Hubungan antara Minat Membaca dengan Hasil Belajar pada
Mata Pelajaran Geografi Siswa Kelas X SMA Negeri 7
Semarang Kota Semarang Tahun Ajaran 2014/2015
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
ISMI KUMALA SARI NIM 3201411084
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 18 Agustus 2015
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. Hariyanto, M.Si. Drs. Tukidi, M.Pd
NIP. 19620315 198901 1 001 NIP. 19540310 198303 1 002
iii
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Senin
Tanggal : 21 September 2015
Penguji 1 Penguji 2 Penguji 3
Dr. Puji Hardati, M.Si Drs. Tukidi, M.Pd Drs. Hariyanto, M.Si
iv
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian
atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari
terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang,21 September 2015
v
Bosan menjadi normal, jadilah berbeda.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Bapak dan ibu tersayang beserta
keluarga besarku yang telah memberikan
doa, semangat dan segalanya kepadaku
2. Melinda dan Amalia Ramadhani
3. Sahabat-sahabatku cinta abadi untuk
terus bersamaku dalam doa dan
dukungannya
4. Teman-teman seperjuangan geografi
2011
5. Teman-teman kost Laras untuk 4 tahun
kebersamaannya
6. Semua orang yang berada di sisiku baik
di masa laluku, masa depanku nanti, dan
vi
hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Hubungan antara Minat Membaca dengan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran
Geografi Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Semarang Kota Semarang Tahun Ajaran
2014/2015 ”
Penyusun menyadari skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak, untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rohman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan
studi di Program Studi Pendidikan Geografi.
2. Dr. Subagyo M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah memberikan
kemudahan dalam perijinan melakukan penelitian.
3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Geografi yang
telah memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi.
4. Drs. Hariyanto M.Si, Dosen Pembimbing yang selalu memberikan waktuna
untuk membantu dalam memberikan bimbingan dan kesabarannnya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Drs. Tukidi M.Pd., Dosen Pembimbing yang senantiasa memberikan
pengarahan, bimbingan dan motivasi sehingga penyusun dapat
vii
mendidik, dan melatih selama ini.
8. Mahasiswa dan Mahasiswi Pendidikan Geografi angkatan 2011 yang telah
memberikan bantuan dalam pelaksanaan penelitian hingga selesai
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penn yelesaian skripsi ini.
Penyusun berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
semua pihak yang memerlukan.
Semarang,21 September 2015
viii
Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Drs. Hariyanto, M.Si dan Drs. Tukidi, M.Pd.
Kata Kunci: Minat Membaca, dan Hasil Belajar
Membaca merupakan awal dari sebuah pembelajaran, tanpa membaca kita tak bisa mengetahui apa-apa karena membaca adalah membuka jendela dunia. Tingkat minat membaca memiliki hubungan dengan hasil belajarnya. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah minat membaca referensi geografi sebagai sumber belajar siswa, dan (2) Bagaimana hubungan antara minat membaca referensi geografi sebagai sumber belajar dengan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 7 Semarang. Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui tingkat membaca referensi geografi siswa sebagai sumber belajar, dan (2) Untuk mengetahui hubungan tingkat minat membaca referensi geografi sebagai sumber belajar dengan hasil belajar siswa kelas X IIS SMA Negeri 7 Semarang.
Lokasi penelitian berada di Jalan Untung Suropati Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X IS SMA Negeri 7 Semarang dengan jumlah 143 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yakni teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 40 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kuesioner. Analisis data penelitian menggunakan deskriptif persentase dan hubungan korelasi.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah minat membaca geografi sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar mata pelajaran geografi.
Hasil penelitian menunjukan tingkat minat membaca siswa dalam kategori sedang, faktor-faktor yang mempengaruhi minat membaca rata-rata termasuk kategori sedang yaitu faktor instrisik 75,29% dan faktor ekstrinsik 74,80%,, hubungan minat membaca dan hasil belajar mempunyai hubungan yang signifikan yaitu 0,751 lebih besar dari t tabel yang berarti ada hubungan antara minat membaca siswa dengan hasil belajarnya.
ix
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
1.3Tujuan Penelitian ... 7
1.4Manfaat Penelitian ... 8
1.5Batasan Istilah ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR 2.1Minat ... 11
2.1.1 Pengertian Minat ... 11
2.1.2 Ciri-Ciri Siswa yang Mempunyai Minat ... 13
2.2Membaca ... 14
2.2.1 Pengertian Membaca ... 14
2.2.2 Tujuan Membaca ... 15
2.2.3 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Minat Membaca ... 20
2.3Referensi Geografi ... 25
2.3.1 Pengertian Referensi Geografi ... 25
2.3.2 Manfaat Buku ... 26
2.3.3 Referensi melalui Internet ... 27
2.4Sumber Belajar ... 29
2.4.1 Pengertian Sumber Belajar ... 29
2.4.2 Klasifikasi Sumber Belajar ... 31
2.4.3 Memilih Sumber Belajar ... 32
2.5Hasil Belajar ... 34
2.6Mata Pelajaran Geografi ... 35
2.7Penelitian Terdahulu ... 37
2.8Kerangka Berpikir ... 42
x
3.3Validitas dan Reliabilitas ... 46
3.3.1 Validitas ... 46
3.3.2 Reliabilitas ... 48
3.4Teknik Pengumpulan Data ... 49
3.4.1 Metode Dokumentasi ... 49
3.4.2 Metode Angket ... 49
3.5Teknik Analisis Data ... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian ... 56
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 56
4.1.2 Minat Membaca Mata Pelajaran Geografi ... 59
4.1.3 Hasil Belajar Mata Pelajaran Geografi ... 74
4.1.4 Uji Hubungan Antara Dua Variabel ... 75
4.1.5 Koefisien Determinasi ... 76
4.2Pembahasan ... 78
4.2.1 Minat Membaca Referensi Geografi ... 78
4.2.2 Hubungan Minat Membaca dengan Hasil Belajar Siswa ... 84
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 6.1Simpulan ... 88
6.2Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 90
xi
3.1 Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Penelitian ... 47
3.2 Realibilitas Instrumen Penelitian ... 49
3.3 Hasil Perhitungan Kriteria Deskriptif Persentase ... 52
3.4 Angka Indeks Korelasi Product Moment ... 53
4.1 Jumlah Kelas dan Siswa SMA Negeri 7 Semarang ... 58
4.2 Minat Membaca Siswa Kelas X IIS SMA Negeri 7 Semarang ... 61
4.3 Intensitas atau Frekuensi seringnya Membaca ... 63
4.4 Lamanya Waktu Belajar Siswa ... 64
4.5 Jumlah Referensi yang dibaca ... 65
4.6 Ketertarikan terhadap Mata Pelajaran Geografi ... 66
4.7 Kesadaran akan Manfaat Membaca ... 68
4.8 Tujuan Membaca ... 69
4.9 Kerjasama dengan Teman Sekelas ... 70
4.10 Dorongan dari Orang Tua ... 72
4.11 Dorongan Guru ... 73
4.12 Hasil Belajar Mata Pelajaran Geografi ... 74
xii
xiii
2. Daftar Nama Siswa Kelas X IIS SMA Negeri 7 Semarang ... 94
3. Komposisi Sampel Uji Coba Instrumen ... 98
4. Tabel Kisi-Kisi Instrumen Angket Uji Coba Penelitan ... 99
5. Lembar Angket Instrumen Uji Coba ... 100
6. Perhitungan Uji Validitas Instrumen ... 106
7. Perhitungan Realibilitas Instrumen ... 117
8. Komposisi Anggota Sampel ... 122
9. Kisi-Kisi Angket Penelitian ... 123
10. Lembar Angket Penelitian ... 124
11. Tabulasi Data Minat Membaca ... 130
12. Analisis Deskriptif Persentase Minat membaca ... 138
13. Analisis Deskriptif Persentase Hasil Belajar ... 149
1
Undang-undang Dasar 1945 menyatakan bahwa bangsa Indonesia
harus cerdas, damai, merdeka, dan adil. Hal tersebut merupakan tujuan
pendidikan yang harus diwujudkan. Secara eksplisit tujuan tersebut
dijabarkan di dalam UU No. 20/2003 yang menyatakan bahwa peserta didik
harus memiliki daya saing dalam menghadapi persaingan global. PP No.
