ABSTRAK
PRARANCANGAN PABRIK GLUKOSA DARI PATI JAGUNG
DENGAN PROSES HIDROLISA ASAM
Provinsi Lampung. Pabrik ini berdiri dengan mempertimbangkan ketersediaan bahan baku, sarana transportasi yang memadai, tenaga kerja yang mudah didapatkan dan kondisi lingkungan.Pabrik direncanakan memproduksi glukosa sebanyak 100.000 ton/tahun, dengan waktu operasi 24 jam/hari, 330 hari/tahun. Bahan baku yang digunakan adalah patisebanyak 14.841 kg/jam dan air sebanyak 21.769,62 kg/jam.
Bentuk perusahaan adalah Perseroan Terbatas (PT) menggunakan struktur organisasi line dan
staff dengan jumlah karyawan sebanyak 188 orang. Dari analisis ekonomi diperoleh:
Fixed Capital Investment (FCI) = Rp 274.240.731.600,-
Working Capital Investment (WCI) = Rp 48.395.423.050,-
Total Capital Investment (TCI) = Rp 322.636.153.600,-
Break Even Point (BEP) = 47,78%
ABSTRACT
MANUFACTURE OF GLUCOSE OF CORN STARCH
BY HYDROLYSIS ACID
industrial plant in the region of Center Lampung in Lampung Province. The plant would be Plant was established by considering the availability of raw materials, transportation facilities, readily available labor and environmental conditional.Plants production capacity is planned for 100.000 tons/year, with operating time of 24 hours/day and 330 working days in year. The raw materials used are corn starch as 14.841 kg/hr and water 21.769,62 kg/hr.
Provision of utility plant needs a treatment system and water supply, steam supply systems, instrument air supply systems, and power generation systems.
The total amount of labor needed is as much as 188 people with a business entity form Limited Liability Company (PT) which is headed by a Director who is assisted by the Director of Production and Director of Finance with line and staff organizational structure.
Fixed Capital Investment (FCI) = Rp 274.240.731.600,-
Working Capital Investment (WCI) = Rp 48.395.423.050,-
Total Capital Investment (TCI) = Rp 322.636.153.600,-
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kotabumi, Lampung Utara pada
tanggal 27 Desember 1988, sebagai anak keempat dari empat
bersaudara, dari pasangan Bapak Drs. A.Bulkini Asu’ud dan
Ibu Minarni.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 3
Gapura pada tahun 2001, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP
Negeri 1 Kotabumi pada tahun 2004 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA
Negeri 3 Kotabumi pada tahun 2007.
Tahun 2007, penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Lampung melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa
Baru (SPMB).
Pada tahun 2012, penulis melakukan penelitian dengan judul “Kajian
Awal Sintesa Selulosa Asetat dari Residu Rumput Laut Eucheuma spinosum” dan
telah dipublikasikan melalui Prosiding Penelitian Seminar Nasional Sains dan
Teknologi V (Satek V) ISBN 978-979-8510-71-7 Vol/Hal/Tahun :
7-13/760-767/2013.
Pada tahun 2013, penulis melakukan Kerja Praktek di PT. Semen Baturaja
(Persero), Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan dengan tugas khusus “Evaluasi
Sebuah Karya kecilku....
Dengan segenap hati kupersembahkan tugas akhir ini kepada:
Allah SWT,
Atas kehendak-Nya semua ini ada
Atas rahmat-Nya semua ini aku dapatkan
Atas kekuatan dari-Nya aku bisa bertahan.
Orang tuaku sebagai tanda baktiku, terima kasih atas segalanya,
doa, kasih sayang, pengorbanan dan keikhlasannya.
Ini hanyalah setitik balasan yang tidak bisa dibandingkan dengan
berjuta-juta pengorbanan dan kasih sayang
yang tidak akan pernah berakhir.
Guru-guruku sebagai tanda hormatku,
terima kasih atas ilmu yang telah diberikan.
SANWACANA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Kuasa
dan Maha Penyayang, atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas akhir
ini dengan judul “Prarancangan Pabrik Glukosa dari Pati Jagung dengan Proses
Hidrolisa Asam Kapasitas 100.000 Ton/Tahun” dapat diselesaikan dengan baik.
Tugas akhir ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh derajat kesarjanaan (S-1) di Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Lampung.
Penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Azhar, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Universitas Lampung
atas ilmu, kritik dan saran dalam penyelesaian tugas akhir.
