• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku di PT. Prabu Jaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perancangan Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku di PT. Prabu Jaya"

Copied!
197
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN

BAHAN BAKU DI PT. PRABU JAYA

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

Thahar Wijaya

NIM. 070403111

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan Karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini dengan baik.

Tugas Sarjana ini berjudul “Perancangan Sistem Informasi Persediaan

Bahan Baku di PT. Prabu Jaya”. Tugas Sarjana ini merupakan sarana bagi

penulis untuk melakukan studi terhadap salah satu permasalahan nyata dalam perusahaan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Sarjana ini belum sepenuhnya sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Tugas Sarjana ini. Akhir kata, penulis berharap agar Tugas Sarjana ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Medan, Juli 2011

PENULIS

(3)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penulisan Tugas Sarjana ini, penulis telah mendapatkan bimbingan dan dukungan yang besar dari berbagai pihak, baik berupa materi, spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT, selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Humala. L. Napitupulu, DEA . selaku Dosen Pembimbing I atas bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

4. Bapak Ir. Mangara. M. Tambunan, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing II atas bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

5. Ibu Suhartini selaku Pimpinan Pabrik PT. Prabu Jaya yang memberi bantuan berupa informasi dan data selama melakukan penelitian di perusahaan.

6. Ibu Rani selaku pembimbing lapangan selama melakukan penelitian di PT. Prabu Jaya.

7. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan dukungan sepenuhnya kepada penulis baik doa, moral maupun materi dalam menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

(4)

8. Semua teman angkatan 2006 dan 2007 di Departemen Teknik Industri USU yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis.

9. Rekan seperjuangan pada saat penelitian, Anni Intan dan Irwan Budiman. 10.Sahabat penulis, Yessi, Dita, Fahri, Nelsa, Reni, Eveleen, Liske, Lany,

Lisabella, Juliana, Fensi, Suhartono, William, Endy, Susanto, Anton, Hendro, Yawin, Jose, Tommy, Willy, Elfrida, dan lain-lain.

11.Bang Nurmansyah , Bang Mijo, Kak Dina, Kak Ani, dan Bang Ridho atas bantuan dan tenaga yang telah diberikan dalam memperlancar penyelesaian Tugas Sarjana ini.

Kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaian laporan ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua

Medan, Juli 2011

PENULIS

(5)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1 1.2. Perumusan Masalah ... I-2 1.3. Tujuan Penelitian ... I-3 1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-3 1.5. Manfaat Penelitian ... I-4 1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-5

(6)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2 2.3. Lokasi Perusahaan ... II-3 2.4. Daerah Pemasaran ... II-3 2.5. Organisasi dan Manajemen ... II-4 2.5.1. Struktur Organisasi ... II-4 2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-6 2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-12 2.5.3.1. Jumlah Tenaga Kerja ... II-12 2.5.3.2. Jam Kerja... II-13 2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya ... II-14

III LANDASAN TEORI

3.1. Sistem…………... III-1 3.2. Data dan Informasi ... III-2 3.3. Definisi Sistem Informasi ... III-3 3.4. Sistem Informasi Manajemen ... III-4 3.4.1. Manajemen ... III-4

(7)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.4.2. Pengertian Sistem Informasi Manajemen ... III-6 3.4.3. Tujuan Sistem Informasi Manajemen ... III-7 3.4.4. Karakteristik Sistem Informasi Manajemen ... III-8 3.4.5. Metode Perancangan dan Pengembangan

Sistem Informasi ... III-9 3.5. Unified Modeling Language ... III-10 3.5.1. View dan Diagram UML ... III-11 3.5.2. Diagram Struktur Statis dari Sistem ... III-13 3.5.2.1. Class Diagram dan Object Diagram... III-13 3.5.2.2. Component Diagram ... III-17 3.5.2.3. Deployment Diagram ... III-18 3.5.2.4. Statechart Diagram ... III-19 3.5.3. Diagram Struktur Dinamis dari Sistem ... III-20 3.5.3.1. Use Case Diagram ... III-20 3.5.3.2. Sequence Diagram ... III-23 3.5.3.3. Activity Diagram ... III-24 3.5.3.4. Collaboration Diagram ... III-26

(8)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.5.4. Tahapan Pengembangan Sistem Informasi

Manajemen ... III-26 3.5.4.1. Pengembangan SIM yang terdiri dari

3 Tahapan ... III-26 3.5.4.2. Pengembangan SIM yang terdiri dari

5 Tahapan ... III-28 3.6. Entity Relationship Diagram (ERD) ... III-30 3.7. Manajemen Persediaan ... III-32 3.7.1. Pengertian Persediaan ... III-32 3.7.2. Pengertian Manajemen Persediaan ... III-32 3.7.3. Fungsi Persediaan ... III-33 3.7.4. Tujuan Persediaan ... III-35 3.7.5. Teknik-teknik Penentuan Ukuran Lot ... III-36 3.8. Pengenalan Visual Basic ... III-40 3.9. Pengenalan Microsoft Access ... III-41 3.10. Pengenalan Crystal Report ... III-41 3.11. Perancangan Program ... III-42

(9)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian ... IV-1 4.2. Lokasi Penelitian ... IV-1 4.3. Kerangka Konseptual ... IV-2 4.4. Struktur Sistem ... IV-2 4.5. Perhitungan Persediaan ... IV-5 4.5.1. Sistem Perhitungan Persediaan Awal ... IV-5 4.5.2. Sistem Perhitungan Persediaan Usulan... IV-5 4.6. Langkah-langkah Metodologi Penelitian ... IV-9 4.6.1. Studi Pendahuluan ... IV-9 4.6.2. Studi Pustaka ... ` IV-9 4.6.3. Pengumpulan Data ... IV-9 4.6.4. Perancangan Sistem ... IV-10 4.6.5. Pembahasan... IV-13 4.6.6. Kesimpulan dan Saran ... IV-14

V PENGUMPULAN DAN PERANCANGAN SISTEM

5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Data Jumlah Bahan Baku ... V-1

(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.1.2. Data Biaya Persediaan ... V-1 5.1.3. Data Sistem Informasi Awal ... V-2 5.2. Contoh Perhitungan Kebutuhan Bahan ... V-6 5.3. Perancangan Sistem ... V-8 5.3.1. Analisis Struktur Sistem ... V-8 5.3.2. Desain ... V-16 5.3.2.1. Perancangan Model Visual ... V-16 5.3.2.2. Perancangan Struktur Sistem ... V-36 5.3.2.3. Perancangan Basis Data ... V-39 5.3.2.2.1. Perancangan File... V-39 5.3.2.2.2. Perancangan ERD ... V-43 5.3.2.4. Perancangan Antar Muka ... V-44 5.3.3. Implementasi ... V-58 5.3.3.1. Perangkat Keras (Hardware) ... V-58 5.3.3.2. Perangkat Lunak (Software) ... V-59

VI Pembahasan

6.1. Hasil Perancangan Sistem Informasi ... VI-1 6.2. Analisis Perbandingan Sistem Informasi Awal dengan

Hasil Perancangan ... VI-2

(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

6.3. Tampilan Hasil Perancangan Program ... VI-10

VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-2

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Jumlah Tenaga Kerja... II-13 2.2. Sistem Pembagian Jam Kerja ... II-14 5.1. Kebijakan Inventori dengan Metode POQ ... V-8 5.2. Kebutuhan Data Setiap User ... III-11 5.3. Deskripsi Use Case Diagram ... III-18 5.4. Entitas Master Bahan Baku ... III-36 5.5. Entitas Master Produk Jadi ... III-36 5.6. Entitas Master Konsumen... III-37 5.7. Entitas Master Supplier ... III-37 5.8. Entitas Sales Order ... III-38 5.9. Entitas Permintaan Bahan Baku ... III-38 5.10. Entitas Pembayaran ... III-39 5.12. Entitas Purchase Order……… III-39 5.13. Entitas Pengeluaran Bahan Baku ... III-40 5.14. Entitas Stok Bahan Baku ... III-40 5.15. Penjelasan Rancangan Output Sistem Informasi Persediaan

Bahan Baku PT. Prabu Jaya ... III-46

(13)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN

5.17. Penjelasan Rancangan Input Sistem Informasi Persediaan

Bahan Baku PT. Prabu Jaya ... III-54 6.1. Perbandingan Sistem Informasi Awal dengan Sistem Infomasi

Hasil Perancangan ... VI-2 6.2. Rangkuman Estimasi Waktu Sistem Awal dan Sistem Informasi

