• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Audit Keamanan Sistem Informasi pada Instalasi Sistem Informasi Manajemen RSUD Bangil Berdasarkan ISO 27002.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Audit Keamanan Sistem Informasi pada Instalasi Sistem Informasi Manajemen RSUD Bangil Berdasarkan ISO 27002."

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

Oleh :

Nama : Danastri Rasmona Windriya

NIM : 09.41010.0230

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

(2)

v

Rumah Sakit Umum Daerah Bangil merupakan rumah sakit pemerintah

kabupaten Pasuruan. RSUD Bangil memiliki aset yang harus dikelola dengan baik

keamanannya agar meminimalkan risiko.

Kendala saat ini adalah lambatnya penerimaan kebutuhan informasi

kepada pihak manajemen, kurangnya keutuhan data yang diterima, dan kurangnya

kesesuaian atau validasi hasil data. Permasalahan tersebut disebabkan kurangnya

pengelolaan aset yang tepat dari Instalasi SIM-RS sehingga dapat menimbulkan

risiko. Agar dapat diminimalkan maka RSUD Bangil memerlukan tindakan audit

keamanan sistem informasi dengan menyediakan ISO 27002: 2005 sebagai

standar best practice keamanan.

Audit dilakukan di Instalasi SIM-RS dengan tahapan yang sesuai dengan

ISACA. Ruang Lingkup yang diperiksa disesuaikan dengan kesepakatan bersama

yaitu manajemen aset, keamanan Sumber Daya Manusia, keamanan fisik dan

lingkungan, kontrol akses dan akuisisi sistem informasi, pembangunan dan

pemeliharaan.

Hasil dari pelaksanaan audit keamanan sistem informasi didapatkan nilai

rata-rata tingkat kedewasaan 3,22 yang berarti ukuran keamanan informasi

menurut SNI ISO/IEC 27001: 2009 berada pada level 3 yaitu pro aktif. Hasil

pemeriksaan didapatkan temuan sehingga dapat memberikan rekomendasi yang

sesuai dengan standar ISO 27002: 2005 kepada pihak RSUD Bangil.

Kata Kunci : Audit, ISO 27002, Keamanan Sistem Informasi, Tingkat

(3)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan ... 5

1.5 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Keamanan Informasi ... 8

2.2 Aspek Keamanan Informasi ... 9

2.3 Alasan Dibutuhkan Audit Keamanan Informasi ... 11

2.4 Audit Keamanan Sistem Informasi ... 13

2.5 Langkah-Langkah Audit TI ... 18

2.6 Standar Sistem manajemen Keamanan Informasi ... 19

2.7 ISO/IEC 27002: 2005 ... 23

(4)

ix

Halaman

BAB III METODE PENELITIAN……….. 35

3.1 Tahap Perencanaan Audit ... 36

3.1.1 Pemahaman Proses Bisis dan TI ... 36

3.1.2 Penentuan ruang Lingkup, Resiko dan Objek Audit . 37 3.1.3 Menentukan klasusul, Obyektif Kontrol dan Kontrol 37 3.1.4 Membuat dan Menyampaikan Engagement Letter... 37

3.2 Tahap Persiapan Audit ... 38

3.2.1 Penyusunan Audit Working Plan ... 38

3.2.2 Penyampaian Kebutuhan Data ... 38

3.2.3 Membuat Pernyataan ... 39

3.2.4 Membuat Pertanyaan ... 40

3.3 Tahap Pelaksanaan Audit ... 40

3.3.1 Pertemuan Pendahuluan Audit ... 41

3.3.2 Proses Pemeriksaan Data dan Bukti ... 41

3.3.3 Melakukan Wawancara ... 42

3.3.4 Melakukan Uji Kematangan ... 43

3.3.5 Penyusunan Daftar Temuan Audit TI dan Rekomendasi ... 45

3.3.6 Konfirmasi Daftar Temuan dan Rekomendasi... 45

3.4 Tahap Pelaporan Audit ... 45

3.4.1 Permintaan Tanggapan Atas Temuan ... 46

3.4.2 Penyusunan Draft Laporan Audit ... 46

(5)

x

Halaman

3.4.4 Pertemuan Penutup atau Pelaporan Hasil Audit ... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 49

4.1 Tahap Perencanaan Audit Sistem Informasi ... 49

4.1.1 Hasil Pemahaman Proses Bisins dan Ti ... 49

4.1.2 Ruang Lingkup, Resiko dan Objek Audit ... 55

4.1.3 Menentukan Klausul, Obyektif Kontrol dan Kontrol... ... 55

4.1.4 Membuat Engagement Letter ..……….. 55

4.2Tahap Persiapan Audit Sistem Informasi ... 57

4.2.1 Hasil Penyusunan Audit Working Plan ... 57

4.2.2 Penyampaian Kebutuhan Data ... 58

4.2.3 Hasil Pembuatan Pernyataan ... 58

4.2.4 Hasil Membuat Pertanyaan ... 59

4.3Hasil Pelaksanaan Audit ... 60

4.3.1 Hasil Pertemuan Pendahuluan Audit ... 61

4.3.2 Hasil Pemeriksaan Data dan Bukti ... 61

4.3.3 Hasil Wawancara ... 62

4.3.4 Hasil Pelaksanaan Uji Kematangan ... 63

4.3.5 Hasil Temuan dan Rekomendasi ... 67

4.4Hasil Pelaporan Audit Sistem Informasi... 72

4.4.1 Hasil Permintaan Tanggapan Atas aftar Temuan ... 72

4.4.2 Hasil Penyusunan dan Persetujuan Draft Laporan Audit TI ... 72

(6)

xi

Halaman

BAB V PENUTUP ... 74

5.1 Kesimpulan ... 74

5.2 Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76

(7)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Contoh Lampiran Kebutuhan Data Audit ... 24

Tabel 2.2 Detail Struktur Kontrol Keamanan ISO/IEC 27002: 2005 ... 24

Tabel 3.1 Contoh Lampiran Kebutuhan Data Auit ... 39

Tabel 3.2 Contoh Pernyataan Audit ... 39

Tabel 3.3 Contoh Pertanyaan Audit ... 40

Tabel 3.4 Contoh Pemeriksaan Data dan Bukti dalam PKA... 41

Tabel 3.5 Contoh Kertas Kerja Audit ... 42

Tabel 3.6 Contoh Penilaian Uji Kematangan Pada Pertanyaan ... 43

Tabel 3.7 Contoh Salah Satu Hasil Uji Kematangan dari Pernyataan ... 44

Tabel 3.8 Salah Satu Hasil Penilaian Maturity Level Pada Klausul 7 ... 45

Tabel 3.9 Contoh Daftar Temuan Audit TI ... 47

Tabel 4.1 Job Description Instalasi SIM-RS RSUD Bangil ... 52

Tabel 4.2 Hasil Audit Working Plan ... 57

Tabel 4.3 Daftar kebutuhan Dokumen ... 58

Tabel 4.4 Pernyataan pada Klausul 7 ... 59

Tabel 4.5 Pertanyaan pada Klausul 7 ... 60

Tabel 4.6 Pemeriksaan Data dan Bukti menggunakan Program Kerja Audit ... 62

Tabel 4.7 Contoh Hasil Wawancara Klausul 7 Manajemen Aset ... 63

(8)

xiii

Halaman

Tabel 4.9 Contoh Salah Satu Hasil Penilaian Maturity Level Pada Klausul 7 dari Pertanyaan ... 64

Tabel 4.10 Salah Satu Hasil Penilaian Maturity Level Pada Klausul 7 ... 65

Tabel 4.11 Hasil Nilai Rata-Rata Seluruh Klausul ... 65

(9)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Elemen-elemen Keamanan Informasi ... 11

Gambar 2.2 Grafik Persentase Ancaman Keamanan Informasi ISBS 2000 ... 12

Gambar 2.3 Grafik Persenase Ancaman Keamanan Informasi ISBS 2012 ... 12

Gambar 2.4 Gambaran Proses Audit Menurut Davis ... 13

Gambar 2.5 Langkah-Langkah Audit Teknologi Informasi ... 19

Gambar 2.6 Hubungan Antar Standar Keluarga SMKI ... 20

Gambar 3.1 Langkah Audit Keamanan Sistem Inormasi Instalasi SIM-RS ... 35

Gambar 3.2 Langkah Melakukan Uji Kematangan ... 43

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Instlasi SIM-RS RSUD Bangil ... 51

Gambar 4.2 Proses Bisnis dan TI Instalasi SIM-RS RSUD Bangil ... 54

Gambar 4.3 Hasil Potongan Engagement Letter ... 56

Gambar 4.4 Notulen Hasil Pendahuluan Audit ... 61

(10)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat perjanjian atau Engagement Letter ... 76

Lampiran 2 Daftar Kebutuhan Dokumen ... 83

Lampiran 3 Pernyataan Audit ... 98

Lampiran 4 Pertanyaan Audit ... 121

Lampiran 5 Program Kerja Audit ... 198

Lampiran 6 Kertas Kerja Audit ... 342

Lampiran 7 Penilaian Maturity Level ... 528

Lampiran 8 Temuan dan Rekomendasi ... 787

Lampiran 9 Persetujuan Draft Laporan Audit TI ... 938

Lampiran 10 Penutup Pelaporan Audit atau Exit Meeting ... 939

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangil Kabupaten Pasuruan

smerupakan rumah sakit yang berdiri dan diresmikan pada tahun 1981. Tahun

1985 RSUD Bangil menjadi tipe D dan di tahun 1993 berdasarkan SK Menkes

No. 20/Menkes/SK/II/1993 menjadi tipe C. Keberadaan RSUD Bangil lebih

bersifat sosial ekonomi dan lebih menekankan pelayanan sosial kepada

masyarakat tidak mampu dan sekaligus sebagai pusat tujuan Puskesmas dan

unit-unit kesehatan yaitu di Wilayah Kabupaten Pasuruan. Tujuan RSUD Bangil

adalah terwujudnya layanan kesehatan yang prima, merata, terjangkau masyarakat

yang didukung dengan SDM yang professional dengan unit kerja yang mandiri.