2. Yuli Darni, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan
pengarahan, masukan, bimbingan, kritik dan saran selama penyelesaian tugas
akhir. Semoga ilmu bermanfaat yang diberikan dapat berguna dikemudian
hari.
3. Dr. Elida Purba, S.T., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing II, atas segala
perhatian, saran, bantuan dan kesabarannya dalam membimbing penulis
menyelesaikan laporan tugas akhir.
4. Dr. Eng. Dewi Agustina Iryani, S.T.,M.T. selaku Dosen Penguji I atas ilmu,
5. Heri Rustamaji, S.T., M.Eng. selaku Dosen Penguji II atas ilmu, kritik dan
saran dalam perbaikan laporan tugas akhir.
6. Seluruh Dosen Teknik Kimia Universitas Lampung, atas semua ilmu dan
bekal masa depan yang akan selalu bermanfaat.
7. Seluruh Staf di Jurusan Teknik Kimia yang telah banyak membantu selama
masa perkuliahan.
8. Kedua orang tuaku tersayang serta kakak-kakakku yang selalu mendoakan di
setiap waktu dan tidak pernah henti-hentinya memberikan dukungan dan
semangat.
9. Erna Sartika Sinambela, selaku partner dalam pengerjaan tugas akhir, terima
kasih untuk semangat, kesabaran dan kerja kerasnya.
10. Mirza Ariantoni, selaku rekan seperjuangan dalam suka duka yang telah
membantu penulis dalam penyelesaian laporan tugas akhir ini, terima kasih
atas doa, dukungan dan pengorbanannya.
11. Teman-teman seperjuangan di Teknik Kimia Angkatan 2007, kakak-kakak
dan adik-adik angkatan yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih
atas bantuannya selama penulis menyelesaikan tugas akhir ini.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas akhir ini.
Bandar Lampung, 30 Oktober 2014
Penulis,
ii
5 Unit Pengadaan Bahan Bakar... 63
B. Pengolahan Limbah ... 63
C. Laboratorium ... 69
D. Instumentasi Dan Pengendalian Proses ... 73
VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK A. Lokasi Pabrik ... 77
B. Tata Letak Pabrik ... 80
C. Prakiraan Areal Lingkungan………... 81
iii
2.1. Perbandingan proses hidrolisa dengan katalis asam dan katalis enzim .. 12
v
5.39. Cation Exchanger (CE-4-1) ... 41
5.40. Anion Exchanger (AE-401) ... 41
5.41. Demin Water Tank (DWT-401) ... 42
5.42. Spesifikasi Pompa Utilitas 1 (PU-401) ... 42
5.43. Spesifikasi Pompa Utilitas 2 (PU-402) ... 42
5.44. Spesifikasi Pompa Utilitas 3 (PU-403) ... 43
5.45. Spesifikasi Pompa Utilitas 4 (PU-404) ... 43
5.46. Spesifikasi Pompa Utilitas 5 (PU-405) ... 43
5.47. Spesifikasi Pompa Utilitas 6 (PU-406) ... 44
5.48. Spesifikasi Pompa Utilitas 7 (PU-407) ... 44
5.49. Spesifikasi Pompa Utilitas 8 (PU-408) ... 44
5.50. Spesifikasi Pompa Utilitas 9 (PU-409) ... 45
5.51. Spesifikasi Pompa Utilitas 10 (PU-410) ... 45
5.52. Spesifikasi Pompa Utilitas 11 (PU-411) ... 45
5.53. Spesifikasi Pompa Utilitas 12 (PU-412) ... 46
5.54. Spesifikasi Pompa Utilitas 13 (PU-413) ... 46
5.55. Spesifikasi Pompa Utilitas 14 (PU-414) ... 46
5.56. Deaerator (DE-401)……… 47
7.1. Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Lampung Selatan ... 79
8.1. Jadwal Kerja Masing-Masing Regu ... 97
8.2. Prasyarat Tingkat Pendidikan ... 98
vi
8.4. Jumlah Operator pada Alat Utilitas ... 100
8.5. Jumlah Karyawan Kantor ... 100
9.1. Fixed Capital Investment ... 107
9.2. Manufacturing Cost ... 108
9.3. General Expenses ... 109
9.4. Administrative Cost ... 109
9.5. Acceptable Persent Return on Investment... 110
9.6. Acceptable Persent Pay Out Time ... 111
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1. Struktur Glukosa ... 2
7.1. Lokasi Pabrik ... 81
7.2. Tata Letak Pabrik ... 82
8.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... 85
9.1. Analisa Ekonomi ... 112
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya kita mengenal gula yang dihasilkan dari tebu sehingga disebut dengan
gula tebu. Padahal gula juga dapat dibuat dari bahan yang mengandung pati, seperti jagung,
ubi kayu, ubi jalar, sorgum, dan talas. Kemanisan gula yang terbuat dari pati juga hampir
sama dengan gula tebu atau sukrosa.