Rancangan ... VI-2

(14)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PT. Prabu Jaya ... II-5 3.1. Transformasi Data Menjadi Informasi ... II-3 3.2. Fungsi dari Sistem Informasi ... II-4 3.3. Tingkatan Kegiatan Manajemen ... III-6 3.4. Notasi Class ... III-14 3.5. Notasi Interface Class ... III-15 3.6. Package dari Sebuah Class ... III-15 3.7. Contoh Class Diagram ... III-16 3.8. Contoh Component Diagram ... III-18 3.9. Contoh Deployment Diagram ... III-19 3.10. Contoh Statechart Diagram ... III-20 3.11. Contoh Use Case Diagram ... III-23 3.12. Contoh Sequence Diagram ... III-24 3.13. Contoh Activity Diagram tanpa Swimlane ... III-25 3.14. Contoh Collaboration Diagram ... III-26 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian Perancangan………... IV-2 4.2. Struktur Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku di PT. Prabu Jaya.. IV-4 4.3. Sistem Perhitungan Persediaan Awal……….. IV-5 4.4. Sistem Perhitungan Persediaan Usulan………... IV-5 4.5. Blok Diagram Perhitungan Persediaan EOQ……….. IV-7

(15)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

4.6. Blok Diagram Perhitungan Persediaan POQ……….. IV-8 4.7. Blok Diagram Perancangan Menggunakan Visual Basic………... IV-12 4.8. Blok Diagram Pengembangan Sistem ... IV-13 4.9. Blok Diagram Metodologi Penelitian ... IV-15 5.1. Rich Picture Sistem Persediaan Bahan Baku Awal ... V-3 5.2. Rich Picture Sistem Persediaan Bahan Baku Usulan ... V-12 5.3. Terminal User Sistem Persediaan Bahan Baku PT. Prabu Jaya ... V-14 5.4. Kebutuhan User Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku

Di PT. Prabu Jaya ... V-15 5.5. Use Case Diagram Sistem Persediaan Bahan Baku PT. Prabu Jaya ... V-17 5.6. Statechart Diagram Sistem Persediaan Bahan Baku PT. Prabu Jaya .... V-21 5.7. Sequence Diagram Penerimaan Order ... V-22 5.8. Collaboration Diagram Penerimaan Order ... V-23 5.9. Sequence Diagram Pemeriksaan Stok Gudang ... V-24 5.10. Collaboration Diagram Pemeriksaan Stok Gudang ... V-24 5.11. Sequence Diagram Permintaan Bahan Baku ... V-25 5.12. Collaboration Diagram Permintaan Bahan Baku ... V-26 5.13. Sequence Diagram Pembelian Bahan Baku ... V-27 5.14. Collaboration Diagram Pembelian Bahan Baku ... V-28

(16)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

5.15. Sequence Diagram Penerimaan Bahan Baku ... V-29 5.16. Collaboration Diagram Penerimaan Bahan Baku ... V-30 5.17. Sequence Diagram Pembayaran Bahan Baku ... V-31 5.18. Collaboration Diagram Pembayaran Bahan Baku... V-32 5.19. Component Diagram Sistem Persediaan Bahan Baku PT. Prabu Jaya . V-33 5.20. Deployment Diagram Sistem Persediaan Bahan Baku PT. Prabu Jaya V-34 5.21. Class Diagram Sistem Persediaan Bahan Baku PT. Prabu Jaya ... V-35 5.22. Struktur Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku di PT. Prabu Jaya. V-38 5.23. Entity Relationship Diagram... V-44 5.24. Print Out Form Sales Order ... V-45 5.25. Print Out Form Permintaan Bahan Baku... V-45 5.26. Print Out Form Pengeluaran Bahan Baku ... V-46 5.27. Print Out Form Purchase Order ... V-46 5.28. Print Out Form Pembayaran ... V-47 5.29. Print Out Kartu Stok Bahan Baku ... V-47 5.30. Format Input Form Master Bahan Baku ... V-50 5.31. Format Input Form Master Produk Jadi ... V-50 5.32. Format Input Form Master Konsumen ... V-51 5.33. Format Input Form Master Supplier ... V-51 5.34. Format Input Form Perhitungan Bahan ... V-52

(17)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

5.35. Format Input Form Sales Order ... V-53 5.36. Format Input Form Purchase Order ... V-53 5.37. Format Input Form Permintaan Bahan Baku ... V-54 5.38. Format Input Form Pengeluaran Bahan Baku ... V-54 5.39. Format Input Form Pembayaran ... V-55 5.40. Format Input Form Penerimaan Bahan ... V-55 6.1. Estimasi Waktu Sistem Awal Penerimaan Order ... VI-4 6.2. Estimasi Waktu Sistem Informasi Rancangan Penerimaan Order ... VI-4 6.3. Estimasi Waktu Sistem Awal Pemeriksaan Stok Gudang ... VI-5 6.4. Estimasi Waktu Sistem Informasi Rancangan Pemeriksaan Stok Gudang VI-5 6.5. Estimasi Waktu Sistem Awal Permintaan Bahan Baku ... VI-6 6.6. Estimasi Waktu Sistem Informasi Rancangan Permintaan Bahan Baku VI-6 6.7. Estimasi Waktu Sistem Awal Pembelian Bahan Baku ... VI-7 6.8. Estimasi Waktu Sistem Informasi Rancangan Pembelian Bahan Baku VI-7 6.9. Estimasi Waktu Sistem Awal Penerimaan Bahan Baku ... VI-8 6.10. Estimasi Waktu Sistem Informasi Rancangan Penerimaan Bahan Baku VI-8 6.11. Estimasi Waktu Sistem Awal Pembayaran Bahan Baku ... VI-9 6.12. Estimasi Waktu Sistem Informasi Rancangan Pembayaran Bahan Baku VI-9 6.13. Struktur Menu Hasil Perancangan ... VI-11 6.14. Login Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku PT. Prabu Jaya ... VI-12

(18)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

6.15. Report Sales Order ... VI-13 6.16. Report Purchase Order ... VI-13 6.17. Report Permintaan Bahan Baku ... VI-14 6.18. Report Pengeluaran Bahan Baku ... VI-14 6.19. Report Pembayaran... VI-15 6.20. Report Stok Bahan Baku ... VI-15 6.21. Grafik Pembelian……… VI-16 6.22. Grafik Perencanaan Produksi………. VI-16 6.23. Report Bahan Baku yang Masuk ... VI-17 6.24. Master Bahan Baku ... VI-17 6.25. Master Produk Jadi ... VI-18 6.26. Master Konsumen ... VI-18 6.27. Master Supplier ... VI-19 6.28. Perhitungan Bahan ... VI-19 6.29. Sales Order... VI-20 6.30. Purchase Order ... VI-20 6.31. Penerimaan Bahan Baku ... VI-21 6.32. Permintaan Bahan Baku ... VI-21 6.33. Pengeluaran Bahan Baku ... VI-22 6.34. Pembayaran……… VI-22

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Activity Diagram Sistem Persediaan Bahan Baku di PT. Prabu Jaya .... L-1

2. Contoh Source Code Form Sales Order ... L-2

(20)

ABSTRAK

PT. Prabu Jaya merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pengolahan kayu. Produk utama yang dihasilkan oleh perusahaan ini adalah pintu kayu. Perusahaan ini berlokasi di Jalan Patumbak No. 10-A Km 8 Medan Tanjung Morawa, Medan-Sumatera Utara. Rumusan masalah di perusahaan ini adalah adanya kesulitan untuk mendapatkan informasi pada bagian persediaan bahan baku dikarenakan belum adanya sistem informasi persediaan bahan baku yang terintegrasi ke departemen yang membutuhkan data persediaan bahan baku termasuk belum akuratnya perhitungan bahan yang dibutuhkan. Tujuan dari penelitian perancangan ini adalah untuk merancang sistem informasi persediaan bahan baku berbasis komputer yang dapat diimplementasikan sebagai pendukung perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku di PT. Prabu Jaya.

Metode perancangan sistem informasi yang digunakan dalam penelitian perancangan ini adalah metode berorientasi objek dimana metode ini menggunakan diagram UML (Unified Modelling Language) dalam perancangan model visual sistem informasi persediaan bahan baku sedangkan pada perhitungan bahan digunakan metode EOQ dan POQ. Sistem informasi ini dirancang menggunakan Visual Basic 6 sebagai software perancangan sistem informasi dan akses database menggunakan Microsoft Access 2003. Adapun rancangan report (laporan) persediaan bahan baku menggunakan software Crystal Report 8.5.

Proses perancangan sistem informasi ini meliputi analisis struktur sistem, desain (model visual, database dan antar muka) dan implementasi (perangkat keras dan perangkat lunak). Adapun dalam perancangan model visual menggunakan beberapa diagram diantaranya use case diagram, activity diagram,

statechart diagram, class diagram, sequence diagram, collaboration diagram, component diagram dan deployment diagram.

Adanya rancangan sistem informasi berbasis komputer ini memberikan beberapa keuntungan seperti aliran informasi antar departemen yang berhubungan dengan persediaan bahan baku lebih cepat, adanya penghematan waktu dalam proses penyediaan bahan baku sebesar 75 menit dengan menggunakan sistem informasi hasil rancangan, penyimpanan data persediaan bahan baku lebih aman dan rapi serta hasil perhitungan persediaan yang lebih akurat. Selain itu, dengan adanya sistem informasi rancangan ini, direktur dapat mengakses informasi yang ada secara cepat sehingga mendukung direktur dalam proses pengambilan keputusan.

Kata Kunci : Sistem Informasi Manajemen, Unified Modelling Language,

Manajemen Persediaan

(21)

ABSTRAK

PT. Prabu Jaya merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pengolahan kayu. Produk utama yang dihasilkan oleh perusahaan ini adalah pintu kayu. Perusahaan ini berlokasi di Jalan Patumbak No. 10-A Km 8 Medan Tanjung Morawa, Medan-Sumatera Utara. Rumusan masalah di perusahaan ini adalah adanya kesulitan untuk mendapatkan informasi pada bagian persediaan bahan baku dikarenakan belum adanya sistem informasi persediaan bahan baku yang terintegrasi ke departemen yang membutuhkan data persediaan bahan baku termasuk belum akuratnya perhitungan bahan yang dibutuhkan. Tujuan dari penelitian perancangan ini adalah untuk merancang sistem informasi persediaan bahan baku berbasis komputer yang dapat diimplementasikan sebagai pendukung perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku di PT. Prabu Jaya.

Metode perancangan sistem informasi yang digunakan dalam penelitian perancangan ini adalah metode berorientasi objek dimana metode ini menggunakan diagram UML (Unified Modelling Language) dalam perancangan model visual sistem informasi persediaan bahan baku sedangkan pada perhitungan bahan digunakan metode EOQ dan POQ. Sistem informasi ini dirancang menggunakan Visual Basic 6 sebagai software perancangan sistem informasi dan akses database menggunakan Microsoft Access 2003. Adapun rancangan report (laporan) persediaan bahan baku menggunakan software Crystal Report 8.5.

Proses perancangan sistem informasi ini meliputi analisis struktur sistem, desain (model visual, database dan antar muka) dan implementasi (perangkat keras dan perangkat lunak). Adapun dalam perancangan model visual menggunakan beberapa diagram diantaranya use case diagram, activity diagram,

statechart diagram, class diagram, sequence diagram, collaboration diagram, component diagram dan deployment diagram.

Adanya rancangan sistem informasi berbasis komputer ini memberikan beberapa keuntungan seperti aliran informasi antar departemen yang berhubungan dengan persediaan bahan baku lebih cepat, adanya penghematan waktu dalam proses penyediaan bahan baku sebesar 75 menit dengan menggunakan sistem informasi hasil rancangan, penyimpanan data persediaan bahan baku lebih aman dan rapi serta hasil perhitungan persediaan yang lebih akurat. Selain itu, dengan adanya sistem informasi rancangan ini, direktur dapat mengakses informasi yang ada secara cepat sehingga mendukung direktur dalam proses pengambilan keputusan.

Kata Kunci : Sistem Informasi Manajemen, Unified Modelling Language,

Manajemen Persediaan

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri dari atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada para pemakai. Dewasa ini perkembangan teknologi informasi yang bergerak cepat seiring dengan kebutuhan perusahaan akan sistem informasi guna meningkatkan daya saing perusahaan secara global.

Penggunaan teknologi informasi di PT. Prabu Jaya yang masih minim dimana data dihasilkan dengan sistem tulis manual dan disimpan dalam bentuk arsip. Salah satunya pada bagian persediaan bahan baku. Hal ini mengakibatkan waktu yang dibutuhkan semakin lama dalam proses mendapatkan data dimana karyawan setiap bagian harus secara manual mendatangi setiap departemen untuk mendapatkan data yang diinginkan. Selain itu, dalam proses penyediaan bahan baku, bagian produksi menggunakan sistem perkiraan jumlah bahan yang dibutuhkan. Hal ini mengakibatkan adanya kemungkinan terjadinya kesalahan perhitungan bahan yang diperlukan. Pentingnya aliran informasi dan keakuratan informasi mengenai bahan baku di PT. Prabu Jaya sangat mendukung dalam pengambilan keputusan bagi manajer dan direktur untuk melakukan proses selanjutnya dimana produksi tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya bahan baku.

1) Arianto, Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku dengan Metodologi Berorientasi Objek

pada Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II , Universitas Sumatera Utara, Medan, 2007. 2)

Indrahani, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Pembelian dan Hutang Usaha, Universitas Binus, Bali, 2008.

(23)

Bahan baku yang diperlukan untuk membuat produk daun pintu di PT. Prabu Jaya berupa kayu mentah. Bahan baku ini diperoleh melalui pemesanan yang dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem informasi persediaan bahan baku terkomputerisasi yang dapat mendukung perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku di PT. Prabu Jaya.

Penelitian ini difokuskan pada masalah sistem informasi persediaan bahan baku untuk meningkatkan kelancaran proses perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku di PT. Prabu Jaya.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, perumusan masalah yang terdapat di PT. Prabu Jaya adalah:

1. Kesulitan untuk mendapatkan informasi pada bagian persediaan bahan baku dikarenakan belum adanya sistem informasi persediaan bahan baku yang terintegrasi ke departemen yang membutuhkan data persediaan bahan baku. 2. Belum tersedianya sistem informasi persediaan bahan baku berbasis komputer

di PT. Prabu Jaya.

3. Belum terintegrasinya sistem informasi antar departemen yang berkaitan dengan persediaan bahan baku mengakibatkan aliran sistem informasi yang tidak cepat dan akurat.

4. Adanya waktu yang terpakai dengan tidak efisien dalam proses mendapatkan data bahan baku yang masuk.

(24)

5. Terdapatnya kemungkinan kesalahan perhitungan persediaan bahan baku yang diperlukan sehingga mengakibatkan persediaan bahan baku tidak cepat dan akurat.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk merancang sistem informasi persediaan bahan baku berbasis komputer yang dapat diimplementasikan sebagai pendukung perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku di PT. Prabu Jaya.

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mempercepat aliran data dan informasi antar departemen yang berhubungan dengan persediaan bahan baku.

2. Untuk meminimisasi waktu yang dibutuhkan dalam memperoleh data mengenai bahan baku.

3. Untuk meningkatkan keakuratan perhitungan bahan baku yang dibutuhkan dengan menggunakan teknik perhitungan ukuran lot.

1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian

Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian perancangan ini tidak membahas aspek keuangan menyangkut persediaan bahan baku.

(25)

2. Penelitian perancangan ini tidak membahas aspek lingkungan dan undang-undang pemerintah menyangkut masalah logging.

3. Perancangan sistem informasi ini dirancang sesuai dengan prosedur adminsitrasi setiap departemen yang berhubungan dengan persediaan bahan baku.

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sistem informasi persediaan bahan baku yang dirancang dapat diterapkan di perusahaan.

2. Selama penelitian berlangsung, tidak terjadi perubahan aliran informasi. 3. Bahan baku kayu selalu tersedia saat pemesanan terjadi.

4. Harga bahan baku tidak mengalami perubahan selama periode pemesanan.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Penulis

Memperoleh wawasan, pengetahuan, dan keterampilan sehubungan dengan sistem informasi manajemen.

2. Bagi Pihak Perusahaan

Pihak perusahaan mendapatkan usulan perancangan sistem informasi yang dapat mengintegrasikan seluruh fungsi dalam mendukung pengambilan keputusan.

(26)

3. Bagi Lembaga

Hasil penelitian dapat menjadi informasi dan acuan mahasiswa (referensi) untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan sistem informasi manajemen.

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi masalah yang digunakan dalam penelitian dan sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini berisi sejarah dan gambaran umum perusahaan, struktur organisasi dan manajemen perusahaan.

BAB III LANDASAN TEORI

Bab ini berisi teori-teori yang digunakan dalam analisis pemecahan masalah. Sumber teori atau literatur yang digunakan dapat berupa buku-buku, jurnal penelitian dan draft tugas sarjana mahasiswa yang pernah mengangkat topik permasalahan yang sama.

(27)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tahapan-tahapan penelitian mulai dari persiapan hingga penyusunan laporan tugas akhir. Setiap tahap persiapan, studi literatur, pengumpulan dan perancangan sistem, pembahasan, penulisan draft laporan hingga penulisan laporan akhir dijelaskan dan disajikan dalam bentuk jadwal pelaksanaan tugas akhir.

BAB V PENGUMPULAN DATA DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi data yang diperoleh dari penelitian serta pengembangan sistem dengan metode yang dipilih untuk membantu pemecahan masalah yang di perusahaan.

BAB VI PEMBAHASAN

Bab ini berisi pembahasan dari hasil pengembangan sistem. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil pemecahan masalah dan saran-saran yang bermanfaat bagi pihak perusahaan. DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(28)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Prabu Jaya didirikan oleh Bapak Kisudjo Tjanggal pada tahun 1973, masih dengan nama UD. Prabu Jaya dan bergerak pada bidang produksi dan penjualan lokal. Selain itu, UD. Prabu Jaya juga mensuplai pintu serta produk lain ke kontraktor dan developer. Pada tahun 1992, PT. Prabu Jaya mulai melakukan penjualan ekspor dengan pengiriman barang pertama kali ke negara Hong Kong, Taiwan dan Korea. Pada tahun 1994, bagian pemasaran PT. Prabu Jaya melakukan ekspansi penjualan ke Jepang, Eropa, Afrika, Malaysia, Singapore, Thailand dan negara-negara lainnya.

Walaupun pada tahun 2002, dengan adanya ketentuan pemerintah mengenai masalah Illegal Logging, yang menyebabkan industri perkayuan mengalami dampak negatif kekurangan bahan baku, PT. Prabu Jaya dapat bertahan dengan menggunakan bahan baku kayu Plantation seperti durian, sengon, kemiri, akasia, rambung, mahoni dan jenis kayu lainnya sehingga produktifitas pabrik yang dihasilkan tidak menurun. Selain itu, dengan penggunaan kayu plantation, PT. Prabu Jaya juga turut serta mengurangi dampak

global warming dan menciptakan proses dan produk ramah lingkungan.

(29)

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT Prabu Jaya ini bergerak di bidang pengolahan kayu dimana PT Prabu Jaya ini terdiri dari dua pabrik:

1. Pabrik I: Pabrik pengolahan bahan mentah menjadi bahan setengah jadi seperti kusen pintu, papan lantai, bagian laci, dan lain-lain.

2. Pabrik II : Pabrik pengolahan bahan setengah jadi menjadi bahan jadi seperti pintu kayu dan lain-lain.

Adapun produk yang dihasilkan dapat berupa: a. Door ( Pintu )

b. Window ( Jendela )

c. Engineering Door Jamb Profile Sets

d. Flooring Prefinished Products ( Lantai )

e. Ceiling Board ( Plafon )

f. Moulding

g. Finger Joint Lamboard

h. Laminating Scantling

i. Skirting, Finger Joint Laminating

(30)

2.3. Lokasi Perusahaan

PT Prabu Jaya ini memiliki dua pabrik dengan rincian sebagai berikut: 1. Pabrik I berlokasi di jalan Patumbak Km 8 no 42 Medan Tanjung Morawa,

Medan-Sumatera Utara

2. Pabrik II berlokasi di jalan Patumbak Km 8 10-A Medan Tanjung Morawa, Medan-Sumatera Utara

2.4. Daerah Pemasaran

PT Prabu Jaya merupakan perusahaan berskala internasional yang selalu menjaga kualitas produk yang akan diekspornya. Adapun daerah pemasaran produk PT Prabu Jaya ke berbagai negara seperti Jepang, Belanda, Australia, Afrika, Eropa, Inggris, Belgia, Cina, Taiwan, Amerika dan Korea Selatan.

Untuk daerah lokal, pabrik ini mencakup wilayah Sumatera, Jawa dan Kalimantan.

Produk kayu yang berkualitas tinggi lebih diutamakan sebagai produk ekspor ke luar negeri sedangkan untuk produk yang memiliki kualitas yang lebih rendah atau dikatakan sebagai produk semi defect dijual dalam wilayah lokal. Namun demikian produk semi defect ini tetap dapat digunakan sebagai produk yang layak pakai.

(31)

2.5. Organisasi dan Manajemen

2.5.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan gambaran mengenai pembagian tugas serta tanggung jawab kepada individu maupun bagian tertentu dari organisasi. Organisasi dapat diartikan sebagai kelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan tertentu. Sedangkan ditinjau dari segi badan dan struktur, organisasi dapat diartikan sebagai gambaran secara skematis tentang hubungan–hubungan kerja sama dari orang-orang yang terdapat dalam rangka usaha untuk mencapai suatu tujuan.

Bentuk struktur organisasi yang digunakan pada PT. Prabu Jaya adalah bentuk lini dan fungsional dimana merupakan campuran struktur organisasi lini dan struktur organisasi fungsional. Pada struktur organisasi di PT. Prabu Jaya, komisaris membawahi direktur utama dan direktur utama membawahi direktur operasional. Direktur operasional membawahi beberapa departemen dan pimpinan departemen tersebut membawahi pekerja. Struktur organisasi PT. Prabu Jaya dapat dilihat pada Gambar 2.1.

(32)

Komisaris

Direktur Utama

Direktur Operasional

Manajer Personalia Manajer Keuangan

dan Pembukuan Manajer Logistik Manajer Penjualan Manajer Produksi

Chief Financing Staf Financing Chief Accounting Staf Accounting Chief Pembelian Staf Pembelian Chief Gudang Staf Pergudangan Satpam/ Umum Staf Personalia Chief Adm Export Staf Adm Export Chief Penjualan Staf Penjualan Chief Solid Door Tenaga Kerja Chief Flooring Tenaga Kerja Chief Door Jamb Tenaga Kerja

STRUKTUR ORGANISASI PT. PRABU JAYA

= lini

[image:32.842.67.819.100.431.2]

= fungsional

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Prabu Jaya

(33)

2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab pada masing-masing jabatan di PT Prabu Jaya ini adalah:

1. Komisaris.

Komisaris merupakan pimpinan puncak dari PT Prabu Jaya yang bertugas untuk memonitor jalannya seluruh pergerakan perusahaan.

2. Direktur Utama.

Direktur utama bertanggung jawab langsung kepada komisaris. Dalam melaksanakan tugasnya, direktur utama membawahi direktur operasional. Direktur utama bertugas untuk memonitor jalannya operasional perusahaan. 3. Direktur Operasional.

Direktur operasional bertanggung jawab langsung kepada direktur utama. Dalam melaksanakan tugasnya, direktur operasional membawahi lima manajer, yaitu manajer keuangan dan pembukuan, manajer logistik, manajer penjualan, manajer personalia dan manajer produksi. Direktur operasional bertugas untuk mengatur operasional perusahaan.

4. Manager Produksi.

Manager produksi bertanggung jawab langsung kepada direktur operasional. Manager produksi bertugas dalam memonitor pekerjaan seluruh karyawan produksi agar menghasilkan kualitas produk sesuai dengan standar yang diinginkan perusahaan dan bertanggung jawab dalam masalah produksi. Dalam melaksanakan pekerjaannya, manager produksi dibantu oleh beberapa

chief atau supervisor sesuai dengan divisi masing-masing yakni bagian solid

(34)

door, bagian flooring dan bagian door jamb/pulai. Adapun jumlah pekerja

untuk bagian produksi ini berjumlah lebih kurang 200 orang. 5. Manager Penjualan.

Manager penjualan bertanggung jawab langsung kepada direktur operasional. Manager penjualan bertugas untuk memonitor aktivitas penjualan yang berhubungan dengan buyer (pembeli) dan bekerja sama dengan bagian produksi dalam menghasilkan produk sesuai yang diinginkan buyer. Divisi penjualan terdiri atas dua bagian, yaitu bagian administrasi ekspor yang mengurusi dokumen-dokumen ekspor impor dan bagian penjualan yang berhubungan langsung dengan buyer.

6. Manager Personalia

Manager personalia bertanggung jawab langsung kepada direktur operasional. Manajer personalia bertugas untuk menentukan tugas-tugas para karyawan yang bekerja di perusahaan serta memberikan penilaian terhadap prestasi kerja karyawan. Selain itu, manager personalia juga merencanakan dan mengorganisasi kebutuhan tenaga kerja di masing-masing bagian. Dalam melaksanakan pekerjaannya, manager logistik dibantu oleh satpam dan staf personalia.

7. Manager Logistik.

Manager logistik bertanggung jawab langsung kepada direktur operasional. Manager logistik bertugas untuk memonitor aktivitas pembelian dan persediaan barang di gudang seperti pengadaan sparepart mesin dan bahan pembantu produksi. Dalam melaksanakan pekerjaannya, manager logistik

(35)

dibantu oleh beberapa chief atau supervisor yakni chief pembelian dan chief gudang.

8. Manajer Keuangan dan Pembukuan

Manajer keuangan dan pembukuan bertanggung jawab langsung kepada direktur operasional. Manajer keuangan dan pembukuan bertugas untuk memonitor semua arus keuangan perusahaan baik dari pengeluaran ataupun pemasukan. Bagian ini melakukan rekapitulasi keuangan dan laporan penjualan dan penerimaan uang serta melaporkan secara rutin hasil kerja mereka kepada pimpinan perusahaan. Dalam melaksanakan pekerjaannya, manager logistik dibantu oleh beberapa chief atau supervisor yakni chief

financing dan chief accounting.

