• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Minat Membaca dengan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Geografi Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Semarang Kota Semarang Tahun Ajaran 2014 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara Minat Membaca dengan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Geografi Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Semarang Kota Semarang Tahun Ajaran 2014 2015"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan antara Minat Membaca dengan Hasil Belajar pada

Mata Pelajaran Geografi Siswa Kelas X SMA Negeri 7

Semarang Kota Semarang Tahun Ajaran 2014/2015

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

ISMI KUMALA SARI NIM 3201411084

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

(2)

ii

Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Selasa

Tanggal : 18 Agustus 2015

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Hariyanto, M.Si. Drs. Tukidi, M.Pd

NIP. 19620315 198901 1 001 NIP. 19540310 198303 1 002

(3)

iii

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Senin

Tanggal : 21 September 2015

Penguji 1 Penguji 2 Penguji 3

Dr. Puji Hardati, M.Si Drs. Tukidi, M.Pd Drs. Hariyanto, M.Si

(4)

iv

hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian

atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari

terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang,21 September 2015

(5)

v

 Bosan menjadi normal, jadilah berbeda.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Bapak dan ibu tersayang beserta

keluarga besarku yang telah memberikan

doa, semangat dan segalanya kepadaku

2. Melinda dan Amalia Ramadhani

3. Sahabat-sahabatku cinta abadi untuk

terus bersamaku dalam doa dan

dukungannya

4. Teman-teman seperjuangan geografi

2011

5. Teman-teman kost Laras untuk 4 tahun

kebersamaannya

6. Semua orang yang berada di sisiku baik

di masa laluku, masa depanku nanti, dan

(6)

vi

hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Hubungan antara Minat Membaca dengan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran

Geografi Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Semarang Kota Semarang Tahun Ajaran

2014/2015 ”

Penyusun menyadari skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak, untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rohman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan

studi di Program Studi Pendidikan Geografi.

2. Dr. Subagyo M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah memberikan

kemudahan dalam perijinan melakukan penelitian.

3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Geografi yang

telah memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi.

4. Drs. Hariyanto M.Si, Dosen Pembimbing yang selalu memberikan waktuna

untuk membantu dalam memberikan bimbingan dan kesabarannnya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Drs. Tukidi M.Pd., Dosen Pembimbing yang senantiasa memberikan

pengarahan, bimbingan dan motivasi sehingga penyusun dapat

(7)

vii

mendidik, dan melatih selama ini.

8. Mahasiswa dan Mahasiswi Pendidikan Geografi angkatan 2011 yang telah

memberikan bantuan dalam pelaksanaan penelitian hingga selesai

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penn yelesaian skripsi ini.

Penyusun berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan

semua pihak yang memerlukan.

Semarang,21 September 2015

(8)

viii

Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Drs. Hariyanto, M.Si dan Drs. Tukidi, M.Pd.

Kata Kunci: Minat Membaca, dan Hasil Belajar

Membaca merupakan awal dari sebuah pembelajaran, tanpa membaca kita tak bisa mengetahui apa-apa karena membaca adalah membuka jendela dunia. Tingkat minat membaca memiliki hubungan dengan hasil belajarnya. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah minat membaca referensi geografi sebagai sumber belajar siswa, dan (2) Bagaimana hubungan antara minat membaca referensi geografi sebagai sumber belajar dengan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 7 Semarang. Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui tingkat membaca referensi geografi siswa sebagai sumber belajar, dan (2) Untuk mengetahui hubungan tingkat minat membaca referensi geografi sebagai sumber belajar dengan hasil belajar siswa kelas X IIS SMA Negeri 7 Semarang.

Lokasi penelitian berada di Jalan Untung Suropati Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X IS SMA Negeri 7 Semarang dengan jumlah 143 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yakni teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 40 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kuesioner. Analisis data penelitian menggunakan deskriptif persentase dan hubungan korelasi.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah minat membaca geografi sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar mata pelajaran geografi.

Hasil penelitian menunjukan tingkat minat membaca siswa dalam kategori sedang, faktor-faktor yang mempengaruhi minat membaca rata-rata termasuk kategori sedang yaitu faktor instrisik 75,29% dan faktor ekstrinsik 74,80%,, hubungan minat membaca dan hasil belajar mempunyai hubungan yang signifikan yaitu 0,751 lebih besar dari t tabel yang berarti ada hubungan antara minat membaca siswa dengan hasil belajarnya.

(9)

ix

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

1.3Tujuan Penelitian ... 7

1.4Manfaat Penelitian ... 8

1.5Batasan Istilah ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR 2.1Minat ... 11

2.1.1 Pengertian Minat ... 11

2.1.2 Ciri-Ciri Siswa yang Mempunyai Minat ... 13

2.2Membaca ... 14

2.2.1 Pengertian Membaca ... 14

2.2.2 Tujuan Membaca ... 15

2.2.3 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Minat Membaca ... 20

2.3Referensi Geografi ... 25

2.3.1 Pengertian Referensi Geografi ... 25

2.3.2 Manfaat Buku ... 26

2.3.3 Referensi melalui Internet ... 27

2.4Sumber Belajar ... 29

2.4.1 Pengertian Sumber Belajar ... 29

2.4.2 Klasifikasi Sumber Belajar ... 31

2.4.3 Memilih Sumber Belajar ... 32

2.5Hasil Belajar ... 34

2.6Mata Pelajaran Geografi ... 35

2.7Penelitian Terdahulu ... 37

2.8Kerangka Berpikir ... 42

(10)

x

3.3Validitas dan Reliabilitas ... 46

3.3.1 Validitas ... 46

3.3.2 Reliabilitas ... 48

3.4Teknik Pengumpulan Data ... 49

3.4.1 Metode Dokumentasi ... 49

3.4.2 Metode Angket ... 49

3.5Teknik Analisis Data ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian ... 56

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 56

4.1.2 Minat Membaca Mata Pelajaran Geografi ... 59

4.1.3 Hasil Belajar Mata Pelajaran Geografi ... 74

4.1.4 Uji Hubungan Antara Dua Variabel ... 75

4.1.5 Koefisien Determinasi ... 76

4.2Pembahasan ... 78

4.2.1 Minat Membaca Referensi Geografi ... 78

4.2.2 Hubungan Minat Membaca dengan Hasil Belajar Siswa ... 84

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 6.1Simpulan ... 88

6.2Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90

(11)

xi

3.1 Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Penelitian ... 47

3.2 Realibilitas Instrumen Penelitian ... 49

3.3 Hasil Perhitungan Kriteria Deskriptif Persentase ... 52

3.4 Angka Indeks Korelasi Product Moment ... 53

4.1 Jumlah Kelas dan Siswa SMA Negeri 7 Semarang ... 58

4.2 Minat Membaca Siswa Kelas X IIS SMA Negeri 7 Semarang ... 61

4.3 Intensitas atau Frekuensi seringnya Membaca ... 63

4.4 Lamanya Waktu Belajar Siswa ... 64

4.5 Jumlah Referensi yang dibaca ... 65

4.6 Ketertarikan terhadap Mata Pelajaran Geografi ... 66

4.7 Kesadaran akan Manfaat Membaca ... 68

4.8 Tujuan Membaca ... 69

4.9 Kerjasama dengan Teman Sekelas ... 70

4.10 Dorongan dari Orang Tua ... 72

4.11 Dorongan Guru ... 73

4.12 Hasil Belajar Mata Pelajaran Geografi ... 74

(12)

xii

(13)

xiii

2. Daftar Nama Siswa Kelas X IIS SMA Negeri 7 Semarang ... 94

3. Komposisi Sampel Uji Coba Instrumen ... 98

4. Tabel Kisi-Kisi Instrumen Angket Uji Coba Penelitan ... 99

5. Lembar Angket Instrumen Uji Coba ... 100

6. Perhitungan Uji Validitas Instrumen ... 106

7. Perhitungan Realibilitas Instrumen ... 117

8. Komposisi Anggota Sampel ... 122

9. Kisi-Kisi Angket Penelitian ... 123

10. Lembar Angket Penelitian ... 124

11. Tabulasi Data Minat Membaca ... 130

12. Analisis Deskriptif Persentase Minat membaca ... 138

13. Analisis Deskriptif Persentase Hasil Belajar ... 149

(14)

1

Undang-undang Dasar 1945 menyatakan bahwa bangsa Indonesia

harus cerdas, damai, merdeka, dan adil. Hal tersebut merupakan tujuan

pendidikan yang harus diwujudkan. Secara eksplisit tujuan tersebut

dijabarkan di dalam UU No. 20/2003 yang menyatakan bahwa peserta didik

harus memiliki daya saing dalam menghadapi persaingan global. PP No.