RSUD Bangil memiliki banyak aset diantaranya aset informasi, aset

perangkat lunak dan aset fisik. Mengacu pada ISO/IEC 27002:2005 berbagai

fasilitas dan aset perusahaan yang perlu dilindungi mencakup banyak karakteristik

yang sangat perlu dipahami oleh praktisi keamanan informasi yaitu pada dasarnya

fasilitas dan aset perusahaan yang ingin dijaga adalah berkaitan dengan lima

komponen dasar sistem informasi yaitu perangkat keras, perangkat lunak,

pengguna, data, dan prosedur. Salah satu institusi pemerintahan yang

membutuhkan perlindungan aset adalah rumah sakit sebagai sebuah institusi

pelayanan kesehatan. Salah satu aset rumah sakit RSUD Bangil adalah Avesina

Health System yang merupakan aset piranti lunak yang dimiliki oleh Instalasi

(12)

SIM-RS atau Pengelola Data Elektronik (PDE) memiliki tugas dalam proses

pemeliharaan data dan jaringan seperti, menjaga keamanan data SIM-RS,

memberikan hak akses (otoritas), maintenance software yaitu backup data dan

backup system, bertanggung jawab memastikan seluruh jaringan dan hardware di

RSUD Bangil tidak bermasalah.

Pihak manajemen RSUD Bangil memiliki permasalahan terhadap

lambatnya penerimaan kebutuhan informasi kepada pihak manajemen, kurangnya

keutuhan data yang diterima, dan kurangnya kesesuaian atau validasi hasil data.

Permasalahan tersebut disebabkan kurangnya pengelolaan aset yang tepat dari

Instalasi SIM-RS. Pengelolaan Instalasi SIM-RS yang kurang tepat diantaranya

permintaan informasi yang kurang terlayani dengan cepat oleh Instalasi SIM-RS

sehingga pencapaian tujuan organisasi tidak maksimal, beberapa data-data

Instalasi SIM-RS yang disimpan tiba-tiba hilang atau rusak sehingga data yang

akan disampaikan tidak lengkap atau tidak utuh, dan data Instalasi SIM-RS yang

disampaikan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada atau tidak valid sehingga

membuat pihak Instalasi SIM-RS kerja dua kali untuk mendapatkan kesesuaian

laporan data yang ada. Untuk memperbaiki pengelolaan aset yang ada di Instalasi

SIM-RS maka pihak manajemen RSUD Bangil membutuhkan audit.

Adapun risiko yang bisa ditimbulkan jika pengelolaan aset tidak

dilindungi yaitu dari aset informasi ketika data dan dokumen penting mampu

diakses dan dilihat langsung oleh orang yang tidak berhak memperoleh informasi

yang berharga sehingga mampu memperoleh keuntungan dari pencurian informasi

yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Dari segi aset layanan, risiko

(13)

tidak sah sehingga mampu memperoleh informasi yang berharga kepada pihak

yang bukan wewenangnya. Perlindungan terhadap perangkat keras juga

dibutuhkan agar terhindar dari risiko kerusakan fisik yang disebabkan oleh

penjahat komputer yang dapat masuk kedalam jaringan komputer yang berada

jauh dari lokasi. Perlindungan aset perangkat lunak dilakukan untuk memperkecil

risiko modifikasi perangkat lunak yang bisa menyebabkan pengguna yang ada di

ouput system menerima informasi yang salah dan membuat keputusan yang salah

sehingga dapat merugikan perusahaan. Aset-aset pada Instalasi SIM-RS

diidentifikasi risikonya sehingga diharapkan mampu mengurangi risiko yang ada

dengan sejumlah kendali keamanan informasi yang ada.

Untuk memperbaiki permasalahan keamanan informasi yang ada di bagian

Instalasi SIM-RS maka pihak manajemen RSUD Bangil membutuhkan audit

keamanan Sistem Informasi. Pedoman audit yang digunakan mengacu pada

Information Systems Audit and Control Association (ISACA) dengan standar best practice International Standard Organization ISO 27002 (2005) yang diterbitkan oleh International Electhronical Commission. Standar ini merupakan standard

keamanan informasi yang merupakan best practice atau panduan umum yang

menjelaskan adanya contoh penerapan keamanan informasi dengan menggunakan

bentuk kontrol sehingga dapat mencapai sasaran yang diterapkan. ISO 27002

menyediakan rekomendasi best practice terhadap manajemen keamanan informasi

untuk digunakan oleh mereka yang bertanggung jawab untuk proses inisiasi,

implementasi, dan pemeliharaan Information Security Management Systems

(14)

Mengacu pada hasil review, survei dan wawancara yang telah dilakukan,

maka klausul yang ditetapkan sebanyak 5 klausul yaitu manajemen aset (klausul

7), keamanan Sumber Daya Manusia (klausul 8), keamanan fisik dan lingkungan

(klausul 9), kontrol akses (klausul 11), akuisisi sistem informasi pembangunan

dan pemeliharaan (klausul 12). Kelima klausul yang ditetapkan ini telah

memperoleh persetujuan dan kesepakatan bersama oleh Ketua Instalasi SIM-RS

yang akan tertuang dalam dokumen engagement letter.

Dengan adanya audit keamanan Sistem Informasi pada Instalasi Sistem

Informasi Manajemen RSUD Bangil berdasarkan ISO 27002 melalui penyusun

Tugas Akhir maka diharapkan dapat menghasilkan temuan audit yang berupa

daftar temuan, hasil pengukuran untuk mengetahui tingkat kedewasaan

berdasarkan SNI ISO/IEC 27001:2009 dan rekomendasi perbaikan. Diharapkan

hasil audit dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan keamanan informasi pada

Instalasi SIM-RS RSUD Bangil serta sebagai acuan dalam upaya memperoleh

ISMS cetification dengan standar ISO 27002: 2005.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang, maka perumusan masalah

yang didapat yaitu:

1. Bagaimana melakukan audit keamanan sistem informasi pada Instalasi

SIM-RS yang sesuai dengan tahapan ISACA yang akan dilaksanakan oleh auditor.

2. Bagaimanan cara mendapatkan temuan audit dengan cara melakukan

pemeriksaan audit dan mengukur tingkat kedewasaan berdasarkan SNI

ISO/IEC 27001:2009 sehingga dapat diterapkan sesuai dengan hasil

(15)

3. Bagaimana memberikan hasil yang berupa laporan rekomendasi atas temuan

audit yang dilakukan di RSUD Bangil berdasarkan standar ISACA dengan

menggunakan best practise ISO 27002:2005.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka batasan-batasan

permasalahan sebagai berikut:

1. Audit dilakukan pada Instalasi SIM-RS RSUD Bangil kabupaten Pasuruan.

2. Perencanaan sampai dengan tahap pelaporan audit keamanan Sistem

Informasi mulai dari bulan September 2012 sampai dengan Juni 2013.

3. Periode data yang digunakan untuk audit keamanan Sistem Informasi adalah

Oktober 2011 sampai dengan Oktober 2012.

4. Klausul yang digunakan telah disesuaikan dengan kesepakatan Koordinator

SIM-RS dan Ketua Instalasi SIM-RS yang akan terlampir pada dokumen

Engagement Letter.

1.4 Tujuan

Berdasarkan masalah yang ada, maka tujuan yang ingin dicapai adalah

sebagai berikut:

1. Melakukan dan menghasilkan rancangan audit keamanan Sistem Informasi

sesuai dengan Audit Working Plan (AWP) yang dibuat mulai dari tahapan

perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pelaporan pada Instalasi SIM-RS

RSUD Bangil berdasarkan ISACA dengan best practise ISO 27002:2005.

2. Dengan melakukan pemeriksaan audit sehingga didapatkan temuan-temuan

(16)

sehingga dapat mengetahui temuan audit dan dapat mengukur maturity level

yang berdasarkan SNI ISO/IEC 27001:2009.

3. Menyusun hasil audit keamanan Sistem Informasi pada Instalasi SIM-RS

RSUD Bangil berdasarkan standar ISO 27002 dari mengevaluasi bukti-bukti yang ada, mendokumentasikan temuan-temuan audit serta menyusun laporan

hasil audit yang berupa permintaan tanggapan atas daftar temuan Audit TI,

rekomendasi yang dibutuhkan pada RSUD Bangil.

1.5 Sistematika Penulisan

Di dalam penulisan Tugas Akhir ini secara sistematika diatur dan disusun

dalam 5 (lima) bab sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah serta batasan terhadap masalah yang akan dibahas, tujuan dari

pembahasan masalah yang diangkat, dan sistematika penulisan laporan

tugas akhir ini.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini membahas mengenai teori Keamanan Informasi, Aspek

Keamanan Informasi, Alasan dibutuhkan Keamanan Informasi, Audit

Keamanan Informasi, Langkah-langkah Audit TI, Standar Sistem

Manajemen Keamanan Informasi, ISO/IEC 27002: 2005, dan Maturiy

(17)

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi penjelasan mengenai langkah-langkah yang

dilakukan dalam audit keamanan Sistem Informasi yang meliputi tahap

perencanaan audit, tahap persiapan audit, tahap pelaksanaan audit dan

tahap pelaporan audit.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas mengenai proses melakukan audit sehingga

dihasilkan maturity level dengan SNI ISO/IEC 27001: 2009 beserta

temuan dan rekomendasi dari kegiatan audit keamanan Sistem

Informasi RSUD Bangil.

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini membahas mengenai kesimpulan terakhir yang didapatkan

yang terkait mengenai pencapai tujuan dan permasalahan yang ada

sebelumnya serta saran yang ada sehingga memungkinkan mampu

(18)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Keamanan Informasi

Informasi yang merupakan aset harus dilindungi keamanannya. Keamanan

secara umum diartikan sebagai „quality or state of being secure-to be free from

danger„. Untuk menjadi aman adalah dengan cara dilindungi dari musuh dan bahaya. Contoh tinjauan keamanan informasi dari Whitman dan Mattord (2011)

sebagai berikut.

a. Physical Security yang memfokuskan strategi untuk mengamankan pekerja

atau anggota organisasi, aset fisik, dan tempat kerja dari berbagai ancaman

meliputi bahaya kebakaran, akses tanpa otorisasi, dan bencana alam.

b. Personal Security yang overlap dengan „phisycal security’ dalam melindungi orang-orang dalam organisasi

c. Operation Security yang memfokuskan strategi untuk mengamankan

kemampuan organisasi atau perusahaan untuk bekerja tanpa gangguan.

d. Communications Security yang bertujuan mengamankan media komunikasi,

teknologi komunikasi dan isinya, serta kemampuan untuk memanfaatkan alat

ini untuk mencapai tujuan organisasi.

e. Network Security yang memfokuskan pada pengamanan peralatan jaringan

data organisasi, jaringannya dan isinya, serta kemampuan untuk menggunakan

(19)

Masing-masing komponen diatas berkontribusi dalam program keamanan

informasi secara keseluruhan. Keamanan informasi adalah perlindungan

informasi, termasuk system dan perangkat yang digunakan, menyimpan, dan

mengirimkannya. Keamanan informasi melindungi informasi dari berbagai

ancaman untuk menjamin kelangsungan usaha, meminimalisasi kerusakan akibat

terjadinya ancaman, mempercepat kembalinya investassi dan peluang usaha.

2.2Aspek Keamanan Informasi

Perlindungan pada Informasi tersebut dilakukan untuk memenuhi aspek

keamanan informasi. Aspek-aspek tersebut seharusnya diperhatikan atau dikontrol

dan semestinya dipahami untuk diterapkan Whitman dan Mattord (2009)

menyebutkan beberapa aspek yang terkait dengan keamanan informasi yang akan

dijelaskan sebagai berikut:

a. Privacy

Informasi yang dikumpulkan, digunakan, dan disimpan oleh organisasi adalah

dipergunakan hanya untuk tujuan tertentu, khusus bagi pemilik data saat

informasi ini dikumpulkan. Privacy menjamin keamanan data bagi pemilik

informasi dari orang lain.

b. Identification

Sistem informasi memiliki karakteristik identifikasi jika bisa mengenali

penggunaannya. Identifikasi adalah langkah pertama dalam memperoleh hak

akses ke informasi yang diamankan. Identifikasi umumnya dilakukan dengan

(20)

c. Authentication

Autentikasi terjadi pada saat sistem dapat membuktikan bahwa pengguna

memang benar-benar orang yang memiliki identitas yang di klaim.

d. Authorization

Setelah identitas pengguna diautentikasi, sebuah proses yang disebut

autorisasi memberikan jaminan bahwa pengguna (manusia dan komputer)

telah mendapatkan autorisasi secara spesifik dan jelas untuk mengakses,

mengubah, atau menghapus isi dari informasi.

e. Accountability

Karakteristik ini dipenuhi jika sebuah sistem dapat menyajikan data semua

aktivitas terhadap informasi yang telah dilakukan, dan siapa yang melakukan

aktivitas itu.

Keamanan informasi terdiri dari perlindungan terhadap aspek

Confidentiality, Integrity dan Avalability yang terdapat pada Gambar 2.1.

a. Confidentiality (kerahasiaan)

Aspek yang menjamin kerahasiaan data atau informasi, memastikan

bahwa informasi hanya dapat diakses oleh orang yang berwenang dan

menjamin kerahasiaan data yang dikirim, diterima dan disimpan.

b. Integrity (integritas)

Aspek yang menjamin bahwa data tidak dirubah tanpa ada ijin pihak

yang berwenang (authorized), menjaga keakuratan dan keutuhan

informasi serta metode prosesnya untuk menjamin aspek integrity ini.

c. Availability (ketersediaan)

(21)

memastikan user yang berhak dapat menggunakan informasi dan

perangkat terkait.

Gambar 2.1 Elemen-elemen Keamanan Informasi (Sumber: Sarno dan Iffano, 2009)

2.3Alasan Dibutuhkan Keamanan Informasi

Keamanan informasi memproteksi informasi dari ancaman yang luas

untuk memastikan kelanjutan usaha, memperkecil kerugian perusahaan dan

memaksimalkan laba atas investasi dan kesempatan usaha. Manajemen sistem

informasi memungkinkan data untuk terdistribusi secara elektronis, sehingga

diperlukan sistem untuk memastikan data telah terkirim dan diterima oleh user

yang benar. Hasil survey ISBS tahun 2000 menunjukkan bahwa sebagian besar

data atau informasi tidak cukup terpelihara atau terlindungi sehingga

menimbulkan kerawanan. Hasil survei yang terkait dengan hal ini dapat dilihat

pada Gambar 2.2.

Survei pada Gambar 2.2 menunjukkan bahwa 60% organisasi mengalami

serangan atau kerusakan data karena kelemahan dalam sistem keamanan.

Kegagalan sistem keamanan lebih banyak disebabkan oleh faktor internal

dibandingkan dengan faktor eksternal. Faktor internal ini diantaranya kesalahan

dalam pengoperasian sistem (40%) dan diskontinuitas power supply (32%).

Informasi

Kerahasiaan

(22)

Gambar 2.2 Grafik Persentase Ancaman Keamanan Informasi ISBS 2000

Survei ISBS (2012) pada Gambar 2.3 menunjukkan bahwa ancaman

keamanan informasi yang masih banyak ditemukan adalah mengenai SDM,

proses dan teknologi itu sendiri. Setiap tahun jumlah pelanggaran terhadap

keamanan informasi akan semakin meningkat karena diikuti juga mengenai

perkembangan teknologi yang semakin maju. Untuk itulah maka haruslah ada

mengenai suatu pengontrolan keamanan informasi.

Gambar 2.3 Grafik Persentase Ancaman Keamanan Informasi ISBS 2012

0 10 20 30 40 50 60 70 Breach into one of the categories below

Persentage Graphic Information Security Physical theft of computer …

Unauthorised acces by … Infringement of laws or … Staff misuse of informastion … Systems failure of data … Virus infection or disruptive …

Contingency plan in place and was effective

(23)

Menurut Lin, dkk (2011) bahwa dengan mengetahui ilmu dan pengetahuan

mengenai pengontrolan keamanan informasi yang saat ini sedang

diimplementasikan dalam organisasi, seseorang dapat menetapkan pedoman

organisasi untuk perusahaan sehingga dapat efektif dalam pengelolaan

keamananan informasi. Dalam meningkatkan sistem pengendalian internal dan

keamanan informasi pada organisasi dapat membantu organisasi dalam

meningkatkan keamanan informasi.

2.4Audit Keamanan Sistem Informasi

Audit adalah proses atau aktivitas yang sistematik, independen dan

terdokumentasi untuk menemukan suatu bukti-bukti (audit evidence) dan

dievaluasi secara obyektif untuk menentukan apakah telah memenuhi kriteria

pemeriksaan (audit) yang ditetapkan ISACA dalam Sarno (2009). Keamanan

informasi adalah penjagaan informasi dari seluruh ancaman yang mungkin terjadi

dalam upaya untuk memastikan atau menjamin kelangsungan bisnis, meminimasi

risiko dan memaksimalkan atau mempercepat pengambilan invenstasi dan

peluang bisnis (ISO/IEC 27001, 2005).

Gambar 2.4 Gambaran Proses Audit menurut Davis (Davis dkk, 2011:43)

Menurut Davis, dkk (2011) tahapan audit seperti yang terlihat pada

Gambar 2.4 yang setiap tahapan-tahapan akan dijelaskan sebagai berikut.

Planning Fieldwor&

Document ation

Issues Discovery & Validation

Solution Developm ent

Report Dralling & issuance

(24)

1. Planning

Sebelum melakukan audit terlebih dahulu harus menentukan rencana

meninjau bagaimana audit dilakukan. Jika proses perencaaan dilakukan

secara efektif, maka dapat membentuk tim audit yang dapat berjalan dengan

baik. Sebaliknya, jika itu dilakukan dengan buruk serta pekerjaan dimulai

tanpa rencana yang jelas tanpa arah, upaya tim audit dapa mengakibatkan

kegagalan tujuan dari proses perencaaan adalah menentukan tujuan dan ruang

lingkup audit, yaitu harus menentukan apa yang akan dicapai.

2. Fieldwork and Documentation

Sebagian besar audit terjadi selama fase ini, ada saat pemeriksaan

langkah-langkah yang dibuat selama tahap sebelumnya dijalankan oleh tim audit. Saat

ini tim audit teleh memperoleh data dan melakukan wawancara yang akan

membantu anggota tim untuk menganalisis potensi risiko dan menentukan

risiko belum dikurangi dengan tepat. Auditor juga harus melakukan pekerjaan

yang dapat mendokumentasikan pekerjaan mereka sehingga kesimpulan dapat

dibuktikan. Tujuan mendokumentasikan pekerjaan harus cukup detail

sehingga cukup informasi bagi orang untuk dapat memahami apa yang

dilakukan dan tersampainya kesimpulan yang sama seperti auditor.

3. Issues Discovery and Validation

Pada tahap ini auditor harus menentukan dan melakukan perbaikan pada

daftar isu-isu yang potensial untuk memastikan isu-isu yang valid pada

relevan. Auditor harus mendiskusikan isu-isu potensial dengan pelanggan

(25)

perlu memvalidasi bahwa risiko yang disajikan oleh masalah ini cukup

signifikan memiliki nilai untuk pelaporan dan pengalamatan.

