• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRARANCANGAN PABRIK GLUKOSA DARI PATI JAGUNG DENGAN PROSES HIDROLISA ASAM KAPASITAS 100.000 TON/TAHUN (PERANCANGAN REAKTOR (RH-201))

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PRARANCANGAN PABRIK GLUKOSA DARI PATI JAGUNG DENGAN PROSES HIDROLISA ASAM KAPASITAS 100.000 TON/TAHUN (PERANCANGAN REAKTOR (RH-201))"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PRARANCANGAN PABRIK GLUKOSA DARI PATI JAGUNG

DENGAN PROSES HIDROLISA ASAM

Provinsi Lampung. Pabrik ini berdiri dengan mempertimbangkan ketersediaan bahan baku, sarana transportasi yang memadai, tenaga kerja yang mudah didapatkan dan kondisi lingkungan.

Pabrik direncanakan memproduksi glukosa sebanyak 100.000 ton/tahun, dengan waktu operasi 24 jam/hari, 330 hari/tahun. Bahan baku yang digunakan adalah patisebanyak 14.841 kg/jam dan air sebanyak 21.769,62 kg/jam.

Bentuk perusahaan adalah Perseroan Terbatas (PT) menggunakan struktur organisasi line dan

staff dengan jumlah karyawan sebanyak 188 orang. Dari analisis ekonomi diperoleh:

Fixed Capital Investment (FCI) = Rp 274.240.731.600,-

Working Capital Investment (WCI) = Rp 48.395.423.050,-

Total Capital Investment (TCI) = Rp 322.636.153.600,-

Break Even Point (BEP) = 47,78%

(2)

ABSTRACT

MANUFACTURE OF GLUCOSE OF CORN STARCH

BY HYDROLYSIS ACID

industrial plant in the region of Center Lampung in Lampung Province. The plant would be Plant was established by considering the availability of raw materials, transportation facilities, readily available labor and environmental conditional.

Plants production capacity is planned for 100.000 tons/year, with operating time of 24 hours/day and 330 working days in year. The raw materials used are corn starch as 14.841 kg/hr and water 21.769,62 kg/hr.

Provision of utility plant needs a treatment system and water supply, steam supply systems, instrument air supply systems, and power generation systems.

The total amount of labor needed is as much as 188 people with a business entity form Limited Liability Company (PT) which is headed by a Director who is assisted by the Director of Production and Director of Finance with line and staff organizational structure.

Fixed Capital Investment (FCI) = Rp 274.240.731.600,-

Working Capital Investment (WCI) = Rp 48.395.423.050,-

Total Capital Investment (TCI) = Rp 322.636.153.600,-

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kotabumi, Lampung Utara pada

tanggal 27 Desember 1988, sebagai anak keempat dari empat

bersaudara, dari pasangan Bapak Drs. A.Bulkini Asu’ud dan

Ibu Minarni.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 3

Gapura pada tahun 2001, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP

Negeri 1 Kotabumi pada tahun 2004 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA

Negeri 3 Kotabumi pada tahun 2007.

Tahun 2007, penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia

Fakultas Teknik Universitas Lampung melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa

Baru (SPMB).

Pada tahun 2012, penulis melakukan penelitian dengan judul “Kajian

Awal Sintesa Selulosa Asetat dari Residu Rumput Laut Eucheuma spinosum” dan

telah dipublikasikan melalui Prosiding Penelitian Seminar Nasional Sains dan

Teknologi V (Satek V) ISBN 978-979-8510-71-7 Vol/Hal/Tahun :

7-13/760-767/2013.

Pada tahun 2013, penulis melakukan Kerja Praktek di PT. Semen Baturaja

(Persero), Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan dengan tugas khusus “Evaluasi

(8)

Sebuah Karya kecilku....

Dengan segenap hati kupersembahkan tugas akhir ini kepada:

Allah SWT,

Atas kehendak-Nya semua ini ada

Atas rahmat-Nya semua ini aku dapatkan

Atas kekuatan dari-Nya aku bisa bertahan.

Orang tuaku sebagai tanda baktiku, terima kasih atas segalanya,

doa, kasih sayang, pengorbanan dan keikhlasannya.

Ini hanyalah setitik balasan yang tidak bisa dibandingkan dengan

berjuta-juta pengorbanan dan kasih sayang

yang tidak akan pernah berakhir.

Guru-guruku sebagai tanda hormatku,

terima kasih atas ilmu yang telah diberikan.

(9)

SANWACANA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Kuasa

dan Maha Penyayang, atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas akhir

ini dengan judul “Prarancangan Pabrik Glukosa dari Pati Jagung dengan Proses

Hidrolisa Asam Kapasitas 100.000 Ton/Tahun” dapat diselesaikan dengan baik.

Tugas akhir ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna

memperoleh derajat kesarjanaan (S-1) di Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik

Universitas Lampung.

Penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari

beberapa pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ir. Azhar, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Universitas Lampung

atas ilmu, kritik dan saran dalam penyelesaian tugas akhir.

2. Yuli Darni, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan

pengarahan, masukan, bimbingan, kritik dan saran selama penyelesaian tugas

akhir. Semoga ilmu bermanfaat yang diberikan dapat berguna dikemudian

hari.

3. Dr. Elida Purba, S.T., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing II, atas segala

perhatian, saran, bantuan dan kesabarannya dalam membimbing penulis

menyelesaikan laporan tugas akhir.

4. Dr. Eng. Dewi Agustina Iryani, S.T.,M.T. selaku Dosen Penguji I atas ilmu,

(10)

5. Heri Rustamaji, S.T., M.Eng. selaku Dosen Penguji II atas ilmu, kritik dan

saran dalam perbaikan laporan tugas akhir.

6. Seluruh Dosen Teknik Kimia Universitas Lampung, atas semua ilmu dan

bekal masa depan yang akan selalu bermanfaat.

7. Seluruh Staf di Jurusan Teknik Kimia yang telah banyak membantu selama

masa perkuliahan.

8. Kedua orang tuaku tersayang serta kakak-kakakku yang selalu mendoakan di

setiap waktu dan tidak pernah henti-hentinya memberikan dukungan dan

semangat.

9. Erna Sartika Sinambela, selaku partner dalam pengerjaan tugas akhir, terima

kasih untuk semangat, kesabaran dan kerja kerasnya.

10. Mirza Ariantoni, selaku rekan seperjuangan dalam suka duka yang telah

membantu penulis dalam penyelesaian laporan tugas akhir ini, terima kasih

atas doa, dukungan dan pengorbanannya.

11. Teman-teman seperjuangan di Teknik Kimia Angkatan 2007, kakak-kakak

dan adik-adik angkatan yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih

atas bantuannya selama penulis menyelesaikan tugas akhir ini.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas akhir ini.

Bandar Lampung, 30 Oktober 2014

Penulis,

(11)
(12)

ii

5 Unit Pengadaan Bahan Bakar... 63

B. Pengolahan Limbah ... 63

C. Laboratorium ... 69

D. Instumentasi Dan Pengendalian Proses ... 73

VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK A. Lokasi Pabrik ... 77

B. Tata Letak Pabrik ... 80

C. Prakiraan Areal Lingkungan………... 81

(13)

iii

2.1. Perbandingan proses hidrolisa dengan katalis asam dan katalis enzim .. 12

(14)
(15)

v

5.39. Cation Exchanger (CE-4-1) ... 41

5.40. Anion Exchanger (AE-401) ... 41

5.41. Demin Water Tank (DWT-401) ... 42

5.42. Spesifikasi Pompa Utilitas 1 (PU-401) ... 42

5.43. Spesifikasi Pompa Utilitas 2 (PU-402) ... 42

5.44. Spesifikasi Pompa Utilitas 3 (PU-403) ... 43

5.45. Spesifikasi Pompa Utilitas 4 (PU-404) ... 43

5.46. Spesifikasi Pompa Utilitas 5 (PU-405) ... 43

5.47. Spesifikasi Pompa Utilitas 6 (PU-406) ... 44

5.48. Spesifikasi Pompa Utilitas 7 (PU-407) ... 44

5.49. Spesifikasi Pompa Utilitas 8 (PU-408) ... 44

5.50. Spesifikasi Pompa Utilitas 9 (PU-409) ... 45

5.51. Spesifikasi Pompa Utilitas 10 (PU-410) ... 45

5.52. Spesifikasi Pompa Utilitas 11 (PU-411) ... 45

5.53. Spesifikasi Pompa Utilitas 12 (PU-412) ... 46

5.54. Spesifikasi Pompa Utilitas 13 (PU-413) ... 46

5.55. Spesifikasi Pompa Utilitas 14 (PU-414) ... 46

5.56. Deaerator (DE-401)……… 47

7.1. Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Lampung Selatan ... 79

8.1. Jadwal Kerja Masing-Masing Regu ... 97

8.2. Prasyarat Tingkat Pendidikan ... 98

(16)

vi

8.4. Jumlah Operator pada Alat Utilitas ... 100

8.5. Jumlah Karyawan Kantor ... 100

9.1. Fixed Capital Investment ... 107

9.2. Manufacturing Cost ... 108

9.3. General Expenses ... 109

9.4. Administrative Cost ... 109

9.5. Acceptable Persent Return on Investment... 110

9.6. Acceptable Persent Pay Out Time ... 111

(17)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1. Struktur Glukosa ... 2

7.1. Lokasi Pabrik ... 81

7.2. Tata Letak Pabrik ... 82

8.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... 85

9.1. Analisa Ekonomi ... 112

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya kita mengenal gula yang dihasilkan dari tebu sehingga disebut dengan

gula tebu. Padahal gula juga dapat dibuat dari bahan yang mengandung pati, seperti jagung,

ubi kayu, ubi jalar, sorgum, dan talas. Kemanisan gula yang terbuat dari pati juga hampir

sama dengan gula tebu atau sukrosa.

Pati merupakan jenis karbohidrat yang terutama dihasilkan oleh tanaman. Pati tersusun

dari dua makromolekul polisakarida, yaitu amilosa dan amilopektin yang keduanya tersimpan

dalam bentuk butiran yang disebut granula pati. Amilosa tersusun dari molekul-molekul

glukosa yang membentuk struktur linier, sedangkan amilopektin disamping disusun oleh

struktur utama linier juga memiliki struktur bercabang-cabang, dimana titik-titik

percabangannya diikat dengan ikatan gliikosidik β-1,6. Amilopektin memiliki struktur

molekul yang lebih besar dibandingkan amilosa dan umumnya kandungannya di dalam

granula pati lebih banyak dibandingkan amilosa. Kandungan pati yang terdapat di dalam

tumbuhan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda satu sama lain. Semakin banyak

kandungan amilopektin maka pati tersebut akan mudah larut dalam air. Dengan demikian

akan mudah untuk memutus polisakarida tersebut menjadi glukosa. Melalui proses hidrolisa,

pati dapat dikonversi menjadi glukosa dalam bentuk larutan kental (sirup glukosa) maupun

(19)

2

Struktur molekul glukosa dapat dilihat pada Gambar 1.1

Gambar 1.1 Struktur Glukosa

Reaksi yang terjadi pada hidrolisa pati adalah sebagai berikut:

C6H10O5(n) + H2O(n) katalis dan panas C6H12O6(n)

Pati Air Glukosa……(Agra dkk, 1973; Stout & Rydberg Jr., 1939)

Katalis yang digunakan dapat berupa asam klorida, asam nitrat dan asam sulfat. Bila

pasta pati ditambah asam lalu dipanaskan akan dihasilkan glukosa. Dengan adanya

katalisator, maka kecepatan reaksi hidrolisa akan bertambah (Trihadi dan Susanto, 1994).

Glukosa atau dekstrosa adalah sejenis gula monosakarida dengan rumus molekul

C6H12O6 banyak digunakan dalam industri permen, es krim dan sirup. Selain itu glukosa juga

banyak digunakan oleh industri farmasi antara lain untuk pembuatan larutan infus, serta

pembuatan tablet-tablet sebagai lapisan luar sehingga berasa manis. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa kegunaan glukosa sangat kompleks.

Seiring bertambahnya penduduk dan semakin meningkatnya kesejahteraan penduduk

tersebut mengakibatkan semakin tingginya konsumsi masyarakat terhadap barang-barang

kebutuhan pokok seperti makanan dan minuman. Hal ini juga mendorong semakin

berkembangnya industri makanan dan minuman di dalam negeri dimana industri ini sering

membutuhkan glukosa sebagai bahan pemanis, maka menyebabkan kebutuhan akan glukosa

(20)

3

B. Kegunaan Produk

Pemanfaatan glukosa di dalam industri sangat diperlukan dalam proses produksi bahan

makanan dan minuman, misalnya dalam pembuatan permen, biskuit, es krim, bumbu masak,

sirup dan kecap. Dalam industri permen, glukosa selain digunakan sebagai pelindung agar

kembang gula yang dihasilkan tidak mudah meleleh sehingga dapat dibentuk, juga sebagai

bahan pengawet dan untuk memberikan rasa manis. Begitu juga dalam industri selai, fondan

dan produk fermentasi lainnya, glukosa dimanfaatkan sebagai bahan pengawet dan pemanis.

Glukosa juga digunakan sebagai substituen karena produk ini mengandung karbohidrat atau

gula pereduksi, misalnya dalam industri fermentasi memproduksi etanol dan asam sitrat.

Dalam industri farmasi, glukosa juga sangat dibutuhkan khususnya dalam pembuatan larutan

infus dan pembuatan tablet. Selain itu hidrogenasi glukosa di bawah pengaruh katalisator

tertentu dapat menghasilkan sorbitol yang diperlukan sebagai formulasi makanan penderita

kencing manis dan digunakan juga sebagai bahan campuran pasta gigi.

C. Ketersediaan Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam prarancangan pabrik ini adalah jagung. Dipilihnya

jagung sebagai bahan baku, karena kandungan patinya cukup tinggi dan mengandung

glukosa. Menurut Inglett (1987), biji jagung mengandung 71,3% pati. Selain itu produksi

jagung cukup tinggi di Indonesia. Produksi jagung di Indonesia dari tahun 2007 – 2012 dapat

dilihat pada Tabel 1.1 berikut :

Tabel 1.1 Produksi jagung di Indonesia tahun 2007 – 2012

Tahun Produksi (Ton)

(21)

4

D. Analisis Pasar

Analisis pasar merupakan langkah untuk mengetahui seberapa besar minat pasar

terhadap suatu produk. Adapun analisis pasar meliputi data impor, data konsumsi, dan data

produksi glukosa.

1. Data Impor

Impor glukosa di Indonesia dari tahun ke tahun dapat dilihat pada Tabel 1.2. berikut :

Tabel 1.2. Data Impor Glukosa di Indonesia

Tahun Data Impor

(ton/tahun)

2006 12.249,411

2007 15.431,943

2008 21.572,474

2009 21.493,297

2010 21.360,492

2011 29.331,931

(Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia, 2006-2011)

Dari data Badan Pusat Statistik di Indonesia menunjukkan bahwa kebutuhan glukosa di

Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini yang menyebabkan diperlukannya

industri yang memproduksi glukosa guna memenuhi kebutuhan yang meningkat di dalam

negeri, sehingga dapat menekan angka kebutuhan impor dimana hal ini juga bisa dilihat pada

(22)

5

Glukosa banyak dimanfaatkan untuk pemanis pada industri makanan maupun

minuman. Adapun data kandungan glukosa pada minuman karbonasi adalah 10%, sedangkan

makanan ringan mengandung 8,5% (BPOM, 2012). Maka data konsumsi glukosa pada

makanan biskuit dan minuman karbonasi terdapat pada Tabel 1.3. berikut :

y = 3E+06x - 6E+09

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

(23)

6

2009 161.674 47.067,696 208.741

2010 179.637 55.373,76 235.011

2011 199.597 65.145,6 264.743

2012 229.538 74.917,44 304.456

Sumber: -Industries|Update Vol. 7 April 2012, Mandiri

-http://www.indonesiafinancetoday.com/read/2994/EmitenMakanan Tingkatkan-Kapasitas-Produksi-15 pada 20 Februari 2013

(24)