19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang digantikan dengan PP No

32/2013 lebih rinci menyatakan peserta didik harus memiliki (a) kualifikasi

mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan; (b) dasar kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut; (c) memiliki kecakapan hidup

mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan

kecakapanvokasional(http://www.presidensby.info/DokumenUU.php/104.pdf

diunduh tanggal 3 Maret 2015).

UU No. 20/2003 mewujudkan tujuan tersebut, pembelajaran

dilaksanakan melalui olah hati, olah pikir, olah rasa dan olahraga. PP No.

19/2005 pembelajaran dilaksanakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,

serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

(15)

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk melaksanakan tuntutan

UU No. 20/2003 dan PP No. 19/2005 adalah dengan menumbuhkan dan

meningkatkan minat membaca peserta didik. Menumbuhkan minat membaca

hendaknya dilakukan sedini mungkin. Oleh karena itu, banyak program

pemerintah yang digalakkan untuk pendidikan dasar terkait dengan upaya

menumbuhkan minat membaca ini. Tiap bulan September diperingati sebagai

Bulan Gemar Membaca dan Hari Kunjung Perpustakaan dengan peringatan

itu diharapkan masyarakat menjadi gemar membaca sebab membaca adalah

kunci untuk keberhasilan belajar peserta didik di sekolah.

(http://www.litbang.depkes.go.id/download/regulasi/UU-20-2003.pdf

diunduh tanggal 3 Maret 2015)

Kemampuan membaca dan minat membaca yang tinggi adalah

modal dasar untuk keberhasilan anak dalam berbagai mata pelajaran.

Kemampuan membaca dapat diperoleh melalui pendidikan formal dan

informal. Pendidikan formal yaitu Sekolah Dasar, Sekolah Menengah

Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Salah satunya pada mata pelajaran

geografi yang masuk dalam kurikulum Sekolah Menengah Atas, karena

geografi sebagai salah satu disiplin ilmu sosial mempunyai struktur keilmuan

yang didalamnya tertata konsep, fakta, generalisasi dan teori-teori yang

mendominasi. Siswa dituntut untuk lebih banyak membaca referensi-referensi

yang relevan untuk mempelajari dan memahamiya dalam menambah ilmu

(16)

Minat membaca dalam hal ini adalah minat membaca siswa kelas X

semester satu pada mata pelajaran geografi yang membahas materi tentang

hakikat geografi. Hakikat geografi sendiri berisi materi-materi tentang konsep

dasar geografi, pendekatan geografi, dan aspek geografi. Konsep dasar

geografi merupakan konsep penting yang harus dipahami untuk

menggambarkan berbagai gejala/fenomena seperti konsep lokasi, jarak,

keterjangkauan, pola, morfologi, aglomerasi, kegunaan, interaksi dan

interdependensi, deferensial areal, dan keterkaitan keruangan. Pendekatan

geografi antara lain meliputi pendekatan keruangan, kelingkungan, dan

kompleks wilayah. Prinsip-prinsip geografi dalam materi ini anatara lain

prinsip penyebaran, interelasi, korologi, dan deskriptif. Aspek geografi

meliputi aspek fisik dan aspek manusia.

Minat baca dalam masyarakat kita mulai merangkak meskipun

belum mencapai tahapan yang signifikan. Minat ini perlu

ditumbuhkembangkan terus menerus untuk mencapai masyarakat yang

cerdas secara religi, intelektual, sosial, dan ekonomi. Sebab membaca

merupakan pintu gerbang informasi dan ilmu pengetahuan dan pendukung

kecerdasan bangsa. Dengan membaca sejumlah literatur, diskusi, dan

mengikuti pertemuan ilmiah, sesorang mampu mengasah otak, memperoleh

wawasan, dan meningkatkan ilmu pengetahuan. Bacaan besar

pengaruhnya terhadap pembentukan pribadi dan kemajuan bangsa.

Kiranya tidak ada sejarah yang mencatat kehebatan seseorang yang tidak

(17)

Karena itu membaca sangatlah penting dalam perkembangan seorang anak

(Siahaan, 2007:166).

Kondisi minat baca bangsa kita masih jauh tertinggal dari minat baca

bangsa lain. Dari beberapa survei dan penelitian menunjukkan kondisi tersebut.

Hal ini antara lain dibuktikan dengan rasio surat kabar dibanding dengan

jumlah penduduk. Untuk itu dapat dicermati rasio surat kabar dan penduduk

di negara-negara Asean seperti Filipina 1 : 30, Sri Lanka 1 : 38 dan Indonesia

1: 45. Padahal rasio surat kabar dan jumlah penduduk di negara-negara maju

telah mencapai rasio 1 : 10. Kondisi ini sangat mungkin bahwa kita bangsa

Indonesia ini masih kuat tradisi kelisanannya (Siahaan 2007: 168).

Membaca merupakan proses penyerapan informasi yang lebih

efektif dari pada mendengar. Hal ini akan berpengaruh positif terhadap

kreativitas seseorang. Dalam hal ini Marion Lawrence yang dikutip

Wendyataka (2003:46) mengemukakan hasil penelitiannya bahwa anak hanya

mampu mengingat 10 % dari yang didengarnya, 50 % dari yang dilihat/ baca,

70 % dari yang dikatakannya, dan 90 % dari yang dilakukannya.

Membaca merupakan usaha penyebaran gagasan dan upaya kreatif.

Siklus membaca sebenarnya merupakan siklus mengalirnya ide pengarang

ke dalam diri pembaca yang pada gilirannya akan mengalir ke seluruh

penjuru dunia melalui tulisan (buku, artikel, makalah seminar, hasil

penelitian) dan rekaman lain.

Mengembangkan minat baca pada anak, akan diperoleh generasi muda

(18)

berpikir tinggi, penguasaan terhadap ilmu dan teknologi. Kenyataannya

ditemukan adanya gejala malas membaca pada generasi muda kita, khususnya

pada anak-anak di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah

Menengah Atas (SMA), bahwasanya mereka lebih suka mengisi waktu

luangnya untuk bermain ataupun menonton televisi dari pada menggunakan

waktu luangnya unuk membaca. Hal ini disebabkan oleh beragamnya sarana

hiburan yang menjanjikan anak untuk dapat bersenang-senang. Adanya

mainan-mainan yang modern dan juga acara hiburan telivisi yang menarik

serta pengaruh media sosial yang semakin besar merupakan salah satu faktor

penyebab berkurangnya minat baca pada anak khususnya pada anak usia

SMA dengan jenjang emosinya yang mudah terpengaruh oleh lingkungan

sekitarnya (Lasa, 2009: Volume 11 Nomor 2).

Membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan

oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis

melalui media kata-kata/bahasa tulis. Membaca merupakan salah satu dari

aktivitas belajar. Aktivitas belajar adalah serangkaian kegiatan-kegiatan yang

dilakukan seseorang dalam usahanya memperoleh suatu bentuk peningkatan

kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya

pikir dan lain-lain yang akan menghasilkan suatu perubahan tingkah laku

(Sudjana, 2006: 36).

Seiring dengan perubahan paradigma pembelajaran, maka

keberhasilan kegiatan proses belajar mengajar tidak hanya ditentukan oleh

(19)

mencari sumber belajar. Selain sumber belajar berupa perpustakaan yang

tersedia di sekolah, sekarang ini berkembang teknologi internet yang

memberikan kemudahan dan keleluasaan dalam menggali ilmu pengetahuan.

Melalui internet siswa dapat mengakses berbagai literatur dan referensi ilmu

pengetahuan yang dibutuhkan dengan cepat sehingga dapat mempermudah

proses belajar (Mulyasa, 2003: 36).

Sumber belajar atau Learning resources adalah semua sumber baik

berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta

didik dalam menunjang proses belajar, sehingga mempermudah perserta didik

dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Sumber

belajar tidak hanya bisa diambil melalui media cetak, tetapi juga internet

dengan sumber belajar tersebut peserta didik diharapkan dapat memperoleh

ilmu dengan cepat dan terbaru, sehingga hasil belajar peserta didik menjadi

baik dan meningkat (Mulyasa, 2003: 34).

