• Tidak ada hasil yang ditemukan

Preposisi Dalam Bahasa Batak Karo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Preposisi Dalam Bahasa Batak Karo"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

PREPOSISI DALAM BAHASA BATAK

KARO

SKRIPSI

OLEH

MARTALISA BUKIT

080701012

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya perbuat ini tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.

Medan, Maret 2012 Hormat saya

(4)

PREPOSISI DALAM BAHASA BATAK KARO

OLEH:

MARTALISA BUKIT 080701012

ABSTRAK

(5)

PRAKATA

Dengan segala kerendahan hati, ucapan syukur yang tiada hentinya penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkatnya yang telah menganugrahkan banyak hal kepada penulis, menyertai dan menguatkan penulis dalam proses penulisan skripsi ini mulai dari awal sampai akhir sehingga skripsi ini selesai tepat pada waktunya.

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana di Departemen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya USU. Adapun judul skripsi ini adalah Preposisi dalam Bahasa Batak Karo.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan baik berupa dukungan, perhatian, bimbingan, nasihat, dan juga doa. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU yang telah menyediakan berbagai fasilitas belajar selama penulis mengikuti perkuliahan.

2. Bapak Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si, sebagai Ketua Departemen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya USU yang telah memberikan dukungan kepada penulis.

(6)

4. Ibu Dr. Ida Basaria, M.Hum, sebagai dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, dukungan dan meluangkan waktu untuk mengoreksi serta memberikan masukan demi kesempurnaan skripsi ini. Saya bersyukur mendapat kesempatan menjadi anak bimbingan ibu.

5. Bapak Drs. Asrul Siregar, M.Hum, sebagai dosen pembimbing II yang telah sabar membimbing penulis, banyak memberi dukungan dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak dan ibu staf pengajar Departemen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya USU yang telah banyak memberikan bekal dan pengetahuan baik dalam bidang linguistik, serta bidang-bidang umum lainnya, memberikan bimbingan dan pengajaran selama penulis mengikuti perkuliahan. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada saudara Tika, yang telah membantu penulis dalam hal administrasi di Departemen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya USU.

(7)

8. Buat adik-adikku tersayang, Elsalini Bukit dan Natanail Bukit. Terima kasih selama ini telah banyak memberikan dukungan, semangat dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Seseorang yang spesial dan selalu memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu Eka Dalan Ersada Singarimbun . Terima kasih untuk perhatian, doa dan dukungannya.

10.Kakak dan abang stambuk 06 dan 07 yang sudah memberi motivasi bagi penulis.

11.Teman-teman seperjuangan stambuk 08, Sari, Rida, Lucy, Rika, Nanda, Margareth Fransiska, Riyeni, Tina, Ida Parida, Lina, Novita, Susan, Adrina, Iwa, Krisna dan teman-teman yang lain yang tidak bisa disebutkan namanya satu per satu, terima kasih sudah memberikan dukungan dan semangat.

12.Teman-teman satu KTB ‘BBB’, kak Fe Sitompul, Dina Tarigan, Tetty D.O Hutabarat, dan Margareth F.D Simbolon dan terkhusus untuk kak Rebekka Sihombing, terima kasih sudah menjadi tempat berbagi suka maupun duka, memberikan motivasi, doa, dan semangat bagi penulis.

(8)

membangun untuk meyempurnakan isi skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai preposisi dalam bahasa Batak Karo, khususnya bidang linguistik.

Medan, Maret 2012

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

PRAKATA ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR SINGKATAN ... ix

DAFTAR TABEL... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Batasan Masalah ... 6

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

1.5.1 Manfaat Teoretis ... 7

1.5.2 Manfaat Praktis ... 7

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 8 2.1 Konsep ... 8

2.1.1 Preposisi ... 8

2.1.2 Bahasa ... 9

2.1.3 Bahasa Batak Karo ... 9

(10)

2.2.1 Sintaksis ... 10

2.2.2 Preposisi ... 10

2.3 Tinjauan Pustaka ... 14

BAB III METODE PENELITIAN... 16

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16

3.1.1 Lokasi Penelitian ... 16

3.1.2 Waktu Penelitian ... 16

3.2 Sumber Data ... 16

3.3 Metode Penelitian ... 17

3.3.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 17

3.3.2 Metode dan Teknik Analisis Data ... 18

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 23

4.1 Bentuk Preposisi Dalam Bahasa Batak Karo ... 23

4.1.1 Preposisi Tunggal ... 23

4.1.1.1 Bentuk i ‘di’ ... 24

4.1.1.2 Bentuk bas/ibas ‘dalam’ ... 26

4.1.1.3 Bentuk ku ‘ke’ ... 29

4.1.1.4 Bentuk kempak ‘ke’ ... 32

4.1.1.5 Bentuk taré ‘kepada’ ... 33

4.1.1.6 Bentuk deher ‘dekat’ ... 35

4.1.1.7 Bentuk man ‘untuk’ ... 37

4.1.1.8 Bentuk alu ‘dengan’ ... 39

(11)

4.1.1.10 Bentuk erkitéken ‘karena’ ... 43

4.1.1.11 Bentuk perbahan ‘karena’ ... 45

4.1.2 Preposisi Gabungan ... 47

4.1.2.1 Bentuk asangken ‘daripada’ ... 47

4.1.2.2 Bentuk i - nari ‘dari’ ... 50

4.2 Fungsi Preposisi Dalam Bahasa Batak Karo ... 52

4.2.1 Penanda Hubungan Tempat... 52

4.2.2 Penanda Hubungan Maksud ... 58

4.2.3 Penanda Hubungan Cara atau Alat ... 60

4.2.4 Penanda Hubungan Waktu ... 61

4.2.5 Penanda Hubungan Sebab ... 62

4.2.6 Penanda Hubungan Tujuan ... 63

4.2.7 Penanda Hubungan Perbandingan ... 64

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 68

5.1 Simpulan ... 68

5.2 Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA

(12)

DAFTAR SINGKATAN

PREP : Preposisi

(13)

DAFTAR TABEL

(14)

PREPOSISI DALAM BAHASA BATAK KARO

OLEH:

MARTALISA BUKIT 080701012

ABSTRAK

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri (Chaer, 2007: 32). Setiap bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia belum bisa dikatakan bahasa, bila bunyi tersebut tidak mengandung makna. Bahasa biasanya digunakan manusia untuk mengungkapkan ide, gagasan, maksud, dan tujuan kepada orang lain. Manusia sangat membutuhkan bahasa, karena bahasa banyak memberikan fungsi dan manfaat bagi manusia.

Salah satu bahasa daerah yang masih digunakan oleh masyarakat penuturnya adalah bahasa Batak Karo. Bahasa Batak Karo adalah bahasa yang digunakan di Sumatera bagian Utara. Bahasa Batak Karo merupakan salah satu dari empat bahasa Batak lainnya yang menjadi kerabatnya. Keempat bahasa yang menjadi kerabat bahasa Batak Karo adalah bahasa Batak Toba, bahasa Batak Pakpak Dairi, bahasa Batak Simalungun, dan bahasa Batak Angkola Mandailing. Penyebutan kelima bahasa tersebut sering disingkat saja dengan bahasa Karo, bahasa Toba, bahasa Pakpak Dairi, bahasa Simalungun, dan bahasa Angkola (Sibarani, 1997: 2).

(16)

Batak Karo memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat Batak Karo, terutama bagi masyarakat yang tinggal di desa-desa. Karena masyarakat Batak Karo umumnya menggunakan bahasa Batak Karo sebagai alat komunikasi mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Woollams (2004: 2-3) mengungkapkan masyarakat Batak Karo bermukim di wilayah sebelah Barat Laut Danau Toba yang mencakup luas wilayah sekitar 5.000 kilometer persegi yang secara astronomis terletak sekitar antara 3º dan 3º30´ Lintang Utara serta 98º dan 98º30´ Bujur Timur. Wilayah Tanah Karo tersusun atas dua wilayah utama sebagai berikut:

b. Dataran tinggi Tanah Karo, yang mencakup seluruh wilayah Kabupaten Karo dengan pusat administratifnya di kota Kabanjahe. Wilayah dataran tinggi Tanah Karo ini menjorok ke Selatan hingga masuk ke wilayah Kabupaten Dairi (khususnya Kecamatan Taneh Pinem dan Tiga Lingga), serta ke arah Timur masuk ke bagian wilayah Kecamatan Si Lima Kuta yang terletak di Kabupaten Simalungun. Masyarakat Karo menyebut wilayah permukiman dataran tinggi ini dengan nama Karo Gugung.

(17)

Tiga Juhar, dan Gunung Meriah di sisi Timur. Masyarakat Karo menyebut daerah ini dengan nama Karo Jahe (Karo Hilir).

Bahasa Batak Karo merupakan bahasa yang mempunyai ciri dan kekhasan tersendiri yang berbeda dari bahasa-bahasa batak lainnya, bahkan dari rumpun bahasa lain yang ada. Ciri dan kekhasan tersebut tampak dari fonologi, leksikon, tata bentuk kata, bahkan tata kalimatnya. Adanya keunikan bahasa Batak Karo tersebut menjadi alasan penting bagi peneliti untuk melakukan penelitian ini, karena hingga saat ini penelitian tentang bahasa Batak Karo belum banyak dilakukan. Peneliti juga berharap dengan adanya penelitian ini, bahasa Batak Karo sebagai bahasa daerah dapat dipelihara dan dilestarikan sehingga bangsa Indonesia kelak tidak akan kehilangan salah satu unsur budaya identitas suku bangsa.

Kalimat-kalimat yang digunakan dalam proses berbahasa tentu saja memiliki hubungan satu sama lain. Dalam sebuah kalimat, kita sering menemukan kata depan atau yang lebih dikenal dengan preposisi. Preposisi adalah kata yang biasa terdapat di depan nomina, misalnya: dari, dengan, di dan ke (Alwi, 2005:894).

Dengan adanya perkembangan linguistik modern, ahli-ahli linguistik modern berusaha mencari suatu kaidah untuk menggolongkan kelas kata yang lebih struktural. Sehingga kata-kata dapat dibagi atas empat kelas kata yaitu: 1) Kata Benda, 2) Kata Kerja, 3) Kata Sifat, dan 4) Kata Tugas.

(18)

atau kalimat, ia membagi kata tugas menjadi lima kelompok yaitu : 1) preposisi, 2) konjungtor, 3) interjeksi, 4) artikula, dan 5) partikel penegas.

Alwi (2003: 288) mengatakan preposisi juga disebut kata depan, menandai berbagai hubungan makna antara konstituen di depan preposisi tersebut dengan konstituen di belakangnya.

Tarigan (1984:50) mengatakan istilah preposisi digunakan untuk mengacu pada sebuah kategori kata yang terletak di depan kategori lain, terutama nomina, untuk membentuk frase preposisi.

Preposisi dalam sebuah kalimat tidak memiliki arti tanpa kehadiran kata dari kategori lain sebagai pelengkapnya. Misalnya: Saya di rumah. Berdasarkan contoh tersebut, kata di tidak akan memiliki arti apabila tidak disertai kata dari kategori lain yaitu rumah. Jadi preposisi tidak memiliki makna leksikal melainkan memiliki makna gramatikal, yaitu makna yang ditimbulkan akibat adanya hubungan antara kata yang satu dengan kata yang lain dalam sebuah kalimat. Karena preposisi tidak memiliki makna bebas yang dapat berdiri sendiri. Begitu pentingnya preposisi dalam sebuah kalimat, dapat ditunjukkan dalam contoh :

Saya di rumah. Apabila preposisi di dihilangkan, maka kalimat tersebut menjadi

Saya rumah. Kalimat tersebut tidak gramatikal dan tidak memiliki arti. Jadi preposisi dalam sebuah kalimat sangat penting.

Setiap bahasa secara umum memiliki kata depan atau preposisi, begitu juga dalam bahasa Batak Karo. Preposisi dalam bahasa Batak Karo misalnya: i,

(19)

Namun masalah preposisi dalam bahasa Batak Karo belum pernah diteliti, sehingga peneliti tertarik untuk menelitinya. Hal yang unik sekaligus menarik dari penelitian ini adalah dalam bahasa Indonesia, preposisi ke menyatakan tempat yang akan dituju. Namun dalam bahasa Batak Karo, kata yang menyertai preposisi tersebut ikut mempengaruhi pemilihan preposisi yang akan digunakan dalam sebuah kalimat.

Misalnya: a. Lawes ia teluna ku kerangen. Mereka bertiga pergi ke hutan.

b. Itatapna kempak kesunduten.

Ia melihat ke Barat.

c. É maka ngerana ia taré kakana.

Dan ia pun berbicara ke kakaknya.

Dari contoh di atas jelas terlihat, kata yang menyertai preposisi tersebut ikut mempengaruhi pemilihan preposisi yang akan digunakan dalam sebuah kalimat, yaitu preposisi ku, kempak, dan tare yang berarti ke dalam bahasa Indonesia.

(20)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibicarakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah bentuk preposisi dalam bahasa Batak Karo ?

2. Bagaimanakah fungsi preposisi dalam sebuah kalimat dalam bahasa Batak Karo ?

1.3 Batasan Masalah

Sebuah penelitian sangat membutuhkan batasan masalah agar penelitian tersebut terarah dan tidak terlalu luas sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Dalam penelitian ini, peneliti menjadikan “Preposisi dalam Bahasa Batak Karo” sebagai objek penelitian. Peneliti membatasi objek penelitian ini hanya dari preposisi yang digunakan dalam bahasa Batak Karo di Desa Kwala Mencirim, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan dan mengetahui bentuk preposisi dalam bahasa Batak Karo.

(21)

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoretis

Adapun manfaat teoretis dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut: 1. Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang penggunaan

preposisi dalam kalimat bahasa Batak Karo.

2. Menjadi sumber masukan bagi peneliti lain dalam mengkaji lebih lanjut mengenai

preposisi dalam bahasa Batak Karo.

1.5.2 Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut: 1. Memperkenalkan bahasa Batak Karo kepada masyarakat sebagai salah

satu bahasa daerah yang dapat memperkaya kebudayaan nasional.

2. Sebagai informasi bagi pemerintah daerah mengenai hasil penelitian baru tentang bahasa Batak Karo.

(22)

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, 2003:558).

2.1.1 Preposisi

Preposisi adalah kata yang biasa terdapat di depan nomina, misalnya: dari, dengan, di dan ke (Alwi, 2005:894).

Menurut Abdul Chaer (1994:154), preposisi adalah kata-kata yang digunakan di muka kata benda untuk merangkaikan kata benda itu dengan bagian kalimat lain.

Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (2007:24), kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.

Preposisi juga disebut kata depan, menandai berbagai hubungan makna antara knstituen di depan preposisi tersebut dengan konstituen di belakangnya (Alwi 2003:288).

(23)

misalnya: pada saat, pada tahun, pada hari Minggu, dan lain sebainya. Sebagai kata depan, ke juga menyatakan tempat, seperti kata depan di. Akan tetapi, tempat yang dinyatakan oleh kata depan ke bukan tempat yang (telah) dituju melainkan

tempat yang (akan) dituju, misalnya: ke dalam, ke luar, ke rumah (Ritonga 2008:67).

2.1.2 Bahasa

Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri (Chaer, 2007: 32). Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri (Alwi, 2005: 88). Karena itu, bahasa itu sendiri tidak pernah lepas dari manusia. Dalam arti, tidak ada kegiatan manusia yang tidak disertai bahasa. Bahasa itu merupakan hal yang penting bagi manusia, karena melalui bahasa manusia dapat berkomunikasi dengan sesamanya.

Jadi, bukan rahasia umum lagi bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana komunikasi yang vital dalam hidup ini. Manusia merupakan makhluk individual dan juga makhluk sosial. Bahasa merupakan alat yang ampuh untuk berhubungan dan bekerja sama, sehingga memungkinkan terjadinya interaksi sosial.

2.1.3 Bahasa Batak Karo

(24)

untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya. Sampai sekarang, bahasa Batak Karo masih dipelihara oleh penuturnya.

2.2 Landasan Teori

Teori adalah pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi (Alwi, 2005:1177).

2.2.1 Sintaksis

Sintaksis ialah pengaturan dan hubungan kata dengan kata atau dengan satuan lain yang lebih besar; cabang linguistik tentang susunan kalimat dan bagiannya; ilmu tata kalimat (Alwi, 2005: 1464).

Chaer (2007:206) mengatakan bahwa sintaksis membicarakan kata dalam hubungannya dengan kata lain; atau unsur-unsur lain sebagai suatu satuan ujaran. Ia membagi unsur-unsur pembentuk satuan sintaksis menjadi kata, frasa, klausa, dan kalimat.

Dalam penelitian ini, salah satu unsur pembentuk satuan sintaksis yang digunakan ialah kalimat. Misalnya: Ibu pergi ke pasar.

Adik menulis dengan pensil.

2.2.2 Preposisi

(25)

1. Preposisi di, ke, dari

a. Ketiga macam kata depan ini dipergunakan untuk merangkaikan kata-kata yang menyatakan tempat atau sesuatu yang dianggap tempat.

Misalnya: Di Jakarta, di rumah, ke rumah, dari sawah, dari sekolah dan sebagainya.

b. Bagi kata-kata yang menyatakan orang, nama orang atau nama binatang, nama waktu atau kiasan dipergunakan kata depan pada untuk menggantikan di, atau kata depan lainnya yang digabungkan dengan pada.

Misalnya: daripada, kepada.

pada hari Minggu pada bapak

pada saya pada Ahmad

c. Selain itu ada kata depan lain, baik berupa gabungan maupun berupa kata tunggal, seperti: di mana, di sini, di situ, akan, oleh,

dalam, atas, demi, guna, untuk, buat, berkat, terhadap, antara, tentang, hingga, dan lain-lain.

Di samping itu ada beberapa kata kerja yang dipakai sebagai kata depan, yaitu: menurut, menghadap, mendapatkan, melalui, menuju,

menjelang, sampai.

(26)

2. Preposisi akan

Kata depan akan dapat menduduki beberapa macam fungsi, antara lain: a. pengantar objek: Ia tidak tahu akan hal itu.

Aku lupa akan semua kejadian itu. b. untuk menyatakan tujuan: Saya akan pergi ke Surabaya.

Ibu akan tiba hari ini.

c. untuk penguat atau penekan; dalam hal ini dapat berfungsi sebagai penentu: Akan hal itu kita perundingkan kelak.

3. Preposisi dengan

Kata depan dengan dapat menduduki beberapa macam fungsi, misalnya: a. untuk menyatakan alat (instrumental):

Ia memukul anjing itu dengan tongkat. Adik menulis dengan pensil.

b. menyatakan hubungan kesertaan (komitatif): Ia ke sekolah dengan kawannya. c. membentuk adverbial kualitatif:

Perkara itu diselidiki dengan cermat. d. smenyatakan keterangan komparatif:

Adik sama tinggi dengan Ali.

4. Preposisi atas

Kata depan atas dapat menduduki beberapa macam fungsi, misalnya: a. membentuk keterangan tempat, dalam hal ini sama artinya dengan

(27)

Kami menerima tanggung jawab itu di atas pundak kami. b. menghubungkan kata benda atau kata kerja dengan keterangan: Kami mengucapkan terimakasih atas kerelaan saudara. Kami menyesal atas tindak-tanduknya.

c. dipakai di depan beberapa kata dengan arti: dengan atau demi, misalnya:

atas nama atas kehendak atas perintah

5. Preposisi antara

Kata depan antara dapat menduduki beberapa macam fungsi, misalnya: a. sebagai penunjuk jarak:

Jarak antara Surabaya dan Jakarta.

b. sebagai penunjuk tempat, dalam hal ini sama artinya dengan di antara:

Antara murid-murid itu, yang mana terpandai? c. dapat pula berarti kira-kira:

Antara lima enam pekan ia meninggalkan pelajarannya.

(28)

konstituen di depan preposisi tersebut dengan konstituen di belakangnya. Misalnya dalam kalimat Ia pergi ke pasar, dalam hal ini preposisi ke menyatakan hubungan makna arah antara pergi dan pasar. Dan ditinjau dari segi bentuknya (Alwi, 2003:288), preposisi terdiri atas dua macam, yaitu preposisi tunggal dan preposisi gabungan.

Preposisi tunggal adalah preposisi yang hanya terdiri atas satu kata. Bentuk preposisi tunggal tersebut dapat berupa di, ke, dari, dan pada, selama,

mengenai, dan sepanjang, dan sebagainya. Preposisi gabungan adalah preposisi yang terdiri atas dua kata. Bentuk preposisi gabungan tersebut dapat berupa

kepada, daripada, sampai dengan, selain dari, dan sebagainya. Preposisi mempunyai fungsi untuk menandai berbagai hubungan makna antara konstituen di depan preposisi itu dengan konstituen yang ada di belakangnya. Fungsi preposisi (Alwi, 2003:295) antara lain : menyatakan hubungan 1) tempat, 2) untuk, 3) sebab, 4) kesertaan atau cara, 5) pelaku, 6) waktu, 7) peristiwa, da 8) milik.

2.3 Tinjauan Pustaka

Alwi (2005: 1198) mengatakan bahwa tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat (sesudah menyelidiki atau mempelajari). Sedangkan pustaka adalah kitab, buku, buku primbon (Alwi, 2005: 912).

(29)

tugas dalam suatu kalimat, penunjuk makna disamping urutan kata, bentuk kata dan intonasi, serta menjelaskan perbedaan kata tugas dalam bahasa Batak Karo dengan bahasa Indonesia. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan, tetapi tentunya ada hubungan yang berkaitan dengan preposisi dalam bahasa Batak Karo. Jadi kita bisa melihat bagaimana perbedaan antara kata tugas dalam bahasa Indonesia dengan kata tugas dalam bahasa Batak Karo sehingga bisa menjadi referensi untuk penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan oleh Robert Sibarani (1997) yang berjudul Sintaksis Bahasa Batak Toba. Penelitian ini membahas tentang sintaksis dan frase preposisi dalam bahasa Batak Toba. Penelitian ini berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan untuk melihat bagaimana penggunaan preposisi dalam bahasa Batak Toba.

(30)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian

Lokasi adalah letak atau tempat (Alwi, 2005: 680). Yang menjadi lokasi penelitian ini adalah dataran rendah Tanah Karo, yang biasa disebut dengan Karo

Jahe (Karo Hilir) yaitu Desa Kwala Mencirim, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat .

3.1.2 Waktu Penelitian

Waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung (Alwi, 2005:1267). Penulis melakukan penelitian terhadap objek sejak tanggal 20 Februari 2012 sampai tanggal 20 Maret 2012.

3.2 Sumber Data

Data adalalah kenyataan yang ada, yang berfungsi sebagai bahan sumber untuk menyusun suatu pendapat; keterangan atau bahan yang dipakai untuk penalaran atau penyelidikan (Alwi, 2005:319). Data penelitian ini bersumber dari tuturan informan tentang preposisi dan sumber tertulis lain yang mendukung.

(31)

penelitian ini terdiri dari dua orang laki-laki dan satu orang perempuan sesuai dengan kriteria informan yang disebutkan oleh Mahsun (1995:106).

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (Alwi 2005:740). Untuk mencapai tujuan yang dimaksud, perlu dilakukan metode dalam sebuah penelitian.

Menurut Sudaryanto (1993:137) metode adalah cara yang dilaksanakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode cakap. Disebut metode cakap atau percakapan karena memang berupa percakapan dan terjadi kontak antara peneliti selaku peneliti dengan penutur selaku nara sumber.

Sudaryanto (1993:137) mengungkapkan, adapun teknik dasar yang digunakan dalam metode cakap adalah teknik pancing. Untuk mendapatkan data, pertama-tama si peneliti harus dengan segenap kecerdikan dan kemauannya memancing seseorang atau beberapa orang informan agar berbicara.

(32)

informan. Kemudian dilanjutkan dengan teknik catat sebagai teknik lanjutan akhir dari metode cakap. Teknik catat digunakan untuk mencatat kata-kata yang telah diucapkan oleh para informan mengenai data-data yang berkaitan dengan judul penelitian.

Mahsun (1995:106) mengungkapkan seseorang yang dijadikan informan harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:

1. Berjenis kelamin pria atau wanita;

2. Berusia antara 25 – 65 tahun (tidak pikun);

3. Orang tua, istri, atau suami informan lahir dan dibesarkan di desa itu serta jarang atau tidak pernah meninggalkan desanya;

4. Berpendidikan maksimal tamat pendidikan dasar (SD – SLTP); 5. Bestatus sosial menengah (tidak rendah atau tidak tinggi) dengan

harapan tidak terlalu tinggi mobilitasnya; 6. Pekerjaannya bertani atau buruh;

7. Memiliki kebanggaan terhadap isolek dan masyarakat isoleknya; 8. Dapat berbahasa Indonesia; dan

9. Sehat jasmani dan rohani.

3.3.2 Metode dan Teknik Analisis Data

(33)

adalah sebuah metode yang alat penentunya adalah bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri (Sudaryanto, 1993:15).

Sudaryanto (1993:31) mengatakan teknik dasar dalam metode agih, untuk menganalisis data tersebut adalah teknik bagi unsur langsung atau teknik BUL. Disebut demikian karena cara yang digunakan pada awal kerja analisis ialah membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur. Peneliti dapat membagi satuan lingual kalimat data (1) Lit menci i rumah ‘Ada tikus di rumah’, misalnya menjadi empat unsur, yaitu: (a) lit, (b) menci, (c) i, (d) rumah, dan bukannya (i) lit, (ii) menci i, (iii) rumah. Jadi satuan lingual tersebut dibagi menjadi beberapa unsur, tetapi makna yang ada dalam kalimat tersebut masih gramatikal atau berterima.

Teknik lanjutan dari metode agih dalam analisis data ialah teknik ganti. Teknik ganti dilaksanakan dengan menggantikan unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan dengan unsur tertentu yang lain di luar satual lingual yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:37). Contoh:

A. Preposisi ke

(1) a. Lawes ia teluna ku kerangen.

N

Mereka bertiga pergi ke hutan.

b. Itatapna kempak kesunduten.

N

Ia melihat ke Barat.

c. É maka ngerana ia taré kakana.

(34)

Dan ia pun berbicara kepada/ke kakaknya.

Dapat dilihat dari contoh-contoh di atas, dengan memanfaatkan teknik ganti diperoleh data (1a) – (1c), sehingga dapat diprediksi (simpulan sementara) bahwa ketiga preposisi di atas yaitu ku, kempak, dan taré menyatakan makna yang sama yaitu ‘ke’ dan memiliki fungsi yang sama yaitu menyatakan penanda hubungan tempat atau arah yang ingin dituju.

Langkah-langkah penganalisisan diupayakan sedemikian rupa untuk mendapatkan gambaran, temuan dan simpulan yang jelas dan terarah tentang objek penelitian. Selanjutnya kita lihat contoh berikut ini:

(2) a. *Lawes ia teluna i kerangen.

N

Mereka bertiga pergi di hutan.

b. *Itatapna i kesunduten.

N

Ia melihat di Barat.

c. *É maka ngerana ia i kakana.

N

Dan ia pun berbicara di kakaknya.

(35)

B. Preposisi karena

(3) a. Kalak ah reh cinder erkitéken aku.

N Orang itu datang dan berdiri karena aku.

b. Kalak ah reh cinder perbahan aku. N

Orang itu datang dan berdiri karena aku.

(4) a. Mulih ia erkitéken agina.

N Dia pulang karena adiknya.

b. Mulih ia perbahan agina. N

Dia pulang karena adiknya.

Dapat dilihat dari contoh di atas, dengan memanfaatkan teknik ganti diperoleh data (3a) – (3b), sehingga dapat diprediksi (simpulan sementara) bahwa kedua preposisi di atas yaitu erkitéken dan perbahan, menyatakan makna yang sama yaitu ‘karena’ dan memiliki fungsi yang sama yaitu menyatakan penanda hubungan sebab. Dari contoh diatas, dapat juga diperoleh data (4a) – (4b), hal ini menguatkan bahwa kedua preposisi tersebut yaitu erkitéken dan perbahan, menyatakan makna yang sama yaitu ‘karena’ dan memiliki fungsi yang sama yaitu menyatakan penanda hubungan sebab. Tetapi perhatikanlah contoh berikut:

(5) a. *Kalak ah reh cinder bas aku.

(36)

b. *Mulih ia bas agina. N

Dia pulang dalam adiknya.

(37)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Bentuk Preposisi Dalam Bahasa Batak Karo

Menurut Alwi (2005:178), bentuk ialah gambaran, rupa, wujud yang ditampilkan (tampak). Misalnya dalam kalimat Ia pergi ke pasar, dalam hal ini bentuk preposisi ke menyatakan hubungan makna tempat. Dan ditinjau dari segi bentuknya, preposisi terdiri dari dua macam, yaitu preposisi tunggal dan preposisi gabungan.

Preposisi tunggal adalah preposisi yang hanya terdiri atas satu kata. Bentuk preposisi tunggal antara lain di, ke, dari, pada dan lain-lain. Preposisi gabungan adalah preposisi yang terdiri atas dua kata atau dua preposisi yang berdampingan. Bentuk preposisi gabungan antara lain daripada, kepada, dan lain-lain.

Untuk membahas masalah secara substansial dan dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya, peneliti mencoba mengamati bentuk preposisi dalam bahasa Batak Karo melalui berbagai konstruksi pemakaiannya dalam kalimat.

4.1.1 Preposisi Tunggal

Preposisi tunggal adalah preposisi yang hanya terdiri atas satu kata. Bentuk preposisi tunggal tersebut dapat berupa i ‘di’, bas/ibas ‘dalam’, ku ‘ke’,

(38)

4.1.1.1 Preposisi i ‘di’

Preposisi i dalam BBK merupakan preposisi tunggal karena preposisi tersebut hanya terdiri dari satu kata saja. Kalimat yang menunjukkan preposisi i ‘di’dalam BBK dapat dilihat pada contoh berikut.

Contoh:

(1) I jumanta karaben ndai, ku dat mbertik é PREP ladang kita sore tadi aku dapat pepaya ini

‘Di ladang kita tadi sore, saya dapat pepaya ini.’ (2) I jah aku gundari sinuan-sinuan.

PREP sana aku sekarang bercocok tanam ‘Di sana saya sekarang bercocok tanam.’

Dari contoh di atas, PREP i ‘di’ yang terletak di awal pada kalimat (1,2) bertujuan untuk menjelaskan kata benda (nomina) yang mengacu pada tempat, yaitu pada kalimat (1) i jumanta ‘di ladang kita’ maupun keterangan penunjuk arah seperti pada kalimat (2) i jah ‘di sana’.

PREP i ‘di’ dapat terletak di tengah kalimat seperti contoh (1a,2a) berikut.

(1a) Ku dat mbertik é i jumanta karaben ndai. Ku dapat pepaya ini PREP ladang kita sore tadi ‘Saya dapat pepaya ini di ladang kita tadi sore.’ (2a) Aku sinuan-sinuan i jah gundari.

(39)

‘Saya bercocok tanam di sana sekarang.’

PREP i ‘di’ dapat pula terletak di akhir kalimat seperti contoh (1b,2b) berikut.

(1b) Ku dat mbertik é karaben ndai i jumanta. Ku dapat pepaya ini sore tadi PREP ladang kita ‘Saya dapat pepaya ini tadi sore di ladang kita.’ (2b) Aku gundari sinuan-sinuan i jah.

saya sekarang bercocok tanam PREP sana ‘Saya sekarang bercocok tanam di sana.’

PREP i ‘di’ yang terletak di akhir kalimat pada contoh (3,4) dapat pula diletakkan di awal kalimat seperti pada contoh (3a,4a).

(3) Aku tading i dalan Namoterasi. aku tinggal PREP nama jalan

‘Saya tinggal di jalan Namoterasi.’

(4) Anakku sekolah i SMP Negeri 7 Binjai. anak saya sekolah PREP nama sekolah

‘Anak saya sekolah di SMP Negeri 7 Binjai.’

PREP i ‘di’ pada kalimat (3,4) bertujuan untuk menjelaskan kata benda (nomina) yang mengacu pada tempat yaitu pada kalimat (3) i

dalan Namoterasi ‘di jalan Namoterasi’ dan kalimat (4) iSMP Negeri 7

Binjai ‘di SMP Negeri 7 Binjai’.

(40)

‘Di jalan Namoterasi saya tinggal.’

(4a) I SMP Negeri 7 Binjai anakku sekolah. PREP nama sekolah anak saya sekolah

‘Di SMP Negeri 7 Binjai anak saya sekolah.’

Dari contoh di atas terlihat bahwa PREP i ‘di’ dalam BBK dapat terletak di awal, di tengah, maupun di akhir kalimat, dan letak PREP i ‘di’ tidak memengaruhi makna yang ada pada kalimat. PREP i ‘di’ tetap menjelaskan nomina dan keterangan penunjuk arah yang melekat atau berdistribusi dengan PREP tersebut.

4.1.1.2 Preposisi bas/ibas ‘dalam’

Preposisi bas/ibas dalam BBK merupakan preposisi tunggal karena preposisi tersebut hanya terdiri dari satu kata saja. Kalimat yang menunjukkan preposisi bas/ibas ‘dalam’dalam BBK dapat dilihat pada contoh berikut.

Contoh:

(5) Bas/ibas map biru ku tama suratndu. PREP map biru ku letakkan suratmu ‘Dalam map biru saya letakkan suratmu.’ (6) Bas/ibas rumah ah anak ndai tunduh.

PREP rumah itu anak tadi tidur ‘Dalam rumah itu anak tadi tidur.’

(41)

(nomina) yang mengacu pada tempat yaitu pada kalimat (5) bas/ibasmap

biru ‘dalam map biru’ dan pada kalimat (6) bas/ibas rumah ‘dalam rumah’.

PREP bas/ibas ‘dalam’dapat terletak di tengah kalimat seperti contoh (5a,6a) berikut.

(5a) Ku tama bas/ibas map biru suratndu. ku letakkan PREP map biru suratmu ‘Saya letakkan dalam map biru suratmu.’ (6a) Anak ndai, bas/ibas rumah ah tunduh.

anak tadi PREP rumah itu tidur ‘Anak tadi, dalam rumah itu tidur.’

PREP bas/ibas ‘dalam’ dapat pula terletak di akhir kalimat seperti contoh (5b,6b) berikut.

(5b) Ku tama suratndu bas/ibas map biru. ku letakkan suratndu PREP map biru ‘Saya letakkan suratmu dalam map biru.’ (6b) Anak ndai tunduh bas/ibas rumah ah.

anak tadi tidur PREP rumah itu ‘Anak tadi tidur dalam rumah itu.’

PREP bas/ibas ‘dalam’ yang terletak di tengah kalimat pada contoh (7) dapat pula diletakkan di awal kalimat seperti pada contoh (7a).

(42)

‘Banyak yang mengatakan dalam rumah saya ini panas sekali.’ PREP bas/ibas ‘dalam’ pada kalimat (7) bertujuan untuk menjelaskan kata benda (nomina) yang mengacu pada tempat yaitu

bas/ibasrumahku ‘dalam rumah saya’.

(7a) Bas/ibas rumahku énda, melala singataken melas kel. PREP rumahku ini banyak yang mengatakan panas PART ‘Dalam rumah saya ini, banyak yang mengatakan panas sekali.’ Selain itu, apabila PREP bas/ibas ‘dalam’ diganti dengan PREP i ‘di’, maka makna yang terdapat pada kalimat (5c,6c,7b) masih sama dengan makna awal pada kalimat (5,6,7).

(5c) I map biru ku tama suratndu. PREP map biru ku letakkan suratmu ‘Di map biru saya letakkan suratmu.’ (6c) I rumah ah anak ndai tunduh.

PREP rumah itu anak tadi tidur ‘Di rumah itu anak tadi tidur.’

(7b) Melala singataken i rumahku énda melas kel. banyak yang mengatakan PREP rumahku ini panas PART ‘Banyak yang mengatakan di rumah saya ini panas sekali.’ Selain nomina, PREP bas/ibas dapat juga melekat pada kata kerja (verba), seperti contoh berikut.

(43)

‘Dalam bekerja kita harus serius.’

Dari contoh di atas, PREP bas/ibas ‘dalam’ pada kalimat (8) bertujuan untuk menjelaskan kata kerja (verba) yang melekat pada PREP tersebut yaitu bas/ibas erdahin ‘dalam bekerja’. Jadi PREP bas/ibas ‘dalam’ dalam BBK memiliki makna yang lain yaitu makna ‘di’.

Dari contoh di atas terlihat bahwa PREP bas/ibas ‘dalam’ dalam BBK dapat terletak di awal, di tengah, maupun di akhir kalimat, dan letak PREP bas/ibas ‘dalam’ tidak memengaruhi makna yang ada pada kalimat. PREP bas/ibas ‘dalam’ tetap menjelaskan nomina dan verba yang melekat atau berdistribusi dengan PREP tersebut.

4.1.1.3 Preposisi ku ‘ke’

Preposisi ku dalam BBK merupakan preposisi tunggal karena preposisi tersebut hanya terdiri dari satu kata saja. Kalimat yang menunjukkan preposisi ku ‘ke’dalam BBK dapat dilihat pada contoh berikut.

Contoh:

(9) Ku ingan PA Mamré aku lawes nderbih. PREP tempat nama perkumpulan aku pergi semalam ‘Ke tempat PA Mamre saya pergi semalam.’

(44)

Dari contoh di atas, PREP ku ‘ke’ yang terletak di awal pada kalimat (9,10) bertujuan untuk menjelaskan kata benda (nomina) yang mengacu pada tempat yaitu pada kalimat (9) ku ingan PA Mamré ‘ke tempat PA Mamre’ dan kalimat (10) kurumah ‘ke rumah’.

PREP ku ‘ke’ dapat terletak di tengah kalimat seperti contoh (9a,10a) berikut.

(9a) Aku lawes ku ingan PA Mamré nderbih. aku pergi PREP tempat nama perkumpulan semalam ‘Aku pergi ke tempat PA Mamre semalam.’

(10a) Ikut rusur anak ah ku rumah pé aku lawes,. ikut selalu anak PART PREP rumah pun aku pergi, ‘Ikut selalu anak itu, ke rumah pun saya pergi.’

PREP ku ‘ke’ dapat pula terletak di akhir kalimat seperti contoh (9b) berikut.

(9b) Nderbih ku lawes ku ingan PA Mamré . semalam aku pergi PREP tempat nama perkumpulan ‘Semalam saya pergi ke tempat PA Mamre.’

PREP ku ‘ke’ yang terletak di akhir kalimat pada contoh (11,12) dapat pula diletakkan di awal kalimat seperti pada contoh (11a,12a).

(45)

(12) Nandé anak-anak lawes ku ingan arisen sekolahna. ibu anak-anak pergi PREP tempat arisan sekolahnya ‘Istri saya pergi ke tempat arisan sekolahnya.’

PREP ku ‘ke’ pada kalimat (11,12) bertujuan untuk menjelaskan kata benda (nomina) yang mengacu pada tempat yaitu pada kalimat (11) ku rumah ‘ke rumah’ dan pada kalimat (12) ku ingan arisen

sekolahna ‘ke tempat arisan sekolahnya’. (11a) Ku rumah temanna, anakku lawes.

PREP rumah temannya anakku pergi ‘Ke rumah temannya, anak saya pergi.’

(12a) Ku ingan arisen sekolahna, nandé anak-anak lawes. PREP tempat arisan sekolahnya ibu anak-anak pergi ‘Ke tempat arisan sekolahnya, istri saya pergi.’

Dalam kalimat (11,12), apabila verba pengisi predikat dilesapkan, maka kalimat tersebut masih gramatikal atau berterima, karena kita masih mengerti apa maksud dari kalimat tersebut. Sehingga PREP ku ‘ke’ dapat berfungsi sebagai keterangan penunjuk arah, seperti contoh (11b,12b) berikut.

(11b) Anakku ku rumah temanna. anakku PREP rumah temannya ‘Anak saya ke rumah temannya.’

(46)

‘Istri saya ke tempat arisan sekolahnya.’

Dari contoh di atas terlihat bahwa PREP ku ‘ke’ dalam BBK dapat terletak di awal, di tengah, maupun di akhir kalimat, dan letak PREP ku ‘ke’ tidak memengaruhi makna yang ada pada kalimat. PREP

ku ‘ke’ tetap menjelaskan nomina yang melekat atau berdistribusi dengan PREP tersebut.

4.1.1.4 Preposisi kempak ‘ke’

Preposisi kempak dalam BBK merupakan preposisi tunggal karena preposisi tersebut hanya terdiri dari satu kata saja. Kalimat yang menunjukkan preposisi kempak ‘kepada’dalam BBK dapat dilihat pada contoh berikut.

Contoh:

(13) Kempak darat itatap Lina. PREP luar dilihat Lina ‘Ke luar dilihat Lina.’

(14) Kempak darat ah min tatap. PREP luar PART lah lihat ‘Ke luar sanalah lihat.’

Dari contoh di atas, PREP kempak ‘ke’ yang terletak di awal pada kalimat (13,14) bertujuan untuk menjelaskan kata benda (nomina) yang mengacu pada tempat yaitu kempakdarat ‘ke luar’.

(47)

(13a) Lina natap kempak darat. Lina melihat PREP luar ‘Lina melihat ke luar.’

PREP kempak ‘ke’ dapat pula terletak di akhir kalimat seperti contoh (13a,14a) berikut.

(13a) Lina natap kempak darat. Lina melihat PREP luar ‘Lina melihat ke luar.’

(14a) Tatap min kempak darat ah. Lihat lah PREP luar PART ‘Lihatlah ke luar sana.’

Dari contoh di atas terlihat bahwa PREP kempak ‘ke’ dalam BBK dapat terletak di awal maupun di akhir kalimat, dan letak PREP

kempak ‘ke’ tidak memengaruhi makna yang ada pada kalimat. PREP

kempak ‘ke’ tetap menjelaskan nomina yang melekat atau berdistribusi dengan PREP tersebut.

4.1.1.5 Preposisi tare ‘kepada’

Preposisi taré dalam BBK merupakan preposisi tunggal karena hanya terdiri dari satu kata saja. Kalimat yang menunjukkan preposisi taré ‘kepada’ dalam BBK dapat dilihat pada contoh berikut.

Contoh:

(48)

PREP temannya diberikan tugas PART ‘Kepada temannya diberikan tugas itu.’ (16) Taré agina ngerana ia.

PREP adiknya bicara dia ‘Kepada adiknya dia berbicara.’

Dari contoh di atas, PREP taré ‘kepada’ yang terletak di awal pada kalimat (15,16) bertujuan untuk menjelaskan kata benda (nomina) yang mengacu pada orang (persona) yaitu pada kalimat (15) taré

temanna ‘kepada temannya’ dan kalimat (16) taré agina ‘kepada adiknya’.

PREP taré ‘kepada’ dapat terletak di tengah kalimat seperti contoh (15a) berikut.

(15a) Iberéken taré temanna tugas ah. diberikan PREP temannya tugas PART ‘Diberikan kepada temannya tugas itu.’

PREP taré ‘kepada’dapat pula terletak di akhir kalimat seperti contoh (15b,16a) berikut.

(15b) Tugas ah iberéken taré temanna. tugas PART diberikan PREP temannya ‘Tugas itu diberikan kepada temannya.’ (16a) Ngerana ia taré agina.

(49)

Kehadiran PREP taré ‘kepada’ dapat juga bermakna ‘dengan’ apabila konstituen yang melekat pada PREP tersebut bukan nomina yang mengacu pada orang (persona), tetapi mengacu pada nomina tempat seperti pada contoh (17) berikut.

(17) Ia man taré piring. dia makan PREP piring ‘Dia makan dengan piring.’

PREP taré ‘dengan’ bertujuan untuk menjelaskan kata benda (nomina) yang mengacu pada tempat yaitu pada kalimat (17) taré piring ‘dengan piring’. Jadi PREP teré ‘kepada’ dalam BBK memiliki makna yang lain yaitu makna ‘dengan’.

Dari contoh di atas terlihat bahwa PREP taré ‘kepada’ dalam BBK dapat terletak di awal, di tengah, maupun di akhir kalimat, dan letak PREP taré ‘kepada’ tidak memengaruhi makna yang ada pada kalimat. PREP taré ‘kepada’ tetap menjelaskan nomina yang melekat atau berdistribusi dengan PREP tersebut.

4.1.1.6 Preposisi deher ‘dekat’

Preposisi deher dalam BBK merupakan preposisi tunggal karena preposisi tersebut hanya terdiri dari satu kata saja. Kalimat yang menunjukkan preposisi deher ‘dekat’dalam BBK dapat dilihat pada contoh berikut.

Contoh:

(50)

PREP kedai itu ada PART gereja ‘Dekat kedai itu, ada gereja.’ (19) Deher rumahta, lit kap kedé.

PREP rumah kita ada PART kedai ‘Dekat rumah kita, ada kedai.’

Dari contoh di atas, PREP deher ‘dekat’ yang terletak di awal pada kalimat (18,19) bertujuan untuk menjelaskan kata benda (nomina) yang mengacu pada tempat, yaitu pada kalimat (18) deher kedé ‘dekat kedai’ dan kalimat (19) deher rumahnta ‘dekat rumah kita’.

PREP deher ‘dekat’dapat pula terletak di akhir kalimat seperti contoh (18a,19a) berikut.

(18a) Lit kap gereja deher kedé ah. ada PART gereja PREP kedai itu ‘Ada gereja dekat rumah itu.’ (19a) Lit kap kedé deher rumahta.

ada PART kedai PREP rumah kita ‘Ada kedai dekat rumah kita.’

PREP deher ‘dekat’ yang terletak di akhir kalimat pada contoh (20), dapat pula diletakkan di awal seperti contoh (20a).

(51)

PREP deher ‘dekat’ pada kalimat (20) bertujuan untuk menjelaskan keterangan yaitu pada kalimat (20a) deher rusur ‘dekat selalu’.

(20a) Ndeher kin rusur kalak ah. PREP PART selalu orang itu ‘Dekat selalu memang mereka.’

Dari contoh di atas terlihat bahwa PREP deher ‘dekat’ dalam BBK dapat terletak di awal maupun di akhir kalimat, dan letak PREP

deher ‘dekat’ tidak memengaruhi makna yang ada pada kalimat. PREP

deher ‘dekat’ tetap menjelaskan nomina dan keterangan yang melekat atau berdistribusi dengan PREP tersebut.

4.1.1.7 Preposisi man ’untuk’

Preposisi man dalam BBK merupakan preposisi tunggal karena preposisi tersebut hanya terdiri dari satu kata saja. Kalimat yang menunjukkan man ‘untuk’ dalam BBK dapat dilihat pada contoh berikut.

Contoh:

(21) Man pangan anakku nakan ah. PREP dimakan anakku nasi itu ‘Untuk dimakan anak saya nasi itu.’ (22) Man tami-tamin kin anak ah.

(52)

Dari contoh di atas, PREP man ‘untuk’ yang terletak di awal pada kalimat (21,22) bertujuan untuk menjelaskan kata kerja (verba) pada kalimat (21) yaitu man pangan ‘untuk dimakan’, dan pada kalimat (22) yaitu man tami-tamin ‘untuk dibujuk’. Konstituen yang berbentuk verba tersebut dapat melekat pada PREP man ‘untuk’, jika pemakaiannya dalam bentuk pasif.

PREP man ‘untuk’ dapat terletak di tengah kalimat seperti contoh (21a) berikut.

(21a) Nakan ah man pangan anakku. nasi itu PREP dimakan anakku ‘Nasi itu untuk dimakan anak saya.’

PREP man ‘untuk’ dapat terletak di akhir kalimat seperti contoh (22a) berikut.

(22a) Anak ah man tami-tamin kin. anak itu PREP dibujuk PART ‘Anak itu memang untuk dibujuk.’

Selain menjelaskan kata kerja (verba), PREP man ‘untuk’ dapat pula menjelaskan kata benda (nomina) seperti contoh (23) berikut.

(23) Baba kari rimo énda man luahndu mulih. bawa nanti jeruk ini PREP oleh-olehmu pulang ‘Bawa nanti jeruk ini untuk oleh-oleh kamu pulang.’

(53)

olehmu’. Dari contoh di atas terlihat bahwa PREP man ‘untuk’ dalam BBK dapat terletak di awal, di tengah, maupun di akhir kalimat, dan letak PREP man ‘untuk’ tidak memengaruhi makna yang ada pada kalimat. PREP man ‘untuk’ tetap menjelaskan verba dan nomina yang melekat atau berdistribusi dengan PREP tersebut.

4.1.1.8 Preposisi alu ’dengan’

Preposisi alu dalam BBK merupakan preposisi tunggal karena preposisi tersebut hanya terdiri dari satu kata saja. Kalimat yang menunjukkan preposisi alu ‘dengan’dalam BBK dapat dilihat pada contoh berikut.

Contoh:

(24) Alu keréta anakku ku sekolah. PREP kereta anakku ke sekolah ‘Dengan kereta anak saya ke sekolah.’ (25) Alu erdahin makana kita banci suskes.

PREP bekerja makanya kita bisa sukses ‘Dengan bekerja, makanya kita bisa sukses.’ (26) Alu tutus dahiken skripsindu é.

PREP serius kerjakan skripsimu ini ‘Dengan serius kerjakan skripsimu ini.’

(54)

menjelaskan kata kerja (verba) yaitu alu erdahin ‘dengan bekerja’, dan pada kalimat (26) bertujuan untuk menjelaskan kata sifat (adjektiva) yaitu alututus ‘dengan serius’.

PREP alu ‘dengan’ dapat terletak di tengah kalimat seperti contoh (26a) berikut.

(26a) Dahiken alu tutus skrisindu é. kerjakan PREP serius skripsimu ini ‘Kerjakan dengan serius skripsimu ini.’

PREP alu ‘dengan’ dapat terletak di akhir kalimat seperti contoh (26b) berikut.

(26b) Skripsindu é, dahiken alu tutus. skripsimu ini kerjakan PREP serius ‘Skripsimu ini, kerjakan dengan serius.’ (24a) Anakku ku sekolah alu keréta.

anakku ke sekolah PREP kereta ‘Anak saya ke sekolah dengan kereta.’

(25a) Makana kita banci suskes, ya alu erdahin. makanya kita bisa sukses, PART PREP bekerja ‘Agar kita bisa sukses, ya dengan bekerja.’

(55)

kalimat. PREP alu ‘dengan’ tetap menjelaskan nomina, verba, maupun adjektiva yang melekat atau berdistribusi dengan PREP tersebut.

4.1.1.9 Preposisi sanga ‘saat’

Preposisi sanga dalam BBK merupakan preposisi tunggal karena preposisi tersebut hanya terdiri dari satu kata saja. Kalimat yang menunjukkan preposisi sanga ‘saat’ dalam BBK dapat dilihat pada contoh berikut.

Contoh:

(27) Sanga gundari, lenga mulih ia erdahin. PREP sekarang belum pulang dia bekerja ‘Saat sekarang belum pulang dia bekerja.’ (28) Sanga berngi kari ia reh.

PREP malam nanti dia datang ‘Saat malam nanti dia datang.’

(29) Sanga natal gabungen jumpa kami i geréjana. PREP natal gabungan jumpa kami di gerejanya ‘Saat natal gabungan kami bertemu di gerejanya.’ (30) Sanga tunduh, ula ganggu ia.

PREP tidur jangan ganggu dia ‘Saat tidur, jangan ganggu dia.’ (31) Sanga sakit, melala istirahat.

(56)

Dari contoh di atas, PREP sanga ‘saat’ yang terletak di awal pada kalimat (27,28) bertujuan untuk menjelaskan keterangan waktu yaitu pada kalimat (27) sanga gundari ‘saat sekarang’, kalimat (28)

sanga berngi ‘saat malam’, kalimat (29) bertujuan untuk menjelaskan kata benda (nomina) yaitu sanganatal gabungen ‘saat natal gabungan’.

PREP sanga ‘saat’ pada kalimat (30,31) bertujuan untuk menjelaskan kata kerja (verba) pada kalimat (30) yaitu sanga tunduh ‘saat tidur’ dan kalimat (31)yaitu sangasakit ‘saat sakit’.

PREP sanga ‘saat’ dapat terletak di tengah kalimat seperti contoh (29a) berikut.

(29a) Jumpa kami sanga natal gabungen i geréjana. jumpa kami PREP natal gabungan di gerejanya ‘Kami bertemu saat natal gabungan di gerejanya.’

PREP sanga ‘saat’ dapat terletak di akhir kalimat seperti contoh (27a,28a,29b,30a,31a) berikut.

(27a) Lenga mulih ia erdahin, sanga gundari. belum pulang dia bekerja PREP sekarang ‘Belum pulang dia bekerja, saat sekarang.’ (28a) Ia reh sanga berngi kari.

dia datang PREP malam nanti ‘Dia datang saat malam nanti.’

(57)

‘Kami bertemu di gerejanya saat natal gabungan.’ (30a) Ula ganggu ia sanga tunduh.

Jangan ganggu dia PREP tidur ‘Jangan ganggu dia saat tidur.’ (31a) Melala istirahat sanga sakit.

banyak istirahat saat sakit ‘Banyak istirahat saat sakit.’

Dari contoh di atas terlihat bahwa PREP sanga ‘saat’ dalam BBK dapat terletak di awal, di tengah, maupun di akhir kalimat, dan letak PREP sanga ‘saat’ tidak memengaruhi makna yang ada pada kalimat. PREP sanga ‘saat’ tetap menjelaskan keterangan waktu, nomina dan verba yang melekat atau berdistribusi dengan PREP tersebut.

4.1.1.10 Preposisi erkitéken ‘karena’

Preposisi erkitéken dalam BBK merupakan preposisi tunggal karena preposisi tersebut hanya terdiri dari satu kata saja. Kalimat yang menunjukkan preposisi erkitéken ‘karena’dalam BBK dapat dilihat pada contoh berikut.

Contoh:

(32) Erkitéken tugas sekolahndu kam bagénda. PREP tugas sekolahmu kamu begini

‘Karena tugas kuliahmu kamu seperti ini.’

(58)

‘Karena baik sekali ibunya makanya saya berani.’ (34) Erkitéken nggo berngi nggo banci kam mulih.

PREP sudah malam sudah bisa kamu pulang ‘Karena sudah malam, sudah bisa kamu pulang.’

Dari contoh di atas, PREP erkitéken ‘karena’ yang terletak di awal pada kalimat (32) bertujuan untuk menjelaskan kata benda (nomina) yaitu erkitéken tugas ‘karena tugas’, kalimat (33) bertujuan untuk menjelaskan kata sifat (adjektiva) yaitu erkitéken mehuli ‘karena baik’, dan pada kalimat (34) bertujuan untuk menjelaskan keterangan waktu yaitu erkitékennggo berngi ‘karena sudah malam’.

PREP erkitéken ‘karena’ dapat terletak di tengah kalimat seperti contoh (33a) berikut.

(33a) Pang aku erkitéken mehuli kel nandéna. berani aku PREP baik PART ibunya

‘Saya berani karena baik sekali ibunya.’

PREP erkitéken ‘karena’ dapat pula terletak di akhir kalimat seperti contoh (32a,34a) berikut.

(32a) Kam bagénda erkitéken tugas sekolahndu. kamu begini PREP tugas sekolahmu

‘Kamu seperti ini karena tugas kuliahmu.’ (34a) Nggo banci kam mulih erkitéken nggo berngi

(59)

Dari contoh di atas terlihat bahwa PREP erkitéken ‘karena’ dalam BBK dapat terletak di awal, di tengah, maupun di akhir kalimat, dan letak PREP erkitéken ‘karena’ tidak memengaruhi makna yang ada pada kalimat. PREP erkitéken ‘karena’ tetap menjelaskan nomina, adjektiva maupun keterangan waktu yang melekat atau berdistribusi dengan PREP tersebut.

4.1.1.11 Preposisi perbahan ‘karena’

Preposisi perbahan dalam BBK merupakan preposisi tunggal karena preposisi tersebut hanya terdiri dari satu kata saja. Kalimat yang menunjukkan preposisi perbahan ‘karena’dalam BBK dapat dilihat pada contoh berikut.

Contoh:

(35) Perbahan temanna ngajak, jadi rusur anakku lawes ku darat. PREP temannya mengajak, jadi sering anakku pergi ke luar ‘Karena temannya mengajak, jadi sering anakku pergi ke luar.’ (36) Perbahan ia tunduh berngi ndai, lanai ka iingetna.

PREP dia tidu malam tadi, tidak lagi diingatnya ‘Karena dia tidur tadi malam, tidak diingatnya lagi.’ (37) Perbahan ia gutul, rusur nandéna merawa.

PREP dia bandal, sering ibunya marah ‘Karena dia jahat, sering ibunya marah.’

(60)

(nomina) yang mengacu pada orang (persona) yaitu perbahan temanna ‘karena temannya’, kalimat (36) yaitu perbahan ia ‘karena dia’, dan pada kalimat (37) yaitu perbahania ‘karena dia’.

PREP perbahan ‘karena’ yang terletak di awal kalimat pada contoh di atas dapat pula diletakkan di tengah kalimat seperti contoh (35a,36a,37a) berikut.

(35a) Jadi rusur anakku lawes ku darat perbahan temanna ngajak. jadi sering anakku pergi ke luar PREP temannya mengajak ‘Jadi sering anakku pergi ke luar karena temannya mengajak.’ (36a) Lanai ka iingetna perbahan ia tunduh berngi ndai.

tidak lagi diingatnya PREP dia tidur malam tadi ‘Tidak diingatnya lagi karena dia tidur tadi malam.’ (37a) Rusur nandéna merawa perbahan ia gutul.

sering ibunya marah PREP dia bandal ‘Sering ibunya marah karena dia jahat.’

(61)

4.1.2 Preposisi Gabungan

Sama halnya dengan bahasa Indonesia yang memiliki preposisi gabungan, BBK juga memiliki preposisi gabungan. Selain memiliki preposisi tunggal, BBK juga memiliki preposisi gabungan. Walaupun preposisi gabungan dalam BBK tidak sebanyak preposisi gabungan yang ada dalam bahasa Indonesia.

Preposisi gabungan adalah preposisi yang terdiri atas dua kata atau dua preposisi yang berdampingan. Bentuk preposisi gabungan tersebut dapat berupa

asangken ‘daripada’, i - nari ‘dari’.

4.1.2.1 Preposisi asangken ‘daripada’

Preposisi asangken dalam BBK merupakan preposisi gabungan karena preposisi tersebut terdiri atas dua kata yang bergabung. Preposisi asangken juga bertujuan untuk membandingkan kata benda (nomina), kata kerja (verba), dan kata sifat (adjektiva) dalam sebuah kalimat.

Kalimat yang menunjukkan preposisi asangken ‘daripada’ dalam BBK dapat dilihat pada contoh berikut.

Contoh:

(38) Tuan aku sitik asangken kila. tuaan aku sedikit PREP paman

‘Lebih tua saya sedikit daripada suami saya.’

(62)

(40) Tabehen kuakap erbinaga asangken ngajar. lebih enak kurasa berjualan PREP mengajar ‘Lebih senang saya berjualan daripada mengajar.’

Dari contoh di atas, PREP asangken ‘daripada’ yang terletak di akhir pada kalimat (38) bertujuan untuk membandingkan dua nomina persona yaitu kata kila ‘paman’ dengan kata aku ‘saya (bibi)’, pada kalimat (39) bertujuan untuk membandingkan dua kata sifat (adjektiva) yaitu kata mehuli ‘baik’ dengan kata gutul ‘jahat’, dan pada kalimat (40) bertujuan untuk membandingkan dua kata kerja (verba) yaitu kata

erbinaga ‘berjualan’ dengan kata ngajar ‘mengajar’.

PREP asangken ‘daripada’ dapat terletak di tengah kalimat seperti contoh (41) berikut.

(41) Dahikenlah gundari asangken berngi é reh ka kam. kerjakanlah sekarang PREP malam nanti datang lagi kamu ‘Kerjakanlah sekarang daripada nanti malam kamu datang lagi.’

PREP asangken ‘daripada’ yang terletak di tengah pada kalimat (41) bertujuan untuk membandingkan dua keterangan waktu yaitu kata gundari ‘sekarang’ dengan kata berngi ‘malam’.

PREP asangken ‘daripada’ dapat pula terletak di awal kalimat seperti contoh (38a,39a,40a) berikut.

(63)

‘Daripada suami saya, lebih tua saya sedikit.’

(39a) Asangken gutul, madin kita mehuli man kalak sidéban. PREP jahat lebih bagus kita baik kepada orang lain ‘Daripada jahat, lebih bagus kita baik kepada orang lain.’

(40a) Asangken ngajar, tabehen kuakap erbinaga. PREP mengajar lebih enak kurasa berjualan ‘Daripada mengajar, lebih senang saya berjualan.’

Preposisi asangken ‘daripada’ adalah preposisi gabungan yang selalu berdampingan dan tidak bisa dipisahkan, karena apabila PREP ini dipisahkan menjadi asa, maka maknanya sudah berubah menjadi ‘sampai’ seperti contoh berikut.

(42) Dahikenlah asa dung. kerjakanlah sampai selesai ‘Kerjakanlah sampai selesai.’

Sebaliknya, apabila PREP ini dipisahkan menjadi ken, maka bukan lagi menjadi PREP melainkan partikel (PART). Jadi, PREP

(64)

4.1.2.2 Preposisi i - nari ‘dari’

Preposisi i - nari dalam BBK merupakan preposisi gabungan karena terdiri atas dua kata yang bergabung. Kalimat yang menunjukkan preposisi i - nari ‘dari’dalam BBK dapat dilihat pada contoh berikut.

Contoh:

(43) Temanku i Sidikalang nari. temanku PREP nama tempat PREP ‘Teman saya dari Sidikalang.’

(44) Kuta kemulihenta i Kabanjahé nari. kampung kepulangan kita PREP nama tempat PREP ‘Kampung saya dari Kabanjahe.’

Dari contoh di atas, PREP i - nari ‘dari’ yang terletak di akhir pada kalimat (43,44) bertujuan untuk menjelaskan kata benda (nomina) khususnya yang mengacu pada tempat yaitu pada kalimat (43) i

Sidikalang nari ‘dari Sidikalang’ dan kalimat (44) i Kabanjahe nari ‘dari Kabanjahe’. PREP i-nari dalam BBK mengapit kata benda (nomina) dan menjelaskan KB tersebut.

PREP asangken ‘daripada’ yang terletak di akhirkalimat pada contoh di atas dapat pula terletak di awal kalimat seperti contoh (43a,44a) berikut.

(65)

(44a) I Kabanjahé nari asal kuta kemulihenta. PREP nama tempat asal kampung kepulangan kita ‘Dari Kabanjahe, asal kampung kita’.

Preposisi i-nari ‘dari’ adalah preposisi gabungan yang selalu berdampingan dan tidak bisa dipisahkan, karena apabila PREP ini dipisahkan menjadi i, maka maknanya sudah berubah menjadi ‘di’ seperti contoh (43b,44b) berikut.

(43b) Temanku i Sidikalang. temanku PREP nama tempat ‘Teman saya di Sidikalang.’

(44b) Kuta kemulihenta i Kabanjahé. kampung kepulangan kita PREP nama tempat ‘Kampung saya di Kabanjahe.’

Dari contoh di atas, terlihat bahwa PREP i-nari ‘dari’ dalam BBK dapat terletak di awal maupun di akhir kalimat, dan letak PREP

i-nari ‘dari’ tidak memengaruhi makna yang ada pada kalimat. PREP

(66)

4.2 Fungsi Preposisi Dalam Bahasa Batak Karo

Menurut Alwi (2003:295), fungsi ialah peran untuk menandai hubungan makna antara konstituen di depan preposisi itu, dan konstituen di depan preposisi itu dengan konstituen di belakangnya. Misalnya dalam kalimat Saya tinggal di

Medan, dalam hal ini preposisi di menyatakan hubungan makna tempat dan menghubungkan kata yang ada di depan yaitu kata Medan dengan kata yang ada di belakang yaitu kata tinggal. Kata Medan merupakan nomina yang berupa kata tempat atau lokasi, sehingga preposisi di menyatakan penanda hubungan tempat.

4.2.1 Penanda Hubungan Tempat

Dalam BBK, PREP yang menyatakan penanda hubungan tempat antara lain: PREP i ‘di’, PREP ku ‘ke’, PREP bas/ibas, PREP kempak ‘ke’, PREP i-nari ‘dari’, dan PREP deher ‘dekat’.

1. Preposisi i ‘di’

Preposisi i ‘di’ termasuk ke dalam PREP yang menyatakan hubungan tempat, karena kata benda (nomina) yang melekat pada PREP tersebut ialah nomina yang berupa kata tempat atau lokasi, seperti pada contoh berikut.

Contoh:

(67)

‘Saya tinggal di jalan Namoterasi.’

Dari contoh di atas, PREP i ‘di’ pada kalimat (45) berfungsi untuk menunjukkan makna tempat atau lokasi. PREP i ‘di’ menjelaskan kata benda (nomina) yang melekat pada PREP tersebut yaitu jumanta ‘ladang kita’. Nomina yang melekat pada PREP tersebut merupakan tempat atau lokasi, sehingga PREP i ‘di’ menyatakan penanda hubungan tempat.

Dalam hal ini, PREP i ‘di’ pada kalimat (46) berfungsi untuk menunjukkan makna tempat atau lokasi. PREP i ‘di’ menjelaskan kata benda (nomina) yang melekat pada PREP tersebut yaitu dalan

Namoterasi ‘jalan Namoterasi’. Nomina yang melekat pada PREP tersebut merupakan tempat atau lokasi, sehingga PREP i ‘di’ menyatakan penanda hubungan tempat.

2. Preposisi ku ‘ke’

Preposisi ku ‘ke’ termasuk ke dalam PREP yang menyatakan penunjuk arah, karena kata benda (nomina) yang melekat pada PREP tersebut ialah nomina yang berupa kata tempat atau lokasi, seperti pada contoh berikut.

Contoh:

(68)

anakku pergi PREP rumah temannya ‘Anak saya pergi ke rumah temannya.’

Dari contoh di atas, PREP ku ‘ke’ pada kalimat(47) berfungsi untuk menunjukkan makna tempat atau lokasi. PREP ku ‘ke’ menjelaskan kata benda (nomina) yang melekat pada PREP tersebut yaitu

ja ‘mana’. Nomina yang melekat pada PREP tersebut merupakan tempat atau lokasi, sehingga PREP ku ‘ke’ menyatakan penanda hubungan tempat.

Dalam hal ini, PREP ku ‘ke’pada kalimat (48)berfungsi untuk menunjukkan makna tempat atau lokasi. PREP ku ‘ke’ menjelaskan kata benda (nomina) yang melekat pada PREP tersebut yaitu rumah ‘rumah’. Nomina yang melekat pada PREP tersebut merupakan tempat atau lokasi, sehingga PREP ku ‘ke’ menyatakan penanda hubungan tempat.

3. Preposisi bas/ibas ‘dalam’

Preposisi bas/ibas ‘dalam’ termasuk ke dalam PREP yang menyatakan hubungan tempat, karena kata benda (nomina) yang melekat pada PREP tersebut ialah nomina yang berupa kata tempat atau lokasi, seperti pada contoh berikut.

Contoh:

(49) Bas/ibas map biru, ku tama. PREP map biru ku letakkan ‘Dalam map biru, saya letakkan.’

(69)

banyak yang mengatakan PREP rumahku ini panas PART ‘Banyak yang mengatakan dalam rumah saya ini panas sekali.’

Dari contoh di atas, PREP bas/ibas ‘dalam’ pada kalimat(49) berfungsi untuk menunjukkan makna tempat atau lokasi. PREP bas/ibas ‘dalam’ menjelaskankan kata benda (nomina) yang melekat pada PREP tersebut yaitu map biru ‘map biru’. Nomina yang melekat pada PREP tersebut merupakan tempat atau lokasi, sehingga PREP bas/ibas ‘dalam’ menyatakan penanda hubungan tempat.

Dalam hal ini, PREP bas/ibas ‘dalam’ pada kalimat (50) berfungsi untuk menunjukkan makna tempat atau lokasi. PREP bas/ibas ‘dalam’ menjelaskan kata benda (nomina) yang melekat pada PREP tersebut yaitu rumahku ‘rumah saya’. Nomina yang melekat pada PREP tersebut merupakan tempat atau lokasi, sehingga PREP bas/ibas ‘dalam’ menyatakan penanda hubungan tempat.

4. Preposisi kempak ‘ke’

Preposisi kempak ‘ke’ termasuk ke dalam PREP yang menyatakan hubungan tempat, karena kata benda (nomina) yang melekat pada PREP tersebut ialah nomina yang berupa kata tempat atau lokasi, seperti pada contoh berikut.

Contoh:

Gambar

TABEL PREPOSISI

Referensi

Dokumen terkait

Realisasi Produksi dan Jumlah Penjualan Produk Kerajinan Perak pada Dini Bali Silver di Celuk, Gianyar. Tahun

Sosialisasi dan aktualisasi pemahaman kebudayaan yang tepat dan mendalam (perlu) dilakukan melalui berbagai cara dengan memberikan pengalaman kebudayaan secara

\DQJ GLEDKDV GDODP EHUEDJDL NLWDE ILNLK 6\DIL¶L NODVLN \DLWX VDODK VDWXQ\D LDODK NLWDE Kanz al- Râghibîn yang penulis gunakan untuk membandingkan dengan jual beli dengan hak membeli

[r]

karya Wang Wei merupakan bagian penting dalam sejarah puisi China7. kuno terutama pada

STOCK CLOSE TARGET PRICE STOP LOSS SUPPORT RESISTANCE. MEDC 895 930 850

Bluetongue virus BTV infection of fetal ruminants provides an excellent model for the study of virus-induced teratogenesis. This model has shown that only viruses modified by passage

Jarak antarbaris adalah satu setengah spasi, kecuali abstrak, terusan nama bab, terusan nama judul tabel, terusan nama judul grafik/gambar, dan kutipan langsung yang lebih dari empat