Pati merupakan jenis karbohidrat yang terutama dihasilkan oleh tanaman. Pati tersusun
dari dua makromolekul polisakarida, yaitu amilosa dan amilopektin yang keduanya tersimpan
dalam bentuk butiran yang disebut granula pati. Amilosa tersusun dari molekul-molekul
glukosa yang membentuk struktur linier, sedangkan amilopektin disamping disusun oleh
struktur utama linier juga memiliki struktur bercabang-cabang, dimana titik-titik
percabangannya diikat dengan ikatan gliikosidik β-1,6. Amilopektin memiliki struktur
molekul yang lebih besar dibandingkan amilosa dan umumnya kandungannya di dalam
granula pati lebih banyak dibandingkan amilosa. Kandungan pati yang terdapat di dalam
tumbuhan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda satu sama lain. Semakin banyak
kandungan amilopektin maka pati tersebut akan mudah larut dalam air. Dengan demikian
akan mudah untuk memutus polisakarida tersebut menjadi glukosa. Melalui proses hidrolisa,
pati dapat dikonversi menjadi glukosa dalam bentuk larutan kental (sirup glukosa) maupun
2
Struktur molekul glukosa dapat dilihat pada Gambar 1.1
Gambar 1.1 Struktur Glukosa
Reaksi yang terjadi pada hidrolisa pati adalah sebagai berikut:
C6H10O5(n) + H2O(n) katalis dan panas C6H12O6(n)
Pati Air Glukosa……(Agra dkk, 1973; Stout & Rydberg Jr., 1939)
Katalis yang digunakan dapat berupa asam klorida, asam nitrat dan asam sulfat. Bila
pasta pati ditambah asam lalu dipanaskan akan dihasilkan glukosa. Dengan adanya
katalisator, maka kecepatan reaksi hidrolisa akan bertambah (Trihadi dan Susanto, 1994).
Glukosa atau dekstrosa adalah sejenis gula monosakarida dengan rumus molekul
C6H12O6 banyak digunakan dalam industri permen, es krim dan sirup. Selain itu glukosa juga
banyak digunakan oleh industri farmasi antara lain untuk pembuatan larutan infus, serta
pembuatan tablet-tablet sebagai lapisan luar sehingga berasa manis. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa kegunaan glukosa sangat kompleks.
Seiring bertambahnya penduduk dan semakin meningkatnya kesejahteraan penduduk
tersebut mengakibatkan semakin tingginya konsumsi masyarakat terhadap barang-barang
kebutuhan pokok seperti makanan dan minuman. Hal ini juga mendorong semakin
berkembangnya industri makanan dan minuman di dalam negeri dimana industri ini sering
membutuhkan glukosa sebagai bahan pemanis, maka menyebabkan kebutuhan akan glukosa
3
B. Kegunaan Produk
Pemanfaatan glukosa di dalam industri sangat diperlukan dalam proses produksi bahan
makanan dan minuman, misalnya dalam pembuatan permen, biskuit, es krim, bumbu masak,
sirup dan kecap. Dalam industri permen, glukosa selain digunakan sebagai pelindung agar
kembang gula yang dihasilkan tidak mudah meleleh sehingga dapat dibentuk, juga sebagai
bahan pengawet dan untuk memberikan rasa manis. Begitu juga dalam industri selai, fondan
dan produk fermentasi lainnya, glukosa dimanfaatkan sebagai bahan pengawet dan pemanis.
Glukosa juga digunakan sebagai substituen karena produk ini mengandung karbohidrat atau
gula pereduksi, misalnya dalam industri fermentasi memproduksi etanol dan asam sitrat.
Dalam industri farmasi, glukosa juga sangat dibutuhkan khususnya dalam pembuatan larutan
infus dan pembuatan tablet. Selain itu hidrogenasi glukosa di bawah pengaruh katalisator
tertentu dapat menghasilkan sorbitol yang diperlukan sebagai formulasi makanan penderita
kencing manis dan digunakan juga sebagai bahan campuran pasta gigi.