9. Chief Financing.

Chief financing bertanggung jawab langsung kepada manajer keuangan dan

pembukuan. Chief financing bertugas untuk mengatur finansial perusahaan yang mencakup pembukuan kas, penutupan kas setiap tahun dan pekerjaan finansial lainnya. Dalam melaksanakan pekerjaannya, chief financing dibantu oleh staf finance.

10. Chief Accounting

Chief accounting bertanggung jawab langsung kepada manajer keuangan dan

pembukuan. Chief accounting bertugas untuk mengatur proses arus kas keluar dan masuk di dalam perusahaan serta membuat laporan keuangan yang akan direkapitulasi sebagai pembukuan oleh bagian finance. Dalam melaksanakan pekerjaannya, chief accounting dibantu oleh staf accounting.

(36)

11. Chief Pembelian

Chief pembelian bertanggung jawab langsung kepada manager logistik. Chief

pembelian bertugas untuk mengatur proses pembelian di dalam perusahaan dimana proses ini berkaitan langsung dengan konsumen atau perusahaan pemesan produk PT Prabu Jaya. Dalam melaksanakan pekerjaannya, chief pembelian dibantu oleh staf pembelian.

12. Chief Gudang

Chief gudang bertanggung jawab langsung kepada manager logistik. Chief

gudang bertugas untuk mengatur proses penyimpanan bahan baku ataupun produk jadi yang siap dipasarkan dimana produk atau bahan dikelompokkan sesuai dengan karakter produk atau bahan yang ditentukan. Dalam melaksanakan pekerjaannya, chief gudang dibantu oleh staf pergudangan. 13. Chief Adm. Export

Chief adm. export bertanggung jawab langsung kepada manager penjualan.

Chief adm. export bertugas untuk mengatur proses ekspor produk ke luar

negeri mulai dari proses transportasi, pembayaran ataupun pertemuan. Dalam melaksanakan pekerjaannya, chief adm. export dibantu oleh staf adm. export. 14. Chief Penjualan

Chief penjualan bertanggung jawab langsung kepada manager penjualan.

Chief penjualan bertugas untuk mengatur proses penjualan baik secara lokal

maupun internasional. Dalam melaksanakan pekerjaannya, chief penjualan dibantu oleh staf penjualan.

(37)

15. Chief Solid Door

Chief solid door bertanggung jawab langsung kepada manager produksi.

Chief solid door bertugas untuk mengatur proses pembuatan solid door.

Dalam melaksanakan pekerjaannya, chief solid door dibantu oleh para tenaga kerja.

16. Chief Flooring

Chief flooring bertanggung jawab langsung kepada manager produksi. Chief

flooring bertugas untuk mengatur proses pembuatan flooring. Dalam

melaksanakan pekerjaannya, chief flooring dibantu oleh para tenaga kerja. 17. Chief Door Jamb

Chief door jamb bertanggung jawab langsung kepada manager produksi.

Chief door jamb bertugas untuk mengatur proses pembuatan door jamb.

Dalam melaksanakan pekerjaannya, chief door jamb dibantu oleh para tenaga kerja.

18. Staf Finance.

Staf finance bertanggung jawab langsung kepada chief financing. Staf finance bekerja di dalam bidang finansial atau masalah pembukuan keuangan yang terjadi pada perusahaan.

19. Staf Accounting.

Staf accounting bertanggung jawab langsung kepada chief accounting. Staf

accounting bekerja di dalam bidang akuntansi atau pelaporan arus masuk dan

keluar kas di dalam perusahaan.

(38)

20. Staf Pembelian.

Staf pembelian bertanggung jawab langsung kepada chief pembelian. Staf pembelian bertugas melayani proses pembelian oleh konsumen dan mengatur semua proses pembelian dengan prosedur yang ditentukan.

21. Staf Pergudangan.

Staf pergudangan bertanggung jawab langsung kepada chief gudang. Staf pergudangan bertugas untuk mengawasi proses masuk dan keluar bahan atau produk dari gudang.

22. Staf Adm.Export.

Staf adm.export bertanggung jawab langsung kepada chief adm.export. Staf

adm.export bekerja di bidang ekspor produk.

23. Staf Penjualan.

Staf penjualan bertanggung jawab langsung kepada chief penjualan. Staf penjualan bekerja di bidang penjualan produk sekaligus juga bisa melakukan promosi produk.

24. Staf Personalia

Staf personalia bekerja di dalam bidang personalia perusahaan. Staf personalia bertanggung jawab langsung kepada manager personalia.

25. Satpam/Umum

Satpam/ umum bertugas untuk menjaga dan mengawasi keamanan dan ketertiban umum di lingkungan perusahaan. Satpam bertanggung jawab langsung terhadap manager personalia.

(39)

26. Tenaga Kerja.

Tenaga kerja bertanggung jawab langsung kepada chief solid door, chief

flooring, dan chief door jamb. Tenaga kerja bekerja di bidang produksi.

2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

2.5.3.1. Jumlah Tenaga Kerja

Untuk memperoleh tenaga kerja, perusahaan menggunakan beberapa sumber, yaitu:

1. Dari dalam perusahaan (internal)

Untuk memperoleh tenaga kerja dari dalam perusahaan, diterapkan manajemen System Promotion Within, dimana untuk mengisi jabatan yang lowong dilakukan dengan mengangkat jabatan dari dalam perusahaan sendiri dengan cara melakukan mutasi, promosi, dan rotasi. Dengan demikian perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawan yang mempunyai bakat, keterampilan, dan kompetensi untuk berkembang.

2. Dari luar perusahaan (eksternal)

Penarikan tenaga kerja dari luar perusahaan dapat diperoleh dari: a. Keluarga atau famili karyawan perusahaan.

b. Teman-teman atau kenalan karyawan perusahaan.

Saat ini PT. Prabu Jaya pada bagian Agro Produksi memperkerjakan karyawan tetap pada bagian produksi sebanyak 150 orang dan karyawan tidak tetap pada bagian produksi sebanyak 50 orang.

(40)

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja

NO. JABATAN JUMLAH (ORANG)

1 Komisaris 1

2 Direktur Utama 1

3 Direktur Operasional 1

4 Manager Produksi 1

5 Manager Penjualan 1

6 Manajer Personalia 1

7 Manager Logistik 1

8 Manajer Keuangan dan Pembukuan 1

9 Chief Financing 1

10 Chief Accounting 1

11 Chief Pembelian 5

12 Chief Gudang 5

13 Chief Adm. Export 4

14 Chief Penjualan 6

15 Chief Solid Door 2

16 Chief Flooring 8

17 Chief Door Jamb 10

18 Staf Finance 14

19 Staf Accounting 14

20 Staf Pembelian 30

21 Staf Pergudangan 20

22 Staf Adm.Export 18

23 Staf Penjualan 22

24 Staf Personalia 9

25 Satpam 3

26 Tenaga Kerja 200

JUMLAH 380

(Sumber: Bagian Umum PT Prabu Jaya)

2.5.3.2. Jam Kerja

Jam kerja di PT Prabu Jaya adalah 7 jam pada hari Senin – Jumat dengan waktu istirahat sebanyak 1 jam, dan 5 jam pada hari Sabtu. Sistem pembagian jam kerja dapat dilihat pada Tabel 2.2.

(41)

Tabel 2.2. Sistem Pembagian Jam Kerja

HARI JAM KERJA

PAGI (WIB) ISTIRAHAT (WIB)

JAM KERJA SORE (WIB)

Senin – Jumat 08.00 – 16.00 12.00 – 13.00 13.00-16.00

Sabtu 08.00 – 13.00 - -

(Sumber: Bagian Umum PT Prabu Jaya)

Pada karyawan bagian boiler diterapkan jam kerja non stop, jam kerja non

stop dibagi dalam bentuk shift yaitu shift I dimulai dari 06.00-18.00 WIB dan shift

II dimulai dari 18.00-06.00 WIB. Shift non stop ini terdapat pada bagian pembakaran kayu dan abu untuk menghasilkan uap pemanasan yang digunakan untuk menghangatkan kayu yang telah disimpan agar tidak cepat rusak serta memiliki kualitas yang baik pada saat produksi.

2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Sistem pengupahan pada PT Prabu Jaya adalah: 1. Gaji Pokok.

Adapun penjelasan mengenai gaji pokok di PT Prabu Jaya sebagai berikut: a. Karyawan tetap, gaji pokok diberikan setiap bulan dengan besar gaji sesuai

dengan UMK (Upah Minimum Kota) ditambah masa kerja dan uang makan karyawan tersebut.

b. Karyawan tidak tetap, gaji pokok diberikan setiap bulan dengan besar gaji sesuai dengan hasil kerja karyawan tersebut.