19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang digantikan dengan PP No
32/2013 lebih rinci menyatakan peserta didik harus memiliki (a) kualifikasi
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan; (b) dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut; (c) memiliki kecakapan hidup
mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan
kecakapanvokasional(http://www.presidensby.info/DokumenUU.php/104.pdf
diunduh tanggal 3 Maret 2015).
UU No. 20/2003 mewujudkan tujuan tersebut, pembelajaran
dilaksanakan melalui olah hati, olah pikir, olah rasa dan olahraga. PP No.
19/2005 pembelajaran dilaksanakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk melaksanakan tuntutan
UU No. 20/2003 dan PP No. 19/2005 adalah dengan menumbuhkan dan
meningkatkan minat membaca peserta didik. Menumbuhkan minat membaca
hendaknya dilakukan sedini mungkin. Oleh karena itu, banyak program
pemerintah yang digalakkan untuk pendidikan dasar terkait dengan upaya
menumbuhkan minat membaca ini. Tiap bulan September diperingati sebagai
Bulan Gemar Membaca dan Hari Kunjung Perpustakaan dengan peringatan
itu diharapkan masyarakat menjadi gemar membaca sebab membaca adalah
kunci untuk keberhasilan belajar peserta didik di sekolah.
(http://www.litbang.depkes.go.id/download/regulasi/UU-20-2003.pdf
diunduh tanggal 3 Maret 2015)
Kemampuan membaca dan minat membaca yang tinggi adalah
modal dasar untuk keberhasilan anak dalam berbagai mata pelajaran.
Kemampuan membaca dapat diperoleh melalui pendidikan formal dan
informal. Pendidikan formal yaitu Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Salah satunya pada mata pelajaran
geografi yang masuk dalam kurikulum Sekolah Menengah Atas, karena
geografi sebagai salah satu disiplin ilmu sosial mempunyai struktur keilmuan
yang didalamnya tertata konsep, fakta, generalisasi dan teori-teori yang
mendominasi. Siswa dituntut untuk lebih banyak membaca referensi-referensi
yang relevan untuk mempelajari dan memahamiya dalam menambah ilmu
Minat membaca dalam hal ini adalah minat membaca siswa kelas X
semester satu pada mata pelajaran geografi yang membahas materi tentang
hakikat geografi. Hakikat geografi sendiri berisi materi-materi tentang konsep
dasar geografi, pendekatan geografi, dan aspek geografi. Konsep dasar
geografi merupakan konsep penting yang harus dipahami untuk
menggambarkan berbagai gejala/fenomena seperti konsep lokasi, jarak,
keterjangkauan, pola, morfologi, aglomerasi, kegunaan, interaksi dan
interdependensi, deferensial areal, dan keterkaitan keruangan. Pendekatan
geografi antara lain meliputi pendekatan keruangan, kelingkungan, dan
kompleks wilayah. Prinsip-prinsip geografi dalam materi ini anatara lain
prinsip penyebaran, interelasi, korologi, dan deskriptif. Aspek geografi
meliputi aspek fisik dan aspek manusia.
Minat baca dalam masyarakat kita mulai merangkak meskipun
belum mencapai tahapan yang signifikan. Minat ini perlu
ditumbuhkembangkan terus menerus untuk mencapai masyarakat yang
cerdas secara religi, intelektual, sosial, dan ekonomi. Sebab membaca
merupakan pintu gerbang informasi dan ilmu pengetahuan dan pendukung
kecerdasan bangsa. Dengan membaca sejumlah literatur, diskusi, dan
mengikuti pertemuan ilmiah, sesorang mampu mengasah otak, memperoleh
wawasan, dan meningkatkan ilmu pengetahuan. Bacaan besar
pengaruhnya terhadap pembentukan pribadi dan kemajuan bangsa.
Kiranya tidak ada sejarah yang mencatat kehebatan seseorang yang tidak
Karena itu membaca sangatlah penting dalam perkembangan seorang anak
(Siahaan, 2007:166).
Kondisi minat baca bangsa kita masih jauh tertinggal dari minat baca
bangsa lain. Dari beberapa survei dan penelitian menunjukkan kondisi tersebut.
Hal ini antara lain dibuktikan dengan rasio surat kabar dibanding dengan
jumlah penduduk. Untuk itu dapat dicermati rasio surat kabar dan penduduk
di negara-negara Asean seperti Filipina 1 : 30, Sri Lanka 1 : 38 dan Indonesia
1: 45. Padahal rasio surat kabar dan jumlah penduduk di negara-negara maju
telah mencapai rasio 1 : 10. Kondisi ini sangat mungkin bahwa kita bangsa
Indonesia ini masih kuat tradisi kelisanannya (Siahaan 2007: 168).
Membaca merupakan proses penyerapan informasi yang lebih
efektif dari pada mendengar. Hal ini akan berpengaruh positif terhadap
kreativitas seseorang. Dalam hal ini Marion Lawrence yang dikutip
Wendyataka (2003:46) mengemukakan hasil penelitiannya bahwa anak hanya
mampu mengingat 10 % dari yang didengarnya, 50 % dari yang dilihat/ baca,
70 % dari yang dikatakannya, dan 90 % dari yang dilakukannya.
Membaca merupakan usaha penyebaran gagasan dan upaya kreatif.
Siklus membaca sebenarnya merupakan siklus mengalirnya ide pengarang
ke dalam diri pembaca yang pada gilirannya akan mengalir ke seluruh
penjuru dunia melalui tulisan (buku, artikel, makalah seminar, hasil
penelitian) dan rekaman lain.
Mengembangkan minat baca pada anak, akan diperoleh generasi muda
berpikir tinggi, penguasaan terhadap ilmu dan teknologi. Kenyataannya
ditemukan adanya gejala malas membaca pada generasi muda kita, khususnya
pada anak-anak di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah
Menengah Atas (SMA), bahwasanya mereka lebih suka mengisi waktu
luangnya untuk bermain ataupun menonton televisi dari pada menggunakan
waktu luangnya unuk membaca. Hal ini disebabkan oleh beragamnya sarana
hiburan yang menjanjikan anak untuk dapat bersenang-senang. Adanya
mainan-mainan yang modern dan juga acara hiburan telivisi yang menarik
serta pengaruh media sosial yang semakin besar merupakan salah satu faktor
penyebab berkurangnya minat baca pada anak khususnya pada anak usia
SMA dengan jenjang emosinya yang mudah terpengaruh oleh lingkungan
sekitarnya (Lasa, 2009: Volume 11 Nomor 2).
Membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan
oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis
melalui media kata-kata/bahasa tulis. Membaca merupakan salah satu dari
aktivitas belajar. Aktivitas belajar adalah serangkaian kegiatan-kegiatan yang
dilakukan seseorang dalam usahanya memperoleh suatu bentuk peningkatan
kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya
pikir dan lain-lain yang akan menghasilkan suatu perubahan tingkah laku
(Sudjana, 2006: 36).
Seiring dengan perubahan paradigma pembelajaran, maka
keberhasilan kegiatan proses belajar mengajar tidak hanya ditentukan oleh
mencari sumber belajar. Selain sumber belajar berupa perpustakaan yang
tersedia di sekolah, sekarang ini berkembang teknologi internet yang
memberikan kemudahan dan keleluasaan dalam menggali ilmu pengetahuan.
Melalui internet siswa dapat mengakses berbagai literatur dan referensi ilmu
pengetahuan yang dibutuhkan dengan cepat sehingga dapat mempermudah
proses belajar (Mulyasa, 2003: 36).
Sumber belajar atau Learning resources adalah semua sumber baik
berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta
didik dalam menunjang proses belajar, sehingga mempermudah perserta didik
dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Sumber
belajar tidak hanya bisa diambil melalui media cetak, tetapi juga internet
dengan sumber belajar tersebut peserta didik diharapkan dapat memperoleh
ilmu dengan cepat dan terbaru, sehingga hasil belajar peserta didik menjadi
baik dan meningkat (Mulyasa, 2003: 34).
SMA Negeri 7 Semarang yang menjadi lokasi penelitian adalah
sekolah menengah atas yang ada di kota Semarang. Peneliti melakukan
penelitian di sekolah tersebut karena perpustakaan di SMA Negeri 7
Semarang pernah menjadi pemenang lomba perpustakaan tingkat provinsi.
Namun pada kenyataannya siswa di SMA Negeri 7 Semarang memiliki minat
membaca yang kurang, hal ini dilihat dari jumlah kunjungan perpustakaan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara Minat Membaca Referensi Geografi sebagai Sumber Belajar dengan Hasil Belajar pada Mata
Pelajaran Geografi Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Semarang Kota Semarang
Tahun Ajaran 2014/2015”.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah minat membaca referensi geografi sebagai sumber
belajar siswa kelas X SMA Negeri 7 Semarang?
2. Bagaimana hubungan antara minat baca referensi geografi sebagai
sumber belajar dengan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 7
Semarang?`
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui tingkat minat membaca referensi geografi sebagai sumber
belajar siswa kelas SMA Negeri 7 Semarang.
2. Mengetahui hubungan antara minat membaca referensi geografi
sebagai sumber belajar dengan hasil belajar siswa kelas X SMA
1.4Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut.
1. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi siswa agar mereka
menyadari bahwa membaca itu penting guna menambah pengetahuan dan
memperluas wawasan.
2. Manfaat teoritis
Penelitan ini untuk memberikan informasi tentang gambaran mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi minat membaca referensi geografi
sebagai sumber belajar.
1.5Penegasan Istilah
Penegasan istilah ini untuk memberikan gambaran yang jelas tentang
obyek penelitian ini, maka dikemukakan batasan istilah dalam rumusan judul
skripsi sebagai berikut.
1. Minat membaca
Slameto (2003: 68) mengartikan minat adalah suatu rasa
keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Minat pada dasarnya adalah penerimaaan akan suatu hubungan antara
diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat
hubungan tersebut, semakin besar minat. Meichati (1978: 43)
mengartikan minat adalah perhatian yang kuat, intensif dan menguasai
Hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang mampu
membuat intisari dari bacaan. Berdasarkan beberapa pengertian di atas,
dapat disimpulkan bahwa, Sinambela (1993: 87) mengartikan minat
membaca adalah sikap positif dan adanya rasa keterikatan dalam diri anak
terhadap aktivitas membaca dan tertarik terhadap buku bacaan. Aspek
minat membaca meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca dan
kesadaran akan manfaat membaca.
2. Referensi sebagai sumber belajar
Definisi referensi adalah sumber acuan (rujukan atau petunjuk),
buku-buku yang dianjurkan oleh dosen kepada mahasiswanya untuk
dibaca, buku wajib dan buku yang tersedia lengkap di perpustakaan, buku
perpustakaan yang tidak boleh dibawa keluar, dan harus dibaca di tempat
yang telah disediakan (Poerwadarminto, 1996: 939).
Mulyasa (2003: 34) menyatakan “sumber belajar adalah segala
sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam
memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman dan
keterampilan dalam proses belajar mengajar”. Pendapat dari beberapa ahli
tersebut menunjukkan bahwa pada hakikatnya sumber belajar begitu luas
dan kompleks, lebih dari sekedar media pembelajaran. Segala hal yang
sekiranya diprediksikan akan mendukung dan dapat dimanfaatkan untuk
keberhasilan pembelajaran dapat dipertimbangkan menjadi sumber belajar
dengan pemahaman ini maka guru bukanlah satu-satunya sumber tetapi
sebagai sumber belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
buku-buku atau non buku-buku yang berkaitan dengan geografi yang dimiliki peserta
didik atau buku-buku yang dipinjamkan oleh guru/sekolah kepada peserta
didik dan buku-buku atau non buku yang dibaca siswa baik di
perpustakaan sekolah maupun di internet.
3. Mata Pelajaran Geografi.
Pakar-pakar geoografi pada Seminar dan Lokakarya Peningkatan
Kualitas Pengajaran Geografi di Semarang tahun 1988, merumuskan
konsep geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan
fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan
dalam konteks keruangan (Sumaatmadja, Nurshid, 1997:11).
Karakteristik mata pelajaran geografi adalah sebagai berikut.
a. Geografi terutama mengkaji tentang fenomena alam dan kaitannnya
dengan manusia di permukaan bumi.
b. Geografi mempelajari fenomena geosfer, yaitu litosfer, hidrosfer,
atmosfer, biosfer, dan antroposfer.
4. Hasil belajar geografi
Sudjana (2001: 47) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar geografi siswa
11
Pada tinjauan pustaka dan kerangka berpikir dijelaskan tentang pengertian
minat, faktor-faktor yang mempengaruhi minat, membaca, sumber belajar,
referensi, referensi melalui internet, hasil belajar dan mata pelajaran geografi.
2.1. Minat
Minat meliputi pengertian minat dan faktor-faktor yang mempunyai minat.
2.1.1 Pengertian Minat
Slameto (2010: 57) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya
terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan
minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik- baiknya, karena tidak ada
daya tarik baginya. Sedangkan bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih
mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.
Sardiman (2011: 76) mengemukakan minat adalah “suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang
dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya
sendiri”. Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya
terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa
lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan
belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di
sekolah siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya
dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang
tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga
apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.
Minat seseorang dapat dibangkitkan dengan cara sebagai berikut (a)
membangkitkan adanya suatu kebutuhan (b) menghubungkan dengan suatu
persoalan pengalaman yang lampau (c) memberi kesempatan untuk mendapatkan
hasil yang baik (d) menggunakan berbagai macam bentuk mengajar (Sardiman,
2011: 79).
Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian
siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri
seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan
minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa
minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Misalnya seorang anak
menaruh minat terhadap bidang kesenian, maka ia akan berusaha untuk
mengetahui lebih banyak tentang kesenian.
William James (1890: 12) melihat bahwa minat siswa merupakan faktor
utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa. Jadi, efektif merupakan
faktor yang menentukan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar.
Seorang tokoh pendidikan lain dari Belgia, yakni Ovide Decroly
(1871-1932), mendasarkan sistem pendidikannya pada pusat minat yang pada umumnya
dimiliki oleh setiap orang, yaitu minat terhadap makanan, perlindungan terhadap
iklim (pakaian dan rumah), mempertahankan diri terhadap macam-macam bahaya
Teaching, memberikan suatu klasifikasi yang berguna bagi guru dalam
memberikan pelajaran kepada siswa. Ia mengemukakan 22 macam minat yang di
antaranya ialah bahwa anak memiliki minat terhadap belajar. Dengan demikian,
pada hakikatnya setiap anak berminat terhadap belajar dan guru sendiri hendaknya
berusaha membangkitkan minat anak terhadap belajar (Daryanto, 2012:8).
Pengertian minat dapat dirumuskan sebagai suatu kecenderungan yang
relatif mantap pada diri dan biasanya disertai dengan rasa ketertarikan untuk
melakukan aktivitas dengan perasaan senang tanpa paksaan. Minat pada dasarnya
adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar
diri, semakin besar minat seseorang terhadap sesuatu, perhatiannya akan tercurah
pada hal tersebut.
2.1.2 Ciri-ciri Siswa yang Mempunyai Minat
Seseorang yang mempunyai minat akan mendorong dirinya untuk
memperhatikan orang lain, benda-benda, pekerjaan atau kegatan-kegiatan tertentu.
Minat juga menjadi penyebab dari suatu keaktifan dan hasil dari pada
keikutsertaannya di dalam keaktifan itu. Adapun seseorang yang memiliki minat
menurut Walgito (2003: 35) bercirikan sebagai berikut (a) adanya kecenderungan
jiwa terhadap sesutau yang diamati dan dipelajari (b) adanya antusias atau rasa
tertarik dan perhatian terhadap sesuatu yang sedang diamati atau dihadapi (c)
adanya rasa puas dan senang atau suka terhadap apa yang dihadapi (d) adanya
kebutuhan terhadap apa yang diamati dan dipelajari (e) adanya tujuan terhadap
2.2. Membaca
Membaca disini meliputi pengertian membaca, tujuan membaca, dan
faktor-faktor yang mempengaruhi minat membaca.