C. Ketersediaan Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam prarancangan pabrik ini adalah jagung. Dipilihnya
jagung sebagai bahan baku, karena kandungan patinya cukup tinggi dan mengandung
glukosa. Menurut Inglett (1987), biji jagung mengandung 71,3% pati. Selain itu produksi
jagung cukup tinggi di Indonesia. Produksi jagung di Indonesia dari tahun 2007 – 2012 dapat
dilihat pada Tabel 1.1 berikut :
Tabel 1.1 Produksi jagung di Indonesia tahun 2007 – 2012
Tahun Produksi (Ton)
4
D. Analisis Pasar
Analisis pasar merupakan langkah untuk mengetahui seberapa besar minat pasar
terhadap suatu produk. Adapun analisis pasar meliputi data impor, data konsumsi, dan data
produksi glukosa.
1. Data Impor
Impor glukosa di Indonesia dari tahun ke tahun dapat dilihat pada Tabel 1.2. berikut :
Tabel 1.2. Data Impor Glukosa di Indonesia
Tahun Data Impor
(ton/tahun)
2006 12.249,411
2007 15.431,943
2008 21.572,474
2009 21.493,297
2010 21.360,492
2011 29.331,931
(Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia, 2006-2011)
Dari data Badan Pusat Statistik di Indonesia menunjukkan bahwa kebutuhan glukosa di
Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini yang menyebabkan diperlukannya
industri yang memproduksi glukosa guna memenuhi kebutuhan yang meningkat di dalam
negeri, sehingga dapat menekan angka kebutuhan impor dimana hal ini juga bisa dilihat pada
5
Glukosa banyak dimanfaatkan untuk pemanis pada industri makanan maupun
minuman. Adapun data kandungan glukosa pada minuman karbonasi adalah 10%, sedangkan
makanan ringan mengandung 8,5% (BPOM, 2012). Maka data konsumsi glukosa pada
makanan biskuit dan minuman karbonasi terdapat pada Tabel 1.3. berikut :
y = 3E+06x - 6E+09
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
6
2009 161.674 47.067,696 208.741
2010 179.637 55.373,76 235.011
2011 199.597 65.145,6 264.743
2012 229.538 74.917,44 304.456
Sumber: -Industries|Update Vol. 7 April 2012, Mandiri
-http://www.indonesiafinancetoday.com/read/2994/EmitenMakanan Tingkatkan-Kapasitas-Produksi-15 pada 20 Februari 2013
7
3. Data Produksi
Pabrik glukosa yang sudah beroperasi di Indonesia dan perkembangan data produksi
setiap tahunnya adalah sebagai berikut :
Tabel 1.4. Data Produksi Glukosa
Sumber : Philip Securities Indonesia, 2010
Laporan Tahunan PT. Budi Acid Jaya Tbk, 2010
Gambar 1.4. Data Produksi Glukosa
Pada Gambar 1.4. dengan menggunakan persamaan y = 1E+07x - 2E+10 dimana x
adalah tahun. Dari persamaan ini untuk tahun 2018 diperoleh data produksi glukosa sebesar
8
E. Kapasitas Produksi Pabrik
Kapasitas produksi suatu pabrik ditentukan berdasarkan kebutuhan konsumsi produk
dalam negeri, data impor, serta data produksi yang telah ada, sebagaimana dapat dilihat dari
berbagai sumber, misalnya dari Badan Pusat Statistik, sehingga dapat diketahui kebutuhan
akan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dari data industri yang telah ada.
Berdasarkan data-data ini, kemudian ditentukan besarnya kapasitas produksi. Adapun
persamaan kapasitas produksi adalah sebagai berikut :
KP = DK – DI – DP
Dimana :
KP = Kapasitas produksi pada tahun X
DK = Data konsumsi pada tahun X
DI = Data impor pada tahun X
DP = Data produksi yang telah ada pada tahun X
KP = DK – DI – DP
KP = 540.000 Ton – 54.000 Ton – 180.000 Ton
KP = 306.000 Ton
Berdasarkan pertimbangan di atas diperoleh kapasitas pabrik glukosa pada tahun 2018
beroperasi 40% yaitu sekitar 100.000 ton/tahun. Dengan didirikannya pabrik ini, diharapkan
9
F. Lokasi Pabrik
Pabrik glukosa ini, direncanakan didirikan di daerah Lampung Tengah, Provinsi
Lampung. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan, antara lain :
1. Bahan baku
Bahan baku berupa pati jagung didatangkan dari PT. Sukses Makmur, Tangerang.