SMA Negeri 7 Semarang yang menjadi lokasi penelitian adalah

sekolah menengah atas yang ada di kota Semarang. Peneliti melakukan

penelitian di sekolah tersebut karena perpustakaan di SMA Negeri 7

Semarang pernah menjadi pemenang lomba perpustakaan tingkat provinsi.

Namun pada kenyataannya siswa di SMA Negeri 7 Semarang memiliki minat

membaca yang kurang, hal ini dilihat dari jumlah kunjungan perpustakaan

(20)

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara Minat Membaca Referensi Geografi sebagai Sumber Belajar dengan Hasil Belajar pada Mata

Pelajaran Geografi Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Semarang Kota Semarang

Tahun Ajaran 2014/2015”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah minat membaca referensi geografi sebagai sumber

belajar siswa kelas X SMA Negeri 7 Semarang?

2. Bagaimana hubungan antara minat baca referensi geografi sebagai

sumber belajar dengan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 7

Semarang?`

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui tingkat minat membaca referensi geografi sebagai sumber

belajar siswa kelas SMA Negeri 7 Semarang.

2. Mengetahui hubungan antara minat membaca referensi geografi

sebagai sumber belajar dengan hasil belajar siswa kelas X SMA

(21)

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut.

1. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi siswa agar mereka

menyadari bahwa membaca itu penting guna menambah pengetahuan dan

memperluas wawasan.

2. Manfaat teoritis

Penelitan ini untuk memberikan informasi tentang gambaran mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi minat membaca referensi geografi

sebagai sumber belajar.

1.5Penegasan Istilah

Penegasan istilah ini untuk memberikan gambaran yang jelas tentang

obyek penelitian ini, maka dikemukakan batasan istilah dalam rumusan judul

skripsi sebagai berikut.

1. Minat membaca

Slameto (2003: 68) mengartikan minat adalah suatu rasa

keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Minat pada dasarnya adalah penerimaaan akan suatu hubungan antara

diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat

hubungan tersebut, semakin besar minat. Meichati (1978: 43)

mengartikan minat adalah perhatian yang kuat, intensif dan menguasai

(22)

Hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang mampu

membuat intisari dari bacaan. Berdasarkan beberapa pengertian di atas,

dapat disimpulkan bahwa, Sinambela (1993: 87) mengartikan minat

membaca adalah sikap positif dan adanya rasa keterikatan dalam diri anak

terhadap aktivitas membaca dan tertarik terhadap buku bacaan. Aspek

minat membaca meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca dan

kesadaran akan manfaat membaca.

2. Referensi sebagai sumber belajar

Definisi referensi adalah sumber acuan (rujukan atau petunjuk),

buku-buku yang dianjurkan oleh dosen kepada mahasiswanya untuk

dibaca, buku wajib dan buku yang tersedia lengkap di perpustakaan, buku

perpustakaan yang tidak boleh dibawa keluar, dan harus dibaca di tempat

yang telah disediakan (Poerwadarminto, 1996: 939).

Mulyasa (2003: 34) menyatakan “sumber belajar adalah segala

sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam

memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman dan

keterampilan dalam proses belajar mengajar”. Pendapat dari beberapa ahli

tersebut menunjukkan bahwa pada hakikatnya sumber belajar begitu luas

dan kompleks, lebih dari sekedar media pembelajaran. Segala hal yang

sekiranya diprediksikan akan mendukung dan dapat dimanfaatkan untuk

keberhasilan pembelajaran dapat dipertimbangkan menjadi sumber belajar

dengan pemahaman ini maka guru bukanlah satu-satunya sumber tetapi

(23)

sebagai sumber belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

buku-buku atau non buku-buku yang berkaitan dengan geografi yang dimiliki peserta

didik atau buku-buku yang dipinjamkan oleh guru/sekolah kepada peserta

didik dan buku-buku atau non buku yang dibaca siswa baik di

perpustakaan sekolah maupun di internet.

3. Mata Pelajaran Geografi.

Pakar-pakar geoografi pada Seminar dan Lokakarya Peningkatan

Kualitas Pengajaran Geografi di Semarang tahun 1988, merumuskan

konsep geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan

fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan

dalam konteks keruangan (Sumaatmadja, Nurshid, 1997:11).

Karakteristik mata pelajaran geografi adalah sebagai berikut.

a. Geografi terutama mengkaji tentang fenomena alam dan kaitannnya

dengan manusia di permukaan bumi.

b. Geografi mempelajari fenomena geosfer, yaitu litosfer, hidrosfer,

atmosfer, biosfer, dan antroposfer.

4. Hasil belajar geografi

Sudjana (2001: 47) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar geografi siswa

(24)

11

Pada tinjauan pustaka dan kerangka berpikir dijelaskan tentang pengertian

minat, faktor-faktor yang mempengaruhi minat, membaca, sumber belajar,

referensi, referensi melalui internet, hasil belajar dan mata pelajaran geografi.

2.1. Minat

Minat meliputi pengertian minat dan faktor-faktor yang mempunyai minat.

2.1.1 Pengertian Minat

Slameto (2010: 57) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya

terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan

minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik- baiknya, karena tidak ada

daya tarik baginya. Sedangkan bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih

mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.

Sardiman (2011: 76) mengemukakan minat adalah “suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang

dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya

sendiri”. Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya

terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa

lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan

belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di

sekolah siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya

(25)

dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang

tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga

apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.

Minat seseorang dapat dibangkitkan dengan cara sebagai berikut (a)

membangkitkan adanya suatu kebutuhan (b) menghubungkan dengan suatu

persoalan pengalaman yang lampau (c) memberi kesempatan untuk mendapatkan

hasil yang baik (d) menggunakan berbagai macam bentuk mengajar (Sardiman,

2011: 79).

Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian

siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri

seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan

minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa

minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Misalnya seorang anak

menaruh minat terhadap bidang kesenian, maka ia akan berusaha untuk

mengetahui lebih banyak tentang kesenian.

William James (1890: 12) melihat bahwa minat siswa merupakan faktor

utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa. Jadi, efektif merupakan

faktor yang menentukan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar.

Seorang tokoh pendidikan lain dari Belgia, yakni Ovide Decroly

(1871-1932), mendasarkan sistem pendidikannya pada pusat minat yang pada umumnya

dimiliki oleh setiap orang, yaitu minat terhadap makanan, perlindungan terhadap

iklim (pakaian dan rumah), mempertahankan diri terhadap macam-macam bahaya

(26)

Teaching, memberikan suatu klasifikasi yang berguna bagi guru dalam

memberikan pelajaran kepada siswa. Ia mengemukakan 22 macam minat yang di

antaranya ialah bahwa anak memiliki minat terhadap belajar. Dengan demikian,

pada hakikatnya setiap anak berminat terhadap belajar dan guru sendiri hendaknya

berusaha membangkitkan minat anak terhadap belajar (Daryanto, 2012:8).

Pengertian minat dapat dirumuskan sebagai suatu kecenderungan yang

relatif mantap pada diri dan biasanya disertai dengan rasa ketertarikan untuk

melakukan aktivitas dengan perasaan senang tanpa paksaan. Minat pada dasarnya

adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar

diri, semakin besar minat seseorang terhadap sesuatu, perhatiannya akan tercurah

pada hal tersebut.

2.1.2 Ciri-ciri Siswa yang Mempunyai Minat

Seseorang yang mempunyai minat akan mendorong dirinya untuk

memperhatikan orang lain, benda-benda, pekerjaan atau kegatan-kegiatan tertentu.

Minat juga menjadi penyebab dari suatu keaktifan dan hasil dari pada

keikutsertaannya di dalam keaktifan itu. Adapun seseorang yang memiliki minat

menurut Walgito (2003: 35) bercirikan sebagai berikut (a) adanya kecenderungan

jiwa terhadap sesutau yang diamati dan dipelajari (b) adanya antusias atau rasa

tertarik dan perhatian terhadap sesuatu yang sedang diamati atau dihadapi (c)

adanya rasa puas dan senang atau suka terhadap apa yang dihadapi (d) adanya

kebutuhan terhadap apa yang diamati dan dipelajari (e) adanya tujuan terhadap

(27)

2.2. Membaca

Membaca disini meliputi pengertian membaca, tujuan membaca, dan

faktor-faktor yang mempengaruhi minat membaca.

2.2.1 Pengertian Membaca

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 83), membaca adalah

melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis. Membaca merupakan suatu

proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh

pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.

Dengan kata lain, membaca adalah memetik serta memahami arti atau makna

yang terkandung di dalam bahan tulis.

Klein, dkk. (Farida Rahim, 2005: 3) mengemukakan bahwa definisi

membaca mencakup hal-hal sebagai berikut.

1) Membaca merupakan suatu proses

Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna.

2) Membaca adalah strategis

Pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengkonstruk makna ketika membaca.

3) Membaca merupakan interaktif

Orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus mudah dipahami sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks.

Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa membaca merupakan

proses aktivitas komunikasi yang kompleks. Membaca bertujuan untuk melihat,

memahami isi atau makna dan memperoleh pesan yang disampaikan penulis

melalui bahasa tulis sehingga diperoleh pemahaman terhadap bacaan. Membaca

(28)

2.2.2 Tujuan Membaca

Orang yang melakukan aktivitas tentunya mempunyai tujuan yang ingin

dicapai, demikian juga dalam kegiatan membaca. Seseorang yang membaca

dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang

yang tidak mempunyai tujuan.

Membaca tanpa tujuan bagaikan perahu yang berlayar tanpa tujuan, ibarat

pergi ke pasar tanpa tujuan, sehingga bingung apa yang harus dicari dan dibeli.

Oleh karena tujuannya mempunyai arti yang penting dalam membaca, maka

tentukanlah lebih dahulu tujuan yang akan dicapai dalam membaca suatu buku.

Tujuan mempunyai fungsi untuk mengarahkan bahan apa yang

seharusnya dibaca, membantu untuk menyeleksi bahan yang harus dibaca dan

membantu membangun motivasi yang tinggi. Tujuan memberikan kejelasan yang

meyakinkan dalam kegiatan membaca suatu buku. Oleh karena itu, kegiatan

membaca buku yang sia-sia adalah kegiatan membaca tanpa tujuan yang jelas.

Tujuan yang ditentukan dalam membaca akan mempengaruhi apa yang

perlu dibaca dan bagaimana cara membacanya seperti ringkasan di bawah ini

(Daryanto, 2012:79-80). Siswa memiliki tujuan untuk memahami secara detail

dan menyeluruh isi buku maka jenis buku yang perlu dibaca adalah pada bagian

daftar isi, kata pengantar, abstraksi, pendahuluan, bab-bab isi, kesimpulan, daftar

pustaka, gambar-gambar, tabel, diagram. Cara membaca yang sesuai dengan

tujuan tersebut yaitu seperti berikut baca dengan teliti dalam kecepatan normal,

pahami setiap gagasan yang diugkapkan dengan cermat, dan buat catatan bila

(29)

Siswa memiliki tujuan menangkap ide pokok/ gagasan utama buku secara

cepat (waktu terbatas) maka jenis buku yang perlu dibaca adalah pada bagian

daftar isi, pendahuluan, bab -bab kunci dan kesimpulan. Cara membaca yang

sesuai dengan tujuan tersebut yaitu membaca dengan kecepatan tinggi halaman

demi halaman. Gerak mata mengarah (vertikal). Perhatikan kata-kata kunci dan

agak mengabaikan hal-hal yang kurang menunjang. Teknik ini biasanya disebut

dengan teknik skimming (Daryanto, 2012:79).

Siswa memiliki tujuan membaca mendapatkan informasi tentang sesuatu

maka buku yang sesuai untuk dibaca adalah buku Ensiklopedia. Cara membaca

yang tepat adalah skimlah kata-kata tertentu dengan cepat, sampai anda

menemukan kata kunci yang dibutuhkan, kemudian baca dengan kecepatan

normal tentang bagian itu. (Daryanto, 2012:79).

Siswa memiliki tujuan membaca untuk mengenali makna kata-kata

(istilah) sulit maka buku yang sesuai adalah kamus, perhatikan kamusnya,

sesuaikan dengan kata yang akan dicari (kamus satu bahasa atau dwi bahasa).

Cara yang sesuai dengan tujuan tersebut adalah skimlah huruf awal kata dalam

kamus. Temukan kata yang anda maksud, dan pahami maknanya (Daryanto,

2012: 79)

Siswa yang memiliki tujuan ingin mengetahui peristiwa penting yang

terjadi di masyarakat sekitar dan yang terjadi di seluruh dunia maka buku yang

sesuai adalah surat kabar nasional serta surat kabar lokal. Cara membaca yang

tepat untuk tujuan itu adalah skimlah judul-judul berita. Baca head linesnya, baca

(30)

Siswa yang memiliki tujuan membaca ingin memperoleh kenikmatan dari

karya fiksi maka buku yang sesuai adalah karya-karya sastra seperti novel,

cerpen, puisi dan drama. Cara yang membaca yang sesuai dengan tujuan tersebut

yaitu baca dengan santai dan nikmati bahasa, jalan ceritanya lalu buatlah catatan

bila perlu. Sedangkan siswa yang memiliki tujuan membaca ingin memperoleh

informasi tentang lowongan pekerjaan maka yang perlu dibaca adalah kolom

iklan di surat kabar dan cara membaca yang tepat adalah skimlah kolom-kolom

iklan yang ada, temukan bagian lowongan pekerjaan lalu baca dengan teliti

(Daryanto, 2012: 80).

Siswa yang memiliki tujuan membaca ingin mencari merek barang yang

cocok untuk dibeli maka buku yang sesuai untuk dibaca adalah iklan di surat

kabar atau majalah-majalah popular. Cara membaca yang tepat untuk tujuan

tersebut adalah skimlah kolom iklan, temukan keterangan tentang barang yang

anda perlukan dan bacalah lalu bandingkan (Daryanto, 2012:80).

Siswa yang memiliki tujuan membaca ingin menilai kebenaran gagasan

pengarang/ penulis maka buku yang sesuai untuk dibaca adalah pada bagian

judul pengembangan gagasan, data-data penunjang kesimpulan atau tulisan orang

lain. Cara yang tepat untuk membaca buku sesuai tujuan tersebut yaitu membaca

dengan teliti keseluruhan bacaan (buku), bandingkan dan ujilah antara judul,

tujuan penulisan, data yang diungkapkan, serta kesimpulan yang dibuat juga

(31)

Siswa yang memiliki tujuan membaca ingin mendapatkan alat tertentu

(instrumen affect) maka buku yang sesuai adalah buku-buku yang bersifat

praktis. Misalnya: buku cara memperbaiki alat-alat, cara memotong bunga, cara

memasak, cara membersihkan air, cara menambal ban sepeda dan lain-lain dan

cara membaca yang sesuai adalah baca dengan teliti setiap petunjuk yang

diberikan, ikuti nasihat-nasihatnya. Praktekkan dalam kehidupan sehari-hari

(Daryanto, 2012: 80).

Siswa yang memiliki tujuan membaca ingin mendapatkan keterangan

tentang pendapat seseorang (ahli) atau keterangan tentang definisi suatu istilah

maka buku yang sesuai untuk dibaca adalah pada bagian akhir buku yang serupa

daftar indeks, baik indeks subjek maupun indeks pengarang. Cara membaca yang

sesuai adalah skimlah daftar indeks yang ada dalam buku. Pilih indeks yang

sesuai, lalu temukan kata atau nama pengarang (ahli) yang Anda cari. Kemudian

bacalah penjelasannya di halaman yang ditunjuk (Daryanto, 2012:80).

Membaca juga dapat dibagi atas beberapa jenis berdasarkan berbagai

faktor. Seperti jenis bahan bacaan, cara membaca, dan jenis informasi yang

diinginkan. Akan tetapi penjenisan membaca ini akan lebih praktis jika didasarkan

pada tujuan membaca. Tujuan yang dimaksud ini secara umum, menurut D.P

Tampubolon (2006: 34) dibagi atas 3 jenis utama yaitu membaca untuk studi,

membaca untuk usaha, dan membaca untuk kesenangan.

1) Membaca untuk studi adalah membaca untuk menemukan

informasi-informasi yang diperlukan guna menyelesaikan masalah-masalah dalam studi

(32)

penelitian, penulisan karya tulis ilmiah dan lai-lain. Informasi-informasi yang

didapat kemudian dianalisis bersama informasi lainnya dan adri sini dapat

diambil rumusan/kesimpulan yang berguna sebagai pengetahuan. Dapat juga

dikatakan bahwa membaca untuk studi ialah untuk menambah

pengetahuan-pengetahuan dasar sesuai dengan tuntutan bidang ilmu pengetahuan-pengetahuan yang

dituntut. Berdasarkan tujuan di atas, maka bahan-bahan bacaan yang

dibutuhkan untuk membaca studi ini adalah bahan pustaka yang relevan

dengan bidang ilmu yang bersangkutan, baik berupa teks, catatan studi,

artikel, majalah dan sebagainya.

2) Membaca untuk usaha adalah membaca yang ditujukan untuk dapat

menemukan dan memahami berbagai informasi yang berkaitan dengan usaha

yang dilakukan oleh seseorang. Semua orang yang melakukan usaha harus

selalu mengikuti perkembangan usahanya dan situasi di masyarakat. Untuk

itu, dapat diperoleh informasinya dari membaca berbagai surat kabar,

majalah, dokumen dan sebagainya. Hal ini disebabkan apabila dia terlambat

membaca informasi baru yang relevan dengan usaha yang ditekuni maka akan

mengakibatkan kerugian dalam usahanya.

3) Membaca untuk kesenangan ialah membaca yang dilakukan untuk mengisi

waktu senggang dengan tujuan untuk memuaskan perasaan dan melepaskan

segala persoalan yang membebani seseorang. Waktu senggang yang

dimaksud di sini misalnya waktu istirahat atau sedang tidak melakukan

aktifitas apapun. Biasanya bahan bacaan untuk jenis membaca ini adalah

(33)

sebagainya. Karena dari bacaan-bacaan itu dapat membuat manusia semakin

manusiawi dengan mengambil nilai-nilai kehidupan yang ada pada bacaan.

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi minat membaca.

Cukup banyak faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat

terhadap sesuatu, dimana secara garis besar dapat dikelompokan menjadi dua

yaitu bersumber dari dalam individu yang bersangkutan dan yang berasal dari

luar mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan

masyarakat. Crow dan Crow (Rahman, 2004: 264-265) menyebutkan faktor yang

menjadikan timbulnya minat, yaitu sebagai berikut.

1) Dorongan dari dalam individu atau rasa ingin tahu akan membangkitkan

minat untuk membaca, belajar menuntut ilmu, melaksanakan penelitian.

2) Motif sosial ini dapat menjadi fakta yang membangkitkan minat untuk

melakukan suatu aktifitas tertentu. Minat untuk belajar atau menuntut ilmu

pengetahuan timbul karena ingin mendapat penghargaan masyarakat, karena

biasanya yang memiliki ilmu pengetahuan cukup luas (orang pandai)

mendapat kedudukan yang tinggi dan terpandang dalam masyarakat.

3) Emosional, minat mempunyai hubungan yang sangat erat dengan emosi. Bila

seseorang mendapatkan kesuksesan pada aktifitas akan menimbulkan

perasaan senang dan hal tersebut akan memperkuat minat terhaap aktifitas

tersebut, sebaliknya suatu kegagalan akan menghilangkan minat terhadap hal

tersebut (Rahman, 2004: 264-265).

4) Situasi belajar, apabila belum pernah mendengar tentang bidang studi

(34)

setelah mendengar dan melihat berbagai hal berhubungan dengan suatu

bidang studi, minat dapat timbul. Minat akantimbul dari sesuatu yang telah

diketahui dan kita dapat mengetahui sesuatu melalui belajar. Karena itu,

semakin banyak belajar, semakin luas pula bidang minat.

5) Pengalaman, dari pengalaman jelaslah bahwa setiap pekerjaan memerlukan

usaha untuk tidak selalu sepadan dengan kesukaran tugasnya, tetapi

dipengaruhi minat dalam penyelesaian tugas tersebut. Minat yang timbul,

berlandaskan kesanggupan dalam bidang tertentu akan mendorong seseorang

ke usaha yang produktif ditambah dengan pengalaman, akan mencapai

sukses dalam batas-batas kemampuan yang dimiliki.

6) Bahan dan guru pelajaran, apabila siswa tidak berminat kepada bahan

pelajaran juga kepada gurunya, maka siswa tidak akan mau belajar. Oleh

karena itu, apabila siswa tidak berminat sebaliknya dibangkitkan sikap

menerima kepada pelajaran dan kepada gurunya, agar siswa mau belajar

memperhatikan pelajaran (Sabri, 2007:84).

7) Lingkungan, faktor lingkungan luar (kondisi lingkungan) yang

mendorong kelancaran atau kemacetan proses belajar mengajar, meliputi (a)

lingkungan sekitar sekolah, seperti: keadaan lingkungan gedung sekolah,

juga sistem pendidikan dan organisasi serta administrasi sekolah (b)

lingkungan sekitar rumah siswa, seperti tetangga, fasilitas atau sarana umum,

strata sosial masyarakat, situasi sosial masyarakat, situasi kultural, dan

(35)

Dawson dan Bamman (Rahman, 1985: 6-8) mengemukakan

prinsip-prinsip yang mempengaruhi minat baca sebagai berikut.

1) Seseorang atau siswa dapat menemukan kebutuhan dasarnya lewat

bahan-bahan.. Isi dari bahan bacaan yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan

individu, merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap minat

bacanya.

2) Kegiatan dan kebiasaan membaca dianggap berhasil atau bermanfaat jika

siswa memperoleh kepuasan dan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

dasarnya, yaitu rasa aman, status, kedudukan tertentu, kepuasan efektif dan

kebebasan yang sesuai dengan kenyataan serta tingkat perkembangannya.

Jika kegiatan membaca dianggap menguntungkan seseorang, maka

membaca merupakan suatu kegiatan yang dianggap sebagai salah satu

kebutuhan hidupnya.

3) Tersedianya sarana buku bacaan dalam keluarga merupakan salah satu

faktor pendorong terhadap pilihan bahan bacaan dan minat baca. Ragam

bacaan yang memadai dan beraneka ragam dalam keluarga akan sangat

membantu anak dalam meningkatkan minat baca.

4) Tersedianya sarana perpustakaan sekolah yang lengkap dan sempurna serta

kemudahan proses peminjamannya merupakan faktor besar yang

mendorong minat baca siswa.

5) Adanya program khusus kurikuler yang memberikan kesempatan siswa

untuk membaca secara periodik di perpustakaan sekolah sangat

(36)

6) Saran-saran teman sekelas sebagai faktor eksternal dapat mendorong

timbulnya minat baca siswa. Pergaulan teman dalam sekolah menjadi

salah satu faktor penting dalm pembentukan minat. Siswa yang berminat

terhadap kegiatan membaca, akan lebih sering mengajak temannya ikut

melakukan kegiatan membaca baik di dalam kelas ataupun perpustakaan

sehingga memberikan pengaruh positif juga terhadap temannya.

7) Faktor guru yang berupa kemampuan mengelola kegiatan dan interaksi

belajar mengajar, khususnya dalam program pengajaran membaca. Guru

yang baik harus mengetahui karakteristik dan minat anak. Guru bisa

menyajikan bahan bacaan yang menarik dan bervariasi supaya siswa tidak

merasa bosan.

8) Faktor jenis kelamin juga berfungsi sebagai pendorong pemilihan buku

bacaan dan minat baca siswa. Anak perempuan biasanya lebih suka

membaca novel, cerita drama maupun cerita persahabatan, sedangkan

anak laki-laki biasanya lebih suka cerita bertema kepahlawanan.

Menurut Harris dan Sipay (Mujiati, 2001: 24) mengemukakan bahwa

minat baca dipengaruhi oleh dua golongan, yaitu golongan faktor personal dan

golongan institusional. Faktor personal adalah faktor yang berasal dari dalam

diri anak itu sendiri meliputi: (1) usia (2) jenis kelamin (3) intelegensi (4)

kemampuan membaca (5) sikap (6) kebutuhan psikologis. Faktor institusional

yaitu faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri yang meliputi: (1)

tersedianya buku-buku (2) status sosial ekonomi (3) pengaruh orang tua, teman

(37)

Minat membaca tidak dengan sendirinya dimiliki oleh seorang siswa

melainkan harus dibentuk. Perlu suatu upaya, terutama dari kalangan pendidik, di

samping dari lingkungan keluarganya sebagai lingkungan terdekat, untuk melatih,

memupuk, membina dan meningkatkan minat baca. Minat sangat memegang

peranan penting dalam menentukan langkah yang akan kita kerjakan.

Walaupun motivasinya sangat kuat tetapi jika minat tidak ada, tentu kita tidak

akan melakukan sesuatu yang dimotivasikan pada kita. Begitu pula halnya

kedudukan minat dalam membaca menduduki tingkat teratas, karena tanpa minat

seseorang akan sukar melakukan kegiatan membaca.

Jadi dapat disimpulkan, apabila seseorang menaruh minat terhadap

sesuatu, berarti pada diri seseorang tersebut terdapat suatu motif yang

menyebabkan secara aktif dengan hal yang menarik perhatiannya. Menentukan

tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran adalah perlu sehingga minat

terhadap pelajaan adalah suatu keinginan, kecenderungan atau perhatian terhadap

pelajaran. Adapun minat yang dapat menunjang belajar adalah minat kepada

bahan atau mata pelajaran dan kepada guru yang mengajar. Apabila siswa tidak

berminat kepada mata pelajaran juga kepada gurunya maka siswa tidak akan mau

belajar, oleh karena itu apabila siswa tidak berminat sebaliknya dibangkitkan

sikap positif (sikap menerima) kepada pelajaran dan kepada guru.

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi ada atau tidaknya sikap positif

siswa terhadap yang dipelajarinya, yaitu kesesuaian antara minat dan bakatnya

dan kesesuaian antara yang dipelajari dengan taraf inspirasi dan kemampuannya.

(38)

minat dan bakat serta inspirasi seseorang, maka akan makin positiflah sikap orang

tersebut terhadap yang dipelajarinya (Mujiati, 2001: 26).

2.3. Referensi geografi

Referensi geografi meliputi pengertian referensi geografi, manfaat buku,

dan referensi melalui internet.

2.3.1 Pengertian referensi geografi.

Definisi buku referensi adalah sumber acuan (rujukan atau petunjuk),

buku-buku yang dianjurkan oleh dosen oleh mahasiswanya untuk dibaca, buku

wajib dan buku yang tersedia lengkap di perpustakaan, buku perpustakaan yang

tidak boleh dibawa keluar, dan harus dibaca di tempat yang telah disediakan

(Poerwadarmanto, 2003:735). Buku referensi adalah buku acuan , buku rujukan,

buku yang berisi informasi yang singkat dan padat tentang berbagai hal. Berkaitan

dengan penelitian ini yang dimaksud buku referensi mata pelajaran geografi

adalah buku acuan yang berisikan informasi-informasi tentang materi pelajaran

geografi. Buku-buku referensi yang dimaksud, tidak hanya buku pelajaran yang

disediakan oleh Diknas saja, tetapi buku-buku penunjang lain yaitu buku-buku

yang diterbitkan oleh pihak lain (swasta).

Buku referensi ini dapat diperoleh misalnya di perpustakaan sekolah atau

membeli sendiri atau juga mendapatkan dari internet. Buku-buku referensi mata

pelajaran geografi untuk siswa SMA kelas X ini sangat beragam tetapi tidak

semua siswa mempunyai buku tersebut. Buku referensi yang berkaitan dengan

geografi ini sangat bermanfaat bagi siswa untuk membantu siswa sebagai sumber

(39)

2.3.2 Manfaat buku

Buku pelajaran ataupun buku penunjang atau referensi memiliki peran

penting dalam sistem Pendidikan Nasional. Buku merupakan salah satu komponen

dalam proses kegiatan belajar mengajar. Manfaat buku tersebut antara lain sebagai

berikut (a) menambah pengetahuan, misalnya untuk mengetahui perkembangan

atau peristiwa-peristiwa yang terjadi. Meskipun demikian, tidak semua

pengetahuan dapat tercakup dalam buku pelajaran (b) untuk menambah ilmu,

dalam pengertian dari tidak tahu menjadi tahu, agar mendapat nilai bagus ketika

ulangan dan dapat menjawab pertanyaan (c) buku menjadi patokan orang tua

untuk membantu belajar atau mengukur tingkat keberhasilan anaknya

(Poerwadarmanto, 2003:736).

Keberadaan buku referensi, sangat membantu siswa maupun guru dalam

proses kegiatan belajar mengajar. Tidak dapat dipungkiri, bahwa buku-buku

referensi masih dijadikan patokan oleh siswa dan guru. Guru-guru di Indonesia,

masih berpatokan dengan buku-buku teks. Keberadaan buku-buku teks tersebut

sangat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran, tetapi guru jangan

hanya berpatokan pada buku teks saja. Guru dapat mencari bahan rujukan atau

buku-buku referensi yang lain dari sumber aslinya, yaitu dengan melihat daftar

pustaka pada buku teks, sehingga nantinya guru akan mendapatkan lebih banyak

ilmu baru yang tidak didapatkan dari buku pelajaran. Guru atau siswa juga bisa

(40)

2.3.3 Referensi melalui internet.

Internet merupakan singkatan dari inter-networking. Menurut Pendit,

dkk. (2005: 78), sesuai dengan kepanjangannya, internet adalah sekumpulan

jaringan komputer milik perusahaan, institusi, lembaga pemerintah, ataupun

penyedia jasa jaringan (Internet Services Provider) yang saling terhubung

dimana masing-masing jaringan komputer yang terhubung dikelola secara

independen. Jaringan ini bukan suatu organisasi atau institusi, karena tak satu

pihak pun yang mengatur dan memilikinya. Internet menyediakan sejumlah

fasilitas seperti: WWW(World Wide Web), Email (Electronic Mail), FTP (File

Transfer Protocol), Newsgroup, mailing list, Gropher, Chat Group, dan

sebagainya. Menurut Purbo (2004), diantara keseluruhan fasilitas internet

tersebut terdapat lima aplikasi standar internet, yaitu: WWW (World Wide

Web), email, mailing list, newsgroup, dan FTP (File Transfer Protocol).

Selain lima aplikasi standart internet yang telah disebutkan, terdapat

fasilitas internet lain yang punya peran penting dalam mendapatkan informasi

secara cepat melalui halaman internet. Fasilitas ini dikenal dengan istilah mesin

pencari (search engine). Bagi pengguna, search engine merupakan sebuah situs

yang menolong untuk mencari informasi yang mereka inginkan bila tidak

mengetahui alamat situs informasi yang dicari. Sepeti yang kita ketahui, begitu

banyak situs (berita, hiburan, situs pribadi, pendidikan atau lainnya) telah

dibuat setiap harinya yang menampilkan begitu banyak informasi.

Tentunya, sangat sulit untuk mencari informasi yang kita butuhkan dengan

(41)

satu-persatu. Agar mudah menyelusuri semua itu, kita dapat menggunakan

search engine yang tersedia di internet. Selain itu, search engine juga dapat

membantu penelusuran artikel, file, maupun database (Pendit dkk, 2005:79).

Informasi di atas merupakan fakta bahwa ilmu pengetahuan dan

teknologi sudah sangat berkembang sehingga untuk mampu mengikuti

perkembangannya yang cepat adalah selalu akses informasi yang up to date dan

semua itu di dapat melalui internet. Proses belajar adalah proses untuk merubah

dari yang tidak tahu menjadi tahu. Untuk memperoleh informasi harus dicari

dari sumber-sumber informasi. Salah satu sumber informasi adalah internet.

Internet adalah pusat informasi yang multi bidang. Semua aspek kehidupan bak

yang berdampak positif maupum negatif dapat diakss dan diperoleh dari

internet. Oleh karena itu dalam pemanfaatan internet kita harus memiliki filter

keimananan serta moralitas yang baik untuk menyeleksi informasi yang akan

kita peroleh (Pendit dkk, 2005: 76).

Beberapa manfaat internet untuk kepentingan pembelajaran adalah (1)

pengembangan profesional untuk meningkatkan pengetahuan, berbagi sumber

informasi diantara teman, berkomunikasi ke seluruh dunia, dan berpartisipasi

dalam forum baik lokal ataupun internasonal (2) sumber belajar/Pusat Informasi

yaitu untuk mencari informasi media dan metodologi pembelajaran, bahan baku

dan bahan ajar untuk segala bidang pelajaran, akses informasi ilmu pengetahuan

dan teknologi, bahan pustaka/ referensi (3) belajar sendiri secara cepat untuk

meningkatkan pengetahuan, belajar berinteraktif, dan mengembangkan

(42)

Pemanfaatan internet dalam dunia pendidikan, dapat digunakan pihak

siswa dan guru untuk dua hal yaitu sebagai berikut.

1) Pertama, pemakaian untuk kepentingan administrasi dan manajemen

pendidikan di tiap sekolah dan secara nasional.

2) Kedua, penggunaan internet untuk (alat pembelajaran) dan atau sumber

belajar. Negara kita termasuk yang tertinggal dalam pemanfaatan teknologi

pembelajaran dengan pemakaian komputer non internet sekalipun (Ketut,

2012: 6).

E-learning adalah sistem pembelajaran yang memanfaatkan media

elektronik sebagai alat untuk membantu kegiatan pembelajaran. Sebagian besar

berasumsi bahwa elektronik yang dimaksud di sini lebih diarahkan pada

penggunaan teknologi komputer dan internet. Secara tidak terprogam siswa dapat

mengakses berbagai bahan belajar dan informasi di internet menggunakan

fasilitas di internet seperti mesin pencari data. Secara bebas siswa dapat mencari

bahan dan informasi sesuai dengan minat masing-masing tanpa adanya intervensi

dari siapapun (Ketut, 2012:9).

2.4. Sumber Belajar

Sumber belajar meliputi pengertian, klasifikasi memilih smber belajar.

2.4.1 Pengertian sumber belajar

Sumber belajar dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat

memberikan kemudahan kepada siswa dalam memperoleh sejumlah informasi,

pengetahuan, pengalaman dan keterampilan dalam proses belajar mengajar

(43)

Belajar mengajar sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang tidak

terlepas dari komponen-komponen lain yang saling berinteraksi di dalamnya.

Salah satu komponen dalam proses tersebut adalah sumber belajar. Sumber

belajar itu tidak lain adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan

proses belajar mengajar, baik secara langsung, sebagian atau secara keseluruhan

(Sudjana, 2007:76).

Sumber belajar dalam pengertian sempit adalah, misalnya, buku-buku

atau bahan-bahan tercetak lainnya. Pengertian itu masih banyak dipakai dewasa

ini oleh sebagian besar guru. Misalnya dalam program pengajaran yang biasa

disusun oleh para guru terdapat komponen sumber belajar dan pada umumnya

akan diisi dengan buku teks atau buku wajib yang dianjurkan. Pengertian sumber

belajar tersebut sama sempitnya bila diartikan sebagai semua sarana pengajaran

yang dapat menyajikan pesan secara auditif maupun visual (Mulyasa, 2004:46).

Sumber belajar dalam artian luas yaitu segala sesuatu yang dialami dan

hal itu membawa pengalaman yang menyebabkan belajar. Belajar pada

hakikatnya adalah proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih sempurna

sesuai dengan tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelumnya (Mulyasa,

2004: 47).

Sumber belajar adalah segala daya yang dapat dimanfaatkan guna

memberi kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya. Dalam pengembangan

sumber belajar itu terdiri dari dua macam, yaitu sebagai berikut.

1) Pertama, sumber belajar yang dirancang atau secara sengaja dibuat atau

(44)

resources by design (sumber belajar yang dirancang). Misalnya buku, brosur,

ensiklopedi, film, video, tape, internet, dan lain-lain. Semua pernagkat keras

ini memang secara sengaja dirancang guna kepentingan kegiatan pengajaran.

2) Kedua, sumber belajar yang dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada

seseorang dalam belajar berupa segala macam sumber belajar yang ada di

sekeliling kita. Sumber belajar ini disebut learning resources by utilization.

Misalnya pasar, toko, museum, dan sebagainya yan adanya di lingkungan

sekitar seperti taman, gedung lembaga, dan lain-lain. Segenap sumber belajar

yang dirancang maupun yang tidak dirancang diklasifikasikan sebagai orang,

peralatan, teknik, atau metode dan kondisi atau lingkungan. Dalam

prakteknya, segala macam sumber belajar, baik yang dirancang maupun

yang dimanfaatkan, tidak selalu harus dibedakan karena memang sulit untuk

diidentifikasi secara tegas (Sudjana, 2007:77).

2.4.2 Klasifikasi sumber belajar

Membuat klasifikasi sumber belajar tidak mudah. Hal itu disebabkan oleh

sulitnya membuat batas yang tegas dan pasti tentang perbedaan atau ciri-ciri yang

terdapat pada sumber-sumber belajar.

Klasifikasi sumber belajar adalah sebagai berikut.

1) Sumber belajar tercetak: buku, majalah, brosur, koran, poster denah, ensiklopedi, kamus, booklet, dan lain-lain.

2) Sumber belajar noncetak: film, video, objek, dan lain-lain.

3) Sumber belajar yang berbentuk fasilitas: perpustakaan, ruangan belajar, studio, lapangan olahraga, dan lain-lain.

4) Sumber belajar berupa kegiatan: wawancara, kerja kelompok, observasi, stimulasi, permainan, dan lain-lan.

(45)

2.4.3 Memilih sumber belajar

Memilih sumber belajar harus didasarkan atas kriteria tertentu yang

secara umum terdiri dari dua macam ukuran, yaitu kriteria umum dan kriteria

berdasarkan tujuan yang hendak dicapai. Kedua kriteria pemilihan sumber

belajar tersebut berlaku baik untuk sumber belajar yang dirancang maupun bagi

sumber belajar yang dimanfaatkan (Sudjana, 2007:85).

a. Kriteria umum

Kriteria umum merupakan ukuran kasar dalam memilih pelbagai sumber

belajar, misalnya sebagai berkut.

a)Ekonomis, dalam pengertian murah. Ekonomis tidak berarti harganya

selalu harus rendah. Bisa saja dana penngadaan sumber belajar itu cukup

tinggi, tetapi pemanfaatannya dalam jangka panjang terhitung murah.

b)Praktis dan sederhana, artinya tidak memerlukan pelayanan serta

pengadaan sampingan yang sulit dan langka. Kata sederhana maksudnya

tidak memerlukan pelayanan yang menggunakan keterampilan khusus

yang rumit. Semakin praktis dan sederhana sumber belajar itu, semakin

perlu diprioritaskan untuk dipilih dan digunakan.

c)Mudah diperoleh, dalam arti sumber belajar itu dekat, tidak perlu

diadakan atau dibeli di toko dan pabrik. Sumber belajar yang tidak

dirancang lebih mudah diperoleh asal jelas tujuannya dan dapat dicari di

lingkungan sekitar.

d)Bersifat fleksibel, artinya bisa dimanfaatkan untuk pelbagai tujuan

(46)

teknologi, nilai budaya, keinginan pelbagai pemakai sumber belajar itu

sendiri.

e)Komponen-komponennya sesuai dengan tujuan, merupakan kriteria yang

penting. Sering terjadi suatu sumber belajar mempunyai tujuan yang

sesuai, pesan yang dibawa juga cocok, tetapi keadaan fisik tidak

terjangkau karena di luar kemampuan disebabkan oleh biaya yang tinggi

dan banyak memakan waktu (Sudjana, 2007:85).

b. Kriteria berdasarkan tujuan

Beberapa kriteria memilih sumber belajar berdasarkan tujuan antara lain

adalah sebagai berikut.

a)Sumber belajar guna memotivasi, terutama berguna untuk siswa yang

lebih rendah tingkatannya, dimaksudkan untuk memotivasi mereka

terhadap mata pelajaran yang diberikan. Pemanfaatan sumber belajar

tersebut bertujuan membangkitkan minat, mendorong partisipasi,

merangsang pertanyaan-pertanyaan, memperjelas masalah.

b)Sumber belajar untuk tujuan pengajaran, yaitu untuk mendukung kegiatan

belajar mengajar. Kriteria ini paling umum dipakai oleh para guru dengan

maksud untuk memperluas bahan pelajaran, melengkapi pelbagai

kekurangan bahan, sebagai kerangka mengajar yang sistematis.

c)Sumber belajar untuk penelitian, merupakan bentuk yang dapat

diobservasi, dianalisis, dicatat secara teliti, dan sebagainya. Jenis sumber

belajar ini diperoleh secara langsung dari masyarakat atau lingkungan.

(47)

e)Sumber belajar untuk presentasi, ini hampir sama dengan yang

dipergunakan dalam kegiatan instruksional. Di sini lebih ditekankan

sumber sebagai alat, metode, atau strategi penyampaian pesan (Sudjana,

2007: 84-86).

2.5 Hasil belajar

Hasil belajar adalah perolehan sesuatu yang baru pada tingkah laku

seseorang setelah melakukan kegiatan belajar mengajar. Setiap keberhasilan

belajar diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

Keberhasilan belajar siswa dalam mencapai tujuan pengajaran dapat diwujudkan

dengan nilai (Sudjana, 2008: 45).

Hasil belajar merupakan perilaku siswa sebagai hasil pembelajaran yang

dicapai dari kompetensi dasar, sedangkan hasil belajar dalam operasional

pelajaran dijabarkan dalam bentuk indikator pembelajaran. Indikator

pembelajaran inilah kemudian dikembangkan materi pembelajaran. Indikator

juga dapat digunakan sebagai dasar penelitian terhadapa siswa dalam mencapai

pembelajaran dan kinerja yang diharapkan.

Indikator hasil belajar merupakan uraian kemampuan yang harus dikuasai

siswa dalam berkomunikasi secara spesifik serta dapat dijadikan ukuran untuk

menggunakan keterampilan hasil belajar. Siswa hendaknya diberi kesempatan

untuk menggunakan keterampilan, pengetahuan, atau sikap yang sudah mereka

kembangkan selama pembelajaran dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sudah

ditentukan. Selama proses ini guru menilai apakah siswa telah mencapai suatu

(48)

belajar tersebut, telah mencapai kompetensi (Sugandi, 2006:63). Sedangkan,

menurut Darsono (2000:110) hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang

berhubungan dengan pengetahuan atau kognitif, keterampilan atau psikomotorik,

dan nilai sikap atau afektif. Maka dapat ditegaskan bahwa hasil belajar yang

diperoleh dalam penelitian ini adalah pencapaian siswa terhadapa kompetensi

dasar yang diwujudkan dalam bentuk nilai. Nilai tersebut terdiri dari 3 ranah

yaitu kognitif (pengetahuan), nilai psikomotorik (keterampilan) dan nilai afektif

(sikap), yang berkaitan dengan minat membaca.

2.6Mata Pelajaran Geografi

Pakar-pakar geoografi pada Seminar dan Lokakarya Peningkatan Kualitas

Pengajaran Geografi di Semarang tahun 1988, merumuskan konsep geografi

adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer

dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan

(Sumaatmadja, Nurshid, 1997:11).

Sumatmadja dalam buku Metodelogi Pengajaran Geografi menyatakan

bahwa studi geografi berkenaan dengan (a) permukaan bumi (geosfer) (b) alam

lingkungan (atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer) (c) umat manusia dengan

kehidupannya (antroposfer) (d) penyebaran keruangan gejala alam dan kehidupan

termasuk persamaan dan perbedaan (e) analisis hubungan keruangan gejala

geografi di permukaan bumi

Adapun ruang lingkup pengajaran geografi meliputi (a) alam lingkungan

yang menjadi sumber daya bagi kehidupan manusia (b) penyebaran umat

(49)

dengan alam lingkungan yang memberikan variasi terhadap ciri khas

tempat-tempat di permukaan bumi (d) kesatuan regional yang merupakan perpaduan

matra darat, perairan dan udara di atasnya (Sumaatmadja, 1997:9).

Sumber materi pengajaran geografi berasal dari kehidupan manusia di

masyarakat, alam lingkungan dengan segala kenyataan yang ada dan terjadi di

permukaan bumi, baik yang berkenaan dengan kehidupan manusia maupun yang

berkenaan dengan alam lingkungan dan segala prosesnya menjadi sumber

pengajaran geografi. Dalam hal pemanfaatan alam lingkungan, kehidupan

manusia dan hasil interaksi faktor-faktor geografis di permukaan bumi sebagai

sumber materi geografi, guru dituntut kemampuan melakukan seleksi, sehingga

apa yang di proses dalam belajar mengajar menjadi efektif dan efisien sesuai

dengan perkembangan mental anak didik (Sumaatmadja, 1997:13).

Dalam rumusan hasil Seminar Pengajaran Geografi Tahun 1972 dalam

Suharyono (2000:87), mengemukakan sejumlah tujuan pengajaran geografi yang

meliputi sebagai berikut.

a) Pengembangan cara berpikir untuk dapat melihat dan memahami interelasi dan interaksi gejala-gejala fisik maupun sosial dalam konteks keruangan. b) Menanamkan kesadaran Ketuhanan Yang Maha Esa.

c) Menanamkan kesadaran bermasyarakat. d) Menanamkan peranan etis dan estetis.

e) Menumbuhkan pengalaman/kecintaan akan tanah air serta menanamkan perasaan cinta dan hormat pada sesama manusia.

f) Memberikan kemampuan untuk membudayakan alam sekitar serta menanamkan kesadaran akan keharusan kerja dan berusaha untuk dapat menikmati, memanfaatkan kekayaan alam sekitar.

g) Mengembangkan keterampilan untuk melakukan pengamatan, mencatat, memberi tafsir, menganalisis, mengklasifikasikan, mengevaluasi gejala-gejala serta proses fisik dan sosial dalam lingkungan.

h) Memupuk keterampilan membuat deskripsi dan membuat peta.

(50)

k) Memupuk kesadaran-kesadaran akan perlunya keseimbangan potensi wilayah dan populasi.

l) Menanamkan pengertian tentang potensi lingkungan dan kemungkinan-kemungkinan usaha yang ada dalam lingkungan serta pengembangan pandangan luas cita-cita yang rasional dalam memilih dan merasionalkan.

2.7Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu berfungi untuk memperluas daftar pustaka peneliti

sekaligus sebagai pembanding, yang dilihat mulai variabel penelitian, teknik

analisis data, dan hasil penelitian.

Penelitian tentang pengaruh minat membaca buku sosiologi terhadap

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi SMA Negeri 8 Kota

Tangerang Selatan yang dilakukan oleh Tri Sutaji (2010: 80), hasil peneletian

mengungkap bahwa adanya pengaruh minat membaca dengan prestasi belajar

pada siswa SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan.

Wasti (2013: 14) menjelaskan tentang hubungan minat belajar dengan

hasil belajar pada mata pelajaran tata busana, hasil penelitian menunjukan minat

belajar siswa ditentukan oleh banyak faktor salah satunya membaca. Minat

belajar juga mempunyai hubungan yang kuat dengan hasil belajar, semakin tinggi

minat belajar maka semakin tinggi pula hasil belajarnya.

Lasa (2009: Volume 11 Nomor 2) menjelaskan peran perpustakaan dan

penulis dalam peningkatan minat baca masyarakat, hasil penelitiannya

menunjukan bahwa minat baca pada masyarakat bisa ditumbuhkan sejak dini

melalui pendidikan formal di sekolah maupun pendidikan non formal di

lingkungan anak sejak dini seperti di lingkungan keluarga, lingkungan tempat

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian-penelitian yang terkait.
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Tabel 3.1 Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Penelitian
Tabel 3.2 Realiabilitas Instrumen Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan Pengadaan : Pengadaan bar ang/ jasa dilaksanakan secar a elektr onik, dengan mengakses aplikasi Sistem Pengadaan Secar a Elektr onik (aplikasi SPSE)

Metode analisis yang digunakan yaitu metode alur yang terdiri atas tiga alur kegiatan yang berlangsung secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data dan

itu mau mematuhi tentang misalnya rambu-rambu atau toridor tentang bagaimana menjadi jurnalis yang baik dan mau melaksanakannya maka bagi mahasiswa itu di

MP Surat Keterangan Bebas Pinjam bertujuan untuk memberi penjelasan mengenai prosedur permohonan Surat Bebas Pinjam sehubungan mahasiswa akan keluar/pindah

Color development formed by condensation of reducing sugar and amino groups to form the carbonyl compound, in line with heating time, carbonyl compound will accumulate

Skripsi yang berjudul “Etika Berpakaian Perempuan dalam Perspektif Islam dan Kristen” ini merupakan hasil penelitian pustaka yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan

Angket ini terdiri dari 30 item pernyataan, anda diminta untuk mengisi (X) pada kolom yang telah disediakan, setiap pernyataan hanya ada satu jawaban yang paling sesuai

Interval Konfidensi Dari Prestasi Operasional, Efisiensi Operasional, dan Posisi Keuangan Tahun 1996 dan