(42)

2. Insentif Perusahaan

Selain pemberian kompensasi/upah, perusahaan juga memberikan insentif bagi karyawan seperti:

a. Memberikan THR (Tunjangan Hari Raya) kepada karyawan. THR ini hanya diberikan kepada karyawan tetap PT. Prabu Jaya.

3. Fasilitas Perusahaan

Fasilitas perusahaan yang disediakan oleh perusahaan seperti:

a. Perusahaan menyediakan tempat ibadah dan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk melaksanakan ibadah. Fasilitas ini dapat digunakan oleh seluruh karyawan PT. Prabu Jaya baik karyawan tetap maupun karyawan tidak tetap.

b. Perusahaan mengasuransikan karyawan berupa JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) kepada karyawan PT. Prabu Jaya. Program ini diberikan hanya kepada karyawan tetap PT. Prabu Jaya.

c. Adanya bantuan untuk kesehatan dan kesejahteraan karyawan. Bantuan itu berupa:

i. Bantuan pembayaran biaya pengobatan atau biaya rumah sakit ii. Bantuan untuk perkawinan, kelahiran dan musibah.

Bantuan kesehatan ini diberikan kepada semua karyawan PT. Prabu Jaya baik karyawan tetap maupun karyawan tidak tetap.

(43)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Sistem1)

Pengertian sistem dapat berupa abstrak atau fisik. Sistem yang abstrak adalah susunan yang teratur dari gagasan-gagasan atau konsepsi-konsepsi yang saling tergantung. Misalnya sistem teologi adalah susunan yang teratur dari gagasan-gagasan tentang Tuhan, manusia dan sebagainya. Sedangkan sistem yang bersifat fisik adalah serangkaian unsur yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Misalnya sistem angkutan pegawai, mesin dan organisasi yang mengangkut barang-barang. Sistem sekolah, gedung-gedung, guru-guru, administrator-administrator, buku-buku pelajaran dan sebagainya yang sama-sama berfungsi memberikan pelajaran kepada siswa.

Dengan demikian ringkasannya suatu sistem terdiri atas kegiatan-kegiatan yang berhubungan guna mancapai tujuan-tujuan tertentu, sebagai misalnya dalam tujuan perusahaan untuk pengendalian inventaris atau penjadwalan produksi.

Dalam enslikopedia administrasi, dijelaskan bahwa sistem adalah suatu rangkaian prosedur yang telah merupakan suatu kebutuhan untuk melaksanakan suatu fungsi. Misalnya sistem kearsipan. Sistem ini meliputi berbagai prosedur dan metode dalam menggolongkan surat-surat, memberi kode-kode tertentu, menyimpannya dalam berkas, memeliharanya secara tepat, sampai akhirnya mengenai cara-cara penyingkiran dan pemusnahan surat-surat yang tidak diperlukan lagi.

2) Ir. Vincent Gaspersz MS, Sistem Informasi Manajemen (Suatu Pengantar), CV Armico, Bandung, 1988.

hal 10-11.

(44)

Dalam enslikopedia Manajemen dijelaskan bahwa sistem adalah suatu keseluruhan yang terdiri atas sejumlah variabel yang berinteraksi. Suatu sistem pada dasarnya adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lain dan prosedur-prosedur yang berkaitan yang melaksanakan dan memudahkan pelaksanaan kegiatan utama dari suatu organisasi. Dengan demikian sekali lagi dijelaskan bahwa pada dasarnya, sebuah sistem merupakan suatu unit yang mempunyai bagian-bagian yang saling tergantung dan mempunyai satu tujuan.

3.2. Data dan Informasi2)

Data dapat didefinisikan sebagai bahan keterangan tentang kejadian-kejadian nyata atau fakta-fakta yang dirumuskan dalam sekelompok lambang tertentu yang tidak acak yang menunjukkan jumlah, tindakan atau hal. Data dapat berupa catatan-catatan dalam kertas, buku, atau tersimpan sebagai file dalam basis data. Data akan menjadi bahan dalam suatu proses pengolahan data. Oleh karenanya, suatu data belum dapat berbicara banyak sebelum diolah lebih lanjut. Contoh data adalah catatan identitas pegawai, catatan transaksi pembelian, catatan transaksi penjualan, dan lain-lain.

Informasi merupakan hasil pengolahan data sehingga menjadi bentuk penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang. Untuk memperolah informasi, diperlukan adanya data yang akan diolah dan unit pengolah. Contoh

2)

(45)

informasi adalah daftar pegawai berdasarkan departemen, daftar pegawai berdasarkan golongan, rekapitulasi transaksi pembelian pada akhir bulan, rekapitulasi transaksi penjualan pada akhir bulan, dan lain-lain.

Transformasi data menjadi informasi dapat digambarkan sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 3.1.

Unit Pengolah

Unit Penyimpan

Data Informasi

Gambar 3.1. Transformasi Data Menjadi Informasi

3.3. Definisi Sistem Informasi3)

Suatu sistem informasi dapat didefinisikan secara teknis sebagai satuan komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan (atau mendaatkan kembali), memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan kendali dalam suatu organisasi. Sebagai tambahan terhadap pendukung pengambilan keputusan, koordinasi, dan kendali, sistem informasi dapat juga membantu para manajer dan karyawan untuk meneliti permasalahan, memvisualisasikan pokok-pokok yang kompleks, dan menciptakan produk baru.

Tiga aktivitas dalam suatu sistem informasi menghasilkan informasi yang diperlukan oleh organisasi adalah input, pengolahan, dan output seperti yang terlihat pada Gambar 3.2. Input menangkap atau mengumpulkan data mentah dari dalam organisasi atau dari lingkungan eksternalnya. Pengolahan mentransfer

3)

Kenneth C. Laudon, Sistem Informasi Manajemen, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005. hal 9-11.

(46)

baris-baris masukan ke dalam format yang lebih mengandung arti. Output mengalihkan informasi yang diproses kepada orang-orang yang akan menggunakannya atau kepada aktivitas yang membutuhkannya. Sistem informasi juga memerlukan umpan balik, yaitu output yang dikembalikan ke anggota-anggota organisasi yang bersangkutan untuk mengevaluasi atau mengoreksi tahap

input.

Input

Pemrosesan Penggolongan

Pengaturan Perhitungan

Output

SISTEM INFORMASI

Umpan Balik LINGKUNGAN

ORGANISASI

Pemasok Pelanggan

Pesaing Para Agen Pengatur Pemegang

[image:46.595.114.513.282.550.2]

Saham

Gambar 3.2. Fungsi dari Sistem Informasi

Sumber: Kenneth C. Laudon, Sistem Informasi Manajemen, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005. hal 9.

3.4. Sistem Informasi Manajemen

3.4.1. Manajemen4)

Manajemen dapat diartikan sebagai proses memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan. Manajemen juga dapat dimaksudkan sebagai suatu sistem kekuasaan dalam suatu organisasi agar

orang-4)

(47)

orang menjalankan pekerjaan. Umumnya, sumber daya yang tersedia dalam manajemen meliputi manusia, material, dan modal. Konsep sumber daya manajemen ini akan menjadi bertambah ketika pembahasan difokuskan pada Sistem Informasi Manajemen. Dalam Sistem Informasi Manajemen, sumber daya manajemen meliputi sumber daya yang disebut di atas ditambah dengan sumber daya berupa informasi.

Dalam upaya memanfaatkan sumber daya manajemen tersebut, para manajer akan melakukan tiga macam proses manajemen yang meliputi:

1. Perencanaan

2. Pengendalian meliputi pengorganisasian, penggerakan, dan koordinasi 3. Pengambilan keputusan

Proses manajemen dapat dilakukan dalam tiga tingkatan kegiatan manajemen, yaitu:

1. Perencanaan dan pengendalian operasional 2. Perencanaan taktis dan pengendalian manajemen 3. Perencanaan strategis

Tingkatan manajemen ini dapat dilihat pada Gambar 3.3.

(48)

Perencanaan strategis

Perencanaan taktis dan pengendalian manajemen

[image:48.595.116.500.108.337.2]

Perencanaan dan pengendalian operasional

Gambar 3.3. Tingkatan Kegiatan Manajemen

Sumber: Edhy Sutanta, Sistem Informasi Manajemen, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2003. hal 17.

3.4.2. Pengertian Sistem Informasi Manajemen5)

Sistem informasi manajemen adalah jaringan prosedur pengolahan data yang dikembangkan dalam suatu organisasi dan disatukan apabila dipandang perlu dengan maksud memberikan informasi kepada manajemen setiap waktu diperlukan, baik data yang bersifat intern maupun yang bersifat ekstern untuk dasar pengambilan keputusan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

SIM adalah sebuah sistem informasi keorganisasian yang mendukung bukan hanya operasi tetapi juga mendukung proses-proses manajemen. Karena setiap SIM akan melaksanakan pengolahan transaksi sebagai salah satu unsurnya, maka sebuah sistem pengolahan data yang agak biasa dapat disebut sebagai SIM bila disertai database sederhana, kemampuan menemukan kembali satu atau dua model perencanaan atau keputusan.

5)

Kenneth C. Laudon, Sistem Informasi Manajemen, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005. hal 58-59.

(49)

Gagasan sistem informasi untuk mendukung manajemen dan pengambilan keputusan telah ada sebelum dipakainya komputer, yang memperluas kemampuan pengorganisasian untuk menerapkan sistem semacam itu. Perluasan kemampuan tersebut sedemikian menyolok sehingga SIM dianggap sesuatu yang baru karena baru kini dapat digunakan. Sedemikian eratnya komputer dalam bidang ini sehingga SIM juga disebut sebagai semua sistem informasi berdasarkan komputer yang dirancang untuk memberikan informasi secara tepat kepada manajemen guna mengambil keputusan yang efektif.

SIM melayani level manajemen dari organisasi, memberi laporan-laporan kepada manajemen dan dalam beberapa kasus juga menyediakan akses online ke kinerja organisasi dan catatan historisnya. Biasanya, SIM mengarah hampir secara eksklusif kepada kejadian-kejadian internal, bukan eksternal. Tugas utama SIM adalah menyediakan informasi pada level manajemen. Umumnya, SIM tergantung pada data yang berasal dari hasil pemrosesan transaksi sebagai gerbang inputnya.

SIM merangkum dan menyusun laporan pada operasi dasar perusahaan. Data transaksi dasar dari SPT dikompresi dan biasanya ditampilkan dalam bentuk laporan panjang yang dibuat dalam jadwal regular. Biasanya, SIM memberikan laporan yang dibutuhkan secara per minggu, per bulan, dan per tahun, tidak secara aktivitas harian. SIM menyediakan jawaban atas pertanyaan rutin khusus dan telah memiliki prosedur dasar yang sudah ditentukan untuk menjawabnya.

Sistem ini biasanya tidak fleksibel dan hanya memiliki sedikit kemampuan analisis. Sebagian besar SIM menggunakan rutin sederhana seperti rangkuman dan perbandingan.

(50)

3.4.3. Tujuan Sistem Informasi Manajemen6)

Adapun tujuan dari SIM adalah untuk mengintegrasikan semua sistem informasi dalam organisasi dan untuk memonitor kegiatan-kegiatan dalam perusahaan agar diketahui apakah kegiatan tersebut tetap seimbang. Sebagai contoh, SIM yang baik dapat digunakan untuk memonitor penjualan harian di setiap daerah pemasaran, untuk membandingkannya dengan angka-angka persediaan pada masing-masing daerah, untuk meninjau jadwal produksi setiap pabrik, dan memberikan laporan harian yang memperlihatkan apakah produksi harus dikurangi atau ditingkatkan, dan apakah harus diturunkan untuk meningkatkan permintaan. Dalam praktek, tentunya SIM dapat lebih memadai memonitor informasi dari fungsi-fungsi yang lebih banyak lagi.

3.4.4. Karakteristik Sistem Informasi Manajemen7)

Berikut karakteristik SIM guna mendapatkan sinyal yang lebih dini tentang keberadaan dan kondisi SIM di organisasi:

1. SIM membantu manajer secara terstruktur pada tingkat operasional dan tingkat kontrol saja. Meskipun demikian, SIM dapat digunakan pula sebagai alat untuk perencanaan bagi staf yang sudah senior.

2. SIM didesain untuk memberikan laporan operasional sehari-hari sehingga dapat memberi informasi untuk mengontrol operasi tersebut dengan lebih baik.

3. SIM sangat bergantung pada keberadaan data organisasi secara keseluruhan, serta bergantung pada alur informasi yang dimiliki oleh organisasi tersebut.

6)

Vincent Gaspersz, Sistem Informasi Manajemen, Armico, Jakarta, 1988. hal 17-18. 7)

Tata Subatri, Sistem Informasi Manajemen, Penerbit Andi, Jakarta, 2003. hal 93.

(51)

4. SIM biasanya tidak memiliki kemampuan untuk menganalisis masalah. Kemampuan untuk menganalisis masalah terletak pada Decision Support

Systems.

5. SIM biasanya berorientasi pada data yang sudah terjadi atau data yang sedang terjadi, bukan data yang akan terjadi, seperti forecasting.

6. SIM juga berorientasi pada data di dalam organisasi disbanding data dari luar organisasi. Oleh karena itu, informasi yang dibutuhkan oleh SIM adalah informasi yang sudah diketahui formatnya serta relatif stabil.

7. SIM biasanya tidak fleksibel karena bentuk laporan-laporan yang dihasilkan banyak sudah dipersiapkan sebelumnya. Beberapa SIM memiliki kemampuan agar manajer dapat membuat laporannnya sendiri, tetapi data yang dibutuhkan manajer tersebut telah ada dan sudah disiapkan lebih dahulu.

Sebagaimana problematika yan disebutkan di atas, SIM membutuhkan perencanaan yang sangat matang dan panjang, sambil memperhitungkan perkembangan organisasi di masa mendatang.

3.4.5. Metode Perancangan dan Pengembangan Sistem Informasi8)

Ada tiga metode yang digunakan dalam merancang atau mengembangkan sistem informasi yaitu:

1. Metode Terstruktur (Structure Methods)

Metode terstruktur menggunakan model linier dalam proses pengembangan. Input dan output setiap tahap diidentifikasi dengan jelas. Pemodelan data dan proses dilakukan dengan kerangka kerja yang terstruktur.

8) Fathul Wahid, Adopsi Metode Pengembangan Sistem Informasi di Indonesia: Studi Eksplorasi Awal, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. hal 2.

(52)

2. Metode Rapid Application Development (RAD)

Metode RAD menggunakan model iterasi proses pengembangan dan secara umum memspesifikasikan tahap berdasarkan beberapa bentuk prototype. Metode RAD secara umum dapat disesuaikan dengan situasi yang ada karena tidak memberikan detil teknik yang digunakan.

3. Metode Beorientasi-Objek (Object-Oriented Methods)

Metode berorientasi objek merupakan metode yang relatif baru. Metode ini berfokus pada objek yang konsisten mulai tahap analisis, perancangan, dan implmentasi sistem informasi. Salah satu tool/ model untuk merancang pengembangan software yang berbasis object oriented adalah Unified Modelling

Language (UML). Adapun keuntungan pendekatan dalam pengembangan

software dengan object-oriented yaitu:

1. Scalability dimana obyek lebih mudah dipakai untuk menggambarkan sistem

yang besar dan komplek.

2. Dynamic modeling dimana dapat dipakai untuk permodelan sistem dinamis

dan real time.

3.5. Unified Modeling Language9)

Unified Modeling Language (UML) adalah alat bantu (tool) untuk

pemodelan sistem. UML adalah bahasa yang dapat digunakan untuk spesifikasi, visualisasi, dan dokumentasi sistem objek-oriented software pada fase pengembangan. UML merupakan unifikasi dari metode Booch, OMT, dan notasi

Objectory, serta ide-ide terbaik metodologi lainnya. Dengan menyatukan notasi

9)

Ratnasari Nur Rohmah, Case Tool Pengembangan Perangkat Lunak Berorientasi-Bbjek Menggunakan

Unified Modeling Language, Teknik Elektro Universitas Muhamadiyah Surakarta, 2002.

(53)

metode-metode objek oriented tersebut, UML merupakan standar dasar dalam bidang analisis dan desain berorientasi-objek.

Dengan menggunakan UML kita dapat membuat model untuk semua jenis aplikasi piranti lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras, sistem operasi dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman apapun. Tetapi karena UML juga menggunakan class dan operation dalam konsep dasarnya, maka ia lebih cocok untuk penulisan piranti lunak dalam bahasa-bahasa berorientasi objek seperti C++, Java, C# atau VB.NET. Walaupun demikian, UML tetap dapat digunakan untuk modeling aplikasi prosedural dalam VB atau C. Seperti bahasa-bahasa lainnya, UML mendefinisikan notasi dan syntax/semantik. Notasi UML merupakan sekumpulan bentuk khusus untuk menggambarkan berbagai diagram piranti lunak.

Setiap bentuk memiliki makna tertentu, dan UML syntax mendefinisikan bagaimana bentuk-bentuk tersebut dapat dikombinasikan. Notasi UML terutama diturunkan dari 3 notasi yang telah ada sebelumnya: Grady Booch OOD (Object-Oriented Design), Jim Rumbaugh OMT (Object Modeling Technique), dan Ivar Jacobson OOSE (Object-Oriented Software Engineering).

(54)

3.5.1. View dan Diagram UML

View adalah jendela (window) yang merupakan aspek pandang UML

terhadap sistem. Sebuah sistem harus dijelaskan dengan sejumlah aspek/pandangan yang berbeda, misalnya aspek fungsional (struktur statik dan interaksi dinamik), aspek non-fungsional (timing requirement, reliability,

deployment), dan aspek organisasional (pengorganisasian pekerjaan, mapping ke

kode, dan modul). Sistem dijelaskan oleh sejumlah view, dimana masing-masing

view merupakan proyeksi dari sistem secara komplit yang memperlihatkan aspek

tertentu dari sistem. UML memperkenalkan lima buah view untuk memandang sistem yaitu: Use-Case View, Logical View, Component View, Deployment View dan Concurrency View. Booch menyebut view ini sebagai “Arsitektur 4+1” dan menyebut Concurrency View sebagai Process View.

1. Use-Case View.

Untuk menampilkan fungsi-fungsi dari sistem berkaitan dengan aktor eksternal. Aktor yang ber-interaksi dengan sistem dapat berupa seorang

user atau sistem lainnya. Use-case view ditujukan untuk para customer,

designer, developer, dan tester. Use-case view merupakan bagian sentral

dari view karena isinya menjadi pengendali view yang lain. Tujuan akhir dari sebuah sistem adalah untuk menyediakan fungsi-fungsi yang dijelaskan dalam use-case view, karena itu use-case view mempengaruhi seluruh view lainnya. Use-case View juga digunakan untuk validasi dan verifikasi sistem.

(55)

2. Logical View.

Untuk menampilkan bagaimana fungsi-fungsi didisain didalam sistem , dalam kaitannya dengan struktur statik dan perilaku dinamik sistem.

Logical view menjelaskan bagaimana fungsi-fungsi sistem disediakan,

terutama berguna bagi para designer dan developer. Berbeda dengan use

case view, logical view melihat bagian dalam dari sistem. Sistem

dijelaskan dengan struktur statik (kelas, objek, dan relasi) dan kolaborasi dinamik yang terjadi ketika objek-objek mengirim pesan satu sama lain. Struktur statik divisualisasikan dalam diagram kelas dan objek, sedang model dinamiknya divisualisasi dalam diagram state, diagram sekuen, diagram kolaborasi dan diagram aktivitas.

3. Component View.

Untuk menampilkan pengorganisasian program (code) dari komponen

code, menjelaskan implementasi dari modul-modul yang tersedia dan

dependensinya. Component View digunakan terutama untuk para pengembang.

4. Concurrency/Process View.

Untuk menampilkan concurrency di dalam sistem, khususnya pada persoalan yang berhubungan dengan komunikasi dan sinkronisasi yang muncul dalam sistem concurrent. Concurrency/Prosess view ditujukan bagi para pengembang dan integrator sistem, berisi diagram dinamik (state, sekuen, kolaborasi, dan aktivity) dan diagram implementasi (diagram komponen dan deployment)

(56)

5. Deployment View.

Memperlihatkan deployment sistem pada arsitektur fisik dengan komputer dan piranti pendukung yang diperkenalkan sebagai nodes. Deployment

view ditujukan bagi pengembang, integrator, dan tester, isi view berupa

diagram deployment. View ini juga mencakup mapping yang memperlihatkan bagaimana komponen-komponen di-deployment pada arsitektur fisik; misalnya program atau objek yang mana di eksekusi pada komputer tertentu.

Diagram UML10) terdiri dari 9 jenis diagram yang memiliki fungsi dan notasi masing-masing. Kesembilan diagram ini dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu :

1. Diagram yang menggambarkan struktur yang statis dari sistem. 2. Diagram yang menggambarkan struktur yang dinamis dari sistem.

3.5.2. Diagram Struktur Statis dari Sistem

Diagram struktur statis dari sistem merupakan diagram yang menggambarkan struktur hubungan statis dari elemen-elemen yang ada dalam sebuah model diantaranya class, package, dan relationship yang terjadi.

3.5.2.1. Class Diagram dan Object Diagram

Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan

objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain.

10)

James Rumbaugh, The Unified Modeling Language User Guide, Addison-Wesley Longman: Prancis, 2000, hal 1-391

(57)

Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan

sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi).

Class memiliki tiga area pokok :

a. Nama (dan stereotype) b. Atribut

c. Metoda

Atribut dan metoda dapat memiliki salah satu sifat berikut :

a. Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan

b. Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan anak- anak yang mewarisinya

c. Public, dapat dipanggil oleh siapa saja.

Gambar 3.4. Notasi Class

Class dapat merupakan implementasi dari sebuah interface, yaitu class

abstrak yang hanya memiliki metoda. Interface tidak dapat langsung diinstansiasikan, tetapi harus diimplementasikan dahulu menjadi sebuah class. Dengan demikian interface mendukung resolusi metoda pada saat run-time.

(58)

Gambar 3.5. Notasi Interface Class

[image:58.595.262.356.115.218.2]

Sesuai dengan perkembangan class model, class dapat dikelompokkan menjadi package. Kita juga dapat membuat diagram yang terdiri atas package.

Gambar 3.6. Package dari Sebuah Class

Pada object diagram digambarkan hubungan antar elemen dalam model, tapi dengan memakai objeknya, bukan class. Class ialah kumpulan dari objek-objek yang memiliki attribute, behaviour atau operation yang sama.

Class dan object di dalam tahapan design digambarkan dengan letak yang

memiliki tiga bagian. Pada bagian atas diberi nama class atau object. Bagian tengah merupakan bagian yang berisi attribute yang dimiliki dan bagian bawah berisi operation.

Dalam class dan object diagram tersebut terdapat beberapa istilah-istilah, diantaranya yaitu :

a. Association Link

Asscociation Link merupakan link yang mewakili hubungan antar dua

(59)

objek. Association adalah hubungan antar class dan mewakili kelompok

link.

b. Multiplicity

Multiplicity merupakan banyaknya hubungan yang mungkin terjadi antar

class.

c. Aggregation

Aggregation merupakan bentuk khusus dari association yang

menggambarkan bahwa satu class merupakan bagian dari class lainnya, ”a

part of”. Dalam beberapa kasus, satu class dapat terbagi menjadi beberapa

class lagi.

d. Generalization

Generalization merupakan hubungan antara class induk (super class)

dengan class anak (sub class). Hubungan yang terjadi adalah ”is a”. Pada hubungan generalisasi attribute dan behaviour yang terdapat pada super

class akan diwarisi oleh sub class.

Gambar 3.7. Contoh Class Diagram

(60)

3.5.2.2. Component Diagram

Component Diagram merupakan gambaran aspek fisik sistem berbasis

objek dengan menunjukkan hubungan dan ketergantungan dalam serangkaian komponen. Menggambarkan komponen fisik software termasuk source code, run

time (binary) code, executable file, table, library, dan dokumen. Meliputi

komponen, interface, dependency, generalization, association, realization, notes,

constraint, packages, subsystem dari sebuah model.

Komponen piranti lunak adalah modul berisi code, baik berisi source code maupun binary code, baik library maupun executable, baik yang muncul pada

compile time, link time, maupun run time. Umumnya komponen terbentuk dari

beberapa class dan/atau package, tapi dapat juga dari komponen-komponen yang lebih kecil. Komponen dapat juga berupa interface, yaitu kumpulan layanan yang disediakan sebuah komponen untuk komponen lain.

Diagram ini digunakan untuk memodelkan implementasi sistem yang sifatnya statis sehingga dapat mendukung untuk mengatur konfigurasi dari bagian sistem.

(61)
[image:61.595.219.403.111.326.2]

Gambar 3.8. Contoh Component Diagram

3.5.2.3. Deployment Diagram

Deployment diagram menggambarkan sumber fisik dalam sistem,

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Prabu Jaya
Gambar 3.2. Fungsi dari Sistem Informasi
Gambar 3.3. Tingkatan Kegiatan Manajemen
Gambar 3.6. Package dari Sebuah Class
+7

Referensi

Dokumen terkait

“ Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen- komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi atau sekumpulan

Dari hasil analisis dan perancangan sistem, dapat disimpulkan bahwa sistem persediaan bahan baku pada yang sudah dibuat dapat mengatasi permasalahan administrasi di gudang

Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen- komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menghasilkan informasi.. Sekumpulan prosedur

Sistem informasi yang kadang kala disebut sebagai sistem pemrosesan data, merupakan sistem buatan manusia yang biasanya terdiri dari sekumpulan komponen baik

Sistem informasi, yang kadang kala disebut sebagai sistem pemrosesan data, merupakan sistem buatan manusia yang biasanya terdiri dari sekumpulan komponen baik

Menurut (Fatta 2007) mengatakan bahwa Sistem informasi merupakan suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual

Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen- komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi.. Sekumpulan prosedur organisasi

Gelians, Oram, dan Wiggins (1990) : Sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang