SISTEM PELAYANAN HAJI DAN UMRAH
PT. ALTUR WISATA MULIA JAKARTA
TAHUN 2007-2008
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh
Nita Megahayanti
NIM: 103053028759
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
SISTEM PELAYANAN HAJI DAN UMRAH
PT. ALTUR WISATA MULIA JAKARTA
TAHUN 2007-2008
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh
Nita Megahayanti
NIM: 103053028759
Di bawah bimbingan,
Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA.
NIP. 150 270 815
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul SISTEM PELAYANAN HAJI DAN UMRAH PT. ALTUR
WISATA MULIA JAKARTA TAHUN 2007-2008 telah diujikan dalam sidang
munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 24
Juni 2008. Skripsi ini telah di terima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) pada Program Studi Manajemen Dakwah.
Jakarta, 24 Juni 2008
Sidang Munaqasyah
Ketua, Sekretaris,
Dr. Murodi, MA. Dra. Hj. Mona Eliza, MA.
NIP: 150 254 102 NIP: 150 232 028
Penguji I, Penguji II,
Drs. Cecep Castrawijaya, MA. Drs. M. Sungaidi, MA. NIP: 150 287 029 NIP: 150 282 640
Pembimbing,
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 25 Juni 2008
Nita Megahayanti
ABSTRAK
NITA MEGAHAYANTI
Sistem Pelayanan Haji dan Umrah PT. Altur Wisata Mulia Jakarta Tahun 2007-2008
Sistem pelayanan haji dan umrah merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya dalam melayani kepuasan jamaah haji dan umrah yang akan berangkat ke tanah suci untuk menjalankan rukun Islam yang ke lima.
Penulis memberi judul skipsi ini dengan “Sistem Pelayanan Haji dan Umrah PT. Altur Wisata Mulia Jakarta tahun 2007-2008.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai sistem pelayanan yang diberikan oleh PT. Altur Wisata Mulia Jakarta dalam pelaksanaan ibadah haji dan umrah serta bagaimana sistem pelayanan haji dan umrah yang dilakukan oleh perusahaan Altur terhadap jamaahnya ketika berada di tanah air, di tanah suci dan sekembalinya dari tanah suci. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskripif merupakan metode penelitian yang tidak mencari atau menjelaskan hubungan dan tidak menguji hipotesis atau prediksi-prediksi yaitu sebagai cara yang praktis untuk menjelaskan dan menjabarkan sistem pelayanan haji dan umrah pada PT. Altur Wisata Mulia Jakarta.
Sistem pelayanan haji dan umrah perusahaan Altur dalam pembinaan jamaah haji dan umrahnya itu dengan memberikan bimbingan manasik, mengurus keberangakatan, penerangan jadwal keberangkatan, menyediakan muthawwif, akomodasi hotel berbintang dan penerbangan Garuda atau setaraf. Setelah melakukan penelitian, dapat digambarkan dan dijelaskan bahwa dengan harga yang relatif murah, perusahaan Altur mampu memberikan pelayanan yang baik dan bersaing sehat dengan travel-travel elit yang mampu memberikan fasilitas lebih kepada jamaahnya dengan menyajikan hotel berbintang dan penerbangan yang memadai.
PT. Altur Wisata Mulia Jakarta di dalam melayani jamaah haji dan umrah, lebih mengutamakan kepuasan jamaah ketika berada di tanah suci, karena orang yang beribadah haji dan umrah itu, melaksanakan ibadahnya di tanah suci Mekkah dan sekitarnya.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dengan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Sistem Pelayanan Haji dan Umrah PT. Altur Wisata Mulia
Jakarta.” Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan atas junjungan Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, shahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan pengetahuan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, namun berkat bantuan, bimbingan dan motivasi dari semua
pihak baik moril maupun materiil yang sangat berarti, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Ilmu
Sosial Islam pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi dengan jurusan Manajemen
Dakwah.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada:
1. Dr. Murodi, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah
pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta
selaku Dosen Pembimbing Skripsi penulis yang mudah-mudahan sukses selalu
dalam menjalankan aktivitasnya.
3. Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah
pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Segenap dosen, staf dan karyawan Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah
membantu penulis dalam administrasi.
5. Kedua orang tua penulis yang tersayang yaitu Bapak A. Sukadi dan Ibu Titin
Fatimah, yang telah membesarkan dan tiada hentinya mencurahkan do’a, kasih
sayang, perhatian dan motivasi untuk terus maju.
6. Kakakku Eka Tiara dan Adikku Ahmad Haetami serta Habib Zaki As Seggaf dan
Ahmad Yani yang telah memotivasi dan selalu mendo’akanku.
7. Teman-teman Jurusan Manajemen Dakwah kelas A, angkatan 2003 dan MD B
angkatan 2004, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu semoga kebaikan
teman-teman dibalas oleh Allah SWT dan menjadi orang yang berguna bagi
Agama, Nusa dan Bangsa.
8. Segenap pihak perusahaan PT. Altur Wisata Mulia Jakarta, khususnya Bapak Ir.
A.Budi Rafitas, CPA, atas segala bantuannya dan memberikan data maupun
informasi yang sehubungan dengan penelitian yang penulis lakukan.
9. Pihak Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan fasilitas dalam
melaksanakan studi perpustakaan, serta semua pihak yang telah memotivasi dan
membantu terselesainya skripsi ini.
Ciputat, 25 Juni 2008
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ………...i
KATA PENGANTAR ………...ii
DAFTAR ISI ………...iv
DAFTAR LAMPIRAN ………...v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………...1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ………...7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……….7
D. Metodologi Penelitian ………...8
E. Tinjauan Pustaka ……….10
F. Sistematika Penulisan ………..11
BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG SISTEM PELAYANAN HAJI DAN UMRAH A. Sistem Pelayanan ………13
1. Pengertian Sistem dan Pelayanan ……….13
2. Manajemen Pelayanan ………..16
3. Kiat Pelayanan Prima (Service Excellence) ………..18
B. Haji dan Umrah ………...23
1. Pengertian Haji ………..23
2. Pengertian Umrah ………..24
C. Macam-macam Haji dan Umrah ……….25
1. Macam-macam Haji ………..25
2. Macam-macam Umrah ………..27
BAB III GAMBARAN UMUM PT. ALTUR WISATA MULIA JAKARTA A. Sejarah Berdirinya ………...29
B. Visi dan Misi ………...30
C. Tujuan didirikannya ………31
D. Struktur Organisasi ……….31
E. Produk-produk yang ditawarkan ……….32
BAB IV ANALISA SISTEM PELAYANAN HAJI DAN UMRAH PT. ALTUR WISATA MULIA JAKARTA A. Sistem Pelayanan Haji dan Umrah ………...36
B. Ketika Berada di Tanah Air ………...38
C. Ketika Berada di Tanah Suci ………...41
D. Sekembalinya dari Tanah Suci ………...50
E. Analisis ………...53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….55
B. Saran ………56
DAFTAR PUSTAKA ………..58
LAMPIRAN ……….60
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Haji adalah salah satu rukun Islam yang ke lima yang diwajibkan oleh Allah
SWT kepada orang-orang yang mampu menunaikannya, yakni memiliki kesanggupan
biaya serta sehat jasmani dan rohani untuk menunaikan perintah tersebut, Allah SWT
berfirman dalam surat Ali Imran, ayat 97 yang berbunyi :
…
!
"
#$
%&"#'(!
)…
Artinya :“ …Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah…”
(QS. Ali Imran: 97)
Melaksanakan kewajiban haji, hanya sekali seumur hidup. Dalam sebuah kitab
hadits, karangan Syekh Al-Islam Muhyiddin Abi Zakaria Yahya bin Syaifu An-Nawawi
yang bernama kitab Riyadlu Al-Sholihin, Rasulullah SAW bersabda :
!
"#$
% &'( &)(* +,-. / 0
12 3 1* 4&
5
1#6
* +7ﻥ %9. *
% :;<; 4* 1 =ﺡ 9,? @
9 $
+=7 =
A*B
CDDDD
+.?ﻡ F B
G
Artinya:
“ Hai manusia, Allah telah mewajibkan haji kepadamu, maka laksanakanlah haji. Seorang laki-laki berkata, Apakah setiap tahun Ya Rasulullah? Rasulullah terdiam, hingga laki-laki itu bertanya tiga kali, lalu Nabi menjawab, “Andai kukatakan wajib setiap tahun maka ia menjadi wajib dan kamu tidak akan mampu mengerjakannya.”
