1 BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Hakekatnya Pemilu legislatif adalah untuk memilih anggota DPR dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana diamanatkan dalam pasal 22E ayat (2) UUD 1945. Pemilu merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung untuk memilih wakil-wakilnya yang akan menjalankan fungsi pengawasan, menyalurkan aspirasi rakyat, membuat undang-undang dan merumuskan anggaran pendapatan dan belanja negara (UU nomor 10 tahun 2008).
Untuk memudahkan rakyat dalam menentukan pilihannya, partai politik harus mempunyai tanda gambar partai politik dan nama calon anggota lembaga perwakilan. Demikian halnya dengan DPD keberadaannya ditandai dengan pasphoto dan nama calon yang bersangkutan.
2 pemberian suara dilakukan satu kali saja pada surat suara dengan cara memberikan tanda centang (V) atau sebutan lain pada surat suara (KPU, Modul PPK Pemilu DPR, DPD dan DPRD tahun 2009).
Uniknya dalam Pemilu legislatif ini adalah bentuk kertas suara, isi surat suara dan peserta Pemilu. Isi surat suara anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota memuat tanda gambar partai politik, nomor urut partai politik, nomor urut calon dan nama calon tetap partai politik untuk setiap daerah pemilihan. Khusus surat suara DPD memuat nomor, nama dan foto diri calon untuk setiap daerah pemilihan. Memperhatikan isi yang dimuat dalam surat suara tentu ukuran atau bentuknya menyerupai sebuah tabloid, lebih kecil sedikit daripada ukuran harian koran.
Peserta Pemilu adalah partai politik untuk Pemilu anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD kabupaten/kota dan perseorangan untuk Pemilu anggota DPD. Peserta Pemilu baik partai maupun perseorangan adalah yang telah memenuhi persyaratan sebagai peserta Pemilu. (UU nomor 10 tahun 2008).
3 Pemilu legislatif 2009 (Pileg) sangatlah berbeda dengan Pemilu lainnya seperti Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) atau Pilihan Gubernur atau Bupati/walikota dan Pemilu Presiden (Pilpres). Perbedaan itu sebenarnya yang lebih menonjol adalah secara teknis, misalnya dalam hal metode maupun peserta Pemilu.
Ciri kas Pileg adalah menyuguhkan empat surat suara yaitu surat suara DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/kota dan DPDRI, sedangkan Pemilu lainnya hanya satu surat suara saja. Peserta Pileg mencapai 38 parpol dan jumlah Calegnya berkisar 400-an nama calon yang harus dihadapi setiap pemilih. Selain itu ukuran kertas Pileg lebih lebar dan isinya lebih banyak.
Pemilu di kota Madiun telah dilaksanakan sedikitnya lima kali selama tahun 2008 dan 2009. Selama hampir enam bulan terakhir dalam tahun 2008 telah digelar tiga kali pemilu kepala daerah dan tahun 2009 ada dua kali Pemilu serentak secara nasional, yaitu Pemilu legislatif dan Pemilu presiden.
4 Kehadiran pemilih dalam Pilgub putaran 1 lebih besar dari pada Pilgub putaran 2, artinya Golput semakin bertambah pada jenis Pemilu yang sama (Gubernur). Bila pada 23 Juli 2008 Golput sebanyak 36,23 persen naik menjadi 45,58 persen pada 4 Nopember 2008. Diantara kedua Pemilu Gubernur tersebut ada pemilu Walikota Madiun yang digelar pada 23 Oktober 2008 dengan kehadiran pemilih yang cukup tinggi yaitu 63.77 persen atau Golput menurun menjadi 36.23 persen.
Tingginya angka Golput pada Pemilu Gubernur putaran 2 ini menarik untuk dicermati perilaku politiknya. Apakah disebabkan jenuhnya (baca: capek) masyarakat dalam berpesta politik yang tiga kali berturut turut mendatangi TPS atau memang pemilih sudah merasa tidak berkepentingan langsung dengan urusan politik para elit partai atau bahkan merasa bahwa Gubernur Jawa Timur yang terpilih tak akan banyak membawa perubahan hidupnya menuju lebih sejahtera.
