• Tidak ada hasil yang ditemukan

Opini Mahasiswa Terhadap Figur Obama Dalam Iklan Wafer Tango (studi deskriptif terhadap mahasiswa Universitas Sumatera Utara).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Opini Mahasiswa Terhadap Figur Obama Dalam Iklan Wafer Tango (studi deskriptif terhadap mahasiswa Universitas Sumatera Utara)."

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

OPINI MAHASISWA TERHADAP FIGUR OBAMA

DALAM IKLAN WAFER TANGO

(Studi Deskriptif Terhadap Mahasiswa Universitas Sumatera

Utara)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan

Pendidikan Sarjana (S-1)

Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Departemen Ilmu Komunikasi

Diajukan Oleh:

YOGI PRASETYO

050904072

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

MEDAN

2009

ABSTRAKSI

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana opini mahasiswa Universitas Sumatera Utara terhadap figur Obama dalam iklan televisi wafer Tango. Seperti yang diketahui bahwa Obama adalah sosok seorang figur pemimpin suatu Negara, terlebih Negara tersebut adalah Negara adidaya Amerika. Model iklan tersebut juga bukanlah Obama yang sesungguhnya, karena model tersebut adalah Ilham Anas, seseorang dengan wajah yang menyerupai Obama.

Dalam penelitian, peneliti menggunakan beberapa teori yang relevan sesuai dengan penelitian yaitu: Komunikasi dan Komunikasi Massa, Televisi sebagai media massa, Komunikasi pemasaran, Periklanan, Teori S-O-R dan Opini. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif yang hanya menggambarkan suatu situasi atau peristiwa penelitian, tanpa mencari atau menjelaskan hubungan, serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Responden yang dipilih adalah mahasiswa Universitas Sumatera Utara program S-1 angkatan 2007 dan 2008, jumlah populasi sebanyak 4476 orang untuk menentukan jumlah sampel dari populasi tersebut, maka digunakan rumus Taroyamane dengan presisi 10% dan dengan tingkat kepercayaan 90%. Dengan demikian jumlah sampel adalah 98 responden dengan menggunakan teknik pengambilan sampel proportional stratified random sampling, dan purposive

sampling.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and System

Solution (SPSS) 16. Kesimpulan dari hasil yang diperoleh adalah para mahasiswa

(3)

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Dengan segala kerendahan hati, peneliti mengucapkan puji dan syukur

kepada Alah SWT yang telah memberikan rahmat dan anugerah-Nya yang

berlimpah kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Opini Mahasiswa Terhadap Figur Obama Dalam Iklan Wafer Tango

(studi deskriptif terhadap mahasiswa Universitas Sumatera Utara)”. Skripsi ini

merupakan tugas akhir perkuliahan peneliti sebagai syarat pendidikan sarjana

(S-1). Peneliti berharap ke depannya skripsi ini dapat menjadi inspirasi bagi

mahasiswa dalam mengembangkan penelitian. Tentunya skripsi ini masih sangat

jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan gagasan

baru, kritik serta saran yang membangun demi perbaikan ke depan.

Dalam penyelesaian skripsi ini peneliti banyak mendapat bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak. Pertama sekali peneliti mengucapkan terima kasih

yang sedalam-dalamnya kepada orangtua peneliti yakni Ayahanda Oky Pendawa

dan Ibunda Sriwahyuni yang selalu ada di rumah untuk membimbing dan

memberikan semangat, cinta dan kasih sayangnya. Untuk adik-adik saya Kiki dan

Aya, terima kasih telah selalu mendoakan peneliti dalam setiap kesempatan dan

yang selalu berharap bahwa peneliti nantinya akan menjadi manusia yang berguna

di masa yang akan datang.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini peneliti tidak hanya mengandalkan

(4)

berupa materi, pikiran, maupun dorongan semangat dan motivasi. Oleh karena itu

melalui kata pengantar ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof.Dr.M.Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Amir Purba, MA dan Ibu Dra.Dewi Kurniawati, M.Si selaku

Ketua dan juga Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi sekaligus

peneliti anggap sebagai orangtua kedua yang begitu baik

memperlakukan peneliti selama proses pengerjaan skripsi.

3. Ibu Emilia Ramadhani S.Sos selaku dosen pembimbing peneliti yang

memiliki pengetahuan yang cukup luas mengenai berbagai hal yang

membuat peneliti termotivasi untuk membuat suatu penelitian yang

cukup menantang, dan memiliki kesabaran, ketekunan dalam

memberikan masukan-masuka n bagi skripsi ini.

4. Para dosen Ilmu Komunikasi FISIP USU yang selalu memberikan

contoh, masukan serta teladan yang patut untuk ditiru oleh peneliti

berupa semangat untuk terus belajar dan meraih cita-cita.

5. Kak Ross, kak Icut dan kak Maya untuk semua dorongannya agar

peneliti segera menyelesaikan studi, serta semua dukungan dan

pengertiannya.

6. Teman2 Komunikasi 2005; Galy, Hendra, Wahyu, Adit, Verkas, Jimmy,

Andi, Rido, Kibo, Bibi, Emma, Lia, Fika, Yohana, Anggi, Ella, Nuri,

Iren, Mardes dan Rotua untuk semua masukan dan bantuan yang tak kan

(5)

semua kebahagiaan yang kalian berikan selama peneliti mengarungi

persahabatan.

7. Teman-teman Komunikasi angkatan 06 dan 07, terus berjuang dan tetap

semangat.

Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pihak dan dapat membuka

khazanah berpikir kita.

Medan, September 2009

Peneliti

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

BAB I: PENDAHULUAN... 1

I.1 Latar Belakang Masalah... 1

I.2 Perumusan Masalah... 7

I.3 Pembatasan Masalah... 8

(7)

I.5 Manfaat Penelitian……… 9

I.6 Kerangka Teori………. 9

(8)

II.3 Komunikasi Pemasaran……….…….

II.4.4. Bentuk-bentuk iklan

televisi………....49 II.4.5. Kelebihan

(9)

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN... 63

III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 63

III.1.1.Sejarah dan Perkembangan USU ... 63

III.1.2. Infrastruktur USU ... 67

III.1.3. Visi, Misi dan Tujuan USU ... 69

III.1.4. Pilihan Program Studi ... 70

III.1.5. Struktur Organisasi USU ... 72

III.2 Metode Penelitian………... 76

III.3 Lokasi Penelitian……… 77

III.4 Populasi dan Sampel ... 78

III.5 Teknik Penarikan Sampel ... 82

III.5 Teknik Pengumpulan Data……… 82

(10)

BAB IV: ANALISA DAN PEMBAHASAN... 84

IV.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data ... ….. 84

IV.1.1. Tahap Awal ...……… 84

IV.1.2. Pengumpulan Data ...…….… 84

IV.2 Teknik Pengolahan Data ... 85

(11)

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Daftar Tabel

Tabel 1 Variabel Operasional ……… 23

Tabel 2 Infrastruktur Universitas Sumatera Utara ……….… 67

Tabel 3 Populasi Penelitian Mahasiswa Universitas Sumatera Utara

program S-1 stambuk 2007 s/d 2008 ………. 80

Tabel 4 Jumlah Sampel setiap Fakultas

……… 82

Tabel 5 Jenis Kelamin Responden ……….. 86

Tabel 6 Fakultas Responden

………... 87

Tabel 7 Waktu Menonton Televisi ………..88

Tabel 8 Frekuensi Menonton Iklan Wafer Tango di Televisi ……….89

Tabel 9 Totalitas Tampilan Gambar ………. 90

Tabel 10 Tagline ………

91

Tabel 11 Penggunaan Model Iklan ……….. 91

(12)

Tabel 13 Ketepatan penggunaan Obama

………. 93

Tabel 14 Kejelasan isi Pesan ……… 94

Tabel 15 Penggunaan Simbol Budaya ………. 95

Tabel 16 Ketepatan Penanyangan Iklan di Tengah Acara ………... 96

Tabel 17 Frekuensi Penayangan

………... 97

Tabel 18 Kesukaan Menonton televisi ……….. 98

Tabel 19 Ketertarikan menonton iklan Wafer Tango versi Obama ………. 99

Tabel 20 Mengerti akan pesan yang disampaikan ……… 100

Tabel 21 Tahu bahwa sosok Obama bukanlah Obama yang sesungguhnya …… 101

Tabel 22 Masyarakat mengetahui bahwa sosok iklan adalah Obama palsu ……. 102

Tabel 23 Penerimaan penggunaan figur Obama ……….. 103

Tabel 24 Penyesalan penggunaan sosok Obama ………. 104

(13)

Daftar Gambar

Gambar 1 Model S-O-R

………. 18

Gambar 2 Model Teoritis

………... 22

Gambar 3 Model S-O-R

………. 55

(14)

Daftar Lampiran

1. Kuesioner 2. Fotron Cobol

(15)

MEDAN

2009

ABSTRAKSI

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana opini mahasiswa Universitas Sumatera Utara terhadap figur Obama dalam iklan televisi wafer Tango. Seperti yang diketahui bahwa Obama adalah sosok seorang figur pemimpin suatu Negara, terlebih Negara tersebut adalah Negara adidaya Amerika. Model iklan tersebut juga bukanlah Obama yang sesungguhnya, karena model tersebut adalah Ilham Anas, seseorang dengan wajah yang menyerupai Obama.

Dalam penelitian, peneliti menggunakan beberapa teori yang relevan sesuai dengan penelitian yaitu: Komunikasi dan Komunikasi Massa, Televisi sebagai media massa, Komunikasi pemasaran, Periklanan, Teori S-O-R dan Opini. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif yang hanya menggambarkan suatu situasi atau peristiwa penelitian, tanpa mencari atau menjelaskan hubungan, serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Responden yang dipilih adalah mahasiswa Universitas Sumatera Utara program S-1 angkatan 2007 dan 2008, jumlah populasi sebanyak 4476 orang untuk menentukan jumlah sampel dari populasi tersebut, maka digunakan rumus Taroyamane dengan presisi 10% dan dengan tingkat kepercayaan 90%. Dengan demikian jumlah sampel adalah 98 responden dengan menggunakan teknik pengambilan sampel proportional stratified random sampling, dan purposive

sampling.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and System

Solution (SPSS) 16. Kesimpulan dari hasil yang diperoleh adalah para mahasiswa

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan pada masa sekarang ini

semakin canggih, terlihat dari semakin banyaknya produk yang dapat membuat

hidup manusia semakin efektif dan efisien. Perkembangan teknologi tersebut,

berimbas pada perusahaan yang tumbuh subur dan berkembang, masing-masing

berlomba memproduksi aneka produk kebutuhan hidup manusia, mulai dari

produk-produk makanan, pakaian, peralatan dan sebagainya, dimana kesemuanya

itu mendatangkan keuntungan yang jelas tidak sedikit bagi produsen. Walaupun

begitu, perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dirasakan tidak lepas dari

berbagai kendala. Salah satu yang paling nyata adalah tingkat persaingan antara

satu perusahaan dengan perusahaan yang lain, bahkan juga terjadi terhadap

sesama perusahaannya sendiri, dikarenakan masing-masing perusahaan ingin

berebut pangsa pasar untuk mencapai target penjualan. Berbagai bentuk usaha

keras dilakukan oleh perusahaan demi meningkatkan omset penjualan suatu

produk, namun kualitas produk, harga jual, promosi dan faktor-faktor lainnya

tetap menjadi yang utama dalam memenangkan persaingan tersebut.

Promosi melalui iklan merupakan strategi yang digunakan perusahaan

untuk memperkenalkan produk yang dihasilkannya. Iklan dipercaya dapat

(17)

itu salah satu yang dilakukan untuk promosi adalah iklan dan sudah tidak dapat

dipungkiri lagi iklan telah begitu banyak merasuki hidup kita, ketika membaca

surat kabar dan majalah, mendengar radio, dan menonton televisi, maka kita akan

menemukan yang namanya iklan. Iklan sudah menjadi bagian dari kehidupan

manusia modern, hampir semua produk yang ditawarkan kita kenal melalu iklan.

Dari pasta gigi hingga mobil mewah, dari tur keliling dunia hingga jasa

pengurusan surat kendaraan bermotor.

Saat bangun pagi kita tidak lagi dikejutkan oleh suara kokok ayam,

melainkan oleh siaran radio atau televisi tetangga yang mengiklankan pasta gigi

formula baru dan ketika melakukan perjalanan ke kampus tidak heran kita akan

melihat sekeliling kita yang penuh dengan papan reklame yang ada di sepanjang

jalan, hinggga tulisan-tulisan yang ada di tubuh mobil, taxi, atau bus kota.

Menjamurnya televisi swasta di Indonesia semakin mempersubur tumbuhnya

iklan, penyisipan iklan dalam acara-acara menarik menjadikan iklan semakin sulit

untuk dipisahkan dari kehidupan kita, walaupun menjengkelkan tetapi kita harus

menerima iklan sebagai bagian dari kehidupan modern. Terlepas dari efek negatif

iklan seperti budaya konsumerisme, kehidupan yang lebih individualisme, dan

iklan yang mendatangkan keuntungan seperti penciptaan lapangan pekerjaan,

mendidik masyarakat menjadi lebih kritis dalam memilih produk, dan

mempermudah pemasaran.

Saat ini kita mungkin telah melihat adanya iklan televisi dengan

menggunakan figur Barack Obama, mungkin kepopuleran Obama sebagai

Presiden Amerika Serikat pertama berkulit hitam dan pernah tinggal di Indonesia

(18)

produk mereka dalam iklan di televisi. Bukan “Obama asli” yang saat ini sibuk

menjalankan tugas kepresidenannya tersebut yang menjadi bintang iklan, namun

kembarannya, Ilham Anas “Obama” yang mempunyai tampang mirip dengan

Obama. Diliriknya Obama sebagai bintang iklan di Indonesia sebenarnya agak

terlambat. Jauh-jauh hari sebelum Obama dilantik menjadi Presiden Amerika

Serikat, anak asli Bandung ini dikontrak oleh sebuah perusahaan obat asal Filipina

untuk membintangi iklan televisi produknya untuk kurun waktu satu tahun. Saat

ini ada beberapa iklan di stasiun televisi nasional yang menggunakan jasa Anas

“Obama” ini. Misalnya iklan Wafer Tango dan iklan program televisi Happy Hour

yang ditayangkan di Trans TV. Selain itu Anas juga muncul dalam iklan layanan

masyarakat mengenai pemilu yang muncul di Metro TV. Aneh juga melihat gaya

“Mister Presiden” yang satu ini. Gayanya yang sangat mirip Presiden Obama asli

bisa mengundang senyum tawa bagi yang melihatnya Di Metro TV, kemunculan

Anas “Obama” yang mengaku juga ingin menjadi Presiden Indonesia mungkin

dapat dilihat sebagai kritikan kepada masyarakat yang terlalu mengharapkan

bahwa presiden Indonesia hendaknya dapat seperti Obama.

Memang kemiripan wajah seorang tokoh bisa menimbulkan tragedi,

lelucon atau tafsir diri kita sendiri. Untuk periklanan ini dipakai sebagai

repositioning yang menjadi elemen penting dalam restrategizing. Suatu

positioning dengan wajah tokoh terkenal, maka banyak iklan memakai selebritis

tidak sekedar merefleksikan suatu ‘ajakan‘, tapi juga merupakan strategi

pemasaran. Ini membuat perbedaan dengan produk kompetitor lainnya. Jadi

(19)

Memang yang namanya iklan. Sebagaimana kata Budiman Hakim. Jangan

berharap iklan akan menjalani fungsi mendidik.

Mungkin kita sudah melihat iklan yang mirip Obama di beberapa TV

swasta seperti iklan sebuah snack wafer atau iklan yang mengetengahkan

kesuksesan Obama menjadi presiden disebuah TV dalam iklan partai, dalam iklan

produk wafer dimulai dari seorang ibu yang datang menjemput anak balitanya,

sang anak lari-lari menghampiri ibunya sembari meneriakkan sesuatu, namun

ketika sudah dekat, bukan ibunya yang di hampiri oleh sang anak, namun

seseorang yang berpenampilan mirip dengan Obama. Kemudian dilanjutkan

dengan menampilkan produk wafer tersebut disertai dengan tagline-nya memang

demam Obama masih belum sembuh dari negeri ini. Presiden baru terpilih

Amerika Serikat yang bernama lengkap Barack Hussein Obama ini terus

memancarkan pesonanya. Wajar saja Indonesia merasa dekat dengan Obama,

karena dia pernah tinggal dan sekolah di Indonesia. Iklan parpol atau pun caleg

yang mencatut nama Obama sebenarnya bukan hal yang baru. Sebelumnya,

banyak caleg atau pun parpol juga mengikutsertakan Obama dalam materi iklan

yang mereka buat. Di Papua, baliho besar bergambar Obama juga pernah nongol

bersama Bupati Puncak Jaya, Lukas Enembe, yang juga seorang kader Partai

Demokrat. Gambar Presiden SBY juga ikut mejeng dalam baliho raksasa tersebut.

Tak cuma dicatut sebagai bintang iklan, gambar-gambar Obama juga dijadikan

sebagai ”penglaris”. Terbaru, snack bergambar Obama juga muncul di Bandung

dan Surabaya

Anas ”Obama” yang paling menarik adalah iklan wafer tersebut karena memang

(20)

perlukah dengan menampilkan sosok yang mirip Obama? Apalagi untuk sesuatu

hal yang disebut "garing". Aktor yang mirip Obama tersebut tidak ditampilkan

sesuai dengan kharisma Obama, tetapi lebih ke arah lawakan. Mungkin hal ini

yang diinginkan oleh Tim Kreatif dari advertising atau si perusahaan tersebut.

Apakah layak menampilkan seorang Presiden dari negara lain yang nota bene

pernah tinggal di Indonesia menjadi sebuah lelucon untuk iklan sebuah wafer

garing.

Hadirnya fenomena figur Obama yang tayang di televisi ternyata

memperoleh opini yang berbeda-beda dari masyarakat. Seperti ada yang

menyatakan tidak suka dengan fenomena ini, dan menurutnya Indonesia memang

latah karena semuanya diikuti dan bagaimana jika SBY, JK atau Mega naik jadi

Presiden apakah ada yang berani membuat iklan plesetannya. Selain itu ada juga

yang mengatakan ”Katrok, Kampungan” dan untuk apa memakai figur Obama

seperti tidak ada ide lain saja, atau pendapat yang menyatakan bahwa apakah

sudah sedemikian parahnya imajinasi liar melanggar etika intelektual, selain itu

ada juga anggapan bahwa iklan itu sangat terlalu dan bikin malu. Seharusnya

mencari apa yang bisa dibanggakan dari Indonesia, kenapa malah jadi Obama,

Iklan yang tidak kreatif, mati akal. Tetapi ada juga yang memandangnya dari sisi

positif seperti menganggap iklan yang menggunakan figur Obama ini sangat

menarik, karena Obama adalah presiden dari negara yang besar dan dalam iklan

menggunakan sosok yang sangat mirip dengan Obama dan iklannya sangat lucu

dan kreatif. Beberapa juga merasa senang-senang saja, karena dari segi

(21)

sekalipun, dan merasa bahwa iklan ini menghibur

Berdasarkan pemaparan diatas tidak heran jika oleh iklan yang

menggunakan figur ”Obama Indonesia” ini sangat fenomenal dan unik serta

menarik untuk diteliti, hal tersebut dikarenakan figur yang diplesetkan adalah

Presiden sebuah negara yang besar, dan aktor yang mirip obama tersebut tidak

ditampilkan sesuai dengan kharisma Obama, tetapi lebih kearah lawakan.

Mungkin hal ini yang diinginkan oleh Tim Kreatif dari advertising atau si

perusahaan tersebut, disamping adanya kontroversi dalam masyarakat Indonesia

dalam menanggapi iklan yang melahirkan perbedaan opini dalam memandang

kemunculan figur Obama dalam beberapa iklan Indonesia tersebut.

Berdasarkan hasil pra penelitian, fenomena munculnya figur Obama

dalam Iklan wafer Tango di televisi telah membentuk opini di kalangan

mahasiswa dan opini yang terbentuk pun berbeda-beda antara mahasiswa satu

dengan mahasiswa lainnya. Penelitian dilakukan terhadap iklan yang tayang di

Trans TV karena berdasarkan hasil pra penelitan mayoritas mahasiswa USU

menyaksikan iklan wafer Tango versi Obama di Trans TV dan alasan peneliti

memilih mahasiswa sebagai responden adalah karena mahasiswa merupakan

kaum intelektual dan unsur yang paling sadar dalam masyarakat. Sebagai Agent of

Change sekaligus pencipta dan penyebar kebudayaan tinggi, mahasiswa berperan

sebagai penggerak, perantara dan penyelesai masalah-masalah yang ada di

masyarakat. Idealnya mahasiswa harus kritis terhadap fenomena-fenomena sosial

yang terjadi pada masyarakat. Dengan sifat, peran dan fungsi mahasiswa tersebut

(22)

banyak universitas yang ada di Sumatera Utara peneliti memilih Universitas

Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara (USU) adalah salah satu perguruan tinggi

negeri yang ada di Sumatera Utara dan termasuk sebagi perguruan tinggi terbaik

di Indonesia. USU berada pada urutan kesepuluh universitas terbaik di Indonesia.

Peringkat itu didasarkan pada survei majalah Globe Asia. USU bersama

Universitas Hassanuddin merupakan perguruan tinggi milik pemerintah di luar

Pulau Jawa yang masuk dalam daftar rangking (Seputar Indonesia, Edisi 27

Februari 2008). Selain itu sewaktu melakukan pra penelitian, peneliti menemukan

bahwa banyak mahasiswa Universitas Sumatera Utara dari berbagai fakultas

memberikan komentar mengenai figur Obama palsu melalui iklan televisi di

Indonesia.

Dengan demikian, berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti tertarik

untuk meneliti bagaimanakah opini mahasiswa Universitas Sumatera Utara

terhadap munculnya figur Obama dalam Iklan wafer Tango di Trans TV.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Bagaimanakah opini mahasiswa Universitas Sumatera Utara terhadap

(23)

I.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga

dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan

diteliti. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu metode yang

bertujuan melukiskan secara sistematis karakteristik populasi atau

bidang-bidang tertentu secara faktual dan cermat tanpa mencari atau menjelaskan

hubungan, tidak menguji hipotesis dan melakukan prediksi.

2. Responden adalah mahasiswa USU stambuk 2007-2008.

3. Penelitian difokuskan kepada opini mahasiswa terhadap figur Obama

dalam iklan televisi wafer Tango.

4. Penelitian akan dilakukan pada bulan Agustus 2009.

I.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran secara umum tentang fenomena adanya

figur Obama dalam iklan wafer Tango yang tayang di Trans TV.

2. Untuk mengetahui opini mahasiswa terhadap munculnya figur Obama

(24)

I.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk memperkaya khasanah

penelitian, dan dapat memperluas cakrawala pengetahuan peneliti serta

mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU.

2. Secara akademis, penelitian ini disumbangkan kepada FISIP USU,

Khususnya Departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya

khasanah penelitian dan sumber bacaan.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

bagi pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan berkenaan dengan

penelitian ini.

I.6 Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir

dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu, perlu disusun

kerangka teori sebagai landasan berpikir yang menunjukkan dari sudut mana

(25)

merupakan himpunan konstruk (konsep), defenisi, dan proposisi yang

mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi

diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Kriyantono,

2007:45).

Adapun teori-teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah:

I.6.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa

Defenisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh

Bittner (dalam Ardianto,2004:3), yakni “komunikasi massa adalah pesan yang

dikomunikasikan melaui media massa pada sejumlah besar orang”. Defenisi

komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain yaitu

Gerbner (dalam Ardianto,2004:4), ”komunikasi massa ialah produksi dan

distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontiniu

serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.

Ahli komunikasi massa lainnya, Joseph A Devito merumuskan defenisi

komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian

massa serta tentang media yang digunakannya. Komunkasi massa ditujukan

kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti

(26)

tetapi ini berarti khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar didefenisikan

(Ardianto,2004:6).

Rakhmat (Ardianto,2004:7) merangkum defenisi-defenisi komunikasi

massa menjadi, “komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi massa

yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim

melalui media cetak atau elektronik sebagai pesan yang sama yang dapat diterima

secara serentak dan sesaat. Menurut Dominick (Ardianto 2004:15) fungsi

komunikasi massa bagi masyarakat terdiri dari surveilance (pengawasan),

interpretation (penafsiran), linkage (keterkaitan), transmission of values

(penyebaran nilai) dan entertainment (hiburan).

Berikut ini adalah perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi

massa yaitu (Rakhmat, 2005:219):

1. Efek kognitif, yaitu terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui,

dipahami dan dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi

pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi.

2. Efek afektif, yaitu timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan,

disenangi, atau dibenci khalayak. Efek ini ada hubungannya dengan emosi,

sikap, atau nilai.

3. Efek konatif (behavioral), yaitu merujuk pada perilaku nyata yang dapat

diamati, yang meliput i pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan perilaku.

(27)

Media massa adalah suatu istilah yang mulai digunakan pada tahun

1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus di desain untuk

mencapai masyarakat yang sangat luas

Untuk berlangsungnya komunikasi massa diperlukan saluran yang

memungkinkan disampaikannya pesan kepada khalayak yang dituju. Saluran

tersebut adalah media massa, yaitu sarana teknis yang memungkinkan

terlaksananya proses komunikasi massa tertentu. Media massa menurut bentuknya

dapat dikelompokkan atas:

1. Media cetak (printed media) yang mencakup surat kabar, majalah, buku,

pamflet, brosur dan sebagainya.

2. Media Elektronik, seperti radio, televisi, film, slide, video, dan lain-lain.

Media massa mempunyai karakter tertentu, yang tidak bisa disamakan

oleh media massa yang lain. Media cetak, mampu memuat peristiwa secara

lengkap sampai kepada detil-detilnya, dan bisa disimpan dan dibaca ulang.

Namun sifat komunikasinya masih tertunda (delay). Radio bisa menyiarkan berita

secara cepat dan langsung, namun sifat beritanya hanya sekilas, dan seringkali

tidak mampu diingat secara baik oleh audience. Radio juga hanya bersifat audio.

Namun radio mampu menghadirkan efek ‘theatre of mind’, yaitu audiens mampu

berimajinasi lebih jauh tentang apa yang mereka dengarkan. Foto mampu

menghadirkan gambar peristiwa secara komprehensif, tanpa ditambah dan

dikurangi. Foto mampu melengkapi berita, dan menambah legitimasinya. Televisi

mampu menjawab kekurangan radio, kesan audio visual mampu dihadirkan,

namun informasi yang dihasilkan juga masih bersifat sekilas, tidak mendalam.

(28)

kejadian secara audio visual dan bisa diputar berulang-ulang. Film juga bisa

dipakai sebagai sarana penyampaian pesan secara fiktif, melalui pengaturan

skenario dan penyutradaraan.

Salah satu media dalam komunikasi massa adalah televisi. Televisi berasal

dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu tele (bahasa Yunani) yang berarti jauh,

dan visi (videre-Bahasa Latin) berarti penglihatan. Dengan demikian televisi yang

dalam bahasa Inggrisnya television diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh

disini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat-tempat

lain melalui sebuah perantara perangkat penerima (Wahyudi, 1986 :49).

Televisi adalah salah satu bentuk media massa yang selain mempunyai

daya tarik yang kuat, disebabkan adanya unsur-unsur kata-kata, musik dan sound

effect, juga mempunyai keunggulan lain yaitu unsur visual berupa gambar hidup

yang dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pemirsanya. Dalam usaha

untuk mempengaruhi khalayak dengan menggugah emosi dan pikiran pemirsanya,

televisi lebih mempunyai kemampuan menonjol dibandingkan media massa

lainnya.

Acara-acara yang ditampilkan televisi terdapat sekian banyak pesan atau

informasi yang disebut iklan. Menurut Rhenald Kasali, iklan adalah segala bentuk

pesan tentang suatu produk dan jasa yang disampaikan lewat media dan dibiayai

oleh perusahaan yang dikenal serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh

masyarakat. Sedang pengaruh pesan ini berarti hal-hal yang diterjemahkan dalam

bentuk gambar. Rangkaian kata-kata jingle, maupun warna dengan tujuan

(29)

pemerkasa adalah produsen sedangkan media adalah sarana yang digunakan,

dalam hal ini media yang dapat digunakan adalah media cetak (surat kabar,

majalah dan lain-lain) maupun media elektronik (televisi, radio, film) (Kasali,

1992:9).

1.6.3 Komunikasi Pemasaran

William G. Nickels dalam bukunya Marketing Communication And

Promotion, mendefenisikan komunikasi pemasaran sebagai berikut: proses

pertukaran informasi yang dilakukan secara persuasif sehingga proses pemasaran

dapat berjalan secara efektif dan efisien (Purba, 2006:126).

Model komunikasi pemasaran yang biasa dikembangkan pada umumnya

tidak jauh berbeda. Model komunikasi pemasaran meliputi sender atau juga

disebut sumber atau source, kedua disebut dengan encoding yaitu proses

menerjemahkan tujuan-tujuan komunikasi ke dalam bentuk – bentuk pesan yang

akan dikirimkan kepada penerima (agency iklan, tenaga penjualan, iklan, personal

selling, sales promotion, public relation dan direct marketing), ketiga adalah

transmisi, yaitu penyampaian pesan melalui media (radio, tv, surat kabar, majalah

dan brosur), keempat adalah decoding yaitu tindakan konsumen sebagai penerima

pesan (respons dan interpretasi dari penerima), kelima adalah feedback (tindakan)

yaitu umpan balik atas pesan yang dikirimkan.

I.6.4 Periklanan

Pada dasarnya periklanan adalah bagian dari kehidupan industri modern

dan hanya bisa ditemukan di negara-negara maju atau sedang dalam pertumbuhan

(30)

Menurut Liliweri (1997), iklan atau advertising berasal dari bahasa Latin

“Advere” yang artinya mengoperkan gagasan kepada pihak lain. Masih mengutip

dari buku yang sama, Wright berpendapat, iklan merupakan suatu proses

komunikasi yang mempunyai kekuatan yang sangat penting sebagai alat

pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan pelayanan serta gagasan

atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi persuasif.

Jeffkins (1997) mendefenisikan iklan sebagai cara menjual informasi.

Sedangkan Institut Periklanan Inggris mendefenisikan Iklan sebagai pesan

penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada calon pembeli yang paling

potensial, atau produk barang atau jasa tertentu dengan biaya semurah-murahnya

(Kasali:1992, 114).

Berdasarkan defenisi-defenisi diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan

utama iklan adalah untuk memberitahukan (to inform), membujuk (to persuade),

dan mengingatkan (to remind). Salah satu keuntungan utama iklan dibanding

dengan media promosi lainnya adalah kemampuan untuk mengkomunikasikan

pesan-pesannya kepada sejumlah besar orang pada satu waktu. Dan biaya untuk

menjangkau setiap calon konsumen rendah (Jeffkins:1997:43).

A. Iklan Televisi

Sebagai media periklanan, keunikan televisi adalah sangat personel dan

demonstratif, tetapi juga mahal dan dianggap sebagai penyebab ketidakteraturan

dalam persaingannya. Sifatnya yang audio visual menjadikan televisi sebagai

(31)

Beberapa kelebihan televisi sebagai media iklan menurut Jeffkins adalah

sebagai berikut ( Kasali, 1992:101):

1. Kesan Realistik

Karena sifatnya yang visual dan merupakan kombinasi warna-warna, suara

dan gerakan, maka iklan-iklan televisi tampak begitu hidup dan nyata. Dengan

fasilitas ini para pengiklan dapat dengan mudah menunjukkan kelebihan

produknya secara detail.

2. Masyarakat lebih tanggap

Karena iklan televisi disiarkan dirumah-rumah dalam suasana yang serba

santai dan rekreatif, masyarakat lebih siap untuk memberikan perhatian.

3. Repetisi/ Pengulangan

Iklan televisi biasanya ditayangkan hingga beberapa kali dalam sehari sampai

dipandang cukup bermanfaat yang memungkinkan sejumlah masyarakat untuk

menyaksikannya, dan dalam frekuensi yang cukup sehingga pengaruh iklan

tersebut bangkit.

4. Adanya pemilihan area siaran dan jaringan kerja

Pengiklan dapat menggunakan kombinasi banyak stasiun televisi sekaligus

untuk memuat iklannya.

(32)

Sebagai akibat perkembangan ekonomi dan teknologi informasi,

konsumen atau calon konsumen dipaksa menerima informasi di luar batas

kemampuan untuk menyimpan dan mengingatnya. Kita dipaksa menyimpan

jutaan nama perusahaan, produk, merek, tempat, nama orang, konsep dan

sebagainya.

Hal ini tidak mudah, sebab menyangkut opini bagaimana meyakinkan

calon pembeli bahwa produk tersebut berada di tangan pertama. Posisi ini dicapai

melalui suatu komunikasi periklanan dengan strategi merebut sekapling dari suatu

ceruk yang masih tersedia dipasar yang dikenal dengan istilah Konsep

Positioning.

Konsep ini diperkenalkan oleh Al Ries dan Jack Trout dalam bukunya

“Positioning, The Battle for your Mind”. Positioning adalah upaya untuk

menempatkan suatu produk, merek, perusahaan, individu atau apa saja dalam

pikiran mereka yang dianggap sebagai sasaran atau konsumennya.

Menurut David A Aaker dan J.Gary Shansby dalam bukunya “Postioning

your Product (1982), strategi postioning dapat diterapkan melalui:

1. Penonjolan karakteristik produk. Disini, pengiklan memilih satu diantara

sekian unsur produk yang dapat ditonjolkan.

2. Penonjolan harga dan mutu. Konsumen sering kali mempersepsikan harga

sama dengan mutu. Harga yang tinggi diimbangi dengan mutu yang baik

pula.

3. Penonjolan penggunaannya. Cara lain adalah dengan mengaitkannya

(33)

4. Positioning menurut pemakaiannya. Strategi yang sering digunakan disini

adalah dengan penggunaan model, terutama artis yang terkenal sebagai

bintang iklan ataupun perwakilan produknya.

5. Positioning menurut kelas produk. Strategi ini sering dilakukan produk

tertentu yang “terjepit” dengan strategi mengaitkan produk tersebut

dengan kelas produk yang bersangkutan.

6. Positoning dengan menggunakan simbol-simbol budaya. Penggunaan

simbol-simbol budaya dimaksudkan untuk menciptakan citra yang

berbeda di mata calon pembeli terhadap produk para pesaing.

7. Positioning langsung terhadap pesaing. Penggunaan pesaing sebagai

acuan positioning sering juga disebut sebagai periklanan kreatif. Namun

sering pula cara ini tidak berjalan mulus. (Kasali, 1992:155).

I.6.5 Teori S-O-R

Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response, ini

semua berasal dari psikologi. Objek material dari psikologi dan komunikasi

adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen sikap,

opini, perilaku, kognisi, afeksi, konasi. Teori ini mendasarkan asumsi bahwa

penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang

(stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme.

Elemen-elemen dari model ini adalah pesan (stimulus), komunikan

(organism), efek (response). Model S-O-R dapat digambarkan sebagai berikut:

(34)

Model S-O-R

Proses diatas mengambarkan perubahan sikap dan bergantung kepada

proses yang terjadi pada individu. Stimulus yang diberikan kepada organisme

dapat diterima atau dapat ditolak. Jika pada proses selanjutnya terhenti. Ini berarti

stimulus tersebut tidak efektif dalam mempengaruhi organisme, maka tidak ada

perhatian (attention) dari organisme. Jika stimulus diterima oleh organisme berarti

adanya komunikasi dan perhatian dari organisme, dalam hal ini stimulus efektif

dan ada reaksi. Langkah selanjutnya adalah jika stimulus telah mendapat perhatian

dari organisme, kemampuan dari organisme inilah yang dapat melanjutkan proses

berikutnya. Pada langkah berikutnya adalah organisme dapat menerima secara

baik apa yang telah diolah sehingga dapat terjadi kesediaan dalam mengubah

Organism :

- perhatian

- pengertian

Response :

Perubahan sikap

(35)

sikap. Dalam perubahan sikap dapat dilihat bahwa sikap dapat berubah hanya jika

rangsangan yang diberikan melebihi rangsangan semula. Perubahan berarti bahwa

stimulus yang diberikan dapat meyakinkan organisme, dan akhirnya secara efektif

dapat merubah sikap.

Hovland beranggapan bahwa perubahan sikap adalah serupa dengan

proses belajar. Dalam mempelajari sikap yang baru ada tiga variabel penting yang

menunjang proses belajar tersebut yaitu perhatian, pengertian, dan penerimaan

(Effendy,2003:255).

I.6.6 Opini

Opini adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang

bersifat kontroversial. Opini timbul sebagai hasil pembicaraan tentang masalah

yang kontroversial yang menimbulkan pendapat yang berbeda-beda (Sastropoetro,

1990:41). Sedangkan mengenai opini publik itu sendiri melukiskan kelompok

manusia yang berkumpul secara spontan dengan syarat:

1. Dihadapkan pada suatu persoalan.

2. Berbeda pendapat tentang persoalan tersebut dan berusaha untuk

menanggulangi persoalannya.

3. Sebagai akibat dari keinginan mengadakan diskusi dan mencari jalan

keluar.

Sementara pengertian opini menurut Cutlip and Centre adalah suatu

ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial

(Sastropoetro, 1990:42). Pendapat atau opini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

(36)

2. Merupakan kesatuan dari banyak pendapat.

3. Mempunyai pendukung dalam jumlah yang besar.

Sementara William Albing mengemukakan bahwa opini itu dinyatakan

kepada sesuatu hal yang kontroversial atau sedikit-dikitnya terdapat pandangan

yang berlainan mengenai masalah tersebut.

Opini timbul sebagai suatu jawaban terbuka terhadap suatu persoalan atau

isu. Subjek dari suatu opini biasanya adalah masalah baru. Opini berupa reaksi

pertama dimana orang yang mempunyai perasaan ragu-ragu dengan sesuatu yang

lain dari kebiasaan, ketidakcocokan dan adanya perubahan penilaian. Unsur-unsur

ini mendorong orang untuk saling mempertahankannya (Sunarjo, 1984:31).

Pengertian publik secara psikologis adalah sekelompok orang yang

mempunyai minat yang sama tentang satu hal (E. Bogardus) atau sekelompok

orang yang menaruh perhatian terhadap suatu masalah yang sama, melibatkan diri

dalam masalah tersebut dan berusaha untuk turut mengatasinya (Herbert Blumer).

Karakteristik publik (Sunarjo, 1984:20):

1. Satu kelompok yang tidak merupakan kesatuan (kelompok tidak teratur).

2. Interaksi terjadi secara tidak langung biasanya melalui media massa.

3. Perilaku publik didasarkan kepada perilaku individu.

4. Tidak saling mengenal satu sama lain (anonim) dan terdiri dari berbagai

lapisan masyarakat (heterogen).

5. Mempunyai minat yang sama terhadap suatu masalah.

6. Minat yang sama belum tentu mempunyai opini yang sama terhadap suatu

(37)

7. Berusaha untuk mengatasi masalah tersebut.

8. Adanya diskusi sosial, karena itu publik ada kecendrungan untuk berpikir

secara rasional.

Pengertian pendapat umum adalah kesatuan pendapat yang muncul dari

sekelompok orang yang berkumpul secara spontan, membicarakan isu yang

kontroversial, mendiskusikannya dan berusaha unuk mengatasinya. Istilah opini

publik dapat digunakan untuk menunjukkan suatu pengumpulan pendapat yang

dikemukakan oleh individu-individu atau pendapat-pendapat kolektif dari

sejumlah orang dari kumpulan tertentu dan bukan dalam pengertian semua orang

tanpa batas dan ketentuan khusus pula.

Opini publik merupakan pendapat yang ditimbulkan oleh adanya 4 unsur

sebagai berikut:

1. Adanya suatu masalah atau situasi yang bersifat kontroversial.

2. Adanya publik yang secara spontan terpikat kepada masalah termaksud,

melibatkan diri ke dalamnya dan berusaha untuk memberikan

pendapatnya.

3. Adanya kesempatan untuk bertukar pikiran atau berdebat mengenai

masalah yang kontroversial oleh suatu publik.

4. Adanya interaksi dari individu-individu dalam publik yang menghasilkan

suatu pendapat yang bersifat kolektif untuk diekspresikan (Sastropoetro,

1990:54).

(38)

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel (Singarimbun,

1995:49).

Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis

dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. (Nawawi,

1991:40).

Adapun variabel tersebut dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Opini mahasiswa USU terhadap figur Obama dalam iklan televisi

wafer Tango.

2. Karakteristik responden. Karakteristik responden adalah nilai-nilai

yang dimiliki oleh seseorang yang dapat membedakannya dengan

orang lain, seperti jenis kelamin, fakultas, dan frekuensi.

I.8 Model Teoritis

Adapun model teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2

Model Teoritis

Komponen

Opini Mahasiswa USU Komponen

Figur Obama dalam Iklan

(39)

I.9 Variabel Operasional

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dapat

dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam

penelitian, indikator-indikator yang akan diteliti yaitu:

Tabel 1

Variabel Operasional

Variabel Teoritis Variabel Operasional

Opini Mahasiswa terhadap figur Obama

dalam iklan televisi wafer Tango

1. Frekuensi penayangan iklan 2. Karakteristik Produk

3. Harga dan Mutu 4. Penggunaannya 5. Pemakaiannya/Model 6. Kelas Produk

(40)

b. Opini negatif

c. Opini netral atau pasif

Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin 2. Fakultas 3. Frekuensi

I.10 Defenisi Operasional

a.Defenisi variabel operasional adalah unsur penelitian yang

memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata

lain defenisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu

penelitian lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun

1995:46).

b. Defenisi variabel operasional dari variabel-variabel penelitian ini adalah :

c. 1. Iklan wafer Tango versi Obama, terdiri dari:

a) Frekuensi Penayangan: tingkat seringnya pemutaran Iklan wafer Tango versi

Obama yang ditayangkan di televisi swasta yakni Trans TV.

b) Penonjolan Karakteristik Produk, yaitu penampilan ciri khas produk, yang

membedakannya dengan produk-produk lain, mencakup jenis produk.

c) Penonjolan harga dan mutu yaitu konsumen sering kali mempersepsikan harga

sama dengan mutu. Harga yang tinggi diimbangi dengan mutu yang baik pula.

Seperti Tango yang semakin memperhatikan harga yakni harga yang cukup

(41)

d) Penonjolan Penggunaannya yaitu cara lain adalah dengan mengaitkannya

dengan penggunaan produk, Tango dalam tayangan iklan wafer Tango versi

Obama cukup jelas menjabarkan mengenai pengunaannya.

e) Positioning menurut pemakaiannya yaitu strategi yang sering digunakan disini

adalah dengan penggunaan model, terutama artis yang terkenal sebagai

bintang iklan ataupun perwakilan produknya. Semua tahu bahwa Obama

adalah seorang Presiden pertama dari Negara adidaya Amerika Serikat yang

berkulit hitam.

f) Positioning menurut Kelas Produk. Strategi ini sering dilakukan produk

tertentu yang “terjepit” dengan strategi mengaitkan produk tersebut dengan

kelas produk yang bersangkutan. Wafer Tango mampu menekankan bahwa

produknya berada pada kelas yang mampu bersaing dengan snack wafer

lainnya seperti Richees dan juga Gery.

g) Positoning dengan menggunakan simbol-simbol budaya yaitu penggunaan

simbol-simbol budaya dimaksudkan untuk menciptakan citra yang berbeda di

mata calon pembeli terhadap produk para pesaing. Produk Tango

menggunakan simbol dari pemimpin negara besar yakni Amerika dengan

Obama sebagai Presiden sehingga mudah diingat oleh konsumen.

h) Positioning langsung terhadap pesaing yakni penggunaan pesaing sebagai

acuan positioning sering juga disebut sebagai periklanan kreatif. Namun

sering pula cara ini tidak berjalan mulus, hal ini juga dilakukan wafer Tango

dalam upaya memenangkan hati konsumen ditengah maraknya persaingan

(42)

2. Opini mahasiswa USU, terdiri dari: a. Perhatian

- Minat menonton, yaitu adanya keinginan untuk melihat atau menyaksikan

figur Obama dalam iklan televisi wafer Tango di Trans TV.

- Rasa suka, adanya rasa suka atau tertarik untuk melihat figur Obama

dalam iklan televisi wafer Tango di Trans TV.

b. Pengertian

- Pengetahuan, yaitu responden mengetahui isi figur Obama dalam iklan

televisi wafer Tango di Trans TV.

- Pemahaman, yaitu responden mengerti dan memahami isi figur Obama

dalam iklan televisi wafer Tango di Trans TV.

c. Penerimaan

- Opini Positif, setuju terhadap figur Obama dalam iklan televisi wafer

Tango di Trans TV.

- Opini Negatif, tidak setuju terhadap figur Obama dalam iklan televisi

wafer Tango di Trans TV.

- Opini netral atau pasif, ragu-ragu dalam memberikan pendapat apakah

setuju atau tidak setuju terhadap figur Obama dalam iklan televisi wafer

Tango di Trans TV.

3. Karakteristik Responden, terdiri dari:

a. Jenis Kelamin, yaitu jenis kelamin dari responden laki-laki atau

(43)

b. Fakultas, yaitu dari fakultas mana responden berasal.

c. Frekuensi, yaitu seberapa sering mahasiswa menonton tayangan iklan

(44)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1 Komunikasi Massa

Dari berbagai macam cara komunikasi dilaksanakan dalam masyarakat

manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu

sendiri pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi

media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada

sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari digunakan dan

dikonsumsi oleh audience (Sendjaja, 2002:21).

Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa

(media cetak dan elektronik). Sebab awal perkembangannya saja, komunikasi

massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media

komunikasi massa). Massa dalam arti komunikasi massa lebih menunjuk pada

penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa

yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh

karena itu, massa di sini menunjuk kepada khalayak, audience, penonton, pemirsa

atau pembaca.

Pengertian komunikasi massa, merujuk kepada pendapat Tan dan Wright

dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

(45)

komunikasi secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh

(terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu.

Defenisi paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan

Bittner(1980), yaitu komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan

melalui media massa pada sejumlah besar orang, dari defenisi tersebut dapat

diketahui bahwa komunikasi itu harus menggunakan media massa. Media

komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran, dan televisi,

keduanya dikenal sebagai media elektronik; surat kabar dan majalah, keduanya

disebut sebagai media cetak; serta media film. Film sebagai media komunikasi

massa adalah bioskop (Ardianto, 2004:3).

Sedangkan menurut Jay Black dan Fredrick C. Whitney (1988),

komunikasi massa dalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diperoleh

secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang

luas, anonim, dan heterogen.

Banyak defenisi dari komunikasi massa yang telah dikemukakan oleh

beberapa ahli komunikasi. Tetapi, dari sekian banyak defenisi itu ada benang

merah kesamaan defenisi satu sama lain. Melalui defenisi itu dapat diketahui

karakteristik dari komunikasi massa, yaitu:

1. Komunikator Terlembagakan

Komunikator dalam komunikasi massa itu bukan satu orang, tetapi

kumpulan orang-orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam unsur

dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga.

(46)

Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang

atau satu kelompok masyarakat tertentu. Oleh karenanya, pesan

komunikasi massa bersifat umum.

3. Komunikatornya Anonim dan Heterogen

Komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya

menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim,

komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari

berbagai lapisan masyarakat yang berbeda.

4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan

Komunikasi massa itu ada keserempakan dalam proses penyebaran

pesan-pesannya. Serempak disini berarti khalayak bisa menikmati media massa

tersebut hampir bersamaan.

5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan

Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa

berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media

massa yang akan digunakan.

6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah

Komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung.

Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima

pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog.

7. Stimuli Alat Indra ”Terbatas”

(47)

siaran, khalayak hanya mendengar. Sedangkan pada media televisi dan

film, menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.

8. Umpan Balik Tertunda (Delayed)

Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang

disampaikan oleh komunikan (Ardianto 2004:7).

Menurut Wright (1959) dalam buku Teori Komunikasi (Savrin, 2007:4),

perubahan teknologi baru menyebabkan perubahan dalam defenisi komunikasi

yang mempunyai tiga ciri yaitu:

1. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen

dan anonim.

2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa

mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan

sifatnya sementara.

3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi

yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.

Fungsi komunikasi media massa sebagai bagian dari komunikasi massa

terdiri atas:

(48)

Berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan persuasif.

Pengawasan dan kontrol sosial dapat dilakukan untuk aktivitas preventif untuk

mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Fungsi persuasif sebagai

upaya memberi reward dan punishment kepada masyarakat sesuai dengan apa

yang dilakukannya.

2. Fungsi Social Learning

Melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat.

Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan-pencerahan kepada

masyarakat dimana komunikasi massa itu berlangsung.

3. Fungsi Penyampaian Informasi

Yaitu menjadi proses penyampaian informasi kepada masyarakat luas.

Yang memungkinkan informasi dari sebuah institusi publik tersampaikan kepada

masyarakat secara luas dalam waktu cepat.

4. Fungsi Transformasi Budaya

Komunikasi massa menjadi proses transformasi budaya yang dilakukan

bersama-sama oleh semua komponen komunikasi massa, terutama yang didukung

oleh media massa.

(49)

Komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburan, terutama

karena komunikasi massa menggunakan media massa, jadi fungsi-fungsi hiburan

yang ada pada media massa juga merupakan bagian dari fungsi komunikasi

massa.

Adapun efek komunikasi massa oleh Lavidge dan Steiner, 1961 terdiri atas

enam langkah yang dikelompokkan dalam tiga dimensi atau kategori-kategori

berikut: kognitif, afektif, dan konatif. Kognitif berhubungan dengan pengetahuan

kita tentang segala sesuatu, afektif berhubungan dengan sikap kita terhadap

sesuatu dan konatif berhubungan dengan tingkah laku kita terhadap sesuatu

(Saverin, 2007:16).

II.2 Televisi sebagai media massa

Bersamaan dengan kemajuan media cetak, muncul media lain sebagai

sumber informasi bagi khalayak yaitu media elektronik mulai dari TV berwarna

hingga teknologi internet. Seperti surat kabar, saat ini hampir setiap orang

memiliki televisi di tempat tinggalnya. Televisi adalah sebuah alat penangkap

siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai

arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak

atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan

penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di

Indonesia 'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi

(50)

Televisi untuk umum menyiarkan programnya secara universal, tetapi

fungsi utamanya tetap hiburan. Kalaupun ada program-program yang

mengandung segi informasi dan pendidikan, hanya sebagai pelengkap saja dalam

rangka memenuhi kebutuhan alamiah manusia (Effendi, 1992:55).

Dalam banyak hal, TV juga memiliki beberapa ciri khusus yang berbeda

dari jenis atau bentuk media lainnya. Sajian gandanya, yaitu gambar dan suara

mengantarkan media ini pada posisi yang khas dan menarik (Muhtadi, 1999:99).

Inovasi terpenting yang terdapat pada televisi ialah kemampuan menyajikan

komentar atau pengamatan langsung saat suatu kejadian berlangsung. Namun

demikian banyak peristiwa yang perlu diketahui publik telah direncanakan

sebelumnya, maka penambahan kadar aktualitas juga terbatas (McQuail,

1989:16).

II.3 Komunikasi Pemasaran

William G. Nickels dalam bukunya Marketing Communication And

Promotion, mendefenisikan komunikasi pemasaran sebagai berikut: proses

pertukaran informasi yang dilakukan secara persuasif sehingga proses pemasaran

dapat berjalan secara efektif dan efisien (Purba, 2006:126).

Model komunikasi pemasaran yang biasa dikembangkan pada umumnya

tidak jauh berbeda. Model komunikasi pemasaran meliputi sender atau juga

(51)

akan dikirimkan kepada penerima (agency iklan, tenaga penjualan, iklan, personal

selling, sales promotion, public relation dan direct marketing), ketiga adalah

transmisi, yaitu penyampaian pesan melalui media (radio, tv, surat kabar, majalah

dan brosur), keempat adalah decoding yaitu tindakan konsumen sebagai penerima

pesan (respon dan interpretasi dari penerima), kelima adalah feedback (tindakan)

yaitu umpan balik atas pesan yang dikirimkan.

II.2.1 Marketing Mix

Marketing mix ialah kumpulan variabel-variabel yang dapat

digunakan perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen.

Ada empat komponen yang tercakup dalam kegiatan marketing

(52)

1. Product

Product adalah keseluruhan konsep objek atau proses yang

memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen.

Klasifikasi produk biasa dilakukan atas berbagai macam sudut

pandang. Berdasarkan berwujud tidaknya, produk dapat diklasifikasikan

ke dalam dua kelompok utama yaitu:

a. Barang

Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga

bisa dilihat, diraba/disentuh, dirasa, dipegang, disimpan,

dipindahkan dan perlakuan fisik lainnya. Ditinjau dari aspek

daya tahannya, terdapat dua macam barang yaitu:

1. Barang tidak tahan lama (Nondurable Goods)

Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang

biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali

pemakaian. Contoh: sabun, minuman dan makanan ringan,

kapur tulis, garam, gula dan lain – lain.

2. Barang tahan lama (Durable Goods)

Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang

biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian.

(53)

b. Jasa (Service)

Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang

ditawarkan untuk dijual. Contohnya: bengkel reparasi, salon

kecantikan, kursus, hotel, lembaga pendidikan dan lain-lain.

Dalam merencanakan penawaran atau produk, pemasar perlu

memahami lima tingkatan produk, yaitu:

a. Core benefit (Produk utama/inti), yaitu manfaat yang sebenarnya

dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.

Dalam bisnis perhotelan, manfaat utama yang dibeli para tamu adalah

‘istirahat dan tidur’.

b. Produk generik, yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi

produk yang paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat

berfungsi). Contohnya, hotel merupakan suatu bangunan yang

memiliki banyak ruangan untuk disewakan.

c. Produk harapan (expected product), yaitu produk formal yang

ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal

(layak) diharapkan dan disepakati untuk dibeli. Contoh, tamu hotel

mengharapkan tempat tidur yang bersih, sabun dan handuk, air ledeng,

telepon, lemari pakaian dan ketenangan.

d. Produk pelengkap (augmented product), yakni berbagai atribut produk

yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan,

sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan

(54)

tv, shampoo, bunga-bunga segar, check-in yang cepat, check-out yang

cepat, pelayanan kamar yang baik dan lain-lain.

e. Produk potensial (potential product), yaitu segala macam tambahan

dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk di

masa mendatang. Misalnya, hotel menambahkan fasilitas layanan

internet, perekam video dengan kaset videonya, sepiring buah-buahan

segar dan sebagainya.

2. Pricing

Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap

perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan

satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau

pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk,

distribusi dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran).

Disamping itu harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat

fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat.

Tujuan-tujuan harga menurut Adrian Payne dalam bukunya How To

get Close with customer , antara lain:

1. Survival

Merupakan usaha untuk tidak melaksanakan

tindakan-tindakan untuk meningkatkan profit ketika perusahaan sedang

dalam kondisi pasar yang tidak menguntungkan. Usaha tersebut

(55)

2. Profit Maximization

Penentuan harga bertujuan untuk memaksimumkan profit

dalam periode tertentu.

3. Sales Maximization

Penentuan harga bertujuan untuk membangun pangsa pasar

(market share) dengan melakukan penjualan pada harga awal

yang merugikan.

4. Prestige

Tujuan penentuan harga di sini adalah untuk memposisikan

jasa perusahaan tersebut sebagai jasa yang eksklusif.

5. ROI (Return On Investment)

Tujuan penentuan harga didasarkan atas pencapaian return

on investment yang diinginkan atau ROI.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan harga jasa di antaranya

adalah:

(56)

Perusahaan jasa perlu mengetahui hubungan antara harga dan

permintaan dan bagaimana besarnya permintaan bervariasi pada

berbagai tingkat harga yang berbeda.

2. Struktur biaya

Para pemasar perlu mengetahui biaya dalam menyediakan

layanan jasa dan bagaimana biaya-biaya bergerak seiring berjalannya

waktu dan tingkat permintaan.

3. Persaingan

Posisi biaya-biaya (cost position) dan perilaku penentuan harga

(pricing behavior) dari pesaing-pesaing merupakan elemen penting

yang harus diperhatikan.

4. Positioning dari jasa yang ditawarkan.

5. Sasaran yang ingin dicapai perusahaan.

6. Daur hidup jasa.

7. Sumber daya yang dipergunakan.

8. Kondisi ekonomi.

3. Place

Place dalam service merupakan gabungan antara lokasi dan

keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan

bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen dan di mana lokasi

(57)

Lokasi berarti berhubungan dengan di mana perusahaan harus

bermarkas dan melakukan operasi. Dalam hal ini ada tiga jenis

interaksi yang mempengaruhi lokasi yaitu:

1. Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan): apabila

keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting.

Perusahaan sebaiknya memilih tempat, dekat dengan

konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain

harus strategis.

2. Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi

tidak terlalu penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah

penyampaian jasa harus tetap berkualitas.

3. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung:

berarti service provider dan konsumen berinteraksi melalui

sarana tertentu seperti telepon, komputer atau surat. Dalam

hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama

komunikasi antara dua pihak dapat terlaksana.

b. Saluran distribusi (channels)

Penyampaian jasa juga dapat melalui organisasi maupun orang

lain.

1. Promotion (promosi)

4.1 Pengertian dan Peranan Promosi

Dalam dunia pemasaran, promosi bukanlah kata sepele. Promosi

(58)

perusahaan karena memang promosi merupakan sub ordinat dalam strategi

bauran pemasaran (marketing mix). Promosi merupakan salah satu

sokoguru yang menopang bangunan pemasaran perusahaan. Tiga di

antaranya ialah product (produk), price (harga) dan place (tempat).

Perusahaan yang mengabaikan aktivitas promosi sama artinya dengan

membiarkan bangunan perusahaan itu jomplang karena kehilangan satu

pilarnya.

Promosi sebagai sebuah kata memang sudah tidak asing lagi di

telinga orang Indonesia. Kata promosi merupakan kata adopsian dari

bahasa inggris, yaitu promote, yang juga mengadopsi dari bahasa yunani,

yaitu, promovere.

Secara sederhana promosi dapat diartikan, sebagaimana diungkapkan

Rendra Widyatama dalam buku Pengantar Periklanan-nya, upaya

menyampaikan suatu pesan tentang hal yang kurang dikenal sehingga

menjadi lebih dikenal oleh publik (Kotler, 2002:61).

Marketer dapat memilih sarana yang dianggap sesuai untuk

mempromosikan jasa mereka. Ada beberapa faktor yang harus

diperhatikan dalam promosi, yaitu:

1. Identifikasi terlebih dahulu target audience-nya, hal ini berhubungan

dengan segmentasi pasar.

2. Tentukan tujuan promosi, apakah untuk menginformasikan,

(59)

3. Pengembangan pesan yang disampaikan, hal ini berhubungan dengan

isi pesan (what to say), struktur pesan (how to say it logically), gaya

pesan (creating a strong presence), sumber pesan (who should

develop it).

4. Pemilihan bauran komunikasi, apakah itu personal communication

atau non personal communication.

Promosi yang merupakan bagian dari pendekatan strategi marketing

mix, juga menurunkan satu himpunan strategi yang kemudian dikenal

dengan promotion mix. Ada empat strategi promosi yang terhimpun dalam

promotion mix, yaitu advertising (iklan), sales promotion (promosi

penjualan), publicity (publisitas) dan personal selling (penjualan pribadi).

1 Advertising (Iklan)

Sudarto Tjokrosisworo (Suryadi, 2006:62), iklan merupakan padanan

kata dari advertising dan advertentie, dengan pengertian penyampaian

pesan yang kreatif dan persuasif melalui suatu media penyampai.

Terdapat beberapa tujuan periklanan, di antaranya adalah:

a. Iklan yang bersifat memberikan informasi (informative

advertising), adalah iklan yang secara panjang lebar

menerangkan produk atau jasa dalam tahap rintisan (perkenalan)

guna menciptakan permintaan atas produk tersebut. Misalnya

(60)

iklan advertorial, apa dan bagaimana sistem operasi dan produk

jasa yang ditawarkan oleh Bank Syariah.

b. Iklan membujuk (persuasive advertising), iklan menjadi penting

dalam situasi persaingan, dimana sasaran perusahaan adalah

menciptakan permintaan yang selektif akan merek tertentu.

Misalnya perusahaan asuransi Takaful mengiklankan kelebihan –

kelebihan pruduknya dibanding asuransi konvensional, di mana

ada unsur saling bantu membantu di antara peserta dan unsur

investasi dalam produk asuransinya.

c. Iklan pengingat (reminder advertising), iklan ini akan sangat

penting dalam tahap kedewasaan (maturity) suatu produk untuk

menjaga agar konsumen selalu ingat akan produk tersebut.

Misalnya, perusahaan penerbangan Garuda Indonesia

mengingatkan kembali kepada masyarakat bahwa kini Garuda

lebih baik meski di usianya yang sudah mapan.

d. Iklan pemantapan (reinforcement advertising), yang berusaha

meyakinkan para pembeli bahwa mereka telah mengambil

pilihan yang tepat. Misalnya lembaga pendidikan/atau bimbingan

belajar Nurul Fikri mempublikasikan bahwa 80% siswanya

diterima di berbagai perguruan tinggi negeri (PTN) terkemuka.

Sehingga makin memantapkan pilihan para siswa SMU untuk

memilih bimbingan belajar tersebut.

Pada dasarnya tujuan pengiklanan adalah komunikasi yang efektif

(61)

perhotelan misalnya, sasaran pengiklanan adalah memperkenalkan produk

baru hotel, menarik kelompok pelanggan baru, membangun ataupun

memperbaiki citra hotel dan menjelaskan keadaan hotel secara umum.

Untuk itu ada beberapa pilihan media yang dapat digunakan untuk

melakukan pengiklanan, antara lain melalui:

1. Iklan di media cetak dan elektronik.

2. Kemasan gambar bergerak.

3. Brosur.

4. Booklet.

5. Poster.

6. Leaflet.

7. Direktori.

8. Billboard.

9. Display.

2. Sales Promotion (Promosi Penjualan)

Sales Promotion dapat dibedakan ke dalam promosi yang diarahkan

pada para konsumen (consumer promotion) seperti sampel, kupon,

potongan harga (discount), sayembara, demonstrasi. Promosi yang

diarahkan pada pedagang (trade promotion) seperti diskonto, pengiklanan,

kontes dealer. Promosi yang ditujukan pada para salesman (sales force

Gambar

Tabel 1
Gambar 3  Model S-O-R
Tabel 2.  Infrastruktur Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.  Populasi Penelitian Mahasiswa Universitas Sumatera Utara program S-1 stambuk 2007 s/d 2008
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian dari 97 responden mahasiswa muslim Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara memiliki persepsi 423,8 dari skor ideal 500 “Sangat Setuju”

Sementara responden memberikan perhatian dan pengertian ke arah opini positif terhadap iklan yang ditayangkan Berdasarkan analisis dari 13 pertanyaan yang diajukan kepada

Konflik kekerasan dalam bentuk tawuran mahasiswa yang terjadi di Universitas Sumatera Utara (USU) yang dilakukan antar fakultas dengan fakultas lainnya, fakultas dengan kelompok

(Studi Korelasional Iklan DEAL MEDAN di Radio Prambors terhadap Minat Beli Voucher Belanja DEALMEDAN pada Mahasiswa Universitas Sumatera

Menurut Anda, apakah jika iklan rokok ditiadakan akan mempengaruhi kebiasaan Anda unuk merokok.. Apakah Anda merasa terganggu dengan pesan iklan “Merokok

(Studi Korelasional Iklan DEAL MEDAN di Radio Prambors terhadap Minat Beli Voucher Belanja DEALMEDAN pada Mahasiswa Universitas Sumatera

Maka dapat disimpulkan bahwa jawaban responden dari mahasiswa Universitas Islam Sumatera Utara jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam semester 6 lebih dominan memilih

Mahasiswa yang menjadi responden adalah seluruh mahasiswa Universitas Sumatera Utara, baik yang aktif dalam organisasi Pemerintahan Mahasiswa (PEMA) maupun tidak