spritual

1) Nilai dan keyakinan

Klien menganut agama Kristen Katolik.

2) Kegiatan ibadah

Klien mengatakan selama dirawat dirumah sakit tidak pernah

melakukan kegiatan ibadah karena lingkungan yang tidak

mendukung yaitu jarak ke gereja jauh dan apabila klien mau pergi

beribadah klien tidak diberi izin oleh perawatnya sehingga klien

malas untuk melakukan ibadah.

VI. STATUS MENTAL

1. Tingkat kesadaran

Compos mentis, klien dalam keadaan sadar ketika di berikan

pertanyaan.

2. Penampilan

Klien tampak pakaian tidak rapi, klien berpenampilan tidak bersih dan

berbau.

3. Alam perasaan

Klien merasa ketakutan karena halusinasinya yang masih sering

muncul, pasien juga merasa putus asa dengan semua kejadian hidup

(37)

30

4. Pembicaraan

Cepat, klien menjawab pertanyaan dengan cepat sehingga apa yang

klien ucapkan kadang tidak jelas.

5. Afek

Klien tidak mengalami gangguan pada afek, seperti afek datar yaitu

tidak ada perubahan dalam roman muka pada saat ada stimulus yang

menyenangkan atau menyedihkan, hanya bereaksi bila ada stimulus

yang lebih kuat.

6. Interaksi selama wawancara

Klien kooperatif, mau diajak bicara, kontak mata pasien saat dilakukan

pengkajian bagus, pasien mau menatap lawan bicara, pasien tidak

mudah -tersinggung, tidak curiga pada lawan bicara.

7. Proses pikir

Flight of ideas, klien sering tidak mau melanjutkan pembicaraan yang

masih dibahas, dan langsung membuka pembicaraan yang baru.

8. Isi pikir

Klien tidak mengalami gangguan isi pikir seperti obsesi atau pikiran

yang terus muncul meskipun pasien berusaha menghilangkannya.

VII. PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan umum

Klien tampak tidak rapi pada saat pengkajian dan kurang bersemangat.

2. Tanda-tanda Vital

1) Suhu tubuh : 36,5 0C

(38)

31

3) Nadi : 80x/i

4) Pernafasan : 18x/i

5) TB : 152 cm

6) BB : 43 kg

3. Pemeriksaan Head to Toe Kepala

1) Bentuk : Simetris.

2) Kulit kepala : Kurang bersih, terdapat

ketombe.

Rambut

1) Penyebaran dan keadaan rambut : Penyebaran rambut

merata dan keadaan

rambut kusam.

2) Bau : Berbau apek.

3) Warna rambut : warna rambut hitam.

Wajah

1)Warna kulit : Sawo matang.

2)Struktur wajah : Struktur wajah bulat.

Mata

1)Kelengkapan dan kesimetrisan : Kedua mata lengkap dan

simetris.

2)Konjungtiva dan sklera : Konjungtiva tidak anemis,

sklera bewarna putih dan

(39)

32

3)Pupil : Tidak dilakukan

pemeriksaan.

4)Cornea dan iris : Tidak dilakukan

pemeriksaan.

5)Visus : Tidak dilakukan

pemeriksaan.

6)Tekanan bola mata : Tidak dilakukan

pemeriksaan.

Hidung

1)Tulang hidung dan posisi septum nasi : Tulang hidung, septum

masih berada dalam

posisi normal.

2)Lubang hidung : Tidak ada perdarahan,

kebersihan kurang baik

3)Cuping hidung : Normal.

Telinga

1)Bentuk telinga : Normal dan simetris.

2)Ukuran telinga : Ukuran telinga dalam

batas normal.

3)Lubang telinga : Ada kotoran, tidak ada

infeksi.

(40)

33 Mulut dan Faring

1)Keadaan bibir : Mukosa bibir kering.

2)Keadaan gusi dan gigi : Tampak tidak bersih, gigi

terdapat skaries tidak ada

perdarahan pada gusi.

3)Keadaan lidah : Tidak ada lesi dan

perdarahan pada lidah.

4)Orofaring : Tidak ada peradangan.

Leher

1)Posisi trachea : Medial normal.

2)Thyroid : Tidak ada pembesaran

thyroid.

3)Suara : Klien dapat berbicara

dengan jelas.

4)Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran

kelenjar.

5)Vena jugularis : Tidak ada pembesaran

vena jugularis.

6)Denyut nadi karotis : Denyut nadi teraba.

Pemeriksaan integumen

1)Kebersihan : Kurang bersih, kedua

lengan tangan dan kaki

terdapat alergi dan bintik-

(41)

34

2)Kehangatan : Kulit hangat.

3)Warna : Sawo matang

4)Turgor : Kembali < 2 detik.

5)Kelembaban : Lembab.

6)Kelainan pada kulit : Kedua lengan tangan dan

kaki terdapat alergi dan

bintik-bintik kemerahan.

Pemeriksaan payudara dan ketiak

1)Ukuran dan bentuk : Normal.

2)Warna payudara dan areola : Putih kemerahan, areola

cokelat.

3)Kondisi payudara dan putting : Benjolan tidak ada, puting

bewarna cokelat.

Pemeriksaan thoraks/dada

1)Inspeksi thoraks : Pada thoraks sinistra dan

dekstra simetris,tidak

tampak kelainan pada

thoraks.

2)Pernafasan (frekuensi, irama) : 18x/i, irama normal.

3)Tanda kesulitan bernafas : Tidak ditemukan

kesulitan bernafas.

Pemeriksaan paru

1)Palpasi getaran suara : Getaran suara sama.

(42)

35

3)Auskultasi : Vesicular.

Pemeriksaan Abdomen

1)Inspeksi : Tidak ada benjolan, dan

tidak ada distensi pada

abdomen.

2)Auskultasi : Peristaltik 5x/i.

3)Palpasi : Nyeri tekan tidak

dirasakan oleh klien.

Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya

1)Genetalia : Tidak dilakukan

pemeriksaan.

2)Anus dan perineum : Tidak dilakukan

pemeriksaan.

Pemeriksaan muskuloskletal/ekstremitas Fungsi motorik

1)Cara berjalan : Klien mampu

menggerakkan kedua

kaki dan berjalan tegak

lurus.

2)Romberg test : Mampu menggerakkan

(43)

36

3)Pronasi-supinasi test : Klien dapat

menelentangkan,

menelungkupkan telapak

tangan serta mengepal

dan membuka tangan.

Fungsi sensorik

1)Identifikasi sentuhan ringan : Klien dapat

mengidentifikasi sentuhan

kapas tanpa melihat.

2)Test tajam-tumpul : Klien dapat membedakan

sentuhan tajam tumpul.

3)Test panas dingin : Klien dapat membedakan

sensasi panas dan dingin.

4)Streognosis test : Klien dapat

mengidentifikasi benda

yang diletakkan pada

telapak tangan.

5)Graphestesia test : Klien dapat merasakan

tulisan yang dibuat pada

telapak tangan.

6)Membedakan dua titik : Klien dapat menbedakan

(44)

37

7)Topognosis test : Klien dapat

mengidentifikasi lokasi

sentuhan.

VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI 1. Pola makan dan minum

1) Frekuensi makan/hari : 3x/hari.

2) Nafsu/ selera makan

3) Nyeri ulu hati

: Baik, klien memakan habis porsi

makanannya.

: Tidak ada.

4) Alergi : Seafood seperti udang kerang.

5) Mual dan muntah : Tidak ada

6) Tampak makan

memisahkan diri

: Klien makan bersama teman

Sekamarnya.

7) Waktu pemberian makan : Pagi pukul 07.00 wib,siang

pukul12.00 wib,

malam pukul 18.00 wib.

8) Jumlah jenis makanan : Klien makan makanan yang telah

disediaka

oleh rumah sakit dan klien makan

3x/hari.

9) waktu pemberian minum : sesering mungkin.

(45)

38 2. Perawatan diri/ Personal Hygiene

1)Kebersihan tubuh : Kurang bersih, kotor.

2)Kebersihan gigi dan mulut : Mulut berbau, gigi kotor,

ada caries pada gigi

3)Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku panjang hitam dan

kotor.

3. Pola kegiatan/aktivitas

1) Uraian aktivitas klien pasien untuk mandi makan,eliminasi,ganti pakaian dilakukan secara mandiri,sebagian, atau total :

Klien melakukan kegiatan mandi 1x sehari,makan 3x/hari dilakukan

klien secara mandiri, eliminasi bowel dilakukan 1-2 sehari, eliminasi

urine 3x sehari sehari, ganti pakaian dua hari 1x dilakukan.

2) Uraikan aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit :

Klien mengatakan selama dirawat dirumah sakit tidak pernah

melakukan kegiatan ibadah karena lingkungan yang tidak

mendukung yaitu jarak ke gereja jauh, sehingga klien malas untuk

melakukan ibadah.

4. Pola eliminasi 1)BAB

A.Pola BAB : 1-2x/hari.

B.Karakter feses : Tidak dilakukan

Pemeriksaan.

(46)

39

D.BAB terakhir : Sehari yang lalu.

E.Diare : Tidak pernah.

F. Penggunaan laksatif : Tidak ada.

2)BAK

A.Pola BAK : 1-2x/hari.

B.Karakter urin : Warna urin kuning pekat.

C.Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK : Tidak ada.

5. Mekanisme koping

(47)

40 2. Analisa Data

No. Data Penyebab Masalah

Keperawatan 1. DS:

1. Klien merasa

lemah.

2. Klien mengatakan

kamar mandi jauh.

3. Klien mengatakan

air kamar mandi

dingin.

4. Klien mengtakan

mandi tidak

bermanfaat karena

mandi dan tidak

mandi sama saja.

DO:

kering dan berbau.

5. Klien tampak gigi

kuning dan terdapat

scaries.

6. Klien tampak kuku

panjang dan kotor.

Kelemahan, gangguan persepsi

dan penurunan motivasi.

1. Klien mengatakan lemah.

2. Klien mengatakan kamar

mandi jauh.

3. Klien mengatakan air

kamar mandi dingin.

4. Klien mengtakan mandi

tidak bermanfaat karena

mandi dan tidak mandi

sama saja.

Ketidakmampuan mengakses

kamar mandi dan ketidakmampuan

mengatur air mandi.

Defisit

perawatan diri :

(48)

41 2.

7. Klien tampak kedua

tangan dan kaki

bintik-bintik dan

kemerahan.

8. Tekstur kulit kasar.

DS:

1. Klien mengatakan

tidak memiliki

pakaian ganti dan

menyukai pakaian

yang digunakan.

2. Klien tampak

pakaian robek pada

lengan baju dan

celana.

3. Klien mengatakan

pakaian masih

bersih.

Penurunan motivasi dan gangguan

persepsi.

1. Klien mengatakan tidak

memiliki pakaian ganti dan

menyukai pakaian yang

digunakan.

2. Klien tampak pakaian

robek pada lengan baju dan

celana.

3. Klien mengatakan pakaian

masih bersih.

Ketidakmampuan mendapatkan

pakaian dan mengenakan atribut.

Defisit

perawatan diri :

(49)

42 3.

4.

DS :

1. Klien merasa toilet

kotor.

2. Klien merasa toilet

jauh.

3. Klien merngatakan

terkadang

bereliminasi di

tempat tidur.

eliminasi sendiri

tanpa di bantu

orang lain.

3. Klien tampak tidak

bersih dan berbau.

DS :

1. Klien merasa tidak

diperhatikan atau

mendapatkan kasih

sayang lagi oleh

keluarganya.

2. Klien mengatakan

selalu membuat

keluarganya susah.

Kendala linkungan, gangguan

persepsi dan penurunan motivasi.

1. Klien mengatakan toilet

kotor.

2. Klien mengatakan toilet

jauh.

3. Klien mengatakan

terkadang bereliminasi di

tempat tidur.

Ketidakmampuan melakukan

hygiene eliminasi yang tepat.

Kurang kasih sayang dan persepsi

kurang rasa memiliki.

1. Klien merasa tidak

diperhatikan atau

mendapatkan kasih sayang

lagi oleh keluarganya.

2. Klien mengatakan selalu

membuat keluarganya

(50)

43 5.

3. Klien mengatakan

tidak lagi

merasakan

kebahagian rasa

memiliki

1. Klien mengatakan

dahulu sebelum

dirawat di rumah

sakit sering

beribadah bersama

keluarga selama

dirawat dirumah

sakit tidak pernah

melakukan kegiatan

ibadah karena

lingkungan yang

tidak mendukung

yaitu jarak ke

gereja jauh dan

apabila klien mau

3. Klien mengatakan tidak

lagi merasakan kebahagian

rasa memiliki dikeluarga.

Melebih-lebihkan umpan balik

negatif tentang diri sendiri.

Kendala lingkungan untuk

mempraktikan agama dan

dukungan tidak efektif.

1. klien mengatakan dahulu

sebelum dirawat di rumah

sakit sering beribadah

bersama keluarga,pada saat

dirawat dirumah sakit klien

tidak pernah melakukan

kegiatan ibadah karena

lingkungan yang tidak

mendukung yaitu jarak ke

gereja jauh dan apabila

klien mau pergi beribadah

Hambatan

(51)

44 3. Masalah Keperawatan

1) Defisit perawatan diri: mandi.

2) Defisit perawatan diri: berpakaian.

3) Defisit perawatan diri: eliminasi.

4) Harga diri rendah kronik.

5) Hambatan Religiositas.

4. Diagnosa Keperawatan

1) Defisit perawatan diri mandi b/d kelemahan, gangguan persepsi dan

penurunan motivasi d/d klien mengatakan lemah, klien mengatakan kamar

pergi beribadah

klien tidak diberi

izin oleh

perawatnya

sehingga klien

malas untuk

pernah melakukan

ibadah.

klien tidak diberi izin oleh

perawatnya sehingga klien

malas untuk melakukan

ibadah.

Kesulitan mematuhi ritual

keagamaan yang diprogramkan

(perayaan keagamaan, pakaian, berdo’a, ibadah/layanan keagamaan, perilaku keagamaan

pribadi/membaca materi/media

keagamaan, menaati hari libur

agama, menemui pemimpin

(52)

45

mandi jauh, klien mengatakan air kamar mandi dingin, klien mengatakan

mandi tidak bermanfaat karena mandi dan tidak mandi sama saja.

2) Defisit perawatan diri berpakaian b/d penurunan motivasi dan gangguan

persepsi d/d klien mengatakan tidak memiliki pakaian ganti dan menyukai

pakaian yang digunakan, klien tampak pakaian robek pada lengan baju

dan celana, klien mengatakan pakaian masih bersih.

3) Defisit perawatan diri eliminasi b/d kendala linkungan dan gangguan

persepsi dan penurunan motivasi d/d klien mengatakan toilet kotor, klien

mengatakan toilet jauh, klien mengatakan terkadang bereliminasi di tempat

tidur.

4) Harga diri rendah kronik b/d Kurang kasih sayang dan persepsi kurang

rasa memiliki d/d klien merasa tidak diperhatikan atau mendapatkan kasih

sayang lagi oleh keluarganya, klien mengatakan selalu membuat

keluarganya susah, klien mengatakan tidak lagi merasakan kebahagian

rasa memiliki dikeluarga.

5) Hambatan Religiositas b/d kendala lingkungan untuk mempraktikan

agama dan dukungan tidak efektif d/d klien mengatakan dahulu sebelum

dirawat di rumah sakit sering beribadah bersama keluarga, pada saat

dirawat dirumah sakit klien tidak pernah melakukan kegiatan ibadah

karena lingkungan yang tidak mendukung yaitu jarak ke gereja jauh dan

apabila klien mau pergi beribadah klien tidak diberi izin oleh perawatnya

(53)

46 5. Perencanaan Keperawatan

Hari/ Tanggal

No.

Dx Perencanaan keperawatan

Selasa, 19 Mei 2015

1. Tujuan dan Indikator Hasil

Dalam 1x6 jam klien mampu menunjukkan Perawatan diri

mandi/ Self care : bathing.Dengan skala 3 pada indikator hasil :

1. Klien mampu mengambil perlangkapan mandi.

2. Klien mampu masuk dan keluar kamar mandi.

3. Klien mampu mengatur suhu air di kamar mandi.

4. Klien mampu mandi di kamar mandi.

5. Klien mampu mengeringkan tubuh.

Selasa,

Tujuan dan Indikator Hasil

Dalam 1x6 jam klien akan mampu menunjukkan Perawatan diri

berpakaian/ Self care : dressing.Dengan skala 3 pada indikator hasil :

1. Klien mampu mengambil pakaian.

2. Klien mampu memilih pakaian.

Tujuan dan Indikator Hasil

Dalam 1x6 jam klien akan mampu menunjukkan Self care

assistance : toileting.Dengan skala 3 pada indikator hasil :

1. Klien mampu mengenali respon terhadap urgensi

berkemih dengan cepat.

2. Klien mampu mengenali respon terhadap urgensi defekasi

secara tepat waktu.

3. Klien mampu masuk dan keluar kamar mandi

(54)

47 Selasa,

19 19 Mei 2015

Selasa, 19 19 Mei 2015

4.

5.

Tujuan dan Indikator Hasil

Dalam 1x6 jam klien akan mampu menunjukkan Harga diri/ Self esteem. Dengan skala 3 pada indikator hasil :

1. Klien mampu berkomunikasi dengan secara terbuka.

2. Klien mampu dalam pemeliharaan perawatan dan kebersihan.

Tujuan dan Kriteria Hasil

Dalam 1x6 jam klien akan mampu menunjukkan Kesehatan rohani/

Spiritual health. Dengan skala 3 pada indikator hasil:

1. Klien mampu untuk berdo’a.

2. Klien mampu berinteraksi dengan orang lain untuk berbagi

(55)

48 Selasa,

19 Mei 2015 No.

Dx Rencana tindakan Rasional

1. NIC : Bantuan perawatan mandi/ Self care assistance : bathing.

Dengan aktivitas :

1. Pertimbangkan budaya pasien ketika

mempromosikan aktivitas perawatan

diri.

2. Pertimbangkan usia klien ketika

mempromosikan aktivitas perawatan

diri.

3. Tentukan jumlah dan jenis bantuan

yang dibutuhkan.

4. Letakkan handuk, sabun dan

peralatan lain yang diperlukan di

didekat kamar mandi.

1. Kebudayaan dan

nilai pribadi

mempengaruhi

kemampuan

perawatan Personal

hygiene sebab

seseorang dari latar

belakang kebudayaan

yang berbeda akan

mengikuti praktik

perawatan.

2. Perubahan fisik kar

ena faktor usia

membuat seseorang

tidak perduli akan

kebersihan

tubunhnya.

3. Perawatan diri tidak

berarti klien harus

melakukan segala

sesuatu untuk dirinya

sesuai dengan

rencana perawat.

4. Mengurangi resiko

cidera karena

(56)

49

5. Pantau pembersihan kuku sesuai

dengan kemampuan perawatan diri.

6. Fasilitasi sikat gigi yang sesuai.

7. Pantau integritas kulit.

8. Pertahankan ritual kebersihan

saat melakukan

perawatan diri.

5. Kebersihan kuku

sangat penting dalam

mencegah resiko

terjadinya penyakit

6. Kebersihan gigi

penting untuk

meningkatkan

kenyamanan, dan

selera makan klien.

7. Kerusakan kulit

karena ketidak

pedulian klien untuk

merawat diri bagian

kulit sehingga

menimbulkan seperti

iritasi.

8. Mempertahankan

rutinitas perawatan

(57)

50 Selasa,

19 Mei 2015

2. a. NIC : Bantuan perawatan diri berpakaian/ Self care assistance : dressing/ grooming.

b. Dengan aktivitas :

1. Pertimbangkan budaya pasien ketika

mempromosikan aktivitas perawatan

diri.

2. Sediakan pakaian pasien ditempat

yang mudah untuk dijangkau.

3. Beri bantuan dalam berpakaian jika

diperlukan.

4. Pertahankan privasi klien ketika klien

berpakaian.

1. Kebudayaan dan

nilai pribadi

mempengaruhi

kemampuan

perawatan

Personal

hygiene sebab

seseorang dari

latar belakang

kebudayaan

yang berbeda

akan mengikuti

praktik

perawatan.

2. Mengurangi

resiko cidera

karena

kelemahan fisik

saat melakukan

perawatan diri.

dengan hormat

saat melakukan

(58)

51 Selasa,

19 Mei 2015

3. NIC : Self care assistance : toileting. Dengan aktivitas :

1. Bantu pasien ke kamar mandi.

2. Bantu membuka pakaian klien

saat melakukan eliminasi.

3. Pertahankan privasi klien selama

melakukan eliminasi.

4. Fasilititasi alat kebersihan

eliminasi setelah selesai

melakukan eliminasi.

5. Bantu untuk membersihkan atau

menyiram kamar mandi setelah

selesai melakukan eliminasi.

1. Memudahkan klien

untuk melakukan

eliminasi.

2. Kelemahan fisik

yang dialami klien

akan membuat

kesulitan membuka

pakaian sebelum

melakukan eliminasi.

3. Klien harus

mendapatkan privasi

yang diperlukan

dengan hormat saat

lingkungan disekitar

(59)

52 Selasa,

19 Mei 2015

4. NIC : Self Esteem Enhancement. Dengan aktivitas :

1. Klien mampu mempertahankan

kontak mata dalam berkomuniksi

dengan orang lain.

2. Klien mampu mengidentifikasi

respon positif terhadap orang

lain.

3. Klien mampu menerima kritik

dari orang lain.

NIC : Self care assistance. Dengan aktivitas :

1. Pantau klien untuk perangkat

adaptif untuk kebutuhan

kebersihan pribadi, ganti, dandan,

toilet, dan makan untuk

meningkatkan kemampuan.

2. Pantau kemampuan klien untuk

perawatan diri mandiri.

1. Meningkatkan

rasa percaya diri

terhadap respon

klien dalam

berkomunikasi.

2. Mengurangi

pemikiran dan

perasaan negatif

terhadap klien.

3. Klien dapat

meningkatkan

koping terhadap

kritik dan saran

yang diberikan

orang lain.

1. Peingkatkan

kemampuan dalam

(60)

53 Selasa,

19 Mei 2015

5. NIC : Dukungan Spritual/ Spritual Support.

Dengan aktivitas :

1. Bantu klien dalam komunikasi

terapi untuk membangun

kemauan dan empati terhadap

keyakinan beribadah.

2. Hormati dan perlakukan klien

dengan baik.

3. Berikan privasi dan waktu kepada

klien untuk spiritual/beribadah.

4. Berikan kesempatan kepada klien

untuk mendiskusikan beraneka

ragam kepercayaan yang ada di

dunia.

1. Memperhatikan

kebutuhan

beribadah klien

terhadap

wawasan klien

untuk saling tukar

pikiran terhadap

sistem

(61)

54 6. Pelaksanaan Keperawatan

No.

Dx Hari/Tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) 1. Rabu,

20 Mei 2015

Bantuan perawatan diri mandi :

1. Mempertimbangkan budaya

klien ketika

mempromosikan aktivitas

perawatan diri.

2. Mempertimbangkan usia

klien ketika

mempromosikan aktivitas

perawatan diri.

3. Menentukan jumlah dan

jenis bantuan yang

dibutuhkan.

4. Meletakkan handuk,sabun

dan peralatan lain yang

diperlukan di didekat kamar

mandi.

5. Memantau pembersihan

kuku sesuai dengan

kemampuan perawatan diri.

6. Memfasilitasi sikat gigi

yang sesuai.

7. Memantau integritas kulit.

8. Mempertahankan ritual

kebersihan.

bau mulut berkurang.

3. Kulit klien tampak

bersih.

4. Klien mampu

melakukan perawatan

mulut secara mandiri

5. Klien masih sangat

perawatan diri : mandi dengan skala 3.

Rencana tindakan

selanjutnya:

(62)

55 2. Rabu,

20 Mei 2015

Bantuan perawatan diri berpakaian :

1. Pertimbangkan budaya

klien ketika

mempromosikan

aktivitas perawatan diri.

2. Menyediakan pakaian

klien ditempat yang

mudah untuk dijangkau.

3. Memberi bantuan dalam

berpakaian jika

diperlukan.

4. Mempertahankan privasi

klien ketika klien

berpakaian.

S : Klien mengatakan

merasa nyaman setelah

pakaian diganti.

O :

1. Klien terlihat rapi

setelah dibantu.

mengenakan pakaian

2. Klien lebih bersih dan

nyaman.

3. Klien masih belum

berpakaian secara

mandiri.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Dalam 1x6 jam klien

akan mampu

menunjukkan perawatan

diri : berpakaian dengan skala 3.

Rencana tindakan

selanjutnya :

(63)

56 3. Rabu,

20Mei 2015

Bantuan perawatan diri eliminasi :

1. Membantu klien ke

kamar mandi.

2. Membantu membuka

pakaian klien saat

melakukan eliminasi.

3. Mempertahankan

privasi klien selama

melakukan eliminasi.

4. Memfasilitasi alat

kebersihan eliminasi

setelah selesai

melakukan eliminasi.

5. Membantu untuk

membersihkan atau

menyiram kamar

mandi setelah selesai

melakukan eliminasi.

S : Klien mengatakan ingin

melakukan eliminasi

O :

1. Eliminasi klien berjalan

dengan baik setelah dibantu

berpindah ke kamar mandi

2. Klien belum mampu

melakukan hygiene eliminasi

dengan benar

3. Klien belum mampu

menyiram toilet setelah

melakukan eliminasi.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Dalam 1x6 jam klien akan

mampu menunjukkan

perawatan diri : eliminasi dengan skala 3.

Rencana tindakan selanjutnya:

(64)

57 No.

Dx Hari/Tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) 1. Kamis,

21 Mei 2015

Bantuan perawatan diri mandi :

1. Mempertimbangkan

budaya klien ketika

mempromosikan

aktivitas perawatan diri.

2. Mempertimbangkan usia

klien ketika

mempromosikan

aktivitas perawatan diri.

3. Menentukan jumlah dan

jenis bantuan yang

dibutuhkan.

4. Meletakkan

handuk,sabun dan

peralatan lain yang

diperlukan di didekat

kamar mandi.

5. Memantau pembersihan

kuku sesuai dengan

kemampuan perawatan

diri.

6. Memfasilitasi sikat gigi

yang sesuai.

7. Memantau integritas

kulit.

8. Mempertahankan ritual

kebersihan.

S : Klien mengatakan merasa segar dan nyaman

setelah mandi

O :

1. Ketombe pada rambut

berkurang.

2. Pada bagian mulut,

gig lebih bersih dan

bau mulut berkurang.

3. Kulit klien terlihat

bersih.

4. Klien mampu

melakukan perawatan

mulut secara mandiri

5. Klien masih sangat

menunjukkan perawatan

diri : mandi dengan skala 3.

Rencana tindakan

selanjutnya :

(65)

58 2. Kamis,

21 Mei 2015

Bantuan perawatan diri berpakaian :

1. Pertimbangkan budaya

klien ketika

mempromosikan

aktivitas perawatan diri.

2. Menyediakan pakaian

klien ditempat yang

mudah untuk dijangkau.

3. Memberi bantuan dalam

berpakaian jika

diperlukan.

4. Mempertahankan privasi

klien ketika klien

berpakaian.

S : Klien mengatakan

merasa nyaman setelah

pakaian diganti.

O :

1. Klien terlihat rapi

setelah dibantu.

mengenakan pakaian

2. Klien lebih bersih dan

nyaman.

3. Klien masih belum

berpakaian secara

mandiri.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Dalam 1x6 jam klien

akan mampu

menunjukkan perawatan

diri : berpakaian dengan skala 3.

Rencana tindakan

selanjutnya :

(66)

59 3. Kamis,

21 Mei 2015

Bantuan perawatan diri eliminasi :

1. Membantu klien ke

kamar mandi.

2. Membantu membuka

pakaian klien saat

melakukan eliminasi.

3. Mempertahankan

privasi klien selama

melakukan eliminasi.

6. Memfasilitasi alat

kebersihan eliminasi

setelah selesai

melakukan eliminasi.

7. Membantu untuk

membersihkan atau

menyiram kamar

mandi setelah selesai.

S : Klien mengatakan ingin

melakukan eliminasi

O :

1. Eliminasi klien berjalan

dengan baik setelah dibantu

berpindah ke kamar mandi.

2. Klien belum mampu

melakukan hygiene eliminasi

dengan benar.

3. Klien belum mampu

menyiram toilet setelah

melakukan eliminasi.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Dalam 1x6 jam klien akan

mampu menunjukkan

perawatan diri: eliminasi dengan skala 3.

Rencana tindakan selanjutnya:

Referensi

Dokumen terkait

Serta rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan khususnya Program Studi DIII Keperawatan Stambuk 2011 yang telah mendukung selama

Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses dan Keperawatan.. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kemudahan bagi penulis sehingga dapat

Nursing Outcames Clasification (NOC).Third Edition.Mosby : Lowa city.. Jakarta:

Klien mengatakan bahwa orang yang paling berarti bagi dirinya ialah kedua orang tuanya terutama ibunya, karena klien sering bercerita jika klien mempunyai masalah dan

keperawatan pada klien dengan masalah pemenuhan kebutuhan dasar. perawatan diri di ruang

Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Tn.R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene: Defisit Perawatan Diri di RS Jiwa

Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Jakarta: