I'ENGAIIUI-I BEBERAI'A I'EIILAI<UAN I'ASCA PANEN DAN
SUIIU SIMPAN TERIIADilP DAYA SIMI'AN DAN I<UAI,ITAS
BUAlI PEPAYA
(Carica ynyajw
L.)
I<UUIDIYAN'TI DOMINICA
JURUSAN UUDl I>AYA I'ER'I'ANIAN
IrAKULI'AS I'ERTANIAN
INSTITU'I' I'EIITANIAN BOGOIl
Simpan tcrhadap Daya Sinlpan dan ICualitas Buah I'cpaya
(Ccrr'icn
~ t r l , n j j nL.)
(Dibawah binibingan B A M B A N G S. PURWOKO).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh spermidin, CaClz dan
pelilinati pada dua suhu simpan scrta untuk mengctahui pcrlakuan yang paling efektif
dalani niemperpanjang masa simpan dan mempertaliankan kualitas buah pepaya.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni
-
Juli
1997d i Laboratorium Pasca Patien
Jurusan Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertaniati dan PAU Pangan dan Gizi, IPB.
Bahan utama yang digunakan adalah pepaya Solo varietas
1-1-5dc~igan warna kulit
buah 10
%kuning
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial
dengan dua faktor. Faktor pertanla adalah suhu penyimpanan terdiri atas dua suhu
simpan yaitu suhu kamar atau ambien (24
-
25 O C )dan suhu dingin (15
-
18'c).
ITaktor kedua adalah perlakuan pasca panen yang terdiri atas perlakuan pelapisan lilin
karnauba 6
%,infiltrasi tekanan spermidin 1 mM, infiltrasi tckanan CaClz
4 %dan
perlakuan kontrol.
13asil pe~ielitia~i
menu~ijukkan bahwa penyi~npanan pada suhu dingin dapat
mengliambat peningkatan persen susut bobot buah pepaya dan pelunakan buah
sela~na penyimpanan. Perlakuan suhu dingin juga dapat mempertahankan tingkat
kesukaan terhadap skor rasa
2 3sampai hari ke-12 dan skor penampakan
3
sa~npai
hari ke-7 dan mempertahankan perubahan warna kulit buah pepaya
<
6sainpai hari
ke- 12.
Perlakuan lilin inalnpu menekan peningkatan
persen
susut bobot,
menglia~nbat pembalian warna kulit buah dan ~iie~niliki
tingkat kesukaan terhadap
rasa dan penamyakan buah yang terbaik.
Perlakuan CaClz dapat mengurangi
penurunan laju padatan terlarut total dan rne~niliki nilai kesukaan pena~npakan yang
baik setelah perlakuan lilin. Perlakuan sperniidin inampu mengura~igi penurunan
kandungan vitamin C , nalnun tidak mampu ~ n e ~ i e k a n
susut bobot dan ~nelniliki nilai
kesukaan yang terendah terhadap penampakan buah.
SUI-IU SIMPAN TERI-IADAI' DAYA SIMPAN DAN KUALITAS
BUAIi PEI'AYA
(Cnricn ynl)ajuz
L.)
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pel-tanian
JURUSAN BUD1 DAYA I'ERTANIAN
PAItULTAS PEICTANIAN
INSTI'I'UT PERTANIAN BOGOR
:
PENGARUS4
BEBERAPA
PERLAKUAN
PASCA
PANEN DAN SUflU SlMPAN TERI-IADAP DAYA
SIMPAN DAN ICUALITAS
UUAM
PEPAYA
(Caricny
nf~oy~r
L.
)Nama Mahasiswa
:IZUBIDXYANTI DOMtNlCA
Nomor
Pokok
: A30.0614Dr.
Ir. Ban~bang
S. Ptirwoko, MSG
NIP
130873
228l'enulis dilahirkan di Blitar, Jawa Timur pacla tanggal 27 Maret 1975 sebagai
anak keempat dari empat bersaudara keluarga Fransiscus Assisi Rochijadi dan
Christiana Martha Madoewireni.
Penulis memulai pendidikan di SO Pangudi Utami Tcmanggung tahun 1981
dan lulus pada tahlln 1987. Penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri I
Temanggung dan lulus tahun 1990. Pada tahun tersebut pcnulis melanjutkan
pendidikan ke SMA Negeri I Temanggung dan lulus tahun 1993.
Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui Undangan Seleksi Masuk
Institut l'etanian Bogor (USMl) pada tahun 1993. Pada tahun 1994 penulis mel11ilih
Program Studi Hortikultura di Jurusan Budi Oaya Pcrtanian.
Selama menjadi mahasiswa di Jurusan Budi Oaya Pertanian, pcnulis pernah
menjadi asisten praktikum mata kuliah Hortikultura pada tahun ajaran 1996/1997 dan
KATA I'ENGANTAR
Puji syukur pcnulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maim Kuasa yang telah
melimpahkan bcrkatNya sehingga penulis dapat mcnyclcsaikan lulisan ini.
Selama kegiatan penelitian dan penulisan laporan ini, penulis banyak dibantu
olch bcrbagai pihak. Untuk ilu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
I. Bapak Dr. Ir. Bambang S. Purwoko, MSc selaku doscn pembimbing yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis sejak awal penclitian hingga tersusunnya
laporan ini.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Achmad Surkali
A.,
MSc dan Ibu II'. Nurul Khumaida, MSiselaku dosen penguji yang telah bersedia menguji dan memberikan masukan dan
saran bagi perbaikan penyusunan laporan ini.
3. Ibu Sri, Pak Nur, Pak I1yas selaku laboran yang banyak memberikan banluan dan
dan masukan.
4. Bapak, Ibu, Mas Andry dan Mbak Atik, Mbak Nana, Mbak Yaya, Sandi yang
selalu mendukung dalam semangat dan doa.
5. Wiwin, Fera, Dini, Olaf, Oman, Diah, Lia, Fenny, Me Chen, Ade, Ninik, Ewi,
Rita, Anita, Fredy, Jony, para panelis yang baik, Mas Dian, teman-teman di
Horti, seluruh warga Ridatri dan teman-teman di PMKRI serta semua pihak yang
tidak dapat disebutkan satu per satu. Tcrima kasih at as perhatian, bantuan dan
IlIClIlerlllkannya.
Bogor, Septelllber 1998
DAFTAR lSI
Halaman DAFT AR TABEL ... ... ... ... .... ... ... ... VIII
DAFTAR GAMBAR... x
PENDAHULUAN ... . Latar Belakang ... . Tujuan Penelitian... 3
Hipotesis... ... .... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 3
TINJAUAN PUSTAKA ... 4
Botani ... 4
Pel'llbahan-Perubahan Fisik dan Kimia Selama Proses Pemasakan .. ... 5
Usaha-Usaha clalam Mempertahankan Daya Simpan clan Kualitas Buah... 7
BAI·IAN DAN METODE... 12
Waktu dan Tempat ... 12
Bahan dan Alat... ... ... ... ... 12
Mctode Penclitian.... ... ... ... 12
Pelaksanaan Penelitian... 14
Pengamatan ... 15
BASIL DAN PEMBAHASAN ... 20
Susut Bobot ... 20
Kelunakan Buah ... ... ... ... ... 22
Vitamin C... ... ... ... .... .... ... .... ... ... ... ... ... 26
Rasa... 27
Warna Klllit Bllah... 28
Penampakan ... 30
Pendllgaan Daya Simpan Bllah Pepaya ... 33
KESIMPULAN DAN SARAN ... 35
Kesimplllan ... 35
Saran ... 35
DAFTARPUSTAKA... 36
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
I. Peningkatan Persen Susut Bobot Buah Pepaya Solo Selama
]
'
enYUllpanan ... ,... ... ... ... ... 21.
2. Peningkatan Nilai Pengukuran Kelunakan Buah Pepaya Solo Selama
Penyimpanan ... " .... """ ... 22
3. Perubahan Padatan Terlarut Total Buah Pepaya Solo Sclama
Penyimpanan ... , ... ... 24
4. Perubahan Total Asam Tertitrasi Pepaya Solo Selama Penyimpanan... 25
5. Perubahan Kandungan Vitamin C Buah Pepaya Solo Sclama
Penyimpanan ... 26
6. Perubahan Skor Rasa Buah Pepaya Solo Selama Penyimpanan ... 27
7. Perubahan Skor Warn a Kulit Bliah Bliah Pepaya Solo Selama
Penyimpanan .... " ... , ... "" ... """""."" ... 28
8. Perubahan Skor Penampakan Bliah Pepaya Solo Selama Penyimpanan... 30
9. Pengaruh Perlakllan Pasca Panen dan Suhll Simpan terhadap Daya
Sim pan Buah Pepaya '''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''' ... ,... 3 3
Lal11piran
I. Sidik Ragam Slisut Bobot Selama Penyim]lanan ... ,... 41
2. Sidik Ragam Keilinakan Buah Selama Penyimpanan... 42
3. Sidik Ragam Padatan Terlarut Total Selama Penyimpanan... 43
4. Sidik Ragam Total Asam Selama Penyimpanan '"'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''' 44
7. Basil Analisis Statistik terhadap Warna Kulit Buah Pepaya Selallla
Penyilllpanan ... .
47
8. Basil Analisis Statistik tcrhadap Penalllpakan Buah Pcpaya SeIallla
DAFTAR GAMIlAR
Nomor I'Ialaman
L Slandar Pengamatan Warna Kulit Buah Pepaya... 19 2a. Perubahan Warna Kulit Buah Pcpaya pada Penyimpanan Hari ke-3, 6
dan 9 ... 29 2b. Perubahan Warna Kulit Buah Pepaya pada Penyimpanan Hari ke-12
Latal' Bclakang
Buah-buahan merupakan sumber zat gizi yang penting bagi manusia, Buah
pepaya
(Carica papaya
L.) adalah salah satu buah-buahan yang banyak digemari karena rasanya yang manis, segar, dan kaya akan vilamin khususnya vitamin A danvitamin C. Pepaya termasuk buah-buahan penting di J ndonesia. Oi sal1lping sebagai buah segar, buah pepaya dapat diolah mcnjadi l1lanisan, buah dalam sirup, saus, dan
selai. Pepaya mcmpunyai peluang pasar dan berpolensi diarahkan unluk induslri
olahan serta memiliki peluang ekspor yang cukup cerah (Sunarpo, 1993). Negara
lujuan ekspor pepaya adalah Singapura, Jerman dan Perancis (Biro Pusat Stalistik,
1994).
Pepaya l1lerupakan produk hortikullura mempunyai sifat mudah rusak. Wills,
Lee, Graham, McGlasson dan Hall (1989) l1lelaporkan kehilangan hasil selelah pan en
diperkirakan 25 - 80 % dari buah segar dan sayuran. Penulis lain memperkirakan
kehilangan pasca pancn buah segar dan sayuran unluk negara maju diperkirakan 5 - 25
% dan unluk negara berkembang 20 - 50 % (Kader, 1992). Oi Indonesia kerusakan hasil horlikullura berkisar 20 - 40 % (Oasuki, 1989). Hal ini disebabkan oleh
kerusakan yang tcrjadi selama penanganan pasca panen serla buah dan sayuran segar
adalah jaringan hidup yang lcrus mclakukan perubahan-perubahan fisiologi setelah
panen. Unluk ilu perlu dilakukan pcnanganan pasca panen yang tepat yang dapat
mcngurangi kehilangan bobot, kerusakan dan penurunan mutu buah sehingga dapat
2
Usaha-usaha yang telah dilakukan untuk melllpcrtahankan daya simpan
buah-buahan dan sayumn antara lain adalah pendinginan, pclapisan Iii in, pClllberian bahan
killlia, pengelllasan plastik, pengendalian dan modifikasi atlllosfer serta radiasi.
Pendinginan adalah metode penanganan pasca panen yang banyak dilakukan untuk
lIlelllperpanjang lIlasa silllpan buah-buahan.
Pendinginan pada suhu optimum yang disertai dcngan kelembaban linggi pada
umulllnya adalah cam paling baik untuk
ュ・ャャャー・イー。ャセ。ョァ@ulllur silllpan atau Ulllur
ketahanan kOllloditi.
Metode ini dapat lIlenghambat respirasi dan mengendalikan
pertumbuhan bakteri dan jamur yang menyebabkan pembusukan (Hardenburg, 1993).
Pembcrian bahan kimia CaCh dilakukan untuk
ュ・エセ。ァ。@kcutuhan dinding sel sehingga
buah tClap kcras. Sallls, Conway, Abbott, Lewis dan Bcn-Shalom (1993) melaporkan
bahwa CaCh dapat Illenghambat pembusukan dan melllpertahankan kekerasan buah
ape!. Pelilinan dilakukan untuk mengurangi kehilangan air, menggantikan Ii lin alami
yang hilang karena pencucian, dan memperbaiki pcnampakan (Mitchell, 1993).
Pemberian senyawa poliamin adalah metode yang relatif baru dalam usaha
mcmpertahankan daya simpan buah-buahan. Poliamin sebagai bahan kimia yang dapat
ditemukan dalam sel tumbuhan dapat menunda proses penuaan dan mempertahankan
Tujuan "cnclitian
I'cnclilian ini beltlljllan lInlllk lllcngelahlii pengaruh pcrlakllan spermidill, CaCh dan pelilinan pada dua sllhll sill1pan daiall1 memperpanjang ll1asa simpall dan lllell1peltahallkan kualitas buab pepaya. Pelleiitian ini juga beltujuan lIntlik mengetahlli perlakllan yang paling ・ヲHセォャゥヲ@ clalam ll1emperpanjang lllasa Slll1pan dan lllelllpeitahankan kllalitas bllah pepaya.
HiJlotcsis
I'erlakllall spermidill, CaCh clan pelilillall smta penyimpallan snhll clingin pada bllah pepaya dapal melllpel1Jalljang masa simp all dan melllJlerlahankall kualitas bllah
TIN.JAUAN PUSTAKA
lJotani
Pepaya (Carica papaya L.) tenllasuk ke dalam fal11ili Caricaceae. Tanal11an ini berasal dari Al11erika Tropik dibawa ke Karibia dan Asia Tenggara, kemudian
l11enycbar ke India, Oceania dan Afrika. Sal11pai sekarang penyebarannya meluas di
dunia baik di daerah tropik l11aupun sub tropik (Villegas, 1992).
Tanaman pepaya bempa pohon kecil at au perdu dengan daun yang tcrletak
pada ujung tanaman. Semua bagian tanal11an mengandung getah. Daun tersusun
secara spiral melingkar batang, Icmbaran daun bercelah-celah l11enjari, bcrtangkai
ー。ャセ。ョァL@ berkelompok pada pucuk kanopi. Batang umumnya tidak bercabang, lums,
bulat, bcrongga, lunak dan dapat meneapai kctinggian hingga 10m (Ashari, 1995).
Pepaya mcrupakan tanaman bemmah dua namun tcrdapat tanaman yang mcmpunyai
bunga hennaprodit. Bunga betina memiliki panjang 3 - 5 em, bakal buah panjangnya 2
- 3 em dan mempunyai stigma berbentuk kipas diatasnya. Bunga jantan dengan 10
stamen masing-masing terdapat pada panikcl mcnggantung yang ー。jセ。ョァN@ Bunga
hermaprodit mcmpunyai 5 - 10 stamen dan beberapa di antaranya ecndcmng menjadi
karpeloid (Samson, 1989).
Bentuk buah ditcntukan oleh tipe bunga khususnya olch bentuk putik dan
komposisi benang sari yang dimiliki. Buah yang dihasilkan olch putik bunga betina
yang berbcntuk bulat akan berbentuk bulat. Putik bunga scmpurna bcserta bcnang sari
dan buah intermedia. Pohon jantan kadang-kadang menghasilkan buah. Buah dari
pohon demikian belUkuran kecil dan disebut pepaya gantung (Kalie, 1994).
Buah pepaya berdasarkan asal-usulnya dan jumlah lUang bakal buahnya
tennasuk ke dalam buah sejati tunggal yaitu buah sejati yang berasal dari
perkembangan satu bakal buah dari satu kuntum bunga yang sama. Berdasarkan
bcntuk dan sifat daging buah, pcpaya tcnnasuk kc dalam tipc buah buni, memiliki kulit
luar yang tipis, kuat, lentur sedangkan lapisan dalam bcrdaging, berair dan dapat
dimakan, dengan rongga besar di tcngah (Pantastico, 1993; Ashari, 1995). Komposisi
kimia buah pepaya dalam 100 gram bagian yang dapat dimakanmcngandung: air 86.6
gram, protein 0.5 gram, lcmak OJ gram, karbohidrat 12. I gram, serat 0.7 gram, abu
0.59 gram, kalium 204 mg, kalsium 34 mg, fosfor I I mg, bcsi I mg, sodium 3 mg,
vitamin A 450 mg, vitamin C 74 mg, thiamin 0.03 mg, niasin 0.5 mg, riboflavin 0.04
mg (Villegas, 1992).
I'cl'ubahan-l'cnlbahan Fisik dan Kimia Sciamll PI'OSCS I'cmasakan
Peru bah an warna adalah pClUbahan yang jelas tCljadi pada banyak buah dan
seringkali sebagai kriteria utama bagi konsumen untuk menentukan apakah buah
tcrscbut masak alau mentah (Santoso dan Purwoko, 1995). Untuk kebanyakan buah,
landa kematangan pertama adalah hilangnya warna hijau. Kandungan klorofil buah
yang sedang masak lambat laun bcrkurang (Mattoo, Murata, Pantastico, Chaehin dan
Phan, 1993). Selclah pancn, klorofil mcngalami degradasi, hal ini mengakibatkan
warna buah dan sayuran yang hijau belUbah menjadi kuning (Winarno dan Aman,
6
kuning hingga merah. Beberapa pigmen ini adalah karolenoid yang mempakan
kelompok senyawa yang tersusun dari unit isopropen atau lumnannya. Pada dasarnya
ada dua jenis karotenoid yaitu karotcn (tanpa atom oksigen dalam molekulnya) yang
bcrwarna jingga dan xantofil (mcmpunyai atom oksigen dalam molekulnya) berwarna
kuning (Winarno dan Aman, 1981; Muchtadi dan Sugiyono, 1992). Anggota
karotenoid yang lain adalah likopcn yang mcmiliki warna merah. Likopen ini terdapat
dalalll pepaya, tomat dan semangka (Muchtadi dan Sugiyono, 1992).
Karbohidrat oleh tanaman disimpan dalam buah unluk pcrsediaan energi yang
kemudian digunakan untuk melangsungkan proses aktif dari sisa hidupnya sehingga
dalam proses pematangan kandungan karbohidrat selalu berubah (Muchtadi dan
Sugiyono, 1992). Pcrubahan kuantitatif yang berkaitan dengan pemasakan umumnya
pemecahan polimer karbohidrat, khususnya pembahan pati ュciセ。、ゥ@ gula. lni
mempengamhi pembahan rasa dan tekstur buah. Peningkatan gula cendemng
Illenyebabkan rasa Illanis pad a buah sehingga buah akan lebih dapat diterima.
Pell1ecahan polimer karbohidrat, khususnya senyawa pektin dan hemisellulose,
ll1elcmahkan dinding sel dan gaya kohcsif yang ll1engikat se1-scl bcrsama. Pada tahap
awal tekstur menjadi lebih lunak, tctapi pad a akhirnya stmktur jaringan tanall1an msak
(Santoso dan Purwoko, 1995).
Umumnya kandungan asam organik ll1enumn selama pClllasakan. Asam-asalll
dapat dianggap sebagai sumber cadangan encrgi pad a buah, dan kellludian diharapkan
Il1cnumn selama aktivitas metabolisllle yang lebih tinggi Illuncul selama pemasakan
menjadi l11asak, l11aka kandungan gulanya meningkat dan kandungan asamnya
menurun. Akibatnya ratio gula dan asam akan mcngalami perubahan yang drastis.
Keadaan ini berlaku pada buah klimakterik (Winarno dan Aman, 1981).
Kekerasan buah dipengaruhi oleh adanya perubahan tekanan turgor sel selama
proses perkembangan dan pematangan. Perubahan ini umumnya disebabkan oleh
kOl11posisi dinding sel berubah. Tmunnya jumlah protopektin yang tidak larut air dan
naiknya jumlah pektin yang larut dalam air menyebabkan pelunakan buah (Muchtadi
dan Sugiyono, 1992).
Aroma memainkan peranan penting dalam perkembangan kualitas yang
optimum pada bagian yang dapat dimakan. Aroma tel:iadi karen a adanya sintesis
banyak senyawa organik volatil (Santoso dan l'urwoko, 1995). Senyawa kimia utama
dalam aroma buah adalah ester dari alkohol alifatik dan asam-asam lemak berantai
pendek. Senyawa volatil diproduksi dan dikeluarkan oleh buah hanya apabila buah
mulai matang (Muchtadi dan Sugiyono, 1992).
Usaha-Usaha da1am Mcmpcl'tahalllmn Daya Simpan dan Kualilas BlIah
Penyimpanan bllah adalah suatu usaha untuk memperpanjang periode waktu
kegunaan buah pada kualitas yang disepakati. Tujuan utama dari penyimpanan adalah
pengendalian laju transpirasi, respirasi, infeksi penyakit dan mempertahankan produk
dalam bentuk yang paling bermanfaat bagi konsumcn (l'antastico, Chattopadhyay,
Unluk mengendalikan transpirasi, rcspirasi, prodllksi etilcn dan kerusakan akibal scrangan pcnyakit dapal dilakllkan lIsaha-lisaha scpcrli pcngcndalian pcnyakit-penyakit pasca pancn, pengaturan atmosfcr, perlakuan kimiawi, penyinaran dan pendinginan. Faklor-faktor lingkungan yang penling adalah SUhll, kclembaban udara (RH), dan perbedaan tekanan uap (PTU). Suhll rendah, RH tinggi dan PTU kecil
dipcrlukan untuk menckan pengeriputan buah yang disebabkan oleh kehilangan bobo!. Kehilangan bobol ini dapat dikendalikan dengan pengemasan yang lepat, pcnggunaan lapisan pelindllng, dan mengusahakan sllpaya sllhu pendingin sedckal mllngkin dcngan suhu udara yang diinginkan.
I'clilinan
Pelilinan adalah sualu pcriakuan pcmbcrian lapisan lilin yang lipis pada pcrmllkaan bllah. Tujllan pclilinan adalah lIntuk mengurangi kehilangan air dan unluk mempcrbaiki pcnampakan. Menllrut Wills el al. (1989) pelilinan dapat mengurangi kchilangan air 30 - 50 persen. Pelilinan juga dilakllkan lIntuk menggantikan lapisan liIin alami yang hilang selama pencucian (Mitchell, 1992).
Emliisi-cmllisi lilin dalam air lebih aman untllk digllnakan daripada pelarut-pclaI1lt lilin yang mudah terbakar. Jcnis lilin yang biasa digunakan adalah lilin tebu, lilin karnallba, resin terpen tcrmoplastik, selak, resin dan sebagainya. Trielanolamin dan asam olcat biasanya digunakan untuk pengcmulsi. Fungisida dan baktcrisida yang
CaCh
Pcnambahan kalsium dapat mcnghambat kcrusakan dari dalal11 pada apcl sclallla pcnyil11panan dingin. Pcnambahan CaC!, ini cfektif jika CaC!, kontak langsung dan diserap oleh buah (Wills el aI., \989). lnfiltrasi tekanan pad a apcl dcngan 4 % Ca C!, menghambat pCl11busukan dan I11cl11clihara kckcrasan buah sc\al11a 6 bulan pad a pcnyimpanan 0
°c
(Sams el al., \993). Kalsiul11 juga dapat bcrpcran dala111 mcngurangi kchilangan bobot mallplln I11cnghal11bat rcspirasi buah mangga (Singh, Tandon dan Kalra, \993). Pad a tckanan vakum \ 0 em Ug pcrcndaman dengan CaC!, 4 % dapat Illcnunda pcmasakan buah pcpaya sampai \ O. 7 hari (Susanto, Supriyono dan Sugito, 1995).I'oliamin
Polialllin adalah scnyawa ki111ia yang berperan dalalll pcrtlllllbuhan dan pcrkcmbangan tanaman yang dapat ditcmukan di dalal11 scI tumbuhan (Galston, 1983). Senyawa kimia ini bcrfungsi I11cndukung PCliulllbuhan bcberapa jaringan, stabilitas mcmbran, I11cminil11umkan strcs organ tanaman dan Illcnghal11bat scncscn, tcrlibat dalam pClllbclahan sel, elllbriogcncsis, pcmbentukan akaI', inisiasi dan perkembangan bunga, pcrkclllbangan buah dan pcmbcntukan serbuk sari (Faust dan Wang, 1992).
10
penambahan satu clan clua gugus alllinopropil. Pcnambahan ini clipcroleh dari dckarboksilasi S-adcnosil-mcthionin (SAM) yang juga mcrupakan prckllrsor pada sintcsis etilcn. Kcadaan ini Illcnycbabkan keduanya bcrkompetisi pad a substrat yang sal1la dalal1l biosintcsisnya (Gals ton dan Kaur-Sawhncy, 1987; Faust dan Wang, 1992) Pembcrian poliamin pada jaringan vegetatif atall reprodllktif dapat Illcnghal1lbat produksi etilen, sebaliknya etilcn lllenghal1lbat pCl1lbentukan putresin, sperl1lidin dan spcrlllin (Apelballlll, 1990). Poliamin dapat Illcnghal1lbat biosintesis etilen yang diinduksi auksin pada hipokotil kedelai (Suttlc, 1981) dan pada buah advokad mcnghambat aktifitas enzilll ACC (I -aminosiklopropana-l-asam karboksilat) sintasc (Apelbaum, 1990). Sel1lentara itu pcnghambatan biosintesis polialllin olch ctilcn yaitll dcngan I1lcnghalllbat aktivitas ADC (arginin dckarboksilasc) dan produksi SAM terkarboksilasi.
mempertahankan kekerasan irisan strawberi yang disimpan pada suhu 1
"c.
Pemberianpoliamin dapat mcnghambat pclaYllan pada mahkota bllnga ii'adescalliia (Suttle, 1981) dan dapat menghambat proses pematangan pada bllah pisang (Utoro, 1997).
I'cndinginan
Pendinginan merupakan cara yang banyak digllnakan lInluk penYllllpanan
jangka panJang bagi buah-bllahan segar. Cara-cara lain untllk mengendalikan
pcmatangan dan kenlsakan tidak akan berhasil lanpa pendinginan. Pada iklim tropika
yang panas, penyimpanan dalam lIdara terkendali, pembcrian lilin dan' penggllnaan
kantllng-kantllng polietilen tidak 、ゥ。エセャiイォ。ョ@ tanpa dikombinasikan dcngan pendinginan
karcna kerusakan akan berlangsung lebih cepat karcna penimbllnan panas dan CO2
(Pantaslico el al., 1993). Pendinginan dapat mengcndalikan pertllmbuhan banyak jenis bakteri dan jamur yang menyebabkan pelapllkan dan mcmperlambat melabolismc
komoditinya sendiri. Pcndinginan cfcktif mcmpcrlambat respirasi sehingga
BAHAN DAN METODE
TCJllpat dan Waktll
I'enelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Jurusan Budi Daya
Pert ani an, Fakultas l'ertanian dan PAU Pangan dan Gizi, Institut l'ertanian Bogor
pad a bulan Juni - Juli 1997.
Bahan dan Alat
Bahan utama yang digunakan adalah pepaya Solo varietas H-5 dengan tingkat
kematangan yang relatif seragam, warna buah 10 % kuning, berbentuk bulat lonjong
(elongata) dan memiliki bobot yang relalif sama (600 - 700 g). I'epaya diperoleh dari
I'T Nusantara Tropical Fruits, Lampung. Bahan lainnya adalah emulsi lilin karnauba 6
%, larutan CaCh 4 %, larutan spermidin I mM, Benlatc 50 (500 ppm) dan bahan-bahan kimia untuk keperluan analisis.
Alat-alat yang digunakan adalah ruangan bersuhu kamar atau ambien (24 - 25
"c), ruangan pcndingin bersuhu 15 - 18
"c,
alat innitrasi tckanan, timbangan kasar,timbangan O-Ilauss, penctromcter, refraktrometer, blender, labu takar, labu
erlenmeyer, burct, pipet tetes, pipet volumetrik, pisau, dan termol11eter.
Mctodc Pcnclitian
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
Faktorial dengan dua faktor perlakuan. Faktor pertama adalah suhu penyimpanan
terdiri atas dua tarar, yaitu suhu kamar (24 - 25 "C) dan suhu dingin (15 - 18°C).
I. Buah dilapisi lilin karnauba 6 % dcngan cara dircndam sclama· 30 dctik dalam
emulsi lilin
2. Buah dircndam dalam lalUtan spcrmidin I mM selama 2 mcnil dcngan infiltrasi
tckanan 0.3 kg/cnl
3. Buah direndall1 dalam lalUtan CaCh 4 % selall1a 2 IJ1cnit dcngan infiltrasi tekanan
0.3 kglcm2
4. BlIah tanpa pcrlakuan sebagai kontrol.
Dcngan demikian terdapat 8 kombinasi perlakuan, masing-masing diulang 3 kali,
sehingga selulUhnya tcrdapat 24 satuan percobaan. Tiap satllan pcrcobaan tcrdiri alas
2 buah pcpaya, schingga buah yang diperlukan seluruhnya sebanyak 240 bllah pepaya.
Model rancangan pcrcobaan ini aclalah:
J'"k
= fI -I a, -IPi
+ (afJ)" +6"k
Y!/k = nilai pcngamatan pada faktor suhu kc-i, faktor pcrlakuan pasca pancn kc-j dan
uiangan kc-k
fI
=
nilai tengah populasia,
= pengalUh aditif faktor suhu ke-ia = IJcngaruh aclitif perlakllan pasca panen ke-j
fJ./
(afJ),/ = pcngarllh interaksi antara faktor suhu kc-i dan faktor pcrlakuan pasca panen
kc-j
G,/k = pengaruh galat percobaan [lada faktor suhu ke-i, raktor pcrlakllan pasca panen
14
i = 1,2
j
=
1,2,3,4k
=
1,2,3Pada pengamalan hari ke-12 dan [5, faktor yang diamali adalah faklor tunggal yaitu
faktor perlakuan pasca panen silja, sehingga model rancangan percobaannya adalah:
=11+ f< I"{i,k
r 1-'.1 .I
jセォ@ = nilai pengamalan pada faklor perlakuan pasca pancn ke-j dan ulangan ke-k
JI = nilai tengah populasi
fJ,
= pengaruh aditif perlakuan pasca panen ke-jc,k
=
pengaruh galat percobaan pada Ibklor perlakllan pasca panen kc-j dan ulanganke-k
j=I,2,3,4
k
=
1,2,3Pengujian slatistik dilakukan melalui sidik ragam (Tabel Lampiran 1 - 5) dan anal isis
slatislik data nonparametrik (Tabel Lampiran 6 - 8),
Pelal<sanaan Penelitian
Buah pcpaya diperoleh dari PT Nusantara Tropical Fmits, Lampung melailli
dislributor PT Sewu Segar Nusantara, Tangerang, Pengangkulan dari PT Nusantara
Tropical Fruits, Lampung ke PT Sewu Segar Nusantara, Tangcrang dilakukan dengan
lruk yang dilulup dengan kain terpal pada bagian alasnya pada suhu ambien dan
Segar Nusantara, Tangerang ke laboratoriutn dilakukan dengan mobil ber-AC bersuhu
±
22 "C sclama 2 jam. Setelah sampai di laboratorium buah pcpaya dicuci dengansabun lunak, dilap dan dikeringkan untuk menghilangkan kotoran dan getah yang
mungkin menempel pada kulit buah. Untuk mencegah timbulnya penyakit selal11a
penyimpanan, buah direndam dalal11 larutan Benlate 50 (500 ppm) sclal11a 1 l11enit,
kemudian dikeringanginkan. Kcmudian buah diberi pcrlakLlan berupa pcnginfiltrasian
larutan spermidin I 111M selama 2 men it dengan tekanan 0.3 kg/cm2 atau
penginfiltrasian larutan CaCh 4 % selama 2 menit dengan tekanan 0.3 kg/cm2 atau
pelapisan lilin karnauba 6 % dengan cara direndam selama 30 detik dalam el11ulsi lilin
serta tidak diberi perlakuan sebagai kontrol. Setclah itu buah disil11pan dalal11 dua suhu
simpan yang berbcda yaitu suhu kamar (24 - 25 "C) dan suillt dingin (15 - 18°C).
I'cngamatan
Buah diamati secara fisik dan kimia. Pengamatan meliputi tingkat kekerasan
buah, pcrubahan susut bobot, perubahan padatan terlarut total CpU), perubahan total
asam tertitrasi, perubahan vitamin C dan uji organoleptik terhadap rasa daging buah
dan pcnampakan buah serta perubahan warna kulit dcngan penetapan skor 1 - 8.
Pengamatan dilakukan pada hari ke 0, 3, 6 dan 9 setelah perlakuan pada buah pepaya
yang disimpan pada suhu kamar dan suhu dingin kcmudian pada suhu dingin
pcngamatan dilanjutkan pada hari kc 12 dan 15.
pcnal11pakan buah dilakukan setiap hari.
IG
Pengamatan terhadap tekstur buah, pt!, vitamin C, asam tertitrasi, rasa
mcnggunakan buah yang bcrbcda karena pcngamatan untuk pcubah ini bcrsifat
dcstruktif Pengamalan untuk susul bobot, warna kulil buah dan pcnampakan buah
mcnggunakan buah yang sama.
Tingl{at Kckcmsan Buah
Kckerasan buah diukur dcngan mengunakan penctrometcr. Pengukuran
dilakukan pada 6 tcmpat yang berbeda, masing-masing 2 tusukan di bagian ujung,
tengah, dan pangkal. Kekerasan buah dinyatakan dalam saluan mm per gram per 8
detik.
Pcmbahan Hobot
Pcngukuran susut bobol dilakukan dcngan mcnimbang buah pepaya sebelull1
perlakuan dan saat pcngamatan. Susul bobot yang ICljadi dihilung dalam perscn.
bobot awal - bobol saat pcngamatan
Pcrscn susut bobot = x 100%
bobol awal
Kandungan I'adatan Tcdarut Total
Untuk pcngllkuran padatan terlarut total, bahan yang digllnakan adalah daging
buah pcpaya yang diiris secara membujur dan dihancurkan dcngan Il1cnggunakan
blendcr. Kcmudian bahan disaring mcnggunakan kertas saring. Bahan yang tclah
disaring kell1udian diall1bil secukupnya dan diukur kadar padatan tcrlarutnya
Total Asam Tcrtitrasi
Untuk pengamatan tolal asam lerlilrasi, bahan dihancurkan menggllnakan blender. Kemudian hancuran bahan sebanyak 50 g dimasukkan ke dalam labu lakar 250 ml dan ditambahkan air destilata salllpai land a lera. Hancuran yang telah diencerkan kemudian disaring dengan kertas saring. Fillral yang diperoleh sebanyak
25 ml diberi indikalor fenolftalein sebanyak 3 teles kcmlldian dilitrasi dengan lall.ltan NaOH 0.1 N. Tilrasi dilakukan salllpai lerbenluk warna lllerah muda yang slabil. Tolal asam lertitrasi dinyatakan dalam persen.
ml titran x N NaOH x P x BE Total asam (%) =
mg contoh N = Normalitas lall.ltan NaOH P = faktor pengenceran
x 100%
BE = Berallllolekul asam silratlValensi asalll silral
= 192/3
Kandungan Vitamin
C
Persia pan sampai sebelum titrasi sama dengan persia pan untllk mcngllkur asam tcrtitrasi. Filtrat scbanyak 25 1111 dititrasi dengan lod 0.0 I N. Scbelum tilrasi filtral
I ml 0.0 I N lodium = 0.88 mg asam askorbat
Asam askorbat (mg/ I 00 g bahan) =
P = faktor pengeneeran
N= Normalilas
Uji O .. ganolcJllil.
(mllod 0.01 N x 0.88 x P x 100)
gram bobot eontoh
18
Uji organoleplik yang digunakan adalah uji kesukaan atau disebut juga UJI
hedonik. Uji ini dilakukan oleh 10 orang panelis. I'enilaian dilakllkan terhadap rasa
daging buah (dipotong seeal'a mcmbujur) dan penampakan buah. Sislcm skor yang
digllnakan unluk rasa daging buah adalah scbagai bcrikllt:
I = sangat tidak suka 2 = tidak suka 3 = agak suka
4
=
suka 5 = sangat sukaSistcm skor yang digunakan untuk pcnampakan adalah scbagai bcrikllt: .
I = sangat buruk
2 = buruk
3 = sedang
I'c .. ubahan Wa1'lla Kulit Buah
4 = baik
5 = sangal baik
Perubahan warna kuiit buah diamati dengan pcnetapan skor warna sepcrti
terlihat pada Gambar I sebagai bcrikllt:
I = 0 % kllning
2 =10 % kllning
3 = 25 % kllning
5 = 75 % kuning 7 = mulai i11l1llcul bercak coklal 6
=
100 % kllning (masak) 8=
bercak coklal banyak [image:32.618.54.565.158.497.2]HASIL DAN PEM8AIIASAN
Susut 8obot
Sidik ragam (Tabel Lampiran I) ュ・ョuャセオォォ。ョ@ bahwa perlakuan suhu
berpengamh nyata terhadap susut bobot buah pepaya pada penyimpanan hari ke-3, 6
dan 9, sedangkan perlakuan pasca panen berpengaruh nyata pada hari ke-3, 6, 9, 12
dan 15. Hasil sidik ragam juga menunjukkan adanya intcraksi antara perlakuan suhu
dan perlakuan pasca panen yang dicobakan tcrhadap susut bobot buah pepaya pada
penyimpanan hari ke-3, 6 dan 9.
Persen susut bobot buah pepaya mengalallli pcningkatan selallla penyimpanan
(Tabel I). Peningkatan susut bobot ini disebabkan olch proscs transpirasi dan
rcspirasi yang Illengubah gula Illenjadi CO2 dan I-hO (Kader, 1992). Pcrscn susut
bobot buah pcpaya yang disimpan pada suhu dingin Icbih rcndah dibandingkan
dengan suhu kalllar pada selllua hari pengalllatan. Hal ini Illcnunjukkan bahwa suhu
dingin lebih mampu menekan susut bobot buah pepaya sclallla penyimpanan dengan
mempcrlambat respirasi dan mengurangi laju transpirasi (Hardenburg, 1993).
Pad a penyimpanan hari ke-3, 6 dan 9 buah pcpaya yang dibcri perlakuan lilin
memiliki persen SllSllt bobot yang lebih kecil dibandingkan dengan pcrlakuan lainnya
(Tabel I). JlImlah air yang hilang pada buah pepaya yang diberi perlakuan lilin Icbih
scdikit karen a scbagian pori-pori kulit buah tcrtutup olch lilin. Perlakuan spcrmidin
dan perlakllan CaCI2 tidak berpcngamh terhadap susut bobot buah pepaya
dibandingkan dengan kontrol. Pad a pengamatan hari ke-12 dan 15 susut bobot buah
Tabel I. Peningkatan Persen Susut Bobot Buah Pcpaya Sclama Penyimpanan
Pcrlakuall Waklu Pengan"'lan (I-ISP)
3 6 9 12 • 15 •
Kam<lf Konlrol 2.4a 5 . .1a 8.8ab
Spennidin 2.2ab 5.0ab 8..1abc
CaCI, 2.5a 5.5H 9.5a
Lilin 1.9be 4.3b 7.3c
Dingill Konlrol I.Gcd 3.5c 5.8d 7.lb Il.lb
Sperlllidin 2.(lb 4.Gb 7.7bc 9.0a 15.la
CaCI, I.5cd 3.4cd 5.Gde 6Ab 1(1.0b Lilin l.2d 2.8d 4.6e 5.2h 8.7h
Kctcrangan :
HSP
=
Hari Selclah PerlakuauAngka-angka yang diikuli humf yang sama pacta kolom yang sama tidak berbeda nyala pada uji Duncan larar 0.05
*
= data' hanya dmi buah yang disimpan pada suhu dinginDasuki (1989) melaporkan bahwa penggunaan emulsi lilin pada buah pepaya Solo dapat l11enunda kel11atangan dengan l11engurangi jUl11lah pori yang ada schingga respirasi dapat dihambat dan proses pel11atangan juga terhambal. Mcnurut Wills e/ al.
(1989) pel11berian lapisan liJin sclain digunakan untuk l11cngurangi kehilangan air juga untuk mcnggantikan lilin alami yang hilang sclama pencucian, lllenghalllbat pclayuan, l11cnutupi luka, dan untuk lllcmperbaiki pcnampakan. Kehilangan air yang dapat dikurangi dengan pelilinan berkisar an tara 30 - 50 persen.
[image:34.620.111.524.95.317.2]22
Kcluual<an Buah
Pcrlakllan slIhll membcrikan pcngarllh nyala Icrhadap lingkal kclllnakan bllah pepaya pada penyimpanan hari ke-9 (Tabel Lampiran 2), sedangkan pcrlakllan pasca panen berpengaruh nyata terhadap lingkat keilinakan bllah pcpaya pad a pcnyimpanan hari ke-O. Pada penyimpanan had ke-9 lerjadi pcningkalan nilai pengukuran kelunakan buah pcpaya pad a suhu kamar dan suhu dingin (Tabcl 2). Pcningkatan nilai pengukuran kelunakan bllah pepaya pada suhu dingin tidak scbesar pada suhu kamar. Buah pepaya yang disill1pan pada suhu dingin llIengalami proses pelunakan buah yang Icbih lambat dibandingkan dcngan pada suhu kamar. Hal ini Il1cnunjukkan bahwa suhu dingin mampu ll1empcrlambat llIetabolislllc komoditi sehingga proses pelunakan buah juga dihambat (Hardenburg, 1993).
Tabel 2. Pcningkatan Nilai Pengukuran Kelunakan Buah Pepaya Solo Selama Pcnyimpanan
Perlakllan
Waktu Pengmnatan (HSP)
o
3 6 9 12*
15*
...
... ... ... " , ... " . II1I1l/gl8 deti!< .....
' ... "...
Suhu Kmnnr 10.2 10.6 12.2 29.3a
Dingin 10.0 10.8 12.4 20.4b 25.2 48.0
Pasca panen Kontrol 9.4b 10.1 12.6 23.8 25.2 45.5
Spcrmidin 9.9b 10.7 12.2 25.0 27.6 60.8
CaC!, ll.2a 11.7 13.1 25.3 22.8 41.8
Lilin 9.% 10.2 11.3 25.2 25.3 43.9
Kctcrangan :
HSP = Hari Setelah Perlakuan
Angka-angka yang diikllti humfyang sallla pada kololl1 dan faktor yang SaIna tidak berbeda nyata pada lIji Duncan tarafO.OS
Dari Tabel 2 tcrlihat nilai pengukuran kelunakan buah pcpaya mengalami
pcningkatan. Hal ini berarti buah sell1akin lunak. Proses pelunakan ini disebabkan
oleh tcrhidrolisisnya zat pektin menjadi kOll1ponen-komponen yang larut air
sehingga total zat pektin akan Il1cnurun kadarnya dan kOll1ponen yang larut air akan
Il1cningkal jUll1lahnya yang Il1cngakibatkan buah Il1cnjadi lunak (Muehtadi dan
Sugiyono, 1992).
Pada penyimpanan hari ke-O buah pepaya pada pcrlakuan CaCb ll1ell1iliki
lingkat kelunakan yang paling linggi. Penelitian scbelull1nya pada poliall1in
menunjukkan bahwa poliamin dapat meningkatkan kekerasan irisan buah strawberi
(Ponappa el
al.,
1990) dan mell1pertahankan kekerasan dan mcmperpanjang masa simpan buah tomat (Davies el a/., 1990). Demikian pula pemberian CaCb 4 %dengan infiltrasi tekanan 103 KPa dapat mempertahankan kekerasan bllah apel yang
disill1pan pad a SUhll 0 °C (Sams el
al.,
1993). Pad a pcnelitian ini perlakllan sperll1idin dan CaCb tidak berpengaruh terhadap tingkat kckerasan buah pepaya.Hal ini ll1ungkin disebabkan oleh kondisi tumbuh dan tahap pcrkcmbangan buah yang
bervariasi sehingga mempengaruhi kOll1posisi kimia peklin buah (Arriola, Calzada,
Menehu, Rolz dan Garcia, 1980).
I'adatan Terlamt Total
Hasil anal isis ragam (Tabcl Lall1piran 3) Il1cnunjukkan bahwa pcrlakuan suhu
tidak berpengarllh terhadap pad alan lerlarut tolal (pll) buah pepaya, sedangkan
perlakuan pasea pan en berpengaruh nyata terhadap nilai ptt buah pepaya pada
24
perlakuan spermidin dan CaCh berbcda nyata bila dibandingkan dengan nilai ptt
pad a perlakuan kontrol (Tabel 3). Nilai ptt pad a pcrlakuan kontrol mcngalami
penurunan lebih besar bila dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Tabel3. Pcrubahan Padatan Terlarut Total Buah Pepaya Solo Sclama Penyimpanan
Pcrlakuan Waktu Pcngamatan (HSP)
o
3 6 9 12*
IS*
......... °Brix ... , .... , .... , ... .
Suhu Kamar 11.4 12.4 11.7 Il.l
Dingin 11.3 12.S 11.6 10.6 11.3 II.S
Pasca pancn Kontrol I\,4 12.2 11.9 Hl.lb 11.6 11.5
Spcrmidin 11.3 11.8 12.0 11.5a 10.9 11.7
CaCl, 11.0 12.6 11.4 Il.2a 11.3 11.2
Lilin 11.6 12.2 11.3 1O.7ab 11.3 11.7
Kctcrangan :
HSP = Hari Sctclah Pcrlakuan
Angka-angka yang diikuti humf yang salll<l pada kololll dan faklor yang sam;! tidak bcrbcda nyata pada uji Duncan (afar 0.05
*
=
data hanya dad buah yang disimpan pada sulm dinginSclama pcnyllnpanan, kandungan ptt buah pepaya mcngalami peningkalan
pada penyimpanan hari ke-3 kemudian menurun sampai pada pcnyimpanan hari
kc-9. Menurul Akaminc dan Goo (1971) gula merupakan komponcn ulanm pit. Selama
pemasakan buah, pit meningkat karena tCljadi pcmecahan polil11er karbohidrat
khuslisnya pcrubahan pati menjadi gula sehingga kandungan gula secara Ul11Ul11 akan
l11cningkat. Pada lahap selanjulnya pit akan l11enurun karena hidrolisis gula ll1enjadi
asal11-asam organik dan digunakan lIntuk proscs reSplraSl. Pada pcnclilian ini
Total Asa III
Hasil sidik ragam (Tabel Lampiran 4) menllnjllkkan bahwa pcrlakllan sllhll
dan pcrlakllan pasea panen tidak bcrpengaruh nyata terhadap total asam tertitrasi bllah
pepaya. Selama penyimpanan pola total asam tertitrasi berOuktllasi. Pada hari kc-O
total asam tertitrasi memiliki nilai yang paling rendah, kemudian akan meningkat dan
akan mengalami penurunan pada hari ke-12 (Tabel 4).
Tabel 4. Perubahan Total Asam Tertitrasi Buah Pepaya Solo Selama Penyimpanan
Pcrlakunn Waklu Pellgalllalall (liSP)
o
3 6 9 12*
15*
. . . , . . . (X) ... .
SullU Kalnar 0.21 0.29 0.26 0.34
Dingin 0.19 0.29 0.26 0.31 0.26 0.28
Pasca panen KOlllrol lUI 0.32 0.27 0.30 11.28 0.27
Spennidin 0.21 0.29 0.28 0.31 0.28 0.27
CaCl, 0.20 0.27 0.24 0.33 0.24 0.30
Lilin 0.18 0.29 0.24 0.36 0.24 0.28 Kc(crangan :
HSP = Hari Selelah Perlakuan
*
= data hanya dad buah yang disimpan pnda sulm dinginMcnurut Arriola e/ al. (1980) selama pemasakan' buah pcpaya pada suhu ruang total asam tertitrasi akan meningkat, kemudian ketika buah lewat masak akan
mengalami pcnurunan. Total asam yang berOuktllasi pada penelitian ini diduga
discbabkan oleh proses pembentllkan dan perombakan as am sitrat yang terjadi terus
mcnerus sclama proses rcspirasi. Pol a yang bcrOuktuasi ini juga dilaporkan oleh
Rohendi (1996), Dandy, Prabawati dan Setyajit (1994) pada buah pepaya dan
26
Vitamin C
Sidik ragam mCllunjukkan pcrlakuan suhll tidak bcrpcngaruh nyata tcrhadap
kandungan vitamin C buah pcpaya, sedangkan pcrlakllan pasea pancn bcrpcngarllh
nyata tcrhadap kandungan vitamin
Cbllah pcpaya pada pcnyimpanan hari kc-3 dan 9
(Tabel Lampiran 5). Pada perlakuan kontrol kandungan vitamin
Cbllah pepaya
berbeda nyata dengan perlakllan spcrmidin (Tabel 5). Kandungan vitamin C buah
pepaya pacla perlakuan kontrol lebih rendah dibandingkan dengan pcrlakuan
spermiclin.
Didllga dengan adanya pcrlakllan pasea pancn dapat mcngurangl
penurunan kandllngan vitamin C bllah pepaya pada hari kc-3 dan 9.
Seeara lImlim kandungan vitamin
Cbuah pepaya pada pcnclitian ini
meningkat pada hari ke-3 kemlldian mengalami penllrunan seiama pcnyimpanan. Hal
ini disebabkan adanya proses pemasakan bllah dimana kandungan vitamin
Cakan
meningkat seeara gradual dan mempllnyai nilai maksilllulll saat masak kelllllclian
akan menurun seeara perlahan (Arriola
e/ al., 1980).Tabcl 5. Perubahan Kandllngan Vitamin
CBuah Pcpaya Solo Sclama Pcnyimpanan
Pcrlakuan Waktu Pcngamatan (HSP)
o
3 6 9 12 • IS •... , ... mglIOOg ... ... ... ...
Suhu Kamar ' 108.8 161.6 109.0 111.4
Dingin 115.5 155.9 100.1 100.3 106.3 10O.S
Pasca panen Kontrol 113.1 142.4b 106.7 94.5b 109.6 98.S
Spcnnidin ilLS ISl.la IOS.7 120.6a IOS.3 104.1
CaCl, 10S.4 149.3ab 102.5 I05.0ab 11l.l 99.S
Liliu 115.4 162.2ab 100.3 103.7ab 96.1 100.6
Kclcrangan :
HSP = Hari Sctclah Pcrlakuan
Angka-angka yang diikuti humf yang sama pada kolom dan raktor yang S31ll{1 tidak bcrbcda nyata
pada lUi DuncanlarafO.05
Rasa
lIasil anal isis statistik Illcnunjukkan bahwa pcrlakuan pasca pancn tidak bcrpcngaruh tcrhadap rasa buah pcpaya pada sClllua hari pcngalllatan, scdangkan periakuan suhu bcrpcngamh nyata terhadap rasa buah pcpaya pada pcnyilllpanan hari kc-3 dan 9 (Tabel Lalllpiran 6). Pad a suhu dingin nilai skor rasa buah pcpaya Icbih tinggi dibandingkan dcngan suhu kamar. Pada penyilllpanan hari kc-12 nilai skor rasa juga masih linggi (Tabel 6).
Tabel 6. Pembahan Skor Rasa Buah Pepaya Selama Penyimpanan
Pcrlakuan
Sulm Kumar 2.%
Dillgin 3.8a
Pasca pancH Konlrol 2.8
Spenuidin 3.3
CaCI, 3.2
Ulin 3.8
KCicrangan:
I. HSP セ@ Hari Selelah Pcrlaknan
3 3.7 4.1 3.9 3.9 3.8 3.7
Wakln Pengamalan (HSP)
6 9x
l.lb 3.7a 2.2 I.G 1.8 2.4
12
*
3.5
3.3
3.4
15
*
1.0
1.0
1.4
1.9
2. Angka-angka yang diikuli hUl1If yang sallln pada hari pcngamat:m yang S<Ima tidak bcrbcda nyata
pada uji Kruskal Wallis lara[0.05
3.
*
=: dat:llmnya dari buah yang disimpan pada sulm dingill4. x nilai lcngah pcrlakuan kontrol, spcnnidin, eaCh dan lilin pacta buah yang disimpan pacta snlm dingin bcrlumt-luml adalah 3.7,3.8,3.5 dan 3.9.
2X
Warna Kulit Buah
Hasil anal isis statistik Il1cnunjukkan bahwa pcrlakuan suhu bcrpcngaruh nyata terhadap warna kulit buah pada pcnyill1panan hari ke-6 dan 9, sedangkan perlakuan pasca panen tidak bcrpengaruh nyata terhadap warna kulit buah (Tabel Lall1piran 7). Pada suhu dingin, penyill1panan pada hari ke-6 dan 9 mell1iliki skor yang lebih rendah dibandingkan dengan pada suhu kamar (Tabel 7). Hal ini menunjukkan bahwa penyill1panan suhu dingin daimt menghall1bat perubahan warna klilit bllah. Pad a perlakuan lilin perubahan warna klilit buah lebih lambat apabila dibandingkan dengan perlakuan lainnya walaupun tidak nyata secara statistik.
Tabel7. Perllbahan Skor Warna Klilit Buah Pepaya Selall1a Pcnyimpanan
Waklu I'cngalllalan (I-lSI') PcrlakwlII
0 J 6 9 12 • 15 •
Suhu Kmnar 1.0 1.5 G.O" 7.0a
Dingin 1.0 1.0 J.Ob 5.0b
Pasca Pancn Konlrol 1.0 2.0 5.5 6.5 G.O 8.0
Spcnnidin 1.0 1.0 4.0 6.0 6.0 8.0
CaCl, 1.0 1.0 5.0 5.5 5.0 8.0
Liliu 1.0 1.0 3.0 5.5 5.0 7.0
Kctcrangml:
I. HSI' = Hari Sclclah I'crlakuan
2. Angka-angka yang diikuti humf yang sama pada hari pcngamalall yang samil lidak bcrbcda nyata pada lIji KllIskal Wallis lararO.05
.1.
*
= data hanY:1 dari buah yang disimpan p.lda sulm dinginPerllbahan warna pada bllah pepaya disebabkan oleh degradasi klorofil yang ll1engakibatkan hilangnya warna hijall dan terbentllknya pigmen kllning (Pantastico e/
30
Gambar 2b. PcrubahanWarna Kulit Buah Pcpaya pacla Pcnyimpanan Hari ke-12 clan 15
Pcnampakan
Penyimpanan pada hari ke-O buah pepaya pada slIhll kamar memiliki
penampakan yang lebih baik dibandingkan dengan slIhll dingin, mungkin disebabkan
vanasl bahan percobaan. Pada pcnyimpanan hari kc-7, 8 dan 9 buah pada slIhu
dingin mCll1iliki penampakan yang lebih baik dibandingkan dengan pada slIhu
kamar. Pada hari ke-7, 8 dan 9 buah pad a slIhu kamar, buah telah lewat masak
sehingga penall1pakan tidak mcnarik (Tabcl 8). Penyill1panan suhu dingin dapat
mcnghambat proses kemunduran sehingga penall1pakan buah lebih menarik
dibandingkan dengan suhll kall1ar.
Tabel 8. Perubahan Skor Penampakan Buah Pepaya Selall1a Penyimpanan
Pcriakuan
Waktu Pcngamatan (HSP)
0 2 3 4 5 6 7 8 9
Sulm Kamar 3.9a 3.G 3.8 4.2 3.4 3.5 3.1 2.9b 2.3b 1.5b
Dingin 3.6b 3.5 3.5 3.9 3.6 3.5 3.4 3.6a 2.7,1 2.6a
PascH Konlrol 3.5 3.2b 3.4 3.6 3.2 3.1 3.2 3.0 2.4 2.0
pancn Spcnniuin 3.6 3.5ab 3.5 4.0 3.3 3.2 3.0 3.0 2.0 2.0
CaC!, 3.9 3.Gab 3.6 3.9 3.8 3.8 3.5 3.1 2.G 1.9
Lilin 3.9 3.7a 4.0 4.2 3.9 4.0 3.7 3.5 3.0 2.3
Tabel 8. (Lanjlltan)
Pcrlakllan Waklu Pcngamalan (liSP)
10 • II • 12
*
13' 14*
15*
Pasca Konlrol 1.8ab 1.Gab 1.4ab l.3ab !.lab l.lab
pancn Spcnnidin 1.Gb 1.2b l.3b !.lb 1.0b 1.0b
CaC!, 2.2ab 2.0ab 1.8ab 1.8ab l.3ab l.2ab
Lilin 2.9a 2.5a 2.4a 2.4a 2.0a 1.6a
Kctcrangan:
1. HSP
=
Hari SClclah Pcriakuan2. Angka-angka yang diikuti hunlf yang sam3 pada hari pcngamatan yang
sama tidak bcrbcda nyata pada lUi Kruskal Wallis larar 0.05
[image:44.616.49.531.299.684.2]32
Pada penYllnpanan hari ke-I buah yang diberi pcrlakuan pasca panen
memiliki penampakan yang lebih baik daripada kOlllrol. Selanjulnya pada hari ke-I 0,
1 I, 12, 13, 14 dan 15 penampakan buah pepaya pada perlakuan spennidin berbeda
nyata apabila dibandingkan dengan perlakuan lilin. Buah pepaya pada perlakuan
spennidin mel11iliki penampakan yang lebih rendah dibandingkan dcngan perlakuan
lilin. Selal11a pengal11atan perlakuan lilin selalu l11emiliki pcnalllpakan yang Icbih
baik dibandingkan dengan pcrlakuan lainnya. Hal ini discbabkan oleh lapisan lilin
dapat memperbaiki penampakan dengan mengurangi kehilangan air sehingga
pengeripulan buah dapal dilekan.
Selain itu lapisan lilin juga mengkilapkan
perlllukaan buah sehingga penalllpakan buah lebih menarik (Wills e/
ai.,
1989). Buah
yang diberi perlakuan CaCh memiliki nilai skor tertinggi sctelah perlakuan lilin pada
scmua hari pengamatan kecuali hari ke-3 dan 9.
Selama penyimpanan buah pepaya mengalami pcrubahan fisik yang
berpengaruh pada penampakan buah. Perubahan lersebut adalah pengeriputan buah
yang disebabkan oleh kehilangan air akibat proses rcspirasi. Sclain ilu juga terjadi
kcrusakan buah karena berkembangnya penyakit pasca panen sehingga pcnampakan
buah mcnjadi kurang menarik. Penyakit pasca pallen yang mcnycrang pada buah
adalah antraknosa dan busuk
Rhizopllsterutama pada akhir penyimpanan (hari ke-l3,
Pendugaan Daya Simpan Buah PCJlaya
Daya sil11pan yang dil11aksud dalam penelitian ini adalah kel11ampuan buah
pepaya untuk disil11pan selama peri ode waktu mulai buah pepaya diberi perlakuan
sampai batas akhir buah pepaya disukai konsumen. Warna kulit buah pepaya yang
disukai dan menunjukkan buah dalam keadaan matang optimum adalah warna
kuning (skala 6). Berdasarkan peubah warna kulit buah, dibuat persal11aan regresi
untuk masing-masing kombinasi perlakuan. Melalui persamaan kuadratik atau
linear dengan skala 6 sebagai batas daya simpan dilakukan pendugaan terhadap daya
simpan yang disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Pengaruh Perlakuan Pasca Panen dan Suhu Simpan terhadap Daya Simpan Buah Pepaya
Pcrlakuan Pcrsalnaan Rcgrcsi Daya Simpan Chari)
Kamar Konlrol y = -0.0278x'+ 1.0167x + 0.8833 R'= 0.9889 6.0
Spcrlllidin y = O.0463x'+ 0.261lx + 0.7833 R'= 0.9579 8.2
CaCI, y= 0.711Ix+0.6333 R'= 0.8943 7.5
Lilin y = 0.0463x'+ 0.2833x + 0.6833 R'= 0.9190 8.1
Dingin Konlrol y = -0.0 132x'+ 0.6651x + 0.7143 R'= 0.9362 9.9
SpcrlnicJin y = (Ul093x'+ 0.3595x + 0.5952 R'= 0.9663 11.6
CaCI, y = 0.OI39x'+ O.2583x + 0.75 R'= 0.9471 12.2
Lilin y = O.0099x'+ 0.2893x + 0.6786 R'= 0.9474 12.8
Berdasarkan peubah warna, aplikasi suhu dingin dapat memperpanjang masa
simpan buah pepaya. Berdasarkan peubah warna, dibandingkan dengan kOl11binasi
perlakuan suhu kamar dan kontrol, kombinasi perlakuan suhu kamar dan spermidin
dapat memperpanjang masa simpan 2.2 hari, kombinasi perlakuan suhu kamar dan
[image:46.613.113.541.357.526.2]34
perlakuan suhu dingin dan kontrol 3.9 hari, kombinasi perlakuan suhu dingin dan
spermidin 5.6 hari, kombinasi perlakuan suhu dingin dan CaCh 6.2 hari, kombinasi
perlakuan suhu dingin dan lilin 6.8 hari. Kombinasi perlakuan yang terbaik dalam
KcsimllUlnn
Penyimpanan pada suhu dingin lebih efektif dalam menghambat peningkatan
persen susut bobot buah pepaya dan pelunakan buah selama penyimpanan. I'erlakuan
suhu dingin juga dapat mempertahankan tingkat kesukaan terhadap skor rasa <: 3
sampai hari ke-12 dan skor penampakan <: 3 sampai hari ke-7 dan mempertahankan
perubahan warna kulit buah pepaya 5 6 sampai hari ke-12.
I'erlakuan lilin mampu menekan peningkatan persen susut bobot,
menghambat perubahan warn a kulit buah dan memiliki tingkat kesukaan terhadap
rasa dan penampakan buah yang terbaik. Perlakuan CaCh dapat mengurangi
penurunan laju padatan terlarut total dan memiliki nilai kesukaan penampakan yang
baik setelah perlakuan lilin. I'erlakuan spermidin mampu mengurangi penurunan
kandungan vitamin C, namun tidak mampu menekan SUSlJt bobot dan memiliki nilai
kesukaan yang terendah terhadap penampakan buah.
lnteraksi perlakuan pasca panen dan suhu simpan terdapat pada peubah susut
bobot. I'erlakuan suhu dingin dan IiI in paling baik dalam menekan susut bobot.
I'erlakuan yang terbaik dalam memperpanjang masa simpan dan mempertahankan
kualitas buah pepaya pada penelitian ini adalah perlakuan suhu dingin dan perlakuan
lilin. Berdasarkan peubah warna, kombinasi perlakuan ini dapat memperpanjang
masa simpan selama 6.8 hari.
Sa.-an
DAIITAR PUSTAKA
Akaminc, E. K. dan T. Goo. 1971. Relationship between surfacc color dcvelopment and total soluble solids in papaya. Hort. Science 6: 567-568
Akaminc, E. K., H. Kitagawa, H. Subramanyam dan P. G. Long. 1993. Kegiatan-kegiatan dalam gudang pengcmasan, hal. 421-445. Dalam Er. B. Pantastico (cd.). Fisiologi Pasca Panen Penanganan dan PCl11anfaatan Buah-Buahan dan Sayur-Sayuran Tropika dan Subtropika. Diterjcl11ahkan oleh Kamariyani dan G. Tjitrosoepol11o. Gadjah Mada Univ. Press. Yogyakarta.
Apclbaum, A. 1990. Interrelationship between polyamines and ethylene and its implication for plant growth and fruit ripening, p.278-294.
III
H. E. Flores, R.N. Arteca, dan J.e. Shannon (eds.). Polyamines and Ethylene: Biochemistry, Physiology and Interactions. American Society of Plant Physiologists, USA.Arriola, M. C., J. F. Calzada, J. F. Menchu, e. Rolz dan R. Garcia. 1980. Papaya, p. 316 -329.
III
S. Nagy and P. E. Shaw (eds.). Tropical and Subtropical Fruits Composition, Properties ancl Uses. AVl Pub I. Westport Connecticut.Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas lndonesia Press. Jakarta. 485 hal.
Biro Pusat Statistik, 1994. Statistik Perdagangan Luar Negeri lndonesia: Ekspor Tahun 1993. BPS. Jakarta.
Dasuki, L M. 1989. Penundaan kematangan pepaya Solo dengan pelapisan lilin pacla kulit buah. Hort. 27: 25-31
Davies, P. J., R. Rastogi, dan D.M. Law. 1990. Polyamines ancl their metabolism in ripening tomato fruits, p. 112-125. 111 H. E. Flores, R. N. Arteca, dan J. C. Shannon (eds.). Polyamines and Ethylene : Biochcmistry, Physiology and lnteractions. American Socicty of Plant Physiologists, USA.
Dondy, A. S. B., S. Prabawati dan Setyajit. 1994. Pcrlakuan scgar buah pepaya (pengemasan dan penyimpanan). Laporan Basil Penclitian Puslitbanghort: 99-108
Hardenburg, R.E. 1993. Dasar-dasar pengemasan : pertimbangan-pertimbangan umum, hal. 446-477.
Dalam
Er. B. Pantastico (cd.). I'isiologi Pasca Panen Penanganan dan Peman[aatan Buah-Buahan dan Sayur-Sayuran Tropika dan Subtropika. Diterjemahkan oleh Kamariyani dan G. Tjitrosoepomo. Gadjah Mada Univ. Press. Yogyakarta.Galston, A. W. 1983. Polyamines as modulators of plant development. BioScience
33 (6)
Galston, A.W. dan R. Kaur-Sawhney. 1987. Polyamines as endogenous growth regulators, p. 280-295. [11 P. 1. Davies (ed.). Plant Hormones and Their Role
in Plant Growth and Development. Martinus Nijhoff Pub I. USA.
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ . 1990. Polyamines in plant physiology. Plant Physiol. 94: 406-410
Kader, A. A. 1992. Postharvest biology and technology: an overview, p.15-20. 111 A. A. Kader. (ed.). Postharvest Technology of Horticulture Crops. Agriculture and Natural Resources. Publication, University of California, Davis.
Kalie, M. B. 1994. Bertanam Pepaya. Penebar Swadaya. Jakarta. 47 hal.
Kramer, G. F., C. Y. Wang dan W. S. Conway. 1991. Inhibition of softening by polyamine application in 'Golden Delicious' and 'McIntosh' apple. 1. Amer. Soc. Hort. Sci. I 16: 813-817
Mattoo, A. K., T. Murata, Er. B. Pantastico, K. Chachin dan C. T. Phan. 1993. Pembahan-perubahan kimiawi se/all1a pell1atangan dan penuaan, hal. 160-198.
Da[am
Er. B. Pantastico (ed.). Fisiologi Pasca Pan en Penanganan dan Pemanfaatan Buah-Buahan dan Sayur-Sayuran Tropika dan Subtropika. Diterjemahkan oleh Kall1ariyani dan G. Tjitrosoepomo. Gadjah Mada Univ. Press. Y ogyakarta.Mitchell, 1'. G. 1992. Preparation for fresh market: fmits, p.31-38. 111 A. A. Kader (ed.) Postharvest Technology of Horticulture Crops. Agriculture and Natural Resources. Publication, University of California, Davis.
38
Pantastico, Er. B. 1993. Susunan buah-buahan dan sayur-sayuran, hal. 3-37.
Dalam Er. B. Pantastico (cd.). Fisiologi Pasca Panen Penanganan dan Pemanfaatan Buah-Buahan dan Sayur-Sayuran Tropika dan Subtropika. Diterjemahkan oleh Kamariyani dan G. Tjitrosoepomo. Gadjah Mada Univ. Press. Y ogyakarta.
Pantastico, Er. B., T. K. Chattopadhyay dan H. Subramanyam. 1993. Penyimpanan dan operasi penyimpanan secara komersial, hal. 495-536. Dalam
Er. B. Pantastico (ed.). Fisiologi Pasca Panen Penanganan dan Pemanfaatan Buah-Buahan dan Sayur-Sayuran Tropika dan Subtropika. Diteljemahkan oleh Kamariyani dan G. Tjitrosoepomo. Gadjah Mada Univ. Press. Y ogyakarta.
Ponappa, T., J. C. Scheerens and A. R. Miller. 1993. Vacuum infiltration of polyamines increases firmness of strawberry slices under various storage conditions. 1. Food Sci. 58(2): 361-364
Retnaningtyas, C. B. 1995. Studi Teknik Penyimpanan Buah Manggis (Garcillia mallgos/alla L.) pada Dua Taraf Suhu Dingin. Skripsi. Jurusan Budi Daya
Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. (Tidak dipublikasikan).
Rohendi, E. 1996. Pengaruh Beberapa Taraf Konsentrasi Spermidin Terhadap Daya Simpan dan Kualitas Buah Pepaya (Carica papaya L.) Varietas Dampit. Skripsi. Jurusan Budi Daya Pert ani an, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. (Tidak dipublikasikan).
Sams, C. E., W.S. Conway, J. A. Abbott, R. J. Lewis dan N. Ben-Shalom. 1993. Firmness and decay of apples following postharvest pressure infiltration of calcium and heat treatment. J. Amer. Soc. Hort. Sci. 118(5): 623-627
Samson, 1. A. 1989. Tropical Fruits. Longman Singapore Publisher. Singapore. 336 p.
Santo so, B. B. dan B. S. Purwoko. 1995. Fisiologi dan Teknologi Pasca Panen Tanaman Hortikultura. Indonesia Australia Eastern University Project. 182 hal.
Singh, B. P., D. K. Tandon dan S. K. Kalra. 1993. Changes in postharvest quality of mangoes affected by preharvest application of calcium' salts. Sci. Hort. 54: 211-219.
Sunarpo, K. 1993. Pasar produk agroindustri buah-buahan tropis potensial, hal.
Susanto, T., M. Supriyono dan Sugito. 1995. Penundaan kemasakan buah pepaya
(Carica l'epaya
L.)
dengan perendaman dalam larutan CaCb. Prosd. Simp. Hort. Nas. II: 989-995Suttle, J.C. 1981. EfTect of polyamines on ethylene production. Phytochem. 20 (7): 1477-1480.
Utoro, P. 1997. Pengaruh Poliamin dalam Menghambat Proses Pematangan Buah Pi sang Cavendish (Musa cavelldishii). Skripsi. Jurusan Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. (Tidak dipublikasikan).
Villegas, V. N. 1992. Carica papaya
L.,
p. 108-112. Dalam E. W. M. Verheij dan R.E. Coronel (ed.). Edible Fruits and Nuts. PROSEA Foundation. Bogor.Indonesia.
Wills, R. H. B., T.B. Lee, D. Graham, W. B. McGlasson dan E.G. Hall. 1989. Postharvest an Introduction to the Physiology and Handling of Fruit and Vegetables. New South Wales University Press Limited. Australia. 174 p.
Tabel Lampiran 1. Sidik Ragam Susut Bobot Selama Penyimpanan
Waktu
Pcngamalatl Sumbcr Kcragaman db JK KT F hitung KK (%)
(BSp)
Pcrlakuan 7 4.4602 0.6372 13.84* 11.2914
Suhu (S) I 2.8267 2.8267 61.38'
3 Pasca pallen (1') 3 1.0900 0.3633 7.89*
S*P 3 0.5435 0.1812 3.93'
Galat 16 0.7368 0.0461
Total 23 5.1970
Pcrlakuan 7 20.4806 2.9258 19.69' 8.9868
Suhu (S) I 12.9090 12.9090 86.87'
6 Pasca pallen (1') 3 4.9981 1.6660 11.21'
S*P 3 2.5735 0.8578 5.77'
Galat 16 2.3776 0.1486
Total 23 22.8582
Perlakuan 7 61.8339 8.8334 20.43' 9.1165
Suhu (S) I 39.0724 39.0724 90.37*
9 Pasea pallen (P) sop 3 14.3786 4.7929 11.09*
3 8.3829 2.7943 6.46'
Galal 16 6.9179 0.4324
Total 23 68.7518
Perlakuall 3 22.8608 7.6203 8.03' 14.0302
12 Pasca pallen (P) 3 22.8608 7.6203 8.03'
Galal 8 7.5933 0.9492
Total II 30.4540
Perlakuan 3 69.2047 23.(l682 8.89' 14.3390
15 Pasea pallen (1') 3 69.2047 23.0682 8.89'
Galal 8 20.7570 2.5946
Total II 89.9618
Kclcrangan : I-lSI' - Bari Selelah Perlakuan
[image:54.615.110.529.88.436.2]42
Tabel Lalllpiran 2. Sidik Ragalll Kclunakan Buah Selallla Pcnyilllpanan
Waklu
Pcngaillatall Sumbcr KcragamClll db JK KT F hilung KK(%)
(HSP)
Perlakuan 7 13.2322 1.8903 5.26' 5.9431
Sulm (S) I 0.1340 0.1340 0.37
0 Pasea pancn (P) sop 3 IUI51 3.7717 10.50'
3 I. 7831 0.5944 1.65
Galal 16 5.7479 0.3592
Tolal 23 18.9800
Perlakuan 7 17.1877 2.4554 0.99 14.7724
Suhu (S) 1 0.0743 0.0743 0.03
3 Pasea panen (P) sop 3 9.6249 3.2083 1.29
3 7.4886 2.4962 1.00
Galal 16 39.8293 2.4893
Tolal 23 57.0170
Perlakuan 7 20.9298 2.9900 0.57 18.5258
Suhu (S) I 0.2350 0.2350 0.05
6 Pasea panen (P) 3 10.5638 3.5213 0.68
sop 3 10.1310 3.3770 0.65
Galat 16 83.2243 5.2015
Tolal 23 104.1541
Pcrlakuan 7 549.1221 78.4460 2.29 23.6043
Sulm (S) I 474.4860 474.4860 13.83'
9 sop Pasea panen (P) 3 8.3099 2.7700 0.08
3 66.3261 22.1087 0.64
Galal 16 548.9207 34.3075
Tolal 23 1098.0427
Pcrlakuan 3 33.8819 11.2940 0.25 26.7108
12 Pasea panen (P) 3 33.8819 11.2940 0.25
Galal 8 363.5059 45.4382
Tolal II 397.3878
Perlakuan 3 680.1735 226.7245 2.94 18.2856
15 Pasea panen (P) 3 680.1735 226.7245 2.94
Galal 8 615.9418 76.9927
Tolal 11 1296.1153
Kelerangan: HSP - Hari SClelah Pcrlakuan
Tabel Lampiran 3. Sidik Ragam Padatan Terlarut TOlal Selama Penyimpanan
Waklll
Pcngamatan SUlnbcr Kcragallmn db JK KT F hilling KK ('Yo,)
(lISP)
Perlakuan 7 4.0332 0.5762 0.78 7.61 JO
SlIhu (S) I 0.1584 0.1584 0.21
0 Pasea panen (P) sop 3 1.0295 0.3432 0.46
3 2.8453 0.9484 1.28
Galal 16 11.8917 0.7432
Tolal 23 15.9249
Perlakuan 7 2.3663 0.3380 0.30 8.5773
Suhu (S) 0.0504 0.0504 0.04
3 Pasea panen (P) 3 1.9246 0.6415 0.56
S*P 3 0.3913 0.1304 0.11
Galal 16 18.2333 1.1396
Tolal 23 20.5996
Perlakuan 7 5.4032 0.7719 0.89 7.9794
Suhu (S) I 0.1426 0.1426 0.17
6 Pasea panen (P) sop 3 2.1145 0.7048 0.82
3 3.1461 1.0487 1.22
Galat 16 13.8017 0.8626
Tolal 23 19.2049
Perlakuan 7 8.9763 1.2823 2.16 7.0937
Suhu (S) I 1.4504 1.4504 2.44
9 Pasea panen (P) sop 3 7.1185 2.3949 4.03'
3 0.3413 0.1138 0.19
Galat 16 9.5000 0.5938
Tolal 23 18.4763
Perlakuan 3 0.7400 0.2467 0.40 6.9369
12 Pasea panen (P) 3 0.7400 0.2467 0.40
Galal 8 4.8867 0.6108
Tolal 11 5.6267
Pcrlakuan 3 0.5206 0.1735 0.26 7.1534
15 Pasea panen (P) 3 0.5206 0.1735 0.26
Galal 8 5.4417 0.6802
Tolal II 5.9623
Kelerangan: IISP - Hari Selelah Perlakuan
44
Tabel Lampiran 4. Sidik Ragam Total Asam Seiama Penyimpanan
Waktu
Pcngamatan Sumber Keragaman db JK KT Fhitung KK(%)
(HSP)
Perlakuan 7 5890.1215 841.4459 0.31 25.8324
Suhu (S) 1 765.7423 765.7423 0.29
0 Pasca panen (P) 3 3950.5943 1316.8648 0.49
S*P 3 1173.7849 391.2616 '0.15
Galat 16 42860.3713 2678.7732
Total 23 48750.4928
Perlahuan 7 13377.7577 i91l.l083 0.83 i6.4478
Suhu (S) I 77.2633 77.2633 0.Q3
3 Pasca panen (P) 3 5912.5924 1970.8641 0.86
S*P 3 7387.9021 24('2.6340 1.07
Gabt 15 36787.8409 2299.2401
Total 23 50165.5987
PerJakuan 7 11319.2079 1617.0297 0.94 16.0251
Suhu (S) 1 95.3867 95.3867 0.06
6 Pasca panen (P) 3 8160.8521 2720.28<10 1.58
S*P 3 3062.9692 1020.9897 0.59
Galat 16 27598.5180 1724.Y074
Total 23 38917.7259
Perlakuan 7 :L2572.1750 3224.5964 0.80 19.6136
Suhu (S) I 7442.8031 7442.8031 1.84
9 Pasca panen (P) 3 10839.6253 3613.2084 0.89
S*P 3 4289.7466 1429.9155 0.35
Galat 16 64862.8765 4053.9298
Total 23 87435.0515
Perlakuan 3 51545.5762 1715.1921 1.25 14.2306
12 Phsca panen (P) 3 51545.5762 1715.1921 1.25
Galat 8 10937.6615 1367.2077
<