2. Transportasi
Pengangkutan bahan baku dan produk mudah karena lokasi pabrik terletak di pinggir
jalan raya. Selain itu Kabupaten Lampung Tengah juga memiliki berbagai sarana
penunjang diantaranya Bandara Raden Inten II serta memiliki Pelabuhan
Tulangbawang, Pelabuhan Mesuji, Pelabuhan Kota Agung, Pelabuhan Labuhan
Maringgai, Pelabuhan Teluk Betung, dan Pelabuhan khusus Tarakan. Di Kabupaten
Lampung Tengah telah ada sekitar 46 industri, sehingga sistem transportasi untuk
mengangkut bahan baku dan produk telah tersedia dengan baik.
3. Pemasaran
Glukosa sebagian besar digunakan pada industri makanan seperti minuman bersoda,
makanan biskuit dan lain-lain. Lokasi tidak terlalu jauh dari kota- kota besar seperti
Bandar Lampung, dan Jabodetabek, sehingga pemasaran mudah dilakukan.
4. Kebutuhan air
Di dalam perencanaan pabrik ini, air diperlukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
selama berlangsungnya proses produksi. Air tersebut dipergunakan sebagai air proses,
air sanitasi dan air umpan boiler. Kebutuhan akan air ini diperoleh dari Sungai Way
Seputih.
5. Tenaga kerja
Tenaga kerja termasuk hal yang sangat menunjang dalam operasional pabrik, tenaga
10
Masyarakat sekitar pabrik.
Tenaga ahli yang berasal dari daerah sekitar pabrik dan luar daerah.
Tenaga kerja ini merupakan tenaga kerja yang produktif dari berbagai tingkatan baik
yang terdidik maupun yang belum terdidik.
6. Biaya untuk tanah
Tanah yang tersedia untuk lokasi pabrik masih cukup luas dan dengan harga yang
relatif terjangkau.
7. Kondisi iklim dan cuaca
Lokasi yang dipilih merupakan daerah bebas banjir, gempa dan angin topan, sehingga
keamanan bangunan pabrik terjamin.
8. Kemungkinan perluasan dan ekspansi
Pemilihan lokasi pabrik berada di kawasan industri Lampung Tengah yang relatif tidak
padat penduduknya, sehingga masih memungkinkan untuk perluasan areal pabrik.
9. Sosial masyarakat
Sikap masyarakat diperkirakan akan mendukung pendirian pabrik pembuatan glukosa
karena akan menjamin tersedianya lapangan kerja bagi mereka dan menyejahterakan
petani jagung. Selain itu pendirian pabrik ini diperkirakan tidak akan mengganggu
BAB X
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis ekonomi yang telah dilakukan terhadap
Prarancangan Pabrik Glukosa dari Pati Jagung dengan Proses Hidrolisa Asam
kapasitas 100.000 ton/tahun dapat dibuat simpulan sebagai berikut :
1. Percent Return on Investment (ROI) sesudah pajak adalah 22,42%.
2. Pay Out Time (POT) sesudah pajak adalah 2,75 tahun.
3. Break Event Point (BEP) sesudah pajak adalah 47,78% dimana syarat
umum pabrik di Indonesia adalah 30-60%.
4. Shut Down Point (SDP) sesudah pajak adalah 24,32%, yakni batasan
kapasitas produksi, sehingga pabrik harus berhenti berproduksi karena
merugi.
5. Discounted Cash Flow Rate of Return (DCF) sesudah pajak adalah 58%
lebih besar dari suku bunga bank sekarang, sehingga investor akan lebih
119
B. Saran
Prarancangan Pabrik Glukosa dari Pati Jagung dengan Proses Hidrolisa
Asam kapasitas 100.000 ton/tahun ini sebaiknya dikaji lebih lanjut baik dari segi
DAFTAR PUSTAKA
Agra, I.B. , Wamijati, S. dan Pudjianto, B. 1973. Hidrolisis Pati dari Ketela Rambat pada
Suhu lebih dari 100 Celcius. Forum Teknik : 115-129.
Antara News. 2013. Lampung Selatan Bangun Kawasan Industri. Tersedia di
http://www.antaranews.com/berita/366878/lampung-selatan-bangun-kawasan-industri.