7

3. Data Produksi

Pabrik glukosa yang sudah beroperasi di Indonesia dan perkembangan data produksi

setiap tahunnya adalah sebagai berikut :

Tabel 1.4. Data Produksi Glukosa

Sumber : Philip Securities Indonesia, 2010

Laporan Tahunan PT. Budi Acid Jaya Tbk, 2010

Gambar 1.4. Data Produksi Glukosa

Pada Gambar 1.4. dengan menggunakan persamaan y = 1E+07x - 2E+10 dimana x

adalah tahun. Dari persamaan ini untuk tahun 2018 diperoleh data produksi glukosa sebesar

(25)

8

E. Kapasitas Produksi Pabrik

Kapasitas produksi suatu pabrik ditentukan berdasarkan kebutuhan konsumsi produk

dalam negeri, data impor, serta data produksi yang telah ada, sebagaimana dapat dilihat dari

berbagai sumber, misalnya dari Badan Pusat Statistik, sehingga dapat diketahui kebutuhan

akan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dari data industri yang telah ada.

Berdasarkan data-data ini, kemudian ditentukan besarnya kapasitas produksi. Adapun

persamaan kapasitas produksi adalah sebagai berikut :

KP = DK – DI – DP

Dimana :

KP = Kapasitas produksi pada tahun X

DK = Data konsumsi pada tahun X

DI = Data impor pada tahun X

DP = Data produksi yang telah ada pada tahun X

KP = DK – DI – DP

KP = 540.000 Ton – 54.000 Ton – 180.000 Ton

KP = 306.000 Ton

Berdasarkan pertimbangan di atas diperoleh kapasitas pabrik glukosa pada tahun 2018

beroperasi 40% yaitu sekitar 100.000 ton/tahun. Dengan didirikannya pabrik ini, diharapkan

(26)

9

F. Lokasi Pabrik

Pabrik glukosa ini, direncanakan didirikan di daerah Lampung Tengah, Provinsi

Lampung. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan, antara lain :

1. Bahan baku

Bahan baku berupa pati jagung didatangkan dari PT. Sukses Makmur, Tangerang.

2. Transportasi

Pengangkutan bahan baku dan produk mudah karena lokasi pabrik terletak di pinggir

jalan raya. Selain itu Kabupaten Lampung Tengah juga memiliki berbagai sarana

penunjang diantaranya Bandara Raden Inten II serta memiliki Pelabuhan

Tulangbawang, Pelabuhan Mesuji, Pelabuhan Kota Agung, Pelabuhan Labuhan

Maringgai, Pelabuhan Teluk Betung, dan Pelabuhan khusus Tarakan. Di Kabupaten

Lampung Tengah telah ada sekitar 46 industri, sehingga sistem transportasi untuk

mengangkut bahan baku dan produk telah tersedia dengan baik.

3. Pemasaran

Glukosa sebagian besar digunakan pada industri makanan seperti minuman bersoda,

makanan biskuit dan lain-lain. Lokasi tidak terlalu jauh dari kota- kota besar seperti

Bandar Lampung, dan Jabodetabek, sehingga pemasaran mudah dilakukan.

4. Kebutuhan air

Di dalam perencanaan pabrik ini, air diperlukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

selama berlangsungnya proses produksi. Air tersebut dipergunakan sebagai air proses,

air sanitasi dan air umpan boiler. Kebutuhan akan air ini diperoleh dari Sungai Way

Seputih.

5. Tenaga kerja

Tenaga kerja termasuk hal yang sangat menunjang dalam operasional pabrik, tenaga

(27)

10

 Masyarakat sekitar pabrik.

 Tenaga ahli yang berasal dari daerah sekitar pabrik dan luar daerah.

Tenaga kerja ini merupakan tenaga kerja yang produktif dari berbagai tingkatan baik

yang terdidik maupun yang belum terdidik.

6. Biaya untuk tanah

Tanah yang tersedia untuk lokasi pabrik masih cukup luas dan dengan harga yang

relatif terjangkau.

7. Kondisi iklim dan cuaca

Lokasi yang dipilih merupakan daerah bebas banjir, gempa dan angin topan, sehingga

keamanan bangunan pabrik terjamin.

8. Kemungkinan perluasan dan ekspansi

Pemilihan lokasi pabrik berada di kawasan industri Lampung Tengah yang relatif tidak

padat penduduknya, sehingga masih memungkinkan untuk perluasan areal pabrik.

9. Sosial masyarakat

Sikap masyarakat diperkirakan akan mendukung pendirian pabrik pembuatan glukosa

karena akan menjamin tersedianya lapangan kerja bagi mereka dan menyejahterakan

petani jagung. Selain itu pendirian pabrik ini diperkirakan tidak akan mengganggu

(28)

BAB X

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis ekonomi yang telah dilakukan terhadap

Prarancangan Pabrik Glukosa dari Pati Jagung dengan Proses Hidrolisa Asam

kapasitas 100.000 ton/tahun dapat dibuat simpulan sebagai berikut :

1. Percent Return on Investment (ROI) sesudah pajak adalah 22,42%.

2. Pay Out Time (POT) sesudah pajak adalah 2,75 tahun.

3. Break Event Point (BEP) sesudah pajak adalah 47,78% dimana syarat

umum pabrik di Indonesia adalah 30-60%.

4. Shut Down Point (SDP) sesudah pajak adalah 24,32%, yakni batasan

kapasitas produksi, sehingga pabrik harus berhenti berproduksi karena

merugi.

5. Discounted Cash Flow Rate of Return (DCF) sesudah pajak adalah 58%

lebih besar dari suku bunga bank sekarang, sehingga investor akan lebih

(29)

119

B. Saran

Prarancangan Pabrik Glukosa dari Pati Jagung dengan Proses Hidrolisa

Asam kapasitas 100.000 ton/tahun ini sebaiknya dikaji lebih lanjut baik dari segi

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Agra, I.B. , Wamijati, S. dan Pudjianto, B. 1973. Hidrolisis Pati dari Ketela Rambat pada

Suhu lebih dari 100 Celcius. Forum Teknik : 115-129.

Antara News. 2013. Lampung Selatan Bangun Kawasan Industri. Tersedia di

http://www.antaranews.com/berita/366878/lampung-selatan-bangun-kawasan-industri.

Diakses 9 April 2013.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2013. Tersedia di http://www.bps.go.id. Diakses 17 Januari

2013.

Bailey, J.E.,dan Ollis, D.F.1986. Biochemical Engineering Fundamentals, 2nd ed . McGraw

Hill International Editions. Singapore.

Banchero, Julius T., and Walter L. Badger. 1955. Introduction to Chemical Engineering.

McGraw Hill : New York.

Bank Indonesia (BI). 2014. Tersedia di

http://www.bi.go.id/id/moneter/informasi-kurs/transaksi-bi/Default.aspx. Diakses 17 Februari 2014.

Brownell, Lloyd E., and Edwin H. Young. 1959. Process Equipment Design. John Wiley &

Sons, Inc. : New York.

Budiyono dan Hargono. 2008. Intensifikasi Proses Inovatif untuk Produksi Gula Kristal

Glukosa dari Tepung Ubi Kayu sebagai Pemanis dan Minuman Tradisional. Universitas

Diponegoro. Semarang.

Coulson J.M., and J. F. Richardson. 1993. Chemical Engineering 3rd edition.

(31)

Fessenden dan Fessenden. 1999. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 2. Erlangga. Jakarta.

Fogler, H. Scott. 1999. Elements of Chemical Reaction Engineering 3rd edition. . Prentice Hall : USA.

Geankoplis, Christie J. 1993. Transport Processes and Unit Operations 3rd edition. Prentice

Hall : New Jersey.

Inglett, G.E. 1987. Corn, Culture, Processing, Products. The avl Publ, Co. Inc : Westport,

Connecticut.

Kern, Donald Q. 1965. Process Heat Transfer. Mcgraw-Hill Co. : New York.

Levenspiel, Octave. 1995. Chemical Reaction Engineering 2nd edition. John Wiley & Sons,

Inc. : New York.

Mardan, Adani. 2014. Penyesuaian Harga Jual Keekonomiasn BBM Pertamina Sektor

Industri & Bunker. Tersedia di

http://bbmsolarindustri.blogspot.com/2014/09/info-penyesuaian-harga-periode-15-30.html?m=1. Diakses 14 September 2014.

McCabe, W.L. Smith dan J.C. Smith 1976. Unit Operation of Chemical Engineering.

McGraw Hill BookKogokhusa Ltd. Tokyo.

Perry, Robert H., and Don W. Green. 1999. Perry’s Chemical Engineers’ Handbook 7th

edition. McGraw Hill : New York.

Peters, M.S. dan Timmerhaus, K.D. 2004. Plant Design and Economics for Chemical

Engineer 5th edition. John Wiley & Sons, Inc. : New York.

Powell, S. 1954. Water Conditioning for Industry, Ed. 1st. Mc Graw Hill Book Company :

London.

Radar Lampung. 2011. Lampung Buka Gerbang Ekspor Impor. Tersedia di

http://www.radarlampung.co.id/read/metro-bisnis/42989-lampung-buka-gerbang-ekspor.

(32)

Reklaitis, G.V. 1983. Introduction to Material and Energi Balance. Mc Graw Hill Book

Company : New York.

Smith, J.M., H.C. Van Ness, and M.M. Abbott. 2001. Chemical Engineering

Thermodynamics 6th edition. McGraw Hill : New York.

Sumada, Ketut. 2012. Perancangan Fasilitas Pengolahan Air Limbah Secara Kimia. 20 April

2012. Tersedia di

http://Ketutsumada.Blogspot.Com/2012/04/Perancangan-Fasilitas-Pengolahan-Air.Html. UPN Veteran : Jawa Timur. Diakses 20 Januari 2014.

Timmerhaus, Klaus D., Max S. Peters, and Ronald E. West. 2002. Plant Design and

Economics for Chemical Engineers 5th edition. McGraw-Hill : New York.

Tjokroadikoesoemo, P. S. 1986. HFS dan Industri Ubi Kayu Lainnya. PT. Gramedia. Jakarta.

Trihadi, Bambang dan Indro, Susanto. 1994. Pembuatan Gula Glukosa dari Tepung Biji

Nangka. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Ulrich, D.A. 1984. A Guide to Chemical Engineers Process Design and Economics. John

Wiley and Sons, Inc. : New York.

Ulum, M. Harisul dan Yunastriana, Andry. 2010. Pabrik Sirup Glukosa dari Talas dengan

Proses Hidrolisis Enzim. Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya.

Walas, Stanley M. 1990. Chemical Process Equipment. Butterworth-Heinemann :

Gambar

Tabel
Gambar 1.1 Struktur Glukosa
Tabel 1.1 Produksi jagung di Indonesia tahun 2007 – 2012
Tabel 1.2. Data Impor Glukosa di Indonesia
+4

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, didirikan Pabrik Asam Lemak dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas 120.000 Ton/Tahun yang dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri dan luar negeri.. Asam lemak

Oleh karena itu, didirikan Pabrik Asam Lemak dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas 65.000 Ton/Tahun yang dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri dan luar negeri. Asam lemak diperoleh

Pabrik trioxan ini direncanakan akan didirikan dengan kapasitas 30.000 ton/tahun yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan trioxan dalam negeri. Pabrik trioxan ini

Oleh karena itu, didirikan pabrik asam lemak dari minyak kelapa sawit kapasitas 125.000 ton/tahun yang dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri dan luar negeri.. Asam lemak

Dari data kebutuhan, Impor Sodium Hidrogen Karbonat di Indonesia, dan prediksi jumlah produksi dalam negeri serta keinginan untuk mengekspor produk maka dapat ditentukan

Pada perancangan pabrik kimia memiliki potensi kapasitas benzaldehid sebesar 34 ton /tahun, kapasitas sebesar ini akan memenuhi kebutuhan pemakaian benzaldehid dalam

Kapasitas yang direncanakan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri dan meninjau kapasitas pabrik MNT di luar negeri yang cukup besar, maka selebihnya

Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan adanya peluang ekspor yang masih terbuka, maka dirancang pabrik Acrylonitrile dengan kapasitas produksi 100.000