(HR. Muslim)1
1
Kewajiban melaksanakan haji ini baru disyari’atkan pada tahun ke-VI Hijriyah,
setelah Rasulullah SAW. Hijrah ke Madinah. Nabi sendiri hanya sekali mengerjakan haji
yang kemudian dikenal dengan sebutan Haji Wada. Kemudian tak lama setelah itu, beliau
wafat.2
Haji merupakan ibadah yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim yang mampu
hanya sekali seumur hidup. Namun tetap saja haji menjadi idaman setiap muslim
sehingga jumlah jamaah haji semakin bertambah. Bagi masyarakat Arab Saudi, haji
makin dianggap sebagai ibadah yang biasa karena mereka dapat melakukan ibadah haji
lebih dari satu kali tanpa mengeluarkan biaya yang mahal. Hampir setiap tahun mereka
dapat melaksanakannya, namun sebagian besar kaum muslim yang tinggal di luar
wilayah Arab apalagi di negara-negara yang jauh. Haji jelas merupakan ibadah yang
istimewa, tidak hanya kesiapan mental spiritual, haji bagi penduduk negara-negara yang
jauh dari Arab juga membutuhkan kesehatan fisik yang prima dan ekonomi yang
memadai.
Dalam konteks Indonesia yang mayoritas penduduknya menganut agama Islam,
dari tahun ke tahun terlihat antusias masyarakat untuk menunaikan ibadah haji semakin
besar. Sehingga pemerintah Arab Saudi memberikan kuota ibadah haji paling besar
terhadap Indonesia. Oleh karena itu, manajemen pengelolaan ibadah haji itu harus
dilakukan secara baik dan profesional.3
Ibadah haji merupakan suatu rangkaian ibadah yang terikat oleh waktu dan
tempat, di antara ibadah itu ada yang merupakan rukun haji, yang kalau di tinggalkan
dapat berakibat fatal (tidak sah) hajinya. Juga ada ibadah yang bersifat wajib yang kalau
tidak di lakukan tidak membatalkan haji, tetapi wajib di tebus dengan membayar dam
2
Departemen Agama RI, Hikmah Ibadah Haji (Jakarta : Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2004), h. 4-5
3
(denda).4
Ibadah haji juga merupakan suatu ibadah yang bersifat vertikal dan horizontal
(sosial). Maksudnya, haji merupakan saluran komunikasi dan informasi karena dengan
ibadah haji, umat Islam diseluruh dunia dapat menjalin persatuan dalam satu ikatan
Ukhuwah Islamiyah.5
Haji pada hakekatnya merupakan aktivitas suci yang pelaksanaannya di wajibkan
oleh Allah kepada seluruh umat Islam yang telah mencapai istitho’ah (mampu), di sebut aktivitas suci karena seluruh rangkaian kegiatannya adalah ibadah. Haji juga disebut
sebagai ibadah puncak yang melambangkan ketaatan serta penyerahan diri secara total
kepada Allah baik secara fisik-material maupun spiritual.6
Memang tidak di ketahui secara pasti kapan umat Islam Indonesia mulai
melakukan perjalanan haji. Namun, perhatian terhadap pelaksanaan ibadah haji telah
terdapat sejak awal masuknya Islam ke negeri ini. Suatu pendapat mengatakan bahwa
bangsa Indonesia telah mengadakan ibadah haji ke Mekkah sejak abad 12 Masehi dan
sejak itu setiap tahunnya selalu ada jamaah yang berangkat ke tanah suci.7
Indonesia memiliki penduduk yang mayoritas beragama Islam. Sehingga
penduduk Indonesia yang menunaikan ibadah haji dan umrah dalam setiap tahunnya
cukup banyak dan bahkan kian meningkat. Untuk itu di perlukan pengelolaan yang baik
terhadap penyelenggaraan ibadah haji dan umrah agar pelaksanaannya sukses dan
mencapai target yang diinginkan, serta agar para jamaah haji dan umrah tidak merasa
kecewa dan menyesal.
Kebijakan tentang ibadah haji yang berlaku di Indonesia bermuara pada UUD
4
Isra Yendhi Ismail, Haji : Perasiapan dan Pelaksanaannya (Jakarta : Badan Dakwah Islam KSUK Mobil Oil Indonesia, 1994), Cet. Ke-2, h. 9
5
Achmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji (Jakarta : Zikrul Hakim, 2003), Cet. Ke-2, h. 9
6
Ali Syari’ati, Haji (Bandung : Penerbit Pustaka, 2000 M), h. 1
7
1945 Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 29 ayat (2), yang selanjutnya di amanatkan kepada
pemerintah melalui GBHN. Dasar hukum penyelenggaraan ibadah haji secara nasional
adalah Undang-undang Nomor 17 tahun 19998 dan Keputusan Menteri Agama Nomor
224 Tahun 1999 dan di sempurnakan dengan Nomor 396 Tahun 2003 Tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.9
Penyelengaraan haji dan umrah perlu di laksanakan sebaik mungkin, agar ibadah
haji dan umrah yang di laksanakan oleh para jamaahnya dapat berjalan dengan lancar dan
sesuai dengan yang di harapkan, sehingga dapat membantu mereka dalam mencapai
predikat haji yang sangat di cita-citakan oleh para calon jamaah haji yaitu haji Mabrur.10 Oleh karena itu hal tersebut perlu diadakannya pelayanan dan bimbingan yang baik dan
profesional oleh pihak perusahaan.
Pelayanan di artikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang atau organisasi
untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan atau nasabah.11
Pemberian pelayanan atau jasa yang baik kepada jamaah akan memberikan
kepuasan kepada para jamaah yang pada akhirnya akan menciptakan loyalitas jamaah
terhadap pengelola (travel) yang bersangkutan, bila pelayanan atau jasa yang akan di
persepsikankan baik dan memuaskan. Sebaliknya bila pelayanan atau jasa yang di terima
lebih rendah dari yang di harapkan, maka kualitas yang di persepsikan pun buruk.12
Kegiatan ibadah haji dan umrah mempunyai dua sisi penting yang harus di
perhatikan dalam pelaksanaannya yaitu, standar pelaksanaannya saat masih di tanah air
dan tiba di Mekkah. Pada standar pelayanan di tanah air banyak aspek penting yang harus
di perhatikan pembinaannya seperti dalam pelayanan jasa (pembayaran setoran ONH ke
Bank, pengurusan dokumen perjalanan haji dan umrah, pemeriksaan kesehatan calon
8
Achmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji, h. 10
9
Depag RI, Hikmah Haji (Jakarta : Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2004), h. v
10
Achmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji, h. 9
11
Kasmir, Etika Customer Service (Jakarta : PT. Raja Grafindo, 2005), h. 15
12Ibid
jamaah), bimbingan manasik, (materi bimbingan, metode dan waktu bimbingan),
penyediaan perlengkapan dan konsultasi keagamaan. Sedangkan standar pelayanan
ibadah haji dan umrah di tanah suci adalah pelayanan akomodasi, transportasi, kesehatan,
bimbingan ibadah haji dan umrah.13
Adapun ciri pelayanan yang baik yang dapat memberikan kepuasan kepada
pelanggan adalah memberikan karyawan yang profesional, tersedia sarana dan prasarana
yang baik, tersedia ragam produk yang di inginkan, bertanggung jawab kepada setiap
pelanggan dari awal hingga selesai, mampu melayani secara cepat dan tepat, mampu
berkomunikasi secara jelas, memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi, memiliki
pengetahuan umum lainnya, mampu memberikan kepercayaan kepada nasabah.14
Sebagai biro perjalanan haji dan umrah, travel mempunyai tugas pokok untuk
memberikan pelayanan yang terbaik bagi tamu-tamu Allah yang akan melaksanakan
ibadah haji dan umrah. Baik mereka ketika berada di tanah air, di tanah suci maupun
sekembalinya dari tanah suci. Pelayanan yang terbaik, salah satunya adalah dengan
menyediakan fasilitas kemudahan, keamanan dan kenyamanan yang di perlukan oleh
setiap warga negara seperti bimbingan, program perjalanan, penginapan dan lain
sebagainya.
Semakin ketatnya persaingan antar travel, tentu saja setiap travel ingin
mempertahankan keberadaannya di masyarakat agar dapat bertahan dan memperluas
pangsa pasar. Agar dapat memasuki pasar, suatu travel dituntut untuk mampu menjawab
setiap keinginan para calon jamaah haji dan umrah dengan baik antara lain, memberikan
berbagai produk jasa layanan yang menarik melalui berbagai kemudahan-kemudahan
dalam pengurusannya, menciptakan dan mengembangkan berbagai produk jasa layanan
13
Taufiq Kamil (Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, disajikan disebuah seminar haji di Jakarta/B-1), BPIH dari tahun ke tahun, Factual dan Komersil (Media Indonesia, edisi Selasa, 09 Juli 2002)
14
travel serta promosi sering di lakukan baik melalui iklan pada surat kabar, majalah, papan
reklame, radio dan televisi.
PT. Altur Wisata Mulia Jakarta merupakan salah satu biro perjalanan atau travel
yang mempunyai peluang bisnis yang besar dalam mengadakan bimbingan haji dan
umrah. Dengan sistem pelayanan yang memuaskan, PT. Altur Wisata Mulia Jakarta
menjadi pilihan yang cukup baik bagi para calon jamaah haji dan umrah dalam
menjalankan ibadahnya ke tanah suci. Selain itu bimbingan yang di berikan oleh
ustadz-ustadz yang ada di perusahaan Altur juga sangat berpengaruh bagi kesempurnaan
penyelenggaraan ibadah haji dan umrah.
Dengan bertambahnya biro perjalanan haji dan umrah di masyarakat, maka PT.
Altur Wisata Mulia Jakarta harus menjaga kualitas pelayanannya agar mampu
memberikan nilai kepuasan bagi jamaah haji dan umrah dengan produk jasa layanan yang
menarik dan variatif.
Namun yang menjadi masalah di sini adalah bagaimana produk-produk jasa
layanan yang di tawarkan PT. Altur Wisata Mulia Jakarta dapat menarik calon jamaah
haji dan umrah serta bagaimana sistem pelayanan yang di gunakan oleh perusahaan Altur
dalam memasarkan produk jasa layanannya dapat di terima oleh konsumen (calon
jamaah) apa tidak, sehingga mampu bersaing dengan biro perjalanan (travel) yang
lainnya secara sehat.
Dengan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian
untuk skripsi. Dalam penulisan skripsi ini, penulis memberi judul: “Sistem Pelayanan
Haji dan Umrah PT. Altur Wisata Mulia Jakarta Tahun 2007 - 2008.”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Agar pembahasan masalah ini lebih terarah, maka penulis membatasi masalah
yang akan dibahas yaitu hanya kepada sistem pelayanan ibadah haji dan umrah PT. Altur
Wisata Mulia Jakarta ketika di tanah air, di tanah suci dan sekembalinya dari tanah suci.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah pokok yang di angkat
dalam skripsi ini adalah mengenai :
a. Apa yang dimaksud dengan sistem pelayanan haji dan umrah ?
b. Bagaimana sistem pelayanan haji dan umrah yang di lakukan oleh PT. Altur
Wisata Mulia Jakarta ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian adalah untuk menjelaskan pengertian sistem pelayanan haji dan
umrah, untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai sistem pelayanan yang di
berikan oleh PT. Altur Wisata Mulia Jakarta dalam pelaksanaan ibadah haji dan umrah
serta bagaimana sistem pelayanan haji dan umrah yang di lakukan oleh PT. Altur Wisata
Mulia Jakarta terhadap jamaahnya ketika berada di tanah air, di tanah suci dan
sekembalinya dari tanah suci.
2. Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari penelitian skripsi ini adalah :
a. Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi sebuah usaha dalam
mengembangkan ilmu manajemen dakwah, khususnya manajemen sistem
pelayanan ibadah haji dan umrah dan menjadi bahan literature bagi
b. Dapat di jadikan acuan oleh PT. Altur Wisata Mulia Jakarta dalam meningkatkan
sistem pelayanan ibadah haji dan umrah
c. Untuk meningkatkan kemampuan kepada penulis dalam melakukan penelitian
manajemen tentang sistem pelayanan yang efektif dan efisien pada suatu
organisasi atau lembaga dalam mencapai tujuannya.
D. Metodologi Penelitian
Ditinjau dari sifat penyajiann datanya, penulis menggunakan metode deskriptif
merupakan penelitian yang tidak mencari atau menjelaskan hubungan dan tidak menguji
hipotesis atau prediksi-prediksi.15 Melainkan metode deskriptif ini digunakan sebagai cara yang praktis untuk menjelaskan dan menjabarkan sistem pelayanan haji dan umrah.
Untuk mendapatkan data-data tersebut penulis menggunakan dengan cara :
1. Sumber data
Sumber data ini merupakan sesuatu yang sangat penting untuk digunakan dalam
penelitian guna menjelaskan valid atau tidaknya suatu penelitian. Dalam hal ini penulis
menggunakan :
a. Data primer, merupakan data utama yang diperoleh langsung dari responden
berupa catatan tertulis dari hasil wawancara serta dokumentasi.
b. Data sekunder, merupakan data yang di peroleh dari sumber-sumber tertulis
yang terdapat dalam buku dan literatur terkait.
2. Tehnik Pengumpulan Data
a. Wawancara ( Interview ), pada interview ini penulis mengadakan komunikasi langsung dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada
beberapa pihak yang bersangkutan baik secara lisan dan mendengarkan
15
Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi di Lengkapi Contoh Analisis Statistik (Bandung : PT.
langsung keterangan-keterangan atau informasi dari pengelola PT. Altur
Wisata Mulia Jakarta
b. Observasi, dalam observasi ini penulis melakukan pengamatan dan mencatat secara langsung terhadap obyek penelitian yaitu proses sistem
pelayanan haji dan umrah di PT. Altur Wisata Mulia Jakarta
c. Dokumentasi, dalam hal ini penulis mengumpulkan data-data yang sudah tersimpan di PT. Altur Wisata Mulia Jakarta.
3. Tehnik Pengelolaan Data
Setelah data diperoleh, maka langkah selanjutnya penulis mengolah data
dengan cara mengedit atau editing, yaitu kegiatan mempelajari berkas-berkas data yang
telah terkumpul, sehingga keseluruhan berkas itu dapat di nyatakan baik.
4. Analisis Data
Dalam hal ini penulis menggunakan analisis deskriptif yaitu penulis berusaha menggambarkan obyek penelitian (sistem pelayanan haji dan umrah) dengan apa adanya
yaitu sesuai dengan kenyataan yang ada pada PT. Altur Wisata Mulia Jakarta yang
berlokasi di Wisma Usaha Lantai 2 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, JL. Ir. H. Juanda
No. 95 Ciputat 15412.
5. Tehnik Penulisan
Untuk penulisan skripsi ini penulis berpedoman pada buku pedoman penulisan
Skripsi, Tesis dan Disertasi yang di terbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun
2007, dengan ketentuan sebagai berikut: untuk penulisan al-Qur’an tidak memakai foot note dan di ketik satu spasi dengan terjemahan di cetak miring, dengan berpedoman pada terjemahan dari Departemen Agama.
E. Tinjauan Pustaka
dan menjadi perbandingan selanjutnya. Adapun setelah penulis mengadakan suatu kajian
kepustakaan, akhirnya penulis menemukan beberapa skripsi yang membahas tentang
ibadah haji dan umrah tapi ada satu skripsi yang hampir sama dengan skripsi yang akan
penulis teliti. Judul skripsi tersebut adalah karya Hj. Nur Ahyani yang berjudul
“Pelayanan Haji dan Umrah PT. Nurul Amanah Sirindo Jakarta Terhadap Jamaah”. Pada
skiripsi ini, penulis melihat bahwa subyek dan obyek penelitiannya sangat berbeda. Di
mana dalam skripsi Hj. Nur Ahyani hanya memaparkan tentang pelayanan haji dan
umrah PT. Nurul Amanah Sirindo Jakarta terhadap jamaah itu dalam pembinaan,
perlindungan dan pelayanan yang meliputi administrasi, transportasi, akomodasi,
konsumsi dan kesehatan. Sedangkan penulis memberi judul skripsi ini dengan judul
“Sistem Pelayanan Haji dan Umrah PT. Altur Wisata Mulia Jakarta tahun 2007-2008”, di
mana penulis memaparkan tentang sistem pelayanan haji dan umrah PT. Altur Wisata
Mulia Jakarta ketika mereka berada di tanah air, di tanah suci dan sekembalinya dari
tanah suci. Walaupun ada kesamaan dalam judul skripsi penulis, namun yang
membedakannya adalah dalam skripsi Hj. Nur Ahyani hanya fokus pada pelayanan
ibadah haji dan umrah, sedangkan penulis memaparkan tentang sistem pelayanan haji dan
umrah yang di lakukan oleh PT. Altur Wisata Mulia Jakarta dalam menarik minat para
calon jamaah haji dan umrah.
Demikianlah tinjauan pustaka yang penulis amati. Dimana ada perbedaan yang
jelas antara skripsi terdahulu dengan skripsi yang akan penulis teliti, yaitu terletak pada
obyek penelitian, pembatasan dan perumusan masalah. Jika yang terdahulu hanya
membahas tentang pelayanan haji dan umrah, di sini penulis menambahkan dengan
Jakarta.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing bab
terdapat sub-sub bab, dengan penjelasan sebagai berikut :
Bab satu merupakan pembahasan tentang pendahuluan dari suatu karya ilmiah,
yang mana bab ini berisi urutan mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka
dan sistematika penulisan.