Diakses 9 April 2013.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2013. Tersedia di http://www.bps.go.id. Diakses 17 Januari
2013.
Bailey, J.E.,dan Ollis, D.F.1986. Biochemical Engineering Fundamentals, 2nd ed . McGraw
Hill International Editions. Singapore.
Banchero, Julius T., and Walter L. Badger. 1955. Introduction to Chemical Engineering.
McGraw Hill : New York.
Bank Indonesia (BI). 2014. Tersedia di
http://www.bi.go.id/id/moneter/informasi-kurs/transaksi-bi/Default.aspx. Diakses 17 Februari 2014.
Brownell, Lloyd E., and Edwin H. Young. 1959. Process Equipment Design. John Wiley &
Sons, Inc. : New York.
Budiyono dan Hargono. 2008. Intensifikasi Proses Inovatif untuk Produksi Gula Kristal
Glukosa dari Tepung Ubi Kayu sebagai Pemanis dan Minuman Tradisional. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Coulson J.M., and J. F. Richardson. 1993. Chemical Engineering 3rd edition.
Fessenden dan Fessenden. 1999. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
Fogler, H. Scott. 1999. Elements of Chemical Reaction Engineering 3rd edition. . Prentice Hall : USA.
Geankoplis, Christie J. 1993. Transport Processes and Unit Operations 3rd edition. Prentice
Hall : New Jersey.
Inglett, G.E. 1987. Corn, Culture, Processing, Products. The avl Publ, Co. Inc : Westport,
Connecticut.
Kern, Donald Q. 1965. Process Heat Transfer. Mcgraw-Hill Co. : New York.
Levenspiel, Octave. 1995. Chemical Reaction Engineering 2nd edition. John Wiley & Sons,
Inc. : New York.
Mardan, Adani. 2014. Penyesuaian Harga Jual Keekonomiasn BBM Pertamina Sektor
Industri & Bunker. Tersedia di
http://bbmsolarindustri.blogspot.com/2014/09/info-penyesuaian-harga-periode-15-30.html?m=1. Diakses 14 September 2014.
McCabe, W.L. Smith dan J.C. Smith 1976. Unit Operation of Chemical Engineering.
McGraw Hill BookKogokhusa Ltd. Tokyo.
Perry, Robert H., and Don W. Green. 1999. Perry’s Chemical Engineers’ Handbook 7th
edition. McGraw Hill : New York.
Peters, M.S. dan Timmerhaus, K.D. 2004. Plant Design and Economics for Chemical
Engineer 5th edition. John Wiley & Sons, Inc. : New York.
Powell, S. 1954. Water Conditioning for Industry, Ed. 1st. Mc Graw Hill Book Company :
London.
Radar Lampung. 2011. Lampung Buka Gerbang Ekspor Impor. Tersedia di
http://www.radarlampung.co.id/read/metro-bisnis/42989-lampung-buka-gerbang-ekspor.
Reklaitis, G.V. 1983. Introduction to Material and Energi Balance. Mc Graw Hill Book
Company : New York.
Smith, J.M., H.C. Van Ness, and M.M. Abbott. 2001. Chemical Engineering
Thermodynamics 6th edition. McGraw Hill : New York.
Sumada, Ketut. 2012. Perancangan Fasilitas Pengolahan Air Limbah Secara Kimia. 20 April
2012. Tersedia di
http://Ketutsumada.Blogspot.Com/2012/04/Perancangan-Fasilitas-Pengolahan-Air.Html. UPN Veteran : Jawa Timur. Diakses 20 Januari 2014.
Timmerhaus, Klaus D., Max S. Peters, and Ronald E. West. 2002. Plant Design and
Economics for Chemical Engineers 5th edition. McGraw-Hill : New York.
Tjokroadikoesoemo, P. S. 1986. HFS dan Industri Ubi Kayu Lainnya. PT. Gramedia. Jakarta.
Trihadi, Bambang dan Indro, Susanto. 1994. Pembuatan Gula Glukosa dari Tepung Biji
Nangka. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Ulrich, D.A. 1984. A Guide to Chemical Engineers Process Design and Economics. John
Wiley and Sons, Inc. : New York.
Ulum, M. Harisul dan Yunastriana, Andry. 2010. Pabrik Sirup Glukosa dari Talas dengan
Proses Hidrolisis Enzim. Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya.
Walas, Stanley M. 1990. Chemical Process Equipment. Butterworth-Heinemann :