1. TERMOKIMIA
Kalor reaksi = kalor yang diserap (diperlukan) atau dilepaskan (dihasilkan) dalam reaksi.
= perubahan entalpi (∆H).
Disebut reaksi eksoterm (menghasilkan kalor). Biasanya dituliskan:
2 H2 (g) + O2 (g) —→ 2 H2O (l) ∆H = – 136,6 kkal
Reaksi kebalikannya adalah reaksi endoterm (memerlukan kalor).
2 H2O (l) —→ 2 H2 (g) + O2 (g) ∆H = + 136,6 kkal
∆
H Pembentukan Standar
Adalah ∆H untuk membentuk 1 mol suatu senyawa dari unsur-unsur penyusunnya pada keadaan
standar.
C(s) + O2 (g) —→ CO2 (g) ∆H = – 94,1 kkal
∆H pembentukan standar CO2 (g) = – 94,1 kkal/mol.
Umumnya dituliskan ∆Hf 0 CO2 (g) = – 94,1 kkal/mol.
Jika suatu senyawa tersusun/terbentuk bukan dari unsur-unsur penyusunnya, maka ∆H-nya tidak
sama dengan ∆H pembentukan standar.
CO(g) + ½ O2 (g) —→ CO2 (g) ∆H = – 26,4 kkal
≠∆Hf 0 CO2 (g)
CO(g) bukan unsur. Unsur-unsur penyusun CO2 (g) pada keadaan standar adalah C(s) dan O2 (g).
∆
H Penguraian Standar
Adalah ∆H untuk menguraikan 1 mol suatu senyawa menjadi unsur-unsur penyusunnya pada
∆
H Pembakaran Standar
Adalah ∆H dalam pembakaran sempurna 1 mol suatu senyawa pada keadaan standar.
CH4 (g) + 2 O2 (g) —→ CO2 (g) + 2 H2O (l) ∆H = – 212,4 kkal
∆H reaksi tidak bergantung pada jalanya/tahapan reaksi, ∆H reaksi hanya bergantung pada
keadaan awal (sebelum reaksi) dan keadaan akhir (setelah reaksi).
NO(g) + ½ O2 (g)
Dalam reaksi, dapat dianggap bahwa pereaksi terurai menjadi unsur-unsur penyusunnya.
Kemudian unsur-unsur tersebut bereaksi membentuk produk reaksi. Sesuai hukum Laplace, maka:
∆H penguraian pereaksi = – ∆H pembentukan pereaksi.
Jawab: reaksinya adalah:
C3H8 (g) + 5 O2 (g) —→ 3 CO2 (g) + 4 H2O (l)
∆H = [3 x (– 94,7) + 4 x (– 68,3)] – [(– 24,8) + 5 x 0] = – 532,5 kkal/mol
Cara yang lain, dihitung dengan hukum Hess adalah seperti berikut:
C3H8 (g) —→ 3 C (s) + 4 H2 (g) ∆H = + 24,8 kkal
Adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan 1 mol ikatan senyawa dalam wujud gas pada keadaan standar menjadi atom-atom gasnya.
Sesuai dengan hukum Laplace, maka:
∆H pembentukan ikatan = – ∆H pemutusan ikatan
= – Energi Ikatan
Dalam reaksi gas-gas, dapat dianggap bahwa ikatan dalam pereaksi diputuskan, kemudian atom-atom gasnya akan membentuk ikatan produk reaksi. Sehingga:
∆H reaksi = ∑∆H pemutusan ikatan pereaksi + ∑∆H pembentukan ikatan produk reaksi.
= ∑∆H pemutusan ikatan pereaksi – ∑∆H pemutusan ikatan produk reaksi.
= ∑ Energi ikatan pereaksi – ∑ Energi ikatan produk reaksi.
Contoh soal: Jika diketahui: energi ikatan N≡N = 946 kJ/mol, energi ikatan N—N = 163 kJ/mol,
energi ikatan N—H = 389 kJ/mol, energi ikatan O—O = 144 kJ/mol, dan energi ikatan O—H =
464 kJ/mol, maka hitunglah berapa ∆H reaksi berikut:
∆H reaksi = (energi ikat N—N + 4 x energi ikat N—H + 2 x energi ikat O—O + 4 x energi
ikat O—H) – (energi ikat N≡N + 8 x energi ikat O—H)
= (163 + 4 x 389 + 2 x 144 + 4 x 464) – (946 + 8 x 464) = – 795 kJ
Catatan: ∆H reaksi yang dapat dihitung dengan energi ikat hanyalah reaksi dimana pereaksi dan
produk reaksinya semuanya berwujud gas.
Proses Spontan dan Tidak Spontan
Proses reaksi dapat berlangsung spontan ataupun tidak spontan. Ciri-cirinya:
Spontan jika: Tidak spontan jika:
∆H < 0 ∆H > 0
∆S > 0 ∆S < 0
∆G < 0 ∆G > 0
H = entalpi = energi yang dikandung dalam sistem S = entropi = derajad ketidakaturan sistem.
G = energi bebas (energi yang tidak digunakan untuk kerja).
∆G = ∆H – T . ∆S