4. Solution Development

Setelah mengidentifikasikan isu-isu potensial di wilayah yang sedang

dilakukan audit dan telah memvalidasi fakta dan risiko, maka dapat dilakukan

rencanan untuk mengatasi setiap masalah. Tentu, hanya mengangkat isu-isu

yang tidak baik bagi perusahaan dan isu isu yang benar benar harus ditangani.

Tiga pendekatan umum yang digunakan untuk mengembangkan tindakan

dalam menangani masalah audit adalah sebagai berikut.

a. Pendekatan rekomendasi

b. Pendekatan respon manajemen

c. Pendekatan solusi

5. Report Drafting and Issuance

Setelah ditemukan masalah dalam lingkungan yang diaudit, memvalidasi, dan

mendapatkan solusi yang dikembangkan untuk mengatasi masalah, maka

dapat membuat draf untuk laporan audit. Laporan audit adalah sebagai

dokumen hasil audit. Fungsi utama laporan audit adalah sebagai berikut.

a. Untuk auditor dan perusahaan yang diaudit, berfungsi sebagai catatan

audit, hasilnya, dan rencana rekomendasi yang dihasilkan.

b. Untuk manajemen senior dan komite audit, berfungsi sebagai “kartu

laporan” pada daerah yang telah diaudit.

6. Issue Tracking

Audit belum benar-benar lengkap sampai isu yang diangkat dalam audit

(26)

dimana anggotanya dapat melacak dan mengikuti sampai isu terselesaikan.

Auditor yang melakukan atau memimpin audit bertanggung jawab untuk

menindak lanjuti poin dari audit seperti tanggal jatuh tempo untuk setiap

pendekatan dari audit yang dihasilkan.

Contoh dari Keamanan Informasi yakni:

a. Physical Security adalah keamanan informasi yang memfokuskan pada

strategi untuk mengamankan individu atau anggota organisasi, aset fisik,

dan tempat kerja dari berbagai ancaman meliputi bahaya kebakaran,

akses tanpa otorisasi, dan bencana alam.

b. Personal Security adalah keamanan informasi yang berhubungan dengan

keamanan personil. Biasanya saling berhubungan dengan ruang lingkup

physical security’.

c. Operation Security adalah keamanan informasi yang membahas

bagaimana strategi suatu organisasi untuk mengamankan kemampuan

organisasi tersebut untuk beroperasi tanpa gangguan.

d. Communications Security adalah keamanan informasi bertujuan

mengamankan media komunikasi, teknologi komunikasi, serta apa yang

ada di dalamnya. Serta kemampuan untuk memanfaatkan media dan

teknologi komunikasi untuk mencapai tujuan organisasi.

e. Network Security adalah keamanan informasi yang memfokuskan pada

bagaimana pengamanan peralatan jaringan, data organisasi, jaringannya

dan isinya, serta kemampuan untuk menggunakan jaringan tersebut

(27)

Audit Sistem Informasi adalah prosess mengumpulkan dan mengevaluasi

bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer yang digunakan telah

dapat melindungi aset milik organisasi, mampu menjaga integritas data, dapat

membantu pencapaian tujuan organisasi secara efektif, serta menggunakan sumber

daya yang dimiliki secara efisien (Weber, 1999).

Beberapa elemen utama tinjauan penting dalam Audit Sistem Informasi

yaitu dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Tinjauan terkait dengan fisik dan lingkungan, yaitu: hal-hal yang terkait dengan

keamanan fisik, suplai sumber daya, temperatur, kontrol kelembaban dan faktor

lingkungan lain.

2. Tinjauan administrasi sistem, yaitu mencakup tinjauan keamanan sistem

operasi, sistem manajemen database, seluruh prosedur administrasi sistem dan

pelaksanaannya.

3. Tinjauan perangkat lunak. Perangkat lunak yang dimaksud merupakan aplikasi

bisnis. Mencakup kontrol akses dan otorisasi ke dalam sistem, validasi dan

penanganan kesalahan termasuk pengecualian dalam sistem serta aliran proses

bisnis dalam perangkat lunak beserta kontrol secara manual dan prosedur

penggunaannya. Sebagai tambahan, tinjauan juga perlu dilakukan terhadap

siklus hidup pengembangan sistem.

4. Tinjauan keamanan jaringan yang mencakup tinjauan jaringan internal dan

eksternal yang terhubung dengan sistem, batasan tingkat keamanan, tinjauan

terhadap firewall, daftar kontrol akses router, port scanning serta pendeteksian

(28)

5. Tinjauan kontinuitas bisnis dengan memastikan ketersediaan prosedur backup

dan penyimpanan, dokumentasi dari prosedur tersebut serta dokumentasi

pemulihan bencana/kontinuitas bisnis yang dimiliki.

6. Tinjauan integritas data yang bertujuan untuk memastikan ketelitian data yang

beroperasi sehingga dilakukan verifikasi kecukupan kontrol dan dampak dari

kurangnya kontrol yang ditetapkan.

2.5 Langkah-Langkah Audit TI

Sebelum mengetahui langkah-langkah dari audit maka harus mengenal

terlebih dahulu mengenai auditor dan auditti. Auditor adalah orang yang

melakukan audit untuk mendapatkan bukti yang akurat sesuai dengan yang telah

ditetapkan dan melaporkan hasilnya kepada para pihak yang berkepentingan.

Auditee adalah seseorang yang diaudit atau diperiksa oleh auditor untuk

mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam upaya untuk mencapai tujuan

yang diinginkan (Haryono, 2001).

Banyak berbagai macam versi dan jenis dalam menjalankan tahapan

audit. Terdapat 10 tahapan yang dilakukan dalam proses audit, yaitu: 1. Membuat

dan Mendapatkan Surat Persetujuan Audit, 2. Perencanaan Audit, 3.Analisis

Risiko, 4. Persiapan Audit, 5. Pelaksanaan Audit, 6. Pemeriksaaan Data dan

Bukti, 7. Tes Audit, 8. Pemeriksaaan Hasil Audit, 9. Pelaporan Audit, 10.

(29)

Gambar 2.5 Langkah-Langkah Audit Teknologi Informasi (Sumber: CISA, 2011)

2.6 Standar Sistem Manajemen Keamanan Informasi

Sejak tahun 2005, International Organization for Standardization (ISO)

atau organisasi Internasional untuk standarisasi telah mengembangkan sejumlah

standar tentang Information Security Management System (ISMS). Standar SMKI

ini dikelompokkan sebagai keluarga atau seri ISO 27000 yang terdiri dari:

a. ISO/IEC 27000: 2009 – ISMS Overview and Vocabulary

b. ISO/IEC 27001: 2005 – ISMS Requirement

c. ISO/IEC 27002: 2005 – Code of Practice for ISMS

d. ISO/IEC 27003: 2010 – ISMS Implementation Guidance

e. ISO/IEC 27004: 2009 – ISMS Measuements

f. ISO/IEC 27005: 2008 – Information Security Risk Management

. • 1. Audit Charter

. • 2. Pre Planning

. • 3. Risk Assesment

• 4. Auidit Possible

• 5. Perform Audit

• 6. Gather Evidence

• 7. Audit Test

• 8. Analysis Result

• 9. Report findings

(30)

g. ISO/IEC 27006: 2007 – ISMS Certification Body Requiements

h. ISO/IEC 27007 – Guidelines for ISMS Auditing

Adapun penjelasan dari standar ISMS tersebut dijelaskan sebagai berikut.

a. ISO/IEC 27000:2009 – ISMS Overview and Vocabulary

Standar ini dirilis tahun 2009, memuat prinsip-prinsip dasar Information

Security Management System, definisi sejumlah istilah penting dan hubungan

antar standar dalam keluarga SMKI, baik yang telah diterbitkan maupun

sedang tahap pengembangan. Hubungan antar standar keluarga ISO 27000

dapat dilihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Hubungan Antar Standar Keluarga SMKI (Sumber: Direktorat Keamanan Informasi, 2011)

Dari standar seri ISO 27000 hingga September 2011 baru ISO/IEC 27001:

2005 yang telah diadopsi Badan Standardisasi Nasional (BSN) sebagai

Standar Nasional Indonesia (SNI) berbahasa Indonesia bernomor SNI

(31)

b. ISO/IEC 27001:2005 – ISMS Requirement

ISO/IEC 27001 yang diterbitkan tahun 2009 dan merupakan versi Indonesia

dari ISO/IEC 27001:2005, berisi spesifikasi atau persyaratan yang harus

dipenuhi dalam membangun Sistem Manajemen Keamanan Informasi

(SMKI). Standar ini bersifat independen terhadap produk teknologi

masyarakat penggunaan pendekatan manajemen berbasis risiko, dan

dirancang untuk menjamin agar kontrol-kontrol keamanan yang dipilih

mampu melindungi aset informasi dari berbagai risiko dan memberi

keyakinan tingkat keamanan bagi pihak yang berkepentingan.

Standar ini dikembangkan dengan pendekatan proses sebagai suatu model

bagi penetapan, penerapan, pengoperasian, pemantauan, tinjau ulang

(review), pemeliharaan dan peningkatan suatu SMKI. Model PLAN – DO – CHECK–ACT (PDCA) diterapkan terhadap struktur keseluruhan proses

SMKI. Dalam model PDCA (ISO/IEC 27002, 2005) – Code of Practice for

ISMS)

c. ISO/IEC 27002: 2005 – Code of Practice for ISMS

ISO IEC 17799 tahun 2005, resmi dipublikasikan pada tanggal 15 Juni 2005.

Pada tanggal 1 Juli 2007, nama itu secara resmi diubah menjadi ISO IEC

27002 tahun 2005. Konten tersebut masih persis sama. Standar ISO IEC

17799:2005 (sekarang dikenal sebagai ISO IEC 27002:2005) dikembangkan

oleh IT Security Subcommittee (SC 27) dan Technical Committee on

(32)

c. ISO/IEC 27003:2010 – ISMS Implementation Guidance

Tujuan dari ISO/IEC 27003 adalah untuk memberikan panduan bagi

perancangan dan penerapan SMKI agar memenuhi persyaratan ISO 27001.

Standar ini menjelaskan proses pembangunan SMKI meliputi pengarsipan,

perancangan dan penyusunan atau pengembangan SMKI yang digambarkan

sebagai suatu kegiatan proyek.

d. ISO/IEC 27004:2009 – ISMS Measuements

Standar ini menyediakan penyusunan dan penggunaan teknik pengukuran

untuk mengkaji efektivitas penerapan SMKI dan kontrol sebagaimana

disyaratkan ISO/IEC 27001. Standar ini juga membantu organisasi dalam

mengukur ketercapaian sasaran keamanan yang ditetapkan.

e. ISO/IEC 27005:2008 – Information Security Risk Management

Standar ini menyediakan panduan bagi kegiatan manajemen risiko keamanan

informasi dalam suatu organisasi, khususnya dalam rangka mendukung

persyaratan- persyaratan SMKI sebagaimana didefinisikan oleh ISO/IEC

27001. Standar ini diterbitkan pada bulan Juni 2008.

f. ISO/IEC 27006:2007–ISMS Certification Body Requiements

Standar ini menetapkan persyaratan dan memberikan panduan bagi organisasi

yang memiliki kewenangan untuk melakukan audit dan sertifikasi SMKI.

Standar ini utamanya dimaksudkan untuk mendukung porses akreditasi

Badan Sertifikasi ISO/IEC 27001 oleh Komite Akreditasi dari negara

(33)

g. ISO/IEC 27007–Guidelines for ISMS Auditing

Standar ini memaparkan penduan bagaimana melakukan audit SMKI

perusahaan.

2.7 ISO/IEC 27002: 2005

ISO 27002: 2005 adalah standar keamanan informasi sebagai best practice

atau panduan umum yang menjelaskan adanya contoh penerapan keamanan

informasi dengan menggunakan bentuk kontrol sehingga dapat mencapai sasaran

yang diterapkan. Standar ini dapat digunakan sebagai titik awal dalam penyusunan

dan pengembangan ISMS. Standar ini memberikan panduan dalam perencanaan

dan implementasi suatu program untuk melindungi aset-aset informasi.

Hubungan ISO/IEC 27001 dengan ISO/IEC 27002: 2005 secara resmi

mendefinisikan persyaratan wajib untuk Sistem Manajemen Keamanan Informasi

(SMKI). ISO / IEC 27002: 2005 menunjukkan kontrol keamanan informasi yang

sesuai dalam ISMS yang digunakan sebagai kode praktek atau pedoman

pelaksanaan kontrol keamanan informasi. ISO / IEC 27001 mencakup ringkasan

dari kontrol dari ISO / IEC 27002: 2005.

ISO 27002: 2005 menyediakan rekomendasi best practice terhadap

manajemen keamanan informasi untuk digunakan oleh mereka yang bertanggung

jawab untuk proses inisiasi, implementasi, dan pemeliharaan Information Security

Management Systems (ISMS) pada suatu organisasi. ISO 27002: 2005

menerapkan kontrol keamanan dimana pengontrolannya tersaji dalam bentuk 12

kontrol area, 41 kontrol objektif, dan 133 kontrol yang dapat dilihat pada Tabel

(34)

Tabel 2.1 Ringkasan Jumlah Klausul Kontrol Keamanan, Objektif Kontrol dan Kontrol pada ISO 27002:2005.

Klausul

Jumlah

Objektif Kontrol Kontrol

4 2 -

Jumlah: 12 Jumlah: 41 Jumlah:133

Sedangkan untuk detail struktur kontrol keamanan dari ISO/IEC

27002:2005 dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Detail Struktur Kontrol Keamanan ISO/IEC 27002: 2005 Klausul : 4 Dugaan Risiko dan Perawatannya

Kategori Keamanan Utama: 4.1 Perkiraan Risiko Keamanan Kategori Keamanan Utama : 4.2 Perawatan Risiko Keamanan

Klausul : 5 Kebijakan Keamanan

Kategori Keamanan Utama: 5.1 Kebijakan Keamanan Informasi

Objektif Kontrol: Memberikan arahan kepada manajemen organisasi dan dukungan untuk Keamanan Informasi dalam hubungannya dengan persyaratan bisnis organisasi dan aturan yang sedang berlaku.

Kontrol: 5.1.1 Dokumen Kebijakan Keamanan Informasi Kontrol : 5.1.2 Tinjauan Ulang Kebijakan Keamanan Informasi Klausul: 6 Organisasi Keamanan Informasi

Kategori Keamanan Utama: 6.1 Organisasi Internal

Objektif Kontrol: Bagaimana mengelola Keamanan Informasi di dalam organisasi Kontrol: 6.1.1 Komitmen Pihak Manajemen Terhadap Keamanan Informasi Kontrol: 6.1.2 Koordinasi Keamanan Informasi

Kontrol: 6.1.3 Pembagian Tanggung Jawab Keamanan Informasi

Kontrol: 6.1.4 Proses Otorisasi Untuk Akses Ke Fasilitas Pemrosesan Informasi Kontrol: 6.1.5 Perjanjian Kerahasiaan

Kontrol: 6.1.6 Hubungan Dengan Pihak-Pihak (Vendor) Legal

(35)

Tabel 2.2. Detail Struktur Kontrol Keamanan ISO/IEC 27002: 2005 (Lanjutan) Klausul: 6 Organisasi Keamanan Informasi

Kategori Keamanan Utama: 6.2 Pihak Internal Objektif Kontrol:

Untuk menjaga Keamanan Informasi dan fasilitas pemrosesan informasi organisasi yang diakses, diproses, dikomunikasikan atau dikelola oleh pihak ketiga

Kontrol: 6.2.1 Identifikasi Risiko Terhadap Hubungannya Dengan Pihak Ketiga Kontrol: 6.2.2 Akses Keamanan Dalam Hubungan Dengan Pelanggan

Kontrol: 6.2.3 Melibatkan Persyaratan Keamanan Dalam Perjanjian Dengan Pihak Ketiga

Klausul: 7 Manajemen Aset

Kategori Keamanan Utama: 7.1 Tanggung Jawab Aset Objektif Kontrol:

Untuk memenuhi perlindungan dan pemeliharaan terhadap aset organisasi Kontrol: 7.1.1 Inventarisasi Aset

Kontrol: 7.1.2 Kepemilikan Aset

Kontrol: 7.1.3 Penggunaan Aset yang Diterima Kategori Keamanan Utama: Klasifkasi Informasi Objektif Kontrol:

Untuk memastikan bahwa setiap Informasi dalam organisasi mendapatkan keamanan yang memadai.

Kontrol: 7.2.1 Pedoman Klasifikasi

Kontrol: 7.2.2 Informasi Pelabelan dan Penanganan Klausul: 8 Keamanan Sumber Daya Manusia

Kategori Keamanan Utama: 8.1 Sebelum Menjadi Pegawai Objektif Kontrol:

Untuk memastikan bahwa pegawai, kontraktor atau pihak ketiga memahami akan tanggung jawabnya dan bisa menjalankan aturan yang mereka dapatkan untuk meminimalkan risiko pencurian atau kesalahan dalam penggunaan fasilitas informasi.

Kontrol: 8.1.1 Peran dan tanggung Jawab Kontrol: 8.1.2 Penyaringan

Kontrol: 8.1.3 Syarat dan Kondisi Kerja

Kategor i Keamanan Utama: 8.2 Selama Menjadi pegawai Objektif Kontrol:

Untuk memastikan bahwa pegawai, kontraktor atau pihak ketiga memahami Keamanan Informasi yang telah ditetapkan oleh organisasi demi mengurangi terjadinya kesalahan kerja (human error) dan risiko yang dihadapi oleh organisasi.

Kontrol: 8.2.1 Tanggung Jawab Manajemen

(36)

Tabel 2.2 Detail Struktur Kontrol Keamanan ISO/IEC 27002: 2005 (Lanjutan) Kategori Keamanan Utama: 8.3 Pemberhentian dan Pemindahan Pegawai. Objektif Kontrol:

Untuk memastikan bahwa pegawai, kontraktor atau pihak ketiga yang diberhentikan dipindah dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar. Kontrol: 8.3.1 Pemberhentian Taggung Jawab

Kontrol: 8.3.2 Pengembalian Aset Kontrol: 8.3.3 Penghapusan Hak Akses Klausul: 9 Keamanan Fisik dan Lingkungan Kategori Keamanan Utama: 9.1 Daerah Aman Objektif Kontrol:

Untuk mencegah akses fisik tanpa hak, kerusakan dan gangguan terhadap Informasi dan perangkatnya dalam organisasi.

Kontrol: 9.1.1 Keamanan Perimeter Kontrol: 9.1.2 Kontrol Entri Fisik

Kontrol: 9.1.3 Keamanan Kantor, Ruang dan Fasilitasnya

Kontrol: 9.1.4 Perlidungan Terhadap Ancaman Dari Luar dan Lingkungan Sekitar Kontrol; 9.1.5 Bekerja di Wilayah Aman

Kontrol: 9.1.6 Akses Publik, Tempat Pengiriman dan Penurunan Barang Kategori Keamanan Utama: 9.2. Peralatan Keamanan.

Objektif Kontrol:

Untuk mencegah kehilangan, kerusakan, pencurian atau ketidaberesan aset dan gangguan tehadap aktivitas organisasi.

Kontrol: 9.2.1 Penempatan dan Perlindungan Peralatan Kontrol: 9.2.2 Peralatan Pendukung

Kontrol: 9.2.3 Keamanan Kabel Kontrol: 9.2.4 Pemeliharaan Peralatan

Kontrol: 9.2.5 Keamanan Peralatan Diluar Area Kontrol: 9.2.6 Penggunaan Ulang Peralatan Kontrol: 9.2.7 Pemindahan Peralatan

Klausul: 10 Manajemen Komunikasi dan Operasi

Kategori Keamanan Utama: 10.1 Tanggung Jawab dan Prosedur Operasional Objektif Kontrol:

Untuk memastikan keamanan operasi dan tidak terjadi kesalahan dalam mengoperasikan fasilitas-faslitas pemrosesan Informasi

Kontrol: 10.l.1 Pendokumentasian Prosedur Operasi Kontrol 10.1.2 Manajemen Pertukaran

Kontrol 10.1.3 Pemisahan Tugas

Kontrol: 10.1.4 Pemisahan Pengembangan, Pengujian dan Operasional Informasi Kategori Keamanan Utama: 10.2 Manajemen Pengiriman Oleh Pihak Ketiga Objektif Kontrol:

Untuk mengimplementasikan dan memelihara Keamanan Informasi yang sesuai dalam hal layanan pengiriman yang berhubungan dengan perjanjain layanan pengiriman dengan pihak ketiga.

Kontrol: 10.2.1 Layanan Pengiriman

(37)

Tabel 2.2 Detail Struktur Kontrol Keamanan ISO/IEC 27002: 2005 (Lanjutan) Kategori Keamanan Utama: 10.3 Perencanaan Sistem dan Penerimaan

Objektif Kontrol:

Untuk meminimalisasi kegagalan sistem. Kontrol: 10.3.1 Manajemen Kapasitas Kontrol: 10.3.2 Penerimaan Sistem

Kategori Keamanan Utama: 10.4 Perlindungan Terhadap Malicious dan Mobile

Code

Objektif Kontrol:

Untuk melindungi integritas perangkat lunak (software) dan Informasi. Kontrol: 10.4.1 Kontrol Terhadap Kode Berbahaya (Maliciious Code) Kontrol: 10.4.2 Koontrol Terhadap Mobile Code

Katagori Keamanan Utama: 10.5 Backup Objektif Kontrol:

Untuk memelihara integritas dan ketersediaan Informasi dan faslitas pemrosesan Informasi.

Kontrol: 10.5.1 Back-up Informasi

Katagori Keamanan Utama: 10.6 Manajemen Keamanan Jaringan Objektif Kontrol:

Untuk memelihara keamanan pengiriman Informasi di jaringan serta melindungi infrastruktur pendukungnya

Kontrol: 10.6.1 Kontrol Jaringan

Kontrol: 10.6.2 Keamanan Dalam Layanan Jaringan Kategori keamanan Utama: 10.7 Penanganan Media Objektif Kontrol:

Untuk mencegah pengaksesan, modifikasi, penghapusan atau pengrusakan aset secara ilegal serta gangguan aktifitas bisnis

Kontrol: 10.7.1 Manajemen Pemindahan Media Kontrol: 10.7.2 Pemusnahan atau Pembuangan Media Kontrol: 10.7.3 Prosedur Penanganan Informasi Kontrol: 10.7.4 Keamanan Dokumentasi Sistem Katagori Keamanan Utama: 10.8 Pertukaran Informasi Objektif Kontrol:

Untuk memelihara keamanan pertukaran informasi dan perangkat lunak didalam organisasi dengan pihak luar.

Kontrol: 10.8.1 Kebijakan dan Prosedur Pertukaran informasi Kontrol: 10.8.2 Perjanjian Pertukaran

Kontrol: 10.8.3 Transportasi Media Fisik Kontrol: 10.8.4 Pesan Elektronik

Kontrol: 10.8.5 Sistem Informasi Bisnis

Kategori keamanan Utamal 10.9 Layanan E-Commerce Objektif Kontrol:

Untuk memastikan keamanan dalam layanan dan penggunaan E-Commerce Kontrol: 10.9.1 E-commerce

(38)

Tabel 2.2 Detail Struktur Kontrol Keamanan ISO/IEC 27002: 2005 (Lanjutan) Kategori Keamanan Utama: 10.10 Monitoring

Objektif Kontrol:

Untu mendeteksi aktifitas pemrosesan informasi. Kontrol: 10.10.1 Rekaman Audit

Kontrol: 10.10.2 Monitoritng Penggunaan Sistem Kontrol: 10.10.3 Proteksi Catatan informasi

Kontrol: 10.10.4 Catatan Administratir dan Operator Kontrol: 10.10.5 Catatan Kesalahan

Kontrol: 10.10.6 Sinkronisasi Waktu Klausul: 11 Kontrol Akses

Kategori Keamanan Utama: 11.1 Kebijakan Kontrol Akses Objektif Kontrol:

Untuk megontrol akses informasi.

Kontrol: 11.1.1 Kebijakan Kontrol Akses

Kategori Keamanan Utama: 11.2 Manajemen Akses Uset Objektif Kontrol:

Untuk memastikan pengguna yang mempunyai hak akses ke Sistem Informasi dan yang tidak.

Kontrol: 11.2.1 Registrasi Pengguna Kontrol: 11.2.2 Manajemen Hak Istimewa Kontrol: 11.2.3 Manajemen Password User

Kategori Keamanan Utama: 11.2 Manajemen Akses user Objektif Kontrol:

Untuk memastikan pengguna yang mempunyai hak akses ke Sistem Informasi dan yang tidak

Kontrol: 11.2.4 Ulasan Hak Akses Pengguna

Kategori Keamanan Utama: 11.3 Tanggung Jawab Pengguna Objektif Kontrol:

Untuk mencegah akses user tanpa hak atau pencurian Informasi dan fasilitas pemrosesan Informasi

Kontrol: 11.3.1 Penggunaan Password

Kontrol: 11.3.2 Peralatan Pengguna Yang Tidak Dijaga Kontrol: 11.3.3 Kebijakan Kerapian Meja dan Penyaringan

Kategori Keamanan Utama: 11.4 Kebijakan Penggunaan Layanan Jaringan Objektif Kontrol:

Untuk mencegah akses tanpa hak kedalam layanan jaringan. Kontrol: 11.4.1 Kebijakan Penggunaan Layanan jaringan Kontrol : 11.4.2 Otentikasi Pengguna Koneksi eksternal. Kontrol: 11.4.3 Indikasi Peralatan Didalam Jaringan

Kontrol: 11.4.4 Diagnostik Jarak Jauh dan Perlindungan Port Konfigurasi Kontrol: 11.4.5 Pemisahan jaringan

(39)

Tabel 2.2 Detail Struktur Kontrol Keamanan ISO/IEC 27002: 2005 (Lanjutan) Kategori Keamanan Utama: 11.5 Kontrol Akses Sistem Operasi

Objektif Kontrol:

Untuk mencegah akses tanpa hak ke sistem operasi Kontrol: 11.5.1 Prosedur log-on yang aman

Kontrol: 11.5.2 Identifkasi dan Otentikasi User Kontrol: 11.5.3 Manajemen Password

Kontrol: 11.5.4 Sistem Peralatan Pengguna Kontrol: 11.5.5 Sesi Time-Out

Kontrol: 11.5.6 Batasan Waktu Koneksi

Kategori Keamanan Utama: 11.6 Kontrol Akses Aplikasi Objektif Kontrol:

Untuk mencegah akses tanpa hak terhadap Informasi didalam aplikasi. Kontrol: 11.6.1 Pembatasan Akses Informasi

Kontrol: 11.6.2 Isolasi Sistem Yang Sensitif

Kategori Keamanan Utama: 11.7 Komputasi Bergerak dan Komunikasi Mobile Objektif Kontrol:

Untuk memastikan Keamanan Informasi saat menggunakan fasilitas komputer bergerak atau bekerja dari lain tempat

Kontrol: 11.7.1 Komunikasi dan Terkomputerisasai yang bergerak Kontrol: 11.7.2 Teleworking

Klausul: 12 Akuisisi Sistem Informasi, Pembangunan dan Pemeliharaan Kategori Keamanan Utama: 12.1.1 Analisis dan Spesifikasi Persyaratan Keamanan.

Objektif Kontrol:

Untuk memastikan bahwa keamanan adalah bagian dari Sistem Informasi Kontrol: 12.1.1Analisa dan Spesifikasi Persyaratan Keamanan

Kategori Keamanan Utama: 12.2 Pemrosesan Yang Benar Dalam Aplikasi Objektif Kontrol:

Untuk mencegah kesalahan, kehilangan, modifikasi tanpa hak atau kesalahan penanganan informasi dalam aplikasi.

Kontrol: 12.2.1 Validasi Data Input

Kontrol: 12.2.2 Kontrol Untuk Pemrosesan Internal Kontrol: 12.2.3 Integritas Pesan

Kontrol: 12.2.4 Validasi Data Output

Kategori Keamanan Utama: 11.2.3 Kontrol Kriptografi Objektif Kontrol:

Untuk melindungi Kerahasiaan, Autentikasi dan Keutuhan Informasi dengan menggunakan sistem kriptografi

Kontrol: 12.3.1 Kebijakan Dalam Penggunaan Kriptografi Kontrol: 12.3.2 Manajemen Kunci

Kategori Keamanan Utama: 12.4 Keamanan File Sistem Objektif Kontrol:

Untuk memastikan keamanan file sistem Kontrol: 12.4.1 Kontrol Operasional Software

(40)

Tabel 2.2 Detail Struktur Kontrol Keamanan ISO/IEC 27002: 2005 (Lanjutan) Kategori Keamanan Utama: 12.5 Keamanan dalam Pengembangan Proses Pendukunng

Objektif Kontrol:

Untuk memelihara keamanan Informasi dan Aplikasi Sistem Software Kontrol: 12.5.1 Prosedur Perubahan Kontrol

Kontrol: 12.5.2 Tinjauan Teknis Aplikasi Setelah Dilakukan Perubahan Sistem Operasi

Kontrol: 12.5.3 Pembatasan Perubahan Paket Software Kontrol: 12.5.4 Kelemahan Informasi

Kontrol: 12.5.5 Pengembangan perangkat Lunak Outsourcing Kategori Keamanan Utama: 12.6 Manajemen Teknis Kelemahan Objektif Kontrol:

Untuk mengurangi resiko yang disebabkan oleh terpublikasinya teknik-teknik kelemahan yang dimiliki.

Kontrol: 12.6.1 Kontrol Terhadap Kelemahan Secara Teknis Klausul: 13 Manajemen Kejadian Keamanan Informasi

Kategori Keamanan Utama: 13.1 Pelaporan Kejadian dan Kelemahan Keamanan Informasi

Objektif Kontrol:

Untuk memastikan kejadian dan kelemahan keamanan Sistem Informasi dikomunikasikan dan ditangani tepat waktu.

Kontrol: 13.1.1 Pelaporan Keajadian Keamanan Informasi Kontrol: 13.1.2 Pelaporan Kelemahan Keamanan

Klausul: 13 Manajemen Kejadian Keamanan Informasi

Kategori Keamanan Utama: 13.2 Manajemen Kejadian Keamanan Informasi dan Pengembangannya

Objektif Kontrol:

Untuk memastikan konsistensi dan keefektifitasan pendekatan yang diaplikasikan kedalam manajemen kejadian Keamanan Informasi.

Kontrol: 13.2.1 Tanggung jawab dan Prosedur

Kontrol: 13.2.2 Belajar Dari Kejadian Keamanan informasi Kontrol: 13.2.3 Pengumpulan Bukti

Klausul: 14 Manajemen Kelangsungan Bisnis

Kategori Keamanan Utama: 14.1 Aspek Keamanan Dalam Manajemen Kelangsungan Bisnis.

Objektif Kontrol:

Untuk menghindari gangguan terhadap aktifitas bisnis serta untuk menjaga proses-proses bisnis yang kritis dari kegagalan dan dampak yang lebih besar atau bencana terhadap Sistem Informasi.

Kontrol: 14.1.1 Memasukkan Keamanan Informasi Dalam proses Manajemen Kelangsungan Bisnis

Kontrol: 14.1.2 Kelangsungan Bisnis dan Penilaian resiko

Kontrol: 14.1.3 Pembangunan dan Rencana Kelangsungan yang di dalamnya Meliputi Keamanan informasi

Kontrol: 14.1.4 Kerangka Kerja Rencana Kelangsungan Bisnis

(41)

Tabel 2.2 Detail Struktur Kontrol Keamanan ISO/IEC 27002: 2005 (Lanjutan) Klausul: 15 Kepatuhan

Kategori Keamanan Utama: 15.1 Kepatuhan Terhadap Persyaratan Legal Objektif Kontrol:

Untuk mencegah pelanggaran terhadap hukum, perundangan, peraturan atau kewajiban kontrak dan suatu persyaratan keamanan.

Kontrol: 15.1.1 Identifkasi Perundangan yang Dapat Diaplikasikan Kontrol: 15.1.2 Hak Kekayaan Inteektual

Kontrol: 15.1.3 Perlindungan Dokument Organisasi

Kontrol: 15.1.4 Perlindungan Data dan Kerahaisaan Informasi

Kontrol: 15.1.5 Pencegahan Penyalahgunaan Faslitas Pemrosesan Informasi Kontrol: 15.1.6 Peraturan Kontrol Kriptografi

Kategori Keamanan Utama: 15.2 Kepatuhan Dengan Kebijakan Keamanan, Standar dan Kepatuhan Teknik.

Objektif Kontrol:

Untuk memastikan kepatuhan terhadap sistem didalam kebijakan keamanan organisasi dan standar.

Kontrol: 15.2.1 Kepatuhan Dengan Kebijakan Keamanan dan Standar Kontrol: 15.2.2 Pemeriksaan Kepatuhan Teknik

Kategori Keamanan Utama: 15.2 Audit Sistem Informasi dan Pertimbangan Objektif Kontrol:

Untuk memaksimalkan keefektifitasan dan meminimasi interfensi dari atau kedalam proses audit Sistem Informasi

Kontrol: 15.3.1 Kontrol Audit Sistem Informasi

Kontrol: 15.3.2 Perlindungan terhadap Perangkat Audit Sistem Informasi Kontrol: 14.1.5 Pengujian, Pemeliharaan dan Penilaian Ulang Rencana Bisnis

2.8 Maturity Level

Maturity level atau tingkat kedewasaan menjelaskan hasil analisa gap

atau kesenjangan keamanan informasi yang dinilai sesuai dengan kejadian saat ini

dalam peringkat kematangan proses pengelolaan pengamanan informasi.

Peringkat dalam penilaian tersebut dilakukan dengan menggunakan 6 tingkatan

proses berdasarkan metode penilaian indeks keamanan informasi. Indeks

keamanan informasi adalah alat evaluasi untuk menganalisis tingkat kesiapan

pengamanan informasi di instansi pemerintah. Evaluasi dilakukan terhadap

berbagai area yang menjadi target penerapan keamanan informasi dengan ruang

(42)

didefinisikan oleh standar SNI ISO 27001:2009. Hasil evaluasi indeks Keamanan

Informasi menggambarkan tingkat kematangan, tingkat kelengkapan penerapan

SNI ISO/IEC 27001:2009. (Direktorat Keamanan Informasi, 2011).

Menurut Kemenkominfo (2011) tingkat kematangan proses pengelolaan

keamanan informasi dapat diketahui dengan menggunakan maturity level.

Maturity level digunakan karena merupakan model yang mewujudkan pemikiran

dasar manajemen proses sehingga tepat untuk mengukur ISO/IEC 27001 sebagai

salah satu standar yang dibuat berdasarkan manajemen proses.

SNI ISO/IEC 27001: 2009 adalah standar SMKI atau Information Security

Management System (ISMS) yang memberikan gambaran secara umum mengenai

apa saja yang seharusnya dilakukan dalam usaha mengimplementasikan konsep

keamanan informasi organisasi.

Berikut adalah indeks alat ukur tingkatan proses keamanan informasi

untuk menilai kesiapan keamanan informasi di instansi pemerintahan berdasarkan

SNI ISO/IEC 27001: 2009 sebagai berikut:

1. Tingkat 0 - Tidak Diketahui (Pasif)

a. Status kesiapan keamanan informasi tidak diketahui.

b. Pihak yang terlibat tidak mengikuti atau tidak melaporkan pemeringkatan

Indeks KAMI.

2. Tingkat 1 - Kondisi Awal (Reaktif)

a. Mulai adanya pemahaman mengenai perlunya pengelolaan keamanan

(43)

b. Penerapan langkah pengamanan masih bersifat reaktif, tidak teratur, tidak

mengacu kepada keseluruhan risiko yang ada, tanpa alur komunikasi dan

kewenangan yang jelas dan tanpa pengawasan.

c. Kelemahan teknis dan non teknis tidak terdefinisi dengan baik.

d. Pihak yang terlibat menyadari tanggung jawab mereka.

3. Tingkat 2 - Penerapan Kerangka Dasar (Aktif)

a. Pengamanan diterapkan walaupun sebagian besar masih di area teknis dan

belum adanya keterkaitan langkah pengamanan untuk mendapatkan

strategi yang efektif.

b. Proses pengamanan informasi berjalan tanpa dokumentasi atau rekaman

resmi.

c. Langkah pengamanan operasional yang diterapkan bergantung kepada

pengetahuan dan motivasi individu pelaksana.

d. Manajemen pengamanan belum mendapatkan prioritas dan tidak berjalan

secara konsisten.

4. Tingkat 3 - Terdefinisi dan Konsisten (Pro Aktif)

a. Bentuk pengamanan yang berlaku sudah diterapkan secara konsisten dan

terdokumentasi secara resmi.

b. Efektivitas pengamanan dievaluasi secara berkala, walaupun belum

melalui proses yang terstruktur.

c. Kerangka kerja pengamanan sudah mematuhi ambang batas minimum

standar atau persyaratan hukum terkait.

d. Secara umum semua pihakyang terlibat menyadari tanggung jawab mereka

(44)

5. Tingkat 4 - Terkelola dan Terukur (Terkendali)

a. Pengamanan diterapkan secara efektif sesuai dengan strategi manajemen

risiko.

b. Evaluasi (pengukuran) pencapaian sasaran pengamanan dilakukan secara

rutin, formal dan terdokumentasi.

c. Penerapan pengamanan teknis secara konsisten dievaluasi efektivitasnya.

d. Kelemahan manajemen pengamanan informasi terdefinisi dengan baik dan

secara konsisten ditindak lanjuti pembenahannya.

e. Karyawan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelaksana

pengamanan informasi.

6. Tingkat 5 - Optimal

a. Pengamanan menyeluruh diterapkan secara berkelanjutan dan efektif

melalui program pengelolaan risiko yang terstruktur.

b. Pengamanan informasi dan manajemen risiko sudah terintegrasi dengan

tugas pokok instansi.

c. Kinerja pengamanan dievaluasi secara kontinyu, dengan analis parameter

efektivitas kontrol, kajian akar permasalahan dan penerapan langkah untuk

optimasi peningkatan kinerja.

d. Target pencapaian program pengamanan informasi selalu dipantau,

dievaluasi dan diperbaiki.

e. Karyawan secara proaktif terlibat dalam peningkatan efektivitas

pengamanan informasi.

7. Tingkat 6 - Di Luar Jangkauan

(45)

35

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada Bab ini akan dilakukan pembahasan dimulai dengan profil

perusahaan, gambaran struktur organisasi dan dilanjutkan dengan tahapan-tahapan

audit yang terdapat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Langkah Audit Keamanan Sistem Informasi Instalasi SIM-RS

Perencanaan Audit

1. Pemahaman Proses Bisnis dan TI

2. Menentukan ruang lingkup objek audit & Tujuan audit 3. Penentuan pemilihan klausul, obyektif kontrol & kontrol\ 4. Membuat dan menyampaiakn engagement letter

Persiapan Audit

1. Melakukan proses penyusunan Audit Working Plan (AWP) 2. Menentukan ruang lingkup objek audit & Tujuan audit 3. Penentuan pemilihan klausul, obyektif kontrol & kontrol 4. Membuat dan menyampaiakn Engagement letter

Pelaksanaan Audit

1. Melakukan proses pemeriksaan data dan bukti 2. Melakukan Wawancara

3. Melakukan Uji Kematangan

4. Penyususnan daftar temuan Audit dan rekomendasi

5. Konfirmasi Temuan audit TI

Pelaporan Audit

1. Permintaan tanggapan atas daftar temuan Audit TI 2. Penyusunan draft laporan Audit TI

3. Persetujuan draft laporan Audit TI 4. Pertemuan Penutup/ Pelaporan Audit TI Studi Literatur

(46)

3.1 Tahap Perencanaan Audit

Pada tahap perencanaan langkah-langkah yang dilakukan yakni

pemahaman proses bisnis dan TI, menentukan ruang lingkup objek audit dan

tujuan audit keamanan sistem informasi, penentuan objek audit TI. Dari tahapan

tersebut akan menghasilkan pengetahuan tentang proses bisnis TI perusahaan,

ruang ingkup dan tujuan yang telah ditentukan serta klausul yang telah ditentukan

sebelumnya dari kedua belah pihak.

3.1.1 Pemahaman Proses Bisnis dan TI

Tahap yang dilakukan saat perencanaan audit adalah mempelajari proses

bisnis dan TI perusahaan yang diaudit (auditee) dengan mempelajari

dokumen-dokumen perusahaan yang dibutuhkan. Dokumen tersebut berupa profil

perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, profil

Instalasi SIM-RS RSUD Bangil, Proses bisnis Instlasi SIM-RS RSUD Bangil, Job

description pegawai IT SIM-RS RSUD Bangil. Langkah selanjutnya adalah

mencari informasi apakah sebelumnya perusahaan telah melaksanakan proses

audit. Apabila pernah dilakukan audit, maka auditor perlu mengetahui dan

memeriksa laporan audit sebelumnya.

Untuk menggali pengetahuan tentang audit, langkah yang dilakukan

adalah dengan cara mengetahui dan memeriksa dokumen-dokumen organisasi

yang terkait dengan proses audit. Output yang dihasilkan dari pemahaman proses

binsis adalah profile perusahaan, visi misi dan motto RSUD Bangil, profil

Instalasi RS RSUD Bangil, Struktur Organisasi Fungsional Instalasi

SIM-RS SIM-RSUD Bangil, deskripsi pekerjaan Instalasi SIM-SIM-RS dan proses bisnis TI di

(47)

3.1.2Penentuan Ruang Lingkup, Objek dan Tujuan Audit

Proses kedua pada tahapan perencanaan ini adalah mengidentifikasi ruang

lingkup, objek audit dan tujuannya yang akan dibahas dalam audit kali ini.

Penentuan ruang lingkup dilakukan dengan cara melakukan observasi dan

wawancara pada Instalasi SIM-RS RSUD Bangil. Pada proses ini, langkah yang

selanjutnya dilakukan adalah mengidentifikasi tujuan yang berhubungan akan

kebutuhan audit keamanan sistem informasi. Output yang dihasilkan adalah hasil

ruang lingkup, objek dan tujuan audit.

3.1.3Menentukan Klausul, Obyektif Kontrol dan Kontrol

Tahap selanjutnya adalah menentukan klausul, obyektif kontrol dan

kontrol. Tahap ini ditentukan setelah tahap sebelumnya dilakukan. Pemilihan

klausul, objektif kontrol dan kontrol disesuaikan dengan kesepakatan bersama

kedua belah pihak dimana pemilihan klausul disesuaikan dengan standar ISO

27002: 2005. Dalam menentukan klausul sebaiknya harus ada bukti tertulis oleh

pihak pihak yang bersangkutan. Output yang dihasilkan adalah hasil pemilihan

klasul yang akan diperiksa, obyektif kontrol dan kontrol sesuai ISO 27002: 2005.

3.1.4 Membuat dan Menyampaikan Engagement Letter

Pada tahap ini adalah membuat dan menyampaikan engagement letter atau

surat perjanjian audit. Surat perjanjian audit adalah surat persetujuan antara

auditor dengan kliennya tentang syarat-syarat pekerjaan audit yang akan

dilaksanakan oleh auditor. Adapun isi dari engagement letter yakni berisi

tanggung jawab komite manajemen dan auditor, lingkup audit dan ketentuan

(48)

Engagement Letter ada berupa dokumen Engagement Letter yang disepakati

kedua belah pihak.

3.2Tahap Persiapan Audit

Pada tahap ini langkah-langkah yang dilakukan yakni melakukan proses

penyusunan audit working plan, penyampaian kebutuhan data, membuat

pernyataan dan membuat pertanyaan. Tahap persiapan akan menghasilkan tabel

working plan, surat penyampaian kebutuhan data, pernyataan yang telah dibuat

berdasarkan standar ISO 27002, daftar pertanyaan, dan daftar pertanyaan yang

telah dibuat sesuai dengan pernyataan.

3.2.1Penyusunan Audit Working Plan (AWP)

Audit Working Plan (AWP) merupakan dokumen yang dibuat oleh Ketua

Tim Auditor TI dan digunakan untuk merencanakan dan memantau pelaksanaan

audit TI secara terperinci. Output yang dihasilkan adalah daftar susunan AWP.

3.2.2Penyampaian Kebutuhan Data

Penyampain kebutuhan data diperlukan auditor TI dapat disampaikan

terlebih dahulu kepada auditte agar dapat dipersiapkan terlebih dahulu. Field work

dilaksanakan auditor TI setelah auditte menginformasikan ketersediaan semua

data yang diperlukan auditor TI sehingga field work dapat dilaksanakan oleh

auditor TI secara efektif dan efisien. Output yang dihasilkan adalah daftar

(49)

Tabel 3.1 Contoh Lampiran Kebutuhan Data Audit

No Data Penunjang Status Data Tanda Tangan Ket

Ada Tidak

Berdasarkan acuan Data ISO 27002 Klausul 7 Manajemen Aset

1 Dokumen mengenai

inventarisasi aset organisasi

4 Dokumen mengenai pertanggung jawaban atas kepemilikan aset

5 Dokumen mengenai aturan penggunaan aset

6 Dokumen pencatatan dalam melakukan pengontrolan klasifikasi informasi

3.2.3Membuat Pernyataan

Pada tahap selanjutnya adalah membuat pernyataan yang telah dibuat

berdasarkan standar ISO 27002: 2005. Pada setiap kontrol keamanan dapat

ditentukan pernyataan yang menjelaskan implementasi dan pengontrolan yang

dilakukan. Output yang dihasilkan adalah melakukann pembuatan pernyataan

pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Contoh Pernyataan Audit Klausul: 7 Pengelolaan Aset

Objektif Kontrol: 7.1 Tanggung Jawab Aset Kontrol: 7.1 Inventarisasi Aset

No Pernyataan

1 Terdapat Inventarisasi aset organisasi organisasi

2 Terdapat pemeliharaan terhadap aset organisasi--men mengenai lian aset

Gambar

Gambar 2.6 Hubungan Antar Standar Keluarga SMKI (Sumber: Direktorat  Keamanan Informasi, 2011)
Tabel 2.1 Ringkasan Jumlah Klausul Kontrol Keamanan, Objektif Kontrol dan Kontrol pada ISO 27002:2005
Tabel 2.2. Detail Struktur Kontrol Keamanan ISO/IEC 27002: 2005 (Lanjutan) Klausul: 6 Organisasi Keamanan Informasi
Tabel 2.2 Detail Struktur Kontrol Keamanan ISO/IEC 27002: 2005 (Lanjutan) Kategori Keamanan Utama: 8.3 Pemberhentian dan Pemindahan Pegawai
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil wawancara dengan pihak Desktop Management dan bukti foto dan rekaman serta wawancara maka didapatkan temuan pada klausul 8 (delapan) Keamanan Sumber Daya Manusia

Hasil dari proses perhitungan maturity level pada klausul 11 kontrol akses adalah 3.13, hasil tersebut munjukkan bahwa proses pada manajemen komunikasi dan

Setelah dilakukan penilaian maturity level telah ditemukan fakta yang tidak sesuai dengan standar ISO 27002, temuan tersebut dapat dilihat pada lampiran 13. Tabel 4.14

1. Model untuk teknik keamanan proses, proyek dan organisasi, dan 2. Metode penilaian untuk mengetahui kematangan proses. SSE-CMM mempunyai lima tingkat kemampuan untuk

Didapat representasi hasil maturity level seluruh klausul pada Gambar 2 dan terlihat bahwa Manajemen Aset dan Kejadian Keamanan Informasi memiliki nilai yang belum baik,

Klausul yang digunakan untuk audit keamanan informasi pada Instalasi SIM-RS disesuaikan dengan kendala-kendala yang ditemukan berdasaran survei dan wawancara, yaitu:

Oleh karena itu, dengan uraian diatas tugas akhir ini mengambil tema audit keamanan sistem informasi dengan judul “AUDIT SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN INFORMASI MENGGUNAKAN

Klausul yang digunakan untuk audit keamanan informasi pada Instalasi SIM-RS disesuaikan dengan kendala-kendala yang ditemukan berdasaran survei dan wawancara, yaitu: