ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
HARGA SAHAM DENGAN EARNING PER SHARE
SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA
PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN
PROPERTY YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2005 - 2009
TESIS
Oleh
IRMA HERLIZA RIZKI
087017101/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
HARGA SAHAM DENGAN EARNING PER SHARE
SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA
PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN
PROPERTY YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2005-2009
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
IRMA HERLIZA RIZKI
087017101/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM DENGAN
EARNING PER SHARE SEBAGAI VARIABEL
MODERATING PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE
DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2009 Nama Mahasiswa : Irma Herliza Rizki
Nomor Pokok : 087017101 Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Drs. Iskandar Muda, M.Si, Ak Ketua Anggota
)
Ketua Program Studi Direktur
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)
Telah diuji pada
Tanggal : 23 Desember 2011
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA
Anggota : 1. Drs. Iskandar Muda, M.Si, Ak
2. Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak
3. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul :
“Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dengan Earning Per Share
sebagai variabel moderating pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009”.
Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun
sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan
secara benar dan jelas.
Medan, 23 Desember 2011
Yang membuat pernyataan,
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM DENGAN EARNING PER SHARE SEBAGAI VARIABEL MODERATING
PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2005-2009
ABSTRAK
Tujuan Penelitian untuk menganalisis pengaruh Debt To Equity Ratio, Return On Asset, Return On Equity, Book Value Per Share, dan Price Earning Ratio
terhadap harga saham pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan untuk menganalisis pengaruh Debt To Equity Ratio, Return On Asset, Return On Equity, Book Value Per Share, dan Price Earning Ratio terhadap harga saham dengan Earning Per Share sebagai variabel moderating pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi laporan keuangan dari
Indonesia Capital Market Directory (ICMD), Jakarta Stock Exchange dan mendownload situs resmi Bursa Efek Indonesia di
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Real Estate dan
Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005 sampai tahun 2009 sebanyak 56 perusahaan. Sampel dipilih dengan menggunakan metode simple random sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 23 perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel Debt To Equity Ratio, Return On Asset, Return On Equity, Book Value Per Share, dan Price Earning Ratio berpengaruh signifikan dengan harga saham. Hasil penelitian ini tidak dapat diperbandingkan dengan hasil penelitian terdahulu yang direplikasi dari Setyawan (2006) karena perbedaan variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Secara parsial hanya variabel Book Value Per Share dan Price Earning Ratio yang berpengaruh signifikan dengan harga saham sedangkan variabel Debt To Equity Ratio, Return On Asset, Return On Equity tidak berpengaruh secara signifikan. Pengujian hipootesis kedua secara simultan dan parsial variabel Earning Per Share
(EPS) bukan merupakan varaibel moderating, karena nilai koef isien parameternya tidak signifikan.
ANALYSIS OF FACTORS THAT INFLUENCED STOCK PRICE WITH EARNINGS PER SHARE AS MODERATING VARIABLE IN REAL
ESTATE AND PROPERTY COMPANIES THAT LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGES
PERIOD 2005 - 2009
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the influence of Debt To Equity Ratio, Return On Asset, Return On Equity, Book Value Per Share, and Price Earning Ratio on stock price in real estate and property companies that listed in indonesian stock exchange and to analyze the influence of Debt To Equity Ratio, Return On Asset, Return On Equtiy,Book Value Per Share, and Price Earning Ratio on stock price with Earning per Share as moderating variable in real estate and property companies that listed in indonesian stock exchange. Data are collected from financial reports in Indonesia Capital Market Directory (ICDM) , Jakarta Stock Exchange and from www.idx.co.id.
Population in this research are all real estate and property companies that listed in indonesian stock exchange during 2005 until 2009 at 56 companies. Sample are chosen with simple random sampling method. Total of the samples are 23 companies. Analysis method that is used is multiple linear regression.
The result of this research shows that Debt To Equity Ratio, Return On Asset, Return On Equity, Book Value Per Share, and Price Earning Ratio influence stock price simultaneously and significantly.The result of this reseacrh can’t be compared with prior research which are replicated from Setyawan (2006), because the difference of independent variable that is used. Partially only Book Value Per Share and Price Earning Ratio that influence stock price significantly except Debt To Equity Ratio, Return On Asset, return On Equity. The Second hypotesis shows that Earning Per Share (EPS) is not a moderating variable because its parameter coefficeint is not significant.
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, tulus ikhlas, penulis menyampaikan syukur
alhamdulilah kepada Allah SWT dengan rahmat dan karunianya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi harga saham dengan Earning Per Share sebagai variabel moderating
pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2005-2009” sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister
Sains pada Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara.
Dalam penyusunan dan penyelesaian tesis ini, peneliti telah banyak menerima
bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc, (CTM), Sp.A (K) selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA, selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus sabagai
Dosen Pembimbing utama yang telah banyak memberikan bantuan dan masukan
kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.
4. Drs. Iskandar Muda, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan dan masukan kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.
5. Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah banyak
memberikan masukan dan saran-saran kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.
6. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah
banyak memberikan masukan dan saran-saran kepada peneliti dalam menyusun
7. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah banyak
memberikan masukan dan saran-saran kepada peneliti menyusun tesis ini.
8. Kepada orang tua ku tersayang H. Drs. Margono, MM dan Hj Mariani serta
adikku Mella Novita Rizki, Amd, Devi Ardila Rizki, M. Zikri tersayang yang
telah memberikan banyak perhatian dan dukungan penuh kepada peneliti untuk
penyusunan tesis ini.
9. Teristimewa buat suamiku Deni ST, MArs dan buah hatiku tercinta Athira Laha
Afaf yang sabar dan setia serta memberikan dukungan kepada penulis.
10. Buat teman-temanku tersayang Enika Diana Batubara, SE, MSi, Emilia Lestari,
SE dan Feni Monica Hasugian, SE atas kebersamaan selama ini dan tetap
semangat.
Akhir kata penulis berharap semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi
perkembangan ilmu dan bermanfaat bagi peneliti berikutnya.
Medan, 23 Desember 2011
RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Irma Herliza Rizki
2. Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 5 Oktober 1984
3. Agama : Islam
4. Orang Tua
a. Bapak : H. Drs. Margono, MM
b. Ibu : Hj. Mariani
5. Alamat : Jl. Pembangunan Gg H. Ruriz No. 128 Medan
6. Pendidikan
a. SD : SD Swasta IKAL Medan
b. SMP : SMP Negeri 16 Medan
c. SMA : SMA Swasta Al-Azhar Medan
d. Universitas : 1. Diploma III Politeknik Negeri Medan
2. Strata I Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ………... i
ABSTRACT ……….… ii
KATA PENGANTAR ………... iii
RIWAYAT HIDUP……… v
DAFTAR ISI ………. vi
DAFTAR TABEL ………. ix
DAFTAR GAMBAR ………... x
DAFTAR LAMPIRAN ……… xi
BAB I PENDAHULUAN ………... 1
1.1. Latar Belakang Masalah .………...…... 1
1.2. Rumusan Masalah ……… 5
1.3. Tujuan Penelitian ………. 6
1.4. Manfaat Penelitian ………... 6
1.5. Originalitas Penelitian ………. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………. 8
2.1. Landasan Teori ……… 8
2.1.1. Harga Saham…………...……… 12
2.1.1.1. Signalling theory...………. 13
2.1.1.2. Agency theory ..……….. 8
2.1.2. Debt To Equity Ratio (DER) ………...……… 14
2.1.3. Return On Assets (ROA) ………... 15
2.1.4. Return On Equity (REO) .……….... 16
2.1.5. Book Value Per Share (BVS)………... 17
2.1.6. Price Earning Ratio (PER)………... 17
2.2. Review Penelitian Terdahulu (Theoretical Mapping) ………….... 20
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS …………... 23
3.1. Kerangka Konseptual ……… 23
3.2. Hipotesis ...……… 26
BAB IV METODE PENELITIAN ………... 27
4.1. Rancangan Penelitian ……… 27
4.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ……….... 27
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27
4.3.1. Populasi Penelitian ... 27
4.3.2. Sampel Penelitian ... 27
4.4. Metode Pengumpulan Data ………... 29
4.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ……….... 30
4.6. Model dan Teknik Analisis Data ……….. 32
4.6.1. Pengujian Hipotesis Model Pertama ……….. 33
4.6.2. Pengujian Asumsi Klasik ………... 33
4.6.2.1. Uji normalitas ……….... 33
4.6.2.2. Uji heteroskedastisitas ………... 35
4.6.2.3. Uji autokorelasi ………... 35
4.6.2.4. Uji multikolinieritas ………... 36
4.6.3. Pengujian Hipotesis ………... 36
4.6.3.1. Uji statistik F………... 36
4.6.3.2. Uji statistik t ………... 37
4.7 Perumusan Model Kedua……… 38
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 40
5.1. Hasil Penelitian ……… 40
5.1.1. Statistik Deskriptif ………. 40
5.1.2. Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis Pertama ………. 44
5.1.2.2. Uji heteroskedastisitas ………... 48
5.1.2.3. Uji autokorelasi ……… 49
5.1.2.4. Uji multikolinieritas ……….. 50
5.2. Hasil Analisis Data Model Pertama ………. 51
5.2.1. Persamaan Regresi ………... 51
5.2.1.1. Uji statistik F………... 54
5.2.1.2. Uji statistik t ………... 55
5.2.1.3. Koefisien Determinasi (R2) ………... 57
5.3. Pembahasan Hasil Penelitian Model Pertama………. 58
5.4. Hasil Pengujian Asumsi Klasik Model Kedua……….... 62
5.4.1. Uji Normalitas Model Kedua …... 62
5.4.2. Uji Heteroskedastisitas Model Kedua ... 64
5.4.3. Uji Autokorelasi Model Kedua ……… 64
5.4.4. Uji Multikolinieritas ………... 65
5.5. Hasil Perumusan Model Kedua……….. 5.5.1. Persamaan Uji Residual ... 66 66 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 70
6.1. Kesimpulan .………... 70
6.2. Keterbatasan Penelitian ………. 71
6.3. Saran .………. 71
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1 Review Penelitian Terdahulu (Theoretical Mapping) ...………….. 22
4.1 Kreteria Pengambilan Sampel ..……….. 28
4.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ……….... 32
5.1 Deskriptif Statistik ………... 40
5.2 Uji Kolmogorov-Smirnov Sebelum Transformasi ...……….. 46
5.3 Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Transformasi ...……… 48
5.4 Uji Autokorelasi ...………. 50
5.5 Uji Multikolinieritas ...….………... 51
5.6 Persamaan Regresi ..……….. 52
5.7 Uji Statistik F ..……….. 55
5.8 Uji Statistik t ..………... 55
5.9 Koefisien Determinasi ..……… 57
5.10 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test …………...……... 63
5.11 Hasil Pengujian Autokorelasi Model Kedua ……… 65
5.12 Hasil Pengujian Multikolinieritas Model Kedua ...………... 65
5.13 Persamaan Uji Residual Model Pertama………... 66
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
3.1 Kerangka Konseptual ..……….. 23
5.1 Hasil Uji Normalitas Sebelum Dilakukan Transformasi .………. 45
5.2 Hasil Uji Normalitas Setelah Dilakukan Transformasi ..……….. 47
5.3 Uji Heteroskedastisitas ………. 49
5.4 Grafik Normal PP Plot Residual Model Kedua .……...……….. 63
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1 Daftar Sampel Perusahaan Real Estate dan Property
Tahun 2005-2009 ………...….. ... 76
2 Data Debt To Equity Ratio Perusahaan Real Estate dan Property Tahun 2005-2009 …...…………... 78
3 Data Return on Assets Perusahaan Real Estate dan Property Tahun 2005-2009 ...………... 79
4 Data Return on Equity Perusahaan Real Estate dan Property Tahun 2005-2009 ...………... 80
5 Data Book Value Per Share Perusahaan Real Estate dan Property Tahun 2005-2009 ...………... 81
6 Data Price Earning Ratio Perusahaan Real Estate dan Property Tahun 2005-2009 ...………... 82
7 Data Harga Saham Perusahaan Real Estate dan Property Tahun 2005-2009………... 83
8 Data Earning Per Share Perusahaan Real Estate dan Property Tahun 2005-2009 ...………... 84
9 Hasil Uji SPSS Sebelum Dilakukan Transformasi ……….... 85
10 Hasil Uji SPSS Setelah Transformasi ………..………... 90
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM DENGAN EARNING PER SHARE SEBAGAI VARIABEL MODERATING
PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2005-2009
ABSTRAK
Tujuan Penelitian untuk menganalisis pengaruh Debt To Equity Ratio, Return On Asset, Return On Equity, Book Value Per Share, dan Price Earning Ratio
terhadap harga saham pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan untuk menganalisis pengaruh Debt To Equity Ratio, Return On Asset, Return On Equity, Book Value Per Share, dan Price Earning Ratio terhadap harga saham dengan Earning Per Share sebagai variabel moderating pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi laporan keuangan dari
Indonesia Capital Market Directory (ICMD), Jakarta Stock Exchange dan mendownload situs resmi Bursa Efek Indonesia di
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Real Estate dan
Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005 sampai tahun 2009 sebanyak 56 perusahaan. Sampel dipilih dengan menggunakan metode simple random sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 23 perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel Debt To Equity Ratio, Return On Asset, Return On Equity, Book Value Per Share, dan Price Earning Ratio berpengaruh signifikan dengan harga saham. Hasil penelitian ini tidak dapat diperbandingkan dengan hasil penelitian terdahulu yang direplikasi dari Setyawan (2006) karena perbedaan variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Secara parsial hanya variabel Book Value Per Share dan Price Earning Ratio yang berpengaruh signifikan dengan harga saham sedangkan variabel Debt To Equity Ratio, Return On Asset, Return On Equity tidak berpengaruh secara signifikan. Pengujian hipootesis kedua secara simultan dan parsial variabel Earning Per Share
(EPS) bukan merupakan varaibel moderating, karena nilai koef isien parameternya tidak signifikan.
ANALYSIS OF FACTORS THAT INFLUENCED STOCK PRICE WITH EARNINGS PER SHARE AS MODERATING VARIABLE IN REAL
ESTATE AND PROPERTY COMPANIES THAT LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGES
PERIOD 2005 - 2009
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the influence of Debt To Equity Ratio, Return On Asset, Return On Equity, Book Value Per Share, and Price Earning Ratio on stock price in real estate and property companies that listed in indonesian stock exchange and to analyze the influence of Debt To Equity Ratio, Return On Asset, Return On Equtiy,Book Value Per Share, and Price Earning Ratio on stock price with Earning per Share as moderating variable in real estate and property companies that listed in indonesian stock exchange. Data are collected from financial reports in Indonesia Capital Market Directory (ICDM) , Jakarta Stock Exchange and from www.idx.co.id.
Population in this research are all real estate and property companies that listed in indonesian stock exchange during 2005 until 2009 at 56 companies. Sample are chosen with simple random sampling method. Total of the samples are 23 companies. Analysis method that is used is multiple linear regression.
The result of this research shows that Debt To Equity Ratio, Return On Asset, Return On Equity, Book Value Per Share, and Price Earning Ratio influence stock price simultaneously and significantly.The result of this reseacrh can’t be compared with prior research which are replicated from Setyawan (2006), because the difference of independent variable that is used. Partially only Book Value Per Share and Price Earning Ratio that influence stock price significantly except Debt To Equity Ratio, Return On Asset, return On Equity. The Second hypotesis shows that Earning Per Share (EPS) is not a moderating variable because its parameter coefficeint is not significant.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Pasar modal sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari
masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Syarat utama yang
diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar
modal adalah perasaan aman akan investasinya. Di pasar modal, laporan keuangan
perusahaan yang go public sangat penting sebagai dasar penilaian kinerja perusahaan,
terlebih perusahaan yang go public merupakan perusahaan yang dimiliki oleh
perusahaan luas, oleh karena itu operasi perusahaan yang efisien akan sangat
mempengaruhi apresiasi masyarakat pada perusahaan publik. Pengukuran efisiensi
dapat dilakukan dengan menggunakan kinerja keuangan (Harianto dan Sudomo,
1998).
Dalam melakukan investasi di pasar modal para analis dan investor dapat
melakukan pendekatan investasi yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua
pendekatan yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal
merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan
harga saham tersebut di waktu lampau (Francis, 1988). Sedangkan analisis
fundamental merupakan teknik analisis saham yang mempelajari tentang keuangan
mendasar dan fakta ekonomi dari perusahaan sebagai langkah penilaian harga saham
Para investor yang akan melakukan investasi dengan membeli saham di pasar
modal akan menganalisis kondisi perusahaan terlebih dahulu agar investasi yang
dilakukannya dapat memberikan keuntungan (return). Memperoleh return
(keuntungan) merupakan tujuan utama dari aktivitas perdagangan para investor di
pasar modal. Para investor menggunakan berbagai cara untuk memperoleh return
yang diharapkan, baik melalui analisis sendiri terhadap perilaku perdagangan saham,
maupun dengan memanfaatkan sarana yang diberikan oleh para analis pasar modal,
seperti broker, dealer, manajer investasi. Pola perilaku perdagangan saham di pasar
modal dapat memberi kontribusi bagi pola perilaku harga saham di pasar modal
tersebut. Pola perilaku harga saham akan menentukan pola return yang diterima dari
saham tersebut (Budi dan Nurhatmini, 2003).
Kehadiran pasar modal di Indonesia ditandai dengan banyaknya investor yang
mulai menanamkan sahamnya dalam industri real estate dan property. Bisnis real
estate dan property baik residensial maupun komersial menunjukkan perkembangan
yang cukup pesat di Indonesia, terbukti dengan semakin maraknya pembangunan
perumahan, pusat bisnis dan supermall dalam tahun - tahun terakhir.
Semakin pesatnya perkembangan sektor property ini diikuti dengan semakin
tingginya permintaan akan kebutuhan papan, sehingga membuat emiten‐emiten
property membutuhkan dana dari sumber eksternal. Dana dari sumber eksternal dapat
diperoleh melalui pasar modal (Husnan, 1998). Banyak masyarakat menginvestasikan
Penyebabnya adalah supply tanah bersifat tetap sedangkan demand akan selalu besar
seiring pertambahan penduduk. Kenaikan yang terjadi pada harga tanah diperkirakan
40%. Selain itu harga tanah bersifat rigrid, artinya penentu harga bukanlah pasar
tetapi orang yang menguasai tanah (Rachbini, 1997).
Ang (1997) mengungkapkan bahwa rasio yang diperkirakan dapat
mempengaruhi hargasaham adalah Debt to Equity Ratio (DER). Rasio ini merupakan
rasio solvabilitas yang mengukur kemampuan kinerja perusahaan dalam
mengembalikan hutang jangka panjangnya dengan melihat perbandingan antara total
hutang dengan total ekuitasnya. Didalam Balancing Theory disebutkan bahwa
keputusan untuk menambah hutang tidak hanya berdampak negatif, tetapi juga dapat
berdampak positif karena perusahaan harus berupaya menyeimbangkan manfaat
dengan biaya yang ditimbulkan akibat hutang (Wahyudi, 2003). Selama manfaat
masih jauh lebih besar dari biaya hutang, maka hutang dapat ditambah. Akan tetapi
jika yang terjadi sebaliknya maka hutang tidak boleh ditambah. Proporsi jumlah
hutang terhadap modal sendiri dari suatu perusahaan dapat diukur menggunakan rasio
ini. Beberapa hasil penelitian yang meneliti mengenai pengaruh Debt to Equity Ratio
(DER) terhadap harga saham menunjukkan hasil yang berbeda antara satu dengan
yang lainnya.
Hasil penelitian Natarsyah (2000) dan Ratnasari (2003) menunjukkan bahwa
Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan signifikan pada harga saham,
(2002) menunjukkan bahwa rasio Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap hargasaham.
Selain Debt to Equity Ratio (DER), terdapat juga variabel yang
mempengaruhi hargasaham yaitu Earning per Share (EPS). Menurut Gantyowati dan
Arwanta (2004), investor dapat menggunakan rasio Earning per Share (EPS) untuk
mengetahui kinerja perusahaan. Hubungan laba yang diperoleh dengan investasi yang
ditetapkan pemegang saham diamati secara cermat oleh komunitas keuangan. Analis
menelusuri beberapa ukuran pokok yang menggambarkan kinerja perusahaan dalam
hubungannya dengan kepentingan investor. Penelitian yang menggunakan variabel
Earning Per Share (EPS) sebagai variabel yang mempengaruhi harga saham
menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan oleh Eljelly dan
Alghurair (2001), Aloysius (2004) dan Chen (2006) menunjukkan bahwa Earning per
Share (EPS) merupakan variabel yang signifikan dalam menerangkan perubahan
hargasaham. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Bowen et all (1986) menunjukkan hasil yang tidak signifikan.
Faktor-faktor fundamental yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari Debt
to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE), Book
Value Per Share (BVS), dan Price Earning Ratio (PER) dan menambahkan Earning
Per Share (EPS) sebagai variabel moderating.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada investor
dan calon investor untuk merumuskan kebijakan dalam melakukan investasi pada
tingkat pengembalian dari penanaman investasi tersebut memperoleh hasil yang
maksimum.
Berdasarkan gambaran tersebut menarik untuk diteliti mengenai “Analisis
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Dengan Earning Per Share
(EPS) Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Real Estate dan Property
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005 - 2009).
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, permasalahan perumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Return on
Equity (ROE), Book Value Per Share (BVS), dan Price Earning Ratio (PER)
berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Real Estate dan Property
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
2. Apakah Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Return on
Equity (ROE), Book Value Per Share (BVS), dan Price Earning Ratio (PER)
berpengaruh terhadap harga saham dengan Earning Per Share (EPS) sebagai
variabel moderating pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets
(ROA) dan Return on Equity (ROE), Book Value Per Share (BVS), dan Price
Earning Ratio (PER) terhadap harga saham pada perusahaan Real Estate dan
Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets
(ROA) dan Return on Equity (ROE), Book Value Per Share (BVS), dan Price
Earning Ratio (PER) terhadap harga saham dengan Earning Per Share (EPS)
sebagai variabel moderating pada perusahaan Real Estate dan Property yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dikemukakan, penelitian
ini akan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan wawasan dan pemahaman
mendalam tentang pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets
(ROA) dan Return on Equity (ROE), Book Value Per Share (BVS), dan Price
Earning Ratio (PER) berpengaruh terhadap hargasaham.
2. Bagi manajer investasi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
modal dengan melihat beberapa faktor yang dapat digunakan untuk menganalisis
hargasaham.
3. Peneliti lanjutan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi
untuk penelitian selanjutnya.
1.5. Originalitas Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian berbentuk replikasi dari penelitian
terdahulu, yaitu penelitian Setyawan (2006) dengan judul ”Faktor-faktor Fundamental
yang Mempengaruhi Harga Saham di Bursa Efek Jakarta (Studi Kasus pada Saham
LQ 45)”. Penelitian Setyawan (2006) menggunakan variabel DER, ROI, EPS, ROE,
NPM. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Setyawan (2006) adalah dengan
menambahkan variabel independen yaitu Value Per Share (BVS), Return on asstes
(ROA), Price Earning Ratio (PER) dan menambahkan variabel dependen yaitu harga
saham, dengan Earning Per Share sebagai variabel moderating. Waktu yang
digunakan pada penelitian Setyawan (2006) dari tahun 2003 sampai 2005 dan
penelitian dilakukan pada saham LQ 45, sedangkan pada penelitian ini waktu yang
digunakan adalah dari tahun 2005 sampai 2009 dan dilakukan pada saham perusahaan
Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perbedaan yang
paling terlihat pada penelitian terdahulu yaitu tidak menggunakan variabel
moderating yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel
dependen dan variabel independen, sedangkan pada penelitian ini menggunakan EPS
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Harga Saham
Saham adalah tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas seperti yang
telah diketahui bahwa tujuan pemodal membeli saham untuk memperoleh
penghasilan dari saham tersebut. Masyarakat pemodal itu dikategorikan sebagai
investor dan speculator. Investor disini adalah masyarakat yang membeli saham untuk
memiliki perusahaan dengan harapan mendapatkan deviden dan capital gain dalam
jangka panjang, sedangkan spekulator adalah masyarakat yang membeli saham untuk
segera dijual kembali bila situasi kurs dianggap paling menguntungkan seperti yang
telah diketahui bahwa saham memberikan dua macam penghasilan yaitu deviden dan
capital gain. Ada berbagai definisi saham yang telah dikemukakan oleh para ahli
maupun berbagai buku-buku teks, antara lain:
Harga saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau
badan dalam suatu perusahaan, selembar saham adalah selembar kertas yang
menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemiliknya (berapapun
porsinya/jumlahnya) dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas (saham) tersebut.
Menurut Sawidji (1996;46) harga saham dapat dibedakan menjadi 3 (tiga):
1. Harga Nominal
2.
Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten
untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga
nominal memberikan arti penting saham karena deviden minimal biasanya
ditetapkan berdasarkan nilai nominal.
Harga Perdana
Harga ini merupakan pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek.
3.
Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi
(underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga
saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untuk menentukan
harga perdana.
Harga pasar
Kalau harga perdana merapakan harga jual dari perjanjian emisi kepada
investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan
investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di
bursa. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi
harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang
benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di
pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan
perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau
Penentuan harga saham dapat dilakukan melalui analisis teknikal dan analisis
fundamental. Pada analisis teknikal harga saham ditentukan berdasarkan catatan
harga saham di waktu yang lalu, sedangkan dalam analisis fundamental harga saham
ditentukan atas dasar faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya, seperti laba
dan dividen. Hal ini disebabkan karena nilai saham mewakili nilai perusahaan, tidak
hanya nilai intrinsik suatu saat tetapi juga adalah harapan kemampuan perusahaan
dalam meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Analisis fundamental mencoba
untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan: (1)
mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di
masa yang akan datang, dan (2) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut
sehingga diperoleh taksiran harga saham.
Harga saham adalah harga pasar yang tercatat setiap hari pada waktu
penutupan (closing price) dari suatu saham. Dalam penelitian ini, harga saham yang
dimaksud adalah rata-rata harga saham 5 (lima) hari setelah publikasi laporan
keuangan pada periode pengamatan. Laporan keuangan dapat menyajikan informasi
yang relevan dengan model keputusan yang digunakan oleh investor dalam membuat
keputusan buy, hold, atau sell saham. Harga saham yang terjadi di pasar modal selalu
berfluktuasi dari waktu ke waktu. Fluktuasi harga dari suatu saham tersebut akan
ditentukan antara kekuatan penawaran dan permintaan. Jika jumlah penawaran lebih
besar dari jumlah permintaan, pada umumnya kurs harga saham akan turun.
Sebaliknya jika jumlah permintaan lebih besar dari jumlah penawaran terhadap suatu
penting yang merupakan faktor makro atau pasar yang dapat menyebabkan fluktuasi
harga saham adalah tingkat inflasi dan suku bunga, kebijakan keuangan dan fiskal,
situasi perekonomian dan situasi bisnis internasional. Sedangkan faktor mikro
perusahaan yang dapat menyebabkan fluktuasi harga saham adalah pendapatan
perusahaan, dividen yang dibagikan, arus kas perusahaan, perubahan mendasar dalam
industri atau perusahaan dan perubahan dalam perilaku investasi misalnya merubah
investasinya dari saham menjadi obligasi. Kekuatan pasar dapat juga dilihat dari data
mengenai sisa beli dan sisa jual. Bagi investor yang memerlukan investasi jangka
panjang maupun jangka pendek perlu memperhatikan likuiditas suatu saham dan
posisinya di pasar, apakah diminati masyarakat atau tidak. Faktor-faktor yang
mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal dan eksternal
perusahaan. Faktor internalnya adalah kinerja perusahaan, arus kas perusahaan,
dividen, laba perusahaan dan penjulan, sedangkan faktor eksternalnya adalah tingkat
suku bunga, laju inflasi, kebijakan pemerintah dan kondisi perekonomian. Menurut
Halim (2005) analisis teknikal terdiri dari beberapa pendekatan diantaranya adalah:
a. Dow Theory
Teori Dow berupaya untuk menyelidiki bagaimana tren yang sedang terjadi di
pasar saham, baik saham individual maupun keseluruhan. Pergeseran tersebut
meliputi gerakan utama (primary movement) yaitu trend jangka panjang atas pasar
modal, Pergerakan kedua (secondary movement) yaitu trend yang hanya terjadi
tetapi hanya mengoreksi harga-harga saham, Pergerakan ketiga (tertiary
movement) yaitu tren yang menunjukkan fluktuasi harian dari harga-harga saham.
b. Grafik Batang
Dalam pendekatan ini digunakan 3 (tiga) tipe dasar diagram, yaitu diagram baris,
diagram batang dan diagram gambar titik. Ketiganya menggunakan grafik batang
(barchart) yang menunjukkan volume saham yang diperdagangkan pada
masing-masing perubahan harga.
c. Analisis Kekuatan Pasar
Analisis kekuatan pasar dilakukan dengan cara membandingkan jumlah saham
yang mengalami kenaikan harga dengan jumlah saham yang mengalami
penurunan harga, selanjutnya diakumulasikan.
d. Analisis Kekuatan Relatif
Analisis ini berupaya mengidentifikasikan saham yang memiliki kekuatan relatif
terhadap saham lain. Harga saham yang memiliki kekuatan relatif akan meningkat
lebih cepat dari harga saham lainnya.
e. Analisis Rata-rata Bergerak
Analisis ini memfokuskan pada harga rata-rata bergerak dengan cara mengamati
perubahan harga yang terjadi pada beberapa hari terakhir pada saat penutupan
harga.
2.1.1.1. Signalling theory
Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena
keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi
kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi
yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di
pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Menurut
Jogiyanto (2000: 392), informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman
akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika
pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan
bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar
ditunjukkan dengan adanya perubahan volume perdagangan saham. Pada waktu
informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut,
pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut
sebagai signal baik (good news) atau signal buruk (bad news). Jika pengumuman
informasi tersebut sebagai signal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam
volume perdagangan saham.
2.1.1.2. Agency theory
Dalam agency theory munculnya masalah-masalah informasi yang asimetri,
sering dapat menimbulkan konflik kepentingan dalam hubungan antara manajemen
dan pemilik perusahaan. Agency theory merupakan basis teori yang mendasari praktik
bisnis perusahaan yang dipakai selama ini, teori tersebut berakar dari sinergi teori
ekonomi, teori keputusan, sosiologi, dan teori organisasi. Tujuan utama dari agency
theory adalah untuk menjelaskan bagaimana pihak-pihak yang melakukan kontrak
adanya informasi yang tidak simetris dan kondisi ketidakpastian, teori ini
mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka sendiri.
Agency theory dilandasi oleh beberapa asumsi, yaitu asumsi tentang sifat manusia,
asumsi keorganisasian, dan asumsi informasi. Dalam agency theory munculnya
masalah-masalah informasi yang asymetri (kesenjangan informasi), sering dapat
menimbulkan konflik kepentingan dalam hubungan antara manajemen dan pemilik
perusahaan.
2.1.2. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan antara total hutang
terhadap total shareholders equity yang dimiliki perusahaan. Total hutang disini
merupakan total hutang jangka pendek dan total hutang jangka panjang. Sedangkan
Shareholders Equity adalah total modal sendiri (total modal saham disetor dan laba
ditahan) yang dimiliki oleh perusahaan. Secara matematis Debt to Equity Ratio
(DER) dapat dirumuskan sebagai berikut (Ang, 1997):
Total Hutang
DER = x 100 % Total Modal Sendiri
Modigliani dan Miller (1958) menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan akan
meningkat dengan meningkatnya DER karena adanya efek dari corporate tax shield.
Hal ini disebabkan karena dalam keadaan pasar sempurna dan ada pajak, umumnya
bunga yang dibayarkan akibat penggunaan hutang dapat dipergunakan untuk
mengurangi penghasilan yang dikenakan pajak. Dengan demikian apabila terdapat
menggunakan hutang dan membayar bunga sedangkan perusahaan yang lain tidak,
maka perusahaan yang membayar bunga akan membayar pajak penghasilan yang
lebih kecil, sehingga menghemat pendapatan. Oleh karena itu nilai perusahaan yang
membayar pajak lebih besar dari perusahaan yang tidak (Wahyudi, 2003). Akan tetapi
hal ini bukan berarti perusahaan dapat menentukan batas hutang dengan seenaknya,
berusaha untuk tetap menyeimbangkan antara cost dan benefit harus tetap dilakukan.
Dengan pengelolaan perusahaan yang baik, maka DER yang tinggi akan dapat
meningkatkan keuntungan bagi perusahaan.
2.1.3. Return on Assets (ROA)
Return on assets menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba
dari aktiva yang dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui
apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan
operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas
profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektifitas manajemen dalam
menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Menurut Riyanto (2000) ROA
adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih
bagi semua investor dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva.
Semakin tinggi ROA maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan. Analisa Return On Assets (ROA) dalam analisa keuangan
mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang
bersifat menyeluruh/komprehensif. Analisa Return On Assets (ROA) ini sudah
mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.
Return On Assets (ROA) itu sendiri adalah salah satu bentuk dari ratio
profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan
dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk
operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Dengan demikian Return On
Assets (ROA) menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan
(Net Operating Income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan operasi tersebut (Net Operating Assets). Sebutan lain untuk
ROA adalah “Net Operating profit Rate Of Return” atau “Operating Earning Power”
(Munawir, 2001: 89). Formulasi dari return on investment atau ROA adalah sebagai
berikut:
Laba Bersih
ROA = X 100% Total Aktiva
(Munawir,2001: 89)
2.1.4. Return on Equity (ROE)
Return on equity mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang
tersedia bagi pemegang saham perusahaan atau untuk mengetahui besarnya
kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik.
Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang
makin besar maka rasio ini juga akan makin besar. Formulasi dari return on equity
atau ROE adalah sebagai berikut:
Laba Setelah Pajak
Modal sendiri (Sawir,2001: 20)
2.1.5. Book Value Per Share (BVS)
Book Value Per Share (BVS) merupakan salah satu rasio pasar yang
digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya (Ang,
1997). Book Value Per Share (BVS) ditunjukkan dengan perbandingan antara harga
saham terhadap nilai buku dihitung sebagai hasil bagi dari ekuitas pemegang saham
dengan jumlah saham yang beredar. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh sebuah
perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relative terhadap jumlah modal
yang diinvestasikan, sehingga semakin tinggi rasio Book Value Per Share (BVS)
yang menunjukkan semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang
saham (Ang, 1997).
Nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu
yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ditentukan oleh permintaan dan
penawaran saham yang bersangkutan di pasar bursa. Semakin kecil nilai Book Value
Per Share (BVS) maka harga dari suatu saham dianggap semakin murah
(Budileksmana dan Gunawan, 2003). Rasio Book Value Per Share (BVS) dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut (Ang, 1997):
Total Shareholders Equity
BVS = x 100 %
Total Shares Outstanding
2.1.6. Price Earning Ratio (PER)
Price Earning Ratio merupakan salah satu pendekatan yang sering digunakan
ratio antara harga saham per lembar yang berlaku di pasar modal dengan tingkat
keuntungan bersih yang tersedia bagi pemegang saham. Menurut Nany (2000)
mengemukakan bahwa PER menunjukkan besarnya harga yang bersedia dibayarkan
oleh investor untuk setiap dollar laba yang dilaporkan oleh perusahaan. Sartono
(1996) menyatakan bahwa PER dapat diartikan sebagai indikator kepercayaan pasar
terhadap prospek pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. Sedangkan
Jones (1998) dikutip dari Nany (2000) mengemukakan bahwa PER menunjukkan
optimisme dan pesimisme para investor terhadap prospek perusahaan di masa yang
akan datang. Jogiyanto (2000) menyatakan bahwa PER menunjukkan rasio harga
saham terhadap Earning atau dengan kata lain menunjukkan berapa besar pemodal
menilai harga saham terhadap kelipatan dari Earnings.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa harapan investor terhadap
Earning perusahaan pada masa yang akan datang, direfleksikan pada harga saham
yang bersedia mereka bayar atas saham perusahaan tersebut yang selanjutnya
berpengaruh terhadap PER dengan mengetahui besarnya PER suatu perusahaan,
analisis bisa memperkirakan bagaimana posisi suatu saham relatif terhadap
saham-saham lainnya, apakah saham-saham tersebut dibeli atau tidak.
Besarnya nilai PER biasanya terkait dengan tahap pertumbuhan perusahaan,
sehingga perusahaan-perusahaan yang berada dalam tahap pertumbuhan biasanya
memiliki PER yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang berada dalam
kondisi yang sudah mapan. Sesuai dengan pandangan bahwa harga saham
Maka faktor-faktor harga saham juga akan mempengaruhi PER. Maka pendekatan
lain dalam menilai harga saham adalah dengan mencari faktor-faktor yang diduga
mempengaruhi PER secara nyata, kemudian dibuat suatu model tersebut untuk
menilai PER perusahaan di masa yang akan datang, sehingga dapat dinilai pada
kewajaran harga saham perusahaan. Rasio Price Earning Ratio dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut (Ang, 1997) :
Harga Saham
PER = x 100 %
EPS
2.1.7. Earning Per Share (EPS)
Menurut Eljelly dan Alghurair (2001), manajer dan investor memiliki
kecenderungan untuk menemukan indikator yang dapat digunakan dalam mengukur
kinerja perusahaannya. Banyak negara di dunia, badan akuntan profesional dan pihak
bursa saham meminta perusahaan untuk menyertakan ringkasan ukuran kinerja
perusahaannya, seperti Return on Equity (ROE), Cash Flow (CF) dan Earning per
Share (EPS). Earning per Share (EPS) merupakan ukuran penting yang telah lama
digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan.
Hubungan laba yang diperoleh dengan investasi yang ditetapkan pemegang
saham diamati secara cermat oleh komunitas keuangan. Analis menelusuri beberapa
ukuran pokok yang menggambarkan kinerja perusahaan dalam hubungannya dengan
kepentingan investor. Rasio yang dapat digunakan untuk menganalisis kinerja
Share (EPS). Secara matematis Earning per Share (EPS) dapat diformulasikan
sebagai berikut (Ang, 1997):
Laba bersih setelah pajak
EPS = x 100 %
Jumlah saham beredar
2.2. Review Penelitian Terdahulu (Theoretical Mapping)
Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah :
Setyawan (2006) meneliti mengenai faktor-faktor fundamental yang
mempengaruhi harga saham di Bursa Efek Jakarta (Studi Kasus pada saham LQ 45)
dengan menggunakan variabel DER, ROI, EPS, ROE, NPM dan harga saham. Dari
kelima variabel yang digunakan dalam penelitiannya ternyata hanya DER, ROI dan
EPS yang berpengaruh terhadap harga saham sedangkan variabel lainnya ROE dan
NPM tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Ratnasari (2003) meneliti mengenai Analisis Pengaruh Faktor Fundamental,
Volume Perdagangan dan Nilai Kapitalisasi Pasar terhadap Harga Saham di BEJ
(Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur dan Perbankan) dengan menggunakan
metode multiple regression dimana variabel independennya adalah ROA, NPM,
DER, PBV, volume perdagangan dan nilai kapitalisasi pasar, sedangkan variabel
dependennya adalah harga saham. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ROA,
NPM, DER, dan PBV berpengaruh signifikan terhadap harga saham dimana NPM
Sulimin (2004) menliti Pengaruh Debt to Equity Ratio, Price to Earning
Ratio, Net Profit Margin, and Devidend Payot Ratio terhadap Harga Saham (Studi
Kasus pada Saham-Saham Perusahaan Sektor Industri Manufaktur di Bursa Efek
Jakarta). Variabel independen yang digunakan adalah DER, PER, NPM, dan DPR,
sedangkan variabel dependennya adalah harga saham. Hasilnya DER, PER, NPM,
dan DPR berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Hendarsanto (2005) meneliti Analisis Pengaruh MVA, Debt to Equity,
Trading Volume, dan ROA terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan
Property di Bursa Efek Jakarta (periode 1999-2003). Variabel independen yang
digunakan adalah MVA, DER, trading day, trading volume, ROA, sedangkan
variabel dependenya adalah harga saham. Metode yang digunakan adalah metode
regresi linier berganda dengan obyek penelitiannya pada perusahaan real estate dan
property di Bursa Efek Jakarta periode tahun 1999-2003. Sampel perusahaan yang
masuk dalam Kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian yaitu sebanyak 33
perusahaan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa MVA, trading day, dan ROA
berpengaruh signifikan positif terhadap variabel harga saham, sedangkan DER dan
trading volume berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham
Tabel 2.1. Review Penelitian Terdahulu (Theoretical Mapping)
No Nama Peneliti dan Tahun
Topik Variabel yang Digunakan
Hasil Penelitian
1 Setyawan (2006) Faktor-faktor Fundamental yang NPM dan harga saham
Dari kelima variabel yang
digunakan dalam penelitiannya ternyata hanya
DER, ROI dan EPS yang berpengaruh terhadap harga saham sedangkan variabel lainnya ROE dan NPM tidak berpengaruh terhadap harga saham.
2 Ratnasari (2003) Analisis Pengaruh
Faktor DPR, dan harga saham
DER, PER, NPM, DPR terhadap variabel harga saham, sedangkan DER dan trading volume berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap harga saham
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual menunjukkan hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Harga
Saham (Y) sedangkan variabel independen terdiri dari Debt to Equity Ratio (X1) ,
Return On Assets (X2), Return On Equity (X3), Book Value Per Share (X4) dan
Price Earning Ratio (X5). Rasio keuangan dapat menggambarkan kinerja keuangan
dan dapat menjelaskan beberapa kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan.
Terdapat perbandingan yang berarti dalam dua hal yang dapat dibuat melalui rasio
Debt to Equity Ratio (DER) (x1)
Return On Assets (ROA) (x2)
Return On Equity (ROE) (x3)
Book Value Per Share (BVS) (x4)
Earning Per Share (EPS)
(M)
Harga Saham (Y)
keuangan (Purnomo, 1998). Pertama, dapat dibandingkan rasio keuangan suatu
perusahaan dari waktu ke waktu untuk mengamati kecenderungan (trend) yang
sedang terjadi. Kedua, dapat dibandingkan rasio keuangan sebuah perusahaan dengan
bank lain yang masih bergerak pada industri yang relatif sama pada periode tertentu.
Penilaian keunggulan dan kelemahan pengelolaan keuangan antara satu perusahaan
dengan bank yang lain dalam industri tertentu atau antara perusahaan dengan rata-rata
perusahaan dalam industri yang sama dapat diketahui dengan cara yang kedua ini.
Debt to equity ratio (DER) merupakan perbandingan antara total hutang
terhadap total shareholders equity yang dimiliki bank. Total debt merupakan total
liabilities (baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang), sedangkan total
shareholders equity merupakan total modal sendiri (total modal saham yang disetor
dan laba yang di ditahan) yang dimiliki bank. Rasio ini menunjukkan komposisi atau
struktur modal dari total pinjaman (hutang) terhadap total modal yang dimiliki bank.
Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek dan jangka
panjang) semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak
semakin besar beban bank terhadap pihak luar (kreditur).
Price earning ratio (PER) merupakan perbandingan antara harga saham di
pasar bursa (market price) dengan earning per share (EPS) dari saham yang
bersangkutan. Total Assets menunjukkan tingkat kembalian keuntungan bersih
terhadap penjualan bersihnya dan sekaligus menunjukkan efesiensi biaya yang
dikeluarkan. Book Value Per Share (BVS) ditunjukkan dengan perbandingan antara
seberapa jauh sebuah perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relative
terhadap jumlah modal yang diinvestasikan, sehingga semakin tinggi rasio Book
ValuePer Share (BVS) yang menunjukkan semakin berhasil perusahaan menciptakan
nilai bagi pemegang saham. Harga saham digunakan sebagai proksi nilai perusahaan
karena harga saham merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli
apabila investor ingin memiliki suatu bukti kepemilikan atas suatu perusahaan, jadi
semakin tinggi nilai perusahaan semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh
pemilik perusahaan. Harga saham yang terjadi di pasar modal selalu mengalami
perubahan setiap harinya hal ini disebabkan oleh perubahan penilaian masyarakat
terhadap nilai saham perusahaan yang bersangkutan. Penentuan harga saham dapat
dilakukan melalui analisis teknikal dan analisis fundamental. Pada analisis teknikal
harga saham ditentukan berdasarkan catatan harga saham di waktu yang lalu,
sedangkan dalam analisis fundamental harga saham ditentukan atas dasar
faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya, seperi ROA, ROE dan EPS.
Menurut Husnan (2001: 94) banyak sekali investor hanya mengambil Earning
Per Share (EPS) sebagai pembanding dan beranggapan bahwa Earning Per Share
(EPS) rendah berarti perusahaan tersebut dijual dengan harga murah. Anggapan ini
tidak sepenuhnya benar. Sebab seringkali Earning Per Share (EPS) yang rendah
dibandingkan industri malah mengindikasikan adanya masalah pada perusahaan
tersebut. Selain Earning Per Share (EPS) menjadi kurang relevan menilai kinerja
metode akuntansi pada laba (rugi) ataupun akibat selisih kurs. Earning Per Share
(EPS) digunakan dalam analisis penilaian saham adalah karena memudahkan analisa.
3.2. Hipotesis
Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Return on Equity
(ROE), Book Value Per Share (BVS), dan Price Earning Ratio (PER)
berpengaruh terhadap harga saham.
H2 : Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Return on Equity
(ROE), Book Value Per Share (BVS), dan Price Earning Ratio (PER)
berpengaruh terhadap harga saham dengan Earning Per Share (EPS) sebagai
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kausal, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya
atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA)
dan Return on Equity (ROE), Book Value Per Share (BVS), dan Price Earning Ratio
(PER) terhadap harga saham.
4.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Real Estate dan Property yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia yang berlokasi di Jakarta. Ditetapkannya BEI
sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan karena BEI merupakan pusat
penjualan saham perusahaan yang go public di Indonesia. Waktu yang direncanakan
untuk melakukan penelitian adalah bulan Januari 2011 – Juni 2011.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Real Estate dan Property
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian tahun 2005-2009
4.3.2. Sampel Penelitian
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive
sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan
kriteria:
1. Perusahaan Real Estate and Property yang tidak mengeluarkan laporan keuangan
berturut-turut 2005-2009.
2. Perusahaan Real Estate and Property yang dijadikan sampel memiliki ekuitas
negatif dan laba negatif berturut-turut 2005-2009.
3. Perusahaan yang memiliki harga saham aktif berturut-turut 2005-2009.
Tabel 4.1.Kriteria Pengambilan Sampel
No Nama Perusahaan Kriteria
1 2 3
Alam Sutera Realty Tbk Bakrieland Development Tbk Bekasi Asia Permula Tbk Bhuanatala Indah Permasi Tbk Bukit Sentul Tbk
Bintang Mitra Semestaraya Tbk Bukit Darmo Property Tbk Bumi Citra Permai Tbk Bumi Serpong Tbk
Ciptojaya Kontrindoreksa Tbk Ciputra Development Tbk Ciputra Property Tbk Ciputra Surya Tbk Citra Kebun Raya Tbk Cowell Development Tbk Danayasa Arthalama Tbk Dayaindo Resources Tbk Duta Anggada Realty Tbk Dharmala Intiland Tbk Duta Pertiwi Tbk
Fortune Mate Indonesia Tbk Globalland Development Tbk
Gowa Makasar Tourism development Tbk Indonesia Prima Property Tbk
Lanjutan Tabel 4.1
No Nama Perusahaan Kriteria
1 2 3
Jaka Arta Graha Tbk Jaya Real Property Tbk JIHD Tbk
Karka Yasa Profilia Tbk Kawasan Industri Jababeka Tbk Kridaperdana Indah Graha Tbk Laguna Nusantara Tbk
New Centry Development Tbk Pakuwon Jati Tbk
Panca Wiratama Sakti Tbk Perdana Gapura Prima Tbk Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk Roda Panggoan Harapan Tbk Royal Oak Development Asia Tbk Sentul Tbk
Summarecun Agung Tbk Surya Inti Permata Tbk Surya Mas Duta Makmur Tbk Adhikarya Tbk
Duta Graha Indah Tbk
Jaya Konstruksi Menggala Pratama Tbk Surya Semesta Internusa Tbk
Total Bangun Persada Tbk Truba Alam Manunggal Tbk Wijaya Karya (Persero) Tbk
√
Sumber: Bursa Efek Indonesia
Berdasarkan kriteria tersebut, maka jumlah perusahaan yang terpilih jadi
sampel penelitian adalah sebanyak 23 perusahaan. Sehingga jumlah observasi dalam
penelitian ini adalah 5 tahun observasi x 23 sampel adalah 115 sampel observasi.
4.4. Metode Pengumpulan Data
Data penelitian merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan
keuangan tahunan dari seluruh perusahaan Real Estate and Property yang terdaftar di
pooled cross section time series, yaitu gabungan data antara perusahaan/cross section
dan antar waktu/time series. Data yang digunakan diperoleh dari Bursa Efek
Indonesia (BEI) melalui website www.idx.co.id.
4.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional dan pengukuran variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Dependen:
Harga saham = Y
Adalah harga pasar yang tercatat setiap hari pada waktu penutupan (closing price)
aktivitas di Bursa Efek Indonesia. Harga saham yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah rata-rata harga saham 5 (lima) hari setelah publikasi laporan keuangan
pada periode pengamatan.
2. Variabel Independen
a. DER (Debt to Equity Ratio) = X1
Merupakan perbandingan antara total hutang terhadap total shareholders equity
yang dimiliki perusahaan. Total hutang disini merupakan total hutang jangka
pendek dan total hutang jangka panjang.
b. ROA (Return On Assets) = X2
Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
dari setiap aktiva yang digunakan. Rasio ini dapat dihitung dengan membagi
c. ROE (Return On Equity) = X3
Mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi
pemegang saham perusahaan atau untuk mengetahui besarnya kembalian yang
diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik. Rasio ini
dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang
makin besar maka rasio ini juga akan makin besar.
d. BVS (Book Value Per Share) = X4
Menunjukkan dengan perbandingan antara harga saham terhadap nilai buku
dihitung sebagai hasil bagi dari ekuitas pemegang saham dengan jumlah saham
yang beredar. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh sebuah perusahaan mampu
menciptakan nilai perusahaan relative terhadap jumlah modal yang
diinvestasikan
e. PER (Price Earning Ratio) = X5
Merupakan salah satu pendekatan yang sering digunakan oleh analis sekuritas
untuk menilai suatu saham. Pendekatan ini mendasarkan atas ratio antara harga
saham per lembar yang berlaku di pasar modal dengan tingkat keuntungan
bersih yang tersedia bagi pemegang saham.
Definisi operasional dari variabel‐variabel yang digunakan dalam penelitian
dan cara pengukuran dari masing-masing variabel tersebut disajikan dalam Tabel 4.2
Tabel 4.2. Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Variabel Formula Pengukuran Skala
Harga saham
(Y) Harga pasar pada waktu
penutupan (closing price) aktivitas di BEI. Harga saham yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rata-rata harga saham 5 (lima) hari setelah publikasi laporan
Debt to Equity Ratio
(X1)
Rasio perbandingan antara total hutang dengan total modal sendiri menghasilkan laba dari setiap asset yang digunakan.
Return on equity mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan atau untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh
perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik
Book Value Per Share
(X4)
Perbandingan antara Total Shares Outstanding dengan
Total shares Outstanding
Total shareholders equity
BVS = x
Mendasarkan atas ratio antara harga saham per lembar yang berlaku di pasar modal dengan tingkat keuntungan bersih yang tersedia bagi pemegang saham pemegang saham perusahaan.
Laba bersih setelah pajak EPS = x 100% Jumlah saham beredar
Rasio
4.6. Model dan Teknik Analisis Data
Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini
digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen yang akan diteliti. Teknik analisis data menggunakan alat bantu
Software SPSS (Statistical Package Social Science).
4.6.1. Pengujian Hipotesis Model Pertama
Untuk menentukan besarnya pengaruh antara variabel independen yaitu DER,
ROA, ROE, BVS, PER terhadap harga saham. Model regresi linear berganda yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5+ e
Di mana:
Y = Harga saham
a = Konstanta
b1-b5 X
= Koefisien Variabel
1
X2 = Return On Assets
= Debt to Equity Ratio
X3 = Return On Equity X4 = Book Value Per Share
X5 =
e = Error
Price Earning Ratio
4.6.2. Pengujian Asumsi Klasik
(variabel penganggu)
Pengujian model regresi berganda dalam menguji hipotesis harus menghindari
kemungkinan adanya pemyimpangan asumsi klasik. Sebuah model regresi yang
menggunakan data time series dan cross section harus melakukan uji asumsi klasik
yaitu uji normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan multikolinieritas.
4.6.2.1. Uji normalitas
Menurut Umar (2003) uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah