Str
ruktur Te
ensi Dram
matik dala
am Film D
Drama In
ndonesia
Analisiss Wacana KKritis terhaadap Film Merry Riaana: Mimpii Sejuta DoolarSKRIPPSI
Untuk MMemenuhi Salah Satuu Persyarattan Mencapai Derajaat Sarjana Komunikaasi
Disusun ooleh: Taufan Bahari
092203323
Jurusa
an Ilmu K
Komunika
asi
Fakultas Ilm
mu Sosial dan Ilmu
u Politik
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI
Struktur Tensi Dramatik dalam Film Drama Indonesia
Struktur Tensi Dramatik dalam Film Drama Indonesia
Analisis Wacana Kritis pada Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar Analisis Wacana Kritis pada Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar
Oleh: Oleh:
TAUFAN BAHARI TAUFAN BAHARI
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
HALAMAN PERNYATAAN Orisinalitas Penulisan Skripsi
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Taufan Bahari NIM. : 09220323 Judul Skripsi :
Struktur Tensi Dramatik dalam Film Drama Indonesia
Analisis Wacana Kritis pada Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar
Dengan ini saya menyatakan bahwa penulisan skripsi ini adalah benar-benar karya saya, dan dalam penulisan skripsi ini tidak ada karya orang lain yang telah dipublikasikan, juga bukan karya orang lain dalam rangka mendapatkan gelar kesarjanaan di perguruan tinggi, selain yang diacu dalam kutipan dan atau dalam daftar pustaka.
Demikian surat ini saya buat, jika kemudian hari terbukti karya ini merupakan karya orang lain baik yang dipublikasikan maupun dalam rangka memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi, saya sanggup gelar kesarjanaan saya dicabut.
Malang, 10 April 2015 Yang menyatakan,
KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWarahmatullahiWabarakatuh
Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat-Nya dan Ridho-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan penelitian dengan judul “Struktur Tensi Dramatik dalam Film Drama Indonesia - Analisis Wacana Kritis pada Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar”.
Dengan penuh keikhlasan, skripsi ini kupersembahkan kepada mereka yang berjasa dan telah menumbuhkan benih pengetahuan kepada seorang yang buta akan rimba kehidupan. Puji syukur dan terima kasih sebesarnya bagi mereka. Adapun pihak-pihak yang berjasa dalam perjalanan akhir dari rangkaian tugas akhir ini adalah:
- Allah SWT. yang dengan kuasanya mampu memberikan nafas kehidupan yang indah untuk dihirup.
- Keluargaku, Ayahku, MURDJITO dan Ibuku, NURAENI, yang selalu dan selalu tanpa pernah putus asa menyayangiku dalam setiap laku hidupku. Dan juga kepada kakak-kakaku Murfi dan Ari, terima kasih atas saran dan dukungannya, kemudian kepada keponakanku, Arjuna Zafran Alfathih yang giginya belum lengkap. Terimakasih juga untuk Mbak Kom yang selalu menyiapkan sarapanku.
- Para Dosen yang telah sabar dan mampu memercikan lentera pengetahuan kepada ku dalam melihat realitas. Bapak Nurudin dan Ibu Su’adah, terimakasih banyak atas bimbingannya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
- Teman-Teman Ikom E angkatan 2009 yang telah meluangkan waktunya turut membantu dalam pelaksanaan penelitian serta untuk saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
Alpian, Roni, Eok, Andre, Roy, Chintia, Yossi, Dera, Kaka kemudian beserta teman-teman lainnya yang selalu menemani dalam perjalanan indahku di kampus yang hebat ini. Maaf tak dapat kusebutkan nama kalian satu persatu, tetapi syukurku pada-Nya yang telah mempertemukanku dengan kalian. Jika ada satu kata yang melebihi makna sahabat, itu adalah kalian.
- Wanita yang paling kucintai setelah Mama dan Mbak Pi, Sekar Langit. Terima kasih atas semangat dan dorongannya selama lebih dari enam tahun ini, serta perhatian yang tak kurang setiap detiknya.
- Seluruh temanku di Muscle Rempong Club, terimakasih atas semua gurauan yang tetap membuatku semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
- Segenap teman-teman di TvONe, Mas Randy, Mas opi, Teh Desi, Mbak Tera, Mbak Leni, dan semua yang telah mendukungku, terimakasih banyak.
- Dan banyak pihak terkait yang tak mampu kusebutkan satu persatu. Terima kasihku untuk mereka.
Penulis berusaha dengan segala upaya untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Namun, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan dari skripsi. Oleh karena itu, kritik dan saran penulis harapkan dari semua pihak yang membaca. Pada akhirnya penulis berharap agar karya ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua.
Wassalamulaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Malang, 10 April 2015
DAFTAR ISI COVER
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI HALAMAN PENGESAHAN
PERNYATAAN ORISINALITAS
A. Wacana Dimensi Teks Struktur Tensi Dramatik Babak I
Tensi Eksposisi Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar ... 36
B. Wacana Kognisi Sosial Struktur Tensi Dramatik Babak I Tensi Eksposisi Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar ... 43
C. Wacana Konteks Sosial Struktur Tensi Dramatik Babak I Tensi Eksposisi Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar ... 44
D. Wacana Dimensi Teks Struktur Tensi Dramatik Babak I Tensi Penanjakan Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar ... 44
E. Wacana Kognisi Sosial Struktur Tensi Dramatik Babak I Tensi Penanjakan Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar ... 50
F. Wacana Konteks Sosial Struktur Tensi Dramatik Babak I Tensi Penanjakan Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar ... 51
G. Wacana Dimensi Teks Struktur Tensi Dramatik Babak II Tensi Komplikasi Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar ... 52
H. Wacana Kognisi Sosial Struktur Tensi Dramatik Babak II Tensi Komplikasi Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar ... 60
I. Wacana Konteks Sosial Struktur Tensi Dramatik Babak II Tensi Komplikasi Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar ... 61
J. Wacana Dimensi Teks Struktur Tensi Dramatik Babak II Tensi Klimaks Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar ... 62
K. Wacana Konteks Sosial Struktur Tensi Dramatik Babak II Tensi Klimaks Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar ... 73
L. Wacana Konteks Sosial Struktur Tensi Dramatik Babak II Tensi Klimaks Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar ... 74
M. Wacana Dimensi Teks Struktur Tensi Dramatik Babak III Tensi Resolusi Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar ... 75
N. Wacana Kognisi Sosial Struktur Tensi Dramatik Babak III Tensi Resolusi Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar ... 85
O. Wacana Konteks Sosial Struktur Tensi Dramatik Babak III Tensi Resolusi Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar ... 86
P. Wacana Dimensi Teks Struktur Tensi Dramatik Babak III Tensi Konklusi Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar ... 86
Q. Wacana Kognisi Sosial Struktur Tensi Dramatik Babak III Tensi Konklusi Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar ... 98
R. Wacana Konteks Sosial Struktur Tensi Dramatik Babak III Tensi Konklusi Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar ... 99
BAB V PENUTUP ... 100
A. Kesimpulan ... 100
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Abdul, Rani. (2004). Analisis Wacana Sebuah Kajian. Malang. Bayu Media. Ardianto, Elvinaro. (2007). Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung. Simbosa Rekatama Media.
Baksin, Askurifai. (2003). Membuat Film Indie Itu Gampang. Bandung. Katarsis.
Biran, Misbach Yusa. (2009). Sejarah Film 1900-1950 Bikin Film di Jawa. Jakarta. Komunitas Bambu dan Dewan Kesenian.
Civikly, Jean. (1974). Messages; A Reader in Human Communication. New York. Randon House.
Effendy, O.U. (1986). Dimensi-dimensi Komunikasi. Bandung. Rosda Karya. Eriyanto, dkk. (2006). Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta. LKIS.
Joseph, M. Boggs..(1986). The Art of Watching Film. Diterjemahkan oleh Asrul Sani dengan Judul Cara Menilai Sebuah Film. Jakarta. Yayasan Citra. Kripependorf, Klaus. (1993). Analisis Isi; Pengantar Teori dan Metodelogi. Jakarta. PT. Rajagrafindo Persada.
Lestari, Sri. (2012). Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga. Jakarta. Prenada Media Group.
McQuail. (2000). Mass Communication Theory. London. SAGE Publication. Nova, Firsan. (2009). Crisis Public Relation: Bagaimana PR Menangani Krisis Perusahaan. Jakarta. Grasindo.
Nurudin, M.Si. (2013). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta. PT Rajagrafindo Persada.
Rogers, Adrian. (2002) Pola Hidup Kristen. Malang. Yayasan Penerbit Gandum Emas.
Sobur, Alex. (2001). Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Semiotic dan Analisis Framing. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. Soekanto, Soerjono. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. PT.
Grafindo.
Tambayong, Yapi. (1982). Dasar-dasar Dramaturgi. Bandung. Pustaka Prima.
