• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Konsep Diri Siswa Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Mulya Jaya Pasar Rebo Jakarta Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Konsep Diri Siswa Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Mulya Jaya Pasar Rebo Jakarta Timur"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN KONSEP DIRI SISWA PANTI SOSIAL

fCARYA V\IANITA (PSl{W) llllLILYA JAYA

PASAR REBO JAKARTA TIMUR

(Skripsi ini clbusun untuk memenuhi syarat meraih gelar Sarjana Psikologi)

Oleh:

AKHSIN RAHMAT HIDAYAT NIM: 101070022954

FAKUL.TAS PSIKOLOGI

IHteri1na

dari

UNIVERSITAS ISL.AM NEGERI SYARIF HIDAYATULAH

JAKARTA

(2)

GAIVIBARAN KONSEP DIRI SISWA PANTI SOSIAL

KARYA WANITA (PSK.W) MUL YA JAYA

PA.SAR REBO JAKARTA TIMUR

Sl,ripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat rnernperoleh gelar Sarjana f-'sikolo9i

Disusun oleh : Akhsin Rahmat .didayat

101070022954

Di Bawah Birnbingan Pembirnbing I,

"'"'"0

ォ[Zャ[セQ[L@

S.P•C M.Si

NIP. 150 300 679

Pernbimbing II,

lkhwan Lutfi, M.Psi

nhセN@

f

S:O

!.b

3

fl

Oq

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVEi-{SITAS ISLAM NEGERI

セゥyarif@

HIDAYATULLi!l.1-1

JAKARTA

(3)

PENGESAHAN PANITlA UJIAN

Skripsi yang 「セイェオ、エL|@ GAMBARAN KONSEP DIRI SISWA PANTI SOSIAL KARY AW ANITA (PSKW) MUL YA JAY A PASAR REBO JAKARTA TIMUR

telah diuj1kan d'llam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sya.rif Hidayatullah .fakarta pada 12. Mei 2008. Skrip;,i ini tel ah cliterima sebagai salah satu syarat untuk rr.emperoleh gelar Sa;jn11a l'sikologi.

Jakarl.a I 2 Mei 2008

Sidang Munaqasyah

Peuguji I

セ@

\

Yunita Faela Nisa, M. Si

NIP. 150 368 748

Pembimbing I

セ@

Nene1u(fati sオュセ。エゥL@ S.Psi, M.Si

NIP. 1:50 300 679

NIP. 150 238 773

Penguji II

Iki1wan セオエィヲゥL@ M.Psi

NIP. 150 368 809

Pembimbing II

セB_ZM[ZZKM

--Ikhwan Jl.,,!1thfl, M.Psi

(4)

KA TA PEN GANT AR

Puji syul<ur kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta Sedam semoga selalu terlimpah kepada Rasulullah Muhammad SAW, juga kepada sahabat-sahabat dan tabi'in··tabi'innya.

Terseiesaikannya skripsi hi tidak lepas dari dukungan, bimbingan serta motivasi orang-: ·ang '/<ln<J berjasa dalam hid up penulis. Kami berikan penghargaan setinggi-'d i9ginya alas kerjasama, pelajaran dan pengalaman-'Je11gal2rnan yang dibE rikan.

Kami ucapkan terima kasih kepada Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatull2h Jaka1ia, Ora. Hj. Netty 1-lartati, M.Si.,. Wakil Dekan Bidang Akademil<, .Dra. 1-lj. Zahrotun Nihayah, M.Si. Neneng Tati Sumiati, M.Si, sebagai pembimbing Akademik. Serta seluruh dc.3en dan Staf Akademik

'al<ultas Psikologi, yang telah banyal\ membantu penul's selama proses perkuliahan.

(5)

f,ehingga skripsi ini dapal teiwujud dengan proses yang lancar. Dan Bapak 11.mvcin Lutfi M.Si, sebagai pembimbing 11, alas bimbingan serta dukungannya yang tak terkira. Kami ucapkan banyak terima kasih, semoga Allah melipat gandakan kebaikan yang telah diberikan.

Kepada Syeikh al-M11karrom al-Habib Umar bin Ismail bin Yahya selaku

pembimbing spiritual yang telah mengajarkan arti dan hak.ikat dari dua prinsip yang sangat fundamental dalam Islam yaitu dua kalimat syahadat, serta mengajarkan agar penulis menjadi hamba Allah yang merniliki nilai moral baik yang senantiasa mentauladan, dan menghonnati Rasulullah Muhammad saw, Semoga penulis yang bodoh ini tetap diakui sebagai murid nya.

(6)

Adif:-adik'<u. Shiyamul "Anm" Mubarak, Shidiq "idik" Anshori, Neng lnayatul Uyun. f(alian adalah inspirasi, berkat kalian lah penulis bisa lebih semangat menjalani hidup ini. Terima kasih alas do:o1 serta dukungannya. Semoga kal<ak bisa memberikan sesuatu yang lebih berharga buat kalian.

Kepacl;:1 sal 1abat sepe1juangan 2001, Hilman "Paul" Ahbar, Herman, Khoirul "Arul" Affandi, Ahmad "Tile" Fadilah, Arif "adul" Syahron, Sucledi, lmah lbu, Siti Saen;, dan untuk semua kawan-kawan di kelas B yang tidak bisa di ウ・「オエセ。ョ@ sa1u persatu. Terima kasih atas kebersainaan clan kenangan indah

selama ini.

Khusus untuk Ahmad· abique" Mozambique, l_utfi Firdaush S.Th.I. Fathan Arif .. gele" ヲセ。ィュ。ョL@ terimakasir atas support clan kebersamaannya bail< dalam susah maupun senang. Semoga kita tetap bisa bersenang-senang.

Untuk kawan-kawan IKBAL c<:.bang Jakarta, Bpk. Ors. Muchsin Yasin. Bpk. Ors. H. Muhlisin. Abd Rahman S. Sos.I, Abel. Rm yid "Presiden", Nur "Q-Fly" '-lasan, ahmad "Combat" Dimyati, Sl·tomo "Kesuwun k0111putere mo .. ", Syatory "kesuwun kopi Ian rokoke", Uu Ubaicli!lah, Ali J.S, Lukman, Yayan,

(7)

Untul< kawan-kawan IKPDM Jakarta, Arninuddin, Ainul VVafa', Hevny A.R, lcrnail, Jhoni lrawan, Arnrullah, Nurjarnil, dll. Sen1oga diantara kita tetap terjalir1 セZゥャ。エオイ。ィイョゥN@

Untuk sernua 0rang yang pernah berjasa kepada penulis, karni ucapkan terirna kasih yang tak !erhingga. Sernoga kebaikan serta keikhlasan kalian rnenjadi arnal ibadah dan dicatat oleh Allah SWT, amin.

Jakarta, Mei 2008

(8)

ABSTRAK

(C) Akhsin rセィュ。エ@ Hidayat

(A) Fakultas Psikologi (13) Mei 2008

(D) Gambaran Konsep Diri Siswa Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) IVlulya Jaya Pasar Rebo Jakarta Timur

(E) xv + ·111 Halaman

(F) Fenomena pekr :ja seks komersial dianggap sebagai penyakit masyarakat yang tak kunjung terselesaikan perrnasalahannya. Dilihat dari sisi

kemanusiaan, kehidupan yang jauh dari norma-norma sosial tersebut mungkin saja terpaksa rro2reka lakukan ataupun sen1Jaja dengan berbagai macam alasan serta latar belakang masalah kehidupan yang tengah membebaninya. Himpitan ekonomi yang sering dijadikan alasan kenapa mereka masuk kedunia prostilusi, walaupun tidak bisa dipungkiri banyak fal(tor-faktor lain yang menyebabkan mereka berani rnemilih dunia tersebut. Apapun itu, fenomena ini telah menjad! realitas sosial yang

kemudian membuat pemerinlah 1nerasa perlu untuk menanganinya. Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) adalah salah satu lembaga yang dibentuk ゥZZセイョ・イゥョエ。ィ@ melalui Departemen Sosial RI, rnemiliki tujuan membina da11.. ·1garahkan para wanita Pekerja Seks Komersial dengan melakukan rehabilitasi te1·hadap beberapa aspek yang dibutuhkan

i11dividu. Disc:mping membina mental spiritual serta fisik material, lembaga ini membantu individu dalam membangun konsep diri positif untuk bekal setelah keluar dari panti sehingga mereka memiliki kepercayaan diri setelah kembali ke mayarakat kelak.

Menurut Hurlock ('1973), konsep diri adalah gambaran seseorang tentang dirinya. Gambaran ini merupakan gabungan kepercayaan orang tersebut mengenai diri sendiri yang meliputi karakteristik, fisik, psikologis, sosial, emosi, aspirasi dan preslasi.

Qセ・ョ・ャゥエゥ。ョ@ ini dilakukan untuk mengetahui gambaran Aセッョウ・ー@ diri siswa

Parti Sosial Karya Wanita (PSKW) Mulya jaya Pasar Rebo Jakarta Timur. Dari hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan gambaran secara deskriptik mengenai konsep diri par2, E iswa.

(9)

memahami subyek dalam kerangka berpikir subyek sendiri. Dengan dernikian yang terpenting adalah bagaimana subyek dapat

mengungkapkan persepsi diri pada a:;pek-aspek tertentu seperti fisik, psikis, sosial, menilai kemampuan dan menilai aspirasi. Subyek yang akan diteliti adalah siswa PSKW Mulya Jaya yang telah tinggal selama 2-3 bulan.

Selelah dilakukan penelitian, konsep diri siswa Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Mulya Jaya pada dasarnya positif. Dengan terciptanya

lingkungan yang kondusif serta didukung dengan pelayanan yang memadai ditambah lagi dengan adanya l<egiatan-kefiiatan seperti

keterampilan dan bimbingan mental spiritual akan membantu tumbuhnya konsep diri tersebut. Secara konseptual ha! iri dapat terjadi, namun pada. ォ・。、。。セ@ tertentu bisa sebaliknya, jika di Pant1 Sosial Karya Wanita (PSKW) faktor pendukung untuk membentuk konsep diri tersebut dapat terpenuhi n·vnun indil,rdu merasa tidak nyaman karena orang-orang didalamnya tidak oisa ia terima. Maka yang terjadi adalah konsep diri negatif pada diri st1i)yek. Seperti beberapa kasus yang ditemukan peneliti, lerdapat subyek yang merasa lidak pantas diperlakukan sama seperti siswa-siswa lain y:111g mempunyai latar belakang sebagai PSK.

Seclangkan subyei< bukan bagian clari mereka. Dan yang terjadi adalah l<onsep cliri negatif pad< diri subyek.

Untuk penelitian selanjc1tnya, dalam mengungkap konsep diri para siswa Panti Sosial Karya Wanita hendaknya dilakukan pendekatan lebih menclalam dengan intensitas bertemu subyek lebih banyak. Selain itu, observasi terhaclap lingkungan PSKW serta sikap clan perilaku subyek ketika rnengikuti kegiatan-kegia'.an pun perlt1 clilakukan, sehingga dapat diperoleh data-data secara lengkap. Di sisi 12 .• n, pihal< panti hendaknya menerirna calon siswa lebih selektif, sehings1a dapat menghindari

kesalahan yang tidak diharapkar1. Kemudian para pernbirnbing yang lebih banyak berinteraksi dengan siswa diharapkan dapat mernahami kondisi psikologis siswa.

(10)

MOTTO

" ... dan berbuat baiklah sebagaimana Allah Te/ah berbuat baik kepadamu .... "

(Allah Swt. Q.S Al-Qoshosh : 77)

n0at.. h1dup ;1anya sebuah permainan

Jadilah pemain terbciik yang r'lengetahui aturan main

(11)

Halaman Judul

Halainan Persetujuan Halaman Pengesahan Motto

Abstraks

l<ata Pcngantar Daftar lsi

BABIPENDAHULU:\N

DAFTAR ISi

1.1 Latar Belakang Masc.1ah ......

1

1.2 ldentifikasi Masalah ... 6

1.3 Per-ibatasan dan Perumusan Masalah ... 7

1.3:1 Perumusan Masalah ... 7

1.3.2 Pembatasan Masalah ... 7

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1.4.1 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 .2 Manfaat Penelitian ... 8

(12)

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Diri ...

10

2.1.l Pangertian Konsep Diri ...

10

2.1.2 Perkembangan Konsep Diri ...

13

2. l.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri ...

14

2.1.4 Peranan kッョウ・セ@ Diri Dalam Menentukan Perilaku ... 16

2.2 Wanita Tuna Susila ...

18

:i .. 2.1 Pengertian Wanita Tuna Susila ...

18

2.2.2 Jenis-jenis Pelacuran ...

19

') ') ,, -·-·J F"ktor-faktor Menjadi Wanita Tuna Susila ... 22

2.J Kerangka Berpikir ... 2:.:

BAB 111 IVIETODE PENELITIAN 3.1 Jen is F'enelitian ... 27

3.1.1 Pendekatan Penelitian ... 27

3.1.2 Melode Penelitian Kualitatif ... 27

3.2 Metode Pengun1pulan Data ... 28

3.?.. I Wawa 1cara ... 28

3.2.2 Obse111asi ... 29

3.3 lnstrurnen Penelitian ... 30

3.3. I Pedoman wawancara ... 30

(13)

3.3.3 Alat bantu pengumpulan data ... 30

3 .4 Subyek Penelitian ... 31

3.4. l Kan""· "stik subyek ... 31

3.4.2 Jumlah subyek ... 31

3.5 Teknik Analisa Data ... 31

3.5. l Organisasi data ... 32

3.5.2 Kading ... 33

3.6 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 34

3.6. I Tahap persiapan penelitian ... 34

3.6.2 Tahap pelaksanaan penelitian ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN .i, I Gambaran Urnurn Panti Sosial Karya Wanita (PSKVV) ... 37

4.1. l Sejarah Singkat Berdirinya PSKW Pasar Rebo ... 37

4.1.2 Visi, Misi, Motto, dan Tujuan PSKW ... 38

4.1.3 ldentitas Panti ... 39

·l.l .4 Proses Rehabilitasi Wanita Tuna Susila ... 40

4.2 Analisis Individual Subyek ... 42

4.2.l Anai:sis responden 1 ... 42

4.2.1.1 ldentitas subyek ... 42

4.2.1.2 Gumbaran umum ... 43

(14)

4.2. 1.4 Persepsi diri aspek psikis ... 45

4.2. l.5 Persepsi diri aspek sosial. ... 46

4.2. l.6 F'ersepsi diri dalarn rnenilai kemarnpuan ... 55

4.2.1.7 Persepsi diri dalam rnenilai aspirasi ... 57

4.2. 1.8 Hasil Analisis Subyek ... 60

4.2.2 Analisis responden 2 ... 62

4.2.2. l Jdentitas subyek ... 62

4.2.2.2 Gambaran umum ... 63

セNRNRNS@ Persepsi diri aspek ヲゥセ[ゥォ@ ... 65

4.2.2.4 Persepsi diri aspek psikis ... 65

4.2.2.5 Persepsi diri aspek sosial ... 66

4.2.2.6 Persepsi diri dalam menilai kernampuan ... 69

4.2.2.7 Persepsi diri dalam menilai aspirasi ...

71

4.2.2.8 Hasil /\nalisis Subyek ...

71

42.3 Analisis responden 3 ... 73

4.2.3. J 'dentiti1S subyek ... 73

4.2.3.2 Ga11bacan umum ... 74

4.2.3.3 Pei sepsi diri aspek fisik ... 75

4.2.3.4 Perseps' diri aspek psikif ... 76

4.2.3.:i Persepsi diri aspek sosial ... 77

4.2.3.6 Persepsi diri dalarn rnenilai kemampuan ... 85

(15)

4.2.3.8 Ha-:;il Analisis Subyek ... 88

4.2.4 Analisis responden 4 ... 90

4 .2.4. I ldentita , subyek ... 90

4.2.4.2 Gambaran umum ... 91

'1.2.4.3 Persepsi diri aspek fisik ... 93

4.2.4..+ Persepsi diri aspek psikis ...

94

4.2.4.5 Persepsi diri aspek sosial ... 95

4.7..4.6 Persepsi diri dalam menilai kemampuan ... 100

4.2.4.7 Persepsi diri dalam menil8i aspirasi ... 100

4.2.4.8 Analisis Subyek ... 101

4.3 Analisis

t

·1tar Subyek ... 103

BAB I/ PEMUTUP 5.l l<esimpulan ... 108

5.2 Diskusi ... 108

5.3 Saran ... 110

DAFTAR PUSTAKA

[image:15.595.52.428.131.551.2]
(16)

BAB 1

PENOAHULUAN

·1.1

LATAR BELAKANG

Kehidupan sosial kota besar sedikit banyaknya mampu membentuk dan mengubah perilaku masyarakat secara signifikan. Mereka yang oerasal dari beberapa daerah dengan berbagai latar belakang kehidupan secara periodik berbondong-bondong datang dan menetap di ibu kota dcngan berbagai rnal<sud dan tujuan. Segala daya dan upaya dilakukan agar merel<a dapat bertahan hidup. Kehidupan yang lebih bail< adalah tujuan utama yang diharapkan. Keadaan seperti itulah yang dapat membentuk pola perilal<u indiviclu-individu ini untuk bersil<ap kompetitif, bersaing satu sama lain demi mempertahankan hid up atau bahkan sampai menrarah ke sikap individualis yang kronis.

(17)

pekerja-pekerja seks kome Jial, hal tersebL't adalah realitas sosial yang tengah terjadi di masyarakat.

Menurut Hall dan Pfeiffer 2000; UNCRD 1996 (dalam Jo Santoso, 2006), saa+ ini ra!n-rata pertumbuhan penduduk urban sekita 2 - 2,fi kali lebih cepat -:!aripada pe1iumbuhan penduduk rata-rata nasional. Dengan rata-rata pei-tumbuhan pendudul< nasional seki!ar 1,5

%

per tahun, pertumbuhan

1 .<haniscisi di Indonesia berkisar antara 3,0 - .3,5 % per tahun.

Mengingat setiap tahun jumlah kaum urban ini terus meningkat, keadaan tersebut kian menambah panjang daftar pekerjaan rumah yang harus diatasi oleh pemerintah. Pasalnya, banyak dari mereka yang mempunyai keluarga di kampung halaman tanpa memiliki keahlian yang cukup turut serta mencari pen_;ihidupan di ibu kota. Paoahal menurut D2ldjoeni (19£17), kola merupakan sumber dari kemerosotan rnocaJ, sikap materiali.>me dan individualisme. Apa IE ;ii urbanisasi melahirka1 men!alitas kota dimana sikap, ide, kepribadian manusianya berbeda dengan yang terdapat di pedesaan. Gejala yang jelas di kola berupa d --,.,anisasi pribadi, aneka kejahatan, korupsi, prostitusi dan kekalutan dalam banyak hal.

(18)

kola rnelakukan penertiban di ternpat-tempat yang diketahui sebagai sarang prostitusi. Namun masalah itu belum dapat teratasi secara maksimal, mereka yang telah terjaring dan dimasukkan ketempat panti rehabilitasi tetap saja ada yang masih kembali melakukan pekerjaan sebelumnya setelah mereka keluar. Keadaan seperti ini sungguh sangat memprihatinkan, ala:; dasar inilah penulis mulai tertarik terhadap fenomena sisi gelap kehidupan kota yann dirasa semakin komplek.

Fenomena para Pekerja Seks Komersil (PSK) I Wanita Tuna Susila yang tengah mewarnai kehiclupan l<ota sekarang, pekerjaan ini tidak hanya dilakukan oleh orang-orang dewasa saja bal1kan banyak di antara mereka adalah anak-anak di bawah umur. Menurut Neni Uta111i Adiningsih

(2004),

berdasarkan penelitian ILO-IPEC (International Labour

Organization-lnternationa! Programme on The Elimination of C!'ld Labour), tercatat

21.000

refYlaja p·Jtri menjadi PSI<. Kehidupan yang jauh dari nilai-·nilai moral tersebut mungkin saja terpaks i lll•'lreka lakukan ataupun senga.!a dengan berbagai

macam alasan serta 1a1ar belakang permasalahan kehiclupan yang

!nembel)a1inya. Seperti kemiskinan, te1jebak penjualan wanita oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, pengaruh pergaulan bebas, prustrasi te!·hadap pasangannya, broKen home dan lain sebagainya. Bahkan semua ini bisa saja rnenjadi sebuah mata ratai yang terus menyambung dari tiap

(19)

yang akrab dengan dunia p,ostitusi mungki11 saja suatu saat aka11 terdorong untuk melakukan hal yang "ama seperti orang-orang disekitarnya. Menurut Soerjono Soekanto (1982), lingkungan merupalrnn keseluruhan d2ri kondisi maupun benda yang ditempat1 manusia dan yang mempengaruhi seluruh kehidupan manusia. Oleh l<arena itu, secara teorilis konsep diri akan '::rbentuk disini. Konsep diri terbentuk karena adanya in teraksi seseorang dengan orang disekltarnya. Apa yang <Jipersepsikan seseorang tentang c'1ri1wa, ti::lak terlepas dari struktur, peran dan status sosial yang dbandang or:ing tersebut. Struktur, peran dan status merupakan gejala yang dihasilkan dari adanya interaksi antara individu yang satu dengan individu yang lain, antara individu dengan l<elompok atau kelompok dengan i<elompok.

Apapun itu, fenomena prostitusi ini merupakan sisi gelap l<ehidupan kola yang menjadi perhatian serius pihak pemerintah selama ini. Pemerintah telah mendirikan lcmbaga-lembaga rehabilitasi atau Panti-panti sosial dibeberapa tempat. Panti Sosial Karya Wanita "Mulya Jaya" salah satunya, merupakan lembaga yang menangani masillal1 wanita tuna susila yang berada di wilayah Jakarta timur. ᄋセᄋN@ '"'Ila ini mempuyai model organisasi yang memiliki

(20)

kepala kantor wilayah departemen sosial (Kep. Men. 22/HUK/95 Tanggal 22 April 1995).

Semua yang telah masuk pada panti ini diperlakukan sebagai siswa yang perlu mendapatkan bimbingan serta rehabilitasi. Konsep diri merupakan hal yang penting dalam kehidupan seseorang karena konsep diri akan

menentul<an bagaimana seseorang berperilaku dan berinteraksi dengan lingkungannya. Tujuan diadakannya program-program di PSKW seperti pembinaan fisik, pembinaan mental spiritual, pembinaan sosial, pernbinaan •)erilaku, pelatihan keterampilan, dan lain seb<igainya, salah satunya adalah untuk merangsang siswa agar dapat menemukan dan menentukan konsep diri yang positif sebagai seorang yang pernah terjun ke dunia malam (Modul Pelayanan Rehabilitasi Sosial di PSKW, 2000).

(21)

Dalam penelitian ini penulis 1kan mencoba mengupas lebih dalam tentang konsep diri indiv1du yang notabene sebagai PSI< ketika berada dalam proses rehabililasi di Panti Sosial Karya Wanita (PSf<:W) Mulya .Jaya.

Didasari oleh latar belakang masalah tersebut c:1 itas, maka penulis

1-Jermaksud mengadakan penelitian ilmiah dengan judul: "Gambaran Konsep Diri mswa Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Mulya Jaya PGlsar Reba , dl<arta 1 imur"

'l .2

IDENTIFIKASI IVIASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka muncul beberapa pPrt<rnyaan yang berkaitan dengan penelitian.

Bagaimana persepsi subyek terhadap aspek fisik dirinya? 2. Bagamana persev;i subyek terhadap aspek psikologisnya

(f arakteristiknya)?

3. Bagaimana persepsi subyek terhadap aspek sosial dirinya (bagaimana ide-ide dan persepsi-persepsi diri individu me. '""epsikan hubungan dengan orang lain)?

(22)

5. Bagaimana persepsi subyek terhadap aspek aspirasi clirinya (tujuan hiclupnya)?

1.3

PEMBATASAN MASALAH DAN PERUMLISAN MASALAH

1.3.1.

Pembatasan Masalah

Bertitik tolak pada Jata1· belakang masalah clan 1dentifikasi masalah tersebut dim:3s, maka penelitian ini hanya kami batasi pada;

a. Penelitian dilakukan pada siswa Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) 'Mulya Jaya" Pasar Rebo

b. Qセ・ョ・ャゥエゥ。ョ@ dilakukan untuk mengetahui konsep diri siswa Panti

Sosial Karya Wanita (PSKW) "Mulya Jaya" Pasar Rebo.

1.3.2. Perumusan Masalah

Berdasar'1an latar belakang dan identifikasi masalah maka perumusan masalah dalr.im penelitian ini adalah, "Bagaimana gambaran konsep diri siswa PSKW "Muly« Jay;oi" Pasar Rebo Jakarta Timur?".

1A TUJUAN DAl·J h/IANFAAT PENELITIAN

1.4.1. Tujuan Penelitian

(23)

hasil penelitian ini diharapkan al<an 111emberika11 gambara11 mengenai konsep diri para siswa.

1.4.2. Manfaat Penelitian

Secara teoritis, penelitian ini diharapka11 dapat nie:11berikan gambaran tentang konsep diri pada siswa Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Pasar Reba ,Jakarta Timur.

:"ecara prakt's, penelitian ini diharapkan mampu menjadi landasan bagi perielitian sejenis dan mengisi khazanah keilmuwan atau kepustakaan -khususnya - di Fakultas Psil<ologi UIN Jakarta.

1.5

SISTEMATIKA PENULISAN

LJntuk 1116.nudahkan pembahasan dalam skripsi ini, penulis 111enyusun dalam li111a bab, dan setiap bab te1·':liri dari beberapa sub-bab. Adapun gambaran mengenai bab-bab tersebut adalah sebagai be-ikut:

BAB I : PENDAHULUAN, antara lain; latar belakang, pembatasan 111asalah, perumusan Ill< salah, tujuan penelitian, manfaat pPnelitian, sistematika penulisan.

EAB II : l(AJIAN PUSTAKA, 111eliputi:

(24)

b. Wa111. 1 Tuna Susila; Pengertian WTS, Proses menjadi WTS. c. Kerangka Berpikir.

BAB Ill : METODOLC•GI PENEUTIAN, meliputi:

a. Jenis Penelitian; pendekatan penelitian, metode penelitian kualitatif.

b. Metode Pengumpulan Data; wawancara, observasi.

c. lnstrumen Penelitian; pedoman wawancara, lernbar observasi dan ca ta tan subyek, a lat bantu pengumpulan data.

a. Kearakteristik Subyek. b. Subyek Penelitian.

c. Teknik Analisis Data; organisasi data, kodinu.

d. Prosedur dan Pelaksanaan; tahap pelaksanaan penelitian. BAB IV : HASIL PENELITIAN

(25)

2.1

KONSEP DIRI

BAB2

セHajian@

TEORI

2.1.1 Pengertian Konsep Diri

Menurut Hurlock (i 973), 'self concept are images people have of them selves. They are composite to beliefs they about them selves; their physical,

psychological, social, and their achievemenf. Konsep diri adalah g2mbaran

seseorang tentang dirinya. Gambaran ini merupal<an gabungan kepercayaan orang tersebut mengenai diri sendiri yang meliputi karakteristik, fisik,

1Jsikologis, sosial, emosi, aspirasi dan prestasi.

Konsep diri terdiri dar, cispek fisik dan psikologis. Aspel< psikologis

merupakan konsep mengenai karakteristik-karakteristik tertentu, kemampuan dan ketidakmampuannya, latar belakang dan masa depannya; yang terdiri dari kualitas-kualitas yang mempengaruhi penyesuaia'1nya terhadap

kehidupan, sepe1ii keberanian, :<emanciirian, kejujuran, kepercayaan diri (self

(26)

Carl

R.

Rogers (dalam Hall & Undzey, 1993), berpendapat bahwa konsep diri menyangkut persepsi diri )'ang menunjuk cara seseorang memandang dirinya, menilai dir!nya, menilai kemampuanny: 1 dan bagaimana ia berpikir

'.entang dirinya. Disamping itu, konsep diri juga menyangkut bagaimana seseorang mempersepsikan hubungan dengan orang lain dan berbagai 1,1acam 3Spek dalam kehidupan serta nilai-ni1ai yang menyertai persepsi itu.

Menurut Jacinta F. l'<ini (2002), konsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya. Seseorang dikat21'an mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan

memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidal< kornpeten, gagal, malang, tidal< menarik, ticlak disukai dan kehilangan claya tarik terhac1ap hidup. Orang dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan clan kesempatan yang clihadapinya. la ticlak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai hala1 '"'"· 1Jrang dengan konsep diri negatif, al<an mudah menyerah

(27)

Sebaliknya seseorang dengan konsep diri yang positif akan terlihat lebih optimis, pen uh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya. Kegagalan bukan dipandang sebagai kematian, namun lebih menjadikannya sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan. Orang

clengan konsep diri yang positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan datang.

Menurut Jalaludin Rahmat (1999), orang yang memiliki konsep diri positif ditandai dengan lima hal :

1. Kemampuan mengatasi masalah 2. Merasa seta.·a clengan orang lain. 3. MenE1 ma pujian tanpa rasa malu

4. la menyadari. bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan d«.n perilal<.u yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat. 5. la mampu memperbaiki dirinya korena ia sang9up mengungkapkan

aspek-aspek kepcibad:an yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya.

(28)

kPhidupan seseorang. KarE ,1a dengan konsep diri seseorang dapat menilai, memandang dan berpikir tentang dirinya cehingga akan menetukan

bagaimana ia bersikap dan berperilaku.

L.. i .2 F'erkembangan Konsep Diri

Krmsep di'i tidak dibawa sejak lahir, tetapi secara bertahap sedikit demi sedii<i1 timbul sejalan dengan berkembangnya kemampuan persepsi individu. Konsep cliri rnanusia terbentuk rnelalui proses belajar sejak rnasa

pertumbuhan .aseorang manusia dari kecil hingga dewasa. Bayi yang baru lahir tidak memiliki konsep diri karena rnereka lidak rnernbedakan antara dirinya der• Jan ling1,ungan sekitarnya. Menurut Allport (dalam Hall

&

Lindzey, 1993), bayi yang baru !ahir tirlak mengetahui tentang siapa dirinya.

KonsE

;J

diri mulai terbentuk s<iat anak berusia 18-24 bulan, mereka dapat mengenal diri di depan cennin clan rnenyadari bahwa dirinya secara fisik

エ・イーゥウ。ャセ@ dari lit .,,, rngan sekitarnya (Papalia & Olds, 2001 ). Se lain linf1kungan, pengalarnan dan po/a asuh orang tua turut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk. Sikap atau respon orang tua dan !.ngkungan akan rnenjadi bahan inforrnasi bagi

(29)

pertama individu dengan keluarganya. Keluargalah yang pertama memperkenc ";an kehidupan pada anak, dan memperkenalkan individu dengan pengertian awal mengenai dirinya yang menjadi dasar bagi

pembentukan kon セ・ー@ diri selanjutnya. Disinilah seseorang pertama kalinya rnenemukan dasar dari konsep dirinya, yang akan mengarahkan seluruh kehidupariny a dikemudian hari.

Lebih lanjut G.H. Mead (1934) menulis bahwa konsep diri merupakan produk sosial yang d;""nluk melalui proses internalisasi dan organisasi pengalaman-pengalaman psikologis. Pengalaman-pengalaman-pengalaman psikologis ini merupakan hasil eksplorasi individu terhadap lingkungan fisiknya dan refleksi mengenai dirinya yang diterima dari orang-orang penting disekitarnya.

Jadi seseorang menilai dirinya berdasarkan apa yang dia alami clan clapatkan clari lingkungan. Jika lingkungan memberikan sikap yang baik clan positif, maka ia akan merasa dirinya cukup berl1arga sehingga tumbuhlah konsep cliri Jang positif.

2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi l<onsep Diri

(30)

dengan individu lain. Dalam berintera\si dengan orang lain ini, setiap individu aka'l menerima tanggapan. Tanggapan yang diberikan tersebut akan

dijadikan cermin untuk menilai dan memandang dirinya. Jadi, konsep diri juga terbentuk karena suatu proses umpan balik dari individu lain.

Menurut Argy (dalam Hardy, Malcom, Stave & Hayes, 1985), perkembangan

ォッセウ・ー@ diri dipengwuhi oleh empat faktor, yaitu:

·1. Reaksi dari orang Jain

Coolev (dalam Hardy & Hayes, 1985) membuktikan bahwa dengan meni;amati pencerminan perilaku diri sendiri terhadap respon yang diberikan oleh orang lain maka individu dapat mempelajari dirinya sendiri. Orang-orang yang memiliki arti pada diri individu (significant

other) s<c ... ., · "erpengaruh dalam pembentukan konsep diri.

2. Perbandingan dengan orang lain

Konsep diri ケ。ョセQ@ dimilild individu sangat エ・イァ。ョエオョセQ@ kepada

baga1mana care irdividu membandingkan dirinya dengan orang lain. 3. Peranan individu

Setiap individu memainkan peranan yang berbeda-beda dan pada setiap peran tersebut individu diharapkan akan melakukan perbuatan dengan cara-cara tertentu pula. Harapan-harapan dan pengalaman yang berkaitan dengan peran yang berbeda-beda berpengaruh

(31)

Stave & Hayes, '1985) sejalan dengan pertumbuh::innya individu akan me11ggabungkan lebih banyak peran kedalam konsep dirinya.

4. Ide . ..ifikasi terhadap orang lain

Kalau seorang anak mengagumi seorang dewasa, maka anak

seri 1gkali m..mcoba menjacli ー・Qセァゥォオエ@ orang clewasa tersebut dengan cara meniru beberapci nilai, kayakinan dan perbuatan. Proses

identif1kasi tersebut m8nyebabkan individu merasakan bahwa dirinya telah memiliki beberapa sifat dari yang dikagumi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa konsep diri berkembang serta te, oentuk seiring dengan pertumbuhan manusia melalui proses belajar. Proses belajar yang dilal(Ukan individu dalam pembentukan konsep dirinya diperoleh dengan melihat reaksi-reaksi orang lain terhadap perbuatan yang telah dilakukan, rnelakukan perbandingan dirinya dengan orang lain, rnernenuhi harapan-harapan orang lain, alas peran yang dirnainkannya serta 111el21kukan identifikasi terhadap ッイ。ョセj@ yang dikagumi

2. 1

A

Peranan Konsep Diri dalam Menentukan Perilaku

l<onsep diri tidak terlepas dari masalah citra diri, PE•nilaian diri, gambaran diri, penerimaan diri, dan harga diri. Bagairnana individu memandang dirinya akan tampak dari seluruh perilaku, bila seseorang memandang dirinya tidak

(32)

perilakunya akan menunjukan ketidakmampuannya. Mc. Candles (dalam Clara Pudjijogyanti, 1955) menyatakan bahwa konsep diri merupakan seperangkat harapan serta penilaian perilaku yang menunjukan pada harapan-harapan.

Seseorang yang mengatakan 'saya tidal< akan bisa menghadapi masalah ini nanti, karena saya oranc yang lernah'. SesunggL·'lnya ia akan merumuskan harapan yang akan terjacl1 Patokan atau harapan tersebut rnenyebabkan individu tersebut tidal m(rnpunyai motivasi yang baik untuk rnencapai

keberhasilan yang maksimal untuk lepas dari masalahnya. Sehingga perilaku yang diti1rbulkan tidak rnenguntungkan bagi :ndividu. Sil<ap dan pandangan terhadap dirinya itu sangat rnempengaruhi individu dalam menafsirkan pengalamannya. Sebuah kejadian akan ditafsirkan secara berbeda antara inciividu yang satu dengan yang lainnya.

2.2. WANITA TUNA SUSILA (WTS)

2.2.1 Pengertian Wanita Tuna Susila (WTS)

(33)

dalarn bahasa kasarnya ialah; sundal, balon, /ante. Dan akhir-akhir

ini

muncul istilah perek dan jablay. Kira-kira pad a tahun 60-an oleh beberapa pihak terutama ole petugas sosial, dipergunakan istilah eupemistis untuk

rnemperhalus artinya, ialah; Wanita Tuna Susila (WTS). Sedangkan pelacur pria disel" ut gigolc.

Supratiknyc. (1995), Wanita Tuna Susila (WTS) adalah wanita pekerja seks komersial yang memberiKan layanan hubungan seksual dengan

mengharapkan imbalan sejumlah uang. Wanita-wanita ini biasanya menempati tempat-tempat tertentu yang biasa dijadikan tempat lokalisasi pelacuran. Alasan .. okok seorang wanita menjadi Peke1ja seks komersil pada umumnya adalah faktor ekonomi. Tuntutan untuk bertahan hidup seringkali menjadi sebuah alasan kenapa seorang wanita-wanita ini terjun kedunia prostitusi. Mereka rela berkorb<1n demi sejumlah uang sekedar untuk mencari makan dan kebutuhan-kebutuhan yang lain.

(34)

teknologi, industri dan kebudayaan manusia turut berkembang pula seks komersil dalam berbagai bentuk dan ting\alannya.

2.2.2. Jenis-Jenis Pelacuran

Secara teknis ada empat macam prostitusi/pelacuran (Coleman, Butcher, dan Carson, 1980):

1. l-lubungan heteroseksual dimana pihak perempuan menerima pembayaran.

2. l-lub1: 1gan h'3!u1oseksual dimana seorang lelaf;i menerima pembayaran

3. Pelacuran I ornoseksual dimana seorang lelaki menawarkan layanan hubungc.n homoseksual i<epada lelaki Jain.

4. Pelaouran homoseks•Jal dimana seorang perempuan menawarkan layanan hubungan homoseksual kepada perempuan lain.

Namun yang relatif masih paling lazim terjadi adc1lcih tipe pertama, pihak perempuan menerima bayaran. Secara umum pelacunn atau prostitusi dikategorikan dalarn beberapa jenis, yaitu:

a. Pelacuran jalanan

(35)

pinggir jalan-jala11 tertentu. Terutama pada malam hari mereka

biasanya berdiri ditempat yang remang-remang. Kosmetik wajah yang digunakan biasanya berlebihan seperti bedak yang tebal dan warna lipstik yang mencolok. Model pakaian yang digunakan biasanya menonjolkar bagian-bagian tubuh tertentu. Mereka tidak segan-segan menggoda laki-laki yang melalui daerah rnereka, misalnya dengan 111ela1nbaikan tangan dan memberikan tanda-tanda tertentu lainnya. Pada umurnnya mereka tennasuk WTS kelas rendah, seperti supir, buruh pabrik, pedagang kecil dan sebagainya. WTS jenis inilah yang sering ditangkap olel1 anggota Palisi Pamong Praja yang bekerja sama dengan r セᄋ@ ·'""'I\ kemudian diserahkan kepanti rehabilitasi.

b. Pelacuran Panggila11 (Ca// Girl Prostitution)

lstilah yang dipakai untuk WTS jenis ini adalah "Call Girl". Di Indonesia diketahui WTS jenis ini biasanya digunakan melalui perantara yang ber·fungsi sebagai mucikari atau germo. Mereka biasanya kencan didalam hotel atau rumah-rurnah peristirahatan di daerah pegunungan (Villa). Mereka tergolong WTS kelas menengah atau tinggi. Tamunya biasanya dari golongan elite laki-laki iseng yang mempunvai uang banyak, pengusaha besar dan sebagainya.

c Pelacuran Rumah bordir (Brothel Prostitution)

(36)

becampur de'lgan rumah penduduk. Golongan kedua adalah rumah bordir yang berpusat pada suatu kJmplek yang biasanya merupakan suatu kelompok perumahan biasa. Golongan yang ketiga, yaitu bordir yang disebut lokalisasi dan didirikan berdasarkan surat keputusan pernerintah daerah.

d. Pelacuran Terselub1.,ng (Clandestine Prostitution)

pelacuran terselubung biasanya terdapat pada tempat-tempat seperti klub n1alam,tennat dansa, panti pijat bahkan salon kecantikan. WTS ini tergol, · ig l'e!2s .Jtas karena tamu-tamu biasanya adalah pengusaha bm;ar a tau pejab 3t

e. Pelacur I .matir (Am3teur Prostiwt1on)

Pelacur ini biasanya uersifat sangat rahasia sehingga hanya diketahui oleh orang-orang tertentu saja. lstilail amatir digunakan karena selain melakukan praktek pelacuran biasanya juga mempunyai profesi lain yang diketahui oleh masyarakat luas. Pelacur ini tergolong kelas tinggi :Ja11 sangat selektif dalam memilih エ。ュオMエセNュᄋNョケ。N@

2.2.3. Faktor-faktor l\ilenjadi Wanita Tuna Susila (WTS)

イセ。ャ、ッイMヲ。ャ|エッイ@ yang meny(=babkan seseorang menjadi seorang PSK, menurut

(37)

PSK berguru pada seorang PSK senior y;o,ng sudah berpengalaman atau menyerahkan diri pada seorang germo. Begitu terjalin kontak dan keputusan untuk menjadi PSK sudah bulat, maka pendatang baru tersebut menjalani sejenis rna9ang selama beberapa waktu. Setelah dinilai cukup terampil dan mulai memiliki langganan sendiri, masa magang dianggap selesai dan mulailah ia kini menjadi PSK penuh.

Menurut Soel1anto ( 1990), ada dua faktor yang menyeba!okan timbulnya pelacuran, yaiti.: faktor "ksogen dan endogen.

Adapun faktor eksogen ada'-:ih sebagai berikut: a. l<emiskinan I tekanan ekonomi. b. Tingl1at pendidikan yang rendah.

c. F'engaruh mass media (garnbar-garnbar porno). d. Dtputusk;in pacar I ditinggal suami.

Sedangkan faktor indogen adalah sebagai berikut : a. Konflik mental.

b. Situasi hidup yang tidak rnenguntungkan pada masa kanak-kanak. c. Pola kepribadian yang kurang dewasa.

(38)

Me 1t1rut Kartono (2001 ), perbuatan melacurkan diri ini dilakukan baik sebagai kegiatan sambilan atau pengisi waktu senggang (amateurisme), maupun sebagai peke ·'aan pen uh atau propesi. Namun akhir-akhir ini juga banyak wanita yang akhirnya rnenjadi pelacur bukan atas kemauan mereka.

Hal

ini sering terj1di pado: Nanita·wanita muda yang rnencari pekerjaan lewat biro-biro jasa penyaluran tenaga kerja ilegal. Mereka dijanjikan disalurkan ke pekerjaan-pukerjaan yang rnenarik baik didalam rnaupun diluar negeri, namun kenyataannya 'dijual' ke pusat-pusat hiburan dan dipaksa menjadi pelacur.

Aclapula anak-ana" ibawah urnur yang terpaksa rnenjacli PSK karena doronga11 orang-orang terclekat disebabkan hirnpitan ekonorni yang

rnembebani keluarga mereka. Atau sekedar karena pengaruh dari pergaulan bebas den(Jan gaya hidup yang jauh dari norma-norrna sosial pada

urnumnya, sehingga mereka terjerumus ke duni3 prostitusi.

2.3. Kerangka Berfikir

(39)

merupakan gabungan kepercayaan tentang diri sendiri yang meliputi l<arakteristik, fisik, psikologis, sosial, emosi, aspirasi dan prestasi.

Konsep diri merupakan faktor yang terbentuk ketika individu berinteraksi dengan lingkungannya, bila individu yak in bahwa orang-orang disekitarnya menyenangi dan memandang baik keberadaannya maka ia akan berpikir positif tentang dirinya, l)egitu juga sebaliknya individu akan berpikir negatif l<etika orang-orang disekitarnya berpikir negatif pula. Dergan kata lain, konsep diri posicif individu akan terbentuf( jika ada faktor-faktor pendukung yang membentuknya. Secara konseptual hal ini akan terjadi. Namun pada /\(oadaan tertentu 、。ー。セ@ tarjadi ,-.ebaliknya, jika ai lingkungan tersebut

ュ・ュ。ョセj@ faktor pendukung 1tu ada akan tetapi subyek memiliki persepsi diri

negatif. maka yang terjadi 2ialal 1 konsep diri negatif pad a diri subyek.

Jika berpatokan pada teori yang ada dimana konsep diri merupakan gambaran persepsi diri dari beberapa aspek. M<Jka >iswa yang berada di I 'SKW dala111 membangun konsep dirinya tergantung bagaimana rnereka rnempersepsikan dirinya ketika berada di p2,nti. Bila individu dapat

(40)

PSKW dan hal yang menyebabkan ia masuk panti pun s:ingat mempengaruhi konsep diri inclividu.

Seorang siswa dengan konsep diri yang positif akan terlihat lebih optimis, pen uh percaya diri uan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, jug a terhadap kegagalan yang dialaminya. Karena kegagalan bukan dipandang sebagai kematian, namun lebih menjadikannya sebagai penemuan clan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan.

(41)

{セ[Mj@

-Tcrjaring:J Masuk menjadi

lウゥウセ@

a_i::s

kセ@

Proses Rehabilitasi o Pembinaan Fisik

o Pcmbinaan Mental

Spiritual

o Pernbinaan Sosial

o Pembinaan Pcrilaku

o Pelatihan

Ketcrampilan

f _') Resosi<ilisasi

- - - - • penghuni panti

[

lnteraksi dengan

MHャセ・ュ「ゥョ。@ & siswa lain)

r

o -

rセ。ォウゥ@

I pandangan

orang lain thd subjek o Pcrbandingan

dcngan orang lain

u Peranan individu

() : ientifikasi dengan

orang lain

Respons

Mempengaruhi konsep diri

Self perceptions o Aspek psikis o Aspek fisik o Aspek social

o Menilai kemampuan/ Potensi

o Menilai aspirasi

[!osi1il:

1-..-

MMMMMMMMMMMMMMMMMMセiMェ^@

Negatif

J

ゥQH[セセセイゥ@

positif -)

,_

f-·

o Mampu mcngatasi rnasalah

o l\1erasa sctara dengan orang lain

o Menerima pujian tan pa rasa malu

J Menyadari bahwa perasaan, keinginan,

& perilaku tidak seluruhnya disetuji

111a'.>yarakat

o 13crusah:1 rnempcrbaiki diri, introspcksi, clan bcrusaha berubah

Konsep diri ne_:atif

J

o Peka pada kritik

o Responsive terhadap pujian o Mempunyai sikap hiperkritis o Merasa tidak disenangi orang lain o Merasa tidak diperhatikan

(42)

babZセ@

METODOLOGI PENELITIA.N

3.1. Jenis Penelitiar.

3.1.1. Pendekatan Penelitian

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis melakuan deskripitik dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, :'004) metode l<ulitatif merupakan proserlur penelitian yang menghasilkan data

Qャ・ウセ\イゥーエゥォ@ berupa kata-kata '.ertulis atau lisan dari ッイ。ョァMッイ。ョセj@ dan prilaku yang

d; 1pat diamati. Dalam pe. ,dekatan kualitatif, peneliti berusaha memahami subyek dalam l<erangka berpikir subyel< sencliri. Dengan demikian yang terpenting adalah bagaimana subyek menghayati hidupnya, memandang, menilai, serta berpikir tentang dirinya. Melalui penelitian kualitatif menurut Cresswell (dalam

Poerwandari, 1998) peneliti dapat menggali proses arti dan pemahaman tentang perigalaman serta penghayatan individu.

3.1.2. f>letode Penelitian Kualitatif

(43)

bentuk kata-kata dan bahasa, pada konteks khusus yang alarniah dan dengan rnernanfaatkar. berbagai rnetode alarniah.

3.2. Metode Pengumpulan Data

3.2.1. Wawancara

Maksud wawancara dalarn penelitian adalah sebagaimana yang dikemukakan Moleong (2004) adalah percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan oleh peneliti sebagai pewawancara, dengan mengajukan pertanyan kepada

:esponden. Dalam pe11eliti<rn ini peneliti akan menggunakan pertanyaan yang mendalam, rnenurut (Moleo1-g, 2004) pertanyaan mendalam bertujuan untuk rnenggali lebih dalam lagi tentang he.I yang dipersoalkan, agar persoalan dalam wawancara mendapatkan hasil maksimal. Dalam wawancara rnendalam yang secara langsung menurut Guba Ian Lincon (dalam Moleong, \セPPTI@ bermaksud untuk menggali lebih dalam lagi untuk keperluan:

1. Klarifikasi untuk keperluan jika informasi yang dibutuhkan rnasih dipersoalkan sebelumnya.

(44)

3. Pe'1jelasan jik2 pewancara memerlukan inforrnasi ュ・セァ・ョ。ゥ@ berbagai aspek atau dimensi dari suatu pertanyaan

4. Refokus jika responden ditanyai untuk mengaitkan, membandingkan, atau mempertentan0"an jawabanya dengan topik atau ide

5. lnformasi tentang intensitas perasaan responden. Dalam hal ini pertanyaan berkisar pac;a bentuk "pertanyan pripadi" pertanyaan "alasan mengapa", sampai pada pertanyaan "inter'sitas"

3.2.3. Observasi

U ituk memperkaya data-data yang didapat dari wawancara dilakukan observasi sc:bagai metode ー・セオョェ。ョァN@ Observasi merupakan metode pengumpulan data esEnsial dalam penelitian. Y'in (2003), Observasai sering kali bermanfaat

(45)

3.3. lnstrumen Penelitian

3.3.1.

Pedoman vvawancara

Pedoman wawancara yang digunakan sebagai pegangan bagi pewawancara agar tetap pada tujuan penelitian. juga berfungsi untuk mengingatkan akan topik-topik yang ingin oigali serta apa yang belum dan sudah ditanyakan serta memudahkan kategorisasian dalam melakukan analisis data.

3.3.2.

Lembar Observasi da11 :::.atatan Subyel<

Digunakan urnuk mencaf.3! hal-hal yang dianggap penting, dapat membantu

menerangkan lebih lanjut c.'1ta y;rng diperoleh atau berpangciruh terhadap jalannya wawancara. Hal-/1al yang di•;ai:at meliputi setting tempat wawancara berlangsung, lama wawancara, hal-hal yang terjadi selama wawancara mungkin berlangsung terhadap hasil wawar.cara, penampilan subyek secara keseluruhan, respon subyek dalarn rnenjawab pertanyaa1· -pertanyaan yang diberikan, dan hal-hal yang dianggap penting untuk rnenambah data penelitian.

3.3.3. Alat Bantu Pengumpu:an Data

Peneliti mcmggunakan alat perekarn (recorder) sebagai cara a9ar data yang diperc:eh lebih leri9kap dan akurat dan tidal< ada da\a yarg terlewatkan. Alat

ini

(46)

yang utuh, sesuai dengan apa yang disampaikan subyek dalam wawancara dan memudahkan penelitian untuk mensistematisasikan data secara lengkap dan detail sehingga data dapat .nemunculkan gambaran tentang topik ケ[セョァ@ dibahas.

3.4. Subyek Penelitian

3.4.1. Kriteria Subyek

Karena masa pembinaan di Panti Sosial Karya VVanita (PSKVV) "Mulya Jaya" Pasar Rebo seiarna 3 (tiga) bulan, rnaka subyek ya11g akan diteliti adalah siswa yang telah tinggal di panti selama 2-3 bulan.

3.4.2. Jurnlah Subyek

Menwut Strauss, tidal< ada ketentuan baku men!;ienai jurnlah minimal subyek yang harus dipenuhi dalam penelitian kualitatif, berdasarkan hal tersebut rnaka dengan metode wawancara mendalarn disimpulkan bahwa tidak ada batas jumlah subyek (dalarn Poe1wand . .ii, 1995). Penelitian ini dilakukan terhadap 4 orang siswa PSKW Mulya Jaya. Pemilihan subyek dalarn penelitian ini dilakukan dengan purpossive

sampling dim2na sarnpel diarnbil dari populasi yang memenuhi kriteria tertentu.

Dari keseluruhan siswa PSKW Mulya Jaya yang rnemenuhi k1·iteria yang diajukan penelit1, kemudian dipilih beberapa orang yang menjadi responden dalam

(47)

3.5. Teknik Analisis Data

Menurut S8iddel ("I 998), pad a proses analisis data kualitatif yaitu berjalan sebagai b )rikut:

• Mencata' 11ang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

• Mengurnpulkan, rnemilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.

• Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu rnempunyai makna. mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan men1buat temuan-temuan umum.

3.5. 1. Orgar.isasi Data

Mengorganisasikan data adalah proses awal dalam analisis data. Dengan pengorganisasian yang sistematis ini memungkinkan peneliti mendapatkan data yang baik. mendokurnentasikan anaiisis yang dilakukan dan menyimpan data dan analisis yanri lJe ·kaitan dalarn penyelesaian penelitian (Poerwandari, '1995). Dalarn penelitian ini data diorganisasikan dengan :

1. Niencatat data rnenjad1 bentuk telcs

(48)

adalah dilakukannya snorting data untuk mem .,ih data yang relevan dengan pokok ーpイュ。セ\_ャ。ィ。ョL@ dan tahap kedua dilakukan coding atau pengelompokan d<Jta ke dalam berbagai kategori

3. Melakukan ゥョエ・イーイ・G。セゥ@ awal terhadap setiap kategori data 4. Mengidentifikasi tema utama atau kategori utama dari data yang

terkumpul untuk melihat gamb<1ran apa yang paling utama tampil dan dirasakan subyek. Apabila ditemukan tema utama, maka hasil interpretasi lainnya merupakan penunjang dalam penjelasan dinamika tema tersebut. 5. Menulis t1asil akhir. Dari semua data yang ade disirnpulkan hal-hal yang

umum dan memberi perhatian pada hal-hal khusus yang ditemukan subyek dan mengaju kembali pada teori dan permasalahan penelitian.

3.5.2. Kading

(49)

1. Setting !empat wawancarn, sehubungan dengan tempat subyek berada di asrama pan ti, maka agar lebih kondusif wawancara dilakukan di dalam ruangan yang khusus dipersiapkcin oleh petugas I pernbimbing yang bersangkutan.

2. Durasi waktu wawancara yang diperlukan pada setiap subyek kurang lebih 60 menit setiap wawancara, sehingga tiga kali wawancara diperlukan waktu 180 menit.

3. Penampilan subyek selama wawancara berjalan.

4. Respon subyek terhadap pertanyaan yang diajukan secara keseluruhan, dalam hal menjawab pertanyaan peneliti.

3.6. Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian

3.6.1. Tahap pe,rsiapan penelitian

Setelah rnenentukan masalah, peneliti rnenelusuri berbagai literatur untuk mendap:itkan landasan teori yang kuat bagi penelitian ini. Setelah itu peneliti memutuskan untuk terjun ke lapangan penelitian guna mengenal objel\ yang akan diperlukan informasinya. Untuk itu penulis memberikan beberapa tahapan dalam persiapan penelitian, diantaranya :

(50)

2. Menunjukan pedoman wawancara kepada pernbimbing penelitian sebagai

uji awal dan frlce validity terhadap keabsahan bentuk batasan

3. Menje:askari tujuan ::ienelitian dan meminta kesediaan untuk menjadi

responden

4. Melakukan wawancara t ,rhadap satu ornng subyek sebagai uji coba dan

mendapatkan gambaran awal mengenai wawancara-wawancara

selanjutnya

5. Membuat perbaikan pedoman wawancara berdasarkan pendapat dari

pembimbing

3.6.2. Tahap Pelaksanaan penelilian

Di dal2111 penelilia11 kualitatif, peran peneliti amat penting seba9ai pengumpul data

utama. Hal ini dije!askan oleh Patton (dalam Poerwandari, 1998) penelitian yang

sebenarnya menjadi instrument d a lam hal ini seorang peneliti perlu

mempertimbangka bagaimana membangun rapor yang baik serta mendapat

kepercayaan dari subyek yang akan diteliti. Di bawah ini penulis memberikan

beberapa tahapan dalar. pelaksanaan penelitian:

1. Melakukan wawancara berdasarkan pedoman wawancara yang telah

dibuat. Untuk wawancara

(51)

3. Menyort1r hasil wawancara untuk mendapatkan hasil yang relevan dengan penelitian.

4. Melakukan analisis data dan interpretasi data. 5. Membuat k」NセN@ '""Jian.

6. Membuat diskusi terhadap kesimpulan dan seluruh hasil penelitian. 7. Dengan memperhatikan hasil penelitian, l<esimpulan, dan diskusi yang

(52)

BAB4

HASIL PENEL.ITIAN

4.1. G/'.MBARAN UMUM PANTI S.OSlt,L KARYA WANITA

(PSKW) MULYA JAVA PASAR RERO JAKARTA

TIMUR

4.1.1. Sejarah Singkat Berdiri;-iya Panti Sosial Karya Wanita Mulya

Jay a

Panti Sosial Kaya Wanita "Mulya Jaya" adalah salah satu Jembaga yang menanga11i masalah wanita tuna susila. Lembaga ini did1rikan oleh

Departemen Sosial RI., pada tahun 1959 panti ini berstatus Pilot Projek Pusat Pendidikan Wanita, sebagai projek percontohan Depsos. F'embangunan dan pe11yempurnaan panti 1ni dilakulnn secara bertahap. Setahun kemudian tepatnya tanggal 20 Desember 1960 dibuka oleh Menteri Sosial Bapak H. Moeljadi Djojomartono (Alm) C:engan nama Mulya Jaya berdasarkan motto panti sendiri yaitu, "Wanita l1i1L•:ya Negara Pas ti ,!aya".

(53)

disempurr.akan ke.i1bali menjadi Pant1 Pendidikan dan Pengajaran Kegunaan Wanita "Mulya Jaya" (P3KW). Dan pada tahun 1979 ditetapkan menjadi Panti Rehabilitasi Wanita Tuna Susila "Mulya Jaya" (PRWTS) dengan SK Menteri Sosial dengan No. 41/HUK/Kep/Xl/1979 tanggal 1 November ·1979 yang sekaligus diterbitkan struktur organi<asi dan tata kerja panti di seluruh Indonesia.

Berdasarkan SK Menteri Sosial di alas pula pada akhirnya tanggal 31 Desember 1982, Panti Rehabilitasi Wanita Tuna Susila "Mulya Jaya"

diserahkan pada Kanwil Departemen Sosial DK! Jakarta dan sejak tanggal 23

! .. pril ·1994 nama Panti Rehabilitasi Wanita (PRW) "Mulya Jaya" dengan

Mensos ャセi@ No. 14/HUK/1994, dan pada tanggal 24 April 1995 diktapkan meniadi p。ョセゥ@ Sosial Karya Wanita (PSKW) "Mulya Jaya" sampai sekarang.

4.1.2 Visi, Misi, Motto dan Tujuan Panti Sosial Karya Wanita

"Mulya Jaya"

Mengenai visi dan misi dari Par1ti Sosial Karya Wanita "Mulya Jaya" ini bisa dilihat clari <lksternal dan internal:iya, yaitu:

(54)

2. Internal: Diharapkan para siswa mampu hid up secara normatif dan :)ersosialisasi ke dalarn keluarga atau masyarakat.

Adapun motto Panti Sosial Karya Wanita adalah: "Tat Twam Asi". Dari bahasa Sansekerta, yang artinya: "Aku adalah engkau, engkau adalah aku". Tujuan didirii<annya lernbaga ini adalah terbina dan 「・イォeセュ「。ョァョケ。@ tata kehidupan sosi'll pare tu11i1 susila yang meliputi ー・ュオャゥィ。セQ@ kembali rasa harga diri. tanggung jawab sm,.ial se1ta kemauan melaksanakan fungsi sosialnya dalarn kehid up an dan penghidupa11 masyarakat.

4.1.3 ldentitas Panti

I. "lama Pan ti : Pan ti Sosial Karya Wanita "Mulya Jaya".

Status Panti : Unit f-'elal<sana Teknis di bidang Rehabilitasi Sosial dan Pelayanan l}ertanggung jawab langsung kepada Sekretaris Uta111a1 Badan Kesejahteraan Sosial Nasional.

3. Alarnat: Jalan Tat Twam Asi RT/RVV. 08/02. Ke!. Gedong, Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur.

4. Sasaran Palayanan : Wanita Penyandang Masalah Tuna Susila, didapat dari:

(55)

b. Hasil motivasi Pel<erja Sosial (Pek Soc\ di lokasi kantung-kantung r:.iwan tindak tuna susila.

c. Penyerah< n pihak keluarga maupun Grganisasi Sosial.

4.1.4 Prnses Rehabilitasi Wanita Tuna Susila

4.1.4.1. lclenlifikasi Klien a. Asal Klien

I ) Penerimaan Kantib dan instansi terkait 2) Motivasi petugas sosial masyarak: t 3) Menyerahkan

b. Syarat Penerimaan Klien/Siswa I l Wanita Tuna Susila

2; Tidal< sedang berurusan dengan pihak kEpolisian

J l Usia 13 s/cl 35 tahun

4) Suhat jasmani clan rohani/ tidal< sakit ingatan

SJ

Tidak mengidap penyakit ber3t dan menular kecuali penyakit kelamin

6) Wajib tinggal di 'srama clan mematuhi ketentuan yang berlaku 7) Wajib mengikuti bimbingan mental セッウゥ。ャ@ clan 'fisik serta

(56)

4.1.4.2. Rehabilitasi

Dilaksanakan dengan memberikan bimbingan mental, sosial, keterampilan kerja dan pelayanan f;sik lainnya.

"· Bimbingan ff·ental, sosial.

b. Keterampilan dan penyaluran, keamanan dan kebersihan

c. Pendidikan jasmani/ olah raga

d. Therapy kelomp01< at;iu individual dan penyuluhan ォ・セ[・ィ。エ。ョ@

c. Kruistik 4.1.4.3. Penyaluran

a. Persiapan Penyaluran Dengan penilaian klien sudah :

I J Sehat mental dan fisik

'.'.) Perkembangan pribadi stabil

3J Memiliki keterampilan -I 1 :ap menyesuaikan diri

b. Jenis Penyaluran : I 1 Nikah, nikah untuk エイ。ョウョセゥァイ。ウゥ@

2) Bekerja pada perusahaan konveksi, catering, pramuwisma,

TKW keluar negeri 3) Wiraswasta

(57)

c. Pcmbinaan Lanjutan

Dengan tujuan mengikuti perkembangan, konsultasi dan pembinaan dan penilaian terhadap perkembangan pribadi, sikap mental dan kemampuan daya guna dalam partisipasinya di rnasyarakat

ュ・ュ「・QQBセ@ bantuan stimulant.

4.2.

Analisis

Individual

Subyek

4.2.1. Responden 10

4.2.1.1. ldentitas Subyek

a.

Nama lengkap

2. Nama Panggilan 3. Tempat tanggal lahir

4. Umur I Usia 5. .Jenis kelamin 6. Anak ke 7. Stat11s 8. Asal daerah 9. Alamat sekarang

JO. Agama

l I. Pendidikan t2rahi1

:CO

:N

: Bogar,

20

Oktober

1901

: 16

tahun

: Perempuan

2 dari

4

: Belum menikah : Bogar

: Bubulak Pondok - Bogor : Islam

: SMP Negeri

(58)

4.2.1.2. Gambaran Umum

Wanita yang lahir 16 tahun yang lalu ini berasal dari Bogar, anak ke dua dari em pat bersaudara. la memiliki postur tubuh sedikit gemuk, tinggi badan sedang, kulit sawo matang dan berambut ikal. Setiap kali peneliti melak11kan wawancara ia lebih sering memakai kaos.

N selalu menunjukkan s1kap sopan dan bersahabat, di samping itu ia lebih terbuka dalam mengutarakan pengalaman-pengalaman hidupnya. Setiap pertanyaan yang diberikan N menjawabnya dengan responsif dan

komunikatif. Sesekali matanya berkaca-kaca ketika mengutarakan pengalaman-pengalaman pahitnya kepada penulis.

1\1 adalall pribadi yang belum pernah merasakan kasih sayang dari seorang bapak, sampai saat ini N belum mengenal secara fisik bapak kandung : セョァ@ sebenarnya dan tidak pernah mengetahui dimana

keberadaan bapaknya itu. Ketika umur enam tahun ibunya meninggal dan tinggal bersamc> kakaknya.

(59)

jalan sepulang sekolah. F'ekerjaan itu terus ia geluti sampai sebelum masuk PSKW Mulya Jaya. Di jalanan inilah ia merasakan banyak pengalaman-pengalaman yang beragam baik susah maupun senang, namun ia tetap menjalaninya dan menekuni profesinya itu sebagai jalan hidupnya.

Masuk PSKW Mulya Jaya tidak pernah disangka sebelumnya oleh N, karena ia rnerasa bukan bagian dari wanita-wanita pekerja seks

komersial. la terjaring ket;ka pulang ngamen. Namun setelah masuk di PSKW ia menemukan makna hidupnya kembali, dari sini banyak manfaat yang ia rasakan setelah menjadi siswa di lembaga ini terutama ketika rnengikuti bimbingan rol1ani islam, N menemukan kete11angan setiap kali menjalankan shalat dan memperoleh pelajaran !>elelah mengikuti

bimbingan keterampilan.

Berikut aclalah beberapa petikan hasil wawancara yang menggambarkan persepsi diri subyek dalam berbagai aspek

4.2.1.3. Gambaran Persepsi Diri Dalam

aウQセゥ[[ォ@

Fisik

(60)

sehingga ia tidak muclah merasa renclah diri ketika berada di hadapan orang ycing baru ia kenal. Kepercayaan diri itu tumbuh dengan sendirinya karena telcil1 te1 bias;;. menghadapi orang-orang di jalanan dengan

mengamen dari bL:s ke bt.s.

"Aku kan o,-ang nya cuek, PD aja sih, karena udah terbiasa kali ya .. kalau ngarnen di bis jur 3 n ;1anyi-nyanyi aja, orang mau dengerin mau engga ya terserah dia".

N tidak perduli terhadap orang yang mernandang dirinya l<mang menarik, tapi ia rnerasa senang l<a'au seseorang memandang sebaliknya.

"Ge'er sih engga ya .. kalau di bilang uitu seneng sih, tapi N nanya clulu ora11g teh Jiat dari apanya. Kali aja lih<1tnya cuma dari dandanan N aja bukan dari hati. Jadi ga terlalu clipikirin".

Mergem1i persepsi cliri terhadap fisik yang dimiliki, kepercayaan diri subyek ini merupakan hal yang positif clan penting untuk dalam menurnlJuhkan konsep diri.

4.2.1.4. Gambai-an Persepsi Diri Dalam Aspek Psikis

(61)

l\etika orang-oc lllg terdekatnya m':!mandang bahwa 1a seorang yang angkuh, N pun merasa bahwa ia memiliki sifat yang kurang perduli terhadap omongan orang, pemarah, dan memiliki sifat yang buruk. Begitupun ketika ia mone111ukan ada seseorang yang memiliki orang tua lengkap, ia merasa iri karena ia tidak memiliki orang tua seperti yang dimiliki orang tersebut. Akan tetapi, terhadap sifat yang dimilikinya itu N ;nerasa kura118 . ·aman dan hilang kepercayaan diri.

"Sebenarnya ga seneng, pengennya sich punya sifat !eh yang bisa ngelebihi orang yang lebih baik lagi sama orang!, tapi Nga bisa

ngejalaninnya. Aku juga ga nge1ii .. !"

menyadari hal itu N memiliki keinginan untuk merubah sikapnya. N mengingi11kan sifat yang di pandang baik olel1 orang lain, narrl'Jn N

merasa l\urang mampu untuk 111erubahnya.

"Jujur ya ka . ., sebenarnya aku nolak dan pengen berubah tapi susaa .. h bang et!".

4.2.1.5. Gambaran Persepsi Diri Dalam Aspek Sosial

a. Hubungan Sosial L.ingkungan Keluarga, orang-orang terdEikat

dan

Masyarakat sekitar Sebelum Masuk PSKW
(62)

menutupi keberadaan bapaknya tersebut. Walaupun ibunya mengatakan bahwa bapaknya 1\1 telah meninggal, tapi N masih rneyakini bahwa bapaknya rnasih ada.

"Kalnu al.u kan belum pernah ngerasain dididik sama bapa, walaupun kala mamah bapa sudah meninggal tapi aku yakin bapa ada dan masih hidup s;:impai sekarang, tapi ga tau dimana, soalnya aku pernah ciikasih uang sama orang katanya dari bapa aku, berarti masih ada kan'I.

N menilai ibunya cukup baik dan perhatian dalam mendidik, walaupun N mengake1i ia sering kal menentangnya.

"Kalau mamah me·1didik aku ya .. baik sich, mamah tu suka ngomel·ngomel sama N karena bandel, tapi mukul, gampar ga pernah. waktu mamah masih ada aku sering dilarang ngamen tapi aku bandel."

Menyadari keluarganya bukan keluarga yang serba kecukupan, yang tertanam di hati N saat itu adalah ingin hidup mandiri. Sejak kecil N rnemilik1 sifal clan kemauan yang keras, keinginannya mengamen dan bergaul l.iersama anak-anak jalanan begitu kuat. Sepulang sekolah kerap kali ia tu ·n kejalan. Melihat perilaku N seperti itu sering kali ibunya melarang, tapi N sering tidak menghiraukan.

(63)

pernah rnenika' delapan kali. Lalu ketika N umur enam tahun ibunya meninggal, setelah itu ia tinggal bersama nenek dan kakaknya sampai sekarang

"Tadikan aku bilarig k<'llau mamah tuh nikah 8 (delapan) kali ya, jadi saudara kandung ada empat orang, terus yang saudara seibu beda bapa banyak. Hubungannya akrab dan ga pernah ada konflik. Mereka menganggap aku seperti saudara kandung sendiri, begitu juga aku mengang[ '"nva sarna. Sebenarnya hubungan N sama keluarga baik-baik aja, rnarnci .. ·.an jug a dah meninggal waktu aku umur 6 (enam) tahun, jadi sekarang tinggal cuma sama nenek terus sama kaka. Jadi paling deket sarna kaka".

Selepas kepergian ibunya, kakak N bertanggung jawab penuh terhadap diri N, sil1apnya tegas dan over protective dalarn menclidik adiknya itu. Terkadang N rnendapat perlakuan kasar dari kakaknya bila tidak menuruti perintahnya.

"Kaka orangnya galak, mamahkan kalau marah ga ウカャセ。@ maen pukul jadi kadang aku suka berani ngebantah. Tapi kaka sering mukul, tampar N kalau lagi marah. Jadi Nga berani ngelawan. Hali N cuma takut sama kaka doang. kalau kaka' rnara:1 N cuma diem aja, kalau disuruh ini itu N selalu turutin".

(64)

"I-:

·»1

ingan sama tetangga aku gak terlalu deket, jarang gabung. Soalnya gin1 Bセ@ ibu-ibu kan banyaknya gosipin orang, nah N gak sukanya disitu. N sering denger omongan-omongan gak enak dari

tetangga, kaya dibilang anak nakallah, anak gak benerlah, sampe pernah mau berantem sama mereka.

Sejak rn2ndengar omongan orang yang kurang enak itu, N menganggap semua orang memandangnya jelek. Akhirnya ia memilih diam dan jarang berhubungan dengan orang-orang yang ia kenal disekitar rumah.

"Gimana ya ka .. tetangga-tetangga tuh memandang N gimanaa .. gilu!. Padahal aku gak pernah usil dan ga pernah ganggu mereka tapi mereka tu kaya sinis gitu. Pernah sich temen-temen ngamen maen kerum2h pake pakaian agak kurang sopan , mungkin dari situ kali jadi memanclang ke cliri N teh jelek. Mal<anya dirumah tu Nga betah".

Begitu jt.ga l;etika N berada cli Jingkungan sekolahnya, N jarang bergaul dengan leman-teman sekolahnya begitu juga clengan guru-guru yang mengajarnya.

"Mungkin karena l\J ngarnen kali. Semenjak itu sarna guru sama anal< sekolah jarang ngobrol".

(65)

" ... cuma sama anak-Einak ngamen aja bergaulnya, suka bercanda, curhat. N kan ngan:en dari ャセ・」ゥャL@ kalau pulang sekolah langsung ke jalan, terus kaiau pulang keru111ah paling didalarn terus ga l<eluar",

Di jalan l\I banyak mene mil<c:n apa yang N inginkan. 1\kan tetapi, tidak selama:1ya N menemukan kesenangan dijalan, iapun mengal;;;mi pengala1 nan-pengalaman pa hit sebagai nnak j<ilanan. N sernpat

mengalami traumatis berat, ia pernah mendc:IJat perlakuan asusila oleh pacarnya yang juga sesama pengamen. Dalam hal ini secara terbuka menceritakan panjang lebar kisahr,ya kepada peneliti.

"l<ejadiannya waktu N ulang tahun (N mengenang_pen) ... "

f\ilalc-1111 itu N bersama leman-teman nya berkurnpul di rumahnya

selepas pulang ngamen. Sepertinya mereka telah merencanakan sebelurnnya unt"k rnerayakan pesta ulang tal1un N yang ke-12. Ide itu keluar dari D yang N akui sebagai kekasihnya.

Di rumah N-lah mereka merayakan pesta tersebut karena kebetulan kakak N yang juga serumah sedang tidak ada malam itu. Mereka yang berjumlah sepuluh orang tennasuk N menghabiskan malam itu dengcrn 111"'. · 1m minuman keras.

(66)

Malam semakin /arut, mereka terbawa meriahnya suasana pesta dan gelak tawa ala anak jalanan. Di saat itulah tanpa N sadari, D (kekasih N) memanfaatkan N dengan mencekoki minuman yang te/ah dicampuri •;/:;at !<eras. Akhirnya N tidak sadarkan diri sampai beberapa waktu.

"N ga sadar, kan habis minum, biasanya ka/au minum

jack danie/

atau topi

t'°;ring

kan ga kebawa mabok atau gimana gitu, ga' taunya di minuman 1tu ada yang nyampurin obat".

IJisaat N ..idak sadarkan diri itu, D memanfaatkan kesempatan dengan melakukan tindakan asusila.

''. tiba-tiba N tidur <Jja, temen-temen 1\1 cewe sernuanya kaya gitu. Kan semua sepuluh orang, cewe lirna, cowo lima, sepasang ewang !ah. Tic'ur aja ga tau apa-apak3n N. Mungkin anak-anak mah udah biasa kan ngelakuin sama cowonya, sedangkan Nga tau apa-apa, udah tidur aja N. Pas bangun .. normal, N tetep pake baju, cuma yang bikin N curiga baju yang taclinya merah ko' jadi kuning, baju temen N itu, perasaan N rnasih inget gilu f · セLLャ\・@ baju apa. siapa yang ngebuka .. ?"

Dari benak N muncul kecurigaan setelah bangun dari tidurnya. Ketika ia sadari bat1wa pakaian yang ia pakai ada yano rnengganti N merasal.an keganjilan yano lain dari tubul1 N, seluruh tubuhnya rnerasakan sakit terutamoi dibagian yang paling sensitif.

(67)

l<etika merasakan k.eanehan pada tubuhnya, N menanyakan hal tersebut kepada A teman perempuannya. Ketika ditanya masalah itu A terkesan menutupi apa yang ia lihat malam itu kepada N, dan A malah menang1s setelah didesak karena tak kuasa mengutarakan. Akhirnya A meminl'1 N memutar VCD porno dan menjelaskann bahwa semalam ia diperlakukan seperti apa yang ia lihat di VC1) itu. Spontan N shock dan langsung mencari D yang telah pergi entah kemana setelah kejadian itu.

' .Lu semalem di gituin sama cowo lu, kata A N kaget kan, disitu N nangis, langsung nyari D, aku telpon, kebetulan HP dia, dompet dia masih ada di situ".

Siang itu ャ|。ォ。セ@ N tiba dirumah, N terpaksa memberitahukan apa yang te11adi su.nalarn. Tapi yang te1jadi kakak N marah besardan N pun mendapat pukulan be;tubi-tubi.

"?as kaka pulang, N terpaksa ngomong kan sama kaka N, pokoknya pikiran N tell kacaulah, udah gil bisa apa-apa lagi. Dibanding entm ketahuari di belakang N takut di apa-apain. N ngomong ke kaka N, disitu aku di marahin, di i:: 1kulil1 habis .. habisan (subyek tampak

sedih __ pen)'.

Sc:telah itu K;3kak dan keluarga N nierninta sernua yang acla malam itu u11tuk berkumpul.

(68)

Semua yang hadir di tempat itu diinterogasi oleh kakaknya N tennasL k D. N hanya tertunduk tidak bisa berbuat apa-apa.

"Ditanyain tuh semua, semuanya ngakuin, Nga bisa ngomong apa-apa kan?, apa-apa/agi nge/iat kaka marah gitu. Kaka bilang sama si D, kamu mau tanggung jawab npa engga?. Ya udah deh kawin aja, kata D. Kan N ga mau disitu, apaan kawin?!. Gini aja kata N, <aJau N hamil oke N mau jaJanin N rnau kawin, tapi kalau Nga hamil Nga mau. N udah muak /ah

ibaratnya liat muka si [' teh.

IV!endengar keputusan N seperti itu, l<akaknya N bertambah marah dan mengusir N.

" ... ya udah terserah .. !!, kaka N emosi tuh, marnh, langsung ngusir N. Udal1 .. kaka ga mau iang9ung malu .. !! pergi .. pergi .. cape ngurusin kamu!!. Saal itu juga N perg: tiga tahun ga puJang. N ngel<ost sama anak-anak rgamen.

Kejadia1: ini merupakan pengalaman terpahit イセN@ ia merasa sedih te/ah kehilangan harga dirinya di mata keluarga. Lebih dari 1tu ia mengaJami traumatis yang daJam, sehingga enggan bergauJ d

Gambar

Gambaran umum ............................................... 91
gambarkan オ」ᄏセN@

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian ini berhasil diperoleh setidaknnya sembilan isolate bakteri laut yang berasosiasi dengan beberapa ekosistem karang lunak di perairan Teluk Ambon, yang

yang memasukkan Dokumen Penawaran kurang dari 3 (tiga), dilakukan pengumuman ulang untuk mengundang peserta baru. selain peserta yang telah

Bagi Masyarakat yang mempunyai saran, Masukan dan keluhan atas pengelolaan hutan yang dilakukan pihak Perum Perhutani KPH Kendal bisa langsung melalui :.. Surat dan dikirimkan

In this project, the vegetation index NDVI („Normalized Difference Vegetation Index“) derived from AWiFS was used as an indicator for the description of vegetation development in

1 Paket Terwujudnya Peningkatan TPA

Using an introductory remote sensing class at Charles Darwin University, this case study presents a transition from the traditional stand and deliver style

[r]

However a number of industries require more than the Earth observation data that is being pushed to them … they require information tailored to their needs, at a resolution,