2.2.1 Pengertian Membaca
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 83), membaca adalah
melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis. Membaca merupakan suatu
proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh
pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.
Dengan kata lain, membaca adalah memetik serta memahami arti atau makna
yang terkandung di dalam bahan tulis.
Klein, dkk. (Farida Rahim, 2005: 3) mengemukakan bahwa definisi
membaca mencakup hal-hal sebagai berikut.
1) Membaca merupakan suatu proses
Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna.
2) Membaca adalah strategis
Pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengkonstruk makna ketika membaca.
3) Membaca merupakan interaktif
Orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus mudah dipahami sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks.
Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa membaca merupakan
proses aktivitas komunikasi yang kompleks. Membaca bertujuan untuk melihat,
memahami isi atau makna dan memperoleh pesan yang disampaikan penulis
melalui bahasa tulis sehingga diperoleh pemahaman terhadap bacaan. Membaca
2.2.2 Tujuan Membaca
Orang yang melakukan aktivitas tentunya mempunyai tujuan yang ingin
dicapai, demikian juga dalam kegiatan membaca. Seseorang yang membaca
dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang
yang tidak mempunyai tujuan.
Membaca tanpa tujuan bagaikan perahu yang berlayar tanpa tujuan, ibarat
pergi ke pasar tanpa tujuan, sehingga bingung apa yang harus dicari dan dibeli.
Oleh karena tujuannya mempunyai arti yang penting dalam membaca, maka
tentukanlah lebih dahulu tujuan yang akan dicapai dalam membaca suatu buku.
Tujuan mempunyai fungsi untuk mengarahkan bahan apa yang
seharusnya dibaca, membantu untuk menyeleksi bahan yang harus dibaca dan
membantu membangun motivasi yang tinggi. Tujuan memberikan kejelasan yang
meyakinkan dalam kegiatan membaca suatu buku. Oleh karena itu, kegiatan
membaca buku yang sia-sia adalah kegiatan membaca tanpa tujuan yang jelas.
Tujuan yang ditentukan dalam membaca akan mempengaruhi apa yang
perlu dibaca dan bagaimana cara membacanya seperti ringkasan di bawah ini
(Daryanto, 2012:79-80). Siswa memiliki tujuan untuk memahami secara detail
dan menyeluruh isi buku maka jenis buku yang perlu dibaca adalah pada bagian
daftar isi, kata pengantar, abstraksi, pendahuluan, bab-bab isi, kesimpulan, daftar
pustaka, gambar-gambar, tabel, diagram. Cara membaca yang sesuai dengan
tujuan tersebut yaitu seperti berikut baca dengan teliti dalam kecepatan normal,
pahami setiap gagasan yang diugkapkan dengan cermat, dan buat catatan bila
Siswa memiliki tujuan menangkap ide pokok/ gagasan utama buku secara
cepat (waktu terbatas) maka jenis buku yang perlu dibaca adalah pada bagian
daftar isi, pendahuluan, bab -bab kunci dan kesimpulan. Cara membaca yang
sesuai dengan tujuan tersebut yaitu membaca dengan kecepatan tinggi halaman
demi halaman. Gerak mata mengarah (vertikal). Perhatikan kata-kata kunci dan
agak mengabaikan hal-hal yang kurang menunjang. Teknik ini biasanya disebut
dengan teknik skimming (Daryanto, 2012:79).
Siswa memiliki tujuan membaca mendapatkan informasi tentang sesuatu
maka buku yang sesuai untuk dibaca adalah buku Ensiklopedia. Cara membaca
yang tepat adalah skimlah kata-kata tertentu dengan cepat, sampai anda
menemukan kata kunci yang dibutuhkan, kemudian baca dengan kecepatan
normal tentang bagian itu. (Daryanto, 2012:79).
Siswa memiliki tujuan membaca untuk mengenali makna kata-kata
(istilah) sulit maka buku yang sesuai adalah kamus, perhatikan kamusnya,
sesuaikan dengan kata yang akan dicari (kamus satu bahasa atau dwi bahasa).
Cara yang sesuai dengan tujuan tersebut adalah skimlah huruf awal kata dalam
kamus. Temukan kata yang anda maksud, dan pahami maknanya (Daryanto,
2012: 79)
Siswa yang memiliki tujuan ingin mengetahui peristiwa penting yang
terjadi di masyarakat sekitar dan yang terjadi di seluruh dunia maka buku yang
sesuai adalah surat kabar nasional serta surat kabar lokal. Cara membaca yang
tepat untuk tujuan itu adalah skimlah judul-judul berita. Baca head linesnya, baca
Siswa yang memiliki tujuan membaca ingin memperoleh kenikmatan dari
karya fiksi maka buku yang sesuai adalah karya-karya sastra seperti novel,
cerpen, puisi dan drama. Cara yang membaca yang sesuai dengan tujuan tersebut
yaitu baca dengan santai dan nikmati bahasa, jalan ceritanya lalu buatlah catatan
bila perlu. Sedangkan siswa yang memiliki tujuan membaca ingin memperoleh
informasi tentang lowongan pekerjaan maka yang perlu dibaca adalah kolom
iklan di surat kabar dan cara membaca yang tepat adalah skimlah kolom-kolom
iklan yang ada, temukan bagian lowongan pekerjaan lalu baca dengan teliti
(Daryanto, 2012: 80).
Siswa yang memiliki tujuan membaca ingin mencari merek barang yang
cocok untuk dibeli maka buku yang sesuai untuk dibaca adalah iklan di surat
kabar atau majalah-majalah popular. Cara membaca yang tepat untuk tujuan
tersebut adalah skimlah kolom iklan, temukan keterangan tentang barang yang
anda perlukan dan bacalah lalu bandingkan (Daryanto, 2012:80).
Siswa yang memiliki tujuan membaca ingin menilai kebenaran gagasan
pengarang/ penulis maka buku yang sesuai untuk dibaca adalah pada bagian
judul pengembangan gagasan, data-data penunjang kesimpulan atau tulisan orang
lain. Cara yang tepat untuk membaca buku sesuai tujuan tersebut yaitu membaca
dengan teliti keseluruhan bacaan (buku), bandingkan dan ujilah antara judul,
tujuan penulisan, data yang diungkapkan, serta kesimpulan yang dibuat juga
Siswa yang memiliki tujuan membaca ingin mendapatkan alat tertentu
(instrumen affect) maka buku yang sesuai adalah buku-buku yang bersifat
praktis. Misalnya: buku cara memperbaiki alat-alat, cara memotong bunga, cara
memasak, cara membersihkan air, cara menambal ban sepeda dan lain-lain dan
cara membaca yang sesuai adalah baca dengan teliti setiap petunjuk yang
diberikan, ikuti nasihat-nasihatnya. Praktekkan dalam kehidupan sehari-hari
(Daryanto, 2012: 80).
Siswa yang memiliki tujuan membaca ingin mendapatkan keterangan
tentang pendapat seseorang (ahli) atau keterangan tentang definisi suatu istilah
maka buku yang sesuai untuk dibaca adalah pada bagian akhir buku yang serupa
daftar indeks, baik indeks subjek maupun indeks pengarang. Cara membaca yang
sesuai adalah skimlah daftar indeks yang ada dalam buku. Pilih indeks yang
sesuai, lalu temukan kata atau nama pengarang (ahli) yang Anda cari. Kemudian
bacalah penjelasannya di halaman yang ditunjuk (Daryanto, 2012:80).
Membaca juga dapat dibagi atas beberapa jenis berdasarkan berbagai
faktor. Seperti jenis bahan bacaan, cara membaca, dan jenis informasi yang
diinginkan. Akan tetapi penjenisan membaca ini akan lebih praktis jika didasarkan
pada tujuan membaca. Tujuan yang dimaksud ini secara umum, menurut D.P
Tampubolon (2006: 34) dibagi atas 3 jenis utama yaitu membaca untuk studi,
membaca untuk usaha, dan membaca untuk kesenangan.
1) Membaca untuk studi adalah membaca untuk menemukan
informasi-informasi yang diperlukan guna menyelesaikan masalah-masalah dalam studi
penelitian, penulisan karya tulis ilmiah dan lai-lain. Informasi-informasi yang
didapat kemudian dianalisis bersama informasi lainnya dan adri sini dapat
diambil rumusan/kesimpulan yang berguna sebagai pengetahuan. Dapat juga
dikatakan bahwa membaca untuk studi ialah untuk menambah
pengetahuan-pengetahuan dasar sesuai dengan tuntutan bidang ilmu pengetahuan-pengetahuan yang
dituntut. Berdasarkan tujuan di atas, maka bahan-bahan bacaan yang
dibutuhkan untuk membaca studi ini adalah bahan pustaka yang relevan
dengan bidang ilmu yang bersangkutan, baik berupa teks, catatan studi,
artikel, majalah dan sebagainya.
2) Membaca untuk usaha adalah membaca yang ditujukan untuk dapat
menemukan dan memahami berbagai informasi yang berkaitan dengan usaha
yang dilakukan oleh seseorang. Semua orang yang melakukan usaha harus
selalu mengikuti perkembangan usahanya dan situasi di masyarakat. Untuk
itu, dapat diperoleh informasinya dari membaca berbagai surat kabar,
majalah, dokumen dan sebagainya. Hal ini disebabkan apabila dia terlambat
membaca informasi baru yang relevan dengan usaha yang ditekuni maka akan
mengakibatkan kerugian dalam usahanya.
3) Membaca untuk kesenangan ialah membaca yang dilakukan untuk mengisi
waktu senggang dengan tujuan untuk memuaskan perasaan dan melepaskan
segala persoalan yang membebani seseorang. Waktu senggang yang
dimaksud di sini misalnya waktu istirahat atau sedang tidak melakukan
aktifitas apapun. Biasanya bahan bacaan untuk jenis membaca ini adalah
sebagainya. Karena dari bacaan-bacaan itu dapat membuat manusia semakin
manusiawi dengan mengambil nilai-nilai kehidupan yang ada pada bacaan.
2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi minat membaca.
Cukup banyak faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat
terhadap sesuatu, dimana secara garis besar dapat dikelompokan menjadi dua
yaitu bersumber dari dalam individu yang bersangkutan dan yang berasal dari
luar mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat. Crow dan Crow (Rahman, 2004: 264-265) menyebutkan faktor yang
menjadikan timbulnya minat, yaitu sebagai berikut.
1) Dorongan dari dalam individu atau rasa ingin tahu akan membangkitkan
minat untuk membaca, belajar menuntut ilmu, melaksanakan penelitian.
2) Motif sosial ini dapat menjadi fakta yang membangkitkan minat untuk
melakukan suatu aktifitas tertentu. Minat untuk belajar atau menuntut ilmu
pengetahuan timbul karena ingin mendapat penghargaan masyarakat, karena
biasanya yang memiliki ilmu pengetahuan cukup luas (orang pandai)
mendapat kedudukan yang tinggi dan terpandang dalam masyarakat.
3) Emosional, minat mempunyai hubungan yang sangat erat dengan emosi. Bila
seseorang mendapatkan kesuksesan pada aktifitas akan menimbulkan
perasaan senang dan hal tersebut akan memperkuat minat terhaap aktifitas
tersebut, sebaliknya suatu kegagalan akan menghilangkan minat terhadap hal
tersebut (Rahman, 2004: 264-265).
4) Situasi belajar, apabila belum pernah mendengar tentang bidang studi
setelah mendengar dan melihat berbagai hal berhubungan dengan suatu
bidang studi, minat dapat timbul. Minat akantimbul dari sesuatu yang telah
diketahui dan kita dapat mengetahui sesuatu melalui belajar. Karena itu,
semakin banyak belajar, semakin luas pula bidang minat.
5) Pengalaman, dari pengalaman jelaslah bahwa setiap pekerjaan memerlukan
usaha untuk tidak selalu sepadan dengan kesukaran tugasnya, tetapi
dipengaruhi minat dalam penyelesaian tugas tersebut. Minat yang timbul,
berlandaskan kesanggupan dalam bidang tertentu akan mendorong seseorang
ke usaha yang produktif ditambah dengan pengalaman, akan mencapai
sukses dalam batas-batas kemampuan yang dimiliki.
6) Bahan dan guru pelajaran, apabila siswa tidak berminat kepada bahan
pelajaran juga kepada gurunya, maka siswa tidak akan mau belajar. Oleh
karena itu, apabila siswa tidak berminat sebaliknya dibangkitkan sikap
menerima kepada pelajaran dan kepada gurunya, agar siswa mau belajar
memperhatikan pelajaran (Sabri, 2007:84).
7) Lingkungan, faktor lingkungan luar (kondisi lingkungan) yang
mendorong kelancaran atau kemacetan proses belajar mengajar, meliputi (a)
lingkungan sekitar sekolah, seperti: keadaan lingkungan gedung sekolah,
juga sistem pendidikan dan organisasi serta administrasi sekolah (b)
lingkungan sekitar rumah siswa, seperti tetangga, fasilitas atau sarana umum,
strata sosial masyarakat, situasi sosial masyarakat, situasi kultural, dan
Dawson dan Bamman (Rahman, 1985: 6-8) mengemukakan
prinsip-prinsip yang mempengaruhi minat baca sebagai berikut.
1) Seseorang atau siswa dapat menemukan kebutuhan dasarnya lewat
bahan-bahan.. Isi dari bahan bacaan yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan
individu, merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap minat
bacanya.
2) Kegiatan dan kebiasaan membaca dianggap berhasil atau bermanfaat jika
siswa memperoleh kepuasan dan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
dasarnya, yaitu rasa aman, status, kedudukan tertentu, kepuasan efektif dan
kebebasan yang sesuai dengan kenyataan serta tingkat perkembangannya.
Jika kegiatan membaca dianggap menguntungkan seseorang, maka
membaca merupakan suatu kegiatan yang dianggap sebagai salah satu
kebutuhan hidupnya.
3) Tersedianya sarana buku bacaan dalam keluarga merupakan salah satu
faktor pendorong terhadap pilihan bahan bacaan dan minat baca. Ragam
bacaan yang memadai dan beraneka ragam dalam keluarga akan sangat
membantu anak dalam meningkatkan minat baca.
4) Tersedianya sarana perpustakaan sekolah yang lengkap dan sempurna serta
kemudahan proses peminjamannya merupakan faktor besar yang
mendorong minat baca siswa.
5) Adanya program khusus kurikuler yang memberikan kesempatan siswa
untuk membaca secara periodik di perpustakaan sekolah sangat
6) Saran-saran teman sekelas sebagai faktor eksternal dapat mendorong
timbulnya minat baca siswa. Pergaulan teman dalam sekolah menjadi
salah satu faktor penting dalm pembentukan minat. Siswa yang berminat
terhadap kegiatan membaca, akan lebih sering mengajak temannya ikut
melakukan kegiatan membaca baik di dalam kelas ataupun perpustakaan
sehingga memberikan pengaruh positif juga terhadap temannya.
7) Faktor guru yang berupa kemampuan mengelola kegiatan dan interaksi
belajar mengajar, khususnya dalam program pengajaran membaca. Guru
yang baik harus mengetahui karakteristik dan minat anak. Guru bisa
menyajikan bahan bacaan yang menarik dan bervariasi supaya siswa tidak
merasa bosan.
8) Faktor jenis kelamin juga berfungsi sebagai pendorong pemilihan buku
bacaan dan minat baca siswa. Anak perempuan biasanya lebih suka
membaca novel, cerita drama maupun cerita persahabatan, sedangkan
anak laki-laki biasanya lebih suka cerita bertema kepahlawanan.
Menurut Harris dan Sipay (Mujiati, 2001: 24) mengemukakan bahwa
minat baca dipengaruhi oleh dua golongan, yaitu golongan faktor personal dan
golongan institusional. Faktor personal adalah faktor yang berasal dari dalam
diri anak itu sendiri meliputi: (1) usia (2) jenis kelamin (3) intelegensi (4)
kemampuan membaca (5) sikap (6) kebutuhan psikologis. Faktor institusional
yaitu faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri yang meliputi: (1)
tersedianya buku-buku (2) status sosial ekonomi (3) pengaruh orang tua, teman
Minat membaca tidak dengan sendirinya dimiliki oleh seorang siswa
melainkan harus dibentuk. Perlu suatu upaya, terutama dari kalangan pendidik, di
samping dari lingkungan keluarganya sebagai lingkungan terdekat, untuk melatih,
memupuk, membina dan meningkatkan minat baca. Minat sangat memegang
peranan penting dalam menentukan langkah yang akan kita kerjakan.
Walaupun motivasinya sangat kuat tetapi jika minat tidak ada, tentu kita tidak
akan melakukan sesuatu yang dimotivasikan pada kita. Begitu pula halnya
kedudukan minat dalam membaca menduduki tingkat teratas, karena tanpa minat
seseorang akan sukar melakukan kegiatan membaca.
Jadi dapat disimpulkan, apabila seseorang menaruh minat terhadap
sesuatu, berarti pada diri seseorang tersebut terdapat suatu motif yang
menyebabkan secara aktif dengan hal yang menarik perhatiannya. Menentukan
tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran adalah perlu sehingga minat
terhadap pelajaan adalah suatu keinginan, kecenderungan atau perhatian terhadap
pelajaran. Adapun minat yang dapat menunjang belajar adalah minat kepada
bahan atau mata pelajaran dan kepada guru yang mengajar. Apabila siswa tidak
berminat kepada mata pelajaran juga kepada gurunya maka siswa tidak akan mau
belajar, oleh karena itu apabila siswa tidak berminat sebaliknya dibangkitkan
sikap positif (sikap menerima) kepada pelajaran dan kepada guru.
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi ada atau tidaknya sikap positif
siswa terhadap yang dipelajarinya, yaitu kesesuaian antara minat dan bakatnya
dan kesesuaian antara yang dipelajari dengan taraf inspirasi dan kemampuannya.
minat dan bakat serta inspirasi seseorang, maka akan makin positiflah sikap orang
tersebut terhadap yang dipelajarinya (Mujiati, 2001: 26).
2.3. Referensi geografi
Referensi geografi meliputi pengertian referensi geografi, manfaat buku,
dan referensi melalui internet.
2.3.1 Pengertian referensi geografi.
Definisi buku referensi adalah sumber acuan (rujukan atau petunjuk),
buku-buku yang dianjurkan oleh dosen oleh mahasiswanya untuk dibaca, buku
wajib dan buku yang tersedia lengkap di perpustakaan, buku perpustakaan yang
tidak boleh dibawa keluar, dan harus dibaca di tempat yang telah disediakan
(Poerwadarmanto, 2003:735). Buku referensi adalah buku acuan , buku rujukan,
buku yang berisi informasi yang singkat dan padat tentang berbagai hal. Berkaitan
dengan penelitian ini yang dimaksud buku referensi mata pelajaran geografi
adalah buku acuan yang berisikan informasi-informasi tentang materi pelajaran
geografi. Buku-buku referensi yang dimaksud, tidak hanya buku pelajaran yang
disediakan oleh Diknas saja, tetapi buku-buku penunjang lain yaitu buku-buku
yang diterbitkan oleh pihak lain (swasta).
Buku referensi ini dapat diperoleh misalnya di perpustakaan sekolah atau
membeli sendiri atau juga mendapatkan dari internet. Buku-buku referensi mata
pelajaran geografi untuk siswa SMA kelas X ini sangat beragam tetapi tidak
semua siswa mempunyai buku tersebut. Buku referensi yang berkaitan dengan
geografi ini sangat bermanfaat bagi siswa untuk membantu siswa sebagai sumber
2.3.2 Manfaat buku
Buku pelajaran ataupun buku penunjang atau referensi memiliki peran
penting dalam sistem Pendidikan Nasional. Buku merupakan salah satu komponen
dalam proses kegiatan belajar mengajar. Manfaat buku tersebut antara lain sebagai
berikut (a) menambah pengetahuan, misalnya untuk mengetahui perkembangan
atau peristiwa-peristiwa yang terjadi. Meskipun demikian, tidak semua
pengetahuan dapat tercakup dalam buku pelajaran (b) untuk menambah ilmu,
dalam pengertian dari tidak tahu menjadi tahu, agar mendapat nilai bagus ketika
ulangan dan dapat menjawab pertanyaan (c) buku menjadi patokan orang tua
untuk membantu belajar atau mengukur tingkat keberhasilan anaknya
(Poerwadarmanto, 2003:736).
Keberadaan buku referensi, sangat membantu siswa maupun guru dalam
proses kegiatan belajar mengajar. Tidak dapat dipungkiri, bahwa buku-buku
referensi masih dijadikan patokan oleh siswa dan guru. Guru-guru di Indonesia,
masih berpatokan dengan buku-buku teks. Keberadaan buku-buku teks tersebut
sangat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran, tetapi guru jangan
hanya berpatokan pada buku teks saja. Guru dapat mencari bahan rujukan atau
buku-buku referensi yang lain dari sumber aslinya, yaitu dengan melihat daftar
pustaka pada buku teks, sehingga nantinya guru akan mendapatkan lebih banyak
ilmu baru yang tidak didapatkan dari buku pelajaran. Guru atau siswa juga bisa
2.3.3 Referensi melalui internet.
Internet merupakan singkatan dari inter-networking. Menurut Pendit,
dkk. (2005: 78), sesuai dengan kepanjangannya, internet adalah sekumpulan
jaringan komputer milik perusahaan, institusi, lembaga pemerintah, ataupun
penyedia jasa jaringan (Internet Services Provider) yang saling terhubung
dimana masing-masing jaringan komputer yang terhubung dikelola secara
independen. Jaringan ini bukan suatu organisasi atau institusi, karena tak satu
pihak pun yang mengatur dan memilikinya. Internet menyediakan sejumlah
fasilitas seperti: WWW(World Wide Web), Email (Electronic Mail), FTP (File
Transfer Protocol), Newsgroup, mailing list, Gropher, Chat Group, dan
sebagainya. Menurut Purbo (2004), diantara keseluruhan fasilitas internet
tersebut terdapat lima aplikasi standar internet, yaitu: WWW (World Wide
Web), email, mailing list, newsgroup, dan FTP (File Transfer Protocol).
Selain lima aplikasi standart internet yang telah disebutkan, terdapat
fasilitas internet lain yang punya peran penting dalam mendapatkan informasi
secara cepat melalui halaman internet. Fasilitas ini dikenal dengan istilah mesin
pencari (search engine). Bagi pengguna, search engine merupakan sebuah situs
yang menolong untuk mencari informasi yang mereka inginkan bila tidak
mengetahui alamat situs informasi yang dicari. Sepeti yang kita ketahui, begitu
banyak situs (berita, hiburan, situs pribadi, pendidikan atau lainnya) telah
dibuat setiap harinya yang menampilkan begitu banyak informasi.
Tentunya, sangat sulit untuk mencari informasi yang kita butuhkan dengan
satu-persatu. Agar mudah menyelusuri semua itu, kita dapat menggunakan
search engine yang tersedia di internet. Selain itu, search engine juga dapat
membantu penelusuran artikel, file, maupun database (Pendit dkk, 2005:79).
Informasi di atas merupakan fakta bahwa ilmu pengetahuan dan
teknologi sudah sangat berkembang sehingga untuk mampu mengikuti
perkembangannya yang cepat adalah selalu akses informasi yang up to date dan
semua itu di dapat melalui internet. Proses belajar adalah proses untuk merubah
dari yang tidak tahu menjadi tahu. Untuk memperoleh informasi harus dicari
dari sumber-sumber informasi. Salah satu sumber informasi adalah internet.
Internet adalah pusat informasi yang multi bidang. Semua aspek kehidupan bak
yang berdampak positif maupum negatif dapat diakss dan diperoleh dari
internet. Oleh karena itu dalam pemanfaatan internet kita harus memiliki filter
keimananan serta moralitas yang baik untuk menyeleksi informasi yang akan
kita peroleh (Pendit dkk, 2005: 76).
Beberapa manfaat internet untuk kepentingan pembelajaran adalah (1)
pengembangan profesional untuk meningkatkan pengetahuan, berbagi sumber
informasi diantara teman, berkomunikasi ke seluruh dunia, dan berpartisipasi
dalam forum baik lokal ataupun internasonal (2) sumber belajar/Pusat Informasi
yaitu untuk mencari informasi media dan metodologi pembelajaran, bahan baku
dan bahan ajar untuk segala bidang pelajaran, akses informasi ilmu pengetahuan
dan teknologi, bahan pustaka/ referensi (3) belajar sendiri secara cepat untuk
meningkatkan pengetahuan, belajar berinteraktif, dan mengembangkan
Pemanfaatan internet dalam dunia pendidikan, dapat digunakan pihak
siswa dan guru untuk dua hal yaitu sebagai berikut.
1) Pertama, pemakaian untuk kepentingan administrasi dan manajemen
pendidikan di tiap sekolah dan secara nasional.
2) Kedua, penggunaan internet untuk (alat pembelajaran) dan atau sumber
belajar. Negara kita termasuk yang tertinggal dalam pemanfaatan teknologi
pembelajaran dengan pemakaian komputer non internet sekalipun (Ketut,
2012: 6).
E-learning adalah sistem pembelajaran yang memanfaatkan media
elektronik sebagai alat untuk membantu kegiatan pembelajaran. Sebagian besar
berasumsi bahwa elektronik yang dimaksud di sini lebih diarahkan pada
penggunaan teknologi komputer dan internet. Secara tidak terprogam siswa dapat
mengakses berbagai bahan belajar dan informasi di internet menggunakan
fasilitas di internet seperti mesin pencari data. Secara bebas siswa dapat mencari
bahan dan informasi sesuai dengan minat masing-masing tanpa adanya intervensi
dari siapapun (Ketut, 2012:9).
2.4. Sumber Belajar
Sumber belajar meliputi pengertian, klasifikasi memilih smber belajar.
2.4.1 Pengertian sumber belajar
Sumber belajar dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat
memberikan kemudahan kepada siswa dalam memperoleh sejumlah informasi,
pengetahuan, pengalaman dan keterampilan dalam proses belajar mengajar
Belajar mengajar sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang tidak
terlepas dari komponen-komponen lain yang saling berinteraksi di dalamnya.
Salah satu komponen dalam proses tersebut adalah sumber belajar. Sumber
belajar itu tidak lain adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan
proses belajar mengajar, baik secara langsung, sebagian atau secara keseluruhan
(Sudjana, 2007:76).
Sumber belajar dalam pengertian sempit adalah, misalnya, buku-buku
atau bahan-bahan tercetak lainnya. Pengertian itu masih banyak dipakai dewasa
ini oleh sebagian besar guru. Misalnya dalam program pengajaran yang biasa
disusun oleh para guru terdapat komponen sumber belajar dan pada umumnya
akan diisi dengan buku teks atau buku wajib yang dianjurkan. Pengertian sumber
belajar tersebut sama sempitnya bila diartikan sebagai semua sarana pengajaran
yang dapat menyajikan pesan secara auditif maupun visual (Mulyasa, 2004:46).
Sumber belajar dalam artian luas yaitu segala sesuatu yang dialami dan
hal itu membawa pengalaman yang menyebabkan belajar. Belajar pada
hakikatnya adalah proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih sempurna
sesuai dengan tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelumnya (Mulyasa,
2004: 47).
Sumber belajar adalah segala daya yang dapat dimanfaatkan guna
memberi kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya. Dalam pengembangan
sumber belajar itu terdiri dari dua macam, yaitu sebagai berikut.
1) Pertama, sumber belajar yang dirancang atau secara sengaja dibuat atau
resources by design (sumber belajar yang dirancang). Misalnya buku, brosur,
ensiklopedi, film, video, tape, internet, dan lain-lain. Semua pernagkat keras
ini memang secara sengaja dirancang guna kepentingan kegiatan pengajaran.
2) Kedua, sumber belajar yang dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada
seseorang dalam belajar berupa segala macam sumber belajar yang ada di
sekeliling kita. Sumber belajar ini disebut learning resources by utilization.
Misalnya pasar, toko, museum, dan sebagainya yan adanya di lingkungan
sekitar seperti taman, gedung lembaga, dan lain-lain. Segenap sumber belajar
yang dirancang maupun yang tidak dirancang diklasifikasikan sebagai orang,
peralatan, teknik, atau metode dan kondisi atau lingkungan. Dalam
prakteknya, segala macam sumber belajar, baik yang dirancang maupun
yang dimanfaatkan, tidak selalu harus dibedakan karena memang sulit untuk
diidentifikasi secara tegas (Sudjana, 2007:77).
2.4.2 Klasifikasi sumber belajar
Membuat klasifikasi sumber belajar tidak mudah. Hal itu disebabkan oleh
sulitnya membuat batas yang tegas dan pasti tentang perbedaan atau ciri-ciri yang
terdapat pada sumber-sumber belajar.
Klasifikasi sumber belajar adalah sebagai berikut.
1) Sumber belajar tercetak: buku, majalah, brosur, koran, poster denah, ensiklopedi, kamus, booklet, dan lain-lain.
2) Sumber belajar noncetak: film, video, objek, dan lain-lain.
3) Sumber belajar yang berbentuk fasilitas: perpustakaan, ruangan belajar, studio, lapangan olahraga, dan lain-lain.
4) Sumber belajar berupa kegiatan: wawancara, kerja kelompok, observasi, stimulasi, permainan, dan lain-lan.
2.4.3 Memilih sumber belajar
Memilih sumber belajar harus didasarkan atas kriteria tertentu yang
secara umum terdiri dari dua macam ukuran, yaitu kriteria umum dan kriteria
berdasarkan tujuan yang hendak dicapai. Kedua kriteria pemilihan sumber
belajar tersebut berlaku baik untuk sumber belajar yang dirancang maupun bagi
sumber belajar yang dimanfaatkan (Sudjana, 2007:85).
a. Kriteria umum
Kriteria umum merupakan ukuran kasar dalam memilih pelbagai sumber
belajar, misalnya sebagai berkut.
a)Ekonomis, dalam pengertian murah. Ekonomis tidak berarti harganya
selalu harus rendah. Bisa saja dana penngadaan sumber belajar itu cukup
tinggi, tetapi pemanfaatannya dalam jangka panjang terhitung murah.
b)Praktis dan sederhana, artinya tidak memerlukan pelayanan serta
pengadaan sampingan yang sulit dan langka. Kata sederhana maksudnya
tidak memerlukan pelayanan yang menggunakan keterampilan khusus
yang rumit. Semakin praktis dan sederhana sumber belajar itu, semakin
perlu diprioritaskan untuk dipilih dan digunakan.
c)Mudah diperoleh, dalam arti sumber belajar itu dekat, tidak perlu
diadakan atau dibeli di toko dan pabrik. Sumber belajar yang tidak
dirancang lebih mudah diperoleh asal jelas tujuannya dan dapat dicari di
lingkungan sekitar.
d)Bersifat fleksibel, artinya bisa dimanfaatkan untuk pelbagai tujuan
teknologi, nilai budaya, keinginan pelbagai pemakai sumber belajar itu
sendiri.
e)Komponen-komponennya sesuai dengan tujuan, merupakan kriteria yang
penting. Sering terjadi suatu sumber belajar mempunyai tujuan yang
sesuai, pesan yang dibawa juga cocok, tetapi keadaan fisik tidak
terjangkau karena di luar kemampuan disebabkan oleh biaya yang tinggi
dan banyak memakan waktu (Sudjana, 2007:85).
b. Kriteria berdasarkan tujuan
Beberapa kriteria memilih sumber belajar berdasarkan tujuan antara lain
adalah sebagai berikut.
a)Sumber belajar guna memotivasi, terutama berguna untuk siswa yang
lebih rendah tingkatannya, dimaksudkan untuk memotivasi mereka
terhadap mata pelajaran yang diberikan. Pemanfaatan sumber belajar
tersebut bertujuan membangkitkan minat, mendorong partisipasi,
merangsang pertanyaan-pertanyaan, memperjelas masalah.
b)Sumber belajar untuk tujuan pengajaran, yaitu untuk mendukung kegiatan
belajar mengajar. Kriteria ini paling umum dipakai oleh para guru dengan
maksud untuk memperluas bahan pelajaran, melengkapi pelbagai
kekurangan bahan, sebagai kerangka mengajar yang sistematis.
c)Sumber belajar untuk penelitian, merupakan bentuk yang dapat
diobservasi, dianalisis, dicatat secara teliti, dan sebagainya. Jenis sumber
belajar ini diperoleh secara langsung dari masyarakat atau lingkungan.
e)Sumber belajar untuk presentasi, ini hampir sama dengan yang
dipergunakan dalam kegiatan instruksional. Di sini lebih ditekankan
sumber sebagai alat, metode, atau strategi penyampaian pesan (Sudjana,
2007: 84-86).
2.5 Hasil belajar
Hasil belajar adalah perolehan sesuatu yang baru pada tingkah laku
seseorang setelah melakukan kegiatan belajar mengajar. Setiap keberhasilan
belajar diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
Keberhasilan belajar siswa dalam mencapai tujuan pengajaran dapat diwujudkan
dengan nilai (Sudjana, 2008: 45).
Hasil belajar merupakan perilaku siswa sebagai hasil pembelajaran yang
dicapai dari kompetensi dasar, sedangkan hasil belajar dalam operasional
pelajaran dijabarkan dalam bentuk indikator pembelajaran. Indikator
pembelajaran inilah kemudian dikembangkan materi pembelajaran. Indikator
juga dapat digunakan sebagai dasar penelitian terhadapa siswa dalam mencapai
pembelajaran dan kinerja yang diharapkan.
Indikator hasil belajar merupakan uraian kemampuan yang harus dikuasai
siswa dalam berkomunikasi secara spesifik serta dapat dijadikan ukuran untuk
menggunakan keterampilan hasil belajar. Siswa hendaknya diberi kesempatan
untuk menggunakan keterampilan, pengetahuan, atau sikap yang sudah mereka
kembangkan selama pembelajaran dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sudah
ditentukan. Selama proses ini guru menilai apakah siswa telah mencapai suatu
belajar tersebut, telah mencapai kompetensi (Sugandi, 2006:63). Sedangkan,
menurut Darsono (2000:110) hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang
berhubungan dengan pengetahuan atau kognitif, keterampilan atau psikomotorik,
dan nilai sikap atau afektif. Maka dapat ditegaskan bahwa hasil belajar yang
diperoleh dalam penelitian ini adalah pencapaian siswa terhadapa kompetensi
dasar yang diwujudkan dalam bentuk nilai. Nilai tersebut terdiri dari 3 ranah
yaitu kognitif (pengetahuan), nilai psikomotorik (keterampilan) dan nilai afektif
(sikap), yang berkaitan dengan minat membaca.
2.6Mata Pelajaran Geografi
Pakar-pakar geoografi pada Seminar dan Lokakarya Peningkatan Kualitas
Pengajaran Geografi di Semarang tahun 1988, merumuskan konsep geografi
adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer
dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan
(Sumaatmadja, Nurshid, 1997:11).
Sumatmadja dalam buku Metodelogi Pengajaran Geografi menyatakan
bahwa studi geografi berkenaan dengan (a) permukaan bumi (geosfer) (b) alam
lingkungan (atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer) (c) umat manusia dengan
kehidupannya (antroposfer) (d) penyebaran keruangan gejala alam dan kehidupan
termasuk persamaan dan perbedaan (e) analisis hubungan keruangan gejala
geografi di permukaan bumi
Adapun ruang lingkup pengajaran geografi meliputi (a) alam lingkungan
yang menjadi sumber daya bagi kehidupan manusia (b) penyebaran umat
dengan alam lingkungan yang memberikan variasi terhadap ciri khas
tempat-tempat di permukaan bumi (d) kesatuan regional yang merupakan perpaduan
matra darat, perairan dan udara di atasnya (Sumaatmadja, 1997:9).
Sumber materi pengajaran geografi berasal dari kehidupan manusia di
masyarakat, alam lingkungan dengan segala kenyataan yang ada dan terjadi di
permukaan bumi, baik yang berkenaan dengan kehidupan manusia maupun yang
berkenaan dengan alam lingkungan dan segala prosesnya menjadi sumber
pengajaran geografi. Dalam hal pemanfaatan alam lingkungan, kehidupan
manusia dan hasil interaksi faktor-faktor geografis di permukaan bumi sebagai
sumber materi geografi, guru dituntut kemampuan melakukan seleksi, sehingga
apa yang di proses dalam belajar mengajar menjadi efektif dan efisien sesuai
dengan perkembangan mental anak didik (Sumaatmadja, 1997:13).
Dalam rumusan hasil Seminar Pengajaran Geografi Tahun 1972 dalam
Suharyono (2000:87), mengemukakan sejumlah tujuan pengajaran geografi yang
meliputi sebagai berikut.
a) Pengembangan cara berpikir untuk dapat melihat dan memahami interelasi dan interaksi gejala-gejala fisik maupun sosial dalam konteks keruangan. b) Menanamkan kesadaran Ketuhanan Yang Maha Esa.
c) Menanamkan kesadaran bermasyarakat. d) Menanamkan peranan etis dan estetis.
e) Menumbuhkan pengalaman/kecintaan akan tanah air serta menanamkan perasaan cinta dan hormat pada sesama manusia.
f) Memberikan kemampuan untuk membudayakan alam sekitar serta menanamkan kesadaran akan keharusan kerja dan berusaha untuk dapat menikmati, memanfaatkan kekayaan alam sekitar.
g) Mengembangkan keterampilan untuk melakukan pengamatan, mencatat, memberi tafsir, menganalisis, mengklasifikasikan, mengevaluasi gejala-gejala serta proses fisik dan sosial dalam lingkungan.
h) Memupuk keterampilan membuat deskripsi dan membuat peta.
k) Memupuk kesadaran-kesadaran akan perlunya keseimbangan potensi wilayah dan populasi.
l) Menanamkan pengertian tentang potensi lingkungan dan kemungkinan-kemungkinan usaha yang ada dalam lingkungan serta pengembangan pandangan luas cita-cita yang rasional dalam memilih dan merasionalkan.
2.7Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu berfungi untuk memperluas daftar pustaka peneliti
sekaligus sebagai pembanding, yang dilihat mulai variabel penelitian, teknik
analisis data, dan hasil penelitian.
Penelitian tentang pengaruh minat membaca buku sosiologi terhadap
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi SMA Negeri 8 Kota
Tangerang Selatan yang dilakukan oleh Tri Sutaji (2010: 80), hasil peneletian
mengungkap bahwa adanya pengaruh minat membaca dengan prestasi belajar
pada siswa SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan.
Wasti (2013: 14) menjelaskan tentang hubungan minat belajar dengan
hasil belajar pada mata pelajaran tata busana, hasil penelitian menunjukan minat
belajar siswa ditentukan oleh banyak faktor salah satunya membaca. Minat
belajar juga mempunyai hubungan yang kuat dengan hasil belajar, semakin tinggi
minat belajar maka semakin tinggi pula hasil belajarnya.
Lasa (2009: Volume 11 Nomor 2) menjelaskan peran perpustakaan dan
penulis dalam peningkatan minat baca masyarakat, hasil penelitiannya
menunjukan bahwa minat baca pada masyarakat bisa ditumbuhkan sejak dini
melalui pendidikan formal di sekolah maupun pendidikan non formal di
lingkungan anak sejak dini seperti di lingkungan keluarga, lingkungan tempat