Bab dua membahas tentang tinjauan teoritis, pada bab ini meliputi pengertian
sistem dan pelayanan, manajemen pelayanan, ciri-ciri pelayanan yang baik, pengertian
haji dan umrah serta macam-macam haji dan umrah.
Bab tiga membahas tentang gambaran umum suatu instansi atau organisasi yang
di teliti oleh penulis, dalam bab ini di bahas mengenai keadaan dan gambaran umum PT.
Altur Wisata Mulia Jakarta yaitu tentang sejarah berdirinya, visi dan misi, struktur
organisasi dan produk-produk yang di tawarkan oleh PT. Altur Wisata Mulia Jakarta.
Bab empat tentang analisa penelitian dari hasil penilitian yang di kajinya, pada
bab ini berisi tentang hasil penelitian mengenai sistem pelayanan ibadah haji dan umrah
PT. Altur Wisata Mulia Jakarta terhadap jamaahnya tahun 2007-2008.
Bab lima adalah penutup, sebagai akhir dari suatu karya ilmiah yang di teliti
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
TENTANG SISTEM PELAYANAN HAJI DAN UMRAH
A. Sistem Pelayanan
a. Pengertian Sistem dan Pelayanan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang di terbitkan oleh Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Sistem di artikan sebagai suatu seperangkat unsur yang
secara teratur saling berkaitan, sehingga membentuk suatu totalitas.1
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “Systema” yang mengandung arti keseluruhan (whole) yang tersusun dari sekian banyak bagian, berarti pula hubungan yang berlangsung di antara satuan-satuan atau komponen secara teratur.2
Para ahli teori sistem berpendapat bahwa sistem adalah suatu perangkat
bagian-bagian yang satu sama lain saling bergantung (interdependent).3
D.Keuning dalam bukunya “Algemene System Theorie, System Benadering en Organisatic Theorie” telah menyajikan sederetan definisi yang ia kumpulkan dari berbagai sumber. Menurut Ludwig von Bertalanffy, seperti yang di kutip oleh Onong
Uchjana, sistem adalah seperangkat unsur-unsur yang terikat dalam suatu antar relasi di
antara unsur-unsur tersebut dan dengan lingkungan. 4
Menurut RA.Jhonsen, dalam bukunya The Theory and Management of System
1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 1988), Cet. Ke-1, h. 849
2
Tatang M. Amirin, Pokok-pokok Teori Sistem (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001), Cet. Ke-7, h. 15
3
George R. Terry, Leslie W. Rue, Dasar-dasar Manajemen (Jakarta : Bumi Aksara, 1999), Cet. Ke-6, h. 48
4
Onong Uchjana, Sistem Informasi Manajemen (Bandung : CV. Mandar Maju, 1996), h. 50
mendefinisikan : “Sistem merupakan suatu jaringan kerjasama antara beberapa unsur
yang akhirnya harus menghasilkan tujuan yang di rencanakan.”5
Secara singkat, menurut Shrode dan Voich istilah sistem itu menunjuk pada dua
hal, yaitu pada suatu wujud (entitas) atau benda yang memiliki tata aturan atau susunan
struktural dari bagian-bagiannya dan kedua menunjukan pada suatu rencana, metode, alas
atau tata cara untuk mencapai sesuatu.6
Sedangkan menurut Anatol Rapoport, sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan
perangkat hubungan antara satu sama lain. Nampaknya yang lebih jelas adalah paparan
Gordon B.Davis dalam bukunya “Management Development”, yang mengatakan bahwa sistem terdiri dari bagian-bagian yang bersama-sama beroperasi untuk mencapai
beberapa tujuan. Dengan lain perkataan, suatu sistem bukanlah merupakan suatu
perangkat unsur-unsur yang di rakit secara sembarangan, tetapi terdiri dari unsur-unsur
yang dapat di identifikasikan sebagai kebersamaan yang menyatu di sebabkan tujuan atau
sasaran yang sama.7
Sedangkan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh
Departemen Pendidikan Nasional, Pelayanan di artikan sebagai kemudahan yang di
berikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa.8
Pelayanan juga di artikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang atau
organisasi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan atau nasabah.9
Menurut Kamus Lengkap Bisnis, pelayanan merupakan aktifitas ekonomi yang di
5
Philosof Astrid Susanto, Komunikasi Kontemporer (Bandung : Bima Cipta, 1986), Cet. Ke-2, h. 17
6
Tatang M. Amirin, Pokok-pokok Teori Sisitem, h. 4
7
Onong Uchjana, Sistem Informasi Manajemen, h. 51
8
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 2002), Edisi ke-3, Cet. Ke-2, h. 646
9
lakukan untuk memenuhi kebutuhan bisnis atau pribadi. Pelayanan atau jasa bisa bersifat
pelayanan pribadi (misalnya salon atau dokter gigi) dan bisa pula pelayanan bisnis
(misalnya pemeliharaan pabrik).10
Pelayanan menurut Atep Adya Barata adalah “Segala usaha penyediaan fasilitas
dalam rangka mewujudkan kepuasan para calon pembeli atau pelanggan sebelum dan
sesudah terjadinya transaksi”.11
H.N.Casson, mendefinisikan pelayanan sebagai tindakan-tindakan yang di
nyatakan atau di kerjakan untuk menyenangkan, memberi petunjuk atau memberi
keuntungan kepada pembeli dengan tujuan menciptakan goodwill atau nama baik serta peningkatan penjualan serta pendapatan.12
Sedangkan definisi pelayanan yang lebih rinci di berikan oleh Gronroos yaitu
“Pelayanan adalah suatu aktifitas atau serangkaian aktifitas yang bersifat tidak kasat
mata (tidak dapat di raba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen
dengan karyawan atau hal-hal lain yang di sediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan
yang di maksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan”.13
Jadi pelayanan adalah sesuatu yang di berikan oleh perusahaan kepada pembeli
dan pelanggan untuk menciptakan loyalitas para pembeli dan pelanggan terhadap
perusahaan.
Dalam hal melayani pembeli dan pelanggan, kualitas pelayanan pun perlu di
perhatikan karena jika layanan jasa yang di terima melampaui harapan pelanggan, maka
10
Christopher Pass dan Bryan Lowes, Kamus Lengkap Bisnis (Jakarta : Erlangga), Edisi ke-2, h. 532
11
Atep Adya Barata, Bisnis dan Hukum Perdata Dagang SMK, (Bandung : Armico, 1999), h. 93
12
Herbert N. Casson, Ptunjuk Praktis dalam Berusaha (Surabaya : Usaha Nasional, 1981), h. 13
13
kualitas jasa di persepsikan sebagai kualitas yang ‘ideal’ (unggul). Sebaliknya jika
layanan jasa yang di terima lebih rendah dari yang di harapkan, maka kualitas jasa di
persepsikan buruk. Maka dengan demikian baik-buruknya kualitas jasa tergantung pada
kemampuan penyedia layanan suatu jasa dalam upaya untuk memenuhi harapan
pelanggan secara konsisten, tepat dan memuaskan.
Definisi kualitas layanan jasa (service of excellence) menurut Wyckof, sebagaimana di kutip oleh Tjiptono adalah tingkat keunggulan yang di harapkan dan
pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.
Artinya terdapat dua faktor utama yang dapat mempengaruhi kualitas jasa, yaitu expected service (layanan yang di harapkan) dan perceived service (layanan yang di rasakan).14
b. Manajemen Pelayanan
Sebelum membahas jauh tentang manajemen pelayanan, hal yang perlu di
perhatikan adalah memahami defenisi manajemen dan definisi manajemen pelayanan.
Dalam Kamus Lengkap Bisnis, Manajemen di artikan sebagai proses
pengorganisasian dan pengarahan sumber daya manusia dan fisik dalam organisasi untuk
mencapai sasaran yang di tetapkan.15
Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan
atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau
maksud-maksud yang nyata.16
Sedangkan manajemen pelayanan dapat di artikan sebagai suatu proses penerapan
ilmu dan seni untuk menyusun rencana, mengimplementasikan rencana,
mengoordinasikan dan menyelesaikan aktivitas-aktivitas pelayanan demi tercapainya
14
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Konsepsi dan Aplikasi (Jakarta : PT. Grafindo Persada, 2005), Cet. Ke-6, h. 276
15
Christopher Pass dan Bryan Lowes, Kamus Lengkap Bisnis, h. 338
16
tujuan-tujuan pelayanan.17
Menurut A.S.Moenir yang di maksud dengan manajemen pelayanan adalah
manajemen proses, yaitu sisi manajemen yang yang mengatur dan mengendalikan proses
layanan, agar mekanisme kegiatan pelayanan dapat berjalan tertib, lancar, tepat mengenai
sasaran dan memuaskan bagi pihak yang harus di layani.18
Untuk dapat menyelenggarakan manajemen pelayanan dengan baik, ada
prinsip-prinsip manajemen pelayanan yang dapat di pakai sebagai acuan. Prinsip-prinsip-prinsip tersebut
antara lain adalah sebagai berikut :19
a. Identifikasikan kebutuhan konsumen yang sesungguhnya
b. Sediakan pelayanan yang terpadu (one-stop-shop)
c. Buat sistem yang mendukung pelayanan konsumen
d. Usahakan agar semua orang atau karyawan bertanggung jawab terhadap kualitas
pelayanan
e. Layanilah keluhan konsumen secara baik
f. Terus berinovasi
g. Karyawan adalah sama pentingnya dengan konsumen
h. Bersikap tegas tetapi ramah terhadap konsumen
i. Jalin komunikasi dan interaksi khusus dengan pelanggan
j. Selalu mengontrol kualitas
c. Kiat pelayanan Prima (Service of Excellence)
Pengertian Service of excellence berkaitan dengan jasa pelayanan yang di laksanakan oleh perusahaan dalam upaya untuk memberikan rasa kepuasan dan
menumbuhkan kepercayaan pihak pelanggannya (konsumen). Pelayanan tersebut juga
17
Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi, Konsepsi dan Aplikasi (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1998), Cet. Ke-1, h. 1
18
A. S. Moenir, Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), Cet. Ke-4, h. 186
19
membuat pihak konsumen merasa dirinya di pentingkan atau di perhatikan dengan baik
dan wajar.
Untuk memenangkan strategi persaingan dalam bisnis jasa pelayanan melalui kiat
pelayanan prima tersebut tidaklah cukup hanya dengan melakukan proses administrasi
dengan cepat, tetapi juga “bagaimana” memperlakukan para pelanggan, yang dapat
memperlihatkan cara kita melayani sebaik mungkin serta menumbuhkan kesan atau
persepsi yang positif dari pihak pelanggannya (customer oriented). Yang di maksud dengan service of excellence atau di sebut dengan pelayanan unggul (prima), menurut Elhaitammy pelayanan unggul (prima) merupakan suatu sikap atau tata cara pihak
customer service (pelayanan pelanggan) dapat melayani pelanggan secara memuaskan. Dalam konsep Service of excellent terdapat empat unsur pokok, yaitu : kecepatan, ketepatan, keramahan, dan kenyamanan. Ke empat unsur tersebut merupakan satu
kesatuan pelayanan jasa yang terintegrasi, artinya pelayanan atau jasa yang di berikan
kepada pelanggan menjadi tidak excellence (unggul), jika salah satu unsurnya kurang. Untuk mencapai tingkat suatu pelayanan prima, maka pihak customer service harus memiliki tingkat ketrampilan tertentu, keandalan, berpenampilan baik dan rapi (good performance), bersikap ramah serta mampu berkomunikasi dan menciptakan hubungan pelanggan yang baik (good relationship). Semua itu dapat di lakukan dengan memperlihatkan gairah kerja dan etos kerja yang tinggi dan menunjukkan sikap selalu
siap untuk memberikan pelayanan terbaik terhadap para pelanggannya.20
20
Menurut Zeithaml, Berry dan Parasuraman dalam buku “A Conceptual Model of Quality and its Implication for Future Research,” terdapat 10 faktor yang menentukan kualitas layanan jasa yaitu sebagai berikut:
a. Reliability
Yaitu keandalan, mencakup kinerja (performance) dan kemampuan untuk di percaya (dependability), serta dapat memenuhi janji yang di tawarkan dalam memberikan pelayanan.
b. Responsiveness
Kesigapan dalam merespon dan memberikan pelayanan jasa yang di butuhkan
oleh para pelanggannya.
c. Competence
Memiliki keterampilan dan pengetahuan yang baik tentang produk jasa yang di
tawarkan kepada pelanggan.
d. Acces
Kemudahan untuk menghubungi dan di jumpai, seperti lokasi, fasilitas dan
informasi produk layanan jasa mudah di akses pelanggan.
e. Courtesy
Memiliki sikap sopan santun, respek, perhatian, keramahan dari pihak pemberi
jasa layanan dalam kontak personal, melalui operator telepon, resepsionis,
customer service dan customer relations. f. Communication
Media komunikasi yang di pergunakan selain dapat memudahkan penyampaian
pesan-pesan, informasi dan mudah di pahami, serta penuh perhatian untuk
g. Credibility
Kepercayaan yang di bangun itu berawal dari sifat jujur dan dapat di terima,
biasanya mencakup citra, nama dan reputasi yang baik dari pihak perusahaan atau
customer service dalam berinteraksi dengan para pelanggannya.
h. Security
Menciptakan rasa aman dan nyaman dari suatu resiko, atau keragu-raguan, yaitu
berkaitan dengan keamanan secara fisik (physical safety), keuangan (financial security) dan kerahasiaan terjamin (confidential).
i. Understanding or Knowing the Customer
Berupaya memahami kebutuhan atau keinginan para pelanggannya.
j. Tangibles
Wujud fisik yang di tampilkan, sosok gedung, ruangan, fasilitas dan sarana parkir
serta peralatan penunjang lainnya untuk memberikan pelayanan jasa yang
memadai, aman dan nyaman.
Perkembangan selanjutnya, parasuraman et.al., (1988) dan Zeithaml (1996) dari
sepuluh dimensi layanan tersebut di kelompokkan menjadi lima dimensi utama sebagai
penentu suatu kualitas pelayanan jasa, seperti yang di kutip Philip Kotler (2000:440).
a. Reliability, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan janji yang di tawarkan.
b. Responsiveness, yaitu respon atau kesigapan dalam membantu pelanggan dengan memberikan layanan cepat, tepat dan tanggap serta mampu menangani keluhan
para pelanggan secara baik.
produk (good product knowledge) yang di tawarkan dengan baik, keramah-tamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan jaminan pelayanan yang
terbaik.
d. Empathy, merupakan perhatian secara individual yang di berikan kepada pelanggan dan berusaha untuk memahami keinginan dan kebutuhan, serta mampu
menangani keluhan pelanggan secara baik dan tepat.
e. Tangibles, yaitu kenyatan yang berhubungan dengan penampilan fisk gedung, ruang office lobby atau front office yang refresentatif, tersedia tempat parkir yang layak, kebersihan, kerapihan, aman dan kenyamanan di lingkungan perusahaan
dipelihara secara baik.21
Menurut Kertawijaya, ada empat macam bentuk untuk mewujudkan pelayanan
yang terbaik bagi pelanggan atau jamaah, yaitu :22
a) Pelayanan itu sendiri sebagai produk yang dijual. Dalam hal ini pemasar harus
mampu menanggapi pelayanan yang di jual sebagai produk yang terdiri dari
elemen, quality dan style yang harus di tentukan dalam pelayanan yang akan di jual.
b) In Sales Service, yaitu pelayanan yang di berikan pada waktu penjualan sedang berlangsung.
c) After Sales Service, yaitu pelayanan yang di berikan setelah penjualan sedang berlangsung.
d) Before Sales Service, yaitu pelayanan yang di berikan sebelum penjualan sedang
21Ibid.,
h. 277-281
22
berlangsung.
Agar pelayanan dapat memuaskan kepada orang atau sekelompok orang yang di
layani, maka petugas yang melayani harus memiliki empat kriteria pokok, yaitu tingkah
laku yang sopan, cara menyampaikan sesuatu yang berkaitan dengan apa yang
seharusnya di terima orang yang bersangkutan, waktu penyampaian yang tepat dan
keramah-tamahan.
Dengan demikian, kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan atau jamaah adalah
respon atas ketidaksesuaian antara harapan sebelumnya dengan kinerja aktual yang di
rasakan pemakainya. Harapan pelanggan atau jamaah memiliki peranan yang sangat
besar sebagai standar perbandingan dalam evaluasi maupun kepuasan.
B. Haji dan Umrah 1. Pengertian Haji
Haji menurut pengertian bahasa artinya menuju atau menyengaja. Sedangkan
menurut Istilah keagamaan, ziarah atau mengadakan perjalanan dengan maksud untuk
melakukan ibadah-ibadah tertentu, baik di Masjidil-Haram, Arafah dan sebagainya, guna
memenuhi rukun Islam yang ke lima atau wajib haji, sebagaimana di contohkan oleh
Rasulullah SAW semasa hidupnya.23
Haji adalah ibadah yang di lakukan dengan mengunjungi Baitullah (Ka’bah) pada waktu tertentu dan dengan syarat-syarat tertentu. Waktu pelaksanaannya di mulai dari
bulan Syawal, Zulqaidah dan sampai puncaknya pada bulan Zulhijjah.
Sebagai salah satu rukun Islam, ibadah haji di wajibkan satu kali sepanjang hidup
23
setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat utamanya yaitu memiliki kemampuan
ekonomi maupun fisik. Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan syarat tersebut
adalah keamanan, transportasi dan akomodasi selama pelaksananan haji.
Seorang Muslim yang melakukan ibadah haji akan melaksanakan serangkaian
ritual mulai dari memakai iharam, thawaf, wukuf dan sesebagainya, berikut
larangan-larangan yang berkaitan dengan ibadah ini.24
Adapun menurut Imam Syafi’I, haji secara bahasa ialah menyengaja, sedang
menurut Syara’ ialah sengaja mengunjungi Ka’bah untuk melaksanakan manasik haji.25
Fuqaha telah sepakat , bahwa ibadah haji hukumnya fardhu ‘ain atas setiap orang
mukallaf yang telah mencukupi syarat-syaratnya dan di wajibkan hanya sekali seumur hidup. Selanjutnya (yang kedua kali dan seterusnya) hukumnya sunnat. Adapun dalil
wajibnya haji firman Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 97, yang berbunyi :
…
!
"
#$
%&"#'(!
)…
Yang artinya :
“...Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah (bagi ) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah...”
(Q.S. Ali Imran : 97)
2. Pengertian Umrah
Umrah di ambil dari kata I’timar, maksudnya adalah berziarah. Syarat, rukun dan
wajibnya sama dengan ibadah haji. Hanya saja, pada umrah tidak terdapat amalan
melaksanakan wuquf di Arafah, mabit di Muzdlifah atau di Mina dan melempar jumrah,
di lakukan sewaktu-waktu dan berbeda dengan ibadah haji. Kunjungan umrah yang
disyari’atkan adalah melakukan thawaf di Makkah, Sa’I antara Shafa dan Marwah
24
Abdul Halim, Ensiklopedi Haji dan Umrah (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h. 84
25
kemudian mencukur rambut atau memotongnya.
Umrah adalah ibadah yang di lakukan di tanah suci Mekkah seperti ibadah haji
dengan beberapa macam perbedaan tertentu. Hukumnya fardlu ‘ain bagi orang yang mampu, untuk pertama kalinya melaksanakan atau karena nadzar dan hukum sunnah
apabila umrah itu di laksanakan untuk yang kedua kalinya dan seterusnya.27
C. Macam-macam Haji dan Umrah 1. Macam-macam Haji
Dalam pelaksanaannya haji di bagi menjadi tiga macam, yaitu :
1) Haji Ifrad
Yaitu membedakan haji dan umrah. Ibadah haji dan umrah masing-masing di
kerjakan tersendiri. Adapun pelaksanaannya, ibadah haji di lakukan terlebih
dahulu setelah selesai baru melakukan umrah dalam satu musim saja. Dalam hal
ini jamaah tidak di kenakan dam (denda).29 Pelaksanaan haji dengan cara ifrad ini dapat di pilih oleh jamaah haji yang masa waktu wukufnya sudah dekat kurang
lebih lima hari.
Haji ifrad dapat di lakukan dengan empat macam, yaitu :30
a) Melaksanakan haji saja (tanpa melaksanakan umrah)
b) Melaksanakan haji lebih dahulu, kemudian baru melaksanakan umrah.
Cara ini yang biasa di lakukan oleh sebagian jamaah haji Indonesia.
c) Melaksanakan umrah sebelum bulan-bulan haji, kemudian berihram haji
pada bulan haji.
d) Melaksanakan umrah pada bulan-bulan haji, kemudian pulang ke tanah air
27
M. Abdul Mujib dan Mabruri Tholhah Syafi’iah AM, Kamus Istilah Fiqih, h. 398
29
Iwan Gayo, Buku Pintar Haji dan Umrah (Jakarta : Pustaka Warga Negara), h. 29
30
dan berangkat kembali ke tanah suci melaksanakan haji.
2. Haji Tamattu’ (bersenang-senang)
Yaitu melakukan umrah terlebih dahulu pada bulan-bulan haji dan setelah selesai
baru melakukan haji. Adapun pelaksanaannya adalah melakukan ihram dari miqat
untuk umrah (di kerjakan setelah masuk bulan haji) kemudian melaksanakan haji
setelah menyelesaikan semua pekerjaan rumah, keduanya di kerjakan pada musim
haji tahun yang bersangkutan juga. Orang yang mengerjakan haji dengan cara ini
wajib membayar hadyu atau denda (dam), yakni dengan menyembelih seekor kambing, jika tidak mampu dapat di ganti dengan puasa selama sepuluh hari yaitu
tiga hari ketika masih di tanah suci dan tujuh hari setelah di tanah airnya.31
3. Haji Qiran (bersama-sama)
Yaitu melaksanakan ibadah haji dan umrah secara bersamaan. Adapun mengenai
pelaksanaannya adalah melakukan ihram dari miqat dengan niat untuk haji serta
umrah sekaligus dan melakukan semua pekerjaan haji.32
Cara qiran ini dapat di pilih, bagi jamaah yang karena sesuatu hal tidak dapat lagi
melaksanakan umrah sebelum dan sesudah hajinya, termasuk di antaranya jamaah haji
yang masa tinggalnya di Mekkah sangat terbatas. Cara ini wajib membayar dam nusuk
(sesuai ketentuan manasik). Seseorang yang melakukan dengan cara ini wajib membayar
dam (denda) yaitu dengan cara menyembelih kambing dan jika tidak sanggup membayar
dam tersebut maka di ganti dengan berpuasa selama tiga hari di tanah suci dan tujuh hari ketika berada di tanah air.33
31
Depag RI, Bimbingan Ibadah Haji, Umrah dan Ziarah (Jakarta : Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2000), h. 51
32
Islam 3 Faskal, Ensiklopedi (Jakarta : PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1999), Cet. Ke-5, h. 63
33
2. Macam-macam Umrah
Dalam pelaksanaannya umrah di bagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Umrah Wajib
Umrah wajib adalah umrah yang di lakukan untuk pertama kalinya dalam kaitan
dengan pelaksanaan ibadah haji. Seperti di ketahui, dalam melaksanakan ibadah haji kita
di wajibkan untuk melakukan ibadah haji dan umrah dalam satu kesatuan. Umrah yang
inilah yang di maksudkan dengan umrah wajib.
b. Umrah Sunat
Umrah sunat bisa di lakukan kapan saja, baik sebelum atau sesudah pelaksanaan
ibadah haji. Ibadah haji ini juga boleh di lakukan di luar musim haji di mana tata cara
pelaksanaannya sama dengan umrah wajib yang termasuk ibadah haji, setelah jamaah
bertahallul maka selesailah ibadah umrah sunat. Adapun yang membedakan adalah dalam
mengucapkan niatnya.34
Bagi jamaah yang sudah berada di Mekkah, umrah sunat bisa di lakukan dengan
mengambil miqat di Tan’im atau Ji’ranah. Tan’im terletak 6 km dari Mekkah yang telah di tetapkan oleh Rasulullah SAW sebagai salah satu tempat miqat. Miqat tan’im ini disebut juga miqat “Aisyah”. Karena miqat ini pada awalnya di pergunakan untuk miqat oleh Aisyah. Di riwayatkan bahwa ketika baru selesai menunaikan ibadah haji bersama
Rasulullah, Aisyah melakukan ibadah umrah. “untuk ihram umrah” itulah Nabi
Muhammad menyuruh Aisyah berangkat ke tan’im untuk mengambil ihramnya. Adapun persiapan ihram adalah sebagai berikut shalat sunnah ihram, berniat umrah dengan
membaca : ”Labbaika Allahumma ‘Umratan”, setelah jamaah berihram dan berniat
umrah lalu langsung ke masjidil haram untuk melaksanakan thawaf, sa’I dan tahallul. Bila jamaah memilih Ji’ranah sebagai tempat miqat maka yang perlu di ingat dan di
34
BAB III
GAMBARAN UMUM
PT. ALTUR WISATA MULIA JAKARTA
A. Sejarah Berdirinya
PT. Altur Wisata Mulia Jakarta di dirikan pada tanggal 03 Januari 2005,
berdasarkan Akte Notaris No. 01 tanggal 03 Januari 2005 dengan 1000 lembar saham
yang bernilai Rp 1 Juta dan modal dasar Rp 1 Milliar dan perusahaan Altur ini di dirikan
oleh H.M. Djatmiko, SH dan rekan-rekannya.
Pada awalnya sebelum berdiri sendiri, PT. Altur Wisata Mulia Jakarta ini masih
bergabung dengan perusahaan besar yang sudah berdiri sendiri dan mendapat izin penuh
dari pemerintah. Pada tahun 2004-2005, Pengurus manajemen dan staf PT. Altur Wisata
Mulia Jakarta masih berkerja sama dengan PT. Sakina Global Tour & Travel yang kantor
pusatnya terletak di Pejaten Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dan PT. Altur Wisata
Mulia Jakarta adalah sebagai cabang dari PT. Sakina Global Tour & Travel.
Pertengahan tahun 2005, Pengurus manajemen dan staf PT. Altur Wisata Mulia
Jakarta mulai bekerja sama lagi dengan PT. Rahma Wisata Buana Tour & Travel dan
sejak bulan Mei 2005 hingga akhir, dengan modal ilmu dan pengalaman yang lebih serta
modal financial yang cukup untuk menjalankan perusahaan, akhirnya pada tahun 2006
PT. Altur Wisata Mulia Jakarta mulai dapat di jalankan sendiri yang bertempat di Wisma
Usaha Lantai 2, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan para pengurus direksi dan
komisaris yang sesuai dengan akte ke-2 No. 14 tanggal 25 Januari 2006 dan kemudian di
susul dengan akte perubahan ke-3 No. 57 tanggal 23 Maret 2006, akhirnya PT. Altur
Wisata Mulia Jakarta dapat di dirikan dengan tegak dan dapat di jalankan sendiri oleh
para pengurus manajemen dan staf yaitu dengan susunan direksi dan komisaris sebagai
berikut :1
1. Direktur Utama : HM. Djatmiko, SH.
2. Direktur Operasional : IR. Ahmad Budi Rafitas, CPA
3. Komisaris Utama : HM. Syarif Barri, SE, MM
4. Komisaris : DR. T. Herri Rahmatsyah, M.Si, MM
B. Visi dan Misi
1. Visi
a. Menjadi penyelenggara perjalanan haji dan umrah yang amanah sesuai
dengan sunnah Rasul
b. Menjadikan mitra ibadah mencapai kemabruran hakiki
2. Misi
a. Perjalanan ibadah haji dan umrah yang mudah, profesional dengan harga
terjangkau
b. Menjalin silaturrahmi antar calon jamaah haji dan umrah dengan para
ustadz dan pengurus perusahaan
c. Menjadi biro perjalanan ibadah haji dan umrah yang besar dan profesional
d. Membangun silaturrahmi melalui kantor-kantor perwakilan kami di
berbagai daerah dan kota di Indonesia.2
1
Wawancara Pribadi dengan Ahmad Budi Rafitas, Jakarta, 28 Desember 2007.
2
C. Tujuannya
1. Tercapai ibadah haji dan umrah yang mabrur dan memuaskan
2. Ikut membantu program pemerintah untuk pemberangkatan haji reguler di
masa yang akan datang.
Hal tersebut dapat terjangkau, amanah dan profesional dengan Motto :
"Dengan Hati Tafakkur meraih Ibadah Mabrur."3
D. Struktur Organisasi
Sebagai perusahaan, PT. Altur Wisata Mulia Jakarta mempunyai struktur
organisasi dengan jobdescription sebagai berikut :
1. Komisaris : DR. T. Herry Rachmatsyah, M.Si
2. Direktur Utama : HM. Djatmiko, SH
3. Direktur Operasi, Keuangan & Adm : Ir. A. Budi Rafitas, CPA
4. Komisaris Utama : HM. Syarif Barri, SE, MM
5. Divisi Keuangan & HRD : Munzhia
6. Divisi Pos, Giro & Jasa Kuir : Lilik
(Kurir, Satpam, Kebersihan dan lain-lain)
7. Divisi Ibadah Haji dan Umrah : H. Indra Rasyid
8. Unit Administrasi (Divpelad) : Zaenal Abiddin, SE
9. Divisi Ticketing & Administrasi : Ayatullah, S.Sei (Dokumen, Handling Airport Jakarta)
10.Divisi Manasik dan Bimbingan : Prof. DR. H.A. Fachrurrozi, MA
11.(Tim Manasik & Pembimbing) Drs. H. Antung Abdullah
Drs. H. Rotim Hasibuan
E. Produk yang ditawarkan
3
a. Paket Umrah (* 4)
a) Umrah Reguler ( 9 & 11 hari )
b) Umrah Ramadhan Awal & Akhir dan ( 11 & 14 hari )
c) Umrah Plus ( Jordan, Cairo, Turki, Eropa, Hadral Maut, China dan
lain-lain )
d) Umrah Full Ramadhan ( 1 Bulan )
Dengan akomodasi hotel :
1) Mekkah : Mawaddah, Dar AsSalam, Buston Rawabi atau setaraf
2) Madinah : Dallah Taiba, Al Haram atau setaraf 3) Jeddah : Holiday Inn, Kaki, Trident atau setaraf b. Paket Umrah (* 3)
a) Umrah Reguler (9 & 11 hari)
b) Umrah Ramadhan Awal dan Akhir dan (11 & 14 hari)
c) Umrah Plus (Jordan, Cairo, Turki, Eropa, Eropa, Hadral Maut, China dan
lain-lain)
d) Umrah Full Ramadhan (1 bulan)
Hotel yang digunakan :
1) Mekkah : Rawasi Misfalah, Rawabi Syamsiyah atau setaraf 2) Madinah : Dallah Taiba, Al Haram atau setaraf
3) Jeddah : Holiday Inn, Kaki, Trident atau setaraf c. Paket Haji ONH Plus (* 4)
Paket Hemat sekamar mulai USS 4.700,- (Quad), USS 5.100,- (Triple) dan USS
Hotel yang digunakan :
1) Mekkah : Hilton Tower, Zamzam Tower atau setaraf 2) Madinah : Mawaddah, Al Fairuziah Al Khomri atau setaraf 3) Jeddah : Kaki, Holiday Inn atau setaraf
Berangkat I : 18 Dzulqoidah - 15 Dzulhijjah (28 hari)
Berangkat II : 03 Dzulhijjah - 15 Dzulhijjah (25 hari)
d. Paket Haji ONH Plus (*5)
Paket Exclusif dengan harga USS 5.200,- (pax-4), USS 5.700,- (pax 3) dan USS 6.200,- (pax-2).
Hotel yang digunakan adalah untuk :
1) Mekkah : Hilton Hotel atau setaraf 2) Madinah : Movenpick atau setaraf
3) Jeddah : Red Sea, Le Meridien atau setaraf
Adapun penerbangan yang digunakan adalah menggunakan pesawat Kuwait air, Royal Brunei atau setaraf.
e. Produk Lainnya
Tersedia tiket domestik dan reservasi on line : Adam air, Mandala dan Sriwijaya
Air. Disampaing itu juga PT. Altur Wisata Mulia juga melayani penjualan tiket pesawat
domestik line dan tiket pesawat internasional berupa : Lion Air, Baatavia, Japan air, Singapore Airlines, Saudia Airlines, Malaysia Airlines dan lain-lain.
f. Tour's Package atau Paket Wisata
PT. Altur Wisata Mulia Jakarta, tidak hanya mempunyai kantor di Jakarta saja
tetapi di daerah-daerah surplus juga ia mempunyai kantor cabang dan perwakilan.
Untuk daerah Makassar di kelola oleh H. Arafah, yang bertempat di JL. Sunu,
Toko Arafah, Makassar dan untuk daerah Samarinda di kelola oleh H.M. Yusuf Chair,
yang terletak di Ruko A2, JL. Urip Sumohardjo, Samarinda, Kalimantan Timur. Daerah
Cikarang di kelola oleh H. Restiyadi Tri M, yang terletak di JL. Puspita x, Cikarang Baru,
Bekasi, kemudian daerah Bogor di kelola oleh H. Imam Sukandar, SE, di JL. Pasir Kuda,
Bogor Barat. Adapun Kantor cabang dan perwakilan PT. Altur Wisata Mulia Jakarta juga
terdapat di daerah Banten, tepatnya di Cilegon JL. Lotus Putih, Bukit Palem, yang di
kelola oleh Saraz W, SE.
Untuk lebih jelas mengenai kantor-kantor cabang dan perwakilan PT. Altur
Wisata Mulia Jakarta, dapat di lihat pada tabel 3.2 dibawah ini !5
5
TABEL 3.1
KANTOR-KANTOR CABANG DAN PERWAKILAN
PT. ALTUR WISATA MULIA JAKARTA
Daerah
Pengelola
Alamat
Makassar H. Arafah
JL. Sunu, Toko Arafah,
Makassar
Samarinda H. M. Yusuf Chair Ruko A2, JL. Urip
Sumohardjo, Samarinda,
Kalimantan Timur
Balik papan H. Saefuddin
Balik papan,
Kalimantan Timur
Cilegon Saraz W, SE
JL. Lotus Putih,
Bukit Palem
Cikarang H. Restiyadi Tri M JL. Puspita x,
Cikarang Baru, Bekasi
Bogor
H. Imam Sukandar, SE JL. Pasir Kuda,
BAB IV
ANALISA SISTEM PELAYANAN HAJI DAN UMRAH
PT. ALTUR WISATA MULIA JAKARTA
A. Sistem Pelayanan Haji dan Umrah
1. Pelayanan Haji dan Umrah PT. Altur Wisata Mulia Jakarta
Sistem merupakan sesuatu yang saling berkaitan antara satu sama lain, jadi jika
sesuatu yang tidak berhubungan atau berkaitan satu sama lain maka bukan di namakan
sistem. Adapun menurut direktur PT. Altur Wisata Mulia Jakarta yaitu Bapak IR. A. Budi
Rafitas, CPA, sistem adalah suatu kaitan prosedur kerja dalam suatu manajemen disuatu
perusahaan yang terkait dengan sumber daya manusia, produk yang di jual dan strategi
yang di ambil oleh perusahaan.1
Suatu organisasi atau perusahaan pasti mempunyai sistem masing-masing di dalam
mengelola perusahaannya, baik itu perusahaan di bidang pelayanan jasa maupun non
jasa. PT. Altur Wista Mulia Jakarta adalah termasuk perusahaan yang mengelola
usahanya di bidang jasa yaitu dalam jasa pelayanan haji dan umrah.
Perusahaan di bidang travel di tuntut untuk menggunakan sistem yang baik di
dalam mengelola manajemen perusahaannya karena jika sistem yang di gunakan atau di
terapkannya itu baik maka kemungkinan besar perusahaan akan tertata rapi, baik dan
maju. Apalagi didalam hal pelayanan jasa seperti travel haji dan umrah, perusahaan harus
profesional dan memuaskan dalam melayani kepuasan jamaahnya yang akan
melaksanakan rukun Islam yang ke lima yaitu pergi haji ke Baitullah (Mekkah), baik pelayanannya ketika berada di tanah air, tanah suci dan sekembalinya dari tanah suci.
Jadi definisi sistem pelayanan haji dan umrah adalah sesuatu yang saling
1
Wawancara Pribadi dengan Ahmad Budi Rafitas, Jakarta, 28 Desember 2007.
berkaitan di antara satu dengan yang lainnya di dalam melayani kepuasan jamaah haji
dan umrah yang akan berangkat dan melaksanakan ibadahnya di tanah suci untuk
mnjalankan rukun Islam yang ke lima yaitu pergi haji ke Baitullah. Adapun menurut Bapak Ir.A. Budi Rafitas, CPA selaku direktur PT. Altur Wisata Mulia Jakarta,
mendefinisikan sistem pelayanan haji dan umrah merupakan suatu rangkaian kerja yang
efisien dari biro perjalanan haji dan umrah dalam memberikan service atau pelayanan kepada jamaah haji dan umrah, baik itu di tanah air, tanah suci maupun kembali dari
tanah suci.2
PT. Altur Wisata Mulia Jakarta, dalam melayani kepuasan jamaah haji dan
umrahnya menggunakan sistem pelayanan jamaah haji dan umrah dengan begitu baik
yaitu dengan sistem kepuasan jamaah, di mana para jamaah haji dan umrah di berikan
pelayanan yang semaksimal mungkin oleh perusahaan ketika mereka berada di tanah air,
tanah suci dan sekembalinya dari Mekkah.
PT. Altur Wisata Mulia Jakarta dalam pelayanannya lebih mengutamakan
kepuasan jamaahnya ketika berada di tanah suci dari pada di tanah air, karena menurut
direktur PT. Altur Wisata Mulia Jakarta jamaah haji dan umrah itu lebih menginginkan
pelayanan dan bimbingan yang bagus dan baik ketika mereka berada di tanah suci karena
jamaah yang akan melaksanakan ibadah haji dan umrah itu mereka melaksanakan
ibadahnya bukan di tanah air melainkan di tanah suci Mekkah dan sekitarnya.3
Banyak travel-travel haji dan umrah yang memberikan pelayanan di tanah air
dengan begitu baik tetapi pelayanan mereka ketika di tanah suci ada yang kurang
memuaskan sehingga jamaah haji dan umrah pun menjadi kecewa dengan pelayanannya
2
Wawancara Pribadi dengan Ahmad Budi Rafitas, Jakarta, 28 Desember 2007.
3
tersebut. Berbeda dengan perusahaan Altur, ia memberikan pelayanan yang begitu baik
kepada jamaahnya ketika berada di tanah air apalagi di tanah suci. Dengan begitu dapat
mempengaruhi pemasaran perusahaan yaitu dengan semakin bertambahnya calon jamaah
di sebabkan oleh berita dari mulut kemulut dari mantan jamaah yang telah bergabung
dengan perusahaan karena mereka merasa puas dengan apa yang di berikan oleh PT.
Altur Wisata Mulia Jakarta.
B. Ketika Berada di Tanah Air
PT. Altur Wisata Mulia Jakarta memberikan pelayanan kepada jamaahnya ketika
berada di tanah air yaitu dengan memberikan pembinaan yang meliputi :4
1. Bimbingan Manasik
Bimbingan manasik ini di berikan oleh PT. Altur Wisata Mulia Jakarta kepada
para jamaah haji dan umrah, agar para jamaah mengerti dan memahami bagaimana cara
beribadah haji dan umrah nanti ketika berada di tanah suci. Bimbingan manasik yang
disajikan perusahaan Altur ini sama halnya dengan travel-travel lainnya dalam segi ritual
dan bacaan-bacaaan atau doa-doa yang harus di baca oleh para jamaah haji dan umrah,
tetapi dalam segi jadwal pelaksanaaan dan tempatnya berbeda.
PT. Altur Wisata Mulia Jakarta memberikan bimbingan manasik kepada
jamaahnya dengan cara memberikan buku panduan manasik haji dan umrah yang berisi
tentang bagaimana tata cara berhaji dan umrah, yang di mulai dari persiapan mental dan
spiritual, pengertian haji dan umrah, bacaan-bacaan niat haji dan umrah serta hal-hal yang
berkaitan dengan ibadah haji dan umrah hingga selesai ibadah haji dan umrahnya.
Bimbingan manasik yang di lakukan oleh jamaah haji dan umrah PT. Altur
4
Wisata Jakarta ini, di laksanakannya dengan tiga kali pertemuan.
Pertemuan pertama adalah awal pengenalan perusahaan dengan jamaaah, di mana
setelah di lakuakan pengenalan, jamaah di harapkan tidak sungkan-sungkan kepada
perusahaan dan pembimbing untuk menanyakan apa yang belum di mengerti oleh para
jamaah. Untuk pertemuan yang kedua, perusahaan memberikan bimbingan materi dengan
menerangkan dan menjelaskan tata cara beribadah haji dan umrah yang baik dan menuju
kemabruran. Adapun pertemuan yang ketiga, perusahaan mengajak para jamaah ke
puncak dan menginap di hotel selama tiga hari dengan fasilitas hotel Menara Syahida,
Maharaja dan Maharani yang bertempat di Warung Buncit, Mampang, Jakarta.
Untuk kegiatan disana, para jamaah melakukan out bound haji dan diberi materi kembali oleh pembimbing serta langsung praktek manasik haji dan umrah dengan
mengelilingi ka’bah buatan seperti halnya thawaf.
Adapun bimbingan ibadah haji dan umrah PT. Altur Wisata Mulia Jakarta ini
dibimbing oleh ustadz-ustadz yang brtanggung jawab dan ahli dibidangnya seperti Prof.
DR. H.A.Fachrurrozi, MA selaku guru besar Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, kemudian ada Ustadz Zainuddin Mansur, Lc, Drs. H.Antung
Abdullah dan Drs. H.Rotim Hasibuan. Beliau adalah ustadz-ustadz yang akan
memberikan bimbingan ibadah haji dan umrah kepada jamaah PT. Altur Wisata Mulia
Jakarta.
2. Mengurus Keberangkatan
Perusahaan Altur mengurus visa mofa para jamaah yaitu visa yang di berikan
pemerintah untuk bisa pergi ke tanah suci dan perusahaan juga mengurus tiket pesawat