B. Non Buku
Abdala, Risyad. Sejarah Perkembangan di Indonesia. http://filmpelajar.com (diakses pada tanggal 05 Maret 2014 pada pukul 00:14 WIB)
http://pengertianadalahdefinisi.blogspot.com/2013/09/struktur-dramatik-dalam-teater/ (diakses pada tanggal 13 Maret 2014 pada pukul 23:00 WIB) http://kofindo.blogdetik.com/2014/12/29/review-film-merry-riana-mimpi-sejuta-dollar/ (diakses pada tanggal 30 Maret 2015 pada pukul 03:12 WIB) Pembentukan Badan Perfilman Indonesia: Mendorong Kemajuan Industri Film. http://www.parekraf.go.id/asp/detil.asp?c=16&id=2544 (diakses pada tanggal 29 Maret 2015 pada pukul 22:36 WIB)
http://indonesiafilm.net/2013-07-29-15-12-39/essay/221-peraturan-menteri-pariwisata-dan-ekonomi-kreatif-tentang-tata-edar-dan-pertunjukan-film (diakses pada tanggal 29 Maret 2015 pada pukul 22:37 WIB)
http://www.cinemaxxtheater.com/ (diakses pada tanggal 29 Maret 2015 pada pukul 22:34 WIB)
ϭ BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media merupakan saluran penyampaian pesan dalam komunikasi
antarmanusia. Menurut McLuhan, media massa adalah perpanjangan alat indra
kita. Melalui media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang, atau
tempat yang tidak kita alami secara langsung. (Firsan Nova, 2009:204)
Begitu pesatnya perkembangan teknologi untuk berkomunikasi akhir
dekade ini, yang tanpa disadari dapat membawa perubahan sosial yang sangat
besar terhadap kehidupan umat manusia, dan media massa adalah salah satunya.
Media massa bisa dikatakan sebagai bentuk dari adanya komunikasi massa,
misalnya melalui surat kabar, majalah, televisi, radio, bahkan film. Media massa
sebagai sarana komunikasi massa yang mulai tumbuh dan berkembang sangat
pesat, merupakan salah satu bentuk komunikasi sosial dengan bersifat khusus,
yaitu antara komunikator dan komunikan yang bisa jadi tidak saling mengenal.
Film merupakan media yang dapat menyampaikan pesan yang bersifat
audio, visual, dan gerak. Karena hal tersebut, film—yang berhasil—akan
memberikan kesan yang impresif bagi penontonnya. Film di kategorikan dalam
Ϯ
panjang, profil perusahaan (company profile), television video commercial,
program televisi, video klip, dan video pembelajaran.
Dalam perkembangannya, film berperan sebagai sarana hiburan yang
menawarkan berbagai aspek kejadian dan peristiwa kepada penonton. Karena itu
selama menonton film, penonton diletakkan pada pusat segala kejadian dan
peristiwa yang seolah-olah penonton ikut merasakan dan menjadi bagian
didalamnya. Karena film adalah bagian dari kehidupan sehari-hari kita dalam
banyak hal.
Bersama radio dan televisi, film termasuk kategori media massa periodik.
Artinya, kehadirannya tidak secara terus menerus tetapi berpriode dan termasuk
media elektronik, yakni media yang dalam penyajiannya sangat tergantung dengan
adanya sumber energi listrik. Sebagai media massa elektronik dan adanya unsur
kesenian yang lain, film memerlukan proses lama dan mahal dalam proses
produksinya. Seni film sangat mengandalkan teknologi, baik sebagai bahan
produksi maupun penyajian terhadap penonton. Film merupakan penjelmaan
keterpaduan antara berbagai unsur sastra, teater, seni rupa, teknologi, dan sarana
publikasi (Askurifai Baksin, 2003:2).
Sebuah film paling tidak memiliki sebuah pesan tertentu dalam
pembuatanya, baik pesan tersebut bersifat verbal maupun non verbal sesuai
ϯ mempunyai struktur atau tatanan alur yang harus bisa membawa penonton
“masuk” ke dalam film tersebut. Fungsinya, memelihara kesinambungan cerita
dari awal sampai akhir film.
Kehendak para sineas pembuat film salah satunya adalah para penonton
dan pelaku film memiliki satu kesamaan dalam menjadikan dirinya sebagai tokoh
atau pemeran utama dari film yang sedang mereka saksikan. Sehingga saat tokoh
dalam film tersebut merasakan sedih atau bahagia, mereka juga bisa merasakan
hal yang sama.
Film pertama kali dipertontonkan untuk khalayak umum dengan
membayar, berlangsung di Grand Cafe Boulevard de Capucines, Paris, Perancis
pada 28 Desember 1895. Peristiwa ini sekaligus menandai lahirnya film dan
bioskop di dunia. Karena lahir secara bersamaan inilah, maka saat awal-awal ini
berbicara film artinya juga harus membicarakan bioskop. Meskipun usaha untuk
membuat “citra bergerak” atau film ini sendiri sudah dimulai jauh sebelum tahun
1895, bahkan sejak tahun 130 masehi, namun dunia internasional mengakui
bahwa peristiwa di Grand Cafe inilah yang menandai lahirnya film pertama di
dunia.
Pelopornya adalah dua bersaudara Lumiere Louis (1864-1948) dan
Auguste (1862-1954). Thomas A. Edison juga menyelenggarakan bioskop di
New York pada 23 April 1896. Dan meskipun Max dan Emil Skladanowsky
muncul lebih dulu di Berlin pada 1 November 1895, namun pertunjukan Lumiere
ϰ ini terselenggara pula di Inggris (Februari 1896), Uni Sovyet (Mei 1896), Jepang
(1896-1897), Korea (1903) dan di Italia (1905).
Perubahan dalam industri perfilman, jelas nampak pada teknologi yang
digunakan. Jika pada awalnya, film berupa gambar hitam putih, bisu dan sangat
cepat, kemudian berkembang hingga sesuai dengan sistem pengelihatan mata kita,
berwarna dan dengan segala macam efek-efek yang membuat film lebih dramatis
dan terlihat lebih nyata.
Di Indonesia, film pertamakali diperkenalkan pada 5 Desember 1900 di
Batavia (Jakarta). Pada masa itu film disebut “Gambar Idoep”. Pertunjukkan film
pertama digelar di Tanah Abang. Film adalah sebuah film dokumenter yang
menggambarkan perjalanan Ratu dan Raja Belanda di Den Haag. Pertunjukan
pertama ini kurang sukses karena harga karcisnya dianggap terlalu mahal.
Sehingga pada 1 Januari 1901, harga karcis dikurangi hingga 75% untuk
merangsang minat penonton.
Film cerita pertama kali dikenal di Indonesia pada tahun 1905, yang
diimpor dari Amerika. Film-film impor ini berubah judul ke dalam bahasa Melayu.
Film cerita impor ini cukup laku di Indonesia. Jumlah penonton dan bioskop pun
meningkat. Daya tarik tontonan baru ini ternyata mengagumkan. Film lokal
pertama kali diproduksi pada tahun 1926. Sebuah film cerita yang masih bisu.
Agak terlambat memang. Karena pada tahun tersebut, di belahan dunia yang lain,
ϱ http://filmpelajar.com/blog/sejarah-perkembangan-film-indonesia?qt-kabar_dari_fi
lm_pelajar diakses pada tanggal 05 Maret 2014 pada pukul 00:14 WIB)
Pada Desember 2014 lalu kita telah disuguhi salah satu film drama terbaru
karya Hestu Saputra berjudul Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar, yang di produksi
oleh Dhamoo Punjabi dan Manoj Punjabi.
Pada film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar, tokoh protagonis diperankan
oleh Chelsea Islan dan Dion Wiyoko. Kedua tokoh tersebut memiliki latar
belakang kehidupan yang berbeda, yang memberikan warna pada alur cerita dan
susunan tensi dramatik pada setiap adegannya.
Cerita dilokasikan pada dua negara, Indonesia dan Singapura. Tidak
seperti film-film drama yang sudah pernah dibuat di Indonesia. Latar budaya yang
berbeda antara tokoh utama dan lingkungan tempat tokoh utama berada juga
peneliti anggap memberikan warna pada alur cerita.
Perjalanan hidup tokoh utama dalam film ini digambarkan mengalami
jatuh bangun, dengan ekspektasi dan harapan dapat memainkan emosi para
penontonnya. Berdasarkan hal tersebut film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar
adalah sebuah film tentang perjalanan hidup yang mengedepankan cerita drama.
Ideologi dan cara berpikir Hestu Saputra sebagai sutradara untuk
menceritakan perjalanan hidup tokoh Merry Riana melalui sebuah film beraliran
drama adalah yang menjadi alasan peneliti memilih film Merry Riana: Mimpi
Sejuta Dolar untuk dianalisa struktur tensi dramatiknya dengan menggunakan
ϲ B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan pada latar belakang diatas,
maka yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
Bagaimana analisa wacana kritis terhadap struktur tensi dramatik dalam
film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan di adakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur tensi
dramatik dalam film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar dengan teknik analisis
wacana kritis.
D. Kegunaan Penelitian
Manfaat penelitian yang dilakukan, antara lain:
1. Manfaat Akademis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi ilmiah yang
dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian-penelitian
selanjutnya terkait dengan struktur tensi dramatik dalam alur
perfilman.
b. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa Ilmu
Komunikasi khususnya dalam mendalami penelitian dengan teknik
ϳ 2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran bahwa setiap
karya film memiliki struktur atau susunan tensi drama pada setiap
adegannya, yang dapat memainkan emosi penikmat dan pelaku film.
E. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian Struktur Tensi Dramatik dalam Film Drama
Indonesia Analisis Wacana pada Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar,
peneliti terinspirasi pada penelitian terdahulu, yaitu Analisis Wacana Film
Titian Serambut Dibelah Tujuh Karya Chaerul Umam oleh Zakka Abdul Malik
Syam, alumnus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Persamaannya yaitu sama-sama menggunakan analisis wacana terhadap film.