LEARNING DANCE MOVEMENT AND SONG ON GRADE B3 AT KARTIKA II-31 KINDERGARDEN BANDAR LAMPUNG USE
DEMONSTRATION METHODE
By SENDY ANISA
It is revealed in this study is learning dance movement dance and song by using demonstration at Kartika II-31 kindergarden Bandar Lampung. This research describe a learning of dance movement and song using demonstration at kindergarden Kartika II-31 Bandar Lampung year 2013/2014.
The desaign of this research is qualitative descriptive. The research uses theories learning and demonstration methode.The sources of data in this research are teachers and students amounting to 16. The reseacher uses several techniques to collect the data by observation, interview, documentation, and pratice test.
Learning dance movement and song at kindergarden Kartika II-31 in Bandar Lampung using demonstration method through three steps are explaning the subject, teacher demonstration and students pratice the movement that have been demonstrated. According to the research it is difficult for students on third step, learning dance movement dan song wit average score 68 is categorized as good. The assessment is given through three ascpects wiraga, wirasa dan wirama. Besides, there is an assessmet about the learning activity in every meeting
PEMBELAJARAN GERAK TARI DAN LAGU DENGAN
MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI TK KARTIKA II-31 BANDAR LAMPUNG
OLEH: SENDY ANISA
Masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pembelajaran gerak tari dan lagu dengan menggunakan metode demonstrasi di TK Kartika II-31 Bandar Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran gerak tari dan lagu di TK Kartika II-31 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran dan metode demonstrasi.Sumber data pada penelitian ini adalah guru dan 16 siswa perempuan di kelas B3 TK Kartika II-31 Bandar Lampung. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan tes praktik.
Pembelajaran gerak tari dan lagu di TK Kartika II-31 Bandar Lampung dengan menggunakan tiga tahap yaitu menjelaskan materi, guru mendemonstrasikan dan siswa mempraktikan gerak yang telah didemonstrasikan.
Hasil penelitian yang dilaksanakan di TK Kartika II-31 Bandar Lampung menunjukan siswa lebih bersemangat menari menggunakan lagu. Pembelajaran gerak tari dan lagu dengan menggunakan metode demonstrasi mendapat rata-rata nilai 68 sehingga dikategorikan baik. Penilaian diberikan melalui tiga aspek yaitu wiraga, wirasa, dan wirama selain itu juga diadakan penilaian tentang aktivitas belajar siswa pada setiap pertemuan.
(Skripsi)
Oleh SENDY ANISA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Gambar 1.Ragam gerak tari kenui ngangkat ko kepi ... 24
2. Gambar 2.Ragam gerak tari kenui ngangkat ko kepi ... 24
3. Gambar 3.Ragam gerak tari samber melayang ... 25
4. Gambar 4.Ragam gerak tari samber melayang ... 25
5. Gambar 5.Ragam gerak lapah ngusung siger ... 26
6. Gambar 6.Ragam gerak lapah ngusung siger ... 26
7. Gambar 7.Ragam gerak mutokh mampam kebelah ... 27
8. Gambar 8.Ragam gerak mutokh mampam kebelah ... 27
9. Gambar 9.Busana tari kupu-kupu ... 25
10. Gambar 10.Busana tari kupu-kupu ... 25
11. Gambar 11.Guru sedang menjelaskan materi ... 48
12. Gambar 12.Guru sedang menjelaskan materi ... 49
13. Gambar 13 Siswa melakukan gerak samber melayang. ... 52
14. Gambar 14.Siswa melakukan gerak samber melayang ... 53
15. Gambar 15.Siswa melakukan gerak lapah ngusung siger ... 55
16. Gambar 16.Siswa melakukan gerak lapah ngusung siger. ... 66
17. Gambar 17.Siswa melakukan gerak kenui ngangkat ko kepi ... 75
18. Gambar 18.Siswa melakukan gerak mutokh mampam kebelah ... 76
19. Gambar 19.Siswa melakukan gerak samber melayang ... 84
20. Gambar 20.Siswa melakukan gerak tari menggunakan lagu ... 95
21. Gambar 21.Siswa melakukan gerak tari dengan penghayatan ... 96
22. Gambar 22.Siswa melakukan gerak kenui ngangkat ko kepi ... 106
23. Gambar 23.Siswa melakukan gerak tari belum kompak ... 107
24. Gambar 24.Siswa menari menggunkan kostum ... 115
DAFTAR GRAFIK
Gambar Halaman
1. Gambar 1. Lembar Pengamatan Aktivitas siswa Pertemuan Kedua ... 121
2. Gambar 2 Lembar Pengamatan Aktivitas siswa Pertemuan Ketiga ... 121
3. Gambar 3. Lembar Pengamatan Aktivitas siswa Pertemuan Keempat ... 122
4. Gambar 4. Lembar Pengamatan Aktivitas siswa Pertemuan Kelima ... 122
5. Gambar 5. Lembar Pengamatan Aktivitas siswa Pertemuan Keenam ... 123
6. Gambar 6. Lembar Pengamatan Aktivitas siswa Pertemuan Ketujuh ... 123
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
HALAMAN JUDUL ... iii
PERSETUJUAN ... iv
PENGESAHAN ... v
PERNYATAAN ... vi
RIWAYAT HIDUP ... vii
MOTTO ... viii
PERSEMBAHAN ... ix
SANWACANA ... ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR GRAFIK ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 6
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... ...8
2.1 Landasan Teori ... 10
2.2 Pembelajaran... 10
2.3 Pembelajaran Anak Usia Dini ... 12
2.4 Pendidikan Anak Usia Dni ... 13
2.4.1 Kurikulum Pendidikan TK ... 14
2.5 Metode Pembelajaran ... 16
2.5.1 Metode Demonstrasi ... 16
2.5.2 Cara Penyajian Demonstrasi ... 17
2.6.Seni Tari... 18
2.6.1 Aspek-Aspek Tari ... 19
2.6.2 Gerak Tari ... 20
2.6.3 Ragam Gerak Tari ... 21
2.7 Lagu ... 29
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
3.1 Jenis Penelitian ... 31
3.2 Sumber Data ... 31
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 32
3.3.1 Observasi ... 32
3.3.2 Wawancara ... 32
3.3.3 Dokumentasi ... 33
3.3.4 Tes Praktik ... 33
3.4 Instrumen Penilaian ... 34
3.5 Teknik Analisis Data ... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42
4.1Gambaran Umum Objek Penelitian ... 42
4.2Visi dan Misi TK Kartika II-31 Bandar Lampung ... 43
4.3Profil Guru TK Kartika II-31 Bandar Lampung ... 44
4.4Identitas Sekolah ... 44
4.5Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 44
4.6Permohonan Izin ... 45
4.6.1 Pertemuan Pertama ... 47
4.6.2 Pertemuan Kedua ... 51
4.6.3 Pertemuan Ketiga ... 62
4.6.4 Pertemuan Keempat ... 71
4.6.5 Pertemuan Kelima ... 82
4.6.6 Pertemuan Keenam ... 94
4.6.7 Pertemuan Ketujuh ... 104
4.6.8 Pertemuan Kedelapan ... 114
4.7Penyajian Data ... 118
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 119
5.2 Saran ... 120
DAFTAR PUSTAKA ... 121
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Tabel 1. Ragam Gerak Tari ... 21
2. Tabel 2. Instrumen Penilaian Test Praktik ... 34
3. Tabel 3. Instrumen Penilaian Test Praktik ... 34
4. Tabel 4. Instrumen Penilaian Test Praktik ... 34
5. Tabel 5. Instrumen Penilaian Aktivitas Belajar Siswa ... 37
6. Tabel 6. Instrumen Penilaian Aktivitas Belajar Siswa ... 37
7. Tabel 7. Instrumen Penilaian Aktivitas Belajar Siswa ... 37
8. Tabel 8. Instrumen Penilaian Aktivitas Belajar Siswa ... 38
9. Tabel 9. Presentase Untuk Skala 5 ... 38
10. Tabel 10. Instrumen Pengamatan Proses Pembelajaran ... 39
11. Tabel 11. Perhitungan Presentase Untuk Skala 5. ... 42
12. Tabel 12. Pelaksanaan Proses Pembelajaran Pada Setiap Pertemuan ... 46
13. Tabel 13. Nama Siswa Kelas B3 TK Kartika II-31 Bandar Lampung ... 46
14. Tabel 14. Pengamatan Menari Siswa Berdasarkan Deskriptor Gerak...…... 57
15. Tabel 15. Hasil Pengamatan Menari Siswa Berdasarkan Deskriptor... 67
16. Tabel 16. Hasil Pengamatan Menari Siswa Berdasarkan Deskriptor... 88
17. Tabel 17. Hasil Pengamatan Menari Siswa Berdasarkan Deskriptor... 98
18. Tabel 18. Hasil Pengamatan Menari Siswa Berdasarkan Deskriptor... 108
19. Tabel 19. Hasil Pengamatan Menari Siswa Berdasarkan Deskriptor... 116
“Success isn’t what makes you happy. It Really isn’t. Success is doing what makes you happy and doing good work and hopefully having a fruitly life”
(Phili Seymour Hoffman)
“Why worry, if you’ve done thevery best you can, worrying won’t make it any better”
Puji syukurku ucapkan kepada Allah dan dari lubuk hati yang paling dalamku persembahkan karya ini dengan cinta kasih kepada:
1. Kedua orang tuaku tersayang Bapak dan Ibuku yang selalu merawatku dari kecil hingga sekarang tumbuh menjadi dewasa dengan memberikanku kasih sayang berlimpah yang tidak akan pernah bisa dinilai dengan apapun. Hanya ucapan kecil dari bibirku yang dapat ku persembahkan. Terimakasih untuk Bapak dan Ibuku tersayang karena dengan keringat kalian aku bisa sampai seperti ini.
Penulis dilahirkan di Kota Bandar Lampung pada tanggal 14 Maret 1992, anak kedua dari dua bersaudara, putri dari Abner Sianturi dan Sugiati Hutabarat.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh penulis antara lain
1. TK Kartika II-31 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 1998, 2. SD Kartika II-6 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2004, 3. SMP Negeri 25 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2007, 4. SMA Negeri 2 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2010,
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, puji syukur penulisan ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pembelajaran gerak tari dan lagu dengan menggunakan metode demonstrasi di TK Kartika II-31 Bandar Lampung” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Seni Tari, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
1. Hasyimkan, S.Sn., M.A. selaku Pembimbing I yang telah membimbing, memberi saran, arahan, dan nasihat demi terselesainya skripsi ini;
2. Dr. I Wayan Mustika, M.Hum selaku Pembimbing II yang telah membimbing, memberi saran, arahan, dan nasihat demi terselesainya skripsi ini;
3. Agung Kurniawan, S.Sn., M.Sn selaku Pembahas yang telah membimbing, memberi saran, arahan, dan nasihat demi terselesainya skripsi ini;
4. Fitri Daryanti, S.Sn., M.Sn. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung atas bimbingan dan masukannya selama ini;
5. Dr. Muhammad Fuad, M. Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung; 6. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung;
7. Dosen Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis;
8. Staf dan karyawan di Program Studi Seni Tari yang banyak membantu penulis.
9. Bapak dan Ibu guru TK Kartika II-31 Bandar Lampung dan siswa kelas B3, terimakasih atas kerja sama dan bantuannya;
13.Teman-teman seperjuangan angkatan 2010, perempuan-perempuan gigih dan laki-laki perkasa sepenanggungan serta adik-adik tingkatku, terima kasih atas bantuan-bantuannya;
14.Rekan-rekan peserta PPL dan KKN di SMP Satu Atap Satu Gunung Terang Tulang Bawang Barat terima kasih atas kebersamaan yang begitu berharga.
15.Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini tanpa terkecuali, terima kasih banyak.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Bandar Lampung, 9 Agustus 2014 Penulis,
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar seseorang secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara (Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, 2003:4). Jenjang
pendidikan formal bagi anak dapat dimulai dari pendidikan usia dini, pendidikan
dasar, pendidikan menengah, maupun pendidikan tinggi.
Mutu pendidikan yang baik diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang
cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Dewasa ini pendidikan merupakan
persoalan yang sangat penting untuk mengembangkan manusia yang berkualitas,
sehingga mampu untuk menjawab tatangan pada era globalisasi. Perubahan dan
perbaikan terus dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan pada
semua tingkat sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Tujuan pendidikan di
Indonesia tertulis pada Undang-Undang Republik Indonesia (UURI) Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta peraturan-peraturan
pemerintah yang berkaitan dengan pendidikan. Tujuan pendidikan nasional
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Secara umum tujuan-tujuan pendidikan di
Indonesia, baik tujuan-tujuan sekolah, perguruan tinggi, maupun tujuan nasional
sudah mencakup 3 ranah perkembangan manusia, seperti tertulis dalam teori-teori
pendidikan, yaitu perkembangan: afeksi, kognisi, psikomotor (Pidarta, 2009: 15).
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu. Siswa adalah subjek dan objek utama untuk mendapatkan
pelayanan dalam proses pendidikan. Dengan kata lain proses pendidikan akan
lebih bermakna jika dilakukan oleh, dari, dan untuk peserta didik.
Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar
yang merupakan suatu upaya pembinaan bagi anak sejak lahir sampai usia enam
tahun melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu perkembangan
jasmani dan rohani. Hal ini dimaksudkan agar anak memiliki kesiapan memasuki
pendidikan lanjut yang diselenggarakan pada jalur formal dan informal (Isjoni,
2011:73). Pendidikan pada jenjang ini dinilai penting dalam rangka membentuk
kesiapan anak untuk menghadapi masa depannya.
Masa lima tahun pertumbuhan dan perkembangan anak sering disebut sebagai
masa keemasan karena pada masa itu fisik dan segala kemampuan pada anak
berkembang pesat (Mutiah, 2012:8). Salah satu kemampuan pada anak TK yang
berkembang dengan pesat adalah kemampuan fisik atau motoriknya.
Pengembangan kemampuan motorik bagi anak pendidikan usia dini diwujudkan
melalui pembelajaran seni tari.
Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dan sumber belajar pada suatu
lingkungan (Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, 2003:6). Belajar
adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman (bukan
hasil perkembangan, pengaruh obat, atau kecelakaan) dan bisa melaksanakannya
pada pengetahuan lain serta mampu mengkomunikasikannya kepada orang lain
(Pidarta, 2009: 206). Belajar dimaksudkan untuk menimbulkan perubahan
perilaku yaitu perubahan dalam tiga hal yakni afeksi, kognisi, psikomotor.
Perubahan perilaku hasil belajar itu merupakan perubahan perilaku yang relevan
dengan tujuan pembelajaran. Pembelajaran seni tari bagi anak tidak hanya belajar
mensinkronisasi gerak tari dan lagu, tetapi juga menjaga kekompakan gerak
dengan teman lainnya. Hal yang didapat melalui latihan dalam pembelajaran seni
tari antara lain: siswa belajar meniru, menurunkan egonya, menimbulkan rasa
bangga, memiliki sifat berani, mampu mengendalikan emosi, menumbuhkan rasa
bertanggung jawab, dan mandiri (Isjoni, 76:2011). Melalui pembelajaran seni tari
inilah guru secara tidak langsung juga berusaha menumbuhkan kecintaan terhadap
budaya, terutama budaya lokal.
Sekolah adalah lembaga yang berperan penting dalam pengembangan
kemampuan siswa. Seni budaya di sekolah pada umumnya diarahkan untuk
menumbuhkan kepekaan rasa estetik dan artistik sehingga terbentuk sikap kritis,
mungkin dapat tumbuh jika dilakukan serangkaian proses kegiatan pada siswa
yang terlibat dalam segala aktifitas seni dalam kelas.
Dipilih metode demonstrasi karena metode tersebut tidak terlalu rumit.
Pada proses pembelajaran dapat dilakukan dengan mendemonstrasikan secara
langsung gerakan-gerakan sederhana sehingga akan mudah ditirukan oleh siswa
TK. Metode demonstrasi adalah salah satu metode untuk membelajarkan siswa
untuk melihat apa yang dikerjakan oleh guru (Subana, 2009:111).
Metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti cara atau jalan. Jadi metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai
sasaran yang diperlukan bagi penggunanya (Subagyo, 2011:1). Metode
merupakan cara yang dalam bekerjanya merupakan alat mencapai tujuan kegiatan
(Moeslichatoen, 2004:7). Metode pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru
dalam mengajar untuk memberikan materi kepada siswa (Isjoni, 2009:84).
Demonstrasi ialah suatu metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu
proses atau suatu cara kerja benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.
Metode ini menghendaki guru lebih aktif dibandingkan peserta didik. Guru yang
melakukan suatu. Dilain waktu anak didik juga bisa melakukan demonstrasi, baik
secara berkelompok atau individu, dengan mendapat bimbingan dari guru bila
diperlukan. Dengan metode ini anak didik dituntut memperlihatkan suatu objek
atau proses dengan mendemonstrasikan (Djamarah,1997:239).
Tingkat pencapaian perkembangan untuk siswa usia 4 sampai 5 tahun pada
lingkup perkembangan motorik dapat dilakukan dengan meminta siswa
menghasilkan suatu bentuk dengan menggunakan lagu (Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tentang Pendidikan Anak
Usia Dini, 2009:9). Anak TK memiliki karakter yang unik seperti aktif bergerak,
berlari, melompat, dan memiliki rasa yang besar terhadap sesuatu yang baru di
lingkungannya.
Gerak hewan yang akan dipelajari siswa dalam pembelajaran seni tari adalah
gerak kupu-kupu. Dipilih gerak kupu-kupu karena gerak kupu-kupu itu indah dan
mudah ditiru. Kupu-kupu mengajarkan untuk memliliki interaksi antara satu
dengan yang lain saling membantu untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
untuk orang lain. Gerak tari yang dapat digunakan berasal dari gerak tari muli siger yaitu gerak lapah ngusung siger, samber melayang, kenui ngangkat ko kepi dan mutokh mampam kebelah (Mustika, 2012:34). Gerak tari tersebut dipilih karena menyerupai gerak kupu-kupu. Selanjutnya gerak tersebut dapat diiringi
dengan lagu yang juga dikenal oleh siswa yaitu lagu Kupu-Kupu yang Lucu karya Sud. Mendengarkan lagu Kupu-Kupu yang Lucu dapat mengembangkan potensi atau kecerdasan siswa karena dalam lagu tersebut menceritakan tentang hal positif
dari kupu-kupu seperti mempunyai sifat gigih dan cinta kepada sesama mahluk
(Sheppard, 2007: 207). Maka dari itu pada pembelajaran gerak tari yang akan
diberikan kepada siswa yaitu gerak tari yang menyerupai gerak kupu-kupu dan
menggunakan lagu anak yang berjudul Kupu-Kupu yang Lucu karya Sud.
Salah satu sekolah yang mengajarkan seni tari adalah TK Kartika II-31 Bandar
Lampung. Pembelajaran seni tari yang dilaksanakan selama ini, guru hanya
disk (CD) yang dijual di pasaran. Padahal para siswa memiliki semangat yang tinggi untuk belajar menari. Hal ini disebabkan latar pendidikan guru yang bukan
berasal dari pendidikan seni tari, sehingga pengetahuan tentang macam-macam
gerak tari kurang bervariasi. Pembelajaran gerak tari di butuhkan karena karakter
anak usia TK aktif bergerak, melompat, dan berlari. Untuk mendukung hal positif
tersebut maka guru ingin mengajarkan gerakan yang baru dan mendidik siswa TK
salah satunya melalui gerak tradisional Lampung dan menyerupai gerak
kupu-kupu. Noni Prihastuti sebagai wali kelas B3 memberikan saran kepada guru mata
pelajaran dalam mengajarkan tari kepada siswa TK. Pembelajaran sebaiknya
dilakukan dengan memberikan gerak tari secara keseluruhan sampai siswa mampu
menghapalnya. Setelah itu gerak tari dikombinasikan dengan lagu. Akhirnya, guru
mengikuti saran Noni dalam membelajarkan tari di sekolah.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dilakukan penelitian mengenai “Pembelajaran gerak tari dan lagu dengan menggunakan metode
demonstrasi di TK Kartika II-31 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014”
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah pembelajaran gerak tari dan lagu dengan menggunakan metode
demonstrasi di TK Kartika II-31 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014?
1.3 Tujuan Penelitian
Mendeskripsikan pembelajaran gerak tari dan lagu dengan metode demonstrasi di
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi sekolah, memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya mengadakan
perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan mutu pendidikan siswa.
1.4.2 Bagi guru, menjadi masukan untuk meningkatkan pengetahuan dibidang
seni tari.
1.4.3 Bagi peneliti, menjadi acuan untuk penelitian berikutnya dan berguna bagi
pengembangan ilmu ke arah yang lebih baik.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian 1. Subjek Penelitian.
Subjek dalam penelitian ini adalah 16 siswa perempuan di kelas B3 TK Kartika
II-31 Bandar Lampung.
2. Objek Penelitian.
Objek penelitian ini adalah pembelajaran gerak tari dan lagu menggunakan
metode demonstrasi.
3.Tempat Penelitian.
Tempat penelitian ini adalah TK Kartika II-31 Bandar Lampung.
4.Waktu Penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian ini masih orisinal apabila diamati dari buku-buku serta penelitian yang
telah ada. Buku-buku penelitian yang didapatkan tentang pembelajaran gerak tari
dan lagu serta metode demosntrasi belum ada yang mencatat tentang
pembelajaran gerak tari dan lagu dengan metode demonstrasi di TK Kartika II-31
Bandar Lampung.
Sutikno menjelaskan dalam bukunya yang berjudul ‘Belajar & Pembelajaran’ bahwa, pembelajaran adalah segala-segala upaya yang dilakukan oleh guru agar
terjadi proses belajar dari siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran ada
kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai
hasil yang diinginkan. Pembelajaran lebih menekankan pada cara-cara untuk
mencapai tujuan dan berkaitan dengan bagaimana cara mengordinisasikan materi
pelajaran, dan mengelola pembelajaran.
Mustika menjelaskan dalam bukunya yang berjudul ‘Tari Muli Siger’ bahwa,
tubuh manusia sangat bisa membuat pola gerak pada waktu dan ruang tertentu,
mampu membuat tarian yang unik dan menggambarkan tarian yang bernilai, baik
secara tradisional maupun kebentuk tari modern (kemasa kinian). Gerak tari yang
Mustika menjelaskan dalam bukunya yang berjudul ‘Teknik Dasar Gerak Tari Lampung’ bahwa, sikap gerak dasar tari Lampung biasanya diambil dari
gerak-gerak keseharian yang ada di dalam dari gerak-gerak-gerak-gerak keseharian yang ada di
dalam kehidupan masyarakat dan juga dari gerak hewan maupun
tumbuh-tumbuhan. Alam ini dapat memberikan inspirasi dalam bereksplorasi tentang
pencaharian gerak-gerak tari baru.
Sheppard menjelaskan dalam bukunya berjudul ‘Music Make Your Children Smarter’ bahwa, lagu adalah alat yang digunakan untuk memperoleh kemampuan kita dalam berbahasa. Lagu membantu kita membentuk hubungan dengan orang
lain, anak-anak suka sekali berhubungan dekat dengan orang tua, teman-temannya
melalui lagu. Lagu dapat menjadi wadah mengagumkan untuk mendapatkan
sejumlah informasi yang saling berhubungan. Kita secara genetik memiliki
kecenderungan untuk mengingat lagu yang panjang dan kompleks dengan cara
yang jauh lebih efesien daripada yang bisa kita lakukan ketika mengingat tulisan.
Subana menjelaskan dalam bukunya yang berjudul ‘Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia’ bahwa, metode demonstrasi adalah salah satu metode untuk
membelajarkan siswa untuk melihat apa yang dikerjakan oleh guru. Jadi,
demonstrasi adalah cara mengajar guru dengan menunjukan atau memperlihatkan
suatu proses sehingga siswa dapat melihat, mengamati, mendengar, meraba-raba,
2.1 Landasan Teori
Landasan teori ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang
kokoh, dan bukan hanya sekedar perbuatan coba-coba (trial and error). Adanya landasan teoritis ini merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah
yang mendapatkan data. Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi
yang berfungsi untuk melihat fenomena yang sistematik, melalui spesifikasi
hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan
meramalkan fenomena (Sugiyono, 2013:52). Teori yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teori pembelajaran dan metode demonstrasi.
2.2 Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan (Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional,
2003:6). Sehubungan dengan pembelajaran, ada empat hal yang terkait dengan
teori pembelajaran, yaitu:
1. Teori pembelajaran harus memerhatikan bahwa terdapat banyak
kecenderungan cara belajar siswa dan kecenderungan ini sudah dimiliki
siswa jauh sebelum masuk sekolah.
2. Teori ini juga terkait adanya struktur pengetahuan. Ada tiga hal yang
terkait dengan struktur pengetahuan berikut:
a. Struktur pengetahuan harus mampu menyederhanakan suatu informasi
yang sangat luas.
b. Struktur tersebut mampu membawa siswa kepada hal-hal yang baru,
c. Struktur pengetahuan harus mampu meluaskan cakrawala berfikir
siswa, mengombinasikannya dengan ilmu-ilmu lain.
3. Teori pembelajaran juga terkait dengan hubungan yang optimal. Seorang
guru harus mampu mencari hubungan yang mudah tentang suatu yang
akan diajarkan agar murid lebih mudah menangkap informasi tersebut.
4. Teori pembelajaran terkait dengan penghargaan dan hukuman (Thobroni
dan Mustafa, 2011:16).
Pembelajaran adalah segala-segala upaya yang dilakukan oleh guru agar terjadi
proses belajar dari siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran ada kegiatan
memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Pembelajaran lebih menekankan pada cara-cara untuk mencapai
tujuan dan berkaitan dengan bagaimana cara mengordinisasikan materi pelajaran,
dan mengelola pembelajaran.
Ada tiga aspek fokus pada sistem pembelajaran yaitu :
1. Siswa merupakan faktor penting sebab tanpa siswa tidak akan ada proses
belajar.
2. Proses belajar adalah apa saja yang dihayati oleh siswa apabila mereka
belajar.
3. Situasi belajar adalah lingkungan tempat proses belajar dan semua faktor
yang mempengaruhi proses belajar seperti pendidik, kelas, dan interaksi di
dalamnya (Sutikno, 2013:32).
Pada proses pembelajaran, kedudukan guru sudah tidak dapat lagi dipandang
senantiasa membimbing dan membantu para siswa. Peran guru berubah (1)sebagai
penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, ahli materi, dan sumber segala
jawaban, menjadi sebagai fasilitator pembelajaran, pelatih, kolaborator, dan mitra
belajar. (2) dari mengendalikan dan mengarahkan aspek pembelajaran, menjadi
lebih banyak memberikan alternatif dan tanggung jawab kepada setiap siswa
dalam proses pembelajaran. Sementara itu peran siswa telah mengalami
pergeseran dari penerima informasi yang pasif menjadi partisipan yang aktif
dalam proses pembelajaran. Peran siswa (1) dari mengungkapkan kembali
pengetahuan menjadi menghasilkan dan berbagi pengetahuan. (2) dari
pembelajaran sebagai aktivitas indivisual menjadi pembelajaran berkolabiratif
dengan siswa lain (Sutikno, 2013:33).
2.3 Pembelajaran Anak Usia Dini.
Pembelajaran anak usia dini adalah hasil dari interaksi antara pemikiran anak dan
pengalamannya dengan materi-materi, ide-ide, dan representasi mentalnya tentang
dunia sekitarnya. Orang tua, guru atau pendidik dapat mengidentifikasi tentang
ketepatan tingkah laku, aktivitas, dan materi-materi yang diperlukan untuk
memahami pola perkembangan anak, kekuatan, minat, dan pengalaman serta
untuk merancang lingkungan pembelajaran yang sesuai (Isjoni, 2011:73).
Banyak aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Aktivitas tidak
cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti lazim terdapat di
sekolah-sekolah tradisional. Ada beberapa kegiatan aktivitas siswa antara lain (Sardiman,
1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
2. Listening activities, seperti : mendengarkan : uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.
3. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun,
berternak.
4. Emotional activities, seperti : menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Aktivitas belajar siswa telah diurai di atas, dapat menunjukan bahwa aktivitas
sangat kompleks dan bervariasi. Kalau berbagai macam kegiatan tersebut dapat
diciptakan di sekolah, tentu sekolah sekolah akan lebih dinamis, tidak
membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal dan
memperlancar peranannya sebagai pusat transformasi kebudayaan (Sardiman,
2012:102).
2.4. Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling mendasar
menempati posisi paling strategis dalam perkembangan sumber daya manusia.
Pendidikan anak usia dini sangat penting dilakukan, karena dalam pendidikan
tersebut merupakan dasar bagi pembentukan kepribadian manusia, sebagai peletak
dasar budi luhur, kepandaian, dan keterampilan (Mutiah, 2012:2).
Isjoni (2011:44) program pendidikan anak usia dini memiliki beberapa bentuk.
Tiap bentuk tersebut memiliki kekhasan masing-masing. Secara rinci
1. Pendidikan Keluarga (0-2 tahun)
Pada tahap ini pendidikan anak masih berada pada lingkungan terkecil,
yakni keluarga. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan pertama dan
utama bagi anak, sebab pendidikan keluarga merupakan fondasi bagi anak
untuk membangun struktur kepribadian selanjutnya.
2. Taman- Taman Pengasuh Anak (2-5 tahun)
Taman-taman pengasuh anak adalah lembaga kesejahteraan sosial yang
memberikan pelayanan pengganti berupa asuhan, perawatan dan
pendidikan bagi anak balita selama anak tersebut ditinggal orang tuanya.
3. Kelompok Bermain (3-4 tahun)
Kelompok bermain merupakan tempat bermain dan belajar bagi anak
sebelum memasuki Taman Kanak-Kanak.
4. Taman Kanak-Kanak (4-6 tahun)
Taman Kanak-Kanak merupakan jenjang pendidikan setelah kelompok
bermain (play group) sebelum masuk sekolah dasar.
2.4.1 Kurikulum Pendidikan TK
Kurikulum adalah sesuatu perencanaan pengalaman belajar secara tertulis. Khusus
yang berkaitan dengan TK bahwa kurikulum ialah seluruh usaha atau kegiatan
sekolah untuk merangsang anak supaya belajar dalam rangka pengembangan
seluruh aspek yang ada pada dirinya, baik di dalam maupun di luar kelas serta
lingkungannya (Yus, 2011: 35).
Pertumbuhan dan perkembangan belajar anak TK merupakan kesatuan dan
tidak dapat dipisahkan. Pengembangan seni di TK bentuk kompetensinya anak
mampu mengungkapkan gagasan dan daya ciptanya dalam berbagai bentuk. Hasil
belajarnya anak dapat menggambar sederhana, anak dapat mewarnai, anak dapat
mewarnai, anak dapat menciptakan sesuatu dari berbagai media, anak dapat
bernyanyi, anak dapat bergerak mengikuti benda-benda di lingkungannya
(tanaman dan hewan), anak dapat menggerakan kepala, tangan atau kaki sesuai
dengan irama musik (Yus, 2011:54).
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58
tahun 2009 bahwa standar tingkat pencapaian perkembangan menggambarkan
pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan dicapai anak pada rentang usia
tertentu. Perkembangan anak yang dicapai merupakan integrasi aspek pemahaman
nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa dan sosial-emosional. Tingkat
pencapaian perkembangan disusun berdasarkan kelompok usia anak. Tingkat
pencapaian perkembangan kelompok usia 4 sampai 6 tahun pada ruang lingkup
fisik pada motorik kasar yaitu :
1.Menirukan gerakan hewan, pohon tertiup angin, pesawat terbang dan
sebagainya.
2.Melakukan gerakan menggantung, melakukan gerakan melompat, berlari
secara terkoordinasi.
3.Menangkap sesuatu secara tepat.
2.5. Metode Pembelajaran
Metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti cara atau jalan. Jadi metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai
sasaran yang diperlukan bagi penggunanya (Subagyo, 2011:1).
Metode merupakan cara yang dalam bekerjanya merupakan alat mencapai tujuan
kegiatan (Moeslichatoen, 2004:7). Metode pembelajaran adalah cara yang
dilakukan guru dalam mengajar untuk memberikan materi kepada siswa (Isjoni,
2009:84). Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode demonstrasi.
Guna membelajarkan gerak tari dengan lagu yang sesuai untuk siswa TK
diperlukan metode demonstrasi dalam pengajarannya. Demonstrasi ialah suatu
metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau suatu cara kerja
benda yang berkenaan dengan bahan pelajaraan (Djamarah, 1997:239).
2.5.1 Metode Demonstrasi
Belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satu metode belajar yang
memberi peluang 90 persen berhasil yaitu metode demonstrasi, dengan metode
demonstrasi anak diminta untuk menunjukkan apa yang telah diketahui (Yus,
2011:168).Demonstrasi ialah suatu metode yang digunakan untuk
memperlihatkan suatu proses atau suatu cara kerja benda yang berkenaan dengan
bahan pelajaran. Metode ini menghendaki guru lebih aktif dibandingkan peserta
didik. Guru yang melakukan suatu. Dilain waktu anak didik juga bisa melakukan
demonstrasi, baik secara berkelompok atau individu, dengan mendapat bimbingan
suatu objek atau proses dengan mendemonstrasikan. Adapun kelebihan dan
kekurangan metode demonstrasi (Djamarah,1997:239) :
A.Kelebihan metode demonstrasi
1.Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses.
2.Memudahkan berbagai jenis penjelasan, sebab penggunaan bahasa lebih
terbatas.
3.Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki
melalui pengamatan dan contoh konkret dengan menghadirkan objek
sebenarnya.
B.Kekurangan metode demonstrasi
1.Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas yang akan dipertunjukan.
2.Tidak semua benda dapat dipertunjukan didemonstrasikan.
3.Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai
apa yang didemonstrasikan.
2.5.2 Cara Penyajian Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah salah satu metode untuk membelajarkan siswa untuk
melihat apa yang dikerjakan oleh guru. Cara penyajian pembelajaran gerak dan
lagu menggunakan metode demonstrasi yaitu:
a. Guru menyusun rumusan tujuan untuk memberi motivasi kuat kepada
siswa untuk belajar.
b. Guru mempertimbangkan bahwa pilihan teknik yang digunakannya
mampu menjamin tercapainya tujuan yang telah dirumuskan.
d. Selama demonstrasi berlangsung, guru harus memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengamati dan mempraktikan kembali dengan baik.
e. Guru meminta siswa untuk mendengarkan lagu saat menari.
f. Guru dan siswa menari bersama menggunakan lagu tersebut.
g. Guru perlu melakukan evaluasi.
2.6 Seni Tari
Seni merupakan gagasan manusia yang diekspresikan melalui pola kelakuan
tertentu sehingga menghasilkan karya yang indah dan bermakna (Mustika,
2012:21). Tari merupakan ungkapan ekspresikan jiwa yang berbentuk gerakan
tubuh. Seni tari adalah keindahan ekspresi jiwa yang diungkapkan dalam bentuk
gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika. Seni tari merupakan gerak tubuh
manusia yang terangkai yang berirama sebagai ungkapan jiwa atau ekspresi
manusia di dalamnya terdapat unsur keindahan gerak, ketepatan irama, dan
eskpresi. Dalam tari juga dikenal dengan wiraga (tubuh), wirama (irama), wirasa (penghayatan), dan wirupa (wujud). Keempat unsur tersebut merupakan satu
ikatan yang membentuk harmoni (Mustika, 2012:23) :
1. Wiraga : Raga atau tubuh yaitu gerak kaki sampai kepala, merupakan
media pokok gerak tari gerak tari dirangkai sesuai dengan bentuk yang
tepat misalnya seberapa jauh badan merendah tangan merentang, kaki
diangkat atau ditekuk seterusnya.
2. Wirama: Ritme (tempo) atau suatu pola untuk mencapai gerakan yang
harmonis. Seberapa lamanya rangkaian gerak ditarikan serta ketepatan
perpindahan gerak selaras dengan jatuhnya irama. Irama ini biasanya dari
3. Wirasa : Tingkatan penghayatan dan penjiwaan dalam tarian, perasaan
yang diekspresikan lewat raut wajah dan gerak. Keseluruhan gerak
tersebut menjelaskan jiwa dan emosi tarian. Seperti sedih, gembira, tegas
dan marah.
4. Wirupa: Rupa atau wujud, memberi kejelasan gerak tari yang diperagakan
melalui warna, busana, dan rias yang disesuaikan dengan peranannya.
2.6.1 Aspek-Aspek Tari
Untuk memahami pengertian tari harus selalu melihat aspek-aspek yang ada
didalamnya dan menjadi latar belakang keberadaan tari (Jazuli, 2008:7) :
a. Bentuk
Bentuk tidak lepas dari keberadaan struktur, yaitu susunan dari unsur atau
aspek (bahan baku atau aspek pendukung lainnya) sehingga mewujudkan
suatu bentuk tari akan terlihat dari keseluruhan penyajian tari yang
mencangkup panduan antara elemen tari (gerak, ruang dan waktu) maupun
unsur pendukungnya (iringan,tema, tata busana, rias, tempat, dan tata
cahaya).
b. Gerak
Timbulnya gerak tari berasal dari hasil pengelolahan yang telah
mengalami stilisasi (digayakan) dan distorsi (pengubahan) yang kemudian melahirkan dua jenis gerak yaitu (gerak murni dan maknawi)
c. Tubuh
Bagi seorang penari tubuh merupakan alat komunikasi kepada
penari bentuk yang khas menghadirkan teknik-teknik gerak yang khas
pula.
d. Irama
Pengendalian irama dengan tekanan-tekanan gerak yang tepat akan
menimbulkan sajian tari yang berkesan tidak monoton. Penguasaan
terhadap irama menjadi jembatan untuk menampilkan tari yang dinamis
dan mempunyai daya hidup.
e. Jiwa
Kekuatan jiwa bisa dikatakan sebagai tingkat kekuatan proses-proses
stimulatif yang mengikuti tanggapan maupun motivasi karena
pengalaman-pengalaman yang belum dipahami secara baik tidak akan
membantu untuk memunculkan sebuah ungkapan.
2.6.2 Gerak Tari
Gerak tari adalah gerak yang telah diberi bentuk ekspresif (bentuk yang
diungkapkan manusia untuk dinikmati dengan rasa) (Sudarsono, 1978:16). Tarian
sering disebutnya sebagai bentuk seni pertunjukan yang paling tua dari pada
bentuk nilai seni tari itu sendiri. Artinya, untuk memahami atau memaknai nilai
seni tari itu sendiri. Wujud atau bentuk bisa juga nampak, juga bisa tidak nampak.
Wujud yang dimaksud adalah dapat dilihat oleh mata dan diraba, begitu
sebaliknya. Tubuh manusia sangat bisa membuat pola gerak pada waktu dan
ruang tertentu, mampu membuat tarian yang unik dan menggambarkan tarian
yang bernilai, baik secara tradisional maupun kebentuk tari modern (kemasa
Gerak dasar tari Lampung ditentukan dari jenis tariannya yaitu tunggal,
berpasangan, maupun berkelompok. Secara umum tari Lampung digunakan dalam
upacara adat, sehingga tarian tersebut dibungkus dengan aturan-aturan yang
sangat mendasar dan konteks tradisi daerah. Sejarah tari sangat dipandang perlu
untuk diketahui agar sikap yang muncul dalam pembelajaran dasar-dasar gerak
tari Lampung dapat memberikan makna atau nilai yang terkandung di dalam
gerak tarian tersebut. Sikap gerak dasar tari Lampung biasanya diambil dari
gerak-gerak keseharian yang ada di dalam kehidupan masyarakat dan juga dari
gerak hewan maupun tumbuh-tumbuhan (Mustika, 2012: 34). Gerak yang
menyerupai gerak hewan antara lain samber melayang, lapah ngusung siger, kenui ngangkat ko kepi, dan mutokh mampam kebelah. Gerak tersebut menyerupai gerak kupu-kupu.
Secara umum bentuk gerak-gerak tari Lampung cenderung sederhana karena
sebagaimana besar berakar dari tarian upacara adat. Tarian Lampung itu kepada
sikap dan manusianya sendiri yang berprilaku sopan dan santun (Mustika,
2010:46). Menggarap tari apa saja dapat menjadi tema. Mulai dari kejadian
sehari-hari pengalaman hidup yang sangat sederhana dari gerak hewan, cerita rakyat,
cerita kepahlawanan, legenda, upacara agama dan lain-lain menjadi tema
(Sudarsono, 1978:53).
[image:38.595.106.517.678.752.2]2.6.3 Ragam Gerak Tari
Tabel 1 Ragam Gerak Tari
No Ragam Gerak Hit Uraian Gerak Keterangan 1 kenui ngangkat ko
kepi
1 Posisi tangan di rentangkan ke atas dengan keadaan
1. Posisi badan berdiri tegak
No Ragam Gerak Hit Uraian Gerak Keterangan 3 telapak tangan
tertutup
kedepan 3. Ekspresi wajah
tersenyum 4
5 Posisi tangan direntangkan ke bawah dan telapak tangan tertutup juga. 6
7 8
2 samber melayang 1 Posisi kedua tangan menyilang dan menekuk diberi jarak agar tidak
menyentuh dada serta jari tengah menyentuh ibu jari pada kedua tangan dan sikap badan mendak
1. Arah pandang kedepan 2. Ekspresi wajah
tersenyum 2
3 4
5 Posisi kedua tangan ke atas tidak
melebihi kepala dan kedua kaki injit yang 6
7 kedua tangan turun untuk sejajar pundak dan kedua kaki menapak kembali. 8
3 lapah ngusung siger
1 Kedua tangan direntangkan ke samping kanan dan kiri sejajar pinggang dengan posisi telapak tangan membuka
1. Posisi badan berdiri 2. Sikap badan tegak 3. Arah pandang ke
depan.
4. Ekspresi wajah tersenyum 2
3 4
5 Kedua tangan direntangkan ke samping kanan dan kiri sejajar pinggang dengan posisi telapak tangan 6
No Ragam Gerak Hit Uraian Gerak Keterangan digerakan menutup
4 mutokh mampam kebelah
1 Kedua tangan di rentangkan ke samping dengan posisi tangan kanan diarahkan samping atas dan tangan kiri di bawah
1. Posisi badan berdiri 2. Arah pandang ke
depan
3. Ekspresi wajah tersenyum 2
3 4
5 Kedua tangan di rentangkan ke samping dengan posisi tangan kiri diarahkan samping atas dan tangan kanan di bawah 6
Gambar 1 Ragam Gerak Tari kenui ngangkat ko kepi
Gambar gerak kenui ngangkat ko kepi Foto: (Ratih, 2014)
Gambar 2 Ragam Gerak Tari kenui ngangkat ko kepi
Gambar 3 Ragam Gerak Tari samber melayang
Gambar gerak samber melayang (Foto: Ratih, 2014)
Gambar 4 Ragam Gerak Tari samber melayang
Gambar 5 Ragam Gerak Tari lapah ngusung siger
Gambar gerak lapah ngusung siger (Foto: Ratih, 2014)
Gambar 6 Ragam Gerak Tari lapah ngusung siger
Gambar 7 Ragam Gerak Tari mutokh mampam kebelah
Gambar gerak mutokh mampam kebelah (Foto: Ratih, 2014)
Gambar 8 Ragam Gerak Tari mutokh mampam kebelah
2.6.4 Busana Tari
[image:45.595.154.379.134.419.2]Gambar 9 Busana Tari Kupu-Kupu
Gambar siswa menggunakan rok berwarna hijau
[image:45.595.154.379.459.745.2](Foto: Ardelia, 2014)
Gambar 10 Busana Tari Kupu-Kupu
Gambar siswa menggunakan sayap kupu-kupu
2.7 Lagu
Lagu adalah alat yang digunakan unntuk memperoleh kemampuan awal kita
dalam berbahasa. Lagu dapat menjadi wadah mengagumkan untuk mendapatkan
sejumlah informasi yang saling berhubungan. Kita secara genetik memiliki
kecenderungan untuk mengingat lagu yang panjang dan kompleks dengan cara
yang jauh lebih efesien daripada mengingat tulisan (Sheppard, 2007:3).
Mendengarkan lagu Kupu-Kupu Yang Lucu dapat mengembangkan potensi atau kecerdasan anak karena anak dirangsang gembira. Lagu ini memberitahukan
kepada anak banyak hal bisa dipelajari dari kupu-kupu karena kupu-kupu hinggap
pada bunga yang mekar dan menebarkan pertolongan pada bunga itu untuk
berbuah dan berbunga. Kupu-kupu juga mengajarkan ketika masih menjadi ulat
yang sangat menjijikan akan tetapi dengan kesabaran dan kgigihan ulat akan
berubah menjadi kupu-kupu yang indah dengan warna yang cantik. Hal yang bisa
kita ambil dari kupu-kupu yaitu kupu-kupu mempunyai sifat gigih, kekayaan dan
cinta kepada sesama mahluk hidup. Kita sebagai mahluk hidup harus bermanfaat
untuk orang lain walaupun hal kecil yang kita berikan kepada mahluk lain dan
jadilah mahluk hidup yang memberikan hal positif kepada orang lain (Sheppard,
2007:207).
Lirik Kupu-Kupu Yang Lucu :
Kupu-kupu yang lucu kemana engkau terbang Hilir mudik mencari
Bunga-bunga yang kembang
Kupu-kupu yang elok
Bolehkah saya serta mencium bunga-bunga Yang semerbak baunya sambil bersenda Semuaku hampiri
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara
alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau
prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian dan menaikkan tingkat
ilmu serta teknologi (Margono, 2007:1).
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Penelitian deskriptif kualitatif adalah sebuah penelitian yang dimaksud untuk
mengungkapkan sebuah fakta atau empiris secara objektif ilmiah dengan
berlandaskan pada logika keilmuan, prosedur, dan didukung oleh metodologi dan
teoritis yang kuat sesuai disiplin keilmuan yang ditekun (Mukhtar, 2013: 29).
3.2 Sumber data
Sumber data adalah sumber-sumber yang memungkinkan seorang peneliti
mendapatkan sejumlah informasi atau data-data yang dibutuhkan dalam penelitian
baik primer atau skunder (Muktar, 2013:107). Sumber data dalam penelitian ini
adalah siswa TK Kartika II-31 Bandar Lampung di kelas B3 berjumlah 16 siswa
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data
(Sugiyono, 2012:308). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini, yakni peneliti mengamati proses pembelajaran. Teknik
pengumpulan data di TK Kartika II-31 Bandar Lampung dikelas melalui cara
observasi, wawancara, dokumentasi, dan test praktik.
3.3.1 Observasi
Observasi adalah suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah
proses-proses pengamatan dan ingatan (Sugiyono, 2013:145). Pelaksanaan
observasi dilakukan di TK Kartika II-31 Bandar Lampung pada Kamis 31
Oktober 2013. Awal pertemuan meminta izin kepada kepala sekolah yang
bernama Siti Ayuda dan Noni Prihastuti sebagai wali kelas di kelas B3 yang akan
diteliti.
3.3.2 Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus diteliti
(Sugiyono, 2013:137). Wawancara dibuat berupa pertanyaan kepada narasumber
seperti halnya kepada Kepala Sekolah dan Wali kelas. Wawancara dipersiapkan
sebelumnya dengan rencana yang matang dan mempersiapkan
dilakukan penelitian pendahuluan yaitu mengajukan pertanyaan terkait dengan
pembelajaran di sekolah.
3.3.3 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat
berasal dari dokumen pribadi yaitu setiap catatan yang menggambarkan suatu
peristiwa dianggap penting momen-momen tertentu dibuat secara pribadi, dan
yang kedua adalah dokumen tentang catatan atau data pribadi yang
menggambarkan suatu peristiwa atau kejadian maupun dokumen pribadi lainnya
yang tidak disimpan secara pribadi melainkan berada pada file-file instansi dan sebagainya (Subagyo, 2011:81). Pada penelitian ini bentuk dokumen yang
digunakan adalah gambar, video, dan data-data tertulis selama proses
pembelajaran gerak tari dan lagu di TK Kartika II-31 Bandar Lampung.
3.3.4 Tes Praktik
Test praktik juga biasa disebut tes kinerja adalah teknik penilaian yang menuntut
siswa mendemonstrasikan kemahirannya (Jazuli, 2008:196). Penelitian kali ini
dilakukan tes praktik pada pembelajaran gerak tari dan lagu di TK Kartika II-31
3.4 Instrumen Penilaian
Dalam penelitian ini digolongkan menjadi tiga bagian dalam meraih nilai siswa,
yaitu:
[image:51.595.107.520.220.558.2]1. Instrumen penilaian tes praktik yang akan dilakukan kepada siswa. Tabel 2 Instrumen Penilaian Tes Praktik
No Aspek Indikator
Ragam gerak tari
Kriteria Skor
Maksimum R1 R2 R3 R4
1 Wiraga 1. Siswa mampu memperagakan 4 ragam gerak tari
5 5 5 5 Baik
sekali
5 2. Siswa mampu
memperagakan 3 ragam gerak tari
4 4 4 4 Baik
3. Siswa mampu memperagakan 2 ragam gerak tari
3 3 3 3 Cukup
4. Siswa mampu memperagakan 1 ragam gerak tari
2 2 2 2 Kurang
5. Siswa tidak memeragakan gerak tari
1 1 1 1 Gagal
Tabel 3 Instrumen Penilaian Tes Praktik
No Aspek Indikator
Ragam gerak tari
Kriteria Skor
Maksimum R1 R2 R3 R4
2 Wirama 1. Siswa mampu memeragakan gerak tari sesuai dengan dan ritme
5 5 5 5 Baik
sekali
5 2. Siswa mampu
memeragakan gerak tari sesuai dengan
[image:51.595.108.520.589.755.2]No Aspek Indikator
Ragam gerak tari
Kriteria Skor
Maksimum R1 R2 R3 R4
hitungan dan ritme yang cukup.
3. Siswa mampu memeragakan gerak tari dengan hitungan yang sesuai namun tidak sesuai ritme lagu
3 3 3 3 Cukup
4. Siswa
memeragakan gerak tari tidak sesuai dengan hitungan tetapi sesuai dengan ritme lagu.
2 2 2 2 Kurang
5. Siswa memeragakan gerak tari tidak sesuai dengan hitungan dan ritme lagu
[image:52.595.108.520.83.508.2]1 1 1 1 Gagal
Tabel 4 Instrumen Penilaian Tes Praktik
No Aspek Indikator
Ragam gerak tari
Kriteria Skor
Maksimum R1 R2 R3 R4
3 Wirasa 1. Siswa mampu memeragakan gerak tari ekspresi senyum
5 5 5 5 Baik
sekali
5 2. Siswa mampu
memeragakan gerak tari dengan ekspresi wajah kurang tersenyum.
No Aspek Indikator
Ragam gerak tari
Kriteria Skor
Maksimum R1 R2 R3 R4
3. Siswa mampu memeragakan gerak tari dengan
ekspresi wajah datar.
3 3 3 3 Cukup
4. Siswa memeragakan gerak tari dengan ekspresi wajah bingung
2 2 2 2 Kurang
5. Siswa memeragakan gerak tari dengan ekspresi wajah bingung dan tidak tersenyum
1 1 1 1 Gagal
Keterangan :
R1 : samber melayang R2 : lapah ngusung siger R3 : kenui ngangkat ko kepi R4 : mutokh mampam kebelah
[image:53.595.108.520.84.440.2]2. Instrumen Penilaian Aktivitas Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran Gerak Tari Dan Lagu Yang Diberikan Oleh Guru.
Tabel 5 Instrumen Penilaian Aktivitas Belajar Siswa
No Aspek Indikator Skor Skor
Maksimum
1 Visual
Activities
a. Seluruh siswa memperhatikan pada saat guru menampilkan ragam gerak tari
5
b. 13-15 siswa memperhatikan pada saat guru menampilkan ragam gerak tari
c. 10-12 siswa memperhatikan pada saat guru menampilkan ragam gerak tari.
3
5 d. 5-9 siswa memperhatikan pada
saart guru menampilkan ragam gerak tari.
2
e. < 5 siswa memperhatikan pada saat guru menampilkan ragam gerak tari
[image:54.595.107.523.83.215.2]1
Tabel 6 Instrumen Penilaian Aktivitas Belajar Siswa
No Aspek Indikator Skor Skor
Maksimum
2 Listening Activities
a. Seluruh siswa mendengarkan uraian teknik gerak per bagian menggunakan hitungan yang dijelaskan guru.
5
5 b. 13-15 siswa mendengarkan uraian
teknik gerak per bagian menggunakan hitungan yang dijelaskan guru.
4
c. 10-12 siswa mendengarkan uraian teknik gerak per bagian
menggunakan hitungan yang dijelaskan guru.
3
d. 5-9 siswa mendengarkan uraian teknik gerak per bagian
menggunakan hitungan yang dijelaskan guru.
2
e. < 5 siswa memperhatikan pada saat guru menampilkan ragam gerak tari
[image:54.595.108.518.260.578.2]1
Tabel 7 Instrumen Penilaian Aktivitas Belajar Siswa
No Aspek Indikator Skor Skor
Maksimum
3 Motor
Activities
a. Seluruh siswa memperagakan gerak tari
5
b. 13-15 siswa mampu memeragakan gerak tari
c. 10-12 siswa mampu memeragakan gerak tari
3 5
d. 5-9 siswa mampu memeragakan gerak tari
2
e. < 5 siswa mampu memeragakan gerak tari
[image:55.595.108.519.84.201.2]1
Tabel 8 Instrumen Penilaian Aktivitas Belajar Siswa
No Aspek Indikator Skor Skor
Maksimum
4 Emotional Activities
a. Seluruh siswa bersemangat dalam mengikuti latihan dan
memeragakan gerak tari dengan berani
5
5 b. 13-15 siswa bersemangat dalam
mengikuti latihan dan
memeragakan gerak tari dengan berani
4
c. 10-12 siswa bersemangat dalam mengikuti latihan dan
memeragakan gerak tari dengan berani
3
d. 5-9 siswa bersemangat dalam mengikuti latihan dan
memeragakan gerak tari dengan berani
2
e. < 5 siswa bersemangat dalam mengikuti latihan dan
memeragakan gerak tari dengan berani
1
Skor Total 20
Hasil pembelajaran seni tari siswa dapat diukur dengan lembar pengamatan test
praktik yang diakumulasikan dengan total skor keseluruhan berjumlah 20
sehingga kualitas hasil belajar siswa dapat dilihat dengan menggunakan patokan
Tabel 9 Perhitungan Presentase Untuk Skala 5 Interval Persentase Tingkat
Kemampuan
Keterangan
80-100 Baik sekali
66-79 Baik
56-65 Cukup
40-55 Kurang
30-39 Gagal
(Arikuntoro,2008:246)
Setelah skor didapat, maka dilakukan akumulasi penilaian lembar praktik. Setelah
itu dilakukan perhitungan untuk mengetahui berdasarkan aspek yang dijadikan
indikator yaitu wiraga, wirama dan wirasa pada saat menari dengan pemberian
skor yang sudah ditentukan dengan skor maksimum 20 yang selanjutnya skor
siswa diolah menjadi nilai dengan rumus:
Skor Total =
3. Instrumen Pengamatan Proses Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Oleh Guru.
Tabel 10 Instrumen Pengamatan Proses Pembelajaran Dengan Menggunakan Demonstrasi Oleh Guru
Indikator P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8
Kegiatan Pendahuluan
1.Mempersiapkan siswa untuk belajar
2.Memberikan apersepsi dan motivasi
[image:56.595.106.491.592.735.2]Keterangan:
P1 = Pertemuan Pertama P2 = Pertemuan Kedua P3 = Pertemuan Ketiga P4 = Pertemuan Keempat
P5 = Pertemuan Kelima P6 = Pertemuan Keenam P7 = Pertemuan Ketujuh P8 = Pertemuan Kedelapan
Lembar pengamatan proses pembelajaran menggunakan metode demonstrasi diisi
pada saat proses pelaksanaanya. Penilaian dilakukan dengan tanda ceklis ( √ )
pada kolom yang sudah ditentukan setelah aspek-aspek kegiatan tersebut
dilakukan.
1.Menjelaskan materi
pembelajaran kepada siswa
2.Guru mendemonstrasikan ragam gerak
3.Guru dan siswa melakukan ragam gerak bersama-sama.
4. Guru meminta siswa untuk mendengarkan lagu saat menari.
5. guru dan siswa menari bersama menggunakan lagu tersebut.
Penutup
1.Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari ragam gerak yang telah dipelajari
2.Melakukan evaluasi pembelajaran
3.Guru mengakhiri
3.5 Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada teknik
analisis selama di lapangan model Miles dan Huberman. Berdasarkan model
Miles dan Huberman, analisis data pada penelitian kualitatif dilakukan pada
pengumpulan data berlangsung, dan selesai setelah pengumpulan data. Teori yang
dikemukan oleh Miles dan Huberman menyebutkan bahwa analisis data penelitian
dilakukan secara bersamaan yang mencangkup tiga kegiatan yaitu reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2013: 345).
Analisis adalah proses proses mengolah, memisahkan, mengelompokan dan
memadukan sejumlah data yang dikumpulkan di lapangan secara empiris menjadi
sebuah kumpulan informasi ilmiah yang terstruktur dan sistematis yang
selanjutnya siap dikemas menjadi laporan hasil penelitian (Mukhtar, 2013:120).
1. Reduksi data
Data yang diperoleh di lapangan cukup banyak. Untuk itu, perlu diadakan reduksi
data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan
hal-hal yang penting, membuat kategori dan membuang yang tidak perlu. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan
mempermudah untuk pengumpulan data selanjutnya (Sugiyono, 2013:338).
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data dalam
penelitian kualitatif dapat dibentuk dalam uraian singkat, bagan, hubungan
kategori, dan sejenisnya. Penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dengan
3. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan
masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi juga tidak. Kesimpulan diambil
dengan memperhatikan bukti-bukti yang valid. Simpulan dalam penelitian ini
mendeskripsikan pembelajaran gerak tari dan lagu menggunakan metode
demonstrasi.
Langkah- langkah adalah sebagai berikut :
1. Mengamati proses belajar siswa selama proses pembelajaran gerak tari dan
lagu serta pengamatan proses pembelajaran dengan menggunakan
demonstrasi oleh guru.
2. Menganalisis hasil tes praktik, aktivitas belajar, dan aspek-aspek yang ada
dengan baik dan benar.
3. Memberi nilai aktivitas belajar siswa dan hasil tes praktik siswa dengan
rumus NS (Nilai Skor) =
4. Menentukan hasil nilai test praktik yang diakumulasi kemudian diukur
hasil belajar siswa dalam pembelajaran gerak tari dan lagu menggunakan
Tabel 11 Perhitungan Presentase Untuk Skala 5 Interval Persentase
Tingkat Kemampuan
Keterangan
80-100 Baik sekali
66-79 Baik
56-65 Cukup
40-55 Kurang
30-39 Gagal
(Arikuntoro, 2008:246)
5. Mereduksi data berati merangkum, memilih hal-hal pokok, dicari tema dan
polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
6. Langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan
dilakukan dengan mengelola dan menganalisis data-data pada saat
[image:60.595.182.440.109.305.2]BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
siswa mampu mengikuti gerak yang didemonstrasikan oleh guru. Gerak yang
didemonstrasikan oleh guru ada empat gerak tari antara lain samber melayang, lapah ngusung siger, kenui ngangkat ko kepi dan mutokh mampam kebelah.
Pada pelaksanaan pembelajaran gerak tari dengan menggunakan metode
demonstrasi siswa diminta untuk memperhatikan guru kemudian guru dan siswa
memeragakan gerak tari bersama-sama. Pertemuan pertama siswa hanya diberi
materi tentang gerak tarisamber melayang, lapah ngusung siger, kenui ngangkat ko kepi dan mutokh mampam kebelah. Pertemuan kedua siswa mempraktikan gerak samber melayang dan lapah ngusung siger dengan menggunakan hitungan. Pertemuan ketiga siswa mengulang gerak tari yang telah diajarkan pada
pertemuan kedua ditambah gerak kenui ngangkat ko kepi. Pertemuan keempat siswa mengulang gerak yang telah diajarkan pada pertemuan ketiga ditambah
gerak mutokh mampam kebelah. Pertemuan kelima guru dan siswa mengulang seluruh gerak tari yang telah diajarkan dengan menggunakan hitungan. Pertemuan
keenam dan ketujuh guru dan siswa belajar menari menggunakan lagu. Pertemuan
kedelapan melakukan evaluasi. Dari evaluasi yang dilaksanakan menunjukan
Pada saat proses pembelajaran terdapat beberapa kendala diantaranya:
1. Siswa belum berani melakukan gerak sendiri tanpa guru.
2. Siswa tidak mempraktikan perintah yang diberikan guru seperti guru
memperintahkan siswa untuk melakukan gerak samber melayang tetapi siswa hanya diam. Hal ini karena siswa belum hafal nama-nama gerak tari
yang diberikan oleh guru.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan dapat disarankan :
1. Bagi sekolah, sebaiknya memiliki ruang seni sehingga siswa lebih mudah
dalam berlatih tari, siswa tidak perlu memindahkan kursi lagi ketika harus
belajar menari.
2. Bagi guru,seharusnya lebih kreatif dalam mencari gerak tari yang akan
dipelajari untuk siswa dari berbagai sumber seperti media elektonik dan media
cetak dan guru harus bisa meningkatkan kualitas menari siswa.
3. Bagi siswa laki-laki, hendaknya ikut serta dalam kegiatan belajar menari.
4. Untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal menggunakan metode
demonstrasi sebaiknya guru membentuk tim dengan pengajar lainnya sehingga
saat guru sedang mendemonstrasikan gerak, guru yang lain berperan sebagai
pengawas sekaligus membantu siswa mengalami kesulitan memeragakan yang
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2008. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah, B Syaiful. 1997. Guru Dan Pesrta Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta
Herpratiwi. 2009. Teori Belajar & Pembelajaran. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Isjoni. 2011. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Alfa Beta.
Jazuli, Muhammad. 2008. Pendidikan Seni Budaya Suplemen Pembelajaran Seni Tari, Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.
Margono, S. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: GP Press Group.
Mustika, I Wayan. 2012. Tari Muli Siger. Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja (AURA).
2012. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja (AURA).
2010. Mengenal Tari Bedayo Tulang Bawang Sebagai Sebuah Seni Pertunjukan. Jogyakarta: Percetakan UPN.
Mutiah, Diana. 2012. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sardiman, A. 2004. Interasksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sheppard, Philip. 2007. Music Makes Your Child Smarter. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Jaya.
Subagyo, Joko. 2013. Metode Penelitian Dalam Teori & Praktik. Jakarta: Rineta Cipta.
Subana, M, dkk. 2009. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: CV Pustaka Setia.
Sudarsono. 1978. Tari-Tarian Indonesia 1. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian, Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfa Beta.
Sutikno, Sobry. 2013. Belajar & Pembelajaran. Lombok: Holistica.
Thobroni, dkk. 2011. Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Tim Penyusun. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang SIstem Pendidikan Nasional. Jakarta: CV Eko Jaya.
Tim Penyusun. 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tentang Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta
Yus, Anita. 2011. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Nama Sekolah : TK Kartika II-31 Bandar Lampung Fisik Motorik : Motorik Kasar (MK)
Kelas : B3
Alokasi Waktu : 2x30 menit
Standar Kompetensi :Meng