Yang menarik bahwa mengapa pada Pemilu Walikota 23 Oktober 2008 angka Golput cukup kecil dibanding pada pemilu Gubernur putaran 2, dengan perbandingan 36.23 persen untuk Pilwakot dan 45.58 persen untuk Pilgub putaran dua? Perbandingan jumlah Golput ini cukup besar, hampir 10 persen. Apakah karena jarak waktu yang pendek, sekitar 10 hari atau faktor lain?
5
TABEL 1.1
ANGKA PARTISIPASI PEMILIH DAN GOLPUT
PADA LIMA KALI PEMILU DI KECAMATAN KARTOHARJO KOTA MADIUN TAHUN 2008 DAN 2009
NO JENIS PEMILU JUMLAH DPT JUMLAH PARTI SIPASI TINGKAT PARTI SIPASI JUMLAH GOLPUT TINGKAT GOLPUT TAHUN 2008 1 PILGUB I
JATIM 39.209 24.266 61,89 14.943 38,11 2
PILWAKOT
MADIUN 40.354 25.735 63,78 14.619 36,23 3
PILGUB II
JATIM 40.566 22.074 54,43 18.492 45,50 RATA RATA 40.043 24.025 60,03 16.018 39,98
TAHUN 2009
1
PILEG
(DPR, DPRD PROV, DPRD KAB/KOTA
dan DPD RI) 45.631 27.863 61,06 17.768 38,94 2 PILPRES 41.115 27.705 67,39 13.410 32,62 RATA RATA 44.728 27.831 62,33 16.896 37,68
Sumber Data : PPK Kecamatan Kartoharjo tahun 2008 dan 2009 serta Data Olahan.
Angka non partisipasi (Golput) dalam lima kali Pemilu di kecamatan Kartoharjo ternyata masih diatas 30 persen, partisipasi pada Pemilu presiden (Pilpres) 32,62 persen adalah partisipasi yang paling bagus dibanding empat kali Pemilu lainnya, sementara Pemilu gubernur Jatim tahap 2 adalah Pemilu yang parah angka Golputnya yaitu 45,56 persen (KPU Kota Madiun, 2009).
6 Misalnya Pilgub Sumatera Utara angka Golput tembus sampai 45 persen, Pilgub di Jawa Barat 35 persen (http://www.kompas.co.id)
Begitu juga dengan Pemilu legislatif 2004, dari data yang ada jumlah Golput karena tidak hadir di TPS sejumlah 34.509.246 orang atau 23,34% dari angka DPT sejumlah 148.000.369. Jumlah ini lebih besar dari perolehan Parpol pemenang Pemilu, seperti Partai Golkar 24.480.757 (16,54%), PDI Perjuangan 21.026.629 (14,21%), dan PKB 11.989.564 (8,10%). Menurut perhitungan manual yang dilakukan KPU 23 April sampai 4 Mei 2004, jumlah pemilih yang menggunakan hak suaranya 124.449.038, dengan jumlah suara yang sah 113.498.755, dan suara tidak sah 10.957.925 (8,81%).
Sementara itu di DKI Jakarta yang sebagian orang menyatakan sebagai barometer politik Indonesia, dari 6.461.572 pemilihan terdaftar, Golput sebanyak 33,20 persen atau 2.114.971. Ini juga jumlah terbesar dalam jumlah perolehan suara partai dimana PKS 15,24 persen (985.031), partai Demokrat 14,06 persen (908.246), PDI Perjuangan hanya 9,00 persen (581.806), partai Golkar 5,56 persen (359.122) (www.regional.roll.co.id).
7 Jumlah Golput ini masih terus mengalami dinamika, misalnya dari sembilan kali Pemilu di Indonesia sejak 1955, angka Golput hanya 12,34%, sedangkan pemilu 1999 sedikit turun menuju 10,4% dan 2004 melonjak 23,34%.
Barisan Golput ini senantiasa pasti ada di setiap desa atau kelurahan. Walaupun setiap wilayah itu memiliki besaran angka yang berbeda. Menurut data KPU 2008, khususnya hasil pemilu di kecamatan Kartoharjo angka golput terbesar pada kawasan perkotaan. Mereka berada pada pemukiman padat, daerah pusat belanja, perumahan kaum elit, seperti Klegen, Oro Oro Ombo dan Sukosari. Sementara kawasan penyangga hasil pertanian atau daerah hinterland yang lokasi geografisnya berada pada pingggiran kota yaitu di Tawangrejo, Kelun dan Pilangbango nampak cenderung semakin sedikit pasukan golputnya (KPU Kota Madiun, 2009).
Masalah Golput atau non partisan dalam Pemilu legislatif menjadi lebih menarik untuk dijelaskan dari aspek latar belakang terjadinya. Penelitian ini ingin mendiskripsikan sifat-sifat Golput, baik secara teknis adminstratif maupun secara politis. Selain hal tersebut penelitian ini ingin mengetahui bagaimana sikap peserta dan penyelengara pemilu merespon adanya beberapa macam sebab terjadinya Golput tersebut?
8 pemilih dan tokoh panutan untuk kampanye dan mencari dukungan. Upaya caleg dan parpol tentu lebih dramatis dan intensif untuk mendapatkan dukungan dengan jumlah besar, dengan demikian logikanya pasukan Golput akan terkikis oleh kuatnya rayuan tim sukses partai peserta pemilu. Tiga jenis Pemilu (Pilkada, Pileg dan Pilpres) pada 2008 dan 2009 mempunyai karakteristik masalah yang berbeda, baik dari sisi penyelenggaraan maupun partisipasinya. Pada penelitian ini lokus permasalahan dipilih Golput pada Pemilu legislatif, karena Pemilu legislatif lebih unik dan rumit. Unik karena surat suara berisi minimal 134 caleg (kecamatan Kartoharjo) dengan ukuran menjadi sangat lebar. Selain itu secara teknis pemberian tanda centang atau tanda sejenisnya, rawan menjadi suara tidak sah. Hal lain yang berbeda adalah pemilih disuguhi empat lembar surat suara yang sangat lebar. Gambaran Pemilu legislatif yang rumit ini menarik untuk didalami dari aspek teknis dan politis. Aspek teknis misalnya surat suara yang tidak sah, tidak terdaftar dalam DPT dan tidak mendapatkan undangan. Aspek politis misalnya sengaja membuat suara tidak sah atau sengaja tidak hadir dalam TPS.
Penelitian ini selain ingin menjawab bagaimana perilaku politik pemilih non partisan pada Pemilu legislatif 2009, mengapa pemilih menjadi Golput, makna apa saja yang ingin disampaikan dalam sikapnya itu? Mengapa jumlah suara tidak sah berbeda pada empat lembar suara DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kab/kota dan DPD RI?
9 ini mempuyai ciri khas yang berbeda (karakteristik) yaitu dari sebagai lokasi industri (bisnis) dan strategis dari sisi geografis serta secara sosiologis masyarakat perkotaan yang heterogen.
Berdasar permasalahan diatas, cukup kuat alasan bila penelitian ini diangkat dengan judul ”Perilaku Non Partisan Dalam Pemilu Legislatif 2009, Studi Kasus di kecamatan Kartoharjo kota Madiun”.
B. Fokus Masalah
Penelitian tentang pemilih non partisan (Golput) di kecamatan Kartoharjo kota Madiun ini ingin menjawab pertanyaan dengan fokus masalah adalah :
a. Bagaimana gambaran perilaku politik pemilih non partisan dalam Pemilu legislatif 2009?
b. Mengapa terjadi perilaku politik non partisan pada Pemilu legislatif 2009?
C. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui gambaran perilaku politik non partisan dalam Pemilu legislatif 2009?
b. Mengetahui sebab-sebab terjadinya perilaku politik non partisan pada Pemilu legislatif 2009?
D. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademik
10 b. Manfaat Praktis
Secara umum penelitian ini memberikan masukan dalam kebijakan sistem pemilu dan peningkatan partisipasi politik atau memenimalisi angka golput di Indonesia.
Secara khusus penelitian ini juga bermanfaat:
1. Bagi pemilih yang berpatisipasi maupun yang Golput. 2. Bagi penyelenggara Pemilu (KPUD, PPK, PPS dan KPPS). 3. Bagi peserta Pemilu (partai politik dan calon legislatif). 4. Bagi lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif.
PERILAKU NON PARTISAN DALAM
PEMILU LEGISLATIF 2009
(Studi Kasus di Kecamatan Kartoharjo
Kota Madiun)
Penelitian untuk Tesis Sarjana S-2
Program Studi Magister Sosiologi
Diajukan oleh
Didik Trimarsono
NIM 08250040
PROGRAM PASCA SARJANA
ii
TESIS
Dipersiapkan dan disusun oleh
Didik Trimarsono
NIM 08250040
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal 4 Mei 2012
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
Ketua : Dr. Vina Salviana DS, M.Si. ...
Sekretaris : Dr. Asep Nurjaman, M.Si. ...
Penguji I : Dr. Wahyudi, M.Si. ...
iii
PERILAKU NON PARTISAN DALAM
PEMILU LEGISLATIF 2009
(Studi Kasus Pemilu di Kecamatan Kartoharjo
Kota Madiun)
Yang diajukan oleh :
Didik Trimarsono
NIM 08250040
Telah disetujui Tanggal 4 Mei 2012
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Dr. Vina Salviana DS, M.Si. Dr. Asep Nurjaman, M.Si.
Direktur Ketua Program Studi Program Pasca Sarjana Magister Sosiologi
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Karya ini Untuk Mereka Terkasih :
a.
Anak-anakku tersayang,
1.
NAFIDO HATMAJA SAKTRY
2. SAUFA SAFETY MIYASAKTRY
b. Belahan Jiwaku tercinta Dra. SALIS MUTIAH
c. Orangtuaku terhormat,
1. Bapak H. DASOEKI
2. Ibu Hj. SRI SUBEKTI
d. Mertua terhormat,
1. Bapak H. MAHFOED SIBUN, BA (Alm.)
v
M O T T O
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum,
sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri”
(Terjemahan Al-
Qur’an, Surat Ar Ro’du : 11)
“
Sungguh, diantara kesulitan itu ada kemudahan. Apabila anda telah
menyelesaikan masalah, segeralah menyelesaikan masalah yang lain.
Dan, hanya kepada Tuhan Anda, hendaknya Anda mengadapkan
harapan
“
(Terjemahan Qur’an Surat Nasyrah: 6
-8)
“Barang siapa ingin memperoleh dunia, kuasailah ilmu; barang siapa
ingin memperoleh akhirat, kuasailah ilmu; dan barang siapa
menginginkan kedua-
duanya, kuasailah ilmu”
(Terjemahan Al-Hadits, Riwayat Muslim)
Secara teoritis bangsa Indonesia punya potensi untuk pecah tetapi
kenyataan membuktikan bangsa Indonesia bersatu.
vi
KATA PENGANTAR
Bismilaahirrohmaanirrohiim,
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini walau sempat “istirahat” beberapa waktu. Tesis ini diberi
judul “Perilaku Non Partisan dalam Pemilu Legislatif 2009, (Studi Kasus di Kecamatan Kartoharjo Kota Madiun)” disusun untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Magister Sosiologi pada Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Malang.
Tesis ini dapat diselesaikan tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Keluargaku tercinta (Shalis Mutiah belahan jiwaku, buah hatiku Mas Nafido
dan Adik Saufa) dan orangtuaku di Tulungagung (Bapak H. Dasoeki beserta
Ibu Hj. Sri Subekti) dan ibu Mertuaku di Madiun (Ibu Hj. Musrifah) yang
telah mendukung dan menyemangati dalam penulisan karya ini demi
kelancaran studiku di PPS-UMM.
2. Ibu Dr.Vina Salvina DS, M.Si, dan Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si, selaku
dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan
memberikan motivasi, bimbingan, saran, petunjuk serta pengarahan hingga
penulis dapat menyelesaikan persyaratan Gelar Magister Sosiologi.
3. Bapak Rektor UMM, Bapak Direktur PPS-UMM, Ibu Ketua Program Studi
dan seluruh Bapak/Ibu Dosen PPS Universitas Muhammadiyah Malang yang
telah mengantar, mendorong dan memberikan bimbingan mulai dari awal
sampai akhir studi. Tak lupa kepada bapak ibu staf Tata Usaha PPS UMM
yang berkenan membantu dan melayani demi kelancarkan penulisan ini.
4. Rekan-rekan aktivis anggota dan pengurus Ikatan Penyuluh Keluarga
Berencana Indonesia (IPeKB Indonesia) baik PP, PD dan PC se Indonesia
yang ikut berjuang bersama membangun semangat dan kerja nyata senatiasa
vii 5. Bapak dan ibu pegawai di BPM, KB dan KP Kota Madiun yang telah
memberi dukungan dalam studi di PPS Universitas Muhammadiyah Malang.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini yang tak
mungkin penulis sebutkan satu-persatu.
Penulisan tesis ini memang masih kurang menggigit dengan dalam,
namun penulis berharap agar karya ini tidak hanya sekedar menjadi album
perpustakaan belaka, lebih dari itu dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
sosiologi dimasa yang akan datang. Kepada penyelenggra Pemilu (KPU, PPK dan
PPS) dan peserta Pemilu (parpol dan calon legislatif) bahwa temuan dan bahasan
dalam penelitian ini semoga dapat menjadi telaah dan bahan rujukan dalam
menyusun kebijakan khususnya peningkatan partisipasi Pemilu. Pada kesempatan
ini penulis terbuka menerima semua kritik konstruktif dan saran kongkrit dari
semua pihak demi perbaikan dan kesempurnaannya.
Malang, 4 Mei 2012
Penulis
viii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya
Nama : DIDIK TRIMARSONO
NIM : 08250040
Progran Studi : Magister Sosiologi
Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:
1. Tesis dengan judul PERILAKU NON PARTISAN DALAM PEMILU
LEGISLATIF 2009 (STUDI KASUS DI KECAMATAN KARTOHARJO
KOTA MADIUN)
Adalah hasil karya saya dan dalam naskah Tesis ini tidak terdapat karya
ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar
akademik di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian ataupun
keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan
disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
2. Apabila ternyata di dalam naskah tesis dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur
PLAGIASI, saya bersedia TESIS ini DIGUGURKAN dan GELAR
AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta
diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
3. Tesis ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS
ROYALTY NON EKLUSIF.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan
sebagimana mestinya.
Malang, 3 Mei 2012 Yang menyatakan
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
KATA PENGANTAR ... vi
SURAT PERNYATAAN ... viii
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT ... xi
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Fokus Masalah ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 11
1. Pemilih Non Partisan (Golput Putih)... 12
2. Klasifikasi Golput ... 13
3. Perilaku Politik ... 17
4. Partisipasi Politik ... 19
a. Pengertian Partisipasi Politik ... 21
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Politik ... 23
5. Pendidikan Politik ... 26
6. Pemilu Legislatif ... 27
B. Landasan Teori ... 29
1. Teori Definisi Situasi (WI Thomas) ... 29
2. Teori Tindakan Rasional (Weber) ... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 34
B. Sumber Data ... 36
C. Lokasi Penelitian ... 37
D. Cara Menentukan Informan ... 37
E. Teknik Pengumpulan Data ... 39
1. Teknik Wawancara ... 39
2. Teknik Observasi ... 40
3. Teknik Dokumentasi ... 41
F. Teknik Analisa Data ... 41
G. Teknik Pencermatan Temuan Penelitian ... 42
x
2. Teknik Terus Menerus (Persistent Observation) ... 43
3. Trianggulasi Sumber (Source Trianggulation) ... 43
4. Pemeriksaan Sejawat melalui Diskusi (Peer Debriefing) 44 5. Kecakupan Referensi ... 44
BAB IV DESKRIPSI LOKASI DAN GAMBARAN PERILAKU PEMILIH NON PARTISAN (GOLPUT) DI KOTA MADIUN A. Sejarah Kota Madiun ... 45
B. Kondisi Geografi ... 47
C. Kondisi Sosial ... 48
D. Pemerintahan dan Situasi Politik ... 49
E. Pemilu 2008 ... 52
1. Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim 2008 .... . 53
2. Pemilu Walikota dan Wakil Walikota Madiun 2008 .. 54
3. Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim Putaran II 56
F. Pemilu 2009 ... 57
1. Pemilu Legislatif 2009 ... 58
a. Hasil Pemilu DPRD Kota Madiun Dapil Kartoharjo 58 b. Pemilih Non Partisan (Golput) Pileg ... 58
c. Suara Tidak Sah Pemilu Legislatif ... 59
2. Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2009 ... 60
G. Gambaran Perilaku Pemilih Non Partisan (Golput) dalam Pemilu ... 65
1. Golput Karena Tidak Hadir di TPS ... 65
2. Golput Karena Suara Tidak sah ... 69
BAB V PENYAJIAN HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN ... 74
A. Perilaku Pemilih Non Partisan Karena Tak Masuk Daftar Pemilih Tetap (DPT) ... 75
B. Perilaku Pemilih Non Partisan (Golput) karena Tidak Hadir di TPS ... 83
C. Perilaku Pemilih Non Partisan (Golput) karena Surat Suara Tidak Sah ... 89
D. Temuan Kasus Perilaku Golput dalam Pileg ... 101
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 103
B. Saran ... 105
xi
DAFTAR TABEL
1.1 Angka Partisipasi Pemilih dan Golput pada Lima Kali Pemilu di
kecamatan Kartoharjo Kota Madiun Tahun 2008 dan 2009 ... 5
4.1 Partai Politik Pemenang Pemilu Legislatif dan Perolehan Kursi
Tahun 2004 dan 2009 di Kota Madiun ... 54
4.2 Persentase Kehadiran Pemilih dan Golput Pemilu Legislatif
(DPR RI, DPRD Prov, DPRD Kota) Kecamatan Kartoharjo
Kota madiun Tahun 2009 ... 63
4.3 Persentase Suara Sah dan Suara Tidak Sah Pemilu Legislatif
DPR RI di kecamatan Kartoharjo Kota Madiun Tahun 2009 ... 65
4.4 Persentase Suara Sah dan Suara Tidak Sah Pemilu Legislatif DPR
Provinsi jatim di kecamatan Kartoharjo Kota Madiun Tahun 2009 ... 66
4.5 Persentase Suara Sah dan Suara Tidak Sah Pemilu Legislatif DPR
Kota Madiun di kecamatan Kartoharjo Kota Madiun Tahun 2009 ... 67
4.6 Persentase Suara Sah dan Suara Tidak Sah Pemilu Legislatif DPD
di kecamatan Kartoharjo Kota Madiun Tahun 2009 ... 68
4.7 Persentase Kehadiran Pemilih dan Golput Pemilu Gubernur Jatim
dan Walikota Madiun di kecamatan Kartoharjo Kota Madiun
Tahun 2008 ... 72
4.8 Persentase Kehadiran Pemilih dan Golput Pemilu Legislatif dan
Pemilu Presiden di kecamatan Kartoharjo Kota Madiun Tahun 2009 ... 74
4.9 Persentase Suara Sah dan Suara Tidak Sah Pemilu Gubernur
Jatim dan Walikota Madiun di kecamatan Kartoharjo
Kota Madiun Tahun 2008 ... 75
4.10 Persentase Suara Sah dan Suara Tidak Sah Pemilu Legislatif dan
xii
DAFTAR SKEMA
5.1 Peta Klasifikasi Golput Berdasar Sebab Terjadinya Dalam
Pemilu Legisltif Tahun 2009 ... 107
5.2 Alur Proses Terjadinya DPT dan Golput Secara Administratif
Pada pemilu Legislatif 2009 ... 108
5.3 Peta Alasan Terjadinya Golput Pemilu Legislatif 2009 ... 109
5.4 Sikap/Respon Pemilih Menjadi Golput Karena Tak masuk TPS 110
5.5 Alasan Pemilih Menjadi Golput Karena Tak Masuk TPS ... 111
5.6 Perilaku Pemilih Menjadi Golput Karena Surat Suara Tak sah 112
5.7 Sebab-sebab Terjadinya Perilaku Golput Versi Penyelenggara
Pemilu (Karena Tak Masuk DPT, Tak Masuk TPS,
dan Suara Tak sah) ... 113
5.8 Sebab-sebab Terjadinya Perilaku Golput Versi Peserta Pemilu
Caleg (Karena Tak Masuk DPT, Tak Masuk TPS, dan