• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Perawatan Dan Penyembuhan Terhadap Pasien Sakit Jiwa (Studi Deskriptif Mengenai Sistem Perawatan dan Penyembuhan Terhadap Pasien yang Menderita Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara, Jl. Tali Air No. 21 Medan, Kel. Mangga, Kec. Medan Tu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Perawatan Dan Penyembuhan Terhadap Pasien Sakit Jiwa (Studi Deskriptif Mengenai Sistem Perawatan dan Penyembuhan Terhadap Pasien yang Menderita Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara, Jl. Tali Air No. 21 Medan, Kel. Mangga, Kec. Medan Tu"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PERAWATAN DAN PENYEMBUHAN TERHADAP

PASIEN SAKIT JIWA

Studi Deskriptif Mengenai Sistem Perawatan dan Penyembuhan Terhadap Pasien yang Menderita Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara,

Jl. Tali Air No. 21 Medan, Kel. Mangga, Kec. Medan Tuntungan

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Dalam Bidang Antropologi

Oleh

060905013

ELMANUALA PASARIBU

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh

Nama : Elmanuala Pasaribu Nim : 060905013

Departemen : Antropologi Sosial

Judul : SISTEM PERAWATAN DAN

PENYEMBUHAN TERHADAP PASIEN SAKIT JIWA

(Studi Deskriptif Mengenai Sistem Perawatan dan

Penyembuhan Terhadap Pasien yang Menderita Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara, Jl. Tali Air No. 21 Medan, Kel. Mangga, Kec. Medan Tuntungan)

Medan, Juni2012

Pembimbing Skripsi Ketua Departemen

Nurman Achmad, S.Sos. M.Soc

NIP.19671118 1995121002 NIP.19621220 1989031005

Dr. Fikarwin Zuska

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PERNYATAAN ORIGINALITAS

SISTEM PERAWATAN DAN PENYEMBUHAN TERHADAP

PASIEN SAKIT JIWA

Studi Deskriptif Mengenai Sistem Perawatan dan Penyembuhan Terhadap Pasien yang Menderita Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara, Jl. Tali Air No. 21 Medan, Kel. Mangga, Kec. Medan Tuntungan

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan disini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar kesarjanaan saya.

Medan, 25 Juni 2012 Penulis

(4)

ABSTRAK

Sistem Perawatan dan Penyembuhan terhadap Pasien Sakit Jiwa (Di Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara, Jl. Tali Air No. 21 Medan, Kel. Mangga, Kec. Medan Tuntungan). Elmanuala Pasaribu, 2012. Skripsi ini terdiri dari V bab 125 halaman dan lampiran.

Menyadari arti pentingnya dari kesehatan terutama pada pembangunan, masalah kesehatan cukup sukar dalam pemecahannya karena masalah kesehatan saat ini tidak lagi merupakan masalah medis semata, tetapi juga mencakup masalah yang begitu luas sehingga memerlukan sorotan dari berbagai disiplin ilmu. Permasalahan kesehatan tidak lagi terbatas pada permasalahan bagaimana mediagnosa suatu penyakit lalu berusaha mencarikan penyembuhnya. Permasalahan kesehatan juga harus mempertanyakan kondisi sosial budaya suatu masyarakat baik secara langsung maupun secara tidak langsung, ikut menumbuhkan datangnya berbagai jenis penyakit tersebut atau lingkungan sekitar yang mempengaruhi (Koentjaraningrat, 1985).

Tujuan penelitian ini adalah: untuk mendeskripsikan secara mendalam tentang sistem perawatan dan penyembuhan terhadap pasien sakit jiwa. Fokus permasalahannya adalah

bagaimana sistem perawatan yang dilakukan untuk penyembuhan para pasien sakit jiwa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif.

Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa sistem perawatan dan penyembuhan terhadap pasien sakit jiwa di Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara menerapkan 2 (dua) macam perawatan pertama adalah pemberian obat dimana si pasien diwajibkan untuk memakan obat 2 x sehari. Perawat akan tetap memantau pasien saat memakan obat dan apabila ada yang tidak memakan obat tersebut si pasien akan diberikan sanksi, dimana sanksi tersebut pasien akan dikurung diruangan tertutup selama 1hari tidak diberikan makan, kedua adalah pemberian terapi, dimana pemberian terapi tersebut dilakukan dengan 5 (lima) macam terapi yaitu terapi bermain, terapi musik, terapi kelompok, terapi kerja dan terapi gerak. Aktivitas terapi ini akan dilakukan kepada si pasien sakit jiwa guna memperlihatkan respon si pasien terhadap lingkungannya.

(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang kasihnya selalu penulis rasakan dalam setiap detik nafas kehidupan serta banyak beban yang selama ini dapat diselesaikan dengan rahmatNya, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Sumatera Utara, Medan.

Adapun yang menjadi judul skripsi ini adalah Sistem Perawatan dan Penyembuhan terhadap Pasien Sakit Jiwa(Di Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara,

Jl. Tali Air No. 21 Medan, Kel. Mangga, Kec. Medan Tuntungan). Penulis menyadari masih banyak kesalahan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu

penulis sangat berterimakasih saran dan kritik yang tentunya bertujuan untuk penyempurnaan skripsi ini.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada orang tua yang merupakan sahabat terbaik dan sosok yang paling aku sayangi dalam hidupku, terutama buat kakek dan nenek ku yang selama ini memberikan semangatnya untuk menyekolahkan ku sampai kuliah. Semoga Kakek dan Nenek ku diberikan Tuhan panjang umur.

(6)

kalian semua, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dan tidak lupa Selama penulisan skripsi, penulis banyak menerima bantuan baik dari segi moral dan materil, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga dan mengucapkan penghargaan yang setinggi - tingginya kepada semua pihak yang menjadi inspirasi luar biasa bagi penulis untuk tetap berkarya:

Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si sebagai Dekan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Kepada Bapak Dr. Fikarwin

Zuska sebagai Ketua Departemen Antropologi dan Kepada Nurman Achmad, S.Sos. M.Soc selaku dosen pembimbing penulis yang telah meluangkan waktu, memberikan kontribusi teoritis dalam penulisan skripsi ini serta banyak

menambah pengetahuan saya. Penulis mengucapkan banyak terimakasih atas seluruh kebijaksanaan, bimbingan, ketulusan dan kesediaan beliau dalam membantu penulisan skripsi ini.

Bapak Drs. Agustrisno, MSP selaku dosen wali yang selalu memberikan perhatian bagi penulis. Staf Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara kakak Sri, kakak Nur, dan kakak Sofi. Ibu kepala bagian pengkajian Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara Sri Suriani Purnamawati,Ssi,M.Kes, APT, para perawat rumah sakit jiwa Sumatera Utara dan

Ibu Ria Simangunsong, SE sebagai Staf Pegawai di bagian pengkajian yang setia selalu mmenemani saya di lapangan.

Untuk sahabat yang diizinkan Tuhan sekaligus saudaraku Teman Guru di sekolah Yayasan Pertiwi yang membuat adanya suka dan duka mewarnai hidupku, Hilman Sijabat, SE dan Feronika Sembiring, SH. Terima kasih Tuhan

(7)

cerita suka dan duka, tangis dan tawa serta sehingga penulis tetap semangat dan

berjuang, terima kasih atas cinta kalian. Biarpun kelak kita berpisah aku berharap kita selalu saling mendoakan dan berjuang. Sahabat-sahabat seperjuangan yang menemaniku untuk membuang suasana bingung Kennedi Simatupang Amd,

Almadap Pasaribu, Amd dan Tegas Sormin.

Buat teman-teman yang tergabung dalam SGC (Study Group of Culture)

yang meninggalkan banyak kenangan manis dan pengalaman yang sangat luar biasa. Buat tetangga – tetangga kontrakan saya terimakasih atas hiburan yang diberikan selama ini.

Akhir kata, atas bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, penulis mendoakan semoga Kasih Tuhan selalu memberikan limpahan kasih dan berkatnya kepada kita dan semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kita semua.

Medan, 25 Juni 2012 Penulis

(8)

RIWAYAT HIDUP

Elmanuala Pasaribu, lahir pada tanggal 1 Mei 1987 di Jakarta. Beragama Kristen Protestan, anak ke-1 dari 5 bersaudara dari pasang Bapak J. Pasaribu dan Ibu M. PanjaitanRiwayat pendidikan penulis 1994 – 2000 SD Negeri , 2000 – 2003 SMP N 1 Garoga, 2003 – 2006 SMA Swasta Santa Maria Tarutung 2006 – 2012 Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Selama kuliah penulis aktif dalam mengikuti pelatihan dan seminar diantaranya:

(9)

KATA PENGANTAR

Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Jurusan Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, Medan. Dalam rangka memenuhi persyaratan tersebut penulis

telah menyusun sebuah skripsi dengan judul “SISTEM PERAWATAN DAN PENYEMBUHAN TERHADAP PASIEN SAKIT JIWA (Studi Deskriptif Mengenai Sistem Perawatan dan Penyembuhan Terhadap Pasien yang Menderita Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara, Jl. Tali Air No. 21 Medan, Kel. Mangga, Kec. Medan Tuntungan)

Pada skripsi ini dilakukan pembahasan secara menyeluruh bagaimana sistem perawatan dan penyembuhan terhadap pasien sakit jiwa Pembahasan tersebut diuraikan dari bab I sampai dengan bab IV.

Bab I Pendahuluan, pada bab ini akan menguraikan garis besar penulisan skripsi secara menyeluruh, antara lain dikemukakan latar belakang masalah,

perumusan masalah penelitian sehingga dapat diketahui apa yang ingin dikemukakan dalam penulisan skripsi ini. Selanjutnya, akan diuraikan juga lokasi penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjuan pustaka, metode penelitian, dan

teknik pengumpulan data. Penguraian pada bab ini, dimaksudkan agar dapat memberikan gambaran secara keseluruhan mengenai materi penulisan yang

dimaksud dalam penelitian/skripsi ini.

Bab II Gambaran umum Rumah Sakit Jiwa. Pada bab ini akan diuraikan mengenai identifikas letak dan kondisi geografis, sejarah Singkat Rumah Sakit

(10)

Bab III Sistem Medis Di Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara . Pada bab ini

akan diuraikan secara keseluruhan mengenai sistem medis rumah sakit yaitu tentang proses diagnosa pada pasien sakit jiwa yaitu syarat-syarat masuk sebagai pasien. Pasien terlebih dahulu dari ruangan pelaporan pasien untuk diperiksa

bahwa benar sipasien memiliki penyakit kejiwaan. Penyebab sakit, apa yang mengekibatkan sipasien menjadi sakit jiwa. Proses perawatan, cara-cara perawat

rumah sakit jiwa memberikan perawatan untuk penyembuhan si pasien sakit jiwa. Bab IV . Pada bab ini akan diuraikan sistem perawatan dan penyembuhan terhadap pasien sakit jiwa, tindakan-tindakan seperti apa yang dilakukan perawat

untuk perawatan pasien sakit jiwa, menguraikan peran keluarga untuk penyembuhan si pasien sakit jiwa, prinsip-prinsip dalam sistem keperawatan dan

pemahaman keluar tentang penyakit jiwa.

Bab V Penutup. Penutup berisikan tentang kesimpulan dan saran. Pada bab ini akan disimpulkan kembali secara keseluruhan dari hasil penelitian tentang

sistem perawatan dan penyembuhan terhadap pasien sakit jiwa. Pada akhir bab ini, penulis menyampaikan beberapa saran yang berguna untuk meningkatkan

pengetahuan tentang sistem perawatan untuk pasien sakit jiwa.

Sebagai akhir dari tulisan ini, penulis juga membuat daftar pustaka sebagai bahan refrensi dari skripsi ini serta lampiran-lampiran seperti pedoman

(11)

Akhirnya, penulis mengharapkan semoga skrpisi ini bermanfaat bagi kita

semua. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan, pengetahuan, materi, dan pengalaman penulis. Penulis, dengan tidak mengurangi rasa hormat, mengharapkan kritik dan saran maupun

sumbangan pemikiran yang bersifat membangun dari berbagai pihak untuk menyempurnakan skripsi ini.

Medan, 25 Juni 2012 Penulis

(12)

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Perumusan Masalah dan Lokasi Penelitian... 6

BAB II KEBERADAAN RUMAH SAKIT JIWA SUMATERA UTARA 2.1. Sejarah Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara... 25

BAB III SISTEM MEDIS RUMAH SAKIT JIWA SUMATERA UTARA 3.1. Hasil Tabel Silang dari Penjelasan Data-Data Pasien Sakit Jiwa... 75

3.2 Proses Diagnosa Oleh Rumah sakit Jiwa Sumatera Utara.. 76

(13)

3.2.2 Wawancara... 79

3.3. Penyebab Penyakit Jiwa Menurut Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara... 81

3.4 Proses Perawatan Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara... 83

3.4.1 Pemberian Obat... 84

3.4.2 Pemberian Terapi... 85

BAB IV SISTEM PERAWATAN PENYEMBUHAN RUMAHA SAKIT JIWA SUMATERA UTARA 4.1. Sistem Perawatan untuk penyembuhan dan Tujuan Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara Berdiri... 96

4.2. Sistem Medis di Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara... 97

4.3. Pemahaman Keluarga Pasien Mengenai Penyebab Penyakit Gangguan Jiwa Serta Motivasi Memilih Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara... 101

4.4. Prinsip-Prinsip Dalam Sistem Perawatan Penyembuhan Di Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara... 104

4.5. Sistem Perawatan Penyembuhan di Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara... 105

4.6. Peran Keluarga Terhadap Proses Penyembuhan Pasien Gangguan Jiwa... 106

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 112

5.2. Saran... 113

Daftar Pustaka... 115

(14)

DAFTAR TABEL

TABEL 1 Data Pasien menurut Penyebab Jadi Korban ……..…... 68

TABEL 2 Data Pasien Menurut Asal Daerah …...………... 71

TABEL 3 Data Pasien Berdasarkan Etnis …..……..………... 71

TABEL 4 Data Pasien Berdasarkan Agama………... 72

TABEL 5 Data Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin... 72

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Si pasien sakit jiwa melakukan Terapi bermain... 81 Gambar 2 Aktivitas pasien sakit jiwa saat terapi musik... 90 Gambar 3 Aktivitas pasien sakit jiwa saat melakukan terapi kelompok yang

(16)

ABSTRAK

Sistem Perawatan dan Penyembuhan terhadap Pasien Sakit Jiwa (Di Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara, Jl. Tali Air No. 21 Medan, Kel. Mangga, Kec. Medan Tuntungan). Elmanuala Pasaribu, 2012. Skripsi ini terdiri dari V bab 125 halaman dan lampiran.

Menyadari arti pentingnya dari kesehatan terutama pada pembangunan, masalah kesehatan cukup sukar dalam pemecahannya karena masalah kesehatan saat ini tidak lagi merupakan masalah medis semata, tetapi juga mencakup masalah yang begitu luas sehingga memerlukan sorotan dari berbagai disiplin ilmu. Permasalahan kesehatan tidak lagi terbatas pada permasalahan bagaimana mediagnosa suatu penyakit lalu berusaha mencarikan penyembuhnya. Permasalahan kesehatan juga harus mempertanyakan kondisi sosial budaya suatu masyarakat baik secara langsung maupun secara tidak langsung, ikut menumbuhkan datangnya berbagai jenis penyakit tersebut atau lingkungan sekitar yang mempengaruhi (Koentjaraningrat, 1985).

Tujuan penelitian ini adalah: untuk mendeskripsikan secara mendalam tentang sistem perawatan dan penyembuhan terhadap pasien sakit jiwa. Fokus permasalahannya adalah

bagaimana sistem perawatan yang dilakukan untuk penyembuhan para pasien sakit jiwa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif.

Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa sistem perawatan dan penyembuhan terhadap pasien sakit jiwa di Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara menerapkan 2 (dua) macam perawatan pertama adalah pemberian obat dimana si pasien diwajibkan untuk memakan obat 2 x sehari. Perawat akan tetap memantau pasien saat memakan obat dan apabila ada yang tidak memakan obat tersebut si pasien akan diberikan sanksi, dimana sanksi tersebut pasien akan dikurung diruangan tertutup selama 1hari tidak diberikan makan, kedua adalah pemberian terapi, dimana pemberian terapi tersebut dilakukan dengan 5 (lima) macam terapi yaitu terapi bermain, terapi musik, terapi kelompok, terapi kerja dan terapi gerak. Aktivitas terapi ini akan dilakukan kepada si pasien sakit jiwa guna memperlihatkan respon si pasien terhadap lingkungannya.

(17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah

Kesehatan merupakan kebutuhan yang esensial dari setiap individu, keluarga, masyarakat dan juga merupakan perwujudan dari tingkat kesejahteraan

suatu masyarakat atau bangsa. Oleh karena itu, kesehatan mempunyai arti yang strategis dalam pembangunan dan juga modal dasar dalam pembangunan. Hanya masyarakat yang sehat memiliki tingkat produktivitas kerja yang tinggi, yakni

manusia yang amat dibutuhkan dalam pembangunan (Zulkarnaen, 1991).

Masalah kejiwaan itu begitu luas, kompleks, mengandung banyak misteri

dan hal-hal yang menarik sehingga selalu saja menantang manusia untuk mengadakan study intensif terhadapnya. Luas dan kompleksitasnya tidak hanya disebabkan oleh tidak mampunya orang mengkuantifisir gejala-gejala kejiwaan

yang misterius itu, akan tetapi oleh sebab faktor-faktor penyebabnya bersifat multifaktor sehingga gejala-gejalanya juga bisa didekati dari berbagai macam

perspektif.

Berdasarkan hal tersebut berarti termasuk disiplin ilmu Antropologi juga bisa menyajikan wawasan yang khas mengenai gejala kejiwaan manusia yang

dalam istilah Antropologinya adalah “Etnopsikiatri”. Etnopsikiatri meninjau penyakit jiwa berangkat dari hal tentang bagaimana masyarakat tradisional

memandang dan menangani penyakit jiwa. (Foster & Anderson, 2005)

(18)

selalu disebabkan oleh satu rentetan kompleks faktor penyebab yang saling

mempengaruhi dan terjalin satu sama lain. Penyebab gangguan kejiwaan pada seseorang tersebut bersifat multifaktor, yaitu disebabkan oleh tiga faktor utama yaitu faktor organis atau somatic, faktor psikis dan struktur kepribadian dan faktor

lingkungan sosial dan budaya. Ketiga faktor tersebut bekerja dan beroperasi secara stimultan bersamaan. Penyebab penyakit jiwa atau gangguan psikis

(Gangguan Skizofrenia) bersifat multifaktor, maka penanganannya pun harus melewati diagnostic yang multikasual (Kartini Kartono ,2002:41).

Adapun fungsi rumah sakit jiwa adalah (Undang-undang Kesehatan

No.3-1996):

• Melindungi para pasien terhadap segala kemungkinan yang merusakkan

diri mereka sendiri, rumah sakit tempat tinggal mereka, pekerjaan mereka dll,

• Memudahkan keberadaan para pasien dengan memberi mereka

perlindungan terhadap faktor-faktor lingkungan yang memicu dan

mempererat hubungan mereka,

• Menyediakan perhatian yang mendukung, hubungan perseorangan, dan

kesempatan-kesempatan untuk pengungkapan diri.

Dalam rangka mempermudah penyembuhan dan pemulihan kesakitan mental

pasien yang mengalami gangguan jiwa, maka fungsi rumah sakit jiwa disini harus menjadi sebuah lingkungan yang berpengaruh yaitu aman, dapat melindungi,

(19)

Menyadari arti pentingnya dari kesehatan terutama pada pembangunan,

masalah kesehatan cukup sukar dalam pemecahannya karena masalah kesehatan saat ini tidak lagi merupakan masalah medis semata, tetapi juga mencakup masalah yang begitu luas sehingga memerlukan sorotan dari berbagai disiplin

ilmu. Permasalahan kesehatan tidak lagi terbatas pada permasalahan bagaimana mendiagnosa suatu penyakit lalu berusaha mencarikan penyembuhnya.

Permasalahan kesehatan juga harus mempertanyakan kondisi sosial budaya suatu masyarakat baik secara langsung maupun secara tidak langsung, ikut menumbuhkan datangnya berbagai jenis penyakit tersebut atau lingkungan sekitar

yang mempengaruhi (Koentjaraningrat, 1985).

Berbagai bentuk kesalahan sikap masyarakat dalam merespon kehadiran

penderita gangguan jiwa terjadi akibat konstruksi pola berpikir yang salah akibat ketidaktahuan publik. Terdapat logika yang salah di masyarakat, kondisi mispersepsi tersebut selanjutnya berujung pada tindakan yang tidak membantu

percepatan kesembuhan si penderita. Masyarakat cenderung menganggap orang dengan kelainan mental sebagai sampah sosial (Rasmun, S. 2001)

Pembangunan yang berorientasi kepada industrialisasi lebih memacu peningkatan pendapatan ekonomi, sehingga suasana yang terjadi adalah persaingan dan perlombaan dalam karir. Hal ini terjadi pada masyarakat modern

yang banyak memburu keuntungan komersial yang mengandung unsur eksposif; mudah pecah belah dan meledak dalam bentuk tindakan kekerasan, amuk,

(20)

biasanya terjadi pada saat menghadapi masalah kehidupan, yang menyebabkan

fungsi organ tubuh rusak. Depresi ini juga reaksi kejiwaan pada seseorang terhadap tekanan yang dialaminya sehingga menyebabkan gangguan perasaan atau mood yang ditandai dengan ciri-ciri rasa putus asa, rasa murung, tidak

berdaya, dll. Sebagai mahluk sosial gejala ini gejala ini tidak hanya dianggap bencana bagi diri setiap individu, akan tetapi juga bagi lingkungan individu

terutama lingkungan terdekat yaitu lingkungan terdekat. Hal ini jelas terlihat pada masyarakat perkotaan, dimana masyarakat perkotaan sangat merasakan pengaruh perubahan-perubahan dalam kehidupan mereka, baik dari segi ekonomi, budaya

sosial, dan sebagainya. Selain itu orang yang menderita gangguan jiwa juga dapat kita temukan disetiap kehidupan, terutama dalam mata pencaharian, perdagangan,

golongan mahasiswa, dalam golongan medis dan juga kalangan politik.

Sistem medis dari berbagai pranata-pranata formal kesehatan masyarakat dapat dibagi atas dua kategori besar yakni : sistem teori penyakit dan sistem

perawatan kesehatan. Suatu sistem teori penyakit meliputi kepercayaan– kepercayaan mengenai ciri–ciri sehat, sebab–sebab sakit, serta pengobatan dan

tehnik-tehnik penyembuhan lain yang digunakan oleh para dokter, sebaliknya suatu sistem perawatan kesehatan memperhatikan cara-cara yang dilakukan oleh berbagai masyarakat untuk merawat orang sakit dan untuk memanfaatkan

pengetahuan tentang penyakit untuk menolong pasien, (Foster dan Anderson, 1986 : 46),

(21)

Medan, Kel. Mangga, Kec. Medan Tuntungan, bahwa sebagian pasien yang

dirawat adalah pasien yang mengalami perubahan-perubahan dalam struktur kepribadian mereka, yang disebabkan karena pengalaman emosional yang tidak enak, pengalaman pahit dan mengecewakan, sehingga membuat sipasien merasa

tidak bahagia. Menurut hasil wawancara sementara kepada seorang dokter spesialis sakit jiwa mengatakan bahwa penderita seperti ini otaknya tidak

terganggu, tidak rusak, hanya jiwanya saja yang sakit. Penyakit jiwa seperti ini bisa disembuhkan oleh psikiater atau ahli jiwa lainnya dan si penderita tersebut dapat normal kembali.

Oleh karena itu topik penelitian merupakan aspek kajian yang melihat bagaimana sistem penyembuhan perawatan pada pasien sakit jiwa, hal ini

disebabkan karena yang membutuhkan penyembuhan dan perawatan dalam hal penyakit jiwa dapat menerima keberadaannya dirumah sakit jiwa tersebut. Dalam penelitian ini penulis hanya memfokuskan penderita gangguan jiwa yang bukan

diakibatkan oleh NARKOBA. Pada umumnya banyak pola-pola penyembuhan yang dilakukan para penyembuh yang ada dirumah sakit jiwa, untuk mencapai

penyembuhan yang baik pada pasien sakit jiwa. Dari hasil pralapangan yang dilakukan sipenulis banyak bagian-bagian yang diberikan para penyembuh untuk dekat lebih dahulu kepada sipasien, setelah sipenyembuh sudah mulai dekat

dengan sipasien maka sipenyembuh sudah mulai melakukan tahapan-tahapan untuk perawatan terhadap sipasien hal yang sangat menarik bagi sipenulis dalam

(22)

bagaimana perawatan yang dilakukan tetap dipertahankan dirumah sakit jiwa

sumatera utara.

1.2. Perumusan Masalah dan Lokasi Penelitian

1.2.1 Perumusan Masalah

Dari penjelasan di atas yang menjadi rumusan permasalahan diatas adalah bagaimana sistem perawatan yang dilakukan untuk penyembuhan para pasien sakit jiwa di Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara?

1.2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian sistem perawatan penyembuhan terhadap pasien Sakit Jiwa ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara. Lokasi ini dipilih karena merupakan salah satu Rumah sakit jiwa yang sekaligus merupakan pusat rumah

sakit yang menderita penyakit jiwa yang terdapat di Sumatera Utara. Terletak di Jl. Tali Air No. 21 Medan, Kel. Mangga Kec. Medan Tuntungan.

1.3. Tujuan dan Manfaat penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai dua tujuan pokok, yaitu 1. Tujuan Praktis

Secara praktis penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi dan

pikiran sebagai upaya pembangunan kesehatan, khususnya pada penyembuhan para pasien sakit jiwa. Selain itu penelitian ini dapat diharapkan sebagai suatu

(23)

penyakit jiwa dengan adanya fungsi dari rumah sakit jiwa sebagai perawatan dan

tempat untuk penyembuhan bagi mereka yang menderita penyakit jiwa. 2. Tujuan Teoritis

Tujuan teoritis penelitian ini agar dapat menjelaskan secara rinci tentang

system perawatan penyembuhan terhadap pasien sakit jiwa,dan sejauh mana ketergantungan pasien sakit jiwa tersebut terhadap rumah sakit yang memberikan

peran perawatan dan penyembuhan. Selain itu penelitian ini juga untuk memperkaya studi dalam kesehatan berdasarkan pendekatan Antropologi kesehatan dengan fokus sistem perawatan penyembuhan terhadap pasien sakit

jiwa

1.3.2 Manfaat penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat memberikan masukan bagi masyarakat umum, lembaga-lembaga atau pihak-pihak terkait yang

membutuhkan. Khususnya Mahasiswa Antropologi untuk memberikan khasanah pengetahuan bagaimana sesungguhnya masyarakat memandang

dan memahami tentang sistem perawatan dan penyembuhan terhadap pasien sakit jiwa.

2. Memberikan masukan kepada pemerintah agar melakukan upaya-upaya

kuratif dan prefentif melalui Departemen Kesehatan serta lembaga atau badan terkait dengan sistem perawatan dan penyembuhan terhadap pasien

(24)

1.4. Tinjauan Pustaka

Dalam kehidupan masyarakat banyak kita jumpai berbagai macam perubahan dalam diri setiap individu, mulai dari sifat, tingkah laku dan gaya hidup yang berbeda-beda. Sehingga banyak hal-hal yang terjadi dalam diri setiap

individu tersebut. Hal ini juga termasuk pengaruh lingkungan dimana lingkungan merupakan tempat berkumpulnya masyarakat yang saling berinteraksi antara

individu yang satu dengan individu lainnya, serta masing-masing membentuk satu kesatuan sosial. Sehingga tercipta aturan-aturan yang dibuat oleh sekelompok masyarakat untuk dikembangkan dan dilaksanakan. Aturan-aturan itu tujuannya

agar masyarakat melakukan tindakan-tindakan yang wajar yang tidak melanggar aturan.

Dari sudut pandang Antropologi, seperti menurut Foster & Anderson (2005: 99-100) Perhatian awal dari ahli antropologi terhadap penyakit mental mulanya sangatlah jauh dari bidang etnomedicine. Awal perhatiannya mulai dari

pemahaman atas hubungan antara kepribadian (faktor psikis) dengan kekuatan-kekuatan budaya yang berpengaruh dan membentuk kepribadian walaupun dalam

perjalanan selanjutnya mengalami kemajuan.

Faktor keturunan (organis), faktor fisiologis (psikis), dan faktor psikososial-budaya, semua menjalankan peranan dalam menjelaskan timbulnya

penyakit jiwa. Tujuan dari penelitian antropologi bukanlah untuk menegakkan dominasi dari satu kausa penyebab, tetapi untuk mempelajari hubungannya antara

(25)

gangguan-gangguan psikis (kejiwaan) pada intinya hampir tidak pernah disebabkan oleh satu

kausa /penyebab yang tunggal; akan tetapi selalu disebabkan oleh satu rentetan kompleks faktor penyebab yang saling mempengaruhi dan terjalin satu sama lain. Sebab musabab gangguan kejiwaan pada seseorang tersebut bersifat multifaktor,

yaitu disebabkan oleh tiga faktor utama yaitu pertama faktor organis atau somatic; kedua, faktor psikis atau struktur kepribadian dan terakhir yaitu faktor lingkungan

sosial dan budaya. Oleh karena penyebab gangguan jiwa yang multifaktor, maka penanganannya dan penyembuhannya pun harus melewati diagnostik yang multikasual oleh ahli kesehatan sesuai dengan penyebabnya (2002:41).

Gangguan jiwa adalah perubahan perilaku yang terjadi tanpa alasan yang masuk akal, berlebihan, berlangsung lama, dan menyebabkan kendala terhadap

individu atau orang lain. Ciri-ciri orang yang mengalami gangguan jiwa menurut Kanfer dan Goldstein adalah sebagai berikut (Suliswati, S: 2005):

Pertama, hadirnya perasaan cemas (anxiety) dan perasaan tegang (tension) di

dalam diri. Kedua, merasa tidak puas (dalam artian negative) terhadap perilaku diri sendiri. Ketiga, perhatian yang berlebihan terhadap problem yang

dihadapinya. Keempat, ketidakmampuan untuk berfungsi secara efektif didalam menghadapi problem.

Kadang-kadang ciri tersebut tidak dirasakan oleh penderita, yang

merasakan akibat perilaku penderita adalah masyarakat di sekitarnya. Orang di sekitarnya merasa bahwa perilaku yang dilakukan adalah merugikan diri penderita

(26)

Gangguan jiwa merupakan penyakit yang dialami oleh seseorang yang

mempengaruhi emosi, pikiran atau tingkahlaku mereka, di luar kepercayaan budaya dan kepribadian mereka, dan menimbulkan efek yang negatif bagi kehidupan mereka atau kehidupan keluarga mereka

Penyebab gangguan jiwa terdapat pada satu atau lebih dari ketiga bidang yaitu badaniah, psikologik dan sosial, yang terus menerus saling mempengaruhi.

Karena manusia bereaksi secara holistic, maka terdapat kecenderungan untuk membuat diagnosa multidimensional yang berusaha mencakup ketiga bidang ini. (Heath:1995)

Ketiga bidang tersebut adalah:

a. Bidang badaniah, setiap faktor yang mengganggu perkembangan fisik dapat mengganggu perkembangan mental. Faktor-faktor ini mungkin dari keturunan atau dari lingkungan (kelainan kromosom, konstitusi, cacat congenital, gangguan otak). Kalau menikah dengan saudara sepupu (seperti biasa pada beberapa suku di indonesia) melipat gandakan kemungkinan melahirkan anak cacat atau anak lahir mati.

b. Bidang psikologik, perkembangan psikologik yang salah mungkin disebabkan oleh berbagai jenis deprivasi dini, pola keluarga yang patogenik dan masa remaja yang dilalui secara tidak baik.

(27)

Dengan demikian, diambil suatu kesimpulan bahwa manusia pada

prinsipnya bereaksi secara keseluruhan, secara holistic, atau dapat dikatakan juga, secara somato-psiko-sosial. Baik dalam mencari penyeban gangguan jiwa, maupun dalam rangka proses penyembuhan (therapeutics).

Terdapat sejumlah hal yang menjadi karakteristik, individu tersebut mengalami gangguan jiwa atau tidak, yaitu perubahan yang berulang dalam

pikiran, daya ingat, persepsi dan daya tilikan yang bermanifestasi sebagai kelainan bicara dan perilaku. Perubahan ini menyebabkan tekenan batin, dan penderitaan pada individu dan orang lain di lingkungannya. Perubahan perilaku, akibat dari

penderitaan ini menyebabkan gangguan dalam kegiatan sehari-hari, efisiensi kerja, dan gangguan dalam bidang sosial dan pekerjaan.(Suliswati: 9)

Adapun jenis-jenis penyakit kejiwaan yaitu:

a. Gangguan Kesehatan Jiwa Umum (Depresi dan Kecemasan)

Depresi berarti merasa rendah diri, sedih, marah atau sengsara. Ini merupakan

suatu emosi dimana hampir setiap orang pernah mengalaminya seumur hidup. (Vikram:1997) Tanda-tanda khas depresi:

1). Secara Fisik. Lelah dan perasaan lemah dan tidak bertenaga, sakit dan nyeri diseluruh tubuh yang tidak jelas sebabnya.

2). Perasaan. Perasaan sedih dan sengsara, hilang rasa ketertarikan dalam hidup,

interaksi sosial, pekerjaan, merasa bersalah.

3). Pikiran, Tidak punya harapan akan masa depan, sulit mengambil keputusan,

(28)

Kecemasan merupakan sensasi perasaan takut dan gelisah. Seperti seorang

aktor sebelum naik panggung akan merasa gelisah. Tanda-tanda khas kecemasan, diantaranya:

1). Secara fisik: merasa jantungnya berdetak cepat (Palpitasi), merasa

tercekik, pusing, gemetar seluruh tubuh, sakit kepala, pins and needles-- seperti ditusuk jarum-(atau sensasi seperti digigit semut-semut) pada ekstremitas atau

wajah.

2). Perasaan: merasa seolah-olah sesuatu mengerikan akan menimpanya, merasa takut.

3). Pikiran: terlalu khawatir akan masalahnya atau kesehatanya, pikiran seolah-olah akan mati, kehilangan kontrol atau jadi gila, terus menerus

memikirkan hal-hal yang membuatnya tertekan lagi dan lagi meskipun sudah berusaha untuk menghentikanya.

4). Perilaku: menghindari kurang tidur (Vikram:7)

b. Kebiasaan Buruk

Seseorang mengalami ketergantungan terhadap alkohol atau obat-obatan ketika penggunaanya telah membahayakan kesehatan fisik, mental dan sosial seseorang. Tingkat ketergantungan menyebabkan kerusakan yang hebat terhadap

penderita, keluarga dan terutama terhadap masyarakat. Tanda-tanda khas ketergantungan terhadap alkohol:

(29)

2. Perasaan: merasa tidak tertolong dan di luar control, merasa bersalah akan kebiasaan minumnya.

3. Pikiran: keinginan yang kuat terhadap alcohol, pikiran terus-menerus tentang bagaimana mendapatkan minuman, keinginan untuk bunuh diri.

4. Perilaku: sulit tidur, ingin menum pada siang hari, ingin menum pada pagi hari untuk menghilangkan rasa tidak nyaman secara fisik (Vikram:8).

c. Gangguan Kejiwaan Berat (Psikosis)

Gangguan kejiwaan ini terdiri dari tiga jenis penyakit: Skizofrenia, Gangguan manis-depresif (disebut juga dengan gangguan bipolar), dan Psikosis akut.

Penjelasanya sebagai berikut: 1) Tanda-Tanda Khas Skizofrenia

a. Secara Fisik: keluhan aneh, seperti sensasi bahwa bintang atau benda-benda yang tidak biasa ada didalam tubuhnya

b. Perasaan: depresi, hilangnya minat dan motifasi, terhadap kegiatan sehari-hari, merasa takut dicekali.

c. Pikiran: sulit berpikir dengan jelas, pikiran yang aneh, seperti percaya bahwa orang-orang sedang mencoba untuk mencekalnya atau pikiranya sedang dikelilingi oleh tekanan dari luar (pikiran-pikiran seperti ini disebut ‘delusi’(waham)1

d. Perilaku: Menarik diri dari aktivitas-aktivitas yang biasa dilakuka,gelisah, tidak bisa diam, perilaku agresif, perilaku aneh seperti mengutui sampah, kurang merawat diri dan menjaga kebersihan diri, menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban yang tidak berhubungan.

(30)

e. Khayalan: mendengar suara yang membicarakan dirinya, terutama suara-suara kasar (halusinasi), melihat hal-hal yang tidak dapat dilihat orang lain 2) Tanda-Tanda Khas Mania

a) Perasaan: merasa berada di puncak dunia, merasa senang tanpa alasan yang jelas, mudah tersinggung.

b) Pikiran: percaya bahwa dirinya memiliki kekuatan khusus atau dirinya adalah orang yang spesial, merasa bahwa orang lain sedang mencoba mencelakanya, dan menyangkal bahwa dirinya sedang sakit.

c) Perilaku: berbicara cepat, tidak bertanggung jawab secara sosial, seperti berperilaku seksual yang tidak pantas, tidak mampu merasa santai atau duduk diam, kurang tidur, mencoba melakukan banyak hal tetapi tidak satupun mampu diselesaikan, menolak pengobatan.

d) Khayalan: mendengar suara-suara yang tidak dapat didengar oleh orang lain (suara-suara tersebut sering mengatakan kapadanya bahwa ia adalah orang penting yang mampu melakukan hal-hal yang hebat).

3) Tanda-Tanda Khas Psikosis atau Psikosis Singkat

Gejala-gejalanya sama dengan skizofrenia dan mania, gejala-gejala psikosis akut

muncul secara tiba-tiba dan sembuh dalam waktu kurang dari sebulan a) Gangguan tingkah laku berat seperti gelisah dan agresif

b) Mendengar suara-suara atau melihat hal-hal yang tidak dapat dilihat oleh orang lain

(31)

e) Tingkah emosional yang menakutkan atau emosi berubah dengan cepat (dari menangis sampai tertawa). (Vikram:9)

d. Gangguan Kesehatan Jiwa Pada Orang Tua

Orang tua menderita dua jenis penyakit kejiwaan yang utama, yang pertama

adalah depresi, yang sering disertai dengan rasa kesepian, sakit secara fisik, ketidak mampuan, dan kemiskinan. Gangguan kesehatan jiwa lain pada orang tua adalah demensia (pikun), demensia ini khusus diderita oleh orang tua

Pada umumnya banyak masyarakat menganggap bahwa orang yang menderita gangguan kejiwaan memiliki tingkah laku yang menyolok, berlebih-lebihan

kepada seseorang, sehingga menimbulkan kesan aneh, janggal, berbahaya bagi orang lain. (James 1990) menjabarkan dua tingkah laku gangguan kejiwaan’ yaitu:

1. Gangguan neorotik yaitu gangguan yang meliputi berbagai macam pola, sebagian besar pola itu jarang ditemukan. Kategori yang paling umum

adalah gangguan kecemasan yang ditandai dengan ketakutan yang tidak masuk akal, dalam hal ini sipenderita terus menerus merasa tegang dan takut, tetapi dia tidak mengetahui apa yang ditakuti, hal ini menyebabkan

tubuhnya berkeringat, gemetar, berdebar-debar, dan gejala fisik lainnya. Gangguan neorotik tidak menghalangi sipenderita mengadakan hubungan

dengan orang lain secara nyata.

2. Gangguan psikosis merupakan pikiran dan emosi penderita begitu mengganggu, sehingga penderita melihat gambaran yang salah tentang

(32)

Mahluk hidup selalu berusaha agar dapat menjaga kelangsungan hidupnya.

Manusia sebagai mahluk yang berbudaya senantiasa berusaha menaruh perhatian terhadap masalah-masalah kesehatan serta upaya-upaya mempertahankan kelangsungan hidupnya, dan sejauh batas kemampuan dan kemampuannya

mencari penyelesaian terhadap penyakitnya (Foster dan Anderson, 1986 : 42). Jenis penyakit yang diderita serta proses penanggulangannya tergantung

pada faktor-faktor kemasyarakatan Ackernecht (1962;48-51). Dengan kata lain masalah kesehatan dan penyakit tidak dapat dipandang dari segi biologis saja, tetapi harus pula dilihat dari segi sosial budaya masyarakatnya.

Untuk menghadapi dan mengatasi penyakitnya, manusia mempunyai sistem tersendiri, yaitu sistem kesehatan yang menerangkan sebab terjadinya

penyakit, metode pencegahan dan penyembuhannya.

Nilai-nilai budaya telah meresapi, individu sejak kecil sehingga berakar dalam jiwa yang bersangkutan namun, pada umumnya masyarakat menganggap

seseorang yang menderita gangguan jiwa adalah orang yang tidak beres atau tidak waras (Koentjaraningrat1989).

Orang yang merantau atau beradaptasi terhadap pengalamn baru seringkali menderita apa yang dinamakan kejutan budaya, yang biasanya disebabkan hilangnya hal-hal yang biasa dikenal untuk mewujudkan tingkah laku yang tepat,

masalah bahasa dan kurangnya perasaan tak asing terhadap benda-benda kebudayaan yang baru. Lebih lanjut Brink dan Saunders dalam buku Foster dan

(33)

merasa terkejut dengan pengalaman baru di rumah sakit yang berbeda dalam hal

perawatan dengan keadaan di rumahnya juga karena orang-orang yang merawatnya tersebut merupakan orang yang tidak dikenal sebelumnya sehingga pasien merasa tertekan.

Dalam hal ini kebudayaan di identifikasikan sebagai pengetahuan manusia yang bisa diyakini kebenarannya oleh yang bersangkutan dan yang diselimuti

perasaan-perasaan dan emosi-emosi manusia serta menjadi sumber bagi sistem penilaian atau penerimaan sesuatu yang baik dan sesuatu yang tidak baik, sesuatu yang berharga dan yang tidak berharga dan sebagainya.

Penelitian ini mengambil tema tentang “Sistem Perawatan Penyembuhan Terhadap Pasien Sakit Jiwa Yang dilakukan di rumah sakit Sumatera Utara yang

terletak di Jl. Tali Air No. 21 Medan, Kel. Mangga, Kec. Medan Tuntungan oleh sebab itu perlu diketahui defenisinya secara terperinci. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian dari Sistem adalah seperangkat unsur yang secara

teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu keseluruhan untuk mencapai tujuan. Sistem perawatan untuk penyembuhan terhadap pasien sakit jiwa adalah

bagaimana pandangan yang mendasari pikiran, perhatian atau kecenderungan dalam memandang dan memahami penyakit gangguan jiwa tersebut dengan tujuan untuk penyembuhan terhadap pasien itu.

1.5. Metode Penelitian

(34)

pengkajian yaitu Ibu Sri Suriani Purnamawati,Ssi,M.Kes,Apt saya diberikan

berbagai pertanyaan. Ibu Sri membaca judul penelitian tersebut. Beberapa menit kemudian saya diminta menjelaskan tujuan penelitian saya dan juga alasan saya mengambil judul tersebut dengan status saya sebagai seorang Mahasiswa dari

Fakultas Sosial dan Politik. Saya dipertemukan oleh ibu Sri dengan kepala Perawat Rumah Sakit tersebut, dengan gugupnya saya menjelaskan judul

penelitian saya dan alasan saya mengambil judul tersebut. Kepala perawat meminta saya untuk menunjukkan beberapa buku yang menjadi panduan saya untuk meneliti judul saya. Buku Antropologi Kesehatan dengan penulis Foster

dan Anderson inilah yang saya tunjukkan sebagai buku pedoman saya untuk meneliti judul tersebut. 2 jam berlalu saya menjelaskan semua pertanyaan kepala

ruangan pengkajian dan kepala keperawatan saya akhirnya mendapat izin untuk meneliti di Rumah Sakit Jiwa tersebut. Perjuangan saya belum juga usai saya juga harus menyelesaikan administrasi untuk biaya penelitian selama waktu yang

diperlukan si peneliti. Biaya administrasi tersebut sebesar Rp.525.000,00 dengan rincian Rp.3.500 x 150 hari. Administrasi selesai saya dapat mendapatkan izin

meneliti, tetapi dengan beberapa syarat, yaitu harus memakai pakaian Perawat, tidak bisa mengambil Foto sipasien, dan jangan memberikan sembarangan makanan kepada sipasien.

Hari pertama di lapangan saya melapor kepada kepala ruangan pengkajian untuk mendapatkan jadwal saya untuk bisa melakukan penelitian langsung kepada

(35)

Awalnya ibu Ria Simangunsong menceritakan dan menjelaskan tentang

keadaan Rumah Sakit Jiwa dan sejarah berdirinya rumah sakit jiwa Sumatera Utara. Sembari mencatat ibu Ria juga memberitahukan keadaan pasien, dan bagaimana untuk berinteraksi yang baik terhadap sipasien.

Setelah bercerita banyak tentang rumah sakit dan keadaan pasien sakit jiwa ibu Ria mengajak saya untuk berkeliling di rumah sakit jiwa untuk melihat secara

langsung denah dan kondisi tempat untuk para pasien sakit jiwa. Saya dan ibu Ria berkeliling di rumah sakit jiwa tersebut selama 2 jam karena ibu Ria sekalian menjelaskan banyak tentang kegunaan setiap ruangan dan tempat untuk aktivitas

pasien sakit jiwa. Saya diperkenalkan ibu Ria kepada setiap kepala ruangan yang menjaga ruangan-ruang sipasien sakit jiwa dan memerintahkan mereka untuk

mendampingi saya saat meneliti lebih lanjut.

Hari kedua saya diberikan oleh ibu Ria data-data sekunder dan gambaran umum Rumah Sakit jiwa Sumatera Utara, dengan data yang sudah lengkap saya

disuruh untuk mendata ulang lagi. Pendataan ulang yang saya lakukan selama 3 hari.

Tehnik Pengumpulan Data

- Observasi

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi terlibat secara

aktif dengan arti kata berperan serta sebagai perawat di rumah sakit jiwa Sumatera Utara serta ikut dalam kegiatan apapun yang dilakukan oleh para perawat lainnya

(36)

Adapun yang diteliti berdasarkan pada situasi sosial yang terdiri dari aktor,

tempat dan kegiatan para perawat rumah sakit untuk memberikan perawatan dan penyembuhan terhadap pasien sakit jiwa. Aktor disini adalah kepala keperawatan dan para perawat yang memberikan perawatan untuk penyembuhan pasien sakit

jiwa. Tempat yaitu lokasi di Rumah Sakit Jiwa dan lokal para pasien untuk perawatan serta terapi-terapi yang diberikan kepada si pasien, sedangkan kegiatan

adalah perawatan untuk penyembuhan terhadap si pasien sakit jiwa seperti : 1. Pemberian obat, observasi dilakukan melihat bagaimana cara pemberian obat

pada si pasien dan obat seperti apa yang dikonsumsi oleh para si pasien sakit jiwa.

2. Aktivitas terapi yang diberikan pihak rumah sakit, apa-apa saja terapi yang dilakukan terhadap pasien sakit jiwa. Apa kegunaan setiap terapi yang dilakukan.

3. Kegiatan rutin yang dilakukan si pasien setiap harinya pasien sakit jiwa sudah diwajibkan bangun pukul 7 pagi untuk keluar dari ruangan. Si pasien keluar menuju samping ruangan dengan pengawasan yang biasanya diawasi 5 orang perawat. Selama si pasien diluar ruangan para perawat melakukan aktivitas untuk pembersihan kamar si pasien. Peneliti juga melihat aktivitas si pasien saat diluar ruangan sebelum menunggu sarapan pagi, senam pagi, pemberian obat sampai kembali lagi keruangan untuk istirahat.

4. Dalam melakukan pengamatan atau observasi peneliti mengamati perilaku para perawat untuk melayani sipasien sakit jiwa serta bagaimana respon si pasien kepada pelayanan yang diberikan perawat-perawat tersebut.

(37)

selama penelitian dikarenakan pihak rumah sakit tidak mau bertanggung jawab

apabila ada hal diluar jangkauan pihak rumah sakit. Misalnya; si pasien tiba-tiba bisa keluar dan si peneliti diapa-apain.

A. Hotmaida Simanjuntak, Skep.Ns

Ibu Hotmaida Simanjuntak adalah salah satu kepala ruangan untuk perawatan pasien sakit jiwa, dan diruangan ibu Hotmaida ini lah saya pertama sekali ditunjuk

untuk menemani kegiatan perawatan terhadap pasien sakit jiwa. Ruangan ini ada namanya yaitu ruangan Gunung Sitoli yang terdapat pasien sebanyak 30 orang.

Di ruangan Gunung Sitoli saya dijadwalkan dalam 1 minggu dan saya terlibat

selama perawatan yang diberikan kepada si pasien sakit jiwa. Perawatan dari pemberian makan, pemberian obat, pemberian terapi dan aktivitas senam pagi.

Semua itu saya ikuti untuk lebih mengetahui lebih dalam lagi cara merawat pasien sakit jiwa sampai tahap penyembuhan pasien sakit jiwa.

Hari kedua saya sudah bisa mengikuti cara para perawat untuk memberikan

perawatan-perawatan yang dilakukan terhadap pasien sakit jiwa, diantaranya saya disuruh oleh ibu Hotmaida untuk memberikan arahan melakukan senam pagi dan

saya yang membawakan beberapa tehnik-tehnik senam pagi yang saya tau. Selama kegiatan senam pagi ada hal yang sangat menyinggung perasaan saya yaitu saat aktivitas senam berlangsung semua perawat di ruangan tersebut bukan

menertawakan si pasien melainkan menertawakan saya yang terlalu berlebihan membawakan senam paginya, karena saat itu saya berjoget saat mengarahkan

senam tersebut. Kegiatan tersebut bukan berarti saya ikut gila tetapi ingin melihat respon para si pasien terhadap apa yang saya lakukan.

(38)

Minggu kedua setelah selesai dari ruangan Gunung Sitoli saya berjumpa

dengan ibu Santi sebagai kepala ruangan Mawar, dimana ruangan mawar ini dihuni oleh para pasien-pasien sakit jiwa yang berjenis kelamin perempuan lain hal nya dengan ruangan Gunung Sitoli tadi yang dihuni para pasien laki-laki.

Ruangan Mawar ini saya mendapatkan banyak kendala, seperti saya harus berhati-hati dengan kejahilan-kejahilan para pasien yang terkadang mau mencium

tiba-tiba dan juga memarahi saya tiba-tiba-tiba-tiba. Aktivitas yang saya lakukan di ruangan ini tidak terlalu banyak saya lakukan. Saya cuman beraktivitas untuk pemberian makan dan juga memberikan obat, dikarenakan saya sudah trauma saat menerima

ciuman dari seorang pasien sakit jiwa tersebut.

- Wawancara

Dalam pengumpulan data dilapangan saya melakukan wawancara dengan cara berkomunikasi langsung dengan para informan. Wawancara dilakukan dengan kepala perawat dan juga perawat-perawat yang berada disetiap ruangan si pasien

dalam metode wawancara mendalam dan wawancara sambil lalu dengan interview guide (daftar pertanyaan). Fungsinya sebagai panduan bagi peneliti agar

pertanyaan yang diajukan tidak lari dari pokok permasalahan.

Dalam wawancara saya menentukan beberapa informan yang terkait dengan topik penelitian yaitu: Kepala Bagian Pengkajian dan Pengembangan Rumah

Sakit Jiwa Sumatera Utara Ibu Sri Suriani Purnamawati,Ssi,M.Kes,Apt, bagian keperawatan diantaranya Ibu Hotmaida Skep.Ns, Ibu Santi sembiring Skep.Ns,

(39)

data dari beberapa pasien maupun keluarga pasien, wawancara dengan pasien saya

mengambil sampel si pasien yang sudah dikategorikan koperatif (sudah tahap penyembuhan), keluarga si pasien yang berguna untuk mendapatkan data mengenai alasan mereka memasukkan si pasien kerumah sakit jiwa tersebut.

Studi kepustakaan dimaksudkan peneliti untuk mencari dan mengumpulkan data dari berbagai buku dan hasil penelitian pada ahli yang berhubungan dengan

masalah peneliti guna menambah pengertian dan wawasan peneliti demi kesempurnaan penelitian.

1.6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini analisis data kualitatif yang menganalisis tentang bagaimana sistem perawatan penyembuhan pada pasien sakit jiwa khususnya dirumah sakit jiwa Sumatera Utara. Analisa

data dilakukan dengan mengorganisasikan data hasil observasi dan wawancara dengan tema-tema, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan

tema dan merumuskan hipotesis kerja. Setelah semua data terkumpul selanjutnya akan dibandingkan secara berhubungan. Dengan cara ini diharapkan akan ditemukan konsep dan kesimpulan yang menjelaskan laporan atau hasil penelitian

(40)

BAB II

KEBERADAAN RUMAH SAKIT JIWA SUMATERA UTARA

2.1 Sejarah Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara

Tahun 1935 didirikan ” Doorgangshuizen Voor Krankzinnigen” (Rumah Sakit Jiwa) di Glugur, sebagai Rumah Sakit Jiwa yang ke-5 dan memiliki

kapasitas 26 tempat tidur sampai dengan masa pendudukan Jepang Tahun 1943. Dengan adanya pendudukan tentara sekutu (1943-1947) penderita gangguan jiwa di evakuasi ke Dolok Marangir + 100 Km dari Medan ke arah Pematang Siantar

selama + 3 tahun lamanya. Tahun 1950 penderita gangguan jiwa di pindahkan oleh tentara Belanda ke bekas Rumah Sakit Harrison dan Crossfield, serta

sebahagian di tampung di Rumah Penjara Pematang Siantar. Tahun 1950-1958 di buka poliklinik Psikiatri yang merupakan Annex Rumah Sakit Jiwa Pematang Siantar terletak di jalan Timor no.19 Medan. Tahun 1958-1981 Rumah Sakit milik

Belanda (Zieken Verpleging) letaknya di jalan Timor Medan di manfaatkan sebagai Rumah Sakit Jiwa Medan dan menampung pasien dari Pematang Siantar

dengan kapasitas 200 tempat tidur (TT).

Berdasarkan surat MenKes RI Nomor 1987/YanKes/DKJ/78 dan dengan persetujuan Menteri Keuangan tanggal 8 Desember 1978 Nomor:

S-849/MK/001/1978 Rumah Sakit Jiwa Medan di Ruislaag dan dipindahkan ke lokasi baru yang terletak di Padang Bulan Km.10 Jl. Bekala Lama, Kampung

(41)

resmikan oleh Menteri Kesehatan RI (Dr. Suwardjono Suryanigrat) pada tanggal

15 Oktober 1981 memiliki 450 tempat tidur (TT) yang merupakan RS.Jiwa Departemen Kesehatan.

Setelah otonomi tahun 2000-2003, Rumah Sakit Jiwa Medan merupakan

UPT Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Kemudian sesuai Perda Nomor : 188.34/2641/K/2004 tentang petunjuk pelaksana Peraturan Daerah Provinsi

Sumatera Utara, maka RS.Jiwa Pusat medan menjadi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara.

Sejak Desember 2009 Gubernur Sumatera Utara melalui surat Keputusan

Gubsu NO. 445/4496/K/Thn 2009 telah menetapkan RS. Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara sebagai Penyelenggara Pola Keuangan BLUD.

2.2. Visi dan Misi Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara 2.2.1 Visi.

Menjadikan pelayanan kesehatan jiwa dan fisik yang terbaik secara profesionalisme untuk kepuasan masyarakat.

2.2.2 Misi

a. Melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa dan fisik terpadu.

b. Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan gangguan jiwa dan masalah psikososial di masyarakat.

a. Menyediakan dan mengengkan fasilitas pendidikan, pelatihan dan penelitian dalam bidang pelayanan kesehatan jiwa.

b. Meningkatkan upaya profesionalisme dan sumber daya manusia (SDM) melalui ilmu keterampilan dan etika profesi.

(42)

2.2.3 Motto H O R A S

H : Harmonis O : Objektif R : Rapi A : Aman S : Sigap

Arti dalam moto ini adalah harmonisasi dalam melayani, objektif dalam mengobati, rapi dalam pelayanan yang memberikan keamanan dan kesigapan kepada pasien.

2.3 Lokasi Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara

Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara berdiri atas nama pemerintahan Provinsi Sumatera Utara yang terletak di Jln. Let. Jend. Jamin Ginting S KM. 10/ Jl. Tali Air No.21 Medan. Luas keseluruhan kompleks sekitar + 38.000 m2

(3,8 Ha) dan luas bangunan 5.709 m dengan batas-batas sebagai berikut: • Sebelah Utara berbatasan dengan jlan raya dan juga rumah penduduk

• Sebelah Timur berbatasan dengan perladangan masyarakat.

• Sebelah Selatan berbatasan dengan perumahan penduduk.

• Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai yang berasal dari limbah-limbah

(43)

2.4 Komposisi Bangunan, Sarana dan Prasarana

Luas keseluruhan areal Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara adalah + 38.000 m2 (3,8 Ha) dan luas bangunan 5.709 m.

Bangunan depan dengan bangunan yang bertingkat dua untuk tempat para

staf Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara. Bagian bangunan atas dari Rumah Sakit Jiwa terdapat kantor terdiri dari ruangan direktur, ruangan wakil direktur

administrasi,ruangan bagian tata usaha, ruang bagian keuangan, ruangan bagian pengkajian dan pengembangan, ruangan bagian Sub Bag Umum, ruangan sub bag anggaran, ruangan sub bag program, ruangan sub bag kepegawaian, ruangan sub

bag penerimaan dan pengeluaran dan ruangan sub bag pengembangan.

Bagian bawah dari Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara ada terdiri dari

ruangan bidang pelayanan medis, ruangan bidang perawatan, ruangan bidang penunjang medis, ruangan sub bidang penunjang medis, ruangan sub bidang pelayanan medis rawat jalan, ruangan rekam medis, dan ruangan sub bidang

pelayanan medis rawat inap

Bagian tengah dari bangunan Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara terdapat

ruangan untuk pasien Sakit Jiwa yang dibagi menjadi 3 kelas yaitu ruangan kelas 1 terdiri dari 2 ruangan, ruangan kelas 2 terdiri dari 4 ruangan, dan ruangan untuk kelas 3 terdiri dari 8 ruangan.

Posisi bagian belakang dari Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara terdapat bangunan seperti asrama, daput, dan aula Sarana yang dimiliki Rumah Sakit Jiwa

(44)

2.5.Fasilitas Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara 2.5.1 Alat Kedokteran

1. Poli Gigi

Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara memiliki beberapa alat untuk

melengkapi pelayanan kepada pasien jiwa. Untuk poli gigi memiliki beberapa alat kesehatan seperti Dental Unit yang berjumlah 2 unit, Scaler Electric terdiri dari 1

set, dan Dental Chair terdiri dari 1 set, dan diagnotic dental intrument set berjumalah 5 set. Sedangkan untuk Instalasi Gawat Darurat tidak memiliki alat kesehatan

Di dalam laboratorium alat Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara memiliki beberapa peralatan untuk mendukung proses penyembuhan pasien Rumah Sakit

Jiwa. Adapun alat-alat yang ada di bagian laboratorium di Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara adalah Spectro Fotometer berjumlah 1 buah, walter bath berjumlah 1 buah, drug monitoring berjumlah 1 buah, oven berjumalh 1 buah,

elekrolik darah berjumlah 1 buah, alat centrifuger berjumlah 2 buah, deteksi narkoba berjumlah 1 buah, hematologi analier berjumlah 1 unit, urine analisa

berjumlah 3 buah, dan otoclave berjumlah 1 buah. Di bagian radiologi terdiri dari alat USG berjumlah 1 set dan Ray (Rontgen) berjumlah 1 set.

Ruangan Brain Mapping memiliki beberapa bagian alat kesehatan. Alat Brain Maping berjumlah 1 set dan Electro Encephalograp/BM berjumlah 1 set. Di

dalam ruangan EKG/EFG di Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara terdiri dari alat kesehatan EKG yang berjumlah 1 set dan Transcranial Dopler berjumlah 1 set.

(45)

berjumlah 1 buah, E.C.T berjumlah 1 set, alat kesehatan E.C.T Monitor berjumlah

1 set, Audiometer/Navigator Pro berjulah 1 set dan alat kesehatan Electro Shock Therapy berjumlah 1 set.

Ruangan Fisioterapi pada Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara memiliki

beberapa alat kesehatan berupa Endomed berjumlah 1 unit, SW 200 berjumlah 1 unit, MWD berjumlah 1 unit, Sonoplos 190 berjumlah 1 buah. Untuk bagian Poli

Psikologi di Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara memiliki beberapa alat kesehatan. Alat kesehatan itu berupa MPI Baru berjumlah 1 buah, MPI Lama berjumlah 1 buah, Sleep Scan berjumlah 1 buah.

2.6. Struktur Organisasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Sruktur Organisasi RS.Jiwa Daerah Provsu sesuai dengan peraturan

Daerah Nomor : 9 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Tehknis Daerah Provinsi Sumatera Utara. Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu dipimpin oleh seorang Direktur, dibantu oleh 2 (dua) Wakil Direktur dan terdiri

dari 3(tiga) Bagian, dan 3 (tiga) Bidang, sebagaimana tersebut : a. Direktur

b. Wakil Direktur Administrasi, membawahi : 1. Bagian Tata Usaha

2. Bagian Keuangan

3. Bagian Pengkajian dan Pengembangan c. Wakil Direktur Pelayanan, membawahi :

(46)

d. Bagian Tata Usaha, terdiri dari :

1. Sub Bagian Umum 2. Sub Bagian Kepegawaian e. Bagian Keuangan, terdiri dari :

1. Sub Bagian Anggaran

2. Sub Bagian Penerimaan dan Pengeluaran

f. Bagian Pengkajian dan Pengembangan, terdiri dari : 1. Sub Bagian Program

2. Sub Bagian Pengembangan

g. Bidang Pelayanan Medik, terdiri dari :

1. Sub. Bidang Rawat Jalan, UGD dan Rekam Medik

2. Sub. Bidang Rawat Inap dan Rehabilitasi h. Bidang Penunjang Medik, terdiri dari :

1. Seksi Laboratorium, Farmasi dan Gizi

2. Seksi IPRS, Elektromedik dan IPAL

i. Bidang Keperawatan, terdiri dari :

(47)

2.6.1. Mandat yang Diberikan Kepada Instansi 1. Direktur

a. Tugas :

Direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara mempunyai

tugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan kebijakan daerah yang bersifat spesifik dibidang pelayanan kesehatan jiwa yang mencakup penatausahaan, keuangan, pengkajian dan pengembangan, pelayanan medis,

perawatan dan penunjang medis serta tugas pembantuan.

b. Fungsi :

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini, Direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara menyelenggarakan fungsi :

• Penyiapan konsep kebijakan standar teknis dalam bidang perencanaan,

peningkatan, pengembangan, pelayanan, pencegahan, obat-obatan, pemulihan, rehabilitasi dan pembinaan, kerjasama dan kesehatan jiwa masyarakat di Provinsi Sumatara Utara.

• Perencanaan dan penyelenggaraan pelayanan medis dan non medis, penunjang

medis, asuhan keperawatan, rujukan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan sesuai standar yang ditetapkan.

• Penyelenggaraan pelayanan administrasi umum, kepegawaian, keuangan,

pengkajian dan pengembangan sesuai standar yang ditetapkan.

• Penyelenggaraan perumusan kebijakan dalam bidang pembinaan dan

(48)

• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Gubernur sesuai bidang tugas dan

fungsinya.

• Pelaporan dan pertanggung-jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya

kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah sesuai standar yang ditetapkan.

• Memberikan masukan yang perlu kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

• Penyelenggaraan penataan, pembinaan dan pengkoordinasian Unit Pelaksana

Teknis Badan.

• Pemberian masukan yang perlu kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah

sesuai bidang tugas dan fungsinya. c. Uraian Tugas :

• Menyelenggarakan dan menetapkan kebijakan perencanaan, pelaksanaan dan

pelaporan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara.

• Memberi pengarahan penyusunan program kerja Rumah Sakit Jiwa Daerah

Provinsi Sumatera Utara.

• Menggerakkan pelaksanaan kegiatan/ program Rumah Sakit Jiwa Daerah

Provinsi Sumatera Utara.

• Memantau pelaksanaan kegiatan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera

Utara.

• Mengendalikan pelaksanaan kegiatan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

Sumatera Utara.

• Melaksanakan pengawasan melekat.

• Membina pegawai/ personil Mengendalikan pelaksanaan kegiatan Rumah Sakit

Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara.

• Menyelenggarakan koordinasi dengan Instansi terkait.

(49)

• Menetapkan pengaturan pemakaian obat-obatan.

• Menetapkan kebijakan Mengendalikan pelaksanaan kegiatan Rumah Sakit Jiwa

Daerah Provinsi Sumatera Utara di bidang pengkajian dan pengembangan.

• Mengawasi pelaksanaan kegiatan pelayanan medik.

• Mengendalikan pelaksanaan kegiatan pelayanan medik.

• Menandatangani surat-surat keluar dan naskah dinas lainnya.

• Menetapkan/ merekomendasikan hal-hal yang berkaitan dengan mutasi, DP3,

penempatan, cuti, sanksi, promosi dan penghargaan pegawai Mengendalikan pelaksanaan kegiatan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara.

• Memerintahkan pembayaran dan menandatangani bukti pengeluaran uang.

• Mengusulkan besaran pola tarif kepada Gubernur Sumatera Utara.

• Mendelegasikan sebagian wewenang di bidang medis, teknis dan administrasi.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) pasal ini, Direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

dibantu oleh :

a. Wakil Direktur Pelayanan b. Wakil Direktur Administrasi

2 Wakil Direktur Administrasi

a. Tugas :

(50)

koordinasi, pengawasan yang selanjutnya ditetapkan oleh Direktur yang

meliputi Bagian Tata Usaha, Bagian Keuangan dan Bagian Pengkajian dan Pengembangan.

b. Fungsi :

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini, Wakil Direktur Administrasi menyelenggarakan fungsi :

* Penyelenggaraan pelaksanaan kegiatan yang ditetapkan Direktur.

* Penyelenggaraan pelaksanaan fungsi koordinatif dan pengawasan, penyusunan, penyempurnaan penerapan konsep standar pelaksanaan tugas-tugas.

* Penyelenggaraan perencanaan kebutuhan Rumah Sakit sesuai standar yang ditetapkan.

* Penyelenggaraan peningkatan kapasitas personil, kinerja, disiplin serta system/ prosedur kerja Rumah Sakit Jiwa.

* Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai bidang tugas dan

fungsinya.

* Pemberian masukan yang perlu kepada Direktur sesuai bidang tugas dan

fungsinya.

* Pelaporan dan pertanggung-jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Direktur sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

c. Uraian Tugas :

• Menyelenggarakan koordinatif atas seluruh tugas-tugas dan kegiatan Rumah

Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara.

• Menyelenggarakan pengawasan, pengendalian, penerimaan dan pengeluaran

(51)

• Menyelenggarakan pelaksanaan disiplin pegawai di lingkungan Rumah Sakit Jiwa

Daerah Provinsi Sumatera Utara sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

• Menyelenggarakan pelaksanaan pengkajian dan pengembangan seluruh

kegiatan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara.

• Menyelenggarakan penilaian dan menserasikan rencana kebutuhan Rumah Sakit

Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara.

• Menyelenggarakan dan membantu kegiatan Direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah

Provinsi Sumatera Utara.

• Menyelenggarakan bimbingan dan melakukan motivasi atas pelaksanaan

kegiatan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara.

• Meneliti dan mengevaluasi seluruh laporan kegiatan Rumah Sakit Jiwa Daerah

Provinsi Sumatera Utara.

• Menyelenggarakan pengelolaan administrasi umum, surat menyurat dan

kepegawaian.

• Melaksanakan administrasi kerumah-tanggaan organisasi, hukum dan

ketatalaksanaan terhadap seluruh kegiatan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara.

• Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan Rumah Sakit Jiwa Daerah

Provinsi Sumatera Utara.

• Melaksanakan pengkajian dan pengembangan terhadap rencana dan kegiatan

Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara.

• Melaksanakan fungsi Direktur apabila Direktur berhalangan sesuai ketentuan

yang ditetapkan.

• Melaksanakan tugas lain yang diberikan Direktur sesuai bidang tugas dan

(52)

• Memberikan masukan yang perlu kepada Direktur sesuai dengan bidang tugas

dan fungsinya.

• Melaksanakan pelaporan dan pertanggung-jawaban pelaksanaan tugas dan

fungsinya kepada Direktur sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana dimaksud dalam

ayat 1, 2 dan 3 pada pasal ini, Wakil Direktur Administrasi dibantu oleh : a. Bagian Tata Usaha

b. Bagian Keuangan

c. Bagian Pengkajian dan Pengembangan 3. Wakil Direktur Pelayanan

a. Tugas :

Wakil Direktur pelayanan mempunyai tugas membantu Direktur dalam kegiatan Bidang Pelayanan Medik, Penunjang Medik dan Keperawatan.

b. Fungsi :

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini, Wakil Direktur Pelayanan menyelenggarakan fungsi :

c. Penyelenggaraan perencanaan, penyusunan dan penyempurnaan standar pelaksanaan pelayanan medik, penunjang medik dan keperawatan.

d. Pengkoordinasian kebutuhan kegiatan pelayanan medik, penunjang medik,

keperawatan dan unit pelaksana fungsional sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

(53)

perawatan dan penunjang medik sesuai ketentuan dan standar yang

ditetapkan.

f. Penyelenggaraan perencanaan kebutuhan tenaga medis, non medis, obat-obatan dan fasilitas pelayanan medis sesuai ketentuan dan standar yang

ditetapkan.

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai bidang tugas

dan fungsinya.

h. Pemberian masukan yang perlu kepada Direktur sesuai bidang tugas dan fungsinya.

i. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Direktur sesuai bidang tugas dan fungsinya.

C Uraian Tugas :

• Menyelenggarakan penyusunan dan penyempurnaan program serta standar

pelayanan medik, penunjang medik, keperawatan dan unit pelaksana fungsional.

• Menyelenggarakan dan menserasikan rencana kebutuhan dan kegiatan

pelayanan medik, penunjang medik, keperawatan dan unit pelaksana fungsional.

• Menyelenggarakan pemantauan pelaksanaan kegiatan pelayanan medik,

penunjang medik, keperawatan dan unit pelaksana fungsional.

• Menyelenggarakan bimbingan dan melakukan supervisi atas pelaksanakaan

(54)

• Menyelenggarakan dan menggerakkan pelaksanaan disiplin pegawai pelayanan

medik, penunjang medik, keperawatan dan unit pelaksana fungsional.

• Menyelenggarakan penyusunan laporan kegiatan dan evaluasi seluruh kegiatan

pelayanan medik, penunjang medik, keperawatan dan unit pelaksana fungsional.

• Menyelenggarakan koordinasi petugas pelayanan (dokter, perawat dan tenaga

lain) untuk kegiatan pelayanan medik, penunjang medik, keperawatan dan unit pelaksana fungsional.

• Menyelenggarakan koordinasi kegiatan pelayanan kesehatan jiwa dengan

instansi terkait.

• Menyelenggarakan monitoring rapat pelayanan medik, penunjang medik,

keperawatan dan unit pelaksana fungsional.

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai tugas dan

fungsinya.

• Memberikan masukan yang perlu kepada Direktur sesuai tugas dan fungsinya.

• Menyelenggarakan pelaporan dan pertanggung-jawaban atas pelaksanaan tugas

dan fungsinya kepada Direktur.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat 1,

2 dan 3 pasal ini, Wakil Direktur Pelayanan dibantu oleh : a. Bidang Pelayanan Medik

b. Bidang Penunjang Medik c. Bidang Keperawatan 4. Bagian Tata Usaha

(55)

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas membantu Wakil Direktur Administrasi

dalam menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan administrasi umum dan kepegawaian Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara.

b. Fungsi :

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini, Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi :

• Penyusunan dan penyempurnaan standar pelaksanaan administrasi umum dan

kepegawaian.

• Penyelenggaraan administrasi umum dan kepegawaian sesuai ketentuan dan

standar yang ditetapkan.

• Pengkoordinasian, penyusunan rencana pembangunan jangka menengah dan

tahunan Rumah Sakit sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

• Pelaksanaan tugas lain yang diberika Wakil Direktur Administrasi sesuai bidang

tugas dan fungsinya.

• Pemberian masukan yang perlu kepada Wakil Direktur Administrasi sesuai

bidang tugas dan fungsinya.

• Pelaporan dan pertanggung-jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya

kepada Wakil Direktur Administrasi sesuai standar yang ditetapkan. c. Uraian Tugas :

• Menyelenggarakan pengumpulan bahan/ data dan referensi untuk kebutuhan

pelaksanaan tugas dan fungsi Wakil Direktur Administrasi.

• Menyelenggarakan penatausahaan, kelembagaan dan ketatalaksanaan.

• Menyelenggarakan pengelolaan dan pembinaan naskah dinas, kearsipan

(56)

• Menyelenggarakan fasilitas pelayanan umum dan pelayanan minimal.

• Menyelenggarakan pengadaan, pemeliharaan, penataan, pembinaan dan

pengelolaan urusan rumah tangga, kemotoran dan perlengkapan/ peralatan kantor.

• Menyelenggarakan penyusunan bahan rancangan pendokumentasian peraturan

perundang-undangan, pengelolaan keprotokolan dan hubungan masyarakat.

• Menyelenggarakan fasilitas dan pengaturan keamanan lingkungan Rumah Sakit

Jiwa.

• Menyelenggarakan pengkoordinasian dan pembinaan jabatan fungsional.

• Menyelenggarakan pengkoordinasian pelaporan, evaluasi, monitoring atas

kegiatan Sub-sub Bagian Tata Usaha.

• Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan

kebijakan.

• Menyelenggarakan koordinasi dengan unit-unit kerja terkait.

• Menyelenggarakan dan mengatur rapat-rapat internal Rumah Sakit.

• Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, 2 dan 3 pada pasal ini Kepala Bagian Tata Usaha dibantu oleh :

a. Sub Bagian Umum

Gambar

TABEL 1        Data Pasien menurut Penyebab Jadi Korban ……..…............... 68 Data Pasien Menurut Asal Daerah …...………........................
Tabel 1. Data Pasien menurut Penyebab Jadi Korban
Tabel 3. Data Pasien Berdasarkan Etnis
Tabel 4. Data Pasien Berdasarkan Agama
+2

Referensi

Dokumen terkait